Anda di halaman 1dari 22

Layanan Bimbingan Dan Konseling

TUGAS MAKALAH
Disampaikan dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Kurikulum PAI
Program Studi Strata S1 Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:
Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag.

Oleh :
SANNY EKA SILFIA (1207.19.2240)
FATRA BUANA MADELOPA(1207.19.2164)
NURAINI (1207.19.2218)

kelas:
3A PAI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
IBNU SINA BATAM
2020
BIODATA PENULIS

Nama : sanny eka silfia


Tempat/Tgl lahir : sei guntung, 06 agustus 2001
No. Telepon : 0823 8786 2460
Asal Sekolah : hidayatullah boarding school
batam
Alamat : buana vista indah 1 blok E no23
Data Orang Tua Nirm : 1207.19.2240
Nama Ayah : Suhardi
Nama Ibu : Qamariah
No. Tlp Ayah/Ibu : 0812 6179 723

Nama : Nuraini
Tempat/Tgl lahir : Batam, 11 maret 2001
No. Telepon : 085668472766
Asal Sekolah : Smkn 6 Batam
Alamat : Bida kabil Blok J NO 26
Data Orang Tua
Nirm : 1207.19.2218
Nama Ayah : Mohammad Gunadi
Nama Ibu : Endang Sri Yatun
No. Tlp Ayah/Ibu : 081364602220

Nama : Patra buana madelopa


Tempat/Tgl lahir : Jambi, 15 agustus 2002
No. Telepon : 082172535708
Asal Sekolah : PON PES AL AMANI
Alamat : komplek ruko Kartika bisnis
blok u4 no 5-6
Data Orang Tua Nirm : 1207.19.2164
Nama Ayah : Muhammad
i
v
Nama Ibu : daswati
No. Tlp Ayah/Ibu : 08228826052

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Sholawat
serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW.
Dalam kesempatan kali ini, Penulis hendak mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag. sebagai Dosen Pengampu
mata kuliah Kurikulum PAI, Karena atas bimbingan dan arahan nya Penulis dapat terarah
membuat makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih


terdapat banyak kesalahan. Maka dari itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk acuan, petunjuk maupun pedoman untuk
menambah ilmu pengetahuan yang berguna bagi para pembaca.

Terimakasih.

Batam, 30 Oktober 2020

Pemakalah

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
BIODATA PEMAKALAH ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II. PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling 3
B. Tujuan dan fungsi dan Bimbingan dan Konseling 4
C. Prinsip-prinsip Bimbingan dan konseling 4
D. Tugas Kepala Sekolah 5
E. Tugas guru Bimbingan dan Konseling 6
F. Mekanisme Layanan Bimbingan dan konseling 7
BAB III. PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

v
i
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bagian penting dalam


sekolah yang menjadi pusat pengembangan kepribadian dan karir siswa.
Siswa merupakan konseli yang perlu mendapatkan layanan Bimbingan dan
konseling terbaik dari guru Bimbingan dan Konseling, oleh sebab itu seorang
guru Bimbingan dan konseling perlu menguasai konsep Bimbingan dan
Konseling di sekolah termasuk tata kelola layanan Bimbingan dan
Konseling.
Layanan Bimbingan dan Konseling tidak hanya sebatas memberikan
bimbingan ataupun mengkonseling siswa yang memiliki kasus, seperti
melanggar tata tertib sekolah saja, namun perlu dikuasai oleh guru BK
bahwa layanan Bimbingan dan Konseling terkait dengan konsep tata kelola.
Konsep tata kelola memiliki pandangan pada indikator mengatur, mendesain,
mengelola sampai pada mengevaluasi.
Pengajaran dikelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai untuk
menjawab tuntuttan penyelenggaraan pendidikan yang luas dan mendalam
itu. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakann unsur yang perlu di
padukan ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh baik di sekolah,
maupun di luar sekolah.
B. Rumusan Masalah

1.  Apakah pengertian bimbingan dan konseling?


2. Apakah tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling?
3. Apa prinsi-prinsip bimbingan dan konseling?
4. Apa sajakah tugas kepala sekolah?
5. Apa sajakah tugas guru bimbingan dan konseling?
6. Bagaimana mekanisme layanan bimbingan dan konseling?

