Anda di halaman 1dari 21

ASAS-ASAS DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

MAKALAH
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah-Satu Tugas Bimbingan konseling
pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Semester 3

Oleh:
FAUZAN YUSUF
862312021009

Dosen Pembimbing:
SYAHRIL,S.PD..,M.PD

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga pemateri dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “ASAS ASAS DAN PRINSIP PRINSIP BIMBINGAN DAN
KONSELING”. Dan tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw. Nabi yang menjadi suri tauladan umat
manusia di persada bumi ini. Serta pemateri menghanturkan terima kasih
kepadaIbuSarifah Suhra selaku dosen mata kuliah Fiqhi Ibadah yang telah
memberikan tugas ini kepada pemateri.
Pemateri berharap semoga dengan adanya makalah ini mampu menambah
pengetahuan dan wawasan kita.Serta pemateri menyadari bahwa dalam
penyusunan dalam makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun akan pemateri terima demi kesempurnaan makalah.

Watampone, 9 November 2022

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 2
B. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN 3
1. Asas-asas bimbingan dan konseling 3
2. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling 12
BAB III PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan konseling atau yang seringkali disingkat menjadi BK ini
adalah serangkaian aktivitas yang berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang
ahli pada konseling dengan cara tatap muka, baik itu secara individu ataupun
kelompok dengan memberikan pengetahuan tambahan. Pengetahuan tambahan itu
nantinya diharapkan bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi dan
menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh konseling, yakni dengan cara
terus-menerus dan sistematis. Bimbingan konseling ini juga telah diatur di dalam
Surat Keputusan Mendikbud No. 025/1995 mengenai Petunjuk Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.

Disini disebutkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan pelayanan


bantuan yang ditujukan untuk peserta didik, baik itu individu ataupun kelompok
supaya mandiri dan tetap bisa berkembang secara optimal.Tak hanya itu saja,
bimbingan yang diberikan juga meliputi bimbingan sosial, karir, belajar, dan
lainnya melalui berbagai macam layanan dan juga kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pada intinya, bimbingan konseling
adalah sebuah proses interaksi antara konselor dan juga konseli. Baik itu secara
langsung ataupun tidak langsung dalam rangka membantu para konseli supaya
bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya atau bisa memecahkan
masalah yang sedang mereka alami.

Selain itu, bimbingan konseling juga bisa disebut sebagai salah satu upaya
yang sistematis, objektif, berkelanjutan, dan logis, serta terprogram yang mana
dilakukan oleh para konselor untuk memberikan fasilitas pengembangan konseli
supaya mereka bisa mencapai kemandirian dan mencapai kehidupan yang lebih
baik lagi.

1
2

B.Rumusan masalah :
1.    Apa saja asas asas dalam bimbingan konseling?
2.    Apa saja prinsip prinsip dalam pelayanan bimbingankonseling?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asas asas bimbingan dan konseling
Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional
sesuai dengan makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus,
pekerjaan profesional itu harus di laksanakan dengan mengikuti kaidah –
kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan lainnya. Kaidah –
kaidah tersebut di dasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi
( antara lain bahwa layanan harus di dasarkan atas data dan tingkat
perkembangan klien ), dan tuntunan oktimalisasi proses peyelenggaraan
pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana konseling di tandai oleh
adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan, dan
keterbukaan, serta sebagai sumber daya yang perlu di aktifkan.
            Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah –
kaidah tersebut di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan –
ketentuan yang harus di terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan itu.
            Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )
1.      Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan keterangan
peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan
koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat
pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus menjaga
kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.
Sebagai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data
tersebut, baik data yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling,
karena hubungan menolong dalam bimbingan dan konseling hanya dapat
berlangsung dengan baik jika data  informasi yang dipercayakan kepada

3
4

konselor atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini


bisa dikatakan sebagai “Asas

4
4

Kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan


adanya asas kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu isi
pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga
dengan baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah
wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga
dengan cermat oleh konselor.
Contoh asas kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan
kepada konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang
didapatnya sejak lama maka seorang konselor harus bisa menjaga
kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang
banyak .
2.      Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya
kesukaaan dan kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan
layanan  atau kegiatan yang di peruntukan baginya . Telah dikemukakan
bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan
bukan merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan.
Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan
adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/ guru pembimbing
dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan
suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah yang dialaminya
kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu
tidak masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di
sekolahnya , sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah
sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran
tersebut dengan selalu membina dan mengembangkanya.
3.      Asas Keterbukaan
5

Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta


didik yang menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan
tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya
sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi
konselor/ guru pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor
dan konseli merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan
adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli
untuk membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi
penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah
konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan
berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff
menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan
konselor dan kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal
ini konselor/ guru pembimbing berkewajiban mengembangkan
keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih
dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan
mendorong konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si
terbimbing tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ;
maksudnya , si terbimbing telah betul-betul telah mempercayai
konselornya lebih jauh, keterbukaan akan semakin berkembang apabila
klien tahu bahwa kinselornya terbuka. Keterbukaan di sini di tinjau dari
dua arah. Dari pihak klien di harapkan pertama-tama mau membuka diri
sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat di ketahui oleh orang
lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-
saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.
6

Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat


tertutup sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara
secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah
pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa
nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
4.      Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar
obyek sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi
masa sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa
lamoau dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang
dapat diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan
konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau
sekarang, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu
sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari
rasa penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan
kekhawatiran dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat
dikerjakannya pada saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat
mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya
sekarang. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).
            Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang
telah di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik
fisik dan psikisnya.
5.Asas Kemandirian
7

Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan


umum BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan
menjadi individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling
adalah agar konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri
konseli.Ciri-ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu
mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat
tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus memberikan
respon yang cermat terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang
diungkapkan.Individu yang terbimbing setelah dibantu diharapkan dapat
mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
(a).mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
(b).menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
(c).mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
(d).mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat dan
kemampuan-        kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan
dengan tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-
hari. Kemandiran sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan
proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien.
            Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang
pada kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan
hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa
semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut
8

mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah
keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .
6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta
didik yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK. Dalam proses pelayanan
bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor memberikan beberapa
tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu
melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai
tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini
menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan
yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus
berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang
telah ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang
tidak hanya mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor.
Dalam selenggara, yaitu klien aktif menjalani proses konseling dan aktif
pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
            Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu
program kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta
didik dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan
dirinya dengan lingkungan yang baru.
7.Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju,tidak monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .
  Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu
membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan
9

masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini
adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat
dengan cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas
kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan
menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.
            Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti
pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang
pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta
pergaulan bebas dikalangan pemuda ..
 8.Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn  oleh guru
BK/konselor maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan
terpaduan. Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin
keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu
konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat
membantu penanggulangan masalah yang dihadapi konseling. Dalam hal
ini peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat
menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang saling
mengerti dan saling membantu demi terbantunya konseli yang mengalami
masalah.Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu
memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek
lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk
menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan
serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling .
            Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan
seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar
10

konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas


tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan besar.
9. Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK  yang mengkehendaki agar
segenap layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama,
hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang
berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya
tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam
masyarakat dan lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam
hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi
harus diingat bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai atau norma
yang dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma yang
berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dankebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh
lagi, layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat
meningkatkan kemampuan siswa/ konseli dalam memahami, menghayati,
dan mengamalkan norma-norma tersebut.
            Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan
tugasnyaharus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya
suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor karena seorang konselor
yang profesional harus bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang
konseli.
10.Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan
dan kegiatan BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional
untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para
petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai.
11

Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh


konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata
bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-
benar ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain
adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor
yang datang pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti
konselor bukan bersikap seprti dokter maupun yang lainya yaitu
memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .
11. Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik  mengalih tangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang
menangani masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat
masalah yang dihadapi konseli adalah unik (kedalamannya, keluasannya,
dan kedinamisannya), disamping pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu
masalah belum dapat diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam
hal ini konselor perlu mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain
(konselor) yang lebih ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi
oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang
mengalami tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak
sendiri dalam konteks ini ,seorang konselor harus melakuakn kerjasama
dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini seperti membawa
konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.
12. Asas Tut Wuri handayani
Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar
pelayanan BK secara keseluruhan dapatmenciptakan suasana yang
12

mengayomi (memberi rasa aman),mengembangkan keteladanan ,


memberikan ransangan dan dorongan serta kesempataan yang seluas-
luasnya kepada peserta didik untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling
bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu
tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
dirasakan adanya pada saat konseli mengalami masalah dan menghadapkannya
kepada konselor/ guru pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus
senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dandorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada konseli untuk maju(Anas Salahudin).
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru
teladandan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut
menceritakan masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi pasaerta
didik.

