Anda di halaman 1dari 99

UPAYA PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN

DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA DI FAKULTAS


ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Universitas Sumatera Utara

Oleh:

Yehezkiel Lokanantha Ginting


140902080

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


UPAYA PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN
PEREDARAN GELAP NARKOBA DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Persoalan penyalahgunaan NARKOBA di Indonesia saat ini sudah sangat


memprihatinkan. Masyarakat Indonesia sedang dihadapkan pada keadan yang
sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara ilegal bermacam-
macam jenis narkoba. Kekhawatiran ini semakin dipertajam akibat maraknya
peredaran gelap narkoba yang telah merebak diberbagai lapisan masyarakat,
termasuk di kalangan generasi muda yaitu mahasiswa. Kampus Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik USU menjadi salah satu tempat yang menjadi lokasi
penyebaran narkoba. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa
dan negara pada saat mendatang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menetahui upaya Universitas Sumatera Utara dalam pencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengkaji data
yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber baik
dari buku, jurnal, serta media tulis lainnya. Kemudian menelaah, mempelajarinya,
dan menyusunnya dalam satu-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya den memeriksa keabsahan data serta membuat analisis sesuai dengan
kemampuan peneliti untuk membuat suatu kesimpulan penelitian. Setiap data atau
informasi yang diperoleh dikumpulkan dalam penelitian berupa catatan lapangan,
data utama dari hasil wawancara, maupun data penunjang lainnya dilakukan
analisis data maupun informasi.
Kesimpulan hasil penelitian ini merupakan gambaran dari upaya yang
dilakukan baik itu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran
gelap NARKOBA yang telah dilakukan di FISIP USU. Upaya pencegahan
(preventif) yang telah dilakukan seperti: Sosialisasi tentang bahaya narkoba
kepada mahasiswa baru, adanya himbauan larangan menggunakan narkoba dan
merokok yang tertulis di dinding sekitar kampus dan adanya mata kuliah tentang
penyalahgunaan zat dan penanggulangannya (NAPZA). Kemudian upaya
pemberantasan penyalahgunaan NARKOBA dilakukan dengan program deteksi
dini (tes urin) yang rutin dilakukan kepada calon mahasiswa baru sewaktu tes
kesehatan.

Kata Kunci : Narkoba, FISIP USU, Upaya Pencegahan, Upaya Pemberantasan

i
Universitas Sumatera Utara
EFFORTS TO PREVENT AND ERADICATE THE ABUSE AND ILLICIT
TRAFFICKING OF DRUGS IN THE FACULTY OF SOCIAL AND
POLITICAL SCIENCES - UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

ABSTRACT

The problem of drug abuse in Indonesia today is already very concerned.


Indonesian society is faced with a very worrying situation due to the rampant
illegal use of various types of drugs. This concern is increasingly sharpened due to
rampant illicit drug trafficking that has spread in various layers of society,
including among the younger generation of college students. Campus Faculty of
Social and Political Sciences USU became one of the places where the spread of
drugs. This will greatly affect the life of the nation and state in the future. The
purpose of this reserach is to know the efforts of the University of North Sumatra
in the prevention, eradication, abuse and illicit trafficking of drugs in the Faculty
of Social and Political Sciences.

This research uses qualitative method,that is by reviewing data that begins


by examining all existing data from various sources either from books, journals,
and other written media. Then examine, study it, and arrange it in a unit, which is
then categorized in the next step by examining the validity of the data and making
the analysis according to the researcher's ability to make research conclusions.
Any data or information obtained is collected in research in the form of field
notes, main data from interviews, or other supporting data is done data analysis
and information.

The conclusion of this research is a description of the efforts made both


the prevention and eradication of illegal drug abuse that has been done in FISIP
USU. Preventative efforts such as: Socialization of the dangers of drugs to new
students, the information for the prohibition of using drugs and smoking written
on the wall around the campus and presence the course about drugs abuse and its
handling. Then efforts to eradicate drug abuse is done with a program of early
detection (urine test) routine done to prospective new students during health tests.

Key words: drugs, FISIP USU, prevention, eradication

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas

berkat dan kasih-Nya yang senantiasa penulis rasakan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan suatu kewajiban yang harus penulis

penuhi sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar

sarjana sosial. Pada kesempatan penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha

menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Pencegahan, Pemberantasan,

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara”.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis juga banyak menerima

bimbingan, nasehat, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan

Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP, selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Pegawai Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP USU

yang telah membimbing dan membantu penulis secara administratif.

iii
Universitas Sumatera Utara
6. Bapak Hatta Ridho selaku Staf Ahli Dekan FISIP USU, Ibu Mastauli

Siregar, S.Sos, M.Si dan Bang Ria Lesmana S.Sos selaku dosen mata

kuliah penyalahgunaan zat dan penanggulangannya (NAPZA) yang telah

banyak membantu dan membimbing selama penelitian dan memberikan

informasi yang lengkap mengenai penelitian yang penulis lakukan di

FISIP USU.

7. Kepada kedua Orang Tua penulis yaitu Ayahanda Sufirman Ginting, B.Sc

dan Ibunda Ellyda Br. Sitepu yang telah mendidik dan memberikan

nasihat-nasihat serta memberikan pengorbanan baik waktu, tenaga dan

materi dengan penuh kasih sayang selama ini guna memperlancar

perkuliahan penulis sampai saat ini. Terimakasih penulis ucapkan untuk

semua perjuangan dan kasih sayang kalian dan yang setia selalu

mendoakan penulis. Semoga Tuhan selalu memberkati dan melindungi.

8. Buat saudara kandung penulis Kak Mayke D.F.Ginting M.Psi, Psikolog,

Bang Felik B Ginting, S.Pd, M.Si, Kak Margaretha A. Br.Ginting,SH,

yang membantu penulis baik dari segi materil dan moril dan mendorong

penulis mulai dari awal kuliah hingga menyelesaikan perkuliahan dan

selalu mendukun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial,

terkhusus angkatan 2014 dan teman-teman seperdopingan tetap semangat

dan sukses selalu buat kita semua.

10. Terima kasih buat Tunggul David Matondang, Eri Saputra Hutagalung,

Ferry Ginting, Jeko Tarigan, Yanti, dan Salida Theresia Br. Sembiring

iv
Universitas Sumatera Utara
yang telah membantu dan mendukung serta memberi semangat kepada

penulis dalam proses penyusunan skripsi.

11. Teman-teman Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) dan

MAWARTA Media yang telah memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis.

12. Teman-teman Pengurus Permata dan seluruh teman-teman Permata GBKP

Rg. Kemenangan Tani, terima kasih buat dukungan dan doanya selama ini.

Tuhan Yesus Memberkati.

13. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh

dari sempurna. Namun harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat kepada

seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Medan, April 2018

Yehezkiel Lokanantha Ginting

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian................................................................................ 8
1.3.2 Manfaat Penelitian.............................................................................. 8
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teoritis ....................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Pencegahan ..................................................................... 10
2.1.2 Pengertian Pemberantasan................................................................ 12
2.1.3 Pengertian Penyalahgunaan.............................................................. 13
2.1.4 Pengertian Peredaran Gelap ............................................................. 14
2.1.5 Narkoba ............................................................................................ 15
2.1.6 Sejarah Narkoba ............................................................................... 16
2.1.7 Jenis-jenis dan Cara Pemakaian Narkoba ........................................ 19
2.1.7.1 Narkotika ................................................................................ 19
2.1.7.2 Psikotropika............................................................................ 21
2.1.7.3 Zat Adiktif .............................................................................. 23
2.1.8 Efek Samping Narkoba .................................................................... 25
2.1.9 Bahaya Narkoba ............................................................................... 26
2.1.9.1 Bahaya Narkoba Bagi Kesehatan ........................................... 26
2.1.9.2 Bahaya Narkoba Bagi Pelajar/Mahasiswa ............................. 28

vi
Universitas Sumatera Utara
2.1.9.3 Bahaya Narkoba Bagi Kejiwaan ............................................ 30
2.1.10 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba ................................ 31
2.1.11 Undang Undang..... ...................................................................... 34
2.2 Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 37
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 38
2.4 Defenisi Konsep ......................................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 42
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 42
3.3 Informan Penelitian .................................................................................... 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 43
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................. 44

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


4.1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU ..................................................... 45

4.2 Visi dan Misi FISIP USU .......................................................................... 48

4.3 Struktur Kepemimpinan FISIP USU ......................................................... 50

4.4 Gambaran Sosial Budaya FISIP USU ....................................................... 50

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Pengantar ................................................................................................... 53

5.2 Hasil Temuan .............................................................................................. 53

5.3 Analisa Data Informan ................................................................................ 79

5.4 Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 82

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan................................................................................................. 84

6.2 Saran........................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 87


LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 89

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir ...................................................................................... 40

viii
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persoalan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini sudah sangat

memprihatinkan. Masyarakat Indonesia sedang dihadapkan pada keadaaan yang

sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara ilegal bermacam-

macam jenis narkoba. Kekhawatiran ini semakin dipertajam akibat maraknya

peredaran gelap narkoba yang telah merebak diberbagai lapisan masyarakat,

termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap

kehidupan bangsa dan negara pada saat mendatang.

Sebenarnya narkotika dan psikotropika merupakan obat yang diperlukan

dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam penyembuhan

penyakit dan untuk mengurangi rasa sakit, tetapi hal itu disalahgunakan oleh

manusia sebagai alat penenang dan penghibur dari masalah yang dihadapi,

pemakaian yang tidak terkontrol dan diluar dosis akhirnya akan menimbulkan

kecanduan. Seseorang yang kecanduan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan

narkoba yang diinginkan saat rasa ketergantungannya itu muncul.

Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika merupakan

instrument dalam menyelesaikan masalah kejahatan penyalahgunaan narkotika,

karena di dalam tujuan pembentukannya untuk mengatur penggunaan narkotika

yakni untuk pengobatan dan pendidikan atau penelitian serta digunakan untuk

menanggulangi dan pemberantasan tindak pidana narkotika.

Universitas Sumatera Utara


Kalangan anak muda atau remaja mudah terpengaruh kedalam

penyalahgunaan narkoba, karena masa remaja merupakan masa seorang anak

mengalami perubahan secara cepat dalam segala bidang, menyangkut perubahan

tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap mental, dan kepribadian. Mereka cenderung

mudah terpengaruh karena dalam dirinya banyak perubahan dan tidak stabilnya

emosi yang cenderung menimbulkan perilaku yang kurang baik.

Penyalahgunaan narkoba pada akhir-akhir tahun ini dirasakan semakin

meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan baik di media cetak maupun

elektronik yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para

pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan, kebanyakan pelakunya

adalah kalangan anak muda.

Berdasarkan hasil penelitian BNN bersama dengan Puslitkes UI tahun

2014, estimasi pengguna narkotika di Indonesia telah mencapai angka 4 juta jiwa.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui pula bahwa sebanyak 27,32 persen

pengguna narkotika berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. (BNN, 2015).

Penggunaan narkoba dapat mempengaruhi tubuh manusia terutama otak

atau susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis

dan fungsi sosialnya karena kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan

(dependensi) terhadap narkoba.

Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, shabu dan

ekstasi. Jenis narkoba tersebut sangat terkenal bagi pelajar/ mahasiswa, pekerja

dan rumah tangga. Sebagian besar penyalahgunaan berada pada kelompok coba

pakai. Alasan menggunakan narkoba karena pekerjaan yang berat, kemampuan

Universitas Sumatera Utara


sosial ekonomi, dan tekanan lingkungan teman kerja merupakan faktor pencetus

terjadinya penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara ada

sekitar 2,5% warga Sumatera Utara pengguna narkoba. Jumlah penduduk

Sumatera Utara 13.937.797 jiwa yang berada di 6.101 desa/kelurahan atau 33

kabupaten/kota, berdasarkan data BNN, sebanyak 350 ribu jiwa sudah menjadi

pengguna narkoba. Jumlah ini dapat dikatakan 10 ribu orang di setiap

kabupaten/kota yang menjadi pengguna narkoba. (Elshinta, 2017.p.7). Kampus

atau sekolah harusnya merupakan tempat yang bersih dan bebas dari

penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkoba. Namun, beberapa waktu yang

lalu ditemukannya narkoba di beberapa kampus yang jumlahnya terbilang besar.

Ironis memang, tempat yang seharusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu

berubah fungsi menjadi sebuah pasar gelap peredaran narkoba. Badan Narkotika

Naional (BNN) mengatakan bahwa 1,2 juta mahasiswa menjadi pengguna

narkoba atau sekitar 17% mahasiswa Indonesia menggunakan narkoba. Jenis

Narkotika yang paling banyak digunakan di kalangan mahasiswa adalah ganja.

Hal ini dikarenakan pemakaian ganja yang sama seperti rokok dan harganya yang

relatif lebih murah sehingga sesuai dengan kantong mahasiswa. Mereka dengan

mudah mendapatkan ganja dari teman sesama pemakai. Karena hal banyak

ditemukannya narkoba di areal kampus. (BNN Lampung, 2016, p.4).

Sementara itu peredaran narkoba masuk kedalam lingkungan kampus

yang dilakukan secara terselubung seperti pada kasus mahasiswa yang ditangkap

di dalam kampus saat menyimpan narkoba dapat dilihat dalam berita

Sindonews.com yang memberitakan seorang mahasiswa yang kuliah di perguruan

Universitas Sumatera Utara


tinggi swasta berinisial UM berusia 21 tahun, ditangkap polisi di dalam kampus.

Polisi mengamankan tiga kilo gram ganja kering siap edar sebagai barang bukti.

Ganja itu disembunyikan UM di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Mahasiswa

lainnya marah dan tidak terima kampusnya dijadikan sebagai sarang dan tempat

transaksi narkoba.

Setelah itu, para mahasiswa pencinta alam tersebut langsung menghubungi

petugas dari Polsekta Medan Kota agar segera membawa pelaku untuk diproses.

Sementara itu, Kapolsekta Medan Kota AKP Martuasah Hermindo Tobing

berkata, saat proses mengamankan tersangka dari dalam kampusnya polisi sempat

mengalami kesulitan. Karena rekan-rekan tersangka di dalam kampus mengalangi

polisi. Dari hasil pemeriksaan, di dalam tas pelaku ditemukan 62 amplop ganja

siap untuk diedarkan, satu plastik daun ganja yang sudah dicacah, satu bal daun

ganja utuh (masih ikut dengan pohonnya), handphone, serta uang tunai

Rp.50.000,-.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Undang-undang (UU)

Narkotika Nomor 35 tahun 2009 Pasal 111 ayat (2), Pasal 112, Pasal 113, dan

Pasal 114 dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau hukuman mati dan

penjara seumur hidup. (Sindo News, 2016,p.3)

Penyebaran narkoba sudah memasuki lingkungan kampus, hal ini tentu

saja sangatlah memprihatinkan. Banyak sisi negatif dari narkoba, akan tetapi para

mahasiswa jarang berpikir objektif, yang ia tahu hanyalah kesenangan belaka.

Mengkonsumsi narkoba salah satu dari tindakan kejahatan mahasiswa merupakan

produk dari kondisi masyarakatnya dengan segala pergolakan sosial yang ada

didalamnya. Perilaku mahasiswa ini merupakan bagian dari penyakit masyarakat

Universitas Sumatera Utara


atau penyakit sosial. Jelas saja hal tersebut membuat banyak orangtua merasa

resah dan khawatir atas perkembangan serta pertumbuhan anaknya di luar

lingkungan rumah. Mungkin saja di rumah mereka terlihat biasa-biasa saja atau

berkelakuan baik, namun bagaimana perilaku mereka ketika berada di luar

lingkungan rumah. Mahasiswa sebenarnya tahu kalau narkoba itu sangat

berbahaya bagi mereka, namun tetap saja ada beberapa diantara mereka yang

menggunakannya karena ingin coba-coba atau ikut-ikutan temannya. Tentu

kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan karena mahasiswa adalah generasi

penerus bangsa, bagaimana nasib bangsa dimasa mendatang jika banyak generasi

penerusnya terlibat penyalahgunaan narkoba.

Berita tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba juga masuk

kedalam kampus Universitas Sumatera Utara seperti dikutip dari Tribun-

Medan.com. Peredaran narkoba di lingkungan Universitas Sumatera Utara cukup

tinggi namun dilakukan secara terselubung. Hal ini disampaikan mantan Wakil

Rektor III Bidang Kemahasiswaan USU Raja Bongsu Hutagalung. Dia berkata

masih banyak mahasiswa yang menggunakan narkoba di dalam area kampus.

Umumnya mahasiswa yang memakai narkoba di beberapa lokasi yang

dianggap lewat dari penglihatan staf kampus dan mahasiswa lainnya. Dia juga

mengatakan, selama ini USU belum melakukan tes urine kepada mahasiswa baru

ataupun mahasiswa yang sedang kuliah. Agar, dapat mengurangi pengguna

narkoba di kalangan mahasiswa tes urine harus dilakukan pada tahun mendatang.

Sebelumnya diketahui, dua mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) asal

Malaysia, berinisial D usia 25 tahun dan J P usia 25 tahun ditangkap Unit Reserse

Kriminal Polsek Baru usai membeli enam pil ekstasi di Kampung Kubur, pada

Universitas Sumatera Utara


hari Selasa (5/1/2016) malam. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Medan Baru,

Ajun Komisaris Polisi (AKP) Adhi Putranto Utomo mengatakan, mahasiswa

kedokteran dan kedokteran gigi yang diketahui berasal dari Malaysia itu

ditangkap di Jalan Airlangga, simpang Jalan Taruma, Medan Petisah, Sumatera

Utara. (Jefri, 2016, p.2).

Sementara itu, dari hasil wawancara dengan beberapa sumber informan

penelitian bahwa informan penelitian juga pernah melihat dan mendengar adanya

mahasiswa kedapatan memakai narkoba jenis ganja di lingkungan kampus FISIP

USU.

Fakta tersebut harus mendapat perhatian khusus dan serius dari berbagai

pihak terkait, baik masyarakat maupun aparat berwajib, karena penyalahgunaan

narkoba itu selain melanggar hukum juga dapat merusak moral generasi bangsa.

Dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba tersebut tidak cukup hanya dengan

menggunakan pendekatan penegakan hukum, tetapi juga harus disertai dengan

upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Penyalahgunaan narkoba dapat menjadi induk kejahatan yang dalam sepanjang

sejarah di semua kawasan telah banyak menimbulkan bencana bagi manusia.

Peredaran narkotika di lingkungan pendidikan atau kampus memang

terlihat sebagian kecilnya saja. Masih banyak kasus di luar sana yang serupa atau

bahkan lebih memprihatinkan, hanya saja tidak terekspos oleh dunia luar. Sudah

menjadi rahasia umum dikalangan mahasiswa jika ada beberapa teman mereka

yang menjadi pengguna. Namun, kurangnya kepedulian terhadap teman atau

apatis, serta takut untuk melaporkan membuat mereka tidak mau bersuara.

Universitas Sumatera Utara


Padahal itu sangat membahayakan baik untuk dirinya sendiri atau pun

mereka yang sudah menjadi pengguna. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang

awalnya menjadi penggunapun bisa berubah menjadi pengedar atau bahkan

bandar. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya kebutuhan dan

ketidaksanggupan membeli barang haram tersebut. Sedangkan bagi mereka yang

tidak menggunakan akan terhasut dan mencoba seperti apa yang dilakukan

temannya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan

sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Upaya pencegahan,

pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

“Bagaimanakah upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara?”

Universitas Sumatera Utara


1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya Universitas Sumatera Utara dalam

pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam rangka :

1. Secara teoritis, penelitian ini sebagai bahan untuk mempertajam kemampuan

penulis dalam penulisan karya ilmiah dan menambah pengetahuan penulis.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi

Ilmu Kesejahteraan Sosial terutama mengenai pencegahan, pemberantasan,

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan kampus

3. Secara praktis, untuk meningkatkan pemahaman pembaca dalam mencegah,

memberantas, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan dalam 6 bab dengan


sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Masalah

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

4. Sistematika Penulisan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teoritis

2. Penelitian Yang Relevan

3. Kerangka Pemikiran

4. Defenisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN


1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian

3. Informan Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data

5. Teknik Analisis Data

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


1. Sejarah dan Perkembangan FISIP USU

2. Visi dan Misi FISIP USU

3. Struktur Kepemimpinan FISIP USU

4. Gambaran Sosial Budaya FISIP USU

BAB V Hasil Penelitian

1. Pengantar

2. Hasil Temuan

3. Analisa Data Informan

4. Keterbatasan Penelitian

BAB VI PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis

2.1.1 Pengertian Pencegahan

Pencegahan adalah upaya untuk membantu individu menghindari memulai

atau mencoba menyalahgunakan narkotika dan psikotropika, dengan menjalani

cara dan gaya hidup sehat, serta mengubah kondisi kehidupan yang membuat

individu mudah terjangkit penyalahgunaan narkoba.

Fungsi kesejahteraan sosial adalah mengorganisasi dari adanya

disorganisasi. Pengertian reorganisasi mempunyai ukuran yang luas dan

mendalam dengan kegiatan-kegiatan yang mencakup pemulihan serta pemberian

peranan-peranana baru.

Fungsi- fungsi Kesejahteraan Sosial

1. Fungsi Penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial melaksanakan fungsi penyembuhan bila didalamnya

tercakup sekumpulan kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan kondisi-

kondisi, ketidakmampuan fisik, emosional dan sosial agar orang yang mengalami

masalah tersebut dapat berfungsi secara normal kembali di dalam masyarakat. .

2.Fungsi Pencegahan (Preventif)

Kesejahteraan sosial yang bersifat pencegahan ditujukan untuk

memperkuat keluarga, kelompok-kelompok dan kesatuan-kesatuan masyarakat

agar jangan sampai timbul masalah- masalah sosial yang baru. Disamping itu juga

diusahakan pencegahan tingkah laku perorangan yang abnormal.

10

Universitas Sumatera Utara


11

3. Fungsi Pengembangan (Development)

Kegiatan kesejahteraan sosial yang bersifat pengembangan tujuan-tujuan

dan orientasinya untuk memberikan sumbangan langsung bagi proses

pembangunan. Dalam hal ini kesejahteraan sosial bertindak sebagai suatu unsur

pelaksana perubahan (change agent). Yaitu membantu peningkatan proses

perubahan sosial berencana. Perubahan ini dapat mempengaruhi struktur dan

fungsi-fungsi keluarga serta masyarakat, sehingga anggota-anggotanya perlu

disiapkan untuk memperoleh dan melaksanakan peranan-peranan serta tanggung

jawab yang baru.

4. Fungsi Penunjang (Supportive)

Fungsi kesejahteraan sosial pada fungsi penunjang ini mencakup kegiatan-

kegiatan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan sektor lain.

Fungsi kesejahteraan sosial yang digunakan dalam pelaksanaan peran-

peran Universitas Sumatera Utara adalah fungsi pencegahan. Dengan memberikan

fungsi pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba, diharapkan peningkatan

jumlah pemakai narkoba dapat berkurang.

Menurut Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pencegahan

adalah : semua tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk menghindari

terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan terjadi (antisipatif), sehingga

memungkinkan orang mempunyai ketahanan diri dan dapat memberdayakan

masyarakat untuk menciptakan dan memperkuat lingkungannya, guna mengurangi

atau menghilangkan semua resiko terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan

tersebut (BNN, 2004 :37).

Universitas Sumatera Utara


12

Menurut Badan Narkotika Nasional (2007:22) pencegahan meliputi :

a) Peningkatan kesehatan dan budaya hidup sehat baik fisik maupun mental yang

berlandaskan keimanan dan ketaqwaan

b) Pendewasaan dan kepribadian

c) Peningkatan kemampuan mengatasi masalah

d) Peningkatan harga diri dan rasa percaya diri

e) Peningkatan hubungan interpersonal dan kemampuan sosial

f) Memperkuat sektor-sektor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan

pengembangan kepribadian generasi muda.

Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah segala upaya dan tindakan

untuk menghindari orang memulai penggunaan narkoba.

2.1.2 Pengertian Pemberantasan

Pemberantasan tindak pidana narkotika merupakan usaha-usaha yang

dilakukan penegak hukum dalam pemberantasan tindak pidana penyalahgunaan

narkotika, serta konsekuensi yuridis terhadap pelanggran Undang-undang Nomor

35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Tindakan pemberantasan, bentuknya dengan memotong jaringan antara

pemasok dan pemakai serta melaksanakan tugas yang meliputi penyidikan,

penindakan dengan cara upaya paksa (razia) dan upaya deteksi dini (tes urine) dan

pengejaran dalam rangka pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan

adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.

Universitas Sumatera Utara


13

2.1.3 Pengertian Penyalahgunaan

Menurut Mardani (2008:2) pengertian penyalahgunaan narkoba adalah

pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter dan

pemakaiannya bersifat patologik (menimbulkan kelainan) dan menimbulkan

hambatan dan aktivitas di rumah, sekolah atau kampus, tempat kerja, dan

lingkungan sosial.

Menurut Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika

pengertian penyalahgunaan adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak

atau melawan hukum.

Menurut Kamus Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, arti

penyalahgunaan obat adalah : suatu keadaan periodik atau keracunan kronis yang

dihasilkan oleh konsumsi obat-obatan yang berulang-ulang. Defenisi

penyalahgunaan obat adalah: pemakaian obat di luar indikasi melainkan tanpa

petunjuk atau resep dokter, pemakaian sendiri secara teratur atau berkala

sekurang-kurangnya selama satu bulan (BNN 2006:221).

Penyalahgunaan (abuse) narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang

bersifat klinis menyimpang, minimal satu bulan, dan telah terjadi gangguan fungsi

sosial atau pekerjaannya. Penyalahgunaan narkoba adalah: penggunaan narkoba

bukan untuk tujuan pengobatan, yang menimbulkan perubahan fungsi fisik dan

psikis serta menimbulkan ketergantungan tanpa resep dan tanpa pengawasan

dokter (op.cit., hal 37)

Faktor yang menyebabkan penyalahgunaan obat terdiri dari faktor

predisposisi, faktor kontribusi dan faktor pencetus. Faktor predisposisi adalah

gangguan kepribadian dimana seseorang merasa tidak puas dengan dampak

Universitas Sumatera Utara


14

perilakunya terhadap orang lain. Gambaran penyerta untuk faktor ini adalah

gangguan kejiwaan berupa kecemasan atau depresi. Untuk mengatasi

ketidakmampuannya untuk berfungsi secara wajar, dan untuk menghilangkan

kecemasan dan depresi, seorang cenderung melakukan penyalahgunaan obat

(Hawari, 2001:24).

Faktor kontribusi adalah: faktor yang muncul dari kondisi seseorang,

seperti keluarga yang tidak utuh, orangtua yang terlalu sibuk, dan hubungan

intrapersonal yang kurang baik antara anak dengan orangtua (Ibid, hal.27).

Faktor pencetus adalah faktor pengaruh teman sebaya yang mempunyai

andil yang juga besar. Disamping teman sebaya, kemudahan diperolehnya

narkoba (easy availability) juga menjadi pencetus yang menyebabkan seseorang

melakukan penyalahgunaan obat (Ibid, hal 28)

Defenisi lain dari I Gusti Lanang Sidartha penyalahgunaan obat adalah

setiap penggunaan obat yang menyebabkan gangguan fisik, psikologis, ekonomis,

hukum atau sosial, baik pada individu pengguna maupun orang lain sebagai akibat

tingkah laku pengguna obat (Soetjiningsih, 2004 :163).

Jadi, kesimpulan penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan obat atau

zat kimia dari jenis apapun tanpa adanya indikasi maupun tujuan medis yang

penggunaannya melebihi dosis yang telah ditentukan dan dapat menimbulkan

ketidaksadaran.

2.1.4 Pengertian Peredaran Gelap

Menurut UU Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 1 angka 6 tentang Narkotika,

Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan atau

Universitas Sumatera Utara


15

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang

ditetapkan sebagai tindak pidana Narkotika dan Prekursos Narkotika.

2.1.5 Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

lain. ketiganya disebut juga dengan istilah Napza. Makna keduanya sama. Hanya

penyebutannya saja berbeda.

Istilah Narkoba biasanya digunakan oleh Institusi penegak hukum, seperti,

polisi, BNN jaksa dan hakim, Sedangkan istilah napza biasanya digunakan oleh

para praktisi kesehatan dan juga rehabilitasi. Namun, ketiganya tetap merujuk

pada 3 jenis zat yang sama.

Narkoba dikonsumsi dengan cara bermacam macam. Beberapa jenis

narkoba dikonsumsi dengan cara dihisap, ada yang disuntikkan, serta diminum

seperti pil. Meskipun cara memakainya berbeda, efeknya tetap sama, obat obatan

terlarang membuat kecanduan atau ketergantungan serta merusak fungsi saraf,

otak dan tubuh.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa narkoba adalah

kepanjangan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Adapun definisi

macam macam narkoba tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan

perubahan atau penurunan kesadaran, hilang rasa, mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Baik itu

yang berasal dari tanaman ataupun tanaman, sintetis maupun semi

sintetis.Contoh Narkotika; Papaver, morfina, opium, kokaina, ekgonina

dan ganja (tanaman) dll.

Universitas Sumatera Utara


16

2. Pengertian Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun

sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada

aktivitas mental dan perilaku.Contoh Psikotropika; Ekstasi, LSD,

Amphetamine dll.

3. Bahan Adiktif lainnya adalah zat-zat atau bahan lain non-narkotika dan

psikotropika yang memiliki pengaruh pada kinerja otak dan dapat

menimbulkan ketergantungan.Contoh Bahan Adiktif;Contoh Narkoba

Jenis Bahan Adiktif: Alkohol, Thinner, Lem Kayu dll.

2.1.6 Sejarah Narkoba

Pada dasarnya narkotika adalah obat penghilang rasa sakit dan juga

mengubah perasaan dan pikiran. Pada tahun 2000 SM (sebelum masehi), dikenal

sebuah tanaman bernama Papavor somniveritum (candu), dan tumbuhan tersebut

juga tumbuh di berbagai wilayah seperti China, India dan beberapa negara

lainnya. Kemudian pada tahun 330 SM (sebelum masehi) seseorang bernama

Alexander the great mulai mengenalkan candu di India dan Persia, pada saat itu

orang India dan Persia menggunakan candu tersebut saat jamuan makan dan saat

santai.

Pada sejarah Mesir kuno bahwa orang Romawi dan Mesir pada tahun 1700

an, telah menggunakan narkotika sejenis daun poppy dengan cara dikunyah yang

bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan anak. Kalau

sebelumnya candu digunakan dengan cara dikunyah maka pada tahun 1805

morphin mulai dikenalkan untuk menggantikan candu (opium), morphin tersebut

ditemukan oleh seorang dokter bernama Friedrich Wilhelim Sertuner. Dokter

Universitas Sumatera Utara


17

tersebut menemukan morphin yang bahan dasarnya modifikasi candu ditambah

amoniak dan saat terjadinya perang, morphin tersebut sangat banyak digunakan

untuk mengobati tentara yang terluka disaat perang. Kemudian pada tahun 1874

seorang ahli kimia dari Inggris bernama Alder Wright melakukan penelitian

dengan cara merebus cairan morphin dan dicampur dengan asam anhidrat,

kemudian hasil campuran tersebut dilakukan percobaan kepada seekor anjing dan

hasilnya anjing tersebut tiarap, ketakutan, mabuk dan muntah-muntah, kemudian

pada tahun 1898 pabrik obat Bayern memproduksi obat tersebut dengan nama

heroin yang dijadikan sebagai obat penghilang rasa sakit.

Pada tahun 1853 seorang dokter bernama Alexander Wood Edinburg

menemukan jarum suntik, morphin menjadi sangat banyak disalahgunakan untuk

menggunakan narkoba tersebut. Kemudian pada tahun 1874 para ahli kimia mulai

mengubah struktur morphin membuat morphin menjadi obat yang tidak

menyebabkan ketagihan. Seorang ahli kimia bernama CR.Wright menemukan

sintesis heroin dengan cara memanaskan morphin. Pada tahun 1939 dilakukan

penelitian narkotika sintetis dan semi sintetis dan sintetis pertama diproduksi di

Jerman dan diberi nama Petidine.

Pada tahun 1923 badan obat Amerika (FDA) melarang semua bahan

narkotika terutama heroin. Tetapi walaupun hal tersebut sudah dilarang, para

pengguna kemudian mulai mencari bahan tersebut di pasar gelap narkoba, dan

pasar gelap tersebut adalah Chinatown, New York. Narkoba tersebut umumnya

disalahgunakan yang kemudian dapat menimbulkan berbagai tindak kriminal

seperti pencurian dan perampokan karena pengguna akan selalu membutuhkan

uang untuk memenuhi kebutuhannya demi membeli narkoba.

Universitas Sumatera Utara


18

Pada tahun 1960-an,penyebaran candu dunia berada pada daerah segitiga

emas yaitu meliputi negara Myanmar,Tahiland dan Laos dan kemudian dikenal

istilah Bulan sabit emas meliputi negara Pakistan,Iran,Afganistan.

Di Indonesia sendiri narkoba jenis opium sudah ada pada zaman

penjajahan Belanda yaitu sebelum terjadinya perang dunia II dan sebagian besar

pemakai candu (opium) saat itu adalah orang China, pemerintah Belanda

memberikan tempat untuk menggunakan candu tersebut dan juga mengatur

peredarannya dan pengadaannya. Pada saat itu orang China menggunakan candu

dengan cara tradisional yaitu dengan cara menghisap dengan menggunakan pipa

panjang, penggunaan candu tersebut legal dan dilindungi oleh undang-undang,

kemudian setelah Jepang tiba dan kemudian melakukan penjajahan di Indonesia,

pemerintah Jepang menghapuskan undang-undang tersebut. Kemudian setelah

Indonesia merdeka, pemerintah membuat undang-undang yang menyangkut

produksi, penggunaan dan distribusi obat berbahaya dan saat itu diberikan

wewenang kepada menteri kesehatan untuk mengaturnya.

Pada tahun 1976 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang

Nomor 9 tahun 1976 tentang narkotika, undang-undang tersebut mengatur tentang

peredaran gelap, terapi dan rehabilitasi korban pecandu narkotika, karena semakin

maraknya peredaran gelap narkotika undang-undang tersebut direvisi dan dibuat

Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, dan Undang-undang

nomor 05 tahun 1997, kemudian dibuat lagi undang-undang Nomor 35 tahun 2009

tentang narkotika dan berlaku sampai dengan sekarang.

Sejarah narkotika cukup panjang ,sekarang ini narkotika digunakan untuk

keperluan medis dirumah sakit,misalnya saat akan melakukan operasi, tetapi disisi

Universitas Sumatera Utara


19

lain ada juga yang menggunakan hanya untuk kesenangan maka disebut sebagai

peredaran gelap. Karena penggunaan narkotika akan dapat menyebabkan

ketergantungan dan efek samping yang paling serius sebagai akibat dari

penyalahgunaan narkotika adalah kematian.

2.1.7 Jenis-jenis dan cara pemakaian Narkoba

2.1.7.1 Narkotika

Narkotika adalah zat sintetis maupun semi sintetis yang dihasilkan

tanaman atau lainnya yang dapat berdampak pada penurunan atau perubahan

kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini dapat menimbulkan ketergantungan

pada penggunanya.

Adapun jenis dari narkotika adalah :

1. Morfin

Morfin berasal dari kata morpheus (dewa mimpi) adalah alkaloid

analgesik yang sangat kuat yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja langsung

pada sistem saraf pusat sebagai penghilang rasa sakit.

Cara Penggunaan :

Cara penggunaannya adalah dengan disuntikkan ke otot atau pembuluh darah.

2. Heroin / putaw

Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi,

reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri,

sehingga mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke otak.

Cara Penggunaan :

Cara pemakaiannya adalah dengan cara disuntikkan ke anggota tubuh

ataupun bisa juga dengan cara dihisap.

Universitas Sumatera Utara


20

3. Ganja / Kanabis / mariyuana

Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya

yang menghasilkan serat, kandungan zat narkotika terdapat pada

bijinya. Narkotika ini dapat membuat si pemakai mengalami euforia (rasa senang

yang berkepanjangan tanpa sebab).

Tumbuhan ini telah dikenal manusia sejak lama, seratnya digunakan

sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya digunakan sebagai bahan dasar

pembuatan minyak.

Awalnya, tanaman ini hanya ditemukan di negara-negara beriklim tropis.

Namun belakangan ini, di negara-negara beriklim dingin pun telah banyak

membudidayakan tanaman ini, yaitu dengan cara dikembangkan di rumah kaca.

Cara Penggunaan:

Cara penggunaan narkotika jenis ini adalah dengan cara dipadatkan menyerupai

rokok lalu dihisap.

4. Kokain

Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di Amerika

Selatan. Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek

stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel

menjadi sangat cepat. Kokain mempunyai 2 bentuk, yakni :

Kokain hidroklorida, berupa kristal berwarna putih, rasanya sedikit pahit,

serta bersifat mudah larut dan kokain free base, ia tidak berbau dan rasanya pahit.

Cara Pemakaian:

Cara pemakaian kokain adalah dengan cara dihirup atau sebagai bahan

campuran rokok.

Universitas Sumatera Utara


21

5. LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs

LSD adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen. Biasanya

berbentuk lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil.

Cara pemakaiannya adalah diletakkan di lidah. Narkotika ini akan bereaksi

setelah 30 s/d 60 menit kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12

jam.

6. Opiat / opium

Opiat dalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang

bernama papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa

digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.

Cara Penggunaan : Penggunaan opiat adalah dengan cara dihisap.

7. Kodein

Adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan / diresepkan oleh dokter,

namun obat ini memiliki efek ketergantungan bagi si pengguna.

Cara Penggunaan : Kodein merupakan hasil proses dari metilasi morfin.

Cara penggunaannya dengan jalan dihisap.

8. Barbiturat

Biasa digunakan sebagai obat tidur. Cara kerjanya mempengaruhi sistem

syaraf. Efek dari mengkonsumsi barbiturat dapat terlihat 3 hingga 6 jam.

2.1.7.2 Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang

memiliki Khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku penggunanya.

Universitas Sumatera Utara


22

Jenis Psikotropika :

1. Ekstasi

Adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang dapat

mengakibatkan penggunanya menjadi sangat aktif. Ekstasi dapat berbentuk tablet,

pil, serta serbuk.

2. Sabu-sabu

Merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang

parah, seperti gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi.

Cara Penggunaan : Cara penggunaan sabu-sabu adalah dengan jalan dihisap.

3. Sedatif – hipnotik

Nama lain dari jenis psikontropika ini adalah Benzodiazepin/BDZ, BK,

Lexo, MG, Rohip, Dum.

Cara Penggunaan:

Cara pemakaiannya adalah dengan jalan diminum atau bisa juga

disuntikkan intravena atau anus. Biasanya dokter memberikan obat ini untuk

mengatasi kecemasan atau panik yang membuat insomnia.

4. Nipam

Adalah sejenis pil koplo yang dikonsumsi untuk mengurangi anseitas.

Biasanya digunakan secara bersamaan dengan minuman beralkohol yang

sebenarnya dapat beresiko bahaya bagi penggunanya.

5. Angel Dust (PCP/ phencyclidine)

Angel dust termasuk halusinogen. Zat ini dikonsumsi sebagai sampingan

oleh pengguna narkoba terutama di Amerika Serikat.Obat ini diproduksi dalam

bentuk bubuk dan bentuk cair , biasanya disemprotkan ke bahan berdaun seperti

Universitas Sumatera Utara


23

ganja, mint, oregano, peterseli atau Jahe Daun, dan rokok.

6. Speed

Speed atau biasa disebut methamphetamine merupakan stimulan sistem

saraf pusat yang kuat dan adiktif. Obat ini berbentuk bubuk dan berwarna putih,

tidak berbau, dan berasa pahit. Cara kerja obat ini adalah dengan merangsang sel-

sel otak, meningkatkan mood dan gerakan tubuh. Methamphetamine merupakan

stimulan yang kuat dan tahan lama karena mampu menembus sistem saraf pusat

lebih mudah daripada amfetamin. Cara pemakaiannya bisa dicampurkan pada

rokok, dihisap, ataupun disuntikkan.

7. Demerol

Adalah sejenis narkoba yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit dan

nyeri. Jika over dosis, bbat ini dapat berakibat kematian bagi penggunanya. Bagi

penderita asma dilarang keras mengkonsumsinya. Obat ini juga memberikan efek

kecanduan.

2.1.7.3 Zat Adiktif

Zat Adiktif merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari bahan-

bahan alamiah baik semi sintetis maupun sintetis. Zat ini dipakai sebagai

pengganti morfin atau kokain yang bekerja mengganggu sistem syaraf pusat.

Contoh zat adiktif : lem, aceton, ether dan sebagainya.

Yang tergolong dalam jenis narkoba ini antara lain :

1. Alkohol / etanol

Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang

terikat pada atom karbon. Alkohol biasanya digunakan sebagai bahan dasar

pembuatan obat. Ia juga bisa berfungsi sebagai zat pengawet.

Universitas Sumatera Utara


24

Dalam dunia otomotif, alkohol / etanol digunakan sebagai bahan bakar

kendaraan, dimana Alkohol dapat digunakan sebagai antibeku pada radiator.

Alkohol mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing berupa karbon yang

menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang

beralkohol atau obat anaestetik yang dihisap.

2. Nikotin

Nikotin adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh tumbuh-

tumbuhan sejenis suku terung-terungan seperti tembakau dan tomat. Nikotin

merupakan salah satu racun saraf. Jenis zat ini biasanya digunakan untuk bahan

baku pembuatan insektisida.

Pada seorang perokok, proses kerja nikotin adalah masuk ke dalam paru

paru untuk selanjutnya diserap oleh aliran darah, dan dalam waktu kurang lebih 8

detik, zat ini akan sampai ke otak untuk selanjutnya merubah kerja otak. Proses

penyebaran racun ini berlangsung cepat dikarenakan bentuknya mirip dengan

acetylcholine yang normal terdapat di dalam otak.

3. Kafein

Kafein adalah zat adiktif yang bekerja untuk mempengaruhi sistem

metabolisme dan saraf pusat. Kafein digunakan sebagai pengurang rasa lelah serta

untuk mencegah / mengurangi rasa kantuk. Bagi para atlet, kafein biasanya dapat

meningkatkan daya tahan agar kuat dalam berlari. Namun zat ini adalah penyebab

asma dan makanan untuk penderita asam lambung yang harus di hindari.

4. Zat desainer

Merupakan zat yang dibuat secara ilegal. Zat ini sangat dilarang

pemerintah untuk dikonsumsi. Zat-zat ini sudah banyak beredar dengan nama

Universitas Sumatera Utara


25

speed ball, Peace pills, crystal, angel dust rocket fuel.

Adapun efek penggunaan zat ini hampir sama dengan efek yang

ditimbulkan oleh penggunaan narkoba jenis yang lainnya. Kebanyakan jenis jenis

narkoba yang beredar di pasaran internasional adalah berbentuk seperti sagu.

Serbuk putih, kuning, atau kecoklat-coklatan.

2.1.8 Efek Samping Narkoba

Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian,

pemakaian sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk

mengobati nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan “lebih

membaik” yang dikenal dengan eforia dengan mengurangi tekanan psikis. Efek

ini dapat mengakibatkan ketergantungan. tanda tanda fisik, dapat dilihat dari

tanda– tanda fisik si pengguna, seperti :

a. mata merah

b. mulut kering

c. bibir bewarna kecoklatan

d. perilakunya tidak wajar

e. bicaranya kacau

f. daya ingatannya menurun

Ada pun tanda – tanda dini anak yang telah menggunakan narkotika dapat dilihat

dari beberapa hal antara lain :

a. anak menjadi pemurung dan penyendiri

b. wajah anak pucat dan kuyu

c. terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak

d. matanya berair dan tangannya gemetar

Universitas Sumatera Utara


26

e. nafasnya tersengal dan susuh tidur

f. badannya lesu dan selalu gelisah

g. anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua

2.1.9 Bahaya Narkoba

2.1.9.1 Bahaya Narkoba Bagi Kesehatan

1. Merusak sistem pernapasan

Ada beberapa jenis narkoba yang penggunaannya dihisap seperti ganja dan

heroin. Penghisapan berarti melalui saluran pernapasan. Lewatnya zat-zat beracun

melalui saluran pernapasan dapat mengakibatkan kondisi gangguan pada sistem

pernapasan itu sendiri. Orang yang menggunakan narkoba jenis ini lebih mudah

atau beresiko tinggi terserang sesak napas, bronchitis, infeksi paru-paru dan

kanker paru-paru.

2. Perubahan fungsi otak

Mungkin di awal penggunaan narkoba, si pengguna merasa meningkat

fungsi otaknya; lebih kreatif, lebih mudah berpikir, dan lain-lain. Namun, ketika

sudah sampai pada tahap kecanduan yang tinggi, fungsi tersebut tidak akan

dirasakan lagi. Banyak penelitian yang menggunakan percobaan pada hewan akan

menunjukkan bahwa penggunaan narkoba pada akhirnya akan merusak fungsi

syaraf pusat, yaitu otak. Daya pikir akan menurun. Dan fokus tidak lagi pada

pekerjaan dan lingkungan, tetapi kepada bagaimana cara mendapatkan narkoba.

3. Merusak sistem peredaran darah

Paru-paru dan jantung bekerja saling berhubungan. Ketika zat-zat kimia

beracun memasuki paru-paru, maka zat-zat beracun tersebut akan masuk ke

jantung dan peredaran darah secara keseluruhan. Dan karena darah beredar ke

Universitas Sumatera Utara


27

seluruh tubuh, maka akan menyebar pula zat-zat beracun yang dibawanya ke

seluruh tubuh. Sistem peredaran darah menjadi rusak dan mudah terserang

berbagai penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah. Yang paling

pertama dapat terlihat dari pengguna narkoba yang rusak sistem peredaran

darahnya adalah mata yang memerah akibat melebarnya pembuluh darah mata.

4. Gangguan sistem reproduksi

Penggunaan narkoba yang terus menerus mengakibatkan gangguan sistem

hormon, terutama hormon yang berkaitan dengan reproduksi. Akibatnya, terjadi

penurunan fungsi seksual pada wanita maupun pria yang menggunakan

narkoba. Narkoba dapat menjadi salah satu penyebab kemandulan.

5. Gangguan pada sistem syaraf pusat /otak

Ketika zat-zat narkoba sudah memasuki sistem pembuluh darah, hanya

dalam hitungan menit, senyawa kimia beracun dan berbahaya dibawa menuju otak

dan organ lainnya. Di otak, yang merupakan sistem syaraf pusat, senyawa

narkoba/THC melepaskan doplamin dan menyebabkan pengguna merasa tenang

atau”fly”.

Doplamin yang dikeuarkan sangat banyak sehingga pada tahapan lanjut

atau pecandu akan menyebabkan pengguna tidak dapat mencerna informasi secara

benar, maupun mengingat sesuatu. Akibatnya, halusinasi terus menurus sampai

kehilangan kesadaran. Alih-alih akan menambah kreatifitas dan meningkatkan

fungsi kerja otak, narkoba menyebabkan kerusakan pada otak.

6. Gangguan pada kulit

Gangguan pada kulit biasanya terjadi pada pengguna narkoba dengan

jarum suntik. Suntikan yang terus menerus di daerah yang sama mengakibatkan

Universitas Sumatera Utara


28

infeksi kulit. Kulit pengguna narkoba jenis ini terlihat lebam atau kebiruan di

daerah bekas suntikan terjadi.

7. Gangguan pada hati

Dalam sistem pencernaan organ hati berfungsi menawarkan racun. Segala

jenis racun akan masuk ke dalam hati, terutama narkoba yang dikonsumsi melalui

mulut dan pernapasan. Karena banyaknya racun yang masuk, hati bekerja

berlebihan sehingga mengalami gangguan fungsi hati. Gejala awal / ciri-ciri

gangguan hati pengguna narkoba adalah perasaan tersengat di mulut dan

tenggorokan.

8. Merusak sistem kekebalan tubuh

Dengan masuknya berbagai jenis kimia sangat berbahaya ke dalam tubuh

dan buruknya berbagai organ tubuh, otomatis pengguna narkoba mengalami

kerusakan / penurunan sistem kekebalan / imun tubuhnya. Pengguna narkoba akan

mudah sekali terserang penyakit. Apalagi ditambah pecandu narkoba yang sudah

level tinggi tidak lagi memperhatikan hal lain selain cara mendapatkan narkoba

kembali.

2.1.9.2 Bahaya Narkoba Bagi Pelajar/Mahasiswa

Remaja menurut istilah Bangsa Indonesia, berarti generasi muda yang

berusia antara 11 sampai 24 tahun. Sebagian besar dari remaja adalah para

pelajar/mahasiswa. Keterlibatan pelajar dengan narkoba biasanya karena gaya

hidup dan ingin dianggap hebat oleh sesama pelajar/mahasiswa. Dengan

demikian, narkoba menjadi sesuatu yang biasa dan lumrah di kalangan

pelajar/mahasiswa. Berikut adalah bahaya penyalahgunaan narkoba bagi

pelajar/mahasiswa :

Universitas Sumatera Utara


29

1. Perubahan dalam sikap dan kepribadian.

Zat-zat kimia dalam narkoba membuat pecandunya berubah sikap

menjadi tidak percaya diri, mudah tersinggung, dan banyak sikap buruk lain.

2. Pelajar/mahasiswa menurun tingkat kedisiplinannya.

Hal ini terjadi biasanya karena pecandu sudah tidak konsentrasi lagi

dengan pelajaran sekolah. Akhirnya mereka menjadi sering bolos dan nilai-nilai

pelajaran yang semakin menurun.

3. Sering menguap, mengantuk dan malas.

Apabila pelajar/mahasiswa yang menjadi pecandu narkoba tetap bisa

memaksakan dirinya sekolah, mereka akan menjadi pelajar yang malas dan suka

mengantuk. Pengaruh zat-zat kimia beracun telah bekerja efektif pada diri pelajar.

4. Pelajar/mahasiswa tidak peduli dengan lingkungan dan dirinya.

Pelajar menjadi apatis terhadap lingkungannya karena fokus pada narkoba.

Bahkan, mereka tidak lagi memperhatikan keadaan dirinya.

5. Suka mencuri dan tindakan kriminal lainnya.

Pelajar/mahasiswa umumnya, adalah anak yang masih tergantung kepada

orangtua dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya. Apabila kebutuhan akan

narkoba semakin meningkat, maka uang saku yang diberikan orang tua tidak lagi

cukup. Mereka mulai berpikir mendapatkan uang lebih untuk mebeli narkoba dari

mencuri dan tindakan kriminal lainnya. Yang paling buruk, mereka berusaha

menjual narkoba kepada teman lain untuk ditukar dengan narkoba dalam jumlah

tertentu.

Universitas Sumatera Utara


30

6. Rusaknya pelajar/mahasiswa, rusaknya generasi muda, rusaknya bangsa.

Sudah cukup jelas, karena pelajar adalah bagian dari generasi muda yang

akan meneruskan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang.

2.1.9.3 Bahaya Narkoba Bagi Kejiwaan

Selain berbahaya bagi kesehatan, narkoba berbahaya bagi kejiwaan/

psikis/ psikologis / mental. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan narkoba yang

terus menerus mengakibatkan kerusakan sistem syarat pusat, yaitu otak. Beberapa

akibat narkoba bagi kejiwaan, antara lain:

1. Kerja menjadi lamban dan ceroboh serta tegang dan gelisah

Meskipun pada awalnya, pengguna narkoba merasakan peningkatan energi

dan kreativitas, pengguna narkoba yang sudah kecanduan akan rusak otaknya

sedikit demi sedikit. Akibatnya daya kerja dan kreativitas berkurang, ingatan juga

menurun. Pada pengguna yang masih terus bekerja, pekerjaannya menjadi lamban

dan sering salah (ceroboh).

2. Hilang percaya diri, penghayal, apatis dan penuh curiga dengan

lingkungannya

Ini terutama terjadi pada penggunaan narkoba yang mengakibatkan

halusinasi. Mereka tidak dapat lagi membedakan mana yang nyata dan tidak

nyata. Akibatnya, dalam lingkungan sosial mereka apatis dan mudah curiga.

3. Paranoid

Merupakan lanjutan dari akibat narkoba yang menimbukan halusinasi.

Halusinasi, terutama yang menakutkan membuat pengguna sering berteriak

histeris dan takut pada siapapun dan apapun.

Universitas Sumatera Utara


31

4. Sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, dan tertekan

Pecandu narkoba, yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana

mendapatkan narkoba kembali. Sehingga mereka akan sulit berkonsentrasi dalam

pekerjaan tertentu. Apalagi kalau kebutuhan tubuh akan narkoba meningkat,

perasaan tertekan semakin terasa. Ditambah dengan daya halusinasi mereka

menjadi cepat tersinggung.

5. Merasa tidak aman

Pengguna narkoba yang berhalusinasi semakin membawa kepada situasi

yang sulit. Halusinasi mengakibatkan paranoid. Paranoid mengakibatkan perasaan

tidak aman terhadap situasi sekelilingnya. Selanjutnya, tindakan mereka dapat

menjadi tidak terkendali dan brutal, karena menganggap semua yang di

sekelilingnya adalah musuh. Akibat paling buruk dari perasaan tidak aman adalah

bunuh diri.

2.1.10 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Fakta memang sudah mengatakan bahwa banyak orang pada zaman ini

sudah terlibat kasus narkoba. Tentu ada beberapa faktor yang menyebabkan ini

terjadi, seperti berikut ini :

1. Faktor Pribadi :

Ada beberapa faktor pribadi yang bisa menyebabkan remaja terlibat

penyalahgunaan narkoba, dan berikut faktor pribadi itu sendiri :

a. Mental yang lemah, ini menyebabkan remaja mudah goyah dan mudah

terpengaruh ajakan keburukan. Mental yang lemah ini bisa berbentuk seperti

selalu merasa sendiri dan terasingkan, tidak memiliki tanggung jawab, kurang

mampu bergaul dengan baik, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


32

b. Strees dan depresi, untuk kejenuhan hati, seseorang melakukan segala macam

cara melalui jalan pintas, bahkan terkadang cara itu tidak menjadi solusi tetapi

malah memperparah keadaan.

c. Ingin tahu dan coba-coba, ini juga salah satunya, remaja iseng-iseng untuk

mencoba dan akhirnya kecanduan

d. Mencari sensasi dan tantangan, ada juga seseorang yang ingin mencari sensasi

dan tantangan dengan menjadi pengedar.

2. Faktor Keluarga :

Penyebab penyalagunaan narkoba juga bisa terjadi karena keluarga,

mungkin point-point berikut akan menjelaskan mengapa seseorang terlibat

narkoba karena faktor keluarga :

a. Broken home, orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi perceraian

dapa menimbulkan anak mendapatkan tekanan batin, sehingga sering kali anak

menghilangkan tekanan tersebut dengan mencoba narkoba,

b. Kurangnya perhatian orang tua pada anak, ini juga salah satu penyebab dari

faktor keluarga, orang tua terlalu sibuk bekerja atau bahkan kurang peduli dengan

pendidikan dan morla anak.

c. Terlalu memanjakan anak, memanjakan anak juga bisa menjadi masalah,

khususnya penyalahgunaan narkoba.

d. Pendidikan keras terhadap anak, mendidik anak dengan otoritas penuh akan

menyebabkan mental anak terganggu, bisa jadi ia akan memberontak dan

melakukan tindakan diluar perkiraan.

e. Kurangnya komunikasi dan keterbukaan, orang tua harus mengerti segala

sesuatu tentang anak, jika komunikasi tidak berjalan baik, maka tidak akan ada

Universitas Sumatera Utara


33

keterbukaan antara orang tua dan anak, bukan hanya anak tetapi ini juga bisa

terjadi pada kepala keluarga

3. Faktor Sosial :

Lingkungan dan pergaulan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian

dan moral seseorang, baik buruknya juga bisa terlihat bagaimana lingkurang dan

pergaulan seseorang. Berikut ini beberapa faktor sosial yang menyebabkan remaja

terlibat penyalahgunaan narkoba:

a.Salah bergaul, jika remaja memiliki teman yang buruk, maka ia akan terjerat

dalam jaring-jaring keburukan mereka, bahkan untuk masalah naroba.

b.Ikut-ikutan, begitu juga jika memiliki teman pengedar atau mengguna narkoba,

penyakit seperti ini akan bisa menular.

4. Faktor Kelompok atau Organinasi Tertentu :

Kelompok atau organisasi pengeder narkoba juga menjadi faktor

penyebab, di mana mereka akan mencari target untuk mengedarkan narkoba,

bahkan membujuk seseorang untuk menggunakan narkoba. Jika sudah kecanduan,

maka mau tidak mau orang itu akan mengkonsumsi narkoba :

a. Adanya teman yang mengedarkan narkoba, ini sebenarnya masih terkait dengan

faktor penyebab dari segi sosial. Untuk itu perlu berhati-hai dalam mencari teman,

pastikan teman adalah orang yang benar-benar baik.

b. Iming-iming, iming-iming akan banyaknya keuntungan uang yang didapat

dengan mengedarkan narkoba bisa menjadikan seseorang gelap mata.

c. Paksaan dan dijebak teman, ada juga kasus seseorang terlibat narkoba karena

dijebak oleh temannya, ini juga menjadi salah sat faktor penyebab.

Universitas Sumatera Utara


34

5. Faktor Ekonomi :

Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau

sebagainya, ini akan menjadi faktor yang bisa menyebabkan seseorang

mengedarkan narkoba atau tindakan kriminal lainnya. Orang-orang yang

menempati posisi seperti ini akan sangat mudah gelap mata, memaksanya untuk

melakukan tindakan di luar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah

mengedarkan narkoba.

2.1.11 Undang Undang

2.1.11.1 Sanksi Hukum Bagi Penyalahguna Narkoba

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan

narkoba adalah sebagai berikut :

Pasal 111 UU RI No. 35 Tahun 2009 [bagi tersangka kedapatan memiliki

narkotika dalam bentuk tanaman]

Pasal 111:

(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara,

memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam

bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun

dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit

Rp.800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak

Rp.8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,

menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau

melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur

Universitas Sumatera Utara


35

hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua

puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditambah 1/3 (sepertiga).

Pasal 112 UU RI No. 35 Tahun 2009 [bagi tersangka kedapatan memiliki

narkotika dalam bentuk bukan tanaman]

Pasal 112:

1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,

menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana

dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua

belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus

juta rupiah) dan paling banyak Rp.8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan

Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur

hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua

puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditambah 1/3 (sepertiga).

Pasal 114 UU RI No. 35 Tahun 2009 [bagi tersangka kedapatan mengedarkan

narkotika]

Pasal 114

(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk

dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,

atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara

seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama

Universitas Sumatera Utara


36

20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi

perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika

Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman

beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau

dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan

pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6

(enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).

Pasal 127 UU RI No. 35 Tahun 2009 [bagi tersangka yang merupakan korban

penyalahguna narkotika, bisa direhab]

Pasal 127

(1) Setiap Penyalah Guna:

a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 4 (empat) tahun;

b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 2 (dua) tahun; dan

c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 1 (satu) tahun.

(2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib

memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, dan

Pasal 103.

Universitas Sumatera Utara


37

(3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan Narkotika, Penyalah

Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

2.1.11.2 Peran serta masyarakat

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, masyarakat bisa

berpartisipasi dalam Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba:

PASAL 104

Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan

serta dalam membantu upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

dan peredaran gelap narkotika dan Prekursor Narkotika.

PASAL 105

Masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

dan prekursor narkotika.

PASAL 109

Pemerintah memberikan penghargaan kepada Penegak Hukum dan

Masyarakat yang telah berjasa dalam upaya pencegahan, pembarantasan,

penyalahguaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika

2.2 Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad Anhari (2012)

tentang “Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja”

(studi tentang partisipasi Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo) . Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan Badan Narkotika

Universitas Sumatera Utara


38

Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba

dikalangan remaja dilakukan dengan program dan kegiatan-kegiatan yang

diperlukan, karena mencegah merupakan langkah awal yang penting. Sosialisasi

tentang bahaya narkoba, kampanye anti narkoba pada pemuda dan pelajar di

Sukoharjo dan berbagai elemen masyarakat termasuk wilayah-wilayah rentan

menjadi langkah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat untuk menjahui

narkoba.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anggiat Marpaung (2008) tentang

“Upaya Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU)

Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba” . Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa upaya PIMANSU dalam pencegahan penyaahgunaan narkoba bahwa

pihaknya secara dengan sendirinya mengambil tindakan pertama untuk memulai

upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba, bukan melalui ajakan atau undangan

pihak lain. Setiap kegiatan yang dibuat PIMANSU bersama mitra kerja, baik

seminar, kampanye, memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat yang

mengikutinya atau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

2.3 Kerangka Pemikiran

Persoalan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat sekarang ini sudah

sangat memprihatinkan. Masyarakat Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada

keadaaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara ilegal

bermacam-macam jenis narkoba. Kekhawatiran ini semakin dipertajam akibat

maraknya peredaran gelap narkoba yang telah merebak di segala lapisan

masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat

berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada saat mendatang.

Universitas Sumatera Utara


39

Berdasarkan hasil penelitian BNN bersama dengan Puslitkes UI tahun

2014, estimasi pengguna narkotika di Indonesia telah mencapai angka 4 juta jiwa.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui pula bahwa sebanyak 27,32 persen

pengguna narkotika berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Fakta tersebut harus mendapat perhatian khusus dan serius dari berbagai

pihak terkait, baik masyarakat maupun aparat berwajib, karena penyalahgunaan

narkoba itu selain melanggar hukum juga dapat merusak moral generasi bangsa.

Dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba tersebut tidak cukup hanya dengan

menggunakan pendekatan penegakan hukum, tetapi juga harus disertai dengan

upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Penyalahgunaan narkoba dapat menjadi induk kejahatan yang dalam sepanjang

sejarah di semua kawasan telah banyak menimbulkan bencana bagi manusia.

Peredaran narkotika di lingkugan pendidikan atau kampus memang

layaknya sebuah gunung es. Masih banyak kasus di luar sana yang serupa atau

bahkan lebih memprihatinkan, hanya saja tidak terekspos oleh dunia luar. Sudah

menjadi rahasia umum dikalangan mahasiswa jika ada beberapa teman mereka

yang menjadi pengguna. Namun, kurangnya kepedulian terhadap teman atau

apatis, serta takut untuk melaporkan membuat mereka tidak mau bersuara.

Padahal itu sangat membahayakan baik untuk dirinya sendiri atau pun

mereka yang sudah menjadi pengguna. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang

awalnya menjadi penggunapun bisa berubah menjadi pengedar atau bahkan

bandar. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya kebutuhan dan

ketidaksanggupan membeli barang haram tersebut. Sedangkan bagi mereka yang

tidak menggunakan akan terhasut dan mencoba seperti apa yang dilakukan teman.

Universitas Sumatera Utara


40

Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir

Kasus Penyalahgunaan Narkoba


di Lingkungan Kampus

Upaya-upaya pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara

2.4 Defenisi Konsep

Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah merupakan

proses dan upaya penegasan makna konsep didalam suatu penelitian. Perumusan

defenisi konsep juga memiliki pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang

dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011:136).

Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang

digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan dalam penelitian

sebagai berikut :

1. Upaya adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Pencegahan adalah upaya untuk membantu individu menghindari

Universitas Sumatera Utara


41

memulai atau mencoba menyalahgunakan narkotika dan psikotropika, dengan

menjalani cara dan gaya hidup sehat, serta mengubah kondisi kehidupan yang

membuat individu mudah terjangkit penyalahgunaan narkoba.

2. Pemberantasan tindak pidana narkotika merupakan usaha-usaha yang dilakukan

penegak hukum dalam pemberantasan tindak pidana penyalahgunaan narkotika,

serta konsekuensi yuridis terhadap pelanggran Undang-undang Nomor 35 tahun

2009 tentang Narkotika.

3. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan obat atau zat kimia dari jenis

apapun tanpa adanya indikasi maupun tujuan medis yang penggunaannya

melebihi dosis yang telah ditentukan dan dapat menimbulkan ketidaksadaran.

4. Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan atau

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang

ditetapkan sebagai tindak pidana Narkotika dan Prekursos Narkotika.

5. Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lain.

ketiganya disebut juga dengan istilah Napza. Makna keduanya sama. Hanya

penyebutannya saja berbeda.Istilah Narkoba biasanya digunakan oleh Institusi

penegak hukum, seperti, polisi, BNN jaksa dan hakim, Sedangkan istilah napza

biasanya digunakan oleh para praktisi kesehatan dan juga rehabilitasi. Namun,

ketiganya tetap merujuk pada 3 jenis zat yang sama. Narkoba dikonsumsi dengan

cara bermacam macam. Beberapa jenis narkoba dikonsumsi dengan cara dihisap,

ada yang disuntikkan, serta diminum seperti pil. Meskipun cara memakainya

berbeda, efeknya tetap sama, obat obatan terlarang membuat kecanduan atau

ketergantungan serta merusak fungsi saraf, otak dan tubuh.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang diteliti, termasuk

didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu

berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung

(Siagian,2011:52)

Dengan metode deskriptif, peneliti akan membuat gambaran dan

mendeskripsikan upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Jl. Dr. A. Sofyan Nomor 1, Padang Bulan, Medan,

Sumatera Utara. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di kampus ini

karena adanya berita mengenai peredaran narkoba di lingkungan Universitas

Sumatera Utara cukup tinggi namun dilakukan secara terselubung.

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung. Pada penelitian

ini, penulis tidak menggunakan populasi dan sampel tapi menggunakan subjek

42

Universitas Sumatera Utara


43

penelitian yang tercermin dalam fokus penelitian. Subjek penelitian ini menjadi

informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama

proses penelitian (Suyanto, dan Sutimah, 2008:17). Informan penelitian ini

meliputi tiga jenis informan, yaitu :

1. Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial dengan memberikan dampak terhadap permasalahan tersebut. Informan

utama dalam penelitian ini adalah Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara yang memiliki pengetahuan tentang narkoba.

2. Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok

yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah

Dosen mata kuliah penyalahgunaan zat dan penanggulangannya (Mata Kuliah

Napza) dan Staff Ahli Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara .

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber

data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek dan fenomena yang berkaitan

dengan penelitian.

b. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

Universitas Sumatera Utara


44

c. Dokumentasi, adalah mempelajari dokumen yang relevan dimana dokumen bisa

berasal dari informan utama maupun informan kunci

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui :

a. Studi kepustakaan, yaitu proses memperoleh data atau informasi yang

menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal dan karya

tulis lainnya.

b. Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melaui kegiatan

penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti (Siagian,2011:206)

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisi data yang digunakan adalah teknik

kualitatif dengan format deskriptif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai

dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber data yang dikumpul,

mempelajari data, menelaah, menyusun dalam satu satuan, kemudian

dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan serta

mendefenisikan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat

kesimpulan penelitian.. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah

sebagai sumber data. Kualitas hasil penelitian dari tipe penelitian kualitatif secara

langsung tergantung pada kemampuan dan kepekaan dari informasi-informasi

yang didapat oleh peneliti. Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian

ini akan dianalisis secara kualitatif, kutipan hasil wawancara analisis yang

disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil

penelitian tersebut.

Universitas Sumatera Utara


45

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU

Universitas Sumatera Utara adalah salah satu dari sekian banyak

universitas negeri yang berada di Kota Medan dan berlamat di jalan Doktor T.

Mansyur No.9, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara terdiri dari beberapa fakultas yaitu Fakultas

Kedokteran, Fakultas Ekonomi, Fakultas Farmasi, Fakultas Hukum, Fakultas ilmu

Budaya, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan,

Fakultas Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Psikologi,

Fakultas Teknik, Fakults Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu

Komputer dan Tekonologi Informasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan

Fakultas Pascasarjana.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sendiri beralamat di Jalan Dr. A.

Sofian No.1A Kampus USU Medan tepatnya berada di daerah wilayah kampus

USU dan dikelilingi oleh Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Fakultas

Hukum. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP

USU) berdir sejak tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 1982 dan menjadi fakultas yang ke-9 (kesembilan) di

lingkungan Universitas Sumatera Utara. FISIP USU merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam aktivitas mencerdaskan kehidupan bangsa, menguatkan

suasana demokrasi, dan kesejahteraan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


46

Keberadaan FISIP USU di Provinsi Sumatera Utara memberikan

sumbangan pemikiran bagi kemajuan daerah yang dikenal sangat multikultural.

Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tugas utama, FISIP USU telah

melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat

khususnya kepada masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dan provinsi

tetangganya. Meskipun tidak sedikit layanan pendidikan yang diberikan FISIP

USU dirasakan oleh putra-putri terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia.

Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi ciri khas FISIP USU dalam

merancang program dan produk berupa hasil penelitian yang dipublikasikan,

model pembelajaran yang diterapkan, dan pengabdian masyarakat yang

diadaptasikan. FISIP USU menyebutnya sebagai Tri Dharma untuk Negeri yang

memberikan kontribusi pemantapan demokrasi dan kesejahteraan rakyat.

Prioritas utama dari kegiatan Tri Dharma yang dilakukan FISIP USU sejak

1980 telah mengalami berbagai perkembangan terutama terkait program studi dan

sumber daya manusia (SDM) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bermula

dari Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara, setahun kemudian diubah menjadi Jurusan Pengetahuan Masyarakat,

kemudian Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu

Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan

gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera

Utara.

Pada awalnya (1980/1981), FISIP-USU hanya membuka dua jurusan,

yaitu: 1) Jurusan Ilmu Administrasi Negara; dan 2) Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pembukaan dua jurusan ini tentunya didasarkan pada pertimbangan kedua jurusan

Universitas Sumatera Utara


47

tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pembangunan daerah, dan

ketersediaan staf pengajar (dosen). Tahun Ajaran 1983/1984, FISIP USU

membuka dua jurusan baru yaitu 1) Jurusan Sosiologi; dan 2) Jurusan

Kesejahteraan Sosial; serta menerima perpindahan Jurusan Antropologi dari

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Saat ini Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik memiliki tiga belas program studi yaitu:

Program Diploma

 Perpajakan

Program Sajana

 Ilmu Administrasi Negara

 Ilmu Komunikasi

 Ilmu Kesejahteraan Sosial

 Sosiologi

 Antropologi

 Ilmu Politik

 Ilmu Administrasi Bisnis

Program Magister

 Studi Pembangunan

 Ilmu Komunikasi

 Sosiologi

 IlmuPolitik

Program Doktoral

 Studi Pembangunan

Universitas Sumatera Utara


48

4.2 Visi dan Misi FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi

Sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat Indonesia,

khususnya yang terkait dengan otonomi daerah, demokratisasi, globalisasi dan

lain sebagainya, FISIP-USU telah memiliki kontribusi dalam kegiatan penelitian,

publikasi, dan pengabdian masyarakat yang aplikatif. Oleh karena itu, agar

program studi lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama

kurun waktu 2016–2021 dan untuk mensinergikan dengan program kerja

Universitas Sumatera Utara, maka ditetapkan VISI FISIP USU 2016-2021

“Menjadi Fakultas yang Memiliki Keunggulan Akademik dan Mampu Bersaing

dalam Pengembangan Ilmu dan Riset Terapan Kebijakan Publik Bidang Sosial

dan Politik Pada Tataran Global Tahun 2021”. Visi FISIP USU diharapkan dapat

menjadi motivasi yang tinggi bagi seluruh civitas akademika untuk secara

bersama-sama membangun FISIP khususnya dan USU pada umumnya melalui

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan

Pengabdian pada Masyarakat sehingga FISIP USU menjadi fakultas yang unggul

di bidang pendidikan dan riset terapan kebijakan publik bidang sosial dan politik.

Melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut diharapkan FISIP USU

tidak hanya unggul dalam bidang pendidikan dan riset sosial politik, tetapi juga

berkontribusi bagi pembangunan masyarakat yang berkualitas dan berkarakter.

Universitas Sumatera Utara


49

Misi

Untuk mencapai Visi FISIP USU, maka disusunlah misi yaitu kegiatan

yang harus dilaksanakan organisasi. Melalui misi yang jelas, diharapkan seluruh

anggota organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan mengenal organisasi dan

mengetahui peran serta dan hasil-hasil yang akan diperoleh organisasi di masa

yang akan datang.

Kompetisi yang semakin ketat menuntut FISIP USU untuk segera dan

bergerak lebih cepat membenahi institusi sekaligus membangun jejaring

(network) dengan lingkungan eksternal. Untuk dapat mengakselerasi pencapaian

visi sebagaimana telah disebut di atas, maka FISIP USU menetapkan misi sebagai

berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di bidang ilmu sosial dan

ilmu politik dengan mengandalkan kompetisi dosen sesuai materi yang

relevan dan mutakhir, kompetitif dan bermoral

2. Menjadikan lulusan yang mampu berperan sebagai pelaku perubahan

dalam kehidupan sosial dan politik di masyarakat

3. Mengembangkan riset terapan dan publikasi untuk memperkaya ilmu

pengetahuan yang berguna bagi masyarakat

4. Meningkatkan kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka

kepedulian sosial sivitas akademika terhadap masyarakat.

5. Membagun jaringan kerjasama dalam rangka meningkatkan daya saing

dengan instansi pemerintah, pihak swasta dan Non Government

Organisation (NGO)

Universitas Sumatera Utara


50

4.3 Struktur Kepemimpinan FISIP USU

Dekan : Dr. Muryanto Amin, M.Si

Wakil Dekan I : Husni Thamrin, S.Sos, M.SP

Wakil Dekan II : Muhammad Arifin Nasution, M.SP

Wakil Dekan III : Hendra Harahap, M.Si, Ph.D

4.4 Gambaran Sosial Budaya FISIP USU

Mahasiswa FISIP USU tidak hanya berasal dari Kota Medan atau Provinsi

Sumatera Utara itu sendiri tetapi mahasiswa FISIP USU terdiri dari berbagai

daerah seperti Aceh, Riau, Sumatera Barat bahkan luar pulau seperti Kalimantan,

Jawa, Papua, dan lainnya. Banyaknya mahasiswa perantauan yang menuntut ilmu

di fakultas ini menyebabkan pola interaksi sosial mahasiswa FISIP USU sangat

beragam dan saling berbaur antar satu budaya dengan budaya lainnya.

Beberapa fasilitas yang mendukung seperti kantin, pendopo, ataupun

masjid menjadi sebuah sarana berinteraksi antar sesama mahasiswa yang berbeda

asal dan latarbelakang. Kantin yang setiap sat penuh sesak oleh mahasiswa yang

membeli makanan dan minuman atau sekedar duduk bersantai menjadi salah satu

tempat yang pas untuk mahaiswa saling berinteraksi saling mengobrol santai

sampai diskusi seputar masalah perkuliahan. Masjid kampus di lingkungan FISIP

USU yang sekarang telah direnovasi menjadi lebih besar untuk menampung

mahasiswa lebih banyak. Kini koridor mesjid semakin banyak mahasiswa yang

duduk setelah selesai menjalankan ibadah di dalam mesjid. Pendopo kampus yang

baru saja dibangun juga merupakan tempat yang diminati mahasiswa kampus

untuk saling duduk lesehan untuk mengobrol sesama teman atau mengerjakan

Universitas Sumatera Utara


51

tugas kampus. Hal yang tak kalah penting adalah adanya fasilitas untuk

mengakses internet gratis melalui free wifi yang disedikan kampus. Dengan

segala fasilitas yang ada di kampus FISIP USU membuat mahasiswa FISIP USU

menjadi akrab dan dekat dengan penggunaan internet.

4.5 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU

Tujuan:

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung dibawah Universitas

Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagi berikut:

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan,

mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan

tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai

dengan falsafah.

b.Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan

memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.

Tugas:

Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut

diatas dengan berpedoman pada:

1. Tujuan pendidikan nasional

2. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan

3. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa

pribadi.

Universitas Sumatera Utara


52

Fungsi :

1. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran.

2. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya

ilmu pengetahuan sosial.

3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat.

4. melaksanakan kegiatan pelaksanan administratif.

Universitas Sumatera Utara


53

BAB V

ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini membahas mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian

yang dilakukan di lapangan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan

informan. Peneliti berhasil mengumpulkan berbagai data informasi mengenai

upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan wawancara dengan informan dalam proses penelitian. Informan

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Informan utama, yaitu : David Matondang, Jeko Tarigan, Fazil, Natalia

Hutapea, Nicholas Siagian dan Ayu Windari.

b. Informan kunci, yaitu : Pak Hatta Ridho, Bu Mastauli Siregar dan Bang Ria

Lesmana.

2. Melakukan pengamatan atau observasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

3. Mengumpulkan dokumentasi berupa gambar di lokasi penelitian.

5.2 Hasil Temuan

5.2.1 Informan Utama I

1. Nama : David Matondang

2. Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU

Universitas Sumatera Utara


54

Peneliti melakukan wawancara dengan David Matondang di ruangan

gedung E FISIP USU setelah dia selesai mengikuti mata kuliah Penyalahgunaan

Zat dan Penanggulanngannya (NAPZA) pada sore hari itu. Penulis mengajukan

pertanyaan kepada subjek penelitian tentang apakah dia mengetahui adanya

Satuan Tugas (SATGAS) Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) FISIP USU, berikut penjelasan David.

“ Saya mengetahui adanya SATGAS P4GN FISIP USU. Saya pernah


mengikuti seminar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Sebelum
adanya seminar mereka juga mengadakan perlombaan membuat poster
dan video layanan masyarakat bertema bahaya penyalahgunaan narkoba
peserta lombanya tidak hanya dari mahasiswa kampus USU.”

Peneliti kemudian menanyakan tentang bagaimana pendapatnya dengan

fenomena kasus penyalahgunaan narkoba saat ini, berikut pernyataan David.

“Pendapat saya tentang fenomena kasus penyalahgunaan narkoba di


kalangan mahasiswa pada umumnya itu mungkin kurangnya sosialisasi
kepada mahasiswa tentang bahaya-bahaya narkoba dan dampak dari
penggunaannya itu. Mungkin diperlukan langkah lebih lanjut supaya
mahasiswa-mahasiswa tersebut diberikan pengetahuan lebih lanjut lagi
supaya mereka tidak menyalahgunakan narkoba, artinya perlu adanya
arahan kepada mahasiswa.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi kepada David bagaimana tindakan

yang ia lakukan apabila ada teman yang menjadi pengguna narkoba, David

langsung menjawab:

“Mungkin langkah yang terbaik apabila mengetahui adanya teman yang


pengguna narkoba memberikan saran kepadanya untuk mengikuti
rehabilitasi.”

Universitas Sumatera Utara


55

Peneliti juga bertanya bagaimana perilaku mahasiswa pengguna narkoba

menurut pendapatnya, berikut penjelasan pendapat David:

“Menurut pendapat saya perilaku mahasiswa pengguna narkoba biasanya


agak susah dikontrol, penampilannya kurang rapi, bahkan mereka tidak
tahu ketika mereka berbicara kasar, seperti orang yang tidak sadr dari
mata agak-agak merah atau mereka sering mengantuk di dalam kelas saat
jam kuliah.”

“Narkoba juga membuat prestasi mereka menurun, kalau mereka


mengkonsumsi narkoba secara terus menerus daya tahan tubuh mereka
menurun, daya ingatan juga semakin menurun, sehingga gampang sakit
dan gampang lupa.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi tentang apa faktor penyebab

penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa, berikut penjelasan menurut pendapat

David:

“Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba bagi mahasiswa mungkin


pergaulan yang salah dan ketidaktahuan mereka dengan bahaya
narkoba. Sementara dari faktor lainnya misalkan di dalam keluarganya
brokenhome. Atau adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT
sehingga pelarian diri dimana mereka mencari kenyamanan sementara
itulah yang didapati menggunakan narkoba, karena bisa membuat
nyaman dan tenang tapi hanya bersifat sementara dan kebanyakan
narkoba ini ada sifat halusinasinya seolah-olah mereka senang padahal
itu adalah efek pemakaian narkoba tersebut.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi tentang apa akibat penyalahgunan

narkoba bagi mahasiswa,berikut pernyataan David:

“Akibat penyalahgunaan narkoba bagi mahasiswa itu sendiri ya


prestasinya menurun, malas kuliah, tidak fokus mengikuti kuliah dan

Universitas Sumatera Utara


56

kerjanya hanya tidur saat proses kuliah berlangsung, menurunkan


kinerjanya dalam menjalankan aktivitaslah.”

David juga mengatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan oleh

mahasiswa agar dirinya terhindar dari narkoba adalah dengan mengikuti hal-hal

yang positif saat ada waktu luang.

“ Menurut saya upaya yang dapat dilakukan mahasiswa agar terhindar


dari bahaya narkoba adalah mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif,
mengikuti organisasi di kampus yang bermanfaat bagi pengembagan
kreatifitas pada dirinya, jangan sampai terjerumus kedalam pergaulan
yang salah. Jadi habiskanlah waktu luang dengan hal yang positif itu
adalah langkah yang baik.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi apa saran-saranya kepada pihak FISIP

untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dalam kampus, berikut pernyataan

David:

“Pencegahan yang dapat dilakukan oleh kampus kalau saran saya adalah
pengawasan yang lebih terhadap mahasiswanya yang mungkin jarang
hadir di kampus, tanyakan sebab akibatnya kenapa, ataupun kalau ada
mahasiswanya yang berkeliaran saat malam hari di kampus itu perlu
ditindak lanjuti. Himbauan dan sosialisasi tentang bahaya narkoba perlu
dilakukan kepada mahasiswa yang baru agar tidak terlibat dalam
pergaulan yang salah.”

5.2.2 Informan Utama II

1. Nama : Jeko Tarigan

2. Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik FISIP USU

Peneliti melakukan wawancara dengan Jeko Tarigan di ruangan Pendopo

FISIP USU setelah dia selesai mengikuti kuliah saat sore hari itu. Jeko terlihat

Universitas Sumatera Utara


57

duduk santai di pendopo FISIP USU saat itu. Peneliti membuka percakapan

dengan Jeko membahas mengenai masalah penyalahgunaan narkoba yang

dilakukan oleh mahasiswa secara terselung di dalam kampus. Peneliti kemudian

mengajukan pertanyaan kepada informan penelitian tentang apakah dia

mengetahui tentang adanya peredaran penyalahgunaan narkoba di lingkungan

FISIP USU.

“ Kalau sepengetahuanku kalau di lingkungan FISIP ya, seperti tahun


lalu di lantai 2 gedung E itu dulu pernah saya lihat orang mengkonsumsi
narkoba itu, sebelum ada gedung bangunan baru itu.”

Kemudian peneliti menanyakan saat kapan dirinya melihat hal itu.

“Dari pengamatan saya lihat sekali aja, kejadiannya itu saat malam hari.
Sekitar jam 9 ke jam 10 malam. Kan gelap kemarin itu diatas, jadi
disitulah mereka, mengkonsumsi itulah, sekalian juga ada minuman
kerasnya juga disitu.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi kepadanya apakah ada saat ini orang

yang memakai narkoba dia lihat di lingkungan FISIP.

“ Kalau sekarang tidak ada lagi saya melihat orang yang makai narkoba
di FISIP, tahun lalu yang ada.”

Peneliti kemudian menanyakan kepadanya apa tindakan yang dia lakukan

apabila melihat teman yang menjadi pengguna narkoba, berikut pernyataan Jeko:

“ Sebenarnya kalau kalau melihat teman yang menjadi pengguna narkoba


yang pertama dilakukan adalah menegur dia, kenapa mengkonsumsi
narkoba, kita hanya bisa menasehatinya, setelah dinasehati ya kembali
kepada dirinya. Kepada keluarganya juga kita kasih taulah, dia pakai

Universitas Sumatera Utara


58

narkoba kan gitu, biar pihak keluarganya yang kasih solusi kepada si
pemakai narkoba itulah.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi bagaimana pendapatnya mengenai

perilaku mahasiswa pengguna narkoba, berikut penyataan Jeko:

“ Perilaku pengguna narkoba pada mahasiswa dapat dilihat dari malas


masuk kuliah, sering menyendiri ketempat sepi kan gitu.”

Kemudian peneliti bertanya apa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba

pada mahasiswa.

“Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa itu karena


pergaulan dengan lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi apa akibat penyalahgunaan narkoba

bagi mahasiswa.

“Akibat penyalahgunaan narkoba bagi mahasiswa adalah merusak masa


depan, narkoba itu berbahaya bisa merusak pikiran dan apabila memakai
narkoba itu terlihat dari fisiknya juga dari gemuk bisa menjadi kurus
krempeng, pemikirannya rusak dan orangnya mudah bosan.”

Kemudian peneliti bertanya tentang upaya apa yang dapat dilakukan oleh

mahasiswa agar dapat terhindar dari narkoba.

“Upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa agar dirinya terhindar


dari narkoba yang pertama adalah sering mengikuti kegitan keagaaman
karena ketika kita mengikuti kegiatan keagaaman kita akan tau bahwa
narkoba itu buruk untuk masa depan. Kedua, kita memperbaki pergaulan,
bisa kita mengikuti pergaulan dengan orang yang jahat tapi jangan mau
terjerumus kedalam pergaulan itu, kalau diajak memakai narkoba itukan

Universitas Sumatera Utara


59

jangan mau.Ketiga, harus ada dari keluarga untuk menasehati mahasiswa


itu agar menjauhi narkoba.”

Peneliti kemudian menanyakan tentang kinerja Satgas P4GN FISIP USU

dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa.

“Satgas P4GN FISIP belum ada saya lihat kegiatannya, sepengetahuan


saya belum ada memberikan sosialisasi tentang bahaya narkoba.”

Peneliti kemudian menanyakan apakah ada himbauan larangan membawa

narkoba di FISIP.

“Himbauan tentang dilarang merokok dan menggunakan narkoba ada


saya lihat ditempel di sekitar FISIP tapi ya masih kurang.”

Kemudian Jeko juga berharap agar kampanye anti narkoba dan keamanan

kampus lebih ditingkatkan lagi.

“Sebaiknya narkoba itu dibasmi, perlu diadakan kampanye anti narkoba


dan keamanan pada malam hari perlu ditingkatkan lagi agar kejadian
seperti tahun yang lalu tidak terulang lagi.”

Peneliti kemudian menanyakan apakah ada mata kuliah yang topiknya

tentang penyalahgunaan NAPZA di jurusannya.

“Mata kuliah tentang NAPZA itu ada kami pelajari di semester II tapi
hanya sekilas saja.”

5.2.3 Informan Utama III

1. Nama : Teuku Fazil Muhammad

2. Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis

Universitas Sumatera Utara


60

Peneliti melakukan wawancara dengan Fazil di ruangan Pendopo FISIP

USU setelah membuat janji pertemuan dengannya sehari sebelumnya. Peneliti

kemudian langsung membuka percakapan dan mengajukan pertanyaan kepada

informan penelitian tentang apakah dia mengetahui tentang adanya peredaran

penyalahgunaan narkoba di lingkungan FISIP USU.

“Menurut pengamatan saya tentang penyalahgunaan narkoba di FISIP


USU belum terdengar mahasiswa terlibat dalam penyalahgunaan
narkoba. Tapi, dari pengamatan saya ada beberapa mahasiswa yang
terindikasi menggunakan narkoba, tapi masih dugaan saja.”

Peneliti juga bertanya kepada Fazil dimana saja lokasi penyalahgunaan

narkoba di FISIP. Dia hanya pernah mendengarkan kabar dari orang tempat

lokasi penyalahgunaan narkoba.

“Kalau sekarang sudah tidak ada lagi sama sekali. Kalau dulu saya
pernah dengar kabarnya tempat yang sering digunakan untuk memakai
narkoba itu di kamar mandi FISIP, tapi itu masih sekedar kabar burung
dan saya belum pernah sekalipun melihat langsung faktanya.”

Peneliti juga bertanya kepada informan bagaimana tindakannya apabila

melihat teman yang menjadi pengguna narkoba.

“Apabila ada teman saya yang menjadi korban narkoba tentu


melaporkannya untuk direhabilitasi, karena proses untuk pemulihan dari
korban penyalahgunaan narkoba ini turut melibatkan orang lain.”

Kemudian peneliti bertanya kepada beliau bagaimana perilaku mahasiswa

pengguna narkoba menurutnya. Beliau langsung menjawab:

“Orang-orang pengguna narkoba itu tidak bisa mengikuti pelajaran


secara efektif karena narkoba merusak otak.”

Universitas Sumatera Utara


61

Peneliti juga bertanya kepada informan tentang faktor yang menyebabkan

penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa berikut pernyataan beliau :

“ Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan seseorang terkena


narkoba. Bukan hanya karena keinginan dia, mungkin ada juga karena
lingkungan sekitarnya ditambah lagi masalah-masalah yang dia hadapi,
bisa itu masalah dalam keluarga, tapi dia tidak dapat tempat yang pas
untuk menyelesaikannya yaudah dia lari untuk terlepas dari masalah itu
dengan cara memakai narkoba.”

Kemudian peneliti bertanya kepada informan apa akibat penyalahgunaan

narkoba pada mahasiswa, beliau langsung menjawab:

“Narkoba ini bukan hanya merusak dirinya tapi juga dapat merusak
bangsa. Orang yang menggunakan narkoba nantinya memiliki sifat
ketergantungan sama narkoba. Ketika dia tergantung sama narkoba, dia
gak fokus lagi kepada pelajarannya, yang dia lakukan kekmana cara
mendapatkan narkoba dan narkoba itu bukan barang yang murah. Untuk
mendapatkannya kan butuh usaha-usaha, bahkan usaha yang melenceng
ditempuhnya seperti melakukan pencurian atau tindakan kriminal lainnya.
Akibat penyalahgunaan narkoba yang pasti negatif dalam prestasinya
dalam perkuliahan.”

Peneliti juga bertanya kepada subjek penelitian, apa upaya yang dapat

dilakukan oleh mahasiswa agar terhindar dari bahaya narkoba, menurut pendapat

Fazil.

“Mahasiswa harus tau tentang efek narkoba, kemudian dia tidak boleh
terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Kemudian keluarga harus bisa
menjadi tempat pertama untuk mahasiswa dalam mengatasi masalahnya.
Mahasiswa juga bisa menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif.

Universitas Sumatera Utara


62

Dengan melakukan kegiatan yang positif setidaknya bisa terhindar dari


pengaruh narkoba.”

Kemudian peneliti bertanya apakah ada mata kuliah yang dipelajari

tentang NAPZA, beliau langsung menjawab:

“Untuk khusus mata kuliah yang mempelajari tentang NAPZA belum


ada.”

Fazil berharap agar himbauan untuk tidak boleh merokok atau membawa

narkoba lebih diperbanyak. Kemudian gerakan untuk mengkampanyekan anti

narkoba lebih gencar lagi.

“Larangan yang dibuat tidak boleh merokok atau membawa narkoba


masih minim di lingkungan FISIP. Kita harus gencar lagi
mengkampanyekan tentang bahaya narkoba. Mungkin untuk kedepannya
bisa membuat kegiatan-kegiatan positif untuk mahasiswa yang dapat
menyibukkan dia diluar kegiatan kuliah, sehingga efek negatif dari
narkoba itu dapat dihindari.’’

5.2.4 Informan Utama IV

1. Nama : Natalia Hutapea

2. Pekerjaan : Mahasiswa jurusan Administrasi Negara

Peneliti melakukan wawancara dengan Natalia Hutapea di depan ruangan

Gedung A dekat kantin FISIP USU setelah meminta izin sebelumnya untuk

melakukan wawancara dengannya. Peneliti langsung membuka percakapan dan

mengajukan pertanyaan kepada informan penelitian tentang apakah Natalia

mengetahui tentang adanya peredaran penyalahgunaan narkoba di lingkungan

FISIP USU.

Universitas Sumatera Utara


63

“Kalau misalnya di lingkungan FISIP belum pernah melihat, tapi


misalkan di Fakultas lain pernah dengar. Kalau di FISIP melihat secara
langsung menggunakan belum pernah lihat.”

Peneliti juga bertanya kepada informan bagaimana tindakannya apabila

melihat teman yang menjadi pengguna narkoba.

“Pertama sih lihat aspek kenapa dia bisa melakuin, ya pasti dia memiliki
alasan tersendiri mungkin aja ada faktor dari dalam keluarga. Kalau bisa
ditegur lalu diberitahukan kepada keluarganya. Nanti urusan
keluarganyalah mau direhabilitasi.”

Peneliti kemudian menanyakan bagaimana pendapatnya tentang perilaku

mahasiswa pengguna narkoba.

“Perilaku mahasiswa menggunakan narkoba itu otomatis dari kuliahnya


nampak berantakan, ketika kuliah nampak malas-malasan.”

Kemudian peneliti menanyakan lagi tentang apa saja faktor penyebab

penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa.

“Faktor penyebab mahasiswa menggunakan narkoba itu yang pertama


dari lingkungannya ada yang mengajak kebetulan kondisi ekonomi
keluarganya mendukung itu yang mungkin membuat si mahasiswa itu
terhasut. Kayak keluarganya broken home atau kurangnya perhatian dari
keluarga itu sih yang kebanyakan.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi apa akibat penyalahgunaan narkoba

bagi mahasiswa.

“Akibat penyalahgunaan narkoba bagi mahasiswa itu banyak kali, yang


terlihat itu dari nilai prestasinya, perilakunya kepada teman-temannya

Universitas Sumatera Utara


64

jadi lebih kasar, lebih malas-malasan, enggak menghargai dosen juga,


merasa dirinya benar.”

Peneliti juga bertanya kepada informan penelitian, apa upaya yang dapat

dilakukan oleh mahasiswa agar terhindar dari bahaya narkoba, menurut pendapat

Natalia.

“Kalau misalnya terhindar dari narkoba itu dimulai dari dalam dirinya
sendiri, mungkin dia bisa bergaul dengan lingkungan yang sehat,
membentengi diri dengan cara keyakinan agamanya ditingkatkan, terus
hubungan dengan keluarga itu juga paling penting sih.”

Kemudian peneliti bertanya apakah ada mata kuliah yang dipelajari

tentang penyalahgunaan NAPZA, beliau langsung menjawab:

“Kalau di jurusan kami tidak ada yang spesifik mata kuliahnya


Penyalahgunaan NAPZA, kalau sedikit membahas tentang itu ada sewaktu
di semester 1 saat mata kuliah Etika.”

Peneliti juga menanyakan pendapat informan tentang fenomena kasus

penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa.

“Sebenarnya kasihan gitu bang, miris sih, mahasiswa kalau kata orang
sebagai agen perubahan malah dirusak, bukan berubah ke arah yang
lebih baik. Malah merusak mental generasi pelurusnya, yang seharusnya
mahasiswa sebagai generasi pelurus malah jadi bengkok-bengkok secara
mental psikologisnya juga rusak, jadi sangat mirislah.’’

Universitas Sumatera Utara


65

5.2.5 Informan Utama V

1. Nama : Nicholas JH Siagian

2. Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Anropologi

Peneliti melakukan wawancara dengan Nicholas di depan ruangan Gedung

A dekat kantin FISIP USU setelah meminta izin sebelumnya untuk melakukan

wawancara dengannya. Peneliti langsung membuka percakapan dan mengajukan

pertanyaan kepada informan penelitian tentang apakah dia mengetahui tentang

adanya peredaran penyalahgunaan narkoba di lingkungan FISIP USU.

“Kalau melihat secara langsung sih enggak pernah, tapi kalau mendengar
beritanya ada temuan klewang dan narkoba di lingkungan FISIP ada
dengar dari cerita senior. Kalau sekarang ini udah gak ada lagi.”

Peneliti juga bertanya kepada informan bagaimana tindakannya apabila

melihat teman yang menjadi pengguna narkoba.

“Kalau ada melihat kawan yang menggunakan narkoba ya dinasehati,


kalau orangnya sudah nakal tidak bisa dibilangi ya tergantung dialah
itu.”

Peneliti juga menanyakan bagaimana menurut pendapatnya tentang

perilaku pengguna narkoba.

“Perilaku mahasiswa pengguna narkoba itu lebih banyak berdiam diri


dari pada bersosialisasi dan sama kawan pun kurang terbuka juga.”

Kemudian peneliti menanyakan apa saja faktor penyebab penyalahgunaan

narkoba pada mahasiswa, berikut pernyataan Nicholas.

“Faktor penyebab mahasiswa menggunakan narkoba itu satu pergaulan


sama kawan, kedua pelampiasan akan masalah nya ke narkoba, ketiga

Universitas Sumatera Utara


66

coba-coba, keempat gaya hidup. Dari masalah keluarga yang broken


home kemungkinan besar ada penyebabnya.”

Kemudian peneliti menanyakan lagi pendapat Nicholas apa akibat

penyalahgunaan narkoba bagi mahasiswa.

“Akibat penyalahgunaan narkoba itu bagi mahasiswa pertama masalah


kesehatan, kedua pikirannya, ketiga pandangan negatif kesemua orang.
Suka bermalas-malasan. Kehidupan sosialnya tertutup, suka merasa
minder. Prestasinya kemungkinan besar menurun. jarang masuk kuliah,
terbengkalailah semuanya.”

Menurut pendapat Nicholas, upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa

agar dapat terhindar dari narkoba adalah mengetahui dampak buruk narkoba dan

jangan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.

“Dari diri kita sendiri kita harus diketahui dampak buruk narkoba, kalau
kawan bermain kita buruk maka kemungkinan besar kita akan
terpengaruh buruk. Agama harus ditingkatkan dalam agama kan
diajarkan agar tidak merusak tubuh, apa yang merusak tubuh kan dosa,
kontrol keluarganya untuk memantau tingkah laku mahasiswa.
Kemungkinan besar kalau mahasiswa menyibukkan diri dengan kegiatan
positif, pikiran mengarah narkoba kan gak terpikir kesana. Jagalah
pikiran agar tidak sampai stres.”

Kemudian peneliti bertanya apakah ada mata kuliah yang dipelajari

tentang NAPZA, beliau langsung menjawab:

“Ada dipelajari tentang NAPZA pada mata kuliah Kesehatan, sewaktu


semester 4.”

Nicholas menambahkan bahwa mahasiswa harus bisa membentengi diri

dari pengaruh lingkungan pergaulan yang buruk.

Universitas Sumatera Utara


67

“Sebenarnya kalau kita mampu menahan pengaruh-pengaruh dari luar


yang buruk dan mampu mengelola stress kita dapat terhindar dari bahaya
narkoba.”

5.2.6 Informan Utama VI

1. Nama : Ayu Windari

2. Pekerjaan : Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi

Peneliti melakukan wawancara dengan Ayu Windari di Pendopo FISIP

USU setelah membuat kesepakatan bertemu beberapa hari sebelumnya untuk

melakukan wawancara dengannya. Peneliti langsung membuka percakapan dan

bertanya kepada informan penelitian tentang apakah dia mengetahui tentang

adanya peredaran penyalahgunaan narkoba di lingkungan FISIP USU.

“Pernah dengar sih info kedapatan narkoba di FISIP waktu tahun lalu.
Itupun dengar-dengar infonya ya, kalau asli nengoknya enggak pernah.
Kalau sekarang gak ada sih, karenakan USU juga sudah agak ketat
sekarang.”

Peneliti juga bertanya kepada informan bagaimana tindakannya apabila

melihat teman yang menjadi pengguna narkoba.

“Kalau orang yang kayak gitu ya kita nasehati, biasanya kalau kita
berlaku keras juga gak mempan juga dia. Kita jauhin juga gak bisa mau
kayakmana pun, harus kita bimbing juga dia, gimana caranya agar dia
tidak begitu (narkoba) lagi. Pengalaman juga sih, ada waktu itu kawan di
FISIP dia pengguna narkoba pada saat zaman SMA, jadi begitu kenal
saya udah enggak makai lagi dia.”

Peneliti kemudian bertanya kepada informan bagaimana perilaku

mahasiswa pengguna narkoba itu, Ayu langsung menjawab:

Universitas Sumatera Utara


68

“Lebih tempramen sih, keras kepala, gampang marah, enggak bisa


dengerin apa kata orang, lebih kepada egoisnya sendiri, karena otaknya
udah kena shabu-shabu (narkoba) ya kek gitu. Yang mengendalikan
dirinya itu obat tadilah, sampai akhirnyadia menyamaratakan orang.
Bahwasanya kalau orang yang begitu mau kita kasih caramah pun gak
bakalan mempan, karena kalau obatnya itu sendiri dari niat dalam dirinya
sendiri.”

Menurut info yang diperoleh Ayu bahwa narkoba itu memiliki efek yang

berbeda-beda tergantung dari jenis narkobanya.

“Aku dengar-dengar juga efek dari narkoba itupun tergantung, ada


efeknya bawaannya ngunyah aja, ada efeknya dia semangat, itu ada temen
dari temenku yang makai dia makin semangat kuliah, tapi beda-beda
orang beda efeknya akupun kurang tahu, setau info yang kudapat begitu.”

Peneliti kemudian bertanya apa saja faktor penyebab mahasiswa

menggunakan narkoba, lalu Ayu mengatakan sebagai berikut:

“Coba-coba mungkin bang, mungkin dipikiran mereka memakai narkoba


itu dapat menenangkan pikiran. Faktor lingkungan juga dapat
memengaruhi. Faktor di dalam keluarga mungkin juga karena stress di
dalam keluarganya.”

Peneliti kemudian bertanya apa akibat penyalahgunaan narkoba bagi

mahasiswa, berikut pernyataan Ayu:

“Lamban berpikir karena sudah dikotori oleh obat itu (narkoba),


sehingga prestasinya juga menurun.”

Kemudian peneliti bertanya kepada informan apa yang dapat dilakukan

oleh mahasiswa agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba, Ayu menjelaskan

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


69

“Kita berkawan sama siapa saja boleh ya, untuk menjadi dewasa itu gak
menuntut umur ya kan bang, cuman kalau kita kan sudah bisa menilai
mana yang baik dan mana yang buruk, kalau perkara coba-coba, udah
taunya gitu udah banyak korbannya seperti di beritakan di televisi, kurasa
lebih cermat ajalah. Jangan mikir coba-cobalah untuk menenangkan
(pikiran stress), mungkin masih banyak cara yang lainnya.”

Ayu menjelaskan bahwa apabila mahasiswa menyibukkan diri dengan

kegiatan-kegiatan yang positif maka jauh dari pikiran mencoba menggunakan

narkoba.

“Mungkin kalau kuliah aja banyak kali waktu kosong kita. Ikut
organisasilah bang, pasti kehidupannya juga pasti disibukkan dengan
berorganisasi. Itu sebagai tahap untuk mengurangi berpikir kearah
penyalahgunaan narkoba. Ketika kita mengikuti kegiatan-kegiatan positif
kita jauh dari pemikiran mencoba menggunakan narkoba”.

Kemudian peneliti bertanya apakah ada mata kuliah yang dipelajari

tentang NAPZA di jurusannya, Ayu langsung menjawab:

“ Sampai saat sekarang ini belum ada bang, kami lebih kearah media
bang, semua tentang media tentang komunikasi.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi upaya apa yang perlu untuk mencegah

penyalahgunaan narkoba di lingkungan FISIP.

“Perlulah di buat pesan larangan memakai narkoba dan merokok di


tempelkan di FISIP, itulah tahap awalnya pencegahan penyalahgunaan
narkoba.”

Universitas Sumatera Utara


70

5.2.7 Informan Kunci I

1. Nama : Hatta Ridho

2. Pekerjaan : Staff Ahli Dekan FISIP USU

Peneliti melakukan wawancara dengan Pak Hatta Ridho, di ruangan

tunggu Dekan FISIP USU. Beliau merupakan Staf Ahli Dekan FISIP USU. Beliau

bertanya dengan ramah wawancara untuk keperluan apa dan darimana kepada

peneliti. Peneliti kemudian memperkenalkan diri terlebih dahulu dan memulai

percakapan dengan beliau tentang P4GN (Pencegahan , pemberantasan,

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba) di FISIP USU. Peneliti

menanyakan tentang upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

narkoba yang telah dilaukan di FISIP.

“Kalau di FISIP sama di USU yang pertama itu tes urin bagi mahasiswa
baru masuk, itu udah jelas. Tapi, konsep kedepannya bagusnya begitu
mau tamat juga dilakukan tes urin. Selain itu, sebenarnya forum-forum
bela negara itu bagi mahasiswa baru kan udah berubah formatnya, jadi
forum bela negara jadi ada inklusi disitu, artinya memasukkan materi
narkoba itu menjadi materi inti bela negara untuk mahasiswa baru. Yang
berikutnya ya siapa yang kedapatan pakai narkoba, kita kan sudah dapat
waktu itu liburan (tahun 2016), orang pakai ganja kita bawa ke pos
satpam akhirnya kan dipecat. Itu menjadi contoh bagi yang lain kalau
kedapatan menggunakan narkoba diberhentikan apapun konsekuensinya.”

Peneliti kemudian menanyakan pendapat beliau, upaya apa yang paling

efektif yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba.

“Yang pertama penanaman nilai-nilai religiusitas. Lalu upaya yang lain


seperti tadi sistem tegas aja kita buat karena kan itu penyakit yang
berkembang biak. Karena ada satu survei mengatakan bahwa konsumsi 3
besar masyarakat Indonesia itu yang pertama merokok, kedua pulsa, yang

Universitas Sumatera Utara


71

ketiga narkoba, itukan ngeri kan. Jadi kalau ada pembelinya disitu ada
penjualnya. Kalau ada pembeli gak ada yang jual, hilang dia. Kalau ada
yang jual gak ada yang beli hilang juga.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi apa saja kendala yang dihadapi dalam

melaksanakan upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran

gelap narkoba.

“Sulit mendeteksi karena ramainya orang, kita nggak bisa mengawasi


satu-persatu mahasiswa, pegawai dan dosen. Kita bukan basic ilmunya
disitu yang bisa mengamati gejala-gejalanya orang kenapa, kalau disini
ya.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi cara mengatasi kendala yang ada.

“ Cara mengatasi kendala itu, ya seperti tadi dia jangan pas diawal aja
dia tes urin. Udah pasti anak baru itu gak narkobaan, kalau enggak gak
lulus USU dia. Coba mau tamat, mau meja hijau dilakukan tes urin, kalau
udah terlanjur direhab dulu.”

Kemudian peneliti menanyakan lagi pendapat beliau melihat kasus

penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa.

“Bagi mahasiswa yang salah menafsirkan kebebasan, dia merasa itu hak,
ngepai dicampuri yang mati kan aku, ngepain diributi, misalnya kan
begitu. Yang punya uang kan aku, yang mati kan aku, itu bentuk ekspresi
dari kebebasan yang salah menafsirkan kebebasan. Kebebasan itu
sebenarnya adalah kebebasan bertanggungjawab.”

Peneliti kemudian menanyakan faktor-faktor yang mempengaruhi

mahasiswa menggunakan narkoba.

Universitas Sumatera Utara


72

“Ya rasa ingin tahu dan kemudian tawaran-tawaran semu tadi. Promosi
dari agen-agen itu bagus yang sebenarnya itu omong kosong. Kemudian
orang merasa kurang percaya diri, makai itu.”

Kemudian peneliti bertanya kepada beliau perilaku mahasiswa pengguna

narkoba itu bagaimana.

“Kalau yang kena itu ya.. gak normallah. Masak dia di siang bolong bisa
mengambilkan itu, sebenarnya aku yakin bukan dia sendiri. Gak ada
takutnya mau dibawa tenang aja dia. Dia tergolong anak baik cuma
tersesat aja. Kalau sempat dia tersesat tapi dia bukan anak baik,
bayangkan banyak yang bisa dilakukannya untuk merugikan orang lain.”

Kemudian peneliti bertanya kepada beliau, dari pihak kampus sendiri

adakah tindakan yang diberikan kepada pelaku penyalahgunaan narkoba.

“Ya diberhentikan. Tidak bisa dimaafkan kalau begitu. Begitu dilakukan


tes urin bagi mahasiswa baru dan hasilnya positif pakai narkoba ya batal
jadi mahasiswa.”

Kemudian peneliti bertanya menurut pendapat beliau apakah berhasil dari

tindakan itu.

“Sebaiknya ya mahasiswa mengikuti organisasi yang bermanfaat seperti


klub debat, wisausaha dan pramuka itu akan menjadi kontrol yang lebih
efektif. Kalau mengaharapkan sistem yang mengontrol Dosen atau Rektor
ya gak mungkin, sekitar 46.000 jumlah mahasiswa mana mungkin
terawasi.”

Kemudian peneliti bertanya kepada beliau apakah kegiatan seminar atau

penyuluhan tentang bahaya narkoba rutin dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


73

“Ya, sering itu (penyuluhan bahaya narkoba) dilakukan. BNN juga datang
kemari untuk sosialisasi.”

Beliau berpesan agar mahasiswa mandiri dan berintegritas serta

melakukan kegitan yang positif untuk dirinya.

“Ngepain bikin kegiatan yang merugikan diri sendiri, mahasiswa itukan


harus mandiri dan berintegritas. Jangan masuki hal-hal yang gak
normal.”

5.2.8 Informan Kunci II

1. Nama : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si

2. Pekerjaan : Dosen FISIP USU

Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si

di ruangan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. Beliau bertanya

dengan ramah hal apa yang bisa dibantu kepada peneliti. Peneliti kemudian

memulai percakapan dengan beliau tentang P4GN (Pencegahan , pemberantasan,

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba) di FISIP USU. Peneliti terlebih

dahulu bertanya tentang kerjasama USU dengan pihak BNN dalam

penanggulangan masalah narkoba dan beliau mengatakan ada melakukan

kerjasama.

“Kemarin itu ada pembentukan Satgas, semua di lingkungan Fakultas


dibentuklah Satgas, waktu itu adalah sosialisasi diberikan, kenapa
diberikan itu? karenakan banyak di setiap Fakultas mahasiswa yang
sudah terkena, itu diibaratkan seperti fenomena gunung es, sebenarnya
kalaupun ada disini ketahuan 1 orang, artinya 10 orang sudah ada kena,
makanya dibentuklah itu satgas”.

Universitas Sumatera Utara


74

Peneliti kemudian menanyakan lagi tentang apa saja bentuk upaya

pencegahan penyalahgunaan narkoba yang ada di FISIP.

“Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba kalau di Fisip itu ada mata


kuliah Napza, artinya sudah adalah penambahan pengetahuan bagi
mahasiswa, itukan ada di jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pada saat
awal masuk kuliah pun sudah ada di sosialisasikan tentang bahaya
narkoba bagi setiap mahasiswa baru”.

Kemudian peneliti menanyakan pendapat beliau tentang upaya apa yang

paling efektif yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan narkoba.

“Upaya yang efektif dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba yang


pertama dilakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba. Kemudian
dilakukan tes urin kepada seluruh mahasiswa baru masuk atau diterima di
USU kemudian setelah mahasiswa itu tamat kuliah dilakukan tes urin
juga.Jadi masuk juga bersih dan keluar jadi sarjana pun juga bersih”

Peneliti kemudian menanyakan kepada beliau apa saja kendala yang

dihadapi dalam melaksananakan upaya pencegahan dan pemberantasan terhadap

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

“Kalau kendala tadi itu ada di dana atau biayalah.”

Peneliti kemudian menanyakan lagi pendapat beliau tentang peredaran

narkoba di lingkungan kampus yang dilakukan mahasiswa secara terselubung.

“Pihak keamanan kampus juga harus bekerja keras, soalnya kan banyak
ini yang tersembunyi jadi harus lebih pekalah untuk melihat ini semua”.

Universitas Sumatera Utara


75

Beliau juga mengatakan kepada peneliti penyebab mahasiswa

menggunakan narkoba karena narkoba mudah didapatkan dan harganya juga

sudah terjangkau karena ada paket hemat. Berikut pernyataan beliau:

“ Karenakan narkoba itu udah gampang ditemukan, bukan barang yang


langka, itu yang merupakan salah satu faktornya mahasiswa memakai
narkoba. Ada namanya paket hemat, itu juga mempengaruhi mahasiswa.
Dulu orang menggunakan narkoba itu kalangan orang kaya atau broken
home sekarang yang miskin pun dari kampung sana atau pas-pasan
kirimannya bisa mengkonsumsi narkoba ini karena adanya paket hemat
itu.”

Beliau juga mengatakan bahwa perilaku pengguna narkoba pada

mahasiswa itu biasanya terlihat dari semangatnya untuk kuliah.

“Kalau kita lihat perilaku mahasiswa yang pengguna narkoba itu malas
belajar, kalau dilihat daftar hadirnya juga jarang datang kemudian IP-
nya juga rendah. Perilakunya sok jagolah dan banyak tuntutannya seperti
demo-demo gak jelas.”

Peneliti kemudian menanyakan kepada beliau kapan kegiatan seminar atau

penyuluhan bahaya narkoba dilakukan kepada mahasiswa.

“Kegiatan penyuluhan tentang bahaya narkoba dilakukan pada saat


penerimaan mahasiswa baru untuk semua mahasiswa FISIP.”

Beliau berharap agar penyampaian informasi tentang bahaya narkoba

pernting selalu diingatakan kepada mahasiswa.

“Kalau untuk penyampaian informasi tentang bahaya narkoba maunya


dilakukan rutin diingatkan kepada mahasiswa, bahwasanya narkoba itu
sangat berbahaya.”

Universitas Sumatera Utara


76

5.2.9 Informan Kunci III

1. Nama : Ria Lesmana S.Sos

2. Pekerjaan : Dosen FISIP USU

Peneliti melakukan wawancara dengan Bang Ria Lesmana S.Sos, di

ruangan Dekan FISIP USU. Beliau merupakan dosen mata kuliah Penyalahgunaan

Zat dan penanggulangannya (NAPZA) di Departemen Kesejahteraan Sosial.

Beliau bertanya dengan ramah hal apa yang bisa dibantu kepada peneliti. Peneliti

kemudian memulai percakapan dengan beliau tentang P4GN (Pencegahan ,

pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba) di FISIP USU.

Peneliti menanyakan tanggapan beliau melihat peredaran narkoba di lingkungan

kampus yang dilakukan secara terselubung.

“Kalau menurut saya di kampus USU itu memang ada beberapa


peredaran narkoba cuma kan Rektor sudah buat sosialisasi, artinya gak
boleh pulang malam lagi ada batasan kampus, jam 6 batas kegiatan
mahasiswa selebihnya itu gak boleh lagi dikampus, kalau ada ditanya
ngepain, adakah izinnya, apakah tujuannya. Pihak kampus sudah buat
kebijakan tentang peredaran narkoba. Di beberapa tempat kan ada
larangan misalkan dilarang merokok, orang tidak merokok dan juga ada
larangan tidak boleh membawa narkotika.”

Peneliti kemudian menanyakan tentang faktor-faktor apa saja yang

dominan menyebabkan mahasiswa menggunakan narkoba. Berikut pernyataan

beliau:

“Faktor dominan mahasiswa menggunakan narkoba itu banyak, masalah


faktor ekonomi, dia kekurangan uang sehingga dia mencari temannya,
ada kasus seperti di Sastra kemarin kan gak ada uang dia cari temannya
dia jual ganja, karenakan ganja paling gampang didapat, lebih murahkan

Universitas Sumatera Utara


77

ganja daripada ekstasi atau apapun sabu-sabu, ganja yang paling banyak
dijual oleh mahasiswa untuk mendapatkan uang, untuk membiayai
hidupnya ataupun membiayai uang kosnya ataupun glamour hidupnya.”

Beliau mengatakan ada beberapa tempat di lingkungan kampus yang

dicurigai sebagai lokasi penyalahgunaan narkoba. Untuk mencegah

penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus, dari pihak kampus sendiri sudah

melakukan upaya seperti diberlakukannya aturan jam malam sehingga mahasiswa

tidak dibolehkan menginap di kampus. Berikut penjelasan beliau:

“Kalau menurut beberapa tempat ada di Sastra, tapikan sekarang udah


dibersihkan, gak boleh lagi mahasiswa nginap dikampus sampai jam
malam. Cuma beberapa tempat yang masih kita curigai di belakang
pendopo, disitukan gelap. Maka oleh pihak Rektorat sekarang inikan
dibuat disana lampu penerangan kalau terang kan gak bisa lagi mau
ngapai entah pacaran atau menggunakan narkotika, cuman sejauh ini ya
di daerah sekitar pendopo itulah yang agak rawan. Kalau ditempat lain
kan ada yang jaga malam sehingga tidak lagi mengkhawatirkan saat ini.
Seperti di FISIP ada juga jaga malam, kemarin ada beberapa mahasiswa
yang pulang malam, ada bakar-bakar udah kita kasih tau suruh pindah
gak boleh lagi gitu kan,yaudah bersih, bolehlah nanti di cek FISIP udah
bersih, kegiatan diluar jam perkuliahan udah kita larang kecuali
mendapatkan izin, kalau gak kita suruh keluar.”

Peneliti kemudian menanyakan pendapat beliau bagaimana hasil dari

upaya yang dilakukan pihak kampus dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba,

berikut pendapat beliau:

“Tentu ada hasilnya berhasil, dengan adanya tindakan dari kampus


sekarang tidak ada yang mengeluarkan bangku untuk merokok atau main
judi dan sebagaianya, efektif dan juga pihak Rektorat juga melakukan

Universitas Sumatera Utara


78

patroli. Jadi tindakan itu efektif untuk mengurangi penyalahgunaan


narkoba di lingkungan kampus. Jadi apabila ada kedapatan tentu kan ada
sanksinya itu jelas ada kalu memang terbukti membuat rusuh, membuat
onar, membuat ketidaknyamanan kampus, dia memakai narkoba, jadi ada
sanksinya, misalkan sanksi akademik dikasih nilainya gak lulus, paling
parah ya di DO (Drop Out).”

Peneliti kemudian bertanya, apakah kegiatan seminar atau penyuluhan

tentang bahaya narkoba rutin dilakukan di FISIP, beliau menjelaskannya sebagai

berikut:

“Kegiatan seminar narkotika sering kita lakukan, seperti mata kuliah kita
(Napza) kan kita bawa study tour ke Al-Kamal Sibolangit Center, kalau
departemen lain juga ada yang buat ke PP Insyaf entah kemana aja,
sangat efektif untuk kegiatan seminar tentang narkotika itu. Kegiatan itu
rutin dilakukan tiap semester. Saat ini kita lakukan kawasan larangan
merokok, ini juga mencegah untuk tidak merokok atau berganja segala
macam.”

Beliau mengatakan bahwa masalah narkoba merupakan penyakit bangsa

dan semua pihak harus bertanggungjawab mengawasi, berikut pernyataan beliau:

“Saya rasa permasalahan narkotika itu tidak hanya masalah pihak


kampus saja, tentunya semua juga harus ikut andil, baik itu civitas
akademika, mahasiswa, harus ikut dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan narkoba. Kalau ada kira-kira kawannya yang
mencurigakan duduk malam hari dan melakukan yang gak benar,
laporkan. Jadi semua wajib membantu mengawasi. Karenakan narkotika
merupakan masalah penyakit bangsa, bukan lagi masalah intern saja di
kalangan remaja atau misalkan lingkungan kampus. Jadi semua harus
bertanggung jawab untuk masalah narkotika.”

Universitas Sumatera Utara


79

5.3 Analisa Data Informan

Persoalan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini sudah sangat

memprihatinkan. Masyarakat Indonesia sedang dihadapkan pada keadaaan yang

sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara ilegal bermacam-

macam jenis narkoba. Kekhawatiran ini semakin dipertajam akibat maraknya

peredaran gelap narkoba yang telah merebak diberbagai lapisan masyarakat,

termasuk di kalangan generasi muda.Perlu upaya untuk mencegah dan

memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di kalangan

mahasiswa.

Menurut Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pencegahan

adalah : semua tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk menghindari

terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan terjadi (antisipatif), sehingga

memungkinkan orang mempunyai ketahanan diri dan dapat memberdayakan

masyarakat untuk menciptakan dan memperkuat lingkungannya, guna mengurangi

atau menghilangkan semua resiko terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan

tersebut (BNN, 2004 :37).

Pemberantasan tindak pidana narkotika merupakan usaha-usaha yang

dilakukan penegak hukum dalam pemberantasan tindak pidana penyalahgunaan

narkotika, serta konsekuensi yuridis terhadap pelanggran Undang-undang Nomor

35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Tindakan pemberantasan, bentuknya dengan memotong jaringan antara

pemasok dan pemakai serta melaksanakan tugas yang meliputi penyidikan,

penindakan dengan cara upaya paksa (razia) dan upaya deteksi dini (tes urine).

Universitas Sumatera Utara


80

Dari data observasi dan wawancara yang peneliti lakukan peneliti

mendapatkan informasi kegiatan yang dilakukan dalam rangka upaya pencegahan

dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa FISIP USU antara

lain:

1. Upaya pencegahan (Preventif)

Kegiatan preventif yang bertemakan penyuluhan bahaya narkoba kepada

mahasiswa baru diterima di FISIP USU. Ini merupakan salah satu upaya

pencegahan merebaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa.

Program penyuluhan ini merupakan salah satu kegiatan rutin FISIP USU.

Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu penyambutan

mahasiswa baru (PMB). Selain itu adanya mata kuliah penyalahgunaan zat dan

penanggulangannya dimana mata kuliah ini dapat menambah wawasan

mahasiswa. Kemudian adanya pesan anti narkoba dan larangan merokok yang

tertulis di dinding atau sekitar lingkungan FISIP USU.

Berikut ini hasil wawancara dengan Pak Hatta Ridho selaku Staff Ahli

Dekan FISIP USU, yaitu sebagai berikut :

“Ya, sering itu (penyuluhan bahaya narkoba) dilakukan. BNN juga datang
kemari untuk sosialisasi.”
Hal serupa juga disampaikan oleh Dosen FISIP USU, yaitu ibu Mastauli

Siregar, S.Sos, M.Si:

“Kegiatan penyuluhan tentang bahaya narkoba dilakukan pada saat


penerimaan mahasiswa baru untuk semua mahasiswa FISIP.”
Hal serupa juga diungkapkan oleh Dosen FISIP USU, yaitu Bang Ria

Lesmana S.Sos :

“Kegiatan seminar narkotika sering kita lakukan, seperti mata kuliah kita
(Napza) kan kita bawa study tour ke Al-Kamal Sibolangit Center, kalau

Universitas Sumatera Utara


81

departemen lain juga ada yang buat ke PP Insyaf entah kemana aja,
sangat efektif untuk kegiatan seminar tentang narkotika itu. Kegiatan itu
rutin dilakukan tiap semester. Saat ini kita lakukan kawasan larangan
merokok, ini juga mencegah untuk tidak merokok atau berganja segala
macam.”
Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu mahasiswa FISIP USU, yaitu

David Matondang :

“ Saya mengetahui adanya SATGAS P4GN FISIP USU. Saya pernah


mengikuti seminar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Sebelum
adanya seminar mereka juga mengadakan perlombaan membuat poster
dan video layanan masyarakat bertema bahaya penyalahgunaan narkoba
peserta lombanya tidak hanya dari mahasiswa kampus USU.”

2. Upaya Pemberantasan

Upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba telah dilakukan di FISIP

USU. Upaya ini dilakukan dalam rangka pemutusan jaringan penyalahgunaan

narkoba. Program deteksi dini (tes urin) merupakan salah satu kegiatan rutin

FISIP USU. Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu tes

kesehatan calon mahasiswa baru FISIP USU.

Berikut ini hasil wawancara dengan Pak Hatta Ridho selaku Staff Ahli

Dekan FISIP USU, yaitu sebagai berikut :

“Kalau di FISIP sama di USU yang pertama itu tes urin bagi mahasiswa

baru masuk, itu udah jelas. Tapi, konsep kedepannya bagusnya begitu mau tamat

juga dilakukan tes urin.”

Hal serupa juga disampaikan oleh Dosen FISIP USU, yaitu ibu Mastauli

Siregar, S.Sos, M.Si:

Universitas Sumatera Utara


82

“Upaya yang efektif dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba yang


pertama dilakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba. Kemudian
dilakukan tes urin kepada seluruh mahasiswa baru masuk atau diterima di
USU kemudian setelah mahasiswa itu tamat kuliah dilakukan tes urin
juga.Jadi masuk juga bersih dan keluar jadi sarjana pun juga bersih.”

Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan

bahwasanya upaya yang dilakukan baik itu pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan narkoba telah dilakukan di FISIP USU. Upaya pencegahan

penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa dilakukan dengan program dan

kegiatan-kegiatan yang diperlukan, karena mencegah merupakan langkah awal

yang penting. Sosialisasi tentang bahaya narkoba dan adanya mata kuliah tentang

penyalahgunan NAPZA pada mahasiswa FISIP USU menjadi langkah untuk

meningkatkan kewaspadaan untuk menjauhi narkoba.

Kemudian upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba juga sudah

cukup baik dilakukan pada calon mahasiswa baru diterima yakni dilakukannya

upaya deteksi dini (tes urin), hanya saja perlu juga dilakukan tes urin kepada

mahasiswa secara mendadak. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa

mahasiswa tidak terkena narkoba.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman dalam penelitian ini terdapat beberapa

keterbatasan yang peneliti kemukakan yaitu:

1. Keterbatasan buku yang membahas tentang narkoba dikalangan mahasiswa.

2. Pada saat melakukan wawancara, beberapa mahasiswa yang menjadi informan

sulit dijumpai karena adanya alasan tertentu .

Universitas Sumatera Utara


83

3. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama peneliti dalam melakukan

penelitian sehingga dalam pelaksanaannya mempengaruhi kemampuan peneliti

terutama dalam menggali data yang harus dikaji.

Universitas Sumatera Utara


84

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil

penelitian peneliti. Peneliti memperoleh data melalui wawancara langsung

mendalam dengan informan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pencegahan adalah upaya untuk membantu individu menghindari memulai atau

mencoba menyalahgunakan narkotika dan psikotropika, dengan menjalani cara

dan gaya hidup sehat, serta mengubah kondisi kehidupan yang membuat individu

mudah terjangkit penyalahgunaan narkoba.

2. Pemberantasan tindak pidana narkotika merupakan usaha-usaha yang dilakukan

penegak hukum dalam pemberantasan tindak pidana penyalahgunaan narkotika,

serta konsekuensi yuridis terhadap pelanggran Undang-undang Nomor 35 tahun

2009 tentang Narkotika.Tindakan pemberantasan, bentuknya dengan memotong

jaringan antara pemasok dan pemakai serta melaksanakan tugas yang meliputi

penyidikan, penindakan dengan cara upaya paksa (razia) dan upaya deteksi dini

(tes urine).

3. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan obat atau zat kimia dari jenis

apapun tanpa adanya indikasi maupun tujuan medis yang penggunaannya

melebihi dosis yang telah ditentukan dan dapat menimbulkan ketidaksadaran.

4. Kegiatan pencegahan (preventif) yang bertemakan penyuluhan bahaya narkoba

kepada mahasiswa yang baru diterima di FISIP USU. Kegiatan ini merupakan

salah satu upaya pencegahan merebaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan

Universitas Sumatera Utara


85

mahasiswa. Program penyuluhan ini merupakan salah satu kegiatan rutin FISIP

USU. Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu

penyambutan mahasiswa baru (PMB). Selain itu adanya mata kuliah

penyalahgunaan zat dan penanggulangannya dimana mata kuliah ini dapat

menambah wawasan mahasiswa. Kemudian adanya pesan anti narkoba dan

larangan merokok yang tertulis di dinding atau sekitar lingkungan FISIP USU.

5. Upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba telah dilakukan di FISIP USU.

Upaya ini dilakukan dalam rangka pemutusan jaringan penyalahgunaan narkoba.

Program deteksi dini (tes urin) merupakan salah satu kegiatan rutin FISIP USU.

Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu tes kesehatan

calon mahasiswa baru FISIP USU.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka

saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi Keluarga

Perlu peningkatan pengawasan dari orang tua kepada anaknya untuk dapat

mendidik yang lebih baik agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik

seperti penyalahgunaan narkoba.

2. Bagi Kampus

Perlu ditingkatkannya upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba seperti

melakukan gerakan kampanye anti narkoba, memasang lebih banyak himbauan

larangan memakai narkoba, dan perlu adanya mata kuliah wajib tentang

penyalahgunaan Napza kepada semua mahasiswa di FISIP. Hal ini bermanfaat

Universitas Sumatera Utara


86

untuk ketahanan seorang mahasiswa untuk tidak menggunakan obat atau zat

berbahaya seperti narkoba.

3. Bagi Mahasiswa

Untuk mahasiswa sebaiknya menggunakan waktu luang untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan yang positif, jangan sampai terjerumus kedalam pergaulan yang

salah. Pengetahuan tentang agama dan moral juga harus ditingkatkan agar dapat

terhindar dari penyalahgunaan narkoba.

Universitas Sumatera Utara


87

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Afiatin, Tina. (2007). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
BNN.RI. (2004).Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda.
Jakarta:BNN
BNN.RI.(2006).Kamus Narkoba, Istilah-istilah Narkoba dan Bahaya
Penyalahgunaannya.Jakarta:BNN
BNN.RI.(2007).Mengenal Penyalahgunaan Narkoba, Buku 2A untuk remaja/anak
muda.Jakarta:BNN
Hawari,Dadang.(2001).Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA.
Jakarta: FK UI
Mardani.(2008). Penyalahgunaan Narkoba Dalam Persfektif Hukum Islam dan
Hukum Pidana Nasional. Jakarta:PT Raja Grafindo
Rozak, Wahdi Sayuti. (2006). Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta : Prenada
Media Group.
Siagian, Matias. (2011). Metode Penelitian Sosial. Medan: PT.Grasindo
Monoratama
Soetjiningsih.(2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.
Suyanto, Bangong &Sutinah.(2005).Metode Penelitian Sosial.Jakarta:Kencana
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkoba

Sumber Jurnal :
Ramadhan. ( 2013). Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Mahasiswa ( studi
kasus di kota Pekanbaru).14 November 2017. http://repository.unri.ac.id
Sumber Online :
BNN Lampung.(2016). Memahami Peredaran Narkoba Dalam Kampus dan
Upaya Pencegahannya. 14 November 2017. http://lampung.bnn.go.id

Universitas Sumatera Utara


88

BNN.(2015).Badan Narkotika Nasional. 14 November 2017.


http://www.bnn.go.id/
Elshinta.(2017). Data BNNP 2,5 persen warga Sumut pengguna narkoba.
15 November 2017. https://elshinta.com
Jefri.(2016). Bongsu Akui Ada Peredaran Narkoba di Kampus USU. 15 november
2017. http://medan.tribunnews.com
Sindo News.(2016). Edarkan Ganja di Kampus ITM, Mahasiswa Geologi Diciduk
Aparat. 15 November 2017. https://daerah.sindonews.com

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

89

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai