HIDUP SENDIRI
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
ABSTRAK
Sebagai manusia kita diciptakan untuk hidup saling berdampingan dengan orang
lain. Karena manusia dari lahir sampai mati, mempunyai kebutuhan untuk
memiliki hubungan dekat dengan manusia lain. Untuk memiliki hubungan yang
baik dengan orang lain, kita seharusnya melakukan interaksi dengan orang lain
sesering mungkin dan setiap hari. Hal tersebut sulit dilakukan apabila seseorang
tinggal seorang diri di rumahnya dan dalam kurun waktu yang lama. Selain
kebutuhannya untuk memiliki hubungan dekat dengan orang lain tidak
terpuaskan, individu dapat merasa kesepian. Individu yang merasa kesepian akan
sulit untuk merasa bahagia, merasa cemas, rendah diri dan malu terhadap orang-
orang sekitar. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran psychological
well-being pada individu yang hidup sendiri. Adapun pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metodologi penelitian kualitatif. Data
diperoleh melalui wawancara dan observasi yang bertujuan untuk
mendeskripsikan 6 dimensi psychological well-being yang meliputi otonomi,
penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang
lain, tujuan hidup dan penerimaan diri. Partisipan dalam penelitian ini ada satu
orang dan hidup sendiri dalam kurun waktu 20 tahun. Teknik pengambilan sampel
menggunakan tehnik pengambilan sampel theory-based/operational construct
sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu memiliki
psychological well-being yang positif.
ABSTRACT
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
baik.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan nasehat
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
membantu penulis:
1. Kedua orang tua dan saudara peneliti yang tiada henti mendukung dan
baik.
Universitas Sumatera Utara beserta dengan WD1, WD2, dan WD3 yang
skripsi ini.
i
Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Meutya Nauly, M.Psi, Psikolog, Ridhoi Meilona Purba, M.Si, Prof.
Dr. Irmawati, Psikolog, Rika Eliana, M.Psi, Psikolog dan Rahma Fauziah
akademik, terima kasih untuk dukungan dan kemudahan yang ibu berikan.
peneliti.
telah menjadi sahabat peneliti semenjak SMA dan yang selalu mendukung
9. Kiki, Opi, Andre, Firman, Nadine, Pandu, Kishia, Kikin, Dessy, Agita,
Yolanda, Trini, Taufik dan Mutia yang menjadikan masa kuliah saya
penuh arti dan banyak kenangan, semoga kita semua bisa raih kesuksesan
10. Dedy, Risya dan Firman sebagai BPH PEMA Fakultas Psikologi USU
menjadi teman baik dan saling mendukung, semoga kita tetap bisa jaga
kekompakan kita walaupun kita sudah tidak menjabat lagi, See you on top
guys!
11. Cynthia dan Devira sebagai teman yang sama-sama melakukan metode
ii
Universitas Sumatera Utara
12. Seluruh teman-teman angkatan 2013, saya hanya bisa mengucapkan
13. Untuk orang-orang yang sudah mendukung peneliti dan tidak bisa
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
kekurangan dalam skripsi baik dalam hal sistem penyusunan maupun materinya.
Oleh karena itu. peneliti sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
iv
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Dampak Psychological Well-being .................................................. 22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
v
Universitas Sumatera Utara
3.6.1 Tahap Awal Penelitian ................................................................... 33
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa orang mampu menjalani hidup seorang diri, baik wanita dan
pria. Setiap orang pasti berharap untuk menjalani hidup bersama dengan keluarga
atau orang lain. Menikah dan memiliki anak juga merupakan hal yang diinginkan
hampir setiap individu, agar mereka memiliki orang lain untuk berbagi setiap hal,
baik itu kasih sayang, materi atau pendapat dan lain-lain dan juga memenuhi
orang tua dan semakin bertambah usia maka akan bertambah luas pergaulannya
bahwa orang yang hidup sendiri memiliki resiko permasalahan kesehatan mental
dibandingkan dengan individu yang tidak hidup sendiri. Penelitian ini juga
menemukan bahwa usia kerja individu yang hidup sendiri memiliki resiko depresi
hingga lebih dari 80 persen dibandingkan orang yang hidup bersama keluarga.
Individu yang hidup sendiri dalam jangka waktu yang relatif lama, tidak
inklusif, kontrol dan afeksi. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa manusia dalam
1
Universitas Sumatera Utara
Dikarenakan kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain itu sudah
lama juga tidak terpenuhi, sehingga mereka kurang mampu untuk melakukan hal
tersebut dengan baik. Dalam membangun hubungan dengan orang lain, individu
dapat menunjukkan rasa empati, rasa sayang dan keintiman serta memahami
tersebut tidak dapat serta-merta dilakukan oleh individu yang hidup sendiri atau
individu yang tidak memiliki orang terdekat yang menghabiskan banyak waktu
dengan diri sendiri mereka dikarenakan individu yang hidup sendiri dapat merasa
enggan untuk memiliki ikatan atau hubungan dengan orang lain dan enggan
Individu yang hidup seorang diri, ditambah lagi dalam jangka waktu yang
kedekatan terhadap orang lain. Weiten & Llyod (2006) mengungkapkan bahwa
suatu hal yang universal dan sudah menetap pada diri setiap manusia sepanjang
2
Universitas Sumatera Utara
hidupnya. Intimasi merupakan unsur pokok dalam kepuasan suatu hubungan.
hubungan (Weiten & Llyod, 2006). Keintiman menurut Erikson (dalam Santrock,
dengan orang lain. Selanjutnya, loneliness akan disertai oleh berbagai macam
menyalahkan diri sendiri (Anderson, 1994) dan malu (Jones, Carpenter &
dengan lingkungan sosial dan tidak ingin menjalin hubungan yang dekat dengan
orang lain. Seccombe dan Ishii-kunts (1994) megenmukakan bahwa 25% dari
dengan teman mereka, dan juga 29% lainya mengatakan bahwa mereka
fisik, yaitu penyakit jantung, radang sendi, diabetes dan Alzheimer serta penyakit
mental seperti stress dan depresi. Hal ini dikemukakan oleh Bruce Rabin, seorang
Serikat.
lain, selalu ingin berkumpul dengan orang-orang terdekat mereka. Hal ini
3
Universitas Sumatera Utara
berbanding terbalik dengan kebudayaan orang barat, dimana mereka lebih
individualis atau lebih nyaman hidup sendiri dan memiliki lingkungan social
yang minim. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan bahwa orang di Indonesia
memilih hidup sendiri di tempat tinggal mereka bahkan memutuskan untuk tidak
menikah. Ada beberapa alasan individu untuk tidak menikah dan hidup sendiri,
yaitu individu merasa memiliki kebebasan untuk memilih, antara menikah atau
tidak (Tioso, 1997: 5). Menurut Hurlock (2004: 302) beberapa alasan individu
memilih hidup sendiri dan tidak menikah adalah penampilan sisik mereka yang
kurang menarik, memiliki cacat fisik, gagal mencari pasangan, jarang memiliki
kesempatan untuk bertemu dengan lawan jenis dan memiliki pengalaman yang
2007) Untuk para pria, alasan mereka memilih tidak menikah dan hidup sendiri
yaitu mereka menganggap komitmen jangka panjang atau menikah akan merusak
hubungan indah yang sudah terjalin, dan hidup mereka tidak bisa sebebas saat
mereka hidup sendiri, takut akan perceraian atau trauma mengenai kegagalan
pernikahan orang terdekat mereka seperti orang tua. Tidak jauh berbeda dengan
pria, wanita yang tidak menikah juga memiliki alasan bahwa mereka takut akan
komitmen dan juga tidak ada lagi kebebasan untuk mereka bekerja atau
Individu yang tidak menikah atau lajang dan hidup sendiri bukan hal tanpa
masalah sehingga dapat dengan mudah dijalankan. Mereka yang tidak menikah
dan hidup sendiri harus berani mengambil segala resiko dari segala permasalahan
4
Universitas Sumatera Utara
menjadi lajang memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif yang
keinginannya. Di sisi lain, adanya dampak negatif yang diperoleh individu yang
persahabatan, dan adanya perasaan bukan menjadi suatu bagian dalam pertemuan
sosial di sekeliling orang yang sudah menikah. Menurut Hurlock (1991) antara
pria dan wanita terdapat perbedaan dalam menjalani hidup sendiri. Biasanya
wanita menjalani hidup lebih stress ketika belum menikah. Hal tersebut
akan menikah. Para pria juga menikmati hidup sendiri karena mereka merasa
memiliki kebebasan untuk menggunakan semua waktu dan tenaga agar karir
Beberapa hal yang berkenaan dengan tidak menikah dan hidup sendiri
yang sudah dipaparkan diatas, dibenarkan oleh informan pada penelitian ini. Pada
penelitian ini ada 2 informan yang masing-masing sudah hidup sendiri dan tidak
menikah selama 10 tahun dan 7,5 tahun. Informan I hidup sendiri oleh keinginan
5
Universitas Sumatera Utara
“Yaa, kekmana ya dek, namanya juga hidup sendiri, mana mungkin
gak ngerasa sepi, tapi karena dah lama kayak gini, suami pun
enggak ada, ya udah terbiasa aja, pun mungkin karena sendirian
gini, dah malas ngobrol-ngobrol sama orang, adapun masalah
atau apa, ya udah terbiasa simpan sendiri”
Informan I
Komunikasi personal 25 September 2017
“Aku bukannya gak mau tinggal sama saudara yang lain, adanya
saudaraku, tapi mereka semua, entah mungkin karena kami
enggaknya dekat-dekat kali, jadi ngerasa gelisah gitu kalau aku
numpang di rumah mereka, risih aku liatnya, Nampak kali gak
nyaman kalau aku disitu, ya akupun mikir adanya tempat
tinggalku, enggaknya butuh-butuh kali aku tinggal sama mereka,
ya walaupun ngerasa sepi enggak ada kawan dirumah, tapi mau
cemana lagi”
Informan I
Komunikasi personal 25 September 2017
“Kalau ditanya sepi, ya sepilah, cuman mau gimana lagi. Kalau
hubungan sama orang lain tetaplah ada, cuman ya biasa aja,
enggak ada yang dekat kali”
Informan II
Komunikasi personal 25 Agustus 2017
“Ya itu, dulu masih ada keinginan menikah, tapi jodohnya enggak
ketemu-ketemu, enggak dapat-dapat, padahal udah usaha. Karena
gagal terus, yaudahlah udah malas berharap lagi, usaha lagi.”
