MINAT BELI
SKRIPSI
MEDAN
2020
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Program Strata (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
MEDAN
2020
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di
kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (Plagiat) maka saya
bersedia di proses sesuai dengan hukum yang berlaku
NIM : 160904002
Tanda Tangan :
iv
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelasaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi Pengaruh Iklan Sprite Waterlymon terhadap Minat
Beli (Studi Korelasi Pengaruh Iklan Sprite Waterlymon: Air + Lemon Lime
Berasa Enak #NoBokis di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara) ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan
almamater Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada kedua orang tua peneliti, Drs. H.
Muchlis, M.Si dan Hj. Fidia Rizki, S.Psi yang selalu mengirimkan doa dan tidak
pernah henti mendukung dan memotivasi peneliti sampai di titik ini. Kedua kakak
peneliti, Azka Finia Nasution dan Rafika Hilmi Nasution yang selalu ada untuk
peneliti di saat senang maupun susah. Selain itu, peneliti juga ingin berterima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung peneliti untuk
menyelesaikan tugas akhir ini. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
2. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si,
Ph.D dan Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Ibu Emilia
Ramadhani, M.A.
3. Bapak Drs. Safrin, M.Si selaku dosen pembimbing peneliti yang telah
memberikan waktu, dukungan, dan selalu sabar dalam membimbing
peneliti dan selalu menyemangati peneliti agar tidak malas dalam
mengerjakan skripsi.
4. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku dosen pengampu akademik
peneliti yang telah banyak mendukung dan memberikan masukan kepada
peneliti.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP USU yang telah mengampu peneliti sejak semester awal,
vi
vii
Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : NADIA LUMONGGA NASUTION
NIM : 160904002
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Universitas Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal :
Yang menyatakan
viii
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Iklan Sprite Waterlymon Terhadap Minat Beli
(Studi Korelasi Pengaruh Iklan Sprite Waterlymon: Air + Lemon Lime Berasa
Enak #NoBokis di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)”. Tujuan
dalam penelitian ini untuk mengetahui tanggapan mahasiswa mengenai iklan,
minat beli mahasiswa mengenai iklan, dan seberapa besar pengaruh iklan Sprite
Waterlymon: Air + Lemon Lime Berasa Enak #NoBokis terhadap minat beli
mahasiswa di Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori-teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi pemasaran, iklan, minat beli, dan
teori AIDDA. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah metode korelasi dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk
mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk
2016 hingga 2019 yang berjumlah 481 mahasiswa. Sampel ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin dan didapati sampel sebanyak 83 mahasiswa. Teknik
penarikan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random
Sampling, Purposive Sampling, dan Accidental Sampling. Teknik pengumpulan
data, peneliti menggunakan metode kuesioner (Field Research) dan metode
kepustakaan (Library Research). Teknik analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah analisis tabel tunggal. Analisis tabel silang, dan uji hipotesis
menggunakan SPSS Statistic versi 26. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh yang signifikan, yaitu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,628
dalam skala hubungan yang cukup berarti dengan nilai presetansi kekuatan
pengaruh sebesar 39% dalam skala hubungan yang cukup berarti antara pengaruh
iklan Sprite Waterlymon: Air + Lemon Lime Berasa Enak #NoBokis di televisi
terhadap minat beli mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.
Kata kunci: Komunikasi Pemasaran, Iklan, Minat Beli, Teori AIDDA, Sprite
Waterlymon
ix
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini persaingan di pasar sangat kompetitif, terlebih sejak
banyaknya produk sejenis yang membuat perusahaan berlomba-lomba
memamerkan kelebihan dari merk produknya. Produsen juga dituntut untuk
lebih giat lagi dalam membuat strategi khusus untuk memasarkan produknya
sehingga tidak hilang dari pasaran.
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan majerial oleh individu
maupun kelompok yang menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai kepada pihak lain untuk mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan. Sedangkan menurut Dayle (Sudaryono, 2016: 41),
pemasaran ialah proses manajemen yang bertujuan memaksimumkan laba
bagi pemegang saham dengan cara menjalin relasi dengan pelanggan utama
(valued customers), dan menciptakan keunggulan yang kompetitif.
1
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2
suatu produk yang disampaikan lewat suatu medium, dibiayai oleh pemrakarsa
yang dikenal dan ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat.
Dalam beriklan, penting untuk mengetahui siapa target pasar yang dituju
karena akan meningkatan efektivitas penyampaian pesan. Oleh karena itu,
penting untuk produsen menyesuaikan segmentasi pasar dengan saluran atau
medium periklanan apa yang akan digunakan dalam beriklan agar tidak salah
sasaran.
Media massa merupakan sarana atau medium yang efektif untuk produsen
mengiklankan produknya. Televisi masih menjadi media massa utama bagi
perusahaan untuk memasarkan produknya karena televisi terus berkembang
mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Nielsen mengenai belanja iklan tahun 2019, televisi masih mendominasi 85%
belanja iklan media massa dengan total belanja iklan lebih dari Rp143
Triliyun. Hasil ini menunjukkan peningkatan 14% dari belanja iklan tahun
2018. (www.nielsen.com)
Gambar 1.1
Logo Sprite
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sprite
iklan. Iklan Sprite Waterlymon versi Indonesia pertama kali diproduksi pada
Desember 2018 yang lalu. Dan pada Agustus 2019, Sprite Waterlymon hadir
dengan iklan terbarunya.
“Hai guys! Katanya kalau bikin iklan itu harus menarik dan katanya harus
kredibel supaya produknya dibeli. Nyatanya kita gak pakai macem-macem
untik iklan Sprite Waterlymon baru. Kita cuma mau bilang, kalau air
ditambah lemon lime berasa enak, supaya kamu tau. Sprite Waterlymon enak
buat ngilangin haus. Baru, Sprite Waterlymon nyatanya nyegerin, enak buat
ngilangin haus. No Bokis”
Di tahun 2019, Coca Cola Amatil menghabiskan sekitar $4,25 miliar atau
Rp59 Triliyun untuk belanja iklannya di seluruh dunia, sedangkan Sprite
menghabiskan kurang dari $100 Juta atau Rp140 Milyar untuk belanja iklan
televisi digital maupun nasional di seluruh dunia. Di Indonesia, Coca Cola
Amatil meraup keuntungan sebesar $1,165 juta atau Rp16 Miliar di tahun
2019 di mana angka tersebut meningkat dua digit dari tahun sebelumnya.
Peningkatan signifikan tersebut juga dialami oleh produk Sprite Waterlymon.
Kampanye #NoBokis berhasil dilakukan oleh produk Sprite Reguler dan
Sprite Waterlymo dan kampanye itu akan diteruskan di tahun 2020 dan tetap
mempromosikan Sprite Waterlymon melalui iklan TV dan penempatan media
digital untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk ini.
(www.ccamatil.com)
2. Secara Teoritis
Secara teori penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan penelitian dan mengembangkan teori
komunikasi khususnya pada media televisi.
3. Secara Praktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi para pengiklan di televisi dan menjadi referensi bagi pembaca yang
tertarik melakukan penelitian sejenis.
URAIAN TEORITIS
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Sifat manusia untuk menyampaikan keinginan dan hasratnya kepada
orang lain merupakan awal dari keterampilan manusia berkomunikasi secara
otomatis melalui lambang-lambang isyarat (non verbal), kemudian disusun
dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam
bentuk bahasa verbal.
8
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
9
1. Iklan
Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan.
2. Promosi Penjualan
Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang
mencoba atau membeli produk atau jasa.
2.1.3 Iklan
2.1.3.1 Pengertian Iklan
Periklanan berasal dari bahasa latin, yaitu ad-vere yang berarti mengoper
pikiran dan gagasan kepada pihak lain (Kasali, 1992:9). Menurut Kotlter
(2002:658), periklanan adalah gabungan dari penyajian dan promosi ide suatu
barang atau jasa yang bersifat nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran.
3. Iklan Ritel
Dilakukan oleh toko serba ada, swalayan dan dealer mobil yang
memberikan banyak penawaran khusus untuk mempunyai banyak persediaan
barang dagang. Penetapan harga suatu promosi itu dinamakan “price led”
atau harga pelopor, sedangkan penawaran khusus sering disebut “loss
leader”.
4. Iklan Korporat
Merupakan bentuk lain dalam beriklan strategis, ketika sebuah perusahaan
melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya
kepada publik. Iklan ini bekerja secara internal dengan mempengaruhi
semangat kerja para pekerja, namun secara eksternal terhadap para
pelanggan perusahaan.
5. Iklan Bisnis Kepada Bisnis
Terjadi ketika sebuah perusahaan berbicara kepada perusahaan lain yang
biasanya dilakukan melalui majalah bisnis.
6. Iklan Layanan Masyarakat
Dewasa ini pemerintah dan otoritas kesehatan sedang gencargencarnya
mengkomunikasikan pesan-pesan anti merokok. Kebanyakkan kampanye
iklan diwakili dengan iklan strategis dan kemudian didukung oleh iklan
taktis
Sedangkan menurut Madjadikara (2004; 17) iklan terbagi dua jenis yaitu:
1. Iklan komersial dan Nonkomersial
Iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau
jasa. Iklan komersial yang dimuat atau disiarkan melalui audiovisual
(televisi). Sedangkan Iklan nonkomersial banyak jenisnya, termasuk iklan
undangan tender, orang hilang, dan lowongan kerja. Iklan nonkomersial
merupakan bagian dari kampanye social marketing yang bertujuan
“menjual” gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat
(Public Service).
2. Iklan Korporat
Iklan yang bertujuan membangun citra (image) suatu perusahaan yang
pada akhirnya tentu diharapkan juga membangun citra positif produk-produk
atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
1. Isi Pesan
Konsep tentang produk akan menentukan isi pesan. Umumnya
pengiklan akan mencari daya tarik (appeal) berupa tawaran penjualan
yang khas (unique selling proposition). Tiga macam daya tarik (appeal)
yang perlu dipahami dalam perumusan pesan iklan, yaitu: rasionalitas,
emotional, dan moral.
2. Struktur Pesan
Selain bertumpu pada isi pesan, efektifitas iklan juga dipengaruhi
oleh struktur pesan. Beberapa penelitian telah mengungkapkan hubungan
antara isi pesan dengan pengambilan keputusan, argumen bersisi tunggal
dan bersisi ganda, serta urutan penyajiannya. Pengiklan lebih suka
menyodorkan kesimpulan bagi audiens daripada membiarkan mereka
mengambil kesimpulan sendiri.
3. Format Pesan
Pengiklan sebaiknya memilih format pesan yang kuat. Untuk iklan
cetak, pengiklan harus menentukan judul, teks iklan, ilustrasi, dan warna.
Jika iklan disiarkan di radio, harus dipilih kata-kata, kualitas suara dan
vokalnya. Jika iklan tersebut akan dibawakan oleh wiraniaga atau
disiarkan di televisi, kesemua hal-hal di atas serta bahasa tubuh (body
language) juga harus direncanakan dengan cermat. Penyaji harus
memperhatikan ekspresi wajah, busana, gerakan, dan potongan
rambutnya.
4. Sumber Pesan
Faktor yang sangat menentukan kredibilitas sumber pesan ada tiga,
yakni keahlian, kejujuran, dan likability. Keahlian adalah kemampuan
dan pengetahuan komunikator dalam bidang tertentu sehingga dapat
menyokong klaimnya. Kejujuran menyangkut seberapa jauh sumber
pesan dipersepsikan objektif dan jujur. Teman lebih dipercaya keimbang
orang asing atau wiraniaga. Orang yang tidak dibayar namun mendukung
suatu produk umumnya lebih dipercaya ketimbang orang yang memang
dibayar untuk itu. Likability mengacu pada seberapa menarik sumber
pesan di mata audiens. Sifat-sifat seperti keterusterangan, humoris, dan
apa adanya membuat seseorang lebih disukai. Sumber yang paling tinggi
kredibilitasnya adalah seseorang yng skornya tinggi dalam ketiga hal
tersebut di atas.
4. Keputusan waktu
5. Keputusan metode pembayaran
1. Faktor Budaya
Faktor budaya adalah symbol dan fakta yang kompleks, yang
diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai
penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
Faktor ini meliputi kebudayaan, sub kebudayaan dan kelas sosial.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor yang berhubungan dengan interaksi
konsumen dengan sesame. Faktor ini meliputi kelompok, keluarga, serta
peran dan status.
3. Faktor Pribadi
Faktor pribadi merupakan segala karakteristik yang melekat pada diri
konsumen. Faktor ini meliputi umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis
Teori AIDDA atau juga sering disebut A-A Procedure (from attention to
action procedure), merupakan teori yang dikemukakan oleh Wilbur
Schramm. Teori ini adalah suatu model hirarki respon yang cukup popular
bagi pemasar sebagai pedoman halaman melaksanakan kegiatan pemasaran
(Kasali, 1995: 82). Menurut Effendy (2003:305), AIDDA adalah singkatan
dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision
(keputusan), Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-
elemen tersebut adalah:
1. Perhatian (Attention)
Perhatian (attention) adalah keinginan seseorang untuk mencari dan
melihat sesuatu. Dalam tahap ini, komunikan memiliki perhatian atau
minat terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
2. Ketertarikan (Interest)
Ketertarikan (interest) adalah perasaan ingin mengetahui lebih
dalam tentang sesuatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi seseorang.
Dalam tahap ini, komunikan kemudian merasa tertarik dan ingin
mengetahui lebih jauh lagi tentang pesan yang disampaikan
komunikator.
3. Keinginan (Desire)
Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik
perhatian. Dalam tahap ini, mulai timbul kecocokkan antara
kebutuhan komunikan dengan pesan yang disampaikan oleh
komunikator
4. Keputusan (Decision)
Kepercayaan untuk melakukan suatu hal. Dalam tahap ini,
komunikan memutuskan untuk mengambil langkah selanjutnya untuk
menerima atau tidak pesan yang disampaikan oleh komunikator.
5. Tindakan (Action)
Suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan ketertarikan
terhadap sesuatu. Dalam tahap terakhir ini, komunikan melakukan
tindakan sesuai dengan apa yang telah menjadi keputusannya.
Attention
Interest
Desire
Decision
Action
Konsep AIDDA ini adalah proses bertahap yang terjadi dalam diri
seseorang, baik dari sisi kognitif, afektif, maupun perilaku. Berdasarkan
konsep AIDDA agar khalayak melakukan action, maka pertama-tama mereka
harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Sumber: Peneliti-2019
Tabel 2.1
Variabel Operasional Penelitian
No Variabel Teoritis Variabel Operasional
2.5 Hipotesis
Secara etimologi, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawa
atau lemah dan thesa yang berarti kebenaran. Dari kedua akar katanya dapat
disimpulkan bahwa hipotesis adalah kebenaran yang lemah. Secara umum
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan
data di lapangan)
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP
USU) berdiri sejak tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982 dan menjadi fakultas yang ke-9
(kesembilan) di lingkungan Universitas Sumatera Utara. FISIP USU
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas mencerdaskan
kehidupan bangsa, menguatkan suasana demokrasi dan kesejahteraan
masyarakat. Keberadaan FISIP USU di Provinsi Sumatera Utara memberikan
sumbangan pemikiran bagi kemajuan daerah yang dikenal sangat
multikultural.
Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tugas utama, FISIP USU
telah melakukan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
khususnya kepada masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dan provinsi
tetangganya. Meskipun tidak sedikit layanan pendidikan yang diberikan
FISIP USU dirasakan oleh putra-putri terbaik dari seluruh provinsi di
Indonesia. Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi ciri khas FISIP
USU dalam merancang program dan produk berupa hasil penelitian yang
dipublikasikan, model pembelajaran yang diterapkan dan pengabdian
masyarakat yang diadaptasikan. FISIP USU menyebutnya sebagai Tri
Dharma untuk Negeri yang memberikan kontribusi pemantapan demokrasi
dan kesejahteraan rakyat. Prioritas utama dari kegiatan Tri Dharma yang
dilakukan FISIP USU sejak 1980 telah mengalami berbagai perkembangan
terutama terkait program studi dan sumber daya manusia (SDM) untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bermula dari Jurusan Pengetahuan
27
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
28
b. Ilmu Komunikasi,
c. Sosiologi,
d. Ilmu Politik,
Program Doktoral
a. Studi Pembangunan
Program rutin yang menjadi prioritas FISIP USU yaitu
menghasilkan alumni yang memiliki kualifikasi akademik dan praktik
bidang ilmu sosial dan politik, memiliki kekuatan daya saing dan
mampu meningkatkan kualitas staf pengajar serta tenaga kependidikan
yang profesional. Layanan pendidikan FISIP USU selalu diukur
dengan capaian kinerja penelitian, publikasi, dan pengabdian
masyarakat, pertambahan persentase dosen dengan kualifikasi
pendidikan S3 dan guru besar (professor) bidang ilmu sosial dan
politik. (https://www.usu.ac.id/id/, 2019)
3.1.2 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Adapun Visi dan Misi dari FISIP USU adalah sebagai berikut:
Visi:
“Menjadi Fakultas yang memiliki keunggulan akademik dan mampu bersaing
dalam Pengembangan Ilmu dan Riset Terapan Kebijakan Publik Bidang Sosial
dan Politik pada tataran global tahun 2021”.
Misi:
Untuk mencapai Visi FISIP USU, maka disusunlah misi yaitu kegiatan yang
harus dilaksanakan organisasi. Melalui misi yang jelas, diharapkan seluruh
anggota organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan mengenal organisasi
dan mengetahui peran serta dan hasil-hasil yang akan diperoleh organisasi di
masa yang akan datang.
Menurut Nazir (2014:5), metode penelitian ialah urutan kerja yang harus
dilakukan dalam melaksanakan penelitian, termasuk di dalamnya alat-alat apa
yang dipergunakan untuk mengukur maupun mengumpulkan data dan
bagaimana penelitian dilakukan di lapangan. Metode penelitian yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional.
Metode koreasional yaitu metode yang meneliti sejauh mana variasi pada
suatu faktor yang berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2004:2).
Metode korelasional bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya
hubungan, dan jika ada, seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya
hubungan tersebut.
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Aktif Ilmu Komunikasi USU Program S-1
Angkatan 2016-2019
No Angkatan Jumlah
1 2016 114
2 2017 116
3 2018 129
4 2019 122
Total 481
Sumber: http://dirmahasiswa.usu.ac.id/
3.3.2 Sampel
Sampel didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih melalui
prosedur tertentu dan diharapkan bisa mewakili populasi (Martono, 2016:76).
Pengambilan sampel yang digunakan peneliti dalam menentukan sampel
yaitu dengan menggunakan Solvin, yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
n = besaran sampel
N = besaran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) (10%) = 0,1
1 = konstanta
Keterangan:
n1 = Jumlah jiwa
n = Jumlah sampel
N = Populasi
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
No Angkatan Populasi Rumus Sampel
1 2016 114 20
2 2017 116 20
3 2018 129 22
4 2019 122 21
Total 83
2. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik penarikan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pada teknik ini kita menentukan sampel dengan
memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi
sesuai dengan topik yang akan diteliti (Martono, 2016:81). Adapun
kriteria dalam penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi program S-1 dari Angkatan
2016-2019
b. Pernah melihat iklan Sprite Waterlymon: Air +Lemon Lime
Berasa Enak #NoBokis di televisi
P=1-
Keterangan:
P = koefisien korelasi rank order
Angka 1 = bilangan konstan
Angka 6 = bilangan konstan
∑ = stigma atau jumlah
d = perbedaan antara pasangan jenjang
N = jumlah individu dalam sampel
D = (rs)2 x 100%
Keterangan:
D = Kekuatan Determinasi
rs= Koefisien Korelasi Rank Order
38
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
39
3. Penelitian Lapangan
Pada awal Februari 2020, peneliti menyebarkan kepada
Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU dengan target sampel 83
mahasiswa dari Angkatan 2016 sampai 2019. Peneliti
melakukan penyebaran secara langsung maupun online melalui
Google Form. Dari penyebaran ini peneliti berhasil memperoleh
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Hambatan juga sempat peneliti alami dikarenakan saat
melakukan penyebaran kuesioner bertepatan dengan awal masuk
perkuliahan semester genap dimana tidak sedikit mahasiswa
yang belum kembali dari kampung halamannya. Oleh karena itu
peneliti juga melakukan penyebaran kuesioner secara online
melalui Google Form.
4. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi variabel merupakan data mentah yang diperoleh dan
dimasukkan ke dalam lembar Fortran Cobal (FC) sehingga memuat
seluruh data dalam satu kesatuan.
5. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan proses pemindahan variabel responden dari
lembah FC ke dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan
berbentuk tabel tunggal. Penyebaran data dalam tabel secara rinci
melalui kategori, frekuensi, presentase, dan selanjutnya dianalisis.
6. Pengujian Hipotesa
Pengujian hipotesa merupakan tahap pengujian data statistik untuk
mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima
hipotesa penelitian yang diajukan. Untuk mengukur tingkat hubungan
di antara dua variabel, maka penelitikan merupakan rumus koefesien
tata genjang (Rank Order Correlation Coefficient) oleh Spearman atau
Spearman Rho Koefesien.
Tabel 4. 1
Responden Berdasarkan Usia
2,4%
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
19,3%
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Angkatan
25,3%
26,5%
Tabel 4.5
Gambar / Visual Iklan Menarik Perhatian
Tabel 4.6
Gambar / Visual Iklan Memiliki Kualitas yang
Baik dan Jelas
Gambar / visual pada iklan ini memiliki hasil akhir yang sangat
jernih dan tidak menyulitkan penontonnya untuk melihat dan memahami
maksud dari gambar yang ditampilkan pada iklan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa iklan ini memiliki kualitas gambar / visual iklan yang
baik dan jelas.
Tabel 4.7
Gambar / Visual Iklan Mudah Dipahami
Tabel 4.8
Gambar / Visual Iklan Menjelaskan Produk Secara Singkat
Tabel 4.9
Isi Pesan Iklan Menarik Perhatian
Tabel 4.10
Isi Pesan Iklan Mudah Dimengerti
Hal ini dikarenakan isi pesan yang disampaikan oleh pengisi sulih
suara dengan bahasa yang ringan dan dan langsung ke pada intinya tanpa
berbelit-belit sehingga mudah dimengerti oleh segala kalangan.
Tabel 4.11
Isi Pesan Iklan Menjelaskan Produk Secara Singkat
Tabel 4.12
Isi Pesan Memaparkan Kelebihan Produk Dibandingkan Produk Sejenis
Tabel 4.13
Pengisi Sulih Suara Menambah Daya Tarik Iklan
Tabel 4.14
Pengisi Sulih Suara Membuat Iklan Menjadi Menarik
Tabel 4.15
Pengisi Sulih Suara Membuat Iklan Mudah Dimengerti
Tabel 4.17
Mengetahui Gambaran Singkat Mengenai Produk
Tabel 4.18
Mencari Tahu Informasi Lebih Lanjut Mengenai Produk
Tabel 4.19
Tertarik Melakukan Pembelian Terhadap Produk
Tabel 4.20
Melakukan Pembelian Setelah Mencari Informasi Lebih Lanjut
Mengenai Produk
Tabel 4.21
Keputusan Pembelian Dipengaruhi Oleh Iklan di Televisi
Analasis tabel silang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
menganalisis data dan mengetahui apabila variabel yang satu mempunyai
hubungan dengan variabel lainnya, dimana akan diketahui apakah variabel
tersebut bersifat positif atau negatif. Namun, analisis tabel ini tidak dapat
Tabel 4.22
Gambar / Visual Iklan Memiliki Kualitas yang Baik dan Jelas pada
Iklan Sprite Waterlymon Menarik Perhatian
Iklan Sprite Waterlymon Menarik
Perhatian
Sangat Total
Tidak Sangat
Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Sangat 0 0 0 0 0 0
Tidak
Gambar / Setuju
Visual Iklan Tidak 0 0 0 0 0 0
Memiliki Setuju
Kualitas yang Netral 0 0 2 2 0 4
Baik dan Jelas Setuju 0 1 16 30 3 50
Sangat 0 2 1 12 14 29
Setuju
Total 3 19 44 17 83
Tabel 4.23
Isi Pesan Iklan Sprite Waterlymon Mudah Dimengerti pada Mengetahui
Gambaran Singkat Mengenai Produk
Tabel 4.24
Pengisi Sulih Suara Menambah Daya Tarik Iklan Sprite Waterlymon
pada Tertarik Untuk Melakukan Pembelian Produk
Tertarik Untuk Melakukan Pembelian
Produk
Sangat Total
Tidak Sangat
Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Sangat 0 0 0 0 0 0
Tidak
Pengisi Sulih
Setuju
Suara
Tidak 0 0 0 0 0 0
Menambah
Setuju
Daya Tarik
Netral 0 3 7 3 2 15
Iklan Sprite
Setuju 0 1 15 18 1 35
Waterlymon
Sangat 1 1 6 15 10 33
Setuju
Total 1 5 28 36 13 83
Data di atas menunjukkan pengisi sulih suara (voice over) menambah daya
tarik iklan dan responden tertarik untuk melakukan pembelian terhadap
produk Sprite Waterlymon. Daya tarik pengisi sulih suara pada iklan ini ialah
ia memiliki suara yang berkarakter dimana responden yang menonton iklan
tersebut bisa dengan mudah menebak siapa orang dibalik suara tersebut.
Selain itu, gaya bahasa dalam menyampaikan pesan juga mempersuasi calon
konsumen.
Tabel 4.25
Gambar / Visual Iklan Sprite Waterlymon Menarik Perhatian pada
Keputusan Pembelian Dipengaruh oleh Iklan Sprite Waterlymon di
Televisi
Sangat 0 0 0 0 0 0
Tidak
Setuju
Gambar /
Visual Iklan Tidak 0 0 0 0 0 0
Sprite Setuju
Waterlymon
Netral 0 5 3 3 0 11
Menarik
Perhatian Setuju 2 7 17 19 5 50
Sangat 1 1 5 5 10 22
Setuju
Total 3 13 25 27 15 83
Tabel 4.26
Hasil Uji Hipotesis
diberikan SPSS Statistic versi 26. Jika probabilitas >0,05 maka Ha ditolak,
jika probabilitas <0,05 maka Ha diterima.
Kp = (Rs)2 x 100%
Dari hasil uji hipotesis variabel X dan Y didapatkan nilai r = 0,628. Maka
dengan menggunakan rumus Kp di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:
Kp = (Rs)2 x 100%
= (0,628)2 x 100%
= 0,394384 x 100%
= 39,4384%
= 39%
4.6 Pembahasan
pengisi sulih suara (voice over). Indikator-indikator itu pula yang menjadi
dasar bagi peneliti untuk membuat kuesioner pada penelitian ini. Berikut
penjelasan masing-masing indikator pengaruh iklan Sprite Waterlymon Air +
Lemon Lime Berasa Enak #NoBokis pada 83 responden.
Indikator pertama yang dianggap memiliki pengaruh menimbulkan minat
beli adalah frekuensi. Semakin sering seseorang melihat iklan Sprite
Waterlymon di televisi, maka semakin besar pula kemungkinan seseorang
tersebut memiliki minat beli terhadap produk yang diiklankan. Pada
penelitian ini peneliti menemukan hasil mayoritas responden dimana
sebanyak 45 dari 83 responden atau 54.1% pernah melihat iklan Sprite
Waterlymon Air + Lemon Lime Berasa Enak #NoBokis lebih dari 5 kali.
Indikator kedua, yaitu gambar/visual menjadi poin penting saat seseorang
melihat iklan di televisi. Visual yang menarik dan menyajikan sesuatu yang
berbeda daripada iklan pada umumnya, serta memiliki kualitas yang jelas
pada iklan Sprite Waterlymon Air + Lemon Lime Berasa Enak #NoBokis
berhasil membuat iklan menarik perhatian dan mudah dipahami oleh
responden. Sebanyak 77 dari 83 responden (87,7%) menyatakan bahwa
gambar/visual iklan Sprite Waterlymon menarik perhatian, 79 responden
(95,1%) menyatakan bahwa iklan ini memiliki kualitas gambar/visual yang
baik dan jelas, dan 62 responden (64,7%) menyatakan setuju bahwa
gambar/visual yang mudah dipahami.
Indikator ketiga, isi pesan juga merupakan hal utama dalam melihat iklan.
Sesuai tujuannya, iklan ingin menyampaikan pesan yang mempersuasi dari
produsen kepada calon konsumen. Isi pesan pada iklan Sprite Waterlymon
Air + Lemon Lime Berasa Enak #NoBokis disampaikan dengan bahasa yang
ringan dan langsung menuju isi pesan sehingga responden tertarik dan mudah
mengerti dengan pesan yang disampaikan dan mengetahui gambaran singkat,
serta kelebihan produk dibandingkan produk sejenis setelah melihat iklan di
televisi. Sebanyak 65 responden (68,3%) menyatakan bahwa isi pesan yang
disampaikan pada iklan mudah untuk dipahami dan 71 responden atau 85,6%
dari total responden menyatakan setuju jika mengetahui gambaran singkat
mengenai Sprite Waterlymon setelah melihat iklannya di televisi.
Indikator ke empat dan yang terakhir, yaitu pengisi sulih suara (voice
over). Iklan Sprite Waterlymon Air + Lemon Lime Berasa Enak #NoBokis
diterangkan oleh pengisi sulih suara (voice over) untuk menjelaskan visual
dan isi pesan yang disampaikan. Pemilihan pengisi sulih suara yang tepat,
yaitu Cak Lontong dengan karakter suaranya yang khas berhasil menambah
daya tarik responden terhadap iklan dan tentunya membuat iklan menjadi
menarik serta pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah untuk
dimengerti. Sebanyak 68 dari 83 responden (82%) menyatakan setuju jika
pengisi sulih suara (voice over) menambah daya tarik dari iklan, 66 responden
(79,5%) menyetujui bahwa pengisi sulih suara (voice over) membuat iklan
Sprite Waterlymon mudah untuk dimengerti.
lanjut mengenai produk tersebut. Namun pada hasil penelitian ini, peneliti
hanya menemukan 38,6% dari total responden yang tertarik untuk mencari
tahu informasi lebih lanjut mengenai produk.
Indikator ketiga, yaitu hasrat atau keinginan (desire) akan timbul jika
responden telah memiliki minat yang kuat terhadap produk. 36 responden
(43,3%) menyatakan akan melakukan pembelian setelah mencari informasi
lebih lanjut mengenai produk Sprite Waterlymon.
Indikator keempat, keputusan (decision) merupakan tahapan terakhir yang
dilalui responden untuk memiliki keputusan apakah akan membeli produk
atau tidak. Dari 83 responden, 42 responden (50,6%) menyatakan setuju
bahwa keputusan pembelian yang dilakukan dipengaruhi oleh iklan Sprite
Waterlymon yang ditayangkan di televisi
76
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
DAFTAR REFERENSI
Durianto, Darmadi, dkk. 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan Efektif. Jakarta:
Cetakan Gramedia Pustaka.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.
Lwin, May & Aitchison Jim. (2002). Clueless In Advertising. Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer.
Sumber Jurnal
Sumber Lainnya
https://www.ccamatil.com/-/media/Cca/Corporate/Files/Annual-Reports/2020
(diakses pada 28 Mei 2020, 23:32 WIB)
https://www.nielsen.com/id/en/press-releases/2019/belanja-iklan-tumbuh-4-persen-
di-kuartal-awal-2019/ (diakses pada 28 November 2019, 13.10 WIB)
Hormat Saya
Peneliti
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Membaca setiap pertanyaan dengan teliti sebelum memberikan jawaban.
2. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang Anda pilih.
3. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Angkatan :
FREKUENSI
1. Seberapa Sering Anda Melihat Iklan Sprite Waterlymon: Air + Lemon Lime
Berasa Enak #NoBokis?
a. 1 kali
b. 2-3 kali
c. 4-5 kali
d. 5-7 kali
e. >7 kali
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
NIM : 160904002
Konsentrasi : Periklanan
Agama : Islam
Email : nadianasution02@gmail.com
MAN 1 Medan