Anda di halaman 1dari 72

Laporan

BEST
PRACTICE

MENINGKATKAN HIGHER ORDER


THINKING SKILLS (HOTS) DALAM
PEMBELAJARAN PERMASALAHAN
SOSIAL MENGGUNAKAN METODE
QR CODE THINKING KELAS XI IPS DI
SMAN 2 PADALARANG
SMAN 2 Padalarang
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI
Dinas Pendidikan Jawa Barat
2019

Disusun Oleh:
Afifah Annuraini, S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Best Practice (Pengalaman Terbaik) dalam rangka penjaminan mutu


pendidik

Judul : Meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam


Pembelajaran Permasalahan Sosial Menggunakan Metode QR
Code Thinking Kelas XI IPS di SMAN 2 Padalarang
Penyusun : Afifah Annuraini, S.Pd
NIP : 199408052019032017
Jabatan : Guru Ahli Pertama Sosiologi

Benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di
kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Penulisan ini telah disetujui dan disahkan oleh Kepala Sekolah.

Bandung Barat, 28 Oktober 2019


Kepala SMAN 2 Padalarang

Dra.Hj.Dedeh Suatini, M.M.Pd


Pembina Tk. 1 / IV.b
NIP. 195910261985032007
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan pada hadirat Illahi Robbi atas segala
limpahan nikmat dan karunianya. Karena izin-Nya juga lah penulis dapat
menyusun laporan best practice (pengalaman terbaik) di SMAN 2 Padalarang
kabupaten Bandung Barat.
Sebagai pengajar di abad XXI ini, suatu kewajiban untuk terus
mengoptimalkan kemampuan dan berusaha mencari pemahaman baru. Oleh
karena itu, maka penulis merancang kegiatan praktik pembelajaran untuk
kemudian dijadikan data pengalaman terbaik. Lebih jauh juga penulis berharap
hasil dari kegiatan ini nantinya dapat membawa dampak baik bagi seluruh
stakeholder di unit kerja penulis yakni SMAN 2 Padalarang.
Dalam penyusunan laporan ini penulis tidak terlepas dari dukungan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Hj. Dedeh Suatini, M.M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMAN 2 Padalarang
yang telah memotivasi, memfasilitasi dan memberikan arahan kepada penulis
dalam kegiatan ini
2. Bapak Agie Ginanjar, S.Pd, selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum
sekaligus mentor dalam kegiatan ini yang bersedia meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis demi kelancaran
penyusunan laporan ini.
3. Seluruh civitas akademika SMAN 2 Padalarang yang telah membantu penulis
di dalam memperlancar segala administrasi.
4. Seluruh siswa kelas XI IPS di SMAN 2 Padalarang, anak-anaku tercinta yang
penuh semangat membantu terselenggaranya kegiatan pembelajaran ini.
5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, semangat, dan
dukungan, baik moril maupun materil, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.

i
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa banyak sekali
kekurangan dan kekeliruan. Maka penulis berharap kepada semua pihak yang
memiliki kompetensi untuk dapat memberi masukan agar dapat menjadi catatan
dan perbaikan kedepan. Diakhir, penulis berharap laporan ini dapat terealisasi
dengan baik dan juga memberi kemanfaatan bagi kemajuan bersama.

Bandung Barat, 28 Oktober 2019


Penulis

Afifah Annuraini, S. Pd
NIP. 199408052019032017

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Jenis Kegiatan 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II PELAKSANAAN
A. Identifikasi Isu-isu dan Gagasan Pemecahan Masalah 4
B. Matriks Rencana Kegiatan 8
C. Matriks Jadwal Kegiatan 13
D. Materi Ajar 18
BAB III CAPAIAN KEGIATAN
A. Hasil yang Diperoleh 20
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 37
B. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 39

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala nilai indikator USG 7
Tabel 2.2 Isu permasalahan USG 1 7
Tabel 2.3 Isu permasalahan USG 2 8
Tabel 2.4 Isu permasalahan USG 3 8
Tabel 2.5 Matriks rancangan analisis silabus 9
Tabel 2.6 Matriks rancangan pembuatan RPP 10
Tabel 2.7 Matriks rancangan pembuatan metode pembelajaran 10
Tabel 2.8 Matriks rancangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran 11
Tabel 2.9 Matriks rancangan evaluasi kegiatan 12
Tabel 2.10 Jadwal kegiatan 17
Tabel 2.11 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi 18

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram chart analisis isu menggunakan USG 6
Gambar 3.1 Draf analisis silabus 21
Gambar 3.2 Kegiatan pembuatan RPP 22
Gambar 3.3 Draf RPP 22
Gambar 3.4 Draf daftar hadir dan nilai pre-test serta post-test 23
Gambar 3.5 Draf soal pre-test 23
Gambar 3.6 Draf soal post-test 23
Gambar 3.7 Kuesioner survey keberhasilan metode pembelajaran dan
performa guru 24
Gambar 3.8 Catatan pengelompokkan peserta didik pada setiap QR Code
yang disesuaikan dengan hasil pre-test 25
Gambar 3.9 Alur metode pembelajaran QR Code Thinking 26
Gambar 3.10 Proses pembuatan media pembelajaran QR Code Thinking 26
Gambar 3.11 Media pembelajaran QR Code Thinking 27
Gambar 3.13 Kegiatan scanning QR Code dan analisis berita 29
Gambar 3.14 Peserta didik menuangkan hasil analisis dalam kertas post-it 30
Gambar 3.15 Guru membantu peserta didik yang kurang memahami materi
dan alur pembelajaran 30
Gambar 3.16 Peserta didik menempelkan hasil analisisnya di atas karton 31
Gambar 3.17 Peserta didik mempresentasikan hasil analisisnya dan
ditanggapi oleh peserta didik lainnya 31
Gambar 3.18 Kegiatan pelaksanaan post-test dan evaluasi 32
Gambar 3.19 Pelaksanaan kegiatan analisis hasil pre-test dan post-test serta
survey keberhasilan metode 34
Gambar 3.20 Hasil pre-test dan post-test 35
Gambar 3.21 Hasil observasi presentasi dan diskusi peserta didik 35
Gambar 3.22 Hasil survey keberhasilan metode pembelajaran dan
performa guru 36

v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tugas profesi seorang guru, maka kewajiban seorang guru untuk
terus mengembangkan diri dan mencari informasi untuk pengajaran lebih baik.
Pendidik diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sehingga dapat menyiapkan peserta didik yang berkualitas serta
dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang ada di instansinya masing-
masing.
Sosiologi sebagai salah satu mata pelajaran sosial yang memiliki
subjek maupun objek kajian mikro maupun makro yang cakupannya luas
membutuhkan keterampilan bernalar dan berpikir kritis yang baik. Guru
sebagai pendidik maupun fasilitator pembelajaran bagi peserta didik tentunya
perlu memberikan pelayanan dan memfasilitasi peserta didik untuk
membiasakan dan melatih keterampilan bernalar dan berpikir kritis peserta
didik. Hal ini menjadi sorotan karena supaya peserta didik mampu
menganalisis, menilai, menyimpulkan, bahkan memberikan praktik baik
kepada masyarakat sebagai pribadi yang berkarakter sesuai dengan harapan
pendidikan saat ini.
Berdasarkan pengamatan selama bekerja di SMAN 2 Padalarang,
penulis menemukan kurangnya tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi,
High Order Thinking Skills (HOTS). Hal tersebut terlihat selama penulis
mulai mengajar di sekolah tersebut. Mata pelajaran Sosiologi yang sarat akan
kompetensi untuk menganalisis fenomena sosial pasti memerlukan
kemampuan berpikir tingkat tinggi ditambah tuntutan zaman yang semakin
berkembang dan penuh persaingan. Oleh karenanya peserta didik perlu diasah
untuk terbiasa dengan cara pembelajaran pemecahan masalah (problem
solving). Dengannya pada kegaitan ini, penulis mengangkat isu tentang
‘Kurangnya Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS), Problem Solving’ dengan memilih penyelesaian isu

1
menggunakan model/metode pembelajaran inovatif, yakni media QR Code
Thinking.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan ini merupakan pengalaman terbaik (best practice) guru
mengimplementasikan pembelajaran sosiologi dalam materi permasalahan
sosial di masyarakat dengan menggunakan media QR Code Thinking.

C. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk:
1. Membentuk karakter guru profesional sebagai pendidik yang memiliki
komitmen mutu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2. Memberikan suatu alternatif pembelajaran materi permasalahan sosial
yang lebih bermakna dan efektif.
3. Meningkatkan capaian hasil pembelajaran mata pelajaran sosiologi di
kelas XI IPS SMAN 2 Padalarang

D. Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Mampu menjadi guru yang profesional dalam menjalankan tugasnya
dengan menerapkan nilai-nilai dasar pendidik dalam pelaksanaan harian
yaitu:
a. Guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mudah, inovatif, dan
memanfaatkan teknologi dengan menggunakan QR Code
b. Terciptanya kegiatan pembelajaran pembelajaran bisa lebih mudah dan
menyenangkan.
2. Bagi Organisasi
Bagi SMAN 2 Padalarang bermanfaat untuk merealisasikan beberapa misi
sekolah, yakni meningkakan pelayanan mutu dan mengembangkan
semangat inovatif, kreatif dan kritis.
3. Bagi Peserta Didik

2
Mampu meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, salah satunya
pemecahan masalah.

3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Identifikasi Isu-Isu dan Gagasan Pemecahan Masalah


Berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang
pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, pasal 3
ayat 1, bahwa kegiatan pokok guru mencakup kepada 5 kegiatan yakni;
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. Membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Dari peraturan tersebut dapat diketahui bahwa tugas guru dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, membimbing, dan memberikan evaluasi
pembelajaran kepada peserta didik. Tentunya, kegiatan ini perlu dilakukan
dengan penuh tanggung jawab.
Setiap guru pasti sudah melaksanakan kegiatan tersebut dalam
melakukan profesinya karena kegiatan tersebut dijadikan sebagai penunjuk
arah dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Namun, realitanya guru terkadang
malas dan stagnan dalam berinovasi. Pembelajaran di kelas terkesan monoton
dan terkadang tidak ada situasi komunikasi dua arah antara peserta didik dan
guru. Hal ini sangat disayangkan, karena sesuai dengan kurikulum 2013 revisi
tahun 2018 bahwa sistem pembelajaran lebih menitikberatkan pada student
centered yang mana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa lah yang
berperan aktif dalam meguasai kelas yang tentunya dalam pengawasan guru.
Mata pelajaran sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran yang
membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yakni analisis terhadap
fenomena-fenomena sosial karena mata pelajaran sosiologi sangat
bersinggungan dengan kehidupan masyarakat. Sebabnya, dalam pembelajaran
sosiologi, peserta didik diminta untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat
tinggi.

4
The Australian Council for Educational Research (ACER)
menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan
untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang informasi saja, namun dapat
mengolah informasi tersebut menjadi sebuah informasi baru. Ketika kita
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, secara tidak langsung kita pun
akan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving),
keterampilan berpikir kritis (critical thinking). berpikir kreatif (creative
thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil
keputusan (decision making). Keterampilan-keterampilan berpikir tersebut
nyatanya masih kurang di kalangan peserta didik. Menurut hasil PISA tahun
2015 (Programme for International Student Assessment) dalam evaluasi
terhadap sistem pendidikan di 72 negara melalui tiga kompetensi dasar yaitu
membaca, matematika, dan sains, Indonesia berada pada urutan 10 negara
terbawah melewati Vietnam dan Laos. Hal ini sangat mengkhawatirkan,
karena nyatanya masyarakat Indonesia khususnya peserta didik masih belum
memiliki kompetensi pendidikan yang mumpuni. Kemampuan berpikir tingkat
tinggi ini sangatlah bersinggungan dengan mata pelajaran sosiologi. Karena
dalam memahami masyarakat kita perlu memiliki keterampilan berpikir
analitis salah satunya adalah kemampuan memecahkan masalah.
Tuntutan untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak
sejalan dengan kondisi peserta didik saat ini. Peserta didik yang biasanya
selalu diberikan pembelajaran satu arah dari guru, saat ini diminta untuk dapat
mandiri mengemukakan pendapatnya mengenai fenomena-fenomena yang ada
di masyarakat. Terlihat mudah, namun kenyatannya peserta didik masih belum
dapat mengasah kemampuannya dalam menganalisis fenomena sosial. Mereka
masih asal dalam menganalisis sebuah fenomena sosial. Kurang adanya nilai
saintifik dalam cara berpikir peserta didik ketika diminta untuk memecahkan
masalah dari sebuah fenomena sosial. Berdasarkan hal inilah, maka ditetapkan
satu isu yaitu ‘Kurangnya Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau
Higher Order Thinking Skills (HOTS), Problem Solving’.

5
Dalam penentuan penyebab masalah isu, perlu dilakukan analisis
terlebih dahulu menggunakan diagram chart sebagai berikut:

Kurangnya
Keterampilan Berpikir ISU/MASALAH
Tingkat Tinggi (HOTS),
Problem Solving

Kurang Lingkungan tidak Gaya belajar yang USG I


konsentrasi mendukung kurang tepat

Model/metode Peserta didik Terlena oleh USG II


pembelajaran yang kurang perkembangan
yang kurang tepat percaya diri teknologi

Kurangnya kemampuan Inovasi kreatifitas Malas USG III


literasi pada peserta didik guru yang kurang mengembangkan
(literasi saintifik) diasah gagasan

RENCANA
Pembuatan metode/model
KEGIATAN
pembelajaran yang inovatif

Pembuatan Rencana Pembuatan Pelaksanaan Evaluasi


Merancang
Pelaksanaan metode kegiatan kegiatan
analisis silabus
Pembelajaran (RPP) pembelajaran 'QR pembelajaran
Code Thinking'

Gambar 2.1 Diagram chart analisis isu menggunakan USG

Setelah dibentuk diagram chart, kemudian dilakukan penentuan


prioritas menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) untuk
menentukan akar masalah yang akan diselesaikan. Berikut penjelasan dari
urgency, seriousness, dan growth, sebagai berikut:

1. Urgency atau urgensi, yaitu untuk menentukan tersedianya waktu,


mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni untuk menentukan
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni, untuk menentukan
apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
untuk dicegah.

6
Cara untuk menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan
isu ini dengan menggunakan skala nilai 1-5 atau 1-10. Pada kali ini penulis
menggunakan skala 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu
prioritas. Skala nilai tersebut memiliki indikator sebagai berikut:

Skala Indikator

5 Sangat Besar

4 Besar

3 Sedang

2 Kecil

1 Sangat Kecil

Tabel 2.1 Skala nilai indikator USG

Dari isu ‘Kurangnya Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS),


Problem Solving’ didapatkan beberapa faktor yang memengaruhi isu tersebut,
yakni kurangnya konsentrasi dari peserta didik, lingkungan yang tidak
mendukung, dan gaya belajar yang kurang tepat dari peserta didik. Langkah
selanjutnya adalah penentuan prioritas dari beberapa faktor yang
mempengaruhi isu tersebut dengan menggunakan metode USG, sebagai
berikut:

Kriteria
No Isu Permasalahan Total Prioritas
U S G

1 Kurang konsentrasi 4 4 3 11 II

2 Lingkungan yang tidak mendukung 3 3 3 9 III

3 Gaya belajar yang kurang tepat 5 4 4 13 I

Tabel 2.2 Isu permasalahan USG 1

Dari tabel diatas didapatkan prioritas I adalah gaya belajar yang kurang
tepat. Gaya belajar yang kurang tepat ini dipengaruhi oleh model/metode
pembelajaran yang kurang tepat, peserta didik yang kurang percaya diri, dan
terlena oleh perkembangan teknologi. Kemudian membuat prioritas dari
faktor-faktor tersebut, sebagai berikut:

7
Kriteria
No Isu Permasalahan Total Prioritas
U S G

Model/metode pembelajaran yang


1 5 4 4 13 I
kurang tepat

2 Peserta didik yang kurang percaya diri 3 3 3 9 III

3 Terlena oleh perkembangan teknologi 4 3 4 11 II

Tabel 2.3 Isu permasalahan USG 2

Dari tabel diatas didapatkan prioritas I adalah model/metode


pembelajaran yang kurang tepat. Model/metode pembelajaran yang kurang
tepat dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan literasi pada peserta didik
(literasi saintifik), inovasi kreatifitas guru yang kurang diasah, dan malas
mengembangkan gagasan. Kemudian dicari kembali prioritas isu dari faktor-
faktor tersebut, sebagai berikut:

No Isu Permasalahan Kriteria Total Prioritas

U S G

1 Kurangnya kemampuan literasi pada 4 3 4 11 II


peserta didik (literasi saintifik)

2 Inovasi kreatifitas guru yang kurang 4 4 5 13 I


diasah

3 Malas mengembangkan gagasan 3 3 4 10 III

Tabel 2.4 Isu permasalahan USG 3

Dari tabel diatas didapatkan prioritas I adalah inovasi kreatifitas guru yang kurang
diasah. Kemudian dari akar masalah tersebut dicari solusi yang tepat untuk
memperbaiki masalah yang diangkat.

B. Matriks Rancangan Kegiatan

Unit Kerja : SMAN 2 Padalarang


Identifikasi Isu :
• Gaya belajar peserta didik yang kurang tepat
• Model/metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat

8
• Inovasi kreativitas guru yang kurang diasah
Isu yang diangkat : Kurangnya Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi atau Higher Order Thinking Skills
(HOTS), Problem Solving
Gagasan pemecahan isu : Penggunaan Media QR Code Thinking untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS)
di Kelas XI IPS 3 SMAN 2 Padalarang.

1. Merancang Analisis Silabus


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan

1 Merancang Output
analisis
silabus Terancangnya analisis silabus sesuai
dengan kebutuhan isu

a. Mengidentifikasi Teridentifikasinya kompetensi dasar,


kompetensi dasar, materi materi pokok, kegiatan pembelajaran,
pokok, kegiatan dan penilaian pembelajaran sebagai
pembelajaran, dan
unsur-unsur silabus.
penilaian pembelajaran
b. Berkonsultasi dengan Terjalinnya komunikasi dan
mentor serta rekan MGMP koordinasi dengan mentor sebagai
Sosiologi wadah untuk membangun kesamaan
pemahaman terhadap isu. Pula
berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan rekan MGMP Sosiologi untuk
penguatan isu serta solusi yang akan
dilakukan.

Tabel 2.5 Matriks rancangan analisis silabus

2. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan

1 Pembuatan Rencana Output


Pelaksanaan
Terbentuknya perencanaan kegiatan

9
Pembelajaran (RPP) pembelajaran dengan materi
permasalahan sosial dengan
menggunakan model pembelajaran
problem based learning dan metode
QR Code Thinking.

a. Pembuatan Rencana Terbentuknya rencana pelaksanaan


Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi
Pembelajaran (RPP), permasalahan sosial dengan
soal pre-test dan post-
menggunakan metode QR Code
test, dan kuesioner
keberhasilan metode Thinking.
pembelajaran serta
performa guru
Tabel 2.6 Matriks rancangan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

3. Pembuatan Metode Pembelajaran 'QR Code Thinking'

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan

1 Pembuatan Output
metode
pembelajaran 'QR Terciptanya metode pembelajaran
QR Code Thinking dan media yang
Code Thinking'
dibutuhkan.

a. Menyusun alur metode Tersusunnya alur pelaksanaan


pembelajaran QR Code metode pembelajaran QR Code
Thinking Thinking.

b. Membuat media Terciptanya metode pembelajaran


pembelajaran yang QR Code Thinking dan media yang
dibutuhkan (QR Code, dibutuhkan.
berita permasalahan
sosial, papan tempel
menggunakan karton dan
lembar jawaban)
Tabel 2.7 Matriks rancangan pembuatan metode pembelajaran

4. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan

1 Pelaksanaan Output

10
Kegiatan Terlaksananya pembelajaran
Pembelajaran menggunakan metode QR Code
Thinking.

a. Mempersiapkan media Tersedianya media pembelajaran


pembelajaran dan yang dibutuhkan berkaitan dengan
pelaksanaan pre-test model pembelajaran QR Code
Thinking.

b. Memulai proses Terlaksananya pembelajaran yang


pembelajaran sesuai kondusif.
dengan RPP yang sudah
disusun
c. Melaksanakan kegiatan Terlaksananya kegiatan inti sesuai
inti dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pembelajaran
dilakukan dengan model yang
inovatif, adil dan kerja sama
kelompok.

d. Review kegiatan Terbentuknya satu persepsi yang


pembelajaran (post-test sama akan materi pembelajaran
dan survey keberhasilan yang disampaikan.
metode pembelajaran dan
performa guru)

Tabel 2.8 Matriks rancangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

5. Evaluasi Kegiatan

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan

1 Evaluasi kegiatan Output

Terbentuknya hasil
pembelajaran peserta didik.

a. Melaksanakan penilaian akhir Tersedianya data penilaian


(analisis pre-test, post-test, ketercapaian keterampilan
dan survey keberhasilan berpikir tingkat tinggi peserta
metode pembelajaran serta
didik.
performa guru)
b. Pembuatan hasil kegiatan Tersusunnya laporan hasil
kegiatan mengenai

11
peningkatan keterampilan
berpikir tingkat tinggi
menggunakan metode QR
Code Thinking.

Tabel 2.9 Matriks rancangan evaluasi kegiatan

12
C. Matriks Jadwal Kegiatan

SEPTEMBER 196103231993031004OKTOBER
NO KEGIATAN
23 24 25 26 27 28 29 30 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Merancang Analisis Silabus

Identifikasi
kompetensi
dasar, materi
A pokok, kegiatan

1 pembelajaran
dan penilaian
pembelajaran

Konsultasi
dengan mentor
B serta rekan
MGMP
Sosiologi

13
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembuatan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran,
2 soal pre-test dan
post-test, dan
A
kuesioner
keberhasilan
metode
pembelajaran
serta performa
guru

Pembuatan Metode Pembelajaran ‘QR Code Thinking’


3
Penyusunan
A alur metode

pembelajaran

14
QR Code
Thinking

Pembuatan
media
B pembelajaran
dan QR Code
Thinking

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Persiapan
media
pembelajaran
4 A
dan
pelaksanaan
pre-test

Mulai proses
B pembelajaran

sesuai dengan

15
RPP yang sudah
disusun

Melaksanakan
C
kegiatan inti

Review
Kegiatan
pembelajaran
(post-test dan
survey

D keberhasilan
metode
pembelajaran
dan performa
guru)

5 Evaluasi Kegiatan

16
Pelaksanaan
penilaian akhir
(analisis pre-
test, post-test,
dan survey
A
keberhasilan
metode
pembelajaran
serta performa
guru)

Pembuatan
B
hasil kegiatan

Tabel 2.10 Jadwal kegiatan


Keterangan:
= Hari Libur

= Waktu Pelaksanaan

17
D. Rumusan Materi Ajar
1. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
No Kompetensi Dasar (KD) No Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Menganalisis permasalahan sosial 4.2 Memberikan respons dalam
dalam kaitannya dengan mengatasi permasalahan sosial
pengelompokan sosial dan yang terjadi di masyarakat dengan
kecenderungan eksklusi sosial di cara memahami kaitan
masyarakat dari sudut pandang dan pengelompokan sosial dengan
pendekatan Sosiologis kecenderungan eksklusi dan
timbulnya permasalahan sosial

No Indikator Pencapaian No Indikator Pencapaian


Kompetensi (IPK) Kompetensi (IPK)
3.2.1 Mengenali permasalahan sosial di 4.2.1 Mengamati permasalahan sosial
masyarakat yang terjadi di masyarakat
khususnya berkaitan dengan
kelompok sosial

3.2.4 Mengemukakan dampak 4.2.2 Memberikan reaksi terhadap cara


permasalahan sosial di ranah mengatasi permasalahan sosial
publik kaitannya kelompok sosial
dengan eksklusi di masyarakat

3.2.5 Menganalisis pemecahan masalah


sosial untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik

Tabel 2.11 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


2. Nilai karakter: jujur, disiplin, kreatif dan bertanggung jawab
3. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran pengamatan, studi literatur dan
diskusi, peserta didik mampu menganalisis permasalahan sosial dalam
kaitannya dengan pengelompokan sosial di masyarakat dari sudut pandang
dan pendekatan sosiologis. Sehingga, siswa mampu memberikan analisa
hasil pengamatan dan pemahamannya dalam bentuk laporan dan
dipresentasikan tentang permasalahan sosial dalam kaitannya dengan
pengelompokan sosial yang ada di masyarakat dengan teliti, disiplin, dan

18
bertanggung jawab. Pula siswa menunjukkan sikap perilaku jujur, disiplin,
kreatif dan bertanggung jawab.
4. Alat dan bahan
• QR Code
• Kertas post-it
• Karton
• Handphone
• Powerpoint

19
BAB III CAPAIAN KEGIATAN

A. Hasil Yang Diperoleh


1. Kegiatan Merancang Analisis Silabus
Kegiatan Merancang Analisis Silabus
Tahapan Kegiatan Kegiatan merancang analisis silabus dilakukan setelah
melakukan konsultasi dengan mentor (Wakil Kepala Sekolah
Kurikulum) serta rekan MGMP Sosiologi. Setelah konsultasi
terlaksana, dibuatlah rancangan analisis silabus sesuai
dengan saran-saran dan kebutuhan.
Waktu Pelaksanaan 23-25 September 2019
Evidence Foto kegiatan, draf analisis silabus
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan merancang analisis silabus diawali dengan berkonsultasi terlebih dahulu
dengan mentor dan rekan MGMP Sosiologi agar terjalinnya komunikasi dan
koordinasi untuk membangun kesamaan pemahaman serta penguatan isu pula solusi
yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaannya tentu dilakukan dengan penuh
kesopanan dalam berbahasa pula bersikap. Menerima dan menghargai pendapat
maupun saran yang diberikan oleh mentor dan rekan MGMP Sosiologi. Segala
masukan dihimpun dengan ketelitian dan kecermatan serta teridentifikasinya
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran
yang sesuai. Setelah kegiatan konsultasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah
merancang analisis silabus sesuai dengan saran dan kesamaan persepsi dari mentor
serta rekan MGMP Sosiologi. Perancangan analisis silabus dilakukan dengan penuh
kejelasan, ketelitian, dan kecermatan. Menghimpun seluruh saran-saran yang
diberikan dengan tanggung jawab dan profesional.

20
Gambar 3.1 Draf analisis silabus

2. Kegiatan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Kegiatan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tahapan Kegiatan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal
pre-test dan post-test, dan kuesioner keberhasilan metode
pembelajaran serta performa guru.
Waktu Pelaksanaan 26-30 September 2019
Evidence Foto kegiatan, draf RPP, draf soal pre-test dan post-test, dan
draf kuesioner keberhasilan metode pembelajaran serta
performa guru.
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan pembuatan RPP ini dilaksanakan pada tanggal 26-30 September 2019 yang
dimulai dengan mengumpulkan sumber perangkat pembelajaran yang jelas dan
efektif. Pembuatan RPP diawali dengan penentuan KI, KD maupun IPK sampai
kepada instrumen penilaian yang akan digunakan dan dilakukan dengan kecermatan,
ketelitian serta rasa tanggung jawab. Pada saat menyingkronkan RPP dengan model
pembelajaran problem based learning dan metode QR Code Thinking, pembuatan
RPP dilakukan dengan konsisten tanpa melupakan profesionalitas sebagai guru dan
menambahkan inovasi agar sesuai dengan visi misi sekolah serta bentuk dalam
pelayanan publik khususnya bagi peserta didik. Setelah pembuatan RPP, dilanjutkan
membuat soal pre-test dan post-test sebagai indikator pencapaian keberhasilan metode

21
pembelajaran. Pula dilakukan pembuatan kuesioner keberhasilan metode
pembelajaran serta performa guru sebagai bahan evaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan agar menjadi motivasi untuk lebih baik lagi di kegiatan selanjutnya. Tidak
lupa pula seluruh kegiatan dikerjakan dengan kemandirian dan kerja keras agar output
yang dihasilkan sesuai dengan harapan.

Gambar 3.2 Kegiatan pembuatan RPP

Gambar 3.3 Draf RPP

22
Gambar 3.4 Draf daftar hadir dan nilai pre-test serta post-test

Gambar 3.5 Draf soal pre-test

23
Gambar 3.6 Draf soal post-test

Gambar 3.7 Kuesioner survey keberhasilan metode pembelajaran dan performa guru

3. Kegiatan Pembuatan Metode Pembelajaran QR Code Thinking


Kegiatan Pembuatan metode pembelajaran QR Code Thinking
Tahapan Kegiatan Kegiatan membuat metode pembelajaran QR Code Thinking
diawali dengan menyusun alur/konsep metode pembelajaran
dan selanjutnya membuat media pembelajaran yakni QR
Code, berita permasalahan sosial, karton berpikir, dan
lembar jawaban menggunakan kertas post-it.
Waktu Pelaksanaan 2-4 Oktober 2019

24
Evidence Foto kegiatan, catatan alur metode QR Code Thinking, dan
media pembelajaran QR Code Thinking.
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini diawali dengan menyusun alur/konsep metode pembelajaran QR Code
Thinking sesuai dengan kebutuhan agar efektif dan efisien. Penyusunan alur ini
dilakukan dengan ketelitian, kecermatan, kerja keras dan inovatif serta konsisten
dengan silabus maupun RPP. Pada rancangan alur tersebut peserta didik tidak
memindai QR Code sesuai dengan keinginannya, melainkan sudah ditentukan oleh
guru. Setiap QR Code terdiri dari beberapa peserta didik yang dipilih sesuai dengan
hasil pre-test yang beragam. Setelah tersusunnya alur pelaksanaan metode
pembelajaran, maka dilakukan kegiatan membuat media pembelajaran yang
dibutuhkan yakni QR Code, berita permasalahan sosial, karton berpikir, dan lembar
jawaban menggunakan kertas post-it dengan penuh tanggung jawab dan
mengedepankan efisiensi serta efektifitas tanpa menghilangkan ketelitian, kecermatan
dan inovasi agar media pembelajaran tercipta dengan baik.

Gambar 3.8 Catatan pengelompokkan peserta didik pada setiap QR Code yang
disesuaikan dengan hasil pre-test

25
Gambar 3.9 Alur metode pembelajaran QR Code Thinking

26
Gambar 3.10 Proses pembuatan media pembelajaran QR Code Thinking

Gambar 3.11 Media pembelajaran QR Code Thinking

4. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Tahapan Kegiatan Kegiatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran diantaranya
mempersiapkan media pembelajaran dan melaksanakan pre-
test. Lalu memulai proses kegiatan pembelajaran dengan
pemberian apersepsi dan probing kepada peserta didik sesuai
dengan RPP yang sudah disusun. Setelah itu melaksanakan
kegiatan inti dan diakhiri dengan review kegiatan
pembelajaran dengan melaksanakan post-test dan survey

27
keberhasilan metode pembelajaran serta performa guru.
Waktu Pelaksanaan 1 dan 7-8 Oktober 2019
Evidence Foto kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini diawali dengan mempersiapkan media pembelajaran serta pelaksanaan
pre-test yang sesuai dengan model pembelajaran yang dilaksanakan dengan rasa
tanggung jawab, profesional dan ketelitian. Pada pelaksanaannya pre-test dilakukan
pada tanggal 1 Oktober 2019 karena disesuaikan dengan jadwal kegiatan di sekolah.
Hasil pre-test ini sebagai acuan dalam pengelompokkan QR Code Thinking sesuai
dengan konsep yang sudah direncanakan. Setelah itu dimulailah proses kegiatan
pembelajaran pada tanggal 7-8 Oktober 2019 dengan diawali kegiatan berdoa,
memberikan apersepsi dan probing kepada peserta didik dengan percaya diri.
Kegiatan probing dilakukan sebagai tahap awal menyiapkan peserta didik untuk
memulai mengasah kemampuan berpikir tikat tingginya. Setelah dirasa peserta didik
cukup siap untuk melaksanakan kegiatan inti, barulah dilaksanakan pemaparan alur
metode pembelajaran QR Code Thinking dengan kejelasan, humanis, efektif, dan tidak
diskriminatif. Peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini,
begitupun saya berusaha untuk berpartisipasi membimbing peserta didik yang kurang
paham akan metode pembelajaran yang sedang dilakukan. Kegiatan inti dilakukan
dengan profesional dan adil kepada peserta didik karena mereka memiliki kesamaan
hak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan
menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan peserta didik dan melakukan post-
test serta survey keberhasilan metode pembelajaran serta performa guru melalui
google form dengan penuh rasa tanggung jawab, profesional, menghargai pendapat
peserta didik, dan tidak berpihak. Kegiatan review kegiatan pembelajaran ini semata-
mata bentuk penilaian agar dapat menjaga komitmen mutu dari pelayanan sebagai
guru.

28
Gambar 3.12 Kegiatan pelaksanaan pre-test

Gambar 3.13 Kegiatan scanning QR Code dan analisis berita masalah sosial

29
Gambar 3.14 Peserta didik menuangkan hasil analisis dalam kertas post-it

Gambar 3.15 Guru membantu peserta didik yang kurang memahami materi dan alur
pembelajaran

30
Gambar 3.16 Peserta didik menempelkan hasil analisisnya di atas karton berpikir

Gambar 3.17 Peserta didik mempresentasikan hasil analisisnya dan ditanggapi oleh
peserta didik lainnya

31
Gambar 3.18 Kegiatan pelaksanaan post-test dan evaluasi

5. Kegiatan Evaluasi
Kegiatan Evaluasi kegiatan
Tahapan Kegiatan Kegiatan evaluasi diawali dengan menghimpun seluruh
penilaian dari pre-test, post-test, dan survey keberhasilan
metode pembelajaran serta performa guru. Setelah dihimpun,
penilaian dianalisis untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan HOTS bagi peserta didik, pula mengetahui
keberhasilan metode pembelajaran dan performa guru
selama mengajar.
Waktu Pelaksanaan 9-25 Oktober 2019
Evidence Foto kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan akhir dari serangkaian kegiatan. Kegiatan ini
dilakukan semata-mata untuk menindaklanjuti hasil kegiatan inti yang sudah

32
dilakukan, pula sebagai rasa tanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan. Diawali
dengan menganalisis hasil penilaian pre-test dan post-test secara transparan, adil dan
jujur, tanpa adanya campur tangan pihak ketiga untuk memanipulasi data. Indikator
penilaian pre-test dan post-test adalah tulisan, kedalaman berpikir, dan kesesuaian
jawaban dengan materi. Hasil analisis menunjukkan bahwa peserta didik mengalami
perubahan dalam berpikir tingkat tinggi. Namun, ada beberapa catatan yang harus
diperhatikan. Peserta didik mengalami kesulitan ketika mengutarakan
argumen/pendapatnya dalam sebuah tulisan. Mereka lebih mudah mengutarakan
argumennya dalam bentuk lisan secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan literasi peserta didik masih kurang. Hasil analisis pre-test dan post-test
pula didukung oleh hasil survey keberhasilan metode pembelajaran dan performa
guru. Peserta didik mengaku melalui survey keberhasilan metode pembelajaran dan
performa guru, bahwa QCT (QR Code Thinking) ini dapat meningkatkan
keingintahuannya terhadap masalah sosial, meningkatkan daya pikir analitis, membuat
peserta didik ingin berargumen, membuat peserta didik belajar cara untuk
memecahkan sebuah masalah, dan membuat peserta didik melek/terbuka terhadap
realita sosial. Menurut hasil survey pula, performa guru sudah menunjukkan nilai
yang baik. Guru sudah dapat menjelaskan materi maupun alur metode pembelajaran
dengan jelas, guru sudah mampu memberikan motivasi/bantuan kepada siswa agar
memahami materi yang disampaikan, guru pula sudah baik membuat suasana kelas
aktif dan mampu membuat siswa menyukai mata pelajaran sosiologi. Survey ini
dilakukan menggunakan google form.

33
Gambar 3.19 Pelaksanaan kegiatan analisis hasil pre-test dan post-test serta survey
keberhasilan metode

34
Gambar 3.20 Hasil pre-test dan post-test

Gambar 3.21 Hasil observasi presentasi dan diskusi peserta didik

35
Gambar 3.22 Hasil survey keberhasilan metode pembelajaran dan performa guru.

36
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada pemaparan tentang pelaksanaan kegiatan
yang sudah dipaparkan sebelumnya dapat terlihat bahwa peserta didik masih
butuh pembiasaan dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Hal yang paling menjadi perhatian adalah pembiasaan kegiatan literasi.
Peserta didik mengaku bahwa dirinya terpacu untuk berargumen secara lisan
ketika dihadapkan dengan sebuah isu permasalahan sosial, namun ketika
diminta untuk menuangkan argumennya dalam bentuk tulisan mereka
mengalami kesulitan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dari
peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi bagi peserta didik. Selain itu,
jam mata pelajaran pada siang hari atau menjelang pulang pun berpengaruh
terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi karena konsentrasi peserta didik
teralihkan.
Kegiatan pembelajaran menggunakan media seperti ini juga
merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan guru sebagai tahapan
pengembangan diri. Guru professional adalah guru yang senantiasa mengikuti
pengembangan diri, menggali potensi dan mencari inovasi baru.

B. Saran
Setelah melaksanakan tahapan kegiatan, ditemukan catatan yang
penting dan dapat dijadikan bahan peningkatan kedepannya diantara lain:
1. Higher Order Thinking Skills (HOTS) sulit diterapkan apabila
kemampuan literasi kurang. Sebabnya, program gerakan literasi sangat
perlu diterapkan dan menjadi prioritas dalam pengembangan soft skills
peserta didik.
2. Untuk meningkatkan HOTS bukan hanya peserta didik saja yang diminta
untuk mengembangkan skills nya, melainkan para guru pula perlu
meningkatkan profesionalitasnya salah satu contohnya dengan
mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
3. Metode QR Code Thinking dapat dijadikan sebagai referensi metode
pembelajaran sosiologi maupun mata pelajaran lainnya. Namun, dalam

37
pelaksanaannya dapat diantisipasi dengan menerapkannya kedalam tugas
formasi kelompok karena tidak semua peserta didik memiliki tingkat
HOTS yang sama. Pembentukan kelompok dapat dilakukan secara
multikultur/beragam agar peseta didik yang memiliki LOTS (Lower Order
Thinking Skills) dapat termotivasi untuk meningkatkan skills nya.

38
DAFTAR PUSTAKA

Widiningsih. 2019. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat


Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Sosiologi. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Website

Dhelilik. Karakteristik Soal HOTS yang Harus Dipahami Guru.


https://bertema.com/karakteristik-soal-hots-yang-harus-dipahami-guru.
Diunduh pada tanggal 14 September 2019.

Hutapea, Erwin. 2019. Penguasaan Materi Siswa Dinilai Rendah, Perlu


Kembangkan HOTS.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/28/21591671/penguasaan-
materi-siswa-dinilai-rendah-perlu-kembangkan-hots. Diunduh pada
tanggal 14 September 2019.

39
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

MATA PELAJARAN : Sosiologi


KELAS /SEMESTER : XI/Semester Ganjil
PROGRAM : IPS
PENYUSUN : Afifah Annuraini, S.Pd

SMA NEGERI 2 PADALARANG


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 2 Padalarang


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/Semester Ganjil
Materi Pokok : Permasalahan Sosial di Masyarakat
Alokasi Waktu : 2 JP
Jumlah Pertemuan : 1 × Pertemuan @45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 dan 2
Kompetensi Inti Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”.
Kompetensi Inti Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif; sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3 KI 4
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingin tahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif
budaya, dan humaniora dengan dan kreatif, serta mampu
wawasan kemanusiaan, menggunakan metode sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan kaidah keilmuan.
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar (KD) No Kompetensi Dasar (KD)


3.2 Menganalisis permasalahan 4.2 Memberikan respons
sosial dalam kaitannya dalam mengatasi
dengan pengelompokan permasalahan sosial yang
sosial dan kecenderungan terjadi di masyarakat
eksklusi sosial di dengan cara memahami
masyarakat dari sudut kaitan pengelompokan
pandang dan pendekatan sosial dengan
Sosiologis kecenderungan eksklusi
dan timbulnya
permasalahan sosial
No Indikator Pencapaian No Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi
(IPK) (IPK)
3.2.1 Mengenali permasalahan 4.2.1 Mengamati permasalahan
sosial di masyarakat sosial yang terjadi di
masyarakat khususnya
berkaitan dengan
kelompok sosial

3.2.4 Mengemukakan dampak 4.2.2 Memberikan reaksi


permasalahan sosial di terhadap cara mengatasi
ranah publik permasalahan sosial
kaitannya kelompok
sosial dengan eksklusi di
masyarakat
3.2.5 Menganalisis pemecahan
masalah sosial untuk
mencapai kehidupan yang
lebih baik

C. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran pengamatan, studi literatur dan diskusi, peserta didik
mampu menganalisis permasalahan sosial dalam kaitannya dengan pengelompokan sosial
di masyarakat dari sudut pandang dan pendekatan sosiologis. Sehingga, siswa mampu
memberikan analisa hasil pengamatan dan pemahamannya dalam bentuk laporan dan
dipresentasikan tentang permasalahan sosial dalam kaitannya dengan pengelompokan
sosial yang ada di masyarakat dengan teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Pula siswa
menunjukkan sikap perilaku jujur, disiplin, kreatif dan bertanggung jawab.

