KETERBUKAAN DIRI
(Studi Korelasional Tentang Fitur Instagram Story dengan Tingkat Keterbukaan
Diri pada Mahasiswa Pengguna Instagram Story di Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara)
SKRIPSI
Oleh :
120904085
MEDAN
2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 120904085
Skripsi ini adalah hasil karya Saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah Saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika
dikemudian hari Saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka Saya
bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
NIM : 120904085
Tanda Tangan :
NIM : 120904085
Majelis Penguji
Ketua Penguji : ( )
Penguji : ( )
Penguji utama : ( )
Ditetapkan di :
Tanggal :
Segala puji dan syukur peneliti naikkan kepada Allah Bapa, Putra, dan Roh
Kudus yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan
tugas skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Politik dan
Ilmu Sosial Universitas Sumatera Utara.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan baik dari susunan kata demi kata maupun isinya
tetapi peneliti berharap skripsi ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lain
dalam mengembangkan penelitiannya. Peneliti juga menyadari, bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan hingga
penyusunan skripsi ini, maka skripsi ini akan sulit untuk diselesaikan. Oleh karena
itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua tercinta Gunardi Gunawan dan Sanita Sunardi, serta kedua
saudara kandung penulis Albert Theodore Gunawan dan Hans Allen
Gunawan, yang selalu memberi dukungan, motivasi, serta doanya yang
selalu menyemangati dan menyertai penulis.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara beserta jajarannya.
3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
4. Ibu Emilia Ramadhani, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
5. Ibu Yovita S. Sitepu, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing. Terima kasih
atas waktu, tenaga serta sumbangsih pemikiran serta masukan yang telah
diberikan dengan sabar untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Ibu Dra. Fatma Wardy lubis, M.A selaku dosen penasehat akademik
peneliti.
Peneliti
Herbert Juergen
NIM: 120904085
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : Juni 2019
Yang menyatakan,
Penelitian ini berjudul “Penggunaan Instagram Story dan Tingkat Keterbukaan Diri
(Studi Korelasional Tentang Fitur Instagram Story dengan Tingkat Keterbukaan
Diri pada Mahasiswa Pengguna Instagram Story di Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara)”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Instagram Story terhadap
tingkat keterbukaan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori yang
menjadi pendukung dalam penelitian ini antara lain, teori komunikasi, teori
komunikasi antar pribadi, media sosial, dan penggunaan media. Penelitian ini
menggunakan metode korelasional untuk menghitung hubungan penggunaan
Instagram Story dengan keterbukaan diri mahasiswa. Populasi penelitian ini
berjumlah 174 pengguna Instagram Story dari mahasiswa Ilmu Komunikasi
Angkatan 2014 dan 2015. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin
maka didapatkanlah sampel sebesar 64 orang. Teknik penarikan sampel
menggunakan Proportional Random Sampling dan Simple Random Sampling.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan studi kepustakaan.
Dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis table tunggal, analisis
table silang, dan uji hipotesis dengan analisis Spearman melalui perangkat lunak
SPSS versi 22. Hasil penelitian ini diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,656 yang
menunjukkan H0 memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak, menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat antara penggunaan Instagram
Story terhadap keterbukaan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………v
HALAMAN PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN PPUBLIKASI………vii
ABSTRAK……………………………………………………………………...viii
ABSTRACT………………………………………………………………………ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………...………x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………………..5
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori………………………………………………………………...7
2.1.1 Teori Komunikasi………………………………………………………..7
2.1.2 Komunikasi Antar Pribadi……………………………………………...18
2.1.3 Media Sosial……………………………………………………………27
2.2 Kerangka Konsep…………………………………………………………….32
2.3 Variabel Penelitian…………………………………………………………...33
2.4 Definisi Operasional………………………………………………………….33
2.5 Hipotesis……………………………………………………………………...34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………………………..35
3.1.1 Sejarah Fakiltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………………………….35
3.1.2 Visi dan Misi Fakiltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik…………………...36
3.2 Metodologi Penelitian………………………………………………………..37
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………..38
3.3 Populasi dan Sampel…………………………………………………………38
3.3.1 Populasi………………………………………………………………...38
3.3.2 Sampel………………………………………………………………….39
3.4 Teknik Penarikan Sampel……………………………………………………40
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………...41
3.6 Teknik Analisis Data…………………………………………………………42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian……………………………………………..43
4.1.1 Tahap Awal…………………………………………………………….43
4.1.2 Penelitian Kepustakaan………………………………………………...43
4.1.3 Penelitian Lapangan……………………………………………………43
4.1.4 Tahap Pengolahan Data………………………………………………...44
4.2 Analisis Tabel Tunggal………………………………………………………45
1. Kuesioner Penelitian
2. Tabel Fotron Cobol
3. Lembar Bimbingan
4. Biodata Peneliti
PENDAHULUAN
Media sosial merupakan salah satu penemuan terbesar manusia di abad 21.
Media sosial terbukti telah mengubah cara berkomunikasi bahkan gaya hidup
manusia secara keseluruhan. Pada 2018, diperkirakan pengguna media sosial akan
mencapai 2,44 miliar orang, dimana pada 2010 pengguna media sosial hanya
berjumlah 970 juta orang. Media sosial sendiri digunakan untuk berbagai
kepentingan mulai dari hubungan personal, hiburan, pekerjaan, dan juga
pendidikan. World Economic Forum mencatat bahwa setiap menitnya terdapat 30
juta pesan terkirim dari Facebook dan hampir 350 ribu cuitan di Twitter (Iskandar,
2016).
Sejak saat itu komputer dan internet menjadi bagian dari kehidupan
manusia. Bill Gates yang mendirikan Microsoft pada tahun 1975 pernah
mengatakan bermimpi suatu hari nanti setiap rumah akan memiliki komputer
pribadi dan hari ini hal itu menjadi nyata bahkan lebih dari itu. Hari ini, setiap orang
memiliki akses ke internet yang lebih mudah dari melalui sebuah komputer, yaitu
melalui smartphone atau telepon pintar. Sejak ponsel iphone dan ponsel android
pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 dan tahun 2008, akses internet melalui
telepon pintar semakin melesat naik bahkan melebihi jumlah akses melalui
komputer pribadi. Ditambah lagi perkembangan jaringat internet yang semakin
cepat seperti teknologi 4G yang membuat akses internet semakin cepat dan mudah.
Situs media sosial dapat dikatakan sudah menjadi bagian dari kehidupan
manusia di abad 21. Media sosial dapat diakses di mana saja dan kapan saja melalui
telepon pintar. Saat ini 130 juta penduduk Indonesia mengakses media sosial
melalui telepon pintar dengan rata2 penggunaan 3 jam dan 26 menit dalam sehari
(datareportal.com, 2019). Selain untuk bersosialisasi, media sosial juga dapat
digunakan sebagai sarana untuk berdagang, mencari informasi, dll.
Salah satu jejaring sosial yang sedang populer saat ini adalah Instagram.
Instagram merupakan jejaring sosial dimana pengguna dapat berbagi foto dan
memberikan komentar atau likes pada foto orang yang sudah diikuti/di-follow.
Instagram hanya dapat diakses pada aplikasi di smartphone Android, IOS, dan
komputer. Pada komputer, kita hanya dapat menjelajah foto yang ada dan tidak
dapat mengirim foto.
pengguna aktif harian Instagram Story telah mencapai 500 juta pengguna,
dibandingkan dengan Snapchat yang memiliki 287 juta pengguna sehingga dapat
dilihat bahwa Media Sosial Instagram dan fitur Instagram Story ini merupakan
salah satu media sosial utama yang digunakan oleh masyarakat. Fitur Intagram
Story ini memiliki fitur yang hampir sama seperti fitur Stories Snapgram di mana
pengguna dapat memposting foto atau video terbaru dan foto video ini akan
terhapus secara otomatis setelah 24 jam. Fitur ini berguna untuk memberitahu
orang-orang apa yang sedang dilakukan atau situasi pengirim foto/video pada saat
itu. Fitur Instagram Story diletakkan terpisah di bagian atas tampilan Instagram
terpisah dari fitur utama berbagi foto (Cunningham, 2017).
Self Disclosure atau pembukaan diri menurut de vito (dalam Ningsih, 2015:
21) adalah jenis komunikasi di mana kita mengungkapkan informasi mengenai diri
kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan. Pengungkapan diri ini juga
merupakan informasi tentang diri sendiri, pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang.
Self Disclosure dapat terjadi, apabila seseorang dengan sukarela menceritakan
tentang dirinya sendiri kepada orang lain. Pengertian lain mengenai pengungkapan
diri atau keterbukaan diri adalah kegiatan membagi perasaan dan informasi yang
akrab dengan orang lain. self disclosure mencerminkan tingkat kedekatan
(Intimacy), yakni sejauh mana derajat informasi itu mencerminkan orang yang
bersangkutan secara personal atau pribadi atau perasaan-perasaan yang paling
dalam dari diri.
pula terjadi pada media perantara, yakni media sosial. Dinamika kehidupan
manusia diwarnai dengan berbagai macam situasi dan kondisi yang beraneka
ragam. Manusia bisa merasakan bahagia, tetapi dapat juga berada pada titik
kehidupan yang tidak menyenangkan. Sejak adanya media sosial, seseorang dapat
dengan mudah berbagi hal pribadi, serta perasaan, dan kegiatan dalam media
tersebut.seseorang bisa meluapkan kebahagiaan dan kemarahannya di media sosial.
Hal inilah yang disebut self disclosure di media sosial.
URAIAN TEORITIS
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi atau dalam dari bahasa Inggris communication berasal dari kata
latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di
sini adalah sama makna. Sebagai contoh komunikasi yang terjadi di antara dua
orang dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung
selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa
yang digunakan dalam percakapan belum tentu menimbulkan kesamaan makna.
Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti maknanya.
Percakapan yang saling mengerti maknanya dikatakan komunikatif (Effendy,
2006:9).
1. Bahasa
2. Kial (gesture)
4. Gambar
2. Pesan.
dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh
(acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga
melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya.
Saluran atau media adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk
pesan yang disampaikan kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk
pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran
nonverbal. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran, yakni
cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk
menerima pesan dari orang lain. Mulai dari wangi parfum (penciuman), mencicipi
makanan (Kecapan), dan jabat tangan (sentuhan). Saluran juga merujuk pada cara
penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar,
majalah) atau media elektronik, surat pribadi, telepon, selebaran, overhead
projector, Sound System, multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai
(bagian dari) saluran komunikasi.
4. Penerima (receiver)
5. Efek
Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima menerima pesan
tersebut, misalnya penambahan pengetahuan ( dari tidak tahu menjadi tahu),
terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,
perubahan perilaku, dan sebagainya.
Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua
orang merupakan komunikasi antar pribadi dan bukan komunikasi lainnya yang
terangkum dari pendapat-pendapat Reardon (1987), Effendy (1986), Porter dan
Samovar (1982) (dalam Liliweri, 1991: 31-43).. Sifat-sifat komunikasi antar pribadi
itu adalah:
telah berhasil karena umpan baliknya membuat kita bersama menjadi saling
mengerti.
5. Komunikasi antar pribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik.
Teori penetrasi sosial mulai dikembangkan sejak tahun 1973 oleh dua orang
ahli psikologi, Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Mereka mengajukan sebuah
konsep penetrasi sosial yang menjelaskan bagaimana berkembangnya kedekatan
hubungan. Mereka menduga bahwa hubungan interpersonal berakhir dengan teman
terbaik hanya jika mereka memproses dalam sebuah tahapan “tahapan dan bentuk
yang teratur dari permukaan ke tingkat pertukaran yang lebih intim sebagai hasil
langsung dan pemikiran” (Kadarsih, 2009 : 53).
Sejak lahirnya, teori penetrasi sosial mempunyai peran yang besar dalam
bidang psikologi dan komunikasi. Model teori penetrasi sosial menyediakan jalan
yang lengkap untuk menggambarkan perkembangan hubungan interpersonal dan
untuk mengembangkannya dengan pengalaman indivicu sebagai proses
pengungkapan diri yang mendorong kemajuan hubungan. Sehingga, teori telah
digunakan secara luas sebagai model dalam pengajaran mengenai hubungan
interpersonal dan sebagai kerangka kerja dalam mempertimbangkan
pengembangan hubungan.
Teori Penetrasi Sosial ini tidak hany melibatkan Self Disclosure, tetapi juga
menjelaskan bagaimana harus melakukan Self Disclosure dalam perkembangan
hubungan. Penetrasi sosial merupakan proses yang bertahap, dimulai dari
komunikasi basa-basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut
topik pembicaraan yang lebih pribadi dan akrab, seiring dengan berkembangnya
hubungan. Di sini orang akan membiarkan orang lain untuk mengenal dirinya
secara bertahap. Dalam proses ini orang biasanya akan menggunakan persepsinya
untuk menilai keseimbangan antara upaya dan ganjaran (cost and reward) yand
Menurut Person (dalam Ifdil, 2013 : 111), self disclosure sebagai tindakan
seseorang memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara
sukarela dan disengaja dengan maksud memberi informasi yang akurat mengenai
dirinya. Menurut Gainau (dalam ifdil, 2013 : 111), informasi yang disampaikan
terdiri atas 5 aspek, yaitu perilaku, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang
sesuai dengan diri orang yang bersangkutan.
Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa
setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang
lain. Untuk hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang
pengenalan yang ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutnya dengan jendela
Johari (Johari Window).
Tabel 2.1
Jendela Johari
Situs sosial media pertama kali diciptakan pada tahun 1995. Kala itu situs
pertama tersebut bernama classmates.com. Media sosial merupakan situs-situs web
yang diciptakan untuk memudahkan komunikasi tanpa perlu melakukan tatap muka
secara langsung dalam bentuk yang lebih maju (modern). Dalam media sosial,
komunikasi dapat dilakukan secara interpersonal seperti melalui chatting maupyn
secara massa. Media sosial merupakan bentuk komunikasi yang terbuka antar setiap
pengguna sehingga membentuk jaringan yang saling terhubung antar pengguna.
2. Bersifat global tanpa perlu bertemu muka secara langsung (terakhir bisa
dengan muka melalui virtual yahoo messenger dan Skype)
5. Cara pandang masyarakat dengan melihat dunia dalam arti luas dan
global-tidak berorientasi lokal
Media baru muncul pada tahun 1990 dengan terbitnya buku “The Second
Media Age” yang menggambarkan munculnya teknologi interaktif dan komunikasi
jejaring (Network communication), khususnya internet yang akan mengubah
kehidupan masyarakat dalam berkomunikasi (Cangara, 2013).
Hal ini sejalan dengan pendapat McQuail dalam Cangara (2013:127) bahwa
media baru memiliki ciri-ciri, yakni:
6. Kaburnya institusi media yang selama ini dilembagakan pada media massa
2.1.3.2 Instagram
terkenal dalam waktu cepat. Beberapa fitur Instagram saat ini termasuk filter foto,
sticker, Instagram Story dan live streaming (businessinsider.com, 2010).
Secara etimologis, Instagram terdiri dari kata Insta dan Gram. insta berasal
dari kata "instan", seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan
sebutan "foto instan". Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan,
seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari
kata "telegram" yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain
dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan
menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat
diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram merupakan gabungan dari kata
instan dan telegram. (Sinaga, 2017:26)
Instagram Story adalah fitur baru yang diluncurkan oleh Instagram. Fitur
ini mirip dengan aplikasi Snapchat dan bertujuan untuk bersaing dengan Snapchat.
Pengguna dapat langsung membagikan kegiatan sehari-hari baik dalam bentuk foto
maupun video singkat langsung ke kolom Instagram Story yang langsung dapat
dilihat oleh pengikut. Foto dan video yang dibagikan ke dalam Instagram Story
hanya akan bertahan selama 24 jam. Setelah itu konten Instagram Story akan
terhapus secara otomatis. Sampai pada Januari 2019, pengguna Instagram Story
telah mencapai 500 juta pengguna. (Alfando, Erawan, dan Rahim, 2018).
Penggunaan media tidak dapat dilepaskan dari teori Uses and Gratification
dicetuskan oleh Herbert Blumer dan Elihu Kartz pada tahun 1974. Teori ini
mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak
yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari
sumber media yang paling baik dalam memenuhi kebutuhannya. (Nurudin,
2004:181)
Penggunaan media ini juga dipengaruhi oleh dua elemen dasar lainnya,
yaitu banyaknya penggunaan dan alur penggunaan media tersebut. Banyaknya
Gambar 1
Tabel 2.2
Variabel Penelitian
Variabel X • Frekuensi
• Isi
Variabel Y • Terbuka
• Tersembunyi
Instagram Story
• Buta, yaitu kondisi hubugnan yang diketahui orang lain, tetapi tidak
oleh diri sendiri dimana pengguna bersifat tertutup untuk opini orang
lain tentang dirinya sendiri tetapi senang memberikan opininya
kepada orang lain.
2.5 HIPOTESIS
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) resmi menjadi fakultas pada
tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 1982 tersebut menetapkan FISIP sebagai fakultas yang ke 9 (Sembilan) di
Universitas Sumatera Utara. FISIP USU baru resmi terbentuk pada tahun 1982,
tetapi cikal bakal FISIP USU sudah muncul pada tahun 1980, berdasarkan Surat
Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80,pada tanggal 1 Juli 1980.
Perkuliahan pertamakali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah
mahasiswa hasil ujian Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SIPENMARU) bulan
Juli 1980 sebanyak 75 orang.
Pada tahun 1981, kurang lebih dalam setahun, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 0535/0/83
tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas
Sumatera Utara. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia tersebut, disebutkan FISIP USU mempunyai 6
(enam) jurusan dengan urutan berikut:
1. Jurusan Sosiologi
3. Jurusan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terletak
di Jalan Dr. A. Sofian No.1 Kampus USU, Kota Medan. Dewasa ini FISIP USU
mempunyai 6 (enam) Departemen, satu Program Diploma III, dan Satu Program
Pasca Sarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Ilmu Administrasi yang dibagi ke
dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi, dan
Departemen Ilmu politik.Program Studi Diploma III Administrasi, Perpajakan , dan
Pogram Studi S2 Megister Studi Pembangunan.
3.1.2 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU
4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi
pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-
pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara sendiri.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Alamat
FISIP USU Jalan Dr. A. Sofyan Nomor 1. Kampus USU Padang Bulan, Medan,
Kode Pos 20155. Sementara, penelitian ini dilakukan pada tanggal Mei 2017
sampai tanggal Mei 2017.
3.3.1 Populasi
Populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek
yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan
(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga
objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2005 : 99).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik USU, angkatan 2014 dan 2015 yang sudah pernah menggunakan Fitur
Instagram Story.
Tabel 3.1
2015 128 64
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut. Sampel ini yang nantinya akan menjadi objek penelitian yang akan
diberikan kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus slovin,
yaitu:
𝑁
𝑛=
𝑁(𝑑)2 + 1
174
𝑛=
174(0.1)2 + 1
174
𝑛=
2.74
𝑛 = 63.5 ≈ 64
Keterangan:
N = jumlah populasi
n = sampel
𝑛 × 𝑛1
𝑛𝑎 =
𝑁
Keterangan:
Tabel 3.2
Tabel Sampel
2 2015 64 × 64 23,5 ≈ 24
174
Total 64
2. Setiap nomor unit penelitian akan ditulis dalam sebuah kertas dan
digulung
a. Penelitian lapangan
b. Studi Kepustakaan
c. Uji Hipotesis
telah dipilih. Responden sendiri dipilih secara diundi dari populasi yang
telah ditentukan dalam survei prapenelitian. Dari populasi tersebut
ditentukan 64 penerima kuisioner dan dari 64 penerima kuisioner yang
ditentukan, tidak semuanya mengisi kuisioner. Terdapat 10 orang yang
tidak meresponi permintaan untuk mengisi kuisioner, 7 dari stambuk
2014 dan 3 dari stambuk 2015. Peneliti akhirnya memutuskan untuk
mengganti penerima kuisioner. Penentuan penerima kuisioner yang baru
juga ditentukan dengan cara diundi dan dari 10 orang baru yang
ditentukan, hanya 8 orang yang meresponi.
6. Tabulasi Data
Pada tahap ini, data FC di masukkan ke dalam tabel. Tabel tersebut
terdiri dari tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam
tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan
selanjutnya dianalisa.
7. Uji Hipotesa
Pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang
diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini digunakan
rumus uji statistik yang telah ditentukan, yaitu uji korelasi tata
jenjang Spearman. Untuk mengukur tinggi rendahnya digunakan
skala Ordinal.
1 Laki-laki 15 23.4
2 Perempuan 49 76.6
Jumlah 64 100
P.1/FC.2
Dari tabel jenis kelamin diatas, diketahui responden dengan jenis kelamin
laki-laki adalah sebanyak 15 responden (23,4%), dan responden perempuan adalah
sebanyak 49 responden (76,6%). Jadi dari keseluruhan responden, jumlah
responden perempuan ialah responden yang terbanyak dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 49 orang.
Tabel 4.2
Angkatan
1 2014 40 62.5
2 2015 24 37.5
Jumlah 64 100
P.2/FC.3
Dari tabel Stambuk diatas, diketahui responden dari stambuk 2014 adalah
sebanyak 40 responden (62,5%), dan responden dari stambuk 2015 adalah sebanyak
24 responden (37,5%). Jadi dari keseluruhan responden, jumlah responden dari
stambuk 2014 ialah responden yang terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak
40 orang.
Tabel 4.3
1 Jarang 9 14.1
2 Kadang-kadang 17 26.6
3 Sering 25 39.1
Jumlah 64 100
P.3/FC.4
Tabel 4.4
2 Jarang 24 37.5
3 Kadang-kadang 31 48.4
4 Sering 8 12.5
Jumlah 64 100
P.4/FC.5
Dari tabel di atas, dapat diketahui pengguna Instagram Story yang tidak
pernah meng-upload foto adalah sebanyak 1 responden (1,6%), jarang adalah
sebanyak 24 responden (37,5%), kadang-kadang adalah sebanyak 31 responden
(48,8%), dan sering adalah sebanyak 8 responden (12.5%). Dari uraian tersebut,
dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak terlalu sering meng-
upload foto atau hanya kadang-kadang saja.
Tabel 4.5
2 Jarang 24 37.5
3 Kadang-kadang 31 48.4
4 Sering 6 9.4
Jumlah 64 100
P.5/FC.6
Dari tabel di atas, dapat diketahui pengguna Instagram Story yang tidak
pernah meng-upload video adalah sebanyak 3 responden (4,7%), jarang adalah
sebanyak 24 responden (37,5%), kadang-kadang adalah sebanyak 31 responden
(48,8%), dan sering adalah sebanyak 6 responden (9.4%). Dari uraian tersebut,
dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak terlalu sering meng-
upload foto atau hanya kadang-kadang saja.
Tabel 4.6
Jumlah 64 100
P.6/FC.7
Tabel 4.7
Jumlah 64 100
P.7/FC.8
Tabel 4.8
Jumlah 64 100
P.8/FC.9
Tabel 4.9
2 Jarang 43 67.2
3 Sering 4 6.3
4 Sangat Sering 0 0
Jumlah 64 100
P.9/FC.10
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak pernah mengunggah
foto selfie adalah sebanyak 17 responden (26,6%), responden yang sering adalah
sebanyak 43 responden (67,2%), responden yang sering adalah sebanyak 4
responden (6,3%), dan responden yang sangat sering adalah sebanyak 0 responden
(0%). Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden
jarang mengunggah foto Selfie.
Tabel 4.10
2 Jarang 30 46.9
3 Sering 29 45.3
Jumlah 64 100
P.10/FC.11
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak pernah mengunggah
foto bersama orang lain adalah sebanyak 2 responden (3,1%), responden yang
jarang adalah sebanyak 30 responden (46,9%), responden yang sering adalah
sebanyak 29 responden (45,3%), dan responden yang sangat sering adalah sebanyak
3 responden (4,7%). Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
mayoritas responden jarang mengunggah foto bersama orang lain.
Tabel 4.11
2 Jarang 32 50
3 Sering 23 35.9
Jumlah 64 100
P.11/FC.12
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak pernah mengunggah
foto tanpa menampilkan diri sendiri adalah sebanyak 5 responden (7,8%),
responden yang jarang adalah sebanyak 32 responden (50%), responden yang
sering adalah sebanyak 23 responden (35,9%), dan responden yang sangat sering
adalah sebanyak 4 responden (6,3%). Dari uraian tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa mayoritas responden jarang mengunggah foto tanpa
menampilkan diri sendiri.
Tabel 4.12
2 Jarang 36 56.3
3 Sering 16 25
Jumlah 64 100
P.12/FC.13
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak pernah mengunggah
foto yang tidak berhubungan dengan kegiatan pribadi adalah sebanyak 10
responden (15,6%), responden yang jarang adalah sebanyak 36 responden (56,3%),
responden yang sering adalah sebanyak 16 responden (25%), dan responden yang
sangat sering adalah sebanyak 2 responden (3,1%). Dari uraian tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden jarang mengunggah foto yang
tidak berhubungan dengan kegiatan pribadi.
Tabel 4.13
2 Jarang 33 51.6
3 Sering 2 4.7
Jumlah 64 100
P.13/FC.14
Tabel 4.14
2 Jarang 14 21.9
3 Sering 7 10.9
Jumlah 64 100
P.14/FC.15
Tabel 4.15
4 Sangat Terbuka 0 0
Jumlah 64 100
P.15/FC.16
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak terbuka dalam
memposting hal-hal pribadi yang menunjukkan identitas diri adalah sebanyak 35
responden (54,7%), responden yang sedikit terbuka adalah sebanyak 24 responden
(37,5%), responden yang cukup terbuka adalah sebanyak 5 responden (7,8%), dan
responden yang sangat terbuka adalah sebanyak 0 responden (0%). Dari uraian
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak terbuka dalam
memposting hal-hal pribadi yang menunjukkan identitas diri.
Tabel 4.16
2 Jarang 21 32.8
3 Sering 2 3.1
4 Sangat Sering 0 0
Jumlah 64 100
P.16/FC.17
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak pernah mengunggah
foto/video tentang permasalahan pribadi ke Snapgram adalah sebanyak 41
responden (64,1%), responden yang jarang adalah sebanyak 21 responden (32,8%),
responden yang sering adalah sebanyak 2 responden (3,1%), dan responden yang
sangat sering adalah sebanyak 0 responden (0%). Dari uraian tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak pernah mengunggah
foto/video tentang permasalahan pribadi ke Snapgram.
Tabel 4.17
1 Tidak Senang 0 0
3 Senang 55 85.9
Jumlah 64 100
P.17/FC.18
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak senang apabila
storynya diresponi orang adalah sebanyak 0 responden (0%), responden yang
kurang senang adalah sebanyak 5 responden (7,8%), responden yang senang adalah
sebanyak 55 responden (85,9%), dan responden yang sangat senang adalah
sebanyak 4 responden (6,3%). Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas responden senang apabila Instagram Storynya diresponi oleh
orang lain.
Tabel 4.18
2 Kurang Peduli 16 25
3 Peduli 40 62.5
Jumlah 64 100
P.18/FC.19
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak peduli akan opini
orang lain akan Instagram Story adalah sebanyak 5 responden (7,8%), responden
yang kurang peduli adalah sebanyak 16 responden (25%), responden yang peduli
adalah sebanyak 40 responden (62,5%), dan responden yang sangat peduli adalah
sebanyak 3 responden (4,7%). Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas responden peduli akan opini orang akan Instagram Storynya.
Tabel 4.19
3 Berpengaruh 21 32.8
Jumlah 64 100
P.19/FC.20
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak terpengaruh akan
opini orang lain terhadap diri sendiri, situasi, dan informasi yang diunggah adalah
sebanyak 11 responden (17,2%), responden yang kurang terpengaruh adalah
sebanyak 29 responden (45,3%), responden yang terpengaruh adalah sebanyak 21
responden (32,8%), dan responden yang sangat terpengaruh adalah sebanyak 3
responden (4,7%). Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
responden kurang terpengaruh akan opini orang lain terhadap diri sendiri, situasi,
dan informasi yang diunggah.
Tabel 4.20
1 Tidak 11 17.2
2 Ragu-ragu 7 10.9
3 Benar 42 65.6
Jumlah 64 100
P.20/FC.21
Tabel 4.21
Jumlah 64 100
P.21/FC.22
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak mengabaikan opini
orang tentang Instagram Storynya adalah sebanyak 22 responden (34,4%),
responden yang sedikit mengabaikan adalah sebanyak 27 responden (42,2%),
responden yang sering mengabaikan adalah sebanyak 14 responden (21,9%), dan
responden yang selalu mengabaikan adalah sebanyak 1 responden (1,6%). Dari
uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden sedikit
mengabaikan opini orang terhadap Instagran Storynya.
Tabel 4.22
3 Nyaman 2 3.1
4 Sangat Nyaman 0 0
Jumlah 64 100
P.22/FC.23
Tabel 4.23
2 Jarang 25 39.1
3 Sering 5 7.8
Jumlah 64 100
P.23/FC.24
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak pernah memposting
hal yang memiliki makna tersembunyi dalam Instagram Storynya adalah sebanyak
33 responden (51,6%), responden yang jarang adalah sebanyak 25 responden
(39,1%), responden yang sering adalah sebanyak 5 responden (7,8%), dan
responden yang sangat sering adalah sebanyak 1 responden (1,6%). Dari uraian
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak pernah
memposting hal yang memiliki makna tersembunyi dalam Instagram Storynya.
Tabel 4.24
2 Kurang Nyaman 16 25
3 Nyaman 30 46.9
Jumlah 64 100
P.24/FC.25
Tabel 4.25
2 Jarang 24 37.5
3 Sering 25 40.6
Jumlah 64 100
P.25/FC.26
Dari tabel di atas, dapat diketahui responden yang tidak pernah memposting
hal yang tidak ada hubungannya dengan informasi diri atau kegiatan diri adalah
sebanyak 9 responden (14,1%), responden yang jarang adalah sebanyak 24
responden (37,5%), responden yang sering adalah sebanyak 25 responden (40,6%),
dan responden yang sangat sering adalah sebanyak 5 responden (7,8%). Dari uraian
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden sering memposting
hal yang tidak ada hubungannya dengan informasi diri atau kegiatan diri.
Tabel 4.26
tidak terbuka, maka yang akan dibahas adalah jawaban yang menyatakan tidak
terbuka, yaitu:
Tabel 4.27
Durasi penggunaan Instagram Story per hari dengan mendapatkan informasi
baru tentang diri atau tentang unggahan dari orang lain
konten tanpa menampilkan diri sendiri dan tidak pernah mengunggah hal-hal yang
memiliki makna tersembunyi ke Instagram Story adalah sebanyak 14 responden,
jarang adalah sebanyak 16 responden, dan sering adalah sebanyak 3 responden.
Jumlah responden yang menyatakan sering mengunggah konten tanpa
menampilkan diri sendiri dan tidak pernah mengunggah hal-hal yang memiliki
makna tersembunyi ke Instagram Story adalah sebanyak 15 responden, jarang
adalah sebanyak 6 responden, dan sering adalah sebanyak 1 responden. Jumlah
responden yang menyatakan sangat sering mengunggah konten tanpa menampilkan
diri sendiri dan tidak pernah mengunggah hal-hal yang memiliki makna
tersembunyi ke Instagram Story adalah sebanyak 2 responden, sering adalah
sebanyak 1 responden, dan sangat sering adalah sebanyak 1 responden.
Tabel 4.29
Frekuensi Mengunggah Foto Selfie dengan Motivasi Posting Instagram Story
untuk Kesenangan Pribadi
Instagram Story untuk kesenangan pribadi, maka yang akan dibahas adalah
jawaban yang menyatakan benar, yaitu:
Tabel 4.30
Correlations
Instagram Keterbukaan
story diri
N 64 64
Keterbukaan Correlation
.656** 1.000
diri Coefficient
N 64 64
Berdasarkan hasil korelasi pada tabel di atas H0 diterima jika > 0,05 dan
jika < 0,05 maka H0 ditolak. Nilai signifikasi dari tabel di atas adalah 0,00 maka <
0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan begitu H1 diterima, maka terdapat hubungan
antara penggunaan Instagram Story dengan keterbukaan diri pada kalangan
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU. Untuk melihat tinggi rendahnya
korelasi (derajat hubungan) digunakan skala koefisien korelasi (Eriyanto
2015:351), sebagai berikut:
0,20-0,399 = Rendah
0,40-0,599 = Sedang
0,60-0,799 = Kuat
1,00 = Sempurna
Kd = (Rs)2 x 100%
Dari hasil uji hipotesis variabel X dan Y di dapatkan nilai r = 0,656 maka
dengan menggunakan rumus Kd di atas dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Kd = (Rs)2 x 100%
= (0,656)2 x 100%
= 0,430336 x 100%
= 43,0336 %
= 43 %
4.5 Pembahasan
Instagram merupakan salah satu media sosial yang paling populer di dunia
pada saat ini. Diluncurkan pada tahun 2010 dan didirikan oleh Kevin Systrom dan
Mike Krieger, instagram merupakan media sosial dimana pengguna dapat berbagi
foto kepada orang-orang yang telah mengikuti dan pengguna dapat melihat foto-
foto orang yang telah diikuti. Instagram diakuisisi oleh Facebook pada tahun 2012.
Pada tanggal 2 Agustus 2016 yang lalu, Instagram telah meluncurkan fitur
baru yaitu Instagram Story, dimana pengguna dapat berbagi foto dan video dalam
bentuk slideshow, tetapi hanya untuk sementara waktu karena foto tersebut akan
dihapus dalam waktu 24 jam. Fitur ini ditujukan untuk berbagi kegiatan sehari-hari
dalam bentuk gambar dan video. Dalam penggunaannya, pengguna lainnya dapat
meresponi foto dan video dengan mengirim pesan singkat terhadap pengguna yang
mengunggah. (https://en.wikipedia.org/wiki/Instagram)
Dari data yang dikumpulkan juga dapat dilihat bahwa mayoritas responden
jarang menggunakan fitur voting dalam Instagram Story dan tidak pernah
menggunakan fitur berbagi dengan teman dekat yang dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden tidak membatasi orang yang melihat konten mereka dan tidak
terlalu mementingkan pendapat orang tentang konten mereka.
Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa
setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang
lain. Untuk hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang
pengenalan yang ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutnya dengan jendela
Johari (Johari Window).
senang dan terbuka dengan respon dan opini orang tentang postingan Instagram
Story walaupun tidak terlalu mempengaruhi pengenalan responden akan diri
mereka sendiri.
Melalui uji silang antara antara frekuensi unggah foto dengan keterbukaan
memposting hal pribadi, terdapat hubungan yaitu sebesar 54,8%. Hubungan antara
durasi penggunaan Instagram Story per hari dengan seringnya mendapatkan
informasi baru tentang diri atau tentang unggahan dari orang lain diperoleh terdapat
hubungan yaitu sebesar 59.3%. Hubungan antara mengunggah konten tanpa
menampilkan diri sendiri dengan mengunggah hal-hal yang memiliki makna
tersembunyi diperoleh terdapat hubungan yaitu sebesar 50%. Dan hubungan antara
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Aljawiy, Yafi dan Muklason, Ahmad. (2011), Jejaring Sosial dan Dampak Bagi
Penggunanya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
El-Shinnawy, Maha Mohamed. (1993). Media Choice Theories and The New
Media: A New Model of New Media Choice and Usage: University of
California, Los Angeles.
Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik: Graha Ilmu.
Ifdil. (2013). Konsep dasar self disclosure dan pentingnya bagi Mahasiswa
bimbingan dan konseling: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XIII
No.1: 110-117: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.
Mantra, Ida Bagoes. (2004). Filsafat Penelitian: Metode Penelitian Sosial: Pustaka
Pelajar.
Ningsih, Widiana. (2015). Self Disclosure pada Media Sosial (Studi Deskriptif pada
Media Sosial Anonim): Serang, Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
79
Nurudin. (2004). Komunikasi Massa: Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Sinaga, Dina Hairani. (2017). Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial dan
Perilaku Komunikasi
80
Lampiran
1. Kuesioner Penelitian
2. Table Fotron Cobol
3. Lembar Bimbingan
4. Biodata Peneliti
81
Kuesioner Penelitian
KATA PENGANTAR
Dengan hormat,
Peneliti
Herbert Juergen
KARAKTERISTIK RESPONDEN
I. Nama:_______________
a. Laki-laki
b. Perempuan
III. Stambuk/Angkatan
a. 2014
b. 2015
IV. NIM:_______________
Instagram Story
I. Frekuensi Penggunaan
1. Seberapa intensitas anda membuka Snapgram dalam sehari?
a. Tidak pernah
b. Jarang (Beberapa hari sekali)
c. Kadang-kadang (Beberapa kali dalam seminggu)
d. Sering (Setiap hari)
a. Sebentar (1 jam)
b. Agak lama (2 jam)
c. Lama (3 jam)
d. Sangat lama (4 jam ke atas)
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Sangat sering
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Sangat sering
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Sangat sering
12. Apakah anda menggunakan fitur yang hanya berbagi untuk teman dekat
atau orang-orang tertentu?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Sangat sering
Keterbukaan Diri
I. Terbuka
13. Apakah anda terbuka dalam memposting hal-hal yang bersifat pribadi
tentang diri anda yang menunjukkan siapa diri anda dalam Story anda?
a. Tidak terbuka
b. Agak terbuka
c. Terbuka
d. Sangat terbuka
17. Apakah opini orang mempengaruhi pendapat anda tentang diri anda
sendiri, situasi, dan informasi yang anda post?
a. Tidak berpengaruh
b. Kurang berpengaruh
c. Berpengaruh
d. Sangat berpengaruh
II. Buta
19. Apakah anda memposting story untuk kesenangan pribadi saja?
a. Tidak
b. Ragu
c. Benar
d. Sangat Benar
20. Apakah menyadari bahwa setiap orang mempunyai opini tentang story
anda?
a. Tidak menyadari
b. Sedikit menyadari
c. Menyadari
d. Sangat menyadari
21. Apakah anda sering mengabaikan opini orang tentang story anda?
a. Tidak
b. Sedikit mengabaikan
c. Sering Mengabaikan
d. Selalu mengabaikan
25. Apakah anda sering memposting story yang tidak memiliki hubungan
sama sekali tentang informasi diri anda atau kegiatan anda? Misalnya,
foto pemandangan, makanan, dll?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Sangat sering
NIM : 120904085
Sanita Sunardi
2. SD Methodist-2 Medan