Anda di halaman 1dari 89

3

LEMBAR PENGESAHAN

Program Kerja Bimbingan Konseling Berbasis Pendampingan Bimbingan dan Konseling


Peminatan Kurikulum Nasional 2013 di SMA Negeri 1 Puri Kabupaten Mojokerto Tahun
Pelajaran 2021 - 2022.

Disusun oleh :
Guru Pembimbing : R.AJ Rizky Wulan Amalia, S.Pd
NIP : -
Tahun Pelajaran : 2021 - 2022

Disahkan tanggal : ....................................................

Di : ....................................................

Mengetahui Mojokerto, Juli 2021


Kepala SMA Negeri 1 Puri Guru Bimbingan dan Konseling

Herni Sudar Peristiwanti, S.Pd, M.Pd Intan Nurmawaddah, S.Psi


Pembina Utama Muda
NIP. 19650226 198903 2 008

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Karunia – Nya kami dapat menyusun program kerja Bimbingan Dan Konseling
ini.

Dengan program kerja ini, guru bimbingan konseling/konselor diharapkan dapat


lancar dan sukses menyelenggarakan tugas – tugasnya dalam bidang bimbingan konseling,
sehingga membantu suksesnya kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu guru bimbingan konseling agar selalu mengembangkan wawasan
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan tugas pokoknya dalam bidang
bimbingan dan konseling.

Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran dan
wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas – tugas guru
bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Mojokerto, Juli 2021


Penyusun

Tim Guru Pembimbing

5
SMA Negeri 1 Puri
Mojokerto

6
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
A. Landasan 5
B. Tujuan 6
C. Sistematika 7

BAB II PEMINATAN DALAM PELAYANAN BIMBINGAN & KONSELING


A. Landasan 8
B. Pengertian Peminatan 9
C. Hakekat Peminatan dalam Bimbingan & Konseling 10
D. Tujuan 12
E. Fungsi Peminatan Peserta Didik 13
F. Ruang Lingkup 14
G. Bentuk-bentuk Pelaksanaan 15
H. Struktur Pelayanan Konseling 15
I. Perencanaan Kegiatan 20
J. Pelaksanaan Kegiatan 21
K. Penilaian Kegiatan 22
L. Pelaksanaan Kegiatan 23
M. Pengawasan Kegiatan 24

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN & KONSELING


A. Needs Asesmen 25
B. Komponen Pogram 26
C. Personalia 28
D. Organisasi dan Alur Kerja 32

7
BAB IV PENILAIAN DAN EVALUASI
A. Penilaian Proses Hasil Layanan 36
B. Evaluasi 38
C. Analisa 39
D. Tindak Lanjut 39

BAB V PENUTUP 40
Daftar Pustaka 41
Lampiran
● Program Tahunan Layanan BK
● Program Semesteran Layanan BK
● Program Bulanan Layanan BK

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah
mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin
kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat
kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong
manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas terhadap apa
yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak negatif dari globalisasi, terjadinya
keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya
konflik, stress, kecemasan, dan frustasi.Dengan demikian, kita harus sadar bahwa hidup
dan kehidupan kita berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri
maupun masalah yang datang dari luar. Namun, dengan niat yang kuat serta pemberian
bantuan dari konselor dalam lingkup bimbingan konseling maka akan berhasil
menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi. 
Untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat
memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan
dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).
Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek
yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan
mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang
berorientasi karir.
“Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang
dirinya sendiri” (Chiskolm,1959).
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan
membantu individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada
pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi
setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).

9
Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa
bimbingan dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami
bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan
lingkungannya.
“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses
belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan
yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai
bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui
proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka
dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa
Bimbingan adalah : “Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat
latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya,
lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan
dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali
digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karir.
Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan
pendekatan tetapi yang berpusat pada klien (client centered). Sedangkan konseling
menurut Prayitno dan Erman Amtidalam buku Dasar-Dasar Bimbingan Konseling
(2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien. Sejalan dengan itu, Winkel mendefinisikan konseling sebagai serangkaian
kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap
muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus.
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa Konseling
adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien

10
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
Pengertian Bimbingan Konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta
didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam
hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan
itu pasti konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan.
Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah bimbingan dan
konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah edukatif,
perkembangan, dan outreach. Edukatif, karena titik berat kepdulian bimbingan dan
konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada korekif atau
terapeutik , walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan dan konseling
perkembangan. Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling
terletak pada perkembangan optimal dan strategi upaya upaya pokoknya memberikan
kemudahan bagi perkembangan bagi individu melalui perekayasaan lingkungan
perkembangan. Outreach, kerena target populasi layanan bimbingan dan konseling
tidak terbatas kepada individu bermasalah dan dilakukan secara individual tetapi
meliputi ragam dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode, lama waktu
layanan) dalam rentang yang cukup lebar. Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan
konseling perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran,
tutorial, dan konseling (Muro and Kotman, 1995:5)
Dengan berpegang pada proposisi bahwa pendidikan itu adalah pelaksanaan dari
filsafat antropologi maka beberapa pengertian dasar (anthropological constants) perlu
diperhitungkan dalam penyusunan teori. Pengertian dasar tentang manusia, seperti
materialistis, spiritual, historisitas, sosialitas, etis, dan religius memuat nilai-nilai
tertentu. Dalam hal peranan pendidikan terhadap pengembangan meterialistis-spiritual
adalah terbentuknya aku, dalam hal historis adalah pertumbuhan dan perkembangan
individu secara kontinyu dengan memperhatikan latar belakang, keadaan sekarang, dan
yang akan datang.
Pengertian dasar etis sudah jelas, terbentuknya keterkaitan struktur kejiwaan
individu serta tata pergaulan dengan nilai-nilai kesusilaan agar dapat dicapai
ketenteraman dan ketenangan dan hal ini menjadi lebih tinggi bila menunjuk kepada
religius. Manusia berhadapan dan berhubungan dengan penciptanya: Tuhan seru
sekalian alam.

11
Keterlibatan norma dan nilai dalam pendidikan adalah bahwa teori pendidikan
mempunyai muatan tanggungjawab moral dari pihak pendidik. Pendidik adalah tenaga
kependidikanyang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan (UU Nomor 20
Tahun 2003, Sisdiknas, Pasal 1 butir (6). Disamping itu, dalam hal tindakan
pendidikan,teori pendidikan perlu menggunakan referensi hubungan pribadi dengan
pribadi.
Peserta didik (anak) sebagai sasaran pendidikan adalah subyek pendidikan.
Peserta didik adalah mahluk yang mempunyai pribadi, bebas, yang dalam berbagai hal
mampu menentukan pilihannya sendiri. Oleh karena itu, suatu teori pendidikan dalam
merumuskan prediksi atau ramalannya berbeda dengan rumusan dalam teori ilmu
pengetahuan alam. Jika rumusan teori ilmu pengetahuan alam dapat secara eksak atau
dikatakan pasti, dalam teori pendidikan rumusan itu memperhitungkan adanya
kebebasan pada mahluk, yaitu manusia itu sendiri. Setidak-tidaknya juga sebagai
mahluk yang berusaha menemukan kebebasan dirinya.
Di SMAN 1 Puri Mojokerto rentang usia peserta didik antara 15 tahun sampai
19 tahun, yang dapat dikatakan memasuki masa remaja. Kehidupan sosial pada jenjang
remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Seseorang
remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup sehubungan
dengan masalah yang dialami remaja. Keadaan atau peristiwa ini oleh Erik Erickson
(dalam Letfon,1982:281) dinyatakan bahwa anak telah dapat mengalami krisis identitas.
Begitupun Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja. Hurlock
mengemukakan bahwa perkembangan emosi tegantung pada faktor kematangan dan
faktor belajar (Dalam Sunarto.2002:156).
Sesuai tugas perkembangan Bimbingan dan Konseling maka dianggap penting
disusun program dan rencana pelayanan yang dapat diaplikasikan dalam bidang-bidang
bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan
karir yang meliputi beberapa layanan dan kegiatan pendukung dengan memperhatikan
beberapa pendekatan baik behaviorisme, humanistik, nativisme, empirisme,
naturalisme, gestalt dan lain sebagainya. Selanjutnya setiap program dan layanan yang
telah dilaksanakan dievaluasi, dianalisis dan ditindaklanjuti untuk perbaikan dan
penghargaan terhadap peserta didik.

12
Berdasarkan data input peserta didik yang ada, ternyata rata-rata prestasi belajar
siswa tergolong baik. Prestasi peserta didik di bidang akademik baik dan non akademik
tergolong baik pula. Diharapkan prestasi-prestasi peserta didik bisa mengalami
peningkatan tidak saja prestasi akademik juga prestasi non akademik secara merata
kepada peserta didik. Kondisi sosial budaya di SMAN 1 Puri Mojokerto
masyarakatnya / wali muridnya tergolong kelas menengah ke atas, para orang tua
peserta didik tergolong baik memberikan motivasi belajar terhadap anaknya, kondisi
lingkungan cukup kondusif dan terdiri dari berbagai elemen masyarakat dan budaya.
Asal tempat tinggal peserta didik dari wilayah Kabupaten dan Kota Mojokerto yang
terdiri dari pedesaan dan perkotaan, sehingga sangat heterogen dan dinamis.

B. LANDASAN
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1
butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal
4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Bab III, Pasal 5 s.d. Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri
peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi dan/atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2007tentang Standar Pengelolaan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

13
8. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi konseling
di sekolah dan di luar sekolah.
9. Panduan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) - Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) , 2006.
10. Panduan Pengembangan Diri – Direktorat Pembinaan SMA, 2008.
11. Model Layanan Bimbingan dan Konseling – Direktorat Pembinaan SMA, 2008.
12. Permendikbud No. 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, Strategi
Layanan Bimbingan & Konseling.
13. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
14. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMA, 2016, Dirjen
Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMA ini dapat memfasilitasi
guru BK / Konselor dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan
dan menindaklanjuti layanan bimbingan dan konseling.
15. SK Kepala SMAN 1 Puri Mojokerto tentang pembagian tugas Guru BK dan jumlah
siswa asuh tahun pelajaran 2021/2022.

C. TUJUAN
Tujuan program Bimbingan dan Konseling sebagai acuan yang akan dipakai
secara langsung oleh guru Bimbingan Konseling (BK) dalam melaksanakan
kegiatannya memiliki pedoman yang pasti dan jelas.
Dengan program ini diharapkan guru BK dapat melaksanakan tugas-tugas
dengan lancar, efektif serta hasil-hasilnya dapat dinilai dan efisien untuk mencapai
tujuan BK pada khususnya dan tujuan sekolah pada umumnya serta dapat melaksanakan
pelayanan bimbingan konseling secara profesional.
Dengan tersusunnya program kerja Bimbingan dan Konseling dapat
dikomunikasikan kepada guru BK sejawat, guru mata pelajaran dan staf sekolah lainnya
serta kepala sekolah untuk selanjutnya menjadi rambu-rambu kerjasama antara guru BK
dengan semua personal sekolah.
Dalam penyusunan program ini disesuaikan dengan kebutuhan nyata siswa,
lengkap dan menyeluruh (memuat segenap fungsi BK), disusun menurut uraian logis,
sinkron dan tidak tumpang tindih serta terbuka dan luwes, dapat memungkinkan

14
kerjasama dengan pihak terkait, dimungkinkan untuk melaksanakan penilaian dan
tindak lanjut.

D. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan Program Kerja Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
disusun sebagai berikut :
Bab 1 – Pendahuluan : Memuat latar belakang dan tujuan serta dasar yang melandasi
pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling serta sistematika penyusunan
program.
Bab 2 – Peminatan dalam pelayanan bimbingan konseling yang mencakup landasan,
pengertian, posisi peminatan dalam bimbingan dan konseling, tujuan, ruang
lingkup, bentuk-bentuk pelaksanaan, struktur pelaksanaan konseling,
perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, penilaian kegiatan, pelaksana
kegiatan dan pengawasan kegiatan.
Bab 3 – Strategi pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling yang mencakup Needs
Assesment, komponen program, personalia, organisasi dan alur kerja.
Bab 4 – Penilaian dan evaluasi yang mencakup penilaian program bimbingan konseling,
evaluasi, analisa dan tindak lanjut .
Bab 5 – Penutup
Lampiran-lampiran.

15
BAB II
PEMINATAN DALAM
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

A. LANDASAN

Peraturan perundang-undangan yang mendasari penyusunan Pedoman Peminatan


Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
3. Undang-undang Republik IndonesiaI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga
Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39
Tahun 2000;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
6. Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional 2010;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019
tentang Standar Nasional Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
10. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
11. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

16
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
13. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

B. PENGERTIAN PEMINATAN
Peminatan peserta didik dapat diartikan (1) suatu pembelajaran berbasis minat
peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu
proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran,
lintas mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran (akademik atau vokasi) yang
ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan
oleh peserta didik tentang peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata
pelajaran, peminatan pendalaman mata pelajaran (akademik atau vokasi) yang
didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan
pendidikan; (4) dan suatu proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta
didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan tidak sebatas
pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya langkah lanjut yaitu
pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak lanjut. Peserta didik
dapat memilih secara tepat tentang peminatannya apabila memperoleh informasi yang
memadai atau relevan, memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik
kelebihan maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan melalui proses pembelajaran
yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif.
Penciptaan kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif dilakukan oleh guru mata
pelajaran bersama guru BK/Konselor serta kebijakan kepala sekolah dan layanan
administrasi akademik yang mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya
upaya yang dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik,
misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara
sekolah dengan pihak lain terkait.
Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan SMA/MA/SMK, peserta didik
diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama pendidikan yaitu kelompok mata
pelajaran kelompok A dan kelompok B. Di samping itu, bagi peserta didik SMA/MA

17
diberi kesempatan untuk memilih peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi
kesempatan untuk memilih peminatan akademik dan vokasi yang di sebut peminatan
kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran dan peminatan pendalaman
mata pelajaran. Setiap peserta didik dapat memilih sejumlah mata pelajaran yang
bersifat pendalaman atau perluasan bidang keahlian/peminatan yang dipilihnya. Peserta
didik wajib menempuh kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun juga
diwajibkan memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan dengan
pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar personal sekolah
secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula di setiap satuan pendidikan dapat
menjadi fasilitas pendukung pembelajaran. Penciptaan penghormatan eksistensi bidang
keahlian suatu profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat
diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja.

C. HAKEKAT PEMINATAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Pengembangan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan didalamnya terdapat perubahan program yang berkaitan langsung
dengan layanan bimbingan dan konseling adalah peminatan peserta didik. Pelayanan
peminatan peserta didik merupakan bagian dari upaya advokasi dan fasilitasi
perkembangan peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional) sehingga mencapai perkembangan optimal. Perkembangan optimal bukan
sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang
dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan
peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung
jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang
dihadapinya. Dengan kondisi tersebut diharapkan peserta didik mampu mengambil
pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi
tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman
potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan konseling
membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri,

18
mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan
kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan
mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera,
serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui
pendidikan.
Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 dalam implementasinya (1) dapat
menyiapkan peserta didik sukses dalam menghadapi tantangan kehidupan di era
globalisasi dengan tetap berpijak pada nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945, (2) menitikberatkan pada pencapaian kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sebagai keutuhan yang harus dicapai oleh peserta didik, (3) memiliki spirit
yang kuat untuk memulihkan proses pendidikan sebagai proses pembelajaran yang
mendidik dan wahana pengembangan karakter, kehidupan yang demokratis, dan
kemandirian sebagai softskills, serta penguasaan sains, teknologi, dan seni sebagai
hardskills, (4) memandang bahwa peserta didik aktif dalam proses pengembangan
potensi dan perwujudan dirinya dalam konteks sosial kultural, sehingga menuntut
profesionalitas guru yang mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat
menstimulasi peserta didik untuk belajar lebih aktif dalam mencapai keberhasilannya,
(5) menekankan penilaian berbasis proses pembelajar an yang mendidik dan hasil
belajar peserta didik, (6) mengakui dan menghormati perbedaan kemampuan dan
kecepatan belajar peserta didik, hal ini memerlukan pendampingan, remediasi dan
akselerasi secara berkala, terutama bagi peserta didik yang belum mencapai batas
kompetensi yang ditetapkan, (7) memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sesuai dengan kesempatan dan
layanan pendidikan yang diselenggarakan, (8) menuntut adanya kolaborasi yang baik
antara guru mata pelajaran, Guru BK/Konselor dan orang tua/wali dalam
mengoptimalkan perkembangan peserta didik, (9) proses pendidikan mengarah kepada
orientasi perkembangan dan pembudayaan peserta didik. Oleh karena itu, keberhasilan
proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional melibatkan manajemen,
pembelajaran, dan bimbingan dan konseling.
Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi peserta
didik SMA/MA dan SMK yang tidak mampu dalam menetapkan pilihan peminatan,
baik peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran maupun

19
pendalaman mata pelajaran secara tepat, sehingga akan menimbulkan kesulitan dan
kecenderungan gagal dalam belajar. Penetapan pilihan peminatan kelompok mata
pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman materi mata
pelajaran hendaknya sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat
dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik agar proses belajar berjalan
dengan baik dan kecenderungan berhasil dalam belajar. Oleh karena itu peminatan
sangat diperlukan bagi peserta didik agar dapat menetapkan pilihan peminatan sesuai
kemampuan potensi dirinya dan kemungkinan berhasil dalam belajar.

