SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Oleh:
150902009
MEDAN
2019
UTARA
SKRIPSI
Oleh:
150902009
MEDAN
2019
Judul Skripsi
Penulis,
ABSTRAK
Setiap orang menginginkan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Keadaan finansial menjadi sumber utama penghalang bagi mereka yang tidak mampu
untuk merasakan bangku kuliah. Namun bentuk upaya yang dilakukan pemerintah ialah
dengan memberi jaminan mutu pendidikan dengan bantuan dana melalui Program Bidikmisi
yaitu bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan
memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada
program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas Program Bidikmisi dan faktor penghambat penyelenggaraan Program
Bidikmisi di Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian desktriptif kualitatif. Informan penelitian terdiri dari informan kunci sebanyak 2
orang yaitu Kepala Bagian Kemahasiswaan Dan Kealumnian, Kepala Sub Bagian
Kesejahteraan Mahasiswa Biro Kemahasiswaan Dan Kealumnian USU, informan utama yaitu
5 orang mahasiswa penerima Bidikmisi dan informan tambahan yaitu 2 orang mahasiswa
Non Bidikmisi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan penyelenggaraan Program
Bidikmisi di Universitas Sumatera Utara dinyatakan sudah efektif dilihat berdasarkan
ketercapaian tujuan Bidikmisi yaitu (1) Pemerataan Akses Pendidikan, (2) Lulus Tepat
Waktu, (3) Meningkatkan Prestasi Dan Semangat Berkompetisi (4) Sumber Daya Manusia
Berkualitas. Faktor penghambat yang muncul adalah komitmen dan keseriusan mahasiswa
Bidikmisi dalam menjalankan kewajibannya, kurangnya koordinasi antara pengelola
Bidikmisi dengan sekolah asal penerima Bidikmisi serta sasaran program, keterlambatan
pencairan dana Bidikmisi.
ABSTRACT
Everyone wants to continue their education to a higher level of education. The
financial situation is the main source of barriers for those who unable to experience student of
college. One of effort by the government is to guarantee the quality of education with
financial assistance through the Bidikmisi Program, namely tuition assistance for prospective
students who are economically disadvantaged and have good academic potential. study in
tertiary education in excellent study programs until graduating on time. The purpose of this
research was to determine the effectiveness of the Bidikmisi Program and inhibiting factors
implementation bidikmisi program in University North Sumatra. The research method used
is descriptive qualitative research. The informants of the study consisted of 2 key informants,
namely the Head of Student Affairs and Alumni, Head of the USU Student Welfare and
Student Affairs Sub-Section Sub-Section, the main informant namely 5 students who
received Bidikmisi and additional informants namely 2 Non-Bidikmisi students. Data
collection is done using the method of interview, observation, and documentation. The
results of the study indicate the implementation the Bidikmisi Program at the University of
North Sumatra was declared effective as seen from the achievement of the Bidikmisi goals,
namely (1) Equitable Access to Education, (2) Graduating on Time, (3) Increasing
Achievement and Excitement in Competing (4) Quality Human Resources. The obstacle
factor that arises is the commitment and seriousness of the Bidikmisi students in carrying out
their obligations, lack of coordination between the management of Bidikmisi and the school
from the Bidikmisi recipient and the program target, the delay in disbursing Bidikmisi
funds.
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. sehingga atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun penulisan skripsi
bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial di Departemen Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos. M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si selaku ketua Departemen Kesejahteraan Sosial,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, yang telah
4. Bapak Drs. Bengkel Ginting M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa
penulis.
dan Ibu Lasma Sitorus yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat
serta kasih sayang yang berlimpah dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.
Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan, umur panjang, rezeki dan selalu
Lumbantoruan, terimakasih atas doa dan dukungannya serta kasih sayang yang
8. Terimakasih untuk keluarga besar Sitorus yang selalu mendukung baik dari segi
9. Sahabat-sahabat tercinta Sri Windari, Novita Sari, Mutia Hafiza Sitorus yang
telah memberikan kasih sayang, nasehat dan motivasi kepada penulis. Berkat
bareng”. Terimakasih untuk semua yang kalian berikan kepada penulis banyak
hal yang dapat penulis pelajari dari kalian, arti kesabaran, arti kebersamaan, arti
ii
bersahabat dan kalian ingat kita selalu punya impian besar untuk masa depan dan
Yengliana, Dian, Rusty, Asmi, Etimanta “GAJEBO” yang telah memberi nasehat
dan motivasi kepada penulis. Terimakasih untuk semua yang kalian berikan
kepada penulis banyak hal yang dapat penulis pelajari dari kalian. Semoga kita
stambuk 2015, banyak kenangan yang telah diukir bersama. Semoga kita dapat
menjadi pekerja sosial professional yang dapat membantu banyak orang untuk
samanya selama sebulan lebih di Hutagurgur, terimakasih juga untuk nasehat dan
13. Terimakasih kepada kost 17 gang pelita yang telah memotivasi dan selalu
14. Teruntuk KIKI, LUSINDA, PUTRI, HOKKOP teman yang selalu ada disaat
dalam suka dan duka penulis. Terimakasih support dan motivasinya. Banyak
iii
sub bagian kesejahteraan mahasiswa USU, serta terima kasih kepada seluruh
informan utama dan tambahan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
dalam hal ini telah bersedia menyediakan waktu serta informasi yang sangat
16. Terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan yang
tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas dukungan, kerjasama, dan
rahmat dan karunianya serta membalas segala kebaikan dengan hal yang lebih
baik.
