SKRIPSI
Oleh
ADINDA FARADIBA SITOMPUL
141301129
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
iii
Universitas Sumatera Utara
KOMITMEN PERNIKAHAN PADA INDIVIDU BATAK TOBA YANG
TIDAK MEMILIKI ANAK LAKI-LAKI
i
Universitas Sumatera Utara
MARRIAGE COMMITMENT IN INDIVIDUALS OF BATAK TOBA WHO
DO NOT HAVE SON
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Pernikahan Pada Individu Batak Toba yang Tidak Memiliki Anak Laki-
Laki”. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., dan Dra. Rosmery Siregar, M.Pd. Terimakasih
untuk semua kasih sayang, do‟a, pengorbanan, didikan dan semangat yang
menjadi anak yang dapat dibanggakan untuk Papa dan Mama tercinta. Terima
kasih juga kepada Kakak dan Abang Puteri Lestari Sitompul, S.E., Haryani
Pratiwi Sitompul, S.E., M.Si., Rifqi M. Arfan Sitompul, Amd. S.E., serta
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Kemudian tak lupa pula terima kasih
kepada Opung yang selalu mendorong saya untuk menyelesaikan studi ini
secepatnya.
Psikologi Universitas Sumatera Utara beserta Wakil Dekan I, II, dan III;
iii
Universitas Sumatera Utara
2. Para Dosen Pengampu terutama Ibu Eka Ervika, M.Si., Psikolog selaku
3. Para dosen penguji Ibu Liza Marini, M.Psi, Psikolog dan Ibu Ika Sari
Dewi, M.Pd, Psikolog yang telah memberikan saran serta bantuan dalam
Utara;
Nugra Puspha Lubis yang telah setia menemani selama perkuliahan dan
yang baik untuk keluh kesah peneliti. Teruntuk semua teman dan sahabat
Putri Zowani yang selalu saling mendukung dan berbagi suka dan duka
iv
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena
kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap
Penulis
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 9
E. Sistematika Penulisan ............................................................. 9
vi
Universitas Sumatera Utara
8. Beristri Dua (Bigami) ......................................................... 25
9. Perceraian (Porsirangan)..................................................... 26
D. Komitmen Pernikahan Pada Pasangan Etnis Batak Toba
yang Tidak Memiliki Anak Laki-Laki ................................... 27
E. Paradigma Teoritis .................................................................. 32
vii
Universitas Sumatera Utara
B. Hasil Utama Penelitian ........................................................... 45
1. Gambaran Komitmen Pernikahan Secara Umum ............... 46
2. Gambaran Komitmen Pernikahan Berdasarkan Aspek ...... 47
C. Hasil Tambahan ...................................................................... 51
1. Gambaran Komitmen Pernikahan Subjek Berdasarkan
Jenis Kelamin ......................................................................... 51
2. Gambaran Komitmen Pernikahan Subjek Berdasarkan
Agama ..................................................................................... 51
3. Gambaran Komitmen Pernikahan Subjek Berdasarkan
Usia ......................................................................................... 52
D. Pembahasan ............................................................................ 53
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
ix
Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan setiap manusia diawali dari masa janin hingga sampai masa lanjut
usia. Tidak semua orang dapat menjalani hidup sampai pada masa lansia,
sehingga perkembangan yang akan dialami mereka dimulai dari masa janin
pada kerangka waktu pada hidup seseorang yang dikarakteristikkan dengan fitur
tertentu dimulai dari periode prenatal, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa
kanak-kanak pertengahan dan akhir, masa remaja, masa dewasa awal, masa
tanggung jawab yang berbeda-beda. Pada saat meginjak masa dewasa seseorang
akan dihadapkan dengan beberapa tugas baru. Orang yang telah dewasa pada
umumnya memiliki tugas untuk bekerja, menikah, mengasuh anak, dan hidup
dalam karir, dan bagi kebanyakan orang, memilih pasangan, belajar untuk tinggal
dengan orang itu secara intim, memulai keluarga, dan membesarkan anak-anak.
manusia di masa awal dewasa adalah mulai bekerja, memilih pasangan, belajar
rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari
batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
mempunyai harapan dan tujuan tersendiri yang ingin mereka capai dalam
pernikahannya. Harapan dan tujuan yang ingin dicapai tersebut akan berbeda-beda
Hal ini sesuai dengan penelitian Prianto, Wulandari, dan Rahmawati (2013) yang
pernikahan. Komitmen pernikahan tidak hanya cukup didapatkan dari satu pihak
menjaga hubungan agar tetap langgeng, melindungi hubungan dari bahaya, dan
bertahan lama. Menurut Johnson dan koleganya (dalam Adams & Jones, 1999)
pasangan yang lainnya. Alasan yang mendasari dan faktor yang mempengaruhi
penilitian oleh Rahmatika dan Handayani (2012) salah satu faktor yang
suami istri. Faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen pernikahan menurut
Rusbult dan koleganya (dalam Adams & Jones, 1999) adalah tingkat kepuasan,
nilai pada kehidupannya. Hal ini juga berhubungan dengan tugas yang mereka
emban sebagi suami-istri yang mungkin dikemudian hari juga akan memiliki
anak. Menurut Hurlock (1999) individu yang menjadi seorang bapak dan ibu
lain yang tidak menikah atau tidak memiliki anak. Orang-orang ini juga secara
turut dipengaruhi oleh nilai-nilai Budaya yang dianut. Menurut Kertamuda (2009)
faktor budaya, agama, dan suku akan memberikan pengaruh terhadap tujuan
dibawa oleh laki-laki. Salah satu etnis yang menggunakan sistem patrilineal
Subetnis Batak Toba merupakan subetnis terbesar dari keluarga Batak. Hal
mengatakan bahwa jumlah generasi dalam silsilah Batak, Batak Toba yang
memiliki silsilah paling panjang dibandingkan dengan Batak lainnya. Ypes (dalam
Nainggolan, 2006) juga mengatakan bahwa semua Batak yang lain berasal dari
memiliki turunan, marga, atau kelompok tertentu yang diteruskan oleh seorang
laki-laki. Keluarga Batak dapat dikatakan punah jika mereka tidak memiliki
keturunan laki-laki. Anak laki-laki pada sistem keluarga Batak akan membentuk
dimana anak perempuan pada akhirnya akan menikah dengan laki-laki dari
Penerus yang akan turut ditulis dalam pohon keluarga Batak adalah
keturunan laki-laki dari keluarga itu sendiri. Suatu keluarga tidak dapat
keluarga suatu pasangan yang tidak memiliki anak laki-laki akan berhenti sampai
pada kepala rumah tangga itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nurelide
ditemukan bahwa bagi masyarakat Batak Toba yang masih menganut sistem
patrilineal menganggap anak laki-laki merupakan suatu hal yang penting karena
2013).
bersama selamanya. Tujuan pernikahan yang utama dalam adat Batak adalah
dalam nilai hagabeon. Menurut Harahap dan Siahaan nilai hagabeon pada
dalam hal keturunan (dalam Simbolon & Siregar, 2014). Sangat banyak arti
penting keturunan bagi pasangan yang memiliki latar belakang budaya Batak
harta kekayaan dalam keluarga Batak dan bukan hanya sebagai penerus
sebagian warisan apabila anak laki-laki memberikan atau mau berbagi (dalam
oleh Irmawati (2007) ditemukan bahwa menurut partisipan dapat dicapai apabila
memiliki anak laki-laki dan perempuan bahkan dalam jumlah yang banyak. Nilai
hagabeon merupakan suatu nilai yang penting dalam masyarakat Batak. Terdapat
tiga nilai yang mendasari keberhasilan bagi orang yang beretnis Batak diantaranya
adalah hagabeon, hamoraon, dan hasangapon. Partisipan suku Batak Toba yang
pasangan yang tidak memiliki anak laki-laki juga berlaku, hal ini dikarenakan
dalam keluarga Batak Toba yang tidak memiliki keturunan akan terjadi hal
berikut, garis keturunan yang akan punah, mengangkat anak (adopsi), beristri dua
(bigami), perceraian, tidak memiliki pewaris harta kekayaan (dalam Simbolon &
Siregar, 2014). Hal ini juga sesuai dengan penelitian oleh Manik (2015)
ditemukan bahwa faktor penyebab sirang so sirang (pisah tidak pisah) pada
masyarakat Batak adalah media sosial, gaya hidup, keturunan, KDRT, faktor
dihasilkan dari pernikahan menjadi faktor perceraian karena tidak adanya generasi
penerus marga dalam pernikahan Batak Toba itu sendiri. Hal ini juga dikarenakan
oleh tujuan utama dilaksanakan pernikahan pada suku Batak Toba adalah untuk
yang dilakukan oleh Simbolon dan Siregar (2014) menemukan bahwa pasangan
infertil dengan latar belakang Batak Toba sangat menjungjung nilai hagabeon
Tidak memiliki keturunan dapat dijadikan sebagai alasan yang kuat agar
perceraian terjadi, namun pasangan Batak Toba juga dapat memilih keputusannya
sendiri untuk berpisah atau tidak. Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan
pasangan Batak Toba ingin bertahan pada hubungan yang sudah mereka bangun.
Faktor keturunan dan faktor religiusitas merupakan salah satu alasan pasangan
seorang perempuan yang melahirkan banyak anak (boru na gabe) tidak boleh
diceraikan begitu saja dan suami harus terus hidup bersama istrinya dan
sakral di masyarakat Batak terlebih ketika telah memeluk agama Kristen (dalam
Manik, 2015). Manik (2015) juga telah menemukan bahwa adat perkawinan etnis
Batak Toba memiliki tradisi janji pernikahan yang berarti pasangan tidak boleh
dari pasangan Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki diketahui bahwa
terdapat dorongan dari keluarga kepada suami untuk menikah kembali agar
memilih untuk tidak bercerai atau menikah lagi dengan alasan merasa tidak dapat
suami dan istri dari pasangan yang lain menyatakan bahwa memilih untuk tetap
suatu hal yang penting pada keluarga Batak Toba. Tidak adanya keturunan laki-
laki dalam suatu keluarga dapat menimbulkan dampak seperti garis keturunan
yang punah, beristri dua dan perceraian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melihat komitmen pernikahan pada individu Batak Toba yang tidak memiliki anak
laki-laki.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : Pendahuluan
individu etnis Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki, rumusan
penelitian.
Bab ini berisi landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Teori yang akan dijelaskan di dalam bab ini adalah teori mengenai
mempengaruhi variabel.
Bab ini berisi gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta
saran yang dapat membangun penelitian, baik penelitian yang telah
dilakukan maupun bagi penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERNIKAHAN
1. Definisi Pernikahan
dalamnya terdapat komitmen serta bertujuan untuk membina rumah tangga dan
meneruskan keturunan. Pernikahan juga merupakan suatu ikatan janji setia antara
suami dan istri yang terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak di
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (dalam walgito, 1984).
Menurut Walgito (1984) yang dimaksud dengan ikatan lahir adalah ikatan yang
tampak dan formal sesuai dengan peraturan yang ada. Ikatan formal ini
merupakan nyata bagi yang mengikat baik suami maupun istri, dan bagi orang
lain seperti masyarakat luas. Ikatan batin adalah ikatan yang tidak tampak
ikatan lahir dan batin dan tanpa adanya paksaan. Perkawinan yang terdapat
11
2. Tujuan Pernikahan
keluarga. Untuk membentuk keluarga yang bahagia pasangan suami istri harus
tersebut. Dalam mencapai tujuan pernikahan ini pasangan suami istri harus
(Walgito, 1984).
terjadi. Alasan tersebut adalah konformitas, cinta, hubungan seks yang halal,
sharing, keamanan, dan harapan lain. Pada umumnya yang menjadi mayoritas
alasan seseorang untuk menikah adalah karena alasan emosional seperti rasa suka,
cinta, dan kecocokan satu sama lain. Faktor budaya, agama, dan suku akan
antara lain:
masyarakat.
a. Masa dewasa awal, pernikahan yang dilakukan pada masa dewasa lebih
para peneliti belum dapat menentukan usia tertentu atau rentang usia
awal terasa sulit dan terjal, akan berubah menjadi terasa lebih biasa di
B. KOMITMEN PERNIKAHAN
pasangan bahwa mereka ingin tetap berada pada hubungan, bahwa mereka
harus tinggal, dan mereka harus tetap tinggal (dalam Adams & Jones, 1999).
kesatuan dan terdapat tiga jenis komitmen yang berbeda dimana setiap jenis
perasaan dibatasi untuk bertahan terlepas dari tingkat komitmen pribadi atau
Adams & Jones, 1999). Arriaga dan Agnew (2001) mendefinisikan tingkat
mana pasangan menganggap diri mereka sebagai pasangan dan sejauh mana
hubungan. Jadi, bagi Stanley dan Markman, komitmen itu sendiri dibentuk
oleh apa yang dipercaya beberapa ahli teori lain sebagai penyebab komitmen
yang dirasakan oleh pasangan untuk tetap bertahan dan melanjutkan hubungan
secara personal, moral, dan struktural. Secara personal adalah keinginan individu
sentral dari identitas (Kuhn & McPartland, 1954; McCall & Simmons,
tertentu dapat menjadi aspek penting dari konsep diri seseorang (Aron,
sama lain.
c. Komitmen struktural, yaitu rasa kendala atau bahwa ada hambatan untuk
tinggal, entah seseorang mau atau tidak. Komitmen struktural terdiri dari
4 aspek, yaitu:
Kelley, 1959).
2) Social pressure (tekanan sosial), tipe kedua dari kendala berasal dari
hubungan.
kehilangan kesempatan.
pada pengaruh positif versus negatif yang dialami dalam suatu hubungan.
individu yang paling penting. Namun dalam keterlibatan yang paling sehat
dan stabil, tingkat kepuasan mungkin turun ke tingkat yang sangat rendah,
alternatif itu terbatas jumlahnya atau tidak menarik, komitmen akan lebih
penting dapat secara efektif dipenuhi "di luar" hubungan saat ini dalam
dimasukkan ke dalam sebuah hubungan dengan harapan agar hal itu akan
biaya untuk mengakhiri sebuah hubungan. Selain itu, menurut Rusbult dan
pada saat sumber daya asing seperti teman bersama, identitas pribadi,
hubungan.
dan struktural.
Religiusitas juga dapat menjadi tekanan sosial untuk seseorang agar tetap
(Wikipedia, 2018).
Kasih antara suami dan istri merupakan tanda dan sarana kasih Kristus
dan tidak pernah meninggalkan gereja-Nya, demikian juga suami istri yang
telah dibaptis tidak bisa saling memisahkan diri (Ishak, 2016). Agama
pernikahan yang tertulis dalam Alkitab mengatakan bahwa apa yang telah
dkk, 2017).
1. Kekerabatan
yang berasal dari rahim yang sama. Namun dari legenda yang ada orang Batak
tidak mengenal keturunan dengan garis matrilineal atau menurut garis keturunan
ibu. Garis keturunan laki-laki ini akan diteruskan oleh anak laki-laki. Apabila
tidak ada anak laki-laki yang dilahirkan, maka garis keturunan akan punah
(Vergouwen, 1986).
Batak, yang terdiri atas turunan-turunan, marga, dan kelompok suku yang
tidak hanya terbatas pada hukum waris saja, namun juga menyangkut
(Vergouwen, 1986).
di luar kelompok suku tertentu. Istri tidak akan diambil dari kelompok agnata
patrilineal dengan tujuan untuk melestarikan galur suami dalam garis laki-laki.
Hak tanah, milik, nama, dan jabatan, hanya dapat diwarisi oleh garis laki-laki
(Vergouwen, 1986).
3. Ketentuan Perkawinan
keturunan laki-laki yang sah. Sehingga, syarat perkawinan yang pertama adalah
kedua calon pengantin sudah dewasa secara fisik (tang pamatang, badan dewasa)
dan nunggu balga (sudah besar). Jika seseorang diantara pasangan merupakan
penyandang cacat fisik dapat berpengaruh terhadap hubungan seksual dan hal
dapat dibatalkan. Kebiasaan perkawinan orang Batak adalah yang lebih dulu lahir
lebih dulu pula kawin, baik pada laki-laki maupun perempuan. Tidak ada larangan
tegas apabila yang terjadi adalah sebaliknya. Namun, perkawinan dapat dilakukan
apabila telah mendapat persetujuan dari yang lahir lebih dulu (Vergouwen, 1986).
Suami merupakan bapak dari anak yang lahir selama perkawinan. Jika anak
bukti bahwa tidak ada orang lain selain yang sudah meninggal yang membuahkan
apa yang disebut sagak ni panabian (buah dari menuai ladang tunggul jerami).
sebagai bibit yang meninggal. Dengan persetujuan uaris dari pihak yang
meninggal, perempuan itu menawarkan diri untuk digauli oleh laki-laki lain
(parsangge talak: dia yang ber-selepa terbuka, juga disebut (parjabu talak: dia
yang rumahnya terbuka), dan jika dia hamil maka anak yang dilahirkannya
(Vergouwen, 1986).
menggantikan bapak, dan anak bungsu (siampunan atau singgian) yang mengurus
orang tua di usia senja, menempati kedudukan khusus di dalam hukum waris
kalau dibandingkan dengan anak-anak yang di tengah (silitonga). Hal ini akan
seseorang laki-laki yang sudah mandiri meninggal tanpa anak laki-laki maka
bapaknyalah yang menjadi ahli warisnya. Ini disebut munsat tu atau mulak tu
(kembali ke bapak). Jika orang yang meninggal tidak memiliki keturunan, dan
juga tidak memiliki bapak atapun kakek maka harta warisan berpindah ke sanak
kolateral (panean atau percabangan hak keturunan laki-laki yang sejajar). Pihak
yang terpenting di antara mereka adalah saudara kandung orang yang meninggal,
seandainya tidak ada maka menyusul paman dan sepupu dari kakek yang sama,
dan begitu seterusnya. Jadi, pewaris yang sah mundur satu langkah ke belakang
dalam hal kesilsilahan, dan setiap kali mundur maka harus menggunakan prinsip
saat masih kecil. Pemberian yang diberikan adalah harta bawaan dan panjarnya
Terdapat pula pemberian yang sesudah atau selama berumah tangga atau yang
sulung yang akan menggantikan peran dan memberikan bantuan kepada saudara
7. Mengangkat Anak
karena keadaan yang mandul. Menurut pikiran orang yang belum memeluk
tanaman yang merambat, yaitu hidup sengsara di alam baka. Orang Kristen juga
berpikir tidak ada hal yang lebih buruk selain keadaan tersebut. Untuk
mendapatkan anak laki-laki yang akan diangkat menjadi anak tidak mudah. Pada
umumnya tidak ada orang yang ingin terpisah dengan anaknya. Selain itu, anak
juga diharapkan akan mendatangkan keturunan banyak. Sehingga jika ada yang
Mengambil istri kedua karena tidak mendapat anak bukan berarti ada persoalan
antara suami dan istri. Bahkan istri yang mendesak suami untuk mengambil istri
muda agar mendapatkan anak laki-laki, walaupun istri tersebut telah melahirkan
anak perempuan. Jika istri tersebut masih pada masa haid, maka ia akan terus
penduduk adalah bahwa kehadiran seorang madu (imbang) dapat mendorong istri
faktor yang mendorong adalah perkawinan menurut adat “ganti tikar”. Alasan
lain yang mendorong terjadinya bigami adalah istri yang nyinyir (ala jungkat
(Vergouwen, 1986).
9. Perceraian (Porsirangan)
seksual atau cacat lain yang tidak memungkinkan persenggamaan yang lazim.
Tidak ada satupun dari kedua pihak pasangan yang dipaksakan untuk tetap
(Vergouwen, 1986).
terjadi karena pasangan tersebut hanya memiliki anak perempuan. Hal ini
merupakan alasan perceraian yang sulit untuk dipahami, namun sering terjadi.
adalah, salah satu pasangan menderita penyakit kusta, kepergian suami dari rumah
dalam waktu yang lama, percekcokan yang terus-menerus, serta istri merajuk
(Vergouwen, 1986).
sehingga banyak orang dewasa yang memilih untuk menikah saat telah merasa
masa awal dewasa adalah mulai bekerja, memilih pasangan, belajar hidup dengan
mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial
(2015) ditemukan bahwa terdapat beberapa hal mengenai sosial budaya yang
Fitriyani dan koleganya (2015) juga mengatakan bahwa sosial budaya yang
ada dalam masyarakat akan berkaitan dengan adat-istiadat yang diberikan secara
mengenai pernikahan sendiri sesuai dengan nilai yang diwariskan. Hal ini akan
pernikahan yang dibangun. Menurut Burgess dan Locke pernikahan yang berhasil
adalah pernikahan yang awet, suami istri bahagia, dan adanya kepuasan
pernikahan yang awet dan bertahan lama. Menurut Johnson komitmen adalah
konsep pasangan mengenai masa depan dari hubungan mereka dan motivasi
dari perasaan pasangan bahwa mereka ingin tetap berada pada hubungan, bahwa
mereka harus tinggal, dan mereka harus tetap tinggal (dalam Adams & Jones,
oleh kurang memahami tujuan pernikahan dan tidak adanya komitmen dalam
suatu pernikahan. Komitmen pernikahan tidak hanya cukup didapatkan dari satu
pihak saja, namun haruslah dibangun oleh kedua belah pihak pasangan.
Walaupun demikian, nilai yang telah dimiliki oleh pasangan sejak awal juga
satu suku yang ada di Indonesia. Pasangan dengan etnis Batak Toba memiliki
tujuan dan ketentuan mengenai pernikahan yang telah diatur oleh hukum adat
pernikahan pada adat Batak Toba adalah untuk mendapatkan keturunan laki-laki
yang sah. Pernikahan yang dilakukan juga bersifat patrilineal dengan tujuan
untuk melestarikan galur suami dalam garis laki-laki. Hal ini karena hak tanah,
milik, nama, dan jabatan, hanya dapat diwarisi oleh garis laki-laki.
Ketiadaan anak laki-laki dalam keluarga Batak Toba dianggap suatu hal
yang tidak baik. Keadaan ini akan membuat terjadinya beberapa hal dalam suatu
pernikahan. Menurut Vergouwen (1986) dalam keluarga Batak Toba yang tidak
memiliki keturunan akan terjadi hal berikut, garis keturunan yang akan punah,
pewaris harta kekayaan. Perceraian merupakan hal yang paling sering terjadi
Batak Toba adalah untuk memperoleh keturunan anak laki-laki yang sah,
sehingga syarat pernikahan yang pertama untuk menikah adalah kedua calon
pengantin sudah dewasa secara fisik (Vergouwen, 1986). Pernikahan pada masa
awal terasa sulit, pada akhirnya akan menemukan fondasi yang kokoh ketika
memasuki masa dewasa madya. Pasangan yang berada pada masa usia akhir
juga memiliki kepuasan pernikahan yang tinggi (Santrock, 2015). Hanya saja,
pada pasangan Batak Toba perceraian bisa saja terjadi setelah bertahun-tahun
terutama pada komitmen moral. Menurut Johnson (1999) terdapat tiga indikator
mempertahankan hubungan karena adanya nilai moral yang ada pada kehidupan
budaya yang ada pada kehidupan pernikahan pasangan dan kehidupan dalam
masyarakat.
juga dipengaruhi oleh nilai yang ada. Menurut Vergouwen (1986) seorang
perempuan yang melahirkan banyak anak (boru na gabe) tidak boleh diceraikan
begitu saja dan suami harus terus hidup bersama istrinya dan memberikan nafkah.
Manik (2015) juga telah menemukan bahwa adat perkawinan etnis Batak Toba
memiliki tradisi janji pernikahan yang berarti pasangan tidak boleh berpisah.
bukan suatu hal yang sakral lagi dan mengakibatkan perceraian mudah terjadi
(Manik, 2015).
seseorang. Menurut Rusbult dan koleganya (dalam Adams & Jones, 1999), faktor
seseorang. Hal ini juga dipengaruhi oleh sejauh mana pasangan dapat memenuhi
pernikahan terjadi adalah karena konformitas, cinta, hubungan seks yang halal,
Menurut Rusbult dan koleganya (1998) faktor kedua adalah kualitas alternatif
dimana dilihat pada sejauh mana kebutuhan individu yang paling penting dapat
dipenuhi diluar dari hubungan. Hal ini dapat diperoleh dari teman, anggota
seseorang mendapatkan kebutuhan yang ia anggap penting dari orang lain yang
yang terjadi pada pasangan Batak Toba adalah karena menyukai orang lain.
merupakan hal yang penting. Hal ini membuat ketiadaan anak laki-laki juga akan
tidak. Penelitian oleh Manik (2015) yang menemukan bahwa faktor penyebab
sirang so sirang (pisah tidak pisah) pada masyarakat Batak adalah media sosial,
untuk bercerai.
E. Paradigma Teoritis
Faktor yang
Mempengaruhi:
Komitmen Pernikahan Pada
Pasangan Batak Toba yang 1. Tingkat Kepuasan
Tidak Memiliki Anak Laki- 2. Kualitas Alternatif
Laki
3. Ukuran Investasi
Pernikahan Komitmen
Pernikahan
Nilai Budaya
Batak Toba
Melanjutkan
keturunan laki-laki
Perceraian
Keterangan:
Mempengaruhi/dipengaruhi
Berhubungan
terhadap suatu penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran atau suatu cara
penelitian yang melakukan analisis hanya pada taraf deskriptif dimana hanya
terbatas pada penggambaran data secara faktual. Data akan diolah dan disajikan
secara ringkas serta sistematik sehingga mudah untuk dibaca, dipahami, dan
merupakan suatu konsep, proposisi, atau objek yang memiliki berbagai nilai
didalamnya. Variabel juga diartikan sebagi suatu sifat kasus yang memiliki lebih
dari satu kategori (Yusuf, 2014). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dari variabel dalam penelitian ini adalah komitmen pernikahan merupakan suatu
33
Universitas Sumatera Utara
34
niat dan keinginan yang dirasakan oleh pasangan untuk tetap bertahan dan
pasangan.
adalah tinggi atau rendahnya tingkat komitmen pernikahan. Hasil penilaian dari
komitmen perikahan diperoleh dari skor total pada skala komitmen pernikahan.
Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala komitmen pernikahan maka
semakin rendah skor yang diperoleh dari skala komitmen pernikahan maka
hasil penelitian yang harus memiliki beberapa ciri atau karakteristik bersama yang
objek penelitian yang tak terbatas atau sulit dihitung jumlahnya (Yusuf, 2014).
hanya akan mengambil sebagian dari populasi. Sampel merupakan sebagian dari
populasi yang dipilih dan akan mewakili populasi tersebut dan memiliki
lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Dalam penelitian ini, jumlah total
sampel adalah 100 orang yang merupakan suami dan istri dengan kriteria yang
sesuai.
b. Tidak memiliki anak laki-laki. Hal ini berhubungan dengan masalah yang
c. Tidak berencana untuk memiliki anak lagi. Hal ini dikarenakan oleh tujuan
Teknik pengambilan sampel atau yang biasa disebut dengan teknik sampling
merupakan suatu cara atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengambil
dari perkumpulan atau organisasi yang berisi orang-orang dengan etnis Batak
Toba.
dengan menggunakan pola ukur yang sama (Siregar, 2013). Alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Skala merupakan suatu perangkat
pertanyaan yang disusun untuk mengungkap suatu atribut dengan respon yang
memberikan hasil yang cukup berarti apabila peneliti dapat memilih jenis skala
yang sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan dan tujuan penelitian
memberikan lima pilihan jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Distribusi item dapat dilihat pada
Jumlah 10 40
Validitas memiliki arti sejauhmana suatu tes atau skala dalam menjalankan
fungsi pengukurannya dan dikatakan tinggi apabila dapat menghasilkan data yang
secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti tujuan
dalam penelitian ini adalah validitas isi (content). Haynes dan koleganya (1995)
sesuai dengan tujuan pengukuran. Ley (2007) mengatakan bahwa validitas isi
merupakan kelayakan suatu tes sebagai sampel dari domain aitem yang akan
konsisten, stabil, yang dilihat dari sejauhmana hasil dari suatu proses pengukuran
hasil yang kurang lebih sama, selama aspek yang diukur memang belum berubah
(Azwar, 2012b). Pendekatan reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebagai indikasi bahwa tes tersebut berfungsi sebagai pengukuran yang reliabel.
Estimasi reliabilitas dapat dilakukan dengan analisis pada distribusi skor aitem
karena hanya dengan satu kali pengenaan tes akan memperoleh distibusi skor tes
statistik.
individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut
yang diukur. Hal ini diukur dengan cara menghitung koefisien korelasi antara
distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala dan akan dihasilkan koefisien
Uji coba alat ukur dilakukan dengan analisis daya diskriminasi aitem dan
akan menggunakan batasan rix ≥ 0.30, sehingga aitem yang memiliki koefisien
sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya akan
menggunakan batasan di atas 0.30, semua aitem yang mencapai nilai koefisien
korelasi minimal sebesar 0.30 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan.
Setelah dilakukan uji coba, diperoleh bahwa terdapat beberapa aitem yang
memiliki koefisien korelasi total dibawah 0.30. Berdasarkan hasil uji coba,
diperoleh bahwa dari 40 aitem yang telah disusun terdapat 31 aitem yang
memiliki nilai koefisien korelasi total di atas 0.30 dengan rentang nilai sebesar
0.318 sampai dengan 0.768, dan 9 aitem dengan nilai koefisien korelasi total di
bawah 0.30. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan juga diperoleh nilai
Berdasarkan hasil uji coba alat ukur, peneliti mengambil 28 aitem dari 31
aitem yang memiliki nilai koefisien korelasi total di atas 0.30. Pengurangan aitem
dilakukan agar setiap aspek memiliki jumlah aitem yang tidak jauh berbeda.
sebesar 0.938. Sehingga dalam penelitian yang sebenarnya, alat ukur yang
digunakan adalah alat ukur komitmen pernikahan yang disusun berdasarkan aspek
komitmen pernikahan oleh Johnson dan koleganya (1999) dengan jumlah aitem
28 butir. Berikut adalah blue print alat ukur komitmen pernikahan yang digunakan
dalam penelitian:
dalam Penelitian
Jumlah 10 28
G. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, terdiri dari: (1) tahap persiapan
penelitian, (2) Tahap pelaksanaan penelitian, dan (3) tahap pengolahan data.
Hasil dari uji coba alat ukur akan digunakan untuk mengukur validitas dan
kepada responden untuk di isi. Skala diberikan dalam bentuk hardcopy dan
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melakukan analisis hanya pada taraf
deskriptif dimana hanya terbatas pada penggambaran data secara faktual. Data
akan diolah dan disajikan secara ringkas serta sistematik sehingga mudah untuk
dibaca, dipahami, dan disimpulkan (Azwar, 2017). Data yang akan diolah untuk
menentukan skor maksimum dan minimum, mean, serta standar deviasi. Data
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang terdiri dari suami dan
istri beretnis Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki dengan rentang usia
jenis kelamin laki-laki sebanyak 50 orang (50%) dan subjek penelitian dengan
44
Universitas Sumatera Utara
45
Selanjutnya disusul oleh jumlah subjek yang menganut agama Islam, yaitu
sebanyak 30 orang (30%). Subjek dengan jumlah terkecil adalah subjek yang
Berdasarkan tabel 4.3., dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang paling
banyak adalah yang berada pada usia masa dewasa menengah (40-60 tahun), yaitu
sebanyak 82 orang (82%). Subjek yang berada pada usia dewasa awal (18-40)
menyusul dengan jumlah subjek sebanyak 16 orang (16%). Subjek dengan jumlah
paling sedikit berada pada usia dewasa akhir (diatas 60 tahun), yaitu sebanyak 2
orang (2%).
memiliki anak laki-laki secara umum dapat dilihat berdasarkan skor mean, standar
deviasi, skor minimum, dan skor maksimum dari skor skala komitmen
pernikahan. Berikut merupakan tabel nilai empirik dan nilai hipotetik pada subjek
penelitian:
pernikahan dari 100 subjek penelitian adalah sebesar 85 dan skor maksimum
adalah 140. Data pada tabel juga menunjukkan bahwa mean empirik dari
11.15. Berdasarkan tabel juga dapat diketahui bahwa mean hipotetik dari
tabel berikut:
Berdasarkan tabel 4.6., dapat diketahui bahwa dari 100 orang subjek
8 orang (8%) memiliki komitmen pernikahan yang sedang, dan tidak ada yang
memiliki anak laki-laki secara umum juga dapat dilihat dari skor mean, standar
deviasi, skor maksimum, dan skor minimum dari skor aspek komitmen
pernikahan. Adapun aspek dari komitmen pernikahan adalah, personal, moral, dan
struktural.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nilai empirik dan nilai
Tabel 4.7. Nilai Empirik dan Hipotetik Komitmen Pernikahan Pada Aspek
Personal
Empirik Hipotetik
Skor Skor Mean SD Skor Skor Mean SD
Berdasarkan tabel 4.7., dapat diketahui bahwa skor minimum pada aspek
personal dari 100 subjek penelitian adalah sebesar 26 dan skor maksimum sebesar
45. Data pada tabel juga menunjukkan bahwa mean empirik dari aspek personal
komitmen pernikahan adalah sebesar 39.6 dengan standar deviasi sebesar 4.04.
Nilai mean hipotetik diketahui bahwa sebesar 27 dengan standar deviasi sebesar 6.
dari 100 subjek penelitian terdapat 92 orang (92%) yang tergolong pada
dan tidak ada (0%) yang tergolong pada komitmen pernikahan rendah.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nilai empirik dan nilai
Tabel 4.9. Nilai Empirik dan Hipotetik Komitmen Pernikahan Pada Aspek
Moral
Empirik Hipotetik
Skor Skor Mean SD Skor Skor Mean SD
Berdasarkan tabel 4.9., dapat diketahui bahwa skor minimum pada aspek
moral dari 100 subjek penelitian adalah sebesar 24 dan skor maksimum sebesar
40. Data pada tabel juga menunjukkan bahwa mean empirik dari aspek moral
komitmen pernikahan adalah sebesar 34.57 dengan standar deviasi sebesar 3.35.
Nilai mean hipotetik diketahui bahwa sebesar 24 dengan standar deviasi sebesar
5.33.
dari 100 subjek penelitian terdapat 93 orang (93%) yang tergolong pada
dan tidak ada (0%) yang tergolong pada komitmen pernikahan rendah.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nilai empirik dan nilai
Tabel 4.11. Nilai Empirik dan Hipotetik Komitmen Pernikahan Pada Aspek
Struktural
Empirik Hipotetik
Skor Skor Mean SD Skor Skor Mean SD
Maks Min Maks Min
55 30 44.64 5.35 55 11 33 7.33
Berdasarkan tabel 4.11., dapat diketahui bahwa skor minimum pada aspek
struktural dari 100 subjek penelitian adalah sebesar 30 dan skor maksimum
sebesar 55. Data pada tabel juga menunjukkan bahwa mean empirik dari aspek
moral komitmen pernikahan adalah sebesar 44.64 dengan standar deviasi sebesar
5.35. Nilai mean hipotetik diketahui bahwa sebesar 33 dengan standar deviasi
sebesar 7.33.
struktural, dari 100 subjek penelitian terdapat 79 orang (79%) yang tergolong
sedang, dan tidak ada (0%) yang tergolong pada komitmen pernikahan rendah.
C. Hasil Tambahan
Jenis Kategori
N Persentase Mean
Kelamin Tinggi Sedang Rendah
Laki-Laki 50 50% 117.34 43 7 0
Perempuan 50 50% 120.28 49 1 0
Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa dari 50 orang (50%) subjek
sedang, dan tidak ada yang dikategorikan dalam komitmen pernikahan rendah.
Berdasarkan tabel 4.13. juga diketahui bahwa dari 50 orang (50%) subjek
sedang, dan tidak ada yang dikategorikan dalam komitmen pernikahan rendah.
Data pada tabel juga menunjukkan skor mean subjek yang berjenis kelamin laki-
laki sebesar 117.34 dan 120.28 untuk subjek yang berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan tabel 4.14., dapat diketahui bahwa dari 30 orang (30%) subjek
Berdasarkan tabel di atas juga diketahui bahwa dari 68 orang (68%) subjek
sedang, dan tidak ada yang dikategorikan dalam komitmen pernikahan rendah.
Kemudian, untuk subjek yang beragama Kristen Katolik yaitu sebanyak 2 orang
(2%) dikategorikan dalam komitmen pernikahan tinggi. Data pada tabel juga
menunjukkan skor mean subjek yang beragama Islam sebesar 116.83, 119.28
untuk subjek yang beragama Kristen Protestan, dan 132,5 untuk subjek penelitian
Kategori
Usia N Persentase Mean
Tinggi Sedang Rendah
Dewasa 16 16% 117.81 14 2 0
Awal
Dewasa 82 82% 119.07 76 6 0
Menengah
Dewasa 2 2% 116 2 0 0
Akhir
Berdasarkan tabel 4.15., dapat diketahui bahwa dari 16 orang (16%) subjek
penelitian yang berada pada usia dewasa awal, yang dikategorikan dalam
komitmen pernikahan sedang, dan tidak ada yang dikategorikan dalam komitmen
pernikahan rendah. Berdasarkan tabel di atas juga diketahui bahwa dari 82 orang
(82%) subjek penelitian yang berada pada usia dewasa menengah, yang
dalam komitmen pernikahan sedang, dan tidak ada yang dikategorikan dalam
komitmen pernikahan rendah. Kemudian, untuk subjek yang berada pada usia
pernikahan tinggi. Data pada tabel juga menunjukkan skor mean subjek yang
berusia dewasa awal sebesar 117.81, 119.07 untuk subjek yang berusia dewasa
menengah, dan 116 untuk subjek penelitian yang berusia dewasa akhir.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada 100 orang subjek (suami dan istri)
individu Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki ditemukan bahwa terdapat
92 orang (92%) memiliki nilai komitmen pernikahan dikategori tinggi. Nilai rata-
rata dari keseluruhan subjek penelitian juga ditemukan sebesar 118.81, sehingga
Johnson (1991) komitmen itu sendiri adalah konsep pasangan mengenai masa
mereka ingin tetap berada pada hubungan, bahwa mereka harus tinggal, dan
sosial budaya dalam masyarakat yang akan berkaitan dengan adat-istiadat yang
diberikan secara turun menurun. Johnson dan koleganya (1999) juga menyatakan
hubungan. Hal ini juga dibangun berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh individu
itu sendiri.
Orang Batak melakukan perkawinan yang bersifat patrilineal dengan tujuan untuk
melestarikan galur suami dalam garis laki-laki. Sehingga penyebab utama dalam
1986). Walaupun demikian, berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari
mean score secara keseluruhan individu Batak Toba yang tidak memiliki anak
laki-laki berada pada kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa tingginya
mayoritas komitmen pernikahan individu (suami dan istri) Batak Toba yang tidak
memiliki anak laki-laki berada pada kategori tinggi. Hal ini menggambarkan
menjaga hubungan. Selain itu, Lauer (dalam Wulandari, 2009) menyatakan bahwa
memberikan perasaan bagi suami istri untuk tetap bertahan dari setiap masalah
lainnya karena terdapat faktor lain yang menjadi alasan bagi individu Batak Toba
Vergouwen (1986) seorang perempuan yang melahirkan banyak anak tidak boleh
diceraikan begitu saja dan suami harus terus hidup bersama istrinya dan
anak lebih dari satu, walaupun tidak memiliki anak laki-laki. Manik (2015) juga
telah menemukan bahwa adat perkawinan etnis Batak Toba memiliki tradisi janji
memiliki anak laki-laki berada pada kategori tinggi di ketiga aspek komitmen
dan koleganya (1999) adalah aspek personal, moral, dan struktural. Mean score
komitmen pernikahan individu Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki
masuk ke dalam kategori tinggi adalah pada aspek moral yaitu sebanyak 93 0rang
(93%). Hal ini juga menggambarkan bahwa individu Batak Toba yang tidak
memiliki anak laki-laki tetap memiliki nilai-nilai moral yang tinggi dalam
diungkapkan oleh Johnson dan koleganya (1999) bahwa salah satu aspek
sebuah hubungan.
kategori tinggi pada aspek personal adalah sebanyak 92 orang (92%). Hal ini
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh juga dapat dilihat bahwa jumlah
subjek penelitian yang paling sedikit masuk ke dalam kategori tinggi adalah pada
masuk ke dalam kategori tinggi pada aspek struktural. Hal ini cukup berbeda
dengan jumlah subjek yang masuk ke dalam kategori tinggi pada aspek personal
dan moral yaitu 92 orang (92%) dan 93 orang (93%). Johnson dan koleganya
komitmen personal dan moral relatif rendah. Hal ini dikarenakan individu akan
tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih sedikitnya jumlah orang
yang masuk ke dalam kategori tinggi pada aspek struktural dikarenakan tingginya
dianut oleh subjek penelitian. Penelitian oleh Johnson dan koleganya (1999)
komitmen moral. Religiusitas juga dapat menjadi salah satu tekanan sosial untuk
seseorang tetap dalam pernikahannya. Hal ini dikarenakan orang yang sangat
religius cenderung akan berada dalam lingkungan sosial dengan orang yang
serupa. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki beberapa agama yang
Pada penelitian ini terdapat tiga agama yang dianut oleh subjek penelitian
yaitu Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Berdasarkan data yang
diperoleh dapat diketahui bahwa mean score pada ketiga agama tersebut termasuk
pasangan suami istri etnis Batak Toba turut dipengaruhi oleh agama yang dianut.
Hal ini juga didukung oleh pendapat Raja Marpodang (1999) yang menyatakan
tertulis dalam Alkitab mengatakan bahwa apa yang telah dipersatukan Tuhan,
perempuan akan menjadi satu daging (Rosely, dkk, 2017). Selanjutnya, dalam
Agam Islam perceraian diperbolehkan terjadi, hanya saja perceraian tetap menjadi
suatu hal yang tidak baik untuk dilakukan. Pernikahan dalam syariat Islam adalah
menjadikan hubungan yang langgeng, abadi, dan tidak runtuh. Sehingga walaupun
perceraian merupakan hal yang dihalalkan, namun dibenci oleh Allah SWT
(Ishak, 2016).
Hasil tambahan lain adalah berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian yang
memiliki mean score yang berada pada kategori tinggi. Walaupun demikian mean
score keduanya terlihat berbeda, dimana mean score perempuan (istri) lebih tinggi
dan koleganya (1999) juga menemukan bahwa terdapat perbedaan antara suami
dan istri, namun tidak ditemukan perbedaan yang mencolok antara suami dan istri.
kesimpulan utama dari penelitian Johnson dan koleganya (1999) adalah bahwa
adanya pengalaman komitmen yang secara empiris berbeda yang dimiliki baik
komitmen permanen dalam suatu pernikahan sehingga tidak semua orang berani
untuk menanggung konsekuensi tersebut. Salah satu faktor yang berperan dalam
hal ini adalah faktor kematangan kepribadian. Jika melihat data hasil penelitian
berdasarkan usia, diketahui bahwa subjek penelitian berada pada usia dewasa
awal, dewasa menengah, dan dewasa akhir. Mean score pada ketiga kelompok
usia tersebut masuk ke dalam kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa
Hasil penelitian ini juga didukung oleh pendapat Waite (dalam Santrock
masa dewasa. Santrock (2015) juga berpendapat bahwa pernikahan yang di masa
dewasa awal terasa sulit dan terjal, akan berubah menjadi terasa lebih biasa di
masa dewasa menengah. Bahkan bila pasangan melalui kehidupan yang sarat akan
badai, mereka akhirnya menemukan fondasi yang dalam dan kokoh untuk
Sebagian besar subjek dalam penelitian berada pada kelompok usia dewasa
menengah. Sehingga hal ini dapat dikatakan sebagai salah satu alasan tingginya
(2008) pada masa dewasa madya merupakan waktu untuk menghidupkan kembali
bahwa mereka ingin berbagi banyak hal dalam kehidupan bersama. Pasangan
lembut, terutama perasaan cinta dan kasih sayang yang telah mereka lalaikan,
mereka dapat mengembangkan keintiman yang lebih besar daripada yang mereka
tinggi pada orang usia dewasa akhir daripada orang usia dewasa menengah.
hasil yang telah diperoleh dari penelitian. Pertama akan diuraikan kesimpulan dari
A. Kesimpulan
Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki, komitmen pernikahan pada
individu Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki tergolong tinggi.
3. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan mean score antara suami dan
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat diajukan adalah
sebagai berikut:
61
Universitas Sumatera Utara
62
1. Saran Metodologis
a. Untuk penelitian selanjutnya dengan variabel dan subjek yang sama, dapat
komitmen pernikahan antara suami dan istri pada pasangan Batak Toba
yang tidak memiliki anak laki-laki agar dapat memperoleh letak perbedaan
2. Saran Praktis
yang tidak memiliki anak laki-laki ini dapat dijadikan sumber informasi bagi
masyarakat khususnya kepada yang memiliki kondisi yang sama dengan subjek
63
Universitas Sumatera Utara
64
LAMPIRAN 1
RELIABILITAS DAN UJI DAYA BEDA AITEM
SKALA KOMITMEN PERNIKAHAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.900 40
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
LAMPIRAN 2
SKALA TRY OUT DAN SKALA PENELITIAN
KOMITMEN PERNIKAHAN
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
2018
Skala Penelitian
1. Identitas Diri
Inisial :
Jenis kelamin :
Usia :
Agama :
Pekerjaan :
Suku :
Usia Pernikahan :
Jumlah Anak :
2. Petunjuk Pengisian
Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan
kehidupan pernikahan. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada
dengan baik. Berilah tanda silang (X) pada kotak pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan dan kondisi yang terjadi dalam pernikahan anda saat
ini. Semua jawaban adalah benar apabila jawaban tersebut merupakan
keadaan yang sebenarnya yang anda rasakan. Jangan sampai ada pernyataan
yang terlewatkan.
Keterangan pilihan jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh pengisian:
No. Pernyataan SS S N TS STS
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
2018
Skala Penelitian
1. Identitas Diri
Inisial :
Jenis kelamin : Usia :
Agama : Suku :
Usia Pernikahan : Jumlah Anak:
Pekerjaan :
2. Petunjuk Pengisian
Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang berhubungan
dengan kehidupan pernikahan. Baca dan pahamilah setiap
pernyataan yang ada dengan baik. Berilah tanda silang (X) pada
kotak pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dan
kondisi yang terjadi dalam pernikahan anda saat ini. Semua jawaban
adalah benar apabila jawaban tersebut merupakan keadaan yang
sebenarnya yang anda rasakan. Jangan sampai ada pernyataan yang
terlewatkan.
Keterangan pilihan jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh pengisian:
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya tidak ingin meninggalkan
pasangan saya. X
SELAMAT MENGERJAKAN
TERIMA KASIH
LAMPIRAN 3
DATA MENTAH SUBJEK
Aitem
Respon a a a a a a a a a a1 a1 a1 a1 a1 a1 a1 a1 a1 a1 a2 a2 a2 a2 a2 a2 a2 a2 a2 Tot
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 al
s1 5 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 5 3 3 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 90
s2 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 4 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 125
s3 5 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 125
s4 5 5 5 5 5 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 116
s5 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 114
s6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 132
s7 3 2 3 3 3 4 5 3 3 4 3 3 5 4 5 3 3 2 2 4 3 3 4 5 3 3 3 3 94
s8 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 126
s9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 5 4 1 5 127
s10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 138
s11 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 105
s12 5 4 5 3 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 106
s13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 107
s14 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 132
s15 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 3 5 2 2 4 4 4 5 3 4 4 4 5 116
s16 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 126
s17 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 5 117
s18 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 108
s19 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 3 3 4 5 116
s20 5 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 117
63
Universitas Sumatera Utara
84
s21 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 123
s22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 133
s23 5 1 4 5 5 5 4 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 124
s24 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 1 2 5 4 5 2 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 123
s25 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 100
s26 5 4 4 5 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 4 3 4 5 124
s27 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 118
s28 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 133
s29 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 121
s30 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 116
s31 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 3 4 5 126
s32 5 4 2 4 5 5 3 4 5 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 5 104
s33 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 121
s34 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 121
s35 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 123
s36 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 114
s37 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 130
s38 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 3 5 5 122
s39 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 5 131
s40 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 4 3 4 129
s41 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 128
s42 4 3 4 4 4 3 5 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 3 4 2 4 4 101
s43 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 2 4 5 127
s44 3 3 5 4 3 3 4 3 4 2 3 3 5 3 4 2 3 3 2 5 4 4 5 4 4 4 4 5 101
s45 5 1 4 5 4 5 5 5 4 2 4 3 5 5 3 3 3 3 2 4 3 5 5 3 5 3 5 5 109
s46 5 4 4 5 5 4 4 4 5 2 5 2 4 5 4 2 3 2 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 115
s47 5 5 5 5 5 5 2 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 5 110
s48 3 2 3 5 3 5 3 4 3 2 3 2 3 5 2 1 2 2 3 2 2 4 4 3 2 5 3 4 85
s49 5 4 2 4 5 5 2 5 5 2 4 4 4 4 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 102
s50 5 5 4 5 4 5 2 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 3 4 116
i1 5 5 4 3 3 5 3 3 3 5 3 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 5 5 5 3 1 4 5 115
i2 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 3 5 121
i3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 133
i4 5 5 5 5 5 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 116
i5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 126
i6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
i7 3 2 3 3 4 4 5 3 5 3 3 5 5 4 3 4 3 2 4 5 4 3 5 5 3 4 5 5 107
i8 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 126
i9 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 126
i10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 139
i11 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 3 4 3 2 4 3 3 5 1 4 5 5 5 112
i12 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 3 5 4 128
i13 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 1 113
i14 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 132
i15 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 3 5 2 2 4 4 4 5 3 4 4 4 5 116
i16 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 107
i17 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 3 4 5 117
i18 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 108
i19 2 4 4 3 2 3 5 2 3 3 4 3 4 4 2 3 3 2 5 3 3 3 2 3 3 1 3 4 86
i20 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 111
i21 4 5 4 4 5 5 3 4 5 2 5 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 104
i22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 133
i23 5 1 4 5 5 5 4 5 5 1 4 2 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 120
i24 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 127
i25 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 3 4 4 2 5 4 3 3 4 5 112
i26 5 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 5 119
i27 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 118
i28 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 132
i29 5 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 122
i30 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 116
i31 5 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 3 5 5 125
i32 5 4 2 4 5 5 3 4 5 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 5 104
i33 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 127
i34 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 126
i35 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 121
i36 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 131
i37 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 114
i38 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 133
i39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 133
i40 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 130
i41 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 116
i42 5 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 4 112
i43 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 129
i44 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 117
i45 5 1 4 5 4 5 5 5 4 2 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 4 5 5 3 5 3 4 5 111
i46 5 5 4 5 5 4 5 5 5 2 5 1 5 4 4 3 4 2 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 121
i47 5 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 1 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 122
i48 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 2 4 4 4 1 5 5 5 4 5 5 123
i49 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 2 4 5 4 1 5 5 5 5 5 5 124
i50 5 5 3 5 4 5 2 4 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 3 5 5 4 5 2 5 4 2 4 113