SKRIPSI
Vionita Anjani
150904027
Jurnalistik
NIM : 150904027
Judul Skripsi :
i
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 150904027
Majelis Penguji
Penguji : (…………………….)
Ditetapkan di : Medan
ii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya cantumkan dengan benar. Jika di kemudian hari
saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses
sesuai dengan hukum yang berlaku.
NIM : 150904027
Tanda Tangan :
iii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Aplikasi Tik Tok (Studi Deskriptif
Kuantitatif Aplikasi Tik Tok di Kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP USU Stambuk 2015 dan 2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan agar penulis memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis melalui banyak kesulitan, baik itu dalam
memperbanyak data yang akurat mengenai aplikasi Tik Tok, waktu dan tenaga serta
biaya.
Pada skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu
dan memberi dukungan positif, terkhusus untuk kedua orang tua penulis Ayah
tercinta Muhammad Zulham, SE., M.Si. dan Ibunda tersayang Roosvieta yang tiada
hentinya mendo’akan penulis, memberikan dukungan, nasehat dan semangat
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Sahabat, dan teman-teman kerabat
yang telah memberikan motivasi sampai dengan penyelesaian skripsi ini. Atas segala
bantuan. dukungan, motivasi dan bimbingan yang diberikan dari berbagai pihak,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muryanto Amin. S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
iv
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
serta Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi.
3. Kepada dosen pembimbing skripsi dan sebagai dosen penasehat akademik
penulis, Bapak Drs. Safrin, M.Si., yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan nasehat kepada penulis.
4. Kepada Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku Dosen Pembanding yang
telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.
5. Bapak/Ibu dosen, staff akademik dan pegawai Departemen Ilmu Komunikasi
FISIP USU.
6. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kakanda, Rizky Rivanni,
S.Kom yang memotivasi penulis dengan pengalamannya dalam mengerjakan
skripsi sehingga penulis dapat terus menjalani semua proses penulisan skripsi
dengan baik.
7. Kepada saudara sepupu penulis Gita Dwi Ananda yang telah membagi
waktunya untuk kelancaran skripsi penulis.
8. Teman-teman kuliah dan tim seperjuangan, khususnya Kartika Oktarija, Sarah
Treny.S, Sanaam Mayta, Irma Syahfitri, Riri Pratama Putri, Dina Sakinah,
Clara Pangaribuan, Lena, Annisa Rahmi, Maya Andani, Qori, Ziya, Deby,
Vira, Indah Ramadhani yang telah memberikan semangat, tempat diskusi dan
bantuan kepada penulis sampai saat ini.
9. Kepada seluruh rekan-rekan Mahasiswa seangkatan yang telah banyak
memberikan ide dan gagasan serta saran kepada penulis sampai skripsi ini
dapat terselesaikan.
10. Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat
penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
v
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca meskipun di
dalamnya masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu,
penulis memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis, semoga Allah SWT
memberikan kesehatan dan limpahan rezeki-Nya.
Vionita Anjani
150904027
vi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Vionita Anjani
NIM : 150904027
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Universitas Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non Exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Persepsi Masyarakat Terhadap Aplikasi Tik Tok
Dengan Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : 25 April 2019
Yang Menyatakan :
(Vionita Anjani)
vii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Aplikasi Tik Tok (Studi
Deskriptif Kuantitatif Aplikasi Tik Tok di Kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP USU Stambuk 2015 dan 2016)”. Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU
stambuk 2015 dan 2016 terhadap aplikasi Tik Tok. Untuk mengetahui keefektifan
dari aplikasi Tik Tok. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan 2016 terhadap
aplikasi Tik Tok. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi,
teknologi komunikasi, media baru, dan persepsi. Metode penelitian yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan 2019
yang berjumlah sebanyak 238 mahasiswa. Sampel ditentukan dengan menggunakan
rumus dari Burhan Burgin. Dari rumus tersebut, peneliti menggunakan presisi sebesar
5% dan sampel ditentukan dengan purposive sampling. Dari rumus tersebut, maka
diperoleh sampel sebanyak 149 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian, untuk
pemakaian aplikasi tik tok sendiri, dari 149 mahasiswa, hanya 10.1% mahasiswa
yang menggunakan aplikasi Tik Tok, artinya hanya ada 15 orang yang menggunakan
aplikasi tersebut. Hal ini menunjukkan ketidaktertarikan responden penelitian
terhadap aplikasi Tik Tok untuk dijadikan media atau sarana untuk berkomunikasi
dengan video yang dihasilkan dari aplikasi tersebut. Persepsi dari sampel yang
terpilih menunjukkan, 71 orang merasa aplikasi Tik Tok membawa pengaruh buruk
kepada penggunanya. Sementara itu, sebanyak 64 orang mengatakan bahwa aplikasi
Tik Tok telah disalahgunakan oleh penggunanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi mahasiswa mengenai aplikasi Tik Tok adalah banyaknya kasus atau
peristiwa yang negatif mengenai aplikasi Tik Tok.
Kata Kunci : Persepsi, Aplikasi Tik Tok, Komunikasi
viii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This research is entitled "Community Perception of Tik Tok Application
(Quantitative Descriptive Study of Tik Tok Application in Students of USU Stambuk
2015 and 2016)." The purpose of this study was to determine the perceptions of the
2015 and 2016 USU FISIP Communication Science students in the Tik Tok
application. To find out the effectiveness of the Tik Tok application. To find out the
factors that influence the perceptions of the 2015 and 2016 USU FISIP
Communication Science students in the Tik Tok application. The theories used in this
study are communication, communication technology, new media, and perception.
The research method used by the author in this study is a quantitative method. The
population in this study were the 2015 and 2019 USU FISIP Communication Science
students who numbered 238 students. Samples were determined with a precision of
5% by Burhan Burgin using purposive sampling, then a sample of 149 students was
obtained. Based on the results of the study, for the application of tick tok itself, of
149 students, only 10.1% of students used the Tik Tok application, meaning that there
were only 15 people using the application. This shows the disinterest 2015 and 2019
USU FISIP Communication Science students of Tik Tok application to be used as a
medium or means to communicate with the video produced from the application. The
perceptions of the selected sample showed that 71 people felt the Tik Tok application
had a bad influence on its users. Meanwhile, as many as 64 people said that the Tik
Tok application has been misused by its users. Factors that influence student
perceptions of the Tik Tok application are the number of negative cases or events
regarding the Tik Tok application.
Keywords: Perception, Tik Tok application, Communication
ix
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iii
KATA PENGANTAR iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 7
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................. 8
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB. II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori .................................................................... 10
2.1.1 Komunikasi ................................................................ 10
2.1.1.1 Definisi Komunikasi ....................................... 10
2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi ................................ 12
2.1.1.3 Dimensi Komunikasi ...................................... 15
2.1.1.4 Proses Komunikasi ......................................... 18
2.1.2 Teknologi Komunikasi ................................................ 18
2.1.3 Media Baru ................................................................. 20
2.1.4 Persepsi ...................................................................... 23
2.1.4.1 Perhatian ......................................................... 25
2.1.4.2 Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan
Persepsi ......................................................... 29
2.1.4.3 Faktor-faktor Struktural yang Menentukan
Persepsi ........................................................ 29
2.1.5 Hubungan Persepsi dengan Komunikasi ..................... 30
2.2 Model Teoritik ..................................................................... 31
x
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB. III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 32
3.1.1 FISIP USU ................................................................. 32
3.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan FISIP USU .............................. 35
3.1.2.1 Visi ................................................................. 35
3.1.2.2 Misi ................................................................ 36
3.2 Metode Penelitian ................................................................. 37
3.3 Populasi dan Pengambilan Sampel ........................................ 39
3.3.1 Populasi ............................................................. 39
3.3.2 Sampel .............................................................. 40
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel .................................. 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 43
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................ 44
xi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
xii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xiii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembaran Kuesioner
2. Lembar Catatan Bimbingan
3. Curiculum Vitae
xiv
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tik Tok atau yang dikenal sebagai aplikasi sinkron bibir (lip-sync) saat ini
sedang berada di atas puncak ketenarannya. Aplikasi sosial berbasis video ini
mendapat banyak perhatian dari masyarakat, terutama pada generasi muda.
Terbukti pada awal Agustus tahun lalu, Tik Tok memiliki 600 juta pengguna
diseluruh dunia. Hal itu membuat Tik Tok mendapat gelar sebagai aplikasi terbaik
2018 di Google Play Store. (www.detik.com 04/12/2018)
Selain dikenal dengan nama Tik Tok, aplikasi ini juga mempunyai nama
lain, yaitu Douyin yang artinya video pendek vibrato. Douyin atau Tik Tok yang
berperan sebagai jaringan social dan platform video music itu diluncurkan pada
bulan September 2016 oleh Zhang Yiming. Di Indonesia sendiri, aplikasi Tik Tok
diluncurkan pada bulan Mei 2017. (id.m.wikipedia.org 04/07/2018)
Suksesnya aplikasi Tik Tok dibuktikan oleh Firma intelijen aplikasi sensor
tower yang menjelaskan bahwa jumlah install Tik Tok lebih tinggi dibanding
facebook, Instagram, snapchat dan youtube di AS. Empat aplikasi terbesar itu
mampu dilampaui oleh Tik Tok dalam unduhan harian pada tanggal 29 September
2018 dimana 29.7% unduhan berdatangan pada aplikasi Tik Tok tersebut. Sampai
saat itu, pangsa pasar aplikasi tersebut terus menunjukkan peningkatan mencapai
42.4% unduhan pada tanggal 30 Oktober lalu. Pengunduhan aplikasi Tik Tok di
AS juga meningkat 237% dibanding bulan Oktober 2017. (www.tek.id
04/11/2018)
Lipsync di aplikasi Tik Tok yang dilakukan oleh sosok Bowo Alpenliebe
menjadi viral di media sosial. Hal tersebut sampai membuatnya menggelar acara
meet and greet di daerah Kota Tua, Jakarta, pada bulan Mei lalu. Karena aksi yang
ia suguhkan di aplikasi tersebut, Bowo Alpenliebe yang umurnya masih berusia
13 tahun sudah menjadi sosok yang dipenuhi dengan kontroversi. Perempuan-
perempuan yang masih berumur belia sudah sangat mengidolakannya, bahkan
terdapat beberapa keterangan di media sosial yang menyebutkan akan membuat
aliran “agama bowo”. Dalam agama tersebut, Tuhan yang dimaksud adalah Bowo
Alpenliebe. (www.detik.com 02/07/2018)
2
Beralih ke kasus lain, video singkat seorang anak perempuan yang masih
belia bernama Nuraini, mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Nuraini
adalah gadis yang berasal dari Palu, Sulawesi Tengah. Ia terkenal mendadak
dikarenakan videonya yang viral karena menggoda Iqbaal Ramadhan, artis muda
tanah air. Dalam video tersebut, Nuraini mengaku sebagai “istri sah Iqbaal”.
Kejadian ini membuat Nuraini mendapat banyak komentar dari masyarakat. Sisi
baiknya adalah, Nuraini dapat menunjang perekonomian keluarganya melalui
endorse dari beberapa produk lewat akun media sosialnya. Tetapi tetap saja,
Nuraini tidak memiliki keahlian apa-apa dari pembuatan video tersebut.
(www.kompasiana.com 30/06/2018)
Kejadian yang lebih miris terjadi kepada seorang balita berusia dua tahun
di Wuhan Provinsi Hubei, dilaporkan mengalami luka yang cukup serius. Sang
ayah berniat melakukan gerakan yang cukup berbahaya. Hal tersebut dilihatnya
melalui aplikasi Tik Tok. Akibat dari keinginannya tersebut, anaknya mengalami
cidera. Tubuh anak tersebut jatuh ketika sang ayah ingin membalikkan tubuh
anaknya 180 derajat. (www.liputan6.com 29/06/2018)
Selain penggunanya, Tik Tok juga mendapat perhatian khusus. Hal ini
berhubungan dengan kata-kata “aplikasi goblok” yang ketika kita mengetikkan
kata-kata tersebut di google Play Store, maka aplikasi pertama yang akan muncul
adalah aplikasi Tik Tok. (www.liputan6.com 02/07/2018)
Dalam peristiwa Tik Tok, arti sebagai manusia sudah diperkecil menjadi
sebatas sebuah pencitraan diri agar menjadi terkenal dan eksis. Mengambil data
4
Psikolog klinis Tara de Thouars yang memiliki dua gelar sarjana dari
Universitas Indonesia dan University Of Queensland Australia itu mengatakan
bahwa dalam kasus yang ada saat ini, aplikasi bukan menjadi masalahnya, tetapi
karakter berekspresi dari para penggunanya. Beliau juga berpendapat bahwa
remaja terkenal sangat rentan karena mereka yang kita tahu sedang dalam masa
pencarian identitas diri. Mereka sebagai remaja butuh diakui. Mereka merasa
dunia sedang berfokus kepada dirinya. Di lain sisi, Tik Tok datang dan menjadi
suatu sarana yang bisa dijadikan tempat untuk mengekspresikan diri. Namun,
ekspresi yang di lontarkan menjadi berlebihan. Peristiwa ini dapat terjadi pada
orang-orang yang mempunyai kebutuhan untuk tampil lebih besar dan tidak
memperdulikan norma yang berlaku. (www.alinea.id 28/06/2018)
Dari pemaparan yang ada, maka Tik Tok juga tidak bisa disalahkan
sepenuhnya. Pengguna dari aplikasi tersebut juga perlu membenahi pola pikirnya.
Hal ini tentu berkesinambungan karena keluaran sebuah alat atau aplikasi
bergantung pada penggunanya. Pengguna dari aplikasi Tik Tok memiliki peluang
untuk menciptakan konten-konten yang kreatif. Namun, fakta yang ada justru
kebalikkannya. Pengguna menjadi kelewatan dalam membuat video, mulai dari
penampilan yang tidak sopan dan tidak semestinya serta gerakan yang tidak
seharusnya dipublikasikan secara umum. Semua dilakukan demi mencapai
popularitas. (www.alinea.id 28/06/2018)
Persepsi sering dikaitkan dengan sensasi. Dalam hal ini, sensasi yang
dimaksud adalah proses dari kerja indera, dimana indera menangkap rangsangan-
rangsangan yang ada, lalu menghasilkan sebuah persepsi yang dapat dijadikan
sebagai informasi. (Esa Melianna 2018 : 19)
Proses terjadinya persepsi dimulai dari alat indera yang menangkap stimuli
atau rangsangan, lalu rangsangan tersebut berubah menjadi sebuah informasi yang
dapat dimengerti oleh otak untuk kemudian diolah menjadi sebuah pandangan
atau persepsi. (Esa Melianna 2018 : 4)
Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan dapat menghindari ruang
lingkup penelitian yang terlalu luas, maka peneliti membuat batasan masalah
sehingga penelitian menjadi lebih jelas dan terarah.
Melalui penelitian ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian di bidang Ilmu
Komunikasi, terutama dalam persepsi komunikasi.
3. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi
pihak – pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
BAB II
URAIAN TEORITIS
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan beberapa kerangka teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Teori-teori yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah :
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
11
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi
Sumber.
Pesan.
12
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Media.
Penerima.
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau Negara. Penerima adalah elemen penting dalam
proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi.
Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai
macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada
sumber, pesan, atau saluran.
Efek.
Umpan Balik.
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi,
sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan
13
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep
surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum
sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang
diterima oleh sumber.
Lingkungan
Setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses
komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Tanpa
14
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
salah satu unsur, maka jalannya proses komunikasi tidak akan efektif (Cangara, 2007
: 28).
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (verbal)
maupun melalui isyarat-isyarat tertentu (non-verbal). Simbol membawa
pernyataan dan diberi arti oleh penerima, karena itu memberi arti terhadap
simbol yang dipakai dalam berkomunikasi bukanlah hal yang mudah,
melainkan suatu persoalan yang cukup rumit.
15
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Saling bergantung berarti mengikuti aturan permainan yang ada. Di sini
sistem harus melakukan kontrol atau pengawasan terhadap berfungsi
tidaknya semua komponen itu dalam menciptakan suatu keseimbangan
yang dinamis. Karena ia melakukan kontrol terhadap semua komponen
yang mendukungnya, tidak ada jalan lain kecuali sistem harus memiliki
tujuan dan kemampuan adaptif dengan mengandalkan kerja sama di
antara komponen-komponen tersebut. Artinya, jika salah satu
komponennya tidak berfungsi dengan baik, sistem itu secara otomatis
tidak dapat berjalan secara normal sebagaimana mestinya. Ini berarti
sistem harus dilihat secara menyeluruh dan bukannya terpindah satu sama
lain.
Dari segi bentuknya sistem dapat dibedakan atas dua macam, yakni
sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sistem di mana
prosesnya terbuka dari pengaruh lingkungan yang ada di sekitarnya,
sedangkan sistem tertutup adalah sistem di mana prosesnya tertutup dari
pengaruh luar.
16
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
komunikasi, apakah itu dalam bentuk komunikasi antarpribadi (lebih dari
satu orang), komunikasi kelompok (lebih dari dua orang), atau
komunikasi massa yang melibatkan banyak orang sekalipun dalam situasi
diantarai oleh media.
Ada dua tingkatan yang dapat diidentifikasi, yakni dimensi isi dan
dimensi hubungan. Kedua dimensi ini tidak terpisah satu sama lain.
Dimensi isi menunjukkan pada kata, bahasa, dan informasi yang dibawa
oleh pesan, sementara dimensi hubungan menunjukkan bagaimana
peserta komunikasi berinteraksi satu sama lain.
17
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Proses Komunikasi
Terdapat dua tahap proses komunikasi, tahap pertama yaitu proses komunikasi
terjadi secara primer dan yang kedua adalah secara sekunder.
18
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dalam volume informasi yang dikirimkan, disimpan, dan diambil kembali (Mulyana,
2005 : 224).
19
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Media Baru
New media berasal dari kata “new” yang berarti baru dan “media” yang
berarti alat yang digunakan oleh sumber untuk mengirim atau menyampaikan
pesannya kepada penerima (Mulyana dalam jurnal Puspita, 2008 : 70). Media baru
merupakan bentuk dari konvergensi media tradisional atau konvensional dengan
media digital. Kelebihan dari media baru adalah ia mempunyai sifat yang realtime,
dimana masyarakat bisa mengakses informasi dan segala macam kebutuhan yang
diperlukan dengan cepat, kapan saja dan dimana saja, selama mereka terhubung
dengan perangkat dan jaringan internet (Puspita, 2015 : 206).
Media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman dari
perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual
menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. McQuail
20
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dalam Ardianto (2011 : 14) menyebutkan ciri utama yang dapat menjelaskan
perbedaan antara media baru dengan media lama berdasarkan pandangan dari
penggunanya, yaitu (Puspita, 2015 : 206) :
1. Interaktif
Diindikasikan oleh rasio respon atau inisiatif dari pengguna terhadap
“tawaran” dari sumber/pengirim (pesan).
2. Kehadiran sosial
Dialami oleh pengguna. Media baru dapat menjembatani adanya
perbedaan kerangka referensi, mengurangi ambiguitas, memberikan
isyarat – isyarat, lebih peka dan lebih personal.
3. Otonomi
Seorang pengguna merasa dapat mengedalikan isi dan menggunakannya
dan bersikap independen terhadap sumber.
4. Main – main
Digunakan untuk hiburan dan kenikmatan.
5. Personalisasi
Tingkatan dimana isi dan penggunaan media bersifat personal dan unik.
21
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Komunikasi timbal balik, yaitu penerima dapat memilih, menukar
informasi, menjawab kembali, dan dihubungkan dengan penerima lainnya
secara langsung.
22
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
disimpan dalam bentuk cakram digital. Terdapat beberapa implikasi dari
digitalisasi media yaitu dematerialisasi atau teks terpisah dari bentuk fisik,
tidak memerlukan ruangan yang luas untuk menyimpan data karena data
dikompres menjadi ukuran yang lebih kecil, data mudah diakses dengan
kecepatan yang tinggi serta mudahnya data dimanipulasi.
2.1.4 Persepsi
23
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mulyana (2007 : 175), persepsi merupakan proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik
lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk
memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan
suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang
benar terhadap situasi. Dari pengertian tersebut, terdapat perbedaan antara persepsi
dan penginderaan (Doli, 2018 : 22).
1. Faktor Fungsional.
3 Faktor Struktural
24
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
seperti : lingkungan, budaya, hukum yang berlaku, nilai – nilai dalam masyarakat.
(Melianna 2018 : 21)
Persepsi, seperti juga senssasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor
situasional. Krech dan Crutchfield (1977 : 235) menyebutkan faktor fungsional dan
faktor struktural. Selain faktor fungsional dan faktor struktural, terdapat faktor lain
yang sangat mempengaruhi persepsi, yakni perhatian (Rakhmat, 2005 : 51).
2.1.4.1 Perhatian
Perhatian menurut Anderson (1972 : 46) adalah proses mental ketika stimuli
atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya
melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat
indera kita, dan mengesampingkan masukan – masukan melalui alat indera yang lain
(Rakhmat, 2005 : 52)
25
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tawaran pedagang yang paling nyaring di pasar malam, sukar lolos
dari perhatian kita.
Ketiga adalah kebaruan. Hal-hal yang baru, yang luar biasa yang
berbeda akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga
membuktikan stimuli yang luar biasa lebih mudah dipelajari atau
diingat. Karena alasan inilah maka orang mengejar novel yang baru
terbit, film yang baru beredar, atau kendaraan yang memiliki
rancangan mutakhir. Pemasang iklan sering memanipulasikan unsur
kebaruan ini dengan menonjolkan yang luar biasa dari barang atau jasa
yang ditawarkannya. Media massa juga tidak henti-hentinya
menyajikan program-program baru. Tanpa hal – hal yang baru, stimuli
menjadi monoton membosankan dan lepas dari perhatian.
26
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor sosiopsikologis. Berikan sebuah foto yang
menggambarkan kerumunan orang banyak di sebuah jalan sempit.
Tanyakan apa yang mereka lihat. Setiap orang akan melaporkan hal
yang berbeda. Tetapi seorang pun tidak akan dapat melaporkan berapa
orang terdapat pada gambar itu, kecuali kalau sebelum melihat foto
mereka memperoleh pertanyaan itu. Bila kita ditugaskan untuk
meneliti berapa orang mahasiswa berada di kelas, kita tidak akan dapat
menjawab berapa orang di antara mereka yang berbaju merah.
1. Perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis, bukan pasif dan
refleksif. Kita secara sengaja mencari stimuli tertentu dan mengarahkan
perhatian kepadanya. Sekali-sekali, kita mengalihkan perhatian dari
stimuli yang satu dan memindahkannya pada stimuli yang lain.
27
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menentukan rentangan hal-hal yang memungkinkan kita untuk menaruh
perhatian.
6. Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan
lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepsi kita
akan betul-betul cermat. Kadang-kadang konsentrasi yang sangat kuat
mendistorsi persepsi kita.
10. Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
Kita mungkin memfokuskan perhatian kepada objek sebagai keseluruhan,
kemudian pada aspek-aspek objek itu, dan kembali lagi kepada objek
secara keseluruhan.
12. Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
Makin besar keragaman stimuli yang mendapat perhatian, maka makin
kurang tajam persepsi kita pada stimuli tertentu.
28
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
13. Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan
mempertahankan perhatian.
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal – hal
lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang
menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang
memberikan respon pada stimuli itu. Persepsi yang berbeda tidak disebabkan oleh
stimuli, perbedaan bermula pada kondisi biologis (Rakhmat, 2005 : 55).
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-
efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt,
29
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
seperti Kohler, Wartheimer (1959) dan Koffa, merumuskan prinsip-prinsip persepsi
yang bersifat struktural. Prinsip-prinsip ini kemudian terkenal dengan teori Gestalt.
Menurut teori Gestalt bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsinya sebagai
suatu keseluruhan. Menurut Kohler, jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita
tidak dapat meneliti fakta-fakta terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan
keseluruhan. Untuk memahami seeorang, kita harus melihatnya dalam konteksnya,
dalam lingkungannya, dalam masalah yang dihadapinya (Rakhmat, 2005 : 58).
Pada persepsi sosial, pengelompokkan tidak murni struktural; sebab apa yang
dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau
berdekatan oleh individu lain (Rakhmat, 2005 : 61).
Menurut Rakhmat dalam tesis Suangkupon Doli (2018 : 29) istilah persepsi
disebut juga dengan pandangan, gambaran atau anggapan. Setiap orang
mengkomunikasikan persepsi mereka yang berbeda-beda. Termasuk dalam hal
merek. Ada banyak merek air mineral yang tersebar di supermarket, tetapi masih
banyak masyarakat yang menyebut air mineral dengan merek Aqua. Padahal yang
mereka beli adalah air mineral merek ades ataupun cleo. Selain itu, masyarakat juga
30
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
masih sering menyebut Indomie untuk membeli mie instan dengan merek yang lain.
Orang-orang yang bergerak di bidang pemasaran terbukti mempunyai kemampuan
yang hebat, khususnya di bidang brand image. Mereka berhasil membuat nama-nama
produk yang bisa tertanam bertahun-tahun di benak para konsumennya sampai turun-
temurun.
Penggunaan Aplikasi
Persepsi
Tik Tok
31
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP
USU) berdiri isejak tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 1982 dan menjadi fakultas yang ke-9 (kesembilan) di
lingkungan Universitas Sumatera Utara. FISIP USU merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam aktivitas mencerdaskan kehidupan bangsa, menguatkan suasana
demokrasi, dan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan FISIP USU di Provinsi
Sumatera Utara memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan daerah yang
dikenal sangat multikultural. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tugas
utama, FISIP USU telah melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat khususnya kepada masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dan provinsi
tetangganya. Meskipun tidak sedikit layanan pendidikan yang diberikan FISIP USU
dirasakan oleh putra-putri terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi menjadi ciri khas FISIP USU dalam merancang program
dan produk berupa hasil penelitian yang dipublikasikan, model pembelajaran yang
diterapkan, dan pengabdian masyarakat yang diadaptasikan. FISIP USU
menyebutnya sebagai Tri Dharma untuk Negeri yang memberikan kontribusi
pemantapan demokrasi dan kesejahteraan rakyat.
Prioritas utama dari kegiatan Tri Dharma yang dilakukan FISIP USU sejak
1980 telah mengalami berbagai perkembangan terutama terkait program studi dan
sumber daya manusia (SDM) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bermula dari
Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,
setahun kemudian diubah menjadi Jurusan Pengetahuan Masyarakat, kemudian
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi
menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung
perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara.
Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535/0/83 tahun 1983 tentang jenis dan
jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, FISIP USU
mempunyai 6 (enam) jurusan, yaitu:
Jurusan Sosiologi,
Jurusan Kesejahteraan Sosial,
Jurusan Antropologi Sosial,
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial,
Jurusan Ilmu Komunikasi,
Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).
Jurusan MKDU kemudian diserahkan pengelolaannya di luar FISIP USU
dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan disiplin Ilmu yang
berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada
kelompok Mata Kuliah Dasar Umum.
33
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tahun 2009 dengan SK Rektor USU No.17019/H5.1.R/SK/SPB/2009, serta Program
Studi S2 Ilmu Komunikasi tahun 2011 dengan SK Rektor USU
No.980/H5.1.R/SK/PRS/2011, dan Program Studi S2 Sosiologi dengan SK Rektor
USU No.2356/UN5.1.R/SK/PRS/2011. Setelah itu, di tahun yang sama FISIP USU
juga membuka Program Studi S3 Studi Pembangunan dengan SK Rektor
USU No.3122/UN5.1.R/SK/PRS/2011 tanggal 31 Desember 2011. Pembukaan
program studi sejak tahun 2005 dilakukan seiring dengan perubahan statute
Universitas Sumatera Utara menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan sejak
tahun 2016 USU menjadi PTN-BH yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Statuta Universitas Sumatera
Utara.
Tahun 2015 berdiri Program Studi S2 Ilmu Politik yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara No:
1427/UN5.1.R/SK/PRS/2015 tanggal 03 September 2015. Saat ini FISIP USU
mengelola 13 Program Studi yaitu :
34
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sosiologi,
Ilmu Politik,
Program rutin yang menjadi prioritas FISIP USU yaitu menghasilkan alumni
yang memiliki kualitas akademik dan praktik bidang ilmu sosial dan politik, memiliki
kekuatan daya saing dan mampu meningkatkan kualitas staf pengajar serta tenaga
kependidikan yang professional. Layanan pendidikan FISIP USU selalu diukur
dengan capaian kinerja penelitian, publikasi, dan pengabdian masyarakat,
pertambahan presentase dosen dengan kualifikasi pendidikan S3 dan guru besar
(professor) bidang ilmu sosial dan politik.
Oleh karena itu, agar program studi lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan selama kurun waktu 2016-2021 dan untuk mensinergikan dengan
program kerja Universitas Sumatera Utara, maka ditetapkan VISI FISIP USU 2016-
2021 yaitu :
Visi FISIP USU diharapkan dapat menjadi motivasi yang tinggi bagi seluruh
sivitas akademika untuk secara bersama-sama membangun FISIP khususnya dan
USU pada umumnya melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
35
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat sehingga FISIP USU
menjadi fakultas yang unggul di bidang pendidikan dan riset terapan kebijakan publik
bidang sosial dan politik.
3.1.2.2 Misi
Untuk mencapai Visi FISIP USU, maka disusunlah misi yaitu kegiatan yang
harus dilaksanakan organisasi. Melalui misi yang jelas, diharapkan seluruh anggota
organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan mengenal organisasi dan mengetahui
peran serta dan hasil-hasil yang akan diperoleh organisasi di masa yang akan datang.
Kompetisi yang semakin ketat meneuntut FISIP USU untuk segera dan
bergerak lebih cepat membenahi institusi sekaligus membangun jejaring dengan
lingkungan eksternal. Untuk dapat mengakselerasi pencapaian visi sebagaimana telah
disebut di atas, maka FISIP USU menetapkan misi sebagai berikut :
Tujuan :
36
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Menciptakan lulusan yang dapat mengembangkan ilmu sosial dan ilmu
politik agar mampu bersaing di tingkat internasional berdasarkan
nilai etika, moral dan agama.
37
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Penelitian digunakan hampir di seluruh profesi (Kumar : 1996), menandakan
bahwa penelitian merupakan aktifitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal, terlebih dahulu dipahami hakikat
penelitan itu sendiri dan kaidah-kaidah apa saja yang harus dipedomani. Penelitian
ditinjau dari asal usulnya berasal dari Bahasa Inggris yaitu research yang kadang kala
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi riset. Secara etimologi research
berasal dari kata re yang berarti kembali, dan search yang berarti mencari. Sehingga
research dapat diartikan “mencari kembali” (Nazir : 2003). Mencari kembali
bermakna berusaha untuk menemukan jawaban dari sesuatu yang belum jelas atau
yang diragukan kebenarannya (Sinambela, 2014 : 2).
38
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi FISIP USU Stambuk 2015 dan 2016)” menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Menurut Kuncoro (2011) metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah
terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi (Sinambela, 2014 : 34).
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “population”, yang berarti jumlah
penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakkan
menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan (Burgin, 2001 : 101).
39
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Menurut Nazir (2003), populasi adalah
kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan
(Sinambela, 2014 : 94).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Menurut Malhotra (2010), sampel adalah sub kelompok dari
elemen dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam suatu penelitian.
Selanjutnya menurut Sugiyono (1997), sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sinambela, 2014 : 95).
40
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan
penelitian. Sampel merupakan suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi. Dengan mengambil sampel peneliti ingin menarik
kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi. Suatu subjek merupakan
suatu anggota tunggal dari sampel, sama halnya dengan elemen yang merupakan
anggota tunggal dari populasi (Sudaryono, 2018 : 167).
n = N / N(d)2 + 1
n = 238 / 238(0.05)2 + 1
n = 238 / 1,595
n = 149,216301
n = 149
Dalam hal ini peneliti menggunakan dua teknik penarikan sampel, yaitu
sebagai berikut :
41
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan ini peneliti mengambil wakil dari unit-unit populasi tersebut
dengan sistem perwakilan yang berimbang (Burgin, 2011 : 124).
N = n1 x n2 / n
Dengan menggunakan rumus yang ada di atas, maka hasil sampel dari
setiap mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU per – angkatan adalah
sebagai berikut :
149
Total
mahasiswa
42
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini peneliti menentukan beberapa kriteria yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan. Kriteria responden yang peneliti tentukan
adalah sebagai berikut :
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang dilakukan
melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya merupakan data primer.
Data primer diperolehnya sendiri secara mentah-mentah dari masyarakat
dan masih memerlukan analisa lebih lanjut (Subagyo, 1997 : 87).
43
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Jenis kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah kuesioner langsung tertutup dimana kuesioner dirancang
sedemikian rupa untuk mereka data tentang keadaan yang dialami
oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang
harus dijawab responden telah tertera dalam kuesioner tersebut
(Burgin, 2011 : 133).
Data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan disebut
sebagai data sekunder. Untuk mendapatkan data sekunder, bahan
kepustakaan yang berupa teori-teori siap untuk dipakai tetapi dapat pula
berupa hasil-hasil penelitian yang masih memerlukan pengujian
kebenarannya (Subagyo, 1997 : 88).
Analisis data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah dituangkan untuk
menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari
beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan
kembali dalam bentuk kalimat/uraian (Subagyo, 1997 : 106).
44
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey yang merupakan
penelitian pengambilan sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data (Sinambela, 2014 : 68). Dalam hal ini, peneliti akan
menganalisis data dengan melakukan survey dari kuesioner-kuesioner yang telah diisi
oleh para responden. Data-data kuesioner yang sudah diperoleh akan dianalisa dengan
menggunakan analisis tabel tunggal.
45
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis tabel tunggal adalah analisis dimana variabel dari penelitian akan
dibagikan ke dalam kategori-kategori atas dasar frekuensi. Tabel tunggal adalah
langkah peneliti untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dari penyebaran
kuesioner. Tabel tunggal terdiri dari 2 kolom yaitu kolom frekuensi dan kolom
persentasi. Setiap pertanyaan dari kuesioner akan disusun kedalam tabel tunggal.
Frekuensi
No. Jenis Kelamin
F %
1. Laki – Laki 49 32.9
2. Perempuan 100 67.1
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
47
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Usia
Responden Penelitian Berdasarkan Usia
Frekuensi
No. Usia Responden
F %
1. 18 – 20 30 20.1
2. 21 - 22 107 71.8
3. 23 - 25 12 8.1
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
Frekuensi
No. Stambuk
F %
1. 2015 78 52.3
2. 2016 71 47.7
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3, terdapat data responden yang sudah menjadi sasaran
peneliti untuk menyebarkan kuesioner. Jumlah responden untuk stambuk 2015 dan
stambuk 2016 sudah ditentukan diawal penelitian. Untuk jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP USU stambuk 2015 terdapat 78 orang dengan persentasi 52.3%. Kemudian,
48
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
untuk jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2016 terdapat 71 orang dengan
jumlah persentasi 47.7%.
Tabel 4.4
Responden Penelitian Pengguna Aplikasi Tik Tok
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Ya 15 10.1
2. Tidak 134 89.9
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4, terdapat 15 orang pengguna aplikasi Tik Tok dengan
persentase 10.1%. Hal ini menunjukkan bahwa data kuesioner didominasi oleh
mereka yang tidak menggunakan atau bukan pengguna dari aplikasi Tik Tok. Untuk
mahasiswa/i yang bukan pengguna aplikasi tik tok terdapat 134 orang dengan jumlah
persentase 89.9%. Ini membuktikan aplikasi Tik Tok bukan merupakan aplikasi yang
dibutuhkan untuk media komunikasi.
Dalam tabel tersebut, terdapat 15 orang yang memakai aplikasi Tik Tok.
Walaupun aplikasi tersebut mendapat banyak komentar negatif, masih ada beberapa
responden yang tetap menggunakannya.
49
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dapat
membuktikan kalau aplikasi Tik Tok dapat digunakan untuk hal-hal yang positif, baik
untuk hiburan semata, menuangkan ide-ide kreatif, dan lain sebagainya.
Tabel 4.5
Responden Penelitian yang Mengetahui Aplikasi Tik Tok
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Mengetahui 39 26.2
2. Mengetahui 84 56.4
3. Netral 26 17.4
4. Tidak Mengetahui 0 0.0
5. Sangat tidak mengetahui 0 0.0
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
50
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
apakah data tersebut layak untuk diolah atau tidak. Selain untuk menyaring jawaban
dari responden, pertanyaan ini bertujuan untuk melihat eksistensi aplikasi Tik Tok
dikalangan mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU. Eksistensi aplikasi Tik
Tok di kalangan mahasiswa/I jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015
dan 2016 cukup baik dikarenakan mendapat 123 orang yang mengetahui aplikasi
tersebut, sementara 26 diantaranya memilih netral. Dalam tabel 4.5 untuk variabel
tidak mengetahui dan sangat tidak mengetahui mendapat angka 0 yang menunjukkan
bahwa seluruh responden penelitian tidak ada yang tidak mengetahui aplikasi Tik
Tok.
Tabel 4.6
Responden Penelitian yang Mengetahui Pemberitaan Negatif yang Berkaitan
dengan Aplikasi Tik Tok
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Mengetahui 29 19.5
2. Mengetahui 77 51.7
3. Netral 32 21.5
4. Tidak Mengetahui 11 7.4
5. Sangat tidak mengetahui 0 0.0
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
51
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kesuksesan aplikasi Tik Tok diikuti dengan pemberitaan yang negatif.
Peneliti menemukan 106 responden mengetahui pemberitaan negatif yang berkaitan
dengan aplikasi Tik Tok, lalu 32 diantaranya memilih netral. Sedikitnya, 11 orang
responden tidak mengetahui pemberitaan negatif mengenai aplikasi Tik Tok. Hal ini
juga merupakan temuan dari peneliti, mengingat bahwa maraknya video-video dari
aplikasi Tik Tok yang tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat mengakibatkan
aplikasi ini diblokir untuk sementara sampai aplikasi dianggap layak untuk digunakan
kembali.
Tabel 4.7
Responden Penelitian yang Setuju Penggunaan Aplikasi Tik Tok oleh Mereka
yang berumur 12 Tahun ke atas
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Setuju 6 4.0
2. Setuju 33 22.1
3. Netral 41 27.5
4. Tidak Setuju 33 22.1
5. Sangat tidak setuju 36 24.2
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
Tabel 4.7 dengan pertanyaan mengenai setuju tidaknya aplikasi Tik Tok
digunakan oleh mereka yang berumur 12 tahun ke atas di dominasi oleh variabel
netral dengan 41 orang persentase 27.5%. Sebanyak 36 orang dengan persentase
24.2% memilih variabel sangat tidak setuju dengan pemakaian aplikasi Tik Tok di
atas umur 12 tahun. Variabel setuju ternyata seri dengan variabel tidak setuju dengan
angka 33 orang persentase 22.1%. Tersisa 6 orang yang ternyata sangat setuju dengan
penggunaan aplikasi Tik Tok di atas umur 12 tahun ke atas.
52
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
USU stambuk 2015 dan 2016 mayoritas netral terhadap keputusan Kemkominfo
mengenai pemakaian aplikasi Tik Tok diperbolehkan untuk mereka yang berumur 12
tahun ke atas. Tetapi, jika jumlah variabel tidak setuju ditambahkan dengan jumlah
variabel sangat tidak setuju, maka ada 69 orang yang dapat dikategorikan tidak setuju
dengan pemakaian aplikasi Tik Tok di atas umur 12 tahun.
Maka mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan
2016 mayoritas tidak setuju dengan penggunaan aplikasi Tik Tok oleh mereka yang
berumur 12 tahun ke atas.
Aplikasi Tik Tok merupakan media baru yang sangat interaktif, menjembatani
interaksi sosial dimana pengguna aplikasi dapat berinteraksi dengan semua orang
yang berada di waktu dan tempat yang berbeda. Aplikasi Tik Tok juga membuat
penggunanya dapat mengendalikan isi dan memanfaatkan aplikasi untuk menanggapi
sumber yang diperolehnya. Dalam hal ini, umur sangat penting untuk dibahas dalam
penggunaan aplikasi Tik Tok.
53
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dengan banyaknya persepsi yang mengatakan tidak setuju dengan pemakaian
aplikasi Tik Tok oleh mereka yang berumur 12 tahun keatas menunjukkan bahwa
perlunya mengkaji ulang batasan umur untuk pemakaian aplikasi Tik Tok di
Indonesia. Pesatnya kemajuan teknologi komunikasi seperti aplikasi Tik Tok dapat
berdampak kepada perubahan sosial di mana tidak adanya pengendalian pesan yang
baik dari pemberi maupun penerima pesan.
Walaupun pemakaian aplikasi Tik Tok untuk mereka yang berumur 12 tahun
ke atas masih merupakan peraturan yang keliru, terdapat 39 orang mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan 2016 yang setuju dengan peraturan
tersebut. Ini menunjukkan bahwa persepsi dari responden penelitian memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang berbeda sehingga pendapat yang mereka
munculkan juga berbeda dari kelompok mayoritas.
Tabel 4.8
Responden Penelitian yang Setuju bahwa Pemakaian Aplikasi Tik Tok
membuat penggunanya membuat Konten yang Kreatif
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Setuju 46 30.9
2. Setuju 51 34.2
3. Netral 41 27.5
4. Tidak Setuju 9 6.0
5. Sangat tidak setuju 2 1.3
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
54
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
aplikasi Tik Tok mendorong penggunanya untuk membuat konten yang kreatif,
diikuti dengan 2 orang dengan persentase 1.3% yang sangat tidak setuju.
Seperti yang dikatakan oleh Psikolog klinis Tara de Thours bahwa aplikasi
bukan menjadi masalahnya, tetapi karakter berekspresi dari para penggunanya. Jika
pengguna dari aplikasi Tik Tok dapat berpikir secara dewasa, maka ia akan
menggunakan aplikasi tersebut secara bijak. Menggunakan aplikasi secara bijak
berarti membuat video berdurasi pendek dengan mengkombinasikan efek-efek yang
tersedia di aplikasi sehingga video terlihat menarik, tetapi tetap menjunjung tinggi
nilai sosial dan norma-norma yang berlaku di Indonesia.
55
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kekreatifitasan dari Hari Kutty dengan kasus banyaknya pemakaian aplikasi
Tik Tok disalahgunakan dapat dilihat dengan unsur komunikasi. Unsur komunikasi
terdiri dari sumber, pesan, media, penerima, efek dan umpan balik.
Hal ini juga berlaku jika si sumber memberikan pesan berupa video yang
berisikan konten yang kurang mendidik seperti pornografi, asusila, pelecahan agama
dan yang lainnya. Jika isi pesan terlihat menarik dengan konten pornografi di
dalamnya, maka penerima akan memberikan berbagai macam umpan balik. Umpan
balik yang di dapat bisa berupa apresiasi jika yang melihat merasa senang dengan hal
yang seperti itu, bisa juga berupa nasihat agar lebih menghargai diri sendiri, tetapi
bagaimana dengan mereka yang belum bijak menggunakan aplikasi tersebut,
terutama untuk mereka yang masih remaja. Mereka akan mencoba untuk meniru
video tersebut, dengan harapan mereka mendapat banyak perhatian, jumlah like yang
banyak dan followers yang banyak juga. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan
sumber juga sangat penting agar penerima tidak memberikan umpan balik yang salah.
Aplikasi Tik Tok juga seharusnya mempunyai sistem yang dapat menyaring video-
video yang mengandung konten-konten negatif sehingga pembuat video tidak
mengarah kepada hal yang negatif.
Masyarakat tidak dapat terhindar dari kemajuan teknologi. Aplikasi Tik Tok
merupakan bentuk dari majunya teknologi yang ada saat ini. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana kita menanggapi kemajuan teknologi tersebut. Jika
56
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kita cukup dewasa untuk menyikapinya, maka kita akan memanfaatkan teknologi
tersebut dengan bijak, karena salah satu ciri utama dari media baru adalah bersifat
menghibur dan mendidik. Jika aplikasi Tik Tok memunculkan video-video yang
menarik, kreatif, dan mendidik, maka pengguna akan berusaha untuk ikut membuat
video yang tidak kalah menarik dan kreatif untuk ditonton. Selain itu, mereka sebagai
penikmat video dari aplikasi Tik Tok akan merasa terhibur dengan video-video yang
dihasilkan oleh penggunanya. Baik pengguna maupun aplikasi itu sendiri harus saling
menjaga agar dapat menghasilkan sesuatu yang baik untuk masyarakat atau khalayak
umum.
Tabel 4.9
Responden Penelitian yang setuju bahwa Penggunaan Aplikasi Tik Tok
Memberikan Pengaruh yang Buruk
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Setuju 18 12.1
2. Setuju 53 35.6
3. Netral 66 44.3
4. Tidak Setuju 11 7.4
5. Sangat tidak setuju 1 0.7
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
57
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.9 terlihat bahwasanya variabel netral mendominasi jawaban dari
responden sebanyak 66 orang dengan persentase 44.3%. Hal ini terbukti bahwa
mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan 2016 netral
dengan pertanyaan ke 9 tersebut.
Selain variabel netral, variabel setuju juga mendapat banyak angka, yaitu
sebanyak 53 orang dengan persentase 35.6% diikuti dengan variabel sangat setuju
yang mendapat angka 18 orang dengan persentase 12.1%. Jika angka tersebut
ditotalkan, maka sebanyak 71 orang dikategorikan setuju bahwa aplikasi Tik Tok
memberikan pengaruh yang buruk kepada penggunanya.
58
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Seimbang dalam arti tidak menyimpang dari nilai sosial dan norma-norma yang ada.
Pada bab II yang menjelaskan tentang komunikasi sebagai sistem, sistem harus
melakukan kontrol terhadap semua komponen yang mendukungnya, mengendalikan
kerja sama di antara komponen-komponen tersebut. Komponen yang dimaksud
adalah berbagai macam layanan yang tersedia di aplikasi Tik Tok beserta
penggunanya. Dalam hal ini, pengguna dari aplikasi Tik Tok mendapat pengaruh
buruk karena video-video yang dihasilkan oleh aplikasi tersebut banyak yang
menyimpang. Oleh karena itu, aplikasi Tik Tok yang merupakan sistem perlu
mengontrol video-video yang diunggah agar komunikasi menjadi seimbang.
Untuk variabel tidak setuju dan sangat tidak setuju, terdapat 12 orang yang
mengatakan tidak setuju bahwa aplikasi Tik Tok memberi pengaruh yang buruk.
Peneliti menarik kesimpulan untuk variabel ini bahwa jika bercerita bahwa aplikasi
Tik Tok memberikan pengaruh buruk, maka aplikasi lain seperti youtube, instagram,
aplikasi-aplikasi yang berbasis media sosial dan video juga mempunyai peluang
untuk memberikan pengaruh yang buruk kepada penggunanya. Hal ini akan kita
bahas di tabel 4.11
Tabel 4.10
Responden Penelitian yang Setuju bahwa Penggunaan Aplikasi Tik Tok sebagai
Perantara Eksistensi
Frekuensi
No. Variabel
F %
2. Setuju 59 39.6
3. Netral 32 21.5
59
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
Dalam Tabel 4.10 terlihat bahwa variabel sangat setuju dengan setuju hanya
berbeda 3 angka. Variabel setuju di pilih oleh 59 orang dengan persentase 39.6%,
sedangkan untuk variabel sangat setuju dipilih oleh 56 orang dengan persentase
37.6%. Sementara untuk variabel netral, terdapat 32 orang dengan persentase 21.5%.
Terdapat 2 orang dengan persentase 1.3% yang mengatakan tidak setuju dengan
penggunaan aplikasi Tik Tok sebagai perantara eksistensi.
Kasus ini juga mewakili beberapa kasus lainnya. Menghasilkan video yang
menarik dan kreatif dapat menjadi hobi anak-anak muda, tetapi jika tujuan dari
pembuatan video tersebut untuk eksistensi semata, maka hal ini patut menjadi pusat
perhatian. Pengonsumsian media sosial seperti aplikasi Tik Tok sebagai perantara
eksistesi penggunanya merupakan pola komunikasi yang sedang terjadi. Contoh lain
yang dapat mewakili pernyataan ini adalah seorang anak perempuan yang bernama
Nuraini. Kasus ini sudah peneliti jelaskan pada latar belakang. Walaupun video dari
perempuan yang bernama Nuraini tersebut mengundang tawa banyak orang,
ketenarannya tidak berlangsung lama. Semenjak video tersebut diunggah, banyak
acara-acara talkshow yang mengundangnya untuk hadir dan mengkonfirmasi video
tersebut. Berkat ketenarannya, Nuraini bisa sedikit menunjuang kondisi
perekonomian keluarganya.
60
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ketenaran atau popularitas seseorang diukur melalui kemampuan yang
dimiliki oleh orang tersebut. Dalam kasus Nuraini, ia tidak memiliki bakat apapun
selain menggunakan nama seorang aktor ternama dan mengaku sebagai istri sah dari
aktor tersebut. Maka dari itu, pengguna dari aplikasi Tik Tok harus diberikan
kesadaran bahwa ketenaran bukan hal yang harus dikejar, melainkan sebagai bonus
dari hasil kerja keras kita. Hari Kutty bekerja keras untuk mendapatkan hasil video
yang menarik dan kreatif. Ia terkenal karena kekreatifitasannya, bahkan videonya
dinobatkan sebagai video terbaik di Dunia.
Tabel 4.11
Responden Penelitian yang Setuju bahwa Penggunaan Aplikasi Tik Tok
disalahgunakan oleh Pemakainya
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Setuju 64 43.0
2. Setuju 54 36.2
3. Netral 23 15.4
4. Tidak Setuju 5 3.4
5. Sangat tidak setuju 3 2.0
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
61
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa/i jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan 2016 sangat setuju penggunaan aplikasi
Tik Tok disalahgunakan oleh pemakainya. Sebanyak 64 orang dengan persentase
43.0% memilih sangat setuju dengan penyalahgunaan aplikasi Tik Tok oleh
pemakainya. Sementara itu, sebanyak 54 orang dengan persentase 36.2% menjawab
setuju. Variabel netral dipilih sebanyak 23 orang dengan persentase 15.4%.
62
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dalam pertanyaan nomer 9 yang mengatakan tidak setuju bahwa aplikasi Tik
Tok memberikan pengaruh buruk kepada penggunanya mempunyai kaitan dengan
pertanyaan di nomer 11 ini. Jika aplikasi Tik Tok memberikan pengaruh yang buruk
kepada penggunanya, bagaimana dengan aplikasi-aplikasi yang lain, seperti youtube,
instagram. Aplikasi tersebut juga aplikasi yang berbasis video dan bersifat interaktif.
Aplikasi tersebut juga mempunyai peluang untuk memberikan pengaruh yang buruk
kepada penggunanya.
Dari contoh sistem kontrol aplikasi youtube dan instagram tadi, pengguna dari
aplikasi akan terjaga dari video-video yang menyimpan konten negatif. Jika aplikasi
Tik Tok digunakan dan diberikan sistem yang sama seperti aplikasi youtube dan
instagram tadi, maka aplikasi dapat memperkecil kemungkinan pengguna untuk
memdapatkan pengaruh yang buruk.
Tabel 4.12
Responden Penelitian yang Setuju dengan Tindakan KemKominfo memblokir
Sementara Aplikasi Tik Tok
63
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
F %
1. Sangat Setuju 43 28.9
2. Setuju 54 36.2
3. Netral 46 30.9
4. Tidak Setuju 6 4.0
5. Sangat tidak setuju 0 0
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
Pada Tabel 4.12 variabel setuju mendominasi jawaban para responden dengan
angka 54 orang dengan persentase 36.2%. Lalu, sebanyak 43 orang dengan persentase
28.9% memilih sangat setuju dengan keputusan Kemkominfo memblokir sementara
aplikasi Tik Tok dan 46 orang memilih netral dengan keputusan tersebut. Terlihat ada
6 orang dengan persentase 4.0% yang tidak setuju dengan pemblokiran sementara
aplikasi Tik Tok. Meskipun mayoritas memilih setuju dengan keputusan
Kemkominfo, sebanyak 6 orang dengan persentase 4.0% memilih tidak setuju dengan
keputusan Kemkominfo.
64
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hal ini peneliti lihat dari banyaknya penyalahgunaan handphone ketika
peneliti mengadakan sosialisasi ke salah satu sekolah yang ada di Medan. Sosialisasi
dilaksanakan untuk memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah. Peneliti mendapat
temuan bahwa seluruh anak SD kelas 5 di sekolah tersebut mempunyai handphone
android dan beberapa dari mereka sudah mengetahui istilah-istilah pornografi yang
ada di media sosial. Kasus ini menunjukkan bahwa anak-anak di Indonesia belum
siap menghadapi kemajuan teknologi. Selain tidak siapnya anak-anak di Indonesia
untuk menghadapi kemajuan teknologi yang ada, peristiwa ini juga terjadi karena
tidak adanya pantauan dari masing-masing orang tua ketika anak-anak sedang asik
bermain gawai mereka.
Jika anak-anak ini mengenal aplikasi Tik Tok dan menggunakan aplikasi Tik
Tok, maka pelanggaran-pelanggaran konten akan terjadi. Mengingat anak-anak yang
masih duduk di sekolah tingkat SD sudah menggunakan handphone, peneliti setuju
dengan keputusan Kemkominfo untuk memblokiran aplikasi Tik Tok.
Tabel 4.13
Responden Penelitian yang Setuju Aplikasi Tik Tok diblokir Secara Permanen
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Setuju 42 28.2
2. Setuju 15 10.1
3. Netral 68 45.6
4. Tidak Setuju 22 14.8
65
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5. Sangat tidak setuju 2 1.3
Total 149 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)
Jika aplikasi Tik Tok diblokir secara permanen, otomatis mereka yang
mayoritas tidak menggunakan aplikasi ini tidak merasa keberatan dikarenakan
mereka tidak menggunakannya dan mereka juga merasa tidak membutuhkan aplikasi
tersebut. Sebaliknya, jika aplikasi tetap dioperasikan seperti biasa, mereka juga tidak
akan menggunakan aplikasi tersebut.
66
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dari 149 responden, tersisa 24 orang yang tidak setuju aplikasi Tik Tok
diblokir secara permanen. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa beberapa dari 24
orang yang menjawab tidak setuju dengan pemblokiran permanen tersebut merupakan
pengguna dari aplikasi Tik Tok.
Beberapa diantaranya berpendapat bahwa jika aplikasi Tik Tok diblokir secara
permanen, maka penggunanya tidak dapat menghasilkan video-video atau konten-
konten yang kreatif. Pemblokiran secara permanen justru menghentikan
kekreatifitasan pengguna aplikasi tersebut.
Tabel 4.14
Responden Penelitian yang Setuju bahwa Aplikasi Tik Tok sudah Layak
digunakan setelah Pemblokiran Sementara
Frekuensi
No. Variabel
F %
1. Sangat Setuju 3 2.0%
2. Setuju 13 8.7
3. Netral 79 53.0
4. Tidak Setuju 34 22.8
5. Sangat tidak setuju 20 13.4
Total 149 100.0
67
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk variabel setuju, terdapat 13 orang dengan persentase 8.7% yang
memilih dan 3 orang dengan persentase 2.0% memilih sangat setuju.
4.4 Pembahasan
68
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tabel 4.13 dimana sebanyak 68 orang menjawab netral jika aplikasi Tik Tok diblokir
secar permanen. Pada tabel 4.14 juga terdapat sebanyak 79 orang yang menjawab
netral bahwa aplikasi Tik Tok sudah layak digunakan setelah pemblokiran sementara.
69
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dapat menilai baik buruknya aplikasi tersebut jika digunakan secara bebas.
Ketidaktahuan aplikasi Tik Tok oleh 3 orang tersebut termasuk ke dalam hasil
temuan peneliti dikarenakan maraknya berita-berita negatif terkait aplikasi Tik Tok
membuat peneliti berpendapat bahwa mahasiswa/i Ilmu Komunikasi FISIP USU
stambuk 2015 dan 2016 seharusnya tidak ada yang tidak mengetahui aplikasi Tik
Tok, mengingat bahwasanya mahasiswa/i Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk
2015 dan 2016 mempunyai kewajiban untuk mengenal dan mengetahui berbagai
macam media atau sarana komunikasi yang berkembang setiap saat.
Untuk menilai atau berpendapat mengenai suatu kejadian atau fenomena yang
sedang terjadi, kita harus mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang berkaitan
dengan fenomena atau kejadian tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengajukan
pertanyaan tentang pemberitaan negatif yang berkaitan dengan aplikasi Tik Tok.
Peneliti ingin melihat apakah responden penelitian yang merupakan mahasiswa/i Ilmu
Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan 2016 mengetahui pemberitaan negatif
yang berkaitan dengan aplikasi tersebut atau tidak sama sekali. Dalam temuan
penelilti, terdapat 106 responden penelitian yang dikategorikan mengetahui
pemberitaan negatif aplikasi tersebut. Hal ini menunjukkan lebih dari setengah
jumlah responden penelitian mengetahui berita-berita negatif yang berkaitan dengan
aplikasi tersebut. Lalu, sebanyak 32 responden penelitian menjawab netral yang
berarti mereka mengetahui sedikit dari banyaknya berita-berita negatif mengenai
aplikasi Tik Tok.
Dari berbagai macam berita negatif yang muncul mengenai aplikasi Tik Tok,
masih tersisa 11 responden penelitian yang tidak mengetahui aplikasi Tik Tok. Hal
ini juga menunjukkan ketidakpedulian beberapa mahasiswa/i Ilmu Komunikasi FISIP
USU stambuk 2015 dan 2016 tentang sarana, alat atau media komunikasi yang
sedang berkembang saat ini.
70
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
41 responden penelitian menjawab netral dengan peraturan ini. Tersisa 39 responden
penelitian yang menjawab kategori setuju dengan peraturan ini.
Pada pertanyaan ini, peneliti juga melakukan observasi ketika sedang berada
di luar. Rata-rata anak-anak yang masih berusia dibawah 12 tahun sudah diberikan
handphone atau android agar anak tesebut dapat diam dan tidak menangis. Jika
memang pemberian handphone tersebut dengan pantauan dari orang tua, maka
perbuatan tersebut tidak akan menimbulkan masalah, tetapi bagaimana jika tanpa
pantauan dan arahan dari orang tua, hasilnya akan seperti yang peneliti temukan
ketika sedang memberikan penyuluhan di sekolah. Anak-anak SD sudah mengetahui
istilah-istilah yang seharusnya tidak boleh mereka ketahui. Selain itu, dalam aplikasi
Tik Tok, masih beredar video-video yang seharusnya anak umur 12 tahun tidak
pantas untuk menonton video tersebut. Jika hal ini dipertimbangkan kembali, akan
lebih baik jika batasan umur yang diperbolehkan untuk mengakses dan
mengoperasikan aplikasi ini ditingkatkan ke umur 25 tahun ke atas. Dengan begitu,
konten-konten yang disuguhkan di dalam aplikasi tersebut dapat ditonton oleh
mereka yang juga sudah memiliki umur yang cukup. Dengan begitu, aplikasi dapat
digunakan oleh mereka yang lebih bijak dalam menggunakan media social seperti
aplikasi Tik Tok ini.
71
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Peneliti sudah memberikan contoh mengenai pernyataan ini, yaitu Hari Kutty.
Video yang ia hasilkan dari aplikasi Tik Tok dinobatkan sebagai video terbaik di
dunia. Ini membuktikan bahwa aplikasi Tik Tok memang membuat penggunanya
dapat menghasilkan video-video yang kreatif. Hal ini juga membuktikan bahwa jika
masyarakat dapat menggunakan aplikasi Tik Tok secara bijak, maka tidak akan ada
yang namanya pemblokiran sementara untuk aplikasi Tik Tok.
Hari Kutty membuktikan bahwa aplikasi Tik Tok adalah aplikasi yang dapat
mengembangkan kekreatifitasan seseorang dalam membuat video singkat yang
menarik.
Tidak hanya aplikasi Tik Tok, berbagai macam aplikasi yang tersedia di
gawai kita masing-masing mempunyai nilai kreatif yang dapat kita manfaatkan.
Semua tergantung dari si pengguna aplikasi tersebut, jika ia bijak dalam
pemakaiannya, maka aplikasi tersebut dapat digunakan dengan baik. Hal ini
mendukung 41 responden penelitian yang menjawab netral. Aplikasi Tik Tok adalah
aplikasi yang netral, jika kita menggunakannya dengan baik, maka ia akan menjadi
aplikasi yang baik. Sebaliknya, jika digunakan untuk keburukan, maka ia juga
berdampak buruk untuk banyak orang.
Selanjutnya mengenai aplikasi Tik Tok yang membari pengaruh buruk kepada
penggunanya mendapat 71 responden penelitian yang menjawab setuju, sementara 66
diantaranya menjawab netral. Peneliti menyimpulkan bahwa semua aplikasi dapat
memberikan pengaruh buruk. Semua hal yang mengandung unsur internet dapat
memberikan pengaruh yang buruk kepada penggunanya. Hal ini yang membuat
batasan umur dalam penggunaan internet menjadi sangat penting. Kebijakan dalam
penggunaan internet sangat diperlukan agar internet tersebut memiliki manfaat untuk
orang banyak. Pernyataan ini mendukung persepsi dari 66 responden penelitian yang
menjawab netral dan 12 responden penelitian yang menjawab tidak setuju.
Pada tabel 4.10 terdapat 115 responden penelitian yang setuju bahwa aplikasi
Tik Tok sebagai perantara eksistensi. Beberapa kasus penggunaan aplikasi Tik Tok
72
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menonjolkan penggunanya sebagai orang yang bertujuan untuk menjadi terkenal
tetapi dengan usaha yang minim. Hal ini mendukung persepsi dari 115 responden
penelitian yang menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Lalu 32 diantaranya
netral sementara 2 responden penelitian mengatakan tidak setuju.
Untuk pernyataan yang terakhir yaitu aplikasi Tik Tok sudah layak digunakan
setelah pemblokiran sementara mendapat 54 responden penelitian yang memilih tidak
73
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
setuju, sementara 79 responden penelitian memilih netral. Lalu 16 responden
penelitian mengatakan setuju.
Dari berbagai pernyataan di atas, kita dapat melihat bahwa persepsi dari setiap
orang berbeda-beda. Persepsi dari masing-masing orang dapat berbeda dikarenakan
pengalaman mereka tentang aplikasi Tik Tok, peristiwa yang terjadi yang berkaitan
dengan aplikasi Tik Tok, berbeda dengan yang lainnya. Mereka yang merupakan
pengguna dari aplikasi Tik Tok sudah pasti tidak menyetujui pemblokiran permanen
terhadap aplikasi Tik Tok dikarenakan mereka adalah pengguna. Mereka
membutuhkan aplikasi tersebut sebagai sarana, media atau alat komunikasi mereka.
Beberapa dari kita yang bukan merupakan pengguna dari aplikasi tersebut akan
menjawab setuju dengan pemblokiran sementara aplikasi tersebut dikarenakan kita
tidak menggunakannya. Kita juga merasa tidak membutuhkan aplikasi tersebut, lalu
kita juga mendapatkan informasi yang buruk mengenai aplikasi Tik Tok, otomatis
persepsi kita mengenai aplikasi Tik Tok akan menjadi buruk dan akan sangat setuju
jika aplikasi tersebut diblokir secara permanen.
74
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.9 juga dapat kita lihat, terdapat 71 responden penelitian yang
setuju bahwa penggunaan aplikasi Tik Tok memberikan pengaruh yang buruk kepada
pemakainya. Perhatian dari 71 responden penelitian tersebut lebih tertuju kepada hal-
hal yang buruk mengenai aplikasi Tik Tok. Berbeda dengan 12 responden penelitian
yang mengatakan tidak setuju yang berarti mereka melihat bahwa bukan aplikasi Tik
Tok yang memberikan mereka pengaruh yang buruk.
75
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mengubah tingkah lakunya. Beberapa dari mereka berubah menjadi orang yang
kreatif dalam mengedit video berdurasi pendek sehingga ia dapat terkenal dengan
kekreatifitasannya. Beberapa dari mereka juga menjadi penghibur di dunia maya
berkat videonya yang dinilai sangat menghibur penontonnya, yang lain terkenal
karena video yang dinilai negatif dan membuat penontonnya menjadi kesal.
Walaupun aplikasi Tik Tok sering dinilai negatif oleh masyarakat, peneliti
berpendapat bahwa semua aplikasi yang ada di dalam handphone kita dapat
dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif, tidak hanya aplikasi Tik Tok saja,
mengingat banyaknya kasus-kasus penyimpangan konten seperti hoax, tindak
kekerasan, penyerangan terhadap suatu kelompok, pornografi dapat disebarkan
melalui media komunikasi atau aplikasi apa saja. Oleh sebab itu, aplikasi juga tidak
dapat disalahkan secara sepihak, pengguna juga harus dipastikan sudah bijak dan
dewasa dalam menggunakan aplikasi. Anak-anak yang masih berada di usia 12 tahun
ke atas perlu diberi wawasan tentang tata cara penggunaan aplikasi, apa yang boleh
dan tidak boleh di lakukan ketika ingin menggunakan aplikasi untuk berkomunikasi.
76
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
77
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Secara Akademis
2. Secara Praktis
Dari penelitian ini, peneliti berharap pemerintah dapat mengkaji ulang batasan
umur dalam penggunaan aplikasi Tik Tok, mengingat bahwa untuk anak
berumur 12 tahun ke atas masih dalam masa yang labil dan belum dewasa
dalam menggunakan media sosial secara bebas. Dengan batasan umur yang
lebih tepat dan pengawasan aplikasi Tik Tok yang ditingkatkan, peneliti
berpendapat penyimpangan konten dalam aplikasi dapat berkurang.
79
Buku Cetak
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Raih Asa Sukses.
Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail 1, Ed.6, Jakarta :
Salemba Empat.
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi, Jakarta : Get Your Wisdom.
Ruben, Brent D. dan Stewart, Lea P. 2006. Komunikasi dan Perilaku Manusia,
Ed. 5, Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Sinambela, Lijan Poltak. 2014. Metodologi penelitian kuantitatif : untuk bidang
ilmu administrasi, kebijakan publik, ekonomi, sosiologi, komunikasi dan ilmu
sosial lainnya, Jakarta : Grafitipers.
Sobur, Alex. 2001. Analisis teks : suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis
semiotik, dan analisis framing, Bandung : Rekayasa Sains.
Subagyo, P. Joko. 1997. Metode Penelitian dalam teori dan Praktek, Jakarta :
Rimba Cipta.
Sudaryono. 2018. Metodologi Penelitian, Depok : Rajawali Pers.
Internet
www.detik.com
id.m.wikipedia.org
www.moneysmart.id
www.tek.id
www.kompasiana.com
www.liputan6.com
video.tribunnews.com
www.alinea.id
www.banjarmasin.tribunnews.com
www.depkes.go.id
81
Riwayat Pendidikan
SD : Swasta Wiyata Dharma
SMP : Swasta Wiyata Dharma
SMA : Swasta Wiyata Dharma
82