B. Prinsip prinsip bimbingan konseling


A) Prinsip berkaitan dengan Sasaran Layanan Saran layanan yang
dimaksud adalah individu dalam perkembangan dan kehidupannya
dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku dengan aspek-aspek lingkungan
diri yang memicu pedoman dalam melakukan program layanan
BK.Prinsip-prinsip tersebut yaitu: BK melayani semua individu,tanpa
memandang umur,warna kulit,kenis kelamin,agama,status dan sosial
ekonomi BK akan berurusan dengan tingkah laku yang unik dan dinamis
BK akan memperhatikan perkembangan individu BK akan memperhatian
perbedaan individual yang akan menjadi pedoman dalam melakukan
layananya.
13

B) Prinsip berkaitan dengan Masalah Individu 4 Permasalahan individu


baik positif dan negative akan mempengaruhi perkembangan kemampuan
berfikir.Setiap permasalahan yang dihadapi akan membuat individu
terbiasa dalam mengambil sikap cepat dan tepat.Akan tetapi kemampuan
setiap individu berbeda,jadi untuk itu diperlukan prinsip yang sesuai agar
layanan tepat sasaran.Prinsip tersebut yaitu: BK akan berhubungan
dengan pengaruh mental dan fisik individu dalam lingkungan rumah dan
lingkungan sekitar serta sosial ekonomi dan sebalinya pengaruh
lingkungan terhadap tingkah individu tersebut. Perhatian utama BK
mengarah pada kesenjangan sosial ekonomi sera kebudayaan dalam
pengaruh sikap dan tingkah laku individu.
C) Prinsip berkaitan dengan program Layanan Prinsip dalam layanan
BK,yaitu:BK adalah bagian dari proses pendidikan dan
perkembangan,untuk itu BK akan dipadukan dengan pendidikan dalam
proses perkembangan Program BK akn fleksibel sesuai kebutuhan
individu Program akan disusun sesuai jenjang pendidikan,mulai dari
terendah sampai tertinggi.
D) Prinsip berkaitan dengan Pelaksanaan Layanan Pelaksanaan layanan
yang baik adalah fleksibel,dimana akan sesuai dengan kebutuhan
individu.Pelayanan akan terprogram untuk mencapai keputusan dari
individu.Pelayanan akan memenuhi tujuan layanan BK dalam menggali
kemampuan berfikir serta psikilogis individu.Prinsip tersebut yaitu: BK
akan mengarahkan untuk perkembangan individu sehingga bisa
mengambil keputusan dalam permasalahan. Keputusan yang diambil
harus dari diri sendiri bukan paksaan dari orang lain Permasalahan yang
dihadapi harus sesuai dengan bidang yang relevan Kerja sama antar guru
dan orangtua untuk mencapai keberhasilan layanan Pemgembangan
program BK melalui pemamfaatan dari pengukuran nilai terhadap individu
dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling
(Hanen,2002). Prinsip Bimbigan dan Konseling tercantum dalam lampiran
Pemendibud no.111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada
14

Pendidikan Dasar dan Pendidika Menengah.Terdapat 12 prinsip yang


harus dipegang oleh guru bk atau konselor,yaitu:
1) Bimbingan dan Konseling untuk semua peserta didik dan konseling
tidak deskriminatif.Prinsip ini dimana setiap individu akan menerima
bimbingan secara menyeluruh oleh konseli dengan adil dan sesuai dengan
programnya.
2) BK sebagai proses individuasi,maksudnya individu berbeda dan unik
serta dinamis sehingga dibutuhkan konseli dalam membantu pembentukan
diri.
3) BK menekankan nilai positif,maksudnya konseli akan memberikan nilai
positif terhadap semua permasalahan yang akan dicari solusinya.
4) Bimbingan dan konseling adalah tanggung jawab bersama,maksudnya
semua ikut berperan dalam melaksanakan peran bk dilingkungan sekolah
5) Pengambilan keputusan adalah hal esensial dalam BK,maksudnya BK
akan memberikan arahan dalam mengambil keputusan untuk
menyelesaikan persoalan individu.
6) BK berlangsung disemua situs kehidupan,bukan hanya lingkungan
konseli tetapi keluarga,masyarakat,lingkungan pendidikan dan bangsa
negara.
7) BK merupakan integral layanan pendidikan karena itu akan mencapai
tujuan pendidikan nasional 8) BK dilaksalanakan dalam lingkungan
budaya Indonesia.Intergrasi guru dan siswa harus selaras dengan budaya
yang ada. 9) BK bersifat fleksibel dan adiftif serta berkelanjutan dengan
memperthatikan sarana dan prasanan mendukung 10) BK dilaksanakan
oleh tangan yang kompeten seperti guru BK atau konselor yang akademik
sarjana pendidikan dalam Bimbingan dan Konseling serta telah lulus
dalam Pendidikan Profesi Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi
Kependidikan 11) Program bimbingan harus sesuai dengan kebutuhan
individu dalam aspek perkembangan 12) Program tersebut harus
dievaluasi untuk melihat keberhasilan layanan dan pengembangan
program lebih lanjut. Dari prinsip diatas sudah jelas bahwa dalam
15

melakukan hlayanan,konseli tidak deskriminatif dan adil terhadap semua


individu.Konseli juga akan membantu dalam menemukan solusi yang
tepat,tetapi bukan berarti konseli yang mengambil keputusan melainkan
individu itu sendiri.Konseli hanya akan menuntun untuk mencapai
pemikiran dalam mencapai solusi permasalahan.Dalam pelayanan BK juga
dibutuhkan peran dari semua kalangan,agar proses program yang
diberikan dapat terjamin dengan baik dan berkelanjutan.Program yang
diberikan juga sesuai dengan permasalahan individu.Individu sendiri
sangat unik dan dinamis,mereka harus dibimbing untuk memahami diri
sendiri agar mengetahui keingian diri untuk masa depan. Prinsip
Bimbingan dan Konseling akan dijadikan pedoman dalam melakukan
layanan program kepada individu sebagai sumber dari terjalinnya proses
layanan.Layanan diberikan oleh orang yang sudah kompeten dan terjamin
pendidikannya.BK juga akan memberikan dampak positif dalam
pemikiran yang matang,dimana BK akan mengajak berfikir secara luas
dan menggunakan perasaan sebab akibat dalam mengambil keputusan.BK
akan mengajak untuk rileks dan fleksibel dalam proses layanan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asas – asas dalam bimbingan konselingada asas kerahasian,
kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tutwuri hadayani
(Prayitno,1987), sedangkan prinsip prinsip dalam bimbingan konseling.
Konseling ada beberapa yaitu prinsip berkaitan dengan sasaran
layanan,prinsip berkaitan mengenai masalah individu,prinsip berkaitan
dengan program layanan,prinsip berkaitan pelaksanaa pelayanan.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
untuk kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus
dan detail dengan sumber yang lebih banyak dan dipertanggung
jawabkan.Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
dibutuhkan penulis.

16
DAFTAR PUSTAKA
Haryatri, H. (2019). Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal
Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 5(1), 92-102.
KURNIATI, E. (2018). BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH; PRINSIP DAN ASAS. Ristekdik: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, 3(2), 54-60. Mufrihah, A. (2014). Implikasi prinsip bimbingan
dan konseling terhadap kompetensi multikultural konselor. Jurnal Pelopor
Pendidikan, 7(1), 73-85.
A, Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.
Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik.Bandung     :CitapustakaMedia Perintis.Salahudin, Anas.
2010. BimbingandanKonseling. Bandung : CV. Pustaka Setia
Prayetno.dasar-dasar bimbingan konseling.jakarta:Rineka Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai