Oleh :
PUTRI AINI DAULAY
070100349
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Oleh :
PUTRI AINI DAULAY
NIM : 070100349
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Penguji 1
Penguji 2
Autopsi mempunyai peran penting dalam pengembangan ilmu dan praktek kedokteran, namun
angka dilakukannya autopsi telah menurun di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.
Kendala yang sering dihadapi di lapangan oleh penyidik dalam mengungkap
penyebab kematian korban yakni masyarakat sering tidak mengizinkan untuk
dilakukan autopsi, oleh karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya autopsi forensik itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga
lingkungan 14 kelurahan petisah tengah tentang pentingnya autopsi forensik serta
faktor penghambatnya.
ABSTRACTION
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
Hasil karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.
Dalam penulisan Hasil karya tulis ilmiah ini, saya telah banyak mendapat
bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. dr. Mistar Ritonga, Sp. F selaku dosen pembimbing saya yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam penyelesaian hasil
karya tulis ilmiah ini.
2. dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes dan dr. Nurfida Khairina Arrasyid, M.Kes
selaku dosen penguji saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pemikirannya dalam menguji hasil karya tulis ilmiah ini.
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii
ABSTRAK.................................................................................................. iv
ABSTRACK............................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................... vi
DAFTAR ISI.......... ................................................................................... vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
2.1. Pengetahuan........................................................................... 4
2.1.1 Defenisi...................................................................... 4
2.1.2. Proses Pengetahuan.................................................... 4
2.1.3. Tingkat Pengetahuan.................................................. 5
2.2. Autopsi Forensik.................................................................... 6
2.2.1 Defenisi...................................................................... 6
2.2.2. Jenis Autopsi berdasarkan tujuan............................... 7
2.2.3. Teknik Autopsi Forensik............................................ 8
2.2.4. Faktor-faktor penghambat autopsi forensik................ 8
2.3. Visum Et Repertum................................................................ 8
2.3.1 Defenisi....................................................................... 8
2.3.2. Peranan dan fungsi visum et repertum........................ 8
2.3.3 Jenis dan bentuk visum et repertum............................ 9
2.3.4 Dasar Hukum.............................................................. 9
6.1. Kesimpulan.............................................................................. 27
6.2. Saran......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 28
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Autopsi mempunyai peran penting dalam pengembangan ilmu dan praktek kedokteran, namun
angka dilakukannya autopsi telah menurun di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.
Kendala yang sering dihadapi di lapangan oleh penyidik dalam mengungkap
penyebab kematian korban yakni masyarakat sering tidak mengizinkan untuk
dilakukan autopsi, oleh karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya autopsi forensik itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga
lingkungan 14 kelurahan petisah tengah tentang pentingnya autopsi forensik serta
faktor penghambatnya.
Penelitian ini adalah penelitian survey dimana design penelitian berbentuk
ABSTRACTION
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 Pengetahuan
2.1.1. Definisi
. Pengetahuan adalah hasil ’tahu’, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
2.2.1. Definisi
Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi
pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam, dengan tujuan menemukan
proses penyakit dan atau adanya cedera, melakukan interpretasi atas
penemuanpenemuan tersebut, menerangkan penyebab kematian serta mencari
hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab
kematian (Mansjoer, 2000).
2.2.2. Jenis autopsi berdasarkan tujuan
1. Autopsi Klinik
Dilakukan terhadapat mayat seseorang yan diduga terjadi akibat suatu
penyakit. Tujuannya untuk menentukan penyebab kematian yang pasti,
menganalisis kesesuaian antara diagnosis klinis dan diagnosis postmortem,
patogenesis penyakit, dan sebagainya. Untuk autopsi ini mutlak diperlukan
izin keluarga terdekat mayat tersebut. Sebaiknya autopsi klinik dilakukan
secara lengkap, namun dalam keadaan amat memaksa dapat juga
dilakukan autopsi parsial atau needle necropsy terhadap organ tertentu
meskipun pada kedua keadaan tersebut kesimpulannya sangat tidak akurat
(Mansjoer, 2000).
2. Autopsi Forensik/Medikolegal
Dilakukan terhadap mayat seseorang yang diduga meninggal akibat
suatu sebab tidak wajar seperti pada kasus kecelakaan, pembunuhan,
maupun bunuh diri. Tujuan pemeriksaan autopsi forensik adalah untuk:
1. Membantu penentuan identitas mayat
2. Menentukan sebab pasti kematian, mekanisme kematian, dan
saat kematian
3. Mengumpulkan dan memeriksa benda bukti untuk penentuan
identitas benda penyebab dan pelaku kejahatan
4. Membuat laporan tertulis yang objektif berdasarkan fakta
dalam bentuk visum et repertum
2.3.1. Definisi
Visum et repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas
permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap
manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh
manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk
kepentingan peradilan (Budiyanto, 1994).
2. Pasal 187
surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi dari padanya.
Keduanya termasuk ke dalam alat bukti yang sah sesuai dengan ketentuan
dalam KUHAP Pasal 184, Alat bukti yang sah adalah :
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa;
Dari pasal-pasal di atas tampak bahwa yang dimaksud dengan keterangan ahli
maupun surat (butir c) dalam KUHAP adalah visum et repertum.
BAB 3
Tingkat
Warga
BAB 4
METODE PENELITIAN
1. Kriteria inklusi :
2. Kriteria ekslusi :
2.1 Umur kurang dari 18 tahun
2.2 Responden dalam keadaan tidak sehat ( jiwa dan raga )
2.3 Bukan warga Lingkungan 14 Kelurahan Petisah Tengah
4.3.2. Sampel penelitian
n = N
{ 1+ N (d²) }
dimana :
populasi (359)
n = 359
{ 1+ 359 (0,1²) }
= 79
N (Σ X Y) - (Σ X Σ Y)a
√ { N Σ X2 – (Σ X)2 } {N Σ Y 2 - (Σ Y) 2 }
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran tersebut tetap konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama. Menggunakan uji Cronbach ( Cronbach Alpha)
dengan rumus sebagai berikut :
k. r
α=
1 + ( k – 1). R
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa
tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan
identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah
diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu
pada kuisioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa,
tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner kedalam program
komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 tahap keempat adalah
melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak.
HASIL PENELITIAN
5.1.3. Pengetahuan
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai definisi
autopsi forensik sebesar 92,4% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 7,6%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai tujuan
autopsi forensik sebesar 83,5% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 16,5%.
Benar 60 75,9
Salah Tidak 11 8 13,9
tahu 10,2
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai autopsi
forensik dapat membantu penegakan hukum sebesar 75,9% , dan pengetahuan
yang kurang sebesar 24,1%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai autopsi
forensik dapat membantu menentukan sifat kematian korban wajar atau tidak
wajar sebesar 88,6% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 11,4%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai autopsi
forensik dapat membantu pengguna asuransi dalam menguatkan bukti atas suatu
keadaan yang telah terjadi sebesar 68,4% , dan pengetahuan yang kurang sebesar
31,7%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai definisi
visum et repertum sebesar 81,0% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 19,0%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai visum et
repertum adalah salah satu alat bukti sah yang turut berperan dalam proses
pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia sebesar
84,8% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 15,2%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai penyidik
(polisi) yang berwenang meminta visum et repertum sebesar 73,4% , dan
pengetahuan yang kurang sebesar 26,6%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan baik warga mengenai Pasal 222
KUHP menjelaskan sanksi hukum terhadap orang yang menghalang-
halangi dilakukannya autopsi forensik sebesar 34,2% , dan pengetahuan yang
kurang sebesar 65,8%.
5.2. Pembahasan
Pendidikan dapat menjadi salah satu faktor penghambat yang dapat menjadi
alasan tidak diizinkannya dilakukan autopsi forensik. Dari hasil penelitian tingkat
pengetahuan warga lingkungan 14 kelurahan petisah tengah tentang pentingnya
autopsi forensik ini, tidak didapati pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya
autopsi forensik yang mana hasil ini telah membuktikan pengetahuan yang cukup
memadai apabila responden akan dihadapkan dengan autopsi forensik.
Salah satu faktor yang dapat menjadi penghambat dilakukan autopsi forensik
adalah kurangnya pengetahuan warga mengenai adanya sanksi hukum terhadap
orang yang menghalang-halangi dilakukannya autopsi forensik.
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
6.2. SARAN
1. Peningkatan program-program sosialisasi kepada masyarakat tentang
pentingnya autopsi forensik oleh pemerintah agar tidak terjadinya
penurunan tingkat dilakukannya autopsi forensik.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
N :
a
m
a
T :
e
m
p
at
/
ta
n
g
g
al
la
hi
r
A :
g
a
m
a
A :
la
m
at
R :
i
w
a
y
at
P
e
n
di
di
k
a
n
Lampiran 2
A. Pengetahuan
8. Visum et repertum adalah salah satu alat bukti sah yang turut berperan
dalam proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan
jiwa manusia.
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
10. Pasal 222 KUHP menjelaskan sanksi hukum terhadap orang yang
menghalang-halangi dilakukannya autopsi forensik.
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
Lampiran 3
Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah. Visum et repertum turut
berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan
jiwa manusia. Visum et repertum menguraikan segala sesuatu tentang hasil
pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian Pemberitaan, yang karenanya
dapat dianggap sebagai pengganti benda bukti. Visum et repertum juga memuat
keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang
tertuang di dalam bagian Kesimpulan (Budiyanto, 1994).
Medan,......................2010
Peneliti
(.........................................)
Lampiran 4
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Medan, .................2010
( ) Lampiran 5
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
N 20 20 20 20 20 20 20
**
p2 Pearson Correlation .296 1 .690 .489* .533* .165 .588**
N 20 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** **
p7 Pearson Correlation .567 .588 .835 .715 .654 .533* 1
N 20 20 20 20 20 20 20
**
p8 Pearson Correlation .404 .553* .535* .424 .718 .311 .539*
N 20 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
N %
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
.783 11
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 7
FREKUENSI PENGETAHUAN
Pertanyaan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ETHICAL CLEARANCE
DATA INDUK
ROLENSON laki-laki 51 KRISTEN BATAK SD SALAH BENAR TIDAK BENAR BENAR BENAR TIDAK BENAR SALAH
TAHU TAHU
BATAK BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK BENAR BENAR BENAR BENAR
LISA TIDAK
laki-laki 43 ISLAM SMA
TAHU TAHU
BENAR
MITA perempuan 31 ISLAM JAWA SMA TIDAK BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK
BATAK
TAHU TIDAK TAHU
perempuan 42 ISLAM MANDAILI SMA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
ASMAWANI BENAR BENAR BENAR BENAR
MELAYU BENAR
laki-laki 24 ISLAM SMP BENAR SALAH TIDAK BENAR SALAH
TIDAK TIDAK SALAH TIDAK
TAHU TAHU TAHU TAHU
NILAAZMI
perempuan 44 ISLAM MELAYU SD BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK
TAHU TAHU
perempuan 24 ISLAM MELAYU SD BENAR SALAH SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
TAHU TAHU
FAIZA SO perempuan 21 ISLAM BATAK SMA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR TAHU BENAR BENAR BENAR BENAR
BENAR
perempuan 52 ISLAM SMA BENAR BENAR BENAR TIDAK BENAR
TYRA BATAK SALAH SALAH TIDAK BENAR TAHU TIDAK
TAHU BENAR TAHU
perempuan 36 ISLAM SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
ELLA RHI MANDAILI BENAR BENAR BENAR TIDAK
VITRIA A laki-laki 27 ISLAM JAWA SARJANA BENAR SALAH TIDAK TIDAK BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR
LAURENT laki-laki 31 KRISTEN JAWA SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
BENAR
laki-laki 34 KRISTEN BATAK SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
JANUARI BENAR
BATAK SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH TIDAK
perempuan 26 KRISTEN BENAR BENAR BENAR
STEVE W BENAR TAHU
laki-laki 48 ISLAM MANDAILI SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
CHRISTIN BENAR BENAR BENAR
WESTERN SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR
laki-laki 32 ISLAM TIDAK BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK
ISTIA AS
TAHU TAHU
perempuan 20 KRISTEN BATAK SMA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
KEISHYA perempuan 21 ISLAM JAWA SMA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
TIDAK
JAWA
TAHU perempuan 21 ISLAM SMA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK BENAR BENAR BENAR TIDAK
TAHU TAHU
SARAH perempuan 19 KRISTEN BATAK SMA BENAR TIDAK
MEGA perempuan 32 ISLAM ACEH SARJANA BENAR BENAR SALAH SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK
TAHU
DINI perempuan 56 ISLAM BATAK SMA BENAR BENAR TIDAK BENAR BENAR TIDAK BENAR BENAR SALAH TIDAK
TAHU TAHU TAHU
BAYU SOG laki-laki 30 ISLAM MANDAILI SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK SALAH BENAR BENAR BENAR BENAR
TAHU
LINA perempuan 21 ISLAM MELAYU SMP BENAR TIDAK TIDAK BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR TIDAK TIDAK
TAHU TAHU TAHU TAHU
MICHAEL
laki-laki 47 KRISTEN TIONGHOA SMA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR TIDAK
TAHU
ANGGI SI BENAR
perempuan 26 ISLAM MANDAILI SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR TIDAK
TAHU
SALAH SALAH
NURMAINI BENAR
perempuan 56 ISLAM MANDAILI SMA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
AMRUN DA BENAR
laki-laki 64 ISLAM MANDAILI SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
DAHLIA D BENAR
perempuan 58 ISLAM MANDAILI SMA BENAR SALAH SALAH TIDAK TIDAK BENAR BENAR SALAH BENAR
TAHU TAHU
ADELIA A TIDAK
perempuan 19 ISLAM MANDAILI SMA SALAH BENAR SALAH BENAR TIDAK TAHU BENAR BENAR SALAH TIDAK
TAHU TAHU
ALFI SYA BENAR
laki-laki 23 ISLAM MANDAILI SMA BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR TIDAK
TAHU
AQILA AZ SALAH
perempuan 19 ISLAM MANDAILI SD BENAR BENAR SALAH SALAH TIDAK BENAR SALAH
SALAH TIDAK
MISWAR N BENAR TAHU
TAHU
MANDAILI BENAR BENAR
laki-laki 45 ISLAM SARJANA BENAR BENAR BENAR BENAR BENAR
SALAH TIDAK
ROBIAH D BENAR
TAHU
MANDAILI BENAR BENAR
perempuan 37 ISLAM SMA BENAR BENAR BENAR TIDAK BENAR
TIDAK TIDAK
ROLANDO BENAR TAHU
TAHU TAHU
TIONGHOA BENAR SALAH
laki-laki 45 KRISTEN SMA BENAR BENAR TIDAK BENAR BENAR BENAR TIDAK
MARKUS S BENAR
TAHU TAHU
laki-laki 23 KRISTEN BATAK SD BENAR SALAH SALAH BENAR SALAH BENAR BENAR TIDAK TIDAK
MEI MEI perempuan 31 KRISTEN TIONGHOA SMA BENAR BENAR BENAR BENAR SALAH BENAR BENAR SALAH SALAH TIDAK
TAHU TAHU
TAHU