Anda di halaman 1dari 143

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Ilmu Komunikasi Skripsi Sarjana

2018

Intensitas Penggunaan Media Sosial


Terhadap Perilaku Komunikasi pada
Mahasiswa Kepribadian Introvert (Studi
Kuantitatif Mengenai Intensitas
Penggunaan Media Sosial Instagram
Terhadap Perilaku Komunikasi pada
Mahasiswa Kepribadian Introvert di
Universitas Sumatera Utara)

Simanjuntak, Vanessa Pascalya C.

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3618
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP
PERILAKU KOMUNIKASI PADA MAHASISWA
KEPRIBADIAN INTROVERT

(Studi Kuantitatif Mengenai Intensitas Penggunaan Media Sosial


Instagram Terhadap Perilaku Komunikasi Pada Mahasiswa
Kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

VANESSA PASCALYA C. SIMANJUNTAK


Public Relations

140904049

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP
PERILAKU KOMUNIKASI PADA MAHASISWA
KEPRIBADIAN INTROVERT

(Studi Kuantitatif Mengenai Intensitas Penggunaan Media Sosial


Instagram Terhadap Perilaku Komunikasi Pada Mahasiswa
Kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

VANESSA PASCALYA C. SIMANJUNTAK


Public Relations
140904049

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Vanessa Pascalya C. Simanjuntak

NIM : 140904049

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku


Komunikasi Pada Mahasiswa Kepribadian Introvert (Studi
Kuantitatif Mengenai Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram Terhadap Perilaku Komunikasi Pada Mahasiswa
Kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara)

Medan, Februari 2018

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Dr.Humaizi, M.A Dra.Dewi Kurniawati,M.Si.,Ph.D


NIP. 195908091986011002 NIP. 196505241989032001

Dekan FISIP USU

Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si


NIP. 197409302005011002

iii

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika
dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya
bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Vanessa Pascalya C. Simanjuntak

NIM : 140904049

Tanda Tangan :

Tanggal : Februari 2018

iv

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Vanessa Pascalya C. Simanjuntak

NIM : 140904049

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku


Komunikasi Pada Mahasiswa Kepribadian Introvert (Studi
Kuantitatif Mengenai Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram Terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa
Kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang dipergunakan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Ditetapkan di :

Tanggal :

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rakhmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat
waktu untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera
Utara (USU) Medan. Peneliti berharap kedepannya skripsi ini dapat menjadi
refrensi bagi mahasiswa dalam mengembangkan penelitian. Peneliti menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara beserta jajarannya.
2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
3. Ibu Emilia Ramadhani, MA selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Dr. Humaizi, M.A selaku dosen pembimbing, terima kasih atas
terima kasih atas waktu, tenaga dan semua pikiran serta masukan yang
telah diberikan dengan sabar untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. HR Danan Djaja, M.A selaku dosen penasehat akademik
peneliti.
6. Seluruh dosen dan staff di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara khususnya dari Departemen Ilmu Komunikasi.
7. Kedua orang tua peneliti M. Simanjuntak, S.E dan Dra. G. N. Sinaga, serta
kedua saudara peneliti Jessica Simanjuntak, S.H dan Felicya Simanjuntak
yang telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.

vi

Universitas Sumatera Utara


8. Teman – teman seperjuangan peneliti selama masa perkuliahan yaitu,
Muna Fadhiah, Kiki Adi Kesuma, Yoga Kashogi, Khalis Pasaribu, Suci
Ramadhani, Laili Syharani, Rozi dan Rafiqa, terimakasih selalu
memberikan semangat dan dukungan dalam mengerjakan skripsi.
9. Teman – teman peneliti Kharisma Rajagukguk, Veronica Pohan, Jane
Maris, Soraya, Ruth terima kasih untuk semangat, doa dan dukungan yang
diberikan.
10. Kepada para responden penelitian di Universitas Sumatera Utara, terima
kasih telah menyediakan waktu dalam mengisi kuesioner.
11. Seluruh teman – teman Departemen Ilmu Komunikasi, khusunya stambuk
2014, yang sama – sama berjuang untuk sarjana.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa
membalas semua doa dan dukungan yang telah diberikan.

Medan, Februari 2018


Peneliti

Vanessa Pascalya C. Simanjuntak


NIM. 140904049

vii

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:

Nama : Vanessa Pascalya C. Simanjuntak


NIM : 140904049
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Universitas Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive
Royalty – Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku Komunikasi Pada


Mahasiswa Kepribadian Introvert (Studi Kuantitatif Mengenai Intensitas
Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa
Kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara) beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini Universitas
Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan
Pada tanggal : Februari 2018

Yang menyatakan,

Vanessa Pascalya C. Simanjuntak

viii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku


Komunikasi Pada Mahasiswa Kepribadian Introvert (Studi Kuantitatif Mengenai
Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Komunikasi
Pada Mahasiswa Kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan media
sosial Instagram terhadap perilaku komunikasi pada mahasiswa kepribadian
introvert di Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan mulai dari 04
Desember sampai dengan 11 Desember. Teori yang menjadi pendukung dalam
penelitian ini antara lain, teori Komunikasi Massa, New Media, Media Sosial,
Instagram, Teori Uses and Gratification, Perilaku Komunikasi, Teori AIDDA,
Kepribadian Introvert. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yang
bertujuan menghitung hubungan intensitas penggunaan media sosial terhadap
perilaku komunikasi mahasiswa kepribadian introvert. Populasi dalam penelitian
ini berjumlah 11.729 orang dengan menggunakan rumus Taro Yamane sehingga
diperoleh jumlah sampel sebanyak 99 orang. Teknik penarikan sampel
menggunakan Propotional Stratified Random Sampling, Purposive Sampling dan
Accidental Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan
wawancara, dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis tabel
tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan rumus Koefisien Korelasi
Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman dengan menggunakan aplikasi
Stattistical Product and System Solution (SPSS) 16. Dari hasil penelitian ini
diperoleh r sebesar 0,168 yang menunjukkan Ho memiliki nilai signifikansi yang
lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, menunjukan bahwa hubungan lemah
sekali antara intensitas pengguna media sosial terhadap perilaku komunikasi pada
mahasiswa kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara.

Kata Kunci: Intensitas Penggunaan, Media Sosial, Perilaku Komunikasi,


Introvert

ix

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

This paper entitled "the intensity of the use of social media of behavioral
communication for intervoret personality. (The study of quantitative on intensity
of the use of social media instagram of behavioral communication for students
with introvert personality in Universitas Sumatera Utara). This research aims to
determine the effect of the use of social media Instagram to intensity of behavioral
communication for introvert personality in Universitas Sumatera Utara. The
research was conducted on 4th - 11th December 2017. The support theory that
used in this research are Mass Communication, New Media, Social Media,
Instagram, Uses and Gratification, Behavorial Communication, AIDDA and
Introvert Personality. The research used quantitative method which is aimed to
calculating the relation between the intensity of the use of social media of
behavioral communication for students with introvert personality. The population
in this research amounts to 11.729 people with used Taro Yamane's formula thus
obtained the amounts of 99 samples. The sampling technique used Propotional
Stratified Random Sampling, Purposive Sampling and Accidental Sampling. The
data analysis technique used in this research are single table analysist, cross-
tabled analysist and hypothesis test using correlation coefficient formula Rank
Order by Spearman, using Stattistical Application Product and System Solution
(SPSS) version 16. The result of this research is r obtained amounted to 0,168
indicates Ho have more significance value than 0,05 so Ho can be accepted, it
indicates that very weak relationship between intensity of the use of social media
of behavioral communication for students with introvert personality in
Universitas Sumatera Utara.

Keyword: Intensity of the use, Social Media, Behavioral Communication,


Introvert

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................v
KATA PENGANTAR .............................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................viii
ABSTRAK ...............................................................................................................ix
ABSTRACT .............................................................................................................x
DAFTAR ISI ............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................1
1.2. Batasan Masalah..................................................................................................8
1.3. Rumusan Masalah ...............................................................................................9
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................9
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................................................10
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori.....................................................................................................11
2.1.1. Komunikasi Massa ....................................................................................11
2.1.2. New Media ................................................................................................15
2.1.3. Media Sosial..............................................................................................18
2.1.4. Instagram ..................................................................................................20
2.1.5. Teori Uses and Grafitication (Penggunaan dan Kepuasan)......................24
2.1.6. Perilaku Komunikasi .................................................................................27
2.1.7. Teori AIDDA ............................................................................................28
2.1.8. Kepribadian Introvert ................................................................................32
2.2. Penelitian Terdahulu ...........................................................................................35
2.3. Kerangka Konsep ................................................................................................36
2.4. Variabel Penelitian ..............................................................................................37
2.5. Operasional Variabel...........................................................................................38
2.6. Definisi Operasional............................................................................................38
2.7. Hipotesis..............................................................................................................39

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................................41
3.1.1. Lokasi Penelitian .......................................................................................41
3.1.2. Sejarah Universitas Sumatera Utara .........................................................41
3.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Sumatera Utara .................................43
3.2. Metode Penelitian................................................................................................45
3.3. Populasi dan Sampel ...........................................................................................46
3.3.1. Populasi .....................................................................................................46
3.3.2. Sampel.......................................................................................................47
3.4. Teknik Penarikan Sampel ...................................................................................48
3.5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................49
3.6. Teknik Analisis Data ...........................................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian .........................................................................53
4.1.1. Tahapan Awal ...........................................................................................53
4.1.2. Penelitian Keputusan.................................................................................53
4.1.3. Penelitian Lapangan ..................................................................................53
4.1.4. Proses Pengolahan Data ............................................................................54
4.2. Analisis Tabel Tunggal .......................................................................................55
4.2.1. Karakteristik Responden ...........................................................................55
4.2.2. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram .......................................61
4.2.3. Perilaku Komunikasi .................................................................................76
4.3. Analisis Tabel Silang ..........................................................................................90
4.4. Uji Hipotesis .......................................................................................................95
4.5. Pembahasan .........................................................................................................98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan .........................................................................................................102
5.2. Saran ....................................................................................................................103

DAFTAR REFRENSI ..............................................................................................105


LAMPIRAN ..............................................................................................................108

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


2.1 Logo Instagram……………………………………………….…20

2.2 Tampilan Instagram pada layar smartphone…………………….22

xiii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
3.1 Jumlah Mahasiswa Aktif……………………………………………….45
3.2 Jumlah Mahasiswa Aktif di 4 Fakultas Universitas
Sumatera Utara…………………………………………………..………47
3.3 Jumlah Sample……………………………………………….…….……48
4.1 Jenis Kelamin……………………………………………….…………...56
4.2 Suku……………………………………………….……………………..57
4.3 Pendidikan Terakhir Orang Tua………………………………………….58
4.4 Status Tempat Tinggal……………………………………………….…..58
4.5 Uang Saku……………………………………………….……………….59
4.6 Fakultas……………………………………………….………………….60
4.7 Angkatan……………………………………………….………………..61
4.8 Mengakses Instagram setiap hari…………………………………….…..62
4.9 Frekuensi Mengakses Instagram…………………………………………63
4.10 Waktu Mengakses Instagram………………………………………........64
4.11 Lama Memiliki Akun Instagram……………………………….………..65
4.12 Durasi Mengakses Instagram……………………………………………66
4.13 Alasan Mengakses Instagram……………………………………………67
4. 14 Pemenuhan Kebutuhan Sosial…………………………………………...69
4. 15 Instagram Dalam Pencarian Informasi…………………………………..70
4. 16 Fitur Instagram yang Menarik……………………………………………71
4. 17 Konten yang Sering Diakses Dalam Instagram………………………….72
4. 18 Kegiatan yang Sering Dilakukan di Instagram…………………………..74
4. 19 Instagram Memiliki Isi Menarik…………………………………………76
4. 20 Mengakses Media Sosial Penting………………………………………..77
4. 21 Membutuhkan Media Sosial yang Sesuai Dengan Kepribadian…………78
4. 22 Instagram Sarana Komunikasi yang Sesuai……………………………...79
4. 23 Darimana Mengetahui Instagram………………………………………...80
4. 24 Lingkungan Sekitar Mempengaruhi Menggunakan Instagram…………..81
4. 25 Tampilan Instagram Menarik Untuk Digunakan………………………...82
4. 26 Fitur Instagram Menjadikan Intens Menggunakan………………………82
4. 27 Informasi di Instagram Menjadi Tertarik Untuk Membaca……………...83

xiv

Universitas Sumatera Utara


4. 28 Menggunakan Instagram Dalam Komunikasi Sehari – hari……………84
4. 29 Kepuasan Instagram Sebagai Sarana Komunikasi………………………85
4. 30 Menggunakan Instagram Dalam Berbagi Informasi…………………….86
4. 31 Instagram Mampu Menyalurkan Perasaan Emosi………………………86
4. 32 Instagram Menciptakan Identitas Diri Sebagai Kaum Muda……………87
4. 33 Instagram Menambahkan Pertemanan Secara Online…………………..88
4. 34 Instagram Memenuhi Kebutuhan Pelepasan Tekanan…………………..89
4. 35 Frekuensi penggunaan Instagram terhadap minat………………………90
4. 36 Durasi penggunaan Instagram terhadap keputusan……………………..92
4. 37 Isi Instagram terhadap tindakan…………………………………………94
4. 38 Hasil Uji Hipotesis……………………………………………………….96

xv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Tes Kepribadian Introvert

3. Tabel Fotron Cobol

4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5. Lembar Bimbingan

6. Biodata Peneliti

xvi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini perkembangan era globalisasi salah satunya dapat ditandai
dengan kemajuan teknologi khusunya dalam bidang komunikasi dan informasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi memiliki peranan penting dalam proses
komunikasi di tengah masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
melakukan tindakan komunikasi. Sifat komunikasi terbagi dalam 2 jenis yaitu
komunikasi secara langsung dan tidak langsung, komunikasi langsung merupakan
komunikasi yang dilakukan dengan saling bertatap muka dalam suatu aktivitas
komunikasi tanpa menggunakan perantara media, sedangkan komunikasi secara
tidak langsung merupakan komunikasi yang dilakukan dengan tidak bertemu
secara langsung dalam suatu aktivitas komunikasi, komunikasi dilakukan dengan
menggunakan perantara media seperti email, handphone, jejaring sosial.
Kemajuan teknologi memberikan inovasi yang lebih efektif dan mampu
mempermudah masyarakat memperoleh informasi adalah media mulai dari kota
hingga pedesaan, masyarakat yang memanfaatkan media massa untuk berbagai
keperluan.

Kemajuan teknologi komunikasi mempermudah masyarakat untuk


melakukan interaksi, tanpa harus dibatasi jarak dan waktu. Salah satu bentuk
kemajuan teknologi komunikasi adalah dengan munculnya media sosial. Media
sosial adalah bagian dari kemajuan teknologi yang menjadi sarana tercepat orang-
orang untuk berinteraksi dan berbagi informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Media sosial sering dijadikan sebagai tempat untuk seseorang bisa
mengungkapkan sebuah pengalaman, pendapat, tanggapan, dan bahkan sebuah
curahan hati yang nantinya akan dapat di ketahui khalayak tanpa harus berbicara
di depan banyak orang. Banyaknya orang yang kurang memiliki rasa kepercayaan
diri untuk mengungkapkan di depan umum sebuah pemikiran yang menarik dari
dirinya. Oleh karena itu, sebagian orang memilih untuk menyampaikan sebuah

1
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


2

pemikirian melalui media sosial yang dimilikinya, agar dapat membagikan kepada
khalayak tanpa harus berbicara di depan umum.

Facebook, twitter, path, dan instagram adalah media sosial pada umumnya
yang banyak digunakan dalam menyampaikan sebuah pengalaman, pendapat,
tanggapan seseorang untuk dapat diketahui oleh khalayak. Salah satu media sosial
yang saat ini banyak diminati adalah Instagram. Instagram adalah salah satu
aplikasi Smartphone yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat membagikan
sebuah foto dan video secara online. Instagram lahir pada tanggal 6 Oktober 2010
dan dirilis untuk platform iOS sebanyak 25 ribu pengguna berhasil mendaftar
dihari pertama. Pada tanggal 13 Oktober 2010 penggunanya mencapai 1 juta
pengguna dan sampai saat ini perkembangan Instagram semakin pesat. Instagram
merupakan salah satu media sosial yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh
pengguna untuk saling berbagi informasi.

Perubahan perilaku individu terhadap penggunaan media sosial akan


berdampak khusunya dalam melakukan kegiatan komunikasi sehari – hari.
Perilaku komunikasi berkaitan dengan penyampaian pesan dari komunikator yang
nantinya akan diterima oleh komunikan, dan akan membawa perubahan perilaku
komunikasi setelah menerima pesan. Perubahan perilaku manusia tidak dapat
lepas dari individu sendiri (faktor personal) dan lingkungan dimana individu itu
berada (faktor enviromental). Perilaku individu itu didorong oleh motif tertentu
sehingga manusia itu berperilaku. Perubahan perilaku dari lingkungan dan
individu itu sendiri saling berinteraksi satu dengan yang lain. Perilaku individu
dapat mempengaruhi individu itu sendiri, di samping itu perilaku juga
berpengaruh pada lingkungan, demikian pula lingkungan dapat mempengaruhi
individu. Faktor – faktor yang datang dari luar individu atau lingkungan sekitar
menjadikan perubah perilaku komunikasi yang memiliki dampak positif dan
buruk. Salah satunya media sosial menjadi faktor dari luar individu, yang
memiliki efek terhadap perilaku komunikasi tertentu. Media sosial Instagram
memiliki seluruh yang diinginkan pengguna dan merupakan alat komunikasi yang
efektif untuk dapat berbagi sebuah informasi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3

Berdasarkan survei penelitian yang dilakukan oleh perusahaan research


market dunia, Kantar TNS (Taylor Nelson Sofres) atas pengguna
Instagram di Indonesia pada tahun 2016, mengatakan bahwa mayoritas pengguna
aktif Instagram di Indonesia adalah berasal dari kalangan kaum muda. Menurut
rangkuman datanya, jenjang usia paling aktif yang menggunakan Instagram
adalah individu berusia 18 - 24 tahun. Dari survei tersebut, Kantar TNS juga
mendapatkan mayoritas pengguna Indonesia adalah individu yang mapan dan
pernah mendapatkan pendidikan tinggi. (sumber: http://www.tribunnews.com).
Media sosial instagram pada umumnya banyak digunakan oleh kaum muda
Indonesia, karena memiliki berbagai macam fitur menarik, seperti Boomerang,
Layout, Hypogram, YouCam. Sehingga sudah menjadi kegiatan sehari – hari
kaum muda dalam melakukan komunikasi secara tidak langsung dengan
menggunakan media sosial instagram. Pada masa muda, individu lebih banyak
membutuhkan interaksi dengan yang lain, agar dapat memperoleh pengakuan
dari individu lain, mengenai sikap, pendapat, pikiran, atau bahkan yang lainnya.

Dalam pemanfaatan penggunaan media sosial, pengguna cenderung


memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki
pengalaman, motif, sikap dan tipe kepribadian yang relatif berbeda dalam
penggunaan media sosial. Widiantari (2013: 108) mengatakan kepribadian
bersifat unik dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk mebedakan antara
individu satu dengan lainnya. Feist (2010: 4) memberikan definisi kepribadian
adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif permanen dan
memberikan, baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang.
Carl Gustav Jung dalam Suryabrata (2015: 162) menggolongkan kepribadian
berdasarkan atas sikap jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe,
yaitu tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Kepribadian ekstrovert
dipengaruhi oleh dunia obyektif yaitu di luar dirinya, pikiran, perasaan, serta
tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya. Bersikap positif terhadap
individu lain, hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain
lancar. Sedangkan, kepribadian introvert dipengaruhi oleh dunia subyektif yaitu
dunia di dalam dirinya sendiri, pikiran, perasaan, serta tindakan ditentukan oleh

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4

faktor – faktor subyektif. Jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan


dengan orang lain.

Dikutip dari sebuah artikel Tempo, yang mengatakan kepribadian


introvert akan lebih aktif di media sosial. Seseorang yang memiliki kepribadian
introvert akan lebih banyak berbicara di media sosial seperti facebook dan twitter.
Ketika mereka menggunakan itu, risiko personal yang didapatkan lebih sedikit,
mengenai penerimaan dirinya oleh masyarakat. Media sosial menjadi semacam
jembatan bagi orang berkarakter introvert. Pada dasarnya semua orang butuh
telinga yang siap mendengar dan cermin untuk memantulkan seperti apa dirinya
terlihat oleh orang lain. Keberadaan media sosial lebih mempermudah
mengeluarkan isi hati mereka ( sumber: tempo.co).

Di dalam penelitian ini, peneliti memilih media sosial instagram sebagai


intensitas penggunaan terhadap perilaku komunikasi pada kaum muda, karena
instagram sendiri merupakan sebuah aplikasi yang banyak digunakan oleh kaum
muda pada saat ini. Media sosial instagram menjadi sarana komunikasi dengan
individu lain tanpa dibatasi ruang dan waktu. Instagram pada umumnya menjadi
tempat berbagi foto dan video secara online, dengan memperindah sebuah foto
dapat menarik perhatian khalayak, dan menjadikan eksistensi diri. Tidak hanya
berbagi foto dan video yang bisa menarik perhatian khalayak, tetapi dari sebuah
caption foto tersebut juga sering menjadi perhatian khalayak. Para pengguna
instagram berlomba – lomba untuk membuat sebuah caption yang semenarik
mungkin, agar mendapat perhatian lebih dari khalayak pengguna instagram. Di
dalam sebuah penulisan caption, pengguna instagram bebas untuk
mengekspresikan dirinya untuk menarik perhatia, tanpa harus berbicara langsung
di depan umum. Caption adalah suatu kalimat singkat atau tulisan sederhana yang
biasanya diletakkan pada gambar dan memiliki tujuan-tujuan tertentu atau khusus,
misalnya caption yang ditujukan untuk ucapan selamat, humor, kritikan.
Akibatnya pemanfaatan media sosial seperti instagram sangat digemari oleh
khususnya mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


5

Perilaku komunikasi seseorang yang dapat berubah karena dari faktor


lingkungan, seperti keinginan untuk mendapat respond, memperoleh pengalaman
baru, mendapatkan pengakuan, serta keinginan akan rasa aman. Hal tersebut
menjadikan peneliti tertarik untuk melihat adanya sebuah perubahan perilaku
komunikasi mahasiswa sebagai pengguna media sosial instagram. Mahasiswa
pada umumnya lebih memilih menggunakan media sosial dalam mengekspresikan
sebuah sebuah tanggapan, kritik, emosi ke dalam media sosial. Hal ini
dikarenakan, kurangnya kepercayaan diri untuk membicarakan sesuatu hal
dengan berkomunikasi secara langsung. Media sosial menjadi sarana komunikasi
mahasiswa dalam penyampain pengungkapan perasaan dengan kondisi yang
dialaminya. Hal ini dipilih mahasiswa agar mendapatkan sebuah perhatian dari
khalayak yang memiliki hubungan pertemanan di media sosial. Dengan
menggunakan media sosial, banyak mahasiswa lebih menjadi percaya diri untuk
mengungkapkan sesuatu ke dalam media sosial di bandingkan bercerita secara
langsung kepada orang terdekat.

Data yang diambil dari Data Kementrian Komunikasi dan Informatika


Republik Indonesia tahun 2014, dalam Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai
“Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet” diketahui bahwa
penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam
kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia. Studi ini menemukan bahwa 98%
dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5%
diantaranya adalah pengguna internet (sumber: https://kominfo.go.id). Remaja
pada masa peralihan anak menjadi dewasa di antara umur 11 – 21 tahun, pada
umumnya membutuhkan tempat untuk bisa berinteraksi dengan individu lain.
Pada umumnya, usia 18 tahun seseorang akan mulai memasuki dunia mahasiswa.
Umur 18 – 21 tahun oleh para ahli psikologi perkembangan masih digolongkan
pada remaja lanjut. Gunarsa (2000: 128) menyebutkan istilah remaja lanjut biasa
di sebut juga dengan “pemuda”, yang menunjukkan mereka masih pada tahapan
peralihan dari dunia remaja ke dunia dewasa. Peneliti menjadi tertarik untuk
meneliti lebih dalam lagi intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku
komunikasi di kalangan remaja lanjut atau pemuda.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


6

Peneliti memilih Universitas Sumatera Utara sebagai tempat penelitian,


dikarenakan Universitas Sumatera Utara terletak di kota Medan, di daerah
perkotaan akses teknologi dan informasi berkembang dengan cepat. Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara menjadi pilihan untuk penelitian penggunaan media
sosial instagram terhadap perilaku komunikasi di kalangan mahasiswa
kepribadian introvert, karena sejauh ini peneliti melihat banyaknya mahasiswa
sebagai pengguna media sosial, khususnya Instagram. Penggunaan instagram
yang dimanfaatkan kaum muda sebagai alat komunikasi dengan individu yang
lain, dan sebagai tempat pengungkapan perasaan kondisi yang sedang dirasakan.
Remaja kepribadian introvert yang memiliki sifat tertutup terhadap individu lain
pada saat menggunakan media sosial instagram apakah mengalami perubahan
perilaku komunikasi atau tidak adanya perubahan antara di dunia nyata dan media
sosial. Hal tersebut membuat peneliti menjadi tertartik untuk memilih kepribadian
introvert dalam penelitian penggunaan media sosial instagram terhadap perilaku
komunikasi mahasiswa introvert.