D. Materi Pembelajaran:
Faktual
× Permasalahan sosial
Konseptual
× Dampak permasalahan sosial
Prosedural
× Pemecahan masalah sosial

E. Metode Pembelajaran:
Observasi (QR Code Thinking), studi literatur, diskusi, dan presentasi.

F. Kegiatan Pembelajaran:
No IPK IPK
3.2.1 Mengenali permasalahan sosial di masyarakat
3.2.4 Mengemukakan dampak permasalahan sosial di ranah publik
3.2.5 Menganalisis pemecahan masalah sosial untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik
4.2.1 Mengamati permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat
khususnya berkaitan dengan kelompok sosial
4.2.2 Memberikan reaksi terhadap cara mengatasi permasalahan sosial
kaitannya kelompok sosial dengan eksklusi di masyarakat

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan waktu
(menit)
Pendahuluan • Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, 10
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME, berdoa menit
untuk memulai pembelajaran, dan mengecek
kehadiran peserta didik.
• Guru memberi motivasi belajar kepada peserta didik
dengan memberikan ilustrasi situasi permasalahan yang
ada di lingkungan masyarakat.
• Guru melakukan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan ‘masalah sosial itu seperti apa?’
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai
• Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan
Inti • Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan langsung 70
kepada peserta didik tentang akar, dampak dan menit
penyelesaian sebuah masalah untuk merangsang
keterampilan analisis peserta didik
• Guru mempersilahkan peserta didik untuk mencari dan
memindai QR Code, Setiap peserta didik mencari QR
Code sesuai dengan nomor absen
• Setelah peserta didik memindai QR Code, peserta didik
memulai analisis berita yang muncul dari QR Code.
Setiap peserta didik menganalisis kasus dengan tugas
yang berbeda-beda
• Peserta didik menuangkan hasil analisisnya pada
secarik kertas (post-it) yang diberikan guru
• Peserta didik menempelkan kertas analisis pada papan
berpikir (karton) sesuai dengan isu berita dari hasil
pindai QR Code
• Peserta didik mempresentasikan hasil analisisnya
dalam formasi kelompok
• Peserta didik lain menanggapi hasil analisis temannya

Penutup • Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan 10


dari pembelajaran yang sudah dilakukan menit
G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
× Powerpoint
× Buku Sosiologi untuk SMA Kelas XI, CV. Arya Duta
× Website

2. Media/Alat:
× QR Code
× Kertas post-it
× Karton
× Handphone
× Powerpoint

H. Penilaian
Kisi-Kisi Penilaian:
No. Teknik Bentuk
No. Aspek IPK
IPK Penilaian Penilaian
1. Pengetahuan 3.2.1 Mengenali permasalahan sosial di
masyarakat
3.2.4 Mengemukakan dampak
permasalahan sosial di ranah
Penugasan Tes kinerja
publik
3.2.5 Menganalisis pemecahan masalah
sosial untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik
2 Keterampilan 4.2.1 Mengamati permasalahan sosial
yang terjadi di masyarakat
khususnya berkaitan dengan
kelompok sosial Skala
Penugasan
4.2.2 Memberikan reaksi terhadap cara penilaian
mengatasi permasalahan sosial
kaitannya kelompok sosial dengan
eksklusi di masyarakat
3 Sikap 1 Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
2 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
Observasi
dan proaktif; sebagai bagian dari Jurnal guru
guru
solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
LAMPIRAN
MATERI PEMBELAJARAN

BAB 2 (Permasalahan Sosial di Masyarakat)

A. Permasalahan Sosial di Masyarakat

Masalah sosial menurut, Soerjono Soekanto, adalah suatu ketidaksesuaian antara


unsur-unsur kebudayaan/masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Sedangkan, menurut Richard dan Richard, adalah pola perilaku dan kondisi yang tidak
diinginkan dan tidak dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.

Umumnya masalah sosial timbul karena adanya ketimpangan/gap/celah antara


kenyataan (realitas) dengan harapan (nilai & norma). Menurut Etzioni (1976), penyebab
utama masalah sosial adalah karena pemenuhan akan kebutuhan hidup.

Klasifikasi masalah sosial adalah sebagai berikut:

◌ FAKTOR EKONOMI,
seperti pengangguran, kemiskinan. Ada 2 bentuk kemiskinan yakni; kemiskinan
kultural disebabkan oleh rasa malas, boros dan tidak disiplin, serta kemiskinan
struktural disebabkan oleh faktor perbuatan manusia seperti kebijakan ekonomi
yang tidak adil, distribusi barang produksi tidak merata, dan korupsi.
◌ FAKTOR BIOLOGIS,
seperti penyakit menular (HIV, flu burung, flu babi [H1N1]) dan keracunan
makanan.
◌ FAKTOR PSIKOLOGIS,
seperti depresi, stress, gangguan jiwa, gila, tekanan batin, penyakit saraf, bunuh
diri, aliran sesat.
◌ FAKTOR SOSIAL & KEBUDAYAAN,
seperti perceraian, kriminalitas, pelecehan seksual, kenakalan remaja, konflik
rasial dan keagamaan.

B. Berbagai Jenis Permasalahan Sosial di Ranah Publik


◌ Kemiskinan
Bentuk kemiskinan secara sosioekonomis (oleh Baswir dan Sumodiningrat),
kemiskinan adalah kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
◌ Kriminalitas
Kriminalitas merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial, khususnya
perilaku melanggar hukum pidana. Tidak semua penyimpangan adalah
kejahatan. Penyimpangan menjadi kejahatan, ketika lembaga masyarakat
menunjuk penyimpangan tersebut sebagai pelanggaran hukum/undang-undang.
◌ Ketidakadilan
Ketidakadilan merupakan tindakan sewenang-wenang. Umumnya menyangkut
masalah pembagian hak yang tidak adil/proposional/sesuai.

C. Dampak Permasalahan Sosial terhadap Kehidupan Publik


◌ KETIDAKADILAN. Dapat berdampak terjadinya kesenjangan sosial-ekonomi
karena menyangkut pembagian hak yang tidak merata.
◌ KESENJANGAN sosial-ekonomi. Dapat berdampak pada meningkatnya angka
kemiskinan dan kriminalitas karena pembangunan yang tidak adil yang
menimbulkan rasa tidak puas dan kecewa pada masyarakat.
◌ KEMISKINAN. Akan berdampak pada meningkatnya angka putus sekolah dan
menurunnya tingkat kesehatan masyarakat karena kesenjangan sosial-ekonomi.
◌ KRIMINALITAS. Akan berdampak pada rusaknya tatanan hidup masyarakat
karena pihak-pihak yang dirugikan, mengganggu stabilitas nasional,
mengganggu kemanan dan dapat menghancurkan eksistensi bangsa dan negara.

D. Pemecahan Masalah Sosial untuk Mencapai Kehidupan Publik yang Lebih


Baik
INSTRUMEN PENILAIAN

Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap:

× Jurnal guru dalam satu semester


Catatan Tindak
Tanggal No Nama Ket.
Perilaku Lanjut
1.
2.
3.
Dst...
1.
2.
3.
Dst...
Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan (QR Code Thinking):

No IPK Materi Level Indikator Soal Soal Kunci


Penugasan (Pengetahuan)
1. × Mengenali × Permasalahan Menganalisis Disajikan sebuah Cobalah kalian analisis isu setelah Menggunakan
permasalahan sosial website yang memindai QR Code yang tersedia. pedoman
sosial di × Dampak berisikan isu, Carilah: penskoran
masyarakat permasalahan peserta didik dapat - Akar permasalahannya (rubrik) dengan
× Mengemukakan sosial menganalisis isu - Dampak permasalahannya indikator
dampak × Pemecahan tersebut - Solusi pemecahan penilaian
permasalahan masalah sosial masalahnya sebagai berikut:
sosial di ranah a. Tulisan
publik b. Kedalaman
× Menganalisis berpikir
pemecahan c. Kesesuaian
masalah sosial dengan
untuk mencapai materi
kehidupan yang
lebih baik
Penugasan (Keterampilan)
1. × Mengamati × Permasalahan Merespon Peserta didik Presentasikan hasil analisis isu yang Menggunakan
permasalahan sosial mempresentasikan sudah kalian kerjakan dengan pedoman
sosial yang × Dampak hasil analisis isu kelompok isu yang sama. penskoran
terjadi di permasalahan dalam formasi (rubrik) dengan
masyarakat sosial kelompok indikator
khususnya × Pemecahan penilaian
berkaitan masalah sosial sebagai berikut:
dengan a. Penguasaan
kelompok sosial materi
× Memberikan b. Pengolahan
reaksi terhadap kata
cara mengatasi c. Penampilan
permasalahan d. Kedalaman
sosial kaitannya berpikir
kelompok sosial dalam
dengan eksklusi menjawab
di masyarakat pertanyaan

Bandung Barat, September 2019

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMAN 2 Padalarang Guru Mata Pelajaran,

Dra. Hj.Dedeh Suatini, M.M.Pd. Afifah Annuraini, S.Pd.


Pembina Tk. 1 / IV.b NIP. 199408052019032017
NIP. 195910261985032007
ANALISIS SILABUS

Nama Sekolah : SMAN 2 Padalarang


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Program : XI/IPS

KI:
Kompetensi Inti Sikap Sriritual :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Inti Sikap Sosial:


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif;
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Kompetensi Inti Pengetahuan:


3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Inti Keterampilan :


4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Alokasi Sumber
No. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
waktu Belajar
1 3.2 Menganalisis Permasalahan sosial × Mengamati permasalahan sosial × Pre-test 4 JP × Powerpoint
permasalahan sosial dalam kaitannya yang ada di masyarakat × Post-test × Buku paket
dalam kaitannya dengan dengan × Mencari akar permasalahan sosial × Portofolio × Website
pengelompokan sosial pengelompokan sosial × Menganalisa dampak dari
dan kecenderungan dan kecenderungan permasalahan sosial
eksklusi sosial di eksklusi sosial di × Menganalisa pemecahan masalah
masyarakat dari sudut masyarakat. sosial untuk mencapai kehidupan
pandang dan pendekatan yang lebih baik
Sosiologis × Mempresentasikan hasil analisis
permasalahan sosial
4.2 Memberikan respons
dalam mengatasi
permasalahan sosial
yang terjadi di
masyarakat dengan cara
memahami kaitan
pengelompokan sosial
dengan kecenderungan
eksklusi dan timbulnya
permasalahan sosial
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI
SMA NEGERI 2 PADALARANG
Jalan GA Manulang Kicau No. 165 Padalarang, Bandung Barat – 40553.
Telepon (022) 6807895 | email: sman2.padalarang165@gmail.com

SOAL PRE-TEST
PEMBELAJARAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)

Mata Pelajaran : Sosiologi


Materi : Masalah Sosial

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Bacalah soal dengan seksama.
2. Tulislah jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan.
3. Kerjakan soal dengan kejujuran dan ketelitian.
4. Dilarang menyontek dalam bentuk apapun.

Perhatikan wacana di bawah ini!


Denpasar - Tiga remaja perempuan asal Klungkung berurusan dengan polisi karena melakukan
perundungan (bullying). Ketiga gadis remaja ini tega menendang, menampar, hingga nyaris
menelanjangi korban KA gara-gara tudingan 'cabe-cabean'.

"Jadi si pelaku ini merasa korban ini ngomongin dia cabe-cabean ketemu di perempatan jalan gitu,
dia sempet bilang si korban ngomong cabe-cabean buat dia. Pas ketemu di TKP di atas bukit,
memang tempat wisata, kebetulan korban jalan-jalan sama adiknya naik ke tempat wisata itu
ternyata ketemu di sana diberhentikannya sama pelaku, 'Kamu ngomongin saya cabe-cabean ya,'
pakai bahasa Bali kan, 'Nggak, saya nggak ngomong,' tapi pokoknya maksa harus ngaku, dia
memang nggak merasa ngomong apa-apa ya dimulailah (perundungan)," kata Kasat Reskrim
Polres Klungkung AKP Mirza Gunawan ketika dimintai konfirmasi via telepon, Jumat (5/7/2019).
(Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4613019/3-siswi-sma-pelaku-bully-di-klungkung-bali-
ditetapkan-jadi-tersangka?_ga=2.184567849.1061143887.1569507939-938003522.1568683134)

1. Bila kita cermati wacana di atas, dapat disimpulkan munculnya permasalahan sosial yang
terjadi adalah…
a. Terjadi percekcokan antara dua remaja yang ingin berkuasa
b. Pembullyan remaja yang terjadi karena kekuasaan
c. Tudingan labelling ‘cabe-cabean’ mengakibatkan perundungan
d. Kenakalan remaja banyak terjadi di masyarakat
e. Kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak

2. Dari wacana di atas, dampak yang akan timbul dari masalah tersebut adalah…
a. Gangguan mental yang diderita korban
b. Luka fisik antara perundung dan yang dirundung
c. Kerusakan fasilitas umum sekitar lokasi perundungan
d. Terganggunya psikis maupun suasana hati serta hilangnya semangat hidup bagi korban
e. Timbul pemikiran untuk melukai diri sendiri

3. Berdasarkan kutipan wacana di atas, cobalah kemukakan pandanganmu tentang penyelesaian


permasalahan sosial yang tepat bagi korban, 3 remaja perempuan perundung, dan
pihak/lembaga yang berhubungan dengan kasus ini!
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI
SMA NEGERI 2 PADALARANG
Jalan GA Manulang Kicau No. 165 Padalarang, Bandung Barat – 40553.
Telepon (022) 6807895 | email: sman2.padalarang165@gmail.com

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Pre-test


No Kunci Jawaban/Pedoman Penskoran Point
1 C 1
2 D 1
3 Indikator penilaian: 8
- Tulisan (2)
- Kedalaman berpikir (3)
- Keterikatan materi (3)
Keyword:
Instrospeksi diri, klarifikasi, berbicara
dengan baik-baik, saling meminta maaf,
adil hukum.
Jumlah point 10

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡


Nilai= × 100
10

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Post-test


No Kunci Jawaban/Pedoman Penskoran Point
1 A 1
2 B 1
3 C 1
4 B 1
5 A/E 1
6 Indikator penilaian: 3
- Tulisan (1)
- Kedalaman berpikir (2)
Keyword:
Meminta bantuan, lapor polisi, tindak
pidana, menghimbau masyarakat untuk
berhati-hati
7 Indikator penilaian: 3
- Tulisan (1)
- Kedalaman berpikir (2)
Keyword:
Membuka lapangan pekerjaan,
meningkatkan stabilitas ekonomi,
meningkatkan kewaspadaan, kepekaan
masyarakat, meminimalisir
pengangguran.
Jumlah point 11

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡


Nilai= 11
× 10
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI
SMA NEGERI 2 PADALARANG
Jalan GA Manulang Kicau No. 165 Padalarang, Bandung Barat – 40553.
Telepon (022) 6807895 | email: sman2.padalarang165@gmail.com

SOAL POST-TEST
PEMBELAJARAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)

Mata Pelajaran : Sosiologi


Materi : Masalah Sosial
Hari/Tanggal : ……………….
Nama : ……………….
Kelas : ……………….

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Bacalah soal dengan seksama.
2. Tulislah jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan.
3. Kerjakan soal dengan kejujuran dan ketelitian.
4. Dilarang menyontek dalam bentuk apapun.

Perhatikan wacana di bawah ini!


REPUBLIKA.CO.ID, PADALARANG -- Sebagian warga RT 01, RW 01, Kampung Sudimampir,
Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat terpaksa menggunakan air
sumur bor yang terdapat gumpalan-gumpalan kuning di dalamnya dan berminyak. Agar tidak
mengendap dan bisa digunakan, warga menggunakan penyaring air.

Salah seorang warga lainnya, Bu Hendra mengaku air dari sumur bor berminyak dan terdapat
gumpalan kuning. Namun, katanya jika diberikan sitrun kondisi air jadi bening. Menurutnya, kondisi
tersebut sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir.
"Dulu mah sebelum ada pabrik nggak ada gumpalan kuning di air. Baru pas ada pabrik jadi ada.
Dulu awalnya mah bagus," ujarnya.
Dia mengungkapkan jika air sumur bor diendapkan maka gumpalan tersebut mengendap seperti air
gulai sehingga tidak bisa dipakai. Ia mengaku menggunakan air tersebut sebab air di sumur miliknya
sedang kering.
(Sumber: https://www.republika.co.id/berita/pyuo0r414/nasional/daerah/19/09/19/py2jgx382-warga-
padalarang-bandung-barat-terpaksa-pakai-air-tercemar)

1. Dari wacana di atas dapat disimpulkan bahwa d. Pengeboran air sumur di lokasi yang
munculnya masalah tersebut terjadi karena… berbeda
a. Limbah pabrik mencemari air sumur e. Warga akhirnya membeli air bersih
pemukiman 3. Penyelesaian yang dapat dilakukan untuk
b. Warga mengebor sumur sembarangan masalah di atas adalah…
dan mencemari air a. Warga mencampurkan air yang
c. Terdapat gumpalan-gumpalan kuning tercemar dengan sitrun agar air menjadi
dan berminyak di dalam air bening
d. Warga menambahkan sitrun ke dalam air b. Pengeboran air sumur kembali di lokasi
e. Pabrik mengebor sumur dan mencemari yang berbeda
air pemukiman warga c. Uji laboratorium air yang tercemar dan
2. Dari wacana di atas, dampak yang akan menghimbau pabrik agar tidak
timbul dari masalah tersebut adalah… membuang limbah di pemukiman
a. Warga kesulitan mendapatkan air bersih warga
karena air sumur kering d. Demo anarkis warga kepada pemilik
b. Warga terpaksa menggunakan air yang pabrik agar terdengar dan tidak
tercemar untuk kebutuhan rumah tangga membuang limbah sembarangan
c. Pabrik setempat dipindahkan ke tempat
lain
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI
SMA NEGERI 2 PADALARANG
Jalan GA Manulang Kicau No. 165 Padalarang, Bandung Barat – 40553.
Telepon (022) 6807895 | email: sman2.padalarang165@gmail.com
e. Melaporkan pada pihak berwajib
karena pabrik melanggar peraturan
pembangunan sembarangan
Perhatikan wacana di bawah ini!
BEKASI, KOMPAS.com - Seorang wartawan bernama Eko Purnomo menjadi korban komplotan
begal bersenjata di Jalan Raya Sultan Agung, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Jumat
(4/10/2019) petang.

"Setelah turunan flyover Kranji saya tidak terasa, tiba-tiba langsung rampas tas saya. Pelaku bawa
senjata tajam," katanya, Sabtu (5/10/2019), seperti dikutip Antara. Dengan cepat tas Eko berpindah
ke tangan pelaku. Menurut pengakuan korban, tas itu berisi kartu pers, STNK, SIM, ATM, KTP, dan
ponsel. "Kejadiannya secara spontan. Saya lewat gak merasa ada motor di belakang. Tiba-tiba
mengeluarkan senjata tajam sejenis celurit," ucapnya. Ia mengaku sempat mengejar para tersangka
tetapi laju mereka terlalu cepat sehingga tidak mampu dikejar.

(Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/05/21561461/wartawan-jadi-korban-begal-
bersenjata-tajam-di-bekasi?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter)

4. Dari wacana di atas dapat disimpulkan _________________________________


bahwa maraknya kejadian pembegalan di _________________________________
masyarakat adalah karena… 7. Menurutmu, bagaimana cara yang cocok
a. Bentuk protes terhadap pemerintah agar pembegalan tidak terjadi lagi di
karena barang ekonomi yang tinggi masyarakat?
b. Kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi _________________________________
c. Ketimpangan sosial _________________________________
d. PHK massal yang sering terjadi di _________________________________
perusahaan-perusahaan _________________________________
e. Tindakan kriminalitas menjadi hal _________________________________
yang lumrah di masyarakat _________________________________
5. Jika dilihat dari wacana di atas, _________________________________
pembegalan dapat berdampak positif bagi _________________________________
masyarakat, yakni … _________________________________
a. Menyeru pada masyarakat agar lebih _________________________________
berhati-hati dalam situasi apapun
b. Luka fisik maupun psikis bagi korban
c. Hilangnya harta benda
d. Memperkuat diri dengan selalu
membawa benda tajam
e. Kepekaan akan situasi masyarakat
yang mulai tidak aman
6. Jika kamu berada dalam posisi wartawan
Eko sebagai korban pembegalan, apa yang
akan kamu lakukan setelah kejadian
tersebut?
_________________________________
_________________________________
_________________________________
_________________________________
_________________________________
_________________________________
_________________________________
_________________________________
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI
SMA NEGERI 2 PADALARANG
Jalan GA Manulang Kicau No. 165 Padalarang, Bandung Barat – 40553.
Telepon (022) 6807895 | email: sman2.padalarang165@gmail.com

Penilaian Keterampilan Diskusi


▪ Rubrik Pedoman Observasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Metode
Pembelajaran QR Code Thinking.
No Indikator Kriteria
Skor:
3. Baik dalam penguasaan materi ketika menyampaikan materi
dan menjawab pertanyaan
Penguasaan materi 2. Cukup dalam penguasaan materi ketika menyampaikan
1
materi dan menjawab pertanyaan
1. Kurang dalam penguasaan materi ketika menyampaikan
materi dan menjawab pertanyaan
Skor:
3. Baik dalam pengolahan kata ketika menyampaikan materi
dan menjawab pertanyaan
Pengolahan kata 2. Cukup dalam pengolahan kata ketika menyampaikan materi
2
dan menjawab pertanyaan
1. Kurang dalam pengolahan kata ketika menyampaikan materi
dan menjawab pertanyaan
Skor:
3. Baik dalam mengolah argumen ketika menjawab pertanyaan
2. Cukup dalam mengolah argumen ketika menjawab
Kedalaman berpikir
3 pertanyaan
1. Kurang dalam mengolah argumen ketika menjawab
pertanyaan
Skor:
3. Baik menunjukkan kerapihan pakaian dan kesopanan
Penampilan
4 2. Kurang menunjukkan kerapihan pakaian dan kesopanan
1. Cukup menunjukkan kerapihan pakaian dan kesopanan
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI
SMA NEGERI 2 PADALARANG
Jalan GA Manulang Kicau No. 165 Padalarang, Bandung Barat – 40553.
Telepon (022) 6807895 | email: sman2.padalarang165@gmail.com

Lembar Observasi Presentasi dan Diskusi Peserta Didik Pada Metode Pembelajaran QR
Code Thinking

Hari/Tanggal :
Materi :
Indikator Penilaian
Kelompok Penguasaan Pengolahan Kedalaman Jumlah Skor
Penampilan
materi kata berpikir

CANDU
PUBG

MODUS
PRIA

BOBOL
ATM

BULLY

PELAJAR
DEMO

Keterangan:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Jumlah Skor = 12
× 100

Bandung Barat, ………………… 2019


Observer/Guru Mata Pelajaran

Afifah Annuraini, S.Pd


NIP. 199408052019032017
KUESIONER SURVEY METODE PEMBELAJARAN QR CODE
THINKING DAN PERFORMA GURU
HASIL PRE-TEST DAN POST-TEST

HASIL PRE-TEST HASIL POST-TEST


No Nama Nilai No Nama Nilai
1 Alvi Kustriani 70 1 Alvi Kustriani 64
2 Andrian P 70 2 Ari Kurnia 55
3 Ayu Sri Handayani 70 3 Ayu Sri Handayani 55
4 Elin Anisa 80 4 Elin Anisa 55
5 Fitri Aulia Citra 80 5 Firman Budiman 55
6 Ismawati 80 6 Indah Oktaviani 82
7 M. Alif A 60 7 Ismawati 100
8 M. Aulia Fajar 60 8 M. Alif A 73
9 M. Riziq 60 9 M. Aulia Fajar 55
10 M. Rizky R 80 10 M. Rizal 64
11 Meilani Putri 60 11 M. Riziq 91
12 Mirnawati 60 12 M. Rizky R 82
13 Moch Ziad 60 13 Meilani Putri 73
14 Nisa Lestari 80 14 Mirnawati 82
15 Nurullaeni 80 15 Nisa Lestari 64
16 Rana Juliana 70 16 Nurjanah 73
17 Rian Lesmana 50 17 Nurullaeni 55
18 Rima Monica 80 18 Rana Juliana 64
19 Rizki Heri K 60 19 Rian Lesmana 45
20 Rizky Nurhuda 70 20 Rima Monica 73
21 Sarah Fauziah 70 21 Rizki Heri K 73
22 Sendi Setiawan 60 22 Rizky Nurhuda 82
23 Sindi Ayuni 70 23 Sarah Fauziah 55
24 Sendi Setiawan 82
25 Sindi Ayuni 64
Daftar Hasil Peserta Didik yang mengikuti Pre-test dan Post-test
No Nama Hasil
1 Alvi Kustriani TURUN
2 Ayu Sri Handayani TURUN
3 Elin Anisa TURUN
4 Ismawati NAIK
5 M. Alif A NAIK ∑ Naik 10
6 M. Aulia Fajar TURUN ∑ Turun 10
7 M. Riziq NAIK
8 M. Rizky R NAIK Faktor yang menghambat
9 Meilani Putri NAIK keterampilan HOTS peserta didik
10 Mirnawati NAIK dalam pembelajaran:
11 Nisa Lestari NAIK
12 Nurullaeni TURUN 1. Kemampuan literasi yang
13 Rana Juliana TURUN kurang, peserta didik mampu
14 Rian Lesmana TURUN beragumen dengan lisan,
15 Rima Monica TURUN namun kesulitan merangkai
argumen dalam bentuk tulisan.
16 Rizki Heri K NAIK
2. Jam pelajaran pada waktu
17 Rizky Nurhuda NAIK
siang hari/menjelang pulang
18 Sarah Fauziah TURUN
19 Sendi Setiawan NAIK
20 Sindi Ayuni TURUN
HASIL SURVEY METODE PEMBELAJARAN QR CODE THINKING
DAN PERFORMA GURU SERTA TESTIMONI PESERTA DIDIK

Anda mungkin juga menyukai