2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3618
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP
PERILAKU KOMUNIKASI PADA MAHASISWA
KEPRIBADIAN INTROVERT
SKRIPSI
140904049
SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 140904049
iii
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika
dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya
bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
NIM : 140904049
Tanda Tangan :
iv
NIM : 140904049
Majelis Penguji
Ketua Penguji : ( )
Penguji : ( )
Penguji Utama : ( )
Ditetapkan di :
Tanggal :
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rakhmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat
waktu untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera
Utara (USU) Medan. Peneliti berharap kedepannya skripsi ini dapat menjadi
refrensi bagi mahasiswa dalam mengembangkan penelitian. Peneliti menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara beserta jajarannya.
2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
3. Ibu Emilia Ramadhani, MA selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Dr. Humaizi, M.A selaku dosen pembimbing, terima kasih atas
terima kasih atas waktu, tenaga dan semua pikiran serta masukan yang
telah diberikan dengan sabar untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. HR Danan Djaja, M.A selaku dosen penasehat akademik
peneliti.
6. Seluruh dosen dan staff di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara khususnya dari Departemen Ilmu Komunikasi.
7. Kedua orang tua peneliti M. Simanjuntak, S.E dan Dra. G. N. Sinaga, serta
kedua saudara peneliti Jessica Simanjuntak, S.H dan Felicya Simanjuntak
yang telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa
membalas semua doa dan dukungan yang telah diberikan.
vii
Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : Februari 2018
Yang menyatakan,
viii
ix
This paper entitled "the intensity of the use of social media of behavioral
communication for intervoret personality. (The study of quantitative on intensity
of the use of social media instagram of behavioral communication for students
with introvert personality in Universitas Sumatera Utara). This research aims to
determine the effect of the use of social media Instagram to intensity of behavioral
communication for introvert personality in Universitas Sumatera Utara. The
research was conducted on 4th - 11th December 2017. The support theory that
used in this research are Mass Communication, New Media, Social Media,
Instagram, Uses and Gratification, Behavorial Communication, AIDDA and
Introvert Personality. The research used quantitative method which is aimed to
calculating the relation between the intensity of the use of social media of
behavioral communication for students with introvert personality. The population
in this research amounts to 11.729 people with used Taro Yamane's formula thus
obtained the amounts of 99 samples. The sampling technique used Propotional
Stratified Random Sampling, Purposive Sampling and Accidental Sampling. The
data analysis technique used in this research are single table analysist, cross-
tabled analysist and hypothesis test using correlation coefficient formula Rank
Order by Spearman, using Stattistical Application Product and System Solution
(SPSS) version 16. The result of this research is r obtained amounted to 0,168
indicates Ho have more significance value than 0,05 so Ho can be accepted, it
indicates that very weak relationship between intensity of the use of social media
of behavioral communication for students with introvert personality in
Universitas Sumatera Utara.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................1
1.2. Batasan Masalah..................................................................................................8
1.3. Rumusan Masalah ...............................................................................................9
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................9
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................................................10
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori.....................................................................................................11
2.1.1. Komunikasi Massa ....................................................................................11
2.1.2. New Media ................................................................................................15
2.1.3. Media Sosial..............................................................................................18
2.1.4. Instagram ..................................................................................................20
2.1.5. Teori Uses and Grafitication (Penggunaan dan Kepuasan)......................24
2.1.6. Perilaku Komunikasi .................................................................................27
2.1.7. Teori AIDDA ............................................................................................28
2.1.8. Kepribadian Introvert ................................................................................32
2.2. Penelitian Terdahulu ...........................................................................................35
2.3. Kerangka Konsep ................................................................................................36
2.4. Variabel Penelitian ..............................................................................................37
2.5. Operasional Variabel...........................................................................................38
2.6. Definisi Operasional............................................................................................38
2.7. Hipotesis..............................................................................................................39
xi
xii
xiii
xiv
xv
1. Kuesioner Penelitian
4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
5. Lembar Bimbingan
6. Biodata Peneliti
xvi
PENDAHULUAN
Pada saat ini perkembangan era globalisasi salah satunya dapat ditandai
dengan kemajuan teknologi khusunya dalam bidang komunikasi dan informasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi memiliki peranan penting dalam proses
komunikasi di tengah masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
melakukan tindakan komunikasi. Sifat komunikasi terbagi dalam 2 jenis yaitu
komunikasi secara langsung dan tidak langsung, komunikasi langsung merupakan
komunikasi yang dilakukan dengan saling bertatap muka dalam suatu aktivitas
komunikasi tanpa menggunakan perantara media, sedangkan komunikasi secara
tidak langsung merupakan komunikasi yang dilakukan dengan tidak bertemu
secara langsung dalam suatu aktivitas komunikasi, komunikasi dilakukan dengan
menggunakan perantara media seperti email, handphone, jejaring sosial.
Kemajuan teknologi memberikan inovasi yang lebih efektif dan mampu
mempermudah masyarakat memperoleh informasi adalah media mulai dari kota
hingga pedesaan, masyarakat yang memanfaatkan media massa untuk berbagai
keperluan.
1
Universitas Sumatera Utara
pemikirian melalui media sosial yang dimilikinya, agar dapat membagikan kepada
khalayak tanpa harus berbicara di depan umum.
Facebook, twitter, path, dan instagram adalah media sosial pada umumnya
yang banyak digunakan dalam menyampaikan sebuah pengalaman, pendapat,
tanggapan seseorang untuk dapat diketahui oleh khalayak. Salah satu media sosial
yang saat ini banyak diminati adalah Instagram. Instagram adalah salah satu
aplikasi Smartphone yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat membagikan
sebuah foto dan video secara online. Instagram lahir pada tanggal 6 Oktober 2010
dan dirilis untuk platform iOS sebanyak 25 ribu pengguna berhasil mendaftar
dihari pertama. Pada tanggal 13 Oktober 2010 penggunanya mencapai 1 juta
pengguna dan sampai saat ini perkembangan Instagram semakin pesat. Instagram
merupakan salah satu media sosial yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh
pengguna untuk saling berbagi informasi.
Adapun hal yang belum peneliti ketahui dari penelitian ini adalah,
seberapa besar intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap perilaku
komunikasi pada mahasiswa kepribadian introvert. Apakah mahasiswa
kepribadian introvert hanya sekedar menjadi pengguna akun Instagram dan tidak
intens untuk menggunakan media sosial instagram dalam perilaku komunikasi
untuk sehari – harinya. Atau terdapat nilai intensitas yang tinggi pada penggunaan
media sosial instagram terhadap perilaku komunikasi, sehingga terciptanya sebuah
perubahan perilaku komunikasi setelah intens menggunakan media sosial
instagram.
URAIAN TEORITIS
11
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
12
Rakhmat (2007: 223) menyebutkan efek dari pesan yang disampaikan oleh
komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran
komunikasi. Terdapat tiga dimensi efek komunikasi massa, sebagai berikut :
1. Efek kognitif
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Wilbur Schramm
(Rakhmat 2007: 223) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu
“yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan
alternatif dalam situasi.” Khalayak menjadi dapat lebih mengerti untuk
dapat bertindak setelah menerima sebuah informasi yang berkaitan dengan
dirinya. Khalayak dapat berhadapan dengan realitas yang tampak sebagai
gambaran dan memiliki makna. Gambaran tersebut lazim disebut sebagai
citra, yang menurut Roberts menujukkan keseluruhan informasi tentang
dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu.
Citra adalah peta tentang dunia. Tanpa citra kita akan selalu berada
dalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah dunia menurut persepsi kita.
Roberts mengatakan “komunikasi tidak secara langsung menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan dan citra inilah yang
mempengaruhi cara kita berperilaku.” Dari sini dapat disimpulkan efek
Media baru (new media) yang dibahas disini adalah berbagai perangkat
teknologi komunikasi yang berbagi ciri yang sama yang mana selain baru
dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediannya yang luas untuk
penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Rossler (McQuail 2011: 148)
mengatakan secara umum, media baru telah disambut (termasuk media lama)
dengan ketertarikan yang kuat, positif, dan bahkan pengharapan serta perkiraan
yang bersifat eforia, serta perkiraan yang berlebihan mengenai signifikasi mereka.
Media baru atau New Media merupakan media yang menggunakan internet, media
online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat
berfungsi secara privat maupun secara publik (Mondry, 2008: 13).
Internet merupakan salah satu bagian dari new media yang memiliki
kemampuan untuk membantu penyampaian informasi secara cepat dan tanpa
dibatasi oleh ruang. Saat ini, internet dapat menyampaikan berbagai macam media;
cetak, siaran, film dan rekaman, menggunakan sistem tanpa batas. Internet telah
menyebabkan munculnya produk media baru dan persaingan baru dalam bisnis
media. Hadirnya internet di tengah kehidupan sosial masyarakat, membawakan
dampak positif dan juga negatif. Dampak positif internet salah satunya adalah
sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak
digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia, dan menjadi media untuk mencari informasi
terkini. Dampak negatif yang dimilikinya adalah mengurangi sifat sosial manusia
karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara
langsung.
teknologi informasi. Pada saat ini media sosial telah berkembang pesat, sehingga
sudah menjadi salah satu kebutuhan khalayak khususnya dalam mencari informasi
terkini. Ada ratusan media sosial yang ada pada saat ini, di Indonesia media
sosial facebook, instagram, path menjadi media sosial dengan banyak
penggunanya.
Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein (Abbas 2014: 26) membuat
klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial yang ada berdasarkan ciri-ciri
penggunaannya. Menurut mereka, pada dasarnya media sosial dapat dibagi
menjadi enam jenis, yaitu:
1. proyek kolaborasi website, di mana penggunanya diizinkan untuk dapat
mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat
di website tersebut, seperti Wikipedia.
2. blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam
mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman,
pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.
3. konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan
konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-
lain seperti Youtube.
4. situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi
dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau
sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti
misalnya Facebook.
5. virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul
dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi
dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia
nyata, seperti online game.
6. virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang
memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual
untuk berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh
berbeda dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan
berbagai aspek kehidupan, seperti Second Life.
Dari berbagai jenis media sosial maka menurut Abbas (2014: 27)
menyebutkan ciri – ciri media sosial sebagai berikut:
1. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak
terbatas pada satu orang tertentu;
2. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat;
3. Isi disampaikan secara online dan langsung;
4. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga
tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan
sendiri oleh pengguna;
5. Media sosial menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri;
6. Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas,
percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan
(relasi), reputasi (status) dan kelompok (group).
2.1.4. Instagram
Gambar 2.1
Logo Instagram
sumber: google.com
sekarang sangat pesat. Nama Instagram sendiri terbentuk dari pemikiran dimana
ketika kita anak-anak, kita senang bermain-main dengan kamera. Kita menyukai
bagaimana berbagai jenis kamera tua menghasilkan foto begitu "instan" yaitu
sesuatu yang kita ambil untuk diberikan pada saat itu juga. Instagram juga merasa
bahwa orang mengambil snapshot yang jenisnya seperti telegram bahwa mereka
harus dikirim melalui kawat kepada orang lain –“jadi terpikirkan mengapa tidak
menggabungkan keduanya?”. Pada halaman websitenya, Instagram menjelaskan
bahwa “Kita suka mengambil foto. Kita selalu beranggapan bahwa untuk
menghasilkan foto yang menarik diperlukan kamera besar dan beberapa tahun
sekolah seni. Tapi sepertinya kamera ponsel menjadi lebih baik, sehingga
Instagram memutuskan untuk menantang asumsi tersebut”
(https://www.instagram.com/about/faq/).
Perusahaan Burbn, Inc. berdiri pada tahun 2010, perusahaan teknologi
startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon
genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di
dalam HTML5 peranti bergerak, namun kedua CEO, Kevin Systrom dan Mike
Krieger memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu
mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka
membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada
beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final, aplikasi yang
sudah dapat digunakan iPhone yang isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit
bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan
memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian
foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Itulah yang
akhirnya menjadi Instagram (sumber: wikipedia.org)
Nama instagram berasal dari kata “insta” dan “gram”. Kata “insta” berasal
dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal
dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara
instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram”
berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan
Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet,
sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh
karena itulah Instagram berasal dari instan-telegram. Pada tanggal 9 April 2012,
Instagram telah diambil alih oleh Facebook senilai hampir $1 miliar dalam bentuk
tunai dan saham.
Gambar 2.2
Tampilan Instagram pada layar Smartphone
Sumber: instagram
Tampilan instagram menampilkan foto dalam bentuk persegi dan tiga foto
dalam satu barisan, terlihat seperti hasil dari kamera polaroid yang menjadi icon
dari instagram. Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung
menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang
dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya
adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto
diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar
arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna. Foto-foto yang akan diunggah
melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, namun Instagram memiliki
keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang digunakan di dalam Instagram
adalah dengan rasio 3:2 atau hanya sebatas berbentuk kotak saja. Para pengguna
hanya dapat mengunggah foto dengan format itu saja, atau harus menyunting foto
tersebut terlebih dahulu untuk menyesuaikan format yang ada. Setelah para
pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah di dalam Instagram, maka
pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya untuk menyunting foto tersebut.
Sumber pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan dengan
Kebutuhan non media:
Khalayak: 1. Keluarga, teman –
1. Kognitif teman
Lingkungan 2. Afektif 2. Komunikasi
Sosial: Interpersonal
1. Ciri – ciri 3. Integratif
personal 3. Hobi
demografis 4. Tidur
2. Afiliasi 4. Integratif
kelompok sosial Penggunaan media Pemuasan media
3. Ciri – ciri 5. Pelepasan massa: (fungsi):
kepribadian ketegangan/ 1. Jenis – jenis media 1. Pengamatan
melarikan diri surat kabar, majalah, Lingkungan
dari kenyataan radio, TV, dan film 2. Diversi/hiburan
2. Isi media 3. Identitas
3. Terpaan media Personal
4. Konteks sosial dan 4. Hubungan
terpaan media sosial
a. Motif sosiogenesis
Motif sosiogenesis, sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan
motif primer (motif biologis). Peranannya dalam membentuk perilaku sosial
bahkan sangat menentukan. Berbagai klasifikasi motif sosiogenesis, sebagai
berikut:
W. I. Thomas dan Florian Znaniecki:
1. Keinginan memperoleh pengalaman baru
2. Keinginan untuk mendapat respon
3. Keinginan akan pengakuan
4. Keinginan akan rasa aman
David McClelland:
1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement)
2. Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation)
3. Kebutuhan berkuasa (need for power)
Abraham Maslow:
1. Kebutuhan akan rasa aman
2. Kebutuhan akan ketertarikan dan cinta
3. Kebutuhan akan penghargaan
4. Kebetuhan akan pemenuhan diri
b. Sikap
Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang
paling banyak didefinisikan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi,
berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan
perilaku,tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara – cara
tertentu terhadap objek sikap.
c. Emosi
Emosi menunjukan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-
gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis.
Carl Gustav Jung sebagai salah satu ahli psikologi yang terkemuka abad
XX, mengatakan (Feist, 2010: 137) ada dua sikap kepribadian utama sebagai
tambahan dari empat fungsi pikiran (sensing, thinking, feeling, dan intuiting) yaitu
ekstrovert dan introvert. Ekstrovert adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran
psikis ke arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi
objektif da menjauh dari subjektif. Kepribadian ekstrovert akan lebih mudah
untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri.
Sedangkan introvert memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri
mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yang bersifat individu.
Orang – orang ini akan menerima dunia luar dengan selektif dan dengan
pandangan subjektif mereka
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
Sharen Gifary dan Iis Kurnia N (2015) dengan judul penelitian “Intensitas
Penggunaan Smartphone Terhadap Perilaku Komunikasi”, memaparkan bahwa
secara parsial dan simultan intensitas penggunaan smartphone berpengaruh
signifikan terhadap perilaku komunikasi sebesar 55,4% dan sisanya sebesar 44,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dalam
mengumpulkan data, penelitian menggunakan data primer yang dikumpulkan
melalui metode survei terhadap 100 responden dengan menggunakan pendekatan
insidental sampling. Penelitian ini menggunakan teori new media, terpaan media,
psikologi komunikasi, teori ketergantungan.
Karakteristik
Responden
2.7 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
41
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
42
Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Perubahan status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di
Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun
2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
42
Universitas Sumatera Utara
disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan
(1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED)
yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu,
berdiri Politeknik Negeri Medan (1999) yang semula adalah Politeknik USU
(http://www.usu.ac.id/id/sejarah.html).
Adapun visi, misi, dan tujuan Universitas Sumatera Utara adalah sebagai
berikut:
Misi:
Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari
berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan
keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu
masalah (Silalahi, 2009: 12-13).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Mely G. Tan dalam Silalahi
(2009: 28) mengatakan, penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau
kelompok tertentu, atau unttuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu
gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain
dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesis-hipotesis, mungkin
belum, tergantung dari sedikit-banyaknya pengetahuan tentang masalah yang
bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap
perilaku komunikasi pada mahasiswa kepribadian introvert di Universitas
Sumatera Utara.
Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa Aktif di 4 Fakultas Universitas Sumatera Utara
Fakultas Psikologi 851 orang
Fakultas Kesehatan Masyarakat 2.388 orang
Fakultas Teknik 3.651 orang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4.839 orang
Total 11.729 orang
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10%
dengan tingkat kepercayaan 90% yakni sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
𝑛(𝑑)2 + 1
Keterangan:
N : Populasi
n : Sampel
d : Presisi (digunakan 10% atau 0,1)
Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel
sebanyak:
11.729
𝑛=
11.729(0,1)2 + 1
11.729
𝑛=
117,29 + 1
11.729
𝑛=
118,29
𝑛 = 99,1
𝑛 = 99
Jadi, sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini berjumlah 99 responden.
2.Purposive Sampling
Kriyantono (2012: 154) mengatakan purposive sampling adalah teknik
penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang
digunakan sesuai dengan kriteria – kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan
tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Responden merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Psikologi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
b. Responden merupakan pengguna akun Instagram
c. Responden dengan kepribadian introvert. Sebelum membagikan kuesioner,
peneliti memberikan tes kepribadian yang telah disederhanakan
sebelumnya, agar lebih mempersingkat waktu pengisian responden.
3. Accidental Sampling
Keterangan:
Rs (rho) : Koefisien kolerasi rank order
1 : Bilangan konstan
6 : Bilangan osntan
d : Perbedaan antara pasangan jenjang
∑ : sigma atau jumlah
N : Jumlah individu dalam sampel
memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang dijumpai pada saat itu, karena
peneliti tidak membatasi pada stambuk, sehingga memudahkan peneliti dalam
membagikan kuesioner. Peneliti memberikan keterangan seperlunya mengenai isi
dari kuesioner agar tidak membingungkan responden dalam melakukan pengisian.
Hampir keseluruahan mahasiswa bersedia memberikan waktu untuk mengisi
kuesioner, dan tidak mengalami kesulitan pada saat pengisian.
1. Penomoran Kuesioner
2. Editing
3. Coding
4. Inventarisasi Variabel
5. Tabulasi Data
Proses pemindahan data – data mentah yang ada pada FC ke dalam tabel
tunggal dan silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci kemudian dianalisis
melalui menu descriptive statistics frequence yang menghasilkan Frequence
Table (tabel tunggal) yang hasilnya terdiri atas variabel responden, frekuensi dan
persentase yang dianalisis melalui software SPSS Statistic 16.0.
6. Pengujian Hipotesa
introvert yang sebelumnya telah diberikan tes uji kepribadian, dan sebagai
pengguna Instagram. Adapun karakteristik yang relevan dalam penelitian ini
meliputi: jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir orang tua, status tempat tinggal,
fakultas, dan angkatan. Untuk memperjelas karaktristik responden yang dimaksud
dapat dijelaskan berikut ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)
Laki – laki 39 39
Perempuan 60 61
Total 99 100
4.2.1.2 Suku
Tabel 4.2
Suku
Suku Frekuensi Persentase (%)
Batak 49 50
Jawa 4 4
Mandailing 6 6
Minang 5 5
Karo 19 19
Tionghoa 5 5
Nias 2 2
Lainnya 9 9
Total 99 100
Sumber: P2/FC.4 n = 99 (100%)
tamat SMA dan tidak melanjutkan ke Universitas. Tamat SMA termasuk ke dalam
pendidikan yang cukup untuk menjadi bekal di masa depan.
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Orang Tua
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Tamat SMP 5 5
Tamat SMA 43 44
D3 6 6
S1 38 38
S2 7 7
S3 0 0
Total 99 100
Sumber: P3/FC.5 n = 99 (100%)
Tabel 4.4
Status tempat tinggal
Status Tempat Tinggal Frekuensi Persentase (%)
Kost 48 49
Dengan orang tua 39 39
Dengan saudara / kerabat 10 10
Lainnya 2 2
Total 99 100
Sumber: P4/FC.6 n = 99 (100%)
Dari data diatas dapat dilihat yang menjadi mayoritas status tempat tinggal
responden adalah kost. Kost yang merupakan tempat tinggal sementara seseorang
karena adanya kebutuhan untuk tinggal di daerah tersebut, sampai jangka waktu
yang ditentukan seseorang. Responden dengan status tempat tinggal kost yang
artinya jauh dari orangtua, berkaitan pada keinginan responden untuk mengisi
kekosongan waktu dengan menggunakan media sosial.
Peneliti juga menanyakan uang saku yang diterima responden dalam setiap
bulannya. Uang saku merupakan pendapatan yang diterima oleh anak dari orang
tuanya, uang saku akan mempengaruhi pola penggunaan dalam konsumsi anak,
semakin tinggi uang saku maka akan semakin tinggi keinginan konsumsi
seseorang. Disini peneliti mengelompokkan uang saku ke dalam tiga golongan
yang terdapat pada Tabel 4.5, dan terdapat juga frekuensi responden berdasarkan
uang saku.
Tabel 4.5
Uang Saku
Uang Saku Frekuensi Persentase (%)
< Rp. 500.000 20 20
Rp. 500.000 – Rp 1.000.000 49 50
> Rp. 1.000.000 30 30
Total 99 100
Sumber: P5/FC.7 n = 99 (100%)
Tabel 4.5 menampilkan data uang saku responden yang terpilih < Rp
500.000 sejumlah 20 responden (20%), uang saku Rp 500.000 – Rp 1.000.000
sejumlah 49 responden (50%), dan uang saku > Rp 1.000.000 sejumlah 30
responden (30%). Mayoritas responden dengan uang saku Rp 500.000 – Rp
4.2.1.6 Fakultas
Tabel 4.6
Fakultas
Fakultas Frekuensi Persentase (%)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 41 42
Fakultas Kesehatan Masyarakat 20 20
Fakultas Teknik 31 31
Fakultas Psikologi 7 7
Total 99 100
Sumber: P6/FC.8 n = 99 (100%)
Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi terbesar yang terpilih
menjadi responden penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dimana jumlah
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang paling banyak jumlahnya (4.839
orang) di Universitas Sumatera Utara. Jumlah responden dari Fakultas Ekonomi
sebanyak 41 responden (42%), Fakultas Kesehatan Masyarakat sebanyak 20
responden (20%), Fakulas Teknik sebanyak 31 responden (31%), dan Fakultas
Psikologi 7 responden (7%). Peneliti telah menentukan sebelumnya dalam
pemilihan responden dengan menggunakan rumus teknik penarikan sample, agar
memudahkan peneliti dalam menentukan pembagian kuesioner ke setiap fakultas.
4.2.1.7 Angkatan
Tabel 4.7
Angkatan
Angkatan Frekuensi Persentase (%)
2012 1 1
2013 6 6
2014 26 26
2015 30 31
2016 22 22
2017 14 14
Total 99 100
Sumber: P7/FC.9 n = 99 (100%)
Tabel 4.9
Frekuensi Mengakses Instagram
Frekuensi Mengakses Frekuensi Persentase (%)
1 – 2 kali 21 21,2
3 – 4 kali 16 16,2
5 – 6 kali 14 14,1
> 6 kali 48 48,5
Total 99 100
Sumber: P9/FC.11 n = 99 (100%)
Tabel 4.10
Waktu Mengakses Instagram
Waktu Tidak Jarang Sering Sangat Total
Pernah Sering
F % F % F % F % F %
Tabel 4.11
Lama Memiliki Akun Instagram
Lama Memiliki Akun Instagram Frekuensi Persentase (%)
Masih baru (1-6 bulan) 5 5,1
Tidak terlalu lama (> 6 bulan) 4 4
Sudah lama (< 1 tahun) 14 14,1
Sudah sangat lama (> 1 tahun) 76 76,8
Total 99 100
Sumber: P11/FC.13 n = 99 (100%)
Instagram sekitar kurang dari satu tahun, dan 9 responden (9%) mengatakan
masih baru memiliki Instagram hanya sektar satu sampai enam bulan.
terlalu berlama – lama mengakses. Dalam satu kali akses responden hanya
membutuhkan waktu sekitar kurang lebih lima menit saja, dan biasanya responden
akan kembali mengakses, sehingga jika dijumlahkan durasi akan mencapai sekitar
satu jam pemakaian.
Tabel 4.13
Alasan Mengakses Instagram
Alasan Tidak Kurang Suka Sangat Total
Suka Suka Suka
F % F % F % F % F %
Berdasarkan data pada Tabel 4.13 peneliti melihat responden rata – rata
mengakses Instagram untuk mencari informasi, terutama informasi terkini yang
dapat diperoleh dengan cepat dan terpercaya yang dilengkapi dengan bukti foto.
Pada saat sekarang, banyak bermunculan akun berita terpercaya yang memberikan
bukti, sehingga seseorang lebih yakin dengan adanya berita tersebut. Setiap
harinya di Instagram ada update berita tentang apa saja yang kita butuhkan, yang
menjadikan responden menggunakan Instagram untuk mengakses informasi.
Tabel 4.14
Pemenuhan Kebutuhan Sosial
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Memenuhi 8 8,1
Kurang Memenuhi 20 20,2
Memenuhi 70 70,7
Sangat Memenuhi 1 1
Total 99 100
Sumber: P14/FC.16 n = 99 (100%)
Berdasarkan Tabel 4.14 mayoritas jawaban terbanyak dari responden
mengatakan Instagram memenuhi kebutuhan sosial dengan jumlah 71 responden
(72%). Peneliti melihat banyaknya responden yang memanfaatkan Instagram
sebagai pemenuhan kebutuhan sosial mereka, dimana Instagram dapat
menghubungkan kita dengan orang yang lokasinya jauh, dapat mengetahui
kegiatan orang lain, dan orang lain juga dapat mengetahui kegiatan yang kita
bagikan di Instagram, sehingga dapat berinteraksi dan bersosialisasi dalam
Instagram. Namun ada 28 responden (28 %) menjawab Instagram kurang
memenuhi kebutuhan sosial. Responden yang menjawab Instagram kurang
memenuhi kebutuhan sosial, dikarenakan mereka lebih menyukai adanya interaksi
langsung dengan lingkungan sekitar, karena melalui Instagram saja tidak cukup
bersosialisasi, membutuhkan adanya komunikasi secara langsung.
Instagram bukan hanya sekedar untuk upload foto sendiri lalu akan
mendapatkan like dari pengguna lainnya, sekarang sudah banyak bermunculan
berbagai macam akun informasi sesuai dengan kebutuhan kita, dan tentunya akan
lebih memudahkan dalam pencarian informasi. Informasi terkini di Instagram
bukan hanya berita yang seperti ada di televisi saja, tetapi ada informasi seputar
kesehatan, fashion, religi, kuliner, dan yang lainnya. Kemudahan di dapat hanya
dengan mengikuti akun informasi yang sedang kita butuhkan. Pada Tabel 4.15
terdapat berbagai macam jawaban responden mengenai Instagram dalam
pencarian informasi.
Tabel 4.15
Instagram Dalam Pencarian Informasi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Memudahkan 1 1
Kurang Memudahkan 16 16,2
Memudahkan 60 60,6
Sangat Memudahkan 22 22,2
Total 99 100
Sumber: P15/FC.17 n = 99 (100%)
Tabel 4.16
Fitur Instagram yang Menarik
F % F % F % F % F %
banyak konten mulai dari yang bersifat penting hingga hiburan, disini peneliti
memasukan empat konten ke dalam pertanyaan. Pada Tabel 4.17 akan di
tunjukkan empat konten dan jawaban dari responden berdasarkan tingkat suka.
Tabel 4.17
Konten yang Sering Diakses Dalam Instagram
F % F % F % F % F %
Peneliti melihat data pada Tabel 4.17 menyimpulkan bahwa rata – rata
responden paling banyak menyukai konten hiburan di Instagram, karena pada
dasarnya responden yang menjadi pengguna Instagram membutuhkan sebuah
hiburan dalam mengakses media sosial. Instagram menjadi akun media sosial
yang sesuai untuk mencari konten hiburan, karena di dalamnya banyak terdapat
akun hiburan yang setiap hari memberikan update terbaru, dan membuat semua
pengguna menjadi lebih terhibur dan mendapat humor terbaru.
F % F % F % F % F %
mengatakan isi Instagram tidak menarik. Dapat dilihat lebih lengkap di Tabel
4.19.
Tabel 4.19
Instagram Memiliki Isi Menarik
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Menarik 0 0
Kurang Menarik 3 3
Menarik 80 80,8
Sangat Menarik 16 16,2
Total 99 100
Sumber: P19/FC.21 n = 99 (100%)
Pada saat ini media sosial sudah menjadi sebuah ruang publik, semua
orang mengakses media sosial, sehingga sudah menjadi kebutuhan dalam
bersosialisasi. Peneliti ingin melihat tanggapan responden mengenai pentingnya
mengakses media sosial, yang dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20
Mengakses Media Sosial Penting
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Penting 1 1
Kurang Penting 12 12,1
Penting 75 75,8
Sangat Penting 11 11,1
Total 99 100
Sumber: P20/FC.22 n = 99 (100%)
Tabel 4.21
Membutuhkan Media Sosial yang Sesuai Dengan Kepribadian
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Membutuhkan 2 2
Kurang Membutuhkan 17 17,2
Membutuhkan 67 67,7
Sangat Membutuhkan 13 13,1
Total 99 100
Sumber: P21/FC.23 n = 99 (100%)
Tabel 4.22
Instagram Sarana Komunikasi yang Sesuai
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Sesuai 3 3
Kurang Sesuai 36 36,4
Sesuai 57 57,7
Sangat Sesuai 3 3
Total 99 100
Sumber: P22/FC.24 n = 99 (100%)
F % F % F % F % F %
Tabel 4.25
Tampilan Instagram Menarik Untuk Digunakan
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Menarik 1 1
Kurang Menarik 12 12,1
Menarik 80 80,8
Sangat Menarik 6 6,1
Total 99 100
Sumber: P25/FC.27 n = 99 (100%)
Tabel 4. 28
Menggunakan Instagram Dalam Komunikasi Sehari – hari
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Pernah 13 13,1
Jarang 64 64,6
Sering 21 21,2
Sangat Sering 1 1
Total 99 100
Sumber: P28/FC.30 n = 99 (100%)
Salah satu fungsi Instagram yang banyak disukai pengguna adalah dalam
berbagi informasi. Dengan membagikan informasi di Instagram, pengguna yang
lain akan dengan cepat mendapatkan informasi yang dibagikan. Peneliti disini
Tabel 4. 30
Menggunakan Instagram Dalam Berbagi Informasi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Pernah 6 6,1
Jarang 58 58,6
Sering 28 28,3
Sangat Sering 7 7,1
Total 99 100
Sumber: P30/FC.32 n = 99 (100%)
Tabel 4. 31
Instagram Mampu Menyalurkan Perasaan Emosi
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Mampu 18 18,2
Kurang Mampu 35 35,4
Mampu 37 37,4
Sangat Mampu 9 9,1
Total 99 100
Sumber: P31/FC.33 n = 99 (100%)
Tabel 4.34
Instagram Memenuhi Kebutuhan Pelepasan Tekanan
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Tidak Mampu 12 12,1
Kurang Mampu 32 32,3
Mampu 50 50,5
Sangat Mampu 5 5,1
Total 99 100
Sumber: P34/FC.36 n = 99 (100%)
Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
menganalisa dan mengetahui apabila variabel yang satu mempunyai hubungan
dengan yang lainnya, dimana akhirnya akan diketahui apakah variabel tersebut
bersifat positif atau negatif. Namun analisis tabel ini bukanlah dapat disajikan
sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi
ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya
dengan data yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti membuat
dua variabel untuk melihat sejauh mana tingkat toleran masing – masing variabel.
Variabel yang disusun terdiri dari:
1. Hubungan antara frekuensi penggunaan Instagram dengan minat
2. Hubungan antara durasi penggunaan Instagram dengan keputusan
3. Hubungan antara isi penggunaan Instagram dengan tindakan
Tabel 4. 35
Frekuensi penggunaan Instagram terhadap minat
Minat dalam menggunakan
Frekuensi
Tidak Kurang Sangat
Penggunaan Menarik Total
Menarik Menarik Menarik
1 – 2 kali 3 16 19
3 – 4 kali 1 1 15 4 21
5 – 6 kali 2 8 1 11
> 6 kali 7 40 1 48
Total 1 13 79 6 99
Sumber: P9/FC.11 // P25/FC.27
Tabel 4. 35 menunjukkan hubungan frekuensi penggunaan Instagram
dengan minat. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui dari 99 responden
terdapat 1 responden menggunakan Instagram tiga sampai empat kali dalam
sehari namun menjawab Instagram tidak menarik minat untuk digunakan.
Sejumlah 13 responden menjawab Instagram kurang menarik minat untuk
digunakan, terdapat 3 responden menggunakan Instagram satu sampai dua kali
Tabel 4. 36
Durasi penggunaan Instagram terhadap keputusan
Keputusan
Durasi
Tidak Kurang Sangat
Penggunaan Puas Total
puas Puas Puas
< 1 jam 5 28 23 2 58
1 – 3 jam 3 8 17 1 29
5 jam 1 3 2 1 7
> 6 jam 1 4 5
Total 9 40 46 4 99
Sumber: P12/FC. 14 // P29/FC. 31
Pada Tabel 4. 36 menunjukkan hubungan antara durasi penggunaan
Instagram dengan keputusan. Dari 99 responden, terdapat 9 responden yang
menjawab tidak puas dengan keputusan dalam menggunakan Instagram,
diantaranya 5 responden menggunakan Instagram dengan jumlah durasi kurang
dari satu jam, 3 responden menggunakan dengan jumlah durasi satu sampai tiga
jam, dan 1 responden menggunakan Instagram dengan jumlah durasi lima jam
dalam sehari. Begitu juga dengan sejumlah 40 responden yang menjawab kurang
puas dalam menggunakan Instagram, diantaranya 28 responden menggunakan
Instagram dengan jumlah durasi kurang dari satu jam, 8 responden menggunakan
Instagram dengan jumlah durasi satu sampai tiga jam, 3 responden menggunakan
Instagram dengan jumlah durasi lima jam, dan 1 responden menggunakan
Instagram lebih dari enam jam dalam sehari. Pada kelompok ini responden
mengatakan alasan mereka kurang puas dengan keputusan dalam menggunakan
Instagram, karena dalam mengakses Instagram membutuhkan banyak data
internet, sehingga sebagian responden merasa kurang puas untuk mengakses,
karena terbatasnya data internet yang dimiliki. Sehingga menjadikan responden
jarang berlama – lama menggunakan Instagram sebagai sarana komunikasi .
Kemudian terdapat sejumlah 46 responden menjawab puas dengan
keputusan dalam menggunakan Instagram, di dalamnya 23 responden
menggunakan dengan jumlah durasi kurang dari satu jam, 17 responden
Tabel 4. 37
Isi Instagram terhadap tindakan
Tindakan dalam berkomunikasi
Isi
Tidak Kurang Sangat
Instagram Mampu Total
Mampu Mampu Mampu
Tidak
0 0 0 0 0
Menarik
Kurang
0 2 1 0 3
Menarik
Menarik 10 27 41 2 80
Sangat
2 3 8 3 16
Menarik
Total 12 32 50 5 99
Sumber: P19/FC.21 // P34/FC. 36
Berdasarkan Tabel 4. 37 menunjukkan hubungan antara isi Instagram
dengan tindakan. Dari 99 responden sejumlah 12 responden yang menjawab
Instagram tidak mampu untuk melakukan tindakan komunikasi, namun di
dalamnya ada 10 responden yang menjawab isi dari Instagram menarik, dan 2
responden menjawab isi dari Instagram sangat menarik. Begitu juga dengan
sejumlah 32 responden yang menjawab Instagram kurang mampu untuk
melakukan tindakan komunikasi, di dalamnya ada 2 responden yang menjawab isi
dari Instagram kurang menarik, 27 responden menjawab isi dari Instagram
menarik, dan 3 responden menjawab isi dari Instagram menarik untuk digunakan.
Beberapa responden menjelaskan bahwa Instagram yang terlalu terbuka dalam
pembagian informasi, dapat dibuka oleh siapa saja yang menjadi pengguna
Instagram. Sehingga, beberapa responden merasakan kurangnya kepuasan dalam
menggunakan Instagram untuk berkomunikasi.
Selanjutnya terdapat sejumlah 50 responden yang menjawab Instagram
mampu untuk melakukan tindakan komunikasi, di dalamnya terdapat 1 responden
yang menjawab isi dari Instagram kurang menarik, 41 responden yang menjawab
isi dari Instagram menarik, dan 8 responden menjawab isi dari Instagram sangat
menarik untuk digunakan. Responden dalam kelompok ini sering menggunakan
Tabel 4. 38
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
N 99 99
N 99 99
𝐾𝑃 = 𝑟𝑠2 𝑥 100%
𝐾𝑃 = (0,168)2 𝑥 100%
𝐾𝑃 = 0,028224
𝐾𝑃 = 2,82%
Maka melalui rumus diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari
penggunaan media sosial Instagram adalah 2,82 % dalam mempengaruhi perilaku
komunikasi mahasiswa kepribadian Introvert di Universitas Sumatera Utara.
4.5. Pembahasan
Media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah untuk diakses
untuk siapa saja dalam menyampaikan serta mendapatkan informasi, dibanding
dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang lebih mahal serta sulit
untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi. Melalui media sosial, pola
komunikasi masyarakat tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Responden pada
penelitian ini memiliki intensitas dalam penggunaan media sosial Instagram
namun tidak memiliki pengaruh kepada perilaku komunikasi, responden hanya
menggunakan untuk memenuhi kebutuhan dan motif penggunaan yang dimulai di
lingkungan sosial. Menurut Effendy (2003: 294) mengemukakan terdapat 5
kategorisasi kebutuhan dari pengguna media, yang jika dikaitkan dengan
penelitian ini yaitu penggunaan media sosial, sebagai berikut:
mereka, seperti informasi kampus saat ini, juga mengenai kegiatan dan apa yang
sedang dirasakan dan dipikirkan temannya yang di update melalui media sosial.
sedang jauh dari responden, sehingga komunikasi dapat berjalan baik dengan
adanya media sosial.
5.1. Kesimpulan
102
Universitas Sumatera Utara
5.2. Saran
penelitian yang dapat digunakan dan memperkaya khasanah oleh para calon
peneliti berikutnya khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi USU.
Buku:
Feist, J., & Feist, G. J. 2010. Teori kepribadian. Jakarta: Salemba humanika.
Ghufron., Riswanita. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6. (Putri Iva
Izzati. Penerjemah). Jakarta: Salemba Humanika.
Mondry, 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia
Indonesia
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
_______, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Mulyana, Deddy. 2011. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
105
Universitas Sumatera Utara
Ruben, Brent D. & Lea P. Stewart. 2014. Komunikasi dan Perilaku Manusia.
(Ibnu Hamad. Penerjemah) Jakarta: Rajawali Pers.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Peneleitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Singarimbum, Masri dan Sofian Effendi. 2011. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: CV. Alfabeta
Surip. 2011. Teori Komunikasi, Massa Perspektif Teoritis Teori Komunikasi.
Medan: UNIMED
Suryabrata, Sumadi. 2015. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Skripsi:
Sari, Ekky Puspika. 2013. Perilaku Komunikasi Para Pengguna Media Sosial
Path Di Kalangan Mahasiswa Unikom Kota Bandung. Skripsi. Bandung:
Universitas Komputer Indonesia
Jurnal:
1. Kuesioner Penelitian
4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
5. Lembar Bimbingan
6. Biodata Peneliti
108
Universitas Sumatera Utara
I. KATA PENGANTAR
Dengan hormat,
Peneliti,
(Vanessa Simanjuntak)
109
Universitas Sumatera Utara
No. Responden
Nama : ................................................................................................
1. Jenis Kelamin
1. Laki – laki
2. Perempuan
2. Suku:
1. Batak 5. Karo
2. Jawa 6. Tionghoa
3. Mandailing 7. Nias
4. Minang 8. Lainnya(sebutkan)…………………..
3. Pendidikan terakhir orangtua:
1. Tamat SMP 3. S1
2. Tamat SMA 4. S2
3. Tamat D3 5. S3
4. Statust tempat tinggal:
1. Kost 4. Lainnya(sebutkan)...........................
2. Dengan orangtua
3. Dengan saudara / kerabat
5. Uang saku dalam 1 bulan:
1. < Rp 500.000
2. Rp 500.000 – Rp 1.000.000
3. > Rp 1.000.000
6. Fakultas:
1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 3. Fakultas Psikologi
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat 4. Fakultas Teknik
7. Angkatan:
1. 2012 4. 2015
2. 2013 5. 2016
3. 2014 6. 2017
110
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel Frekuensi Kekerapan dalam 1. Apakah Anda selalu mengakses Instagram setiap hari?
Penggunaan Media penggunaan media sosial 1. Tidak pernah 3. Sering
Sosial Instagram (X) Instagram 2. Jarang 4. Sangat sering
Durasi Rentang waktu dalam 4. Sudah berapa lama Anda memiliki account Instagram?
penggunaan media 1. Masih baru ( 1 – 6 bulan)
2. Tidak terlalu lama ( > 6 bulan)
sosial Instagram dalam 3. Sudah lama ( < 1 tahun)
sehari 4. Sudah sangat lama ( > 1 tahun)
111
Universitas Sumatera Utara
112
Universitas Sumatera Utara
113
Universitas Sumatera Utara
114
Universitas Sumatera Utara
115
Universitas Sumatera Utara
Tindakan, suatu keinginan 25. Apakah penggunaan Instagram dapat membantu Anda dalam
untuk merealisasikan menciptakan identitas diri kaum muda?
keyakinan dan ketertarikan 1. Tidak membantu 3. Membantu
2. Kurang membantu 4. Sangat membantu
28. Menurut anda apakah yang menjadi kelemahan dari aplikasi Instagram sebagai sarana komunikasi?
116
Universitas Sumatera Utara
117
Universitas Sumatera Utara
118
Universitas Sumatera Utara
119
Universitas Sumatera Utara
120
Universitas Sumatera Utara
121
Universitas Sumatera Utara
122
Universitas Sumatera Utara
NIM : 140904049
126
Universitas Sumatera Utara