Dikutip dari berbagai sumber, pada perkembangan media sosial di


Indonesia saat ini, Instagram menjadi salah satu media sosial populer di tahun
2017. Dengan 19,9 juta pengguna aktif perbulannya Instagram diprediksi masih
akan berkembang di Indonesia. Pengguna Instagram di Indonesia tercatat sebagai
teraktif ke 4 didunia. (sumber: www.ridwandjafar.com). Media sosial instagram
yang pada umumnya banyak digunakan oleh mahsasiswa, sebagai alat komunikasi
penyebaran informasi kepada khalayak. Instagram memiliki jangkauan yang luas
untuk melakukan komunikasi secara tidak langsung. Sebuah penelitian
membuktikan bahwa intensitas penggunaan smartphone berpengaruh terhadap
perilaku komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa rata – rata
menggunakan smartphone dengan frekuensi yang tinggi. Konten yang digunakan
biasa beragam, mulai dari media sosial, game, video, musik, email, dll.
Penggunaan smartphone berpengaruh terhadap perilaku komunikasi mereka.
Menggunakan smartphone agar mendapatkan pengalaman baru, ingin mendapat
respon, dan ingin diakui oleh lingkungan sekitar (Gifary, 2015: 174)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


7

Perilaku adalah suatu bentuk tindakan atau interaksi dari seseorang


terhadap lingkungan sekitarnya, dan akan diamati secara langsung atau tidak
langsung oleh orang lain. Perilaku komunikasi merupakan suatu tindakan atau
respon seseorang dalam lingkungan dan situasi komunikasinya. Perilaku
komunikasi dapat diamati melalui kebiasaan seseorang dalam berkomunikasi,
sehingga perilaku komunikasi seseorang akan menjadi kebiasaan sehari – hari.
Dalam perilaku komunikasi sering terjadinya sebuah perubahan perilaku secara
umum atau khususnya tujuan – tujuan yang ingin dicapai. Media sosial menjadi
salah satu faktor perubahan perilaku komunikasi, karena adanya keinginan untuk
membuka diri, kemauan berhubungan dengan lingkungan sosial secara lebih luas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ekky Puspika Sari, mengatakan Perilaku
komunikasi mahasiswa yang ditimbulkan dari menggunakan media sosial yaitu
adanya motif yang beragam dalam menggunakan media sosial, karena mereka
dapat meningkatkan eksistensi, dan tidak ketinggalan jaman dengan memakai
media sosial.

Memiliki kepribadian introvert akan memiliki pemahaman yang baik


terhadap dunia dalam diri mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan
persepsi yang bersifat individu. Orang – orang ini akan menerima dunia luar
dengan sangat selektif dan dengan dengan pandangan subjektif mereka (Feist,
2010: 137). Faktor kepribadian berpengaruh besar, karena akan bersangkut paut
dengan perkembangan kepribadian dan lingkungan hidupnya, yang berpengaruh
besar terhadap gambaran kepribadian seseorang. Meskipun kepribadian introvert
lebih memfokuskan kepada dirinya, tetapi dalam penelitian ini peneliti melihat
mahasiswa dengan kepribadian introvert yang tertutup dan sukar untuk bergaul
tetap memilih menggunakan media sosial Instagram sebagai alat komunikasi
dalam menerima dan menyampaikan pesan. Mempunyai kepribadian introvert
tidak menghalangi dalam menggunakan media sosial instagram sebagai salah satu
bentuk pergaulan dengan individu lain.

Adapun hal yang belum peneliti ketahui dari penelitian ini adalah,
seberapa besar intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap perilaku
komunikasi pada mahasiswa kepribadian introvert. Apakah mahasiswa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


8

kepribadian introvert hanya sekedar menjadi pengguna akun Instagram dan tidak
intens untuk menggunakan media sosial instagram dalam perilaku komunikasi
untuk sehari – harinya. Atau terdapat nilai intensitas yang tinggi pada penggunaan
media sosial instagram terhadap perilaku komunikasi, sehingga terciptanya sebuah
perubahan perilaku komunikasi setelah intens menggunakan media sosial
instagram.

Penelitian ini penting dilakukan agar dapat memberikan sumbangan


teoritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan wawasan, baik di bidang
Ilmu Komunikasi maupun Ilmu Psikologi. Karena penelitian ini merupakan
perpaduan dua ilmu ke dalamnya, sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan
yang lebih luas lagi. Khususunya dalam melihat sebuah intensitas penggunaan
media dan mengetahui perilaku komunikasi mahasiswa kepribadian introvert yang
menggunakan media sosial. Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam kepada mahasiswa dalam memahami perbedaan
sifat kepribadian individu. Diperlukan pemahaman terhadap kepribadian yang
dimiliki oleh setiap individu, karena dapat akan mempengaruhi aspek hidup secara
positif, dan mencapai sebuah tujuan setelah memahami individu. Penelitian ini
dapat memberikan perubahan pola pikir mahasiswa terhadap mahasiswa lain
dengan kepribadian introvert, yang lebih di kenal tertutup dalam pergaulan dan
sukar dalam berkomunikasi secara langsung. Kepribadian introvert yang juga
dapat terbuka di media sosial, dan lebih memilih komunikasi secara tidak
langsung dalam menyampaikan pesan.

Penelitian ini telah dilakukan sebelumnya, namun peneliti ingin


menelitinya kembali dengan adanya perbedaan tempat penelitian, dan responden
untuk lebih mendalami hal ini agar dapat lebih dikembangkan. Dan diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan maupun sebagai tolak ukur untuk
penelitian – penelitian selanjutnya di bidang Ilmu Komunikasi, sehingga hasil
penelitian ini juga dapat membantu dan memberikan masukan kepada semua
pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait masalah yang diteliti dan dapat
dipakai sebagai sarana yang efektif dan memadai untuk melihat remaja
kepribadian introvert dalam intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


9

komunikasi (Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku


Komunikasi Pada Mahasiswa Kepribadian Introvert).

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dan masalah
penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah berguna untuk mengidentifikasikan
faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian, dan
faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian (Usman,
2009: 24).
Agar penulisan dari penelitian ini tidak menyimpang dan berkembang dari
tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan
informasi yang dibutuhkan, maka penulis merasa perlu untuk membuat batasan
masalah pada penelitian “Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku
Komunikasi Pada Mahasiswa Kepribadian Introvert”, sebagai berikut:
1. Perilaku komunikasi mahasiswa introvert dalam menggunakan media
sosial sebagai alat komunikasi
2. Penelitian mengenai penggunaan media sosial terhadap perilaku
komunikasi, hanya di batasi pada media sosial Instagram
3. Penelitian ini dibatasi hanya pada kepribadian introvert dengan jenis
introvert sosial.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahannya. Rumusan masalah merupakan penjabaran dari latar belakang
masalah dan batasan masalah (Usman, 2009: 27). Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar intensitas penggunaan media sosial Instagram di kalangan
mahasiswa kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara?
2. Bagaimana perilaku komunikasi pengguna media sosial instagram di
kalangan mahasiswa kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


10

3. Bagaimana pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram


terhadap perilaku komunikasi di kalangan mahasiswa kepribadian introvert
di Universitas Sumatera Utara?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai.
Tujuan penelitian dicantumkan dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang
membaca laporan penelitian dapat mengetahui pasti apa tujuan penelitian ini
sesungguhnya (Usman, 2009: 30). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui intensitas penggunaan media sosial instagram di
kalangan mahasiswa kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui perilaku komunikasi pengguna media sosial instagram
di kalangan mahasiswa kepribadian introvert di Universitas Sumatera
Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan media sosial instagram
terhadap perilaku komunikasi di kalangan mahasiswa kepribadian introvert
di Universitas Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi
dalam perilaku komunikasi terhadap penggunaan media sosial.
2. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi
dalam memperkaya referensi bacaan peneliti serta menjadi bahan
bacaan yang berguna di lingkungan Universitas Sumatera Utara.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca
dalam memahami teori dan praktek dilapangan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai


fenomena – fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger
menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi
yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan
relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut
(Rakhmat, 2004: 6). Berikut beberapa teori yang akan digunakan sebagai acuan
dalam penelitian ini:

2.1.1 Komunikasi Massa

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para


ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Definisi
yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner dalam
Rakhmat (2007: 188), yaitu: :

“Mass communication is messages communicated through a mass


medium to a large number of people” (komuikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).
Mulyana (2011: 83) mengatakan komunikasi massa (mass communication)
adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar,
majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola
oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen.
Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas
(khususnya media elektronik). Komunikasi massa melibatkan banyak
komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang
rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi
(penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik
segera (Mulyana, 2011: 79)

11
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
12

Definisi komunikasi massa pernah dikemukakan oleh Joseph A Devito


yang dikutip oleh Nurudin (2004 : 10), sebagai berikut :

“First, mass communication is communication addressed to masses, to an


extremely large science. This does not means that the audience includes all
pople or everyone who reads or everyone who watches television; rather it
means an audience that is large and generally rather poorly defined.
Second, mass communication is communication mediated by audio and/or
visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most
logically defined by its forms: television, radio, newspaper, magazine,
films, books, and tapes”.
Merangkum definisi – definisi diatas Rakhmat (2007: 18) memberikan
kesimpulan komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat. Perkataan “dapat” dalam definisi ini menekankan pengertian bahwa
jumlah sebenarnya penerima komunikasi massa pada saat tertentu tidaklah
esensial

Fungsi Komunikasi Massa menurut Sosiolog yang sekaligus ahli


komunikasi massa Charles Wright (Ruben&Stewart, 2014: 403), mengatakan
empat fungsi dasar komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan (surveillance). Media menyediakan arus pemberitaan


yang terus menerus terkait pesan – pesan yang memungkinkan audien
sadar akan perkembangan di lingkungannya yang mungkin mempengaruhi
mereka. Surveillance dapat terdiri dari fungsi memperingatkan,
menyiagakan anggota audien terhadap bahaya – semisal badai, polusi air,
polusi udara, atau ancama teroris.
2. Kolerasi (correlation). Media massa menunjukkan keterkaitan dan
menafsirkan informasi berbagai peristiwa yang terjadi hari itu. Fungsi
korelasi ini membantu para audien menentukan relevansi pesan
pengawasan yang berguna untuk mereka.
3. Sosialisasi (socialization). Fungsi ini merupakan perluasan dari
fungsi pengawasan dan fungsi korelasi, komunikasi bermedia massa
mensosialisasi individu – individu agar bisa berpartisipasi dalam

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


13

masyarakat. Media massa menyediakan pengalaman bersama, memupuk


harapan bersama tentang perilaku – perilaku yang sesuai dan yang tidak
cocok dengan masyarakat.
4. Hiburan (entertaiment). Komunikasi bermedia massa merupakan
sumber hiburan massal yang meresap di tengah audien, dan memberikan
pengalihan perhatian atau melepaskan audien dari tanggung jawab sosial.

Nurudin (2004: 16) menyebutkan terdapat beberapa ciri dalam komunikasi


massa, sebagai berikut:

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga. Komunikator dalam


komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang – orang.
Gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam
sebuah lembaga. Menurut Alexis S Tan (1981) Komunikator dalam
komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi
pesan dan mengirimkannya secara serempak, ke sejumlah khalayak yang
banyak dan terpisah.
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Memiliki
keragaman dalam penggunaan komunikasi massa, perbedaan pendidikan,
umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan, dan agama.
3. Pesannya bersifat umum. Pesan – pesan dalam komunikasi massa itu tidak
ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu.
Pesan – pesan yang disampaikan tidak boleh bersifat khusus. Khusus
disini, artinya pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Tidak ada interaksi antara peserta-
peserta komunikasi. Komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan
memberikan konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda
atau tidak langsung (deleyed feedback).
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Dalam komunikasi
massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan – pesannya.
Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan. Keserempakan ini sangat terasa kalau kita mengamati
media komunikasi massa lain seperti internet.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


14

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis. Peralatan teknis


sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa, agar proses
pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak
kepada khalayak yang tersebar. Untuk saat sekarang, peralatan teknis
semakin kompleks seperti yang dipunyai oleh jaringan internet.
7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper. Gatekeeper adalah orang
yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa.
Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau
mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami.

Rakhmat (2007: 223) menyebutkan efek dari pesan yang disampaikan oleh
komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran
komunikasi. Terdapat tiga dimensi efek komunikasi massa, sebagai berikut :
1. Efek kognitif
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Wilbur Schramm
(Rakhmat 2007: 223) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu
“yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan
alternatif dalam situasi.” Khalayak menjadi dapat lebih mengerti untuk
dapat bertindak setelah menerima sebuah informasi yang berkaitan dengan
dirinya. Khalayak dapat berhadapan dengan realitas yang tampak sebagai
gambaran dan memiliki makna. Gambaran tersebut lazim disebut sebagai
citra, yang menurut Roberts menujukkan keseluruhan informasi tentang
dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu.
Citra adalah peta tentang dunia. Tanpa citra kita akan selalu berada
dalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah dunia menurut persepsi kita.
Roberts mengatakan “komunikasi tidak secara langsung menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan dan citra inilah yang
mempengaruhi cara kita berperilaku.” Dari sini dapat disimpulkan efek

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


15

prososial kognitif media massa, yakni bagaimana media massa membantu


khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitif.
2. Efek afektif
Efek efektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi,
atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau
nilai.
3. Efek behavioral
Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang
meliputi pola – pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.

2.1.2 New Media

Era informasi, merupakan sebuah era ketika media komunikasi telah


menjadi pusat dari hampir semua yang kita lakukan. Alat untuk pengiriman,
transmisi, dan menerima informasi selalu menempati tempat penting dalam
aktivitas manusia. Teknologi komunikasi memiliki dampak luas terhadap
kehidupan pribadi dan profesional, kelompok dan organisasi kita, dan masyarakat
seluruh dunia . Media baru muncul di hampir semua aspek kegiatan sosial dan
profesional pada saat ini. Dalam industri hiburan berbagai perangkat seperti,
televisi kabel, telekomunikasi, video game, layanan internet, rekaman dan pemutar
ulang, telah sangat memperluas dan memperbanyak tempat rekreasi bagi kita
(Ruben, 2014: 214).

Media baru (new media) yang dibahas disini adalah berbagai perangkat
teknologi komunikasi yang berbagi ciri yang sama yang mana selain baru
dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediannya yang luas untuk
penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Rossler (McQuail 2011: 148)
mengatakan secara umum, media baru telah disambut (termasuk media lama)
dengan ketertarikan yang kuat, positif, dan bahkan pengharapan serta perkiraan
yang bersifat eforia, serta perkiraan yang berlebihan mengenai signifikasi mereka.
Media baru atau New Media merupakan media yang menggunakan internet, media
online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat
berfungsi secara privat maupun secara publik (Mondry, 2008: 13).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


16

Sebutan media baru/ new media ini merupakan pengistilahan untuk


menggambarkan kerakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama ini.
Media seperti televisi, radio, majalah, koran digolongkan menjadi media lama/ old
media, dan media internet yang mengandung muatan interaktif digolongkan
sebagai media baru/ new media. Sehingga pengistilahan ini bukan lah berarti
kemudian media lama menjadi hilang digantikan media baru, namun ini
merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik yang muncul saja
(Watie, 2011: 70).

Internet merupakan salah satu bagian dari new media yang memiliki
kemampuan untuk membantu penyampaian informasi secara cepat dan tanpa
dibatasi oleh ruang. Saat ini, internet dapat menyampaikan berbagai macam media;
cetak, siaran, film dan rekaman, menggunakan sistem tanpa batas. Internet telah
menyebabkan munculnya produk media baru dan persaingan baru dalam bisnis
media. Hadirnya internet di tengah kehidupan sosial masyarakat, membawakan
dampak positif dan juga negatif. Dampak positif internet salah satunya adalah
sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak
digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia, dan menjadi media untuk mencari informasi
terkini. Dampak negatif yang dimilikinya adalah mengurangi sifat sosial manusia
karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara
langsung.

The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of


Technology (Novianto 2013: 26), menggolongkan pengguna internet menjadi tiga
kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan :
1. Heavy users : pengguna internet menghabiskan waktu lebih dari 40 jam
kerja per bulan. Kategori ini termasuk dalam pengguna internet yang
addicted.
2. Medium users : pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10
sampai 40 jam per bulan.
3. Light users : pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10
jam per bulan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


17

Dua ahli telekomunikasi Belanda, Bordewijk dan Van Kaam (1986)


(McQuail (2011: 159) telah mengembangkan model yang membantu memperjelas
dan menyelidiki perubahan yang terjadi. Mereka menggambarkan empat pola
komunikasi dasar dan menunjukkan bagaimana hubungannya satu sama lain,
sebagai berikut:

1. Allocution, merupakan sebuah informasi yang disebarkan dari pusat secara


bersamaan kepada banyak penerima pesan dari luar jangkauan dengan
kesempatan umpan balik yang terbatas.
2. Percakapan dan pertukaran, dengan percakapan individu berinteraksi
secara langsung antar satu dan yang lain, melewati sebuah pusat atau
perantara dan memilih rekan mereka sendiri, juga waktu, tempat, dan topik
komunikasi. Pola ini berlaku pada beragam situasi di mana interaktivitas
dimungkinkan, termasuk pertukaran surat pribadi atau email.
3. Konsultasi, mengacu pada serangkaian situasi komunikasi yang berbeda di
mana pada individu (luar jangkauan) mencari informasi di pusat
penyimpanan informasi, seperti bank data, perpustakaan, karya rujukan,
cakram komputer, dan sebagainya.
4. Registrasi, adalah pola konsultasi yang berkebalikan, dimana pusat
meminta dan menerima informasi dari partisipan di luar jangkauan. Hal ini
berlaku kapan pun pencatatan pusat disimpan oleh individu dalam sebuah
sistem dan pada semua sistem pengawasan.

Selanjutnya, Rasmussen (McQuail 2011: 154) berpendapat bahwa media


baru memiliki efek kualitatif yang berbeda terhadap integrasi sosial dalam
jaringan masyarakat modern yang mengambil dari teori modernisasi Giddens.
Kontribusi pokoknya adalah untuk menjembatani jurang lebar yang terbuka antara
dunia publik dan privat, antara ‘dunia kehidupan’ dan dunia sistem serta
organisasi. Kontras dengan televisi, media baru dapat memainkan peranan
langsung dalam proyek kehidupan individual. Mereka juga mempromosikan
keragaman penggunaan dan partisipasi yang lebih besar. Singkatnya, media baru
membantu merekatkan kembali individu setelah efek yang membuat terpisah dari
efek modernisasi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


18

Edward Parker (Ruben, 2014: 215) mengamati awal dari kecenderungan


ini, yang ia lihat sebagai kecenderungan yang sangat signifikan karena pada
akhirnya teknologi akan mengakibatkan:

1. Peningkatan jumlah informasi yang tersedia kepada publik, dan


peningkatan efisiensi, karena segala sesuatu tidak perlu didistribusikan
kepada semua khalayak
2. Lebih banyak variasi cara membangun paket informasi
3. Seleksi informasi oleh penerima (baik dalam isi dan waktu) menjadi
kontrol oposisi terhadap sumber informasi, dalam proses seleksi,
pengemasan, dan transmisi
4. Perbaikan terhadap kemampuan umpan balik (karena setiap pelanggan
dapat “berbicara” kepada sistem)
5. Kenyamanan yang lebih besar bagi para pengguna.

2.1.3 Media Sosial


Dalam kamus KBBI, kata media memiliki arti sebagai sarana dan saluran
resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas. Sedangkan untuk kata sosial, memiliki arti yang berkenaan
dengan masyarakat. Dapat disiumpulkan media sosial adalah sebuah sarana
komumikasi untuk menyebarkan informasi dan pesan kepada khalayak yang
menjadi pengguna media sosial. Media sosial merupakan salah satu bagian dari
new media yang memiliki muatan interaktif yang tinggi, dan paling umum untuk
digunakan masyarakat seluruh dunia. Menurut Chris Brogan (2010:11)
mendefinisikan media sosial sebagai berikut:
“Social media is a new set of communication and collaboration tools that
enable many types of interactions that were previously not available to
the common person”. (Media sosial adalah satu set baru komunikasi dan
alat kolaborasi yang memungkinkan banyak jenis interaksi yang
sebelumnya tidak tersedia untuk orang biasa).

Menurut Abugaza (2013: 16) menyebutkan media sosial adalah struktur


sosial yang terdiri dari elemen – elemen individu, kelompok atau organisasi yang
terhubung dan terjadi interaksi satu sama lain dengan menggunakan perantara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


19

teknologi informasi. Pada saat ini media sosial telah berkembang pesat, sehingga
sudah menjadi salah satu kebutuhan khalayak khususnya dalam mencari informasi
terkini. Ada ratusan media sosial yang ada pada saat ini, di Indonesia media
sosial facebook, instagram, path menjadi media sosial dengan banyak
penggunanya.
Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein (Abbas 2014: 26) membuat
klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial yang ada berdasarkan ciri-ciri
penggunaannya. Menurut mereka, pada dasarnya media sosial dapat dibagi
menjadi enam jenis, yaitu:
1. proyek kolaborasi website, di mana penggunanya diizinkan untuk dapat
mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat
di website tersebut, seperti Wikipedia.
2. blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam
mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman,
pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.
3. konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan
konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-
lain seperti Youtube.
4. situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi
dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau
sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti
misalnya Facebook.
5. virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul
dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi
dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia
nyata, seperti online game.
6. virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang
memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual
untuk berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh
berbeda dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan
berbagai aspek kehidupan, seperti Second Life.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


20

Dari berbagai jenis media sosial maka menurut Abbas (2014: 27)
menyebutkan ciri – ciri media sosial sebagai berikut:
1. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak
terbatas pada satu orang tertentu;
2. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat;
3. Isi disampaikan secara online dan langsung;
4. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga
tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan
sendiri oleh pengguna;
5. Media sosial menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri;
6. Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas,
percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan
(relasi), reputasi (status) dan kelompok (group).

2.1.4. Instagram

Gambar 2.1
Logo Instagram
sumber: google.com

Instagram adalah sebuah aplikasi pada smartphone untuk berbagi foto


yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram
sendiri. Instagram dapat digunakan pada seluruh smarthphone yang berbasis iOS
dan Android Perkembangan Instagram mulai dari awal diciptakan sampai

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


21

sekarang sangat pesat. Nama Instagram sendiri terbentuk dari pemikiran dimana
ketika kita anak-anak, kita senang bermain-main dengan kamera. Kita menyukai
bagaimana berbagai jenis kamera tua menghasilkan foto begitu "instan" yaitu
sesuatu yang kita ambil untuk diberikan pada saat itu juga. Instagram juga merasa
bahwa orang mengambil snapshot yang jenisnya seperti telegram bahwa mereka
harus dikirim melalui kawat kepada orang lain –“jadi terpikirkan mengapa tidak
menggabungkan keduanya?”. Pada halaman websitenya, Instagram menjelaskan
bahwa “Kita suka mengambil foto. Kita selalu beranggapan bahwa untuk
menghasilkan foto yang menarik diperlukan kamera besar dan beberapa tahun
sekolah seni. Tapi sepertinya kamera ponsel menjadi lebih baik, sehingga
Instagram memutuskan untuk menantang asumsi tersebut”
(https://www.instagram.com/about/faq/).
Perusahaan Burbn, Inc. berdiri pada tahun 2010, perusahaan teknologi
startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon
genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di
dalam HTML5 peranti bergerak, namun kedua CEO, Kevin Systrom dan Mike
Krieger memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu
mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka
membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada
beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final, aplikasi yang
sudah dapat digunakan iPhone yang isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit
bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan
memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian
foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Itulah yang
akhirnya menjadi Instagram (sumber: wikipedia.org)
Nama instagram berasal dari kata “insta” dan “gram”. Kata “insta” berasal
dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal
dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara
instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram”
berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan
Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet,

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


22

sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh
karena itulah Instagram berasal dari instan-telegram. Pada tanggal 9 April 2012,
Instagram telah diambil alih oleh Facebook senilai hampir $1 miliar dalam bentuk
tunai dan saham.

Gambar 2.2
Tampilan Instagram pada layar Smartphone
Sumber: instagram

Tampilan instagram menampilkan foto dalam bentuk persegi dan tiga foto
dalam satu barisan, terlihat seperti hasil dari kamera polaroid yang menjadi icon
dari instagram. Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung
menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang
dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya
adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto
diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar
arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna. Foto-foto yang akan diunggah
melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, namun Instagram memiliki
keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam Instagram
adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja. Para pengguna
hanya dapat mengunggah foto dengan format itu saja, atau harus menyunting foto
tersebut terlebih dahulu untuk menyesuaikan format yang ada. Setelah para
pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah di dalam Instagram, maka
pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya untuk menyunting foto tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


23

Dikuti dari wikipedia.org terdapat banyak fitur instagram yang dimiliki


dengan berbeda fungsi di setiap masing – masing fitur:
1. Pengikut (follower), sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan
menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut
Instagram.
2. Mengunggah foto, kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat
untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya.
3. Kamera, foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat
disimpan di dalam smartphone tersebut. Penggunaan kamera melalui
Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada.
4. Efek foto, pada versi awalnya Instagram memiliki 15 efek foto yang dapat
digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting
fotonya. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro,
Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville,
Gotham, 1977, dan Lord Kelvin.
5. Judul foto (caption), setelah foto tersebut disunting, maka foto akan
dibawa ke halaman selanjutnya, dan foto tersebut akan diunggah ke dalam
Instagram ataupun ke jejaringan sosial lainnya. Sebelum mengunggah
sebuah foto, para pengguna dapat memasukkan judul untuk menamai foto
tersebut sesuai dengan apa yang ada dipikiran para pengguna..
6. Arroba, Instagram juga memiliki fitur yang dapat digunakan penggunanya
untuk menyinggung pengguna lainnya dengan manambahkan tanda arroba
(@) dan memasukkan nama akun Instagram dari pengguna tersebut.
7. Label foto, Sebuah label dalam Instagram adalah sebuah kode yang
memudahkan para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan
menggunakan "kata kunci".
8. Perlombaan, sebagai sebuah media untuk mengunggah foto, salah satu
kegunaan dari Instagram adalah sebagai ajang lomba fotografi.
9. Publikasi kegiatan sosial, Instagram menjadi sebuah media untuk
memberitahukan suatu kegiatan sosial dalam cakupan lokal ataupun
mancanegara.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


24

10. Publikasi organisasi, Di dalam Instagram juga banyak organisasi-


organisasi yang mempublikasikan produk mereka. Seperti Starbucks, Red.
11. Geotagging, bagian ini akan muncul ketika para pengguna mengaktifkan
GPS mereka di dalam smartphone mereka
12. Jejaring sosial, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di
dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui
jejaring sosial lainnya.
13. Tanda suka, pengguna dapat menyukai foto yang diunggah oleh orang lain,
sehingga semakin banyak jumlah suka pada foto tersebut menunjukkan
menariknya foto tersebut.
14. Popular, bila sebuah foto masuk ke dalam halaman popular, yang
merupakan tempat kumpulan dari foto-foto popular dari seluruh dunia
pada saat itu.
15. Peraturan Instagram, ada beberapa peraturan tersendiri dari Instagram,
agar para pengguna tidak mengunggah foto-foto yang tidak sesuai dengan
peraturan.
16. Penandaan foto dengan bendera, Menandai foto dengan sebuah bendera
berfungsi bila pengguna ingin melakukan pengaduan terhadap penggunaan
Instagram lainnya.

2.1.5. Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Kepuasan)


Menurut Surip (2011: 210) menjelaskan sejarah teori Uses and
Gratification untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu
Katz pada tahun 1974 dalam buku The Uses of Mass Communications: Current
Perspektives on Gratifications Research. Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai
reaksinya terhadap pernyataan Bernard Barelson (1959) yang menyatakan bahwa
penelitian komunikasi tampaknya akan mati, menegaskan bahwa sebenarnya yang
sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Penelitiannya
diarahkan kepada jawaban terhadap pernyataan “apa yang dilakukan media untuk
khalayak (what do the media do to people). Teori milik Blumer dan Katz ini
mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut, serta lebih menekankan pada pendekatan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


25

manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia mempunyai otonomi,


wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa ada
banyak alasan/motif khalayak untuk menggunakan media‖ (Nurudin, 2011:192)
Perspektif ini memiliki pandangan bahwa perilaku audien dibimbing oleh
pencapaian tujuan dan kebutuhan tertentu. John Fiske (Surip, 2011: 211)
menyatakan bahwa teori uses and gratification secara tidak langsung menyatakan
bahwa pesan adalah apa yang dibutuhkan oleh khalayak, bukan yang
dimaksudkan oleh pengirim. Menurutnya, teori uses and gratifications adalah
suatu teori yang menyatakan bahwa para anggota khalayak memiliki kebutuhan
atau dorongan tertentu yang bisa dipenuhi dengan menggunakan sumber – sumber
media dan non media. Uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan
manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber – sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and
gratifications memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh
gartifikasi atau pemenuhan kebutuhan.
Katz, Blumer & Gurevitch (Ardianto, 2004:70), menjelaskan mengenai
beberapa asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications yaitu :
1. Khalayak dianggapa aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari
penggunaan media masa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas.
Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat
bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan
sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


26

Kebutuhan dan motif penggunaan media atau uses and gratifications


dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan – kebutuhan
khalayak dalam pemenuhan informasi serta kepuasan penggunaan media massa.
Lingkungan sosial meliputi ciri – ciri afialiasi kelompok dan ciri – ciri
kepribadian. Menurut Effendy (2003:294) kebutuhan individual dikategorisasikan,
sebagai berikut:
1. Kebutuhan Kognitif (Cognitif Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan.
Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai
lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.
2. Kebutuhan Afektif (Affective Needs) yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan pengalaman – pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Kebutuhan Pribadi (Personal Integrative Needs) yaitu kebutuhan yang
berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal
tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social Integrative Needs) yaitu kebutuhan
yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal
hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi.
5). Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs) yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Mc Quail, Blumler, dan Brown (Novianto, 2013: 17) mengusulkan empat


kategori motif penggunaan media berdasarkan penelitian mereka di Inggris, antara
lain :
1). Pengawasan (surveillence), informasi mengenai hal – hal yang mungkin
mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau
menuntaskan sesuatu.
2). Pengalihan (diversion), pelarian dan rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi.
3). Idetitas pribadi atau psikologi individu (personal identity and individual
psychology), penguatan nilai atau penambah keyakinan ; pemahaman
diri ;eksplorasi realitas ; dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


27

4). Hubungan sosial (social relationship), manfaat sosial informasi dalam


percakapan ; pengganti media untuk kepentingan perkawanan.

Cara Beroperasi Teori Uses and Grafitication

Sumber pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan dengan
Kebutuhan non media:
Khalayak: 1. Keluarga, teman –
1. Kognitif teman
Lingkungan 2. Afektif 2. Komunikasi
Sosial: Interpersonal
1. Ciri – ciri 3. Integratif
personal 3. Hobi
demografis 4. Tidur
2. Afiliasi 4. Integratif
kelompok sosial Penggunaan media Pemuasan media
3. Ciri – ciri 5. Pelepasan massa: (fungsi):
kepribadian ketegangan/ 1. Jenis – jenis media 1. Pengamatan
melarikan diri surat kabar, majalah, Lingkungan
dari kenyataan radio, TV, dan film 2. Diversi/hiburan
2. Isi media 3. Identitas
3. Terpaan media Personal
4. Konteks sosial dan 4. Hubungan
terpaan media sosial

Sumber: Surip (2011: 214)


2.1. 6 Perilaku Komunikasi
Menurut Walgito (2003: 16) mengatakan perilaku atau aktivitas – aktivitas
tersebut dalam pengertian yang luas, yaitu perilaku yang menampak (overt
behavior) dan atau perilaku yang tidak menampak (innert behavior), demikian
pula aktivitas – aktivitas tersebut disamping aktivitas motorik juga termasuk
aktivitas emosional dan kognitif. Dalam kamus KBBI, perilaku memiliki arti
sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.
Perilaku memberikan perhatian bada bagaimana seseorang berperilaku atau
bertindak dalam berbagai situasi komunikasi yang dihadapinya. Komunikasi
berasal dari bahasa Latin“communicatus” yang berarti berbagi atau menjadi milik
bersama. Dengan demikian komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
di antara individu melalui sistem lambang – lambang, tanda – tanda, atau tingkah
laku (Fajar, 2009: 27).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


28

Sehingga dapat disimpulkan perilaku komunikasi adalah suatu tindakan


atau reaksi individu dalam melakukan proses komunikasi di lingkungan
sekitarnya. Perilaku komunikasi dapat diamati melalui kebiasaan komunikasi
seseorang, sehingga perilaku komunikasi seseorang akan menjadi kebiasaan dari
perilakunya. Teori perilaku melihat hubungan antara perilaku komunikasi, apa
yang anda katakan atau apa yang anda lakukan, dalam hubungannya dengan
variabel seperti sifat, perbedaan situasi dan pembelajaran (Morissan, 2010: 5).
Perilaku komunikasi berkaitan dengan respon seseorang dalam melakukan
komunikasi di lingkungannya, yang awalnya dimulai dari rasa perhatian seseorang
terhadap sekitarnya, ketertarikan diri untuk lebih mengetahui, munculnya
keinginan, kepercayaan terhadap lingkungan sekitar, dan bertindak untuk
melakukan tindakan yang dianut oleh seseorang, keluarga, atau masyarakat dalam
mencari dan menyebarkan informasi. Perilaku komunikasi seseorang dapat dilihat
melalui partisipasi dalam melakukan dengan lingkungan, seperti mengajukan
pendapat, bertanya, mendengarkan, dan menyampaikan informasi
Secara garis besar ada dua faktor yang menjelaskan perilaku manusia,
yaitu sebagai berikut (Rakhmat, 2007: 34) :
A. Faktor Biologis
Faktor biologis melibatkan seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu
dengan faktor – faktor sosiopsikologis. Warisan biologis manusia menentukan
perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh
warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya
pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala
kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur
biologisnya.
B. Faktor – faktor Sosiopsikologis
Manusia merupakan mahluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa
karakteristik yang mempengaruh perilakunya. Faktor sosiopsikologis dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Komponen Afektif, merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,
didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Komponen
afektif terdiri dari motif sosiogenesis, sikap dan emosi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


29

a. Motif sosiogenesis
Motif sosiogenesis, sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan
motif primer (motif biologis). Peranannya dalam membentuk perilaku sosial
bahkan sangat menentukan. Berbagai klasifikasi motif sosiogenesis, sebagai
berikut:
W. I. Thomas dan Florian Znaniecki:
1. Keinginan memperoleh pengalaman baru
2. Keinginan untuk mendapat respon
3. Keinginan akan pengakuan
4. Keinginan akan rasa aman
David McClelland:
1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement)
2. Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation)
3. Kebutuhan berkuasa (need for power)
Abraham Maslow:
1. Kebutuhan akan rasa aman
2. Kebutuhan akan ketertarikan dan cinta
3. Kebutuhan akan penghargaan
4. Kebetuhan akan pemenuhan diri
b. Sikap
Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang
paling banyak didefinisikan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi,
berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan
perilaku,tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara – cara
tertentu terhadap objek sikap.
c. Emosi
Emosi menunjukan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-
gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis.

2. Komponen kognitif, merupakan aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa


yang diketahui mansuia. Komponen kognitif memiliki kepercayaan sebagai faktor
sosiopsikologis. Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


30

mempersepsi kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan


menentukan sikap terhadap objek sikap. Menurut Solomon E. Asch, kepercayaan
dibentuk oleh pengetahuan, kebutuahan, dan kepentingan.

3. Komponen behavior (konatif), merupakan aspek volisional, yang berhubungan


dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Komponen konatif terdiri dari:
a. Kebiasaan
Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung
secara otomatis tidak direncanakan. Kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang
berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi
seseorang berkali – kali.
b. Kemauan
Kemauan erat kaitannya dengan tindakan, bahkan ada yang
mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang merupakan usaha seseorang
untuk mencapai tujuan.

2.1.7. Teori AIDDA


Dalam komunikasi Menurut Effendy (2003: 304) Teori AIDDA
merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk memperlancarkan komunikasi,
agar dapat mencapai suatu tujuan yang diharapkan, seorang proses pendekatan
merupakan awal yang baik dalam berkomunikasi. Proses pendekatan dapati
dilakukan dengan menerapkan A-A Procedure atau Attention to Action Procedure,
komunikator harus memiliki strategi komunikasi yang baik. AIDDA adalah
akronim dari kata – kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat),
Decision (Keputusan), Action (tindakan). Adapun keterangan dari elemen –
elemen model ini adalah:
1. Attention (Perhatian) adalah keinginan seseorang untuk mencari dan
melihat sesuatu.
2. Interest (Ketertarikan) adalah perasaan ingin mengetahui lebih dalam
tentant suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.
3. Desire ( Keinginan) adalah kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu
yang menarik perhatian.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


31

4. Decision (Keputusan) adalah kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal.


5. Action (Tindakan) adalah suatu kegiatan untuk meralisasikan keyakinan
dan ketertarikan terhadap sesuatu.

Proses penetapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi


hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini
komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor
daya tarik komunikator (source attractiveness). Seorang komunikator akan
mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah
laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa
bahwa komunikator ikut serta dengannya; dengan lain perkataan pihak komunikan
merasakan adanya kesamaan antar komunikator dengannya, sehingga dengan
demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh
komunikator.
Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan
merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah
terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya membutuhkan minat (interest),
yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan
dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk
melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja
pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa – apa, sebab harus
dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk
melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komuikator (Effendy, 2003:
305).

2.1.8. Kepribadian Introvert

Istilah kepribadian (personality) berasal dari bahasa Yunani “persona”


yang artinya “topeng” yang biasa dipakai artis dalam teater. Para artis itu
bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah – olah
topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi, konsep awal dari pengertian
kepribadian (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


32

lingkungan sosial, sehingga menampilkan kesan mengenai diri yang diinginkan


agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial (Alwisol, 2014: 7).

Menurut Alwisol (2014:7) menjabarkan beberapa definisi kepribadian


menurut pakar kepribadian membuat definisi sendiri sesuai dengan paradigma
yang mereka yakini :

Menurut Hilgard dan Marquis, kepribadian adalah nilai sebagai stimulus


sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan. Sedangkan Stern
menyebutkan kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan,
individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya bertahan dan membuka
diri, kemampuan memperoleh pengalaman. Menurut Maddy, kepribadian adalah
seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil, yang menentukan
keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik (berfikir, merasa, dan gerakan)
dari seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat dipahami secara
sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologi saat itu. Menurut
Phares, kepribadian adalah pola khas dari fikiran, perasaan, dan tingkah laku yang
membedakan orang satu dengan yang lain dan tidak berubah lintas waktu dan
situasi. Berbeda dengan menurut Carl Gustav Jung dalam Alwisol (2014: 39)
menuturkan kepribadian adalah mencakup keseluruhan pikiran, perasaan dan
tingkah laku, kesadaran dan ketidak sadaran. Kepribadian membimbing orang
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Ketika
mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan
dan harmoni antar semua elemen kepribadian.

Dari beberapa definisi kepribadian menurut para pakar kepribadian,


peneliti dapat menyimpulkan kepribadian merupakan keseluruhan sikap,
karakteristik, tingkah laku seseorang dalam menampilkan diri kepada lingkungan
sekitar yang membedakan setiap individu. Kepribadian adalah keseluruhan cara
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Carl Gustav Jung sebagai salah satu ahli psikologi yang terkemuka abad
XX, mengatakan (Feist, 2010: 137) ada dua sikap kepribadian utama sebagai
tambahan dari empat fungsi pikiran (sensing, thinking, feeling, dan intuiting) yaitu

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


33

ekstrovert dan introvert. Ekstrovert adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran
psikis ke arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi
objektif da menjauh dari subjektif. Kepribadian ekstrovert akan lebih mudah
untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri.
Sedangkan introvert memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri
mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yang bersifat individu.
Orang – orang ini akan menerima dunia luar dengan selektif dan dengan
pandangan subjektif mereka

Menurut Eysenck (Cervone, 2011: 302) mengatakn introvert adalah satu


ujung dari dimensi kepribadian introvert–ekstrovert dengan karakteristik watak
yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko.
Dimensi kepribadian ini memiliki sifat yang sabar, serius, sensitif, lebih suka
beraktivitas sendiri, mudah tersinggung, mudah terluka, rendah diri, suka
melamun, dan gugup.

Tipe kepribadian introvert ditunjukkan melalui rendahnya kemampuan


individu dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya. Sikap dan perilaku
yang cenderung formal, pendiam dan tidak ramah. Dalam mengapresiasikan
emosi pada kondisi yang bahagia pun ia akam tampak tenang dan menunjukkan
ekspresi yang datar dan tidak berlebihan. Mereka jarang menunjukkan
ketertarikan pada aktivitas – aktivitas yang melibatkan kelompok dalam
lingkungan sosial (Ghufron, 2016: 135). Individu yang mempunyai kepribadian
introvert akan cenderung lebih suka melakukan kegiatan yang tidak melibatkan
banyak orang dan merasa lebih nyaman melakukan kegiatan sendirian.

Ghufron (2016: 136) menyebutkan karakteristik seseorang dengan tipe


kepribadian introvert, sebagai berikut:

1. Dipengaruhi dunia subjektif, yaitu dunia dalam dirinya sendiri


2. Orientasi utamanya tertuju ke dalam pikiran, perasaan, dan tindakan –
tindakan yang ditentukan oleh faktor subjektif
3. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik
4. Memiliki jiwa yang tertutup

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


34

5. Sukar untuk bergaul


6. Kurang dapat menarik perhatian orang lain
7. Cenderung berkomunikasi secara tulisan

Dikutip dari sebuah artikel di media online, yang mengatakan terdapat


empat jenis kepribadian introvert, sebagai berikut (sumber: www.purewow.com):
1. Sosial
Memiliki kesempatan dan waktu luang yang baik, namun seseorang
cenderung akan menghabiskannya hanya dengan orang-orang terdekat saja.
Namun, tidak masalah juga ketika mendapatkan undangan untuk datang ke sebuah
pesta yang besar dan ramai. Biasanya seseorag butuh waktu istirahat sejenak
setelah bersosialisasi, dan akan mencoba menemukan waktu untuk
mengembalikan keseimbangan.
2. Pemikir
Tipe kepribadian introvert yang ini merupakan yang paling senang berpikir
tentang segala hal, bahkan jika hal tersebut sangat sepele. Bukan karena terlalu
malu untuk mengungkapkan perasaan, namun karena pikiran memang terlalu
ramai oleh banyak hal. Orang dengan kepribadian ini cenderung sangat kreatif dan
imajinatif. Ia memikirkan segala hal yang lewat di kepalanya hanya untuk
menghibur diri sendiri.
3. Cemas
Tipe kepribadian ini memiliki tingkat kecemasan yang tinggi sebelum
melakukan segala hal. Apapun jenis interaksi sosial yang akan dilakukan, terlebih
dahulu selalu memikirkannya dengan sangat keras.
4. Pengendali
Pada tipe ini sulit dalam memutuskan berbagai hal, karena sudah terbiasa
menganalisa segala hal sebelum memutuskan untuk melakukannya. Tipe
kepribadian ini biasanya dianggap pendiam, namun ketika memutuskan, ia tidak
pernah ragu akan hasil yang didapatkan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


35

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak


menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu beberapa jurnal dan skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan
penulis:

Elin Marlina (2015) dalam skripsnya berjudul “Perbedaan Penggunaan


Media Sosial Path Antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Dikalangan
Mahasiswa Unpad”. Teori yang digunakan sebagai landasan penelitian ini adalah
teori Reasoned Action. Dengan teknik pengumpulan data primer berupa
penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada 99 responden, yaitu 68 responden
dari Fakultas Ilmu Komunikasi dan 31 responden dari Fakultas Pertanian dengan
menggunakan teknik sampel two stage cluster sampling dan metode alokasi
proporsional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan perilaku penggunaan media sosial path antara tipe kepribadian
ekstrovert dan introvert. Selanjutnya terdapat perbedaan antara intensitas, isi
pesan dan daya tarik pada penggunaan media sosial path antara tipe kepribadian
ekstrovert dan introvert.

Annisa (2016) dengan judul “Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring


Sosial Pada Remaja Dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert”. Teori
yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah intensitas komunikasi,
jejaring sosial, teori kepribadian. Penelitian ini menggunakan data primer dengan
melakukan wawancara langsung pada beberapa responden yang sesuai dengan
karakteristik. Hasil penelitian menunjukkan Intensitas komunikasi yang dialami
oleh masing-masing subjek berbeda-beda dari subjek yang bertipe kepribadian
ekstrovert lebih sering atau intens menggunakan jejaring sosial untuk
berkomunikasi dan introvert sangat jarang menggunakan jejaring sosial untuk
berekomunikasi, dan lebih menyukai berkomunikasi secara langsung.

Sharen Gifary dan Iis Kurnia N (2015) dengan judul penelitian “Intensitas
Penggunaan Smartphone Terhadap Perilaku Komunikasi”, memaparkan bahwa
secara parsial dan simultan intensitas penggunaan smartphone berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


36

signifikan terhadap perilaku komunikasi sebesar 55,4% dan sisanya sebesar 44,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dalam
mengumpulkan data, penelitian menggunakan data primer yang dikumpulkan
melalui metode survei terhadap 100 responden dengan menggunakan pendekatan
insidental sampling. Penelitian ini menggunakan teori new media, terpaan media,
psikologi komunikasi, teori ketergantungan.

Dina Hairani Sinaga (2017) dalam skripsnya yang berjudul “Tingkat


Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Perilaku Komunikasi”. Peneliti
menggunakan teori komunikasi massa, new media, media sosial. teori perilaku
komunikasi, teori dependensi efek komunikasi massa. Penelitian ini menggunakan
data primer dengan pengambilan sampel ini menggunakan Proportional Stratified
Sampling dan Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 701
orang dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel
sebanyak 88 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho memiliki nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antar tingkat ketergantungan pengguna media
sosial Instagram dan Path terhadap perilaku komunikasi mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara angkatan 2016.

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah penjelasan sementara terhadap gejala yang


menjadi objek permasalahan kita. Kerangka konsep merupakan argumentasi kita
dalam merumuskan hipotesis. Untuk merumuskan hipotesis, maka argumentasi
kerangka berpikir menggunakan logika deduktif dengan memakai pengetahuan
ilmiah sebagai premis – premis dasarnya (Usman, 2009:34). Agar konsep-konsep
dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya
menjadi variabel. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi,


yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


37

menentukan hubbungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel


bebas dalam penelitian ini adalah Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh


peneliti dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari
variabel bebas. Dalam sebuah desain penelitian, seorang peneliti harus
mengetahui secara pasti, apakah ada faktor yang muncul, ataukah tidak muncul,
atau berubah seperti yang diperkirakan oleh peneliti. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Perilaku Komunikasi pada Mahasiswa Kepribadian Introvert.

2.4 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Intensitas Penggunaan Perilaku Komunikasi


Media Sosial pada Mahasiswa
Instagram. Kepribadian Introvert

Karakteristik
Responden

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


38

2.5 Operasional Variabel


Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas (X) Intensitas Penggunaan:
Intensitas Penggunaan Media Sosial − Frekuensi
Instagram. − Durasi
− Fitur
− Isi
Variabel Terikat (Y) Perilaku Komunikasi:
Perilaku Komunikasi pada Mahasiswa − Mencari
Kepribadian Introvert − Minat
− Keinginan
− Keputusan
− Tindakan

2.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara –


cara untuk mengukur variabel – variabel. Defenisi operasional juga merupakan
suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan
menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2011:46). Adapun definisi
operasional dari penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X) tentang Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram,


terdiri dari:
Intensitas Penggunaan yang terdiri dari:
− Frekuensi, yaitu kekerapan dalam penggunaan media sosial Instagram
− Durasi, yaitu rentang waktu dalam penggunaan media sosial Instagram
dalm sehari
− Fitur, yaitu istilah teknologi yang berkaitan dengan ciri khas dari suatu
aplikasi
− Isi, yaitu konten atau informasi yang ada pada media sosial

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


39

2. Variabel Terikat (Y) tentang Perilaku Komunikasi pada Mahasiswa


Kepribadian Introvert, terdiri dari:
Perilaku Komunikasi yang terdiri dari:
− Mencari, yaitu keinginan dalam melihat sesuatu yang sesuai untuk diri
sendiri.
− Minat, yaitu perasaan ingin mengetahui lebih dalam suatu hal yang
menimbulkan daya tarik.
− Keinginan, yaitu kemauan yang timbul dari dalam diri tentang suatu yang
menarik perhatian
− Keputusan, yaitu kepercayaan untuk menggunakan
− Tindakan, yaitu suatu keinginan untuk merealisasikan keyakinan dan
ketertarikan
3. Karakteristik Responden
Karakteritsitk adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat
membedakannya dengan orang lain, yang meliputi:
− Jenis kelamin
− Suku
− Pendidikan terakhir orang tua
− Status tempat tinggal
− Uang saku
− Fakultas
− Angkatan

2.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dalam rumusan penelitian. Hal ini


dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori
yang relevan. Belum di dasarkan pada data-data yang ditemukan pada waktu
pengumpulan data oleh penulis (Sugiyono, 2013:93). Hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


40

Ho: Intensitas penggunaan media sosial Instagram tidak berpengaruh


signifikan terhadap perilaku komunikasi pada mahasiswa kepribadian
introvert di Universitas Sumatera Utara.

Ha: Intensitas penggunaan media sosial Instagram berpengaruh signifikan


terhadap perilaku komunikasi pada mahasiswa kepribadian introvert di
Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang


terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu
universitas terbaik di pulau Sumatera. USU juga adalah universitas pertama di
pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai
Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Fakultas pertama
adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus 1952, yang kini
diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian
meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20
November 1957. Kini USU telah memiliki 14 Fakultas di dalamnya.

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara yang berada di


Jalan Dr. T. Mansur No. 9, Kampus Padang Bulan, Medan, 20155, Sumatera
Utara.

3.1.2 Sejarah Universitas Sumatera Utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya


Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan
ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan
masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Pada
zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr.
Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di
Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash
pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan
kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian
sebuah universitas di daerah ini.

41
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
42

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian


perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari
Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Sebagai
hasil kerjasama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera
Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20
Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua
puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Kemudian disusul
dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956),dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik


Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.
Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di
Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I.
kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1960)
di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan
dan dua fakultas di Banda Aceh.

Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961),


Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965),
Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992),
Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2006), Fakultas
Psikologi (2007), Fakultas Keperawatan (2009), Fakultas Kehutanan (2014).

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Perubahan status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di
Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun
2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).

Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah


menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas
Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian

42
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


43

disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan
(1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED)
yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu,
berdiri Politeknik Negeri Medan (1999) yang semula adalah Politeknik USU
(http://www.usu.ac.id/id/sejarah.html).

Fakultas – fakultas di Universitas Sumatera Utara:

1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis


2. Fakultas Farmasi
3. Fakultas Hukum
4. Fakultas Ilmu Budaya
5. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
6. Fakultas Ilmu – ilmu sosial dan Ilmu Politik
7. Fakultas Kedokteran
8. Fakultas Kedokteran Gigi
9. Fakultas Keperawatan
10. Fakultas Kesehatan Masyarakat
11. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
12. Fakultas Pertanian
13. Fakultas Psikologi
14. Fakultas Teknik

3.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Universitas Sumatera Utara

Adapun visi, misi, dan tujuan Universitas Sumatera Utara adalah sebagai
berikut:

Visi: “Menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai


barometer kemajuan ilmu pengetahuan yang mampu bersaing dalam tataran dunia
global.”

Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis otonomi yang menjadi


wadah bagi pengembangan karakter dan profesionalisme sumber daya

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


44

manusia yang didasarkan pada pemberdayaan yang mengandung semangat


demokratisasi pendidikan yang mengakui kemajemukan dengan orientasi
pendidikan yang menekankan pada aspek pencarian alternatif penyelesaian
masalah aktual berlandaskan kajian ilmiah, moral, dan hati nurani;
2. Menghasilkan lulusan yang menjadi pelaku perubahan sebagai kekuatan
modernisasi dalam kehidupan masyarakat luas, yang memiliki kompetensi
keilmuan, relevansi dan daya saing yang kuat, serta berperilaku
kecendikiawanan yang beretika; dan
3. Melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan pendidikan, budaya
penelitian dan program pengabdian masyarakat dalam rangka peningkatan
kualitas akademik dengan mengembangkan ilmu yang unggul, yang
bermanfaat bagi perubahan kehidupan masyarakat luas yang lebih baik.

Tujuan Universitas Sumatera Utara:

1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu mengembangkan


ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni, berdasarkan moral
agama, serta mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional;
2. Menghasilkan penelitian inovatif yang mendorong pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni dalam lingkup nasional dan
internasional;
3. Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan
karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pemberdayaan masyarakat
secara inovatif agar masyarakat mampu menyelesaikan masalah secara
mandiri dan berkelanjutan;
4. Mewujudkan kemandirian yang adaptif, kreatif, dan proaktif terhadap
tuntutan masyarakat dan tantangan pembangunan, baik secara nasional dan
internasional;
5. Meningkatkan kualitas manajemen pembelajaran secara
berkesinambungan untuk mencapai keunggulan dalam persaingan dan
kerja sama nasional dan internasional;

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


45

6. Menjadi kekuaan moral dan intelektual dalam membangun masyarakat


madani Indonesia; dan
7. Mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa.
Jumlah Mahasiswa Aktif di Universitas Sumatera Utara
No. Fakultas Jumlah
1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4.839
2. Fakultas Farmasi 1.288
3. Fakultas Hukum 2.601
4. Fakultas Ilmu Budaya 4.389
5. Fakultas Ilmu Komputer dan 1.567
Teknologi Informasi
6. Fakultas Ilmu – ilmu sosial dan Ilmu 3.925
Politik
7. Fakultas Kedokteran 1.048
8 Fakultas Kedokteran Gigi 1.097
9. Fakultas Keperawatan 697
10. Fakultas Kesehatan Masyarakat 2.388
11. Fakultas Matematika dan Ilmu 3.399
Pengetahuan Alam
12. Fakultas Pertanian 1.451
13. Fakultas Psikologi 851
14. Fakultas Teknik 3.651
Jumlah 33.191
Tabel 3.1
sumber: http://dirmahasiswa.usu.ac.id/
Jumlah mahasiswa yang tercatat aktif pada tahun 2017 sebanyak 33. 191
orang

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud
mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


46

Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari
berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan
keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu
masalah (Silalahi, 2009: 12-13).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Mely G. Tan dalam Silalahi
(2009: 28) mengatakan, penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau
kelompok tertentu, atau unttuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu
gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain
dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesis-hipotesis, mungkin
belum, tergantung dari sedikit-banyaknya pengetahuan tentang masalah yang
bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap
perilaku komunikasi pada mahasiswa kepribadian introvert di Universitas
Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi menurut Nawawi (2005: 141) adalah keseluruhan objek
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh – tumbuhan,
gejala – gejala atau peristiwa – peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah mahasiswa aktif di Universitas Sumatera Utara yang
menggunakan media sosial Instagram. Peneliti mencatat jumlah keseluruhan
mahasiswa adalah 30.443 orang
Mengingat jumlah populasi yang sangat besar tersebut, tentunya akan
menyulitkan peneliti pada saat melakukan pengambilan sampel serta dapat
mengurangi keefisienan waktu penelitian dan dapat menghabiskan dana besar.
Oleh karena itu, peneliti membatasi populasi dengan melakukan penarikan secara
acak terhadap 3 Fakultas. Berdasarkan hasil penarikan tersebut, maka populasi
pada penelitian ini adalah: Fakultas Psikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


47

Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa Aktif di 4 Fakultas Universitas Sumatera Utara
Fakultas Psikologi 851 orang
Fakultas Kesehatan Masyarakat 2.388 orang
Fakultas Teknik 3.651 orang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4.839 orang
Total 11.729 orang

3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10%
dengan tingkat kepercayaan 90% yakni sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
𝑛(𝑑)2 + 1
Keterangan:
N : Populasi
n : Sampel
d : Presisi (digunakan 10% atau 0,1)
Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel
sebanyak:
11.729
𝑛=
11.729(0,1)2 + 1
11.729
𝑛=
117,29 + 1
11.729
𝑛=
118,29
𝑛 = 99,1
𝑛 = 99
Jadi, sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini berjumlah 99 responden.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


48

3.4 Teknik Penarikan Sampel


Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik pengambilan sampel
yang paling sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun teknik penarikan sampel
yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini disebut juga dengan
istilah teknik sampling berlapis, berjenjang dan petala. Teknik ini
dilengkapi dengan penggunaan propotional dan digunakan apabila
populasinya heterogen atau terdiri dari kelompok – kelompok bertingkat
yang didasari pada karakterisitik tertentu (Usman & Akbar, 2009: 44).
Dalam penelitian ini, populasi dikelompokan berdasarkan fakultas yang di
diambil secara acak dari 14 Fakultas di Universitas Sumatera Utara. Total
sampel fakultas yang akan digunakan adalah 4 fakultas yang dianggap
dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Proposional Sampling
memungkinan untuk memberikan peluang kepada populasi yang lebih
kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel dengan rumus.
Rumus penarikan sampelnya adalah:
𝑛1 𝑥 𝑛
𝑛=
𝑁
Keterangan :
𝑛1 : Jumlah jiwa
𝑛 : jumlah sampel
N: jumlah populasi
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih
disetiap fakultas, sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Sampel
Fakultas Populasi Penarikan Sampel Jumlah Sampel
Fakultas Psikologi 851 851 × 99 7
11.729
Fakultas Kesehatan 2.388 2.388 × 99 20
Masyarakat 11.729
Fakultas Teknik 3.651 3.651 × 99 31
11.729
Fakultas Ekonomi dan 4.839 4.839 × 99 41
Bisnis 11.729
Total 99

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


49

2.Purposive Sampling
Kriyantono (2012: 154) mengatakan purposive sampling adalah teknik
penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang
digunakan sesuai dengan kriteria – kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan
tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Responden merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Psikologi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
b. Responden merupakan pengguna akun Instagram
c. Responden dengan kepribadian introvert. Sebelum membagikan kuesioner,
peneliti memberikan tes kepribadian yang telah disederhanakan
sebelumnya, agar lebih mempersingkat waktu pengisian responden.

3. Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah teknik sampling ini memiliki sifat kebetulan


dalam menentukan sampel. Dimana siapa saja yang dipilih atau diambil
berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan atau dilakukan dan
masuk dalam kategori populasi dapat di jadikan sampel atau responden. Jumlah
responden yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 99 orang. Apabila
responden yang diambil sudah mencapai 99 orang, maka pencarian pun dihentikan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara – cara yang digunakan peneliti
dalam pengumpulan data yang kemudian akan menjadi penentuan kualitas dari
penelitian itu sendiri. Adapun teknik – teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian ini sebagai berikut:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui literatur dan
sumber bacaan yang mendukung penelitian melalui buku – buku, jurnal,
media online, internet dan lainnya yang sesuai dengan masalah yang di
bahas.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data di lapangan. Meliputi
kegiatan survey di lokasi penelitian melalui penyebaran kuesioner.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


50

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang telah disusun secara


sistematis dengan alternatif jawaban yang telah tersedia sehingga
responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan aspirasi, persepsi,
sikap, keadaan atau pendapat pribadinya.

Adapun waktu penelitian lapangan dilakukan dari bulan November 2017


hingga waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah penyerderhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 2011:263). Setelah peneliti
mengumpulkan data yang telah diperoleh dari 99 mahasiswa aktif yang menjadi
sampel penelitian, data akan dianalisis dan diinterpretasikan ke dalam beberapa
tahap analisis, sebagai berikut:
a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal adalah suatu analisis yang dilakukan dengan
membagi-bagi variabel penelitian kedalam katagori-katagori yang
dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal
dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom yaitu sejumlah frekuensi
dan kolom presentase untuk setiap katagori (Singarimbun, 2011: 266).
b. Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk
menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan
dengan variabel lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel
tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 2011: 273).
c. Uji Hipotesis
Menurut Kriyantono (2012: 174), pengujian Hipotesis adalah pengujian
dan statistik untuk mengetahui adat hipotesis yang diajukan dapat diterima
atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara kedua variabel yang
dikolerasikan maka peneliti menggunakan rumus kolerasi Spearman.
(Spearman’s Rho Rhank – Ordern Correlation) dengan bantuan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


51

penggunaan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and System


Solution), dimana rumus koefisienya adalah:
6 − ∑𝑑 2
𝑟ℎ𝑜 = 1 −
𝑁(𝑁 2 − 1)

Keterangan:
Rs (rho) : Koefisien kolerasi rank order
1 : Bilangan konstan
6 : Bilangan osntan
d : Perbedaan antara pasangan jenjang
∑ : sigma atau jumlah
N : Jumlah individu dalam sampel

Spearman Rho Koefisien adalah metode untu menganalisis data untuk


melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Koefisien korelasi Spearman (rs) yang diperoleh akan menunjukkan bilangan di
antara +1,00 dan -1,00. Jika tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan
variabel Y, maka rs sama dengan nol. Jika nilai rs positif, variabel-variabel
dikatakan berkorelasi positif, sedangkan jika nilai rs negatif, variabel-variabel
dikatakanberkorelasi negatif. Makna hubungan dapat dinyatakan sebagai berikut:
− Jika Ho memiliki nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis ditolak. Yang
artinya data menunjukkan bahwa adanya hubungan antara intensitas
penggunaan media sosial terhadap perilaku komunikasi pada mahasiswa
kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara.
− Jika Ho memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima. Yang
artinya data menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara antara
intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku komunikasi pada
mahasiswa kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


52

Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan digunakan skala Guilford atau


koefisien asosiasi (Kriyantono, 2012: 168-169) sebagai berikut:
< 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39 : Hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 : Hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 : Hubungan yang tinggi; kuat
> 0,90 : Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat
diandalkan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti menempuh beberapa tahap sebelum melakukan pengumpulan data


dan penyebaran kuesioner di lapangan, yaitu sebagai berikut:

4.1.1 Tahapan Awal

Tahap pertama dalam penelitian ini, peneliti melakukan pra penelitian


dengan pengamatan secara langsung di Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya
peneliti membuat propsoal penelitian yang akan diberikan kepada dosen
pembimbing. Peneliti melakukan konsultasi terhadap isi dari proposal dengan
memperbaiki dan menambahi isi dari proposal penelitian agar menjadi lebih
efektif.

4.1.2 Penelitian Kepustakaan

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan studi kepustakaan yaitu


mengumpulkan berbagai sumber yang berkaitan dengan masalah penelitian,
melalui buku, jurnal, skripsi, dan sumber bacaan yang mendukung penelitian.
Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan agar peneliti dapat lebih
memahami, mempelajari teori – teori yang berkaitan dengan masalah penelitian,
dan dapat memudahkan peneliti dalam membuat kuesioner.

4.1.3 Penelitian Lapangan

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data hasil penelitian, peneliti


menggunakan kuesioner. Kuesioner yang telah disusun secara sistematis agar
lebih memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan. Sebelum melakukan
penelitian di lapangan, peneliti mempersipakan kuesioner sesuai dengan jumlah
responden yang di hitung sebelumnya.

Penyeberan kuesioner yang dilakukan pada empat fakultas di Universitas


Sumatera Utara, dimulai dari tanggal 4 Desember – 11 Desember 2017. Peneliti
53
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


54

memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang dijumpai pada saat itu, karena
peneliti tidak membatasi pada stambuk, sehingga memudahkan peneliti dalam
membagikan kuesioner. Peneliti memberikan keterangan seperlunya mengenai isi
dari kuesioner agar tidak membingungkan responden dalam melakukan pengisian.
Hampir keseluruahan mahasiswa bersedia memberikan waktu untuk mengisi
kuesioner, dan tidak mengalami kesulitan pada saat pengisian.

4.1.4 Proses Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan data yang telah


diperoleh dari 99 mahasiswa. Adapun tahap pengolahan data, sebagai berikut:

1. Penomoran Kuesioner

Peneliti memberikan penomoran pada lembaran kuesioner sesuai dengan


banyaknya responden, dan menjadi identitas dari responden tersebut. Dimana
nomor lembar kuesioner dimulai dari 001 – 099.

2. Editing

Proses pengeditan jawaban responden yang bertujuan untuk memperjelas


setiap jawaban, bilamana terdapat jawaban kurang jelas dan menghindari
terjadinya kesalahan pengisian data kedalam kotak skor yang disediakan.

3. Coding

Proses pemindahan jawaban – jawaban responden ke dalam kotak skor


yang telah disediakan pada kuesioner dalam bentuk nilai, sehingga memudahkan
peneliti untuk melakukan penghitungan dari jawaban responden.

4. Inventarisasi Variabel

Data mentah yang telah diperoleh peneliti, diolah kembali ke dalam


formula translation cobol (FC) yang diinput pada software SPSS Statistics 16.0,
sehingga memuat seluruh data dalam satu kemasan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


55

5. Tabulasi Data

Proses pemindahan data – data mentah yang ada pada FC ke dalam tabel
tunggal dan silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci kemudian dianalisis
melalui menu descriptive statistics frequence yang menghasilkan Frequence
Table (tabel tunggal) yang hasilnya terdiri atas variabel responden, frekuensi dan
persentase yang dianalisis melalui software SPSS Statistic 16.0.

6. Pengujian Hipotesa

Tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang


ditemukan menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan. Dalam
pengujian hipotesa digunakan rumus uji statistik yang telah ditentukan, yaitu
korelasi rank Spearman dan untuk mengukur hubungan tinggi dan rendahnya
hubungan antar variabel digunakan skala Guilford.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal yang bertujuan untuk untuk melihat distribusi


jawaban responden dari setiap variabel yang diteliti. Analisis tabel tunggal
dilakukan dengan membagi – bagi variabel penelitian kedalam kategori-kategori
yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan suatu langkah awal
dalam menganalisis kolom – kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan
persentasi untuk setiap kategori. Dalam analisis tabel tungga ini, data yang
disajikan terdiri dari tiga bagian yaitu, karakteristik responden, intensitas
penggunaan media sosial, dan perilaku komunikasi. Berikut ini adalah penyajian
tabel tunggal dengan analisis:

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan agar dapat lebih mengetahui latar


belakang yang membedakan setiap responden. Responden dalam penelitian ini
adalah mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Jumlah responden pada penelitian ini adalah 99 mahasiswa dengan kepribadian

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


56

introvert yang sebelumnya telah diberikan tes uji kepribadian, dan sebagai
pengguna Instagram. Adapun karakteristik yang relevan dalam penelitian ini
meliputi: jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir orang tua, status tempat tinggal,
fakultas, dan angkatan. Untuk memperjelas karaktristik responden yang dimaksud
dapat dijelaskan berikut ini:

4.2.1.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)
Laki – laki 39 39
Perempuan 60 61
Total 99 100

Sumber: P1/FC.3 n = 99 (100%)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang


berjumlah 99 mahasiswa, dimana laki – laki sebanyak 39 responden (39%) dan
perempuan sebanyak 60 responden (61%). Pada saat peneliti menyebarkan
kuesioner, responden perempuan lebih mudah ditemui dan lebih bersedia dalam
meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan. Beberapa fakultas yang menjadi
sample lokasi penelitian memiliki mayoritas mahasiswa perempuan di dalamnya.

4.2.1.2 Suku

Suku juga bagian dari karakteristik responden dalam penelitian ini,


Universitas Sumatera Utara yang memiliki mahasiswa dengan beragam suku yang
membedakan setiap mahasiswa. Peneliti membagi karakteristik responden ke
dalam 8 suku yaitu responden dengan suku Batak, Jawa, Mandailing, Minang,
Karo, Tionghoa, Nias, dan suku yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


57

Tabel 4.2
Suku
Suku Frekuensi Persentase (%)
Batak 49 50
Jawa 4 4
Mandailing 6 6
Minang 5 5
Karo 19 19
Tionghoa 5 5
Nias 2 2
Lainnya 9 9
Total 99 100
Sumber: P2/FC.4 n = 99 (100%)

Dalam Tabel 4.2 menunjukkan terdapat 49 responden dengan suku Batak


(50%), suku Jawa dengan 4 responden (4%), suku Mandailing dengan 6
responden (6%), suku Minang 5 responden (5%), suku Karo dengan 19 responden
(19%), suku Tionghoa 5 responden (5%), suku Nias 2 responden (2%), dan suku
yang lainnya seperti Aceh, Melayu, Arab, dan Palembang terdapat 9 responden
(9%). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang
terpilih berasal dari suku Batak dengan 49 responden (50%).

4.2.1.3 Pendidikan Terakhir Orang Tua

Pada karakteristik responden selanjutnya peneliti menanyakan pendidikan


terakhir orangtua dari setiap responden, peneliti membagikan mulai dari
pendidikan terakhir tamat SMP, tamat SMA, D3, S1, S2, dan S3. Dalam Tabel
4.3 menunjukan terdapat 5 responden (5%) dengan pendidikan terakhir orangtua
Tamat SMP, Tamat SMA dengan 43 responden (44%), D3 dengan 6 responden
(6%), S1 dengan 38 responden (38%), S2 dengan 7 responden (7%), dan untuk
yang terakhir peneliti tidak menemukan responden dengan pendidikan terakhir
orangtua S3. Berdasarkan data, peneliti melihat mayoritas pendidikan terakhir
orangtua berdasarkan responden yang terpilih adalah Tamat SMA (Sekolah
Menengah Atas), para orangtua responden memilih pendidikan sampai dengan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


58

tamat SMA dan tidak melanjutkan ke Universitas. Tamat SMA termasuk ke dalam
pendidikan yang cukup untuk menjadi bekal di masa depan.

Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Orang Tua
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Tamat SMP 5 5
Tamat SMA 43 44
D3 6 6
S1 38 38
S2 7 7
S3 0 0
Total 99 100
Sumber: P3/FC.5 n = 99 (100%)

Semakin berkembangnya zaman, para orangtua mulai menyadari bahwa


tamat SMA tidak cukup untuk menjadi bekal pendidikan di masa depan, sehingga
orangtua mengingingkan anaknya bisa melanjutkan ke Universitas untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

4.2.1.4 Status Tempat Tinggal

Tabel 4.4
Status tempat tinggal
Status Tempat Tinggal Frekuensi Persentase (%)
Kost 48 49
Dengan orang tua 39 39
Dengan saudara / kerabat 10 10
Lainnya 2 2
Total 99 100
Sumber: P4/FC.6 n = 99 (100%)

Tabel 4.4 menunjukkan jumlah responden berdasarkan status tempat


tinggal, peneliti membagikan mulai dari tempat tinggal kost, dengan orangtua,
dengan saudara / kerabat, dan lainnya. Responden bertempat tinggal kost

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


59

sebanyak 48 responden (49%), tinggal dengan orang tua sebanyak 39 responden


(39%), tinggal dengan saudara / kerabat sebanyak 10 responden (10%), dan
terdapat 2 responden (2%) dengan status tempat tinggal lainnya, seperti
mengontrak rumah.

Dari data diatas dapat dilihat yang menjadi mayoritas status tempat tinggal
responden adalah kost. Kost yang merupakan tempat tinggal sementara seseorang
karena adanya kebutuhan untuk tinggal di daerah tersebut, sampai jangka waktu
yang ditentukan seseorang. Responden dengan status tempat tinggal kost yang
artinya jauh dari orangtua, berkaitan pada keinginan responden untuk mengisi
kekosongan waktu dengan menggunakan media sosial.

4.2.1.5 Uang Saku

Peneliti juga menanyakan uang saku yang diterima responden dalam setiap
bulannya. Uang saku merupakan pendapatan yang diterima oleh anak dari orang
tuanya, uang saku akan mempengaruhi pola penggunaan dalam konsumsi anak,
semakin tinggi uang saku maka akan semakin tinggi keinginan konsumsi
seseorang. Disini peneliti mengelompokkan uang saku ke dalam tiga golongan
yang terdapat pada Tabel 4.5, dan terdapat juga frekuensi responden berdasarkan
uang saku.
Tabel 4.5
Uang Saku
Uang Saku Frekuensi Persentase (%)
< Rp. 500.000 20 20
Rp. 500.000 – Rp 1.000.000 49 50
> Rp. 1.000.000 30 30
Total 99 100
Sumber: P5/FC.7 n = 99 (100%)

Tabel 4.5 menampilkan data uang saku responden yang terpilih < Rp
500.000 sejumlah 20 responden (20%), uang saku Rp 500.000 – Rp 1.000.000
sejumlah 49 responden (50%), dan uang saku > Rp 1.000.000 sejumlah 30
responden (30%). Mayoritas responden dengan uang saku Rp 500.000 – Rp

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


60

1.000.000, hal ini menjadikan salah satu faktor meningkatnya intesitas


penggunaan media sosial dikalangan responden dikarenakan responden sudah
memiliki uang saku yang cukup membiayai data internet untuk bisa mengakses
media sosial setiap harinya.

4.2.1.6 Fakultas

Peneliti melakukan penelitian dengan membagikan kuesioner kepada


responden yang merupakan mahasiswa dari fakultas – fakultas yang telah
ditentukan sebelumnya, dan agar mempermudah peneliti dalam menandai
kuesioner berdasarkan fakultas. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Teknik, dan Fakultas Psikologi yang menjadi sample lokasi
penelitian untuk pembagian kuesioner. Dalam Tabel 4.6 akan di uraikan beberapa
data jumlah responden yang terpilih untuk mengisi kuesioner penelitian.

Tabel 4.6
Fakultas
Fakultas Frekuensi Persentase (%)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 41 42
Fakultas Kesehatan Masyarakat 20 20
Fakultas Teknik 31 31
Fakultas Psikologi 7 7
Total 99 100
Sumber: P6/FC.8 n = 99 (100%)

Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi terbesar yang terpilih
menjadi responden penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dimana jumlah
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang paling banyak jumlahnya (4.839
orang) di Universitas Sumatera Utara. Jumlah responden dari Fakultas Ekonomi
sebanyak 41 responden (42%), Fakultas Kesehatan Masyarakat sebanyak 20
responden (20%), Fakulas Teknik sebanyak 31 responden (31%), dan Fakultas
Psikologi 7 responden (7%). Peneliti telah menentukan sebelumnya dalam
pemilihan responden dengan menggunakan rumus teknik penarikan sample, agar
memudahkan peneliti dalam menentukan pembagian kuesioner ke setiap fakultas.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


61

4.2.1.7 Angkatan

Tabel 4.7
Angkatan
Angkatan Frekuensi Persentase (%)
2012 1 1
2013 6 6
2014 26 26
2015 30 31
2016 22 22
2017 14 14
Total 99 100
Sumber: P7/FC.9 n = 99 (100%)

Tabel 4.7 menunjukkan responden yang terpilih berdasarkan angkatan di


kampus yang masih tergolong mahasiswa aktif. Terdapat responden dengan
angakatan 2012 hanya 1 responden (1%), angkatan 2013 sejumlah 6 responden
(6%), angkatan 2014 sejumlah 26 responden (26%), angkatan 2015 sejumlah 30
responden (31%), angkatan 2016 sejumlah 22 responden (22%), dan angkatan
2017 dengan 14 responden (14%). Mayoritas responden yang terpilih berdasarkan
angkatan adalah responden angkatan 2015, hal ini menunjukkan bahwa angkatan
2015 lebih mudah untuk ditemui karena sedang berada pada masa – masa aktif di
kuliah.

4.2.2 Variabel Bebas (X) : Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram

Intensitas penggunaan media sosial Instagram merupakan tingkat


keseringan dan seberapa lama seseorang dalam menggunakan atau mengakses
Instagram untuk sehari – hari. Terdapat 4 indikator untuk melihat tingkat
intensitas penggunaan Instagram pada responden yang terpilih, yaitu frekuensi,
durasi, fitur, isi, dapat dilihat sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


62

4.2.2.1 Mengakses Instagram setiap hari

Tingkat intensitas penggunaan instagram berpengaruh pada seberapa


sering responden dalam mengakses setiap harinya. Semakin sering responden
mengakses Instagram, maka akan semakin meningkat tingkat intensitas pengguan
Instagram. Pada Tabel 4.8 akan ditampilkan hasil responden yang terpilih
berdasarkan tingkat keseringan mengakses Instagram.
Tabel 4.8
Mengakses Instagram setiap hari
Mengakses Frekuensi Persentase (%)
Tidak pernah 1 1
Jarang 22 22,2
Sering 48 48,5
Sangat sering 28 28,3
Total 99 100
Sumber: P8/FC.10 n = 99 (100%)

Tabel 4.8 menunjukkan jumlah responden yang mengakses Instagram


setiap hari, 23 responden (23%) menjawab jarang mengakses Instagram.
Responden yang mengatakan jarang mengakses, karena adanya bebeapa alasan
seperti memiliki kesibukan dengan kegiatan diluar, mulai merasakan kebosanan
dalam penggunaan, dan tidak memiliki data internet yang banyak. Responden
yang menjawab sering mengakses Instagram sebanyak 76 responden (77%),
responden mengatakan mereka sering mengakses Instagram karena kemudahan
dalam mengaksesnya dapat dilakukan dimana saja, dan dapat menjadi sarana
komunikasi bagi responden.

Berdasarkan keterangan diatas, dapat dilihat bahwa responden yang


terpilih mayoritas mengatakan sering mengakses Instagram setiap harinya.
Sehingga peneliti dapat menyimpulkan terdapatnya intensitas penggunaan
Instagram pada responden yang terpilih.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


63

4.2.2.2 Frekuensi Mengakses Instagram

Frekuensi dalam mengakses Instagram, dapat diartikan dengan keseringan


atau jarangnya mengakses dalam setiap harinya. Frekuensi yang dimaksud adalah
seringnya kegiatan tersebut dilakukan dalam periode waktu tertentu. Pada Tabel
4.9 dapat dilihat hasil responden berdasarkan frekuensi mengakses Instagram.

Tabel 4.9
Frekuensi Mengakses Instagram
Frekuensi Mengakses Frekuensi Persentase (%)
1 – 2 kali 21 21,2
3 – 4 kali 16 16,2
5 – 6 kali 14 14,1
> 6 kali 48 48,5
Total 99 100
Sumber: P9/FC.11 n = 99 (100%)

Tabel 4.9 menunjukkan responden yang mengakses Instagram paling


banyak mengakses lebih enam kali dalam sehari dengan jumlah 48 responden
(48,5%). Kemudian disusul pada frekuensi mengakses satu sampai dua kali dalam
sehari sejumlah 21 responden (21,2%), tiga sampai empat kali dalam sehari
sejumlah 16 responden (16,2%), lima sampai enam kali sejumlah 14 responden
(14,1%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan responden banyak
meluangkan waktu untuk mengakses Instagram dalam seharinya, responden
mengatakan karena kemudahan mengakses Instagram yang tidak memerlukan
waktu lama. Kemudahan mengakses Instagram dapat melalui smartphone android
dan ios yang menjadikan responden mudah mengakses, sehingga sudah menjadi
kebutuhan bagi responden dalam bersosialisasi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


64

4.2.2.3 Waktu Mengakses Instagram

Tabel 4.10
Waktu Mengakses Instagram
Waktu Tidak Jarang Sering Sangat Total
Pernah Sering

F % F % F % F % F %

Pagi (06.00-12.00) 10 10,1 51 51,5 30 30,3 8 8,1 99 100

Siang (12.00-15.00) 10 10,1 50 50,5 35 35,4 4 4 99 100

Sore (16.00-18.00) 6 6,1 53 53,5 35 35,4 5 5,1 99 100


Malam (19.00-23.00) 2 2 18 18,2 37 37,4 42 42,4 99 100

Sumber: P10/FC.12 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukan hasil dari waktu mengakses


Instagram, pada pagi hari terdapat sejumlah 51 responden (51,5%) yang jarang
mengakses, 30 responden (30,3%) yang sering mengakses Instagram. Alasan
responden jarang dalam menggunakan Instagram pada pagi hari, responden
mengatakan bahwa mereka biasanya sedang mempersiapkan diri untuk pergi ke
kampus, sedang berlangsung kuliah, dan ada juga yang terlambat bangun sehingga
tidak sempat untuk mengakses Instagram. Responden hanya sempat mengakses
Instagram pada saat menunggu dosen sebelum masuk kelas, disaat selesai mata
kuliah pagi, dan tidak mempunyai kesibukan lainnya.

Pada waktu siang hari terdapat 50 responden (50,5%) yang jarang


mengakses Instagram dan 35 responden (35,4) sering mengakses di siang hari.
Alasan responden jarang mengakses Instagram karena mereka mengatakan sedang
mengikuti mata kuliah siang, kegiatan organisasi di kampus, dan kerja kelompok
bersama teman. Adapun responden yang sering mengakses Instagram pada siang
hari menyatakan mereka terkadang menyempatkan diri untuk mengakses
Instagram di tengah kegiatan yang sedang berlangsung, dan sebagian mengatakan
sudah tidak ada kegiatan yang berhubungan dengan kuliah, sehingga dapat bebas
untuk mengakses Instagram.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


65

Pada saat di sore hari 53 responden (53,5) jarang untuk mengakses


Instagram, responden mengatakan sedang perjalanan pulang, mengikuti kegiatan
diluar kampus, beristirahat dirumah, membersihkan diri setelah beraktivitas
seharian yang membuat tidak sempat untuk mengakses Instagram. Terdapat 35
responden (35,4%) yang mengatakan sering mengakses Instagram, responden
mengaku menyempatkan waktu sebentar untuk mengakses sebelum melanjutkan
kegiatan diluar kampus, sudah tidak memiliki kegiatan dan telah tiba dirumah.

Pilihan waktu di malam hari responden menyatakan sangat sering


mengakses Instagram dengan jumlah 42 responden (42,4%). Hanya 2 responden
(2%) yang mengatakan tidak pernah mengakses Instagram pada malam hari.
Peneliti mengamati rata – rata responden sangat sering mengakses Instagram pada
malam hari, sehingga dapat disimpulkan malam hari mulai dari pukul 19.00 –
23.00 merupakan waktu yang sesuai untuk mengakses Instagram. Banyaknya
pengguna yang aktif di malam, rata – rata karena seluruh kegiatan sudah tidak ada
lagi, hanya tinggal istirahat, dan pada saat malam lebih banyak update foto atau
video terbaru sehingga lebih banyak yang bisa dilihat.

.4.2.2.4 Lama Memiliki Akun Instagram

Tabel 4.11
Lama Memiliki Akun Instagram
Lama Memiliki Akun Instagram Frekuensi Persentase (%)
Masih baru (1-6 bulan) 5 5,1
Tidak terlalu lama (> 6 bulan) 4 4
Sudah lama (< 1 tahun) 14 14,1
Sudah sangat lama (> 1 tahun) 76 76,8
Total 99 100
Sumber: P11/FC.13 n = 99 (100%)

Pada Tabel 4.11 dapat diketahui responden yang paling banyak


mengatakan sudah sangat lama atau lebih dari satu tahun memiliki akun Instagram
dengan jumlah 76 responden (76,8%) yang berarti lebih dari setengah jumlah
sample ditentukan. Selanjutnya, 14 responden (14,1%) sudah lama memiliki

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


66

Instagram sekitar kurang dari satu tahun, dan 9 responden (9%) mengatakan
masih baru memiliki Instagram hanya sektar satu sampai enam bulan.

Mengingat Instagram mulai diluncurkan pada 6 Oktober 2010, sekitar


tujuh tahun yang lalu, sehingga sudah banyak responden yang mengenal dan
menjadi pengguna Instagram. Kemunculan Instagram yang langsung menyita
perhatian masyarakat, khususnya kalangan remaja, dikarenakan Instagram
menjadi media sosial yang sesuai untuk berbagi informasi seperti kegiatan
sehari – hari, melihat karakter remaja yang penuh dengan berbagai kegiatan
menyebabkan mereka ingin menggunakan Instagram.

4.2.2.5 Durasi Mengakses Instagram


Durasi mengakses Instagram untuk menentukan penggunaan jumlah waktu
yang dipakai dalam mengakses Instagram dalam sehari. Peneliti membagikan ke
dalam empat durasi yang digunakan untuk mengakses Instagram, yang dapat
dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Durasi Mengakses Instagram
Durasi Mengakses Frekuensi Persentase (%)
< 1 jam 58 58,6
1 – 3 jam 29 29,3
5 jam 7 7,1
> 5 jam 5 5,1
Total 99 100
Sumber: P12/FC.14 n = 99 (100%)

Tabel 4.12 menampilkan data mengenai durasi responden untuk


mengakses Instagram dalam sehari. Responden yang mengakses kurang dari satu
jam dalam satu harinya memiliki jumlah 58 responden (58,6%), 29 responden
(29,3%) mengakses Instagram dengan jumlah durasi satu sampai tiga jam dalam
sehari, dan 15 responden (15%) menjawab mengakses Instagram sekitar lima jam
dalam sehari.
Peneliti dapat menyimpulkan rata – rata responden mengakses Instagram
dalam satu hari dengan jumlah durasi satu jam, responden mengatakan tidak

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


67

terlalu berlama – lama mengakses. Dalam satu kali akses responden hanya
membutuhkan waktu sekitar kurang lebih lima menit saja, dan biasanya responden
akan kembali mengakses, sehingga jika dijumlahkan durasi akan mencapai sekitar
satu jam pemakaian.

4.2.2.6 Alasan mengakses Instagram


Dalam penggunaan Instagram bermacam – macam alasan responden
dalam mengaksesnya, sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan.
Alasan – alasan tersebut yang menjadikan seseorang intens untuk mengakses
Instagram, sehingga timbulnya keinginan untuk terus menggunakan. Peneliti
membagikan ke empat alasan yang dapat dilihat dengan lengkap pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13
Alasan Mengakses Instagram
Alasan Tidak Kurang Suka Sangat Total
Suka Suka Suka

F % F % F % F % F %

Mengisi waktu luang 1 1 17 17,2 61 61,6 20 20,2 99 100

Mencari informasi 1 1 11 11,1 57 57,6 30 30,3 99 100


Melihat profile orang 12 12,1 35 35,4 44 44,4 8 8,1 99 100
lain
Menambah teman 11 11,1 42 42,4 36 36,4 10 10,1 99 100
baru
Sumber: P13/FC.15 n = 99 (100%)

Dalam Tabel 4.13 menunjukkan 81 responden (82%) suka mengakses


Instagram untuk mengisi waktu luang, dan ada 18 responden (18%) yang
mengatakan kurang suka mengakses Instagram untuk mengisi waktu luang.
Mengakses Instagram merupakan salah satu cara untuk menghindari rasa dan
jenuh di tengah kegiatan, karena biasanya tidak memakan waktu yang lama dalam
mengakses. Terdapat berbagai macam fitur Instagram yang membuat pengguna
tertartik untuk mengaksesnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


68

Pilihan alasan mencari informasi pada saat mengakses Instagram


menunjukkan 87 responden (88%) suka dalam mencari informasi, dan 12
responden (12%) yang kurang suka mencari informasi melalui Instagram.
Instagram memiliki banyak konten di dalamnya, terutama pencarian informasi
terkini yang bisa dengan cepat kita dapatkan. Penyebaran informasi biasanya
dilakukan melalui fitur share kepada teman, pencarian di hastag, dengan
memberikan like pada posting berita sehingga dapat dilihat oleh follower.

Alasan dalam mengakses Instagram hanya untuk sekedar melihat profile


orang lain menunjukkan 52 responden (53%) mengatakan suka melihat profile
orang lain, 47 responden (47%) mengatakan kurang suka untuk melihat profile
orang lain. Responden yang suka melihat profile orang lain mengatakan hanya
sekedar melihat – lihat untuk mengetahui kegiatan seseorang atau ada sesuatu
yang sedang dicari, tanpa melakukan interaksi apapun, dan melihat profile
seseorang yang memiliki banyak follower atau disebut dengan selebgram.

Pada pilihan alasan menambah teman baru ada sejumlah 46 responden


(46%) mengatakan suka menambah teman melalui Instagram, 53 responden (53%)
mengatakan tidak suka menambahkan teman melalui Instagram. Penambahan
teman melalui Instagram dapat menjadikan penghubung dengan teman – teman
yang sudah lama tidak bertemu, dengan hanya mencari nama di fitur search,
sehingga responden dapat dengan mudah untuk terus berhubungan kepada teman
lama. Instagram juga dapat membuat seseorang yang tidak dekat menjadi dekat
dengan cara follow akun seseorang, sehingga pertemanan dapat bertambah melalui
Instagram. Pada dasarnya manusia membutuhkan sosialiasi agar dapat saling
berkomunikasi dengan yang lain, bukan hanya teman yang dikenal dilingkungan
sekitar saja.

Berdasarkan data pada Tabel 4.13 peneliti melihat responden rata – rata
mengakses Instagram untuk mencari informasi, terutama informasi terkini yang
dapat diperoleh dengan cepat dan terpercaya yang dilengkapi dengan bukti foto.
Pada saat sekarang, banyak bermunculan akun berita terpercaya yang memberikan
bukti, sehingga seseorang lebih yakin dengan adanya berita tersebut. Setiap

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


69

harinya di Instagram ada update berita tentang apa saja yang kita butuhkan, yang
menjadikan responden menggunakan Instagram untuk mengakses informasi.

4.2.2.7 Pemenuhan Kebutuhan Sosial

Tabel 4.14
Pemenuhan Kebutuhan Sosial
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Memenuhi 8 8,1
Kurang Memenuhi 20 20,2
Memenuhi 70 70,7
Sangat Memenuhi 1 1
Total 99 100
Sumber: P14/FC.16 n = 99 (100%)
Berdasarkan Tabel 4.14 mayoritas jawaban terbanyak dari responden
mengatakan Instagram memenuhi kebutuhan sosial dengan jumlah 71 responden
(72%). Peneliti melihat banyaknya responden yang memanfaatkan Instagram
sebagai pemenuhan kebutuhan sosial mereka, dimana Instagram dapat
menghubungkan kita dengan orang yang lokasinya jauh, dapat mengetahui
kegiatan orang lain, dan orang lain juga dapat mengetahui kegiatan yang kita
bagikan di Instagram, sehingga dapat berinteraksi dan bersosialisasi dalam
Instagram. Namun ada 28 responden (28 %) menjawab Instagram kurang
memenuhi kebutuhan sosial. Responden yang menjawab Instagram kurang
memenuhi kebutuhan sosial, dikarenakan mereka lebih menyukai adanya interaksi
langsung dengan lingkungan sekitar, karena melalui Instagram saja tidak cukup
bersosialisasi, membutuhkan adanya komunikasi secara langsung.

4.2.2.8. Instagram Dalam Pencarian Informasi

Instagram bukan hanya sekedar untuk upload foto sendiri lalu akan
mendapatkan like dari pengguna lainnya, sekarang sudah banyak bermunculan
berbagai macam akun informasi sesuai dengan kebutuhan kita, dan tentunya akan
lebih memudahkan dalam pencarian informasi. Informasi terkini di Instagram
bukan hanya berita yang seperti ada di televisi saja, tetapi ada informasi seputar

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


70

kesehatan, fashion, religi, kuliner, dan yang lainnya. Kemudahan di dapat hanya
dengan mengikuti akun informasi yang sedang kita butuhkan. Pada Tabel 4.15
terdapat berbagai macam jawaban responden mengenai Instagram dalam
pencarian informasi.

Tabel 4.15
Instagram Dalam Pencarian Informasi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Memudahkan 1 1
Kurang Memudahkan 16 16,2
Memudahkan 60 60,6
Sangat Memudahkan 22 22,2
Total 99 100
Sumber: P15/FC.17 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat mayoritas responden menjawab


Instagram memenuhi dalam pencarian informasi dengan jumlah 82 responden
(83%). Responden mengatakan Instagram menjadi tempat yang mudah dalam
pencarian peristiwa terkini, karena mengingat banyaknya akun informasi di
Instagram yang selalu memberikan update peristiwa terbaru di dalamnya.
Instagram sudah menjadi tempat pencarian informasi bagi responden. Namun, ada
17 responden (17%) menjawab Instagram kurang memenuhi dalam pencarian
informasi, responden mengatakan Instagram tidak dapat menjadi refrensi dalam
pencarian karya ilmiah, mengingat Instagram hanyalah sebuah media sosial yang
membagikan informasi peristiwa terkini.

4.2.2.9 Fitur Instagram yang Menarik


Instagram pada dasarnya memiliki berbagai macam fitur yang ditawarkan,
namun disini peneliti memilih empat fitur saja dalam menanyakannya kepada
responden, karena mengingat keterbatasan waktu dalam menjawab kuesioner.
Fitur yang peneliti pilih berdasarkan yang umum sering digunakan pengguna
Instagram. Pada Tabel 4.16 akan ditampilkan beberapa fitur yang peneliti pilih
dan jawaban dari responden.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


71

Tabel 4.16
Fitur Instagram yang Menarik

Fitur Tidak Kurang Suka Sangat Total


Suka Suka Suka

F % F % F % F % F %

Share foto 4 4 30 30,3 50 50,5 15 15,2 99 100

Insta Story 4 4 25 25,3 58 58,6 12 12,1 99 100

Profile 8 8,1 28 28,3 56 56,5 7 7,1 99 100


Explore 5 5,1 16 16,2 50 50,5 28 28,3 99 100

Sumber: P16/FC.18 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diuraikan bahwa sebanyak 50 responden


(50,5%) suka dengan fitur share foto di Instagram. Hanya 4 responden (4%)
menjawab tidak suka dengan fitur share foto di Instagram. Pada fitur Insta Story
58 responden (58,6%) menjawab suka dengan Insta Story, hanya 4 responden (4%)
menjawab tidak suka dengan fitur Insta Story. Pilihan fitur Profile menunjukkan
56 responden (56,5%) suka dengan fitur profile, 8 responden (8,1%) menjawab
tidak suka dengan fitur profile. Fitur yang terakhir Explore, sebanyak 50
responden (50,5%) menjawab suka dengan fitur Explore, dan hanya 5 responden
(5,1%) menjawab tidak suka dengan fitur Explore.

Peneliti melihat rata – rata responden menyukai ke empat pilihan fitur


yang ada, karena responden mengatakan sering menggunakan ke empat fitur
tersebut, karena fitur – fitur tersebut juga menarik untuk digunakan. Dimana
dengan ke empat fitur tersebut, responden dapat merasakan kenyamanan dalam
penggunaan, dan kesusaian dengan kebutuhan responden.

4.2.2.10 Konten yang Sering Diakses Dalam Instagram

Konten merupakan sebuah informasi yang tersedia melalui media dalam


bentuk tulisan, gambar, video, audio yang akan disampaikan ke khalayak, dan
biasanya ada berbagai macam konten yang ditawarkan. Instagram memiliki

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


72

banyak konten mulai dari yang bersifat penting hingga hiburan, disini peneliti
memasukan empat konten ke dalam pertanyaan. Pada Tabel 4.17 akan di
tunjukkan empat konten dan jawaban dari responden berdasarkan tingkat suka.

Tabel 4.17
Konten yang Sering Diakses Dalam Instagram

Konten Tidak Kurang Suka Sangat Total


Suka Suka Suka

F % F % F % F % F %

Berita / Informasi 2 2 17 17,2 48 48,5 32 32,2 99 100

Public Figur 12 12,1 31 31,3 39 39,4 17 17,2 99 100


Hiburan 1 1 11 11,1 48 48,5 39 39,4 99 100
Online shop / Kuliner 12 12,1 45 45,5 36 36,4 6 6,1 99 100

Sumber: P17/FC.19 n = 99 (100%)

Dalam Tabel 4.17 ditampilkan konten berita memiliki sejumlah 80


responden (81%) menjawab suka konten berita / informasi di Instagram, dan ada
19 respoden (19%) menjawab tidak suka dengan konten berita / informasi di
Instagram. Responden sering memanfaatkan Instagram sebagai pencarian berita /
informasi terkini, karena sekarang sudah banyak pilihan akun berita / informasi di
Instagram yang selalu update berita terkini.

Pada pilihan konten public figur sejumlah 56 responden (57%) menjawab


suka dengan konten public figur, 43 respoden (43%) menjawab tidak suka dengan
konten public figur. Peneliti melihat rata – rata responden laki – laki yang
menjawab tidak suka dengan konten public figur. Responden perempuan lebih
tertartik dengan konten public figur, karena perempuan biasanya lebih tertartik
dengan kegiatan seputar public figur.

Konten hiburan memiliki sejumlah 87 responden (88%) menjawab suka


dengan konten hiburan, dan 12 responden (12%) yang menjawab kurang suka
dengan konten hiburan. Peneliti melihat mayoritas responden menjawab suka

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


73

dengan konten hiburan di Instagram, karena responden mengatakan dengan


mengakses konten hiburan mereka mendapatkan pertambahan pengetahuan humor
yang dapat dibagikan kepada yang lainnya, dapat mengurangi tingkat stres
responden dengan mengakses konten hiburan, dan juga meringankan pikiran.
Instagram memiliki banyak akun seputar hiburan, yang setiap harinya akan
membagikan foto / video menghibur pengguna Instagram. Sehingga dengan
banyaknya akun hiburan di Instagram, responden menjadi tertarik untuk
mengaksesnya.

Pilihan terakhir Online shop / Kuliner responden dengan jumlah 57


responden (58%) menjawab kurang suka dengan konten online shop / kuliner
Respoden mengatakan lebih tertarik membeli langsung di situs penjualan online
resmi, karena lebih terpercaya dan mempunyai banyak pilihan, dan ada juga
mengatakan menghabiskan banyak data internet untuk melihat katalog barang di
instagram. Namun, ada 42 responden (42%) menjawab suka dengan konten online
shop / kuliner, responden sering mengakses konten online shop / kuliner yang ada
di Instagram. Responden menyukai akun seputar kuliner di Instagram, karena
dapat menjadi refrensi untuk memilih tempat makan yang mejadi rekomendasi,
dan online shop di Instagram menjual barang – barang yang unik, sehingga
menjadikan sebagian responden menyukai untuk membeli barang tersebut melalui
online shop di Instagram.

Peneliti melihat data pada Tabel 4.17 menyimpulkan bahwa rata – rata
responden paling banyak menyukai konten hiburan di Instagram, karena pada
dasarnya responden yang menjadi pengguna Instagram membutuhkan sebuah
hiburan dalam mengakses media sosial. Instagram menjadi akun media sosial
yang sesuai untuk mencari konten hiburan, karena di dalamnya banyak terdapat
akun hiburan yang setiap hari memberikan update terbaru, dan membuat semua
pengguna menjadi lebih terhibur dan mendapat humor terbaru.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


74

4.2.2.11 Kegiatan yang Sering Dilakukan di Instagram


Tabel 4.18
Kegiatan yang Sering Dilakukan di Instagram

Kegiatan Tidak Kurang Suka Sangat Total


Suka Suka Suka

F % F % F % F % F %

Share foto 12 2,1 45 45,5 36 36,4 6 6,1 99 100

Membaca informasi 2 2 9 9,1 52 52,5 36 36,4 99 100


Memberikan like / 11 11,1 28 28,3 46 46,5 14 14,1 99 100
komentar
Melihat profile orang 10 10,1 43 43,4 40,4 40,4 6 6,1 99 100
lain
Sumber: P18/FC.20 n = 99 (100%)

Tabel 4.18 menunjukkan jumlah jawaban responden dengan kegiatan


yang mereka akses di Instagram berdasarkan tingkat kesukaan. Pada pilihan
melakukan share foto sejumlah 57 responden (58%) menjawab kurang suka
melakukan share foto di Instagram, dan sejumlah 42 responden (42%) menjawab
suka melakukan share foto di Instagram. Responden yang terpilih tidak terlalu
suka untuk melakukan share foto di Instagram, karena responden mengatakan
hanya akan share foto jika ada kegiatan – kegiatan penting yang perlu di bagikan.
Responden tidak sembarangan membagikan foto ke dalam Instagram, karena ada
beberapa kegiatan yang tidak perlu dibagikan. Namun responden suka melakukan
share foto mengatakan, karena responden memiliki hasil foto – foto yang menarik,
yang bisa dibanggakan untuk dibagikan ke Instagram, dan responden juga
menyukai komentar yang banyak diberikan untuk hasil fotonya tersebut.

Pilihan membaca informasi di Instagram 88 responden (89%) mengatakan


suka untuk membaca informasi di Instagram, dan ada 11 responden (11%)
mengatakan kurang suka untuk membaca informasi di Instagram. Instagram
memiliki beragam informasi yang dapat di akses setiap hari dan responden

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


75

membutuhkan informasi terbaru setiap harinya, sehingga hal tersebut menjadikan


responden suka membaca informasi melalui Instagram.

Pada kegiatan memberikan like / komentar di Instagram, 60 responden


(60%) menjawab suka untuk memberikan like ataupun komentar di Instagram. 39
responden (39%) bertolak belakang dengan menjawab tidak suka memberikan like
ataupun komentar di Instagram. Responden mengatakan akan suka memberikan
like ataupun komentar kepada orang terdekat mereka, karena dengan cara seperti
itu mereka dapat melakukan komunikasi melalui Instagram, responden juga suka
memberikan like kepada pengguna – pengguna lain yang sering membagikan hasil
foto mereka di Instagram, sehingga menjadikan responden tertarik untuk
memberikan like.

Pilihan melihat profile orang lain di Instagram, sebanyak 53 responden


(54%) menjawab kurang suka, dan 46 responden (46%) mengatakan suka melihat
profile orang lain. Dalam kegiatan melihat profile orang lain di Instagram,
responden kurang suka hanya jika melihat – lihat saja, karena tidak akan
memperoleh sesuatu hal dari profile orang lain. Namun responden yang suka
melihat profile orang lain mengatakan karena ingin melihat beberapa kegiatan
menarik seseorang di profile, dan mencari informasi seseorang di dalamnya.

Berdasarkan empat kegiatan tersebut, peneliti melihat responden rata –


rata menyukai kegiatan untuk membaca informasi. Instagram memiliki banyak
akun informasi di dalamnya, sehingga menjadikan responden tertartik untuk
mengikutinya. Responden mengikuti berbagai informasi seputar peristiwa terkini
yang sekarang sudah bisa di dapatkan dengan mudah, sehingga kegiatan
membaca informasi di Instagram menjadi kesukaan responden dalam penggunaan.

4.2.2.12 Instagram Memiliki Isi Menarik

Pada Tabel 4.19 menjelaskan jumlah responden yang menjawab


Instagram memiliki isi yang menarik, sebanyak 96 responden (97%) menjawab
instagram memiliki isi menarik, berbeda jauh dengan responden yang menjawab
kurang menarik dengan jumlah 3 responden (3%), dan tidak ada responden yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


76

mengatakan isi Instagram tidak menarik. Dapat dilihat lebih lengkap di Tabel
4.19.
Tabel 4.19
Instagram Memiliki Isi Menarik
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Menarik 0 0
Kurang Menarik 3 3
Menarik 80 80,8
Sangat Menarik 16 16,2
Total 99 100
Sumber: P19/FC.21 n = 99 (100%)

Berdasarkan data Tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa mayoritas


responden menjawab isi Instagram menarik, dilihat pada banyaknya perbedaan
jumlah jawaban responden yang mengatakan Instagram kurang menarik.
Responden mearasa Instagram memiliki isi menarik, karena di dalamnya banyak
fitur, konten, dll yang membuat responden tidak bosan dalam mengaksesnya.
Fitur yang tersedia sesuai dengan kebutuhan responden, dan Instagram juga
sering memperbarui fitur mereka, sehingga membuat responden tidak bosan
menggunakannya.

4.2.3. Variabel Terikat (Y): Perilaku Komunikasi

Perilaku komunikasi adalah suatu tindakan atau reaksi individu dalam


melakukan proses komunikasi di lingkungan sekitarnya. Untuk mengukur variabel
perilaku komunikasi terhadap responden yang terpilih, peneliti menggunakan 5
indikator yaitu, mencari, minat, keinginan, keputusan, tindakan. Dapat dilhat
sebagai berikut:

4.2.3.1 Mengakses Media Sosial Penting

Pada saat ini media sosial sudah menjadi sebuah ruang publik, semua
orang mengakses media sosial, sehingga sudah menjadi kebutuhan dalam
bersosialisasi. Peneliti ingin melihat tanggapan responden mengenai pentingnya
mengakses media sosial, yang dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


77

Tabel 4.20
Mengakses Media Sosial Penting
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Penting 1 1
Kurang Penting 12 12,1
Penting 75 75,8
Sangat Penting 11 11,1
Total 99 100
Sumber: P20/FC.22 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui tanggapan responden mengenai


pentingnya mengakses media sosial dalam sehari – hari. Terdapat 87 responden
(88%) menjawab pentingnya mengakses media sosial. respoden mengatakan
bahwa kehadiran media sosial penting untuk mereka. Peneliti melihat banyaknya
responden yang mengatakan penting untuk mengakses media sosial, dengan
adanya media sosial dapat membuat orang bisa memenuhi kebutuhan sosial,
seperti dalam berkomunikasi, menghibur diri, media untuk berbagi, sehingga
sudah menjadi kebutuhan sosial bagi responden

Berbeda dengan 13 responden (13%) mengatakan kurang penting untuk


mengakses media sosial. Responden mengatakan mereka takut menjadi
ketergantungan dengan mengakses media sosial, responden yang membutuhkan
privacy dalam kegiatan sehari – hari yang tidak bisa dibagikan ke dalam media
sosial, dan tidak terlalu mempunyai banyak waktu dalam mengakses media sosial.

4.2.3.2 Membutuhkan Media Sosial yang Sesuai Dengan Kepribadian

Kepribadian yang berbeda – beda membuat seseorang lebih menyeleksi


media sosial yang akan digunakan. Seseorang mempunyai kriteria media sosial
yang mereka inginkan. Disini peneliti ingin melihat tanggapan responden
mengenai kebutuhan media sosial yang sesuai dengan kepribadian. Pada Tabel
4.21 ditampilkan secara lengkap tanggapan dari responden.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


78

Tabel 4.21
Membutuhkan Media Sosial yang Sesuai Dengan Kepribadian
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Membutuhkan 2 2
Kurang Membutuhkan 17 17,2
Membutuhkan 67 67,7
Sangat Membutuhkan 13 13,1
Total 99 100
Sumber: P21/FC.23 n = 99 (100%)

Dalam Tabel 4.21 menunjukkan mayoritas responden menjawab


membutuhkan sebuah media sosial yang sesuai dengan kepribadian mereka
dengan jumlah 87 responden (88%). Banyaknya media sosial yang ditawarkan di
internet, membuat responden akan memilih dalam penggunaannya, yang akan
disesuaikan kepada kepribadian mereka. Media sosial yang bisa membuat mereka
nyaman dalam menggunakannya, tanpa adanya rasa khawatir dalam
penggunaannya.
Namun, ada juga 19 responden (19,%) yang menjawab kurang
membutuhkan media sosial yang sesuai dengan kepribadian. Responden
mengatakan kurang membutuhkan, karena mereka akan menggunakan media
sosial apa saja yang sedang banyak digunakan oleh pengguna internet, tidak
terlalu mementingkan kenyamanan dalam penggunaan media sosial.

4.2.3.3 Instagram Sarana Komunikasi yang Sesuai


Internet menyediakan berbagai macam sarana komunikasi yang dapat
digunakan pengguna, pengguna hanya tinggal memilih media sosial mana yang
mereka ingin dan sesuai kebutuhan untuk menjadi sarana komunikasinya. Salah
satu media sosial yang dapat menjadi sarana komunikasi adalah Instagram.
Peneliti ingin melihat tanggapan responden mengenai Instagram yang menjadi
sarana komunikasi yang sesuai. Pada Tabel 4. 22 akan ditampilkan secara
lengkap tanggapan responden.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


79

Tabel 4.22
Instagram Sarana Komunikasi yang Sesuai
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Sesuai 3 3
Kurang Sesuai 36 36,4
Sesuai 57 57,7
Sangat Sesuai 3 3
Total 99 100
Sumber: P22/FC.24 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui mayoritas responden menjawab


Instagram merupakan sarana komunikasi yang sesuai untuk responden dengan
jumlah 60 responden (60%). Responden menjawab sesuai, karena Instagram
merupakan media sosial yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi,
melalui fitur di dalamnya seperti direct message, kolom komentar, dsb. Sehingga
dapat memudahkan responden dalam melakukan komunikasi dengan teman yang
lain.

Namun sebanyak 39 responden (39%) menjawab Instagram kurang sesuai


sebagai sarana komunikasi. Responden yang mengatakan kurang sesuai, karena
pada Instagram tidak dapat melakukan panggilan dengan berbicara langsung.
Responden lebih menyukai sarana komunikasi yang dapat membuat panggilan,
sehingga dapat berbicara langsung. Instagram yang lebih mengutamakan dalam
berbagi foto / video, informasi kepada sesama pengguna, sehingga tidak bisa
digunakan untuk membuat panggilan.

4.2.3.4 Darimana Mengetahui Instagram

Instagram yang sudah ada sejak 6 Oktober 2010 berhasil menarik


perhatian pengguna internet untuk menjadi pengguna media sosial ini. Dalam
mengenal Instagram tentu responden mengetatuhi dari berbagai sumber di
lingkungan sekitarnya. Peneliti disini ingin melihat sumber terbanyak responden
mengenal Instagram dan menjadi tertarik untuk menggunakannya. Pada Tabel

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


80

4.23 akan ditampilkan secara lengkap jawaban responde mengenai sumber


mengetahui Instagram.
Tabel 4.23
Darimana Mengetahui Instagram

Sumber Tidak Jarang Sering Sangat Total


Pernah Sering

F % F % F % F % F %

Saudara 25 25,3 51 51,5 19 19,2 4 4 99 100

Teman 6 6,1 15 15,2 56 56,6 22 22,2 99 100

Iklan 27 27,3 36 36,4 28 28,3 8 8,1 99 100


Berita 29 29,3 29 29,3 35 35,4 6 6,1 99 100

Sumber: P23/FC.25 n = 99 (100%)

Dari Tabel 4.23 dapat diketahui jawaban responden berdasarkan darimana


mereka mengetahui Instagram. Pada pilihan saudara, sebanyak 76 responden
(,77%) menjawab jarang, dan 23 responden (23%) menjawab sering. Responden
jarang mengetahui Instagram dari saudara, karena responden tidak terlalu sering
untuk membahas media sosial pada saudara mereka. Pilihan mengetahui teman,
sebanyak 78 responden (79%) menjawab sering, dan 21 responden (21%)
menjawab jarang. Responden banyak mengetahui Instagram dari teman – teman,
karena saat bersama teman – teman mereka sering membicarakan media sosial
yang sedang ramai digunakan oleh pengguna internet, sehingga responden
menjadi ingin untuk menggunakan. Sedangkan untuk pilihan iklan, sebanyak 63
responden (64%) menjawab jarang, dan 36 responden (36%) menjawab sering.
Responden jarang mengetahui Instagram dari iklan – iklan, karena Instagram
jarang untuk melakukan promosi di internet. Pada pilihan terakhir berita,
sebanyak 41 responden (41%) menjawab sering, Responden yang mengetahui
Instagram dari berita – berita di media, karena banyak beita yang mengambil
sumber dari Instagram sebagai pemberitaan. Ada beberapa posting Instagram
yang ramai dibicarakan atau bisa juga disebut dengan viral, sehingga beberapa
media memberitakan dari posting Instagram. Terdapat 58 responden (59%)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


81

menjawab jarang mengetahui Instagram dari berita, karena responden jarang


mendengar berita yang membahas Instagram di dalamnya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan mayoritas


responden mengetahui Instagram dari teman. Responden sering membicarakan
media sosial yang sedang ramai digunakan, dan teman akan mempengaruhi yang
lainnya untuk menggunakan Instagram, sehingga akan mengikuti teman dalam
penggunaan Instagram. Melalui Instagram mereka akan tetap melakukan
komuikasi secara tidak langsung, dengan tidak perlu bertatap muka.

4.2.3.5 Lingkungan Sekitar Mempengaruhi Menggunakan Instagram

Peneliti melihat setengah dari jumlah responden menjawab lingkungan


sekitar dapat mempengaruhi dalam menggunakan Instagram dengan jumlah 61
responden (62%) menjawab mempengaruhi. Timbulnya rasa ketertarikan diri dan
keterlibatan untuk menggunakan Instagram karena melihat lingkungan yang rata –
rata menggunakan Instagram. Semakin banyak pengguna Instagram di lingkungan
sekitar, maka akan timbul rasa ketertarika untuk menggunakan.

Ada sebanyak 38 responden (38%) yang bertolak belakang dengan


menjawab lingkungan sekitar kurang mempengaruhi dalam menggunakan
Instagram. Responden mengatakan alasan mereka, karena responden lebih
nyaman dengan memilih media sosial lamanya, dibanding harus mencoba media
sosial yang lain. Pada Tabel 4.24 dapat dilihat lebih jelas jumlah responden yang
menjawab lingkungan sekitar kurang mempengaruhi dalam menggunakan
Instagram.
Tabel 4.24
Lingkungan Sekitar Mempengaruhi Menggunakan Instagram
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Mempengaruhi 14 14
Kurang Mempengaruhi 24 24,2
Mempengaruhi 51 51,5
Sangat Mempengaruhi 10 10
Total 99 100
Sumber: P24/FC.26 n = 99 (100%)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


82

4.2.3.6 Tampilan Instagram Menarik Untuk Digunakan

Tabel 4.25
Tampilan Instagram Menarik Untuk Digunakan
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Menarik 1 1
Kurang Menarik 12 12,1
Menarik 80 80,8
Sangat Menarik 6 6,1
Total 99 100
Sumber: P25/FC.27 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.25 menunjukkan tingginya atensi responden yang


menjawab menarik dengan tampilan Instagram untuk digunakan. Responden yang
menjawab menarik sebanyak 86 responden (87%), dan 13 responden (13%)
menjawab kurang menarik. Hal ini berkaitan dengan tampilan Instagram yang
diberikan design semenarik mungkin, begitu juga dengan fitur – fitur didalamnya.
Tampilan yang menarik di media sosial akan berpengaruh kepada pengguna,
terutama untuk pengguna baru, biasanya tertarik untuk mencoba sebuah program
aplikasi dengan terlebih dahulu tertarik pada suatu tampilan yang ada di hadapan
mereka.

4.2.3.7 Fitur Instagram Menjadikan Intens Menggunakan


Tabel 4.26
Fitur Instagram Menjadikan Intens Menggunakan
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Intens 11 11,1
Kurang Intens 27 27,3
Intens 57 57,6
Sangat Intens 4 4
Total 99 100
Sumber: P26/FC.28 n = 99 (100%)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


83

Pada Tabel 4.26 menunjukkan setengah dari jumlah keseluruhan


responden menjawab fitur Instagram menjadikan intens untuk digunakan dalam
sehari – hari. 61 responden (62%) menjawab fitur Instagram menarik untuk
digunakan. Melihat banyaknya fitur di Instagram menjadikan responden tidak
bosan menggunakan. Instagram juga sering memperbarui aplikasinya dengan
penambahan fitur yang lebih menarik, sehingga Instagram memiliki banyak fitur
di dalamnya. Seperti pada pertanyaan di Tabel 4.16 sebelumnya mengenai fitur
Instagram yang menarik, responden menjawab fitur Insta story, profile, explore,
share foto menarik untuk digunakan. Berbeda dengan responden yang menjawab
kurang intens sejumlah 38 responden (38%), hal ini dikarenakan adanya
perbedaan pendapat mengenai tampilan Instagram yang sesuai dengan kriteria
masing – masing responden.

4.2.3.8 Informasi di Instagram Menjadi Tertarik Untuk Membaca


Tabel 4. 27
Informasi di Instagram Menjadi Tertarik Untuk Membaca
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Menarik 1 1
Kurang Menarik 9 9,1
Menarik 76 76,8
Sangat Menarik 13 13,1
Total 99 100
Sumber: P27/FC.29 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat tingginya jumlah responden yang


menjawab menarik sebanyak 89 responden (90%). Responden yang awalnya
sering mendengarkan lingkungan sekitar yang membicarakan Instagram sebagai
sumber pembahasan informasi terkini, sehingga menjadikan keingintahuan
mengenai Instagram. Responden menyukai sumber informasi yang di dapat dari
Instagram, sehingga responden ingin terus dapat membaca informasi yang terbaru,
dan hal ini menjadikan salah satu alasan mereka tertarik untuk menggunakan
Instagram.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


84

Berbanding terbalik dengan jawaban responden yang mengatakan kurang


menarik sebanyak 10 responden (10%). Beberapa responden yang menjawab
kurang menariknya informasi di Instagram untuk dibaca, dikarenakan responden
memiliki alasan lain, seperti lebih menyukai sumber informasi dari media yang
lain dan bukan dari Instagram.

4.2.3.9 Menggunakan Instagram Dalam Komunikasi Sehari – hari

Dalam Tabel 4. 28 menunjukkan jumlah responden yang menggunakan


Instagram dalam komunikasi sehari – hari, terdapat 77 responden (78%)
menjawab jarang menggunakan dan 22 responden (22%) menjawab sering
menggunakan Instagram dalam komunikasi sehari – hari. Dapat dilihat lebih
lengkap pada Tabel 4. 28.

Tabel 4. 28
Menggunakan Instagram Dalam Komunikasi Sehari – hari
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Pernah 13 13,1
Jarang 64 64,6
Sering 21 21,2
Sangat Sering 1 1
Total 99 100
Sumber: P28/FC.30 n = 99 (100%)

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melihat lebih dari setengah jumlah


responden yang menjawab jarang menggunakan Instagram untuk komunikasi
sehari – hari, responden menggunakan Instagram dalam berkomunikasi pada saat
tertentu. Responden tidak terlalu sering menggunakan Instagram dalam
berkomunikasi, karena Instagram menghabiskan banyak data internet dalam
penggunaannya, sehingga terkadang responden memilih media lain atau
berkomunikasi secara langsung. Namun responden yang menggunakan Instagram
dalam berkomunikasi sehari – hari, karena mereka lebih menyukai Instagram
dalam penyampaian komunikasi, yang biasanya dilakukan dengan mengirim teks
melalui fitur direct message.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


85

4.2.3.10 Kepuasan Instagram Sebagai Sarana Komunikasi


Tabel 4. 29
Kepuasan Instagram Sebagai Sarana Komunikasi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Puas 9 9,1
Kurang Puas 40 40,4
Puas 46 46,5
Sangat Puas 4 4
Total 99 100
Sumber: P29/FC.31 n = 99 (100%)

Dari Tabel 4.29 diatas dapat diketahui tentang tanggapan responden


mengenai kepuasan penggunaan Instagram sebagai sarana komunikasi sehari –
hari. Terdapat 50 responden (51%) menjawab puas dengan Instagram sebagai
sarana komunikasi, hal ini dikarenakan Instagram sebagai media sosial yang
sesuai dengan yang diharapkan oleh responden. Mulai dari fitur, isi, konten yang
ada di dalam Instagram, dan Instagram dapat mempertemukan kembali orang –
orang yang sudah lama tidak dijumpai, juga menemukan teman – teman baru yang
di kenal dari Instagram. Proses pengiriman pesan melalui Instagram dapat
dilakukan dengan cepat.

Jumlah responden yang menjawab kurang puas Instagram sebagai sarana


komunikasi tidak berbeda jauh dengan yang menjawab puas. 49 responden (49%)
yang menjawab kurang puas, hal ini dikarenakan dalam mengakses Instagram
akan membutuhkan banyak data internet, sehingga sebagian responden merasa
kurang puas untuk mengakses, karena terbatasnya data internet yang dimiliki.
Sehingga menjadikan responden jarang menggunakan Instagram sebagai sarana
komunikasi.

4.2.3.11 Penggunaan Instagram Dalam Berbagi Informasi

Salah satu fungsi Instagram yang banyak disukai pengguna adalah dalam
berbagi informasi. Dengan membagikan informasi di Instagram, pengguna yang
lain akan dengan cepat mendapatkan informasi yang dibagikan. Peneliti disini

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


86

ingin melihat tanggapan responden mengenai penggunaan Instagram dalam


berbagi informasi. Dapat dilihat pada Tabel 4. 30 secara lebih jelas.

Tabel 4. 30
Menggunakan Instagram Dalam Berbagi Informasi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Pernah 6 6,1
Jarang 58 58,6
Sering 28 28,3
Sangat Sering 7 7,1
Total 99 100
Sumber: P30/FC.32 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4. 30 dapat diketahui mayoritas responden menjawab


jarang menggunakan Instagram dalam berbagi informasi, dengan jumlah 64
responden (65%). Hal tersebut dikarenakan responden yang mengatakan lebih
menyukai menggunakan media lain dalam penyampaian informasi yang sifatnya
internal, karena jarang memiliki informasi yang dapat dibagikan secara eskternal.
Namun, ada juga 35 responden (35%) menjawab sering menggunakan Instagram
dalam penyampaian informasi, karena responden sering membagikan pengalaman
ataupun kegiatan melalui Instagram, dan responden ingin orang lain mengetahui
informasi yang dibagikannya.

4.2.3.12 Instagram Sebagai Penyaluran Perasaan Emosi

Tabel 4. 31
Instagram Mampu Menyalurkan Perasaan Emosi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Mampu 18 18,2
Kurang Mampu 35 35,4
Mampu 37 37,4
Sangat Mampu 9 9,1
Total 99 100
Sumber: P31/FC.33 n = 99 (100%)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


87

Berdasarkan Tabel 4. 31 dapat diketahui tanggapan responden mengenai


kemampuan Instagram dalam menyalurkan perasaaan emosi. Peneliti melihat
mayoritas responden yang menjawab kurang mampu Instagram dalam
penyaluran perasaan emosi dengan jumlah 53 responden (54%). Hal tersebut
dikarenakan, responden yang tidak terlalu suka mengekspresikan perasaan emosi
melalui Instagram. Responden tidak bisa dengan bebas mengekspresikan karena
membutuhkan sebuah privacy, dan Instagram dapat dilihat dengan bebas. Tidak
berbeda jauh selisih jumlah responden dengan yang mengatakan Instagram
mampu dalam penyaluran perasaan ada sebanyak 46 responden (46%). Dalam hal
ini, sebagian responden akan menyalurkan perasaan emosi melalui Instagram,
karena responden suka untuk mengekspresikan yang sedang dirasakan, karena
terkadang merasa kurang nyaman jika mengekspresikan secara langsung kepada
orang lain. Penyaluran perasaan melalui Instagram, terkadang menarik perhatian
seseorang terhadap apa yang responden bagikan.

4.2.3.13 Instagram Menciptakan Identitas Diri Sebagai Kaum Muda


Tabel 4. 32
Instagram Menciptakan Identitas Diri Sebagai Kaum Muda
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Membantu 8 8,1
Kurang Membantu 32 32,3
Membantu 55 55,6
Sangat Membantu 4 4
Total 99 100
Sumber: P32/FC.35 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4. 32 dapat diketahui tanggapan responden terhadap


Instagram yang dapat menciptakan identitas diri sebagai kaum muda. Terdapat 59
responden (60%) menjawab Instagram membantu dalam menciptkan identitas diri
sebagai kaum muda. Hal ini di karenakan rata – rata yang menjadi pengguna
Instagram berasal dari kaum muda. Responden yang menjadi pengguna Instagram
merasakan ikut menjadi bagian dari kaum muda dengan aktif di Instagram,
sehingga tidak akan ketinggalan informasi yang sedang ramai dibicarakan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


88

Namun terdapat 40 responden (40%) menjawab kurang membantu


Instagram dalam menciptakan identitas diri sebagai kaum muda. Hal ini
dikarenakan, responden lebih menyukai kegiatan diluar media sosial, karena
banyaknya kegiatan positif yang juga dapat membentuk identitas diri kaum muda.
Responden tidak ingin menjadi ketergantungan dalam media sosial.

4.2.3.14 Instagram Menambahkan Pertemanan Secara Online


Tabel 4. 33
Instagram Menambahkan Pertemanan Secara Online
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Menambah 6 6,1
Kurang Menambah 17 17,2
Menambah 68 68,7
Sangat Menambah 8 8,1
Total 99 100
Sumber: P33/FC.35 n = 99 (100%)

Dari Tabel 4.33 dapat diketahui tanggapan responden terhadap Instagram


menambahkan pertemanan secara online. Mayoritas responden menjawab
menambah dalam pertemanan secara online dengan jumlah 76 responden (77%).
Dapat diketahui bahwa responden menggunakan Instagram untuk menambahkan
pertemanan secara online, agar dapat memperluas jaringan pertemanan, dan dapat
mempertemukan dengan teman lama yang tidak pernah jumpa lagi. Dengan begitu,
Instagram dapat memudahkan responden dalam mencari pertemanan secara
online dengan seseorang yang belum mereka kenal secara langsung sebelumnya.

Namun terdapat juga responden yang menjawab kurang memenuhi dengan


jumlah 23 responden (23%). Hal ini dikarenakan responden yang jarang mencari
pertemanan melalui Instagram, dan jarang mengakses Instagram. Responden
lebih menyukai berteman secara langsung, karena dapat mengenal secara
langsung, tanpa takut adanya sesuatu hal yang ditutupi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


89

4.2.3.15 Instagram Memenuhi Kebutuhan Pelepasan Tekanan

Pelepasan tekanan disini maksudnya adalah sebuah tempat untuk


seseorang dapat melepaskan rasa tekanan yang sedang dirasakan, menyalurkan
perasaan yang sedang dirasakan dengan melalui sebuah update di beberapa fitur
Instagram, sehingga mendapatkan perhatian dari pengguna yang lain. Peneliti
ingin melihat tanggapan dari responden mengenai mampunya Intsagram menjadi
refrensi dalam memenuhi kebutuhan pelepasan tekanan. Dapat dilihat dengan
jelas pada Tabel 4.34.

Tabel 4.34
Instagram Memenuhi Kebutuhan Pelepasan Tekanan
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Mampu 12 12,1
Kurang Mampu 32 32,3
Mampu 50 50,5
Sangat Mampu 5 5,1
Total 99 100
Sumber: P34/FC.36 n = 99 (100%)

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat diketahui mayoritas responden menjawab


mampu Instagram menjadi refensi dalam memenuhi pelepasan tekanan, dengan
jumlah 55 responden (56%). Responden merasa melalui Instagram dapat
mempengaruhi emosial responden melalui foto, lagu, insta story yang di posting
oleh responden. Sehingga dapat dikatakan bahwa Instagram memberikan ruang
bagi para responden untuk menyalurkan perilaku komunikasi dari segi tindakan.
Namun ada 44 responden (44%) menjawab kurang mampu Instagram menjadi
refrensi dalam memenuhi kebutuhan pelepasan. Hal ini dikarenakan, responden
yang kurang suka dalam berbagi ekspresi ke dalam Instagram, lebih menyukai
membagikan pelepasan tekanan dengan cara lain, karena melalui Instagram tidak
akan cukup.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


90

4.3. Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
menganalisa dan mengetahui apabila variabel yang satu mempunyai hubungan
dengan yang lainnya, dimana akhirnya akan diketahui apakah variabel tersebut
bersifat positif atau negatif. Namun analisis tabel ini bukanlah dapat disajikan
sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi
ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya
dengan data yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti membuat
dua variabel untuk melihat sejauh mana tingkat toleran masing – masing variabel.
Variabel yang disusun terdiri dari:
1. Hubungan antara frekuensi penggunaan Instagram dengan minat
2. Hubungan antara durasi penggunaan Instagram dengan keputusan
3. Hubungan antara isi penggunaan Instagram dengan tindakan

Tabel 4. 35
Frekuensi penggunaan Instagram terhadap minat
Minat dalam menggunakan
Frekuensi
Tidak Kurang Sangat
Penggunaan Menarik Total
Menarik Menarik Menarik
1 – 2 kali 3 16 19

3 – 4 kali 1 1 15 4 21
5 – 6 kali 2 8 1 11

> 6 kali 7 40 1 48

Total 1 13 79 6 99
Sumber: P9/FC.11 // P25/FC.27
Tabel 4. 35 menunjukkan hubungan frekuensi penggunaan Instagram
dengan minat. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui dari 99 responden
terdapat 1 responden menggunakan Instagram tiga sampai empat kali dalam
sehari namun menjawab Instagram tidak menarik minat untuk digunakan.
Sejumlah 13 responden menjawab Instagram kurang menarik minat untuk
digunakan, terdapat 3 responden menggunakan Instagram satu sampai dua kali

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


91

dalam sehari, 1 responden menggunakan tiga sampai empat kali, 2 responden


menggunakan lima sampai enam kali, dan 7 responden yang menggunakan
Instagram lebih dari enam kali dalam sehari. Responden yang mengatakakan
alasan kurang menarik minat dalam penggunaan Instagram, karena dapat
menyebabkan kecanduan dalam penggunaanya. Responden yang melihat
lingkungan sekitar dalam menggunakan Instagram mulai menyadari timbulnya
kecanduan dari dalam penggunanya.
Selanjutnya, terdapat sejumlah 79 responden yang menjawab Instagram
menarik minat dalam menggunakan, 16 responden menggunakan Instagram satu
sampai dua kali dalam sehari, 15 responden menggunakan tiga sampai empat kali
dalam sehari, 8 responden menggunakan lima sampai enam kali dalam sehari, dan
40 responden menggunakan menggunakan Instagram lebih dari enam kali dalam
sehari. Ditemukan 6 responden yang menjawab Instagram sangat menarik minat
untuk digunakan, 4 responden menggunakan tiga sampai empat kali dalam sehari,
1 responden menggunakan lima sampai enam kali dalam sehari, dan 1 responden
menggunakan Instagram lebih dari enam kali dalam sehari. Responden dalam
kelompok ini mengatakan awalnya adanya pengaruh dari lingkungan sekitar
responden yang banyak menjadi pengguna Instagram. Ketertarikan responden
yang muncul pada saat melihat tampilan Instagram, sehingga berkeinginan untuk
dapat menggunakan Instagram dalam sehari – hari.
Dari penjelasan diatas peneliti dapat diketahui bahwa mayoritas responden
yang terpilih menggunakan Instagram lebih dari enam kali dalam sehari dan juga
menarik minat responden dalam menggunakan Instagram. Tampilan, fitur, isi dari
Instagram yang menjadi daya tarik responden untuk menggunakannya, sehingga
responden termasuk ke dalam kategori sangat sering dalam menggunakannya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


92

Tabel 4. 36
Durasi penggunaan Instagram terhadap keputusan
Keputusan
Durasi
Tidak Kurang Sangat
Penggunaan Puas Total
puas Puas Puas
< 1 jam 5 28 23 2 58

1 – 3 jam 3 8 17 1 29
5 jam 1 3 2 1 7

> 6 jam 1 4 5

Total 9 40 46 4 99
Sumber: P12/FC. 14 // P29/FC. 31
Pada Tabel 4. 36 menunjukkan hubungan antara durasi penggunaan
Instagram dengan keputusan. Dari 99 responden, terdapat 9 responden yang
menjawab tidak puas dengan keputusan dalam menggunakan Instagram,
diantaranya 5 responden menggunakan Instagram dengan jumlah durasi kurang
dari satu jam, 3 responden menggunakan dengan jumlah durasi satu sampai tiga
jam, dan 1 responden menggunakan Instagram dengan jumlah durasi lima jam
dalam sehari. Begitu juga dengan sejumlah 40 responden yang menjawab kurang
puas dalam menggunakan Instagram, diantaranya 28 responden menggunakan
Instagram dengan jumlah durasi kurang dari satu jam, 8 responden menggunakan
Instagram dengan jumlah durasi satu sampai tiga jam, 3 responden menggunakan
Instagram dengan jumlah durasi lima jam, dan 1 responden menggunakan
Instagram lebih dari enam jam dalam sehari. Pada kelompok ini responden
mengatakan alasan mereka kurang puas dengan keputusan dalam menggunakan
Instagram, karena dalam mengakses Instagram membutuhkan banyak data
internet, sehingga sebagian responden merasa kurang puas untuk mengakses,
karena terbatasnya data internet yang dimiliki. Sehingga menjadikan responden
jarang berlama – lama menggunakan Instagram sebagai sarana komunikasi .
Kemudian terdapat sejumlah 46 responden menjawab puas dengan
keputusan dalam menggunakan Instagram, di dalamnya 23 responden
menggunakan dengan jumlah durasi kurang dari satu jam, 17 responden

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


93

menggunakan dengan jumlah durasi satu sampai tiga jam, 2 responden


menggunakan dengan jumlah durasi lima jam, dan 4 responden menggunakan
dengan jumlah durasi lebih dari enam jam dalam sehari. Begitu juga dengan
jumlah 4 responden yang menjawab sangat puas dengan keputusan dalam
menggunakan Instagram, diantaranya 2 responden yang menggunakan dengan
jumlah durasi kurang dari satu jam, 1 responden menggunakan dengan jumlah
durasi satu sampai tiga jam, dan 1 responden menggunakan Instagram dengan
jumlah durasi lima jam dalam sehari. Pada kelompok ini, beberapa responden
mengatakan sering berlama – lama menggunakan dalam berkomunikasi, dengan
alasan yang responden katakan Instagram memiliki kemudahan dalam melakukan
komunikasi, tanpa adanya perantara. Instagram sangat membantu untuk segala
macam kegiatan serta aktivitas, oleh karena itu segala informasi atau urusan akan
cepat sampai ke sasaran atau tujuan yang kita kehendaki.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa mayoritas puas dengan
keputusan dalam menggunakan Instagram Kepuasan yang dirasakan dari
kemudahan dalam melakukan komunikasi, dan adanya fitur – fitur dalam
Instagram yang menjadi salah satu faktor kepuasan responden. Rata – rata
responden akan menghabiskan waktunya selama kurang lebih 1 jam dalam sehari
untuk menggunakan Instagram.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


94

Tabel 4. 37
Isi Instagram terhadap tindakan
Tindakan dalam berkomunikasi
Isi
Tidak Kurang Sangat
Instagram Mampu Total
Mampu Mampu Mampu
Tidak
0 0 0 0 0
Menarik
Kurang
0 2 1 0 3
Menarik
Menarik 10 27 41 2 80
Sangat
2 3 8 3 16
Menarik
Total 12 32 50 5 99
Sumber: P19/FC.21 // P34/FC. 36
Berdasarkan Tabel 4. 37 menunjukkan hubungan antara isi Instagram
dengan tindakan. Dari 99 responden sejumlah 12 responden yang menjawab
Instagram tidak mampu untuk melakukan tindakan komunikasi, namun di
dalamnya ada 10 responden yang menjawab isi dari Instagram menarik, dan 2
responden menjawab isi dari Instagram sangat menarik. Begitu juga dengan
sejumlah 32 responden yang menjawab Instagram kurang mampu untuk
melakukan tindakan komunikasi, di dalamnya ada 2 responden yang menjawab isi
dari Instagram kurang menarik, 27 responden menjawab isi dari Instagram
menarik, dan 3 responden menjawab isi dari Instagram menarik untuk digunakan.
Beberapa responden menjelaskan bahwa Instagram yang terlalu terbuka dalam
pembagian informasi, dapat dibuka oleh siapa saja yang menjadi pengguna
Instagram. Sehingga, beberapa responden merasakan kurangnya kepuasan dalam
menggunakan Instagram untuk berkomunikasi.
Selanjutnya terdapat sejumlah 50 responden yang menjawab Instagram
mampu untuk melakukan tindakan komunikasi, di dalamnya terdapat 1 responden
yang menjawab isi dari Instagram kurang menarik, 41 responden yang menjawab
isi dari Instagram menarik, dan 8 responden menjawab isi dari Instagram sangat
menarik untuk digunakan. Responden dalam kelompok ini sering menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


95

Instagram dalam berkomunikasi. Melalui Instagram dapat mempengaruhi emosial


responden melalui foto, lagu, insta story yang di posting oleh responden.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Instagram memberikan ruang kepuasan bagi
para responden untuk menyalurkan perilaku komunikasi dari segi tindakan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan mayoritas responden
yang menjawab isi dari Instagram menarik, dan Instagram mampu untuk
melakukan tindakan komunikasi. Ketersediaan isi dari Instagram, seperti fitur –
fitur dan konten – konten yang ada menjadi daya tarik yang cukup untuk dapat
terus mengambil tempat di hati para pengguna sebagai salah satu media sosial
yang menarik. Sehingga hal ini yang menjadikan responden tertartik dalam
melakukan komunikasi dengan Instagram.

4.4. Uji Hipotesis


Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis,
peneliti terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang
dikorelasikan dengan menggunakan rumus koefisien oleh Spearman sebagai
berikut:
∑𝑑2
𝑟ℎ𝑜 = 1 −
𝑁(𝑁2 − 1)
Dengan melakukan analisis Spearman melalui SPSS versi 16 maka
diperoleh hasil sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


96

Tabel 4. 38
Hasil Uji Hipotesis

Correlations

Intensitas Perilaku Komunikasi


Penggunaan Mahasiswa
Instagram Kepribadian Introvert

Spearman's rho Intensitas Penggunaan Correlation


1.000 .168
Instagram Coefficient

Sig. (2-tailed) . .097

N 99 99

Perilaku Komunikasi Correlation


.168 1.000
Mahasiswa Kepribadian Coefficient
Introvert
Sig. (2-tailed) .097 .

N 99 99

Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel di atas, Ho ditolak jika


nilai < 0,005. Nilai signifikasi dari tabel diatas adalah 0,10 maka > 0,05 Ho
diterima. Dengan demikian Ho diterima, menunjukkan antara Intensitas
Penggunaan Media Sosial Instagram dengan Perilaku Komunikasi Mahasiswa
Kepribadian Introvert tidak memiliki hubungan diantara kedua variabel tersebut.

Untuk melihat tinggi rendahnya korelasi (derajat hubungan) digunakan


Skala Guilford atau koefisien asosiasi, sebagai berikut (Kiriyanto, 2006: 169):

≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali


0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali

Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel diatas, dapat diketahui


besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,168. Dengan menggunakan skala
Guilford, hasil menunjukan hubungan yang rendah sekali.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


97

Pada Tabel Uji Hipotesis, tanda korelasi pada koefisien korelasi


menghasilkan 0,168 yang menunjukan arah hubungan yang sama antara variabel
X dan variabel Y. Hal ini menunjukan semakin tinggi tingkat penggunaan media
sosial Instagram maka semakin tinggi peningkatan perilaku komunikasi, atau
dapat terjadi sebaliknya apabila pengunaan media sosial Instagram rendah maka
tidak ada peningkatan perilaku komunikasi yang terjadi pada mahasiswa
kepribadian introvert.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis


intensits penggunaan media sosial Instagram terhadap perilaku komunikasi
mahasiswa kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara dengan nilai
0,168. Signifikasi korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih besar dari 0,05
( 0,10 > 0.05 ) dan tidak adanya tanda ** / * ( flag of significant ) yang diberikan
SPSS yang menunjukan hasil tidak signifikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak dan hubungannya tidak
signifikan. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media sosial Instagram tidak
mempengaruhi perilaku komunikasi mahasiswa kepribadian introvert.

Untuk melihat berdasarkan besar kekuatan pengaruh (KP) dari intensitas


penggunaan media sosial Instagram terhadap perilaku komunikasi mahasiswa
kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara ( Variabel X dan Variabel Y )
dengan rumus:

𝐾𝑃 = 𝑟𝑠2 𝑥 100%
𝐾𝑃 = (0,168)2 𝑥 100%
𝐾𝑃 = 0,028224
𝐾𝑃 = 2,82%
Maka melalui rumus diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari
penggunaan media sosial Instagram adalah 2,82 % dalam mempengaruhi perilaku
komunikasi mahasiswa kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


98

4.5. Pembahasan

Perkembangan teknologi komunikasi belakangan ini telah mengalami


kemajuan yang sangat pesat dan kemunculan new media merupakan salah satu
hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang baru dan digital. New media
atau media baru adalah media yang berbasis internet dengan menggunakan
komputer dan telepon genggam canggih. Media baru lebih memiliki interaksi
didalamnya komunikator dengan komunikannya lebih bebas berkomunikasi dan
berinteraksi. Internet merupakan salah satu bagian dari new media yang memiliki
kemampuan untuk membantu penyampaian informasi secara cepat dan tanpa
dibatasi oleh ruang. Salah satu fungsi internet adalah sebagai media komunikasi,
dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya
dari seluruh dunia, dan menjadi media untuk mencari informasi. Melalui
kemunculan internet, hadirlah media sosial di dalamnya yang digunakan oleh
individu – individu pengguna internet.

Menurut Abugaza (2013: 16) menyebutkan media sosial adalah struktur


sosial yang terdiri dari elemen – elemen individu, kelompok atau organisasi yang
terhubung dan terjadi interaksi satu sama lain dengan menggunakan perantara
teknologi informasi. Pada saat ini media sosial telah berkembang pesat, sehingga
sudah menjadi salah satu kebutuhan khalayak khususnya dalam mencari informasi
terkini. Media sosial digunakan sebagai media komunikasi yang tidak membuat
batas jarak dan waktu. Salah satunya adalah Instagram. Instagram yang pertama
diluncurkan pada 06 Oktober 2010, telah berhasil mempertahankan
kepopulerannya sampai dengan sekarang. Instagram lebih fokus kepada foto atau
pengeditan foto. Instagram bisa membantu mengabadikan peristiwa di
sekelilingnya melalui foto. Keunikan dari media Instagram ini tidak hanya dapat
berkomunikasi melalui berbagi foto saja, namun juga ada video yang
memungkinkan setiap orang dapat membagi berbagai video yang menghibur,
following, followers, fitur direct message, insta story, kolom komentar, dan masih
banyak lagi. Daya tarik yang dimiliki Instagram inilah yang menyebabkan
mahasiswa di Universitas Sumatera Utara memiliki account Instagram masing-

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


99

masing yang menunjukkan bahwa Instagram dirasa memberikan banyak


keuntungan, dan memenuhi kebutuhan bersosialisasi mereka.

Setelah peneliti menanalisis data dari 99 responden yang berasal dari


mahasiswa Universitas Sumatera Utara di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik, dan Fakultas Psikologi. Peneliti melihat
hasil dalam penelitian ini menunjukan bagaimana intensitas penggunaan media
sosial Instagram pada mahasiswa kepribadian introvert di Universitas Sumatera
Utara. Dari hasil analisis tabel tunggal sebelumnya menunjukan mayoritas remaja
yang menggunakan media sosial Instagram termasuk ke dalam kategori pengguna
ringan (medium user), yang mana jika dihitung penggunaannya dalam sebulan
responden menghabiskan waktu 10 sampai 40 jam dalam sebulan.

Media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah untuk diakses
untuk siapa saja dalam menyampaikan serta mendapatkan informasi, dibanding
dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang lebih mahal serta sulit
untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi. Melalui media sosial, pola
komunikasi masyarakat tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Responden pada
penelitian ini memiliki intensitas dalam penggunaan media sosial Instagram
namun tidak memiliki pengaruh kepada perilaku komunikasi, responden hanya
menggunakan untuk memenuhi kebutuhan dan motif penggunaan yang dimulai di
lingkungan sosial. Menurut Effendy (2003: 294) mengemukakan terdapat 5
kategorisasi kebutuhan dari pengguna media, yang jika dikaitkan dengan
penelitian ini yaitu penggunaan media sosial, sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitif Needs)

Hasil penelitian ini menunjukkan kebutuhan responden yang berkaitan


dengan memperoleh informasi seputar peristiwa terkini. Kebutuhan ini didasarkan
pada hasrat responden untuk memahami dan menguasai lingkungan sekitar, juga
memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk pengetahuan informasi seputar
peristiwa terkini. Media sosial memiliki informasi yang terbaru setiap harinya,
dan responden tidak susah lagi mendapatkan informasi tesebut. Responden juga
menggunakan media sosial untuk mencari informasi seputar teman – teman

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


100

mereka, seperti informasi kampus saat ini, juga mengenai kegiatan dan apa yang
sedang dirasakan dan dipikirkan temannya yang di update melalui media sosial.

2. Kebutuhan Afektif (Affective Needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan peneguhan pengalaman – pengalaman


responden yang estetis, menyenangkan dan emosional. Dalam kebutuhan ini
responden menggunakan Instagram untuk memperoleh kesenangan dan hiburan
dalam mengisi waktu luang. Keberagaman fitur – fitur, dan konten yang ada di
dalam Instagram, menjadikan responden betah untuk berlama – lama
menggunakan. Seperti pada analisis tabel tunggal sebelumnya Tabel 4. 17 yang
menjelaskan hal yang paling sering dilakukan oleh responden adalah mengakses
konten – konten hiburan di Instagram.

3. Kebutuhan Pribadi (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan


status individual. Kebutuhan yang diperoleh dari keinginan setiap individu untuk
meningkatkan harga diri. Menggunakan media sosial Instagram menjadikan
responden dapat memenuhi kebutuhannya dalam bersosialisai, sehingga tidak lagi
menjadi ketinggalan informasi dengan mengikuti update terbaru yang ada di
Instagram. Instagram terkadang menjadi tempat dimana penggunanya dapat
membagikan hal – hal kegiatan yang menarik, sehingga timbulnya kebanggaan
diri dalam membagikan hal tersebut. Seperti pada analisis tabel tunggal pada
Tabel 4. 32 yang menjelaskan Instagram dapat menciptakan identitas diri
responden sebagai kaum muda. Sehingga, dengan menggunakan Instagram
responden sama seperti kaum muda yang lainnya.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social Integrative Needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan usaha – usaha untuk memperkuat kontak


dengan keluarga, teman, dan dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan yang
didasarkan oleh adanya keinginan individu dalam bersosialisasi. Melalui
Instagram responden dapat melakukan komunikasi dengan keluarga, teman yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


101

sedang jauh dari responden, sehingga komunikasi dapat berjalan baik dengan
adanya media sosial.

5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)


Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,
ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan. Responden yang
menggunakan media sosial Instagram pada saat sedang merasakan tertekan,
dengan mengakses Instagram responden dapat mengalihkan rasa tekanan tersebut,
dan mencari hiburan di Instagram sehingga dapa meringankan rasa tekanan yang
sedang dirasakan.
Sedangkan dari sisi perilaku komunikasi, yang melihat suatu tindakan atau
reaksi individu dalam melakukan proses komunikasi di lingkungan sekitar.
Perilaku komunikasi diukur berdasarkan teori AIDDA yang berisikan minat,
ketertarikan, keinginan, keputusan, dan tindakan. Berdasarkan hasil peneliian ini,
intensitas penggunaan media sosial Instagram tidak memiliki hubungan dengan
perilaku komunikasi. Pengguna media sosial dengan tipe kepribadian introvert,
tidak mudah untuk mengekspresikan dan menyatakan segala hal yang
dirasakannya melalui jejaring sosial. Hal ini disebabkan karena tipe kepribadian
introvert lebih cenderung mempunyai sifat tertutup, kurang ekspresif dan
cenderung berpikir secara mendalam sebelum memutuskan untuk melakukan
suatu tindakan. Sehingga responden menggunakan Instagram hanya untuk
memenuhi kebutuhan penggunaan dan motif dalam kebutuhan media massa.

Setelah analisa data dilakukan, dilanjutkan dengan cara analisa


korelasional dan pengujian hipotesa, dengan pengukuran tingkat hubungan
diantara dua variabel, dengan menggunakan uji korelasional dua variabel
(bivariate correlations) dengan model Spearman. Uji bivariate correlations
dengan model Spearman merupakan model pengujian statistik non parametik yang
bersifat korelasional untuk menjelaskan hubungan antara variabel X dan variabel
Y dengan skala ordinal. Maka hasil yang diperoleh Ho diterima, jadi tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X yaitu Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram dengan variabel Y yaitu Perilaku Komunikasi Pada
Mahasiswa Kepribadian Introvert.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai intensitas penggunaan media sosial


Instagram terhadap perilaku komunikasi pada mahasiswa kepribadian introvert di
Universitas Sumatera Utara, didapat hasil penelitian setelah dilakukan analisis
data melalui tahap analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan pengujian
hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa


kepribadian introvert di Universitas Sumatera Utara tergolong dalam
kategori pengguna ringan (medium user) dengan frekuensi mengakses
lebih 6 kali, dan jumlah durasi mengakses adalah kurang lebih 1 jam
dalam sehari, yang mana jika dihitung penggunaannya dalam sebulan
responden menghabiskan waktu 10 sampai 40 jam dalam sebulan.
Penggunaan Instagram yang lebih banyak digunakan untuk menggunakan
fitur – fitur, mengakses berita / informasi seputar peristwia terkini, dan
mencari hiburan.
2. Perilaku komunikasi mahasiswa kepribadian introvert pada penggunaan
Instagram yang terpengaruh dari lingkungan sekitarnya, khusunya
pengaruh dari teman yang menjadikan responden tertarik untuk
menggunakan Instagram. Namun penggunaan Instagram tidak membawa
dampak pada perilaku komunikasi mahasiswa kepribadian introvert.
Responden yang jarang upload foto, memberikan like / komentar, dan
berbagi informasi. Hal ini dikarenakan kepribadian introvert cenderung
lebih menyukai aktivitas yang tidak melibatkan orang-orang disekitarnya
dan memberikan perhatian lebih berpusat pada diri sendiri, tidak mudah
untuk mengekspresikan dan menyatakan segala hal yang dirasakannya
melalui jejaring sosial.

102
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


103

3. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial


Instagram terhadap perilaku komunikasi mahasiswa kepribadian introvert
di Universitas Sumatera Utara, peneliti menggunakan perhitungan uji
hipotesis menggunakan rumus Spearman dan skala perhitungan Guilford,
sehingga di dapat hasil 0,168 yang berada dalam skala kurang dari 0,20
dengan hubungan yang rendah sekali. Hal tersebut menandakan tidak
terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial terhadap
perilaku komunikasi mahasiswa kepribadian introvert di Universitas
Sumatera Utara.

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, muncul beberapa saran yang mungkin


bisa diterapkan kedepannya, sebagai berikut:

5.2.1. Saran Dari Responden Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, berbagai saran yang diajukan oleh responden


meliputi:

Diharapkan media sosial Instagram memperbarui aplikasinya agar tidak


terlalu banyak menghabiskan data internet dalam penggunaanya. Media sosial
Instagram diharapkan juga memberikan perhatian kepada konten pornografi yang
diposting di Instagram karena media sosial ini sudah semakin mudah diakses dan
menjadi trend di kalangan anak di bawah umur. Perlunya penyaringan berita /
informasi yang masuk di Instagram¸agar tidak mudah penyebaran berita /
informasi yang tidak benar atau hoax, yang dapat menimbulkan rasa khawatir
masyarakat yang membaca dan memunculkan perbedatan di media sosial.

5.2.2. Saran Dalam Kaitan Akademis

Diharapkan kepada mahasiswa khususnya dalam bidang ilmu komunikasi


dapat melanjutkan penelitian sejenis dengan sudut pandang yang berbeda. Dengan
adanya penelitian yang berbeda, maka akan semakin banyak pula referensi hasil

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


104

penelitian yang dapat digunakan dan memperkaya khasanah oleh para calon
peneliti berikutnya khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi USU.

5.2.3. Saran Dalam Kaitan Praktis

Bagi mahasiswa di Universitas Sumatera Utara diharapkan menggunakan


media sosial agar dapat lebih bijaksana lagi dalam memanfaatkan media sosial
yang kini kemunculannya semakin ragam. Menggunakan media sosial dengan
hal – hal positif yang tidak membuat rugi siapa pun. Mahsasiswa harus tetap
mengatur waktu yang sewajarnya dalam penggunaan media sosial Instagram, agar
tidak menganggu kegiatan selama di perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR REFRENSI

Buku:

Abbas, M. Rivai, dkk. 2014. Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk


Kementrian Perdagangan RI. Jakarta: Pusat Humas Kementrian
Perdagangan RI.
Abugaza, Anwar. 2013. Social Media Politica. Tangerang Selatan: PT. Tali
Writing & Publishing House.
Alwisol. 2014. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: Umm Press
Ardianto, Elvinaro., Lukiati Komala & Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa
Suatu Pengantar (Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa.
Brogan, Chris. 2010. Social Media 101: Tactics and Tips to Develop Your
Business Online. John Wiley & Sons.
Cervone, Daniel & Lawrence A. Pervin. 2011. Kepribadian : Teori Dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
Effendy, Onong Uchjana. 2014. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
___________________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Feist, J., & Feist, G. J. 2010. Teori kepribadian. Jakarta: Salemba humanika.
Ghufron., Riswanita. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Kriyantono, Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6. (Putri Iva
Izzati. Penerjemah). Jakarta: Salemba Humanika.
Mondry, 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia
Indonesia
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

_______, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Mulyana, Deddy. 2011. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

105
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


106

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur.

______. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan


Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
________________. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ruben, Brent D. & Lea P. Stewart. 2014. Komunikasi dan Perilaku Manusia.
(Ibnu Hamad. Penerjemah) Jakarta: Rajawali Pers.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Peneleitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Singarimbum, Masri dan Sofian Effendi. 2011. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: CV. Alfabeta
Surip. 2011. Teori Komunikasi, Massa Perspektif Teoritis Teori Komunikasi.
Medan: UNIMED
Suryabrata, Sumadi. 2015. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Skripsi:

Sari, Ekky Puspika. 2013. Perilaku Komunikasi Para Pengguna Media Sosial
Path Di Kalangan Mahasiswa Unikom Kota Bandung. Skripsi. Bandung:
Universitas Komputer Indonesia
Jurnal:

Gifary, Sharen dan Iis Kurnia N. 2015. Intensitas Penggunaan Smartphone


Terhadap Perilaku Komunikasi. Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Universitas Telkom. Vol. 14 No. 2

Novianto, Iik. 2013. Perilaku Penggunaan Internet Di Kalangan Mahasiswa.


(Studi Deskriptif Tentang Perilaku Penggunaan Internet Dikalangan
Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (Fisip Unair) Dengan Perguruan
Tinggi Swasta (Fisip UPN) Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasinya).
Universitas Airlangga. Vol. 2 No. 1
Watie, Errika Dwi Setya. 2011. Komunikasi dan Media Sosial. Ilmu Komunikasi
Universitas Semarang. Vol. 3. No.1

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


107

Widiantari, Komang Sri dan Yohanes Kartika Herdiyanto. 2013. Perbedaan


Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian
Ekstrovert dan Introvert pada Remaja. Psikologi Udayana. Vol.1 No. 1
Internet:

www.purewow.com (diakses pada 26 Oktober 2017 pukul 19.50WIB)

www.instagram.com/about/faq/). (diakses pada 27 Oktober 2017 pukul


22.00WIB)

http://www.tribunnews.com (diakses pada 10 Oktober 2017 pukul 17.21 WIB)

https://kominfo.go.id (diakses pada 11 Oktober 2017 pukul 18. 20 WIB)

tempo.co (diakses pada 10 Oktober 2017 pukul 20.04 WIB)

www.ridwandjafar.com (diakses pada 11 Oktober 2017 pukul 17.10 WIB)

www.usu.ac.id (diakses pada 04 November 2017 pukul 18.09)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Tes Kepribadian Introvert

3. Tabel Fotron Cobol

4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5. Lembar Bimbingan

6. Biodata Peneliti

108
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


KUESIONER PENELITIAN

“INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU


KOMUNIKASI PADA MAHASISWA KEPRIBADIAN INTROVERT”

(Studi Kuantitatif Mengenai Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram


Terhadap Perilaku Komunikasi Pada Mahasiswa Kepribadian Introvert di
Universitas Sumatera Utara)
No. Responden

I. KATA PENGANTAR

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir atau skripsi yang sedang


saya lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
(FISIP USU), maka saya melakukan penelitian dengan judul “Intensitas
Penggunaan Media Sosial Terhadap Perilaku Komunikasi Pada Mahasiswa
Kepribadian Introvert”.

Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan


menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan
kesediaan saudara/i sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan
dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan
terima kasih.

Peneliti,

(Vanessa Simanjuntak)

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Kuesioner ini semata – mata untuk keperluan akademis, mohon dijawab


dengan jujur.
2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternatif jawabannya.
3. Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda sesuai dengan anda.
4. Terima kasih atas partisipasi Anda dalam pengisian kuesioner ini.

109
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


III. Karakteristik Responden

No. Responden

Nama : ................................................................................................

1. Jenis Kelamin
1. Laki – laki
2. Perempuan
2. Suku:
1. Batak 5. Karo
2. Jawa 6. Tionghoa
3. Mandailing 7. Nias
4. Minang 8. Lainnya(sebutkan)…………………..
3. Pendidikan terakhir orangtua:
1. Tamat SMP 3. S1
2. Tamat SMA 4. S2
3. Tamat D3 5. S3
4. Statust tempat tinggal:
1. Kost 4. Lainnya(sebutkan)...........................
2. Dengan orangtua
3. Dengan saudara / kerabat
5. Uang saku dalam 1 bulan:
1. < Rp 500.000
2. Rp 500.000 – Rp 1.000.000
3. > Rp 1.000.000
6. Fakultas:
1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 3. Fakultas Psikologi
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat 4. Fakultas Teknik
7. Angkatan:
1. 2012 4. 2015
2. 2013 5. 2016
3. 2014 6. 2017

110
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Variabel
No. Variabel Teoritis Deskriptor Pertanyaan Skor
Operasional

1. Variabel Frekuensi Kekerapan dalam 1. Apakah Anda selalu mengakses Instagram setiap hari?
Penggunaan Media penggunaan media sosial 1. Tidak pernah 3. Sering
Sosial Instagram (X) Instagram 2. Jarang 4. Sangat sering

2. Berapa kali dalam sehari Anda mengakses media sosial


Penggunaan adalah Instagram?
proses, cara 1. 1 – 2 kali 3. 5 – 6 kali
pemakaian dalam 2. 3 - 4 kali 4. > 6 kali
menggunakan
sesuatu. 3. Kapan waktu yang lebih sering Anda gunakan untuk mengakses
Instagram:
No. Waktu Sangat Sering Jarang Tidak
Intensitas
Sering Pernah
Penggunaan:
1. Pagi
1. Frekuensi (06.00-12.00)
2. Durasi 2. Siang
3. Fitur (12.00-15.00)
4. Isi 3. Sore
(16.00-18.00)
4. Malam
(19.00-23.00)

Durasi Rentang waktu dalam 4. Sudah berapa lama Anda memiliki account Instagram?
penggunaan media 1. Masih baru ( 1 – 6 bulan)
2. Tidak terlalu lama ( > 6 bulan)
sosial Instagram dalam 3. Sudah lama ( < 1 tahun)
sehari 4. Sudah sangat lama ( > 1 tahun)

111
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


5. Durasi Anda dalam mengakses media sosial Instagram:
1. < 1 jam
2. 1 – 3 jam
3. 5 jam
4. > 5 jam

6. Apakah alasan Anda mengakses Instagram?


No. Keterangan Sangat Suka Kurang Tidak
Suka suka suka
1. Mengisi
waktu luang
2. Mencari
informasi
3. Melihat
profile orang
lain
4. Menambah
teman baru

7. Apakah fitur Instagram memenuhi kebutuhan sosial Anda?


Fitur Istilah teknologi yang 1. Tidak memenuhi 3. Memenuhi
berkaitan dengan ciri 2. Kurang memenuhi 4. Sangat memenuhi
khas dari suatu aplikasi
8. Apakah Instagram memudahkan Anda dalam mencari informasi
terkini?
1. Tidak memudahkan
2. Kurang memudahkan
3. Memudahkan
4. Sangat memudahkan

112
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


9. Apa fitur Instagram yang paling menarik bagi Anda?
No. Keterangan Sangat Suka Kurang Tidak
Suka suka Suka
1. Share foto
2. Insta story
3. Profile
4. Explore
10. Konten apa yang sering Anda akses melalui Instagram ?
No. Keterangan Sangat Suka Kurang Tidak
Isi, konten atau informasi Suka suka Suka
yang ada pada media 1. Berita /
sosial Informasi
2. Public Figur
3. Hiburan
4. Online shop /
Kuliner

11. Apakah yang sering Anda lakukan ketika mengakses


Instagram?
No. Keterangan Sangat Suka Kurang Tidak
Suka suka Suka
1. Share foto
2. Membaca
informasi
3. Memberikan
like /
komentar

113
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4. Melihat
profile orang
lain

12. Apakah isi dari Instagram menarik perhatian Anda?


1. Tidak menarik 3. Menarik
2. Kurang menarik. 4. Sangat menarik
2. Variabel perilaku Perilaku Mencari, yaitu keinginan 13. Apakah mengakses media sosial penting bagi Anda?
komunikasi (Y) komunikasi: dalam melihat sesuatu yang 1. Tidak penting 3. Penting
1. Mencari sesuai untuk diri sendiri. 2. Kurang penting 4. Sangat penting
Perilaku komunikasi 2. Minat
adalah suatu tindakan 3. Keinginan 14. Apakah Anda membutuhkan media sosial sebagai sarana
atau reaksi individu 4. Keputusan komunikasi yang sesuai dengan kepribadian Anda?
dalam melakukan 5. Tindakan 1. Tidak membutuhkan
proses komunikasi di 2. Kurang membutuhkan
lingkungan sekitarnya. 3. Membutuhkan
Perilaku komunikasi: 4. Sangat membutuhkan
1. Mencari
2. Minat 15. Apakah Instagram merupakan sarana komunkasi yang sesuai
3. Keinginan untuk Anda?
4. Keputusan 1. Tidak sesuai 3. Sesuai
5. Tindakan 2. Kurang sesuai 4. Sangat sesuai
16. Darimanakah Anda mengetahui Instagram?
Minat, yaitu perasaan ingin No. Waktu Sangat Sering Jarang Tidak
mengetahui lebih dalam Sering Pernah
suatu hal yang 1. Saudara
menimbulkan daya tarik
2. Teman
3. Iklan
4. Berita

114
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


17. Apakah lingkungan sekitar menjadi pengaruh Anda dalam
menggunakan Instagram?
1. Tidak mempengaruhi
2. Kurang mempengaruhi
3. Mempengaruhi
4. Sangat mempengaruhi

18. Apakah tampilan Instagram menarik minat Anda untuk


menggunakan?
1. Tidak menarik 3. Menarik
2. Kurang menarik 4. Sangat menarik

19. Apakah fitur Instagram menjadikan Anda intens dalam


Keinginan, kemauan yang menggunakan sehari – hari?
timbul dari dalam diri 1. Tidak intens 3. Intens
tentang suatu yang menarik 2. Kurang intens 4. Sangat intens
perhatian
20. Apakah informasi pada Instagram menjadikan Anda tertarik
untuk membacanya?
1. Tidak menarik 3. Menarik
2. Kurang menarik 4. Sangat menarik

21. Apakah Anda lebih memilih menggunakan Instagram dalam


melakukan komunikasi sehari – hari?
1. Tidak pernah 3. Sering
2. Jarang 4. Sangat sering

22. Apakah Anda merasa puas menggunakan Instagram sebagai


Keputusan, kepercayaan sarana komunikasi?
untuk menggunakan 1. Tidak puas 3. Puas
2. Kurang puas 4. Sangat puas

115
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


23. Apakah Anda lebih memilih menggunakan Instagram dalam
berbagi informasi?
1. Tidak pernah 3. Sering
2. Jarang 4. Sangat sering

24. Apakah dengan mengakses Instagram mampu menyalurkan


perasaan emosi Anda?
1. Tidak mampu 3. Mampu
2. Kurang mampu 4. Sangat mampu

Tindakan, suatu keinginan 25. Apakah penggunaan Instagram dapat membantu Anda dalam
untuk merealisasikan menciptakan identitas diri kaum muda?
keyakinan dan ketertarikan 1. Tidak membantu 3. Membantu
2. Kurang membantu 4. Sangat membantu

26. Apakah penggunaan Instagram menambahkan pertemanan


Anda secara online?
1.Tidak menambah 3. Menambah
2. Kurang menambah 4. Sangat menambah

27. Apakah penggunaan Instagram mampu menjadi sebuah


referensi dalam memenuhi kebutuhan pelepasan berbagai tekanan
Anda?
1. Tidak mampu 3. Mampu
2. Kurang mampu 4. Sangat mampu

28. Menurut anda apakah yang menjadi kelemahan dari aplikasi Instagram sebagai sarana komunikasi?

116
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


TES KEPRIBADIAN EXTROVERT / INTROVERT

No. Pertanyaan Ya Mungkin Tidak


1. Anda tidak terlalu menyukai melakukan kegiatan yang
membutuhkan tindakan cepat?
2. Anda sering menaiki 2 anak tangga sekaligus?
3. Apakah kecepatan makan anda lebih dari orang lain?
4. Apakah macet bisa bikin anda marah-marah?
5. Anda suka mengatur jadwalmu di waktu luang?
6. Saat tiba-tiba anda dapat tugas untuk menangani tugas
yang sama sekali baru buat kamu. Apakah anda akan
menyukainya?
7. Apa orang-orang yang sedang jalan sama anda merasa
kesusahan untuk mengimbangi kecepatan jalan anda?
8. Anda sering menyelesaikan dari satu kegiatan ke
kegiatan lain tanpa istirahat sejenak?
9. Saat lagi melakukan suatu hal, anda tidak bisa
diganggu?
10. Anda susah berkenalan jika bertemu dengan orang
baru?
11. Anda sering khawatir tanpa alasan yang tidak jelas?
12. Anda selalu bersemangat setiap pagi?
13. Apakah anda menyukai suatu tempat dengan yang
ramai pengunjung?
14. Apakah anda merasa orang lain lebih mudah bergaul
dibanding anda?
15. Apakah anda khawatir jika melihat orang lain yang
lebih mudah bergaul daripada anda?
16. Apakah anda termasuk orang yang sabar?

117
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


TABEL FOTRON COBOL
Karakteristik Responden Intensitas Penggunaan Instagram Perilaku Komunikasi
Nomor
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 2 5 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 3 4 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2
2 2 3 2 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2
3 2 1 3 2 1 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 1 4 2 1 3 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 3 4 2 1 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 3 3 3 1 3 2 1 2 2 1
5 2 5 4 1 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1 1 3 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3
6 2 5 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3
7 2 1 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 1 1 3 3 1 3 2 3 2 1 2 3 2
8 2 1 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3
9 2 2 4 1 3 2 5 2 1 2 2 3 2 4 1 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 1 2 3 2 3 1 2 1 1 1 3 2
10 1 2 2 2 1 2 6 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2
11 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 3 1 2 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2
12 2 1 5 1 1 2 5 2 2 2 1 1 3 4 1 3 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1 4 2 2 3 3 1 3 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3
13 2 3 2 3 1 2 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 4 3 4 4
14 2 1 4 1 2 2 5 3 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 1 3 1 2 3 3 2 2 1 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 2 2 1 2
15 1 7 2 2 1 2 4 3 2 2 1 2 4 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
16 2 1 5 2 3 2 3 4 4 3 2 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 3 3
17 2 1 4 2 1 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4
18 2 5 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 1 3 1 2 3 3 3
19 2 3 4 2 2 2 4 3 4 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 1 3 3 2
20 2 5 4 2 3 2 5 2 1 1 1 2 3 1 1 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 33 3 2 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 2 2 1 3 2 3 1 1 3 1 1 2 1
21 2 2 2 1 2 2 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 4 4 2 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 1 1 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2
22 2 8 2 1 3 2 4 3 4 2 3 3 4 4 1 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2
23 1 3 3 2 2 2 5 2 1 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 1 3 2 1 2 2 3 2 2
24 1 5 3 1 2 2 4 2 1 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 1 1 1 1 2 3 1
25 1 1 4 1 3 2 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 1 2 1 3 3 4 2 3 4 1 2 1 1

118
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


26 1 8 2 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 4 1 3 4 1 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 1 3 4 2 1 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2
27 2 1 4 2 2 2 4 3 4 4 2 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2
28 1 1 2 1 3 4 2 2 1 1 1 1 4 4 1 2 3 2 2 3 3 1 1 1 1 2 2 3 2 1 3 1 1 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 1 1 2 1 2 4 2 3 4 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1 1 2 3 3 3 2 1 3 3 2 1 3
30 1 3 4 1 1 4 4 3 2 2 3 3 3 4 1 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1
31 1 1 4 2 1 4 4 1 1 1 3 2 1 1 2 4 4 3 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 3 3 4 3 2 2 2 1 3 1 1 2 4 2 3 1 1 2 1 3 2 1
32 1 1 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3
33 1 7 4 2 2 4 4 3 4 2 2 3 4 4 1 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 2 2 4 3 2 4 4 3 3 1 2 3 1 2 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3
34 1 1 4 1 1 4 2 3 1 3 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3
35 1 5 2 1 2 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
36 1 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1 1 4 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 1 1 3 1 3 3 1 1 3 3 2 3 1 3 1 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2
37 1 5 2 1 2 4 4 2 1 2 2 2 2 4 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3
38 1 5 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 1 1 3 3 2 2 1 4 4 1 2 2 1 4 2 1 3 3 2 3 1 1 4 1 3 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2
39 2 1 2 1 2 4 5 3 2 2 2 2 3 4 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
40 2 8 2 4 3 4 5 4 4 1 1 1 4 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 3
41 1 4 2 2 2 4 5 3 2 2 2 2 3 4 2 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
42 2 4 2 2 3 4 5 3 2 1 1 1 3 4 1 2 3 2 2 3 3 1 3 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 2 1 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3
43 1 8 1 1 2 4 5 3 3 3 2 2 3 4 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 1 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3
44 2 2 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 1 3 3 1 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 2 3 3 2
45 2 3 3 1 3 4 4 3 4 2 2 3 3 4 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3
46 2 1 2 1 2 4 4 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 2 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3
47 1 8 4 2 2 4 6 3 3 3 2 2 3 3 1 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 4 1 2 2 2 3 3 2 2 1 1 3 3 1
48 1 1 4 1 1 4 6 2 1 2 2 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2
49 1 1 2 3 2 4 6 4 4 2 2 2 4 4 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 1 1 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
50 1 1 2 1 2 4 6 2 2 1 1 1 3 4 2 4 3 1 1 1 4 4 1 1 4 4 1 4 1 1 4 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 1

119
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


51 1 8 2 2 2 4 6 3 4 2 2 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 1 2 1 3 1 3 2 2 2 4 3 3 3
52 2 1 2 1 3 4 6 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 1 2 3 3 4 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1
53 1 1 2 1 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 1 4 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1
54 2 1 2 1 2 4 5 4 4 2 3 3 4 3 1 3 4 1 2 3 4 3 3 1 4 4 1 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
55 1 6 2 2 1 4 5 4 4 2 3 3 4 4 1 3 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 2 4 2 3 3 4 2 3 1 3 3 1 3 2 4 4 1 2 2 2 3 3 2
56 2 4 2 1 2 4 6 3 2 3 3 3 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
57 2 6 2 2 1 4 5 4 4 3 2 3 4 4 1 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3
58 1 6 3 1 3 4 5 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
59 2 1 4 2 2 1 4 2 1 2 2 2 3 4 1 2 3 1 1 1 2 3 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 3 1
60 2 5 4 2 2 1 3 3 4 2 3 2 3 4 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 1 1 2 3 1 2 1 3 2
61 2 1 2 3 2 1 4 3 4 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 1 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4
62 2 5 2 2 1 1 6 3 3 4 2 2 3 4 1 3 4 2 3 3 4 2 2 3 4 4 1 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
63 2 8 3 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 4 1 3 4 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 1 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3
64 1 1 2 1 3 1 4 4 4 2 2 3 4 4 1 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
65 1 6 2 1 3 1 4 3 4 2 3 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 1 3 2 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2
66 2 6 3 2 3 1 3 3 1 1 2 2 4 4 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2
67 2 5 4 2 2 1 3 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
68 1 1 2 1 1 1 6 3 4 2 2 2 4 3 1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3
69 1 1 2 1 3 1 6 2 4 2 3 3 3 4 1 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3
70 1 5 2 2 2 1 6 2 1 2 2 2 2 1 1 3 3 2 4 1 4 3 2 3 2 2 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 2
71 1 5 3 2 1 1 5 3 2 3 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
72 1 5 4 1 2 1 5 2 1 2 2 2 2 4 1 1 3 1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 3 2
73 1 1 4 2 4 1 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 4 1 3 2 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3
74 1 1 4 2 2 1 4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
75 1 1 4 1 3 1 4 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1

120
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


76 1 5 4 3 2 1 4 3 4 4 2 2 4 4 2 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 3
77 1 5 1 1 2 1 3 3 4 2 2 3 4 3 1 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3
78 2 5 2 1 2 1 3 3 4 3 2 3 4 3 1 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 2
79 1 8 4 2 2 1 6 4 3 3 2 2 3 4 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3
80 2 1 2 2 3 1 2 4 4 4 2 2 4 4 2 3 3 4 1 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2
81 2 1 4 1 2 1 3 3 2 2 2 2 3 4 2 3 4 1 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 1 2 3 3 3 3 1 3 1 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
82 2 5 2 1 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 1 1 1 1 2 2 3
83 2 1 4 3 3 1 4 3 1 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3
84 1 1 4 3 1 1 3 3 2 3 2 2 4 4 1 3 1 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2
85 2 1 1 3 3 1 3 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3
86 2 1 4 1 3 1 4 3 3 2 2 2 3 4 1 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2
87 2 1 2 1 1 1 4 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 2 4 2 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 4 4 3
88 2 1 4 1 3 1 4 3 4 3 2 2 4 4 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
89 1 1 3 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3
90 2 4 4 1 3 1 4 3 4 2 2 3 2 4 1 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3
91 2 1 2 2 2 1 5 3 4 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 3 1 3 1 1 3 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
92 2 1 4 3 3 1 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 1 2 4 3 3 2 4
93 2 1 4 3 2 1 5 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 4 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
94 1 1 2 1 2 1 5 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
95 1 1 1 3 1 1 5 2 1 2 2 2 1 3 1 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 3 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2
96 2 1 4 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3 4 1 2 3 2 2 2 2 3 4 4 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3
97 2 4 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 4 4 1 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 1 2 2 4 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3
98 2 1 3 2 2 1 6 4 3 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2
99 2 8 3 1 2 1 3 4 3 1 1 2 3 4 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 3 2 1 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3

121
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

122
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


123
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


124
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


125
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Biodata Peneliti

Nama : Vanessa Pascalya Christy Simanjuntak

NIM : 140904049

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Program Studi : Public Relations

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tgl Lahir : Medan / 27 Maret 1997

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Kapten Muslim No. 178

Orang Tua : Marali Simanjuntak, SE. (Ayah)


Dra. Glora Natalina Sinaga (Ibu)
Saudara : Jessica L. Simanjuntak, SH.
Felicya Simanjuntak

Pendidikan : 1. TK Santo Yoseph Medan


2. SD Santo Yoseph Pemuda Medan
3. SMP Santo Yoseph Pemuda Medan
4. SMA Santo Thomas 1 Medan
5. Ilmu Komunikasi FISIP USU

126
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai