Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KATAR BELAKANG ORANG

TUA TERHADAP SISWA

Oleh :
Bayu Seto Aji
19202241049

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut
sebagai lingkungan pendidikan atau lembaga pendidikan pertama karena sebelum
manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga pendidikan inilah yang
pertama ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan
sejak dalam kandungan pertama kali adalah dalam keluarga. Para sosiolog
meyakini bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa, di samping terdapat faktor lingkunga lain,  keluarga merupakan
wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal
melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-
institusi lain di luar keluarga (termasuk sekolah) untuk memperbaikinya.
Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada
tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga
harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada
pendidikan karakter anak di rumah. Terlebih pada prestasi anak tersebut sendiri di
bangku sekolah.
B.      Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh latar belakang sosial ekonomi keluarga terhadap
siswa
2. Bagaimana pengaruh latar belakang tingkat pendidikan orangtua
dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
3. Bagaimana hubungan antara keharmonisan keluarga dengan
prestasi belajar
C.     Tujuan
1. Mengetahui sejauh mana latar belakang sosial ekonomi keluarga terhadap
siswa
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh latar belakang tingkat
pendidikan orangtua dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
3. Mengetahui sejauh mana hubungan antara keharmonisan keluarga
dengan prestasi belajar
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI


ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Permasalahan ekonomi dalam keluarga akan sangat mengganggu kelancaran


pendidikan bagi seorang anak. Banyak siswa yang terpaksa berhenti sekolah
karena masalah biaya dan mereka harus mencari pekerjaan untuk membantu orang
tua memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini terjadi karena mereka tidak mampu
membiayai sekolah dan membeli buku-buku pelajaran. Hamalik (2002:82)
mengatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga
terhadap masalah- masalah sosial, realita kehidupan dan lain-lain merupakan
faktor yang akan memberi pengalaman kepada anak dan menimbulkan perbedaan
dalam minat, apresiasi sikap dan pemahaman ekonomis, perbendaharaan bahasa,
abilitas berkomunikasi dengan orang lain, motif berfikir, kebiasaan berbicara dan
pola hubungan kerjasama dengan orang lain. Perbedaan-perbedaan ini akan sangat
berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah.
Keterbatasan dana yang dimiliki oleh orang tua siswa kemungkinan dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena tidak tersedianya fasilitas
belajar yang memadi. Penyediaan fasilitas belajar di rumah sangat memudahkan
siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan, hasil belajar yang telah dijalani
selama proses belajar sangat penting fungsinya untuk menentukan langkah
selanjutnya dimasa yang akan datang sehingga siswa akan semaksimal mungkin
mendapatkan nilai yang baik.
Syaifullah (1981) mengemukakan bahwa status sosial orang tua pada suatu
ketika dapat menentukan sikap mereka terhadap pendidikan dan status ekonomi
menentukan kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas belajar yang
diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran disekolah. Lebih lanjut, Prestel
dalam Aini (2007) mengatakan bahwa prestasi anak-anak dalam keluarga yang
rendah status sosial ekonominya pada akhir kelas pertama lebih tinggi dari pada
prestasi anak-anak daripada keluarga dengan status ekonominya yang mencukupi.
Hal ini terjadi karena anak-anak dilatar belakang belakang sosial ekonomi yang
rendah lebih cepat menyesuaikan dirinya dengan sebuah tugas atau pekerjaan
yang baru, dari pada anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang
mencukupi.

B. PENGARUH LATAR BELAKANG TINGKAT PENDIDIKAN


ORANGTUA DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA
Lingkungan yang sangat memengaruhi tumbuh kembangnya anak adalah
keluarga dan latar belakang tingkat pendidikan orangtua. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Haditono (1979); Hurlock (1974) menyatakan lingkungan yang
terdekat dengan anak adalah keluarga, faktor latar belakang tingkat pendidikan
orangtua merupakan sesuatu yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan
anak. Latar belakang tingkat pendidikan orangtua ini berkorelasi positif dengan
cara mereka mengasuh anak, sementara pengasuhan anak berhubungan dengan
perkembangan anak. Hal ini berarti makin tinggi pendidikan terakhir orangtua
akan makin baik pula cara pengasuhan anak dan akibatnya perkembangan anak
terpengaruh berjalan secara positif. Sebaliknya makin rendah tingkat pendidikan
orangtua akan kurang baik dalam mengasuh anak, sehingga perkembangan anak
berjalan kurang menguntungkan (Sulistyaningsih, 2005:3).
Latar belakang tingkat pendidikan orangtua disini yaitu ibu. Hal tersebut
dikarenakan ibu merupakan faktor terpenting dalam mendidik anak karena ibu
sebagai lingkungan pertama anak bersosialisasi dari anak lahir hingga dewasa,
sedangkan ayah berperan sebagai hakim saja. Pernyataan tersebut seperti yang
dikemukakan oleh Wulandari (2014:1) bahwa dari lingkungan keluarga yang
terdiri atas orangtua dan anak, ayah, dan ibu memiliki kedudukan sama,
kedudukannya adalah sama-sama sebagai orangtua. Namun, peran ibu sebagai
lambang kasih sayang membuat anak lebih dekat kepada ibu, dibandingkan
kepada ayah yang memiliki peran sebagai sumber kekuasaan dan hakim. Selain
itu, hal tersebut juga disebabkan karena ibu adalah lingkungan pertama tempat
anak bersosialisasi dari anak lahir hingga dewasa.
Ibu sangat bertanggung jawab pada tumbuh kembangnya anak. Ibu juga
menentukan kemana keluarga akan dibawa dan apa yang harus diberikan sebelum
anaknya dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri, ia masih tergantung dan
sangat memerlukan bekal orangtuanya sehingga orangtua harus mampu memberi
bekal untuk kehidupan di masyarakat kepada anaknya tersebut. Relasi antara anak
dan orangtua itu secara kodrati tercakup unsur pendidikan untuk membangun
kepribadian anak dan mendewasakannya. Adanya kemungkinan untuk dapat
mendidik diri sendiri, maka orangtua menjadi agen utama dan pertama yang
mampu dan berhak menolong keturunanya, serta mendidik anak-anaknya.
Ibu dalam mengajarkan pelajaran sekolah pada anak harus mengetahui
gaya belajar, seperti apakah gaya belajar yang cocok digunakan dalam pengajaran
kepada anak. Maka dari itu, gaya belajar sangat penting diketahui oleh orangtua.
Hubungannya dengan latar belakang tingkat pendidikan orangtua dengan gaya
belajar, yaitu orangtua terutama ibu yang mempunyai latar belakang tingkat
pendidikan lebih baik maka akan mengetahui gaya belajar seperti apakah yang
tepat dalam pengajaran anak, tetapi sebaliknya orangtua yang mempunyai latar
belakang tingkat pendidikan kurang baik maka akan cenderung tidak
memerhatikan gaya belajar apakah yang tepat digunakan dalam pengajaran. Gaya
belajar merupakan cara belajar anak sesuai dengan karakter anak masing-masing,
Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock (2012:174) menyatakan bahwa gaya
belajar merupakan pilihan seseorang dalam cara menggunakan kemampuannya.
Gaya belajar bisa dipastikan sebagai satu bentuk dari karakteristik anak
yang secara teoritis akan memengaruhi pemerolehan hasil belajar siswa, hal ini
sesuai dengan pernyataan dari De Porter & Hermacki (2001) menyatakan bahwa
gaya belajar menentukan cara-cara belajar yang termudah dan media
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.
Hubungan latar belakang tingkat pendidikan orangtua terutama ibu dengan
hasil belajar sangat berpengaruh sekali, yaitu jika pendidikan terakhir orangtua
baik maka akan mengarahkan pada kebiasaan belajar yang baik dan mengarahkan
pada gaya belajar yang terarah. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa
meningkat, sebaliknya jika pendidikan terakhir orangtua cenderung kurang maka
akan lebih cuek dan tidak mau tahu atas permasalahan yang ada di dalam sekolah
mengenai hasil belajar siswa yang cenderung kurang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa orangtua terutama ibu
yang berpendidikan tinggi memiliki kesempatan dan kemampuan untuk
memperoleh materi yang lebih besar yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas
dan sarana belajar anak. Selain itu, dengan pengetahuan yang dimiliki orangtua
berpendidikan tinggi pada umumnya bersikap terbuka dan mampu
memperlakukan anak secara positif. Mereka memberikan perhatian yang besar
terhadap perkembangan dan pendidikan anak, serta memahami tentang kebutuhan
anak. Kondisi inilah yang diduga ikut mendukung kesiapan anak untuk masuk
sekolah dasar.

C. PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP


PRESTASIBELAJAR ANAK

Keluarga merupakan unit terkecil dan mendasar dalam masyarakat


terdiridari kepala keluarga dan beberapa anggota yang memiliki ikatan
darah, perkawinan, atau adopsi. Di Indonesia banyak dijumpai kondisi keluarga
yang beraneka ragam. Ada yang dari golongan ekonomi tingkat atas dan ada juga
yangdatang dari golongan ekonomi tingkat bawah. Ada yang sibuk dengan
pekerjaandan ada pula yang masih pengangguran. Ada yang tidak peduli dengan
anggotakeluarga dan ada pula yang penuh perhatian dengan anggota
keluarganya.Keberagaman kondisi keluarga yang ada di Indonesia ini menjadi
penyebabkeharmonisan dan ketidakharmonisan dalam berkeluarga.
Keharmonisan merupakan perasaan senang, tentram hidup lahir dan
batin(Poerwadarminta, 1985:119). Sedangkan KBBI mengartikan
keharmonisansebagai sesuatu yang selaras atau sesuai. Dalam konteks keluarga,
keharmonisan berarti keluarga yang damai, selaras, senada seirama, tidak ada
pertentanganataupun pertengkaran di dalamnya. Sehingga tercipta perasaan yang
senang,tentram lahir dan batin dalam kehidupan berkeluarga. Sebaliknya,
keluarga yangtidak harmonis bisa diartikan dengan keluarga yang penuh dengan
konflik, tidakada komunikasi, penuh dengan pertengkaran, atau bahkan
sampai pada kekerasandalam rumah tangga. Pada akhirnya menyebabkan
perasaan kurang nyaman, tidaktentram, dan sedih dalam berkeluarga.
Keluarga yang tidak harmonis sering dipicu oleh permasalahan
ekonomi.Kemiskinan dan penghasilan kerja rentan menjadikan antar anggota
keluargasaling konflik. Penghasilan yang kurang akan berakibat pada perasaan
tidak aman pada masalah finansial. Ketika masalah finansial tidak aman, maka
akan timbul pertengkaran yang disebabkan kurang terpenuhi kebutuhan baik
pribadi maupunkeluarga. Namun, tak jarang pula ketidakharmonisan itu dipicu
olehketidakpedulian yang disebabkan karena pekerjaan yang terlalu sibuk,
berangkat pagi pulang petang, sehingga menyebabkan jarangnya komunikasi
antara anggotakeluarga. Kurangnya komunikasi antar anggota berdampak besar
terhadapketidakharmonisan dalam berkeluarga. Sebab masalah yang kecil tidak
akanterselesaikan, malah akan semakin membesar jika tidak ada komunikasi antar
anggota keluarga.
Sedangkan keluarga yang harmonis timbul karena kebersamaan,
tidakmementingkan ego individual, dan komunikasi dua arah. Kalaupun
ada permasalahan, akan dipecahkan bersama secara terbuka oleh anggota
keluarga.Sikap saling menerima dalam keluarga perlu diperhatikan. Karena
dengannya,istri bisa menerima kekurangan suami, begitu pula sebaliknya.
Tingkatkeharmonisan dalam keluarga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar
anak. Keluarga yang harmonis akan berdampak baik bagi
anak. Sebaliknya,ketidakharmonisan akan berdampak negatif bagi anak. Hal itu
karena keluargasebagai agen sosialisasi primer dan berfungsi sebagai media
pendidikan nilai dannorma yang pertama dan utama bagi anak. Sehingga kondisi
apa yang ada dalamkeluarga akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
baik koginisi maupunsosioemosi.
Keharmonisan penting untuk diperhatikan. Setiap orangtua
bertanggung jawab memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa terciptakan
dan terpeliharasuatu hubungan antara orangtua dengan anak yang baik, efektif,
menambahkebaikan, dan keharmonisan hidup dalam keluarga. Telah menjadi
bahankesadaran bagi para orangtua bahwa hanya dengan hubungan yang baik
kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang
terciptanyakehidupan keluarga yang harmonis. Oleh karena itu, keharmonisan
dalamkeluarga sangat berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar anak.
Mengingat pentingnya keharmonisan keluarga dalam
membantumeningkatkan prestasi belajar anak. Maka dari itu, berdasarkan latar
belakang ini, penulis akan membahas mengenai pengaruh keharmonisa keluarga
terhadap prestasi belajar anak.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Keluarga merupakan lingkungan sekaligus wadah yang pertama dan utama yang
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kerakter sekaligus prestasi
anak. Hal ini meliputi upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam
mengajarkan aturan main yang berlaku dalam kehidupan di dunia maupun di
dalam kehiduoan bermasyarakat melalui pola-pola interaksi yang berlangsung
antara orangtua dengan anak atau yang lebih dikenal dengan pola asuh. Pola asuh
yang berbeda antara orangtua masing-masing anak akan berprngaruh pada hasil
karakter yang terbentuk dalam diri anak yang bersangkutan. Ada yang berdampak
positif dan juga negatif tergantung pola mana yang dipilih orangtua tersebut.
Setelah didasarkan dengan penelitian yang ada pola sauh demokratis lebih
berdampak positif di banding pola asuh yang lain.
Sebagai saran yang ingin saya sampaikan mungkin dalam mendidik anak orang
tua dapat melakukan hal-hal berikut sebagai pertimbangan, yaitu antara lain :
1. Harus disertai kasih sayang
2. Tanamkan disiplin yang membangun
3. Luangkan waktu kebersamaan dengan keluarga
4. Ajarkan salah benar
5. Kembangkan sikap saling menghargai
6. Perhatikan dan dengarkan pendapat anak
7. Membantu mengatasi masalah
8. Melatih anak mengenal diri sendiri dan lingkungnan
9. Mengembangkan kemandirian
10. Memahami keterbatasan pada anak
11. Menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

SUMBER
http://journal.um.ac.id/index.php/jabe/article/view/6014/2493

journal.um.ac.id › index.php › jptpp › article › download

https://www.academia.edu/27919458/Pengaruh_Keharmonisan_Keluarga_terhada
p_Prestasi_Anak

Anda mungkin juga menyukai