SKRIPSI
OLEH
PEBRYANTI SIMARMATA
131301102
FAKULTAS PSIKOLOGI
MEDAN
2017
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan emosional,
instrumental, informatif, dan persahabatan terhadap penerimaan diri pada Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan metode ex post facto. Subjek dalam penelitian ini adalah Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah skala dukungan sosial dan skala penerimaan diri. Data penelitian dianalisis
menggunakan teknik statistik regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dukungan emosional, instrumental, informatif, dan
persahabatan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) sebesar 84,7%. Besar
sumbangan efektif dari dukungan emosional, instrumental, informatif, dan
persahabatan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
adalah 47,5% dukungan emosional, -5% dukungan instrumental, 22% dukungan
informatif, dan 20,2% dukungan persahabatan.
1
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Departemen Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara
iv
ABSTRACT
This study aims to investigate the influence of emotional, instrumental,
informational, and companionship support on self-acceptance in people living
with HIV/AIDS. This research is a quantitative research with ex post facto
method. The participants were 40 people living with HIV/AIDS. The measuring
instruments used are social support scale and self-acceptance scale. Data
analysis using multiple linear regression. The results showed that emotional,
instrumental, informative, and companionship support had a significant influence
on self-acceptance in people living with HIV / AIDS of 84.7%. The effective
contribution of emotional, instrumental, Informational, and companionship
support on self-acceptance in people living with HIV/AIDS are 47.5% emotional
support, -5% of instrumental support, 22% informative support, and 20.2%
companionship support.
1
Student in Universitas Sumatera Utara, Faculty of Psychology
2
Lecturer in Universitas Sumatera Utara, Faculty of Psychology, Department of
Clinical Psychology
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
dan akhirnya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan
suatu karya ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua penulis, yaitu Bapak R. Simarmata dan Ibu R.
Sagala yang selalu memberikan doa serta dukungan untuk penulis dalam bentuk
apapun sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan serta skripsi ini hingga selesai
dengan baik. Terima kasih atas segala cinta, kasih, doa serta cucuran keringat
yang selalu memperjuangkan penulis untuk dapat berkuliah dengan layak dan
meraih gelar sarjana sesuai harapan penulis. Begitu juga untuk adik-adik penulis,
yaitu Angelica Simarmata dan James Simarmata yang selalu memberikan cinta,
kasih, dukungan, dan doa kepada penulis. Terima kasih atas segalanya. Penulis
vi
ini. Semoga Ibu sehat selalu, panjang umur, dimudahkan rejeki dan semakin
3. Kak Juliana I Saragih, M.Psi., Psikolog dan Kak Dina Nazriani, M.A selaku
dosen penguji sidang yang rela meluangkan waktunya yang sangat berharga
untuk menguji penulis dalam sidang skripsi ini. Terima kasih atas saran,
bimbingan, dan masukan yang sangat berharga dalam proses sidang dan
revisi skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lebih baik.
perkuliahan
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi USU atas seluruh ilmu pengetahuan dan
6. Seluruh staff pegawai Fakultas Psikologi USU atas segala bantuan dalam hal
sidang skripsi, wisuda dan hal lainnya yang tak tersebutkan sehingga
7. Pengurus Komite AIDS HKBP (Kak Nurhayati, Kak Oka, Bang Edwin, dan
Bang Sito) yang membantu penulis dalam proses pengambilan data di Komite
vii
Melfa Simanjuntak, Nur Hasanah, dan Mariah Ulfah) yang saling peduli,
saling membantu, memberikan saran dan dukungan satu sama lain sehingga
Sesilia, Pesta Ria, dan Sinta Meilastry) yang selalu mengisi hari-hari
perkuliahan dengan lebih bermakna. Terima kasih atas suka dan duka dalam
kelompok KITA ini. Semoga kita bisa menjadi generasi yang bermanfaat.
10. Teman-teman terbaik dalam kehidupan sehari-hari penulis (Glori, Mas Intan,
Grecya, Putri Sirait, Eka Bonita, Rita Saragih, Sari Anastasia, dan Santa
Silitonga) yang selalu berada di sisi penulis dalam suka dan duka. Terima
11. Teman-teman Sakoci (Ice, Putri Utami, Bella, Evelyn) yang telah mengisi
12. Seluruh mahasiswa angkatan 2013, JOSS, terima kasih telah menjadi sumber
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis
viii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................. v
ix
KDS................................................................................................ 51
HIV/AIDS ...................................................................................... 52
xi
Lampiran ...................................................................................................... 77
xii
Tabel 1 Blue Print Skala Penerimaan Diri Sebelum Uji Coba .................... 34
Tabel 2 Blue Print Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba .................... 36
Tabel 4 Blue Print Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba ...................... 40
HIV/AIDS .......................................................................................... 52
xiii
xiv
xv
xvi
PENDAHULUAN
dunia bahkan di Indonesia sendiri adalah masalah mengenai HIV/AIDS. Hal ini
menjadi permasalahan yang berat karena hingga saat ini belum ada pengobatan
ini (suara.com, 2015). Selain itu, resiko kematian akibat HIV/AIDS di Indonesia
HIV/AIDS pada tahun 2015 adalah sebanyak 35.000 orang dengan total
lonceng kematian.
terpuruk. Wan Yanhai (2009) menyatakan bahwa individu yang terinfeksi HIV
ODHA karena merasa takut tertular akan penyakit tersebut. Hal ini terjadi karena
penularan HIV hanya terjadi melalui darah, berbagi jarum suntik dan hubungan
seksual bukan melalui keringat, air seni, feses ataupun air ludah. HIV juga tidak
peralatan makan atau minum yang sama, ataupun menggunakan toilet yang sama
(tobasatu.com, 2015). Akan tetapi, petugas kesehatan yang juga sudah mengetahui
hal ini pun tetap mempunyai stigma dan melakukan diskriminasi terhadap ODHA.
bahwa petugas kesehatan, baik dokter dan perawat, tetap mempunyai stigma dan
negatif pada ODHA. Djoerban (1999) menyatakan bahwa hampir 95% individu
yang didiagnosa menderita HIV/AIDS merasa malu, tidak berguna, putus asa,
depresi dan bahkan berkeinginan bunuh diri. Gatra (2006) juga menyatakan
individu stres berat, melukai diri sendiri, dan hampir bunuh diri. Hal ini dapat
“... Pada tahun 2006 saya ternyata positif HIV. Saya tertular HIV dari
suami saya. Dia akhirnya meninggal karena stress. Saat itu perasaan saya
remuk redam, tidak percaya, dunia sepertinya hancur. Bahkan saya pernah
mau bunuh diri” (Sindonews.com, 2013)
“... Kondisi ini membuatku benar-benar tertekan. Aku down dan depresi,
sampai-sampai aku kontrol kejiwaan. Aku enggak mau makan dan hanya
mengurung diri di kamar” (Tabloidnova.com, 2016)
"Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa saya tertular HIV lewat jarum tato.
Saat itu saya lemas, semangat hidup saya lenyap. Saya ingin bunuh diri saja,
merasa bersalah ... " (Tribunnews.com, 2017)
negatif seperti depresi, marah, kecemasan ataupun perasaan tidak berdaya terus-
tertentu atau dengan kata lain dapat memperburuk kondisi kesehatan individu
tersebut.
penerimaan diri pada individu. Hasil penelitian Putri dan Hamidah (2012)
menemukan bahwa ada hubungan negatif antara penerimaan diri dengan depresi.
Hal ini menjelaskan bahwa ketika individu mengalami depresi, maka ia cenderung
akan memiliki penerimaan diri yang rendah. Selain itu, hasil penelitian dari
Wahyu dkk (2015) juga menemukan bahwa ODHA cenderung memiliki konsep
diri dalam kategori kurang dan kurang sekali atau dapat dikatakan rendah. Konsep
diri yang rendah menggambarkan ODHA tidak mampu menerima kondisi dirinya
secara objektif dan realistik sehingga ia memiliki penerimaan diri yang rendah.
Hal ini disebabkan ODHA masih memandang rendah dirinya dan merasa tidak
berharga.
ODHA memiliki penerimaan diri yang rendah. Hal serupa juga dinyatakan
Rasyida (dalam Putri dan Tobing, 2016) bahwa masalah dalam kehidupan ODHA
tidak hanya terkait pada stigma dan diskriminasi semata tetapi juga ada masalah
salah satu kesadaran untuk menerima diri sendiri apa adanya (Santrock, 2013).
Calhoun dan Acocella (1990) menjelaskan lebih lanjut bahwa individu yang dapat
menerima diri secara baik, tidak akan memiliki beban terhadap diri sendiri. Hal ini
diri apa adanya akan mampu melihat kembali masa depannya serta
Rakhmat (2001) menjelaskan bahwa penerimaan diri yang negatif akan membuat
penerimaan diri negatif atau rendah tidak akan mampu melawan stigma yang ada.
tidak peduli dengan kesehatan mereka, tidak mampu melihat peluang untuk terus
ODHA yang tidak menerima diri juga tidak akan peduli dengan kesehatan
mereka sehingga mereka tidak patuh minum obat. Hal ini menyebabkan jumlah
CD4 mereka semakin menurun. CD4 adalah sel darah putih yang berperan penting
dalam sistem kekebalan tubuh. Apabila jumlah CD4 menurun dari jumlah normal
sistem kekebalan tubuh menyebabkan bakteri, parasit, jamur dan virus dalam
diberikan oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak, penyakit yang disebabkannya
Salah satu penyakit yang sering menginfeksi ODHA adalah sariawan. Bagi orang
sehat, sariawan dianggap relatif tidak berbahaya tetapi penyakit tersebut sangat
Di sisi lain, ODHA yang menerima diri secara positif akan mampu melawan
stigma yang ada sehingga mereka tidak akan menarik diri dari lingkungannya.
Mereka juga akan menjadi lebih memperhatikan kesehatannya. Mereka akan lebih
HIV tersebut. Selain itu, mereka juga akan mampu melihat peluang-peluang untuk
tetap berkarir. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas hidup ODHA
(Rakhmat, 2001).
individu yang memiliki penerimaan diri akan memiliki penghargaan yang realistis
tentang sumber-sumber yang ada pada dirinya. Individu juga akan menghargai
potensi-potensi yang ada pada dirinya, menyadari kekurangan tanpa terus menerus
apabila terjadi hal-hal diluar kontrolnya maka individu akan mampu menerima
adanya beberapa faktor seperti usia, pendidikan, pola asuh, dan dukungan sosial
dan menghargai dirinya sendiri. Selanjutnya, Ichramsjah (dalam Sari dan Nuryoto,
2002) juga menambahkan bahwa individu yang mendapat dukungan sosial akan
pula dengan individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki
kesadaran yang lebih tinggi pula. Individu yang diterima di lingkungannya akan
membuat individu tersebut merasa lebih percaya dan aman sehingga individu
dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada
Dukungan sosial secara umum mengacu pada bantuan yang diberikan pada
seseorang oleh orang-orang yang berarti baginya (Thoits dalam Rutter, Chesham,
dan Quine, 1993). Sarafino (2011) juga menambahkan bahwa dukungan sosial
Dukungan sosial dapat diperoleh dari pasangan hidup, anak, orang tua, saudara,
sebagai makna dari hadirnya orang lain untuk dimintai bantuan, dorongan, dan
dukungan sosial sebagai sumber daya sosial yang dapat membantu individu dalam
tekanan psikologis pada masa-masa sulit dan menekan. Oleh sebab itu, dapat
dukungan sosial dengan penerimaan diri. Pada responden ODHA sendiri, studi
dari Sari dan Reza pada tahun 2013 silam telah menemukan bahwa ada hubungan
yang kuat antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada remaja penderita
HIV di Surabaya. Sari dan Reza (2013) menjelaskan bahwa dukungan yang
diterima akan membuat ODHA menjadi lebih kuat sehingga ODHA akan mampu
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Marni dan Yuniawati (2015) dalam
pastinya akan memiliki beban psikologis yang ringan. Adanya motivasi dari orang
adanya diskusi dan bertukar pikiran dengan orang lain akan membuat individu
merasa lebih nyaman, diperhatikan sehingga beban psikologis yang terasa berat
dan ditanggung sendiri akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, individu yang tidak
mendapat dukungan sosial akan memiliki beban psikologis yang berat sehingga ia
disinilah mereka cenderung saling mendukung satu sama lain. Adanya dukungan
umpan balik. Dukungan persahabatan mencakup kesediaan dari orang lain untuk
minum obat pada ODHA. KDS berperan sebagai sumber motivasi dan
sebagian besar adalah orang lain bagi ODHA, bukan keluarga, teman ataupun
saudara. Oleh sebab itu, dukungan sosial dari semua pihak sangat dibutuhkan
ODHA.
dukungan sosial dengan penerimaan diri. Penerimaan diri pada ODHA akan
pada kesehatan fisik dan psikologisnya. Penerimaan diri yang tinggi pada ODHA
berkaitan dengan adanya dukungan sosial yang tinggi pula. ODHA akan merasa
mendorong terwujudnya penerimaan diri yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti
(ODHA).
HIV/AIDS (ODHA).
HIV/AIDS (ODHA).
HIV/AIDS (ODHA).
HIV/AIDS (ODHA).
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau
HIV/AIDS (ODHA).
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana bagi ODHA, anggota keluarga
BAB I : PENDAHULUAN
ingin diteliti, yaitu dukungan sosial dan penerimaan diri. Bab ini
penelitian.
selanjutnya.
LANDASAN TEORI
sebagai sikap positif terhadap diri sendiri dengan menerima segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki. Individu yang menerima diri apa adanya akan bebas
dari rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri. Selain itu, individu juga tidak akan
dikembangkan oleh individu itu sendiri. Individu yang menerima dirinya akan
mampu memandang dirinya dengan positif (Germer, 2009). Maka dari itu,
penerimaan diri menjadi salah satu pusat kebahagian pada setiap individu (Schultz
menjelaskan bahwa penerimaan diri sebagai suatu sikap untuk menilai diri dan
keadaan secara objektif dengan menerima segala kelebihan dan kelemahan yang
dalam penelitian ini adalah adalah kemampuan individu untuk melihat dan
14
a) Perasaan Sederajat
menumbuhkan sikap yang lebih baik dan tidak berusaha untuk menjadi
c) Bertanggung jawab
Individu bertanggung jawab atas segala perilakunya. Hal ini tampak dari
Individu yang mempunyai orientasi keluar diri yang lebih, dari pada ke
dalam diri, akan lebih toleran terhadap orang lain. Ia akan mendapatkan
e) Memiliki pendirian
Individu yang mampu menerima diri mempunyai rasa percaya diri atas
f) Menyadari keterbatasan
setiap manusia.
a) Usia
Individu yang memiliki usia lebih matang tentu akan dapat menerima
dirinya dengan lebih baik dibanding dengan individu lain yang berusia jauh
di bawahnya.
b) Pendidikan
tinggi pula.
c) Inteligensi
d) Keadaan fisik
Sikap menerima diri pada remaja, orang dewasa, dan dewasa yang lebih tua
adalah berbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan fisik yang ada
pada dirinya. Individu dewasa yang lebih tua tidak menjadikan keadaan
e) Pola asuh
Pengaruh pola asuh orang tua dapat memengaruhi proses penerimaan diri
individu. Pola asuh yang bersifat demokratis akan lebih berpengaruh lebih
f) Dukungan sosial
yang baik akan memiliki penyesuaian diri dan sosial yang baik. Hurlock membagi
dirinya secara lebih realistis. Penilaian yang realistis terhadap diri sendiri
Individu juga akan merasa puas menjadi dirinya sendiri tanpa memiliki
Orang yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman untuk menerima
perhatian pada orang lain, serta menaruh minat terhadap orang lain, seperti
dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri. Individu tersebut akan
bahwa individu dicintai, dihargai, berarti, dan bagian dari kelompok. Dukungan
sosial ini diperoleh dari orang tua, pasangan, anggota keluarga lainnya, teman,
mereka dicintai, bernilai, dan menjadi bagian dari kelompok yang dapat menolong
mereka saat mereka membutuhkan bantuan. Dukungan ini diterima individu dari
individu lainnya ataupun dari suatu kelompok dalam bentuk perhatian, rasa
adalah dukungan yang diterima individu dalam wujud cinta, perhatian, empati,
waktu, maupun uang misalnya pinjaman uang bagi individu. Dukungan ini
keputusan.
yaitu suatu sistem tubuh yang secara alamiah berfungsi melawan penyakit dan
infeksi. Virus ini menyebabkan kondisi tubuh sangat rentan terhadap virus dan
bakteri lainnya. HIV dapat berkembang lebih cepat menjadi AIDS (Acquired
(Sarafino, 2011).
Menurut UNAIDS (2004), individu dapat tertular virus HIV melalui 3 cara,
yaitu:
c) Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya, selama kehamilan,
adalah:
a) Penyangkalan (denial)
kebenaran.
b) Marah (anger)
Pada tahap ini, individu sadar bahwa ia tidak bisa menyangkal yang yang
c) Menawar (bargaining)
d) Depresi
Individu pada tahap ini merasa tidak berdaya. Ia merasa bahwa negosiasi
tidak menolong dan orang tersebut merasa sudah tidak ada peluang lebih
untuk hidup.
e) Penerimaan (acceptance)
Individu dengan kesempatan hidup yang tidak banyak lagi akan mencapai
penerimaan ini setelah tidak lagi mengalami depresi, sehingga merasa lebih
HIV/AIDS (ODHA)
menyerang sistem imun tubuh yang berfungsi melawan penyakit dan infeksi.
Akibatnya, tubuh rentan terinfeksi bakteri ataupun virus lainnya. Apabila virus ini
terus meningkat maka akan muncul penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome). AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV (Sarafino,
2011).
perilaku negatif. Perasaan negatif yang timbul seperti merasa malu, putus asa, dan
depresi. Mereka juga berpikir bahwa mereka tidak berguna lagi. Selain itu,
mereka pun cenderung untuk menyakiti diri sendiri bahkan mencoba bunuh diri.
Tentunya hal ini menyebabkan banyak individu merasa putus asa dan tidak
Tantangan kedua, mereka merasa bahwa waktu mereka sangat terbatas. Tantangan
ketiga, mereka berupaya untuk mempertahankan kondisi fisik dan emosi mereka
dengan baik. Untuk menjalani berbagai tantangan ini maka ODHA perlu
apa adanya akan bebas dari rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri karena
keterbatasan diri. Individu tersebut juga tidak akan khawatir mengenai penilaian
orang lain akan kondisi yang dialaminya (Maslow dalam Hjelle & Ziegler, 1992).
Akan tetapi, penerimaan diri tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan
Menurut Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016) ODHA yang mampu
menerima diri akan merasa bahwa dirinya sederajat dengan orang lain. Mereka
jawab atas segala perilakunya, mempunyai orientasi keluar diri yang lebih, dan
perilaku. ODHA yang memiliki penerimaan diri yang baik akan memiliki
penyesuaian diri dan sosial yang baik pula (Hurlock, 2010). Individu yang
sumber-sumber yang ada pada dirinya. Individu juga akan menghargai potensi-
potensi yang ada pada dirinya, menyadari kekurangan tanpa terus menerus
penerimaan diri yang tinggi akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Salah satu tanggung jawab ODHA adalah rutin minum obat sehingga menekan
perkembangan virus. Hal ini tentunya akan membuat kualitas hidup ODHA lebih
baik. Sebaliknya, ODHA yang memiliki penerimaan diri rendah tidak akan
meningkat sehingga rentang terkena penyakit lain bahkan menjadi AIDS. Oleh
Menurut Ichrahman (dalam Sari & Nuryoto, 2002) salah satu faktor yang
dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun dari
informasi bahwa individu dicintai, dihargai, berarti, dan bagian dari kelompok.
Dukungan sosial ini diperoleh dari orang tua, pasangan, anggota keluarga lainnya,
emosional yang diberikan pada ODHA dapat berupa pemberian perhatian, cinta,
terhadap kondisi yang dihadapi. Selanjutnya, dukungan yang perlu diberikan pada
Banyak studi juga telah menemukan bahwa ada hubungan yang positif
antara dukungan sosial dan penerimaan diri. Salah satu penelitian dengan subjek
ODHA adalah pada penelitian Sari dan Reza. Hasil penelitian Sari dan Reza
(2013) telah menemukan bahwa ada korelasi yang kuat antara dukungan sosial
dirinya sendiri. Oleh karena itu, dukungan sosial dapat mempengaruhi penerimaan
tinggi pula. Dengan demikian, ODHA yang mendapat dukungan sosial yang
tinggi baik dari keluarga, pasangan, anak, sahabat dan orang lain akan
meningkatkan penerimaan diri yang tinggi dalam diri ODHA. Tentunya hal ini
berbanding lurus dengan tingkat kualitas hidup ODHA. Dengan demikian, ODHA
akan mampu melihat segalanya secara realistik, bertanggung jawab terhadap diri
2.5 Hipotesis
yang ingin diteliti kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang
Hipotesis Tambahan :
METODE PENELITIAN
facto. Menurut Sugiyono (2011) ex post facto merupakan metode dalam suatu
penelitian untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke
Terdapat 2 (dua) variabel yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
ambigu (Azwar, 2010). Oleh karena itu, perlu dirumuskan definisi operasional
28
diri ini diukur dengan menggunakan skala penerimaan diri berdasarkan 7 aspek
penerimaan diri oleh Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016) untuk mengetahui
ODHA mampu untuk melihat dan menyadari segala kelebihan dan kekurangan
yang dimilikinya secara objektif. Sebaliknya, total skor penerimaan diri yang
sehingga ODHA belum mampu untuk melihat dan menyadari segala kelebihan
perhatian, empati, kasih sayang, adanya rasa nyaman, dihargai, dan diterima oleh
dukungan emosional yang tinggi, sebaliknya total skor dukungan emosional yang
orang lain. Dukungan informatif ini dapat diukur dengan menggunakan skala
(2011). Total skor dukungan informatif yang tinggi menunjukkan bahwa ODHA
berupa kesediaan orang lain menghabiskan waktunya bersama dengan ODHA dan
dukungan sosial menurut Sarafino (2011). Total skor dukungan persahabatan yang
ODHA mendapat dukungan persahabatan yang rendah pula dari orang lain.
Populasi dan sampel merupakan salah satu hal penting yang harus
Alasan peneliti memilih rentang usia ini karena data UNAIDS menunjukkan
bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi HIV/AIDS berada pada rentang
Menurut Roscoe (dalam Sugiyono, 2011) ukuran sampel lebih dari 30 dan
kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Oleh karena itu,
sampel dalam penelitian ini adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam
agar diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi (Hadi, 2000). Teknik
yang memenuhi karakteristik dan kebetulan ditemui oleh peneliti (Hadi, 2000).
skala. Skala merupakan suatu alat yang mengukur konstruk atau konsep
respon pada titik-titik yang kontinum dan stimulus diberikan dalam bentuk
3) Respon subjek tidak dinilai sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban
dapat diterima selama jawaban tersebut diberikan secara jujur dan sungguh
yaitu skala penerimaan diri dan skala dukungan sosial (Azwar, 2010).
aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016),
dari dua jenis aitem, yaitu aitem yang mendukung (favorable) yang
mengindikasikan adanya penerimaan diri yang tinggi dan aitem yang tidak
Skala penerimaan diri ini menyediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu Sangat
Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), N (Netral), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai
(SS) dengan rentang nilai 1 – 5. Respon dari aitem yang bersifat favorable akan
memiliki bobot 1 untuk respon STS, 2 untuk respon TS, 3 untuk respon N, 4
untuk respon S, dan 5 untuk respon SS. Respon dari aitem yang bersifat
unfavorable akan memiliki bobot 5 untuk respon STS, 4 untuk respon TS, 3 untuk
respon N, 2 untuk respon S dan 1 untuk respon SS. Semakin tinggi nilai skala
penerimaan diri, maka semakin tinggi penerimaan diri pada ODHA. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah nilai skala penerimaan diri, maka semakin rendah
Jenis Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Total
F UF
Merasa sederajat,
tidak berbeda ataupun
Perasaan
1 tidak menyimpang 1, 15 8, 22 4
Sederajat
dari orang lain.
Percaya akan
kemampuan diri
Percaya akan sendiri sehingga
2 Kemampuan merasa puas dan tidak 2, 16 9, 23 4
Diri berusaha menjadi
orang lain
Bertanggung jawab
sehingga mau
Bertanggung menerima kritik /
3 3, 17 10, 24 4
Jawab masukan dari orang
lain.
Memiliki orientasi
Orientasi
4 keluar diri. 4, 18 11, 25 4
Keluar Diri
Memiliki pendirian,
mengikuti standar
sendiri, memiliki ide
Memiliki
5 ataupun pengharapan 12, 26 5, 19 4
Pendirian
sendiri, dan percaya
diri atas perilakunya.
Tidak menyangkal,
Menerima Sifat tidak merasa bersalah,
7 14, 28 7, 21 4
Kemanusiaan dan mengenali segala
emosi yang dirasakan.
TOTAL 14 14 28
untuk mengukur keempat bentuk dukungan sosial tersebut. Oleh karena itu, skala
ini akan menghasilkan 4 (empat) total skor, yaitu skor dukungan emosional, skor
persahabatan.
Likert yang terdiri dari dua jenis aitem, yaitu aitem yang mendukung (favorable)
yang mengindikasikan tingginya dukungan yang diterima ODHA, dan aitem yang
diterima ODHA. Pada skala ini terssedia 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu Sangat
Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai
(SS) dengan rentang nilai 1 – 5. Respon dari aitem yang bersifat favorable akan
memiliki bobot 1 untuk respon STS, 2 untuk respon TS, 3 untuk respon N, 4
untuk respon S, dan 5 untuk respon SS. Respon dari aitem yang bersifat
unfavorable akan memiliki bobot 5 untuk respon STS, 5 untuk respon TS, 3 untuk
respon N, 2 untuk respon S, dan 1 untuk respon SS. Dengan demikian, semakin
tinggi total skor dukungan emosional pada skala maka semakin tinggi pula
dukungan emosional yang diterima ODHA. Selanjutnya, semakin tinggi total skor
dukungan instrumental pada skala ini maka semakin tinggi dukungan instrumental
yang diterima ODHA. Semakin tinggi total skor dukungan informatif pada skala
ini maka semakin tinggi dukungan informatif yang diterima ODHA. Begitu pula
pada skala ini maka semakin tinggi pula dukungan persahabatan yang diterima
ODHA.
Jenis Aitem
No. Aspek Indikator Perilaku Total
F UF
a. Menerima
perhatian, empati,
1, 17, 33, 39 9, 25, 35
dan kasih sayang
dari orang lain
Dukungan
1 b. Merasa nyaman, 12
Emosional
dihargai dan
diterima oleh 2, 18, 34 10, 26
orang lain
a. Menerima
bantuan berupa 3, 19 11, 27
materi
Dukungan
2 b. Menerima 8
Instrumental
bantuan berupa
4, 20 12, 28
tindakan / jasa
a. Menerima
informasi
mengenai 13, 29 5, 21
HIV/AIDS dari
orang lain
Dukungan
3 b. Menerima saran, 10
Informatif
nasehat,
bimbingan
14, 30, 36, 40 6, 22
ataupun feedback
dari orang lain.
a.
Ikut serta dalam
kegiatan 15, 31, 37 7, 23
Dukungan kelompok.
4 10
Persahabatan b. Menghabiskan
waktu bersama 16, 32, 38 8, 24
dengan kelompok
TOTAL 23 17 40
adalah validitas, reliabilitas, dan daya beda aitem. Pada bagian ini, akan dilakukan
diuji coba aitem. Hasil uji coba alat ukur, yaitu skala dukungan sosial dan skala
fungsi ukurnya (Azwar, 2010). Menurut Anastasi dan Urbina (2007), validitas tes
berhubungan dengan apa yang diukur oleh suatu tes dan seberapa baik tes tersebut
dapat mengukur atribut. Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi
isi pada dasarnya berhubungan dengan pengujian yang sistematis terhadap isi atau
konten dari tes untuk mengetahui apakah tes tersebut secara representatif telah
mencakup konsep yang ingin diukur (Anastasi & Urbina, 2007). Validitas isi
dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan bertanya kepada ahli (professional
judgement) yaitu dosen yang ahli dalam bidangnya untuk memberikan pendapat
konsistensi skor yang dihasilkan oleh subjek ketika mereka diberikan tes tersebut
berbeda (Anastasi & Urbina, 2007). Alat ukur yang memiliki reliabilitas yang
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut pengukuran. Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan
cara menghitung korelasi koefisien antara distribusi skor aitem dengan distribusi
skor skala itu sendiri. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem
dengan skor skala, berarti semakin tinggi daya beda aitemnya. Sebaliknya,
tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya rendah. Apabila
koefisien korelasi bernilai negatif maka terdapat cacat serius pada aitem yang
dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem
dengan 0,3. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 maka
aitem dianggap sudah memiliki daya pembeda yang memuaskan. Sebaliknya, jika
nilai koefisien korelasi di bawah 0,3 maka dapat dikatakan bahwa daya pembeda
aitem lemah.
Uji coba alat ukur dilakukan kepada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
Berdasarkan hasil uji coba skala penerimaan diri, tidak ada aitem yang
gugur karena seluruh aitem memiliki nilai koefisien korelasi aitem total di atas
0,3. Nilai koefisien reliabilitas 0,96 menunjukkan bahwa alat ukur reliabel.
Berdasarkan hasil uji coba skala dukungan sosial, diperoleh 38 item yang
memiliki nilai korelasi aitem total di atas 0,3. Nilai koefisien reliabilitas dari
0,85; dukungan persahabatan 0,87. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur reliabel.
Jenis Aitem
No. Aspek Indikator Perilaku Total
F UF
a. Menerima
perhatian, empati,
1, 33, 39 9, 25, 35
dan kasih sayang
dari orang lain
Dukungan
1 b. Merasa nyaman, 11
Emosional
dihargai dan
diterima oleh 2, 18, 34 10, 26
orang lain
a. Menerima bantuan
3, 19 11, 27
berupa materi
Dukungan b. Menerima bantuan
2 8
Instrumental berupa tindakan /
4, 20 12, 28
jasa
a. Menerima
informasi
mengenai 13, 29 5, 21
HIV/AIDS dari
Dukungan orang lain
3 10
Informatif b. Menerima saran,
nasehat, bimbingan
14, 30, 36,
ataupun feedback 6, 22
40
dari orang lain.
a.
Ikut serta dalam
kegiatan 15, 31, 37 7, 23
Dukungan kelompok.
4 9
Persahabatan b. Menghabiskan
waktu bersama 32, 38 8, 24
dengan kelompok
Total 21 17 38
peneliti memilih lokasi di Balige karena menurut peneliti, Komite AIDS di Balige
memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk VCT dan komite tersebut juga
kunjungan ke rumah ODHA, dan Komite tersebut berbasis religiusitas. Selain itu,
kota Balige adalah pusat dari Kab. Tobasa yang pastinya memiliki banyak
Pada tahap ini, peneliti akan membuat konstruksi alat ukur berupa skala
untuk mengukur penerimaan diri dan dukungan sosial. Penyusunan skala ini
Sheerer (dalam Putri dan Tobing, 2016). Skala penerimaan diri terdiri dari
sosial menurut Sarafino (2011) dan skala ini terdiri dari 40 aitem.
kesediaan subjek untuk mengisi skala penerimaan diri dan dukungan sosial.
Lalu, subjek diminta untuk memberikan respon pada skala penerimaan diri
Setelah uji coba selesai, peneliti merevisi alat ukur dengan cara memilih
Berdasarkan hasil uji coba pada 28 aitem skala penerimaan diri, tidak
ada aitem yang gugur karena seluruh aitem memiliki nilai koefisien korelasi
aitem total di atas 0,3. Nilai koefisien alpha yang diperoleh pada skala
penerimaan diri adalah sebesar 0.96. Oleh karena itu, skala penerimaan diri
diperoleh 38 aitem yang memiliki nilai koefisien korelasi aitem total di atas
0,3. Nilai koefisien alpha yang diperoleh pada skala dukungan sosial adalah
perubahan jumlah aitem pada skala dukungan sosial, yang mana perubahan
terlebih dahulu dimulai dengan meminta kesediaan subjek secara sadar. Peneliti di
dampingi oleh Komite AIDS. Penelitian dilakukan selama 14 hari pada tanggal 24
dari satu variabel bebas terhadap variabel tergantung. Pengujian dengan analisa
a) Uji Asumsi
Sebelum data dianalisa, dilakukan uji asumsi yang berupa uji normalitas,
Uji Normalitas
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal
atau tidak. Dalam hal ini uji normalitas bukan dilakukan pada masing-
normal.
Uji Linearitas
variabel bebas dengan variabel tergantung. Selain itu, uji linieritas ini juga
linier. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas adalah jika nilai
probabiltas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dan Y adalah linier
sedangkan jika nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antara variabel X
Uji Multikolinear
ditemukan adanya hubungan atau korelasi antar satu atau semua variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara
berkaitan dengan satu dengan yang lain. Model regresi yang baik
menggunakan Run Test dengan kaidah apabila nilai signifikansi lebih besar
Uji Heteroskedastitas
scatterplot antara SRESID dan ZPREAD dimana sumbu X dan Y yang telah
(Gudono, 2011).
b) Uji Hipotesis
signifikan atau tidak. Setelah itu, dapat dilihat seberapa besar sumbangan
(Sudarmanto, 2005).
dimana
Keterangan :
dan mean empirik, lalu dibuatlah kategorisasi data untuk variabel dukungan
data yang dibuat berada dalam tiga golongan, yaitu rendah, sedang, dan
tinggi.
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis penelitian berdasarkan data-data
gambaran umum tentang subjek penelitian, lalu akan diuraikan hasil penelitian,
Subjek dalam penelitian ini adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang
berada dalam rentang usia 20-40 tahun. Jumlah subjek yang turut serta dalam
penelitian ini adalah sebanyak 40 orang. Berikut ini akan diuraikan gambaran
subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, tingkat
Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek berjenis kelamin laki-laki dan
48
bahwa terdapat perbedaan antara jumlah laki-laki dengan perempuan, yang mana
lebih banyak laki-laki yang ditemukan untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.
Subjek yang turut serta dalam penelitian ini adalah orang yang berada
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa subjek yang turut serta
dalam penelitian ini lebih banyak berada pada rentang usia 36-40 tahun, yaitu
sebanyak 17 orang (42,5%). Sementara yang paling sedikit berada di rentang usia
26-30 tahun, yaitu sebanyak 5 orang (12,5%). Sisanya, pada rentang usia 20-25
tahun sebanyak 6 orang (15%) dan usia 31-35 tahun sebanyak 12 orang (30%).
Status Sosial Ekonomi pada subjek penelitian dibagi menjadi 3 kelas yaitu
atas, menengah, dan bawah. Gambaran subjek penelitian berdasarkan status sosial
penelitian dengan status sosial ekonomi atas sebanyak 3 orang (7,5%), jumlah
(45%), dan jumlah subjek penelitian dengan status sosial ekonomi bawah
Tingkat pendidikan pada subjek penelitian dibagi menjadi 4 yaitu SD, SMP,
(12.5%), dan jumlah subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMA
adalah untuk memberdayakan ODHA yang berada di daerah Tobasa. Akan tetapi,
tidak semua subjek penelitian yang ikut serta dalam kelompok ini. Maka dari itu,
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa selisih antara subjek
yang mengikuti dan tidak mengikuti kelompok sangat kecil. Jumlah subjek
penelitian yang mengikuti KDS adalah sebanyak 25 orang (62,5%), dan jumlah
(37,5%).
Subjek dalam penelitian ini telah hidup sebagai ODHA dalam jangka
waktu yang berbeda-beda. Lamanya mereka hidup dengan status ODHA dibagi
orang (25%), jumlah subjek penelitian yang telah menderita HIV/AIDS selama 1-
5 tahun sebanyak 21 orang (52,5%), dan kemudian jumlah subjek penelitian yang
telah menderita HIV/AIDS sekitar 6-10 tahun sebanyak 7 orang (17,5%), serta
jumlah subjek penelitian yang telah menderita HIV/AIDS lebih dari 10 tahun
Berikut ini akan dipaparkan hasil uji asumsi meliputi uji normalitas dan linearitas,
hasil uji hipotesis penelitian yaitu ada pengaruh dukungan sosial terhadap
penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), dan hasil tambahan
Sebelum analisa data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan
terlebih dahulu, yaitu uji asumsi normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi akan
dilakukan pada kedua variabel baik pada variabel penerimaan diri maupun
dukungan sosial.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data tersebar secara normal
pengujian ini dikatakan terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 (ρ > 0,05). Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (p) yang
diri. Seluruh variabel menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini juga terlihat secara
b) Uji Linearitas
memiliki hubungan yang linear atau tidak dengan variabel dukungan sosial. Uji
linearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan metode statistik
uji F. Data penelitian dapat dikatakan linear apabila hubungan antara penerimaan
diri dan dukungan sosial memiliki nilai signifikansi (ρ) < 0,05 atau F > 0.05. Hasil
uji linearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara dukungan emosional
penerimaan diri memiliki taraf signifikansi (ρ) yang sama sebesar 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa ada hubungan yang linear antara variabel dukungan emosional
c) Uji Multikolinear
korelasi antar satu atau semua variabel independen dalam model regresi. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel sehingga hal
Multikolinearitas terjadi jika mempunyai nilai tolerance < 0.1 dan VIF > 10, dan
sebaliknya multikolinearitas tidak terjadi jika mempunyai nilai tolerance > 0.1 dan
VIF < 10. Hasil Uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel di atas, kita dapat menjabarkan nilai VIT dari masing-
2,236, 2,612, dan 2,568. Hasil uji multikolinear ini menunjukkan bahwa nilai VIF
dari tiap dukungan hampir sama dan tidak lebih besar dari 10. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinear atau tidak ada korelasi antar
d) Uji Autokorelasi
asumsi autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan Uji Runs
Test. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka terdapat gejala
autokorelasi, tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka
tidak terdapat gejala autokorelasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi autokorelasi (Gudono, 2011). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam
tabel berikut :
sebesar 0,423 pada uji statistik Runs Test. Berdasarkan kaidah autokorelasi pada
Runs Test, nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05. Dengan
e) Uji Heterokedastisitas
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastitas atau dengan kata lain harus
homoskedastitas
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
SRESID dan ZPREAD, yang mana sumbu X dan Y telah diprediksi dan sumbu Y
dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar tanpa membuat pola tertentu. Hal ini
dalam penelitian ini maka diperoleh bahwa penelitian memenuhi uji asumsi. Hal
ini menunjukkan bahwa penelitian ini dapat dilakukan pengolahan data dengan
diterima atau ditolak. Adapun hipotesis utama peneliti yang akan diuji, yaitu
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang
sedangkan Ho ditolak apabila signifikansi (ρ) < 0,05. Uji hipotesis dalam
penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan metode statistik uji analisis
regresi linear berganda. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada tabel di atas, dapat
dilihat bahwa nilai F = 48.308 dan Signifikansi (p) = 0,000 yang mana p < 0,05.
Persamaan regresi yang dihasilkan dari model ini adalah Y = (-28,538) + 1,895X1
Uji t. Uji t dilakukan untuk menguji empat hipotesis tambahan dengan melihat
signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen berpengaruh
Pada tabel 14 di atas, dari hasil uji t ditemukan bahwa nilai signifikansi
tambahan ke-1 dalam penelitian ini diterima (HA1 diterima). Artinya, dukungan
diperoleh nilai signifikansi 0,65 (p > 0,05), sehingga hipotesa tambahan ke-2
tambahan ke-3 dalam penelitian ini diterima (HA4 diterima). Artinya, dukungan
Selain itu, hal yang perlu dilihat adalah seberapa besar pengaruh dukungan
terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Hal ini dapat
Hasil yang diperoleh pada tabel di atas telah dihitung berdasarkan rumus
dalam Sudarmanto (2005). Nilai JK Regresi diperoleh dari perkalian antara bobot
dengan nilai dari regresi. Bobot dilambangkan dengan B pada tabel coefficients
pada lampiran 2, sedangkan nilai regresi (sums of square) yang terdapat pada tabel
memiliki sumbangan efektif sebesar 47,5% terhadap penerimaan diri pada Orang
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan diri pada
Berikut ini akan diuraikan beberapa hasil tambahan dari penelitian. Hasil
tambahan dalam penelitian ini akan memaparkan deskripsi data penelitian dan
empirik dan mean hipotetik penelitian. Mean empirik diperoleh dari respon yang
respon subjek untuk jawaban yang diberikan pada skala dukungan sosial dan skala
penerimaan diri. Rentang skor kedua skala adalah 1-5. Pada skala dukungan sosial
terdapat 38 yang reliabel dan valid sehingga akan memiliki skor minimum 38 dan
skor maksimum 190. Sedangkan, pada skala penerimaan diri, seluruh aitem yang
berjumlah 28 aitem terbukti reliabel dan valid sehingga akan memiliki skor
minimum 28 dan skor maksimum 140. Berikut hasil perbandingan mean empirik
Pada tabel perbandingan mean empirik dan mean hipotetik di atas, diketahui
bahwa pada kedua skala memiliki mean empirik lebih besar dari mean hipotetik.
Pada skala dukungan sosial, dapat dilihat bahwa nilai mean empirik (131,2) lebih
besar dari mean hipotetik (114) dengan selisih sebesar 17,2. Hal ini menunjukkan
Begitu pula pada skala penerimaan diri, dapat dilihat bahwa mean empirik
(94,3) lebih besar dari mean hipotetik (84) dengan selisih sebesar 10,3. Hal ini
menunjukkan bahwa penerimaan diri subjek dalam penelitian ini tergolong tinggi.
dukungan sosial dan penerimaan diri. Kategorisasi data dibuat berdasarkan nilai
mean hipotetik dan standar deviasi. Kategorisasi data dukungan sosial akan
ditunjukkan pada tabel 14, dan kategorigasi data penerimaan diri akan
Pada skala dukungan sosial diketahui mean hipotetik sebesar 114 dengan
standar deviasi (SD) sebesar 25,3 sehingga kategorisasi data untuk dukungan
besar subjek mendapat dukungan sosial pada kategori sedang, yaitu sebanyak 25
orang (62,5%). Sedangkan subjek yang berada pada kategori rendah sebanyak 2
tingkat sedang yaitu sebanyak 62.5%, sedangkan sisanya 37,5% berada pada
dengan standar deviasi (SD) sebesar 18,6 sehingga diperoleh hasil kategorisasi
orang (45%). Sementara itu, subjek dengan penerimaan diri tinggi ada sebanyak
17 orang (42.5%). Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang tipis antara jumlah
subjek yang memiliki penerimaan diri sedang dengan subjek yang memiliki
penerimaan diri tinggi sekitar 2,5%. Sisanya, hanya 5 orang (12,5%) yang
4.3 Pembahasan
HIV/AIDS (ODHA). Pada uji statistik regresi linear berganda ditemukan nilai
signifikansi sebesar 0.000 (ρ < 0,05). Dengan demikian, hipotesis peneliti pada
Hasil penelitian ini didukung oleh Jersild (1963) yang mengatakan bahwa
adanya lingkungan sosial yang baik akan membantu individu memiliki sikap
menerima diri. Lingkungan sosial inilah yang disebut sebagai dukungan sosial.
Lingkungan sosial yang baik akan mendorong ODHA menerima dirinya sehingga
ia akan mampu memandang dirinya dengan positif. Selain itu, Ichramsjah (dalam
Sari dan Nuryoto, 2002) juga menambahkan bahwa ketika individu mendapat
diri pada ODHA karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya,
ODHA akan ODHA merasa tetap diterima, dicintai oleh keluarga. Tentunya hal
ini akan membuat ODHA lebih bebas dalam berinteraksi dengan orang lain
ODHA yang mendapat dukungan sosial juga akan memiliki penerimaan diri
semakin peduli dengan kesehatannya. Hal serupa juga dikatakan oleh Taylor
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri pada Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA).
Selain itu, dari hasil analisa data juga diketahui seberapa besar pengaruh
(ODHA) dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi
yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 0,847. Hal ini menunjukkan bahwa
penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), dan sisanya sebesar
15,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan diri pada Orang
diri ODHA karena ODHA memiliki penyakit yang mengandung stigma dan tidak
ada obatnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Djoerban (1999) yang menyatakan
bahwa hampir 95% individu yang didiagnosa menderita HIV/AIDS merasa malu,
tidak berguna, putus asa, depresi dan bahkan berkeinginan bunuh diri. Adanya
Oleh karena itu, dukungan sosial yang sangat dibutuhkan ODHA dari orang-orang
beban psikologis yang dimiliki ODHA. Dengan demikian, peran dukungan sosial
Hal ini serupa juga dinyatakan Marni dan Yuniawati (2015) dalam studinya
yang berpendapat bahwa individu yang mendapat dukungan sosial pastinya akan
memiliki beban psikologis yang ringan. Adanya dukungan sosial dari orang lain
seperti menerima motivasi dari orang lain, kesediaan orang lain mendengarkan
keluh kesah, memperoleh informasi terkait HIV/IDS , adanya diskusi dan bertukar
pikiran dengan orang lain akan membuat individu merasa lebih nyaman,
diperhatikan sehingga beban psikologis yang terasa berat dan ditanggung sendiri
(ODHA) dalam penelitian ini adalah keikutsertaan dalam KDS. Sebagian besar
subjek dalam penelitian ini mengikuti Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) hingga
62,5% sedangkan hanya 37,5% yang tidak mengikuti KDS ini. Studi Yuswanto,
(KDS) berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat pada ODHA. KDS
memiliki kebutuhan akan dukungan emosional yang tinggi. Hal serupa juga
ditemukan dalam studi Gusti, Farlina, dan Alfitri (2015) yang menemukan bahwa
memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan diri
pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa
bantuan berupa jasa materi tidak cukup kuat dalam mempengaruhi penerimaan
memiliki sumbangan efektif yang hampir sama terhadap penerimaan diri pada
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), yaitu 22% dan 20,2%. Hal ini menunjukkan
pada ODHA berada dalam kategori sedang dan tinggi. Artinya, sebagian besar
Mereka menyadari segala kelebihan dan kekurangan diri mereka secara realistis
dan tanpa menyalahkan diri mereka. Hal ini dapat terjadi karena ODHA pada
penelitian ini berada pada usia yang matang, yang mana 42,5% subjek berada
pada usia 36-40 tahun. Individu dengan usia lebih matang tentu akan dapat
menerima dirinya dengan lebih baik dibanding dengan individu yang berusia jauh
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan penerimaan diri ODHA dalam
penelitian ini berada pada kategori sedang dan tinggi karena faktor pendidikan.
dirinya bila yang memiliki pendidikan yang semakin tinggi pula. Ichramsjah
(dalam Sari dan Nuryoto, 2002) juga menambahkan bahwa individu yang
memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi pula.
Pada penelitian ini, ODHA yang memiliki pendidikan rendah hanya sedikit, yaitu
pada ODHA berada dalam kategori sedang dan tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa ODHA pada penelitian ini menerima dukungan sosial yang besar pula. Hal
ini dapat terjadi karena sebagian besar ODHA dalam penelitian ini mengikuti
sosial yang lebih banyak. Pada penelitian ini, diketahui ODHA yang mengikuti
KDS berjumlah 62,5%, dalam hal ini KDS berperan sebagai pemberi motivasi dan
Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran sesuai dari hasil yang telah
diperoleh dalam penelitian. Bagian awal akan menjabarkan hasil penelitian dan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah diperoleh dalam penelitian ini,
HIV/AIDS (ODHA).
70
5.2 Saran
beberapa saran yang dibagi ke dalam dua bagian, yaitu saran metodologis dan
saran praktis.
peneliti menyarankan untuk menambah jumlah sampel agar data peneltian lebih
normal karena pada penelitian ini, distribusi skor dukungan informasi memiliki
1) Bagi ODHA agar mencari dukungan untuk diri sendiri dan memberikan
emosional.
2) Bagi keluarga ODHA atau yang disebut dengan OHIDA (Orang Hidup
aktivitas/kegiatan bersama.
Anastasi, A & Urbia, S. (2007). Tes Psikologi (Edisi ketujuh). Jakarta : PT. Index.
Andrewin, A. (2008). Stigmatization of patients with HIV/AIDS among doctors
and nurses in Belize. AIDS Patient Care and STDs Journal, 22 (11), 211.
Azwar, S. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
Calhoun, J.F., & Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human
Relationship. New York: McGrawHill.
Cohen, S., & Syme, L.S. (1985). Social Support and Health. London: Academic
Press, Inc.
Gatra. (2006). Gugatan Salah Tes 14,6 Milyar. Jakarta: PT. Gatra.
Germer, C.K. (2009). The mindful path to self-compassion. USA: The Guilford
Press.
Gusti, R.P., Farlina, M., Alfitri. (2015). Studi fenomenologi pengalaman orang
HIV/AIDS (ODHA) dalam mendapatkan dukungan keluarga di Yayasan
Lantera Minangkabau Support Padang. Ners Jurnal Keperawatan, 11 (1),
22-31.
Gudono. (2011). Analisis Data Multivariat. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Hadi, S. (2000). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Handono., Tri, O., Bashori, K. (2013). Hubungan antara penyesuaikan diri dan
dukungan sosial terhadap stres lingkungan pada santri baru. Jurnal Fakultas
psikologi, 2 (1), 79-89.
Herek, G.M., & Capitanio, J.P. (1999). AIDS stigma and sexual prejudice.
American Behavioral Scientist, 42, 1126-1143.
73
Jawapos.com. (2015). HIV dan lima teratas infeksi opportunistik. Diunduh dari
http://www2.jawapos.com/baca/artikel/15466/hiv-dan-lima-teratas-infeksi-
oportunistik
Sagumi, F., Amin, S M., (2014). Hubungan anatara penyesuaian diri dan
dukungan sosial teman sebaya dengan self regulation terhadap motivasi
belajar siswa kelas akselerasi SMP Negeri 1 Palu, 2 (1).
Santrock, J.W. (2013). Life Span Development. USA : McGraw-Hill International
Edition.
Sarafino, E.P., & Smith, T.W. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial
Interaction (7th Ed.). United States of America : John Wiley & Sons, INC.
Sari, D.J., & Reza, M. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penerimaan diri pada remaja penderita HIV di Surabaya. Character, 1(3), 1-
7.
Sari, E.P., & Nuryoto, S. (2002). Penerimaan diri pada lanjut usia ditinjau dari
kematangan emosi. Jurnal Psikologi, 2, 73-88.
Sindonews.com. (2013). ODHA tetap semangat jalani hidup. Diunduh dari
https://metro.sindonews.com/read/745247/31/odha-tetap-semangat-jalani-
hidup-1370148540
Spiritia.or.id. (2014). Infeksi opportunistik. Diunduh dari
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=500
Suara.com. (2015). Ini alasan hiv/aids belum ada obatnya hingga kini. Diunduh
dari http://www.suara.com/health/2015/01/09/143500/ini-alasan-hivaids-
belum-ada-obatnya-hingga-kini
Sudarmanto R. G. (2005). Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulaeman, D. (1995). Psikologi Remaja. Bandung: Mandar Maju.
Tabloidnova.com. (2016). Curahan hati seorang ODHA, bahagia bersama suami
dan 3 anak. Diunduh dari http://nova.grid.id/News/Peristiwa/Curahan-Hati-
Seorang-Odha-Bahagia-Bersama-Suami-Dan-3-Anak
Taylor, S.E. (1999). Health Psychology (4th Ed.). Boston: McGraw-Hill.
Tobasatu.com. (2015). Jumlah Penderita HIV/AIDS di Sumut Meningkat,
Didominasi Laki-Laki. Diunduh dari
http://www.tobasatu.com/2015/11/29/jumlah-penderita-hivaids-di-sumut-
didominasi-laki-laki/
Tribunnews.com. (2017). Rasanya saya ingin bunuh diri! curhat pilu penderita
HIV tertular lewat jarum tato. Diunduh dari
http://manado.tribunnews.com/2017/02/02/rasanya-saya-ingin-bunuh-diri-
curhat-pilu-penderita-hiv-tertular-lewat-jarum-tato
UNAIDS. (2004). Hidup Bersama HIV/AIDS. Jakarta.
77
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
.967 .966 28
Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
PD1 84.07 756.064 .828 . .965
PD2 84.20 745.476 .857 . .964
PD3 83.97 762.309 .715 . .965
PD4 84.70 745.666 .776 . .965
PD5 84.77 763.220 .639 . .966
PD6 84.90 763.610 .705 . .965
PD7 85.07 756.478 .744 . .965
PD8 84.80 739.200 .887 . .964
PD9 84.60 744.524 .847 . .964
PD10 85.07 785.582 .449 . .967
PD11 84.43 754.392 .728 . .965
PD12 84.07 767.099 .669 . .966
PD13 84.63 749.137 .851 . .964
PD14 84.77 772.875 .546 . .967
PD15 84.47 743.913 .864 . .964
PD16 83.83 763.454 .717 . .965
PD17 83.73 782.202 .465 . .967
78
79
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
.967 .956 40
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
DS1 125.93 927.168 .400 .956
DS2 126.50 913.569 .629 .954
DS3 125.70 917.045 .565 .955
DS4 125.50 920.052 .511 .955
DS5 125.77 927.633 .382 .956
DS6 126.17 892.833 .870 .953
DS7 125.87 927.085 .418 .956
DS8 126.03 912.447 .645 .954
DS9 125.97 915.964 .603 .955
DS10 125.87 921.430 .548 .955
DS11 125.60 924.110 .498 .955
DS12 125.97 910.171 .687 .954
DS13 126.43 919.220 .518 .955
DS14 125.60 926.593 .407 .956
DS15 126.23 921.564 .519 .955
DS16 126.30 939.528 .275 .956
DS17 125.73 938.961 .253 .957
DS18 126.00 936.414 .417 .956
DS19 126.50 927.362 .447 .955
DS20 126.50 917.914 .553 .955
80
81
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS1 36.17 73.385 .461 .858
DS2 36.73 71.720 .600 .849
DS9 36.20 70.579 .673 .844
DS10 36.10 75.334 .441 .859
DS17 35.97 78.171 .242 .872
DS18 36.23 78.185 .392 .861
DS25 36.50 70.810 .684 .844
DS26 36.03 67.689 .705 .840
DS33 36.43 73.633 .430 .861
DS34 35.87 70.395 .697 .843
DS35 35.93 71.926 .572 .850
DS39 36.33 68.920 .654 .844
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS1 32.63 66.447 .476 .869
DS2 33.20 64.924 .614 .859
DS10 32.57 68.668 .438 .870
82
b) Dukungan Instrumental
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS3 22.47 32.257 .417 .793
DS4 22.27 30.754 .521 .778
DS11 22.37 32.585 .427 .791
DS12 22.73 32.823 .395 .796
DS19 23.27 30.616 .588 .768
DS20 23.27 31.237 .499 .781
DS27 22.80 30.924 .561 .772
DS28 23.07 27.926 .686 .749
83
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS5 29.20 68.648 .481 .847
DS6 29.60 62.869 .823 .818
DS13 29.87 70.257 .435 .850
DS14 29.03 69.551 .454 .849
DS21 29.27 68.340 .473 .848
DS22 29.27 66.340 .597 .837
DS29 29.70 65.045 .628 .834
DS30 29.67 63.954 .620 .835
DS36 28.97 71.068 .344 .859
DS40 29.73 61.030 .746 .822
d) Dukungan Persahabatan
Reliability Statistics
84
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
DS7 24.67 62.851 .446 .886
DS8 24.83 59.178 .687 .867
DS15 25.03 66.033 .300 .896
DS23 24.63 56.792 .698 .866
DS24 24.80 55.545 .762 .860
DS31 25.20 56.855 .710 .865
DS32 25.10 60.024 .544 .879
DS37 25.10 56.300 .763 .860
DS38 25.17 54.764 .781 .858
85
86
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dukungan Emosional .122 40 .134 .961 40 .184
*
Dukungan Instrumental .104 40 .200 .984 40 .838
Dukungan Informatif .135 40 .064 .951 40 .080
Dukungan .117 40 .182 .960 40 .165
Persahabatan
Penerimaan Diri .115 40 .200* .953 40 .098
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
87
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Penerimaan Between (Combined) 14773.150 17 869.009 5.614 .000
Diri * Groups Linearity 13554.100 1 13554.100 87.568 .000
Dukungan
Emosional Deviation 1219.050 16 76.191 .492 .925
from
Linearity
Within Groups 3405.250 22 154.784
Total 18178.400 39
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Penerimaan Between (Combined) 13381.567 17 787.151 3.610 .003
Diri * Groups Linearity 7913.518 1 7913.518 36.294 .000
Dukungan
Instrumental Deviation 5468.049 16 341.753 1.567 .162
from
Linearity
Within Groups 4796.833 22 218.038
Total 18178.400 39
88
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Penerimaan Between (Combined) 14171.800 17 833.635 4.577 .001
Diri * Groups
Linearity 10555.961 1 10555.961 57.962 .000
Dukungan
Informatif Deviation 3615.839 16 225.990 1.241 .314
from
Linearity
Within Groups 4006.600 4006.600 22 182.118
Total 18178.400 18178.400 39
89
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -29.469 9.534 -3.091 .004
Dukungan 1.864 .321 .575 5.801 .000 .451 2.218
Emosional
Dukungan -.174 .434 -.040 -.401 .691 .451 2.219
Instrumental
Dukungan .844 .371 .235 2.276 .029 .415 2.407
Informatif
Dukungan .889 .356 .256 2.498 .017 .420 2.379
Persahabatan
a. Dependent Variable: Penerimaan Diri
90
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
a
1 .919 .845 .827 8.974 2.295
a. Predictors: (Constant), Dukungan Persahabatan, Dukungan Emosional,
Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan Diri
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea .53283
Cases < Test Value 20
Cases >= Test Value 20
Total Cases 40
Number of Runs 24
Z .801
Asymp. Sig. (2-tailed) .423
a. Median
91
F. UJI F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15390.670 4 3847.668 48.308 .000a
Residual 2787.730 35 79.649
Total 18178.400 39
a. Predictors: (Constant), Dukungan Persahabatan, Dukungan Emosional,
Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan Diri
92
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -28.538 9.346 - .004
3.053
Dukungan 1.895 .316 .584 5.995 .000 .461 2.169
Emosional
Dukungan -.199 .433 -.045 -.458 .650 .447 2.236
Instrumental
Dukungan .878 .370 .254 2.372 .023 .383 2.612
Informatif
Dukungan .804 .368 .232 2.187 .035 .389 2.568
Persahabatan
a. Dependent Variable: Penerimaan Diri
Model Summaryb
Std. Change Statistics
Adjusted Error of R
R R the Square F Sig. F Durbin-
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .920a .847 .829 8.925 .847 48.308 4 35 .000 2.275
a. Predictors: (Constant), Dukungan_Persahabatan, Dukungan_Emosional,
Dukungan_Instrumental, Dukungan_Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan_Diri
93
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -28.538 9.346 - .004
3.053
Dukungan 1.895 .316 .584 5.995 .000 .461 2.169
Emosional
Dukungan -.199 .433 -.045 -.458 .650 .447 2.236
Instrumental
Dukungan .878 .370 .254 2.372 .023 .383 2.612
Informatif
Dukungan .804 .368 .232 2.187 .035 .389 2.568
Persahabatan
a. Dependent Variable: Penerimaan Diri
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15390.670 4 3847.668 48.308 .000a
Residual 2787.730 35 79.649
Total 18178.400 39
a. Predictors: (Constant), Dukungan Persahabatan, Dukungan Emosional,
Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif
b. Dependent Variable: Penerimaan Diri
94
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
DukunganSosial 40 91 79 170 5248 131.20 3.291
PenerimaanDiri 40 90 38 128 3772 94.30 3.414
Valid N 40
(listwise)
Std.
Deviation Variance Skewness Kurtosis
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Statistic
DukunganSosial 20.812 433.138 -.484 .374 20.812 433.138
PenerimaanDiri 21.590 466.113 -.651 .374 -.224 .733
Valid N
(listwise)
95
96
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 3 5 5 4 4 3 3 5 5 3 5 4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 4 5 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 3 5 5
2 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 3 3 4 4
3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4
5 5 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4
6 4 4 5 5 5 5 3 4 5 2 5 3 4 4 4 3 4 3 5 5 4 2 2 5 4 2 2 2 1 4 3 4 5 5 4 4 2 5
7 4 1 4 4 1 1 1 1 3 2 4 3 5 5 2 1 4 1 1 4 3 3 2 3 4 5 1 5 5 4 2 5 4 5 2 4 3 3
8 1 1 4 5 5 1 5 3 1 4 1 1 5 5 3 2 3 2 5 5 5 1 5 2 2 4 3 5 4 3 1 2 3 4 4 1 4 4
9 4 2 5 5 4 3 5 5 4 5 4 3 1 2 4 3 2 3 4 5 3 5 4 5 4 5 5 5 3 1 3 5 5 5 1 1 5 4
10 5 2 5 1 5 3 1 1 4 1 5 3 4 1 2 4 1 1 5 1 1 1 1 5 2 1 1 1 3 1 1 5 5 5 1 1 1 1
11 2 1 5 1 5 5 5 5 5 5 4 5 1 1 3 4 1 1 5 3 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 1 5 5 5 5 5 3 5
12 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 3 4 3 2 1 2 5 1 2 4 3 4 1 2 3 2
13 5 1 1 3 1 3 2 4 4 2 5 2 1 4 2 2 4 1 1 4 1 1 1 4 1 2 2 1 3 4 3 3 2 5 3 4 3 1
14 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 5 1 3 4 2 3 5 5 4 3 1 4 4 3 3 4 5 4 2 2 4 3 4 4 2
15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 5 3
16 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4
17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4
20 3 2 2 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 3 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1
21 2 2 4 5 2 3 3 2 2 4 5 2 3 4 3 4 5 1 2 2 4 5 3 4 5 5 4 5 3 3 1 4 4 4 3 2 2 1
22 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 3
97
98
A
S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 5 5 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 4 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 4 4 3
2 4 5 5 5 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4
5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
6 4 4 4 1 3 2 2 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 2 3 4 2 4 5 3 4 4 5 2
7 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 5 2 3 4 2 3 3 4 4 4
8 4 3 5 2 2 1 3 1 4 4 3 3 4 3 2 5 4 4 5 1 4 1 4 2 2 4 4 1
9 5 5 5 5 1 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 2 4 5 1 5 5 5 5
10 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 5 3 3 2 1 5 2 1 5 1 2 3
11 5 5 5 5 5 2 1 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 5 3 4 1 1
12 4 4 5 4 1 5 1 1 4 2 5 4 4 2 4 2 5 1 4 3 2 2 3 3 1 4 5 3
13 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 3 2 4 1 2 3 1 3 3 1 2 4 1 1 2 4 4
14 4 5 5 4 2 2 4 4 2 3 3 5 2 4 4 5 5 3 2 1 3 3 1 2 1 5 5 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
16 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
18 5 5 5 1 5 5 5 5 5 3 5 5 5 1 5 5 5 4 4 4 2 2 4 5 4 4 4 2
19 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
20 3 3 2 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3
21 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 3 5 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1
22 4 4 4 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 1 1 3 3 3 2 1 4 2 3 2 3 1 1 2
99
100
INSTRUMEN PENELITIAN
101
SKALA PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
2017
102
Hormat Saya,
Peneliti
103
Responden,
( )
104
Nama / Inisial :
PETUNJUK PENGISIAN
Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah, setiap respon adalah
benar, dan tidak ada respon yang salah. Sehingga diharapkan anda menjawab
setiap pernyataan dalam skala ini sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran
anda yang sebenarnya dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom
respon yang anda anggap sesuai dengan diri anda.
No Pernyataan SS S N TS STS
105
No Pernyataan SS S N TS STS
Keterangan :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
N : Netral
TS : Tidak Sesuai
Semua respon akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian ini. Atas kesediannya kami ucapkan terimakasih.
Peneliti
106
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Setelah saya divonis positif menderita
HIV/AIDS, saya merasa bahwa keluarga
tetap mencintai saya.
2 Saya merasa nyaman menceritakan
masalah yang saya alami kepada keluarga
saya.
3 Keluarga saya membantu meringankan
biaya pengobatan saya.
107
108
109
110
111