D. TUJUAN

Secara umum tujuan peminatan peserta didik adalah membantu peserta didik
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK menanamkan minat mata pelajaran,
memantapkan minat mata pelajaran, serta memilih dan menetapkan minat kelompok
mata pelajaran, lintas mata pelajaran dan pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada
satuan pendidikan yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan
sampai ke perguruan tinggi.
Secara khusus tujuan peminatan peserta didik adalah:
1. Mengarahkan peserta didik SD/MI untuk memahami bahwa pendidikan di SD/MI
merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh warga negara
Indonesia dan setamatnya dari SD/MI harus dilanjutkan ke studi di SMP/MTs, dan
oleh karenanya peserta didik perlu belajar dengan sungguh-sungguh dan meminati
semua mata pelajaran.
2. Mengarahkan peserta didik SMP/MTs untuk memahami dan mempersiapkan diri
bahwa :
a. Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah sampai
dengan jenjang SMP/MTs dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun.
b. Peserta didik SMP/MTs perlu memantapkan minat pada semua mata pelajaran,
meminati studi lanjutan yang menjadi pilihan SMA/MA atau SMK sesuai
dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik, memahami berbagai jenis
pekerjaan/karir dan mulai mengarahkan diri untuk pekerjaan/karir tertentu.
c. Setamat dari SMP/MTs peserta didik dapat melanjutkan pelajaran ke SMA/MA
atau SMK, untuk selanjutnya bila sudah tamat dapat bekerja atau melanjutkan

20
pelajaran ke perguruan tinggi. Peminatan di SMP/MTs adalah mempersiapkan
peserta didik untuk menentukan pilihan kelompok mata pelajaran dan pilihan
mata pelajaran di SMA/MA/SMK. Jadi peserta didik perlu mendapatkan
informasi tentang peminatan kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran
dan pendalaman mata pelajarn: keuntungan dan keterbatasannya.
3. Mengarahkan peserta didik SMA/MA untuk memahami dan mempersiapkan diri
bahwa:
a. Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
b. Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan
potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
c. Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
memilih dan menentukan peminatan kelompok mata pelajaran, lintas mata
pelajaran dan pendalaman mata pelajaran tertentu sesuai dengan kemampuan
dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik.
d. Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke perguruan
tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman
mata pelajaran sewaktu di SMA/MA.
4. Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :
a. Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
b. Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan
potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
c. Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih
dan menentukan peminatan kelompok mata pelajaran program keahlian,
peminatan lintas mata pelajaran dan peminatan pendalaman mata pelajaran
program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta
didik, setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi
sesuai dengan pilihan dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMK.

21
E. FUNGSI PEMINATAN PESERTA DIDIK
Fungsi peminatan peserta didik di SMA/MA dan SMK adalah :
a. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan, bakat, minat,
dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik serta lingkungan untuk
menentukan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata
pelajaran, dan peminatan pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir
dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.
b. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai masalah yang
dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan
pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam kaitan dengan pilihan
peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan
pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang
dipilihnya.
c. Fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan tertentaskannya masalah-masalah
peserta didik yang berhubungan dengan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran,
peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman mata pelajaran yang
diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan terkembangkan
dan terpeliharanya kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik secara optimal dalam kaitannya dengan pilihan
peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan
pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang
dipilihnya.
e. Fungsi advokasi, yaitu berkaitan dengan upaya terbelanya peserta didik dari berbagai
kemungkinan yang mencederai hak-hak mereka dalam pengembangan kemampuan,
bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal
dalam pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran,
dan peminatan pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi
lanjutan.

F. RUANG LINGKUP
Pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi kegiatan terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta

22
didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram
dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik.
Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen:
1. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
a. kehidupan pribadi
b. kemampuan sosial
c. kemampuan belajar
d. wawasan dan perencanaan karir
2. Ekstra kurikuler, meliputi kegiatan:
a. kepramukaan
b. latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja
c. seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan

G. BENTUK-BENTUK PELAKSANAAN
Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan: layanan
dan kegiatan pendukung konseling, kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut.
a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam,
ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri,
mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau
keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

H. STRUKTUR PELAYANAN KONSELING


Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta
didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta

23
perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang
yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta
masalah yang dihadapi peserta didik.
1. Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,
dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Paradigma, Visi, dan Misi
a. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan
dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang
dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya
lingkungan peserta didik.
b. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta
didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
c. Misi
1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan
masa depan.
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga
dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
3. Tugas Perkembangan Peserta Didik SMA
1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan YME

24
2. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan
dalam peranannya sebagai pria atau wanita
3. Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat
4. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi,
serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas
5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir
6. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi
7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga,
berbangsa dan bernegara.
8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta
apresiasi seni
9. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai
4. Bidang Pelayanan Konseling
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.
5. Fungsi Konseling
1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.

25
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif
yang dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas
hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

6. Prinsip dan Asas Konseling


a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang
dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan
pelayanan.
b. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,
kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

7. Jenis Layanan Konseling


1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta
didik di lingkungan yang baru.
2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

26
5. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
7. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
8. Kegiatan Pendukung
a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta
didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun
non-tes.
b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang
bersifat terbatas dan tertutup.
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua
dan atau keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
9. Bentuk Kegiatan

27
a. Individual, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan.
b. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
dalam satu kelas.
d. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah
peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e. Pendekatan Khusus, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani kepentingan
peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan
kemudahan.
10. Program Pelayanan
1. Jenis Program
a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
b. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada
hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan
kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.
2. Penyusunan Program
a. Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik
(need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
b. Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis
layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan
volume/beban tugas konselor (guru BK)

28
I. PERENCANAAN KEGIATAN
Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan
yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, serta bulanan.
Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabaran dari
program bulanan disusun dalam RPBK (Rencana Pelaksanaan Bimbingan Konseling) /
RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling) yang masing-masing
memuat :
⮚ Sasaran layanan/kegiatan pendukung
⮚ Substansi layanan/kegiatan pendukung
⮚ Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan
⮚ Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat
⮚ Waktu dan tempat
Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam
kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung
jawab konselor (guru BK).
Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot
ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal
ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor (guru BK) di sekolah.

J. PELAKSANAAN KEGIATAN
Bersama pendidik dan personil sekolah lainnya, konselor (guru BK)
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin,
insidental dan keteladanan.
Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk
RPBK/RPL-BK dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu,
tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah :
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan
konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di
dalam kelas.

29
Volume kegiatan tatap muka klasikal dilaksanakan secara tentatif,
menyesuasikan dengan kekosongan jam, atau koordinasi dengan Wali Kelas atau
Guru mata pelajaran.
Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:


1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
orientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan
mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan
dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.
4) Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program
(LAPELPROG).
5) Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam
kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan
pimpinan sekolah/madrasah
6) Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah
dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan
konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra
kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas
sekolah/ madrasah.

K. PENILAIAN KEGIATAN
1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

30
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan
dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik
yang dilayani.
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu
(satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau
kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa
layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui
lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap
peserta didik.
2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.
3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG
Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk
setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

L. PELAKSANA KEGIATAN
1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor (guru BK) sekolah..
2. Konselor (guru BK) pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak
terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat pendidik,
dan orang tua.
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan
sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan
pelayanan profesional konseling.
e. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan.

31
3. Beban tugas wajib konselor (guru BK) ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik
lainnya di sekolah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Pelaksana pelayanan konseling
a. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru kelas
yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan
penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam
pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan
layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang
konselor (guru BK) untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.
c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat
sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.

M. PENGAWASAN KEGIATAN
1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina
melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala sekolah/madrasah.
b. eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi
kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di
sekolah/madrasah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
sekolah/madrasah.

32
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Menghadapi tuntutan kehidupan yang selalu berkembang dengan nilai-nilai yang


bergeser menjadikan peserta didik (siswa) sebagai anak bangsa memiliki masalah dan
persoalannya sendiri. Di sekolah siswa dituntut untuk dapat berkembang dengan optimal,
perkembangan yang diharapkan adalah perkembangan utuh kompetensi yang dimiliki.
Melihat hal tersebut bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian di sekolah yang turut
mengoptimalkan kompetensi yang ada pada siswa tersebut harus memiliki program dan
strategi baru. Program dan strategi dimaksud harus dapat membantu siswa untuk dapat
berkembang dan mandiri. Untuk itu kebutuhan haruslah datang dari siswa yang diawali
dengan needs assesment.

A. Needs Assessment
Needs sama dengan kebutuhan yang berarti ketidaksesuaian antara apa yang ada
dan seharusnya ada (Posavac & Carey,1997). Ketidaksesuaian ada di antara keadaan
aktual dan (a) cita-cita, (b) norma, (c) minimum, (d) keadaan yang diinginkan atau (e)
keadaan yang diharapkan (Roth, 1990).
Assessment adalah alat untuk memperoleh informasi dalam membuat keputusan
tentang individu, kelompok, program atau proses. Tujuan assessment meliputi
kemampuan, prestasi, variabel kepribadian, kompetensi, sikap, prioritas/pilihan, minat,
nilai, demografis dan karakteristik lainnya.
Needs Assessment adalah kebutuhan yang diperoleh dengan menggunakan alat
dan indikator yang terstandar untuk dapat merancang kegiatan atau tindakan yang akan
diambil.
Needs assessment yang mendasari semua pekerjaan konselor sekolah adalah
komitmen untuk memenuhi kebutuhan siswa. Bagi Myrick (1990), bahwa tujuan
sederhana dari sebuah evaluasi adalah :

⮚ mengidentifikasi kebutuhan siswa

⮚ mengidentifikasi apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

tersebut

33
⮚ menentukan perbedaan, jika ada intervensi konselor.
Berdasarkan hasil dari needs assessment ini disusun komponen program
bimbingan dan konseling.

B. Komponen Program
Berikut diuraikan komponen sistem manajemen program layanan bimbingan dan
konseling.
1) Kesepakatan Manajemen
Kesepakatan manajemen atas program bimbingan dan konseling sekolah diperlukan
untuk menjamin implementasi program dan strategi peluncuran dalam memenuhi
kebutuhan siswa dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini menyangkut pula
proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua pihak di lingkungan
sekolah bahwa program bimbingan dan konseling sebagai bagian terpadu dari
keseluruhan program sekolah.
2) Keterlibatan Stakeholder
Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan
penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan
dan konseling di sekolah.
3) Manajemen dan Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan
data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa
memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus
menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari
keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat
terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Data yang diperoleh dan
digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data
dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam era teknologi informasi,
manjemen data siswa dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun dan
dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah dimonitor.
Penggunaan data siswa dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola dengan
baik untuk kepentingan memonitor kemajuan siswa, akan menjamin seluruh siswa
menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah. Konselor harus
cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. Kemajuan
perkembangan siswa dapat dimonitor dari : prestasi belajar, data yang terkait dengan

34
prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau
kompetensi.
4) Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program
bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana
kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi program,
baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi siswa mencpai
tugas perkembangan atau kompetensi.
5) Pengaturan Waktu
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen
yang harus dilakukan oleh konselor. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing
komponen program disesuaikan dengan kalender pendidikan sekolah. Dalam
konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Bimbingan dan Konseling
Perkembangan, perlu ditetapkan waktu secara terjadwal untuk layanan bimbingan
dan konseling klasikal.
6) Kalender Kegiatan
Program bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana
kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan
mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan (Program kegiatan
BK tahun pelajaran 2021/2022 kelas X, XI dan XII terlampir)
7) Jadwal Kegiatan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b)
tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang
dilakukan secara klasikal di kelas (layanan dasar) yang dikoordinasikan dengan Wali
Kelas maupun guru mata pelajaran. Mengenai jadwal kegiatan bimbingan, dewasa
ini sudah mendapat legalitas pemerintah, yaitu dengan terbitnya Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 111 Tahun 2014, Tentang Bimbingan dan
Konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pedoman Bimbingan
dan Konseling pada satuan pendidikan dimaksud untuk memberi arah
penyelenggaraan layanan BK dalam implementasi Kurikulum 2013.

35
8) Anggaran
Untuk menunjang kelancaran kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
tercantum dalam RAPBS, termasuk kegiatan pendukung (home visit, workshop,
seminar, bimtek, MGBK, organisasi profesi sejenis, dll) untuk peningkatan layanan
bimbingan dan konseling. Dalam hal keperluan alat-alat, sepenuhnya ditanggulangi
oleh sekolah dan pada kemampuan anggaran sekolah, dengan memperhatikan standar
layak.
Anggaran program bimbingan konseling diajukan sebagai upaya menunjang proses
pelaksanaan program. Adapun anggaran terperinci sebagai berikut:
9) Penyiapan Fasilitas
Ruang bimbingan konseling yang dibutuhkan disesuaikan dengan kondisi setempat
namun untuk keperluan itu perlu diprogramkan sebelum tahun ajaran berlangsung.
Hal ini dimaksudkan agar pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan
dengan lancar dan selalu melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, para guru
BK/Konselor, wali kelas dan guru mata pelajaran, sehingga benar-benar sesuai
dengan kebutuhan dan didasarkan pada kemampuan sekolah dan kondisinya.
Sebagai gambaran keperluan fasilitas ruang bimbingan konseling antara lain sbb :
Perlengkapan kerja : Meja dan kursi kerja, meja dan kursi tamu, lemari, rak buku,
lemari file, filing cabinet, papan data,dsb.
Berbentuk format-format antara lain : isian peta siswa, pedoman observasi, angket
siswa dan orang tua, angket penjurusan, format laporan absensi, dsb.
Alat penyimpan data berbentuk : map administrasi siswa, agenda kegiatan,catatan
konsultasi, catatan konseling, dsb.
Perlengkapan Teknis berbentuk : Buku Pedoman, Buku sumber (pribadi, sosial,
belajar,karier, pendidikan), alat tulis, ICT, dsb
Ruang bimbingan diusahakan memenuhi standar layanan bimbingan konseling, yang
terdiri dari ruang konsultasi, ruang administrasi, ruang penyimpanan file, ruang
konseling, ruang bimbingan kelompok/diskusi, dsb.
Kenyamanan ruangan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan pelayanan yang
terselenggara.

C. Personalia
Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan di bawah tanggung jawab Kepala
Sekolah dan seluruh staf. Koordinator bimbingan dan konseling bertanggung jawab

36
dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling secara operasional. Personel lain
yang mencakup Wakil Kepala Sekolah, Guru Pembimbing (konselor), guru bidang
studi, dan wali kelas memiliki peran dan tugas masing-masing dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling. Secara rinci deskripsi tugas dan tanggung jawab
masing-masing personel, serta organisasi bimbingan dan konseling di sekolah adalah :
1. Kepala Sekolah
a. Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya
pelayanan bimbingan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling merupakan
suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
b. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung disekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan dan bimbingan dan konseling merupakan
suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
c. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya
pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
d. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah kepada Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.
f. Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan
yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
2. Wakil Kepala Sekolah
a. Sebagai pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah membantu kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas – tugas kepala sekolah.
b. Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal :
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada
semua personil sekolah.
d. Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.
e. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil
kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
3. Koordinator Bimbingan dan Konseling
a. Mengkoordinasikan para GuruBK/Konselor dalam :
b. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga
sekolah (siswa, guru dan personil sekolah lainnya), orang tua

37
c. Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program satuan layanan
dan kegiatan pendukung, agenda mingguan, laporan bulanan, program
semesteran dan tahunan).
d. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
e. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
f. Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling.
g. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.
h. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan
konseling.
i. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya
tenaga, sarana dan prasarana, alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan
konseling.
j. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada kepala sekolah.
k. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh Pengawas Sekolah
Bidang BK.
l. Mengatur keikutsertaan guru Bimbingan Konseling dalam kegiatan
MGBK(Musyawarah Guru Bimbingan Konseling).
4. Guru BK/Konselor
a. Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru BK bertugas :
b. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
c. Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program – program
satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung) untuk satuan – satuan waktu
tertentu. Program – program tersebut dikemas dalam agenda harian, agenda
mingguan, rekap bulanan, program semesteran, dan tahunan.
d. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling
e. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
f. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling
g. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
h. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.

38
i. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling yang dilaksanakannya.
j. Mempertangung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling secara menyeluruh kepada koordinator BK serta kepala sekolah.
k. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang BK.
l. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan MGBK.
5. Tugas admnistrasi khusus guru BK / konselor :
a. Koordinator admnistrasi umum
b. Koordinator absensi Siswa
c. Koordinator kasus siswa
d. Koordinator siswa berprestasi
e. Koordinator perpustakaan
6. Wali kelas
a. Membantu guru BK/Konselor melaksanakan layanan yang menjadi tanggung
jawabnya
b. Membantu memberikan kesempatan dan memudahkan bagi siswa, khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan
c. Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh pelayanan
bimbingan dari guru BK/Konselor
d. Ikut serta dalam konferensi kasus
7. Guru Mata Pelajaran / Praktik
a. Sebagai tenaga ahli pengajaran dan / atau praktik dalam mata pelajaran atau
program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari – hari langsung
berhubungan dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dan guru praktik dalam
pelayanan bimbingan dan konseling adalah :
b. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa
c. Bekerja sama dengan guru BK/Konselor mengidentifikasikan siswa yang
memerlukan bimbingan (observasi)
d. Mengalih tugaskan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru
BK/Konselor
e. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan
program pengayaan)

39
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan
dari guru BK/Konselor
g. Ikut serta dalam program layanan bimbingan (misalnya konferensi kasus)
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan
8. Staf administrasi / Tata Usaha
a. Membantu guru BK dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
b. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling
c. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan
konseling.

D. Organisasi dan Alur Kerja


1. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING


SMAN 1 PURI MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021-2022

40
2. Pola penanganan siswa bermasalah
Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua,
masyarakat dan pemerintah. Pola tindakan terhadap siswa bermasalah di sekolah
adalah sebagai berikut :

Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh guru piket, wali kelas,
dan petugas lain, bahkan langsung oleh kepala sekolah. Tindakan tersebut
diinformasikan kepada wali yang bersangkutan.

Guru BK/konselor berperan dalam mengetahui dan mencari penyebab apa yang
melatar belakangi sikap dan tindakan siswa tersebut. Dalam hal ini guru
BK/Konselor bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut dengan
meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian wawancara dan
informasi dari sejumlah sumber data, setelah wali kelas merekomendasikannya.

3. Pembagian siswa asuh dan beban tugas


Pada dasarnya seluruh peserta didik yang ada di sekolah menjadi siswa semua
guru BK/konselor sekolah termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang
berasal dari guru BK.
Pembagian ini diatur dengan pertimbangan pemerataan, kemudahan dan
keefektifan pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang berpedoman
kepada SK Mendikbud No 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Peraturan Pemerintah

41
nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan Permendiknas nomor 39 tahun 2009
tentang beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan ,bahwa seorang guru
BK/konselor diberikan beban tugas sekurang-kurangnya 150 orang . Beban tugas
guru BK/konselor pada dasarnya setara dengan beban tugas guru-guru mata
pelajaran yang minimal mengajar 24 jam pembelajaran. Jika setiap kali kegiatan
mengajar diperlukan waktu 2 jam tatap muka maka seorang guru mata pelajaran
wajib melakukan kegiatan mengajar sejumlah 12 kali/minggu. Demikian pula
seorang guru BK/konselor dengan rasio 150 orang / 24 jam pembelajaran,
perhitungannya satu kali pelayanan ekuivalen 2 jam pembelajaran (Panduan
Pengembangan Diri, 2006). Pelayanan konseling di luar jam pembelajaran
maksimum 50%. Sebagai contoh untuk mendapatkan 24 jam pembelajaran dari 150
orang siswa asuh dapat melakukan konseling individu/perorangan sejumlah 12
orang/minggu artinya hal tersebut sudah bernilai 24 jam pembelajaran
Pembagian siswa asuh dan beban tugas Guru Pembimbing SMAN 1 Puri
Mojokerto :
JUMLAH JUMLAH
NO NAMA GURU PEMBIMBING KELAS SISWA PER TOTAL SISWA
KELAS ASUH
1 Edy Sucahyono, S.Pd XII MIPA 1 35 223
XII MIPA 2 36
XII MIPA 3 31
XII MIPA 4 30
XII MIPA 5 31
XII MIPA 6 30
XII MIPA 7 30
2 R.AJ Rizky Wulan Amalia, S.Pd X MIPA 2 36 337
X MIPA 3 36
X MIPA 4 36
X MIPA 5 36
X MIPA 6 36
X MIPA 7 36
XI MIPA 1 36
XI IBB 25

42
XII IPS 1 30
XII IPS 2 30
3 Intan Nurmawaddah,S.Psi X MIPA 8 36 353
X IPS 1 35
X IPS 2 36
X IPS 3 36
XI MIPA 7 36
XI MIPA 8 36
XI IPS1 35
XI IPS 2 36
XI IPS 3 35
XII IBB 32
4 Bryan Ingwie Prasetyo, S.Pd X IBB 31 305
X MIPA 1 36
XI MIPA 2 36
XI MIPA 3 36
XI MIPA 4 36
XI MIPA 5 35
XI MIPA 6 36
XII IPS 3 30
XII IPS 4 29

4. Mekanisme kerja pelayanan bimbingan dan konseling


Alur kinerja pelayanan Bimbingan dan Konseling, sifatnya fleksibel
menyesuaikan dengan kondisi dan situasi di sekolah, meskipun ada berbagai
pertimbangan karakteristik peserta didik/siswa maupun personil sekolah lainnya
dan spesifikasi sekolah (misal sekolah unggulan, pendamping unggulan, dan
regular).
Pola pelayanan dalam Mekanisme Kerja Bimbingan dan Konseling yang
terdiri dari bidang-bidang : Pengembangan kehidupan pribadi, Pengembangan
kehidupan sosial, Pengembangan kemampuan belajar dan Pengembangan karir
serta layanan Orientasi, Informasi, Pembelajaran/penguasaan konten, Penempatan
dan Penyaluran, Konseling individu, Konseling Kelompok, Bimbingan Kelompok,
Layanan Konsultasi, Mediasi dan kegiatan pendukung : Aplikasi Instrumentasi,

43
Himpunan Data, Kunjungan Rumah, Konferensi Kasus, Alih tangan kasus dan
Tampilan Kepustakaan.
Pelayanan dibedakan 4 jenis kegiatan sebagai berikut :
1. Di dalam ruangan bimbingan dan konseling sifatnya layanan individual, ialah :

✔ layanan untuk konseling individu . menemui orang tua siswa, wali kelas,

guru mata pelajaran, instansi terkait


✔ layanan Konseling Kelompok dan kegiatan pendukung konferensi kasus
(di ruangan yang tersedia untuk pertemuan kecil).
2. Di dalam ruangan bimbingan dan konseling, sifatnya administrasi, ialah :
✔ melaksanakan aplikasi instrumentasi bimbingan dan himpunan data ;
✔ melaksanakan evaluasi/pelaporan (kegiatan harian dan/atau mingguan,
konseling individu, dan lainnya); dan melaksanakan MGBK sekolah
(misalnya Selasa, minggu 1).
3. Di dalam kelas, ialah memberikan materi pelayanan bimbingan dan konseling,
disertai pengembangan materi pelayanan BK.
4. Di luar sekolah, sifatnya kegiatan pendukung, yaitu :

✔ melaksanakan kunjungan rumah dan alih tangan kasus/rujukan ke instansi

terkait;

✔ melaksanakan kegiatan MGBK tingkat Kota, Wilayah, Provinsi dan

kegiatan lain-lainnya.

44
BAB IV
PENILAIAN DAN EVALUASI

A. Penilaian Program Bimbingan dan Konseling


Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan kompetensi siswa,
hasil-hasil layanan Bimbingan dan Konseling harus dinilai, baik melalui penilaian terhadap
hasil layanan maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini selanjutnya dapat dipakai untuk
melihat keefektifan layanan di satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan bagi
pengembangannya di sisi lain.

1. Penilaian Hasil Layanan


a. Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini
dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif terhadap
siswa yang mendapatkan layanan.
b. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini
diorientasikan pada :

⮚ Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang bagi

pengentasan masalahnya ? Perolehan itu diharapkan dapat lebih menunjang


terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan
perkembangan diri siswa.

⮚ Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,

kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan


berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.
Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:

⮚ Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan

masalah yang dibahas.

⮚ Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui

layanan.

45
⮚ Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan

layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah


yang dialaminya.
Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu kepada
kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya
dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.
Penilaian dapat dilakukan melalui :
1) format individual, kelompok, dan/atau klasikal
2) media lisan dan/atau tulisan
3) penggunaan panduan dan/atau instrumen baku dan/atau yang disusun sendiri oleh
guru pembimbing.
Tahap-tahap penilaian meliputi :
1) Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan segera
setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.
2) Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan
setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai
paling lama satu bulan.
3) Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih menyeluruh
setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti
satu semester.

2. Penilaian Proses Kegiatan


Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling dilakukan juga terhadap proses kegiatan
dan pengelolaannya, yaitu terhadap :

❖ kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling

❖ kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling

❖ mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam kegiatan

❖ pengelolaan dan administrasi kegiatan

Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan Bimbingan dan
Konseling secara menyeluruh.

46
B. EVALUASI
Evaluasi atau penilaian harus diketahui oleh Kepala Sekolah dan dibina oleh Pengawas
Sekolah. Evaluasi atau penilaian yang bertujuan keterlaksanaannya kegiatan yang telah
dituangkan dalam rencana program Pelayanan Bimbingan Konseling selama satu tahun
pelajaran secara internal . Penilaian tersebut dilaksanakan oleh Guru Bimbingan Konseling /
Konselor dan Koordinator Bimbingan Konseling /Konselor di sekolah tersebut.
Evaluasi atau penilaian dilaksanakan dalam kurun waktu yang ditentukan oleh pihak
sekolah atau berkala dan berkelanjutan. Hasilnya dianalisa, serta didokumentasikan untuk di
tindaklanjuti sebagai upaya perbaikan peningkatan mutu pendidikan melalui perencanaan dan
pelaksanaan program Pelayanan Bimbingan Konseling.
Metode evaluasi dapat dilaksanakan secara multi evaluasi sesuai kondisi dan potensi
sekolah di berbagai daerah.

C. ANALISA

Analisa terhadap hasil evaluai atau penilaian harus melalui perencanaan. Perencanaan dan
pelaksanaan program Pelayanan Bimbingan Konseling selalu mempertimbangkan
kemampuan atau potensi sekolah, atau potensi daerah yang berkaitan dengan pengembangan
kehidupan pribadi dan sosial serta pengembangan kehidupan belajar dan karir, berupa
kemampuan akademik maupun non akademik.
Analisa yang dilakukan dapat berupa analisa kekuatan / kemampuan potensi sekolah
atau analisis SWOT (Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Treats).

D. TINDAK LANJUT
Hasil evaluasi dan analisa, ditindaklanjuti berdasarkan potensi sumber daya manusia
dan keberadaan sumber daya alam serta keberagaman budaya yang dapat mendukung untuk
peningkatan mutu pendidikan dan pengambilan keputusan pemilihan karier bagi peserta didik
di Sekolah Menengah Atas.

47
48
BAB V
PENUTUP

Dalam rangka penerapan Kurikulum 2013, Departemen Pendidikan Nasional


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, menyatakan bahwa
pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling harus memuat peminatan yang
dilaksanakan dan difasilitasi oleh Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran, Guru Bimbingan
Konseling / Konselor dan tenaga kependidikan lainnya yang berkompeten.
Program peminatan yang dilaksanakan dalam program kegiatan Bimbingan
Konseling ini disusun dan dikembangkan, sesuai kebutuhan peserta didik/siswa dan
kemampuan fasilitas sarana prasarana di sekolah. Diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada Guru Bimbingan Konseling / Konselor dalam memberikan layanan kepada peserta
didik/siswa, agar mereka dapat mengembangkan dirinya dalam kehidupan pribadi, sosial,
belajar dan karir .
Untuk mewujudkan pelaksanaannya serta peningkatan mutu pendidikan diperlukan
keterpaduan seluruh personil sekolah, terutama Guru Bimbingan Konseling / Konselor
berperan bersama Pembina OSIS, Guru Mata Pelajaran, Guru Wali Kelas dan bekerjasama
dengan institusi terkait serta orang tua / wali peserta didik yang keseluruhan kegiatannya
diketahui, disetujui dan didukung oleh Komite Sekolah dan Kepala Sekolah selaku
penanggungjawab seluruh aktivitas di sekolah yang dipimpinnya.
Akhir kata, dengan dukungan semua pihak yang terkait program kegiatan Bimbingan
Konseling tahun pelajaran 2019/2020 dapat dijadikan acuan bagi Guru Bimbingan Konseling
/ Konselor, untuk menghantar peserta didik/siswa mampu mengoptimalkan potensi, bakat dan
minat yang dimiliki serta mampu mengambil keputusan secara mandiri.

49
DAFTAR PUSTAKA

Amdani Sarjun, 2007, Model Pelayanan Bimbingan Konseling di SMA, Modul Workshop
Pengembangan Program BK Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,Bandung
Depdiknas, 2003, Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Depdiknas,Jakarta
Depdiknas, 2005, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Depdiknas,Jakarta
Depdiknas, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta
Depdiknas, 2008, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 27 tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor , Depdiknas, Jakarta
Depdiknas,2008, Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, Depdiknas,Jakarta
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah LPMP, 2004, Bimbingan Konseling dalam KBK,
Jawa Barat
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik  dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional. 2008, Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah. Depdiknas, Jakarta
Direktorat Profesi Pendidik Dirjen PMPTK, 2009, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta
Dirjen PMPTK Depdiknas, 2007, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam
jalur Pendidikan Formal , Depdiknas,Jakarta
Kemendiknas, 2009, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 39 tahun 2009
tentang beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan , Kamendiknas, Jakarta
Prayitno,dkk, 2004, Pedoman khusus Bimbingan Konseling, Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
Depdiknas, Jakarta
Prayitno,dkk,1998/1999, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling untuk SMU, Proyek
Peningkatan Mutu SMU Jakarta
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan
Bimbingan Konseling, 2008 , Panduan Pengembangan Diri melalui Pelayanan Konseling,
Depdiknas, Jakarta
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kpendidikan Penjas dan BK, 2009,
Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam KTSP, Depdiknas Jakarta
Permendikbud No.111 Tahun 2014. Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan dasar dan Pendidikan
Menengah

50
Prayitno,dkk,1998/1999, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling untuk SMU, Proyek
Peningkatan Mutu SMU Jakarta
Depdiknas, 2003, Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Depdiknas,Jakarta
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah LPMP, 2004, Bimbingan Konseling
dalam KBK, Jawa Barat
Prayitno,dkk, 2004, Pedoman khusus Bimbingan Konseling, Direktorat Pendidikan Menengah
Umum, Depdiknas, Jakarta
Depdiknas, 2005, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Depdiknas,Jakarta
Depdiknas, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta
Amdani Sarjun, 2007, Model Pelayanan Bimbingan Konseling di SMA, Modul Workshop
Pengembangan Program BK Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,Bandung
Dirjen PMPTK Depdiknas, 2007, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam jalur Pendidikan Formal , Depdiknas,Jakarta
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga Kependidikan Pendidikan
Jasmani dan Bimbingan Konseling, 2008 , Panduan Pengembangan Diri melalui Pelayanan
Konseling, Depdiknas, Jakarta
Depdiknas, 2008, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 27 tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor , Depdiknas,
Jakarta
Depdiknas,2008, Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru,
Depdiknas,Jakarta
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik  dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional. 2008, Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah.
Depdiknas, Jakarta
Direktorat Profesi Pendidik Dirjen PMPTK, 2009, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta
Kamendiknas, 2009, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 39
tahun 2009 tentang beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan , Kamendiknas,
Jakarta

51
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kpendidikan Penjas dan BK,
2009, Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam KTSP, Depdiknas Jakarta

52
PROGRAM TAHUNAN (PROTA)
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 PURI MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

3
PROGRAM TAHUNAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 PURI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

Bid. Bimb Waktu Pelaksanaan (Bulan)


S
N D F
A e O J
o e e
g p k a M A
J p s b J
P B u t t n a p M
S u e e r u
r e K s e o u r r e
o l m m u n
Sasaran i l a t m b a e i i Penye-le
No Kegiatan/Layanan s i b b a i Kerjasama Sarana/Prasarana
Kelas b a r u b e r t l 2 nggara
i 2 e e r 2
a j i s e r i 2 2 0
a 0 r r i 0
d a r 2 r 2 2 0 0 2
l 2 2 2 2 2
i r 0 2 0 0 2 2 2
1 0 0 0 2
2 0 2 2 2 2
2 2 2
1 2 1 2
1 1 2
1
A. Kegiatan Umum (pokok program)
1. Penyusunan Program Adm Konselor KS, WKS, GMP ATK, Format
KS, WKS, WK,
2. Koordinasi Program Adm Konselor ATK, Format
GMP
3. Pembagian Tugas Guru Konselor KS, Waka Kurikulum ATK, Format
4. Penyediaan sarana/prasarana BK Adm Konselor KS, Waka SarPras Perlengkapan/fasilitas

B. Layanan Bimbingan dan Konseling


1. Layanan Orientasi
KS, WKS, WK,
a. Pengenalan sekolah X Konselor Format
GMP
KS, WKS, WK,
b. Pengenalan jurusan / program studi X Konselor Format
GMP
X, XI, KS, WKS, WK,
c. Pengenalan tata tertib sekolah Konselor Format
XII GMP
d. Pengenalan ekstra kurikuler X Konselor WK, GMP Literatur

4
e. Pemantapan Studi Lanjut XII Konselor WK, GMP Literatur
2. Layanan Informasi
X, XI,
a. Informasi tentang belajar efektif Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
XII
b. Adaptasi lingkungan baru X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
c. Pendayagunaan potensi lingkungan dan
X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
fasilitas
d. Kecerdasan spiritual X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
e. Berperan aktif dalam proses belajar X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
f. Konsep Diri X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
g. Keseimbangan hak dan kewajiban X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
h. Mengasah kemandirian X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
i. Seni dan kesempurnaan hidup X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
j. Manajemen waktu X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
k. Cita-cita X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
l. Terampil berkomunikasi XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
m. Keteraturan social XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
n. Berpikir positif XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
o. Keberhasilan yang tertunda XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
p. Pengelolaan waktu XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
q. Makna Bekerja XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
r. Menentukan pilihan karir yang tepat XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
s. Makna individu dan sosial XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
t. Menghargai pendapat XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
u. Belajar dengan cara yang
XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
menyenangkan
v. Mengetahui bakat dan minat terhadap
XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
karir
w. Percaya diri XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
x. Simulasi Studi Lanjut XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
y. Motivasi diri XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
z. Teknik belajar yang sesuai XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
aa. Berwirausaha XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
bb. Mengambil keputusan XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
cc. Kegagalan dalam ujian XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
3. Layanan Penempatan & Penyaluran

5
KS, WKS, WK,
a. Pemilihan jurusan / program studi X Konselor ATK, Format
GMP
X, XI,
b. Penempatan dalam kelas Konselor WK, GMP ATK, Format
XII
KS, WKS, WK,
c. Penempatan ekstra kurikuler XI Konselor ATK, Format
GMP
X, XI,
d. Penempatan dalam beasiswa Konselor KS, WKS, WK ATK, Format
XII
e. Penyaluran Studi Lanjut XII Konselor KS, WK, GMP ATK, Format
4. Layanan Penguasaan Konten
X, XI,
a. Pembentukan kelompok belajar Konselor WK, GMP ATK, Format
XII
X, XI,
b. Pengembangan Ketrampilan Belajar Konselor WK, GMP ATK, Format
XII
X, XI,
c. Pembinaan disiplin belajar Konselor WK, GMP ATK, Format
XII
5. Layanan Konseling Individual
X, XI, KS, WKS, WK, ATK, Himpunan
a. Pengentasan masalah secara individual INSIDENTAL Konselor
XII GMP data, Format
6. Layanan Konseling Kelompok
X, XI, KS, WKS, WK, ATK, Himpunan
a. Pengentasan masalah secara kelompok INSIDENTAL Konselor
XII GMP data, Format
7. Layanan Bimbingan Kelompok
a. Kecerdasan emosi X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
b. Interaksi social X Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
c. Makna persahabatan XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
d. Memecahkan masalah pribadi dan sosial XI Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
f. Pendidikan Tinggi XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
g. Bergaul dan membangun relasi XII Konselor WK, GMP ATK dan Literatur
X, XI, KS, WKS, WK, ATK, Himpunan
8. Layanan Konsultasi INSIDENTAL Konselor
XII GMP data, Format
X, XI, KS, WKS, WK, ATK, Himpunan
9. Layanan Mediasi INSIDENTAL Konselor
XII GMP data, Format

C. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi BK

6
X, XI,
- Buku pribadi Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format daftar hadir siswa Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format panggilan siswa Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format konseling Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format kunjungan rumah Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format konferensi kasus Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format alih tangan kasus Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format Data Alumni Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Format Angket DCM Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
X, XI,
- Tes psikologis / JAPO (Jari Potensi) Konselor Pihak Terkait Angket, Format
XII
2. Himpunan Data
Orang tua/wali, WK,
- Pengumpulan Data Pribadi X Konselor Bukti Fisik
GMP
X, XI,
- Pengumpulan Data Sosiometri INSIDENTAL Konselor WK, GMP Bukti Fisik
XII
- Pengumpulan Data Hasil Tes Psikologis / WK, GMP, Pihak
X INSIDENTAL Konselor Bukti Fisik
JAPO (Jari Potensi) terkait
X, XI, WK, GMP, Pihak
- Rekap Daftar Hadir Siswa INSIDENTAL Konselor Bukti Fisik
XII terkait
X, XI,
- Pengumpulan Data Hasil Belajar Siswa Konselor WK, GMP Bukti Fisik
XII
X, XI, KS, WKS, WK,
- Pengumpulan Data Masalah Siswa INSIDENTAL Konselor Bukti Fisik
XII GMP
- Pengumpulan Data Lulusan yang masuk
XII INSIDENTAL Konselor WKS Himpunan Data
PTN/PTS/Kedinasan
X, XI, KS, WKS, WK, ATK, Format,
3. Konferensi Kasus INSIDENTAL Konselor
XII GMP Himpunan data

7
X, XI, KS, WKS, WK, ATK, Format,
4. Alih Tangan Kasus INSIDENTAL Konselor
XII GMP Himpunan data
X, XI, Transportasi,
5. Kunjungan Rumah INSIDENTAL Konselor WK
XII format, bukti fisik

D. Pengembangan Diri
- Musyawarah Guru Bimbingan
Konseling (MGBK)
- Diklat / Workshop / Dan Sejenisnya INSIDENTAL
KS, WKS, WK,
E. Evaluasi dan Analisis Konselor ATK, Bukti Fisik
GMP
KS, WKS, WK,
F. Tindak Lanjut Layanan Konselor ATK, Bukti Fisik
GMP
KS, WKS, WK,
G. Laporan – Laporan Konselor ATK, Bukti Fisik
GMP

Keterangan :
KS : Kepala Sekolah WKS : Wakil Kepala Sekolah
WK : Wali Kelas GMP : Guru Mata Pelajaran

Mengetahui, Mojokerto, 15 Juli 2021


Kepala SMA NEGERI 1 PURI Koordinator BK

Herni Sudar Peristiwanti, S.Pd, M.Pd EDY SUCAHYONO, S.Psi, S.Pd


Pembina Utama Muda NIP. 19731017 200501 1 009
NIP. 19650226 198903 2 008

8
PROGRAM SEMESTER (PROMES)
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 PURI MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

9
PROGRAM SEMESTER LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 PURI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS : X, XI, DAN XII
SEMESTER : GASAL

BID.
JENIS LAYANAN PELAKSANAAN
BIMB
P
e
K K B
n P
o o i
e e
n n m
m n
s s b
p g K
O I e e i S
a u o N D
P B r n l l n M A e O J
S t a n o e
r e K i f i i g e g p k a
o a s s J v s PENYE-LEN
No MATERI LAYANAN KELAS i l a e o n n a d u t t n KERJASAMA
s n a u u e e GGARA
b a r n r g g n i s e o u
i p a l l m m
a j i t m i k k a t m b a
a e n t i b b
d a r a a n e e s u b e r
l n k a e e
i r s s d l l i s e r i
y o s r r
i i i o o r
a n i
v m m
l t
i p p
u e
d o o
r n
u k k
a
n
Wali kelas, Guru
1 Pengenalan sekolah X Konselor
mata pelajaran
Pengenalan jurusan / program Wali kelas, Guru
2 X Konselor
studi mata pelajaran

10
Wali kelas, Guru
3 Pengenalan tata tertib sekolah X, XI, XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
4 Pengenalan ekstra kurikuler X Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
5 Pemantapan studi lanjut XII Konselor
mata pelajaran
Informasi tentang belajar Wali kelas, Guru
6 X Konselor
efektif mata pelajaran
Wali kelas, Guru
7 Adaptasi lingkungan baru X Konselor
mata pelajaran
Pendayagunaan potensi Wali kelas, Guru
8 X Konselor
lingkungan dan fasilitas mata pelajaran
Wali kelas, Guru
9 Kecerdasan spiritual X Konselor
mata pelajaran
Berperan aktif dalam proses Wali kelas, Guru
10 X Konselor
belajar mata pelajaran
Wali kelas, Guru
11 Konsep Diri X Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
12 Kecerdasan emosi X Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
13 Interaksi social X Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
14 Terampil berkomunikasi XI Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
15 Keteraturan social XI Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
16 Berpikir positif XI Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
17 Keberhasilan yang tertunda XI Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
18 Pengelolaan waktu XI Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
19 Makna Bekerja XI Konselor
mata pelajaran
Menentukan pilihan karir Wali kelas, Guru
20 XI Konselor
yang tepat mata pelajaran

11
Wali kelas, Guru
21 Percaya diri XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
22 Simulasi Studi Lanjut XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
23 Motivasi diri XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
24 Hidup sehat tanpa napza XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
25 Teknik belajar yang sesuai XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
27 Berwirausaha XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
29 Penempatan dalam kelas X, XI, XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
30 Penempatan dalam beasiswa X, XI, XII Konselor
mata pelajaran
Pembentukan kelompok Wali kelas, Guru
31 X, XI, XII Konselor
belajar mata pelajaran
Pengembangan Ketrampilan Wali kelas, Guru
32 X, XI, XII Konselor
Belajar mata pelajaran
Wali kelas, Guru
33 Pembinaan disiplin belajar X, XI, XII Konselor
mata pelajaran

Mengetahui, Mojokerto, 15 Juli 2021


Kepala SMA NEGERI 1 PURI Koordinator BK

Herni Sudar Peristiwanti, S.Pd, M.Pd EDY SUCAHYONO, S.Psi, S.Pd


Pembina Utama Muda NIP. 19731017 200501 1 009
NIP. 19650226 198903 2 008

12
PROGRAM SEMESTER LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 PURI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS : X, XI DAN XII
SEMESTER : GENAP

BID.
JENIS LAYANAN PELAKSANAAN
BIMB
P
e
K K B
n P
o o i
e e
n n m
m n
s s b
p g K
O I e e i
a u o P
P B r n l l n M J
S t a n e
r e K i f i i g e a M A
o a s s b J PENYE-LENG
No MATERI LAYANAN KELAS i l a e o n n a d n a p M KERJASAMA
s n a u r u GARA
b a r n r g g n i u r r e
i p a l u n
a j i t m i k k a a e i i
a e n t a i
d a r a a n e e s r t l
l n k a r
i r s s d l l i i
y o s i
i i i o o
a n i
v m m
l t
i p p
u e
d o o
r n
u k k
a
n
Keseimbangan hak dan Wali kelas, Guru
1 X Konselor
kewajiban mata pelajaran

13
Wali kelas, Guru
2 Mengasah kemandirian X Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
3 Seni dan kesempurnaan hidup X Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
4 Manajemen waktu X Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
5 Cita-cita X Konselor
mata pelajaran
Menentukan pilihan karir Wali kelas, Guru
6 XI Konselor
yang tepat mata pelajaran
Wali kelas, Guru
7 Makna persahabatan XI Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
8 Makna individu dan social XI Konselor
mata pelajaran
Memecahkan masalah pribadi Wali kelas, Guru
9 XI Konselor
dan sosial mata pelajaran
Wali kelas, Guru
10 Menghargai pendapat XI Konselor
mata pelajaran
Belajar dengan cara yang Wali kelas, Guru
11 XI Konselor
menyenangkan mata pelajaran
Mengetahui bakat dan minat Wali kelas, Guru
12 XI Konselor
terhadap karir mata pelajaran
Bergaul dan membangun Wali kelas, Guru
13 XII Konselor
relasi mata pelajaran
Wali kelas, Guru
14 Mengambil keputusan XII Konselor
mata pelajaran
Wali kelas, Guru
15 Kegagalan dalam ujian XII Konselor
mata pelajaran
Pemilihan jurusan/program Wali kelas, Guru
16 X Konselor
studi mata pelajaran
Wali kelas, Guru
17 Penyaluran Studi Lanjut XII Konselor
mata pelajaran

Mengetahui, Mojokerto, 15 Juli 2021


Kepala SMA NEGERI 1 PURI Koordinator BK

14
Herni Sudar Peristiwanti, S.Pd, M.Pd EDY SUCAHYONO, S.Psi, S.Pd
Pembina Utama Muda NIP. 19731017 200501 1 009
NIP. 19650226 198903 2 008

15
PROGRAM BULANAN (PROBUL)
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 PURI MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

16
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GASAL
BULAN : JULI
MINGGU KE : 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

17
1. PRIBADI, 1. Pengenalan sekolah
SOSIAL, 1.1. Memperkenalkan lingkungan sekolah
BELAJAR
1.2. Memperkenalkan budaya sekolah
2. PRIBADI, 2. Pengenalan jurusan / program studi
SOSIAL,
BELAJAR, 2.1. Pengenalan dan pemahaman tentang berbagai
KARIR jurusan yang ada
3. PRIBADI, 3. Pengenalan tata tertib sekolah
SOSIAL,
BELAJAR 3.1.Sosialisasi tata tertib sekolah kepada siswa
4. PRIBADI, 4. Pengenalan ekstra kurikuler
BELAJAR, 4.1. Memberikan gambaran berbagai ekstra yang
SOSIAL ada di lingkungan SMA Negeri 1 Puri
4.2. Memberikan pemahaman orientasi mengenai
pentingnya mengikuti ekstra kurikuler
5. PRIBADI, 5. Informasi tentang belajar efektif
BELAJAR 5.1. Memberikan tips belajar efektif
5.2. Memberikan orientasi mengenai berbagai
macam gaya belajar
6. PRIBADI, 6. Adaptasi lingkungan baru
SOSIAL 6.1. Menunjukkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan
pekerjaan
6.2. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan
sosial
6.3. Memanfaatkan lingkungan secara produktif
dan bertanggung jawab
7. PRIBADI,
7. Pemilihan Jurusan / Program studi
BELAJAR

18
7.1 Penyaluran dan penempatan siswa ke jurusan
MIA, IPS dan BHS
8. PRIBADI, 8. Penempatan dalam kelas
SOSIAL 8.1. Penempatan siswa kedalam sejumlah ruang
kelas
8.2. Penempatan tempat duduk siswa
9. BELAJAR 9. Pembentukan kelompok belajar
9.1. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok
belajar

19
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GASAL
BULAN : AGUSTUS
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

20
1. PRIBADI, 1. Pendayagunaan potensi lingkungan dan
SOSIAL fasilitas
1.1 Memanfaatkan lingkungan secara produktif
2. PRIBADI, 2. Terampil berkomunikasi
SOSIAL 2.1 Berkomunikasi lisan secara efektif dan santun
2.2 Keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia
3. SOSIAL 3. Percaya diri
3.1 Pemahaman mengenai arti percaya diri
3.2 Faktor yang dapat meningkatkan rasa percaya
diri
3.3 Faktor yang dapat mengurangi rasa percaya diri
3.4 Teknik-teknik meningkatkan rasa percaya diri
4. PRIBADI, 4. Penempatan dalam beasiswa
BELAJAR 4.1 Mengajukan siswa kurang mampu berprestasi
untuk mendapatkan beasiswa
5. BELAJAR 5. Pembentukan kelompok belajar
5.1. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok
belajar
6. BELAJAR 6. Pengembangan keterampilan belajar
6.1 Memaksimalkan cara belajar yang efektif

21
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GASAL
BULAN : SEPTEMBER
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

22
1. PRIBADI, 1. Kecerdasan spiritual
SOSIAL, 1.1 Berperilaku sesuai ajaran agama sesuai dengan
BELAJAR perkembangan remaja
2. SOSIAL 2. Keteraturan sosial
2.1 Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan
sosial
2.2 Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara secara demokratis
dalam wadah NKRI
2.3 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang
lain dalam pergaulan di masyarakat.
3. PRIBADI, 3. Simulasi Studi Lanjut
BELAJAR 3.1 Melakukan simulasi pendaftaran Studi Lanjut
3.2 Memberikan pertimbangan antara PTN dan
Program studi pilihan dengan kemampuan serta
nilai akademik siswa
3.3 Memberikan alternatif-alternatif pilihan PTN
dan program studinya.
4. BELAJAR 4. Pengembangan keterampilan belajar
4.1 Memaksimalkan cara belajar yang efektif

23
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GASAL
BULAN : OKTOBER
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

24
1. PRIBADI, 1. Berperan aktif dalam proses belajar
SOSIAL, 1.1 Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
BELAJAR bertanggung jawab
2. SOSIAL 2. Berpikir positif
2.1 Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki
kekurangannya
2.2 Menunjukkan sikap percaya dan bertanggung
jawab atas perilaku, perbuatan dan
pekerjaannya
3. PRIBADI 3. Motivasi diri
3.1 Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki
kekurangannya
3.2 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah komplek
4. BELAJAR 4. Pembinaan Disiplin Belajar
4.1 Pengaturan waktu belajar

25
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GASAL
BULAN : NOVEMBER
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

26
1. PRIBADI, 1. Konsep Diri
SOSIAL 2.1 Memahami pentingnya konsep diri dalam
kehidupan
2.2 Berusaha menjadi pribadi yang memiliki
konsep diri positif
2. PRIBADI, 2. Keberhasilan yang tertunda
BELAJAR, 2.1 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis,
KARIR kreatif, dan inovatif dalam pengambilan
keputusan
2.2 Menunjukkan sikap kompetitif untuk
mendapatkan hasil yg terbaik
3. PRIBADI 3. Pengelolaan waktu
3.1 Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri serta
memperbaiki kekurangannya.
3.2 Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab
4. PRIBADI 4. Hidup sehat tanpa NAPZA
4.1 Berperilaku sesuai ajaran agama sesuai dengan
perkembangan remaja
4.2 Menunjukkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan
pekerjaannya
4.3 Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan
sosial
4.4 Menjaga kesehatan dan keamanan diri,
kebugaran jasmani, serta keberhasilan
lingkungan

27
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GASAL
BULAN : DESEMBER
MINGGU KE : 1, 2, DAN 3

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

28
1. PRIBADI, 1. Kecerdasan emosi
SOSIAL, 1.1 Mengembangkan diri secara optimal dengan
BELAJAR memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki
kekurangan yang ada dalam diri
1.2 Menunjukkan sikap percaya diri dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan dan pekerjaan
2. PRIBADI 1. Makna bekerja
1.1 Menunjukkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan
pekerjaan
2.2 Menunjukkan berbagai macam jenis dan bidang
pekerjaan
3. BELAJAR 3. Teknik belajar yang sesuai
3.1 Menunjukkan kemampuan mengembangkan
budaya belajar untuk pemberdayaan diri

29
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GENAP
BULAN : JANUARI
MINGGU KE : 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

30
1. PRIBADI, 1. Interaksi Sosial
SOSIAL 1.1 Menunjukkan sikap percaya diri dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan dan pekerjaan
1.2 Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara secara demokratis
dalam wadah NKRI
2. KARIR 2. Menentukan pilihan karir yang tepat
2.1 Berbagai macam jenis dan pilihan karir
2.2 Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki
kekurangannya
3. KARIR 3. Berwirausaha
3.1 Sukses berwirausaha
3.2 Pilihan tepat dalam berwirausaha

31
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GENAP
BULAN : FEBRUARI
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

32
1. PRIBADI, 1. Keseimbangan hak dan kewajiban
SOSIAL 1.1 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang
lain dalam pergaulan di masyarakat
2. SOSIAL 2. Makna persahabatan
2.1 Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku,
ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup
global
2.2 Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif
dan santun
2.3 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang
lain dalam pergaulan di masyarakat.
2.4 Menghargai adanya perbedaan pendapat dan
berempati terhadap orang lain
3. PRIBADI, 3. Makna Individu dan Sosial
SOSIAL 3.1 Menunjukkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan
pekerjaan
3.2 Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki
kekurangannya
4 PRIBADI, 4. Penyaluran Studi Lanjut
BELAJAR, 4.1 Menyalurkan siswa ke berbagai perguruan
KARIR tinggi

33
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GENAP
BULAN : MARET
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n
1. PRIBADI 1. Mengasah kemandirian

34
1.1 Menunjukkan sikap percaya diri dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan dan pekerjaan.
1.2 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis,
kreatif dan inovatif dalam pengambilan
keputusan.
2. PRIBADI, 2. Memecahkan masalah pribadi dan sosial
SOSIAL 2.1 Berpartisipasi dalam penegakan aturan sosial
2.2 Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku,
ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup
global.
2.3 Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala
alam dan sosial.
2.4 Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab
3. PRIBADI, 3. Mengambil keputusan
SOSIAL 3.1 Menunjukkan sikap percaya diri dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan dan pekerjaan.
3.2 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah kompleks
3.3 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis,
kreatif dan inovatif dalam pengambilan
keputusan
4 PRIBADI, 4. Penyaluran Studi Lanjut
BELAJAR, 4.1 Menyalurkan siswa ke berbagai perguruan
KARIR tinggi

35
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GENAP
BULAN : APRIL
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

36
1. PRIBADI, 1. Seni dan kesempurnaan hidup
SOSIAL 1.1 Mengekspresikan diri melalui kegaiatan seni
dan budaya
1.2 Mengapresiasi karya seni dan budaya.
1.3 Menghasilkan karya kreatif, baik individual
maupun kelompok.
2. SOSIAL 2. Menghargai pendapat
2.1 Menghargai adanya perbedaan pendapat dan
berempati terhadap orang lain
2.2 Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku,
ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup
global.
3. BELAJAR 3. Kegagalan dalam ujian
3.1 Menunjukkan sikap percaya diri dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan dan pekerjaan.
3.2 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah kompleks
3.3 Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif
untuk mendapatkan hasil yang terbaik

37
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GENAP
BULAN : MEI
MINGGU KE : 1, 2, 3 DAN 4

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n

38
1. PRIBADI, 1. Manajemen waktu
SOSIAL 1.1 Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki
kekurangan yang ada dalam diri
1.2 Menunjukkan sikap percaya diri dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan dan pekerjaan.
1.3 Menunjukkan kemampuan mengembangkan
budaya belajar untuk pemberdayaan diri
2. BELAJAR 2. Belajar dengan cara yang menyenangkan
2.1 Menunjukkan kemampuan mengembangkan
budaya belajar untuk pemberdayaan diri.

39
PROGRAM BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2021 - 2022

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURI


KELAS/ SMT : X, XI, XII / GENAP
BULAN : JUNI
MINGGU KE : 1, 2, DAN 3

MINGGU
JENIS LAYANAN
KE
P
e
P K K B
n
e o o i
e
n n n m
m
g s s b
p K
O I u e e i
a o M
r n a l l n
t n e
i f s i i g
BIDANG a s d
NO MATERI LAYANAN e o a n n a
BIMBINGAN n u i
n r a g g n 1 2 3 4
p l a
t m a i k k
e t s
a a n n e e
n a a
s s k d l l
y s i
i i o i o o
a i
n v m m
l
t i p p
u
e d o o
r
n u k k
a
n
1. PRIBADI 1. Cita-cita

40
1.1 Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki
kekurangan yang ada dalam diri
1.2 Menunjukkan sikap percaya diri dan
kemampuan untuk bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan dan pekerjaan.
1.3 Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif
untuk mendapatkan hasil yang terbaik
2. PRIBADI, 2. Mengetahui bakat dan minat terhadap karir
KARIR 2.1 Memahami arah karir yang diinginkan
2.1 Memadukan bakat dan minat sesuai dengan
arah karir

41

Anda mungkin juga menyukai