Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA IDE

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI


FENOMENA ANAK PUTUS SEKOLAH MELALUI LAYANAN
INFORMASI
( Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosio Antropologi Pendidikan)

Mata Kuliah : Sosiologi dan Antropologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Ishaq Matondang, S.Psi., M.Si

DISUSUN OLEH:

1. Nurul Lisya (1191151011)


2. Rut Malem Br Ginting (1192451011)
3. Edy Andriarto Habib (1193151022)
4. Lidya Munawarah Siregar (1193151026)
5. Putri Tasyaa Muri Handayani (1193351031)

BK REG C 2019

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan Rekayasa Ide
ini tepat pada waktunya.  Rekayasa Ide ini kami  buat guna memenuhi penyelesaian
tugas  pada mata kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan, semoga mini riset ini
dapat menambah wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca. Dalam
penulisan  Rekayasa Ide ini, kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada Pihak–pihak yang telah membantu kami.
1. Orang tua kami, berkat dorongan dan semangat yang telah diberikan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Bapak Ishaq Matondang, S.Psi., M.Si, Selaku dosen mata kuliah Sosiologi dan
Antropologi Pendidikan yang telah memberikan ilmu kepada kami.
3. Teman-teman yang telah membantu kami langsung ataupun tidak langsung dalam
pembuatan laporan mini riset ini.
Kami menyadari bahwa Rekayasa Ide ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran  yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan kedepannya.Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca
dan semoga dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

                                                                                                         Medan, Mei 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Manfaat 1

BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Pembahasan Singkat dari Topik
2
2.2. Ide Yang Dihasilkan
2
2.3. Pengembangan Ide
2

BAB III PENUTUP 4


3.1. Kesimpulan
4
3.2. Saran
4
DAFTAR PUSTAKA 5

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sehubungannya dengan tugas yang diberikan dosen terhadap kelompok
dengan tugas rekayasa ide, yang dimana tugas tersebut merupakan salah satu tugas
dari KKNI, dengan ini kami melakukan penelitian suatu permasalahan tentang "
Fenomena sosial anak putus sekolah di Indonesia"

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara meminimalisir anak putus sekolah di Indonesia ?
2. Apa ide yang dapat dihasilkan setelah membaca topik?
1.3. Manfaat

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan
rujukan untuk mengetahui sisi lain dari Sosio Antropologi Pendidikan, bahan untuk belajar
dan mengajar, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sastra, serta sebagai bahan
penilaian mengenai karya tulis baru.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pembahasan Singkat dari Topik

Fenomena anak putus sekolah sudah menjadi permasalahan yang sudah sangat lazim
ditemui di Indonesia bahkan banyak ditemui di daerah pedalaman yang di mana masih
adanya orang tua yang berpendapat bahwa pendidikan itu adalah hal yang tidak wajib.
Fenomena anak putus sekolah yang paling banyak dijumpai yaitu orang tua yang kurang
mampu untuk membiayai anaknya untuk sekolah sehingga menjadikan alasan tersebut yang
membuat anak tidak melanjutkan sekolahnya. Ada juga penyebab yang mengakibatkan siswa
putus sekolah atau anak putus sekolah yaitu karena guru yang mendidik merasa tidak mampu
lagi untuk mendidik anak tersebut dan juga faktor dari diri anak itu tersebut yang memang
sudah tidak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anak yang putus
sekolah akan membawa keresahan sosial, ekonom,i moral di masa depan.
2.2. Ide Yang Dihasilkan
“GURU MENGGUNAKAN LAYANAN INFORMASI KEPADA
SISWA/SISWINYA TENTANG PENTING UNTUK TETAP SEKOLAH “.

2.3. Pengembangan Ide

Di mana guru bimbingan konseling akan memberitahu betapa pentingnya untuk


sekolah dan apa pentingnya sekolah bagi siswa-siswinya. guru bimbingan konseling akan
mengenalkan layanan informasi untuk memberitahukan kepada seluruh lapisan masyarakat
bahwa pendidikan itu adalah sesuatu hal yang wajib dan memang sudah diterapkan oleh
pemerintah dan harus dipatuhi. Memberikan pengertian yang mudah dimengerti oleh orang
tua siswa-siswinya yang mungkin belum mengetahui atau tidak ingin mengetahui apa itu
pendidikan dan apa manfaat pendidikan dan dan apa resiko seorang anak putus sekolah yang
dapat membuat negara ini menjadi negara yang yang memiliki masyarakat yang tidak
berpendidikan tertinggi nantinya jika masih banyak yang putus sekolah.

Selain itu penanganan putus sekolah dapat dilakukan dengan :

2
1. Peningkatan peran Pemerintah dalam menyelesaikan masalah pendidikan, yaitu
dengan mengalokasikan anggaran pendidikn yang memadai disertai dengan
pengawasan pelaksanaan anggaran agar dapat benar-benar dimanfaatkan untuk
memperbaiki pendidikan di Indonesia.
2. Program pembangunan infrastruktur sekolah yang merata. Pendidikan yang baik tidak
hanya dilakukan di kota, namun dapat menjangkau pedesaan, daerah terpencil bahkan
daerah pedalaman yang tersebar di pulau-pulau yang ada di Indonesia. Harus ada niat
dan pengawawalan yang ketat untuk pembangunan infrastruktur pendidikan tersebut,
agar dana yang telah dialokasikan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak atau oknum
tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi.
3. Menyusun kurikulum yang lebih representatif yang dapat menggali potensi siswa,
tidak sekedar hardskillnamun juga softskill, sehingga anak-anak Indonesia dapat lebih
berkualitas, cerdas bermoral dan beretika.
4. Guru merupakan salah satu tonggak untuk berjalannya pendidikan, karena guru sangat
berperan dalam menciptakan siswa yang cerdas, terampil, bermoral dan
berpengetahuan luas. Sehingga pemerintah harus lebih memperhatikan kualitas,
distribusi dan kesejahteraan guru di Indonesia
5. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Seharusnya pendidikan berkualitas
dapat dinikmati oleh seluruh anak-anak di Indonesia dari tingkat TK (Taman Kanak-
Kanak) sampai Perguruan Tinggi, baik miskin maupun kayadengan kualitas
pendidikan yang sama. Sehingga sepantasnya Pemerintah dapat membuat aturan
untuk menuju penyelenggaraan pendidikan berkualitas yang dapat dijangkau oleh
seluruh rakyat Indonesia. Karena jika kita lihat kembali UUD 1945, maka
Pemerintahklah yang wajib menjamin seluruh rakyat indonesia untuk mendapatkan
pendidikan.
6. Penguatan pendidikan non-Formal di keluarga. Saat ini banyak sekali orangtua yang
tidak memperhatikan pendidikan anak dirumah. Pendidikan keluarga dapat menjadi
dasar yang kuat bagi anak untuk membantu dalam pergaulan dan perkembangan anak
diluar rumah, terutama disertai dengan pendidikan agama yang cukup kuat.
Kurangnya kontrol dan pengawasan orangtua kepada anak, menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan anak di Indonesia, selain itu juga
komitmen orangtua untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk
putraputrinyasehingga dapat menjafi anak-anak yang cerdas dan berguna untuk
bangsa dan negara.

3
Pada intinya, pendidikan merupakan pondasi bagi generasi yang cerdas,
bermoral dan berkualitas bagi masa depan. Untuk itu marilah kita mulai turut
berperan dalam memperbaiki dan meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan
perannnya masing-masing.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Permasalahan anak putus sekolah di akibatkan oleh faktor ekonomi merupakan


masalah yang sangat krisis di Indonesia, kondisi atau keadaan ekonomi suatu keluarga
sangat berdampak terhadap kelangsungan pendidikan anak anaknya, sehingga
muncullah berbagai macam spekulasi yang mendominasi di antara orang orang
kurang mampu, bahwa lebih penting bekerja dari pada mengenyam pendidikan, hal
inilah yang menyebabkan perhatian terhadap pendidikan terabaikan, sangat perlu bagi
pemerintah untuk memperhatikan kelangsungan pendidikan anak anak kurang
mampu, pemerintah lebih peduli mengenai bantuan biaya yang selama ini di salurkan
kepada lembaga pendidikan berjalan dengan lancar dan tepat pengembangannya
terhadap anak anak putus sekolah akibat faktor ekonomi, begitu juga dengan keluarga
agar lebih menanamkan bahwa pendidikan itu penting untuk melanjutkan hidup
sehingga tidak lagi mengalami masalah krisis ekonomi. Hal hal yang telah berhasil
penulis kaji dalam penulisan ini hanyalah sebagian kecil dari kompleksitas kajian
tentang faktor anak putus sekolah yang di sebabkan oleh faktor ekonomi. Karena itu,
penulis berharap agar penulis selanjutnya mengkaji tentang bagaimana cara
pemerintah mengatasi anak putus sekolah yang di sebabkan oleh faktor ekonomi dan
membahas mengenai sudah sejauh mana prospek kerja pemerintah dalam memajukan
pendidikan Indonesia.

3.2. Saran
1. Guru disarankan menggunakan layanan informasi kepada peserta didik dalam rangka
memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai fenomena anak putus

4
sekolah yang banyak di Indonesia sehingga di mana kita sebagai guru konseling harus
memberikan pengarahan yang tepat dan tanggap terhadap setiap masalah dari siswa-
siswi kita sehingga itu akan mempermudah kita dalam menjalankan pendidikan yang
ada di Indonesia.
2. Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bertujuan untuk membangun laporan
ini agar lebih baik lagi, serta mampu menghasilkan ide pengembangan topik yang
lebih baik lagi pada kesempatan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dezer, BTK Lae. 15 Tahun Cilegon Berdiri, Masih Ada Anak Putus Sekolah.
http://www.detak.co.id/regional/cilegon/3120-15-tahun-cilegon-berdiri-masih-ada-
anak-putus- Sekolah (diakses pada 03 Mei 2021).

Yanti, Salni. 2017. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar 9
Tahun. Skripsi. FKIP, Universitas Halu Oleo.

Fatimah, Siti. 2015. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Jenjang Pendidikan
Menengah (SMA/SMK) di Kecamatan Mijen Kota Semarang Kurun Waktu 2011-2014.
Skripsi. FIS, Geografi, Universitas Negeri Semarang.

5
6

Anda mungkin juga menyukai