Anda di halaman 1dari 10

METODE PEMBELAJARAN TERPADU, KONSEP DASAR DAN MODEL PEBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa
yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu  kesatuan yang utuh (holistik),
mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah-pisah). Sayangnya, ketika memasuki
situasi belajar secara formal di bangku sekolah dasar, mereka disuguhi oleh berbagai ilmu atau
mata pelajaran yang terpisah satu sama  lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan
untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian
antar satu mata pelajaran dengan  mata pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalahan
yang cukup serius terutama bagi siswa usia sekolah dasar.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan  beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara efektif akan
membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-
konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan  yang
utuh. Dengan pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, nilai dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara
bermakna. Hal itu dapat diperoleh tidak saja melalui pemberian pengetahuan baru kepada siswa
melainkan juga melalui kesempatan memantapkan dan menerapkannya dalam berbagai situasi
baru yang semakin beragam.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menggabungkan kompetensi dasar yang saling
berkaitan menjadi satu dan dijadikan sebagai sebuah materi atau tema dalam pembelajaran dan
tidak memisah-misahkan mata pelajaran.
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar
pembelajaran terpadu diantaranya :
Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana
pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated
day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata
keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada.
Menurut Prabowo dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata pembelajaran terpadu merupakan
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar
mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada
anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak
akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical).
Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.

B.  TUJUAN PENDIDIKAN TERPADU


Sistem pendidikan terpadu bertujuan untuk menghasilkan insan yang memiliki keimanan dan
ketakwaan yang mantap, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan keterampilan
fungsional sehingga dapat hidup mandiri serta berperan aktif dan positif dalam pembangunan
masyarakat dan bangsa.
Landasan dan misi khusus yang diemban sistem pendidikan terpadu itu mewarnai rincian tujuan
khusus yang secara eksplisit mencanangkan keterpaduan operasional dari karakteristik manusia
yang diungkap dalam tujuan umum. Tujuan-tujuan khusus sebagai rincian terpadu dari tujuan
umum itu mewarnai dan menentukan arah kependidikan dan pengajaran dalam bentuk kurikulum
serta mewarnai dan menentukan seluruh konsep pendidikan pada sistem pendidikan terpadu.
Senada dengan tujuan dalam proses pendidikan Islam yaitu idealitas (cita-cita) yang mengandung
nilai-nilai islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam
secara bertahap. Tujuan Pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai islami yang
hendak diwujudkan dalam pribadi manusia didik pada akhir dari proses pendidikan tersebut. Ini
mengacu pada tujuan pendidikan yaitu menciptakan manusia yang bertakwa.

C. HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN ORANGTUA DALAM


     MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MURID  DALAM
     PEMBELAJARAN TERPADU
1. Adanya Kunjungan kerumah anak didik
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik berdampak positif diantaranya :
Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memperhatikan dan
mengawasinya. Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada guru melihat sendiri dan
mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-
masalah yang dihadapinya dalam keluarga. Guru berkesempatan untuk memberikan penerangan
kepada orangtua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah yang
sedang dialami anaknya. Hubungan antara orangtua dengan guru akan bertambah erat.
Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orangtua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat
bekerjasama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya. Guru mempunyai kesempatan untuk
mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang
ingin ia ketahui. Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak
serta saling memberi petunjuk antara guru dengan orangtua.
2. Diundangnya Orangtua Kesekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk
dihadiri oleh orangtua maka akan positif sekali bila orangtua diundang untuk datang kesekolah.
3. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau conference tentang kasus. Conference biasanya dipimpin
oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling khususnya tentang kasus yang
dimaksud tujuannya agar mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi
dengan baik.
4. Badan pembantu sekolah
Badan pembantu sekolah adalah organisasi orangtua murid atau wali murid dan guru yang
dimaksud kerjasama yang paling organisasi antara sekolah atau guru dengan orangtua murid.
5. Mengadakan Surat Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga
Surat menyurat diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan pada perbaikan
pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orangtua jika anaknya perlu lebih
giat, sering membolos, sering berbuat keributan dan sebagainya.
6. Adanya Daftar Nilai Atau Raport
Raport yang biasanya di berikan setiap catur wulan kepada para murid dapat dipakai sebagai
penghubung antara sekolah dengan orangtua. Sekolah dapat memberi surat peringatan atau
meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik atau sebaliknya jika anaknya
mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan
bakatnya atau minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.
Orangtua dan guru adalah satu tim dalam pendidikan anak, untuk itu keduanya perlu menjalin
hubungan baik. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka bersama para guru
daripada dengan orangtua. Kedengarannya mungkin agak mengejutkan, tapi memang begitulah
kenyataannya. Ketika orangtua pulang dari tempat bekerja, anak-anak biasanya juga baru tiba
dari mengikuti kegiatan setelah jam sekolah. Hanya tersisa waktu beberapa jam saja untuk makan
malam bersama, menyelesaikan pekerjaan rumah dan mungkin menghadiri acara anak-anak.
Setelah itu semuanya tidur.
Memang benar semua kegiatan sehari-hari yang dilakukan orangtua adalah penting. Dan memang
banyak orangtua yang bisa menggunakan dengan baik waktu makan malam bersama, ketika
membantu anak mengerjakan tugas sekolah di rumah, dan ketika mengantar anak ke sekolah.
Tapi perlu diingat, pada saat yang sama ada orang dewasa lain yang juga mengajari,
mempengaruhi dan bersenang-senang dengan anak-anak kita selama 6 jam sehari, yaitu guru
mereka.
Anak-anak umumnya bisa melakukan tugas-tugas mereka dengan baik ketika di sekolah.
Sebagian di antaranya bahkan mungkin lebih mudah mempercayai guru mereka. Untuk itu perlu
kiranya setiap orangtua mengetahui dengan baik sosok guru yang mengajar anak-anaknya. Hal ini
penting karena dalam pendidikan sekolah, orangtua dan guru harus menjadi satu tim yang baik.
Jika orangtua dan guru bisa saling mengenal dan mempercayai, maka anak-anak tidak akan
menentang salah satu dari mereka, ketika anak-anak itu malas atau menghindar dari tugas-
tugasnya. Pengertian di antara orang tua dan guru menjadikan masalah kecil tidak berkembang
menjadi besar, dan masalah besar bisa diselesaikan dengan lebih baik.

D. HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN MASYARAKAT


    DALAM  MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MURID  DALAM
    PEMBELAJARAN TERPADU

1. Peranan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan. Dalam konteks ini,
berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat pendidikan yang
potensial dan mempunyai hubungan yang fungsional.
Sekolah sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan dari masyarakat lingkungannya.
Berdasarkan hal ini, berarti antara masyarakat dengan sekolah memiliki ikatan hubungan rasional
berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak.
Masyarakat  berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
Masyarakat yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum,
perpustakaan, panggung-panggung kesenian, dan sebagainya.
Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar seperti aspek alami,
industri, perumahan, transportasi, perkebunan, pertambangan dan sebagainya.
2. Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan
Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak
lain yang membutuhkannya.
Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang
akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah
pendidikan.
Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan
pendidikan.

3. Jenis-Jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi 3   jenis, yaitu:
1.      Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di
sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi
perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian
dan sikap pada diri anak.
2.      Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat
sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah dan
kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan
metode-metode pengajarannya.
3.      Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-
lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama
antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat, ataupun
perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan
pada umumnya.

E.  KURIKULUM PENDIDIKAN TERPADU


Kurikulum pada dasarnya adalah seperangkat rencana pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi dan
dan bahan pelajaran tersebut disusun dalam bentuk program dan susunan pelajaran. Kurikulum
sekolah terpadu disusun untuk mencapai tujuan pendidikan terpadu, baik tujuan kurikulum
muatan nasional maupun  tujuan kurikulum muatan lokal:
1. Kurikulum Pendidikan Nasional
Kurikulum muatan nasional terdiri atas program umum dan program pengajaran khusus. Program
pengajaran umum bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan
alam sekitarnya serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan minat sebagai dasar untuk
memilih program khusus. Program pengajaran khusus dapat diklasifikasi menjadi program bahasa,
Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Program khusus bertujuan mempersiapkan
peserta didik melanjutkan  pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dalam bidang akademik dan
profesional serta mempersiapkan peserta didik secara langsung atau tidak langsung bekerja di
masyarakat. Setiap program pengjaran (program pengajaran khusus dan program pengajaran
umum) terdiri dari sejumlah mata pelajaran atau bidang kanjian yang memiliki tujuan masing-
masing yang maknanya bermuara pada pencapaian tujuan sekolah terpadu. Tujuan mata
pelajaran atau bahan kajian dimuat dalam Garis-Garis Besar program pengajaran atau disebut
standar isi.
2. Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum muatan lokal sebagai ciri dari sekolah terpadu diarahkan untuk mempersiapkan peserta
didik memasuki dunia kerja agar dapat mengisi berbagai pekerjaan dengan kualifikasi semi
profesional atau untuk bekal hidup mandiri dengan cara berwira usaha.
Ada dua program pendidikan  dalam kurikulum mutan lokal ini, yaitu : Program pendidikan agama
dan Program keterampilan fungfsional
Program pendidikan agama bertujuan membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan
ajaran agamna dalam kehidupan sehari-hari.  Sedangkan program keterampilan fungsional
bertujuan mempersiapkan peserta didik agar memiliki:
1.    Pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja dan kualifikasi yang dipersyaratkan,
2.    Sikap dan penggarapan terhadap kemandirian dan jiwa wiraswasta,
3.    Keterampilan siap pakai untuk bekerja mencari nafkah.
Adapun mata pelajaran dalam program pengajaran umum mengacu pada kurikulum yang
diberikan pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional. Program pendidikan agama
mengacu  kepada kurikulum muatan nasional yang dimanifestasikan dalam standar isi kurikulum
pendidikan Agama Islam, selain  itu dikembangkan pula program pendidikan agama muatan lokal
yang mencakup materi: aqidah/tauhid. Fiqih ibadah dan fiqih muamalah, akhlak, bahasa Arab,
tarikh Islam, Baca Tulis AL-Quran (BTQ) dan Tafsir Al-quran. Standar kurikulum yang digunakan
untuk jenjang SMA mengacu kepada kurikulum Madrasah Aliyah dan untuk jenjang SMP mengacu
kepada kurikulum MTS.
Tempat penyelenggaraan pendidikan atau ruang belajarnya bisa menggunakan ruang kelas atau di
masjid. Waktunya sejak pukul 04.15-0515 WIB  dan pukul 18,00-1930 WIB. Siswa disediakan
raport khusus pendidikan agama muatan lokal dan dievaluasi  dalam bentuk  ulangan umum.
Adapun program keterampilan fungsional diberikan  agar peserta didik terampil di bidangnya dan
mampu berdikari sera mandiri, tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
Pelaksanaannya dilaksanakan setelah proses kegaiatan belajar mengajar di kelas selesai yaitu
pada waktu siang hari dan menjelang sore hari. bertempat kusus di ruang ketempilan yang telah
disediakan.
Keterampilan wajib, dapat terdiri dari: program komputer dan program bahasa. Serta
keterampilan pilihan lainnya dapat meliputi : Tata busana, Menjahit, Tata rias, Tata boga,
Otomotif, Mesin motor, Mesin mobil, Mesin bubut, Elektronika, Dan sebagainya.

F.  PENTINGNYA PEMBELAJARAN TERPADU


Pembelajaran Terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa
alasan yang mendasarinya, antara lain:
a.    Dunia anak adalah dunia nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu di mulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan
sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat obyek atau
peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran. Misalnya
saat berbelanja di pasa, mereka akan dihadapkan dengan suatu perhitungan (MTK), transaksi jual
beli (ijab dan qobul) (PAI), aneka ragam makanan sehat (IPA), dialog tawar menawar (B.
Indonesia), harga naik turun (IPS), dll.  
b.    Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/obyek lebih
terorganisir
c.    Pembelajaran akan lebih bermakna
d.   Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan
secara bersamaan yakni meliputi sikap (jujur, teliti, tekn, terbuka terhadap gagasan ilmiah),
keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja
sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan).
e.    Memperkuat kemampuan yang diperoleh
f.     Efisiensi waktu
Pengembangan model terpadu pada bidang studi pendidikan agama Islam menggunakan tema
dengan menyajikannya secara terpadu dengan unsur aqidah akhlak, al-Qur’an Hadis, fiqh dan
tarikh. Jika diaplikasikan di tingkat MI (Madrasah Ibtida’iyah); guru akan banyak menghemat
waktu dan siswa tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri karena dengan pembelajaran terpadu
ini dapat mencakup seluruh mata pelajaran  PAI tersebut, misalnya; menjelaskan tentang kurban
dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, hukum kurban, ketentuan kurban, hal-hal yang
disunnahkan ketika berkurban, pembagian daging kurban, hikmahnya dll (Fikih), mengaitkan
keutamaan bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim untuk mendekatkan diri kepada
Allah/beribadah, menjadi orang yang dermawan , (Aqidah Akhlak), mengaitkan dengan ayat al-
Qur’an surat ad-Duha yang mengandung perintah supaya mensyukuri nikmat yang diberikan Allah
dengan cara bersedekah/memberi kepada fakir miskin dan anak yatim, menyertakan hadis
tentang keutamaan memberi (al-Qur’an hadist) menceritakan sejarah awal mulanya kurban pada
zaman nabi Ismail (SKI).

G.   KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU


Menurut IIF Khoirun Ahmadi DKK mengemukakan bahwa ciri pembelajaran terpadu yakni:
1.     Pembelajaran berpusat pada anak (student centered),
2.    proses pembelajaran yang mengutamakan pemberian pengalaman langsung,
3.    pemisahan antar bidan studi tiak terlihat jelas.
4.    Menyajikan konsep dari berbagai bidang sudi dalam suatu proses pembelajaran.
5.    mempunyai sifat luwes
6.    memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Sejalan dengan itu Depdikbud mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu Holistik,
Bermakna, Otentik, aktif.
Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari
beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang
dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan
masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.
Otentik, siswa memahami secara lansung konsep dan prinsip yang mereka pelajari sehingga siswa
memahami betul dari hasil belajarnya sendiri. apa yang dipelajari oleh siswa adalah suatu fakta,
kenyataan, dan peristiwa, bukan merupakan informasi yang sifatnya abstrak dari guru. Informasi
dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya otentik.
Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta didik
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi
anak untuk belajar.

H.      LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN TERPADU


menurut Hadi Subroto dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya empat hal yang perlu di
perhatikan sebagai berikut: 1) menentukan Tujuan, 2) menentukan materi/media, 3) menyusun
skenario KBM, 4) menentukan evaluasi:
1.    Tahap perencanaan
a.    Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan
b.   Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompotensi dasar dan indikator
c.    Menentukan sub keterampilan yang di padukan
d.   Merumuskan indikator hasil belajar
e.    Menentukan langkah-langkah pembelajaran.
2.    Tahap Pelaksanaan
3.    Tahap Evaluasi
Sementara itu menurut Prabowo langkah-langkah pembelajaran terpadu yaitu:
a.    Tahap perencanaaan
1)   Menetukan KD
2)   Menentukan indikator dan hasil belajar
b.   Langkah yang ditempuh guru
1)   Menyampaikan konsep pendukung yang harus di kuasai siswa
2)   Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan di kuasai siswa
3)   Menyampaikan keterampilan proses yang akan di kembangkan
4)   Menyampaikan alat dan bahan yang di butuhkan.
5)   Menyamapaikan pertannyaan kunci
c.    Tahap Pelaksanaan
1)   Pengelolaan kelas
2)   Kegiatan proses
3)   Kegiatan pencatatan data
4)   Diskusi
d.   Evaluasi
1)   Evaluasi proses
a)        Ketepatan hasil pengamatan
b)        Ketepatan penyusunan alat dan bahan
c)        Ketepatan menganalisa data
2)   Evaluasi hasil
Penguasaan konsep-konsep sesuai indikator
3)   Evaluasi psikomotorik
Penguasaan penggunaan alat ukur

I. HUBUNGAN PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN NASIONAL


Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat dipisahkan,keduanya mempunyai
hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini dikaitkan dengan konsep penyusunan sistem pendidikan
nasional tersebut. Suatu sistem pendidikan nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat
manusia pada umumnya dan elcsistensi bangsa Indonesia khususnya dalam hubungan masa lalu,
masa kini dan kemungkinan perkembangan masa depan.
Pendidikan Islam dan pendidikan nasional terdapat 3 segi yang dapat ditelusuri Pertama dari
konsep penyusunan sistem pendidikan nasional indonesia itu sendiri. Kedua, dari hakikat
pendidikan islam dan kehidupan beragama kaum muslimin di Indonesia. Ketiga, dari segi
kedudukan pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional.
Pendidikan Islam merupakan suatu Lembaga sesuai dengan peraturan pemerintah No. 28 tahun
1990, No. 60 tahun 1999 dan No. 73 tahun 1991. Pendidikan keagamaan diselenggarakan
pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan dimana Pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat serta pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal, pendidikan keagamaan
berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman. Pendidikan Islam juga Sebagai Mata
Pelajaran dimana jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan. Dalam pasal 3 isi kurikulum pendidikan dasar memuat
sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran (PP 28 Bab. VII pasal 14 ayat 2) meliputi
pendidikan pancasila
pendidikan agama
pendidikan kewarganegaraan
bahsa indonesia
membaca dan menulis
matematika (termasuk berhitung)
pengantar sains dan teknologi
ilmu bumi
kerajinan tangan dan kesenian
pendidikan jasmani dan kesehatan
menggambar
bahasa inggris
Pada PP 29 tahun 1990 Bab VIII pasal (15) ayat (2) isi kurikulum pendidikan menengah wajib
memuat bahan kajian dan mata pelajaran tentang:
pendidikan pancasila
pendidikan agama
pendidikan kewarganegaraan
Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 dicantumkan tentang beberapa hal yang berkenaan
dengan pendidikan agama. Pasal 37 (1): kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat:
pendidikan agama
pendidikan kewarganegaraan
pendidikan bahasa
matematika
ilmu pengetahuan alam
ilmu pengetahuan sosial
seni dan budaya
pendidikan jasmani dan olahraga
keterampilan / kejuruan
muatan lokal
Selain itu kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
pendidikan agama
pendidikan kewarganegaraan
bahasa
Ada beberapa pokok-pokok pikiran nilai-nilai yang terkandung dalam undang-undang nomor 20
tahun 2003, yaitu:
pendidikan nasional adalah pelaksanaan pembangaunan nasional dibidang pendidikan
asas dan dasar pendidikan berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945
tujuan pendidikan nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik
pendidikan nasional bersifat demokratis dan humanis yakni memberikan kesempatan kepada
setiap negara untuk memperoleh pendidikan
memberikan kesempatan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik atau mental
menekankan pentingnya pendidikan keluarga merupakan salah satu upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui pendidikan seumur hidup
pendidikan keagamaan merupakan satu jenis pendidikan yang khusus mengajarkan agama
tertentu.
Berdasarkan hal di atas dapat dikatakan bahwa suatu sistem pendidikan nasional tidaklah berlaku
umum. Maksudnya adalah pola penyusunan sistem pendidikan nasional harus berdasarkan
keberadaan umat manusia dan latar belakang sejarah bangsa masa lalu, sekarang dan masa
depan.
Dalam laporan komisi pembaharuan pendidikan nasional dikatakan bahwa pengembangan bangsa
merupakan kriteria dasar dalam membangun suatu sistem pendidikan nasional dengan
mewujudkan keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara pengembangan kwantitatif dan
pengembangan kwalitatif serta antara aspek lahiriah dan aspek rohaniah.
Dari keterangan tersebut dikatakan bahwa penyusunan sistem pendidikan nasional harus
berdasarkan dan pertimbangan faktor bangsa dan masyarakat Indonesia serta aspek lahiriah dan
rohaniah bangsa Indoneisa, sebab bangsa Indonesia telah menjalani penindasan dan perjuangan
melawan penjajah, tentu dalam hal ini ada keterkaitan dengan masa awal perkembangan dan
pendidikan Islam di tanah air sampai sekarang ini.
Ditinjau dari segi hakikat pendidikan Islam, kegiatan mendidik merupakan bahagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan agama Islam di Indoneisa dengan sistem pendidikan Islam dan
usaha-usaha penyiaran agama di masyarakat. Islam dapat tersebar di seluruh masyarakat
Indonesia. Ditambah lagi dengan kebutuhan akan pendidikan di masyarakat akan semakin
meningkat. Karena pendidikan adalah suatu usaha yang teratur, rinci dan terarah dalam
pemeliharaan, pengembangan dan peningkatan kebudayaan bangsa baik dalam bidang pendidikan
formal maupun non formal.
Dengan adanya sistem pendidikan Barat yang terkoordinir dan sistematis, menguntungkan
pendidikan secara umum namun mempengaruhi sistem pendidikan Islam. Pada keharusannya
memperbaharui sistem pendidikan Islam pada lembaga keagamaan ke arah sistem yang lebih
sempurna. Dan disamping itu muncul lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sekolah-
sekolah nasional swasta dengan menggunakan pola Barat yang berorientasi kepada kepentingan
nasional dan semangat kebangsaan. Berdasarkan hal ini pendidikan akan tetap tumbuh dan
berkembang untuk mendidik masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan juga
lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, madrasah, sekolah umum yang
berdasarkan keagamaan dan yang lainnya. Dan lembaga-lembaga inilah yang akan menjadi modal
dasar dan modal pokok dari pendidikan nasional yang akan disusun bangsa Indonesia yang sudah
merdeka, bersatu dan berdaulat

J.    KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN TERPADU


Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut:
Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan
anak.
1.    Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
2.    Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat
bertahan lebih lama.
3.    Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir dan sosial peserta didik.
4.    Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan
yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik.
5.    Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja sama antar guru
bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta
didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi
nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

Di samping ada kelebihan di atas, pembelajaran terpadu memiliki kelemahan, terutama dalam
pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut
guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung
saja. Puskur, Balitbang Diknas mengidentifikasi beberapa kelemahan pembelajaran terpadu antara
lain dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.
1. Aspek Guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,
rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara
akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak
terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2. Aspek Peserta Didik
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan
bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan
mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terlambat.
3. Aspek Kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik
(bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
4. Aspek Penilaian
Pembelajaran terpadu memerlukan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu
menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang
dipadukan.

5. Aspek Suasana Pembelajaran


Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan
‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengerjakan sebuah tema, maka
guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai
dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menggabungkan kompetensi dasar yang saling
berkaitan menjadi satu dan dijadikan sebagai sebuah materi atau tema dalam pembelajaran dan
tidak memisah-misahkan mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan yaitu: Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan
minat, kegiatan belajar lebih bermakna, menumbuh kembangkan keterampilan berpikir dan sosial
peserta didik, menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang sering
ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik. meningkatkan kerja sama antar guru
bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta
didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi
nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

B.     Saran
Dan kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini pasti terdapat banyak kesalahan, kekeliruan
dan kekurangan, baik itu dari segi tulisannya, bahasanya ataupun yang lain, oleh karena itu kami
mengharapkan kepada teman-teman sekalian serta segenap pihak yang bersangkutan, untuk
dapat memberikan kritik dan sarannya, agar dapat kita benari bersama dan dapat kita ambil
manfaatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Khoiru, IIF Ahmadi. DKK., Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.
2011.

Syaodih, Nana Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2002.

Trianto. Model Pembelajaran  Terpadu dalam teori dan praktek. Jakarta: Prestasi Pusaka. 2007.

Uno, Hamzah B. Perencanaan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008.

Anda mungkin juga menyukai