Informan II
Komunikasi personal 25 Agustus 2017
diatas, dapat dilihat bahwa mereka merasakan kesepian, akan tetapi mereka sudah
menerima hal tersebut. Karena tidak ingin membuat perasaan kesepian yang
mereka miliki membuat mereka jadi stres, mereka lebih menyibukkan diri dengan
pekerjaan. Selain itu, keinginan mereka untuk memiliki hubungan yang dekat
6
Universitas Sumatera Utara
dengan orang lain juga berkurang, sehingga mereka tidak memiliki orang terdekat
dan pasangan dalam menjalani hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari. Salah
satu informan juga sudah tidak memiliki keinginan untuk mencari pasangan.
orang lain, dapat menunjukkan rasa empati, rasa sayang dan keintiman serta
akan tetapi, salah satu informan mulai tidak mampu merasa empati terhadap
Dari penuturan diatas dapat dilihat bahwa informan I merasa tidak ingin
memiliki hubungan dekat dengan orang lain dan menghabiskan waktu dengan
apabila ada orang lain yang menceritakan masalah yang dihadapi kepadanya. Hal
7
Universitas Sumatera Utara
tersebut membuat informan memiliki kewajiban untuk mencari solusi akan
masalah orang lain, dan hal tersebut sangat tidak ingin dilakukan olehnya.
seseorang merasakan kesepian, adapun bentuk dari kesepian yang dirasakan saat
tidak memiliki pasangan atau orang yang berhubungan dekat ialah isolasi
suatu bentuk loneliness yang muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan
hubungan yang intim; orang dewasa yang lajang, tinggal seorang diri, bercerai,
dan ditinggal mati oleh pasangannya sering mengalami loneliness jenis ini.
Tidak menikah dan hidup sendiri memang memiliki dampak positif dan
negatif bagi tiap-tiap individu yang menjalaninya. Dampak positif dari tidak
menikah dan hidup sendiri adalah memiliki kebebasan, seperti kebebasan memilih
pekerjaan, memilih teman baik itu lawan jenis atau sesama jenis dan
tidak menikah dan hidup sendiri adalah merasa stress, loneliness atau kesepian,
tidak ingin memiliki hubungan dekat dengan orang lain dan hidup sendiri tanpa
psikologis dapat berfungsi secara positif, menurut Ryff (dalam Ryff & Keyes,
8
Universitas Sumatera Utara
sehari-hari menurut Bradburn (dalam Ryff & Keyes, 1995). Setiap kegiatan yang
dilaksanakan dan setiap kejadian yang dihadapi, baik hal itu merupakan hal yang
positif atau negatif, individu dapat berpikir postif dan tetap menjalani
pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup dan penerimaan diri.
yang merasa puas dengan hidupnya, kondisi emosional yang positif, mampu
emosional negatif, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, mampu
kondisi lingkungan sekitar, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan mampu
ini meneliti satu orang partisipan. Partisipan pada penelitian ini adalah individu
yang berusia 48 tahun dan hidup sendiri tanpa ada sanak saudara atau pasangan
dan teman yang tinggal di rumah yang ditempatinya dalam kurun waktu 20 tahun.
dengan orang lain atau tetangga, tetap menjaga komunikasi dengan orang lain,
tidak menjadi orang yang pendiam atau pasif saat berbincang dengan orang lain.
Responden yang sudah hidup sendiri dalam kurun waktu yang cukup lama dan
juga merupakan seorang tunadaksa, dikarenakan kedua kaki yang tidak dapat
9
Universitas Sumatera Utara
berfungsi secara sempurna, keterbatasan fisik yang dimiliki responden sudah
dialami sejak kecil dan semakin parah saat partisipan beranjak dewasa.
Responden juga tinggal di rumah yang dapat dikatakan tidak layak serta memiliki
sendiri dikarenakan beberapa kondisi atau aspek yang ada pada responden, dinilai
seperti berpikir negatif, taidak mampu menerima diri apa adanya, tidak memiliki
keinginan untuk menjalin hubungan sosial dengan lingkungan sekitar dan dan
lebih baik.
gambaran psychological well-being pada individu yang hidup sendiri ditinjau dari
10
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
A. Manfaat teoritis
B. Manfaat praktis
hari, mereka akan tetap dapat menjalani hidup mereka dengan baik.
11
Universitas Sumatera Utara
1.5 Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Penulisan.
well-being.
12
Universitas Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI
hidup sehari-hari. Segala aktifitas yang dilakukan oleh individu yang berlangsung
pikiran dan perasaan yang dimulai dari kondisi mental negatif sampai pada
kondisi mental positif, misalnya dari trauma sampai penerimaan hidup dinamakan
Perasaan ini dapat berkisar dari kondisi mental negatif (misalnya ketidakpuasan
psychological well being merujuk pada pandangan Rogers tentang orang yang
13
Universitas Sumatera Utara
Huppert (2009) menambahkan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan
positif akan hidupnya untuk setiap saat, namun berbagai pengalaman emosi yang
dialami untuk waktu yang cukup lama dan menganggu keberfungsian seseorang
1989).
masa lalunya, mandiri, mampu membina hubungan yang positif dengan orang
lain, dapat menguasai lingkungannya, memiliki tujuan dalam hidup, serta terus
mengembangkan pribadinya.
14
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Dimensi-Dimensi Psychological Well-Being
A. Otonomi (Autonomy)
15
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan kebutuhan. Individu yang tinggi dalam dimensi
diri dan tingkah lakunya setiap waktu serta dapat berubah menjadi
16
Universitas Sumatera Utara
peningkatan dan pengembangan diri, merasa bosan dan kehilangan
others)
17
Universitas Sumatera Utara
sekarang memiliki makna. Individu yang tinggi dalam dimensi ini
dalam dimensi tujuan hidup akan kehilangan makna hidup, arah dan
cita-cita yang tidak jelas, tidak melihat makna yang terkandung untuk
berarti merasa baik tentang diri sendiri, terhadap masa lalu, dan
mengetahui dan menerima segala aspek yang ada dalam dirinya, baik
18
Universitas Sumatera Utara
memberikan penilaian yang tinggi pada individualitas dan keunikan
diri sendiri.
A. Usia
kelompok usia (Ryff, 1989b, 1991; Ryff & Keyes,1995; Ryff & Singer,
1998). Ryff membagi kelompok usia ke dalam tiga bagian yakni young
(25-29 tahun), mildlife (30- 64 tahun), dan older (> 65 tahun). Pada
individu dewasa akhir (older), memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi,
hidup memiliki skor rendah. Individu yang berada dalam usia dewasa
mendapat skor rendah. Individu yang berada dalam usia dewasa awal
19
Universitas Sumatera Utara
positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan, dan otonomi memiliki
B. Gender
wanita memiliki nilai signifikan yang lebih tinggi dibanding pria karena
laki-laki sebagai sosok yang agresif, kuat, kasar dan mandiri, sementara itu
berdaya, serta sensitif terhadap perasaan orang lain dan hal ini akan
sifat streotype ini akhirnya terbawa oleh individu sampai beranjak dewasa.
hubungan yang baik dengan orang lain (Papalia & Feldman, 2008).
20
Universitas Sumatera Utara
C. Status Sosial Ekonomi
pertumbuhan diri (dalam Ryan & Decci, 2001). Perbedaan status sosial
status sosial yang tinggi (Adler, Marmot, McEwen, & Stewart, 1999).
E. Pendidikan
ini juga berkaitan erat dengan dimensi tujan hidup individu (Ryff, Magee,
F. Budaya
dimiliki suatu masyarakat. Budaya barat memiliki nilai yang tinggi dalam
21
Universitas Sumatera Utara
menjunjung tinggi nilai kolektivisme memiliki nilai yang tinggi pada
well-being memiliki enam dimensi yang harus dimiliki individu agar dapat
berfungsi secara positif dalam kehidupan sehari-hari (Ryff & Keyes, 1995).
menjadi orang yang mandiri, dimana individu mampun menolak tekanan sosial
untuk berpikir dan bertingkah laku dengan cara-cara tertentu, serta dapat
hidup dan penerimaan diri tinggi yang dimiliki individu juga dapat berdampak
dalam diri dan berkembang sebagai seorang manusia, dapat menunjukkan rasa
empati, rasa sayang dan keintiman serta memahami konsep memberi dan
mengaktualisasi diri, berfungsi secara optimal, dan dewasa (Ryff & Keyes,
1995)..
22
Universitas Sumatera Utara
2.2 HIDUP SENDIRI
sendiri, yaitu:
A. Being single
atau sebuah ketetapan dalam pikiran, hidyp melajang tidak terikat dan
1992).
B. Mandiri
23
Universitas Sumatera Utara
Kemandirian mencakup pengertian dari berbagai istilah seperti
(Masrun, 1986).
C. Hidup sendiri
tempat tinggal mereka seorang diri, tanpa ada orang lain yang tinggal
pasangan hidup.
atau kehidupan sehari- hari, dipercaya bahwa terlihat tidak normal apabila
mereka. Beberapa orang single yang ditanya juga, mereka merasa tidak
24
Universitas Sumatera Utara
Orang-orang yang hidup sendiri juga sering menjadi objek yang
kesepian, tidak ada orang terdekat untuk berbagi. Orang yang menjalani
hidup sendiri juga menjadi bahan pikiran dan bahasan keluarga mereka
ketika mereka tidak menikah (K. G. Lewis & Moon, 1997). Individu yang
Brage, Meredith & Woodward, 1998) sebagai perasaan dirugikan dan tidak
diinginkan dan hubungan sosial yang dimiliki. Deaux, Dane & Wrightsman
(1993) menyimpulkan bahwa ada tiga elemen dari definisi loneliness yang
hubungan sosial.
25
Universitas Sumatera Utara
seseorang menjadi sendiri dan kesepian (Burger, 1995). Selanjutnya,
loneliness akan disertai oleh berbagai macam emosi negatif seperti depresi,
memutuskan menikah atau tidak (Tioso, 1997: 5). Hurlock (2004: 301)
melajang atau hidup sendiri yaitu penampilan fisik yang kurang menarik,
memiliki cacat fisik, sering gagal dalam mencari pasangan, adanya kesempatan
untuk berkarier, jarang mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan lawan jenis
atau teman).
menjalani kehidupan melajang di usia dewasa, ada suka dan duka. Individu yang
hidup melajang memiliki kebebasan yang penuh atas dirinya, bebas menjalin
persahabatan baik dengan lawan jenis maupun dengan ternan sejenis, bebas
melakukan apa saja, bisa fokus pada pekerjaan, dapat hidup mandiri dan tidak
memiliki beban untuk mengurus rumah tangga. Namun ada saat-saat dimana
26
Universitas Sumatera Utara
individu yang hidup melajang merasa kesepian dan rindu untuk memiliki keluarga
sebagai hidup seorang diri, tanpa ada sanak saudara, keluarga atau orang lain yang
menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri. Hal ini dapat diartikan sebagai
hidup mandiri. Kemandirian pada individu yang hidup sendiri dapat sangat
hidupnya karena sejatinya tidak selamanya hidup sendiri tanpa orang lain dapat
membuat individu terpuruk, tergantung pada orang lain dan tidak bisa dalam
membuat keputusan dalam hidup serta menghadapi masalah yang muncul dalam
keberlangsungan hidup.
Hidup sendiri juga diartikan sebagai hidup tanpa pasangan atau tidak
menikah atau hidup melajang. Individu yang hidup sendiri tanpa ada sanak
saudara atau orang lain yang tinggal di dalam rumah serta tidak menikah atau
hubungan interpersonal atau hubungan positif terhadap orang lain menjadi tidak
27
Universitas Sumatera Utara
menjalin hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya. Individu yang
memiliki hubungan positif dengan orang lain yang tinggi ditandai dengan mampu
membina hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dari orang lain. Selain
itu, individu juga memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat
dalam hubungan antarpribadi. Sebaliknya, individu yang tidak memiliki atau tidak
terlalu memiliki hubungan positif dengan orang lain, terisolasi dan merasa frustasi
Memanfaatkan secara maksimal seluruh bakat dan kapasitas yang dimiliki oleh
Setiap individu pasti memiliki bakat yang ingin mereka kembangkan sebagai
dimensi in, ada lagi dimensi penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan penerimaan
diri yang harus dimiliki oleh individu agar dapat memiliki kesejahteraan
28
Universitas Sumatera Utara
2.5 KERANGKA BERPIKIR
Individu
Memiliki Psychological
Well-Being yang tinggi.
29
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
psychological well-being individu yang hidup sendiri positif dengan baik. Seluruh
skala tertulis tanpa adanya tanya jawab secara langsung dengan partisipan
penelitian. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Poerwandari (2007) bahwa
yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti dan sebagian besar
aspek psikologis manusia juga sangat sulit direduksi dalam bentuk elemen dan
angka sehingga akan lebih ’etis’ dan kontekstual bila diteliti dalam setting
alamiah.
individu yang hidup sendiri, maka penelitiannya tidaklah cukup hanya dengan
being pada individu yang hidup sendiri, akan tetapi ditambah juga dengan “apa”
pada individu yang hidup sendiri adalah bertipe studi kasus tunggal. Kasus adalah
30
Universitas Sumatera Utara
fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks. Studi kasus ini bersifat
dilakukan untuk memahami secara utuh dan lebih mendalam tentang kasus
Pemilihan cara apa yang hendak dilakukan adalah tergantung dari kapasitas
peneliti.
terfokus pada tujuan yang telah ditetapkan di awal. Wawancara dapat tetap
31
Universitas Sumatera Utara
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di rumah responden Jl. Pintu Air IV, Medan,
kondisi fisik responden yang mungkin akan kesulitan apabila dilakukan di tempat
lain.
B. Hidup sendiri (tidak menikah dan tidak tinggal bersama dengan orang
lain di rumah).
merupakan wanita pada dewasa awal, dimana dewasa awal adalah yang
berusia 20-40 tahun dan sudah hidup sendiri (tidak menikah dan tidak
tinggal bersama dengan orang lain di rumah) dalam kurun waktu yang
cukup lama, yang sebelumnya telah dirumuskan oleh peneliti. Hal ini
32
Universitas Sumatera Utara
dilakukan agar sampel benar-benar mewakili atau bersifat representatif
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu perekam yaitu dengan
tercatat, maka alat bantu perekam diharapkan dapat merekam semua informasi
wawancara digunakan peneliti untuk membantu peneliti agar tetap fokus dengan
penelitian.
33
Universitas Sumatera Utara
C. Membangun rapport dengan responden penelitian.
tempat yang disepakati oleh peneliti dan responden penelitian. Proses wawancara
dilakukan, informasi yang telah diperoleh peneliti kemudian ditulis kembali dalam
bentuk verbatim.
34
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Analisis Data
A. Organisasi data
yang diperoleh dari lapangan begitu banyak dan beragam sehingga perlu
data mentah (catatan lapangan, data hasil rekaman), data yang telah
sehingga ada kolom kosong yang cukup di sebelah kiri dan kanan
pada transkrip wawancara kolom sebelah kanan atau kiri. Proses ini juga
35
Universitas Sumatera Utara
diiringi dengan analisa data dan analisa tematik yang disesuaikan dengan
D. Strategi Analisis
E. Tahapan Interpretasi
36
Universitas Sumatera Utara
3.7 Kredibiltas Penelitian
37
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
Bab ini akan diisi dengan uraian hasil analisa data wawancara yang telah
dilakukan selama pengambilan data penelitian. Hasil yang didapat dari penelitian
well being atau kesejahteraan psikologis pada individu yang hidup sendiri.
tetapi salah satu teman responden mengajak untuk pindah dari rumah saudara dan
menyewa rumah agar mereka dapat membuka usaha sendiri. Selama dua tahun
responden hidup sendiri. Akan tetapi, responden memutuskan untuk tetap hidup
SMK responden, di jurusan tata busana. Responden tidak pernah menikah, hal ini
38
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan sampai sekarang responden belum menemukan orang yang cocok
serta pelanggannya dalam bekerja sebagai penjahit. Sebagai orang yang sudah
sekitar atau menghindar apabila ada orang yang mencoba berinteraksi dengan
dirinya.
untuk berjalan, sehingga harus merangkak. Kedua kaki responden sudah memiliki
tanda-tanda kelainan sejak kecil, akan tetapi, kaki responden benar-benar tidak
berfungsi dengan baik sejak tahun 2012. Hal ini diakui responden tidak terlalu
banyak dihabiskan di rumahya sendiri. Pada hari minggu atau hari besar
keagamaan, responden akan pergi ke Gereja atau ke rumah saudara. Selain karena
kondisi fisik dari responden yang tidak dapat dengan leluasa untuk berpergian,
39
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Deskripsi
a. Otonomi
Otonomi
Responden Responden
Saat teman responden
langsung nyaman langsung nyaman
meninggal dunia,
begitu memulai begitu membuka
responden tidak kembali
hidup sendiri. usaha sendiri.
ke rumah saudara.
Kesulitan keuangan.
Responden Responden tetap
Kesulitan dalam mendapatkan ingin tinggal sendiri.
kesulitan saat hidup
bekerja.
sendiri.
Tidak ada
Responden tetap menjalankan
langganan dalam
usaha menjahit sendiri, dan tidak
pekerjaannya.
kembali menumpang dengan
saudaranya.
40
Universitas Sumatera Utara
Kesulitan yang dihadapi
Responden
responden, tidak Responden selalu
mendapatkan
membuat responden berusaha menemukan
kesulitan saat hidup
menyerah menjalani solusi untuk kesulitan
sendiri.
hidup sendiri. yang dihadapinya.
Walapun menghadapi
Responden tetap tidak kesulitan;…
keberatan hidup sendiri.
Bebas dalam
mengerjakan Waktu responden
pekerjaan rumah. bekerja sebagai
penjahit berkurang.
41
Universitas Sumatera Utara
Responden sudah tinggal seorang diri selama kurang lebih 18 tahun.
dimana responden sedang bersekolah SMK sampai tamat, setelah tamat sekolah,
responden mengikuti ajakan teannya untuk pindah ke tempat lain, untuk memulai
usaha dan belajar hidup mandiri. Responden menyetujui hal tersebut karena
responden ingin bekerja dan menghasilkan uang untuk dirinya sendiri. Di umur 20
tahun, responden akhirnya pindah dari rumah saudaranya dan tinggal di rumah
tidak mengajaknya pindah, responden tidak berani untuk pindah dari rumah
kali mereka sewa. Setelah ditinggal oleh temannya, responden tetap tinggal
bahwa ia langsung nyaman begitu hidup sendiri, dan responden nyaman juga
sendiri di rumah yang pernah ditempati bersama-sama dan merasa nyaman saat
42
Universitas Sumatera Utara
Kesulitan yang dihadapi responden selama hidup sendiri adalah kesulitan
responden yang digunakan untuk bekerja sebagai penjahit rusak dan juga kondisi
keberatan untuk hidup sendiri. Ada beberapa kesulitan yang dihadapi responden
tidak stabil dan dapat dikatakan rendah, sehingga pengeluaran responden yang
mengalami kesulitan dalam bekerja. Kedua kaki responden yang tidak dapat
responden tidak bisa secepat orang biasa. Selain merasa terhambat dalam bekerja,
43
Universitas Sumatera Utara
atau ingin berpergian. Tapi hal ini tidak serta merta membuatnya mengeluh dan
Kesulitan lain yang dialami responden saat memulai hidup sendiri adalah
responden tidak memiliki penghasilan yang stabil. Akan tetapi, responden tetap
berusaha untuk menarik perhatian orang agar ingin menyewa jasanya dengan
memberikan harga yang murah bagi pelanggan yang memerlukan jasanya. Hal ini
hidupnya seorang diri, responden tidak pernah berpikir untuk kembali ke rumah
saudara atau keluarga lain selama ia merasa bahwa ia masih sanggup mengurus
dengan orang lain seperti saudara atau kakak. Responden ingin menjadi mandiri
dalam melakukan apapun dan tidak bergantung pada orang lain. Responden
merasa apabila hidup dengan orang lain membuat responden lebih repot, karena
responden merasa kalau tinggal sendiri, responden lebih bebas dalam melakukan
pekerjaan rumah, apabila tinggal sendiri, responden bebas memilih waktu yang ia
sebagai penjahit. Apabila tinggal sendiri, responden merasa bebas ingin bekerja
kapan saja, tidak ada yang melarang atau mengganggu, sedangkan hidup bersama
44
Universitas Sumatera Utara
orang lain bagi responden merepotkan baginya karena responden memiliki
ditentukan. Selain merasa merasa repot akan hal tersebut, tanggung jawab untuk
bekerja sebagai penjahit. Hal ini berdampak bagi pemasukan responden yang akan
berkurang.
45
Universitas Sumatera Utara
b. Penguasaan lingkungan
2. Penguasaan Lingkungan
Responden tetap
Responden mudah Responden mampu
mengalami masalah/
cocok/nyaman mengerjakan
kesulitan yang
dengan lingkungan pekerjaan rumah
dihadapi selama
baru . sendiri.
bekerja.
Responden memberi
pengertian kepada keluarga
bahwa responden nyaman
hidup sendiri.
46
Universitas Sumatera Utara
Masalah Keuangan.
Tidak ada
langganan
tetap sebagai
penjahit. Responden
Penghasilan masih
lebih bijaksana
dirasa kurang
dalam
mencukupi kebutuhan
mengelola
sehari-hari.
keuangan.
Responden hemat
dalam mengatur
pengeluaraanya untuk
hidup sehari-hari.
47
Universitas Sumatera Utara
Responden memiliki kepribadian yang ramah dan mudah beradaptasi
dengan hal baru. Responden mudah merasa nyaman dengan lingkungan rumah
tersebut memang sudah cocok dari awal baginya untuk membuka usaha menjahit.
walau responden tinggal sendiri dengan kondisi fisik yang memiliki keterbatasan.
responden seorang diri seperti membeli bahan makanan keluar rumah, responden
meminta tolong kepada tetangga atau temannya yang kebetulan lewat di depan
hal yang tidak dapat dilakukan responden seorang diri, akan tetap responden
baik.
juga mencemaskan keamanan responden saat hidup sendiri. Akan tetapi, karena
responden tetap ingin hidup sendiri dan sudah nyaman hidup sendiri, responden
saja selama tingal sendiri dan tidak ada yang oeru dikhawatirkan mengenai
keamanan responden. Sampai saat ini, keluarga responden menerima hal tersebut
48
Universitas Sumatera Utara
Dalam membuka usaha sebagai penjahit juga responden tidak langsung
terbatas dan diras tidak cukup untuk keperluan sehari-hari untuk diri sendiri dan
juga untu bekerja. Karena hal ini, responden harus melakukan penghematan dalam
menyerah dengan keadan diamana tidak memiliki pelanggan tetap yang menyewa
melakukan hal sesuai yang diinginkan oleh pelanggannya dan responden tetap ada
kemauan besar untu melakukan apa yang dinginkan oleh pelanggannya. Semakin
responden jadi bertambah. Selain orang-orang yang datang yang bukan di daerah
49
Universitas Sumatera Utara
c. Pertumbuhan pribadi
Responden berprinsip
bahwa kalau sudah
Pertumbuhan pribadi
pindah atau merantau,
harus menahan setiap
kesusahan yang
Responden
Responden ingin bekerja dihadapi nantinya.
memutuskan untuk
untuk mendapatkan pindah dari rumah
penghasilan sendiri. saudara.
Responden pindah
diajak oleh teman.
Responden Responden
ingin pindah.
Melakukan Mengatur masalah
menjadi
pekerjaannya keuangannya
orang yang Setelah pindah
sendiri. sendiri.
mandiri. responden tinggal
dengan teman dan
memulai usaha
masing-masing.
Pekerjaan sehari-
hari atau bekerja Dengan membuka usaha sendiri,
setelah teman responden
sebagai penjahit. responden merasa akan lebih
pindah, responden yakin
berkembang.
bahwa ia mampu hidup
Responden merasa sendiri.
hanya ini pekerjaan
yang dapat Responden Menjahit adalah jurusan
dilakukan untuk memutuskan menjadi sekolah responden.
menyambung penjahit.
hidup.
Responden tidak
memiliki keahlian
lain.
50
Universitas Sumatera Utara
Responden memutuskan
menjadi penjahit.
Responden belajar cara
menjahit baju dengan
model berbeda.
Responden ada
Responden menyenangi Responden ingin
keinginan untuk
pekerjaanya sebagai belajar border.
melakukan
penjahit.
pekerjaan lain.
Responden sudah
Kursus menjahit
merasa cukup dengan
ditutup karna
keahliannya sekarang.
tidak ada murid.
51
Universitas Sumatera Utara
Sejak tinggal dengan saudaranya responden sudah punya keinginan untuk
dari saudara atau orang tua. Dikarenakan tinggal dengan saudara, menyulitkan
rumah saudara setelah salah satu teman responden mengajak responden untuk
pindah dan membuka usaha bersama di rumah kontrakan merek yang baru.
memutuskan untuk pindah dari rumah kontrakan mereka dan mencari kontrakan
rumah kontrakannya yang sekarang dan tidak ada keinginanan untuk kembali ke
agar tetap memiliki penghasilan sendiri. Responden juga memiliki dan mematuhi
prinsip yang ia buat sendiri yaitu kalau sudah pindah atau merantau, harus mampu
menahan setiap kesulitan yang dihadapi sendiri dan tidak menyerah dengan
menjadi orang yang mandiri. Mandiri yang dimaksudkan oleh responden adalah
52
Universitas Sumatera Utara
mengatur keuangan sendiri dan tidak bergantng pada orang lain, responden
untuk menjadi mandiri ini, membuat responden merasa dengan membuka usaha
menjahit yang mampu membuat kemauan responden terwujud. Agar dapat bekerja
usaha saat tinggal bersama dengan orang lain. Responden merasa dengan hidup
Pekerjaan lain selain menjahit yang responden rasa mampu untuk dikerjakan.
Beberapa tahun lalu responden pernah membuka kursus untuk menjahit bagi
juga menambah pengalaman. Akan tetapi, karena semakin lama semakin sedikit
mengeluh akan biaya kursus yang menurut mereka terlalu mahal. Tapi hal ini
menjadi lebih baik lagi bukan sebagai bukti bahwa responden tidak mampu
melakukannya.
53
Universitas Sumatera Utara
Setelah kursus menjahit ditutup, pekerjaan utama responden adalah
dengan pilihannya sebagai penjahit dan tidak pernah bosan dalam melakukan
sekarang. Walaupun begitu, responden tetap mau belajar cara menjahit yang
belajar cara memborder. Agar setiap pelanggan yang meminta border dengan
tidak memiliki waktu lagi untuk belajar cara border. Sehingga responden
memutuskan untuk tidak belajar border lagi dan hanya menerima jahitan saja.
temannya yang mampu melakukan border, karena responden juga tidak ingin
bidang yang ia tekuni semasa sekolah menengah keatas terdahulu sudah cukup.
54
Universitas Sumatera Utara
d. Hubungan positif dengan orang lain
Hubungan Positif
Dengan Orang Lain
Responden sering
membangun Dengan saudara, responden
Saling menjaga
kominkasi dengan berkomitmen untuk tetap
rahasia.
tetangganya. menjaga komunikasi.
Untuk
Sering
Responden sudah Responden menunjukkan menanyakan kabar
menganggap tetap memiliki kepeduliannya,
dan kesehatan
orang-orang di teman dekat responden
masing-masing.
lingkungan yang dapat berkomunikasi.
barunya sebagai dipecaya untuk dengan
saudara. berbagi cerita. keluarga.
55
Universitas Sumatera Utara
Responden yang tinggal seorang diri, tinggal berjauhan dengan saudara
dan keluarganya, keluarga dekat responden ada juga yang tinggal di luar kota jauh
memiliki komitmen yang kuat dengan anggota keluarganya yang lain bahwa
mereka berjalan lancara juga responden dan keluarga juga memiliki komitmen
Responden juga mengaku bahwa selama ini tidak pernah terjadi selisih paham dan
menganggap bahwa tetangga dan warga yang tinggal di daerah tempat tinggal
Responden memilih teman yang cocok baginya. Teman yang cocok bagi
responden adalah teman yang mengerti dengan keadaan responden dan memiliki
56
Universitas Sumatera Utara
Menurut responden, agar ia memiliki hubungan baik dengan teman-
sudah diberkan oleh orang lain kepada responden. Dan apabila ada teman
memberika solusi untuk responden. Akan tetapi, apabila responden tidak mampu
menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi temannya, responden tetap akan
mendengarkan cerita dari temanya, hal itu juga dilakukan oleh teman responden,
ketika temannya tidak mampu menemukan dan member solusi bagi responden,
temna responden tetap akan mendengarkan cerita atau keluh kesah dari
responden.
57
Universitas Sumatera Utara
e. Tujuan hidup
Tujuan Hidup
Perjalanan hidup
Sebagai dana responden, dianggap
pensiun. sebagai pelajaran.
Tidak menjadi
Kegagalan menikah juga
Kembali Apabila tidak beban dalam
dianggap sebagai kehendak
ke rumah mampu urus diri menjalani
Tuhan.
saudara. sendiri lagi. hidup.
Untuk kedepannya:
58
Universitas Sumatera Utara
Hal yang sudah dilakukan responden…
Responden mulai
Responden yang Awalnya, hal ini agak
menerima pesanan
susah dilakukan
terkadang diejek tentang menjahit semampu
responden dikarenakan
kondisi fisiknya, sering yang dikerjakannya.
marah dan tidak ingin kondisi fisiknya.
mengobrol lagi dengan
orang tersebut.
Dahulu responden
Akan tetapi, sekarang
menerima semua
responden sudah memiliki
Hal yang membuat orderan menjahit,
becak sewa untuk
responden menjadi orang sehingga responden tidak
mengantarnya ke gereja.
yang lebih sabar adalah memiliki banyak waktu
keyakinan apapun yang untuk istirahat.
dilakukan orang padanya,
Tuhan pasti melihat dan
Hal ini tidak dilakukan
membalas.
responden sejak awal
karena responden
merasa beribadah di
rumh saja sudah
cukup.
59
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Hidup
Tidak kembali ke
Menghadapi kesulitan rumah saudaranya.
dan mengalami putus
asa.
Penghilang
Doa dan berserah stress dan
diri pada Tuhan. cemas bagi
responden.
Responden menjalani
hidup sebagaimana yang
sudah diatur Tuhan.
60
Universitas Sumatera Utara
Setiap hal yang terjadi pada responden di masa lalu, seperti memiliki
keterbatasan fisik, tinggal jauh dengan orang tua serta ditinggalkan teman saat
mereka berdua menyewa rumah setelah pindah dari rumah saudara responden,
menjalani hidupnya dengan baik sekarang. Bagi responden, masa lalu yang sudah
dihadapinya adalah jalan yang sudah diatur oleh Tuhan untuknya, dan responden
menerima setiap ghal yang sudah terjadi. Responden juga mengakui bahwa
sekarang tidak ada waktu untuk menyesali setiap peristiwa yang sudah terjadi.
Perjalanan hidup yang dilalui responden dianggap sebagai pelajaran untuk dirinya.
kehendak Tuhan yang ingin memberikan yang terbaik bagi responden. Hal ini
responden sebagai dana pensiun untuk dirinya sendiri apabila responden tidak
mampu lagi bekerja dan mengurusi hidupnya seorang diri lagi. Responden juga
61
Universitas Sumatera Utara
Kedepannya, tujuan hidup responden sekarang adalah ingin menjadi orang
yang lebih baik lagi terhadap orang lain, lebih baik lagi di dalam agama. Dalam
agama, responden ingin lebih beriman dan menguatkan lagi imannya kepada
Tuhan, lebih setia kepada Tuhan dan semakin tekun dalam beribadah. Responden
ingin lebih baik lagi dalam pekerjaan. Dalam pekerjaan, responden ingin lebih
orang yag lebih baik lagi. Orang yang lebih baik lagi disini yaitu responden ingin
menjadi orang yang lebih sabar lagi dalam menghadapi perlakukan yang buruk
terhadap responden seperti mengejek kondisi fisik responden, hal ini awalnya sulit
mengobrol dengan orang yang sudah mengejekny. Akan tetapi, responden mulai
sadar bahwa hal tersebut bukan hal yang baik untuk dilakukan. Sehingga
responden lebih sabar saat menerima ejekan dari oang lain dan menyerahkan hal
tersebut pada Tuhan, karena responden yakin Tuhan akan membalas setiap hal
yang dilakukan orang lain padanya. Dari segi agaa responden juga memiliki
tujuan untuk menjadi lebih baik lagi. Responden sudah mulai rajin ke gereja. Hal
ini sulit dilakukan responden awalya karena responden kerepotan dengan kondisi
fisiknya, akan tetapi, sekarang responden sudah memiliki becak sewa yang
secara rutin karena responden berpikir bahwa berdoa di rumah juga sudah cukup.
62
Universitas Sumatera Utara
Tapi setelah responden pergi ke gereja secara rutin, responden banyak
menjahit yang diberikan orang lain padanya, sehingga responden tidak memiliki
waktu istirahat yang cukup karena bekerja. Sehingga beberapa pelanggan marah
dan kecewa karena pesanannya tidak selesai tepat waktu. Untuk sekarang,
hal ini dilakukan agar tidak ada pelanggan yang kecewa dengan hasil kerjanya
keputusanya apapun yang akan dia lewati nantinya. Hal ini dibuktikan responden
dengan tetap bertahan dnegan pilihanya saat pindah dari rumah sendiri, tetap
benar-benar hidup sendiri serta keputusan untuk membuka usaha sendiri dan
bertahan pada pilihan-pilihanya tersebut, akan tetapi tekad responden sudah bulat
sehingga responden tetap dan mampu bertahan dengan pilihanya untuk tidak
putus asa. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat responden terpuruk sehingga
responden tetap mampu menjalani hidup sebagaimana yang sudah diatur oleh
Tuhan untuk responden. Setiap menghadapi masalah atau kesulitan dan putus asa,
63
Universitas Sumatera Utara
responden hanya berdoa dan berserah diri kepada Tuhan, karena menurut
responden hanya itu yang mampu ia lakukan apabila tidak ada pertolongan dari
siapa-siapa lagi. Berdoa dan berserah diri pada Tuhan juga merupakan penghilang
lebih baik.
64
Universitas Sumatera Utara
f. Penerimaan diri
Penerimaan Diri
Responden
Responden ingin bekerja
merasa sedih.
Sebenarnya responden di kantor, karena
tidak ingin menjadi responden merasa,
penjahit. pemasukannya akan lebih
banyak.
Responden sempat
mengisolasi diri/ menghindar
dari orang karena malu.
Walaupun responden
bersekolah di jurusan
tata busana.
Tapi responden
berpikir sulit baginya Setelah sekian lama
kerja di kantor mengisolasi diri dengan orang
dengan keterbatasan lain, akhirnya responden
fisiknya. sadar hal tersebut tidak
mendatangkan hal baik untuk
kehidupannya.
Sekarang, responden
tidak menyesal
menjadi penjahit.
Mulai menjalani Tidak putus asa akan
hidup dengan baik. kondisinya.
65
Universitas Sumatera Utara
Bekerja sebagai penjahit bukan pilihan yang diputuskan responden dari
memilih pekerjaan sebagai penjahit, sesuai dengan jurusan sekolah yang dulu
kondisi fisiknya dan tidak bersedih dengan kondisi yang dialaminya. Responden
tetap menjalani hidupnya dengan baik, tidak merasa putus asa dan minder dengan
kesempurnaan fisik yang dimiliki orang lain.. Baik itu dalam bidang pekerjaan
maupun kondisi fisiknya. Terkadang, responden merasa sakit hati dengan perilaku
dan kata-kata negative dari orang lain mengenai kondisi fisiknya, akan tetapi, hal
Tuhan kepadanya yang harus diterima dengan lapang dada. Selain selalu berpikir
positif terhadap dirinya, responden harus menerima dirinya apa adaya agar
66
Universitas Sumatera Utara
responden dapat menjalani hidup dengan baik, tanpa mengeluh, karena mengeluh
67
Universitas Sumatera Utara
4.2 PEMBAHASAN
diharapkan. Responden yang hidup sendiri, tidak memiliki orang terdekat untuk
berbagi dalam setiap hal. Akan tetapi, untuk hubungan interpersonal, responden
merasa memiliki hal tersebut dan sudah merasa cukup dan memuaskan. Hubungan
Kepribadian responden yang mudah beradaptasi dengan orang baru dan ramah
ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada responden. Responden tidak
pernah merasa kesepian selama hidup sendiri. Emosi-emosi negatif yang tidak
68
Universitas Sumatera Utara
Psikologis yang sejahtera atau psychological well-being responden dapat dilihat
sudah menjalani hidup seorang diri selama kurun waktu kurang lebih 20 tahun..
Responden merasa nyaman hidup sendiri. Hal ini dikarenakan responden tidak
perilakunya. Responden juga suka hidup sendiri karena merasa bebas dalam
melakukan apapun, baik itu dalam pekerjaan atau dalam melakukan aktifitas
sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah mampu hidup sendiri
untuk bebas namun tetap mampu mengatur hidup dan tingkah lakunya. Individu
yang memiliki otonomi yang tinggi ditandai dengan bebas, mampu untuk
sendiri, dan mampu mengambil keputusan tanpa adanya campur tangan orang
mendukung responden memiliki rasa otonomi yang tinggi. Menurut Ryff, individu
Setelah pindah dari rumah saudara dan tinggal di rumah sewa yang jauh
dari rumah saudara. Responden langsung merasa cocok dengan lingkungan baru
69
Universitas Sumatera Utara
responden meninggalkan responden sendiri, responden memutuskan untuk tetap
menjadi penjahit, karena responden juga merasa cocok dengan pekerjaan tersebut
di tempat tinggalnya. Selama hidup sendiri juga responden tidak merasa memiliki
tinggal seorang diri, responden sendiri yang berhak mengatur situasi yang akan
dihadapi sehari-hari dan selama ini responden dapat melakukan hal tersebut
dengan baik. Ketika responden tidak mampu melakukan sesuatu pekerjaan seperi
berbelanja yang membuat responden harus keluar rumah, hal ini tidak bisa
meminta tolong tetangga atau teman responden, dan responden tidak merasa
ketika pertama kali responden tidak memiliki pelanggan tetap yang membeli
70
Universitas Sumatera Utara
eksternal yang berada di lingkungannya termasuk mengatur dan mengendalikan
serta mampu memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
pribadi. Selain itu, responden yang berada di kisaran usia mildlife, memang
responden yang ramah juga sangat mempengaruhi responden agar mampu untuk
ini karena responden merasa bahwa responden mampu untuk bekerja dan
memiliki penghasilan sendiri, tidak hanya berharap dari keluarga. Hal ini sedikit
being.
individu yang selalu tumbuh dan berkembang. Selain itu, responden juga pernah
membuka kursus menjahit, karena responden merasa mampu dan ingin mencoba
pengalaman baru dengan mengajar orang lain menjahit. Selain membuka kursus
menjahit, responden juga ada keinginan untuk belajar memborder. Selain itu,
71
Universitas Sumatera Utara
Hal diatas sesuai dengan pengertian dari pertumbuhan pribadi yaitu
menyadari potensi diri yang dimiliki serta dapat berubah menjadi pribadi yang
lebih efektif dan memiliki pengetahuan yang bertambah. Akan tetapi, karena
membuka kursus menjahit atau mmeborder sudah tidak ada lagi. Walaupun
begitu, responden tidak kecewa dan bias menjahir sudah cukup bagi responden.