Penulis menyadari masih sangat banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk
itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca,
Semoga skripsi ini mampu memberikan informasi dan bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis,
iv
Abstrak
Kata Pengantar.......................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................... v
Daftar Tabel ............................................................................................... viii
Daftar Lampiran ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...................................... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................... 7
vi
vii
viii
ix
PENDAHULUAN
Semakin maju pendidikan suatu bangsa maka semakin maju pula peradaban
bagi warga negaranya, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah
yang kemudian dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni Pendidikan Tinggi.
sumber daya yang kompetitif dan profesional pada bidangnya agar mampu
besar dalam meningkatkan potensi dan kualitas sumber daya manusia untuk
merupakan investasi bangsa untuk menjadikan sebuah bangsa yang terdepan dan
maju.
adalah pemerataan terhadap akses ke jenjang pendidikan tinggi. Hal ini tercermin
dari Angka Partisipasi Kasar (APK) yang baru mencapai 29,4% dan angka tingkat
termasuk mereka yang berpotensi akademik baik dari keluarga tidak mampu
2015).
pendidikan tinggi. Hal ini menjadikan pendidikan tinggi sesuatu yang mahal
untuk dapat diakses bagi mereka yang dikategorikan tidak mampu secara
ekonomi. Besarnya biaya kuliah yang harus dibebankan pada setiap mahasiswa
membuat mereka yang tidak mampu harus rela menggantungkan impiannya untuk
dapat merasakan bangku perkuliahan. Jika pendidikan adalah sesuatu yang mahal
sosial?
pemerataan terhadap pendidikan nasional. Hal ini juga sejalan dengan amanat UU
Nomor tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa
setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
pula warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
pendidikan tinggi. Bantuan dana tersebut merupakan salah satu bentuk kebijakan
bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan
pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu (Direktorat Jendral
November 2018; 10.00 WIB). Seperti yang juga diisyaratkan pada pasal 76 UU RI
3T (Tepat sasaran, Tepat jumlah dan Tepat waktu) agar kualitas pelayanan dapat
dirasakan penerima Bidikmisi juga dapat tercapai. Selain itu Mahasiswa penerima
semester untuk program Diploma IV dan S1, 6 (enam) semester untuk program
untuk program Diploma II, dan 2 (dua) semester untuk program Diploma I.
pendidikan senilai Rp 2,4 juta dan biaya hidup sebesar Rp 3,6 juta.
program Bidikmisi. Seperti yang dimuat dalam sebuah surat kabar online,
Maret (UNS) gagal lulus tepat waktu. Wakil Rektor III UNS Darsono mengatakan
mahasiswa yang molor masa studinya ini merupakan mahasiswa dari angkatan
timbulnya potensi kecurangan. Sebagaimana yang dimuat dalam salah satu media
online, selama ini Universitas Jenderal Soedirman hanya mengandalkan data yang
lapangan menyeluruh terlebih dahulu agar data yang diberikan pelamar benar-
alokasi dana Bidikmisi tak luput dari masalah. Dikutip dalam sebuah surat kabar
online bahwa terjadi keterlambatan pencairan dana Bidikmisi. Hal ini dirasakan
oleh mahasiswa Unsoed, banyak dampak lain dari keterlambatan dana Bidikmisi
yang meresahkan, ada pula mahasiswa yang sudah menerima dana Bidikmisi
tetapi dana tersebut berkurang karena ada penarikan uang yang tidak jelas dari
pihak Universitas yang sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah)
Bidikmisi pada tahun 2013 sebanyak 675 mahasiswa, tahun 2014 sebanyak 842
mahasiswa, tahun 2015 sebanyak 670 mahasiswa, tahun 2016 sebanyak 719
mahasiswa, dan tahun 2017 sebanyak 879 mahasiswa. Jadi jika ditotalkan ada
bantuan biaya pendidikan Bidikmisi yang tersebar di empat belas (14) fakultas
penerima Bidikmisi yang tidak dapat menyelesaikan masa studinya tepat waktu
hal ini dibuktikan berdasarkan hasil laporan tim pengelola Bidikmisi USU. Selain
USU.
Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana efektivitas
sebagai lokasi dalam penelitian ini karena USU merupakan salah satu PTN yang
program Bidikmisi serta apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Bidikmisi.
pembatasan masalah agar peneliti lebih terarah, terfokus dan tidak menyimpang
dari sasaran pokok penelitian, oleh karena itu, peneliti memfokuskan pada
Sumatera Utara?
1. Secara akademis
Sumatera Utara.
2. Secara praktis
a. Bagi Peneliti
peneliti terhadap kajian fenomena yang menjadi hot issue saat ini serta
b. Bagi pemerintah
c. Bagi masyarakat
ini, maka penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
4. Sistematika Penulisan
1. Landasan Teoritis
3. Kerangka Pemikiran
4. Defenisi Konsep
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Informan Penelitian
3. Keterbatasan Penelitian
1. Kesimpulan
2. Saran
TINJAUAN PUSTAKA
pertimbangan efisiensi.
antara output dengan tujuan yang ditetapkan. Sama halnya dengan Subagyo, Hani
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program atau kegiatan yang dinilai
efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.
dengan tujuan program, pendapat peserta program dapat dijadikan sebagai ukuran
mengukur faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi berjalan atau tidaknya
10
2. Sosialisasi program
3. Tujuan program
4. Pemantauan program
program.
mencakup beberapa cabang ilmu lain, seperti ilmu sosial, ilmu politik, ilmu
ekonomi. Bahkan ilmu psikologi pun masuk dalam bidang kajian kebijakan
publik. Kebijakan publik cakupannya sangat luas, dari kebijikan yang bersifat
Defenisi dari kebijakan publik sangatlah banyak, tergantung dari sudut pandang
oleh para ahli. Menurut Eyestone bahwa secara luas kebijakan publik dapat
dibuat oleh institusi otoratif yang ditujukan dan berdampak kepada publik serta
publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh
seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu
keputusan tersendiri (Winarno, 2012: 17). Sementara itu, Dunn (2000: 132)
keputusan-keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh badan atau kantor
untuk pencapaian sasaran atau tujuan. Defenisi diatas memiliki sebuah kesamaan
atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna
Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk kebijakan publik yang mengatur
adalah “kebijakan publik’ sedangkan makna “sosial” menunjuk pada bidang atau
Sejalan dengan hal tersebut Spicker dalam Huda (2009: 85) juga
kesejahteraan (welfare), baik dalam arti luas, yang menyangkut kualitas hidup
manusia, maupun dalam arti sempit, yang menunjuk pada beberapa jenis
berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan sosial dapat berupa jaminan mutu dan
program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta
sumber daya manusia, iptek, sosial dan budaya, perguruan tinngi menempati
yang diatur dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 19 sampai dengan pasal 25 memiliki peran yang cukup penting
dimana hasil dan dampak yang tersalurkan ke masyarakat sangat ditentukan oleh
kemampuan dan kinerja civitas akademika yang dilandasi oleh kreativitas dan
ingenuitas. Hal tersebut memerlukan adanya suasana kerja yang berbeda dari
profesional lebih terangsang oleh pola kerja yang luwes dan mandiri dari pada
pola kerja yang terstruktur secara kaku. Hal ini dapat dijadikan salah satu alasan
Efektivitas berasal dari kata efektif yang dalam bahasa inggris effective
yang memiliki makna berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.
efektif apabila dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan berdampak secara
Dari beberapa defenisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dalam hal ini mengkaitkan efektivitas sebagai pencapaian hasil dan tujuan
efektivitas suatu program sosial dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu:
arahan program
Dari beberapa defenisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dihasilkan.
perlu adanya analisis efektivitas menurut tujuh indikator yang telah dijelaskan
2.1.6 Bidikmisi
mampu dan memiliki prestasi yang baik dan konsisten semasa sekolah di SMA .
pengajaran. Hak setiap warga Negara tersebut telah dicantumkan dalam Pasal 31
(1) Undang-undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka pemerintah dan
diperlukan biaya cukup besar. Oleh karena itu setiap peserta didik pada satuan
bidikimisi yaitu bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu
secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan
diperguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.
Misi:
Tujuan:
akademik baik.
Sasaran:
bentuk lain yang sederajat yang tidak mampu secara ekonomi dan
7. Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu diantara PTN atau PTS
dengan ketentuan:
PTS).
b. SBMPTN.
studi yang memenuhi syarat akreditasi; (2) jumlah perguruan tinggi yang
proporsi maksimal 20% dari total mahasiswa baru; (2) kondisi geografis,
4. Kuota untuk PTS termasuk penentuan program studi dilakukan oleh Ditjen
pelaksanaan program Bidikmisi. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk
dengan baik dan telah memenuhi aspek program yang berprinsip pada 3-T (Tepat
pengelolaan Bidikmisi dilakukan oleh tim pengelola pusat dan tim pengelola
perguruan tinggi.
2.1.7 Kemiskinan
tampaknya akan terus menjadi persoalan aktual dari masa ke masa. Meskipun
sampai saat ini belum ditemukan suatu rumusan maupun formula penanganan
kemiskinan yang dianggap paling jitu dan sempurna, penemu-penemu konsep dan
merupakan masalah social yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus. Ini
bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama. Melainkan pula
karena masalah ini masih hadir ditengah-tengah kita dan bahkan kini gejalanya
terjadinya kekurangan pada tarif hidup manusia baik fisik atau sosial
b. Jika ditinjau dari standar kebutuhan hidup yang layak atau pemenuhan
dalam upaya memenuhi standar hidup yang layak. Jika ditinjau dari
(Siagian, 2012:25-26).
ragam. Ditinjau dari segi kebijakan umum, maka kemiskinan itu meliputi
pada aspek lainnya. Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak
sendiri.
yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga yang
yang serba abstrak dan tidak mungkin diukur. Ada pula yang cenderung
2012:14), seperti:
1. Miskin
2. Sangat miskin
1. Prasejahtera
2. Sejahtera 1
3. Sejahtera 2
kolektif.
bukanlah berarti bahwa yang mengalami kemiskinan itu adalah desa atau kota.
Kondisi desa dan kota merupakan penyebab kemiskinan bagi manusia, dengan
demikian pihak yang menderita miskin hanyalah manusia baik secara individual
hingga saat ini masih menjadi perdebatan baik di lingkungan akademik maupun
pengeluaran konsumsi rata-rata. Ciri-ciri kemiskinan yang hingga saat ini masih
c. Bekerja dalam lingkup kecil dan modal kecil atau disebut juga bekerja
setengah menganggur.
pada umumnya.
atas tidak memiliki sifat mutlak untuk dijadikan kebenaran universal terutama
2004:123).
Kemiskinan juga tidak lepas dari pada cakupan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hidup selain dari sisi material. Cakupan beberapa elemen yang
yaitu:
dari kematian dini, kapabilitas lain seperti melek huruf dan berpartisipasi
dalam politik
tentang alokasi yang adil dan berfokus pada kesetaraan diantara anggota
ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain
bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat
yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip
adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan
terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi
yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
tinggi dan terdaftar pada sebuah perguruan tinggi namun memiliki keterbatasan
finansial.
dengan penelitian yang terlebih dahulu yang relevan. Untuk menghindari adanya
akan memaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara
lain:
yang penting.
sumber daya manusia yang kompetitif dan professional pada bidangnya sehingga
mampu bersaing secara global. Pendidikan juga merupakan faktor penting untuk
diketahui tidak semua masyarakat pada usia produktif dapat mengakses jenjang
hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik dan tidak
Program ini merupakan salah satu program 100 hari kerja Menteri Pendidikan
tepat jumlah, dan tepat target. Tujuannya agar pelaksanaan program Bidikmisi
2.1 Kerangka pikir pada penelitian ini disusun dengan gambar berikut:
Program Bidikmisi
Mahasiswa
Tujuan Bidikmisi
1. Pemerataan akses pendidikan
2. Lulus Tepat Waktu
3. Meningkatkan Prestasi
4. Semangat Berkompetisi
5. SDM Berkualitas
lainnya. Konsep juga dibangun dengan maksud agar masyarakat akademik atau
tersebut.
melalui Ditjen Dikti mulai tahun 2010, khususnya untuk mahasiswa yang
finansial.
METODE PENELITIAN
(Siagian,2011:52)
yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber
data yang terkumpal, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan.
penelitiannya, maka dari itu penelitian kualitatif tidak terdapat adanya populasi
Utara. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena Universitas Sumatera Utara
37
memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi yang ada sehingga data yang
permasalahan penelitian.
atau data, karena menguasai dan mengetahui secara mendalam apa yang menjadi
kuncinya yaitu:
sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah 5 orang
Mahasiswa Bidikmisi.
objek yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah 2 orang
buletin, dan bahan tulisan lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data kualitatif,
yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah,
Analisis data dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan
kualitatif, artinya untuk analisa data tidak diperbolehkan model uji statistik
mendukung analisis yang disampaikan oleh peneliti, sehingga pada akhirnya dapat
A. Temuan Umum
Kelurahan Padang Bulan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Luas Universitas
Sumatera Utara sekitar 122 Ha, dari total luas tersebut 100 Ha merupakan
kompleks utama dari Universitas Sumatera Utara dan sisanya adalah lahan hijau
Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 juni 1952. Pendirian Yayasan
termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansyur membuat rancangan perguruan tinggi
Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat
41
clash pada tahun 1974, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan
sebuah universitas di daerah ini. Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia
persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang
anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro dan Mr. Djaidin Purba.
Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril dan material dari seluruh
masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa
Jalan Seram dengan dua puluh tujuh mahasiswa, diantaranya dua orang wanita.
Masyarakat pada tahun 1954. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada tahun
oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi Universitas Negeri
yang ketujuh di Indonesia. Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan
dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah
Kedokteran Hewan dan Peternakan pada tahun 1960 di Banda Aceh. Sehingga
pada waktu itu, Universitas Sumatera Utara terdiri dari lima Fakultas di Medan
1961, Fakultas Sastra pada tahun 1956, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam pada tahun 1965, Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
pada tahun 1982, Sekolah Pascasarjana pada tahun 1992, Fakultas Kesehatan
Masyarakat pada tahun 1993, Fakultas Farmasi pada tahun 2006, Fakultas
Psikologi pada tahun 2007, Fakultas Keperawatan pada tahun 2009, dan Fakultas
Pada tahun 2003, Universitas Sumatera Utara berubah status dari suatu
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik
Negara (BHMN). Perubahan status USU dari Perguruan Tinggi Negeri menjadi
Institut Teknologi Bandung, dan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2000.
Setelah USU, kemudian disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
Sumatera Utara telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru,
yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas
Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Usu di Banda Aceh.
Negeri Medan pada tahun 1964, yang sekarang berubah menjadi Universitas
Negeri Medam (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan pada tahun 1999
area hijau dan rindang seluas 120 Ha yang terletak ditengah Kota Medan. Zona
sumber belajar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU
merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Universitas
informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai sumber daya informasi dan
D.T.M&H., Sp.A.(K).
DTM&H, M.Sc.(CTM),
Sp.A.(K).
M.Hum.
1. Fakultas Kedokteran
2. Fakultas Hukum
3. Fakultas Pertanian
4. Fakultas Teknik
14 HUKUM 26 36 37 49 46
15 KEHUTANAN - - - 21 25
JUMLAH 675 842 670 719 879
488 Mahasiswa (65.70 %), sedangkan 354 lainnya (34,30 %) belum lulus.
Badan Hukum yang mengelola bidang akademik dan non akademik secara
otonom.
Sumatera Utara.
d. Lambang USU
Lambang USU digunakan pada bangunan, kantor, cap, ijazah, dan segala
e. Bendera
bendera masing-masing.
f. Himne USU dan Mars USU diperdengarkan pada saat upacara remi
Nasional
Sumatera Utara
Pendidikan Tinggi
Kinerja, Perlaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
dari Pemerintah
internasional.
Struktur organisasi merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh suatu
lembaga untuk mencapai hasil kerja yang efisien dan efektif. Disamping itu
oleh Rektor dan dibantu oleh Wakil Rektor, Majelis Wali Amanat, Senat
Tabel 4.5.1
Majelis Wali
Amanat
Satuan Audit
Internal Sekretaris
Universitas
Administrasi
Penunjang
Akademik
Penelitian
Pelaksana
Lembaga
Lembaga
Fakultas
Sekolah
PKM
Lain
Lain
Biro
Unit
Unit
Lain
wakil rektor. Rektor sebagai pemimpin Universitas dibantu oleh wakil rektor.
unsur Menteri, Rektor, Senat Akademik (SA). Anggota MWA diangkat dan
diiberhentikan oleh Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, MWA
diangkat untuk masa jabatan 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa
jabatan.
Dewan Guru Besar (DGB) merupakan wadah para Guru Besar Universitas
untuk memberikan penilaian etika dan integritas moral. Dewan Guru Besar terdiri
atas seluruh Guru Besar Universitas Sumatera Utara. Dewan Guru Besar bertugas
untuk:
akademik.
causa).
d. Senat Akademik
yaitu :
(KKPAP&A);
Utara. Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 orang yaitu
Sumatera Utara.
USU.
3. E-Learning
4. USU Repository
dan e-archives
6. USUNETA
7. Asrama
8. Fasilitas Olahraga
voli, dan lain-lain. Fasilitas ini disediakan bagi mahasiswa dan staf
9. Balai Pertemuan
Sumatera Utara.
11. Kafetaria
masyarakat.
sebagai informan tambahan. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala
beasiswa Bidikmisi. Untuk melihat gambaran lebih jelas dan rinci, maka penulis
4. Usia : 21 Tahun
5. Fakultas : Psikologi
6. Stambuk : 2015
7. Pekerjaan : Mahasiswa
59
dalam mengelola Program Bidikmisi agar dapat terdistribusi dengan baik kepada
Kemudian peneliti bertanya “Manfaat apa yang anda rasakan dari Program
Bidikmisi?”
“Sejauh ini pengawasan dan monev dari kampus bisa dikatakan berjalan
baik karena jika ada mahasiswa yang IP nya turun secara berturut-turut
dan ada masalah dalam bidang akademik maka pihak dari kampus akan
mengadakan evaluasi dan setelah dilakukan evaluasi tapi tidak ada
perubahan bagi si mahasiswa yang bermasalah maka Bidikmisinya akan
di cabut atau dikeluarkan.”
Selanjutnya peneliti bertanya “Apakah Pembinaan dan pelatihan terhadap
minat dan bakat sudah pernah anda rasakan dari pihak Universitas?”
“Pembinaan dan pelatihan terhadap minat dan bakat sudah pernah saya
rasakan bang itupun pas waktu saya mengikuti lomba karya tulis ilmiah
tingkat universitas selesai lomba itu saya tidak pernah merasakan
pembinaan lagi dari pihak universitas”
Kemudian peneliti bertanya “Adakah menurut anda peserta Bidikmisi
yang tidak tepat sasaran dan bagaimana anda menilai gaya hidup anak
Bidikmisi?”
“Menurut saya tidak ada anak Bidikmisi yang tidak tepat sasaran karena
jelas kita tahu bahwa semua penerima Bidikmisi jelas-jelas orang yang
tidak mampu secara ekonomi dan kalau pun ada itupun jumlahnya tidak
terlalu banyak. Karena sebelum pencaiaran dana pihak kampus
melakukan survey ke rumah si penerima dan jika pihak kampus
menemukan tidak sesuai persyaratan dari Bidikmisi maka si penerima
akan di keluarkan dari Bidikmisi. Dan gaya hidup anak Bidikmisi di
kampus benar-benar menunjukkan bahwa kami-kami ini memang nampak
kalo kami kekurangan secara ekonomi”
Kemudian peneliti bertanya “Manfaat apa yang dirasakan dari Bidikmisi?”
”Manfaatnya sangat banyak karena sangat membantu ekonomi dan
akademik kalo bukan karna Bidikmisi saya mungkin tidak kuliah karena
orangtua saya tidak mampu.”
Selanjutnya peneliti bertanya “Apa kritik dan saran anda untuk
Bidikmisi?”
“Tolong pencairan dana Bidikmisi tepat waktu dan monevnya supaya
diperketat lagi.”
1. Nama : Nurjannah
4. Usia : 21 Tahun
6. Stambuk : 2016
7. Pekerjaan : Mahasiswa
sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu memutus mata rantai
yang kompetitif dan unggul pada bidangnya merupakan wujud nyata komitmen
Program Bidikmisi. Begitu besar manfaat yang dirasakan berkat adanya Program
tepat waktu dan semangat mahasiswa Bidikmisi untuk terus berkembang maju
penerima Bidikmisi USU, seperti yang dimuat dalam kutipan wawancara berikut:
“selain gratis biaya kuliah, mahasiswa juga mendapat uang saku bulanan
bang yang sangat menunjang studi. Apalagi untuk anak rantau, karena
kebanyakan mahasiswa bidikmisi jarang dikirimi uang saku dari
orangtua, kami sangat bergantung sekali dengan uang saku bulanan dari
bidikmisi yang sangat membantu dalam memenuhi kehidupan sehari-hari
di tanah rantau. Di jurusan saya juga sering ada sosialisasi untuk
bidikmisi, misalnya mengenai motivasi tips dan trik agar studi berjalan
baik dan lulus tepat waktu serta info tentang beasiswa lainnya. Saya rasa
bagi siapapun penerima bidikmisi mereka adalah orang yang terpilih dan
beruntung karena begitu besar manfaat yang kami rasakan bang.”
Dalam hal ini keterlambatan pencairan dan terkhusus pada dana yang
cost. Hal ini menjadi problematika yang tentunya dapat menghambat aktivitas
hidupnya berdasarkan biaya bulanan sebesar Rp. 600.000 yang diberikan oleh
program bidikmisi. Hal ini sejalan dengan ungkapan mahasiswa FISIP seperti
“IP saya naik turun, semester genap biasanya bagus dan semester ganjil
biasanya hancur dan untuk pengawasan dan monev dari kampus berjalan
baik karena jika ada mahasiswa yang IP nya tidak mencukupi maka di
panggil ke Biro Rektor untuk dicaritahu kejelasan tentang IP dan
biasanya diperingati jika IP nya tetap turun maka bidikmisi akan
dicabut.”
Selanjutnya peneliti bertanya “Apa kritik dan saran saudari untuk program
Bidikmisi?”
“Kritik dan saran saya untuk Bidikmisi: Bidikmisi seharusnya cair tiap
bulan agar mahasiswa jauh lebih terbantu karena jika cairnya sekali 6
bulan mahasiswa tidak pandai mengelolah dan uang habis dalam sekejab,
jadi alokasinya tidak efektif. Bidikmisi seharusnya tepat sasaran
mahasiswa yang menerima bidikmisi harus di survey langsung kondisi
ekonomi keluarganya. Bidikmisi seharusnya memberi program wajib buan
hanya patokan pada IP/IPK agar mahasiswa jauh lebih aktif dan kreatif,
Bidikmisi seharusnya cair tepat waktu agar pengalokasiannya cepat dan
tepat, mahasiswa tidak harus punya utang dulu baru cair.”
4. Usia : 21 Tahun
5. Fakultas : Kehutanan
6. Stambuk : 2016
7. Pekerjaan : Mahasiswa
USU.
Senada dengan hal tersebut, narasumber juga merasakan hal yang sama.
“Sejak masuk kuliah semester pertama pada tahun 2016 dan pencairan
dana pertama sebesar 1.8/ 3 bulan selanjutnya pas pencairan semester 3
bertambah jumlah dananya sebesar 3,9 jt dan pencairannya jadi
persemester.”
Selanjutnya peneliti bertanya “Bagaimana kondisi ekonomi orangtua
saudara dan berapa penghasilannya perbulan?”
”Kondisi ekonomi orang tua saya Bang kurang baik atau bisa dikatakan
kurang mampu dan penghasilannya perbulan tidak menetap Bang kira-
kira sebesar 1,7 juta karena orangtua saya hanya bekerja sebagai penjual
obat keliling.”
“Pencairannya tidak pernah tepat waktu Bang dan buat bingung karena
sistem pencairannya berubah-ubah kemaren pencairannya sekali 3 bulan
baru diganti lagi persemester.”
“Jika dana Bidikmisi sudah cair tentunya saya alokasikan terlebih dahulu
untuk bayar uang kost, keperluan kuliah, keperluan pribadi dan untuk
bayar utang karena sebelum Bidikmisi cair saya udah terlebih dahulu
meminjam uang dari teman-teman saya.”
“IP saya sendiri tidak pernah menetap bang (naik turun), kalo IP saya
turun terkadang ada mata kuliah yang gak saya pahami atau tidak bisa
saya ikuti.”
“Selama ini pengawasan dari pihak kampus kurang berjalan dengan baik
karena IP dibawah 2 kurang diawasi dan gak ada panggilan buat di
evaluasi dan dibina yang IP rendah.”
“Pembinaan dan pelatihan terhadap minat dan bakat belum pernah saya
rasakan secara maksimal sebab pembinaan, pelatihan minat dan bakat
hanya diawal pas masuk kuliah saja itupun melalui seminar di auditorium
USU secara menyeluruh”
“Yang pasti gak pusing mikirin uang kuliah, menjamin tetap kuliah selama
4 tahun dan meringankan beban ekonomi orangtua saya.”
Kemudian peneliti bertanya “Apa Kritik dan saran anda untuk Bidikmisi?”
4. Usia : 21 Tahun
5. Fakultas : Hukum
6. Stambuk : 2015
7. Pekerjaan : Mahasiswa
manfaat dari program telah dirasakan oleh setiap pihak, baik penyelenggaraan
dalam hal ini yaitu USU harus memperhatikan aspek keadilan yang diberikan oleh
oleh masing-masing individu, baik aktivitas dalam bidang akademik maupun non
berasal dari keluarga yang tidak mampu atau miskin namun memiliki keunggulan
dari segi akademik. Maka dalam hal ini seluruh sasaran program Bidikmisi harus
“Tidak ada kalau menurut saya bang. Tentu kita tidak tahu bagaimana
kondisi sebenarnya dari seseorang dan menurut saya kalaupun dari segi
ekonomi dia sangat mampu tidak mungkin ikut bidikmisi.”
waktu?”
“Ya, karena program bidikmisi itu sendiri betul-betul menjadi wadah bagi
mahasiswa/i itu sendiri untuk mengembangkan dirinya. Contohnya
dibagian seni, olahraga, wirausaha dll.”
Peneliti bertanya kembali “Apakah IP saudari menurun atau meningkat?”
berjalan baik?”
“Iya bang, pengawasan dan monev dari kampus berjalan dengan baik
karna jika ada mahasiwa yang IP nya rendah secara berturut-turut maka
pihak dari kampus akan menagadakan evaluasi.”
Selanjutnya peneliti bertanya “Apa kritik dan saran anda untuk bidikmisi?”
4. Usia : 21
6. Stambuk : 2016
7. Pekerjaan : Mahasiswa
dalam mengelola program Bidikmisi agar dapat terdistribusi dengan baik kepada
masa studinya?”
“Saya pribadi merasa sangat terbantu dalam masa kuliah saya dengan
adanya bantuan dari bidikmisi.”
“Sejak masuk kuliah dari semester satu pada tahun 2016 dan untuk
pencairan dananya sebesar Rp 3.900.000/ semester dan pernah juga
pencairannya per 3 bulan sebesar Rp 1.800.000 ditambah sudah tidak
membayar uang kuliah.”
“Saya memilih jalur Bidikmisi karena ketika saya ingin masuk kuliah, 2
saudara diatas saya juga sedang dalam tahap kuliah dan informasi yang
saya dengar bahwa Bidikmisi memberi keringanan yang sangat membantu
mahasiswa dan sekarang saya sangat merasakan bantuan tersebut.”
waktu?”
“Dana yang diberikan terkadang tidak tepat waktu. Namun, saya tidak
terlalu menjadi masalah karena waktu pencairannya tidak terlalu jauh dari
biasanya.”
bidikmisi?”
Selanjutnya peneliti bertanya “Apa kritik dan saran anda untuk program
Bidikmisi?”
USU)
tinggi didukung ungkapan wawancara kepada Ibu Dra. Erifah Selaku Kepala
berikut:
bagi tim pengelola Bidikmisi. Hal ini diperlukan agar tidak ada opini lain yang
berkembang di luar dan mengarah keapada opini yang negatif terhadap pengelola
USU. Hal ini seperti yang diungkapkan narasumber dalam kutipan wawancara
berikut:
“Sejauh ini Nak respon kami sebagai pelaksana kebijakan sangat positif
nak dengan adanya program bidikmisi. Sebagai pelaksana kami saling
berkoordinasi agar program bidikmisi terselenggaran dengan baik di
USU. ”
dengan yang diharapkan. Seperti yang termuat dalam kutipan wawancara berikut:
wawancara berikut:
Bidikmisi. Dana ynag diberikan oleh Bidikmisi dialokasikan terlebih dahulu untuk
mahasiswa Bidikmisi bahkan ada yang melewati ketentuan maksimun masa studi.
manfaat dari program telah dirasakan oleh setiap pihak, baik penyelenggaraan
dalam hal ini yaitu USU harus memperhatikan aspek keadilan yang diberikan oleh
berasal dari keluarga yang tidak mampu atau miskin namun memiliki keunggulan
dari segi akademik. Maka dalam hal ini seluruh sasaran program Bidikmisi harus
dinyatakan tepat.
bahwa setiap individu yang berhak mendapat dana bantuan Bidikmisi adalah
Monitoring dan evaluasi agar program berjalan sesuai dengan yang direncanakan
dari setiap individu penerima Bidikmisi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari
pula dengan prestasi non akademik. Hal ini seperti juga yang diungkapkan oleh
bagaimana tujuan program dapat tercapai. Salah satu tujuan bidikmisi yang dapat
dijadikan tolak ukur sejauh mana sasaran program memberikan respon terhadap
program ialah lulus tepat waktu. Tentu hal tersebut juga menjadi harapan seluruh
berikut:
dirasakan oleh setiap penerima Bidikmisi. Segala akses kemudahan untuk meraih
mimpi menjadi seorang sarjana serta merasakan menimba ilmu pada jenjang
pendidikan tinggi tanpa memandang kelompok sosial manapun. Hal ini senada
berikut:
“Melalui program ini generasi penerus tidak hanya lagi bermimpi untuk
dapat merasakan jenjang pendidikan tinggi nak. Artinya bidikmisi
berkontribusi besar dalam meningkatkan pendidikan yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia”
Sementara itu untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas pada
Bidikmisi di USU. Hal ini agar mahasiswa Bidikmisi dapat mengatasi masalah
yang mungkin terjadi dalam masa studinya. Seperti mengenai masalah pencairan
“Bantuan dana akan diberikan secara selektif, jadi kalau dana telat tidak
langsung diberikan tapi usaha biar mahasiswa bisa menghargai sebuah
usaha. Akan tetapi, uang saku bagi mahasiswa bidikmisi yang juga
menjabat sebagai aktivis dikampus dan aktif pada kegiatan UKM. Hal ini
dilakukan agar memacu mahasiswa bidikmisi lainnya untuk lebih mandiri
dan bertanggungjawab pada kewajibannya sebagai mahasiswa bidikmisi.
Apabila benar-benar sangat membutuhkan, mahasiswa berhak
mengajukan permohonan bantuan dana.”
ketentuan dan aturan dari program Bidikmisi. Diantaranya seperti aktif dalam
kegiatan akademik maupun npn akademik. Memiliki indeks prestasi yang baik
menurun. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari kepala Kepala Sub Bagian
“Bagi mereka yang tidak punya komitmen itu menjadi kendala besar buat
mereka untuk menyelesaikan masa studinya.”
yang buruk antar pihak yang berwenang dan yang berkepentingan. Hal ini
tertentu. Selain itu, koordinasi yang buruk juga terjadi antara mahasiswa bidikmisi
mengontrol serta mengkordinir masalah yang terjadi. Hal ini juga dibenarkan oleh
berikut:
“Ketika ada mahasiswa bidikmisi yang pindah karena kerja atau sekolah
kedinasan. Kalau engga jujur uang mengalir terus ke mahasiswa tersebut
padahal statusnya bukan mahasiswa bidikmisi USU lagi. Sehingga harus
di evaluasi akademik sesering mungkin. Karena rata-rata yang jujur
sedikit ini yang menjadi kendala administrasi juga.”
Masalah internal yang terjadi pada pengelola bidikmisi USU juga menjadi
bidikmisi agar dapat terdistribusi dengan baik kepada kelompok sasaran program.
Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Sub Bagian Kesejahteraan seperti
4. Usia : 21
5. Fakultas : Keperawatan
6. Stambuk : 2015
7. Pekerjaan : Mahasiswa
manfaat dari program telah dirasakan oleh setiap pihak, baik penyelenggaraan
dalam hal ini yaitu USU harus memperhatikan aspek keadilan yang diberikan oleh
oleh masing-masing individu, baik aktivitas dalam bidang akademik maupun non
berasal dari keluarga yang tidak mampu atau miskin namun memiliki keunggulan
dari segi akademik. Maka dalam hal ini seluruh sasaran Program Bidikmisi harus
dinyatakan tepat.
penerima Bidikmisi. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam kutipan wawancara
masa studinya?”
4. Usia : 21
6. Stambuk : 2016
7. Pekerjaan : Mahasiswa
sosok mahasiswa penerima Bidikmisi. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam
“Yang saya lihat selama ini program bidikmisi itu sangat bagus karena
sangat membantu mahasiswa dalam masa studinya yang tadinya orang
tua tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang perkuliahan. Karena
ada bidikmisi orangtuanya tidak pusing lagi memikirkan biaya kuliah.”
Peneliti bertanya kepada saudari Wantina “Bagaimana anda melihat gaya
secara ekonomi?”
“Yang saya ketahui prestasi mahasiwa Bidikmisi naik turun saya lihat
dari IP yang diperoleh tiap semesternya.”
menjadi wujud nyata upaya pemerintah untuk memutus mata rantai kemiskinan
namun memiliki potensi akademik yang baik untuk dapat mengakses jenjang
pemerataan terhadap akses pendidikan. Hal ini senada dengan amanah Undang-
Nasional, Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada
program Bidikmisi di USU telah memberikan manfaat yang begitu besar bagi
Selain itu, peluang untuk memiliki kehidupan yang lebih baik juga dapat terwujud
di USU sudah dirasakan oleh sasaran program. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan Earl Babbe dalam Hermawati, dkk (2011:25) bahwa salah satu aspek
atau respon yang diberikan oleh pelaksana kebijakan maupun sasaran kebijakan
baik itu tanggapan yang positif maupun negatif. Program Bidikmisi sebagai bukti
nyata produk dari kebijakan sosial yang berorientasi pada sector pendidikan
tinggi. Keberhasilan Program Bidikmisi juga tak lepas dari responsivitas atau
tanggapan dari pelaksana kebijakan dan sasaran Program Bidikmisi. Dari hasil
Sementara itu, program Bidikmisi juga memberikan pengaruh yang besar kepada
usaha yang diberikan oleh pelamar Bidikmisi. Karena yang mampu bersaing
adalah mereka yang bukan hanya dalam kaytegori miskin namun juga unggul dari
segi akademik.
tugas sebagai mahasiswa penerima Bidikmisi. Dari data hasil penelitian kesadaran
berupa indeks prestasi yang baik bahkan cumlaude serta ketepatan waktu dalam
yang berhasil menyelesaikan masa studinya dengan tepat waktu. Sekitar lebih dari
diketahui bahwa lulus tepat waktu merupakan tujuan Program Bidikmisi yang
telah ditetapkan sebelumnya dan hasil yang dicapai USU dalam penyelenggaraan
Bidikmisi. Hal ini sesuai dengan fakta prestasi akademik mahasiswa Bidikmisi
USU diatas rata-rata nasional dan rasio antara jumlah mahasiswa Bidikmisi yang
berhasil lulus tepat waktu dan yang tidak tepat berbeda jauh.
Bidikmisi sebagai sebuah program sosial yang lahir dari kebijakan public
manusia yang berpotensi dalam segi akademik namun memiliki kemampuan yang
pemberian bantuan dana pendidikan pada jenjang strata 1. Untuk mencapai tujuan
tujuan program dapat tercapai. Keseriusan dan komitmen itu tercermin pada
2010 USU turut serta berperan aktif dalam menyelenggarakan program Bidikmisi.
tersebut berhasil membawa USU pada perolehan IPK diatas rata-rata nasional
untuk Program Bidikmisi. Pengelolaan yang tepat terhadap sumber daya yang
dimiliki akan membawa program pada tujuan yang ingin dicapai. Hal tersebut
Bidikmisi USU juga menorehkan prestasinya pada bidang akademik maupun non
akademik. Selain itu mahasiswa Bidikmisi juga turut aktif ikut serta dalam
berkompetisi baik pada level fakultas, universitas maupun pada tingkat nasional.
Tentunya hal ini sejalan dengan salah satu tujuan diselenggarakannya Program
kompetisi. Selain itu responsivitas yang baik ditunjukkan oleh pengelola dan
terhadap Program Bidikmsi. Dengan demikian hal ini merupakan strategi untuk
yang dikutip dalam kurniawan (2005) yang menyebutkan bahwa salah satu ukuran
dan sumber daya semangat berkompetisi tentu hasil akhir yang diharapkan adalah
sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan hasil data penelitian USU
sumber daya manusia yang berkualitas juga terlihat dari konsistensi mahasiswa
Bidikmisi USU yang telah melanjutkan program studi pada jenjang pendidikan S2
S2 di luar negeri dan beberapa lainnya telah bekerja pada bidang professional
juga tercermin dari upaya USU dalam menjadikan mahasiswa Bidikmisi USU
sering kali terlambat. Seperti yang diungkapkan Earl Babbe dalam Hermawati,
dkk (2011:25) bahwa salah satu aspek yang menunjukkan suatu kebijakan sosial
ekonomi.
Kewajibannya.
Perbedaan pola fikir dan sudut pandang setiap peserta Bidikmisi merupakan
salah satu faktor internal yang mempengaruhi kualitas dari diri masing-masing
peserta Bidikmisi. Hal ini lah yang menjadi salah satu faktor penghambat dalam
sekunder. Selain itu pondasi komitmen dan keseriusan yang tidak kokoh dalam
berwenang dalam mengelola program Bidikmisi di USU harus memiliki visi misi
yang sama agar tujuan program dapat tercapai. Kurangnya kordinasi antara
usulan penerima Bidikmisi dari sekolah asal belum maksimal. Penambahan kuota
peserta Bidikmisi juga harus dikoordinasikan dengan tim pengelola pusat. Selain
mengeluhkan hal ini. Biaya yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bulanan
seharusnya diberikan tepat waktu setiap bulan. Hal ini perlu ditelaah oleh
seharusnya informan tambahan merupakan orang tua atau orang yang dekat
keluarga atau tetangga informan utama dan turun ke lapangan untuk melihat
langsung kondisi dan lingkungan informan utama agar penelitian peneliti ini lebih
efektif.
A. KESIMPULAN
sebagai berikut:
98
minat dan bakat hanya untuk orang tertentu. Selain itu keberhasilan
tercapai.
B. SARAN
adalah:
2. Perlu koordinasi dan informasi secara intensif antara PTN, BANK, dan
Pengelola Pusat.
terbuka lebar.
pencairannya lama.
102
Anonim, 2016. Apakah Bidikmisi Itu? Kenapa bukan disebut Beasiswa?. Diakses
dari http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/view?q=apakah-
bidikmisi-itu-kenapa-bukan-disebut-beasiswa-&id=3 pada tanggal 06
November jam 10.00 WIB.
. 2014. Beasiswa Bidikmisi tak lepas dari Masalah. Diakses dari
http://www.kompasiana.com/azmy_fm/beasiswa-bidikmisi-tak-lepas-dari-
masalah_54f39d877455137d2b6c7b43 pada tanggal 06 November jam
10.05 WIB.
. 2015. Menyoal Kuota Bidikmisi Unsoed. Diakses dari
http://beritaunsoed.com/berita/menyoal-kuota-bidikmisi-unsoed-2015/
pada 06 November jam 11.00 WIB.
Lukmana Putri, Ekky. 2014 “Efektivitas Pelaksanaan Program Usaha (KUBE) di
Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta”
dapat dilihat dari http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/7230/42/759
diakses pada 03 November 2018.
Sanjaya, Angga. 2015. “Efektivitas Pelaksanaan Program Revitalisasi Lada Putih
di Provinsi Bangka Belitung” dapat dilihat dari
https://eprints.uny.ac.id/24219/ diakses pada 03 november 2018.
Jibril, Ahmad. ”Efektivitas Program Perpuseru di Perpustakaan Umum
Kabupaten Pamekasan” dapat dilihat dari
http://journal.unair.ac.id/LN@efektivitas-program-perpuseru-di-
perpustakaan-umum-kabupaten-pamekasan-article-11360-media-136-
category-8.html diakses pada 02 Desember 2018.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Sistem
Pendidikan tinggi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1: Informan Kunci I dan Informan Kunci II (Dra. Erifah & Drs.
Effendi Manurung)
PEDOMAN WAWANCARA
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Pekerjaan :
4. Tempat Penelitian :
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Anak Ke :
4. Usia :
5. Fakultas :
6. Stambuk :
7. Pekerjaan :
8. Alamat :
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Anak Ke :
4. Usia :
5. Fakultas :
6. Stambuk :
7. Pekerjaan :
8. Alamat :