1
C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian bimbingan dan konseling


2. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui prinsi-prinsip bimbingan dan konseling
4. Untuk mengetahui tugas kepala sekolah
5. Untuk mengetahui tugas guru bimbingan dan konseling
6. Untuk mengetahui mekanisme layanan bimbingan dan konseling
BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance
berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai ati “menunjukkan, membimbing,
menuntun ataupun membantu (Hallen 2005: 3). Sedangkan secara terminologi,
menurut Moh Surya sebagaimana dikutip oleh Hallen (2005: 5) bahwa bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang di bimbing agar tercapai kemandirian.
Prayitno, dkk., (1998: 9) mencoba juga menjelaskan arti bimbingan adalah proses
pemberi bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang-orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dari beberapa penjelasan mengenai bimbingan dari para ahli dapat ditarik
kesimpulan bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan
sistematis guna memberi bantuan dari seorang ahli kepada yang membutuhkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan diri pribadinya sendiri dan mandiri.

Pengertian konseling, menurut Hornby (dalam Hallen (2005: 9) istilah konseling


berasal dari bahasa Inggris to counsel yang secara etimologis berarti 70 give advice
atau memberi saran dan nasehat. Konseling adalah upaya membantu individu melalui
proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu
memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan
tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan
efektif perilakunya.

Bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan seorang konselor
yang besifat psikologis kepada klien dengan wawancara agar klien tersebut mampu
memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.
Dan juga Bimbingan dan konseling merupakan suatu program yang sangat penting

3
adanya di setiap sekolah. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membina
kepribadian serta akhlak siswa, karena siswa pada masa pubertas biasanya sangat
dibutuhkan agar siswa terhindar dari perbuatan yang melanggar norma-norma.1

Bimbingan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat program pelayanan


bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu
peserta didik melaksanakan kehidupan seharihari secara mandiri dan berkembang
secara optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.2

Program bimbingan di sekolah pada dasarnya memberikan bantuan kepada anak


didik untuk berfikir mengenai pemilihanpemilihan dan penyesuaian yang penting dan
yang akan dihadapi dalam tahap hidup dimana seseorang dapat membuat persiapan
secukupnya. Bimbingan merupakan bantuan yang intergral dari pendidikan karena
pendidikan merupakan sebuah proses dari perubahan-perubahan yang terjadi pada
masing-masing individu untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dan
pendidikan juga merupakan “pembangunan suatu dunia perasaan dan kesadaran” the
up bulding of a word in feeling or consciousness.3

Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi
antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga
konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. 4

B. Tujuan Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling

Konseling bertujuan membantu individu untuk mengadakan interprestasi fakta-


fakta mendalami arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling memberikan
bantuan kepada individu untuk mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap,
dan tingkah laku (Nurihsan, 2007: 11).

Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah. Di sini guru


pembimbing dituntut mempunyai kompetensi yang cukup untuk membimbing anak
didik. Guru pembimbing tidak hanya berkepentingan kepada siswa yang bermasalah
1
Hamzah. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Batam: Pilar Nusantara.
2
Alip Badrujama, Teori dan Aplikasi Program Bimbingan Konseling. (Jakarta: PT Indeks). h.27
3
Dewa Kentut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta). h.98
4
Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling Berbagai Latar Kehidupan, Bandung : PT Refika
Aditama, 2009). h. 10

4
saja akan tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan siswa secara optimal serta
membantu atau membina mental, sikap dan tingkah laku menuju kearah yang lebih
baik.

Fungsi bimbingan dan konseling yang dilakukan di sekolah adalah,


pengembangan, penyaluran, adaptasi dan penyesuaian (Nurihsan, 2006: 8). Dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah. Di sini guru pembimbing
dituntut mempunyai kompetensi yang cukup untuk membimbing anak didik.

Guru pembimbing tidak hanya berkepentingan kepada siswa yang bermasalah saja
akan tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan siswa secara optimal serta
membantu atau membina mental, sikap dan tingkah laku menuju ke arah yang lebih
baik. Sementara itu, ruang lingkup bimbingan di sekolah yaitu: a) Layanan kepada
peserta didik, b) Layanan kepada guru, c) Layanan kepada kepala sekolah, d)
Layanan kepada calon peserta didik (feeder school), e) Layanan kepada orang tua, f)
Layanan kepada dunia kerja dan g) Layanan kepada lembaga-lembaga dan
masyarakat lain (Suhardan, dkk, 2009: 216). 5

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik,
dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam memahami
lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-
ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan,
minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh bantuan
secara tepat dari pihakpihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak
dapat dipecahkan di sekolah tersebut. 6

C. prinsi-prinsip bimbingan dan konseling

Prinsip ini dalam pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan


bagaimana para personalia atau orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pelayanan
bimbingan dan konseling ditetapkan, disusun dan diadakan pembagian tugas (70b
diserption) sebagaimana telah disebutkan dalam penyusunan program BK diatas.

5
Hamzah. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Batam: Pilar Nusantara. zzzz
6
Ditjen PMPTT Diknas, Bimbingan dan Konseling di sekolah (Direktur Tenaga Kependidikan 2008), h. 7

5
Guru pembimbing atau konselor sekolah tidak mungkin bekerja sendiri dalam
memberikan pelayanan BK kepada siswa di sekolah madrasah. Guru BK akan
memerlukan orang lain dalam memberikan pelayanan BK.

Pelayanan BK di sekolah atau madrasah melibatkan banyak orang. Untuk itu,


harus ditentukan dan disusun para personalia atau orang-orang yang diterlibat dalam
layanannya agar pelaksanaannya efektif dan efisien sehingga tujuannya pun dapat
dicapai secara efektif dan efisein pula. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
dan madrasah bersama koordinator layanan BK, terutama apabila di sekolah dan
madrasah yang bersangkutan memiliki beberapa orang guru BK (Tohurin, 2008: 275-
276). Dalam pengarahan kegiatan bimbingan, koordinator sebagai pemimpin
lembaga atau unit bimbingan hendaknya memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang
baik sehingga memungkinkan terciptanya suatu komunikasi yang baik dengan
seluruh staf yang ada.7
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya
bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang
hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial
budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.8

D. tugas kepala sekolah

Para manajer atau pimpinan seperti kepala sekolah mencapai tujuan-tujuan


organisasi sekolah melalui pengaturan orang-orang lain (guru-guru dan petugas
administrasi) untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan atau
dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri (Tohirin, 2008: 271).

Tanggung jawab kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen bimbingan


konseling di sekolah ialah:

1. Mengoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan


pengajaran, pelatihan, dan bimbingan di sekolah,
2. Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah:

7
Hamzah, Kurikulum dan Pembelajaran (Batam: Pilar Nusantara, 2019) Hlm.289-294
8
Awalya,dkk, bimbingan dan konseling (semarang:unnes press,2013) hlm 67

6
3. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan
konseling di sekolah,
4. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah,
5. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan
kesepakatan bersama guru pembimbing,
6. Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan
konseling pada setiap awal caturwulan,
7. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling
sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan
ini dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas,
8. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling,
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa, bagi
kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling (Nurihsan,
2006: 63-64).

Pencapaian kopetensi yang harus di miliki peserta didik sulit diupayakan apabila
tidak memiliki manajemen bermutu dan tidak dilakukan secara jelas dan
terarah, faktual dan sistematis. Dalam konteks inilah keberadaan kepala sekolah
dalam melaksanakan manajemen bimbingan dan konseling di sekolah menjadi urgen
disamping proses pembelajaran..

E. Tugas guru bimbingan dan konseling


Tugas guru pembimbing dalam laynana bimbingan konseling adalah:
1. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan,
2. Merencanakan program bimbingan,
3. .Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan,
4. Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi
tanggung jawabnya tninimal sebanyak 150 siswa dan telah menjalankan
tugas wajib guru dengan 18 jam pelajaran seminggu.
5. Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan,
6. Menilai proses dan hasil kegiatan layanan kegiatan,
7. .Menganalssis hasil penilaian,

7
8. .Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian:
9. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, dan
10. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru
pembimbing

Seorang guru perlu diberi wawasan dan pemahaman tentang layanan bimbingan
dan konseling di sekolah, dengan harapan guru:
1. Memahami hakikat layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
2. Memahami prinsip-prinsip operasional bimbingan dan
konseling di sekolah.
3. Memahami program bimbingan di sekolah dan peranan guru
dalam pelaksanaan program tersebut.
4. Memahami tugas dan peran serta guru dalam pemberian
layanan bimbingan kepada para siswa 9

Adapun tugas-tugas yang dimiliki oleh seorang guru bimbingan dan konseling atau
konselor yang ditemukan oleh Salahudin (2010: 206 ) antara lain :

a. Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan


sekolah, baik mengenai peralatan, tenaga, penyelengara maupun aktivitas-
aktivitas lainya.
b. Kegiatan penyusunan program dalam bidang bimbingan pribadi sosial,
bimbingan belajar, bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk
kegian pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
c. Kegiatan melaksanakan dalam pelayanan bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan
termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
d. Kegiatan evalusai pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis
layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
e. Menyelengarakan bimbingan terhadap siswa, baik yang bersifat preventif,
perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif.

9
Hamzah, Kurikulum dan Pembelajaran (Batam: Pilar Nusantara, 2019) Hlm.297-300

8
f. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing atau konselor yang
membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, sebaliknya
dihargai sebagai bonus.

Dapat disimpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan
keberadaannya sebagai penunjang proses belajar dan termasuk penyesuaian diri siswa,
tugas guru BK merupakan tugas yang sangat berat, oleh karena itu untuk
melaksanakannya diperlukan adanya sikap profesional dari guru BK. Tugas guru
bimbingan dan konseling /konselor terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuai
dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian siswa disekolah.10

F. Mekanisme layanan bimbingan dan konseling


Mekanisme kerja administrasi bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai
berikut :
1. Pada permulaan memasuki sekolah dilakukan pencatatan data pribadi siswa
dengan menyebarkan angket, baik yang diisioleh orang tua. Bagi siswa yang
melanjutkan studi kejenjang Pendidikan yang lebih tinggi, data pribadi yang
telah di isi perlu di lengkapi dengan data nilai prestasi belajar sebelumnya,
misalnya buku raport, ijazah/STTB di SD serta nilai testing masuk kalua ada.
Apa bila data yang telah masuk dari masing-masing siswa sudah di anggap
memadai dan lengkap, maka data-data itu kemudian dihimpun dalam satu file ,
map, buku pribadi untuk mesing-masing siswa secara teratur dan sistematis.
2. Catatan kejadian siswa tentang tingkah laku siswa dalam kelas selama proses
belajar mengajar berlangsung dibuat oleh guru bidang studi dan disampaikan
kepada wali kelasnya. Catatan kejadian siswa yang telah diterima dari masing-
masing guru bidang studi/wali kelas kemudian dihimpun dalam bentuk
laporan observasi mingguan itu dimasukan kedalam buku pribbadi siswa.
3. Dari hasil laporan observasi yang telah disampaikan oleh wali kelas dan
kemudian dimasukkan dalam buku pribadi siswa oleh petugas administrasi
bimbingan, seterusnya dipelajari oleh guru pembimbingan. Materi -materi
yang dipelajari oleh guru pembimbing sering disebut studi kasus. Bila
dipandang malah itu cukup serius dan menonjol serta mendesak untuk di
tanggungi, maka siswa (kasus) yang bersangkutan,maka perlu diselenggarakan

10
Salahudin, Anas. (2010). Bimbingan & Konseling. Cet.1. Bandung: CV. Pustaka Setia.

9
koferensi kasus (case conference). Penyelenggaraan konferensi kasus harus
diketahui serta diikuti oleh kepala sekolah.
4. Hasil sosismetri yang berupa sosiogram yang telah diselenggarakan oleh wali
kelas dimasukkan ke dalam buku pribadi siswa sebagai bahan studi kasus.
Apabia dijumpai masalah-masalah yang menonjol dalam sosiogram misalnya
adanya siswa yang terisolir, maka guru pembimbing dapat secara langsung,
memanggil siswa yang bersangkutanuntuk diadakan konseling.
5. Hasil wawancara, daftar presensi, daftar nilai raport yang diselenggaarakan
oleh wali kelas dimasukkan dalam kartu pribadi siswa.
6. Hasil kunjungan rumah yang diselenggarakan oleh wali kelas/guru bidang
studi disampaikan kepala guru pembimbing untuk di pakai sebagai bahan-
bahan didalam rapat-rapat dengan kepala sekolah. Hasil-hasil laporan home
visit yang telak disampai wali kelas/guru pembimbingan oleh koordinator
bimbingan dan konseling himpun daalam catatan kasus pribadi.
7. Hasil pemeriksaan dari petugas-petugas khusus/tenaga ahli, misalnya hasil
pemeriksaan psikologis dari psikolog, hasil pemeriksaan fisik/Kesehatan dari
dokter atau jururawat dimasukkan dalam buku pribadi siswa dan juga
disampaikan kepala kepala sekolah untuk diketahui.
8. Laporan, harian, mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan kegiatan
bimbingan seperti kegiatan konseling perorangan, bimbingan keompok,
konselong kelompok, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah,
membuat rencana layanan atau kegiatan pendukung, mempersiapkan bahan
untuk layanan/pendukung, mengadakan evaluasi dan/atau analisis hasil
evaluasi, dan/atau merencanakan program tindak lanjut yang dibuat oleh guru
pembimbing dilaporkan kepada pengawas bimbingan dan konseling sekolah.
9. Data-data. Informasi yang berasal dari berbagai sumber dan telah dihimpun
dalam buku pribadi, map pribadi atau cumulative record siswa hendaknya
diperiksa oleh kepala sekolah, sehingga terwujud suatu bentuk kerja sama
antara kepala sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, wali kelas, guru
pembimbing, dan guru bidang studi dalam mempelajari buku pribadi siswa
serta menemukan dan memecahkan berbagai kasus yang dihadapi oleh para
siswa (Nurihsan, 2006: 52-54).
Layanan bimbingan dan konseling mengacu pada bidang-bidang bimbingan
dan konseling keterkaitannya dapat dilihat melalui uraian berikut:

10
a) Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan pesserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti ) yang
baru dimasukinya dalam rangka mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik.
b) Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan pesera didik (klien) menerima dan memahami berbagai
informasi.
c) Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh,
menempatkan dan menyalurkan yang tepat sesuai dengan potensi, bakat dan
minat serta kondisi pribadi.
d) Layanan pembelajaran, adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan diri dengan sikap
belajar yang baik.
e) Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung tatap
muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing.
f) Layanan bimbbingan kelompok dimaksudan untuk memungkinkan peserta
didik memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (guru pembimbing atau
guru kelas) yang bermafaatuntuk kehidupan sehari-hari dan,
g) Layanan konseling kelompok meungkinkan peserta didik memperoleh
kessempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami
melalui dinamika kelompok (Hellen, 2005: 81-88).
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan yang
sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan
konseling selal memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan
peserta didik, meliputi: pertama, bidang bimbingan pribadi, yakni:
1. Pemantapan kebiasaan dan pengembangan sikap dalam beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangannya melalui kegiatan
yang kreatif dan pruduktif dan baik dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat maaupun untuk peranan di masa depan.
3. Pemahaman bakat dan minat pribadi, serta penyaluran dan
pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif.

11
4. Pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya
5. Pemahaman dan pengalaman hidup sehat (Prayitno, dkk., 1998: 65-66)
Pada bidang bimbingan pribadi ini pelayanan bimbigan dan konseling
bertujuan untuk membantu siswa dalam pengembangan pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mampu mandiri serta sehat jasmani
daan rohani. Kedua, bidang bimbingan social, dimana bimbingan dan konseling
meliputi:
1. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan.
2. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social,
baik dirumah, sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi
tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama adat istiadatdan
kebiasaan yang berlaku.
3. Pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya di dalam
dan di luar sekolah serta di masyarakat pada umumnya.
4. Pemahaman dan pengalaman disiplin dan peraturan sekolah (Priyatno,
dkk., 1998: 66-67).
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah berusaha membantu peserta
didik atau mengenal atau berhubungan dengan lingkungan social yang dilandasi
budi pekerti, dan tanggung jawab, bertujuan agar siswa berbudi pekerti yang luhur
serta tanggung jawab bermasyarakat dan bernegaraan. Ketiga, bidang bimbingan
belajar dimana dilakukan dengan:
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam mencari
informasi dari berbagai sumber dalam bersikap terhadap guru dan staf
yang terkait, mengerjakan tugas, dan mengembangkan keterampilan,
serta dalam menjalani program penilaian, perbaikan dan pengayaan.
2. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
berkelompok.
3. Mengembangkan pengusaan materi program belajar.
4. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik social
budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
5. Orientasi belajar disekolah menengah, baik umum maupun kejuruan
(Prayitni, dkk., 1998: 67-68)

12
Pelayanan bimbingan belajar membantu siswa mengenal dan menambahkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan program belajar. Yang mempunyai tujuan menyiapkan
siswa melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi, atau terjun
kemasyarakat. Keempat, bidang bimbingan karier, yaitu:

1. Pengenalan konsep diri berkaitan dengan bakat dan kecendrungan pilihan


jabatan serta arah pengembangan karier.
2. Pengenalan bimbingan kerja/karier, khususnya berkenaan dengan pilihan
pekerjaan.
3. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha memperoleh penghasilan.
4. Pengenalan berbagai lapangan kerja.
5. Orientasi dan informasi pendidikan menengah, baik umum maupun
kejuruan, sesuai dengan cita-cita melanjutkan pendidikan dan
pengembangan karier (Prayitno, dkk., 1998: 68).

Kegiatan pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung


dengan sasaran layanan, kegiatan ini berfungsi membantu kelancaran dan
keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien). kegiatan ini meliputi:

1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan Konseling, Aplikasi ini bertujuan


untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik.
Pengumpulan data dan keterangan dapat dilakukan dengan berbagai
instrument, baik tes maupun non-tes.
2. Penyelenggaraan Himpunan Data. Himpunan data perlu diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematis, konprehensif terpadu dan bersifat
tertutup.
3. Konferensi kasus. Konferensi kasus yaitu kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh siswa
dalam suatu forum yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait seperti:
Guru BK, wali kelas, Guru mata pelajaran, Kepala Sekolah, orang tua
dan tenaga ahli lainnya.
4. Kunjuan Rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi

13
terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke
rumahnya.
5. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah
yang dihadapi peserta didik (klien)dengan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Tujuan dari alih tangan kasus
yaitu untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
maslah yang dialami oleh siswa, Seperti guru mata pelajaran, wali kelas
dan staf sekolah lainnya atau orang tua menyerahkan siswa yang
bermasalah pada guru pembimbing (Hellen, 2005: 89-93)

Secara umum dalam wawancara konseling dikenal tiga teknik atau


pendekatan khusus dlam konseling, yaitu:

1. Directive Counseling (informative, Counselor Centered). Teknik ini


adalah proses konseling kebanyakan berada di tangan konselor. Konselor
lebih banyak mengembil inisiatif dalam proses konseling, sehingga klien
tidak menerima apa yang dikemukakan konselor.
2. Non directive counceling (client centered counceling). Proses konseling
yang menjadi pusat nya adalah klien bukan konselor. Dalam pemecahan
masalah klien itu sendiri didorong oleh konselor ubtuk mencari dan
menemukan cara untuk teknik yang terbaik dalam pemecahan masalah.
3. Elective counceling. Teknik yang memadukan teknik directive dan non
directive konseling. Seorang konselor akan berhasil menjalankan
tugasnya tidak hanya berpegang pada salah satu teknik ataau pendekatan
yang disesuaikan dengan sifat masalah klien atau situasi konseling itu
sendiri (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 41-48).

14
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya kurikulum di Indonesia telah 11 kali melakukan pergantian, bukan tanpa
alasan, tapi karena kurikulum dinilai urgent untuk melakukan pergantian yang disebabkan
oleh tuntutan dunia saat ini. KTSP yang diberlakukan sejak tahun 2006 kemudian diganti
dengan K13 adalah salah satu bukti nyata bahwa kurikulum Pendidikan di Indonesia
memang perlu terus dilakukan revisi.

B. Saran

Peranan guru sangat diperlukan untuk terlibat secara langsung dalam suatu
pengajaran agar pengajaran yang dimaksudkan tersebut dapat mencapai suatu
tingkatan keberhasilan yang tinggi, oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan ini
diperlukan pula adanya upaya penunjang terhadap optimalisasi di dalam  proses
belajar siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Batam: Pilar Nusantara.

Awalya,dkk.2013.Bimbingan dan Konseling.Semarang: Unnes Press

Salahudin, Anas. (2010). Bimbingan & Konseling. Cet.1. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Alip Badrujama, Teori dan Aplikasi Program Bimbingan Konseling. (Jakarta: PT


Indeks)

Dewa Kentut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Jakarta:


Rineka Cipta)

Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling Berbagai Latar Kehidupan,


Bandung : PT Refika Aditama, 2009)

Ditjen PMPTT Diknas, Bimbingan dan Konseling di sekolah (Direktur Tenaga


Kependidikan 2008)

Anda mungkin juga menyukai