Anda di halaman 1dari 127

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PENERIMAAN DIRI

PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

OLEH

PEBRYANTI SIMARMATA

131301102

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Penerimaan Diri Pada Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA)

Pebryanti Simarmata1 dan Rodiatul Hasanah Siregar2

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan emosional,
instrumental, informatif, dan persahabatan terhadap penerimaan diri pada Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan metode ex post facto. Subjek dalam penelitian ini adalah Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah skala dukungan sosial dan skala penerimaan diri. Data penelitian dianalisis
menggunakan teknik statistik regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dukungan emosional, instrumental, informatif, dan
persahabatan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) sebesar 84,7%. Besar
sumbangan efektif dari dukungan emosional, instrumental, informatif, dan
persahabatan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
adalah 47,5% dukungan emosional, -5% dukungan instrumental, 22% dukungan
informatif, dan 20,2% dukungan persahabatan.

Kata Kunci : Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan


Informatif, Dukungan Persahabatan, Penerimaan Diri, Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA)

1
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Departemen Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara

iv

Universitas Sumatera Utara


The Influence of Social Support on Self-Acceptance in People Living with
HIV/AIDS

Pebryanti Simarmata3 dan Rodiatul Hasanah Siregar4

ABSTRACT
This study aims to investigate the influence of emotional, instrumental,
informational, and companionship support on self-acceptance in people living
with HIV/AIDS. This research is a quantitative research with ex post facto
method. The participants were 40 people living with HIV/AIDS. The measuring
instruments used are social support scale and self-acceptance scale. Data
analysis using multiple linear regression. The results showed that emotional,
instrumental, informative, and companionship support had a significant influence
on self-acceptance in people living with HIV / AIDS of 84.7%. The effective
contribution of emotional, instrumental, Informational, and companionship
support on self-acceptance in people living with HIV/AIDS are 47.5% emotional
support, -5% of instrumental support, 22% informative support, and 20.2%
companionship support.

Keywords : Emotional Support, Instrumental Support, Informational Support,


Companionship Support, Self-Acceptance, People Living with HIV / AIDS

1
Student in Universitas Sumatera Utara, Faculty of Psychology
2
Lecturer in Universitas Sumatera Utara, Faculty of Psychology, Department of
Clinical Psychology

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rakhmat-Nyalah penulis mampu menjalani perkuliahan dengan baik

dan akhirnya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan

suatu karya ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Penerimaan Diri

Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, arahan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada orang tua penulis, yaitu Bapak R. Simarmata dan Ibu R.

Sagala yang selalu memberikan doa serta dukungan untuk penulis dalam bentuk

apapun sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan serta skripsi ini hingga selesai

dengan baik. Terima kasih atas segala cinta, kasih, doa serta cucuran keringat

yang selalu memperjuangkan penulis untuk dapat berkuliah dengan layak dan

meraih gelar sarjana sesuai harapan penulis. Begitu juga untuk adik-adik penulis,

yaitu Angelica Simarmata dan James Simarmata yang selalu memberikan cinta,

kasih, dukungan, dan doa kepada penulis. Terima kasih atas segalanya. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Zulkarnain, Ph.D, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU,

beserta Wakil Dekan I, II,dan III Fakultas Psikologi USU.

vi

Universitas Sumatera Utara


2. Ibu Rodiatul Hasanah Siregar, M.Si., Psikolog selaku dosen pembimbing

penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini hingga selesai. Terima kasih banyak bu atas

semua bimbingan, arahan, nasehat, dukungan dan kebersamaan kita selama

ini. Semoga Ibu sehat selalu, panjang umur, dimudahkan rejeki dan semakin

semangat dalam membimbing mahasiswa psikologi selanjutnya.

3. Kak Juliana I Saragih, M.Psi., Psikolog dan Kak Dina Nazriani, M.A selaku

dosen penguji sidang yang rela meluangkan waktunya yang sangat berharga

untuk menguji penulis dalam sidang skripsi ini. Terima kasih atas saran,

bimbingan, dan masukan yang sangat berharga dalam proses sidang dan

revisi skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lebih baik.

4. Ibu Debby A. Daulay M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing akademik

yang telah bersedia memberikan bimbingan dan nasehat selama masa

perkuliahan

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi USU atas seluruh ilmu pengetahuan dan

wawasan yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan ini.

6. Seluruh staff pegawai Fakultas Psikologi USU atas segala bantuan dalam hal

administrasi akademik, seperti pengurusan surat izin, berkas-berkas untuk

sidang skripsi, wisuda dan hal lainnya yang tak tersebutkan sehingga

melancarkan proses perkuliahan penulis.

7. Pengurus Komite AIDS HKBP (Kak Nurhayati, Kak Oka, Bang Edwin, dan

Bang Sito) yang membantu penulis dalam proses pengambilan data di Komite

AIDS di Kota Balige.

vii

Universitas Sumatera Utara


8. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Psikologi Klinis (Kak

Melfa Simanjuntak, Nur Hasanah, dan Mariah Ulfah) yang saling peduli,

saling membantu, memberikan saran dan dukungan satu sama lain sehingga

skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan.

9. Teman-teman tersayang di Fakultas Psikologi USU (Andriani Buaton, Irawati

Sesilia, Pesta Ria, dan Sinta Meilastry) yang selalu mengisi hari-hari

perkuliahan dengan lebih bermakna. Terima kasih atas suka dan duka dalam

kelompok KITA ini. Semoga kita bisa menjadi generasi yang bermanfaat.

10. Teman-teman terbaik dalam kehidupan sehari-hari penulis (Glori, Mas Intan,

Grecya, Putri Sirait, Eka Bonita, Rita Saragih, Sari Anastasia, dan Santa

Silitonga) yang selalu berada di sisi penulis dalam suka dan duka. Terima

kasih telah mengisi momen kehidupan penulis.

11. Teman-teman Sakoci (Ice, Putri Utami, Bella, Evelyn) yang telah mengisi

semester akhir penulis dengan penuh semangat dan canda tawa.

12. Seluruh mahasiswa angkatan 2013, JOSS, terima kasih telah menjadi sumber

dukungan dalam kehidupan perkuliahan penulis.

Penulis menyadari penyusunan proposal penelitian ini masih memiliki

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

sebagai bahan masukan untuk perbaikan penyusunan proposal penelitian ini.

Medan,13 Oktober 2017

Penulis

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 10

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 14

2.1 Penerimaan Diri ...................................................................................... 14

2.1.1 Definisi Penerimaan Diri .............................................................. 14

2.1.2 Aspek-Aspek Penerimaan Diri ...................................................... 15

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri ................... 16

2.1.4 Dampak Penerimaan Diri .............................................................. 18

ix

Universitas Sumatera Utara


2.2 Dukungan Sosial ..................................................................................... 19

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial ............................................................. 19

2.2.2 Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial .................................................. 20

2.3 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ........................................................ 21

2.3.1 Definisi ODHA ............................................................................. 21

2.3.2 Penyebab Tertularnya Virus HIV/AIDS ....................................... 21

2.3.3 Reaksi Terhadap Infeksi HIV/AIDS ............................................. 22

2.4 Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Penerimaan Diri ODHA ............. 23

2.6 Hipotesis .................................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 28

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 28

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................ 28

3.2.1 Penerimaan Diri ............................................................................ 29

3.2.2 Dukungan Emosional .................................................................... 29

3.2.2 Dukungan Instrumental ................................................................. 30

3.2.2 Dukungan Informatif ..................................................................... 30

3.2.2 Dukungan Persahabatan ................................................................ 30

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 31

3.3.1 Populasi dan Sampel ..................................................................... 31

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 32

3.4 Metode Pengambilan Data ...................................................................... 32

3.4.1 Skala Penerimaan Diri .................................................................. 33

3.4.2 Skala Dukungan Sosial ................................................................. 35

3.5 Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 37

Universitas Sumatera Utara


3.5.1 Uji Validitas Alat Ukur ................................................................. 37

3.5.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur ............................................................. 37

3.5.3 Uji Daya Beda Aitem .................................................................... 38

3.5.4 Hasil Uji Coba Alat Ukur ............................................................. 39

3.6 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 41

3.7 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 41

3.7.1 Tahap Persiapan Penelitian ........................................................... 41

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 43

3.7.3 Tahap Pengolahan Data ................................................................ 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 48

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................... 48

4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 48

4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia............................. 49

4.1.3 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Sosial Ekonomi 50

4.1.4 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 50

4.1.5 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Keikutsertaan dalam

KDS................................................................................................ 51

4.1.6 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Menderita

HIV/AIDS ...................................................................................... 52

4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 52

4.2.1 Hasil Uji Asumsi ........................................................................... 53

4.2.2 Hasil Utama Penelitian ................................................................. 58

4.2.3 Hasil Tambahan Penelitian ........................................................... 62

4.3 Pembahasan ............................................................................................. 64

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 70

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 70

5.2 Saran ........................................................................................................ 71

5.2.1 Saran Metodologis ........................................................................ 71

5.2.1 Saran Praktis ................................................................................. 72

Daftar Pustaka ............................................................................................. 73

Lampiran ...................................................................................................... 77

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba .................... 34

Tabel 2 Blue Print Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba .................... 36

Tabel 3 Blue Print Skala Penerimaan Diri Setelah Uji Coba........................ 39

Tabel 4 Blue Print Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba ...................... 40

Tabel 5 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 48

Tabel 6 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia .............................. 49

Tabel 7 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Sosial Ekonomi . 50

Tabel 8 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 50

Tabel 9 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Keikutsertaan dalam

Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) ............................................... 51

Tabel 10 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Menderita

HIV/AIDS .......................................................................................... 52

Tabel 11 Hasil Uji Asumsi Normalitas ......................................................... 53

Tabel 12 Hasil Uji Asumsi Linearitas ........................................................... 54

Tabel 13 Hasil Uji Asumsi Multikolinear ..................................................... 55

Tabel 14 Hasil Uji Asumsi Autokorelasi ...................................................... 56

Tabel 15 Hasil Uji F ...................................................................................... 58

Tabel 16 Hasil Uji T...................................................................................... 59

Tabel 17 Hasil Koefisien Determinan (R2) .................................................. 60

Tabel 18 Besar Sumbangan Efektif Dukungan Emosional,

Instrumental, Informatif, dan Persahabatan Terhadap

Penerimaaan Diri .............................................................................. 61

xiii

Universitas Sumatera Utara


Tabel 19 Perbandingan Mean Empirik dan Hipotetik .................................. 62

Tabel 20 Kategorisasi Data Dukungan Sosial .............................................. 63

Tabel 21 Kategorisasi Data Penerimaan Diri ............................................... 64

xiv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Uji Normalitas P-P Plot ................................................................ 54

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 57

xv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Reliabilitas Dan Daya Beda Aitem ............................................ 76

Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data .............................................................. 85

Lampiran 3 Data Mentah Penelitian ............................................................. 95

Lampiran 4 Instrument Penelitian ................................................................. 100

xvi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan yang masih menjadi perbincangan hingga saat ini di

dunia bahkan di Indonesia sendiri adalah masalah mengenai HIV/AIDS. Hal ini

menjadi permasalahan yang berat karena hingga saat ini belum ada pengobatan

yang mampu membantu Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) sembuh total.

Pengobatan secara rutin pun hanya dapat memperlambat perkembangan penyakit

ini (suara.com, 2015). Selain itu, resiko kematian akibat HIV/AIDS di Indonesia

cenderung tinggi. Menurut UNAIDS, jumlah individu yang meninggal akibat

HIV/AIDS pada tahun 2015 adalah sebanyak 35.000 orang dengan total

keseluruhan sebanyak 690.000 orang terinfeksi HIV (unaids.org). Hal ini

menyebabkan individu seringkali mengartikan terinfeksi HIV/AIDS sebagai suatu

lonceng kematian.

Adanya stigma terhadap ODHA juga membuat ODHA merasa semakin

terpuruk. Wan Yanhai (2009) menyatakan bahwa individu yang terinfeksi HIV

cenderung menerima stigma dan perlakuan yang tidak adil (diskriminasi).

Masyarakat cenderung menganggap ODHA sebagai hal yang kotor, menakutkan,

dan membahayakan. Mereka juga sering mendiskriminasi dan menghindari

ODHA karena merasa takut tertular akan penyakit tersebut. Hal ini terjadi karena

pemahaman masyarakat terhadap ODHA masih sangat minim. Padahal, proses

penularan HIV hanya terjadi melalui darah, berbagi jarum suntik dan hubungan

seksual bukan melalui keringat, air seni, feses ataupun air ludah. HIV juga tidak

Universitas Sumatera Utara


2

menular dari pelukan, tinggal satu rumah, gigitan nyamuk, menggunakan

peralatan makan atau minum yang sama, ataupun menggunakan toilet yang sama

(tobasatu.com, 2015). Akan tetapi, petugas kesehatan yang juga sudah mengetahui

hal ini pun tetap mempunyai stigma dan melakukan diskriminasi terhadap ODHA.

Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil penelitian Andrewin yang menemukan

bahwa petugas kesehatan, baik dokter dan perawat, tetap mempunyai stigma dan

melakukan diskriminasi pada ODHA (Andrewin, 2008).

Di sisi lain, ODHA juga memiliki tantangan dalam hidupnya akibat

penyakit yang dideritanya. Hasan (2008) mengungkapkan bahwa ODHA memiliki

tiga tantangan utama dalam hidupnya. Pertama, bagaimana bereaksi terhadap

penyakit yang mengandung stigma. Kedua, adanya waktu kehidupan yang

terbatas. Ketiga, bagaimana cara mengembangkan strategi untuk mempertahankan

kondisi fisik dan emosi.

Tentunya hal ini menyebabkan timbulnya perasaan, pikiran, dan perilaku

negatif pada ODHA. Djoerban (1999) menyatakan bahwa hampir 95% individu

yang didiagnosa menderita HIV/AIDS merasa malu, tidak berguna, putus asa,

depresi dan bahkan berkeinginan bunuh diri. Gatra (2006) juga menyatakan

bahwa kesalahan diagnosa seperti dinyatakannya menderita AIDS menyebabkan

individu stres berat, melukai diri sendiri, dan hampir bunuh diri. Hal ini dapat

dilihat pada beberapa pernyataan di bawah ini :

“... Pada tahun 2006 saya ternyata positif HIV. Saya tertular HIV dari
suami saya. Dia akhirnya meninggal karena stress. Saat itu perasaan saya
remuk redam, tidak percaya, dunia sepertinya hancur. Bahkan saya pernah
mau bunuh diri” (Sindonews.com, 2013)

“... Kondisi ini membuatku benar-benar tertekan. Aku down dan depresi,
sampai-sampai aku kontrol kejiwaan. Aku enggak mau makan dan hanya
mengurung diri di kamar” (Tabloidnova.com, 2016)

Universitas Sumatera Utara


3

"Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa saya tertular HIV lewat jarum tato.
Saat itu saya lemas, semangat hidup saya lenyap. Saya ingin bunuh diri saja,
merasa bersalah ... " (Tribunnews.com, 2017)

Pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan menunjukkan bahwa ODHA

memiliki beban psikologis yang cenderung mengalami stres bahkan depresi.

Sarafino (2011) juga menjelaskan bahwa individu yang mengalami perasaan

negatif seperti depresi, marah, kecemasan ataupun perasaan tidak berdaya terus-

menerus dapat memperbesar kecenderungan individu terhadap suatu penyakit

tertentu atau dengan kata lain dapat memperburuk kondisi kesehatan individu

tersebut.

Tingginya perasaan negatif seperti depresi berkaitan dengan rendahnya

penerimaan diri pada individu. Hasil penelitian Putri dan Hamidah (2012)

menemukan bahwa ada hubungan negatif antara penerimaan diri dengan depresi.

Hal ini menjelaskan bahwa ketika individu mengalami depresi, maka ia cenderung

akan memiliki penerimaan diri yang rendah. Selain itu, hasil penelitian dari

Wahyu dkk (2015) juga menemukan bahwa ODHA cenderung memiliki konsep

diri dalam kategori kurang dan kurang sekali atau dapat dikatakan rendah. Konsep

diri yang rendah menggambarkan ODHA tidak mampu menerima kondisi dirinya

secara objektif dan realistik sehingga ia memiliki penerimaan diri yang rendah.

Hal ini disebabkan ODHA masih memandang rendah dirinya dan merasa tidak

berharga.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan dan hasil studi di atas dapat dikatakan

ODHA memiliki penerimaan diri yang rendah. Hal serupa juga dinyatakan

Rasyida (dalam Putri dan Tobing, 2016) bahwa masalah dalam kehidupan ODHA

Universitas Sumatera Utara


4

tidak hanya terkait pada stigma dan diskriminasi semata tetapi juga ada masalah

pada penerimaan akan kondisi dirinya.

Penerimaan diri adalah sejauh mana seorang individu mampu menyadari

karakteristik kepribadian yang dimilikinya dan bersedia untuk hidup dengan

karakteristik tersebut (Hurlock, 2010). Penerimaan diri juga dianggap sebagai

salah satu kesadaran untuk menerima diri sendiri apa adanya (Santrock, 2013).

Calhoun dan Acocella (1990) menjelaskan lebih lanjut bahwa individu yang dapat

menerima diri secara baik, tidak akan memiliki beban terhadap diri sendiri. Hal ini

akan membuat individu memiliki kesempatan lebih banyak untuk beradaptasi

dengan lingkungan sehingga mampu melihat peluang-peluang berharga yang

memungkinkan diri untuk berkembang. ODHA yang mampu menerima keadaan

diri apa adanya akan mampu melihat kembali masa depannya serta

mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih baik.

Penerimaan diri memegang peranan penting dalam mengarahkan individu.

Rakhmat (2001) menjelaskan bahwa penerimaan diri yang negatif akan membuat

individu hanya melihat kekurangan yang dimilikinya. ODHA yang memiliki

penerimaan diri negatif atau rendah tidak akan mampu melawan stigma yang ada.

Mereka cenderung akan melakukan perilaku negatif seperti mengucilkan diri,

tidak peduli dengan kesehatan mereka, tidak mampu melihat peluang untuk terus

berkarir bahkan memiliki pemikiran untuk bunuh diri (Djoerban, 1999).

ODHA yang tidak menerima diri juga tidak akan peduli dengan kesehatan

mereka sehingga mereka tidak patuh minum obat. Hal ini menyebabkan jumlah

CD4 mereka semakin menurun. CD4 adalah sel darah putih yang berperan penting

dalam sistem kekebalan tubuh. Apabila jumlah CD4 menurun dari jumlah normal

Universitas Sumatera Utara


5

maka dapat mengganggu dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Melemahnya

sistem kekebalan tubuh menyebabkan bakteri, parasit, jamur dan virus dalam

tubuh menjadi tidak terkendali sehingga menimbulkan masalah kesehatan yang

lain. Bakteri tersebut akan memanfaatkan kesempatan (opportunity) yang

diberikan oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak, penyakit yang disebabkannya

disebut sebagai IO atau infeksi opportunistik (Spiritia.or.id, 2014)

Infeksi opportunistik (IO) inilah yang sebenarnya berbahaya bagi ODHA.

Salah satu penyakit yang sering menginfeksi ODHA adalah sariawan. Bagi orang

sehat, sariawan dianggap relatif tidak berbahaya tetapi penyakit tersebut sangat

berbahaya bagi ODHA karena dapat menyebabkan kematian. Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi ODHA sangat rentan (Jawapos.com, 2015).

Di sisi lain, ODHA yang menerima diri secara positif akan mampu melawan

stigma yang ada sehingga mereka tidak akan menarik diri dari lingkungannya.

Mereka juga akan menjadi lebih memperhatikan kesehatannya. Mereka akan lebih

patuh untuk minum obat sehingga akan memperlambat perkembangan penyakit

HIV tersebut. Selain itu, mereka juga akan mampu melihat peluang-peluang untuk

tetap berkarir. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas hidup ODHA

(Rakhmat, 2001).

Sejalan dengan pernyataan di atas, Sulaeman (1995) menjelaskan bahwa

individu yang memiliki penerimaan diri akan memiliki penghargaan yang realistis

tentang sumber-sumber yang ada pada dirinya. Individu juga akan menghargai

potensi-potensi yang ada pada dirinya, menyadari kekurangan tanpa terus menerus

menyesalinya, dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Selanjutnya,

apabila terjadi hal-hal diluar kontrolnya maka individu akan mampu menerima

Universitas Sumatera Utara


6

kualitas-kualitas kemanusiaannya tanpa menyalahkan diri sendiri. Oleh sebab itu,

penerimaan diri sangat penting dimiliki ODHA dalam keberlangsungan hidupnya.

Akan tetapi, kemampuan individu untuk menerima diri berbeda-beda karena

adanya beberapa faktor seperti usia, pendidikan, pola asuh, dan dukungan sosial

(Kurniawan, 2013). Hermawanti dan Widjanarko (2011) juga menemukan bahwa

penerimaan diri dipengaruhi oleh dukungan, pengalaman, pengetahuan, mandiri,

dan menghargai dirinya sendiri. Selanjutnya, Ichramsjah (dalam Sari dan Nuryoto,

2002) juga menambahkan bahwa individu yang mendapat dukungan sosial akan

mendapat perlakuan yang baik dan menyenangkan dari lingkungannya, begitu

pula dengan individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki

kesadaran yang lebih tinggi pula. Individu yang diterima di lingkungannya akan

membuat individu tersebut merasa lebih percaya dan aman sehingga individu

tidak akan menimbulkan perasaan-perasaan negatif bagi dirinya sendiri maupun

lingkungannya. Dengan demikian, berdasarkan beberapa studi tersebut dapat

dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada

ODHA adalah dukungan sosial.

Dukungan sosial secara umum mengacu pada bantuan yang diberikan pada

seseorang oleh orang-orang yang berarti baginya (Thoits dalam Rutter, Chesham,

dan Quine, 1993). Sarafino (2011) juga menambahkan bahwa dukungan sosial

diwujudkan dengan cara memperhatikan, menghargai, dan mencintai orang lain.

Dukungan sosial dapat diperoleh dari pasangan hidup, anak, orang tua, saudara,

teman, tetangga, atasan, bawahan, atau pun orang lain.

Johnson dan Johnson (dalam Handono, 2013) menilai dukungan sosial

sebagai makna dari hadirnya orang lain untuk dimintai bantuan, dorongan, dan

Universitas Sumatera Utara


7

penerimaan saat individu mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Hupeey dan Foote (dalam Handono, 2013) juga memaknai

dukungan sosial sebagai sumber daya sosial yang dapat membantu individu dalam

menghadapi kejadian yang menekan. Hal-hal seperti mengalami kesulitan dalam

berinteraksi dengan lingkungannya dan sedang menghadapi kejadian menekan

inilah yang saat ini dialami ODHA.

Taylor (1999) mengatakan bahwa adanya dukungan sosial akan membantu

individu meningkatkan kesehatan. Dukungan sosial juga efektif dalam mengatasi

tekanan psikologis pada masa-masa sulit dan menekan. Oleh sebab itu, dapat

dikatakan bahwa ODHA yang tentunya mengalami tekanan psikologis sangat

membutuhkan dukungan sosial.

Banyak studi telah menemukan bahwa ada hubungan positif antara

dukungan sosial dengan penerimaan diri. Pada responden ODHA sendiri, studi

dari Sari dan Reza pada tahun 2013 silam telah menemukan bahwa ada hubungan

yang kuat antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada remaja penderita

HIV di Surabaya. Sari dan Reza (2013) menjelaskan bahwa dukungan yang

diterima akan membuat ODHA menjadi lebih kuat sehingga ODHA akan mampu

menerima segala kenyataan yang dialami dan tetap percaya diri.

Hal ini juga didukung oleh pernyataan Marni dan Yuniawati (2015) dalam

studinya yang berpendapat bahwa individu yang mendapat dukungan sosial

pastinya akan memiliki beban psikologis yang ringan. Adanya motivasi dari orang

lain, kesediaan orang lain mendengarkan keluh kesah, tersedianya informasi,

adanya diskusi dan bertukar pikiran dengan orang lain akan membuat individu

merasa lebih nyaman, diperhatikan sehingga beban psikologis yang terasa berat

Universitas Sumatera Utara


8

dan ditanggung sendiri akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, individu yang tidak

mendapat dukungan sosial akan memiliki beban psikologis yang berat sehingga ia

tidak akan menerima dirinya.

Irawan (dalam Wahyu dkk, 2015) menjelaskan bahwa dukungan sosial

memiliki peranan yang penting dalam kehidupan ODHA. Adanya perasaan

diterima oleh orang-orang terdekat jauh lebih bermakna dibandingkan pengobatan

apapun. Apabila ODHA tidak mendapat dukungan maka ia akan mencari

dukungan dari ODHA lainnya di komunitas ataupun lembaga khusus HIV,

disinilah mereka cenderung saling mendukung satu sama lain. Adanya dukungan

sosial dalam kehidupan ODHA inilah yang akan mendorong terwujudnya

penerimaan diri yang lebih baik.

Sarafino (2011) mengungkapkan bahwa dukungan sosial dapat terjadi dalam

empat bentuk, yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan

informatif, dukungan persahabatan. Dukungan emosional mencakup ekspresi

yang menunjukkan afeksi, kepercayaan, perhatian, dan empati. Dukungan

instrumental mencakup bantuan berupa jasa atau materi. Dukungan informatif

mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, informasi atau

umpan balik. Dukungan persahabatan mencakup kesediaan dari orang lain untuk

menghabiskan waktu atau bersama dengan individu.

Penelitian Gusti, Farlina, dan Alfitri (2015) menemukan bahwa ODHA

sangat membutuhkan dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga dapat

meningkatkan harapan dan kualitas hidup ODHA. Dukungan yang sangat

dibutuhkan ODHA dari keluarga adalah dukungan emosional. Dukungan ini

berupa perhatian, semangat/support, kasih sayang, dan kedamaian. Hasil

Universitas Sumatera Utara


9

penelitian Yuswanto, Wahyuni, dan Pitoyo (2015) juga menemukan bahwa

Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) berhubungan dengan tingkat kepatuhan

minum obat pada ODHA. KDS berperan sebagai sumber motivasi dan

mendampingi ODHA. Adapun status hubungan KDS dengan ODHA ternyata

sebagian besar adalah orang lain bagi ODHA, bukan keluarga, teman ataupun

saudara. Oleh sebab itu, dukungan sosial dari semua pihak sangat dibutuhkan

ODHA.

Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa terdapat hubungan

dukungan sosial dengan penerimaan diri. Penerimaan diri pada ODHA akan

menentukan bagaimana ODHA memandang dirinya yang mana akan berdampak

pada kesehatan fisik dan psikologisnya. Penerimaan diri yang tinggi pada ODHA

berkaitan dengan adanya dukungan sosial yang tinggi pula. ODHA akan merasa

dirinya lebih baik apabila ada dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

Tersedianya dukungan sosial dalam kehidupan ODHA inilah yang akan

mendorong terwujudnya penerimaan diri yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai apakah dukungan emosional,

instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA). Selanjutnya, seberapa besarkah pengaruh dukungan

emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-sama

terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Universitas Sumatera Utara


10

1.2 Rumusan Masalah

a) Apakah dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan

secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ?

b) Seberapa besarkah dukungan emosional, instrumental, informatif, dan

persahabatan secara bersama-sama mempengaruhi penerimaan diri pada

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ?

c) Apakah dukungan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ?

d) Apakah dukungan instrumental memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ?

e) Apakah dukungan informatif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ?

f) Apakah dukungan persahabatan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ?

1.3 Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui dukungan emosional, instrumental, informatif, dan

persahabatan secara bersama-sama memiliki atau tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS

(ODHA).

b) Untuk mengetahui besar pengaruh dukungan emosional, instrumental,

informatif, dan persahabatan secara bersama-sama terhadap penerimaan

diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Universitas Sumatera Utara


11

c) Untuk mengetahui dukungan emosional memiliki atau tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA).

d) Untuk mengetahui dukungan instrumental memiliki atau tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA).

e) Untuk mengetahui dukungan informatif memiliki atau tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA).

f) Untuk mengetahui dukungan persahabatan memiliki atau tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA).

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau

secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teotitis

Secara teoritis, untuk selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a) Memberikan informasi di bidang psikologi mengenai pengaruh dukungan

emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) .

b) Memberikan informasi di bidang psikologi mengenai seberapa besar

pengaruh dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan

Universitas Sumatera Utara


12

secara bersama-sama terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA).

c) Memberikan informasi di bidang psikologi mengenai ada atau tidaknya

pengaruh signifikan dari masing-masing dukungan emosional,

instrumental, informatif, dan persahabatan terhadap penerimaan diri pada

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

d) Menjadi referensi alternatif bagi peneliti lain dengan kajian serupa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa:

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana bagi ODHA, anggota keluarga

ODHA, dan masyarakat umum mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

penerimaan diri dan dukungan sosial pada ODHA.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan

pemahaman masyarakat mengenai ODHA sehingga dapat memberikan

dukungan kepada ODHA.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik teoritis

maupun praktis, serta sistematika penulisan.

Universitas Sumatera Utara


13

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang

ingin diteliti, yaitu dukungan sosial dan penerimaan diri. Bab ini

juga berisi aspek-aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri, bentuk-bentuk dukungan sosial, definisi dan

reaksi terhadap HIV/AIDS, dinamika pengaruh dukungan sosial

terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIVAIDS

(ODHA), serta hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan identifikasi variabel penelitian, defenisi

operasional, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

metode pengambilan data, uji instrumen penelitian, lokasi

penelitian, serta prosedur pelaksanaan penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil

utama penelitian, hasil tambahan, serta pembahasan hasil

penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah diperoleh, dan saran untuk penyempurnaan penelitian

selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penerimaan Diri

2.1.1 Definisi Penerimaan Diri

Maslow (dalam Hjelle & Ziegler, 1992) mendefenisikan penerimaan diri

sebagai sikap positif terhadap diri sendiri dengan menerima segala kelebihan dan

kekurangan yang dimiliki. Individu yang menerima diri apa adanya akan bebas

dari rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri. Selain itu, individu juga tidak akan

cemas terhadap penilaian dari orang lain mengenai keadaan dirinya.

Penerimaan diri tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan harus

dikembangkan oleh individu itu sendiri. Individu yang menerima dirinya akan

mampu memandang dirinya dengan positif (Germer, 2009). Maka dari itu,

penerimaan diri menjadi salah satu pusat kebahagian pada setiap individu (Schultz

& Schultz dalam Wangge & Hartini, 2013).

Menurut Hurlock (2010) penerimaan diri adalah kemampuan individu untuk

menyadari karakteristik kepribadian yang dimilikinya dan bersedia hidup dengan

karakteristik tersebut. Lebih lanjut, Shereer (dalam Margaretha, 2013)

menjelaskan bahwa penerimaan diri sebagai suatu sikap untuk menilai diri dan

keadaan secara objektif dengan menerima segala kelebihan dan kelemahan yang

ada pada dirinya sendiri.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penerimaan diri yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah adalah kemampuan individu untuk melihat dan

menyadari segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya secara objektif.

14

Universitas Sumatera Utara


15

2.1.2 Aspek-Aspek Penerimaan Diri

Menurut Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016) aspek-aspek penerimaan

diri pada individu antara lain:

a) Perasaan Sederajat

Individu merasa bahwa dirinya sederajat dengan orang lain. Ia menganggap

bahwa setiap orang mempunyai kelemahan dan kelebihan sehingga ia tidak

merasa bahwa dirinya berbeda atau menyimpang dari orang lain.

b) Percaya akan kemampuan diri

Individu percaya bahwa ia mampu menjalani kehidupan. Ia akan berusaha

menumbuhkan sikap yang lebih baik dan tidak berusaha untuk menjadi

seperti orang lain. Ia merasa puas menjadi dirinya sendiri.

c) Bertanggung jawab

Individu bertanggung jawab atas segala perilakunya. Hal ini tampak dari

perilaku individu yang mau menerima kritik dan menganggapnya sebagai

suatu masukan yang berharga untuk mengembangkan diri.

d) Orientasi keluar diri

Individu yang mempunyai orientasi keluar diri yang lebih, dari pada ke

dalam diri, akan lebih toleran terhadap orang lain. Ia akan mendapatkan

penerimaan sosial dari lingkungannya.

e) Memiliki pendirian

Individu yang mampu menerima diri mempunyai rasa percaya diri atas

segala perilakunya. Ia lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada

bersikap conform terhadap tekanan sosial. Ia juga mempunyai ide aspirasi

dan pengharapan sendiri.

Universitas Sumatera Utara


16

f) Menyadari keterbatasan

Individu cenderung mempunyai penilaian yang realistik tentang kelebihan

dan kekurangannya. Ia mampu melihat kelebihan yang dimilikinya. Ia juga

tidak menyalahkan diri akan keterbatasannya yang dimilikinya.

g) Menerima sifat kemanusiaan

Individu tidak menyangkal ataupun merasa bersalah terhadap impuls dan

emosi yang dirasakannya. Individu mengenali perasaan marah, takut dan

cemas tanpa menganggapnya sebagai sesuatu yang harus diingkari atau

ditutupi melainkan menerimanya sebagai suatu hal yang wajar dimiliki

setiap manusia.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri

Jersild (1963) menjelaskan beberapa faktor yang dapat memengaruhi

individu dalam menerima dirinya, yaitu:

a) Usia

Individu yang memiliki usia lebih matang tentu akan dapat menerima

dirinya dengan lebih baik dibanding dengan individu lain yang berusia jauh

di bawahnya.

b) Pendidikan

Pendidikan mampu membantu seseorang mengembangkan potensi yang ada

di dalam dirinya dan mendatangkan kepuasan. Individu akan semakin

mampu menerima dirinya bila yang memiliki pendidikan yang semakin

tinggi pula.

Universitas Sumatera Utara


17

c) Inteligensi

Individu yang memiliki inteligensi lebih tinggi akan cenderung memiliki

kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaannya dan memberi kepuasan

pada diri sendiri sehingga dapat menumbuhkan penerimaan diri.

d) Keadaan fisik

Sikap menerima diri pada remaja, orang dewasa, dan dewasa yang lebih tua

adalah berbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan fisik yang ada

pada dirinya. Individu dewasa yang lebih tua tidak menjadikan keadaan

fisiknya sebagai faktor yang terlalu memengaruhi mereka dalam sikap

menerima terhadap dirinya.

e) Pola asuh

Pengaruh pola asuh orang tua dapat memengaruhi proses penerimaan diri

individu. Pola asuh yang bersifat demokratis akan lebih berpengaruh lebih

baik dalam penerimaan diri yang bagi seseorang.

f) Dukungan sosial

Lingkungan sosial yang baik dapat membantu seseorang memiliki sikap

menerima diri. Menurut Ichramsjah (dalam Sari dan Nuryoto, 2002)

individu yang mendapat dukungan sosial akan mendapat perlakuan yang

baik dan menyenangkan dari lingkungannya.

Sedangkan faktor yang dapat menghambat penerimaan diri menurut Sheerer

(dalam Putri dan Tobing, 2016) antara lain :

a) Sikap masyarakat yang kurang menyenangkan

b) Adanya hambatan dalam lingkungan

Universitas Sumatera Utara


18

c) Adanya hambatan emosional yang berat

d) Selalu berpikir negatif tentang masa depan

2.1.4 Dampak Penerimaan Diri

Hurlock (2010) menyatakan bahwa individu yang memiliki penerimaan diri

yang baik akan memiliki penyesuaian diri dan sosial yang baik. Hurlock membagi

dampak penerimaan diri menjadi dua kategori antara lain:

a) Penyesuaian Diri (Effects on Self-Adjustment)

Individu yang memiliki penerimaan diri akan mampu mengenali kelebihan

dan kekurangannya. Umumnya, ia memiliki self confidence, self esteem, dan

kemampuan untuk menerima kritikan. Penerimaan diri yang disertai dengan

adanya rasa aman untuk mengembangkan diri membuat individu menilai

dirinya secara lebih realistis. Penilaian yang realistis terhadap diri sendiri

akan memunculkan sikap jujur dan tidak berpura-pura. Individu juga

mampu membuat penilaian diri yang kritis sehingga membantu individu

untuk mengenal dan mengoreksi kekurangan yang ada pada dirinya.

Individu juga akan merasa puas menjadi dirinya sendiri tanpa memiliki

keinginan untuk menjadi orang lain.

b) Penyesuaian Sosial (Effects on Social Adjustments)

Penerimaan diri berkaitan dengan adanya penerimaan pada orang lain.

Orang yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman untuk menerima

orang lain, memiliki perasaan toleransi terhadap sesama, memberikan

perhatian pada orang lain, serta menaruh minat terhadap orang lain, seperti

menunjukan rasa empati dan simpati, yang menimbulkan keinginan untuk

Universitas Sumatera Utara


19

membantu orang lain. Dengan demikian, individu yang memiliki

penerimaan diri dapat melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik

dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri. Individu tersebut akan

mampu mengatasi keadaan emosionalnya tanpa mengganggu orang lain.

2.2 Dukungan Sosial

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial

Cohen dan Syme (1985) mendefinisikan dukungan sosial sebagai

pertolongan dan dukungan yang diperoleh seseorang dari interaksinya dengan

orang lain. Orford (1992) menambahkan bahwa dukungan sosial adalah

kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan saat individu

mengalami kesulitan. Dukungan sosial juga dapat diartikan sebagai informasi

bahwa individu dicintai, dihargai, berarti, dan bagian dari kelompok. Dukungan

sosial ini diperoleh dari orang tua, pasangan, anggota keluarga lainnya, teman,

dan masyarakat (Siegel dalam Taylor, 1999).

Individu yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa

mereka dicintai, bernilai, dan menjadi bagian dari kelompok yang dapat menolong

mereka saat mereka membutuhkan bantuan. Dukungan ini diterima individu dari

individu lainnya ataupun dari suatu kelompok dalam bentuk perhatian, rasa

nyaman, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya (Sarafino, 2011).

Dengan demikian, dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah dukungan yang diterima individu dalam wujud cinta, perhatian, empati,

adanya bantuan baik secara langsung ataupun tidak langsung, menerima

informasi, saran, nasehat, dan adanya kesediaan

Universitas Sumatera Utara


20

2.2.2 Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial

Sarafino (2011) membagi dukungan sosial dalam 4 bentuk, antara lain:

a) Dukungan Emosional ( Emotional / Esteem Support )

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian. Dukungan emosional sering diartikan sebagai ekspresi dari

afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan. Kesediaan untuk mendengar

keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana

pelepasan emosi, mengurangi kecemasan. Selain itu, adanya dukungan

emosional akan membuat individu merasa nyaman, diperhatikan, serta

dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup.

b) Dukungan Instrumental (Instrumental / Tangible Support )

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, dapat berupa jasa,

waktu, maupun uang misalnya pinjaman uang bagi individu. Dukungan ini

dapat membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya.

c) Dukungan Informatif (Informational Support)

Dukungan informatif mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,

saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini akan memperluas

wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi.

Dukungan informatif ini juga membantu individu dalam mengambil

keputusan.

d) Dukungan Persahabatan (Companionship Support)

Dukungan persahabatan mencakup kesediaan dari orang lain untuk

menghabiskan waktu atau bersama dengan individu. Hal ini akan

Universitas Sumatera Utara


21

menumbuhkan rasa keanggotaan dari suatu kelompok yang saling berbagi

minat dan melakukan aktivitas sosial bersama.

2.3 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

2.3.1 Definisi ODHA

ODHA adalah singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS. Istilah ODHA

digunakan untuk penderita HIV/AIDS positif. HIV adalah kepanjangan dari

human immunodeficiency virus, suatu virus yang menyerang kekebalan tubuh,

yaitu suatu sistem tubuh yang secara alamiah berfungsi melawan penyakit dan

infeksi. Virus ini menyebabkan kondisi tubuh sangat rentan terhadap virus dan

bakteri lainnya. HIV dapat berkembang lebih cepat menjadi AIDS (Acquired

Immune Deficiency Syndrome) apabila individu tidak menjaga kesehatannya

(Sarafino, 2011).

2.3.2 Penyebab Tertularnya Virus HIV/AIDS

Menurut UNAIDS (2004), individu dapat tertular virus HIV melalui 3 cara,

yaitu:

a) Kontak seksual tanpa pelindung.

b) Darah yang terinfeksi.

c) Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya, selama kehamilan,

proses kelahiran atau pemberian ASI (Air Susu Ibu).

Universitas Sumatera Utara


22

2.3.3 Reaksi Terhadap Infeksi HIV/AIDS

Kubler-Ross (dalam Sarafino, 2011) mengatakan bahwa reaksi individu

yang mengalami teminal illnes biasanya mengikuti pola-pola yang dapat

diprediksi dalam 5 tahapan yang tersusun secara hirarkhi. Tahapan tersebut

adalah:

a) Penyangkalan (denial)

Reaksi pertama individu untuk prognasa yang mengarah ke kematian adalah

penyangkalan. Individu menolak untuk mempercayainya sebagai suatu

kebenaran.

b) Marah (anger)

Pada tahap ini, individu sadar bahwa ia tidak bisa menyangkal yang yang

terjadi sehingga akan muncul perasaan marah. Reaksi kemarahan biasanya

tertuju pada orang-orang yang ada disekitarnya saat itu.

c) Menawar (bargaining)

Pada tahap ini, individu berusaha mengubah kondisinya dengan melakukan

tawar-menawar atau berusaha untuk bernegosiasi dengan Tuhan.

d) Depresi

Individu pada tahap ini merasa tidak berdaya. Ia merasa bahwa negosiasi

tidak menolong dan orang tersebut merasa sudah tidak ada peluang lebih

untuk hidup.

e) Penerimaan (acceptance)

Individu dengan kesempatan hidup yang tidak banyak lagi akan mencapai

penerimaan ini setelah tidak lagi mengalami depresi, sehingga merasa lebih

tenang dan siap menghadapi kematian.

Universitas Sumatera Utara


23

2.4 Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Penerimaan Diri Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA)

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) merupakan sebutan untuk penderita

HIV/AIDS positif. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

menyerang sistem imun tubuh yang berfungsi melawan penyakit dan infeksi.

Akibatnya, tubuh rentan terinfeksi bakteri ataupun virus lainnya. Apabila virus ini

terus meningkat maka akan muncul penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency

Syndrome). AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV (Sarafino,

2011).

Djoerban (1999) menjelaskan bahwa saat individu didiagnosa menderita

HIV/AIDS, hampir 95% dari mereka menimbulkan perasaan, pikiran, dan

perilaku negatif. Perasaan negatif yang timbul seperti merasa malu, putus asa, dan

depresi. Mereka juga berpikir bahwa mereka tidak berguna lagi. Selain itu,

mereka pun cenderung untuk menyakiti diri sendiri bahkan mencoba bunuh diri.

Tentunya hal ini menyebabkan banyak individu merasa putus asa dan tidak

berdaya saat mengetahui diri mereka terinfeksi virus mematikan tersebut.

Hasan (2008) mengungkapkan bahwa ODHA memiliki tiga tantangan

utama dalam hidupnya. Tantangan pertama, mereka bingung bagaimana mereka

harus memberikan respon atas penyakit mereka yang mengandung stigma.

Tantangan kedua, mereka merasa bahwa waktu mereka sangat terbatas. Tantangan

ketiga, mereka berupaya untuk mempertahankan kondisi fisik dan emosi mereka

dengan baik. Untuk menjalani berbagai tantangan ini maka ODHA perlu

menyadari dan menerima diri mereka sebagaimana adanya.

Universitas Sumatera Utara


24

Penerimaan diri merupakan suatu kondisi saat seorang individu mampu

menyadari karakteristik kepribadian yang dimilikinya dan bersedia untuk hidup

dengan karakteristik tersebut (Hurlock, 2010). Individu yang menerima dirinya

apa adanya akan bebas dari rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri karena

keterbatasan diri. Individu tersebut juga tidak akan khawatir mengenai penilaian

orang lain akan kondisi yang dialaminya (Maslow dalam Hjelle & Ziegler, 1992).

Akan tetapi, penerimaan diri tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan

harus dikembangkan oleh individu itu sendiri (Germer, 2009).

Menurut Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016) ODHA yang mampu

menerima diri akan merasa bahwa dirinya sederajat dengan orang lain. Mereka

juga akan percaya bahwa mereka mampu menjalani kehidupan, bertanggung

jawab atas segala perilakunya, mempunyai orientasi keluar diri yang lebih, dan

memiliki pendirian. Selain itu, mereka juga akan menyadari segala

keterbatasannya sehingga mempunyai penilaian yang realistik tentang kelebihan

dan kekurangannya, serta mampu menerima sifat kemanusiaannya tanpa merasa

bersalah ataupun menyangkalnya.

Penerimaan diri memegang peranan penting dalam mengarahkan seluruh

perilaku. ODHA yang memiliki penerimaan diri yang baik akan memiliki

penyesuaian diri dan sosial yang baik pula (Hurlock, 2010). Individu yang

memiliki penerimaan diri akan memiliki penghargaan yang realistis tentang

sumber-sumber yang ada pada dirinya. Individu juga akan menghargai potensi-

potensi yang ada pada dirinya, menyadari kekurangan tanpa terus menerus

menyesalinya, dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Apabila terjadi

Universitas Sumatera Utara


25

hal-hal diluar kontrolnya maka individu akan mampu menerima kualitas-kualitas

kemanusiaannya tanpa menyalahkan diri sendiri (Sulaeman, 1995).

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa ODHA yang memiliki

penerimaan diri yang tinggi akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Salah satu tanggung jawab ODHA adalah rutin minum obat sehingga menekan

perkembangan virus. Hal ini tentunya akan membuat kualitas hidup ODHA lebih

baik. Sebaliknya, ODHA yang memiliki penerimaan diri rendah tidak akan

mempedulikan dirinya dan akan melalaikan tanggung jawabnya untuk rutin

minum obat. Ketidakpatuhan ini akan menyebabkan jumlah virus semakin

meningkat sehingga rentang terkena penyakit lain bahkan menjadi AIDS. Oleh

karena itu, penerimaan diri yang baik perlu dimiliki ODHA.

Menurut Ichrahman (dalam Sari & Nuryoto, 2002) salah satu faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri pada ODHA adalah dukungan sosial. Dukungan

sosial adalah perasaan kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan

dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun dari

kelompok (Sarafino, 2011). Dukungan sosial juga dapat diartikan sebagai

informasi bahwa individu dicintai, dihargai, berarti, dan bagian dari kelompok.

Dukungan sosial ini diperoleh dari orang tua, pasangan, anggota keluarga lainnya,

teman, masyarakat (Siegel dalam Taylor, 1999).

Dukungan sosial yang diberikan pada ODHA memiliki 4 bentuk dukungan,

yaitu dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan. Dukungan

emosional yang diberikan pada ODHA dapat berupa pemberian perhatian, cinta,

kasih sayang. Dukungan instrumental bertujuan untuk membantu ODHA secara

finansial, bentuknya dapat berupa pemberian materi ataupun meminjamkan uang

Universitas Sumatera Utara


26

kepada mereka. Bentuk dukungan informatif yang dimaksud adalah pemberian

informasi, nasehat, saran-saran yang dapat meningkatkan pemahaman individu

terhadap kondisi yang dihadapi. Selanjutnya, dukungan yang perlu diberikan pada

ODHA adalah dukungan persahabatan. Dukungan ini dapat diberikan dengan

menghabiskan waktu bersama dengan ODHA sehingga menumbuhkan rasa

keanggotaan dari suatu kelompok (Sarafino, 2011). Adanya dukungan sosial

terhadap ODHA akan membantu ODHA dalam proses penerimaan diri.

Banyak studi juga telah menemukan bahwa ada hubungan yang positif

antara dukungan sosial dan penerimaan diri. Salah satu penelitian dengan subjek

ODHA adalah pada penelitian Sari dan Reza. Hasil penelitian Sari dan Reza

(2013) telah menemukan bahwa ada korelasi yang kuat antara dukungan sosial

dengan penerimaan diri pada remaja penderita HIV di Surabaya. Selanjutnya,

Hermawanti dan Widjanarko (2011) juga menemukan bahwa penerimaan diri

dipengaruhi oleh dukungan, pengalaman, pengetahuan, mandiri, dan menghargai

dirinya sendiri. Oleh karena itu, dukungan sosial dapat mempengaruhi penerimaan

diri pada ODHA.

Dukungan sosial yang tinggi akan menumbuhkan penerimaan diri yang

tinggi pula. Dengan demikian, ODHA yang mendapat dukungan sosial yang

tinggi baik dari keluarga, pasangan, anak, sahabat dan orang lain akan

meningkatkan penerimaan diri yang tinggi dalam diri ODHA. Tentunya hal ini

berbanding lurus dengan tingkat kualitas hidup ODHA. Dengan demikian, ODHA

akan mampu melihat segalanya secara realistik, bertanggung jawab terhadap diri

sendiri, serta mampu melihat harapan baru.

Universitas Sumatera Utara


27

2.5 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan asumsi di atas, maka untuk menjawab

rumusan masalah, diajukanlah hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara

yang ingin diteliti kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

Hipotesis Nihil (H0) :

Dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Hipotesis Utama (HA) :

Dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Hipotesis Tambahan :

a) HA1 : Dukungan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

b) HA2 : Dukungan instrumental memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

c) HA3 : Dukungan informatif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

d) HA4 : Dukungan persahabatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode ex post

facto. Menurut Sugiyono (2011) ex post facto merupakan metode dalam suatu

penelitian untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke

belakang untuk mengetahui pengaruh suatu variabel tertentu terhadap variabel

lainnya berdasarkan kajian teoritis.

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Terdapat 2 (dua) variabel yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

Kedua variabel tersebut adalah:

a) Variabel Tergantung : Penerimaan Diri (Y)

b) Variabel Bebas : Dukungan Emosional (X1)

Dukungan Instrumental (X2)

Dukungan Informatif (X3)

Dukungan Persahabatan (X4)

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi terhadap variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dapat diamati dari

variabel tersebut sehingga definisi variabel-variabel penelitian tersebut tidak

ambigu (Azwar, 2010). Oleh karena itu, perlu dirumuskan definisi operasional

mengenai variabel penelitian, yaitu sebagai berikut:

28

Universitas Sumatera Utara


29

3.2.1 Penerimaan Diri

Penerimaan diri adalah kemampuan ODHA untuk melihat dan menyadari

segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya secara objektif. Penerimaan

diri ini diukur dengan menggunakan skala penerimaan diri berdasarkan 7 aspek

penerimaan diri oleh Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016) untuk mengetahui

apakah ODHA melihat dirinya sederajat dengan orang lain, memiliki

kepercayaan akan kemampuan dirinya, bertanggung jawab, memiliki orientasi

keluar diri, memiliki pendirian, menyadari keterbatasan, dan menerima sifat

kemanusiaan yang dimilikinya. Total skor penerimaan diri yang tinggi

menunjukkan bahwa ODHA memiliki penerimaan diri yang tinggi sehingga

ODHA mampu untuk melihat dan menyadari segala kelebihan dan kekurangan

yang dimilikinya secara objektif. Sebaliknya, total skor penerimaan diri yang

rendah menunjukkan bahwa ODHA memiliki penerimaan diri yang rendah

sehingga ODHA belum mampu untuk melihat dan menyadari segala kelebihan

dan kekurangan yang dimilikinya secara objektif.

3.2.2 Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah dukungan yang diterima ODHA berupa

perhatian, empati, kasih sayang, adanya rasa nyaman, dihargai, dan diterima oleh

orang lain. Dukungan emosional diukur dengan menggunakan skala dukungan

sosial berdasarkan bentuk-bentuk dukungan sosial menurut Sarafino (2011). Total

skor dukungan emosional yang tinggi menunjukkan bahwa ODHA mendapat

dukungan emosional yang tinggi, sebaliknya total skor dukungan emosional yang

rendah menunjukkan bahwa ODHA mendapat dukungan emosional yang rendah.

Universitas Sumatera Utara


30

3.2.3 Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah bantuan yang diterima ODHA berupa jasa

dan materi. Dukungan instrumental ini diukur dengan menggunakan skala

dukungan sosial berdasarkan bentuk-bentuk dukungan sosial menurut Sarafino

(2011). Total skor dukungan instrumental yang tinggi menunjukkan bahwa

ODHA mendapat dukungan instrumental yang tinggi, sebaliknya total skor

dukungan instrumental yang rendah menunjukkan bahwa ODHA mendapat

dukungan instrumental yang rendah.

3.2.4 Dukungan Informatif

Dukungan informatif adalah dukungan yang diterima ODHA berupa

informasi tentang HIV/AIDS, saran, nasehat, bimbingan, ataupun feedback dari

orang lain. Dukungan informatif ini dapat diukur dengan menggunakan skala

dukungan sosial berdasarkan bentuk-bentuk dukungan sosial menurut Sarafino

(2011). Total skor dukungan informatif yang tinggi menunjukkan bahwa ODHA

mendapat dukungan informatif yang tinggi, sebaliknya total skor dukungan

informatif yang rendah menunjukkan bahwa ODHA mendapat dukungan

informatif yang rendah.

3.2.5 Dukungan Persahabatan

Dukungan persahabatan adalah suatu dukungan yang diterima ODHA

berupa kesediaan orang lain menghabiskan waktunya bersama dengan ODHA dan

mengikutsertakan ODHA dalam kegiatan kelompok. Dukungan persahabatan ini

diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial berdasarkan bentuk-bentuk

Universitas Sumatera Utara


31

dukungan sosial menurut Sarafino (2011). Total skor dukungan persahabatan yang

tinggi menunjukkan bahwa ODHA mendapat dukungan persahabatan yang tinggi,

sebaliknya total skor dukungan persahabatan yang rendah menunjukkan bahwa

ODHA mendapat dukungan persahabatan yang rendah pula dari orang lain.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

12.3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan salah satu hal penting yang harus

diperhatikan. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang Dengan HIV/AIDS

(ODHA) di Komite AIDS. Mengingat keterbatasan peneliti bahwa terdapat

kemungkinan peneliti tidak bisa menjangkau seluruh populasi maka peneliti

hanya meneliti sebagian dari populasi yang disebut sebagai sampel.

Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

b. Berada pada masa dewasa awal (usia 20-40 tahun).

Alasan peneliti memilih rentang usia ini karena data UNAIDS menunjukkan

bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi HIV/AIDS berada pada rentang

usia dewasa awal (unaids.org). Dengan demikian, peneliti lebih mudah

menemukan sampel penelitian.

Menurut Roscoe (dalam Sugiyono, 2011) ukuran sampel lebih dari 30 dan

kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Oleh karena itu,

sampel dalam penelitian ini adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam

rentang usia 20-40 tahun sebanyak 40 orang.

Universitas Sumatera Utara


32

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah teknik yang digunakan dalam proses

mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu dalam

jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat serta penyebaran populasi

agar diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi (Hadi, 2000). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental

sampling. Incidental sampling merupakan pengambilan sampel dari populasi

yang memenuhi karakteristik dan kebetulan ditemui oleh peneliti (Hadi, 2000).

3.4 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

skala. Skala merupakan suatu alat yang mengukur konstruk atau konsep

psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Penggunaan skala

bertujuan untuk mendapatkan jawaban subjektif dari subjek dengan menempatkan

respon pada titik-titik yang kontinum dan stimulus diberikan dalam bentuk

pernyataan-pernyataan (Azwar, 2010).

Azwar (2010) menjelaskan karakteristik dari skala psikologi yaitu:

1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

menunjukkan atribut pengukuran melainkan melalui indikator-indikator yang

mewakili atribut tersebut.

2) Atribut psikologis diungkapkan secara tidak langsung melalui indikator-

indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem. Hal ini

menyebabkan skala psikologi selalu berisi banyak aitem.

Universitas Sumatera Utara


33

3) Respon subjek tidak dinilai sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban

dapat diterima selama jawaban tersebut diberikan secara jujur dan sungguh

sungguh. Penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penskalaan

likert. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 (dua) skala psikologi,

yaitu skala penerimaan diri dan skala dukungan sosial (Azwar, 2010).

3.4.1 Skala Penerimaan Diri

Peneliti menyusun skala untuk mengukur penerimaan diri berdasarkan

aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016),

yaitu perasaan sederajat, percaya akan kemampuan diri, bertanggung jawab,

orientasi keluar diri, memiliki pendirian, menyadari keterbatasan, menerima sifat

kemanusiaan. Penskalaan yang digunakan adalah penskalaan Likert yang tersusun

dari dua jenis aitem, yaitu aitem yang mendukung (favorable) yang

mengindikasikan adanya penerimaan diri yang tinggi dan aitem yang tidak

mendukung (unfavorable) yang mengindikasikan penerimaan diri yang rendah.

Skala penerimaan diri ini menyediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu Sangat

Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), N (Netral), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai

(SS) dengan rentang nilai 1 – 5. Respon dari aitem yang bersifat favorable akan

memiliki bobot 1 untuk respon STS, 2 untuk respon TS, 3 untuk respon N, 4

untuk respon S, dan 5 untuk respon SS. Respon dari aitem yang bersifat

unfavorable akan memiliki bobot 5 untuk respon STS, 4 untuk respon TS, 3 untuk

respon N, 2 untuk respon S dan 1 untuk respon SS. Semakin tinggi nilai skala

penerimaan diri, maka semakin tinggi penerimaan diri pada ODHA. Begitu pula

Universitas Sumatera Utara


34

sebaliknya, semakin rendah nilai skala penerimaan diri, maka semakin rendah

penerimaan diri pada ODHA.

Tabel 1. Blue Print Skala Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba.

Jenis Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Total
F UF
Merasa sederajat,
tidak berbeda ataupun
Perasaan
1 tidak menyimpang 1, 15 8, 22 4
Sederajat
dari orang lain.

Percaya akan
kemampuan diri
Percaya akan sendiri sehingga
2 Kemampuan merasa puas dan tidak 2, 16 9, 23 4
Diri berusaha menjadi
orang lain

Bertanggung jawab
sehingga mau
Bertanggung menerima kritik /
3 3, 17 10, 24 4
Jawab masukan dari orang
lain.

Memiliki orientasi
Orientasi
4 keluar diri. 4, 18 11, 25 4
Keluar Diri
Memiliki pendirian,
mengikuti standar
sendiri, memiliki ide
Memiliki
5 ataupun pengharapan 12, 26 5, 19 4
Pendirian
sendiri, dan percaya
diri atas perilakunya.

Menyadari dan tidak


menyalahkan diri atas
Menyadari
6 keterbatasan yang 13, 27 6, 20 4
Keterbatasan
dimilikinya.

Tidak menyangkal,
Menerima Sifat tidak merasa bersalah,
7 14, 28 7, 21 4
Kemanusiaan dan mengenali segala
emosi yang dirasakan.
TOTAL 14 14 28

Universitas Sumatera Utara


35

3.4.2 Skala Dukungan Sosial


Peneliti menyusun skala dukungan sosial berdasarkan bentuk-bentuk

dukungan sosial menurut Sarafino (2011), yaitu dukungan emosional,

instrumental, informatif, dan persahabatan. Skala dukungan sosial ini bertujuan

untuk mengukur keempat bentuk dukungan sosial tersebut. Oleh karena itu, skala

ini akan menghasilkan 4 (empat) total skor, yaitu skor dukungan emosional, skor

dukungan instrumental, skor dukungan informatif, dan skor dukungan

persahabatan.

Selanjutnya, setiap aitem dalam alat ukur ini menggunakan penskalaan

Likert yang terdiri dari dua jenis aitem, yaitu aitem yang mendukung (favorable)

yang mengindikasikan tingginya dukungan yang diterima ODHA, dan aitem yang

tidak mendukung (unfavorable) yang mengindikasikan rendahnya dukungan yang

diterima ODHA. Pada skala ini terssedia 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu Sangat

Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai

(SS) dengan rentang nilai 1 – 5. Respon dari aitem yang bersifat favorable akan

memiliki bobot 1 untuk respon STS, 2 untuk respon TS, 3 untuk respon N, 4

untuk respon S, dan 5 untuk respon SS. Respon dari aitem yang bersifat

unfavorable akan memiliki bobot 5 untuk respon STS, 5 untuk respon TS, 3 untuk

respon N, 2 untuk respon S, dan 1 untuk respon SS. Dengan demikian, semakin

tinggi total skor dukungan emosional pada skala maka semakin tinggi pula

dukungan emosional yang diterima ODHA. Selanjutnya, semakin tinggi total skor

dukungan instrumental pada skala ini maka semakin tinggi dukungan instrumental

yang diterima ODHA. Semakin tinggi total skor dukungan informatif pada skala

ini maka semakin tinggi dukungan informatif yang diterima ODHA. Begitu pula

dengan dukungan persahabatan, semakin tinggi total skor dukungan persahabatan

Universitas Sumatera Utara


36

pada skala ini maka semakin tinggi pula dukungan persahabatan yang diterima

ODHA.

Tabel 2. Blue Print Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba.

Jenis Aitem
No. Aspek Indikator Perilaku Total
F UF
a. Menerima
perhatian, empati,
1, 17, 33, 39 9, 25, 35
dan kasih sayang
dari orang lain
Dukungan
1 b. Merasa nyaman, 12
Emosional
dihargai dan
diterima oleh 2, 18, 34 10, 26
orang lain

a. Menerima
bantuan berupa 3, 19 11, 27
materi
Dukungan
2 b. Menerima 8
Instrumental
bantuan berupa
4, 20 12, 28
tindakan / jasa

a. Menerima
informasi
mengenai 13, 29 5, 21
HIV/AIDS dari
orang lain
Dukungan
3 b. Menerima saran, 10
Informatif
nasehat,
bimbingan
14, 30, 36, 40 6, 22
ataupun feedback
dari orang lain.

a.
Ikut serta dalam
kegiatan 15, 31, 37 7, 23
Dukungan kelompok.
4 10
Persahabatan b. Menghabiskan
waktu bersama 16, 32, 38 8, 24
dengan kelompok
TOTAL 23 17 40

Universitas Sumatera Utara


37

3.5 Uji Instrumen Penelitian


Pada uji instrumen penelitian, hal-hal yang akan dilihat dari sebuat alat ukur

adalah validitas, reliabilitas, dan daya beda aitem. Pada bagian ini, akan dilakukan

diuji coba aitem. Hasil uji coba alat ukur, yaitu skala dukungan sosial dan skala

penerimaan diri akan dianalisis dengan menggunakan program khusus.

3.5.1 Uji Validitas Alat Ukur

Validitas merupakan sejauhmana sebuah alat ukur mampu menjalankan

fungsi ukurnya (Azwar, 2010). Menurut Anastasi dan Urbina (2007), validitas tes

berhubungan dengan apa yang diukur oleh suatu tes dan seberapa baik tes tersebut

dapat mengukur atribut. Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi

apabila alat tersebut menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya dan

memberikan hasil pengukuran sesuai dengan tujuan yang dimasudkan. Validitas

isi pada dasarnya berhubungan dengan pengujian yang sistematis terhadap isi atau

konten dari tes untuk mengetahui apakah tes tersebut secara representatif telah

mencakup konsep yang ingin diukur (Anastasi & Urbina, 2007). Validitas isi

dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan bertanya kepada ahli (professional

judgement) yaitu dosen yang ahli dalam bidangnya untuk memberikan pendapat

atas isi tes.

3.5.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas alat ukur merupakan konsep sejauhmana alat ukur dapat

dipercaya dan konsisten (Azwar, 2010). Reliabilitas juga merujuk pada

konsistensi skor yang dihasilkan oleh subjek ketika mereka diberikan tes tersebut

dengan pertanyaan-pertanyaan yang ekuivalen tetapi pada kesempatan yang

Universitas Sumatera Utara


38

berbeda (Anastasi & Urbina, 2007). Alat ukur yang memiliki reliabilitas yang

tinggi disebut sebagai alat ukur yang reliabel.

3.5.3 Uji Daya Beda Aitem

Daya diskriminasi aitem dilakukan untuk melihat sejauhmana aitem dapat

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang

tidak memiliki atribut pengukuran. Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan

cara menghitung korelasi koefisien antara distribusi skor aitem dengan distribusi

skor skala itu sendiri. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem

dengan skor skala, berarti semakin tinggi daya beda aitemnya. Sebaliknya,

semakin rendah koefisien korelasinya (mendekati nol), berarti fungsi aitem

tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya rendah. Apabila

koefisien korelasi bernilai negatif maka terdapat cacat serius pada aitem yang

bersangkutan (Azwar, 2012).

Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang

dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem

berdasarkan koefisien korelasi aitem menggunakan batasan di atas atau sama

dengan 0,3. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 maka

aitem dianggap sudah memiliki daya pembeda yang memuaskan. Sebaliknya, jika

nilai koefisien korelasi di bawah 0,3 maka dapat dikatakan bahwa daya pembeda

aitem lemah.

Universitas Sumatera Utara


39

3.5.4 Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan kepada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)

dewasa awal yang berusia 20 – 40 tahun sebanyak 30 orang. Analisa data

dilakukan dengan menggunakan program khusus.

a) Skala Penerimaan Diri

Berdasarkan hasil uji coba skala penerimaan diri, tidak ada aitem yang

gugur karena seluruh aitem memiliki nilai koefisien korelasi aitem total di atas

0,3. Nilai koefisien reliabilitas 0,96 menunjukkan bahwa alat ukur reliabel.

Dengan demikian, tidak terjadi perubahan pada skala penerimaan diri.

Tabel 3. Blue Print Skala Penerimaan Diri Setelah Uji Coba.


Jenis Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Total
F UF
Merasa sederajat, tidak
Perasaan
1 berbeda ataupun tidak 1, 15 8, 22 4
Sederajat
menyimpang dari orang lain.
Percaya akan kemampuan diri
Percaya akan
sendiri sehingga merasa puas
2 Kemampuan 2, 16 9, 23 4
dan tidak berusaha menjadi
Diri
orang lain.
Bertanggung jawab sehingga
Bertanggung
3 mau menerima kritik / 3, 17 10, 24 4
Jawab
masukan dari orang lain.
Orientasi
4 Memiliki orientasi keluar diri. 4, 18 11, 25 4
Keluar Diri
Memiliki pendirian,
mengikuti standar sendiri,
Memiliki
5 memiliki ide ataupun 12, 26 5, 19 4
Pendirian
pengharapan sendiri, dan
percaya diri atas perilakunya.
Menyadari dan tidak
Menyadari
6 menyalahkan diri atas 13, 27 6, 20 4
Keterbatasan
keterbatasan yang dimilikinya
Tidak menyangkal, tidak
Menerima
merasa bersalah, dan
7 Sifat 14, 28 7, 21 4
mengenali segala emosi yang
Kemanusiaan
dirasakan.
Total 14 14 28

Universitas Sumatera Utara


40

b) Skala Dukungan Sosial

Berdasarkan hasil uji coba skala dukungan sosial, diperoleh 38 item yang

memiliki nilai korelasi aitem total di atas 0,3. Nilai koefisien reliabilitas dari

dukungan emosional 0,86; dukungan instrumental 0,80; dukungan informatif

0,85; dukungan persahabatan 0,87. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur reliabel.

Tabel 4. Blue Print Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba.

Jenis Aitem
No. Aspek Indikator Perilaku Total
F UF
a. Menerima
perhatian, empati,
1, 33, 39 9, 25, 35
dan kasih sayang
dari orang lain
Dukungan
1 b. Merasa nyaman, 11
Emosional
dihargai dan
diterima oleh 2, 18, 34 10, 26
orang lain

a. Menerima bantuan
3, 19 11, 27
berupa materi
Dukungan b. Menerima bantuan
2 8
Instrumental berupa tindakan /
4, 20 12, 28
jasa

a. Menerima
informasi
mengenai 13, 29 5, 21
HIV/AIDS dari
Dukungan orang lain
3 10
Informatif b. Menerima saran,
nasehat, bimbingan
14, 30, 36,
ataupun feedback 6, 22
40
dari orang lain.

a.
Ikut serta dalam
kegiatan 15, 31, 37 7, 23
Dukungan kelompok.
4 9
Persahabatan b. Menghabiskan
waktu bersama 32, 38 8, 24
dengan kelompok
Total 21 17 38

Universitas Sumatera Utara


41

3.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Balige, Kabupaten Toba Samosir. Pada

pelaksanaan penelitian, peneliti didampingi oleh Komite AIDS. Adapun alasan

peneliti memilih lokasi di Balige karena menurut peneliti, Komite AIDS di Balige

memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk VCT dan komite tersebut juga

memiliki banyak kegiatan, seperti sosialisasi ke berbagai tempat, adanya

kunjungan ke rumah ODHA, dan Komite tersebut berbasis religiusitas. Selain itu,

kota Balige adalah pusat dari Kab. Tobasa yang pastinya memiliki banyak

pengunjung yang beragam. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di Komite AIDS Balige.

3.7 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu tahap

persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.

3.7.1 Tahap Persiapan Penelitian

a) Pembuatan Alat Ukur

Pada tahap ini, peneliti akan membuat konstruksi alat ukur berupa skala

untuk mengukur penerimaan diri dan dukungan sosial. Penyusunan skala ini

dimulai dengan membuat blue-print aitem-aitem yang ingin diberikan. Skala

akan dicetak pada kertas berukuran A4 dan berbentuk booklet. Skala

penerimaan diri disusun berdasarkan tujuh aspek penerimaan diri oleh

Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016). Skala penerimaan diri terdiri dari

Universitas Sumatera Utara


42

28 aitem. Skala dukungan sosial disusun berdasarkan bentuk dukungan

sosial menurut Sarafino (2011) dan skala ini terdiri dari 40 aitem.

b) Uji Coba Alat Ukur

Setelah perancangan skala selesai, peneliti kemudian melakukan uji coba

alat ukur pada 30 ODHA dewasa. Peneliti terlebih dahulu meminta

kesediaan subjek untuk mengisi skala penerimaan diri dan dukungan sosial.

Lalu, subjek diminta untuk memberikan respon pada skala penerimaan diri

dan skala dukungan sosial.

c) Revisi Alat Ukur

Setelah uji coba selesai, peneliti merevisi alat ukur dengan cara memilih

aitem aitem yang sudah teruji reliabilitas dan validitasnya. Komputasi

dilakukan dengan bantuan program khusus.

Berdasarkan hasil uji coba pada 28 aitem skala penerimaan diri, tidak

ada aitem yang gugur karena seluruh aitem memiliki nilai koefisien korelasi

aitem total di atas 0,3. Nilai koefisien alpha yang diperoleh pada skala

penerimaan diri adalah sebesar 0.96. Oleh karena itu, skala penerimaan diri

tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada skala dukungan sosial,

diperoleh 38 aitem yang memiliki nilai koefisien korelasi aitem total di atas

0,3. Nilai koefisien alpha yang diperoleh pada skala dukungan sosial adalah

0,87 dukungan emosional; 0,80 dukungan instrumental; 0,85 dukungan

informatif; dan 0,88 dukungan persahabatan. Oleh karena itu, terjadi

perubahan jumlah aitem pada skala dukungan sosial, yang mana perubahan

terjadi pada aitem dukungan emosional dan dukungan persahabatan.

Universitas Sumatera Utara


43

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian


Pada tahap ini, peneliti akan mengambil data penelitian yang sebenarnya.

Skala diberikan kepada 40 orang subjek penelitian. Pelaksanaan penelitian

terlebih dahulu dimulai dengan meminta kesediaan subjek secara sadar. Peneliti di

dampingi oleh Komite AIDS. Penelitian dilakukan selama 14 hari pada tanggal 24

Juli 2017 s/d 05 Agustus 2017 di Kota Balige, Kab. Tobasa.

3.7.3 Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian bertujuan untuk mengorganisasikan data

sedemikian rupa sehingga dapat diinterpretasikan (Azwar, 2010). Peneliti

melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis regresi linear

berganda melalui program khusus.

Analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengukur pengaruh lebih

dari satu variabel bebas terhadap variabel tergantung. Pengujian dengan analisa

regresi linier berganda diharapkan dapat menunjukkan seberapa besar pengaruh

dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

a) Uji Asumsi

Sebelum data dianalisa, dilakukan uji asumsi yang berupa uji normalitas,

linearitas, multikolinear, autokorelasi, dan heteroskedastitas. Kaidah-kaidah

dari tiap uji sebagai berikut:

Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi berganda dilakukan untuk menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal

atau tidak. Dalam hal ini uji normalitas bukan dilakukan pada masing-

Universitas Sumatera Utara


44

masing variabel tetapi pada nilai residualnya (Priyatno, 2012). Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov. Pengujian ini menyatakan sebaran data terdistribusi normal jika P

≥ 0,05 dan sebaliknya jika P ≤ 0,05 maka sebarannya diyatakan tidak

normal.

Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui linieritas hubungan antara

variabel bebas dengan variabel tergantung. Selain itu, uji linieritas ini juga

diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas

hubungan tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan signifikan,

maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah

linier. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas adalah jika nilai

probabiltas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dan Y adalah linier

sedangkan jika nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antara variabel X

dan Y adalah tidak linier (Hadi, 2000).

Uji Multikolinear

Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi

yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya hubungan atau korelasi antar satu atau semua variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar

variabel sehingga hal inilah yang disebut tidak multikolinear.

Multikolinearitas dapat dilihat dengan mengindikasikan nilai tolerance dan

Universitas Sumatera Utara


45

varians inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika mempunyai nilai

tolerance < 0.1 dan VIF > 10 (Gudono, 2011).

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara

error serangkaian Observasi yang dapat diurutkan menurut waktu.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan dengan satu dengan yang lain. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi autokorelasi (Gudono, 2011). Uji autokorelasi

menggunakan Run Test dengan kaidah apabila nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 (p > 0,05) maka tidak terdapat gejala autokorelasi.

Uji Heteroskedastitas

Heteroskedastitas merupakan kedaaan dimana adanya ketidaksamaan varian

dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji

heteroskedastitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi heteroskedastitas. Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heteroskedastitas atau dengan kata lain harus homoskedastitas.

Penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas dengan cara melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel tergantung (ZPRED) dengan

residualnya (SPRED). Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPREAD dimana sumbu X dan Y yang telah

diprediksi dan sumbu Y adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya)

(Gudono, 2011).

Universitas Sumatera Utara


46

b) Uji Hipotesis

Setelah asumsi untuk melakukan analisis linear berganda terpenuhi maka

dilakukanlah uji hipotesis. Pada Uji hipotesis, untuk menentukan

ada/tidaknya pengaruh maka dilihat dari nilai signifikansi dengan bantuan

program khusus. Apabila hasil dari analisis linear berganda menunjukkan

signifikansi (p<0,05) maka hipotesis utama dalam penelitian diterima.

Selanjutnya, perlu dilakukan uji t untuk melihat masing-masing hubungan

signifikan atau tidak. Setelah itu, dapat dilihat seberapa besar sumbangan

efektif dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan

secara bersama-sama terhadap penerimaan diri berdasarkan besarnya nilai

R2 (R square). Tambahannya, untuk melihat besar sumbangan efektif

masing-masing dari dukungan emosional, instrumental, informatif, dan

persahabatan dengan menghitung menggunakan rumus di bawah ini

(Sudarmanto, 2005).

dimana

Keterangan :

: Koefisien prediktor (sums of squares)

: Jumlah produk antara X dan Y (bobot)

Universitas Sumatera Utara


47

c) Deskripsi Data & Kategorisasi Data

Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan data berdasarkan mean hipotetik

dan mean empirik, lalu dibuatlah kategorisasi data untuk variabel dukungan

sosial dan kategorisasi data untuk variabel penerimaan diri. Kategorisasi

data yang dibuat berada dalam tiga golongan, yaitu rendah, sedang, dan

tinggi.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis penelitian berdasarkan data-data

yang ditemukan di lapangan. Pembahasan akan diawali dengan memberikan

gambaran umum tentang subjek penelitian, lalu akan diuraikan hasil penelitian,

dan kemudian akan dipaparkan secara lebih mendalam melalui pembahasan.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang

berada dalam rentang usia 20-40 tahun. Jumlah subjek yang turut serta dalam

penelitian ini adalah sebanyak 40 orang. Berikut ini akan diuraikan gambaran

subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, tingkat

pendidikan, keikutsertaan dalam KDS, dan lamanya menderita HIV/AIDS.

4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 5. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin


Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
Laki-laki 26 65
Perempuan 14 35
Total 40 100

48

Universitas Sumatera Utara


49

Berdasarkan data pada tabel 5, dapat diketahui bahwa jumlah subjek

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang (65%), sedangkan jumlah subjek

berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang (35%). Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan antara jumlah laki-laki dengan perempuan, yang mana

lebih banyak laki-laki yang ditemukan untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.

4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Subjek yang turut serta dalam penelitian ini adalah orang yang berada

dalam rentang usia 20-40 tahun. Gambaran penyebaran subjek penelitian

berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia


Usia (Tahun) Jumlah (N) Persentase (%)
20 – 25 6 15
26 – 30 5 12.5
31 – 35 12 30
36 – 40 17 42.5
Total 40 100

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa subjek yang turut serta

dalam penelitian ini lebih banyak berada pada rentang usia 36-40 tahun, yaitu

sebanyak 17 orang (42,5%). Sementara yang paling sedikit berada di rentang usia

26-30 tahun, yaitu sebanyak 5 orang (12,5%). Sisanya, pada rentang usia 20-25

tahun sebanyak 6 orang (15%) dan usia 31-35 tahun sebanyak 12 orang (30%).

Universitas Sumatera Utara


50

4.1.3 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Status Sosial Ekonomi pada subjek penelitian dibagi menjadi 3 kelas yaitu

atas, menengah, dan bawah. Gambaran subjek penelitian berdasarkan status sosial

ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Gambaran subjek penelitian berdasarkan status sosial ekonomi


Status Sosial Jumlah (N) Persentase (%)
Ekonomi
Atas 3 7.5
Menengah 18 45
Bawah 19 47.5
Total 40 100

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa jumlah subjek

penelitian dengan status sosial ekonomi atas sebanyak 3 orang (7,5%), jumlah

subjek penelitian dengan status sosial ekonomi menengah sebanyak 18 orang

(45%), dan jumlah subjek penelitian dengan status sosial ekonomi bawah

sebanyak 19 orang (47,5%). Dengan demikian, maka sebagian besar subjek

penelitian berada pada status sosial ekonomi bawah.

4.1.4 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada subjek penelitian dibagi menjadi 4 yaitu SD, SMP,

SMA dan D3/S1/S2. Gambaran subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Gambaran subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah (N) Persentase (%)
SD 2 5
SMP 5 12.5
SMA 17 42.5
D3 6 15
S1 10 25
Total 40 100

Universitas Sumatera Utara


51

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa jumlah subjek

penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak 2 orang (5%), jumlah

subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMP sebanyak 5 orang

(12.5%), dan jumlah subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMA

sebanyak 17 orang (42.5%), jumlah subjek penelitian dengan tingkat pendidikan

terakhir D3 sebanyak 6 orang (15%), serta jumlah subjek penelitian dengan

tingkat pendidikan terakhir S1 sebanyak 10 orang (25%).

4.1.5 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Keikutsertaan dalam KDS

Komite HKBP AIDS di Kota Balige membentuk sebuah kelompok yang

bernama Sanggar Toba Support (Santosa). Tujuan dibentuknya kelompok ini

adalah untuk memberdayakan ODHA yang berada di daerah Tobasa. Akan tetapi,

tidak semua subjek penelitian yang ikut serta dalam kelompok ini. Maka dari itu,

peneliti menggambarkan subjek penelitian berdasarkan keikutsertaan dalam KDS,

yaitu mengikuti dan tidak mengikuti KDS. Gambaran subjek penelitian

berdasarkan keikutsertaan dalam KDS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Gambaran subjek penelitian berdasarkan keikutsertaan dalam KDS


Status Jumlah (N) Persentase (%)
Mengikuti 25 62.5
Tidak Mengikuti 15 37.5
Total 40 100

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa selisih antara subjek

yang mengikuti dan tidak mengikuti kelompok sangat kecil. Jumlah subjek

penelitian yang mengikuti KDS adalah sebanyak 25 orang (62,5%), dan jumlah

subjek yang tidak mengikuti kelompok Santosa adalah sebanyak 15 orang

(37,5%).

Universitas Sumatera Utara


52

4.1.6 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Menderita HIV/AIDS

Subjek dalam penelitian ini telah hidup sebagai ODHA dalam jangka

waktu yang berbeda-beda. Lamanya mereka hidup dengan status ODHA dibagi

menjadi 4 waktu, yaitu dibawah 1 tahun, 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun, diatas 10

tahun. Gambaran subjek penelitian berdasarkan lamanya menderita HIV/AIDS

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Gambaran subjek penelitian berdasarkan lamanya menderita


HIV/AIDS
Lama (Tahun) Jumlah (N) Persentase (%)
<1 10 25
1–5 21 52.5
6 – 10 7 17.5
> 10 2 5
Total 40 100

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa jumlah subjek

penelitian yang lamanya menderita HIV/AIDS kurang dari 1 tahun sebanyak 10

orang (25%), jumlah subjek penelitian yang telah menderita HIV/AIDS selama 1-

5 tahun sebanyak 21 orang (52,5%), dan kemudian jumlah subjek penelitian yang

telah menderita HIV/AIDS sekitar 6-10 tahun sebanyak 7 orang (17,5%), serta

jumlah subjek penelitian yang telah menderita HIV/AIDS lebih dari 10 tahun

sebanyak 2 orang (5%).

4.2 Hasil Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan hasil uji asumsi meliputi uji normalitas dan linearitas,

hasil uji hipotesis penelitian yaitu ada pengaruh dukungan sosial terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), dan hasil tambahan

lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan program khusus.

Universitas Sumatera Utara


53

4.2.1 Hasil Uji Asumsi

Sebelum analisa data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan

terlebih dahulu, yaitu uji asumsi normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi akan

dilakukan pada kedua variabel baik pada variabel penerimaan diri maupun

dukungan sosial.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data tersebar secara normal

sehingga dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Teknik uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil

pengujian ini dikatakan terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 (ρ > 0,05). Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel berikut.

Tabel 11. Hasil uji asumsi normalitas


Signifikansi (p) Keterangan
Dukungan Emosional .586 Terdistribusi Normal
Dukungan Instrumental .776 Terdistribusi Normal
Dukungan Informatif .381 Terdistribusi Normal
Dukungan Persahabatan .647 Terdistribusi Normal
Penerimaan Diri .666 Terdistribusi Normal

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (p) yang

diperoleh sebesar 0,586 dukungan emosional, 0,776 dukungan instrumental, 0,381

dukungan informatif, 0,647 dukungan persahabatan, dan 0,666 pada penerimaan

diri. Seluruh variabel menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga

dapat dikatakan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini juga terlihat secara

jelas pada gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara


54

Gambar 1. Uji Normalitas P-P Plot

b) Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel penerimaan diri

memiliki hubungan yang linear atau tidak dengan variabel dukungan sosial. Uji

linearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan metode statistik

uji F. Data penelitian dapat dikatakan linear apabila hubungan antara penerimaan

diri dan dukungan sosial memiliki nilai signifikansi (ρ) < 0,05 atau F > 0.05. Hasil

uji linearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Hasil uji asumsi linearitas


Signifikansi
Deviation from Keterangan
Linearity
Linearity
Dukungan Emosional – 0.000 0.925 Linear
Penerimaan Diri
Dukungan Instrumental 0.000 0.162 Linear
– Penerimaan Diri
Dukungan Informatif – 0.000 0.353 Linear
Penerimaan Diri
Dukungan Persahabatan 0.000 0.893 Linear
– Penerimaan Diri

Universitas Sumatera Utara


55

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara dukungan emosional

dengan penerimaan diri, dukungan instrumental dengan penerimaan diri,

dukungan informatif dengan penerimaan diri, dan dukungan persahabatan dengan

penerimaan diri memiliki taraf signifikansi (ρ) yang sama sebesar 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa ada hubungan yang linear antara variabel dukungan emosional

dengan penerimaan diri, dukungan instrumental dengan penerimaan diri,

dukungan informatif dengan penerimaan diri, serta dukungan persahabatan

dengan penerimaan diri.

c) Uji Multikolinear

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan atau

korelasi antar satu atau semua variabel independen dalam model regresi. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel sehingga hal

inilah yang disebut tidak multikolinear. Multikolinearitas dapat dilihat dengan

mengindikasikan nilai tolerance dan Varians Inflation Factor (VIF).

Multikolinearitas terjadi jika mempunyai nilai tolerance < 0.1 dan VIF > 10, dan

sebaliknya multikolinearitas tidak terjadi jika mempunyai nilai tolerance > 0.1 dan

VIF < 10. Hasil Uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13. Hasil uji asumsi multikolinear


Collinearity Statistics
Aspek Dukungan Sosial
Tolerance VIF
Dukungan Emoosional 0.461 2.169
Dukungan Instrumental 0.447 2.236
Dukungan Informatif 0.383 2.612
Dukungan Persahabatan 0.389 2.568

Universitas Sumatera Utara


56

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat menjabarkan nilai VIT dari masing-

masing dukungan. Nilai VIF dari dukungan emosional, dukungan instrumental,

dukungan informatif, dan dukungan persahabatan berturut-turut adalah 2,169,

2,236, 2,612, dan 2,568. Hasil uji multikolinear ini menunjukkan bahwa nilai VIF

dari tiap dukungan hampir sama dan tidak lebih besar dari 10. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinear atau tidak ada korelasi antar

variabel pada dukungan sosial.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan

asumsi autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan Uji Runs

Test. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka terdapat gejala

autokorelasi, tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka

tidak terdapat gejala autokorelasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi autokorelasi (Gudono, 2011). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam

tabel berikut :

Tabel 14. Hasil uji asumsi autokorelasi

Runs Test Unstandardized Residual


Signifikansi (p) 0.423

Pada tabel uji asumsi autokorelasi di atas, diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,423 pada uji statistik Runs Test. Berdasarkan kaidah autokorelasi pada

Runs Test, nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.

Universitas Sumatera Utara


57

e) Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan

varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi.

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastitas atau dengan kata lain harus

homoskedastitas

Penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas dengan cara melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya

(SRESID). Hasil uji heteroskeditas dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas

Pada grafik scatterplots di atas, tidak terdapat pola tertentu diantara

SRESID dan ZPREAD, yang mana sumbu X dan Y telah diprediksi dan sumbu Y

adalah residualnya (Y prediksi- Y sesungguhnya). Dari grafik scatterplots tersebut

dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar tanpa membuat pola tertentu. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil dari uji

Universitas Sumatera Utara


58

dalam penelitian ini maka diperoleh bahwa penelitian memenuhi uji asumsi. Hal

ini menunjukkan bahwa penelitian ini dapat dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan uji parametrik.

4.2.2 Hasil Utama Penelitian

Hasil utama dari penelitian dikemukakan berdasarkan hasil uji hipotesis.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian

diterima atau ditolak. Adapun hipotesis utama peneliti yang akan diuji, yaitu

dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA). Ho diterima apabila signifikansi (ρ) > 0,05,

sedangkan Ho ditolak apabila signifikansi (ρ) < 0,05. Uji hipotesis dalam

penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan metode statistik uji analisis

regresi linear berganda. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 15. Hasil Uji F

Model Nilai F Signifikansi (p)


1 Regresi 48.308 0.000

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa nilai F = 48.308 dan Signifikansi (p) = 0,000 yang mana p < 0,05.

Persamaan regresi yang dihasilkan dari model ini adalah Y = (-28,538) + 1,895X1

+ (-0,199) X2 + 0,878X3 + 0,804X4 dimana Penerimaan Diri (Y), Dukungan

Emosional (X1), Dukungan Instrumental (X2), Dukungan Informatif (X3), dan

Dukungan Persahabatan (X4). Hal ini menunjukkan bahwa dukungan emosional,

Universitas Sumatera Utara


59

instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa hipotesis utama

dalam penelitian ini diterima.

Setelah diketahui bahwa dukungan emosional, instrumental, informatif, dan

persahabatan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)), maka diperlukannya

Uji t. Uji t dilakukan untuk menguji empat hipotesis tambahan dengan melihat

nilai signifikansi pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel

dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Apabila nilai

signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Ada atau tidaknya pengaruh signifikan variabel independen

terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 16. Hasil Uji T


Aspek Dukungan Sosial Signifikansi (p) Keterangan
Dukungan Emosional 0.000 Berpengaruh Signifikan
Dukungan Instrumental 0.650 Tidak Berpengaruh Signifikan
Dukungan Informatif 0.023 Berpengaruh Signifikan
Dukungan Persahabatan 0.035 Berpengaruh Signifikan

Pada tabel 14 di atas, dari hasil uji t ditemukan bahwa nilai signifikansi

dukungan emosional terhadap penerimaan diri sebesar 0,000, sehingga hipotesa

tambahan ke-1 dalam penelitian ini diterima (HA1 diterima). Artinya, dukungan

emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Sementara itu, pada dukungan instrumental

diperoleh nilai signifikansi 0,65 (p > 0,05), sehingga hipotesa tambahan ke-2

Universitas Sumatera Utara


60

ditolak (HA2 ditolak). Artinya, dukungan instrumental tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS

(ODHA). Selanjutnya, pada dukungan informatif diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,023, sehingga hipotesa tambahan ke-3 diterima (HA3 diterima).

Artinya, dukungan informatif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Terakhir, nilai

signifikansi untuk dukungan persahabatan diperoleh 0,035, sehingga hipotesa

tambahan ke-3 dalam penelitian ini diterima (HA4 diterima). Artinya, dukungan

persahabatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Selain itu, hal yang perlu dilihat adalah seberapa besar pengaruh dukungan

emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-sama

terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Hal ini dapat

dilihat melalui hasil pengujian koefisien determinan pada tabel berikut.

Tabel 17. Hasil Koefisien Determinan


Model R R Square Adjusted R Square
1 .920a .847 .829

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien determinan (R square)

yang diperoleh dari pengaruh dukungan emosional, instrumental, informatif, dan

persahabatan secara bersama-sama terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA) adalah sebesar 0,847 (R Square = 0,847). Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa dukungan emosional, instrumental, informatif, dan

persahabatan secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 84,7%

dalam meningkatkan penerimaan diri pada pada Orang Dengan HIV/AIDS

Universitas Sumatera Utara


61

(ODHA), sedangkan sisanya yang sebesar 15,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Selanjutnya, nilai dari sumbangan efektif dari dukungan emosional,

instrumental, informatif, dan persahabatan terhadap penerimaan diri masing-

masing dapat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Besar Sumbangan Efektif Dukungan Emosional, Instrumental,


Informatif, Dan Persahabatan Terhadap Penerimaan Diri
JK Sumbangan Sumbangan
Aspek Dukungan Sosial
Regresi Relatif (%) Efektif (%)
Dukungan Emosional 29165 56.1 47.5
Dukungan Instrumental -3063 -5.9 -5.0
Dukungan Informatif 13513 26.0 22.0
Dukungan Persahabatan 12374 23.8 20.2
TOTAL 51989 100 84.7

Hasil yang diperoleh pada tabel di atas telah dihitung berdasarkan rumus

dalam Sudarmanto (2005). Nilai JK Regresi diperoleh dari perkalian antara bobot

dengan nilai dari regresi. Bobot dilambangkan dengan B pada tabel coefficients

pada lampiran 2, sedangkan nilai regresi (sums of square) yang terdapat pada tabel

Anova pada lampiran 2.

Tabel di atas menunjukkan bahwa sumbangan efektif tertinggi diperoleh

dari dukungan emosional yaitu sebesar 47,5%. Artinya, dukungan emosional

memiliki sumbangan efektif sebesar 47,5% terhadap penerimaan diri pada Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA). Selanjutnya, untuk dukungan informatif dan

persahabatan memiliki besar sumbangan efektif yang hampir sama dalam

mempengaruhi penerimaan diri pada ODHA. Sebaliknya, dukungan instrumental

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan diri pada

ODHA sebesar 5%.

Universitas Sumatera Utara


62

4.2.3 Hasil Tambahan Penelitian

Berikut ini akan diuraikan beberapa hasil tambahan dari penelitian. Hasil

tambahan dalam penelitian ini akan memaparkan deskripsi data penelitian dan

juga kategorisasi data variabel penelitian.

a) Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi dari data penelitian akan memaparkan tentang perbandingan mean

empirik dan mean hipotetik penelitian. Mean empirik diperoleh dari respon yang

diberikan oleh subjek, sedangkan mean hipotetik diperoleh dari kemungkinan

respon subjek untuk jawaban yang diberikan pada skala dukungan sosial dan skala

penerimaan diri. Rentang skor kedua skala adalah 1-5. Pada skala dukungan sosial

terdapat 38 yang reliabel dan valid sehingga akan memiliki skor minimum 38 dan

skor maksimum 190. Sedangkan, pada skala penerimaan diri, seluruh aitem yang

berjumlah 28 aitem terbukti reliabel dan valid sehingga akan memiliki skor

minimum 28 dan skor maksimum 140. Berikut hasil perbandingan mean empirik

dan mean hipotetik.

Tabel 19. Perbandingan Mean Empirik Dan Hipotetik

Data Empirik Data Hipotetik


Variabel N
SKOR SKOR
Mean SD Mean SD
Min Max Min Max
Dukungan
38 79 170 131.2 20.8 38 190 114 25.3
Sosial
Penerimaan
28 38 128 94.3 21.5 28 140 84 18.6
Diri

Pada tabel perbandingan mean empirik dan mean hipotetik di atas, diketahui

bahwa pada kedua skala memiliki mean empirik lebih besar dari mean hipotetik.

Pada skala dukungan sosial, dapat dilihat bahwa nilai mean empirik (131,2) lebih

Universitas Sumatera Utara


63

besar dari mean hipotetik (114) dengan selisih sebesar 17,2. Hal ini menunjukkan

bahwa dukungan sosial subjek dalam penelitian ini tergolong tinggi.

Begitu pula pada skala penerimaan diri, dapat dilihat bahwa mean empirik

(94,3) lebih besar dari mean hipotetik (84) dengan selisih sebesar 10,3. Hal ini

menunjukkan bahwa penerimaan diri subjek dalam penelitian ini tergolong tinggi.

b) Kategorisasi Data Penelitian

Setelah selesai mendeskripsikan data ke dalam mean empirik dan mean

hipotetik, maka selanjutnya akan dipaparkan kategorisasi data untuk skala

dukungan sosial dan penerimaan diri. Kategorisasi data dibuat berdasarkan nilai

mean hipotetik dan standar deviasi. Kategorisasi data dukungan sosial akan

ditunjukkan pada tabel 14, dan kategorigasi data penerimaan diri akan

ditunjukkan pada tabel 15.

Pada skala dukungan sosial diketahui mean hipotetik sebesar 114 dengan

standar deviasi (SD) sebesar 25,3 sehingga kategorisasi data untuk dukungan

sosial dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20. Kategorisasi Data Dukungan Sosial

Kategori Rentang Nilai N Persentase (%)


Rendah X < 89 2 5
Sedang 89 ≤ X ≤ 139 25 62.5
Tinggi X > 139 13 32.5
Total 40 100

Hasil kategorisasi data dukungan sosial diatas menunjukkan bahwa sebagian

besar subjek mendapat dukungan sosial pada kategori sedang, yaitu sebanyak 25

orang (62,5%). Sedangkan subjek yang berada pada kategori rendah sebanyak 2

orang (5 %) dan kategori tinggi sebanyak 13 orang (32,5%). Hal ini

Universitas Sumatera Utara


64

menyimpulkan bahwa rata-rata subjek penelitian mendapatkan dukungan sosial di

tingkat sedang yaitu sebanyak 62.5%, sedangkan sisanya 37,5% berada pada

kategori rendah dan tinggi.

Selanjutnya, pada skala penerimaan diri diketahui mean hipotetik sebesar 84

dengan standar deviasi (SD) sebesar 18,6 sehingga diperoleh hasil kategorisasi

data untuk penerimaan diri sebagai berikut.

Tabel 21. Kategorisasi Data Penerimaan Diri


Kategori Rentang Nilai N Persentase (%)
Rendah X < 66 5 12.5
Sedang 66 ≤ X ≤ 108 18 45
Tinggi X > 102 17 42.5
Total 40 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek

memiliki penerimaan diri yang berada di kategori sedang, yaitu sebanyak 18

orang (45%). Sementara itu, subjek dengan penerimaan diri tinggi ada sebanyak

17 orang (42.5%). Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang tipis antara jumlah

subjek yang memiliki penerimaan diri sedang dengan subjek yang memiliki

penerimaan diri tinggi sekitar 2,5%. Sisanya, hanya 5 orang (12,5%) yang

memiliki penerimaan diri yang berada di kategori rendah.

4.3 Pembahasan

Hasil utama penelitian ini menemukan bahwa dukungan emosional,

instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA). Pada uji statistik regresi linear berganda ditemukan nilai

signifikansi sebesar 0.000 (ρ < 0,05). Dengan demikian, hipotesis peneliti pada

penelitian ini diterima.

Universitas Sumatera Utara


65

Hasil penelitian ini didukung oleh Jersild (1963) yang mengatakan bahwa

adanya lingkungan sosial yang baik akan membantu individu memiliki sikap

menerima diri. Lingkungan sosial inilah yang disebut sebagai dukungan sosial.

Lingkungan sosial yang baik akan mendorong ODHA menerima dirinya sehingga

ia akan mampu memandang dirinya dengan positif. Selain itu, Ichramsjah (dalam

Sari dan Nuryoto, 2002) juga menambahkan bahwa ketika individu mendapat

perlakuan yang baik dan menyenangkan dari lingkungannya, ia akan memiliki

penerimaan diri yang baik pula.

Selanjutnya, pemberian dukungan sosial dapat mempengaruhi penerimaan

diri pada ODHA karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya,

ODHA akan ODHA merasa tetap diterima, dicintai oleh keluarga. Tentunya hal

ini akan membuat ODHA lebih bebas dalam berinteraksi dengan orang lain

sehingga akan menurunkan kemungkinan timbulnya perasaan dan perilaku

negatif. Irawan (dalam Wahyu dkk, 2015) mengungkapkan bahwa adanya

perasaan diterima oleh orang-orang terdekat jauh lebih bermakna dibandingkan

pengobatan apapun sehingga bagi ODHA, dukungan sosial memiliki peranan

yang penting dalam kehidupan mereka.

ODHA yang mendapat dukungan sosial juga akan memiliki penerimaan diri

yang baik karena ada orang-orang sekitarnya yang mengingatkan dan

memperhatikannya untuk minum obat secara teratur sehingga ODHA akan

semakin peduli dengan kesehatannya. Hal serupa juga dikatakan oleh Taylor

(1999), ia mengatakan bahwa dukungan sosial dapat meningkatkan kesehatan dan

menurunkan tekanan psikologis pada individu. Oleh karena itu, dukungan

emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-sama

Universitas Sumatera Utara


66

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA).

Selain itu, dari hasil analisa data juga diketahui seberapa besar pengaruh

dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Besarnya peran dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan

secara bersama-sama terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS

(ODHA) dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi

yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 0,847. Hal ini menunjukkan bahwa

dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama memberikan sumbangan efektif sebesar 84,7% terhadap peningkatan

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), dan sisanya sebesar

15,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisa di atas maka dapat dikatakan bahwa dukungan

emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan diri pada Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA). Dukungan sosial berperan besar dalam penerimaan

diri ODHA karena ODHA memiliki penyakit yang mengandung stigma dan tidak

ada obatnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Djoerban (1999) yang menyatakan

bahwa hampir 95% individu yang didiagnosa menderita HIV/AIDS merasa malu,

tidak berguna, putus asa, depresi dan bahkan berkeinginan bunuh diri. Adanya

stigma inilah yang membuat ODHA mengalami kesulitan dalam berinteraksi

dengan lingkungannya sehingga timbullah perasaan negatif dalam diri ODHA.

Oleh karena itu, dukungan sosial yang sangat dibutuhkan ODHA dari orang-orang

Universitas Sumatera Utara


67

sekitarnya. Kesediaan orang lain berinteraksi dengan ODHA akan meminimalisir

beban psikologis yang dimiliki ODHA. Dengan demikian, peran dukungan sosial

dalam pembentukan penerimaan diri sebagai ODHA sangatlah besar.

Hal ini serupa juga dinyatakan Marni dan Yuniawati (2015) dalam studinya

yang berpendapat bahwa individu yang mendapat dukungan sosial pastinya akan

memiliki beban psikologis yang ringan. Adanya dukungan sosial dari orang lain

seperti menerima motivasi dari orang lain, kesediaan orang lain mendengarkan

keluh kesah, memperoleh informasi terkait HIV/IDS , adanya diskusi dan bertukar

pikiran dengan orang lain akan membuat individu merasa lebih nyaman,

diperhatikan sehingga beban psikologis yang terasa berat dan ditanggung sendiri

akan terasa lebih ringan.

Hal lainnya yang dapat diasumsikan sebagai penyebab besarnya peran

dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara bersama-

sama dalam mempengaruhi penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS

(ODHA) dalam penelitian ini adalah keikutsertaan dalam KDS. Sebagian besar

subjek dalam penelitian ini mengikuti Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) hingga

62,5% sedangkan hanya 37,5% yang tidak mengikuti KDS ini. Studi Yuswanto,

Wahyuni, dan Pitoyo (2015) mengemukakan bahwa Kelompok Dukungan Sebaya

(KDS) berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat pada ODHA. KDS

berperan sebagai sumber motivasi dan mendampingi ODHA. Hal ini

menyebabkan peran dukungan sosial sangat mempengaruhi pembentukan

penerimaan diri pada ODHA.

Selanjutnya, hasil penelitian juga menemukan seberapa besar pengaruh

masing-masing dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan

Universitas Sumatera Utara


68

terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Diketahui

bahwa bentuk dukungan sosial yang paling besar pengaruhnya terhadap

penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah dukungan

emosional. Berdasarkan pengujian, ditemukan bahwa dukungan emosional

memberikan sumbangan efektif hingga 47,5% terhadap penerimaan diri pada

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Hal ini menunjukkan bahwa ODHA

memiliki kebutuhan akan dukungan emosional yang tinggi. Hal serupa juga

ditemukan dalam studi Gusti, Farlina, dan Alfitri (2015) yang menemukan bahwa

dukungan yang sangat dibutuhkan ODHA dari keluarga adalah dukungan

emosional. Dengan demikian, dukungan emosional berupa ingin diterima,

dicintai, dihargai, diperhatikan sangat diharapkan ODHA.

Disisi lain, hasil penelitian menemukan bahwa dukungan instrumental

memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan diri

pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa

bantuan berupa jasa materi tidak cukup kuat dalam mempengaruhi penerimaan

diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Selanjutnya, untuk dukungan informasi dan dukungan persahabatan

memiliki sumbangan efektif yang hampir sama terhadap penerimaan diri pada

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), yaitu 22% dan 20,2%. Hal ini menunjukkan

peran dukungan informasi dan persahabatan adalah sama.

Pada kategorisasi data penerimaan diri ditemukan bahwa penerimaan diri

pada ODHA berada dalam kategori sedang dan tinggi. Artinya, sebagian besar

ODHA dalam penelitian ini menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya.

Mereka menyadari segala kelebihan dan kekurangan diri mereka secara realistis

Universitas Sumatera Utara


69

dan tanpa menyalahkan diri mereka. Hal ini dapat terjadi karena ODHA pada

penelitian ini berada pada usia yang matang, yang mana 42,5% subjek berada

pada usia 36-40 tahun. Individu dengan usia lebih matang tentu akan dapat

menerima dirinya dengan lebih baik dibanding dengan individu yang berusia jauh

di bawahnya (Jersild, 1963).

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan penerimaan diri ODHA dalam

penelitian ini berada pada kategori sedang dan tinggi karena faktor pendidikan.

Jersild (1963) menjelaskan bahwa individu akan semakin mampu menerima

dirinya bila yang memiliki pendidikan yang semakin tinggi pula. Ichramsjah

(dalam Sari dan Nuryoto, 2002) juga menambahkan bahwa individu yang

memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi pula.

Pada penelitian ini, ODHA yang memiliki pendidikan rendah hanya sedikit, yaitu

5% SD dan 12,5% SMP, sedangkan total ODHA yang memiliki pendidikan

menengah/sedang dan tinggi adalah 82,5%.

Pada kategorisasi data dukungan sosial ditemukan bahwa dukungan sosial

pada ODHA berada dalam kategori sedang dan tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa ODHA pada penelitian ini menerima dukungan sosial yang besar pula. Hal

ini dapat terjadi karena sebagian besar ODHA dalam penelitian ini mengikuti

Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). Tentu saja ODHA mendapat dukungan

sosial yang lebih banyak. Pada penelitian ini, diketahui ODHA yang mengikuti

KDS berjumlah 62,5%, dalam hal ini KDS berperan sebagai pemberi motivasi dan

pendampingan (Yuswanto, Wahyuni, dan Pitoyo, 2015). Motivasi dan

pendampingan merupakan bentuk dari adanya dukungan sosial. Dengan demikian,

dukungan sosial ODHA berada pada kategori sedang dan tinggi.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran sesuai dari hasil yang telah

diperoleh dalam penelitian. Bagian awal akan menjabarkan hasil penelitian dan

dilanjutkan dengan mengemukakan saran-saran yang mungkin berguna untuk

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah diperoleh dalam penelitian ini,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1) Dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan secara

bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri

pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

2) Dukungan emosional, informatif, dan persahabatan secara terpisah memiliki

pengaruh signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA).

3) Di sisi lain, dukungan instrumental tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

4) Peran dukungan emosional, instrumental, informatif, dan persahabatan

secara bersama-sama dalam mempengaruhi penerimaan diri pada Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA) sangat besar.

5) Peran terbesar dalam mempengaruhi penerimaan diri pada Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA) berasal dari dukungan emosional.

70

Universitas Sumatera Utara


71

6) Berdasarkan kategorisasi data penelitian terhadap variabel dukungan sosial

ditemukan bahwa tingkat dukungan sosial yang diterima Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA) berada pada kategori sedang dan tinggi.

7) Pada kategorisasi data penelitian terhadap variabel penerimaan diri juga

ditemukan bahwa tingkat penerimaan diri yang dimiliki Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA) berada pada kategori sedang dan tinggi.

5.2 Saran

Hasil penelitian menemukan bahwa dukungan emosional, instrumental,

informatif, dan persahabatan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Dengan demikian, berdasarkan kesimpulan tersebut peneliti mengemukakan

beberapa saran yang dibagi ke dalam dua bagian, yaitu saran metodologis dan

saran praktis.

5.2.1 Saran Metodologis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

peneliti menyarankan untuk menambah jumlah sampel agar data peneltian lebih

normal karena pada penelitian ini, distribusi skor dukungan informasi memiliki

signifikansi yang hampir mendekati dengan batas minimal dalam kaidah

normalitas. Dengan memperbanyak sampel maka akan meminimalisir

kemungkinan terjadinya data tidak normal.

Universitas Sumatera Utara


72

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

peneliti mengajukan beberapa saran praktis sebagai berikut :

1) Bagi ODHA agar mencari dukungan untuk diri sendiri dan memberikan

dukungan kepada sesama ODHA, khusunya dalam bentuk dukungan

emosional.

2) Bagi keluarga ODHA atau yang disebut dengan OHIDA (Orang Hidup

Dengan HIV/AIDS) agar dapat memberikan dukungan sosial kepada

ODHA, terutama dalam bentuk dukungan emosional.

3) Bagi Komite HKBP AIDS agar lebih semangat dalam memberikan

dukungan kepada ODHA dan mengajak mereka untuk turut mengikuti

perkumpulan-perkumpulan yang diadakan.

4) Bagi teman ODHA agar dapat memberikan dukungan sosial kepada

ODHA berupa dukungan informatif seperti memberikan informasi tentang

makanan yang bermanfaat bagi ODHA serta memberikan dukungan

persahabatan kepada ODHA seperti melibatkan ODHA dalam

aktivitas/kegiatan bersama.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A & Urbia, S. (2007). Tes Psikologi (Edisi ketujuh). Jakarta : PT. Index.
Andrewin, A. (2008). Stigmatization of patients with HIV/AIDS among doctors
and nurses in Belize. AIDS Patient Care and STDs Journal, 22 (11), 211.
Azwar, S. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Calhoun, J.F., & Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human
Relationship. New York: McGrawHill.

Cohen, S., & Syme, L.S. (1985). Social Support and Health. London: Academic
Press, Inc.

Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Djoerban, Z. (1999). Membidik AIDS, Ikhtisar Memahami HIV dan ODHA.


Yogyakarta: Galang Press.

Gatra. (2006). Gugatan Salah Tes 14,6 Milyar. Jakarta: PT. Gatra.

Germer, C.K. (2009). The mindful path to self-compassion. USA: The Guilford
Press.

Gusti, R.P., Farlina, M., Alfitri. (2015). Studi fenomenologi pengalaman orang
HIV/AIDS (ODHA) dalam mendapatkan dukungan keluarga di Yayasan
Lantera Minangkabau Support Padang. Ners Jurnal Keperawatan, 11 (1),
22-31.
Gudono. (2011). Analisis Data Multivariat. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Hadi, S. (2000). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Handono., Tri, O., Bashori, K. (2013). Hubungan antara penyesuaikan diri dan
dukungan sosial terhadap stres lingkungan pada santri baru. Jurnal Fakultas
psikologi, 2 (1), 79-89.

Hasan, A. (2008). Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta: Rajawali Pers.

Herek, G.M., & Capitanio, J.P. (1999). AIDS stigma and sexual prejudice.
American Behavioral Scientist, 42, 1126-1143.

Hermawanti, P., & Wijanarko, M. (2011). Penerimaan diri perempuan pekerja


seks yang menghadapi status HIV positif di Pati Jawa Tengah. Jurnal
Psikobuana, 3 (2), 94-103.

73

Universitas Sumatera Utara


74

Hjelle, L.A & Ziegler, D.J.(1992). Personality Theories, Basic Assumtion,


Research, and Applications (3rd Ed.). New York: McGraw-Hill
International Editions.
Hurlock, E.B. (2010). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jawapos.com. (2015). HIV dan lima teratas infeksi opportunistik. Diunduh dari
http://www2.jawapos.com/baca/artikel/15466/hiv-dan-lima-teratas-infeksi-
oportunistik

Jersild, A.T. (1963). The Psychology of Adolescence. New York : MC Millan


Company.
Kurniawan, M. D. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan
diri penderita gagal ginjal terminal, Jurnal Psikologi, 7 (2), 23-25.
Margaretha, R.P. (2013). Pengaruh penerimaan diri terhadap penyesuaian diri
penderita lupus. Diunduh dari
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/download/8341/6872
Marni, A & Yuniawati, R. (2015). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penerimaan diri pada lansia di panti wredha budhi dharma Yogyakarta.
Jurnal Fakultas Psikologi, 3(1), 1-7.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Hadinoto, S.R. (2001). Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Netralnews.com. (2016). BNN: 22 persen pengguna narkoba adalah pejalar dan
mahasiswa. Diunduh dari
http://www.netralnews.com/news/pendidikan/read/26672/bnn.22.persen.pen
gguna.narkoba.adalah.pejalar.dan.mahasiswa
Orford, J. (1992). Community Psychology: Theory and Practice. London: John
Willey and Sons.
Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Yogyakarta: Andi Offset.
Putri, A.K & Hamidah. (2012). Hubungan antara penerimaan diri dengan depresi
pada wanita perimenopause. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental,
1 (2), 1-6.
Putri, I. A. K & Tobing, D. H. (2016). Gambaran penerimaan diri pada perempuan
Bali pengidap HIV-AIDS. Jurnal Psikologi Udayana, 3(3), 395-406.
Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Derharja Rosdakarya.
Rutter, D. R., Chesham, D. J., Qunie, L. (1993). Social Psychological Approaches
to Health. New York: Harvester Wheatsheaf.

Universitas Sumatera Utara


75

Sagumi, F., Amin, S M., (2014). Hubungan anatara penyesuaian diri dan
dukungan sosial teman sebaya dengan self regulation terhadap motivasi
belajar siswa kelas akselerasi SMP Negeri 1 Palu, 2 (1).
Santrock, J.W. (2013). Life Span Development. USA : McGraw-Hill International
Edition.
Sarafino, E.P., & Smith, T.W. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial
Interaction (7th Ed.). United States of America : John Wiley & Sons, INC.
Sari, D.J., & Reza, M. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penerimaan diri pada remaja penderita HIV di Surabaya. Character, 1(3), 1-
7.
Sari, E.P., & Nuryoto, S. (2002). Penerimaan diri pada lanjut usia ditinjau dari
kematangan emosi. Jurnal Psikologi, 2, 73-88.
Sindonews.com. (2013). ODHA tetap semangat jalani hidup. Diunduh dari
https://metro.sindonews.com/read/745247/31/odha-tetap-semangat-jalani-
hidup-1370148540
Spiritia.or.id. (2014). Infeksi opportunistik. Diunduh dari
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=500
Suara.com. (2015). Ini alasan hiv/aids belum ada obatnya hingga kini. Diunduh
dari http://www.suara.com/health/2015/01/09/143500/ini-alasan-hivaids-
belum-ada-obatnya-hingga-kini
Sudarmanto R. G. (2005). Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulaeman, D. (1995). Psikologi Remaja. Bandung: Mandar Maju.
Tabloidnova.com. (2016). Curahan hati seorang ODHA, bahagia bersama suami
dan 3 anak. Diunduh dari http://nova.grid.id/News/Peristiwa/Curahan-Hati-
Seorang-Odha-Bahagia-Bersama-Suami-Dan-3-Anak
Taylor, S.E. (1999). Health Psychology (4th Ed.). Boston: McGraw-Hill.
Tobasatu.com. (2015). Jumlah Penderita HIV/AIDS di Sumut Meningkat,
Didominasi Laki-Laki. Diunduh dari
http://www.tobasatu.com/2015/11/29/jumlah-penderita-hivaids-di-sumut-
didominasi-laki-laki/
Tribunnews.com. (2017). Rasanya saya ingin bunuh diri! curhat pilu penderita
HIV tertular lewat jarum tato. Diunduh dari
http://manado.tribunnews.com/2017/02/02/rasanya-saya-ingin-bunuh-diri-
curhat-pilu-penderita-hiv-tertular-lewat-jarum-tato
UNAIDS. (2004). Hidup Bersama HIV/AIDS. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


76

Unaids.org. (n.d). HIV and AIDS estimates. Diunduh dari


http://www.unaids.org/en/regionscountries/countries/indonesia
Wahyu, S., Taufik., Ilyas, A. (2012). Konsep diri dan masalah yang dialami orang
terinfeksi HIV/AIDS. Jurnal Ilmiah Konseling, 1(1), 1-12.
Wangge, B. D. R., & Hartini, N. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dengan
harga diri pada remaja pasca perceraian orang tua. Jurnal Psikologi
Kepribadian dan Sosial, 2(1), 1-6.
Yanhai, W., Ran, H., Ran, G., Arnade, L. (2009). Discrimination against people
with HIV/AIDS in China. The Equal Rights Review, 4, 15-25.
Yuswanto, T.J., Wahyuni, T.D., Pitoyo, J. (2015). Peran Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) dan kepatuhan minum obat pada ODHA. Jurnal pendidikan
Kesehatan, 4 (1), 64-69.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 1

RELIABILITAS DAN DAYA BEDA AITEM

77

Universitas Sumatera Utara


A. RELIABILITAS DAN DAYA BEDA AITEM PENERIMAAN DIRI

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
.967 .966 28

Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
PD1 84.07 756.064 .828 . .965
PD2 84.20 745.476 .857 . .964
PD3 83.97 762.309 .715 . .965
PD4 84.70 745.666 .776 . .965
PD5 84.77 763.220 .639 . .966
PD6 84.90 763.610 .705 . .965
PD7 85.07 756.478 .744 . .965
PD8 84.80 739.200 .887 . .964
PD9 84.60 744.524 .847 . .964
PD10 85.07 785.582 .449 . .967
PD11 84.43 754.392 .728 . .965
PD12 84.07 767.099 .669 . .966
PD13 84.63 749.137 .851 . .964
PD14 84.77 772.875 .546 . .967
PD15 84.47 743.913 .864 . .964
PD16 83.83 763.454 .717 . .965
PD17 83.73 782.202 .465 . .967

78

Universitas Sumatera Utara


Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
PD18 84.67 741.264 .847 . .964
PD19 84.63 762.999 .705 . .965
PD20 85.03 762.033 .661 . .966
PD21 85.13 788.189 .407 . .967
PD22 84.77 773.289 .616 . .966
PD23 84.93 758.409 .716 . .965
PD24 84.77 763.220 .639 . .966
PD25 84.60 756.041 .714 . .965
PD26 84.30 762.010 .724 . .965
PD27 84.20 778.579 .472 . .967
PD28 84.80 753.821 .742 . .965

79

Universitas Sumatera Utara


B. RELIABILITAS DAN DAYA BEDA AITEM DUKUNGAN SOSIAL

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
.967 .956 40

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
DS1 125.93 927.168 .400 .956
DS2 126.50 913.569 .629 .954
DS3 125.70 917.045 .565 .955
DS4 125.50 920.052 .511 .955
DS5 125.77 927.633 .382 .956
DS6 126.17 892.833 .870 .953
DS7 125.87 927.085 .418 .956
DS8 126.03 912.447 .645 .954
DS9 125.97 915.964 .603 .955
DS10 125.87 921.430 .548 .955
DS11 125.60 924.110 .498 .955
DS12 125.97 910.171 .687 .954
DS13 126.43 919.220 .518 .955
DS14 125.60 926.593 .407 .956
DS15 126.23 921.564 .519 .955
DS16 126.30 939.528 .275 .956
DS17 125.73 938.961 .253 .957
DS18 126.00 936.414 .417 .956
DS19 126.50 927.362 .447 .955
DS20 126.50 917.914 .553 .955

80

Universitas Sumatera Utara


Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
DS21 125.83 927.454 .369 .956
DS22 125.83 916.626 .521 .955
DS23 125.83 903.040 .668 .954
DS24 126.00 893.517 .783 .953
DS25 126.27 904.133 .798 .954
DS26 125.80 908.786 .608 .955
DS27 126.03 921.826 .526 .955
DS28 126.30 902.355 .693 .954
DS29 126.27 892.616 .793 .953
DS30 126.23 897.840 .673 .954
DS31 126.40 898.938 .732 .954
DS32 126.30 915.045 .532 .955
DS33 126.20 911.821 .579 .955
DS34 125.63 915.137 .626 .954
DS35 125.70 917.045 .565 .955
DS36 125.53 917.913 .482 .955
DS37 126.30 904.424 .680 .954
DS38 126.37 895.689 .736 .954
DS39 126.10 898.921 .742 .954
DS40 126.30 880.769 .857 .953

81

Universitas Sumatera Utara


a) Dukungan Emosional

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.863 12

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS1 36.17 73.385 .461 .858
DS2 36.73 71.720 .600 .849
DS9 36.20 70.579 .673 .844
DS10 36.10 75.334 .441 .859
DS17 35.97 78.171 .242 .872
DS18 36.23 78.185 .392 .861
DS25 36.50 70.810 .684 .844
DS26 36.03 67.689 .705 .840
DS33 36.43 73.633 .430 .861
DS34 35.87 70.395 .697 .843
DS35 35.93 71.926 .572 .850
DS39 36.33 68.920 .654 .844

Nilai reliabilitas dukungan emosional tanpa mengikutsertakan aitem No.17


maka adalah 0,872

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.872 11

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS1 32.63 66.447 .476 .869
DS2 33.20 64.924 .614 .859
DS10 32.57 68.668 .438 .870

82

Universitas Sumatera Utara


A
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS9 32.67 64.299 .660 .856
DS18 32.70 71.666 .370 .873
DS25 32.97 63.689 .721 .852
DS26 32.50 61.293 .707 .851
DS33 32.90 66.093 .473 .869
DS34 32.33 64.368 .670 .855
DS35 32.40 66.386 .516 .865
DS39 32.80 61.890 .686 .853

b) Dukungan Instrumental

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.801 8

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS3 22.47 32.257 .417 .793
DS4 22.27 30.754 .521 .778
DS11 22.37 32.585 .427 .791
DS12 22.73 32.823 .395 .796
DS19 23.27 30.616 .588 .768
DS20 23.27 31.237 .499 .781
DS27 22.80 30.924 .561 .772
DS28 23.07 27.926 .686 .749

Nilai reliabilitas dukungan instrumental adalah 0,801

83

Universitas Sumatera Utara


c) Dukungan Informatif

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.854 10

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS5 29.20 68.648 .481 .847
DS6 29.60 62.869 .823 .818
DS13 29.87 70.257 .435 .850
DS14 29.03 69.551 .454 .849
DS21 29.27 68.340 .473 .848
DS22 29.27 66.340 .597 .837
DS29 29.70 65.045 .628 .834
DS30 29.67 63.954 .620 .835
DS36 28.97 71.068 .344 .859
DS40 29.73 61.030 .746 .822

Nilai reliabilitas dukungan informatif adalah 0,854

d) Dukungan Persahabatan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.873 10

84

Universitas Sumatera Utara


Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS7 27.63 68.654 .451 .871
DS8 27.80 64.924 .686 .855
DS15 28.00 70.552 .380 .876
DS16 28.07 73.237 .251 .884
DS23 27.60 63.283 .653 .856
DS24 27.77 60.737 .781 .845
DS31 28.17 62.971 .684 .854
DS32 28.07 66.547 .507 .868
DS37 28.07 62.202 .746 .849
DS38 28.13 60.326 .778 .845

Nilai reliabilitas dukungan persahabatan tanpa mengikutsertakan aitem


No.16 maka adalah 0,884

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.884 9

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS7 24.67 62.851 .446 .886
DS8 24.83 59.178 .687 .867
DS15 25.03 66.033 .300 .896
DS23 24.63 56.792 .698 .866
DS24 24.80 55.545 .762 .860
DS31 25.20 56.855 .710 .865
DS32 25.10 60.024 .544 .879
DS37 25.10 56.300 .763 .860
DS38 25.17 54.764 .781 .858

85

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2
HASIL PENGOLAHAN DATA

86

Universitas Sumatera Utara


A. UJI NORMALITAS

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dukungan Emosional .122 40 .134 .961 40 .184
*
Dukungan Instrumental .104 40 .200 .984 40 .838
Dukungan Informatif .135 40 .064 .951 40 .080
Dukungan .117 40 .182 .960 40 .165
Persahabatan
Penerimaan Diri .115 40 .200* .953 40 .098
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

87

Universitas Sumatera Utara


B. UJI LINEARITAS
Dukungan Emosional – Penerimaan Diri

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Penerimaan Between (Combined) 14773.150 17 869.009 5.614 .000
Diri * Groups Linearity 13554.100 1 13554.100 87.568 .000
Dukungan
Emosional Deviation 1219.050 16 76.191 .492 .925
from
Linearity
Within Groups 3405.250 22 154.784
Total 18178.400 39

Dukungan Instrumental – Penerimaan Diri

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Penerimaan Between (Combined) 13381.567 17 787.151 3.610 .003
Diri * Groups Linearity 7913.518 1 7913.518 36.294 .000
Dukungan
Instrumental Deviation 5468.049 16 341.753 1.567 .162
from
Linearity
Within Groups 4796.833 22 218.038
Total 18178.400 39

88

Universitas Sumatera Utara


Dukungan Informatif – Penerimaan Diri

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Penerimaan Between (Combined) 14171.800 17 833.635 4.577 .001
Diri * Groups
Linearity 10555.961 1 10555.961 57.962 .000
Dukungan
Informatif Deviation 3615.839 16 225.990 1.241 .314
from
Linearity
Within Groups 4006.600 4006.600 22 182.118
Total 18178.400 18178.400 39

Dukungan Persahabatan – Penerimaan Diri


ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Penerimaan Between (Combined) 12912.267 18 717.348 2.861 .011
Diri * Groups Linearity 10570.088 1 10570.088 42.151 .000
Dukungan
Persahabatan Deviation 2342.178 17 137.775 .549 .893
from
Linearity
Within Groups 5266.133 21 250.768
Total 18178.400 39

89

Universitas Sumatera Utara


C. UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -29.469 9.534 -3.091 .004
Dukungan 1.864 .321 .575 5.801 .000 .451 2.218
Emosional
Dukungan -.174 .434 -.040 -.401 .691 .451 2.219
Instrumental
Dukungan .844 .371 .235 2.276 .029 .415 2.407
Informatif
Dukungan .889 .356 .256 2.498 .017 .420 2.379
Persahabatan
a. Dependent Variable: Penerimaan Diri

90

Universitas Sumatera Utara


D. UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
a
1 .919 .845 .827 8.974 2.295
a. Predictors: (Constant), Dukungan Persahabatan, Dukungan Emosional,
Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan Diri

Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea .53283
Cases < Test Value 20
Cases >= Test Value 20
Total Cases 40
Number of Runs 24
Z .801
Asymp. Sig. (2-tailed) .423
a. Median

91

Universitas Sumatera Utara


E. UJI HETEROSKEDASTISITAS

F. UJI F

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15390.670 4 3847.668 48.308 .000a
Residual 2787.730 35 79.649
Total 18178.400 39
a. Predictors: (Constant), Dukungan Persahabatan, Dukungan Emosional,
Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan Diri

92

Universitas Sumatera Utara


G. UJI T

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -28.538 9.346 - .004
3.053
Dukungan 1.895 .316 .584 5.995 .000 .461 2.169
Emosional
Dukungan -.199 .433 -.045 -.458 .650 .447 2.236
Instrumental
Dukungan .878 .370 .254 2.372 .023 .383 2.612
Informatif
Dukungan .804 .368 .232 2.187 .035 .389 2.568
Persahabatan
a. Dependent Variable: Penerimaan Diri

H. SUMBANGAN EFEKTIF DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP


PENERIMAAN DIRI

Model Summaryb
Std. Change Statistics
Adjusted Error of R
R R the Square F Sig. F Durbin-
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .920a .847 .829 8.925 .847 48.308 4 35 .000 2.275
a. Predictors: (Constant), Dukungan_Persahabatan, Dukungan_Emosional,
Dukungan_Instrumental, Dukungan_Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan_Diri

93

Universitas Sumatera Utara


I. SUMBANGAN EFEKTIF ASPEK-ASPEK DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP PENERIMAAN DIRI

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -28.538 9.346 - .004
3.053
Dukungan 1.895 .316 .584 5.995 .000 .461 2.169
Emosional
Dukungan -.199 .433 -.045 -.458 .650 .447 2.236
Instrumental
Dukungan .878 .370 .254 2.372 .023 .383 2.612
Informatif
Dukungan .804 .368 .232 2.187 .035 .389 2.568
Persahabatan
a. Dependent Variable: Penerimaan Diri

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15390.670 4 3847.668 48.308 .000a
Residual 2787.730 35 79.649
Total 18178.400 39
a. Predictors: (Constant), Dukungan Persahabatan, Dukungan Emosional,
Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan Diri

94

Universitas Sumatera Utara


J. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
DukunganSosial 40 91 79 170 5248 131.20 3.291
PenerimaanDiri 40 90 38 128 3772 94.30 3.414
Valid N 40
(listwise)

Std.
Deviation Variance Skewness Kurtosis
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Statistic
DukunganSosial 20.812 433.138 -.484 .374 20.812 433.138
PenerimaanDiri 21.590 466.113 -.651 .374 -.224 .733
Valid N
(listwise)

95

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 3

DATA MENTAH PENELITIAN

96

Universitas Sumatera Utara


A. SKALA DUKUNGAN SOSIAL

A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 3 5 5 4 4 3 3 5 5 3 5 4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 4 5 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 3 5 5
2 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 3 3 4 4
3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4
5 5 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4
6 4 4 5 5 5 5 3 4 5 2 5 3 4 4 4 3 4 3 5 5 4 2 2 5 4 2 2 2 1 4 3 4 5 5 4 4 2 5
7 4 1 4 4 1 1 1 1 3 2 4 3 5 5 2 1 4 1 1 4 3 3 2 3 4 5 1 5 5 4 2 5 4 5 2 4 3 3
8 1 1 4 5 5 1 5 3 1 4 1 1 5 5 3 2 3 2 5 5 5 1 5 2 2 4 3 5 4 3 1 2 3 4 4 1 4 4
9 4 2 5 5 4 3 5 5 4 5 4 3 1 2 4 3 2 3 4 5 3 5 4 5 4 5 5 5 3 1 3 5 5 5 1 1 5 4
10 5 2 5 1 5 3 1 1 4 1 5 3 4 1 2 4 1 1 5 1 1 1 1 5 2 1 1 1 3 1 1 5 5 5 1 1 1 1
11 2 1 5 1 5 5 5 5 5 5 4 5 1 1 3 4 1 1 5 3 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 1 5 5 5 5 5 3 5
12 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 3 4 3 2 1 2 5 1 2 4 3 4 1 2 3 2
13 5 1 1 3 1 3 2 4 4 2 5 2 1 4 2 2 4 1 1 4 1 1 1 4 1 2 2 1 3 4 3 3 2 5 3 4 3 1
14 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 5 1 3 4 2 3 5 5 4 3 1 4 4 3 3 4 5 4 2 2 4 3 4 4 2
15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 5 3
16 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4
17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4
20 3 2 2 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 3 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1
21 2 2 4 5 2 3 3 2 2 4 5 2 3 4 3 4 5 1 2 2 4 5 3 4 5 5 4 5 3 3 1 4 4 4 3 2 2 1
22 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 3

97

Universitas Sumatera Utara


23 4 5 5 4 2 2 5 2 2 2 3 3 1 3 1 3 1 2 1 5 5 3 3 2 5 3 2 1 4 5 1 1 3 4 5 1 3 5
24 4 2 1 4 5 3 5 4 2 2 1 3 4 5 1 4 3 3 5 1 5 2 3 1 5 1 2 2 3 1 4 1 1 1 2 1 2 1
25 1 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 1 2 4 4 2 5 1 5 2 2 2 3 2 3 4 4 3 3
26 2 2 4 4 5 4 3 4 2 4 5 4 2 5 2 2 2 4 5 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4
27 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 4 2 3 4 4 2 2 2 4 4 2 5 2 2 4 4 2 3 3 3 2 1 5 4 2 2 1 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3
29 2 2 4 5 4 4 2 2 2 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 5 3 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5
31 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 4 2 4 3 2 3 2
32 5 5 5 5 1 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
33 5 4 2 5 1 5 3 1 3 3 1 3 5 5 3 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4
34 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
35 5 5 2 4 4 2 4 4 5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 4 2 1 5 4 5 4 5 5 2 5 5 5 5 3 4 2 2 4 5
36 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 4 4 3 4 4
37 4 3 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
38 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4
39 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 3 2 1 5 5 2 4 5 3 5 4 4 1 2 2 4 4 3 3 5 3 4 3 4 5 2 2 5 3 2 4 5 5 4 3 1 1 1

98

Universitas Sumatera Utara


B. SKALA PENERIMAAN DIRI

A
S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 5 5 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 4 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 4 4 3
2 4 5 5 5 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4
5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
6 4 4 4 1 3 2 2 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 2 3 4 2 4 5 3 4 4 5 2
7 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 5 2 3 4 2 3 3 4 4 4
8 4 3 5 2 2 1 3 1 4 4 3 3 4 3 2 5 4 4 5 1 4 1 4 2 2 4 4 1
9 5 5 5 5 1 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 2 4 5 1 5 5 5 5
10 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 5 3 3 2 1 5 2 1 5 1 2 3
11 5 5 5 5 5 2 1 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 5 3 4 1 1
12 4 4 5 4 1 5 1 1 4 2 5 4 4 2 4 2 5 1 4 3 2 2 3 3 1 4 5 3
13 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 3 2 4 1 2 3 1 3 3 1 2 4 1 1 2 4 4
14 4 5 5 4 2 2 4 4 2 3 3 5 2 4 4 5 5 3 2 1 3 3 1 2 1 5 5 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
16 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
18 5 5 5 1 5 5 5 5 5 3 5 5 5 1 5 5 5 4 4 4 2 2 4 5 4 4 4 2
19 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
20 3 3 2 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3
21 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 3 5 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1
22 4 4 4 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 1 1 3 3 3 2 1 4 2 3 2 3 1 1 2

99

Universitas Sumatera Utara


23 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 4 2 3 1 3 2 4 2 1 3 3 4
24 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1
25 3 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 5 4 2 2 5 1 3 2 2 4 3 2 2 2 3 2 3
26 5 5 5 5 1 4 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 1 1 4 2 1 4 5 5 5
27 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 1 2 4 4 4 4 5 5 4
28 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 3
29 4 2 4 2 4 4 2 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 1 4 5 4 4 4
30 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5
31 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4
32 5 5 5 5 4 4 1 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 2 2 4 5 5 4
33 4 4 5 4 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3
34 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3
35 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4 5 4 5 5 2 5 5 4 3
36 3 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 1 1 5 4 5 3 5 5
37 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 4
38 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4
40 4 4 4 4 2 2 4 1 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 1 2 2 2 5 5 5 5

100

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 4

INSTRUMEN PENELITIAN

101

Universitas Sumatera Utara


RAHASIA NO.

SKALA PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

102

Universitas Sumatera Utara


PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Saya Pebryanti Simarmata (Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas


Sumatera Utara) bermaksud mengadakan penelitian dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi USU.
Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak
negatif bagi siapapun. Peneliti juga berjanji akan menjaga kerahasiaan data
saudara/i. Penelitian ini tidak mengandung unsur paksaan sehingga peneliti
menghargai keputusan saudara/i untuk mengikuti ataupun tidak mengikuti
penelitian ini.
Dalam skala penelitian ini tidak ada jawaban benar ataupun salah. Oleh
karena itu, peneliti berharap saudara/i dapat memberikan jawaban dengan jujur
tanpa mendiskusikan dengan orang lain. Partisipasi saudara/i dalam menjawab
pernyataan pada skala ini merupakan bantuan yang sangat berarti bagi peneliti.
Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi
saudara/i dalam mengisi skala penelitian ini. Atas kesediaan dan partisipasi
saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Peneliti

103

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas


pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan
penelitian ini, saya mengerti bahwa peneliti menghargai dan menjunjung tinggi
hak-hak saya sebagai responden.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi
saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar
manfaatnya bagi saya (ODHA), keluarga, dan masyarakat.
Persetujuan yang saya tanda tangani menyatakan bahwa saya
berpartisipasi dalam penelitian ini secara sadar dan tanpa paksaan.

Responden,

( )

104

Universitas Sumatera Utara


IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Jenis kelamin : L/P

Usia : ........ tahun

Pendidikan Terakhir : SD / SMP / SMA / D3-S1-S2

Status : Menikah / Belum Menikah

Keikutsertaan KDS : Mengikuti / Tidak mengikuti

Sosial Ekonomi : Tinggi / Menengah / Rendah

Lama menderita HIV : ........ tahun

(*Catt : Coret yang tidak perlu)

PETUNJUK PENGISIAN

Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah, setiap respon adalah
benar, dan tidak ada respon yang salah. Sehingga diharapkan anda menjawab
setiap pernyataan dalam skala ini sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran
anda yang sebenarnya dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom
respon yang anda anggap sesuai dengan diri anda.

Contoh Pengisian Skala:

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Saya dapat menerima kelebihan dan


X
kekurangan yang saya miliki secara positif.

105

Universitas Sumatera Utara


Apabila anda ingin mengganti jawaban maka anda dapat memberikan tanda dua
garis (=) pada jawaban sebelumnya kemudian memberikan tanda lagi pada kolom
respon yang anda anggap sesuai seperti berikut ini :

No Pernyataan SS S N TS STS

Saya dapat menerima kelebihan dan


1 X X
kekurangan yang saya miliki secara positif.

Keterangan :

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

N : Netral

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Semua respon akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian ini. Atas kesediannya kami ucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2017

Peneliti

106

Universitas Sumatera Utara


SKALA I

No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Setelah saya divonis positif menderita
HIV/AIDS, saya merasa bahwa keluarga
tetap mencintai saya.
2 Saya merasa nyaman menceritakan
masalah yang saya alami kepada keluarga
saya.
3 Keluarga saya membantu meringankan
biaya pengobatan saya.

4 Ketika saya jatuh sakit, keluarga selalu


merawat saya.

5 Dokter ataupun perawat kurang mau


memberikan informasi apabila ada
pengobatan ataupun obat-obatan terbaru.
6 Ketika saya merasa putus asa, kelompok
pengajian / kerohanian yang saya ikuti
selalu memberikan motivasi.
7 Setelah saya menderita HIV, sahabat-
sahabat saya jarang mengajak saya untuk
melakukan kegiatan kelompok seperti
biasanya.
8 Setelah mengetahui saya terinfeksi HIV,
teman saya sering menolak ajakan saya
untuk jalan-jalan bersama.
9 Saya merasa keluarga acuh tak acuh
ketika saya menceritakan masalah yang
sedang saya alami.
10 Setelah saya divonis positif menderita
HIV/AIDS, saya merasa sering dijauhi
teman saya.
11 Ketika saya ingin makan makanan
kesukaan saya, keluarga seringkali
menolak dengan membuat berbagai
alasan.
12 Ketika saya mengeluh sakit, teman saya
kurang mau memberikan pertolongan.

107

Universitas Sumatera Utara


No PERNYATAAN STS TS N S SS
13 Saya mendapat berbagai informasi
tentang HIV/AIDS dari keluarga saya.

14 Keluarga ataupun teman saya


mengingatkan saya untuk minum obat
secara teratur
15 Ketika saya berkumpul dengan teman
saya, saya sering dilibatkan dalam
diskusi.
16 Saya merasa teman saya menghargai
pendapat saya.

17 Saya sering diberikan makanan bergizi


oleh orang-orang sekitar saya.

18 Apabila pekerjaan saya cukup berat,


teman saya selalu menawarkan bantuan
kepada saya.
19 ODHA lainnya kurang mau berbagi cerita
tentang pengalaman dan informasi yang
mereka ketahui terkait HIV/AIDS.
20 Ketika saya makan makanan yang kurang
sehat, keluarga saya tidak menegur saya.

21 Saya tidak diberikan kesempatan untuk


menyampaikan pendapat ketika saya
mengajukan diri dalam rapat suatu
kelompok / organisasi yang saya ikuti.
22 Saya sering merasa kesepian karena orang
menghindar untuk berkumpul dengan
saya.
23 Saya merasa teman-teman saya tidak
peduli dengan saya karena kondisi saya
saat ini.
24 Saya merasa tidak diterima di keluarga
saya.
Kerabat saya sulit memberikan pinjaman
uang kepada saya ketika saya
25
membutuhkannya untuk membayar biaya
pengobatan saya.

108

Universitas Sumatera Utara


No PERNYATAAN STS TS N S SS
26 Ketika saya butuh bantuan, orang-orang
di sekitar saya enggan membantu saya.

27 Teman ataupun kerabat saya yang tahu


kondisi saya saat ini memberikan
informasi tentang makanan yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh saya.
28 Orang-orang di sekitar saya sering
memberikan nasehat agar menghindari
pekerjaan berat.
29 Saya sering diikutsertakan dalam aktifitas
kelompok.

30 Saya dan ODHA lainnya sering mengisi


waktu luang dengan berkumpul bersama.

31 Ketika saya merasa sedih, teman saya


menghibur saya.

32 Saya merasa tentram dan aman ketika


berada di tengah-tengah keluarga.

33 Saya merasa keluarga tidak berempati


dengan masalah yang saya hadapi.

34 Dokter menganjurkan saya untuk tetap


rutin dalam menjalani pengobatan saya.

35 Saya sering diminta untuk turut serta


dalam kegiatan yang diadakan oleh
kelompok pengajian / kerohanian yang
saya ikuti.
36 Ketika saya merasa sedih, kelompok
pengajian / kerohanian yang saya ikuti
rela memberikan waktunya untuk
mendengarkan keluh kesah saya.
37 Teman-teman akan memberikan
semangat kepada saya ketika saya merasa
putus asa.
38 Sahabat saya sering mengingatkan saya
agar beristirahat dengan cukup.

109

Universitas Sumatera Utara


SKALA II
No PERNYATAAN STS TS N S SS
Saya menyadari bahwa diri saya memiliki
1 kelebihan dan kekurangan sama seperti
orang lain.
Menderita HIV/AIDS tidak menghambat
2
saya untuk tetap berprestasi di masyarakat.

Saya sadar dan tidak keberatan bila harus


3
minum ARV seumur hidup.
Status saya sebagai ODHA tidak membuat
4 saya malu untuk berinteraksi dengan
masyarakat.
Saat ini, saya merasa terbebani hidup
5 sebagai ODHA yang tidak mampu berbuat
apapun dalam hidup.
Saya merasa kesal tidak mampu
6 mengerjakan tugas yang saya sukai karena
kondisi kesehatan saya yang buruk.
Selama ini saya berpura-pura tegar
7
menjalani hidup saya sebagai ODHA.
Saya merasa diri saya sangat rendah
8 dibandingkan dengan orang lain yang
tidak menderita HIV/AIDS.
Dengan status ODHA, saya merasa tidak
9 akan mampu menggapai apa yang saya
inginkan.
Sebagai ODHA, Saya kesal ketika orang
10 lain melarang saya makan makanan
mentah (tidak dimasak).
Saya tidak percaya diri untuk bergaul
11
dengan orang lain selain ODHA.

Menderita HIV/AIDS tidak melemahkan


12
tekad saya untuk terus bertahan hidup.
Menderita HIV/AIDS tidak membuat saya
13 menyalahkan diri saya atas keterbatasan
yang saya miliki.
Adalah wajar saya merasa tersakiti saat
14 saya dianggap sebagai orang yang
berbahaya karena menderita HIV/AIDS.

110

Universitas Sumatera Utara


No PERNYATAAN STS TS N S SS
Saya merasa tidak berbeda dengan orang
15 lain meskipun saya menderita HIV/AIDS
saat ini.
Meskipun menderita HIV/AIDS, saya
16 yakin bisa menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
Bagi saya, setiap nasehat yang diberikan
17 orang lain terkait kondisi saya sebagai
ODHA sangat berharga.
Walaupun menyandang status ODHA,
18 saya merasa nyaman bergaul dengan
orang lain.
Status ODHA membuat saya tidak mampu
19
menentukan arah hidup saya
Saya benci dengan diri saya sebagai
20 ODHA karena tidak bisa lagi beraktivitas
bebas seperti dulu.
Saya merasa saya tidak layak marah
21 kepada orang-orang yang berbicara buruk
tentang penyakit saya.
Status ODHA membuat saya merasa tidak
22
nyaman di tengah-tengah keluarga.
Menjadi ODHA membuat saya merasa
23 kecewa dengan diri saya yang tidak
mampu membahagiakan keluarga saya.
Saya merasa kesal ketika orang lain
24
melarang saya begadang.
Status ODHA membuat saya merasa tidak
25 layak berkumpul dan berbaur dengan
orang lain.
Saya bangga menjadi ODHA yang masih
26
memiliki harapan.

Saya tidak kecewa bila harus menghindari


27
makanan yang dilarang untuk ODHA.
Saya tidak malu menunjukkan emosi saya
yang sebenarnya kepada orang lain yang
28
takut bersentuhan dengan saya sebagai
ODHA.

111

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai