Anda di halaman 1dari 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN


PASIEN TUBERCULOSIS TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS DI
PUSKESMAS PUUWERI, SUMBA BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Apriponi Dwi Putri
NIM : 168114163

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Esa atas kasih setia dan berkat-Nya yang tidak
pernah berkesudahan dalam hidupku, kedua orang tuaku, saudara-saudaraku,
sahabat – sahabatku, teman-teman seperjuangan FSMD 2016, dan almamaterku
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih
dan penyertaan-Nya sehingga skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Pasien Tuberculosis Tentang Penyakit
Tuberculosis Di Puskesmas Puuweri, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur” dapat
terlaksana dan selesai dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi (S. Farm) di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini banyak pihak yang terlibat baik dalam
memberikan dukungan maupun bantuan. Penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang terlibat. Ucapan terimakasih disampaikan
kepada.

1. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Putu Dyana Christasani, M. Sc., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dengan penuh
kasih, kesabaran, dan ketegasan dari awal bimbingan dimulai hingga
penyusunan skripsi selesai.
3. Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes.,
Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan serta
bantuan selama proses penulisan skripsi ini berlangsung.
4. Kepala UPT Puskesmas Puu Weri yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di puskesmas Puu Weri.
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan bantuan, ilmu dan bimbingan kepada
penulis selama masa perkuliahan.
6. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk terlibat
dalam penelitian ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Orang tua-ku tersayang, Mama Alda Fereira dan Bapak Christian Turu
Taga Lele atas seluruh cinta, kasih sayang dan support yang selama ini
diberikan.
8. Saudara- saudara-ku terkasih, Mama Seli, Kakak Yadi, Sendy, Seli, Kakak
Aci, Kakak Ina, Yuyun, dan Mada untuk semua dukungan dan pertanyaan
“kapan lulus?”
9. Sahabat-sahabat ku yang kukasihi, Victoria, Ivana, Nini, Ubbu Ito, Yerre
Anmo, BrianG, Surya Taiko, Chand Putu, dan Chand Gusti atas tawa,
support dan waktu yang selalu diberikan untuk penulis.
10. Teman-teman seperjuangan dikehidupan perkuliahan, Ista Beb, Fhyra si
bucin, Agistong, Nona dan Ichak terimakasih sudah memberikan warna-
warni dalam kehidupan perkuliahanku yang gelap ini, nama kalian kan
selalu ku aminkan.
11. Teman perskripsian, Ery untuk waktu, semangat dan kasih yang selalu
diberikan dari awal bimbingan hingga penyusunan skripsi selesai.
12. Teman dan saudara grup Anak Buah Debra (Kak Debra, Yabbu dan
Atrini) untuk semua kebegoan dan perhatian kalian yang rame rasanya.
13. Teman – teman FSMD dan seluruh pihak yang tidak dapat di sebutkan
satu persatu yang telah mendukung dalam penyelesaian penyusunan
naskah ini.

Penulis menyadari bahwa selama masa penulisan skripsi ini tidak lepas dari
kelalaian dan kekurangan, untuk itu penulis terbuka atas kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Yogyakarta, 14 September 2020

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS......... vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
LAMPIRAN .......................................................................................................... 22
BIOGRAFI PENULIS........................................................................................... 42

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan ................. 4


Tabel II. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan .... 5
Tabel III. Karakteristik Responden ......................................................................... 8
Tabel IV. Pengetahuan Pasien TB terkait penyakit TB ........................................ 12
Tabel V. Sikap Pasien TB terkait penyakit TB ..................................................... 14
Tabel VI. Tindakan Pasien TB terkait penyakit TB .............................................. 15

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...................................................23
Lampiran II. Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 25
Lampiran III. Informed Consent. ..................................................................... 25

Lampiran IV. Kuesioner .....................................................................................27


a. Pengetahuan Responden Terkait Penyakit Tuberculosis.........................28
b. Sikap Responden Terkait Penyakit Tuberculosis ....................................29
Lampiran V. Hasil Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pasien TB .32
Lampiran VI. Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Pokok Bahasan
Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ......................................................... 34
Lampiran VII. Contoh Pengisian Kuesioner dari Responden ............................35

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Penyakit tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang
terutama menyerang paru-paru. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Puu Weri
yang berada di Kabupaten Sumba Barat dikarenakan angka penemuan kasus baru
meningkat untuk penyakit TB pada tahun 2019 dengan temuan jumlah kasus TB
BTA+ yaitu sebanyak 55 pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pasien tentang penyakit tuberculosis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan
rancangan cross sectional. Data karakteristik responden diolah secara statistik
deskriptif dan data tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden tentang
tuberculosis dianalisis dengan metode analisis univariat. Sebanyak 36 responden
yang merupakan pasien TB tahun 2019 di Puskesmas Puu Weri yang memenuhi
kriteria inklusi (laki-laki maupun perempuan berusia ≥ 18 tahun, bisa membaca
dan menulis, tidak memiliki latar belakang pendidikan atau pekerjaan di bidang
kesehatan dan bersedia mengisi kuesioner dengan lengkap) dan eksklusi terlibat
dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini yaitu kebanyakan responden memiliki
pengetahuan cukup yaitu 19 responden (53%), responden umumnya memiliki
sikap positif (sangat baik/baik) sebanyak 33 responden (92%), dan memiliki
tindakan yang positif (sangat baik/baik) sebesar 31 responden (86% ).
Berdasarkan hasil penelitian, kebanyakan responden memiliki pengetahuan yang
cukup baik, serta hampir semua responden memiliki sikap dan tindakan yang
baik.

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, tindakan.

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease that mainly attacks the
lungs. This study was conducted in Puu Weri Public Health Center in West Sumba
bercause the number of new case detection increases for TB in 2019 with the
finding that the number of TB BTA+ cases were 55 patients. This study aims to
determine the level of knowledge and attitudes of patients about tuberculosis. This
research is a type of descriptive observational study with cross sectional design.
Respondent characteristic data were processed using descriptive statistics and
data of the level of knowledge, attitudes and actions of respondents about
tuberculosis were analyzed by univariate analysis methods. A total of 36
respondents were TB patients in 2019 at Puu Weri Public Health Center who pass
the inclusion (men and women aged ≥ 18 years old, can read and write, have no
educational background or work in the health sector and are willing to fill out a
complete questionnaire) and exclusion criteria was involved in this study. The
results of this study are most respondents have sufficient knowledge of 19
respondents (53%), respondents generally have a positive attitude (good/very
good) are 33 respondents (92%), and have positive action (good/very good) are
31 respondents (86%). Based on the results of the study, most of them had good
enough knowledge, and almost all respndents had good attitudes and actions
related to TB disease.
Key word : knowledge, attitude, act.

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi kronis yang
terutama menyerang paru-paru namun bisa juga menyerang organ-organ lain.
Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis kompleks yang
menular melalui droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi TBC.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dapat mengancam derajat kesehatan
masyarakat. Tuberkulosis mampu menjadi comorbid berbagai penyakit fatal
lainnya seperti HIV/AIDS, penyakit paru obstruksi, dan lain sebagainya.
Tuberkulosis memegang peranan penting dalam kasus kematian dan kesakitan
akibat penyakit infeksi saluran pernafasan (Irianti dkk,2016).

Target program penanggulangan TBC adalah menyembuhkan 85% dari


semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Waktu pengobatan yang
panjang dengan jumlah obat yang banyak serta berbagai efek pengobatan
menyebabkan penderita sering terancam putus berobat (Drop Out) selama masa
penyembuhan (Kemenkes RI, 2011).

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi


dengan angka kejadian TB paru yang masih menjadi masalah yang cukup serius.
Pada tahun 2017, jumlah kasus TB paru semua tipe menurut kelompok umur dan
jenis kelamin sebanyak 5.350 kasus. Berdasarkan Data Profil Kesehatan Provinsi
NTT jumlah kasus TB paru dari tahun 2015-2017 mengalami peningkatan
(Depkes NTT, 2017). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Puu Weri yang
berada di Kabupaten Sumba barat, dikarenakan angka keberhasilan pengobatan
menurun untuk penyakit TBC pada tahun 2019 di kabupaten Sumba Barat dengan
temuan jumlah kasus TBA+ yang semakin meningkat dari tahun sebelumnya.
Puskesmas Puu Weri merupakan puskesmas dengan temuan jumlah kasus
terbanyak yaitu 55 pasien (Dinkes Sumba Barat, 2019).

Hasil survei prevalensi TBC (2004) mengenai pengetahuan, sikap dan


perilaku menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita TBC dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Meskipun 76% keluarga pernah mendengar tentang TBC dan 85% mengetahui
bahwa TBC dapat disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang dapat menyebutkan
dua tanda dan gejala utama TBC. Cara penularan TBC dipahami oleh 51%
keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa tersedia obat TBC gratis
(Kemenkes RI, 2011).

Pengetahuan merupakan informasi yang ditangkap oleh panca indera


manusia, kemudian dikembangkan melalui bahasa dan cara berpikirnya
(Darmawan, 2016). Pengetahuan masyarakat tentang informasi obat akan
mendukung pengobatan yang rasional agar terhindar dari kesalahan penggunaan
obat (medication error), penyalahgunaan (abused), dan penggunaan obat yang
salah (misuse). Ketidakpatuhan (non compliance) dan ketidakpahaman (non
corcondance) masyarakat dalam penggunaan obat merupakan salah satu penyebab
kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang penyakit, obat dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya. Terdapat hubungan
bermakna antara pengetahuan pasien tentang obat TBC dengan kepatuhan pasien
dalam pelaksanaan terapi TBC. Dapat disimpulkan bahwa memberikan
pengetahuan serta pemahaman pasien dalam penggunaan obat akan berdampak
pada kepatuhan pengobatan dan keberhasilan dalam proses penyembuhan (Pratiwi
dkk, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan pasien tentang penyakit tuberculosis.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif
dengan rancangan cross sectional. Pada penelitian ini mendeskripsikan
pengetahuan, sikap dan tindakan pasien tuberkulosis tentang penyakit tuberkulosis
di Puskesmas Puu Weri, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.

B. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian

Pemilihan responden dilakukan menggunakan non probability sampling


dengan teknik purposive sampling. Responden penelitian ini adalah total populasi
yaitu semua pasien positif tuberkulosis di Puskesmas Puu Weri, yang terdata pada
tahun 2019 dengan kriteria inklusi : laki-laki maupun perempuan berusia ≥ 18
tahun, bisa membaca dan menulis, tidak memiliki latar belakang pendidikan atau
pekerjaan bidang kesehatan dan bersedia mengisi kuesioner dengan lengkap.
Pasien TB yang sesuai kriteria namun tidak bersedia mengisi kuesioner dan
responden yang tidak mengisi kusioner dengan lengkap tidak disertakan sebagai
responden penelitian.
Total pasien yang mengikuti penelitian sejumlah 55 orang namun 19
orang dieksklusi karena 7 responden sudah meninggal dunia, 9 responden tidak
bisa membaca dan menulis, dan 3 responden tidak bersedia mengisi kuesioner
karena memiliki kesibukan yang lain, sehingga jumlah responden penelitian ini
sebesar 36 responden.
C. Lokasi, Izin, dan Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20, 21, dan 22 Juli 2020 bertempat
di UPT Puskesmas Puu Weri, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba
Barat, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini telah diberi ijin dari Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan nomor
DPMPTSP.243.4/32/53.12/07/2020.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pengukuran Dan Pengumpulan Data Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan


Tindakan
Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah survei dengan
penyebaran kuesioner. Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Pada penelitian
ini, menggunakan kuesioner yang telah disusun dan divalidasi oleh Wuri Kinanti
(2014) dengan judul “Pengembangan Instrumen Pengukuran tingkat Pengetahuan,
Sikap Dan Tindakan Masyarakat Terkait Penyakit Tuberculosis (Tbc) Paru”.

Instrumen yang digunakan sudah melalui uji validitas, uji pemahaman


bahasa, dan uji reliabilitas. Pada penelitian ini, validitas yang diuji adalah
validitas isi dengan melibatkan 3 orang ahli dibidangnya. Setiap ahli menyatakan
kuesioner telah valid apabila ketiga aspek sudah memenuhi kelayakan konten
melalui form expert judgement. Pada uji pemahaman bahasa yang dilakukan pada
Lay people yang terdiri dari 10 orang mahasiswa Psikologi, 10 orang mahasiswa
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah serta 10 orang di luar kelompok
mahasiswa untuk mendapatkan kuisioner yang mudah dipahami maksud dari
pertanyaan yang diajukan. Pada pengujian pamahaman Bahasa tidak ditemukan
respon pertanyaan dan penandaan pada kuisioner sehingga kuesioner dapat
dilanjutkan ke tahap pengujian berikutnya, yaitu uji reliabilitas. Hasil uji
reliabilitas memperoleh nilai Cronbach Alpha (α) 0,607 untuk aspek
pengetahuan, Cronbach Alpha (α) 0,664 untuk aspek sikap dan untuk aspek
tindakan nilai Cronbach Alpha (α) 0,697. Menurut Dahlan (2014), kuesioner
dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6.

Tabel I. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan


Tanggapan Pernyataan Aspek Skor
Pengetahuan Unfavorable Favorable
Ya 0 1
Tidak 1 0

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel II. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan
Tanggapan Pernyataan Skor Pernyataan Skor Pernyataan
Aspek Sikap Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

E. Analisis Data Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Peneliti menganalisis data yang telah diolah menggunakan analisis


univariat. Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan untuk
menganalisis tiap satu variabel saja (Notoatmodjo,2010). Analisis data penelitian
yang diperoleh sebagai berikut :

1. Pengetahuan
Hasil data pengukuran tingkat pengetahuan responden dianalisis secara
deskriptif. Metode statistik yang digunakan adalah teknik perhitungan persentase.
Rumus pengukuran pengetahuan :

P = f x 100%
N
Keterangan:
P : persentase jawaban yang dijawab responden (dalam %)
f : frekuensi aitem soal benar
N : total jumlah soal
Kategori pengukuran tingkat pengetahuan :
1. Baik : 76 – 100%
2. Cukup : 56 – 75%
3. Kurang : <56%

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Sikap
Pengukuran variabel sikap dan tindakan menggunakan skala Likert yang
dikategorikan menjadi 4 kategori jawaban yaitu SS=Sangat Setuju, S=Setuju,
TS=Tidak Setuju, STS=Sangat Tidak Setuju. Jumlah jawaban responden dari
semua pernyataan yang dijawab dijumlahkan dan dihitung menggunakan skala
Likert. Cara menghitung interpretasi persen agar mengetahui penilaian sikap
sebagai berikut :
Penilaian interpretasi responden terhadap sikap menggunakan rumus :

Index %=Total Skor / Y x 100


Y= Skor tertinggi likert x jumlah responden

Menurut Riduwan dan Akdon (2010), pengukuran sikap dapat


dikategorikan sebagai berikut :
1.Sangat buruk : 0% –24,99%
2.Kurang baik : 25% –49,99%
3.Baik : 50% –74,99%
4.Sangat baik : 75% –100%

3. Tindakan

Pengukuran variabel sikap dan tindakan menggunakan skala Likert yang


dikategorikan menjadi 4 kategori jawaban yaitu SS=Sangat Setuju, S=Setuju,
TS=Tidak Setuju, STS=Sangat Tidak Setuju. Jumlah jawaban responden dari
semua pernyataan yang dijawab dijumlahkan dan dihitung menggunakan skala
Likert. Cara menghitung interpretasi persen agar mengetahui penilaian sikap
sebagai berikut :
Penilaian interpretasi responden terhadap sikap menggunakan rumus :

Index %=Total Skor / Y x 100


Y= Skor tertinggi likert x jumlah responden

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Riduwan dan Akdon (2010), pengukuran sikap dapat


dikategorikan sebagai berikut :
1. Sangat buruk : 0% –24,99%
2. Kurang baik : 25% –49,99%
3. Baik : 50% –74,99%
4. Sangat baik : 75% –100%

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden
Salah satu hal penting yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai
karakteristik sosio demografi responden. Menurut Skinner, seorang ahli perilaku,
(cit., Notoadmodjo, 1993), lingkungan atau karakteristik seseorang berkaitan
dengan pembentukan sikap dan tindakan seseorang tersebut. Dalam penelitian ini,
karakteristik responden yang akan dibahas meliputi usia, jenis kelamin, status
pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan dan pendapatan responden per bulan.
Tingkat partisipasi dalam penelitian ini yaitu 36 responden.

Tabel III. Karakteristik Responden


Karakteristik Responden Persentase (%)
N=36
Jenis Kelamin
Laki-Laki 53
Perempuan 47
Usia
Rentang Usia (18-73 tahun)
18-44 64
45-59 19
60-69 14
≥70 3
Status Pernikahan
Sudah menikah 72
Belum menikah 28
Pendidikan Terakhir
SD 33
SMP 6
SMA 22
Perguruan Tinggi 6
Tidak Tamat SD 25
Tidak Sekolah 8
Jenis Pekerjaan
Petani 75
Wiraswasta 11
PNS 6
Ibu Rumah Tangga (IRT) 8
Pendapatan Per Bulan
< Rp. 300.000,00 31
Rp. 300.000,00 – Rp. 1.000.000,00 39
Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 19
> Rp. 2.000.000,00 11

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel III), persentase responden laki-laki
yang menderita TBC lebih banyak (53%) dari responden perempuan (47%).
Menurut penelitian Sarmen dkk (2017), pasien TB lebih banyak laki-laki hal ini
dapat terjadi dikarenakan laki-laki lebih mudah terpapar penyakit akibat
penurunan sistem imun akibat kebiasan laki-laki yang suka mengkonsumsi
alkohol dan rokok.
Riestina (2015) menjelaskan penelitian dinegara maju menunjukan
bahwa laki-laki memiliki resiko tertular akibat kontak dan beraktifitas diluar lebih
besar dari pada perempuan, sehingga lebih memudahkan penularan penyakit TB
paru dari orang lain. Menurut penelitian Mariana (2016), kaum wanita lebih
banyak melakukan pengobatan mandiri dan lebih peduli terhadap kesehatan, baik
dirinya sendiri maupun keluarganya dibandingkan dengan kaum laki-laki. Wanita
yang lebih peduli terhadap kesehatan dibandingkan laki-laki, sehingga wanita
cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai pengobatan
dibandingkan dengan laki-laki.

2. Usia
Usia dewasa adalah usia seseorang yang memiliki hak untuk melakukan
perbuatannya sendiri dengan tanggung jawabnya sendiri tanpa adanya bantuan
dari pihak lain (Adjie, 2013). Perbuatan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sikap dan tindakan responden selama menjalani pengobatan TBC. Dari
hasil penelitian didapatkan rentang usia yang beragam dari 18 –73 tahun (Lihat
Tabel III). Pada penelitian ini, diperoleh data bahwa sebagian besar responden
yang terdiagnosa TB adalah dengan rentang usia 18-59 tahun dimana usia tersebut
merupakan usia produktif. Menurut Sarmen (2017) pada usia produktif terdapat
kecendrungan untuk banyak melakukan interaksi dan memiliki mobilitas yang
tinggi di luar rumah sehingga lebih rentan untuk tertular penyakit tuberkulosis.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Status Pernikahan
Status pernikahan responden meliputi menikah dan belum menikah.
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel III), dari 36 responden, sebanyak 72 %
responden telah menikah, sedangkan sebanyak 28% belum menikah. Menurut
hasil penelitian Widayati (2012), status pernikahan (tidak menikah/cerai dan
menikah) berpengaruh terhadap pola tindakan self-care. Adanya anjuran dari
suami atau istri bisa merupakan pendorong yang kuat bagi seseorang untuk
memutuskan memilih upaya pencarian pengobatan, misalnya apakah akan berupa
upaya self-care atau upaya konsultasi ke pihak lain.Hal ini dapat menjadi dasar
pertimbangan bahwa sangat penting untuk melibatkan anggota keluarga dalam
meningkatkan perilaku kesehatan.

4. Tingkat pendidikan terakhir


Menurut Nursalam (2011), tingkat pendidikan seseorang berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Responden dengan pendidikan tinggi
cenderung akan lebih mudah menerima informasi dan lebih baik untuk
mengaplikasikan informasi atau pengetahuan tersebut. Menurut penelitian Pratiwi
(2016), mengatakan tingkat pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan. Melalui proses pendidikan yang melibatkan serangkaian aktivitas,
maka seorang individu akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keahlian dan
wawasan yang lebih baik termasuk dalam hal pengetahuan dan sikap atas
informasi obat.
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel III), didapatkan bahwa responden
lulusan SD adalah yang terbanya sebesar 33% (12 responden). Selain itu, terdapat
responden dengan tingkat pendidikan terakhir SMP sebesar 6% (2 responden),
SMA/SMK sebesar 22% (8 responden), tidak tamat SD sebesar 25% (9
responden), perguruan tinggi sebesar 6% (2 responden), dan 3 responden yang
tidak sekolah dengan persentase sebesar 8%. Menurut Melina (2011), seseorang
dengan tingkat pendidikan SMA atau sederajat sudah mampu dalam mengolah
informasi yang didapat dan mempertimbangkan hal apa yang baik untuk dirinya.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pernyataan ini juga didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pendidikan
adalah proses untuk menuju ke perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2012).

5. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku
kesehatan dan kemungkinan penyakit yang akan muncul, dalam hal ini adalah
penyakit TBC dan pengobatannya. Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan
responden (Tabel III) menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden
adalah sebagai petani dengan persentase sebesar 75%. Lokasi penelitian sebagian
besar merupakan daerah pertanian, sehingga secara langsung berpengaruh
terhadap jenis pekerjaan masyarakat Kecamatam Kota Waikabubak.
Jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi tingkat sosial dan
interaksi sosial seseorang dengan orang lain yang berasal dari lingkungan
berbeda. Responden yang bekerja umumnya sering berhubungan dengan dunia
luar ataupun berinteraksi dengan rekan kerjanya. Proses yang dijalani selama
bekerja setidaknya menyebabkan terjadinya tukar-menukar informasi tentang
penyakit TBC dan pengobatannya yang akan mempengaruhi pola pikir responden.
Selain itu, seseorang dengan jenis pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan
yang tinggi, mungkin cenderung memilih cara pengobatan yang lebih baik karena
memiliki kesempatan untuk melakukannya dibandingkan dengan seseorang yang
jenis pekerjaannya hanya memberikan sedikit pendapatan.

6. Pendapatan Per Bulan


Tingkat konsumtivitas konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatannya. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap upaya kesehatan
masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmah dkk (2018), menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan penderita TB dengan
keberhasilan pengobatan. Tetapi tingkat pendapatan berpengaruh terhadap biaya
diluar pengobatan. Dalam hal ini terkait dengan vitamin, kebutuhan akan makanan
sehat dan bergizi, serta biaya transportasi ke fasilitas kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel III), sebagian besar responden 39% (
14 resonden) berpendapatan antara Rp300.000,00 sampai Rp1.000.000,00.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemudian, sebanyak 31% (11 responden) berpendapatan kurang dari Rp


300.000,00; sebanyak 19% (7 responden) berpendapatan antara Rp1.000.000,00
sampai Rp2.000.000,00; sebanyak 11% (4 responden) berpendapatan lebih dari
Rp2.000.000,00.

B. Pengetahuan Pasien TB Puskesmas Puu Weri terkait penyakit TB


Menurut Imron (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari rasa
ingin tahu kemudian mencari tahu kebenaran dan menjadikannya sebagai
pengalaman. Dari pengalaman, seseorang dapat memecahkan permasalahan yang
dihadapi sehingga pengetahuan merupakan faktor yang penting dalam tindakan
seseorang. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah semua hal yang diketahui oleh
responden terkait penyakit tuberculosis. Penelitian ini melibatkan 36 responden
yang merupakan pasien TB dari puskesmas Puu Weri pada tahun 2019.

Tabel IV. Pengetahuan Pasien TB terkait penyakit TB


Kategori Jumlah Persentase (%)
Responden, N=36
Baik 15 42
Cukup 19 53
Kurang 2 5
Total 36 100
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagian besar
responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebesar 53% (19 responden),
42% (15 responden) memiliki pengetahuan baik dan 5% (2 responden)
berpengetahuan kurang.
Menurut Sarmen (2017), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
faktor internal (pendidikan, pekerjaan, dan umur) dan faktor eksternal (
lingkungan dan sosial budaya). Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat
pengetahuan pasien tuberkulosis di Puskesmas Puu Weri sudah cukup baik.
Berdasarkan data karakteristik responden (tabel III) sebagian besar responden
yang terlibat dalam penelitian ini merupakan lulusan SD, tidak lulus SD dan tidak
sekolah, bekerja sebagai petani dengan penghasilan sekitar Rp. 300.000,- sampai

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rp. 1.000.000,- per bulan tetapi responden memiliki pengetahuan yang cukup
baik.
Menurut Notoatmodjo (2012) bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka akan semakin baik pengetahuannya. Pada penelitian ini sebagian

besar responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan lulusan SD, tidak
lulus SD dan tidak sekolah dengan pengetahuan yang baik tentang kesehatan. Hal
ini dikarenakan responden memperoleh informasi (penyuluhan) dari petugas
kesehatan di puskesmas terkait penyakit TBC selama masa pengobatan.
Menurut Wawan dan Dewi (2011), usia bisa mempengaruhi
pengetahuan. Semakin cukup usia seseorang, maka kemampuan berpikir akan
lebih matang dan lebih dipercaya, sehingga akan berhubungan dengan hal-hal
yang diketahui responden terkait penyakit TB dan pengobatannya. Dalam
penelitian ini, usia responden yang terlibat berada direntang usia 18-73 tahun
dengan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup baik.

C. Sikap Responden Terkait Penyakit Tuberkulosis


Menurut Budiman dan Riyanto (2013), sikap adalah bentuk pernyataan
seseorang terhadap hal-hal yang ditemuinya, seperti benda, orang maupun
fenomena. Adapun output sikap ini akan sangat tergantung pada setiap individu,
apabila individu tersebut tertarik maka ia akan mendekat dan apabila tidak suka
maka ia akan merespon sebaliknya. Sikap ini akan sangat mempengaruhi kesiapan
individu untuk memberikan respon atau tindakan terhadap suatu objek atau
fenomena.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V. Sikap Pasien TB terkait penyakit TB


No. Jumlah Persentase Kategori
Responden, N=36 (%)
1. 20 56 Sangat Baik
2. 13 36 Baik
3. 3 8 Kurang Baik
4. 0 0 Sangat Buruk
Total 36 100
Hasil pengukuran terhadap sikap pasien TB di Puskesmas Puu Weri Kota
Waikabubak, didapatkan hasil bahwa pasien umumnya memiliki sikap yang
berada pada kategori positif (sangat baik/baik) yaitu sebanyak 33 responden
(92%) dan sikap yang negatif (kurang baik/sangat buruk) yaitu sebanyak 3
responden (8%). Menurut peneliti, pengetahuan yang cukup baik akan
menghasilkan sikap yang baik dari responden dan membantu dalam upaya
pengendalian TB.

Menurut Sarmen dkk (2017), seseorang dapat memperoleh sikap yang


baik terhadap upaya pengendalian penyakit TBC jika pengetahuan yang
diperolehnya juga baik dan memadai. Semakin tinggi tingkat pengetahuan yang
dimiliki seseorang akan memberi kontribusi dalam terbentuknya sikap yang baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan dimana berdasarkan data
pengukuran tingkat pengetahuan dalam penelitian ini, sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang cukup baik.

D. Tindakan Responden Terkait Penyakit Tuberkulosis


Tindakan merupakan hasil akhir dari perilaku, sehingga tindakan sangat
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap pasien. Tindakan adalah suatu
cara mempraktekkan apa yang telah diketahui setelah mengadakan penilaian atau
pendapat terhadap stimulus yang diterima (Fitriani, 2011). Tindakan pasien
seperti melakukan pemeriksaan dahak, menutup mulut ketika batuk,
meningkatkan daya tahan tubuh, tidak membuang dahak disembarang tempat,

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meminum obat TB secara rutin, dan sebagainya merupakan tindakan yang baik
dilakukan oleh pasien.

Tabel VI. Tindakan Pasien TB terkait penyakit TB


No Jumlah Persentase Kategori
Responden, N=36 (%)
1. 19 53 Sangat Baik
2. 12 33 Baik
3. 5 14 Kurang Baik
4. 0 0 Sangat Buruk
Total 36 100
Hasil pengukuran terhadap tindakan yang dilakukan oleh pasien TB di
puskesmas Puu Weri terkait penyakit tuberkulosis, yaitu 19 pasien (53%) dengan
tindakan yang sangat baik, 12 pasien (33%) dengan tindakan baik dan 3 pasien
(14%) dengan tindakan kurang baik. Dengan kata lain, sebesar 86% pasien
memiliki hasil pengukuran tindakan yang positif (sangat baik/baik) dan 14%
dengan hasil negatif (kurang baik). Sebagian besar responden dengan hasil
pengukuran tingkat pengetahuan dan sikap yang baik menghasilkan tindakan yang
baik pula, begitu juga responden dengan tingkat pengetahuan dan sikap kurang
baik memiliki tindakan yang kurang baik.

Dalam penelitian ini responden dengan tindakan yang kurang baik


sebesar 14% (5 orang), dimana terdapat juga responden yang memiliki
pengetahuan yang cukup dan sikap yang baik memiliki tindakan yang kurang
baik. Menurut Sarmen dkk (2017) bahwa suatu sikap belum tentu otomatis
terwujud dalam suatu perilaku yang terlihat melalui tindakan dimana ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perilaku di tingkat kesehatan, yaitu terdapat tiga faktor
utama yang mempengaruhi perilaku antara lain mencakup lingkungan,
pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat, faktor pemungkin yaitu mencakup
keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan faktor penguat yaitu
bentuk dukungan tokoh masyarakat maupun petugas-petugas kesehatan. Dalam
penelitian ini, letak fasilitas layanan kesehatan cukup jauh dari tempat tinggal

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

responden menjadi salah satu faktor yang menyebabkan responden memiliki


tindakan yang kurang baik dalam menjalani pengobatan.

Dalam penelitian ini sebanyak 31 responden (86%) memiliki tindakan


yang positif, hal ini terjadi karena responden memiliki pengetahuan yang cukup
baik dan sikap yang baik tentang penyakit tuberkulosis sehingga penderita dapat
melakukan tindakan sesuai yang diketahuinya. Perilaku yang terwujud dalam
bentuk tindakan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap dari
seseorang.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

1. Karakteristik responden yang berasal dari puskesmas Puu Weri adalah


sebagian besar responden perempuan (53%), berusia 18-44 tahun, sudah
menikah (72%), pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) dan tidak tamat
SD (58%), jenis pekerjaan petani (75%) dan pendapatan per bulan
≥300.000,00 sampai Rp 1.000.000,00 (39%).
2. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan pada pasien tuberkulosis yang
terdapat di puskesmas Puu Weri, yaitu sebagian besar responden memiliki
tingkat pengetahuan cukup yaitu sebesar 53% (19 responden), 42% (15
responden) memiliki pengetahuan baik dan 5% (2 responden)
berpengetahuan kurang. Informasi yang diperoleh responden dan tingkat
pendidikan adalah faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang.
3. Hasil pengukuran terhadap sikap pasien TB di Puskesmas Puu Weri,
didapatkan hasil bahwa pasien umumnya memiliki sikap yang berada pada
kategori positif (sangat baik/baik) yaitu sebanyak 33 responden (92%) dan
sikap yang negatif (kurang baik/sangat buruk) yaitu sebanyak 3 responden
(8%). Menurut peneliti, pengetahuan yang cukup baik akan menghasilkan
sikap yang baik dari responden dan membantu dalam upaya pengendalian
TB.
4. Hasil pengukuran terhadap tindakan yang dilakukan oleh pasien TB di
puskesmas Puu Weri terkait penyakit tuberkulosis, yaitu sebesar 86%
pasien memiliki hasil pengukuran tindakan yang positif (sangat baik/baik)
dan 14% dengan hasil negatif (kurang baik).

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saran
1. Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai hubungan antara karakteristik
responden terhadap perilaku sikap dan tindakan dalam pengobatan
tuberculosis.
2. Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap responden terkait kepatuhan pengobatan penyakit
tuberkulosis.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Adjie, H., 2013, Batas Usia Dewasa dalam Bertindak Secara Umum,
http://habibadjie.dosen.narotama.ac.id/files/2013/08/BATAS-USIA-
DEWASA.pdf, diakses pada tanggal 25 juli 2020.

Aditama, T. Y., Subuh, M., Mustikawati, D. E., 2011. Pedoman Nasional


Pengendalian Tuberkulosis: Kemenkes RI.
Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik :Rineka Cipta.
Azwar, S., 2013. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya: Pustaka Pelajar.
Budiman dan Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan: Salemba Medika.
Centers for Disease Control and Prevention, 2016. Transmission and Pathogenesis
of Tuberculosis. CDC (online),
https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/chapter2.pdf diakses pada
tanggal 25 november 2019.
Dahlan, M. S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Epidemiologi
Indonesia Seri 1 Edisi 6.
Depkes NTT, 2017. Profil Kesehatan Provinsi NTT Tahun 2017: Departemen
kesehatan provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dinkes Sumba Barat, 2019. Data Kesehatan Kab.Sumba Barat: Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumba Barat.
Fitriani, S., 2011. Promosi Kesehatan : Graha Ilmu.
Heryanto, C. A. W., Korangbuku, C. S. F., Djeen, M. I. A., Widayati, A., 2019.
Pengembangan dan Validasi Kuesioner untuk Mengukur Penggunaan
Internet dan Media Sosial dalam Pelayanan Kefarmasian. Jurnal Farmasi
Klinik Indonesia, Vol. 8 No. 3, hlm 175–187.
Hoagland, D.T., Liu, J., Lee, R.B. & Lee., R.E., 2016. New Agents for the
Treatment of Drug-Resistant Mycobacterium tuberculosis. Advanced
Drug Delivery Reviews, 102, 53.
Imron, M., dan Munif, A., 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan: CV.
Sagung Seto.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Irianti,T., Kuswandi, Yasin, N.M., Kusumaningtyas, R. A., 2016. Mengenal Anti-


tuberkulosis-Buku Anti-tuberkulosis: UGM Press.
Kemenkes RI, 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014:
Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Kinanti, Wuri, 2014. Pengembangan Instrumen Pengukuran tingkat Pengetahuan,
Sikap Dan Tindakan Masyarakat Terkait Penyakit Tuberculosis (Tbc)
Paru: Skripsi.
Mariana, L. J., 2016. Kajian Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penggunaan Obat
Tradisional Untuk Pengobatan Mandiri Di Kalangan Masyarakat Desa
Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah: Skripsi.
Notoatmodjo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2012. Metode Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta.
Pangastuti, R. M., 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Obat
Tradisional dan Obat Modern dengan Tindakan Pemilihan Obat untuk
Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Bantir, Kecamatan
Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah: Skripsi.
Pratiwi, Hening, dkk, 2016. Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan
Kemampuan Berkomunikasi Atas Informasi Obat. Kartika-Jurnal Ilmiah
Farmasi, 4(1), 10-11.
Rahmah, M.P., Tunru, I.S.A., Yusnita, 2018. Hubungan Tingkat Pendapatan
Terhadap Keberhasilan Pengobatan Pada Pasien Tuberkulosis Di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat Tahun 2016. Jurnal
Profesi Medika, Vol. 12, No. 1.
Riduwan dan Akdon, 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Data Statistika:
Alfabeta.
Riestina, S. E., 2015.Gambaran Perilaku Penderita TB Paru dalam Mencegah
Penularan Kontak Serumah di Puskesmas BagansiapiApi Kecamatan
Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau : skripsi.
Sarosa, S., 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar: PT. Indeks.
Sasser, L., 2010. Brain Differences Between Genders. Gender Differences in
Learning, Genesis 5:1-2 (Online),
http://www.faccs.org/assets/Conventions/Convention10/Workshops/Sass
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

er-Gender-Differences-in-Learning.pdf diakses tanggal 26 juli 2020.


Wawan, A. dan Dewi, 2011. Teori dan Pengukuran: Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia : Nuha Medik.

Widayati, A., 2012. Health Seeking Behavior di Kalangan Masyarakat Urban di


Kota Yogyakarta. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9(2), 59-65.
Yuwindry, I, Wiedyaningsih, C., Widodo, G. P., 2016. Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Kualitas Hidup Dengan Kepatuhan Penggunaan Obat Sebagai
Variabel Antara Pada pasien DM. Jurnal Manajemen dan Pelayanan
Farmasi Volume 6 Nomor 4, pp. 250.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran I. Surat Permohonan Izin Penelitian

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran II. Surat Izin Penelitian

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran III. Informed Consent


PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama:
Alamat:
Menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN tentang
“Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Pasien Tuberculosis
Tentang Penyakit Tuberculosis Di Puskesmas Puu Weri, Sumba Barat, NTT”,
yang akan dilakukan oleh Apriponi Dwi Putri dari Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.

Dengan ini saya juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Saya telah diberi informasi mengenai penelitian ini,diberi hak bertanya


tentang penelitian ini dan diberi hak didampingi oleh orang yang saya
tunjuk ketika informasi mengenai penelitian ini disampaikan kepada saya.
2. Saya telah dijelaskan bahwa saya mungkin tidak akan secara langsung
menerima manfaat dari hasil penelitian ini, namun saya juga telah
diberitahu bahwa hasil penelitian akan dimanfaatkan untuk kepentingan
ilmiah.
3. Saya juga telah diinformasikan bahwa data yang saya berikan akan
digunakan sepenuhnya hanya untuk kepentingan penelitian dan tidak ada
aspek komersial.
4. Saya juga telah diinformasikan bahwa data pribadi saya akan dirahasiakan,
jika hasil penelitian ini dipublikasikan, maka nama saya akan disamarkan.
5. Saya telah diberitahu bahwa penelitian ini adalah dalam pelaksanaannya
telah mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
6. Saya tahu bahwa data yang saya berikan akan disimpan oleh peneliti
selama setidaknya tiga tahun ke depan.

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Waikabubak,. .......................2020
Yang menyatakan,

(. ..................................... )

Saksi,

(. ...................................... )

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran IV. Kuesioner


KUESIONER PENELITIAN

“GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN


PASIEN TUBERCULOSIS TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS DI
PUSKESMAS PUU WERI, KOTA WAIKABUBAK, SUMBA BARAT,
NUSA TENGGARA TIMUR”

Subjek penelitian yang akan direkrut sebagai responden adalah semua


pasien yang terdata sebagai pasien positif tuberkulosis oleh Dinas Kesehatan
Sumba Barat di Puskesmas Puu Weri pada tahun 2019 dan bersedia mengisi
kuesioner dengan lengkap.

Kunci Komponen Pendahuluan

 Memperkenalkan diri dan maksud pengisian kuesioner


 Ucapan terimakasih atas kesediaannya berpartisipasi sebagai responden
 Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar
tentang penelitian
 Penjelasan mengenai kerahasiaan responden
 Penjelasan bagaimana cara mengisi kuesioner

Data Diri Responden


a. Nama :
b. Alamat dan No. Telp :
c. Usia :
d. Jenis Kelamin :
e. Pekerjaan :
f. Status Pernikahan :
g. Pendidikan Terakhir :
h. Pendapatan Per Bulan:
a. Kurang dari Rp. 300.000,00
b. Antara Rp. 300.000,00 – Rp. 1.000.000,00
c. Antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00
d. Lebih dari Rp. 2.000.000,00

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Daftar Pernyataan

a. Pengetahuan Responden Terkait Penyakit Tuberculosis


Berilah tanda cek (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pernyataan di bawah ini.

No. Pernyataan Tanggapan


Ya Tidak
1. TBC paru adalah penyakit pernapasan akibat masuknya suatu
kuman yang menyebabkan radang pada paru-paru manusia.
2. Kuman yang menyebabkan penyakit TBC disebut
Mycobacterium tuberculosis.
3. Penyakit TBC merupakan penyakit turun-temurun dari orang
tua kepada anaknya.
4. Penyakit TBC hanya dapat diderita oleh orang dewasa saja.
5. Gejala awal penderita TBC paru adalah batuk disertai dahak
selama 3 minggu atau lebih.
6. Seorang penderita TBC juga mengalami bintik-bintik merah
pada kulit.
7. Kuman TBC lebih mudah ditularkan di daerah pemukiman
yang jarang penduduknya.
8. Penularan kuman TBC pada orang sehat dapat melalui dahak
dan bersin penderita.
9. Penyebaran kuman TBC juga dapat terjadi melalui hubungan
seksual.
10. Imunisasi BCG pada balita berguna untuk mencegah
penularan penyakit TBC.
11. Seseorang yang merokok lebih rentan terserang penyakit
TBC.
12. Seseorang hanya dapat menderita penyakit TBC satu kali
seumur hidup.
13. Penyakit TBC dapat disembuhkan dengan menggunakan
antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
14. Obat Anti TBC (OAT) hanya terdiri dari satu jenis antibiotik
saja.
15. Resep Obat Anti TBC (OAT) dapat ditebus lebih dari satu
kali di apotek.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16. Obat Anti TBC ( OAT) sebaiknya disimpan di dalam kulkas


atau di tempat yang lembap.
17. Kelalaian dalam pengobatan dapat menyebabkan kuman TBC
kebal terhadap OAT.
18. Pasien yang lupa meminum OAT diperbolehkan mendobel
dosis obat ketika waktu minum berikutnya.
19. Selama proses pengobatan, penderita TBC membutuhkan
PMO (Pengawas Minum Obat).
20. PMO (Pengawas Minum Obat) adalah seseorang yang
mendampingi penderita TBC agar taat meminum obat.
21. PMO harus berasal dari tenaga kesehatan bukan dari keluarga
atau tetangga penderita.
22. Sambiloto adalah tanaman obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit TBC paru.
23. Pasien TBC sebaiknya segera memeriksakan dirinya kembali
ke dokter setelah OAT habis.
24. Penyuluhan TBC hanya dimaksudkan untuk mempromosikan
Obat Anti TBC (OAT) saja.

b. Sikap Responden Terkait Penyakit Tuberculosis


Berilah tanda cek (√) pada kolom yang disediakansesuai dengan pernyataan
di bawah ini:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju

No. Pernyataan Tanggapan


STS TS S SS
1. Menurut saya, penyuluhan mengenai penyakit TBC
itu penting.
2. Apabila saya mengalami batuk darah, saya merasa
malu menceritakan kepada dokter.
3. Saya lebih suka menuruti anjuran dokter untuk segera
melakukan uji laboratorium daripada menundanya
sama sekali.
4. Saya percaya bahwa seorang penderita TBC
seharusnya diasingkan dari masyarakat.
5. Saya enggan tinggal di dalam satu rumah dengan
penderita TBC.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Saya yakin bahwa penyakit TBC dapat disembuhkan.


7. Saya enggan meminum semua Obat Anti TBC
(OAT) yang diberikan dokter karena takut
mengalami keracunan.
8. Saya lebih suka meminum Obat Anti TBC (OAT)
milik sendiri daripada milik orang lain walaupun
jenis obatnya sama.
9. Saya yakin bahwa antibiotik yang diminum sampai
habis sesuai aturan pakai dapat membunuh kuman
penyebab TBC.
10. Saya memilih menerima obat dari apotek atau
instalasi rumah sakit tanpa konseling apoteker.
11. Menurut saya, kehadiran seorang PMO (Pengawas
Minum Obat) penting untuk mendukung kepatuhan
pasien TBC meminum obat.
12. Saya percaya bahwa imunisasi BCG dapat
menjauhkan anak saya dari penyakit TBC di
kemudian hari.
13. Saya lebih senang mengurangi jumlah rokok
daripada harus menghentikannya sama sekali.
14. Saya lebih suka ruangan dengan lantai kedap air
sehingga mudah dikeringkan bila basah.
15. Saya lebih nyaman tinggal di rumah dengan ventilasi
yang cukup karena dapat menghindarkan anggota
keluarga dari infeksi kuman TBC.

c. Tindakan Responden Terkait Penyakit Tuberculosis


Berilah tanda cek (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pernyataan di bawah ini:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju

No. Pernyataan Tanggapan


STS TS S SS
1. Saya meminum suplemen peningkat daya tahan tubuh
agar tidak terserang kuman TBC.
2. Saya melakukan olahraga secara rutin untuk
mendukung sistem kekebalan tubuh saya terhadap

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

infeksi kuman TBC.


3. Saya menyarankan penderita TBC untuk
memeriksakan dirinya ke dokter satukali saja.
4. Saya mengingatkan orang tua yang memiliki balita
untuk mengantarkan anaknya divaksinasi BCG.
5. Saya mengabaikan batuk yang saya alami, walaupun
sudah lebih dari tiga minggu karena hal itu tidak
mengganggu aktivitas saya.
6. Saya menutup mulut ketika batuk dengan
menggunakan saputangan bila saya dinyatakan
menderita TBC paru.
7. Saya menghindari menggunakan alat makan yang
sama dengan penderita TBC dengan menggunakan alat
makan secara terpisah
8. Saya berhenti meminum Obat Anti TBC (OAT),
seperti antibiotik ketika saya sudah tidakbatuk lagi
9. Saya meminum Obat Anti TBC (OAT) sesuai dengan
anjuran yang diberikan oleh dokter.
10. Saya menggandakan sendiri dosis Obat Anti TBC
(OAT) karena saya ingin lekas sembuh.
11. Saya menyimpan copyresep Obat Anti TBC (OAT)
dariapotek supaya resep dapat ditebus lagi ketika obat
hampir habis.
12. Saya menolak menjadi Pengawas Minum Obat (PMO)
bagi penderita TBC.
13. Saya mengingatkan penderita TBC untuk menghindari
kebiasaan merokok.
14. Saya mengabaikan informasikegunaan tiap jenis Obat
Anti TBC (OAT) yang sedang saya konsumsi.
15. Saya menghindarkan sinar matahari masuk ke dalam
kamar penderita TBC dengan menutup gorden jendela.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran V. Hasil Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pasien


TB
Responden Pengetahuan Sikap Tindakan
1. Baik Sangat Baik Sangat Baik
2. Baik Sangat Baik Baik
3. Baik Baik Baik
4. Cukup Baik Kurang Baik
5. Baik Sangat Baik Baik
6. Baik Baik Baik
7. Baik Sangat Baik Baik
8. Cukup Sangat Baik Baik
9. Cukup Sangat Baik Sangat Baik
10. Cukup Sangat Baik Sangat Baik
11. Baik Baik Baik
12. Kurang Kurang Baik Kurang Baik
13. Baik Baik Sangat Baik
14. Baik Sangat Baik Baik
15. Cukup Sangat Baik Baik
16. Baik Sangat Baik Sangat Baik
17. Baik Sangat Baik Sangat Baik
18. Baik Sangat Baik Sangat Baik
19. Cukup Sangat Baik Sangat Baik
20. Cukup Sangat Baik Sangat Baik
21. Cukup Sangat Baik Sangat Baik
22. Baik Baik Sangat Baik
23. Baik Baik Kurang Baik
24. Cukup Baik Sangat Baik
25. Cukup Kurang Baik Baik
26. Baik Sangat Baik Sangat Baik
27. Baik Sangat Baik Baik

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28. Baik Sangat Baik Sangat Baik


29. Cukup Sangat Baik Sangat Baik
30. Baik Baik Kurang Baik
31. Baik Sangat Baik Sangat Baik
32. Baik Baik Sangat Baik
33. Cukup Sangat Baik Kurang Baik
34. Cukup Baik Sangat Baik
35. Cukup Baik Sangat Baik
36. Kurang Kurang Baik Baik

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran VI. Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Pokok Bahasan


Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Aspek Pokok bahasan Nomor pernyataan
Favorable Unfavorable
Pengetahuan a. Definisi 1 dan 2 -
b. Patofisiologi 11 3, 4 dan 12
c. Gejala 5 6
d. Penularan 8 7 dan 9
e. Upaya 10 24
pencegahan
f. Pengobatan 13,15,17,19,20,22, 14,16,18,dan
penyakit TBC dan 23 21
paru
Jumlah aitem 13 11
Sikap a. Motivasi belajar 1 -
masyarakat
b. Gejala dan 3 2
diagnosa
c. Kepercayaan 6 dan 9 4 dan 5
masyarakat
d. Pengobatan 8 dan 11 7 dan 10
e. Pencegahan 12 -

f. Gaya hidup - 13
g. Pemeliharaan 14 dan 15 -
lingkungan
Jumlah aitem 9 6
Tindakan a. Upaya pecegahan 1, 2, 4 dan 13 15
b. Gejala - 5
c. Pengobatan 9 dan 11 3, 8, 10, 12 dan
14
d. Penularan 6 dan 7 -
Jumlah aitem 8 7
Total aitem 30 24

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran VII. Contoh Pengisian Kuesioner dari Responden

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Pasien Tuberculosis
Tentang Penyakit Tuberculosis Di Puskesmas Puuweri,
Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur” bernama Apriponi Dwi
Putri. Penulis lahir di Viqueque, 18 April 1998. Penulis
merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan
Christian Turu Taga Lele dan Alda Fereira. Penulis memulai
pendidikan di TK Tatwan Asi (2002-2004), melanjutkan
pendidikan di SDN Dede Kadu (2004 – 2010), selanjutnya
pendidikan sekolah menengah pertama ditempuh di SMP Negeri 2
Waikabubak (2010 – 2013), dan sekolah menengah atas ditempuh
di SMA Negeri 1 Waikabubak (2013 – 2016). Penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
pada tahun 2016. Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepanitiaan
dan asisten praktikum, yaitu menjadi anggota divisi perlengkapan Komisi Pemilihan Umum
Gubernur dan Ketua DPMF Fakultas Farmasi 2016/2017 dan 2017/2018, anggota divisi
Perlengkapan Pharmacy Performance 2017 dan 2018, asisten praktikum Farmasi Fisika,
asisten praktikum Farmakologi Toksikologi.

42

Anda mungkin juga menyukai