Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN ANAK DI SD

HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD


MODUL 11 KB 1

UNIVERSITAS TERBUKA
HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
LATAR BELAKANG
Konsep bimbingan dan konseling baru di kenal pada tahun 60-an, namun sebagai suatu
fungsi atau kegiatan pendidikan bimbingan sudah dilaksanakan dalam praktek pendidikan
sehari-hari sejak mnculnya gerakan pendidikan nasional yang dipelopori oleh KI Hajar Dewantoro
Rohman Natawidjaja (1987) mengemukakan 5 faktor yang melatar belakang perlunya
bimbingan konseling
1. Kesadaran akan perbedaan individual di antara setiap manusia
2. Kesadaran akan perlunya sistem pelayanan kependidikan lainnya yang berpusat pada
anak
3. Kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan secara tepat
4. Kesadaran akan permasalahan yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan masyarakat
yang senantiasa berubah dan berkembang
5. Kesadaran akan persoalan yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan modern
PENGERTIAN
Bimbingan pada umumnya dipahami sebagai upaya memberikan arahan, panduan,
nasihat dan biasanya mengandung nilai-nilai yang bersifat menuntun kea rah yang baik.
Menurut Gibson dan Mitchell (1981:27) dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of guidance program. Konseling telah di kenal sebagai jantungnya
program bimbingan, jadi konseling merupakan bagian paling inti dari bimbingan.
PRINSIP BIMBINGAN DI SD
Tiedeman Dinckmeyer dan Dreikus dalam stone (1983) memandang bahwa program
bimbingan di sekolah dasar perlu di arahkan pada pengembangan kongnitif dan afektif
Program bimbingan di dasarkan atas beberapa prinsip berikut
1. Bimbingan untuk semua
2. Bimbingan di sd
3. Bimbingan di arahkan untuk membantu siswa agar mampu mengetahui, memahami,
dan menerima dirinya dengan baik
4. Bimbinagn dapat di berikan secara informal dan incidental
5. Bimbingan di sekolah dasar yang menempatkan tekanan pada pencapaian dan
bermaknan pengalaman belajar
6. Bimbingan di fokuskan pada aset
7. Bimbingan mengakui bahwa siswanya tengah mengalami proses menjadi diri sendiri
HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING
Hakikat bimbingan dapat di pahami sebagai berikut
1. Bimbingan di sekolah dasar merupakan proses bantuan yang kontinu
2. Bimbingan di sekolah dasar merupakan proses membantu individu
3. Bimbingan di sekolah dasar diberikan adas dasar kebutuhan, masalah dan karakteristik
individu
4. Bimbingan di sekolah dasar bukan monopoli kegiatan suatu profesi
5. Bimbingan di sekolah dasar adalah untuk semua siswa
6. Bimbingan di sekolah dasar berfungsi agar siswa dapat memecahkan masalah atau
kesulitan yang dihadapi
7. Bimbingan disekolah dasar merupakan bagian integral dari seluruh upaya pendidikan
8. Bimbingan di skolah dasar menggunakan pendekatan pribadi
9. Bimbingan di sekolah dasar meliputi 3 hal yaitu bimbingan belajar, bimbingan social
pribadi dan bimbingan karir
10. Evaluasi keberhasilan bimbingan dan konseling di sekolah dasar merupakan bagian dari
program bimbingan
11. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar memerlukan sumber daya yang
memadai
MODUL 11 KEGIATAN BELAJAR 3

PDGK 4403 /Pendidikan Anak di SD

Oleh:
Siti Mahmudah
(857961441)

Fakuktas Keguruan dan Ilmu


Pendidikak
Universitas Terbuka Tahun
2022
KEGIATAN BELAJAR 3
PERAN ORANG TUA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

A. Keterkaitan Antara Peran Orang Tua Dan Guru Dalam


Bimbingan Dan Konseling

Selain guru yang berperan dalam pendidikan, Orang tua juga memiliki peranan
yang sangat penting di dalam pendidikan anak. Begitu juga dalam bimbingan
konseling mereka tidak dapat dilepaskan, dari peranan yang sama, untuk
tercapainya perkembangan individu siswa secara optimal. Bisa dikatakan
punya peran yang kuat antara orang tua dan guru. Peran orang tua dalam
bimbingan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena dalam bimbingan
keduanya bersifat kolaboratif.

B.Perwujudan Peran Orang Tua Dalam Bimbingan Dan Konseling

Orang tua dapat menunjukkan partisipasi positif terhadap pelaksanaan


bimbingan dan konseling. Agar ada kerja sama yang harmonis dalam
pelaksaan bimbingan dan konseling disekolah dasar, maka ketiga prakondisi
tersebut harus muncul secara serempak.

Beberapa hasil penelitian tentang iklim kehidupan keluarga juga tentang pola
perlakuan orang tua terhadap anak, yaitu yang dilakukan oleh Sunaryo
Kartadinata(1948), Syamsu Yusuf (1987), dan Agus Taufiq (1991) menunjukkan
bahwa iklim kehidupan keluarga yang kooperatif antara orang tua dan guru,
memberi pengaruh yang signitif terhadap keberhasilan belajar anak disekolah.
Hasil penelitian tersebut juga mendukung hasil penelitian Boy dan Angelo
(1978) dalam rangka pelaksanaan pendidikan sekolah pada khususnya dan
pada umumnya, antara lain sebagai berikut:
1. Mengadakan konsultasi
Diwaktu luang Orang tua berinisiativ sendiri untuk berkonsultasi
disekolah anak untuk mengetahui perkembangan belajar anak.

2. Memberikan balikan
Orang tua mencari tau tentang perkembangan anaknya dalam
belajar.

3. Menjadi sumber belajar


Orang tua yang mempunyai keahlian dapat mengajarkan kepada
anaknya

4. Berbagi informasi
Guru dan orang tua saling memeberi keterangan dan informasi
tentang karakteristik anak dalam rangka pembelajaran anak, guru
perlu mengumpulkan data tentang anak dari orang tua siswa.

5. Mengetahui jadwal belajar


Guru menyampaikan jadwal pelajaran dan kalender kegiatan kepada
orang tua, agar Orang tua mengetahui kegiatan anaknya dengan
pasti.

6. Mengetahui kondisi sekolah

7. Berdialog dengan anak

8. Memberi ganjaran atau balikan kepada anak


Sekali-kali orang tua memberi hadiah kepada anak atas
keberhasilan/kegagalan belajarnya agar anak senang.

9. Memberi bantuan atau dukungan yang dibutuhkan oleh anak.


10. Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik

11. Berupaya memenuhi perlengkapan belajar

12. Menerima dan menghargai individualiatas anak


Orang tua berkewajiban memperlakukan anaknya dengan
penerimaaan dan penghargaan tanpa syarat, artinya orang tua
menyayangi anaknya dengan tulus.

13. Memperlakukan anak sesuai norma sosial

14. Membantu warga masyarakat

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru dalam bekerja sama
dengan orang tua siswa, tidak bisa salah satu pihak mendominasi, merasa lebih
unggul dari yang lainnya. Walupun tidak dikatakan, namun orang lain dapat
memahami dari ucapan verbal dan reaksi nonverbal yang tidak disadari atau
ditutupi oleh kita.

Anda mungkin juga menyukai