SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
i
Universitas Sumatera Utara
EFFORTS TO PREVENT AND ERADICATE THE ABUSE AND ILLICIT
TRAFFICKING OF DRUGS IN THE FACULTY OF SOCIAL AND
POLITICAL SCIENCES - UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA
ABSTRACT
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas
berkat dan kasih-Nya yang senantiasa penulis rasakan sehingga penulis dapat
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar
sarjana sosial. Pada kesempatan penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
bimbingan, nasehat, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas ilmu
Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP, selaku Dosen Pembimbing yang telah
iii
Universitas Sumatera Utara
6. Bapak Hatta Ridho selaku Staf Ahli Dekan FISIP USU, Ibu Mastauli
Siregar, S.Sos, M.Si dan Bang Ria Lesmana S.Sos selaku dosen mata
FISIP USU.
7. Kepada kedua Orang Tua penulis yaitu Ayahanda Sufirman Ginting, B.Sc
dan Ibunda Ellyda Br. Sitepu yang telah mendidik dan memberikan
semua perjuangan dan kasih sayang kalian dan yang setia selalu
yang membantu penulis baik dari segi materil dan moril dan mendorong
10. Terima kasih buat Tunggul David Matondang, Eri Saputra Hutagalung,
Ferry Ginting, Jeko Tarigan, Yanti, dan Salida Theresia Br. Sembiring
iv
Universitas Sumatera Utara
yang telah membantu dan mendukung serta memberi semangat kepada
kepada penulis.
Rg. Kemenangan Tani, terima kasih buat dukungan dan doanya selama ini.
13. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh
dari sempurna. Namun harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat kepada
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian................................................................................ 8
1.3.2 Manfaat Penelitian.............................................................................. 8
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................... 8
vi
Universitas Sumatera Utara
2.1.9.3 Bahaya Narkoba Bagi Kejiwaan ............................................ 30
2.1.10 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba ................................ 31
2.1.11 Undang Undang..... ...................................................................... 34
2.2 Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 37
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 38
2.4 Defenisi Konsep ......................................................................................... 40
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan................................................................................................. 84
6.2 Saran........................................................................................................... 85
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
viii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
penyakit dan untuk mengurangi rasa sakit, tetapi hal itu disalahgunakan oleh
manusia sebagai alat penenang dan penghibur dari masalah yang dihadapi,
pemakaian yang tidak terkontrol dan diluar dosis akhirnya akan menimbulkan
yakni untuk pengobatan dan pendidikan atau penelitian serta digunakan untuk
mudah terpengaruh karena dalam dirinya banyak perubahan dan tidak stabilnya
meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan baik di media cetak maupun
2014, estimasi pengguna narkotika di Indonesia telah mencapai angka 4 juta jiwa.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui pula bahwa sebanyak 27,32 persen
pengguna narkotika berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. (BNN, 2015).
atau susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis
Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, shabu dan
ekstasi. Jenis narkoba tersebut sangat terkenal bagi pelajar/ mahasiswa, pekerja
dan rumah tangga. Sebagian besar penyalahgunaan berada pada kelompok coba
kabupaten/kota, berdasarkan data BNN, sebanyak 350 ribu jiwa sudah menjadi
atau sekolah harusnya merupakan tempat yang bersih dan bebas dari
Ironis memang, tempat yang seharusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu
berubah fungsi menjadi sebuah pasar gelap peredaran narkoba. Badan Narkotika
Hal ini dikarenakan pemakaian ganja yang sama seperti rokok dan harganya yang
relatif lebih murah sehingga sesuai dengan kantong mahasiswa. Mereka dengan
mudah mendapatkan ganja dari teman sesama pemakai. Karena hal banyak
yang dilakukan secara terselubung seperti pada kasus mahasiswa yang ditangkap
Polisi mengamankan tiga kilo gram ganja kering siap edar sebagai barang bukti.
lainnya marah dan tidak terima kampusnya dijadikan sebagai sarang dan tempat
transaksi narkoba.
petugas dari Polsekta Medan Kota agar segera membawa pelaku untuk diproses.
berkata, saat proses mengamankan tersangka dari dalam kampusnya polisi sempat
polisi. Dari hasil pemeriksaan, di dalam tas pelaku ditemukan 62 amplop ganja
siap untuk diedarkan, satu plastik daun ganja yang sudah dicacah, satu bal daun
ganja utuh (masih ikut dengan pohonnya), handphone, serta uang tunai
Rp.50.000,-.
Narkotika Nomor 35 tahun 2009 Pasal 111 ayat (2), Pasal 112, Pasal 113, dan
Pasal 114 dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau hukuman mati dan
saja sangatlah memprihatinkan. Banyak sisi negatif dari narkoba, akan tetapi para
produk dari kondisi masyarakatnya dengan segala pergolakan sosial yang ada
lingkungan rumah. Mungkin saja di rumah mereka terlihat biasa-biasa saja atau
berbahaya bagi mereka, namun tetap saja ada beberapa diantara mereka yang
penerus bangsa, bagaimana nasib bangsa dimasa mendatang jika banyak generasi
tinggi namun dilakukan secara terselubung. Hal ini disampaikan mantan Wakil
Rektor III Bidang Kemahasiswaan USU Raja Bongsu Hutagalung. Dia berkata
dianggap lewat dari penglihatan staf kampus dan mahasiswa lainnya. Dia juga
mengatakan, selama ini USU belum melakukan tes urine kepada mahasiswa baru
narkoba di kalangan mahasiswa tes urine harus dilakukan pada tahun mendatang.
Malaysia, berinisial D usia 25 tahun dan J P usia 25 tahun ditangkap Unit Reserse
Kriminal Polsek Baru usai membeli enam pil ekstasi di Kampung Kubur, pada
kedokteran dan kedokteran gigi yang diketahui berasal dari Malaysia itu
penelitian bahwa informan penelitian juga pernah melihat dan mendengar adanya
USU.
Fakta tersebut harus mendapat perhatian khusus dan serius dari berbagai
narkoba itu selain melanggar hukum juga dapat merusak moral generasi bangsa.
terlihat sebagian kecilnya saja. Masih banyak kasus di luar sana yang serupa atau
bahkan lebih memprihatinkan, hanya saja tidak terekspos oleh dunia luar. Sudah
menjadi rahasia umum dikalangan mahasiswa jika ada beberapa teman mereka
apatis, serta takut untuk melaporkan membuat mereka tidak mau bersuara.
mereka yang sudah menjadi pengguna. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang
tidak menggunakan akan terhasut dan mencoba seperti apa yang dilakukan
temannya.
peredaran gelap narkoba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara?”
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
4. Sistematika Penulisan.
3. Kerangka Pemikiran
4. Defenisi Konsep
2. Lokasi Penelitian
3. Informan Penelitian
1. Pengantar
2. Hasil Temuan
4. Keterbatasan Penelitian
BAB VI PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TINJAUAN PUSTAKA
cara dan gaya hidup sehat, serta mengubah kondisi kehidupan yang membuat
peranan-peranana baru.
kondisi, ketidakmampuan fisik, emosional dan sosial agar orang yang mengalami
agar jangan sampai timbul masalah- masalah sosial yang baru. Disamping itu juga
10
pembangunan. Dalam hal ini kesejahteraan sosial bertindak sebagai suatu unsur
a) Peningkatan kesehatan dan budaya hidup sehat baik fisik maupun mental yang
penindakan dengan cara upaya paksa (razia) dan upaya deteksi dini (tes urine) dan
pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter dan
hambatan dan aktivitas di rumah, sekolah atau kampus, tempat kerja, dan
lingkungan sosial.
penyalahgunaan obat adalah : suatu keadaan periodik atau keracunan kronis yang
petunjuk atau resep dokter, pemakaian sendiri secara teratur atau berkala
bersifat klinis menyimpang, minimal satu bulan, dan telah terjadi gangguan fungsi
bukan untuk tujuan pengobatan, yang menimbulkan perubahan fungsi fisik dan
perilakunya terhadap orang lain. Gambaran penyerta untuk faktor ini adalah
(Hawari, 2001:24).
seperti keluarga yang tidak utuh, orangtua yang terlalu sibuk, dan hubungan
intrapersonal yang kurang baik antara anak dengan orangtua (Ibid, hal.27).
hukum atau sosial, baik pada individu pengguna maupun orang lain sebagai akibat
zat kimia dari jenis apapun tanpa adanya indikasi maupun tujuan medis yang
ketidaksadaran.
Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang
2.1.5 Narkoba
lain. ketiganya disebut juga dengan istilah Napza. Makna keduanya sama. Hanya
polisi, BNN jaksa dan hakim, Sedangkan istilah napza biasanya digunakan oleh
para praktisi kesehatan dan juga rehabilitasi. Namun, ketiganya tetap merujuk
narkoba dikonsumsi dengan cara dihisap, ada yang disuntikkan, serta diminum
seperti pil. Meskipun cara memakainya berbeda, efeknya tetap sama, obat obatan
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
Amphetamine dll.
3. Bahan Adiktif lainnya adalah zat-zat atau bahan lain non-narkotika dan
Pada dasarnya narkotika adalah obat penghilang rasa sakit dan juga
mengubah perasaan dan pikiran. Pada tahun 2000 SM (sebelum masehi), dikenal
juga tumbuh di berbagai wilayah seperti China, India dan beberapa negara
Alexander the great mulai mengenalkan candu di India dan Persia, pada saat itu
orang India dan Persia menggunakan candu tersebut saat jamuan makan dan saat
santai.
Pada sejarah Mesir kuno bahwa orang Romawi dan Mesir pada tahun 1700
an, telah menggunakan narkotika sejenis daun poppy dengan cara dikunyah yang
bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan anak. Kalau
sebelumnya candu digunakan dengan cara dikunyah maka pada tahun 1805
amoniak dan saat terjadinya perang, morphin tersebut sangat banyak digunakan
untuk mengobati tentara yang terluka disaat perang. Kemudian pada tahun 1874
seorang ahli kimia dari Inggris bernama Alder Wright melakukan penelitian
dengan cara merebus cairan morphin dan dicampur dengan asam anhidrat,
kemudian hasil campuran tersebut dilakukan percobaan kepada seekor anjing dan
pada tahun 1898 pabrik obat Bayern memproduksi obat tersebut dengan nama
menggunakan narkoba tersebut. Kemudian pada tahun 1874 para ahli kimia mulai
sintesis heroin dengan cara memanaskan morphin. Pada tahun 1939 dilakukan
penelitian narkotika sintetis dan semi sintetis dan sintetis pertama diproduksi di
Pada tahun 1923 badan obat Amerika (FDA) melarang semua bahan
narkotika terutama heroin. Tetapi walaupun hal tersebut sudah dilarang, para
pengguna kemudian mulai mencari bahan tersebut di pasar gelap narkoba, dan
pasar gelap tersebut adalah Chinatown, New York. Narkoba tersebut umumnya
emas yaitu meliputi negara Myanmar,Tahiland dan Laos dan kemudian dikenal
penjajahan Belanda yaitu sebelum terjadinya perang dunia II dan sebagian besar
pemakai candu (opium) saat itu adalah orang China, pemerintah Belanda
peredarannya dan pengadaannya. Pada saat itu orang China menggunakan candu
dengan cara tradisional yaitu dengan cara menghisap dengan menggunakan pipa
produksi, penggunaan dan distribusi obat berbahaya dan saat itu diberikan
peredaran gelap, terapi dan rehabilitasi korban pecandu narkotika, karena semakin
nomor 05 tahun 1997, kemudian dibuat lagi undang-undang Nomor 35 tahun 2009
keperluan medis dirumah sakit,misalnya saat akan melakukan operasi, tetapi disisi
lain ada juga yang menggunakan hanya untuk kesenangan maka disebut sebagai
ketergantungan dan efek samping yang paling serius sebagai akibat dari
2.1.7.1 Narkotika
tanaman atau lainnya yang dapat berdampak pada penurunan atau perubahan
kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini dapat menimbulkan ketergantungan
pada penggunanya.
1. Morfin
analgesik yang sangat kuat yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja langsung
Cara Penggunaan :
2. Heroin / putaw
reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri,
Cara Penggunaan :
bijinya. Narkotika ini dapat membuat si pemakai mengalami euforia (rasa senang
sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan minyak.
Cara Penggunaan:
Cara penggunaan narkotika jenis ini adalah dengan cara dipadatkan menyerupai
4. Kokain
stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel
serta bersifat mudah larut dan kokain free base, ia tidak berbau dan rasanya pahit.
Cara Pemakaian:
Cara pemakaian kokain adalah dengan cara dihirup atau sebagai bahan
campuran rokok.
setelah 30 s/d 60 menit kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12
jam.
6. Opiat / opium
Opiat dalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang
7. Kodein
Adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan / diresepkan oleh dokter,
8. Barbiturat
2.1.7.2 Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang
memiliki Khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
Jenis Psikotropika :
1. Ekstasi
Adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang dapat
2. Sabu-sabu
3. Sedatif – hipnotik
Cara Penggunaan:
disuntikkan intravena atau anus. Biasanya dokter memberikan obat ini untuk
4. Nipam
bentuk bubuk dan bentuk cair , biasanya disemprotkan ke bahan berdaun seperti
6. Speed
saraf pusat yang kuat dan adiktif. Obat ini berbentuk bubuk dan berwarna putih,
tidak berbau, dan berasa pahit. Cara kerja obat ini adalah dengan merangsang sel-
stimulan yang kuat dan tahan lama karena mampu menembus sistem saraf pusat
7. Demerol
Adalah sejenis narkoba yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit dan
nyeri. Jika over dosis, bbat ini dapat berakibat kematian bagi penggunanya. Bagi
penderita asma dilarang keras mengkonsumsinya. Obat ini juga memberikan efek
kecanduan.
Zat Adiktif merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari bahan-
bahan alamiah baik semi sintetis maupun sintetis. Zat ini dipakai sebagai
pengganti morfin atau kokain yang bekerja mengganggu sistem syaraf pusat.
1. Alkohol / etanol
terikat pada atom karbon. Alkohol biasanya digunakan sebagai bahan dasar
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
2. Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh tumbuh-
merupakan salah satu racun saraf. Jenis zat ini biasanya digunakan untuk bahan
Pada seorang perokok, proses kerja nikotin adalah masuk ke dalam paru
paru untuk selanjutnya diserap oleh aliran darah, dan dalam waktu kurang lebih 8
detik, zat ini akan sampai ke otak untuk selanjutnya merubah kerja otak. Proses
3. Kafein
metabolisme dan saraf pusat. Kafein digunakan sebagai pengurang rasa lelah serta
untuk mencegah / mengurangi rasa kantuk. Bagi para atlet, kafein biasanya dapat
meningkatkan daya tahan agar kuat dalam berlari. Namun zat ini adalah penyebab
asma dan makanan untuk penderita asam lambung yang harus di hindari.
4. Zat desainer
Merupakan zat yang dibuat secara ilegal. Zat ini sangat dilarang
pemerintah untuk dikonsumsi. Zat-zat ini sudah banyak beredar dengan nama
Adapun efek penggunaan zat ini hampir sama dengan efek yang
ditimbulkan oleh penggunaan narkoba jenis yang lainnya. Kebanyakan jenis jenis
mengobati nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan “lebih
membaik” yang dikenal dengan eforia dengan mengurangi tekanan psikis. Efek
ini dapat mengakibatkan ketergantungan. tanda tanda fisik, dapat dilihat dari
a. mata merah
b. mulut kering
e. bicaranya kacau
Ada pun tanda – tanda dini anak yang telah menggunakan narkotika dapat dilihat
Ada beberapa jenis narkoba yang penggunaannya dihisap seperti ganja dan
pernapasan itu sendiri. Orang yang menggunakan narkoba jenis ini lebih mudah
atau beresiko tinggi terserang sesak napas, bronchitis, infeksi paru-paru dan
kanker paru-paru.
fungsi otaknya; lebih kreatif, lebih mudah berpikir, dan lain-lain. Namun, ketika
sudah sampai pada tahap kecanduan yang tinggi, fungsi tersebut tidak akan
dirasakan lagi. Banyak penelitian yang menggunakan percobaan pada hewan akan
syaraf pusat, yaitu otak. Daya pikir akan menurun. Dan fokus tidak lagi pada
jantung dan peredaran darah secara keseluruhan. Dan karena darah beredar ke
seluruh tubuh, maka akan menyebar pula zat-zat beracun yang dibawanya ke
seluruh tubuh. Sistem peredaran darah menjadi rusak dan mudah terserang
pertama dapat terlihat dari pengguna narkoba yang rusak sistem peredaran
darahnya adalah mata yang memerah akibat melebarnya pembuluh darah mata.
dalam hitungan menit, senyawa kimia beracun dan berbahaya dibawa menuju otak
dan organ lainnya. Di otak, yang merupakan sistem syaraf pusat, senyawa
atau”fly”.
atau pecandu akan menyebabkan pengguna tidak dapat mencerna informasi secara
jarum suntik. Suntikan yang terus menerus di daerah yang sama mengakibatkan
infeksi kulit. Kulit pengguna narkoba jenis ini terlihat lebam atau kebiruan di
jenis racun akan masuk ke dalam hati, terutama narkoba yang dikonsumsi melalui
mulut dan pernapasan. Karena banyaknya racun yang masuk, hati bekerja
tenggorokan.
mudah sekali terserang penyakit. Apalagi ditambah pecandu narkoba yang sudah
level tinggi tidak lagi memperhatikan hal lain selain cara mendapatkan narkoba
kembali.
berusia antara 11 sampai 24 tahun. Sebagian besar dari remaja adalah para
pelajar/mahasiswa :
menjadi tidak percaya diri, mudah tersinggung, dan banyak sikap buruk lain.
Hal ini terjadi biasanya karena pecandu sudah tidak konsentrasi lagi
dengan pelajaran sekolah. Akhirnya mereka menjadi sering bolos dan nilai-nilai
memaksakan dirinya sekolah, mereka akan menjadi pelajar yang malas dan suka
mengantuk. Pengaruh zat-zat kimia beracun telah bekerja efektif pada diri pelajar.
narkoba semakin meningkat, maka uang saku yang diberikan orang tua tidak lagi
cukup. Mereka mulai berpikir mendapatkan uang lebih untuk mebeli narkoba dari
mencuri dan tindakan kriminal lainnya. Yang paling buruk, mereka berusaha
menjual narkoba kepada teman lain untuk ditukar dengan narkoba dalam jumlah
tertentu.
Sudah cukup jelas, karena pelajar adalah bagian dari generasi muda yang
akan meneruskan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang.
psikis/ psikologis / mental. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan narkoba yang
terus menerus mengakibatkan kerusakan sistem syarat pusat, yaitu otak. Beberapa
dan kreativitas, pengguna narkoba yang sudah kecanduan akan rusak otaknya
sedikit demi sedikit. Akibatnya daya kerja dan kreativitas berkurang, ingatan juga
menurun. Pada pengguna yang masih terus bekerja, pekerjaannya menjadi lamban
lingkungannya
halusinasi. Mereka tidak dapat lagi membedakan mana yang nyata dan tidak
nyata. Akibatnya, dalam lingkungan sosial mereka apatis dan mudah curiga.
3. Paranoid
sekelilingnya adalah musuh. Akibat paling buruk dari perasaan tidak aman adalah
bunuh diri.
Fakta memang sudah mengatakan bahwa banyak orang pada zaman ini
sudah terlibat kasus narkoba. Tentu ada beberapa faktor yang menyebabkan ini
1. Faktor Pribadi :
a. Mental yang lemah, ini menyebabkan remaja mudah goyah dan mudah
terpengaruh ajakan keburukan. Mental yang lemah ini bisa berbentuk seperti
selalu merasa sendiri dan terasingkan, tidak memiliki tanggung jawab, kurang
b. Strees dan depresi, untuk kejenuhan hati, seseorang melakukan segala macam
cara melalui jalan pintas, bahkan terkadang cara itu tidak menjadi solusi tetapi
c. Ingin tahu dan coba-coba, ini juga salah satunya, remaja iseng-iseng untuk
d. Mencari sensasi dan tantangan, ada juga seseorang yang ingin mencari sensasi
2. Faktor Keluarga :
a. Broken home, orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi perceraian
dapa menimbulkan anak mendapatkan tekanan batin, sehingga sering kali anak
b. Kurangnya perhatian orang tua pada anak, ini juga salah satu penyebab dari
faktor keluarga, orang tua terlalu sibuk bekerja atau bahkan kurang peduli dengan
d. Pendidikan keras terhadap anak, mendidik anak dengan otoritas penuh akan
sesuatu tentang anak, jika komunikasi tidak berjalan baik, maka tidak akan ada
keterbukaan antara orang tua dan anak, bukan hanya anak tetapi ini juga bisa
3. Faktor Sosial :
dan moral seseorang, baik buruknya juga bisa terlihat bagaimana lingkurang dan
pergaulan seseorang. Berikut ini beberapa faktor sosial yang menyebabkan remaja
a.Salah bergaul, jika remaja memiliki teman yang buruk, maka ia akan terjerat
b.Ikut-ikutan, begitu juga jika memiliki teman pengedar atau mengguna narkoba,
a. Adanya teman yang mengedarkan narkoba, ini sebenarnya masih terkait dengan
faktor penyebab dari segi sosial. Untuk itu perlu berhati-hai dalam mencari teman,
c. Paksaan dan dijebak teman, ada juga kasus seseorang terlibat narkoba karena
dijebak oleh temannya, ini juga menjadi salah sat faktor penyebab.
5. Faktor Ekonomi :
Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau
menempati posisi seperti ini akan sangat mudah gelap mata, memaksanya untuk
melakukan tindakan di luar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah
mengedarkan narkoba.
Pasal 111:
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara,
bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 112:
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,
dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua
belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus
beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
narkotika]
Pasal 114
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk
dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama
20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu
(2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi
Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau
dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan
pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6
(enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
Pasal 127 UU RI No. 35 Tahun 2009 [bagi tersangka yang merupakan korban
Pasal 127
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
(2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, dan
Pasal 103.
(3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
Gelap Narkoba:
PASAL 104
PASAL 105
PASAL 109
tentang bahaya narkoba, kampanye anti narkoba pada pemuda dan pelajar di
narkoba.
pihak lain. Setiap kegiatan yang dibuat PIMANSU bersama mitra kerja, baik
2014, estimasi pengguna narkotika di Indonesia telah mencapai angka 4 juta jiwa.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui pula bahwa sebanyak 27,32 persen
Fakta tersebut harus mendapat perhatian khusus dan serius dari berbagai
narkoba itu selain melanggar hukum juga dapat merusak moral generasi bangsa.
layaknya sebuah gunung es. Masih banyak kasus di luar sana yang serupa atau
bahkan lebih memprihatinkan, hanya saja tidak terekspos oleh dunia luar. Sudah
menjadi rahasia umum dikalangan mahasiswa jika ada beberapa teman mereka
apatis, serta takut untuk melaporkan membuat mereka tidak mau bersuara.
Padahal itu sangat membahayakan baik untuk dirinya sendiri atau pun
mereka yang sudah menjadi pengguna. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang
tidak menggunakan akan terhasut dan mencoba seperti apa yang dilakukan teman.
Upaya-upaya pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara
proses dan upaya penegasan makna konsep didalam suatu penelitian. Perumusan
defenisi konsep juga memiliki pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang
sebagai berikut :
menjalani cara dan gaya hidup sehat, serta mengubah kondisi kehidupan yang
3. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan obat atau zat kimia dari jenis
4. Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang
5. Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lain.
ketiganya disebut juga dengan istilah Napza. Makna keduanya sama. Hanya
penegak hukum, seperti, polisi, BNN jaksa dan hakim, Sedangkan istilah napza
biasanya digunakan oleh para praktisi kesehatan dan juga rehabilitasi. Namun,
ketiganya tetap merujuk pada 3 jenis zat yang sama. Narkoba dikonsumsi dengan
cara bermacam macam. Beberapa jenis narkoba dikonsumsi dengan cara dihisap,
ada yang disuntikkan, serta diminum seperti pil. Meskipun cara memakainya
berbeda, efeknya tetap sama, obat obatan terlarang membuat kecanduan atau
METODE PENELITIAN
berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung
(Siagian,2011:52)
peredaran gelap narkoba di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara Jl. Dr. A. Sofyan Nomor 1, Padang Bulan, Medan,
ini, penulis tidak menggunakan populasi dan sampel tapi menggunakan subjek
42
penelitian yang tercermin dalam fokus penelitian. Subjek penelitian ini menjadi
1. Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi
utama dalam penelitian ini adalah Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
2. Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok
yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah
Napza) dan Staff Ahli Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara .
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber
data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai berikut:
dengan penelitian.
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
2. Data Sekunder
menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal dan karya
tulis lainnya.
Dalam penelitian ini, teknik analisi data yang digunakan adalah teknik
kualitatif dengan format deskriptif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai
dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber data yang dikumpul,
sebagai sumber data. Kualitas hasil penelitian dari tipe penelitian kualitatif secara
yang didapat oleh peneliti. Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian
ini akan dianalisis secara kualitatif, kutipan hasil wawancara analisis yang
penelitian tersebut.
BAB IV
universitas negeri yang berada di Kota Medan dan berlamat di jalan Doktor T.
Mansyur No.9, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
Fakultas Teknik, Fakults Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Komputer dan Tekonologi Informasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan
Fakultas Pascasarjana.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sendiri beralamat di Jalan Dr. A.
Sofian No.1A Kampus USU Medan tepatnya berada di daerah wilayah kampus
USU dan dikelilingi oleh Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Fakultas
Hukum. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP
USU) berdir sejak tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 1982 dan menjadi fakultas yang ke-9 (kesembilan) di
lingkungan Universitas Sumatera Utara. FISIP USU merupakan bagian yang tidak
Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tugas utama, FISIP USU telah
Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi ciri khas FISIP USU dalam
diadaptasikan. FISIP USU menyebutnya sebagai Tri Dharma untuk Negeri yang
Prioritas utama dari kegiatan Tri Dharma yang dilakukan FISIP USU sejak
1980 telah mengalami berbagai perkembangan terutama terkait program studi dan
kemudian Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu
Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan
Utara.
Pembukaan dua jurusan ini tentunya didasarkan pada pertimbangan kedua jurusan
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Saat ini Fakultas Ilmu Sosial dan
Program Diploma
Perpajakan
Program Sajana
Ilmu Komunikasi
Sosiologi
Antropologi
Ilmu Politik
Program Magister
Studi Pembangunan
Ilmu Komunikasi
Sosiologi
IlmuPolitik
Program Doktoral
Studi Pembangunan
Visi
publikasi, dan pengabdian masyarakat yang aplikatif. Oleh karena itu, agar
program studi lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama
dalam Pengembangan Ilmu dan Riset Terapan Kebijakan Publik Bidang Sosial
dan Politik Pada Tataran Global Tahun 2021”. Visi FISIP USU diharapkan dapat
menjadi motivasi yang tinggi bagi seluruh civitas akademika untuk secara
Pengabdian pada Masyarakat sehingga FISIP USU menjadi fakultas yang unggul
di bidang pendidikan dan riset terapan kebijakan publik bidang sosial dan politik.
Melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut diharapkan FISIP USU
tidak hanya unggul dalam bidang pendidikan dan riset sosial politik, tetapi juga
Misi
Untuk mencapai Visi FISIP USU, maka disusunlah misi yaitu kegiatan
yang harus dilaksanakan organisasi. Melalui misi yang jelas, diharapkan seluruh
mengetahui peran serta dan hasil-hasil yang akan diperoleh organisasi di masa
Kompetisi yang semakin ketat menuntut FISIP USU untuk segera dan
visi sebagaimana telah disebut di atas, maka FISIP USU menetapkan misi sebagai
berikut:
Organisation (NGO)
Mahasiswa FISIP USU tidak hanya berasal dari Kota Medan atau Provinsi
Sumatera Utara itu sendiri tetapi mahasiswa FISIP USU terdiri dari berbagai
daerah seperti Aceh, Riau, Sumatera Barat bahkan luar pulau seperti Kalimantan,
Jawa, Papua, dan lainnya. Banyaknya mahasiswa perantauan yang menuntut ilmu
di fakultas ini menyebabkan pola interaksi sosial mahasiswa FISIP USU sangat
beragam dan saling berbaur antar satu budaya dengan budaya lainnya.
masjid menjadi sebuah sarana berinteraksi antar sesama mahasiswa yang berbeda
asal dan latarbelakang. Kantin yang setiap sat penuh sesak oleh mahasiswa yang
membeli makanan dan minuman atau sekedar duduk bersantai menjadi salah satu
tempat yang pas untuk mahaiswa saling berinteraksi saling mengobrol santai
USU yang sekarang telah direnovasi menjadi lebih besar untuk menampung
mahasiswa lebih banyak. Kini koridor mesjid semakin banyak mahasiswa yang
duduk setelah selesai menjalankan ibadah di dalam mesjid. Pendopo kampus yang
baru saja dibangun juga merupakan tempat yang diminati mahasiswa kampus
untuk saling duduk lesehan untuk mengobrol sesama teman atau mengerjakan
tugas kampus. Hal yang tak kalah penting adalah adanya fasilitas untuk
mengakses internet gratis melalui free wifi yang disedikan kampus. Dengan
segala fasilitas yang ada di kampus FISIP USU membuat mahasiswa FISIP USU
Tujuan:
tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai
dengan falsafah.
Tugas:
pribadi.
Fungsi :
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini membahas mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian
b. Informan kunci, yaitu : Pak Hatta Ridho, Bu Mastauli Siregar dan Bang Ria
Lesmana.
2. Melakukan pengamatan atau observasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
gedung E FISIP USU setelah dia selesai mengikuti mata kuliah Penyalahgunaan
Zat dan Penanggulanngannya (NAPZA) pada sore hari itu. Penulis mengajukan
yang ia lakukan apabila ada teman yang menjadi pengguna narkoba, David
langsung menjawab:
David:
mahasiswa agar dirinya terhindar dari narkoba adalah dengan mengikuti hal-hal
David:
“Pencegahan yang dapat dilakukan oleh kampus kalau saran saya adalah
pengawasan yang lebih terhadap mahasiswanya yang mungkin jarang
hadir di kampus, tanyakan sebab akibatnya kenapa, ataupun kalau ada
mahasiswanya yang berkeliaran saat malam hari di kampus itu perlu
ditindak lanjuti. Himbauan dan sosialisasi tentang bahaya narkoba perlu
dilakukan kepada mahasiswa yang baru agar tidak terlibat dalam
pergaulan yang salah.”
FISIP USU setelah dia selesai mengikuti kuliah saat sore hari itu. Jeko terlihat
duduk santai di pendopo FISIP USU saat itu. Peneliti membuka percakapan
FISIP USU.
“Dari pengamatan saya lihat sekali aja, kejadiannya itu saat malam hari.
Sekitar jam 9 ke jam 10 malam. Kan gelap kemarin itu diatas, jadi
disitulah mereka, mengkonsumsi itulah, sekalian juga ada minuman
kerasnya juga disitu.”
Peneliti kemudian menanyakan lagi kepadanya apakah ada saat ini orang
“ Kalau sekarang tidak ada lagi saya melihat orang yang makai narkoba
di FISIP, tahun lalu yang ada.”
apabila melihat teman yang menjadi pengguna narkoba, berikut pernyataan Jeko:
narkoba kan gitu, biar pihak keluarganya yang kasih solusi kepada si
pemakai narkoba itulah.”
pada mahasiswa.
bagi mahasiswa.
Kemudian peneliti bertanya tentang upaya apa yang dapat dilakukan oleh
narkoba di FISIP.
Kemudian Jeko juga berharap agar kampanye anti narkoba dan keamanan
“Mata kuliah tentang NAPZA itu ada kami pelajari di semester II tapi
hanya sekilas saja.”
narkoba di FISIP. Dia hanya pernah mendengarkan kabar dari orang tempat
“Kalau sekarang sudah tidak ada lagi sama sekali. Kalau dulu saya
pernah dengar kabarnya tempat yang sering digunakan untuk memakai
narkoba itu di kamar mandi FISIP, tapi itu masih sekedar kabar burung
dan saya belum pernah sekalipun melihat langsung faktanya.”
“Narkoba ini bukan hanya merusak dirinya tapi juga dapat merusak
bangsa. Orang yang menggunakan narkoba nantinya memiliki sifat
ketergantungan sama narkoba. Ketika dia tergantung sama narkoba, dia
gak fokus lagi kepada pelajarannya, yang dia lakukan kekmana cara
mendapatkan narkoba dan narkoba itu bukan barang yang murah. Untuk
mendapatkannya kan butuh usaha-usaha, bahkan usaha yang melenceng
ditempuhnya seperti melakukan pencurian atau tindakan kriminal lainnya.
Akibat penyalahgunaan narkoba yang pasti negatif dalam prestasinya
dalam perkuliahan.”
Peneliti juga bertanya kepada subjek penelitian, apa upaya yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa agar terhindar dari bahaya narkoba, menurut pendapat
Fazil.
“Mahasiswa harus tau tentang efek narkoba, kemudian dia tidak boleh
terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Kemudian keluarga harus bisa
menjadi tempat pertama untuk mahasiswa dalam mengatasi masalahnya.
Mahasiswa juga bisa menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif.
Fazil berharap agar himbauan untuk tidak boleh merokok atau membawa
Gedung A dekat kantin FISIP USU setelah meminta izin sebelumnya untuk
FISIP USU.
“Pertama sih lihat aspek kenapa dia bisa melakuin, ya pasti dia memiliki
alasan tersendiri mungkin aja ada faktor dari dalam keluarga. Kalau bisa
ditegur lalu diberitahukan kepada keluarganya. Nanti urusan
keluarganyalah mau direhabilitasi.”
bagi mahasiswa.
Peneliti juga bertanya kepada informan penelitian, apa upaya yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa agar terhindar dari bahaya narkoba, menurut pendapat
Natalia.
“Kalau misalnya terhindar dari narkoba itu dimulai dari dalam dirinya
sendiri, mungkin dia bisa bergaul dengan lingkungan yang sehat,
membentengi diri dengan cara keyakinan agamanya ditingkatkan, terus
hubungan dengan keluarga itu juga paling penting sih.”
“Sebenarnya kasihan gitu bang, miris sih, mahasiswa kalau kata orang
sebagai agen perubahan malah dirusak, bukan berubah ke arah yang
lebih baik. Malah merusak mental generasi pelurusnya, yang seharusnya
mahasiswa sebagai generasi pelurus malah jadi bengkok-bengkok secara
mental psikologisnya juga rusak, jadi sangat mirislah.’’
A dekat kantin FISIP USU setelah meminta izin sebelumnya untuk melakukan
“Kalau melihat secara langsung sih enggak pernah, tapi kalau mendengar
beritanya ada temuan klewang dan narkoba di lingkungan FISIP ada
dengar dari cerita senior. Kalau sekarang ini udah gak ada lagi.”
agar dapat terhindar dari narkoba adalah mengetahui dampak buruk narkoba dan
“Dari diri kita sendiri kita harus diketahui dampak buruk narkoba, kalau
kawan bermain kita buruk maka kemungkinan besar kita akan
terpengaruh buruk. Agama harus ditingkatkan dalam agama kan
diajarkan agar tidak merusak tubuh, apa yang merusak tubuh kan dosa,
kontrol keluarganya untuk memantau tingkah laku mahasiswa.
Kemungkinan besar kalau mahasiswa menyibukkan diri dengan kegiatan
positif, pikiran mengarah narkoba kan gak terpikir kesana. Jagalah
pikiran agar tidak sampai stres.”
“Pernah dengar sih info kedapatan narkoba di FISIP waktu tahun lalu.
Itupun dengar-dengar infonya ya, kalau asli nengoknya enggak pernah.
Kalau sekarang gak ada sih, karenakan USU juga sudah agak ketat
sekarang.”
“Kalau orang yang kayak gitu ya kita nasehati, biasanya kalau kita
berlaku keras juga gak mempan juga dia. Kita jauhin juga gak bisa mau
kayakmana pun, harus kita bimbing juga dia, gimana caranya agar dia
tidak begitu (narkoba) lagi. Pengalaman juga sih, ada waktu itu kawan di
FISIP dia pengguna narkoba pada saat zaman SMA, jadi begitu kenal
saya udah enggak makai lagi dia.”
Menurut info yang diperoleh Ayu bahwa narkoba itu memiliki efek yang
sebagai berikut:
“Kita berkawan sama siapa saja boleh ya, untuk menjadi dewasa itu gak
menuntut umur ya kan bang, cuman kalau kita kan sudah bisa menilai
mana yang baik dan mana yang buruk, kalau perkara coba-coba, udah
taunya gitu udah banyak korbannya seperti di beritakan di televisi, kurasa
lebih cermat ajalah. Jangan mikir coba-cobalah untuk menenangkan
(pikiran stress), mungkin masih banyak cara yang lainnya.”
narkoba.
“Mungkin kalau kuliah aja banyak kali waktu kosong kita. Ikut
organisasilah bang, pasti kehidupannya juga pasti disibukkan dengan
berorganisasi. Itu sebagai tahap untuk mengurangi berpikir kearah
penyalahgunaan narkoba. Ketika kita mengikuti kegiatan-kegiatan positif
kita jauh dari pemikiran mencoba menggunakan narkoba”.
“ Sampai saat sekarang ini belum ada bang, kami lebih kearah media
bang, semua tentang media tentang komunikasi.”
Peneliti kemudian menanyakan lagi upaya apa yang perlu untuk mencegah
tunggu Dekan FISIP USU. Beliau merupakan Staf Ahli Dekan FISIP USU. Beliau
bertanya dengan ramah wawancara untuk keperluan apa dan darimana kepada
“Kalau di FISIP sama di USU yang pertama itu tes urin bagi mahasiswa
baru masuk, itu udah jelas. Tapi, konsep kedepannya bagusnya begitu
mau tamat juga dilakukan tes urin. Selain itu, sebenarnya forum-forum
bela negara itu bagi mahasiswa baru kan udah berubah formatnya, jadi
forum bela negara jadi ada inklusi disitu, artinya memasukkan materi
narkoba itu menjadi materi inti bela negara untuk mahasiswa baru. Yang
berikutnya ya siapa yang kedapatan pakai narkoba, kita kan sudah dapat
waktu itu liburan (tahun 2016), orang pakai ganja kita bawa ke pos
satpam akhirnya kan dipecat. Itu menjadi contoh bagi yang lain kalau
kedapatan menggunakan narkoba diberhentikan apapun konsekuensinya.”
ketiga narkoba, itukan ngeri kan. Jadi kalau ada pembelinya disitu ada
penjualnya. Kalau ada pembeli gak ada yang jual, hilang dia. Kalau ada
yang jual gak ada yang beli hilang juga.”
Peneliti kemudian menanyakan lagi apa saja kendala yang dihadapi dalam
gelap narkoba.
“ Cara mengatasi kendala itu, ya seperti tadi dia jangan pas diawal aja
dia tes urin. Udah pasti anak baru itu gak narkobaan, kalau enggak gak
lulus USU dia. Coba mau tamat, mau meja hijau dilakukan tes urin, kalau
udah terlanjur direhab dulu.”
“Bagi mahasiswa yang salah menafsirkan kebebasan, dia merasa itu hak,
ngepai dicampuri yang mati kan aku, ngepain diributi, misalnya kan
begitu. Yang punya uang kan aku, yang mati kan aku, itu bentuk ekspresi
dari kebebasan yang salah menafsirkan kebebasan. Kebebasan itu
sebenarnya adalah kebebasan bertanggungjawab.”
“Ya rasa ingin tahu dan kemudian tawaran-tawaran semu tadi. Promosi
dari agen-agen itu bagus yang sebenarnya itu omong kosong. Kemudian
orang merasa kurang percaya diri, makai itu.”
“Kalau yang kena itu ya.. gak normallah. Masak dia di siang bolong bisa
mengambilkan itu, sebenarnya aku yakin bukan dia sendiri. Gak ada
takutnya mau dibawa tenang aja dia. Dia tergolong anak baik cuma
tersesat aja. Kalau sempat dia tersesat tapi dia bukan anak baik,
bayangkan banyak yang bisa dilakukannya untuk merugikan orang lain.”
tindakan itu.
“Ya, sering itu (penyuluhan bahaya narkoba) dilakukan. BNN juga datang
kemari untuk sosialisasi.”
dengan ramah hal apa yang bisa dibantu kepada peneliti. Peneliti kemudian
kerjasama.
penyalahgunaan narkoba.
“Pihak keamanan kampus juga harus bekerja keras, soalnya kan banyak
ini yang tersembunyi jadi harus lebih pekalah untuk melihat ini semua”.
“Kalau kita lihat perilaku mahasiswa yang pengguna narkoba itu malas
belajar, kalau dilihat daftar hadirnya juga jarang datang kemudian IP-
nya juga rendah. Perilakunya sok jagolah dan banyak tuntutannya seperti
demo-demo gak jelas.”
ruangan Dekan FISIP USU. Beliau merupakan dosen mata kuliah Penyalahgunaan
Beliau bertanya dengan ramah hal apa yang bisa dibantu kepada peneliti. Peneliti
beliau:
ganja daripada ekstasi atau apapun sabu-sabu, ganja yang paling banyak
dijual oleh mahasiswa untuk mendapatkan uang, untuk membiayai
hidupnya ataupun membiayai uang kosnya ataupun glamour hidupnya.”
berikut:
“Kegiatan seminar narkotika sering kita lakukan, seperti mata kuliah kita
(Napza) kan kita bawa study tour ke Al-Kamal Sibolangit Center, kalau
departemen lain juga ada yang buat ke PP Insyaf entah kemana aja,
sangat efektif untuk kegiatan seminar tentang narkotika itu. Kegiatan itu
rutin dilakukan tiap semester. Saat ini kita lakukan kawasan larangan
merokok, ini juga mencegah untuk tidak merokok atau berganja segala
macam.”
mahasiswa.
penindakan dengan cara upaya paksa (razia) dan upaya deteksi dini (tes urine).
lain:
mahasiswa baru diterima di FISIP USU. Ini merupakan salah satu upaya
Program penyuluhan ini merupakan salah satu kegiatan rutin FISIP USU.
Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu penyambutan
mahasiswa baru (PMB). Selain itu adanya mata kuliah penyalahgunaan zat dan
mahasiswa. Kemudian adanya pesan anti narkoba dan larangan merokok yang
Berikut ini hasil wawancara dengan Pak Hatta Ridho selaku Staff Ahli
“Ya, sering itu (penyuluhan bahaya narkoba) dilakukan. BNN juga datang
kemari untuk sosialisasi.”
Hal serupa juga disampaikan oleh Dosen FISIP USU, yaitu ibu Mastauli
Lesmana S.Sos :
“Kegiatan seminar narkotika sering kita lakukan, seperti mata kuliah kita
(Napza) kan kita bawa study tour ke Al-Kamal Sibolangit Center, kalau
departemen lain juga ada yang buat ke PP Insyaf entah kemana aja,
sangat efektif untuk kegiatan seminar tentang narkotika itu. Kegiatan itu
rutin dilakukan tiap semester. Saat ini kita lakukan kawasan larangan
merokok, ini juga mencegah untuk tidak merokok atau berganja segala
macam.”
Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu mahasiswa FISIP USU, yaitu
David Matondang :
2. Upaya Pemberantasan
narkoba. Program deteksi dini (tes urin) merupakan salah satu kegiatan rutin
FISIP USU. Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu tes
Berikut ini hasil wawancara dengan Pak Hatta Ridho selaku Staff Ahli
“Kalau di FISIP sama di USU yang pertama itu tes urin bagi mahasiswa
baru masuk, itu udah jelas. Tapi, konsep kedepannya bagusnya begitu mau tamat
Hal serupa juga disampaikan oleh Dosen FISIP USU, yaitu ibu Mastauli
yang penting. Sosialisasi tentang bahaya narkoba dan adanya mata kuliah tentang
cukup baik dilakukan pada calon mahasiswa baru diterima yakni dilakukannya
upaya deteksi dini (tes urin), hanya saja perlu juga dilakukan tes urin kepada
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
dan gaya hidup sehat, serta mengubah kondisi kehidupan yang membuat individu
jaringan antara pemasok dan pemakai serta melaksanakan tugas yang meliputi
penyidikan, penindakan dengan cara upaya paksa (razia) dan upaya deteksi dini
(tes urine).
3. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan obat atau zat kimia dari jenis
kepada mahasiswa yang baru diterima di FISIP USU. Kegiatan ini merupakan
mahasiswa. Program penyuluhan ini merupakan salah satu kegiatan rutin FISIP
USU. Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu
larangan merokok yang tertulis di dinding atau sekitar lingkungan FISIP USU.
Program deteksi dini (tes urin) merupakan salah satu kegiatan rutin FISIP USU.
Kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu, seperti pada waktu tes kesehatan
6.2 Saran
1. Bagi Keluarga
Perlu peningkatan pengawasan dari orang tua kepada anaknya untuk dapat
mendidik yang lebih baik agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik
2. Bagi Kampus
larangan memakai narkoba, dan perlu adanya mata kuliah wajib tentang
untuk ketahanan seorang mahasiswa untuk tidak menggunakan obat atau zat
3. Bagi Mahasiswa
salah. Pengetahuan tentang agama dan moral juga harus ditingkatkan agar dapat
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Sumber Jurnal :
Ramadhan. ( 2013). Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Mahasiswa ( studi
kasus di kota Pekanbaru).14 November 2017. http://repository.unri.ac.id
Sumber Online :
BNN Lampung.(2016). Memahami Peredaran Narkoba Dalam Kampus dan
Upaya Pencegahannya. 14 November 2017. http://lampung.bnn.go.id
89