SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Pada
Program Studi Manajemen Administrasi Perkantoran
Jenjang Strata Satu (S1)
Oleh:
Identitas
Nama : Yadi Semuel Wakum
Nim : 20140311074107
Program Studi : Manajemen Administrasi Perkantoran
Jenjang Program : Strata Satu (S-1)
Bid. Konsentrasi : Perkantoran
Jurusan : Ilmu Administrasi
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Mengetahui
Ketua Program Studi,
Dr.Yuliance A.Burdam, MAB
Nip : 19700729 199610 2 001
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Dipertahankan Di hadapan Dewan Dosen Penguji Skripsi Pada Program
Studi Administrasi Perkantoran, Jenjang Program Strata Satu (S-1), Jurusan
Ilmu Adminitrasi. Berdasarkan SK. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Cenderawasih Jayapura No.: 2455/UN20.1.3/DT/2018
Identitas
Nama : Yadi Semuel Wakum
Nim : 20140311074107
Program Studi : Manajemen Administrasi Perkantoran
Jenjang Program : Strata Satu (S-1)
Bid. Konsentrasi : Perkantoran
Jurusan : Ilmu Administrasi
Dipertahankan Pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 26 September 2018
Tempat : Kampus Fisip Uncen Abepura
DEWAN PENGUJI:
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
DR. SEPTINUS SAA, S.Sos, M.Si
Nip.: 19680924 199610 1 001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Semua impian Anda dapat menjadi kenyataan, jika Anda punya keberanian untuk
mengejarnya.
Segala perkara dapat ku tanggung di dalam dia yang memberikan kekuatan kepadaku
( Filipi 4 : 13 )
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan tetapi orang bodoh menghina
didikan
( Amsal 1 : 7 )
PERSEMBAHAN
1. Nenek tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan serta memberikan
3. Mama Fenny Asaribab yang selalu menjadi dorongan semangat dan motivasi
6. Kakak dan Adik saya yang yang selalu memberikan semangat dan telah menjadi
7. Sayangku Ade Flora Sarlota Latunusa dan Anakku Raynaldo Keiro Wakum
KATA PENGANTAR
Puji yukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan
yang diharapkan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
akhir jenjang strata satu pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
Ilmu Politik beserta Bapak Pembantu Dekan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial
10. Bapak DRS. JACK RONSUMBRE, SH, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Jayapura.
11. Bapak IBRAHIM K. KENDI, S.Sos. MPA selaku Dosen Wali sekaligus
Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
12. Ibu DR. YULIANCE A. BURDAM, M.AB selaku Ketua Program Studi
13. Bapak TERIANUS L. SAFKAUR, MPA selaku Dosen Pembimbing I, dan Ibu
14. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dan secara khusus kepada Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar pada Program
15. Bapak dan Ibu Staf Administrasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
16. Ibu MERLAN S. ULOLI, SE, MM selaku Kepala Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Jayapura yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
penelitian.
18. Sahabat seperjuangan Charles Parsaoran Sinurat, Fernando Rooy Breemer, James
Doddy Yawan, Feggy Batara Maniani, Virza Henderina Maniani, yang telah
memberikan semangat, motivasi, canda dan tawa, saling tukar pendapat dan hal-
19. Untuk teman-teman Angkatan 2014 yang tiada hentinya memberikan dukungan
Akhir kata kiranya skripsi ini dapat bermanfaat kepada setiap pembaca, penulis
mengaku bahwa skripsi ini jauh dari sempurna oleh sebab itu penulis mengharapkan
Penulis
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MERIT SISTEM TERHADAP KINERJA ORGANISASI DI
KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA
JAYAPURA
4.1 Sejarah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jayapura .......... 39
4.2 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jayapura 39
4.3 Tupoksi .................................................................................................. 41
4.4 Struktur Organisasi ................................................................................ 47
4.5 Distribusi Frekuensi Pegawai ................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Responden Pegawai ......................................................................... 29
Determinasi ...................................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Jayapura ......................................................................................... 47
Jayapura
Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, peranan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) selaku aparat pemerintah sangat penting, mengingat bahwa eksistensi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu unsur paling dominan dan strategis dalam
proses pencapaian tujuan Nasional. Sebab itu diperlukan suatu usaha untuk menjaga
ketersediaan dan peningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) agar dapat
menjamin mutu Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Di Era reformasi kehidupan PNS banyak berubah, tuntutan untuk bekerja
sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. PNS sekarang juga mendapat tanggung
jawab yang berat terutama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
menjadikan PNS harus bekerja dengan berbasis kinerja. Selain itu juga harus bekerja
memasuki era otonomi daerah keberadaan PNS semakin tidak jelas terutama dengan
buruknya manajemen sistim kepegawaian di daerah. Kondisi ini yang seringkali tidak
mengakibatkan PNS tidak memiliki standar kerja yang jelas. Jadi tidak heran apabila
masih adanya PNS terlihat sering bermain game ataupun hanya duduk-duduk sambil
pelayanan publik (yang sebagian besar dilayani oleh Pegawai Negeri Sipil atau PNS)
di Indonesia, antara lain ditunjukkan oleh pelayanan yang bertele-tele dan cenderung
petunjuk atasan; sikap acuh terhadap keluhan masyarakat; lamban dalam memberikan
pelayanan; kurang berminat dalam men-sosialisasikan berbagai peraturan kepada
Papua Tahun 2016. Menunjukan Permasalahan yang ditemukan bahwa kinerja Badan
professional dalam tahap pendaftaran calon pegawai negeri sipil, pasalnya setelah
persyaratan itu di umumkan secara trasparan, tetapi temuan dilapangan ada yang
tidak lengkap tetapi karena punya kedekatan keluarga dengan pegawai atau
pemerintah mereka dapat diikutsertakan dalam proses seleksi. Kemudian banyak juga
pemerintah daerah yang masih menggunakan yang namanya politik uang (money
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura yaitu dalam proses pelayanan
pasalnya setelah persyaratan data kependudukan diberikan ada masyarakat yang tidak
kekeluargaan pada pegawai atau pemerintah maka mereka dengan mudah dapat
sistem merupakan salah satu bentuk reformasi birokrasi yang sedang diterapkan
penggunaan nya dalam prinsip pemerintahan di Indonesia. Sistem merit dipakai untuk
menentang birokrasi yang sarat perilaku nepotisme dan spoil system (sistem jarahan)
dalam sistem jabatan – jabatan publik. Sistem merit secara sederhana menunjuk pada
orang terbaik yang dipilih untuk penempatan jabatan – jabatan tertentu karena
kekeluargaan, teman, suku, agama, etnis, kelas sosial, jenis kelamin, kekayaan dan
yang belum menerapkan sistem merit dengan baik sehingga masih banyak pejabat
daerah yang ditempatkan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan nya,
disayangkan mengingat belum tentu orang yang menempati suatu jabatan tertentu
tersebut memiliki kualitas dan kompetensi yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang dibutuhkan dalam jabatan tersebut. Sehingga memicu kecemburuan sosial
antar aparatur karena merasa diperlakukan secara tidak adil dalam proses promosi
jabatan. Maka tak heran jika aparatur menjadi malas dan tidak produktif menunjukan
Sehingga hal yang masih menjadi permasalahan dalam manajemen ASN yakni mutu
sumber daya manusia dan intervensi politik yang masih sangat besar.
organisasi. Pegawai yang berkualitas dan dedikasi tinggi terhadap organisasi sangat
peramasalahan di atas sehingga peneliti tertarik untuk melakukan kajian dengan judul
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis menyimpulkan rumusan masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi merit sistem terhadap kinerja organisasi di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura?
2. Adakah hubungan yang positif antara implementasi merit sistem terhadap
kinerja organisasi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Jayapura?
3. Apakah implementasi merit sistem memberikan dampak positif terhadap
kinerja organisasi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Jayapura?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui implementasi merit sistem terhadap kinerja organisasi
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura.
2. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara implementasi merit
sistem terhadap kinerja organisasi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Jayapura.
3. Untuk mengetahui dampak positif dari implementasi merit sistem terhadap
kinerja organisasi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Jayapura.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Merit sistem
Merit adalah suatu sistem atau kebijakan dimana orang dipromosikan atau
dihargai atas dasar kemampuan dan prestasi bukan karena senioritas, kuota, patron,
kebijakan dan manajemen ASN yang yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik,ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur
kondisi kecatatan.22
bersifat terbuka dan memberikan kesempatan serta mendukung pada setiap pegawai
untuk mengembangkan prestasi yang terbaik bagi organisasi,dan hal ini adalah
dan kompetensi.23
22
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN (Aparatur Sipil Negara)
Pasal 22
23
Daryanto, Arief. Merit System Dalam Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Kebijakan Dan
Manajemen PNS
Pada isi UU ASN No.5 tahun 2014, pasal (51), yakni “manajemen ASN
diselenggarakan berdasarkan sistem merit”.24 Sistem merit berasal dari kata merit
atau manfaat atau meritokrasi sebenarnya menunjukan kepada bentuk sistem politik
produktifitas yang berkaitan pada manajemen ASN, yang menata dengan baik dari
a) Sistem Rekrutmen
24
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN (Aparatur Sipil Negara)
Pasal 51
Melalui Baperjakat adalah kompetensi pegawai terhadap lelang jabatan
lagi, perubahan ini dengan mempergunakan istilah Tim Penilai Kinerja, sebagai
Salah satu uji kompetensi untuk semua pegawai, yang akan menduduki
jabatan struktural maupun jabatan fungsional, tujuan dilaksanakan fit and proper
test untuk mengetahui kelayakan para calon-calon yang akan menduduki posisi
antara lain : sikap, minat, motivasi, ketrampilan dan watak yang tepat untuk
jabatan yang harus didudukki secara professional. Sistem merit yang terdapat
pelaksanaanfit and proper test adalah untuk menguji pegawai secara obyektif dan
terbuka.
e) Pelaksanaan Assesment
mempersiapkan sumber daya manusia secara strategis yang terdapat pada uraian
Tahun 2014 tentang ASN, merit sistem merupakan berbasis kompetensi yaitu
pelatihan pada setiap pegawai, agar mempunyai pengetahuan dan keahlian baru
tersebut bertugas.
terbuka.25
Syarat – syarat yang diperlukan untuk menerapkan sistem merit adalah sebagai
berikut :
karyawan.
dilakukan agar dalam penerapan merit sistem dapat berjalan dengan baik.
25
Meyrina A, Susana. Implementasi Peningkatan Kinerja Melalui Merit Sistem Guna Melaksanakan
Undang – Undang Aparatul Sipil Negara No. 5 Tahun 2014. Vol. 10, No. 2, Juli 2016. Hlm 176-179.
26
Jaluanto Dan Hirda Yuhanni, Nerile. Pemanfaatan Sistem Merit Pada Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi Penggajian (Studi Kasus Pada PT Murba Jaya Abadi Semarang). Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang. Hlm 17
Kriteria – kriteria umum yang digunakan dalam penilaian kinerja karyawan
pelaksanaan dari pekerja atau tugas – tugas yang dikerjakan oleh karyawan.
b. Tanggung Jawab
Menilai segala kegiatan atau usaha baik itu secara mental atau kemampuan
dan pengertian) maupun secara fisik pekerjaan yang menuntut gerakan tubuh.
d. Kondisi Kerja
e. Hasil Kerja
Menilai hasil kerja baik itu secara kuantitas maupun kualitas hasil kerja.27
pegawai. Kerugiannya : (a) Karir seseorang akan mentok, karena sulitnya untuk
naik tingkat kalau tidak disertai oleh kemampuan pegawai; (b) Sulitnya
langkah-langkah berikut patut diikuti : (a) Mematok standar kinerja yang tinggi.
Puncak prestasi jarang dihasilkan dari pengharapan yang sedang-sedang saja; (b)
Membuat sistem penilaian kinerja yang akurat. Fokus pada kriteria yang
berorientasi pada hasil dan khas pekerjaan; (c) Melatih penyelia dalam
mekanisme penilaian kinerja dan seni pemberian umpan balik kepada bawahan.
Kinerja yang tidak efektif harus dikelola secara konstruktif; (d) Mengaitkan
untuk memberikan atau menolok kanaikan merit; (e) Menggunakan suatu kisaran
kenaikan merit yang luas. Membuat kebijakan gaji menjadi lebih bermakna; (f)
27
Jaluanto Dan Hirda Yuhanni, Nerile. Pemanfaatan Sistem Merit Pada Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi Penggajian (Studi Kasus Pada PT Murba Jaya Abadi Semarang). Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang. Hlm 18
Para karyawan harus yakin dan percaya terhadap manajemen sehingga mereka
merasa bahwa penilaian merit adalah akurat; (g) Penyedia dan pemegang jabatan
harus spakat dengan tugas-tugas pekerjan dan kriteria yang dipergunakan; (h)
Sistem pembayaran merit harus diiringi oleh praktek administrasi yang tepat; (i)
2.2 Kinerja
Secara lebih tegas Amstrong dan Baron mengatakan kinerja merupakan hasil
kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Lebih jauh Indra Bastian
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema stategis suatu
organisasi.28
a. Kinerja Organisasi
ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenan dengan usaha – usaha yang
28
Fahmi, Irham. 2016. Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi Dan Kasus.Bandung.Alfabeta.Hlm 127
sistematik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus
b. Manajemen Kinerja
yang presentatif dalam aspiratif guna mewujudkan visi dan misi perusahaan
suatu manajemen kinerja yang baik tanpa ada dukungan yang kuat dari seluruh
Karena dalam konteks manajemen modern suatu kinerja yang sinergis tidak akan
berlangsung secara maksimal jika pihak pemegang saham atau para komisaris
kinerja, dan kinerja sebagai cara untuk menuju pada penghargaan yang mereka
harapkan? Jelasnya, mereka harus mengetahui apa saja yang ditutut dari mereka.
Mereka harus tahu bagaimana kinerja mereka diukur. Selanjutnya, mereka harus
29
Fahmi, Irham. 2016.Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi Dan Kasus.Bandung.Alfabeta. Hlm 129
30
Fahmi, Irham. 2016.Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi Dan Kasus.Bandung.Alfabeta. Hlm 128
mereka tersebut akan membuahkan hasil dalam sebuah kinerja yang memuaskan
sebagaimana yang telah dietntukan oleh kriteria yang akan mengukur mereka.
Terakhir, mereka harus memili keyakinan bahwa, jika mereka melakukan kinerja
mereka seperti yang diharapkan, mereka akan merahi pnghargaan sesuai dengan
Kesimpulannya, jika para pekerja tidak memiliki tujuan yang jelas, lalu
kriteria pengukur sasaran juga samar, dan pekerja kurang percaya diri bahwa
usaha yang mereka lakukan akan mengantarkan mereka kepada sebuah penilaian
yang memuaskan pada kinerja mereka, atau boleh jadi ada ketidakpuasan dalam
masalah pembayaran gaji yang dibayarkan oleh organissi ketika sasaran kinerja
mereka tercapai, kita dapat menduga bahwa dengan kondisis seperti itu setiap
yang dibutuhkan. Dalam hal ini, penilaian menjelaskan ketrampilan dan daya
saing para pekerja yang belum cukup tetapi dapat diperbaiki jika suatu program
31
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip – prinsip Organisasi. Erlangga. Jakarta. Hlm 259.
untuk program seleksi dan pengembangan yang disahkan. Karyawan kontrak
baru yang kinerjanya masih rendah, dapat diidentifikasi melalui penilaian kinerja.
penilaian kinerja mereka. Keempat, penilaian kerja juga untuk memenuhi tujuan
umpan balik yang ada terhadap para pekerja tentang bagaimana organisasi
masing fungsi ini bagi kita tergantung pada perspektif yang kita terapkan.
e. Evaluasi kerja
menilai kinerja karyawan, akan berdampak besar terhadap apa yang dikerjakan
32
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip – prinsip Organisasi. Erlangga. Jakarta. Hlm 258
Di sebuah biro tenaga kerja, yang menghubungkan majikan dengan
tenaga kerja dan tenaga kerja dengan majikan, penilaian terhadap staf pewancara
pada jumlah kegiatan yang mereka lakukan, bukan kepada jumlah klien yang
bekerja sesuai dengan giliran tigas mereka, mengendarai mobil dinas mereka,
mengendarai mobil mereka membelah kota dengan kecepatan tinggi, dan hanya
bolak – balik dijalan tersebut selama tugas mereka. Jelas sekali, cara patroli
dengan kecepatan tinggi tersebut tidak memperlihatkan cara kerja polisi yang
baik, akan tetapi perilaku ini dapat di mengerti oleh pihak konsultan karena
dewan kota menggunakan jarak kilometer pada kendaraan polisi sebagai sebuah
pertanyaan, apa yang harus di evaluasi dari pihak manjemen? Tiga kriteria yang
33
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip – prinsip Organisasi. Erlangga. Jakarta. Hlm 259
Atasan langsung. Sembilan lima persen dari keseluruhan pada tingkat
yang lebih rendah dan menengah didalam satu organisasi dilaksanakan langsung
oleh atasan para pekerja. Pada tahun 1990-an, ketika banyak organisasi
menggunakan tim yang dikelola sendiri, hubungan jarak jauh, dan peralatan
mereka, seorang atasan langsung mungkin tidak dapat melakukan penilaian yang
Rekan kerja. Evaluasi dari rekan kerja adalah salah satu cara yang
dijadikan sebagai sumber data penilaian yang paling dapat dipercaya. Kenapa?
Karena evaluasi dari rekan kerja sangat erat hubungannya dengan kegiatan.
Interaksi sehari – hari memberi mereka sebuah sudut pandang pemahaman yang
Evaluasi yang dilakuakan sendiri memberi nilai yang tinggi bagi pekerja; c
karyawan pada saat proses penilaian dan mereka membuat wahana yang baik
mereka.
dapat memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang perilaku seorang
manajer karena si penilai secara khusus memiliki hubungan yang baik dengan
manajer.34
kinerja hanya salah satu dari banyaknya kriteri lain dari penghargaan yang
diberikan organisasi.
secara umum memiliki kinerja yang rendah, penghargaan atas sebuah usaha
salah satu critical factor dalam pengelolaan SDM dalam suatu organisasi. Andrew E.
34
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip – prinsip Organisasi. Erlangga. Jakarta. Hlm 261
35
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip – prinsip Organisasi. Erlangga. Jakarta. Hlm 272
process utilizing a systematic and organized procedure by which managerial
personnel learn conceptual and theoretical knowledge for general purpose”. Artinya,
bersifat umum.
Organisasi atau dalam hal ini manajer (pimpinan) wajib men-support semua
pegawainya dalam pengembangan karier dan kualitasnya sebagai SDM, karena hal ini
pada akhirnya akan menghasilkan kepuasan kerja, loyalitas, komitmen; dan secara
khusus akan menghasilkan keahlian yang ‘langka’ (scarce talent) yang dapat
pegawai tidak diperhatikan, sangat mungkin akan terjadi output SDM yang negatif,
a) Perubahan yang cepat dalam hal teknologi dan pekerjaan itu sendiri. Meskipun
SDM yang direkrut sudah memiliki skill dan pengalaman untuk mengerjakan
menjadi ‘obsolete’.
b) Keterbatasan keahlian (skill) untuk jangka menengah dan panjang atau sering
worker in the organization). Pada masa lalu, pegawai beranggapan skill yang
dimilikinya dapat bertahan lama (berguna dalam jangka panjang), tetapi pada
saat ini pendidikan hanya memberikan basic foundation dalam bekerja. Dalam
d) Kompetisi dan tekanan eksternal untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa
efektivitas kerja pegawai dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan.
pelaksanaan tugas dengan baik. Pegawai yang kurang memiliki pengetahuan yang
waktu dan bahan produksi yang lain akan diperbuat oleh golongan pegawai yang
ini akan mempertinggi biaya pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata lain,
pengetahuan pegawai harus diperbaiki dan dikembangkan agar mereka tidak berbuat
mencapai sukses bagi pencapaian tujuan organisasi. Bagi pegawai baru atau pegawai
terhadap pelaksanaan tugas, juga merupakan faktor kunci dalam mencapai sukses.
Oleh karena itu, pengembangan sikap juga harus diusahakan dalam pengembangan
pegawai.
Merit system dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi Low
meningkatkan kinerja, karena adanya penilaian untuk mengukur kinerja pegawai. Jika
penilaian yang dilakukan tidak baik maka penerapan merit system tidak akan efektif.
Pekerja staf, manejer dikaitkan banyak system, proses dan orang. Tetapi focus
penilaian kinerja hanya kepada individu, hal ini menghasilkan penilaian yang bersifat
individual bukan suatu system dalam suatu organisasi; (b) Penilaian kinerja
Padahal dalam kenyataan system dan proses merupakan subyek yang dapat berubah
proses penilaian yang obyektif, konsisten dapat dipercaya serta adil, tetapi disisi lain
penilaian kinerja akan dapat dilihat karyawan sebagai hal yang mendadak dan
didasarkan fovoritisme.
sebagai berikut: (a) Yang diukur adalah benar-benar prestasi; (b) Menggunakan tolak
ukur yang jelas agar obyektif; (c) Dimengerti, dipahami dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh semua anggota organisasi yang terlibat dalam penilaian; (d) Dilaksanakan secara
konsisten.
pengembangan merit system harus mengacu kepada tujuan organisasi. Tujuan merit
karyawan. Hal ini karena sistem pengupahan yang baik seperti model merit
system yang berbasis prestasi bisa berdampak pada kinerja karyawan secara
individual. Merit system yang sudah ada sejak lama bisa menjadi panduan
mengalami peningkatan karir di berbagai bidang akan bekerja dengan kinerja dan
prestasi kerja yang tinggi dibandingkan dengan pegawai yang tidak atau kurang
dalam pengembangan karirnya. Hal ini karena pegawai atau karyawan yang
36
Wansaga, Jerry Brianly. Dkk. Analisis Merit Sistem, Pengembangan Karir, Keterlibatan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Angkasa Pura 1 (Persero) Manado. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Volume 16 No. 04 Tahun 2016. Hlm 1005
serta motivasi yang lebih dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki
37
Wansaga, Jerry Brianly. Dkk. Analisis Merit Sistem, Pengembangan Karir, Keterlibatan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Angkasa Pura 1 (Persero) Manado. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Volume 16 No. 04 Tahun 2016. Hlm 1006
2. Kompetensi, yaitu kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas – tugas pada suatu jabatan atau pekerjaan seseorang didalam
3. Penilaian Kinerja, SKP atau Sasaran Kerja Pegawai yang merupakan salah satu
unsur di dalam penilaian prestasi kerja PNS yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011. SKP wajib disusun oleh seluruh PNS/ASN
baik Jabatan Fungsional Umum (JFU), Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dan
yang akan dilakukan selama 1 (satu) tahun dengan mengacu pada SKP atasan
kegiatam yang ada pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
RB yang mengatur tentang jabatan tersebut dan Angka Kreditnya (AK) sesuai
formulir SKP yang akan merupakan bagian dari penyusunan SKP. Unsur-Unsur
SKP terdiri dari kegiatan tugas jabatan, angka kredit dan target.
Kinerja Organisasi terdiri dari 3 indikator yaitu :
1. Kualitas Kinerja, yaitu suatu standar fisik yang diukur karena hasil kerja yang
dilakukan atau dilaksanakan karyawan terhadap tugas – tugas nya. Indi kator dari
kualitas kerja pegawai yaitu: (1) Potensi Diri, (2) Hasil Kerja Optimal, (3) Proses
bersifat umum.
3. Prestasi kerja, yaitu suatu pencapaian hasil sesuai dengan aturan dan standar yang
berlaku pada masing – masing organisasi kerja. Prestasi kerja pegawai merupakan
alat ukur dari keberhasilan kerja pegawai. Prestasi kerja pegawai merupakan alat ukur
BAB III
METODE PENELITIAN
38
Hasibuan, M. S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kesepuluh. Bumi Aksara. Jakarta.
Hlm 87
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dengan cara mencari informasi tentang gejala yang ada, didefinisikan dengan jelas
sebagai bahan untuk laporan. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui
penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini dibagi menjadi dua variabel
utama, yaitu variabel bebas (X) yaitu merit sistem. Sedangkan variabel terikat (Y)
Lokasi penelitian bertempat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Jayapura yang beralamatkan di Jl, Balai Kota Nomor 1 Entrop Gedung Otonom Lantai II
Kantor Walikota Jayapura, Papua. Kegiatan Penelitian ini di mulai pada bulan Juni 2018.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009 : 90). Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang membuat akte kelahiran pada Dinas Kependudukn
dan Catatan Sipil Kota Jayapura. Semua jumlah populasi dijadikan responden dengan
dalam penelitian ini mengunakan teknik sampel jenuh atau total populasi. Adapun
orang.
Tabel 3.1
Responden Pegawai
No Unsur Responden Jumlah Keterangan
1 Kepala Dinas 1 Orang
2 Sekretaris 1 Orang
3 Kasubag 3 Orang
4 Kabid 4 Orang
5 Kasie 12 Orang
6 Staff 21 Orang
Jumlah 42 Orang
Sumber: Olahan Data Sekunder
3.3.2 Sumber Data
1) Data Primer
Sumber data Primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari narasumber
penelitian. Dalam hal ini sumber datanya adalah orang-orang yang dianggap
tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data atau informan yang dapat
2) Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku, data dari
dokumen, informasi lain, serta laporan yang terkait dengan permasalahan dalam
penelitian ini.
1) Kusioner
dari masyarakat yang datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
pertanyaan yang terdiri dari variabel profesionalisme pegawai dan variabel kualitas
pelayanan publik.
2) Studi Pustaka
“Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi
pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencairan data
dan informasi melalui dokumen-dokumen, literatur, jurnal maupun foto dan gambar
3) Observasi/Pengamatan
untuk melihat dari dekat dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan masalah
1. Editing, Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan semua kuesioner secara
teliti apakah semua pertanyaan telah terisi / dijawab oleh responden seperti
memeriksa kesesuaian jawaban apakah data sudah cukup konsisten atau logis. Dari
2. Coding, Pada tahap ini peneliti memberi kode secara berurutan dalam kategori
yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada responden sehingga
memudahkan pengolahan data. Kode yang digunakan pada penelitian ini adalah
kode responden yang diawali no mor 1 untuk responden pertama sampai nomor
3. Transfering, Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden
pertama sampai dengan responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam tabel sesuai
responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap subvariabel yang
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat.
persentase dan tabel untuk masing-masing sub variabel dengan terlebih dahulu
dengan skala Likert. Menurut Sugiono, “skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, persepsi dan pendapat seseorang atau kelompok orang tentang sebuah
fenomena social”. Skala Likert dapat memberikan alternatif jawaban dari soal
instrumen dengan gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif, pertimbangan
salah satu pilihan dari jawaban yang telah disediakan. Pilihan jawaban ada 5 pilihan
Data kualitatif diubah berdasarkan bobot skor satu, dua, tiga, empat, dan lima
ini tabel skala Likert dan bobot skor disajikan dalam table:
Tabel 3.2 Skala Likert
No Kategori Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono, 2010:134
Hasil Presentase digunakan untuk memberikan jawaban atas kelayakan dari aspek-
aspek yang diteliti. Menurut Arikunto “pembagian kategori kelayakan ada lima. Skala ini
memperhatikan rentang dari bilangan presentase. Nilai maksimal yang diharapkan adalah
tabel:
𝐟
𝐏= 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐧
Keterangan:
P : Presentase
F : Frekuensi Jawaban
N : Total Pertanyaan
Presentase penilaian ini digunakan untuk menilai masing-masing variabel, yaitu
Regresi linier sederhana merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel
regresi sebagian kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel
yang diterangkan (the explained variable) dengan satu atau dua variabel yang
Metode ini juga bisa digunakan sebagai ramalan, sehingga dapat diperkirakan antara
baik atau buruknya suatu variabel X terhadap naik turunnya suatu tingkat variabel Y,
Dimana:
Y = a + bX
Y = Merit Sistem
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi
penurunan.
SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R
Square.
dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan
pengaruh variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti
dependen.
ditemukan besar atau kecil, akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Nilai r
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi terhadap
Koefisien Determinasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat / Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Sugiono (2010:250)
b) Uji Signifikansi
individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji thitung ini ada pada output
perangkat lunak, dapat dilihat pada tabel coefficient level of significance yang
Apabila thitung > ttabel maka Hipotesa diterima, artinya variabel independen secara
thitung < ttabel maka Hipotesa ditolak yang artinya variabel independen secara parsial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Analisis ini
dominan.
3.7 Hipotesa
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik atau tidak. Uji hipotesis dalam penelitian ini
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟²
Keterangan :
n = banyaknya sampel
Dengan menggunakan tingkat signifikan ( = 0,05 ) untuk diuji dua pihak, maka kriteria
a. Jika thitung > t tabel maka HO ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima, artinya ada
hubungan antara variabel merit sistem (X) dan variabel kinerja organisasi (Y).
b. Jika thitung < ttable maka maka HO ada di daerah penerimaan, berarti Ha di tolak, artinya
tidak ada hubungan antara variabel merit sistem (X) dan variabel kinerja organisasi (Y).
Berdasarkan dari kerangka teori penelitian maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai
suatu kesimpulan sementara yakni terdapat adanya Pengaruh Merit Sistem Terhadap Kinerja
Jika merit sistem dilaksankan dengan baik maka kinerja organisasi pada Dinas
daerah tingkat II Jayapura Nomor 6 Tahun 1999 tanggal 23 Juli 1999, dan Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tanggal 22 Maret 2001 tentang susunan dan tata kerja
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura, yang kemudian diubah sesuai
Perda Nomor 7 Tahun 2005 tanggal 30 Desember 2005 menjadi Dinas Kependudukan,
Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kota Jayapura yang berubah nomenklaturnya
menjadi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura berdasarkan Perda
Tugas pokok Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura sesuai
dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2008 tentang struktur organisasi dan tata kerja
dan Pencatatn Sipil Kota Jayapura sebagai instansi teknis yang mengacu pada visi dan
misi Kota Jayapura dan menjabarkannya ke dalam visi dan misi Dinas Kependudukan
4.2 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jayapura
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisiskan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi. Visi dapat pula
diartikan sebagai cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa
kependudukan serta cita-citanya yang ingin dicapai, maka visi dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura adalah. “Terwujudnya tertib administrasi
mandiri”.
masyarakat di Kota Jayapura telah terdaftar dengan baik, akurat dan teliti, sehingga
tidak ditemui lagi masyarakat yang tidak memiliki dokumen kependudukan ataupun
memiliki dokumen kependudukan yang ganda, sehingga dapat menjadi rujukan guna
2. Melalui pelayanan prima bermakna bahwa orientasi dan pelayanan yang diberikan
adalah kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan yang terbaik kepada pelanggan
3. Masyarakat yang berkualitas dan mandiri bermakna adanya harapan bahwa setelah
kependudukan, maka masyarakat menjadi sadar akan hak dan kewajibannya di bidang
administrasi kependudukan.
Guna mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi yang akan ditempuh oleh Dinas
sipil.
4.3 Tupoksi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura di pimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah. Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2008 tentang
struktur organisasi dan tata kerja dinas-dinas Daerah Kota Jayapura, maka tugas pokok
1. Tugas Pokok
Pembantu.
2. Fungsi
a. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang kependudukan dan pencatatn sipil;
Pencatatan Sipil Kota Jayapura yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Jayapura Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah, maka susunan struktur dan organisasi untuk Dinas Kependudukan dan Catatan
A. Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
keuangan dan asset perencanaan dan pelaporan dinas. Untuk menyelenggarakan tugas
1. Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan surat
3. Sub bagian perencanaan dan pelaporan mempunyai tugas menyusun rencana dan
kegiatan dinas.
C. Bidang Pelayanan dan Pendaftaran Penduduk
penduduk rentan;
data serta penerbitan register dan kutipan akta pengakuan anak serta pencatatan
laporan, memeriksa dan meneliti berkas, mencatat serta menerbitkan register dan
pelaporan, memeriksa dan meneliti berkas, mencatat serta menerbitkan register dan
register dan kutipan akta pengakuan anak serta pencatatan pengangkatan anak,
Gambar 4.1
Struktur Organisai
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jayapura
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
Kasie Pindah Datang Kasie Pencatatan Kasie Pengolahan dan Kasie Pemanfaatan Data
Penduduk Perkawinan dan Penyajian Data dan Dokumen
Perceraian Kependudukan
Jimmy B. Peters, SE Libertha M. Renyaan, Randi A. Tukayo, Endah Nurhartini, B,Se
Gambar 4.2
Frekuensi Umur dan Jumlah Pegawai
45
40
Kota Jayapura
35
30
25
20
15
10
5
0
25-30 31-35 36-40 40-45 46-50 51-55 56-60 Total
Distribusi Frekwensi Umur Pegawai
3 7 13 8 2 7 2 42
Jumlah Pegawai
Dari gambar 4.2 di atas di ketahui bahwa umur pegawai di Kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura antara 25-30 tahun ada sebanyak 3 orang,
31-35 tahun ada sebanyak 7 orang, 36-40 tahun ada sebanyak 13 orang, 46-45 tahun ada
sebanyak 2 orang, 51-55 tahun ada sebanyak 7 orang, 56-60 tahun ada sebanyak 2 orang. Jadi
total keseluruhan pegawai yang ada di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Jenis Kelamin
45
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
40
35
30
25
Kota Jayapura
20
15
10
5
0
laki-laki perempuan total
Distribusi Frekwensi Jenis Kelamin
Dari gambar 4.3 di atas di ketahui bahwa jumlah pegawai di Kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura yang berjenis kelamin laki-laki ada
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrument
yaitu Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari 42 responden. Hasil kuesioner diolah apakah
valid dan reliable. Kuesioner ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas (X) adalah
Tabel 5.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Merit Sistem
No rHitung rTabel Keterangan
1 0,600 0,304 Valid
2 0,678 0,304 Valid
3 0,736 0,304 Valid
4 0,711 0,304 Valid
5 0,685 0,304 Valid
6 0,655 0,304 Valid
7 0,596 0,304 Valid
8 0,659 0,304 Valid
9 0,768 0,304 Valid
Sumber: Olahan Data Primer
Dari tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa r hitung untuk setiap butir pertanyaan
lebih besar dari r tabel yaitu 0.304. Hal ini menunjukkan bahwa semua jawaban pada
Dari tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa r hitung untuk setiap butir pertanyaan
lebih besar dari r tabel yaitu 0.304. Hal ini menunjukkan bahwa semua jawaban pada
menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu uji reabilitas pertanyaan variabel X dan uji
Tabel 5.3
Hasil Uji Reliability Instrumen
Variabel Cronbach’s N of item Keterangan
Alpha
Merit Sistem 0.850 9 item Reliabel
Kinerja Organisasi 0.853 9 item Reliabel
Sumber: Olahan Data Primer
Dari tabel 5.3 diatas didapat nilai Cronbach's Alpha dari variabel merit sistem dan
kinerja organisasi yaitu 0,850 dan 0,853 dari variabel merit sistem sebanyak 9 pertanyaan
Cronbach's Alpha diperoleh 0,850 dan 0,853 ini berarti reliabilitas pertanyaan tergolong
tinggi.
1. Indikator Kualifikasi
Tabel 5.4
Indikator Kualifikasi
Kategori Score Soal Jumlah Frekuensi Percent (%) Total
Sangat Tidak Setuju 1 3 0 0 0.0% 0
Tidak Setuju 2 3 0 0 0.0% 0
Kurang Setuju 3 3 7 2 5.6% 7
Setuju 4 3 54 18 42.9% 72
Sangat Setuju 5 3 65 22 51.6% 108
Total 3 126 42 100% 187
High Score 5 210
Low Score 1 42
Percent 89%
Sumber: Olahan Data Primer
Dari hasil olahan diatas dapat dilihat dari 42 responden yang diteliti ternyata
sebanyak sebanyak 22 responden atau sekitar 51,6% mengatakan bahwa sangat setuju
dengan kualifikasi yang dihasilkan oleh merit sistem, juga sebanyak 18 responden atau
sekitar 42,9% mengatakan bahwa Setuju dengan kualifikasi yang dihasilkan oleh merit
sistem, dan sebanyak 2 responden atau sekitar 5,6% memilih opsi Kurang Setuju
kualifikasi yang dihasilkan oleh merit sistem sebesar 89% dari 100%. Ini menunjukkan
bahwa kualifikasi yang dihasilkan oleh merit sistem termasuk dalam ketegori Sangat
Puas
2. Indikator Kompetensi
Tabel 5.5
Indikator Kompetensi
Kategori Score Soal Jumlah Frekuensi Percent (%) Total
Sangat Tidak Setuju 1 3 0 0 0.0% 0
Tidak Setuju 2 3 0 0 0.0% 0
Kurang Setuju 3 3 3 1 2.4% 3
Setuju 4 3 58 19 46.0% 77
Sangat Setuju 5 3 65 22 51.6% 108
Total 3 126 42 100% 189
High Score 5 210
Low Score 1 42
Percent 90%
Sumber: Olahan Data Primer
Dari hasil olahan diatas dapat dilihat dari 42 responden yang diteliti ternyata
sebanyak sebanyak 22 responden atau sekitar 51,6% mengatakan bahwa sangat setuju
dengan kompetensi yang dihasilkan oleh merit sistem, juga sebanyak 19 responden atau
sekitar 46% mengatakan bahwa Setuju dengan kompetensi yang dihasilkan oleh merit
sistem, dan sebanyak 1 responden atau sekitar 2,4% memilih opsi Kurang Setuju
Dari hasil pengolahan tersebut maka kita dapat menentukan tingkat presentase
kualifikasi yang dihasilkan oleh merit sistem sebesar 90% dari 100%. Ini menunjukkan
bahwa kompetensi yang dihasilkan oleh merit sistem termasuk dalam ketegori Sangat
Puas
Tabel 5.6
Indikator Penilaian Kerja
Kategori Score Soal Jumlah Frekuensi Percent (%) Total
Sangat Tidak Setuju 1 3 1 1 0.8% 0.3
Tidak Setuju 2 3 0 0 0.0% 0
Kurang Setuju 3 3 0 0 0.0% 0
Setuju 4 3 63 21 50.0% 84
Sangat Setuju 5 3 61 20 48.4% 102
Total 3 125 42 99% 186
High Score 5 210
Low Score 1 42
Percent 89%
Sumber: Olahan Data Primer
Dari hasil olahan diatas dapat dilihat dari 42 responden yang diteliti ternyata
sebanyak sebanyak 20 responden atau sekitar 48,4% mengatakan bahwa sangat setuju
dengan penilaian kerja yang dihasilkan oleh merit sistem, juga sebanyak 21 responden
atau sekitar 50% mengatakan bahwa Setuju dengan penilaian kerja yang dihasilkan
oleh merit sistem, dan sebanyak 1 responden atau sekitar 0,8% memilih opsi Sangat
Tidak Setuju terhadap penilaian kerja yang dihasilkan oleh merit sistem.
Dari hasil pengolahan tersebut maka kita dapat menentukan tingkat presentase
penilaian kerja yang dihasilkan oleh merit sistem sebesar 89% dari 100%. Ini
menunjukkan bahwa penilaian kerja yang dihasilkan oleh merit sistem termasuk dalam
Tabel 5.7
Rekapitulasi Variabel Merit sistem
No Indikator merit sistem % Jawaban
1 Kualifikasi 89 %
2 Kompetensi 90 %
3 Penilaian kerja 89 %
Rata –rata % jawaban 89 %
Sumber : nalar penulis september,2018
Dengan demikian hasil analisis distribusi frekuensi dari variabel merit sistem,
secara rata- rata menunjukan 89 %. Jika dikonfirmasikan pada tabel tingkat kepuasan,
menurut Arikunto, maka berada pada kategori “sangat puas”, dengan rangking /
predikat “A”.
Tabel 5.8
Kategori Kepuasaan
No Presentasi ( % ) Kategori kepuasan Rangking
1 <21% Sangat tidak puas E
2 21%-40% Tidak puas D
3 41%-60% Cukup puas C
4 61%-80% Puas B
5 81%-100% Sangat puas A
Sumber : Arikunto,2009:44
5.3.2. Kinerja Organisasi
Tabel 5.9
Indikator Kualitas Kerja
Kategori Score Soal Jumlah Frekuensi Percent (%) Total
Sangat Tidak Setuju 1 3 0 0 0.0% 0
Tidak Setuju 2 3 0 0 0.0% 0
Kurang Setuju 3 3 7 2 5.6% 7
Setuju 4 3 47 16 37.3% 63
Sangat Setuju 5 3 72 24 57.1% 120
Total 3 126 42 100% 190
High Score 5 210
Low Score 1 42
Percent 90%
Sumber: Olahan Data Primer
Dari hasil olahan diatas dapat dilihat dari 42 responden yang diteliti ternyata
sebanyak sebanyak 24 responden atau sekitar 57,1% mengatakan bahwa sangat setuju
dengan kualitas kerja yang dihasilkan oleh kinerja organisasi, juga sebanyak 16
responden atau sekitar 37,3% mengatakan bahwa Setuju dengan kualitas kerja yang
dihasilkan oleh kinerja organisasi, dan sebanyak 2 responden atau sekitar 5,6% memilih
opsi Kurang Setuju terhadap kualitas kerja yang dihasilkan oleh kinerja organisasi.
Dari hasil pengolahan tersebut maka kita dapat menentukan tingkat presentase
kualitas kerja yang dihasilkan oleh kinerja organisasi sebesar 90% dari 100%. Ini
menunjukkan bahwa kualitas kerja yang dihasilkan oleh kinerja organisasi termasuk
Tabel 5.10
Indikator Pengembangan Karir
Kategori Score Soal Jumlah Frekuensi Percent (%) Total
Sangat Tidak Setuju 1 3 0 0 0.0% 0
Tidak Setuju 2 3 0 0 0.0% 0
Kurang Setuju 3 3 3 1 2.4% 3
Setuju 4 3 46 15 36.5% 61
Sangat Setuju 5 3 77 26 61.1% 128
Total 3 126 42 100% 193
High Score 5 210
Low Score 1 42
Percent 92%
Sumber: Olahan Data Primer
Dari hasil olahan diatas dapat dilihat dari 42 responden yang diteliti ternyata
sebanyak sebanyak 26 responden atau sekitar 61,1% mengatakan bahwa sangat setuju
dengan pengembangan karir yang dihasilkan oleh kinerja organisasi, juga sebanyak 15
responden atau sekitar 36,5% mengatakan bahwa Setuju dengan pengembangan karir
yang dihasilkan oleh kinerja organisasi, dan sebanyak 1 responden atau sekitar 2,4%
memilih opsi Kurang Setuju terhadap pengembangan karir yang dihasilkan oleh
kinerja organisasi.
Dari hasil pengolahan tersebut maka kita dapat menentukan tingkat presentase
pengembangan karir yang dihasilkan oleh kinerja organisasi sebesar 92% dari 100%.
Ini menunjukkan bahwa pengembangan karir yang dihasilkan oleh kinerja organisasi
Tabel 5.11
Indikator Prestasi Kerja
Kategori Score Soal Jumlah Frekuensi Percent (%) Total
Sangat Tidak Setuju 1 3 0 0.0 0.0% 0
Tidak Setuju 2 3 0 0.0 0.0% 0
Kurang Setuju 3 3 2 1 1.6% 2
Setuju 4 3 62 21 49.2% 83
Sangat Setuju 5 3 62 21 49.2% 103
Total 3 126 42 100% 188
High Score 5 210
Low Score 1 42
Percent 90%
Sumber: Olahan Data Primer
Dari hasil olahan diatas dapat dilihat dari 42 responden yang diteliti ternyata
sebanyak sebanyak 21 responden atau sekitar 49,2% mengatakan bahwa sangat setuju
dengan pengembangan karir yang dihasilkan oleh kinerja organisasi, juga sebanyak 21
responden atau sekitar 49,2% mengatakan bahwa Setuju dengan pengembangan karir
yang dihasilkan oleh kinerja organisasi, dan sebanyak 1 responden atau sekitar 1,6%
memilih opsi Kurang Setuju terhadap pengembangan karir yang dihasilkan oleh
kinerja organisasi.
Dari hasil pengolahan tersebut maka kita dapat menentukan tingkat presentase
pengembangan karir yang dihasilkan oleh kinerja organisasi sebesar 90% dari 100%.
Ini menunjukkan bahwa pengembangan karir yang dihasilkan oleh kinerja organisasi
Tabel 5.12
Rekapitulasi Variabel kinerja organisasi
berada pada tingkat nilai kepuasan menurut Arikunto adalah” sangat puas” dengan
Tabel 5.13
Kategori Kepuasan
No Presentasi ( % ) Kategori kepuasan Rangking
1 <21% Sangat tidak puas E
2 21%-40% Tidak puas D
3 41%-60% Cukup puas C
4 61%-80% Puas B
5 81%-100% Sangat puas A
Sumber : Arikunto,2009:44
5.3.3 Presentase Merit Sistem dan Kinerja Organisasi
Gambar 5.1
Presentase total indikator tiap variabel
92.5
92
91.5
91
Pengembangan Karir
90.5
90
89.5
Kualitas Kerja
Prestasi Kerja
Kompetensi
89
Kualifikasi
Penilaian
88.5
88
87.5
1 2 3
Merit Sistem % 89 90 89
Kinerja Organisasi % 90 92 90
Melihat tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa Indikator Variabel Merit Sistem
90%, Penilaian Kerja memiliki presentase sebesar 89%. Sedangkan Kinerja Organisasi
yang juga memiliki 3 indikator memiliki presentase sebagai berikut, Kualitas Kerja
Dan akhirnya setelah melihat presentase indikator tiap variabel, maka kita dapat
melihat presentase total variabel Merit Sistem dan Kinerja Organisasi, dengan nilai
presentasi total variabel Merit Sistem sebesar 89,5% dan Kinerja Organisasi dengan
Metode regresi linier sederhana ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh
variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat
Tabel 5.14
Model Summaryb
Berdasarkan kepada tabel di atas diketahui nilai R square sebesar 0,894 (89,4%),
Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang didapatkan dimana
variabel independen yaitu Merit Sistem memiliki pengaruh terhadap kinerja sebesar
89,4%. Sedangkan sisanya 10,6% dijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak
tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variable terikat. Hasil
Pada tabel di atas, thitung pada Merit Sistem adalah 16,301. Pada derajat bebas (df) =
bahwa thitung > ttabel (16,301 > ). Kriteria dalam Kinerja Organisasi adalah sebagai
berikut:
Jika thitung > ttabel maka Hipotesa diterima karena dari hasil uji t nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) berarti terdapat pengaruh yang erat antara Mmerit
Tingkat hubungan antara merit sistem terhadap kinerja organisasi dari hasil diatas
bahwa Merit Sistem memiliki hubungan dan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
yang ditandai dengan nilai tingkat pengaruh sebesar 89,4% terhadap Kinerja Jika
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Penerapan merit sistem dalam organisasi di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatn
Sipil Kota Jayapura b3erdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi dari variabel merit
sistem, secara rata- rata menunjukan 89 %. Jika dikonfirmasikan pada tabel tingkat
kepuasan, menurut Arikunto, maka berada pada kategori “sangat puas”, dengan
organisasi berada pada tingkat nilai kepuasan menurut Arikunto adalah sangat puas
2. Dari hasil analisa regresi linier sederhana, maka terdapat pengaruh/hubungan yang
signifikan dari variabel merit sistem terhadap kinerja organisasi yang ditandai dengan
nilai sig. < 0,00 dengan pengaruh yang diberikan oleh merit sistem terhadap kinerja
3. Merit sistem memiliki dampak yang positif terhadap semangat kerja sebesar 0,93 (93%).
Dengan adanya sistem merit akan meningkatkan semangat kerja aperatur sipil Negara di
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut dapat disarankan secara umum kepada
1. Pemerintah Kota Jayapura khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
3. Perlu menjaga dan meningkatkan keutuhan serta integritas dalam hal ini Sumber Daya
Manusia pada lingkup Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura,
terutama sikap serta konsistensi terhadap tanggung jawab yang di emban agar dalam
setiap realisasi program kerja bisa terselesaikan seperti apa yang diharapkan. Bentuk
Fahmi, Irham. 2016. Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi dan Kasus. Bandung.
Alfabeta.
Subkhi, Ahmad dan Jauhar, M. 2013. Pengantar Teori dan Pelaku Organisasi.
Jakarta. Prestasi Pustaka.
Salinan Undang – Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2014 tentang ASN
(Aparatur Sipil Negara). Pdf.hlm 5
KUESIONER
Melalui kuesioner ini saya mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk
meluangkan waktu memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terlampir.
Kuesioner ini merupakan alat untuk mengumpulkan data mengenai Implementasi Merit
Sistem Terhadap Kinerja Organisasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Jayapura.
Tujuan dari pengumpulan data ini semata-mata hanya untuk kepentingan akademis
dalam bentuk penyusunan skripsi pada Program Studi Administrasi Perkantoran, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Cenderawasih. Data yang diperoleh dari kuesioner
ini hanya digunakan untuk penelitian ini dan semua jawaban akan dirahasiakan.
Atas bantuan dan waktu yang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri responden berikan untuk mengisi
kuesioner ini, saya ucapakan terima kasih.
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon tulislah Data Identitas anda secara lengkap, kecuali pada Nomor
Responden harap tetap dikosongkan
2. Bacalah semua pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan penilaian
anda sendiri.
3. Berilah tanda tickmark ( √ ) pada jawaban yang anda anggap paling tepat.
4. Ada lima alternatif jawaban, yaitu:
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. KS = Kurang Setuju
4. TS = Tidak Setuju
5. STS = Sangat Tidak Setuju
5. Sebelum anda kembalikan kepada kami, periksalah kembali kuesioner dan pastikan
semua pertanyaan telah dijawab.
6. Jika ada yang belum jelas, mohon ditanyakan kepada peneliti.
B. IDENTITAS RESPONDEN