Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Peran Orang Tua

Jalur pendidikan adalah tempat yang dipilih oleh peserta didik untuk

melaksanakan pembelajaran. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa jalur pendidikan adalah tempat

yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses

pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Peran orang tua sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan belajar.

Soekanto (2002:243) menyatakan bahwa “peran merupakan suatu kedudukan, jika

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia sedang menjalankan peranan”. Selanjutnya Ahmadi (2008) menyatakan

bahwa “peranan adalah suatu pengharapan manusia terhadap sikap dan perbuatan

dalam situasi tertentu berdasarkan fungsi sosial”. Peran merupakan perilaku yang

semestinya dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status

sosial. Status dan peranan tidak bisa dipisahkan, hal tersebut dikarenakan tidak ada

peranan tanpa status dan tidak ada status tanpa peranan.

Sutarto (2009) mengemukakan tiga komponen peran, yaitu sebagai berikut:

(1) Konsepsi peran, yaitu kepercayaan seseorang tentang apa yang dilakukan dengan

suatu situasi tertentu. (2) Harapan peran, yaitu harapan orang lain terhadap seseorang

yang menduduki suatu posisi tertentu. (3) Pelaksanaan peran, yaitu tindakan yang

seharusnya dilakukan oleh seseorang menduduki suatu posisi tertentu.

6
7

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan peran adalah pola

tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau

jabatan tertentu. Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peranan yang

merupakan suatu lembaga keluarga yang didalamnya berfungsi sebagai

pembimbing anak, yaitu peranan orang tua. Peranan orang tua lebih diartikan

peranan keluarga.

Orang tua adalah pendidik pertama bagi anaknya, karena dari orang tualah

anak petama kali mendapatkan pendidikan. Dengan demikian pendidikan pertama

bagi anak berasal dari keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam

proses perkembangan anaknya. Fadlillah (2012:35) menyatakan bahwa “baik atau

buruknya didikan yang orang tua berikan akan berdampak terhadap perkembangan

dan pertumbuhan anak itu sendiri. Segala tingkah laku yang muncul pada diri anak

akan mencontoh kedua orang tuanya”. Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan

yang sangat penting bagi anaknya.

Ditinjau dari pendidikan, keluarga atau orang tua merupakan satu kesatuan

hidup (sistem sosial) dan mengkondisikan rumah tetap dalam situasi belajar.

Sebagai salah satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial), tentu keluarga terdiri

dari ayah, ibu, dan anak. Pada hakikatnya orang tua merupakan madrasah pertama

bagi anaknya yang kemudian ditambah serta disempurnakan oleh sekolah.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran orang tua

adalah cara-cara yang digunakan orang tua berkaitan dengan pandangan mengenai

tugas yang harus dijalankan dalam mengasuh anak.


8

2.1.2 Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak

Pendampingan anak di dalam keluarga merupakan suatu usaha yang

dilakukan keluarga dengan mendampingi anak untuk memenuhi kebutuhan dan

pemecahan masalah (Saputri, 2017:10). Selanjutnya Prasetyo (2018:9) menyatakan

bahwa “pendampingan orang tua dalam proses belajar anak adalah usaha orang tua

untuk menemani, memberikan motivasi, pengawasan serta memberikan fasilitas”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendampingan orang

tua adalah suatu usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam membantu mengatasi

kesulitan belajar, memberikan motivasi, memberikan pengawasan serta

memberikan fasilitas belajar.

Hwie (2018) menyatakan bahwa beberapa aspek yang dapat dilakukan oleh

orang tua dalam membantu belajar anak, yaitu sebagai berikut:

1. Menyediakan fasilitas belajar

Fasilitas belajar yang dimaksud adalah tempat belajar, alat tulis, buku

pelajaran, dan sebagainya. Fasilitas belajar ini dapat menunjang anak dalam

proses belajar.

2. Memberikan motivasi

Motivasi anak dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting,

dengan adanya motivasi atau dorongan dari orang tua maka anak akan lebih

semangat dalam belajar.

3. Mengawasi anak dalam belajar

Pengawasan orang tua sangat diperlukan dalam mengawasi kegiatan belajar

anak, dengan adanya pengawasan tersebut orang tua bisa mengetahui

perkembangan belajar anak.


9

4. Membantu mengatasi kesulitan belajar

Untuk membantu dalam proses pendidikan, orang tua ikut serta dalam proses

belajar termasuk mengetahui cara yang digunakan untuk membantu anak pada

saat belajar. Dengan pengetahuan orang tua yang banyak maka semakin banyak

pula materi yang diberikan kepada anaknya.

Mendampingi anak ketika belajar adalah sesuatu yang sangat penting,

karena dapat membangun kedekatan antara orang tua dengan anak, belajar

mengajaknya berdiskusi agar mengetahui bagaimana pola berpikir anak.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peranan Orang Tua

Menurut Valeza (2017:32-39) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

orang tua dalam melakukan bimbingan belajar terhadap anak di rumah, yaitu

sebagai berikut:

1. Latar belakang pendidikan orang tua

Pada umumnya orang tua yang berpendidikan tinggi lebih luas pengetahuan,

pengalaman, dan pandangannya dibandingkan dengan orang tua yang

berpendidikan rendah dalam melaksanakan kewajiban terhadap anaknya.

Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan orang tua yang

berpendidikan rendah sangat memperhatikan pendidikan anaknya.

2. Tingkat ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi orang tua sangat mempengaruhi keberadaan bimbingan

terhadap anaknya, sekalipun hal tersebut tidak dapat diberlakukan kepada

semua orang tua. Pada umumnya orang tua yang mempunyai ekonomi

menengah ke atas lebih memungkinkan untuk memenuhi fasilitas yang

dibutuhkan anak-anaknya dalam belajar.


10

3. Jenis pekerjaan orang tua

Waktu dan kesempatan orang tua untuk mendidik anaknya mempunyai

keterkaitan dengan pekerjaan orang tua. Orang tua memiliki pekerjaan yang

berbeda-beda, sehingga ada orang tua yang dapat membagi waktu dengan baik

dan ada orang tua yang tidak dapat membagi waktu dengan baik.

4. Waktu yang tersedia

Orang tua dengan berbagai kegiatan mereka semestinya tetap meluangkan

waktu untuk dapat berkomunikasi dan memberikan bimbingan dalam berbagai

hal, terutama dalam bimbingan belajar di rumah.

5. Jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga mempengaruhi orang tua pada saat mendampingi

anak belajar di rumah. Jumlah anggota yang terlalu banyak dalam sebuah

rumah akan membuat suasana rumah menjadi gaduh, sehingga sulit bagi anak

untuk belajar dan berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang di pelajarinya.

2.1.4 Pembelajaran jarak jauh

Pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan dengan pola pembelajaran yang

berlangsung tanpa tatap muka atau keterpisahan guru dengan peserta didik (Miarso,

2004:34). Selanjutnya Setiadi (2005) menyatakan bahwa “pendidikan jarak jauh

adalah pendidikan yang peserta didik terpisah dengan pendidik, sehingga

pendidikan tidak dilakukan dengan cara tatap muka”. Sehingga penyajian materi

pembelajaran kepada peserta didik harus melalui suatu media.

Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menggunakan suatu

media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Berdasarkan Permendikbud No. 119 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan


11

Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah menyatakan

bahwa pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah

dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber serta

menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadinya interaksi. Pembelajaran

jarak jauh adalah ketika proses pembelajaran tidak terjadinya tatap muka langsung

antara pendidik dan peserta didik. Komunikasi berlangsung dua arah dengan

menggunakan media seperti gadget, video dan sebagainya.

Holmberg (2008) menyatakan bahwa “pendidikan jarak jauh dicirikan

dengan adanya keterpisahan antara guru/instruktur dengan peserta didik dan adanya

penggunaan satu atau lebih media sebagai alat untuk menyatukannya”. Media yang

digunakan berupa rekaman audio, televisi, video, gadget, web cam, video

conference, email dan jejaring sosial berbasis internet lainnya.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran jarak jauh merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan siswa tanpa bertatap muka secara langsung di kelas, melainkan

menggunakan media pembelajaran yang membantu dalam komunikasi jarak jauh

sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung.

2.1 Penelitian Yang Relevan

1. Skripsi oleh Heriyani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peran

Orang Tua dalam Mendampingi Belajar Anak Mata Pelajaran Agama Islam

Siswa Kelas IV MI Ma’rif Banjarparakan Kecamatan Rawalo Kabupaten

Banyumas Tahun Pelajaran 2009/2010” menyimpulkan bahwa dalam

membimbing belajar anak orang tua dapat berperan sebagai pendidik,

pelindung, motivator, fasilitator, dan pembimbing.


12

Adapun terdapat persamaan penelitian yang dilaksanakan oleh

Heriyani dan peneliti adalah penggunaan metode Triangulasi. Penelitian

yang dilaksanakan oleh Heriyani lebih fokus pada peran orang tua dalam

membimbing belajar anak mata pelajaran agama islam, sedangkan

penelitian yang peneliti laksanakan lebih fokus kepada peran orang tua

dalam mendampingi anak pada pembelajaran jarak jauh.

2. Penelitian oleh Anggy Giri Prawiyogi yang berjudul “Efektifitas

Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Pembelajaran Siswa di SD IT Cendekia

Purwakarta”. Penelitian ini menyimpulkan tentang keefektifitasan

pembelajaran jarak jauh. Bahwa pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan

di SD IT Cendekia Purwakarta dengan beberapa metode yang telah

digunakan cukup efektif untuk dilakukan.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Anggy Giri

Prawiyogi dengan peneliatian yang peneliti lakukan adalah adanya

kesesuaian topik yang diteliti, yaitu pembelajaran jarak jauh. Penelitian

yang dilaksanakan oleh Anngy Giri Prawiyogi lebih fokus pada efektifitas

pembelajaran jarak jauh, sedangkan penelitian yang peneliti laksanakan

lebih fokus pada perang orang tua dalam mendampingi anak pada

pembelajaran jarak jauh.

3. Penelitian oleh Anita Wardani (2020) dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Kendala Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Belajar Di Rumah

Pada Masa Pandemic Covid-19” menyimpulkan bahwa kendala-kendala

orang tua dalam mendampingi anak adalah orang tua tidak sabar dalam

mendampingi anak saat belajar di rumah, kesulitan orang tua dalam


13

mengoperasikan gadget dan tidak memiliki cukup waktu untuk

mendampingi anak karena harus bekerja.

Adapun persamaan penelitian Anita dengan peneliti adalah meneliti

tentang pembelajaran di rumah atau pembelajaran jarak jauh. Penelitian

yang dilaksanakan oleh Anita Wardani adalah lebih fokus pada kendala-

kendala orang tua dalam mendampingi anak. Sedangkan penelitian yang

peneliti laksanakan lebih focus kepada peran orang tua dalam mendampingi

anak pada pembelajaran jarak jauh.

2.3 Kerangka Berpikir

Sejak dunia dilanda wabah atau virus yang dikenal dengan Covid 19, semua

sarana ditutup sementara termasuk kegiatan belajar dan mengajar sehingga

pembelajaran tatap muka saat ini sulit untuk diterapkan. Untuk memperlambat

penyebaran covid 19 maka salah satu pembelajaran yang bisa diterapkan adalah

pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh adalah metode pembelajaran

yang digunakan ketika siswa dan guru tidak selalu melakukan interaksi tatap muka

secara bersamaan di sekolah. Pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tidak

selalu berjalan dengan baik, sehingga diperlukan peran orang orang sebagai

pengganti guru dirumah untuk membimbing anaknya selama proses pembelajaran.

Adapun peran orang tua dalam mendampingi anak yaitu menyediakan fasilitas

belajar, memberikan motivasi, mengawasi anak dalam belajar, dan membantu

mengatasi kesulitan belajar.


14

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Pembelajaran Jarak Jauh

Peran Orang tua

Menyediakan Memberikan Mengawasi Membantu


fasilitas motivasi anak dalam mengatasi
belajar belajar kesulitan belajar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai