Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Teori hubungan Manusia lama dan Manusia Baru

Teori Hubungan Manusia Lama, atau juga dikenal sebagai Teori Hubungan Manusia
Klasik, merujuk pada sekelompok pandangan dalam ilmu manajemen yang berkembang pada
pertengahan hingga akhir abad ke-20. Teori ini mendahului perkembangan teori manajemen
yang lebih modern seperti Teori X dan Teori Y dari Douglas McGregor, dan Teori
Kepemimpinan Transformasional (Effendy, 1989).

Teori Hubungan Manusia Lama menekankan pentingnya memahami dan memperhatikan


kebutuhan, keinginan, dan motivasi karyawan dalam konteks lingkungan kerja. Teori ini
mencoba untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dari model manajemen otoriter
yang lebih tradisional. Teori hubungan manusia modern merujuk pada berbagai konsep dan
pendekatan yang digunakan untuk memahami interaksi sosial dan hubungan antara individu
dalam konteks masyarakat dan teknologi modern. Teori hubungan manusia, baik yang lama
maupun yang modern, berkaitan dengan cara orang bekerja dan interaksi manusia di
lingkungan kerja (Effendy, 1989).

Terdapat beberapa perbedaan utama antara teori hubungan manusia lama dan modern:

a. Pendekatan Terhadap Karyawan:


Teori Hubungan Manusia Lama: Teori ini lebih cenderung melihat karyawan
sebagai sumber daya yang harus dikelola. Hubungan kerja lebih berfokus pada
produktivitas dan efisiensi.
Teori Hubungan Manusia Modern: Pendekatan modern lebih mempertimbangkan
karyawan sebagai individu yang memiliki kebutuhan sosial dan emosional yang
perlu dipenuhi di tempat kerja. Perhatian diberikan kepada kebahagiaan dan
kesejahteraan karyawan.
b. Fokus pada Produktivitas:
Teori Hubungan Manusia Lama: Fokus utama adalah pada peningkatan
produktivitas dan efisiensi organisasi.
Teori Hubungan Manusia Modern: Produktivitas masih menjadi penting, tetapi
diimbangi dengan perhatian terhadap hubungan interpersonal, motivasi, dan
kepuasan karyawan.
c. Komunikasi dan Keterbukaan:
Teori Hubungan Manusia Lama: Komunikasi cenderung hierarkis dan terbatas.
Karyawan sering memiliki sedikit pengaruh dalam pengambilan keputusan.
Teori Hubungan Manusia Modern: Keterbukaan, komunikasi dua arah, dan
partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan dianggap penting. Organisasi
mencoba menciptakan budaya terbuka.
d. Perubahan Struktural:
Teori Hubungan Manusia Lama: Struktur organisasi cenderung lebih hierarkis dan
otoriter.
Teori Hubungan Manusia Modern: Ada tren menuju struktur organisasi yang lebih
datar, dengan peningkatan otonomi dan tanggung jawab individu.
e. Sifat Penelitian:
Teori Hubungan Manusia Lama: Penelitian lebih terfokus pada aspek teknis dan
produktivitas.
Teori Hubungan Manusia Modern: Penelitian mencakup aspek psikologis, sosial,
dan emosional dalam hubungan kerja.
f. Pengaruh Teknologi:
Teori Hubungan Manusia Lama: Teknologi dianggap sebagai alat untuk
meningkatkan produktivitas tanpa memperhatikan dampaknya pada kesejahteraan
karyawan.
Teori Hubungan Manusia Modern: Teknologi dilihat sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan karyawan, sambil tetap
meningkatkan produktivitas.
(Woodward, Joan, 1965)

Penting untuk diingat bahwa perbedaan antara teori hubungan manusia lama dan modern
dapat bervariasi tergantung pada konteks dan perusahaan tertentu. Banyak organisasi
mengadopsi pendekatan campuran yang mencoba menggabungkan elemen-elemen dari kedua
teori untuk mencapai keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

Woodward, Joan : Industrial Organization : Theory and Practice, London : Oxford University Press,
1965. 9 Lihat, misalnya Burns, Tom : Stalker, G.M. : The Management of Innovation, London,
Tavistock, 1961, dan Lawrence, Paul R., Lorsch, Jay W. : Organization and Environment, Homewood,
Irwin, 1969
Onong U. Effendy, 1989, Human Relations & Public Relations, Alumni : Bandung

Anda mungkin juga menyukai