Untuk usia mildlife, Ryff mengemukakan bahwa seseorang akan memiliki nilai
yang rendah pada dimensi pertumbuhan pribadi. Hal ini dialami responden sedikit
memborder lagi. Tidak ada waktu lagi juga menjadi faktor penyebab yang
membuat responden tidak memiliki keinginan untuk belajar hal lain lagi.
keluarga dan saudara-saudaranya yang tinggal di kota yang sama dan juga yang
tinggal di luar kota. Responden masih menjaga komunikasi mereka yang dijalin
melalu telepon atau sms. Selain itu, responden juga memiliki komunikasi dan
72
Universitas Sumatera Utara
Sebisa mungkin responden memberikan solusi yang dapat meringankan masalah
juga percaya kepada orang yang menjadi teman dekatnya. Responden tidak
Hubungan positif dengan orang lain menurut Ryff adalah adalah kemampuan
individu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya. Individu
yang tinggi dalam dimensi ini ditandai dengan mampu membina hubungan yang
hangat dan penuh kepercayaan dari orang lain. Selain itu, individu tersebut juga
empati, afeksi, serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam hubungan
hubungan yang positif dengan orang lain adalah, usia, gender dan budaya.
Individu yang memiliki usia mildlife atau 30 – 64 tahun (Ryff, 1989), memiliki
nilai yang inggi untuk dimensi hubungan positif dengan orang lain. Sedangkan
1995) memiliki nilai yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang
lain, dikarenakan wanita memiliki nilai yang signifikan yang lebih tinggi
73
Universitas Sumatera Utara
dibanding pria karena kemampuan wanita dalam berinteraksi dengn lingkungan
lebih baik disbanding pria. Responden yang tinggal di Indonesia yang sangat
menjunjung tinggi nilai kolektivisme, memiliki nilai yang tinggi pada dimensi
menjunjung tinggi budaya timur, dimana budaya timur tersebut memliki peran
Responden tidak pernah merasa stress depresi atau tidak bahagia dengan
masa yang akan datang. Akan tetapi, responden sudah memiliki rencana untuk di
masa yang akan datag, ketika dia tidak mampu lagi untuk mengurus hidupnya
sendiri dan tidak mampu bekerja dan memiliki penghasilan sendiri lagi, responden
untuk mengurus dirinya sendiri. Oleh karena itu responden juga sudah menabung
tujuan hidupnya yaitu menjalani hidup sebaik-baiknya, lebih baik terhadap orang
lain, lebih baik dalam beragama, lebih setia kepada Tuhan dan semakin tekun
beribadah, serta lebih baik di bidang pekerjaan dan memiliki semakin banyak
74
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah kehendak Tuhan untuk hidup responden dan responden menerima
hal itu dengan lapang dada. Setiap kejadian tersebut tidak meninggalkan trauma
bagi responden dan tidak menjadi beban bagi responden untuk menjalani hidup.
Responden sudah menganggap semua hal tersebut adalah jalan terbaik yang sudah
tujuan hidup. Tujuan hidup menurut Ryff adalah pemahaman yang jelas akan
mencapai tujuan dalam hidupnya, dan merasa bahwa pengalaman hidup di masa
lampau dan masa sekarang memiliki makna. Individu yang tinggi dalam dimensi
ini adalah individu yang memiliki tujuan dan arah dalam hidup, merasakan arti
dalam hidup masa kini maupun yang telah dijalaninya, memiliki keyakinan yang
memberikan tujuan hidup serta memiliki tujuan dan sasaran hidup. Keyakinan
akan kehidupan yang dijalani akan baik juga didapat responden dari religiuitas
menjadikan tempat ibadah dan Tuhan sebagai tempatnya untuk berserah diri.
Ryff (1989), memiliki nilai dimensi tujuan hidup yang rendah. Walaupun begitu,
responden agar memiliki tujuan hidup yang direncanakn responden dengan baik.
75
Universitas Sumatera Utara
Tujuan hidup responden yang ingin semakin hari pekerjaanya semakin
baik sudah dijalani oleh responden. Pekerjaan responden sebagai penjahit dari
Responden yakin bahwa menjahit adalah sudah menjadi jalan Tuhan yang diatur
untuk responden. Responden juga merasa hal ini mendatangkan kebaikan bagi
responden.
responden susah untuk bergerak juga dianggap responden sebagai takdir Tuhan
yang harus diterima oleh responden. Responden tetap menerima semua hal yang
terjadi pada dirinya dan merasa dirinya baik. Responden juga tidak merasa minder
atau iri dengan orang lain karena responden menyadari bahwa dalam dirinya ada
kelebihan dan ada juga kekuranga yang keduanya harus diterima dengan baik oleh
Kehidupan yang sudah responden lalui masa lalu juga sudah diterima responden
dengan baik. Masa lalu responden yang banyak mengalami kejadian negative juga
sudah diterima responden sebagai bagian dari perjalanan hidup dan tidak menjadi
berarti merasa baik tentang diri sendiri, terhadap masa lalu, dan disaat yang
yang mimiliki tingkat penerimaan diri yang baik ditandai dengan bersikap positif
76
Universitas Sumatera Utara
terhadap diri sendiri, mengetahui dan menerima segala aspek yang ada dalam
dirinya, baik itu yang merupakan kelebihan maupun kekurangan, serta memiliki
sikap yang positif terhadap kehidupan di masa yang lalu. Responden tidak secara
langsung dapat menerima dirinya, baik kondisi fisik atau hal yang tidak baik
lainnya. Akan tetapi, religiusitas responden yang tinggi memiliki pengaruh besar
agar responden dapat menerima dirinya dengan baik. Lambat laun akirnya
beberapa hal lain juga yang menjadi faktor yang mempengaruhi psychological
Kepribadian responden yang merupakan orang yang ramah dan mudah bergaul
dengan orang dan lingkungan baru, membuat responden lebih cepat beradaptasi
dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru, lebih mudah dalam mencari
yang walapun tidak pergi ke gereja secara ruti dikarenakan keterbatasan fisiknya
lebih baik setelah itu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepribadian dan
77
Universitas Sumatera Utara
BAB V
dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan
dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini dan pada bagian akhir akan
mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.
5.1 KESIMPULAN
Pada dimensi otonomi, responden yang sudah tinggal seorang diri selama
kurun waktu 20 tahun, merasa bahwa dirinya sudah mampu hidup sendiri, tidak
ingin bergantung pada orang lain, merasa bebas dengan hidupnya sendiri. Selama
hidup sendiri juga responden sudah berani dalam memutuskan hal-hal penting
temannya setelah pindah dari rumah saudara responden, langsung menyukai dan
barunya itu sangat cocok dengannya sebagai tempat untuk tinggal dan juga
responden tidak serta merta kehilangan kendali akan dirinya terhadap lingkungan..
78
Universitas Sumatera Utara
Pada dimensi pertumbuhan pribadi, responden sudah memiliki keinginan
untuk bekerja dan memiliki penghasilan sendiri sejak masih muda. Selain
karena responden membuka kursus menjahit di rumah. Hal ini lakukan karena
ingin menambah pengalaman baru dalam bekerja. Selain itu juga, responden ada
keinginan untuk belajar memborder, hal ini dilakukan agar pengetahuanya akan
orang lain dengan menceritakan saat ia ada masalah kepada temannya. Selain itu,
Pada dimensi tujuan hidup, responden memiliki tujuan dan arah hidup
yang sudah direncanakan oleh responden. Responden yang hidup sendiri sudah
sekarang sampai masa tuanya adalah menjadi orang yang lebih baik lagi dalam hal
agama, diri sendiri dan pekerjaan. Untuk pengalaman masa lalu responden dan
apa yang terjadi padanya sekarag, dianggap responden memiliki makna dan juga
dianggap sebagai kehendak Tuhan yang harus diterima oleh responden secara
lapang dada.
79
Universitas Sumatera Utara
Pada dimensi penerimaan diri, responden sudah menerima segala sesuatu
yang ada pada dirinya. Walapun di awal responden tidak ingin menjadi seorang
penjahit, akan tetapi lambat laun responden mulai menerima bahwa dirinya
bekerja sebagai penjahit. Masa lalu responden yang mengalami kejadian negatif
juga sudah diterima responden sebagai takdir hidupnya dan responden tetap
5.2 SARAN
1. Saran Metodologis
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama dianjurkan
Peneliti selanjutnya juga dapat mencari responden lebih dari satu untuk
Selain itu juga, responden yang hidup sendiri tapi memiliki kondisi fisik
yang normal dapat menjadi topik yang diteliti oleh peneliti selanjutnya yang
80
Universitas Sumatera Utara
2. Saran Praktis
81
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Wadsworth.
USA : Wadsworth.
Matlin, Margareth W. (2008). The Psychology f Woman. (6th ed.). United State of
Indonesia.
57(6). 1069-081.
York : Springer.
08.00.
Nama : PS
Alamat :-
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Dengan ini secara sukarela dan tidak ada unsur keterpaksaan dari siapapun
bersedia untuk diwawancarai sebagai responden dan berperan serta dari awal
hingga selesai dalam penelitian saudara/i:
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Dengan Persyaratan:
1. Peneliti tidak memberitahukan identitas asli dan yang jelas responden kepada
siapapun, dan cerita subjek hanyalah digunakan untuk penelitian saja.
Responden
Peneliti
1. Kegiatan sehari-hari
a. Hal yang dilakukan sehari
b. Masalah yang sering dihadapi
c. Cara menghadapi masalah
d. Keadaan yang dihadapi sekarang
e. Kondisi subjek
2. Hidup sendiri
a. Awal mula hidup sendiri
b. Jangka waktu hidup sendiri
c. Alasan memilih hidup sendiri
d. Masalah yang dihadapi selama hidup sendiri
e. Hal yang dirasakan selama hidup sendiri
No. Analisa
Analisa Frekuensi
Tematik
1. Otonomi Responden tidak keberatan hidup
(mandiri) sendiri, karena responden mera sa
hidup dengan orang lain lebih repot.
3
(W1.W.R.26042016.6)
(W1.W.R.26042016.10)
(W3.W.R.08052017.15)
Responden sudah hidup sendiri selama
20 tahun. 1
(w1.w.R. 26042016.7)
Responden merasa nyaman hidup
sendiri dibandingkan tinggal dengan
1
keluarga atau orag lain..
(W1.W.R.26042016.10)
Responden tetap mendapatkan
kesusahan saat hidup sendiri. 1
(W1.W.R.26042016.9)
responden memulai hidup tanpa
bantuan saudara dan pindah dari rumah
1
saudara bersama teman.
(W1.W.R.26042016.26)
Saat teman responden meninggal,
responden tetap tidak mau kembali
1
kerumah saudara.
(W1.W.R.26042016.32)
Hanya masalah pekerjaan yang
membuat responden ingin hidup 1
sendiri.
Otonomi
Responden Responden
Saat teman responden
langsung nyaman langsung nyaman
meninggal dunia,
begitu memulai begitu membuka responden tidak kembali
hidup sendiri. usaha sendiri.
ke rumah saudara.
Kesulitan keuangan.
Responden Responden tetap
Kesulitan dalam mendapatkan ingin tinggal sendiri.
kesulitan saat hidup
bekerja.
sendiri.
Tidak ada
Responden tetap menjalankan
langganan dalam
usaha menjahit sendiri, dan tidak
pekerjaannya.
kembali menumpang dengan
saudaranya.
Walapun menghadapi
Responden tetap tidak kesulitan;…
keberatan hidup sendiri.
Bebas dalam
mengerjakan Waktu responden
pekerjaan rumah. bekerja sebagai
penjahit berkurang.
Responden tetap
Responden mudah Responden mampu
mengalami masalah/
cocok/nyaman mengerjakan
kesulitan yang
dengan lingkungan pekerjaan rumah
dihadapi selama
baru . sendiri.
bekerja.
Responden memberi
pengertian kepada keluarga
bahwa responden nyaman
hidup sendiri.
Responden hemat
dalam mengatur
pengeluaraanya untuk
hidup sehari-hari.
Responden Responden
ingin pindah.
Melakukan Mengatur masalah
menjadi
pekerjaannya keuangannya
orang yang Setelah pindah
sendiri. sendiri.
mandiri. responden tinggal
dengan teman dan
memulai usaha
masing-masing.
Pekerjaan sehari-
hari atau bekerja Dengan membuka usaha sendiri,
setelah teman responden
sebagai penjahit. responden merasa akan lebih
pindah, responden yakin
berkembang.
bahwa ia mampu hidup
Responden merasa sendiri.
hanya ini pekerjaan
yang dapat Responden Menjahit adalah jurusan
dilakukan untuk memutuskan menjadi sekolah responden.
menyambung penjahit.
hidup.
Responden tidak
memiliki keahlian
lain.
Responden sudah
Kursus menjahit
merasa cukup dengan
ditutup karna
keahliannya sekarang.
tidak ada murid.
Responden sering
membangun Dengan saudara, responden
Saling menjaga
kominkasi dengan berkomitmen untuk tetap
rahasia.
tetangganya. menjaga komunikasi.
Untuk
Sering
Responden sudah Responden menunjukkan menanyakan kabar
menganggap tetap memiliki kepeduliannya, dan kesehatan
orang-orang di teman dekat responden
masing-masing.
lingkungan yang dapat berkomunikasi.
barunya sebagai dipecaya untuk dengan
saudara. berbagi cerita. keluarga.
Perjalanan hidup
Sebagai dana responden, dianggap
pensiun. sebagai pelajaran.
Tidak menjadi
Kegagalan menikah juga
Kembali Apabila tidak beban dalam
dianggap sebagai kehendak
ke rumah mampu urus diri menjalani
Tuhan.
saudara. sendiri lagi. hidup.
Untuk kedepannya:
Responden mulai
Responden yang Awalnya, hal ini agak
menerima pesanan
susah dilakukan
terkadang diejek tentang menjahit semampu
responden dikarenakan
kondisi fisiknya, sering yang dikerjakannya.
marah dan tidak ingin kondisi fisiknya.
mengobrol lagi dengan
orang tersebut.
Dahulu responden
Akan tetapi, sekarang
menerima semua
responden sudah memiliki
Hal yang membuat orderan menjahit,
becak sewa untuk
responden menjadi orang sehingga responden tidak
mengantarnya ke gereja.
yang lebih sabar adalah memiliki banyak waktu
keyakinan apapun yang untuk istirahat.
dilakukan orang padanya,
Tuhan pasti melihat dan
Hal ini tidak dilakukan
membalas.
responden sejak awal
karena responden
merasa beribadah di
rumh saja sudah
cukup.
Tidak kembali ke
Menghadapi kesulitan rumah saudaranya.
dan mengalami putus
asa.
Penghilang
Doa dan berserah stress dan
diri pada Tuhan. cemas bagi
responden.
Responden menjalani
hidup sebagaimana yang
sudah diatur Tuhan.
Responden
Responden ingin bekerja
merasa sedih.
Sebenarnya responden di kantor, karena
tidak ingin menjadi responden merasa,
penjahit. pemasukannya akan lebih
banyak.
Responden sempat
mengisolasi diri/ menghindar
dari orang karena malu.
Walaupun responden
bersekolah di jurusan
tata busana.
Tapi responden
berpikir sulit baginya Setelah sekian lama
kerja di kantor mengisolasi diri dengan orang
dengan keterbatasan lain, akhirnya responden
fisiknya. sadar hal tersebut tidak
mendatangkan hal baik untuk
kehidupannya.
Sekarang, responden
tidak menyesal
menjadi penjahit.
Mulai menjalani Tidak putus asa akan
hidup dengan baik. kondisinya.