Anda di halaman 1dari 84

LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 6
Accounting for Merchandising and
Service SME

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan aktivitas akuntansi pada perusahaan dagang, jasa
dan manufaktur sesuai dengan Standar Akuntansi UKM (LO2).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Merchandising Operations

2. Recording Purchase of Merchandise

3. Recording Sales of Merchandise

4. Completing the Accounting Cycle

5. Forms of Financial Statements

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Merchandising Operations

Merchandising companies (perusahaan dagang) adalah perusahaan yang sumber


pendapatannya lebih utama untuk menjual barang daripada jasa. Contohnya Carrefour, Wal-
Mart, Alfamart, Lottemart dan sebagainya. Merchandise companies dibagi menjadi dua yaitu
wholesaler dan retailer.

a. Operating Cycles

Terkait siklus operasi, perusahaan dagang mempunyai sikus operasi yang lebih
panjang dari perusahaan jasa. Salah satu yang membedakannya adalah adanya
merchandise inventory (persediaan barang dagangan). Berikut siklus operasi
perusahaan dagang:

b. Flow of Costs
Arus biaya untuk persediaan barang dagangan dapat digambarkan sebagai berikut:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Perhitungan nilai persediaan barang dagangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Beginning Inventory (Saldo persediaan awal periode) a


+ Cost of goods purchased b
Cost Of Goods Available for Sale (a+b)
- Cost of Goods Sold c
Ending Inventory (a+b)-c

Ada dua system pencatatan persediaan yang dapat digunakan perusahaan, yaitu:
perpetual inventory system dan periodic inventory system.
✓ Perpetual Inventory System
Dalam perpetual inventory system, perusahaan memelihara catatan yang rinci
mengenai setiap transaksi dan perubahan pada inventory. Perusahaan
menentukan cost of goods sold (harga pokok penjualan) setiap transaksi
penjualan terjadi.

✓ Periodic Inventory System


Dalam periodic inventory system, perusahaan tidak memelihara catatan yang
rinci mengenai perubahan inventory selama periode tersebut. Perusahaan
hanya menentukan Cost of Goods Sold (COGS) pada akhir periode akuntansi.
Langkah-langkah untuk menentukan COGS adalah:
- Menentukan saldo inventory awal periode
- Menambahkan persediaan awal tadi dengan barang dagangan yang
dibeli (cost of goods purchased)
- Mengurangi dengan saldo inventory pada akhir periode (persediaan
akhir ditentukan dengan menghitung secara fisik inventory pada akhir
periode).

Berikut ini adalah contoh perbandingan jurnal pada perpetual dan periodic inventory
system

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Perbedaan yang mencolok adalah pada jurnal pembelian dan penjurnalan COGS pada
transaksi penjualan. Pada penghitungan COGS/Inventory sistem periodik dilakukan pada
akhir periode sedangkan untuk sistem perpetual dilakukan setiap ada transaksi
penjualan/pembelian.

Recording Purchase of Merchandise

Pembelian barang dagangan dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Pada umumnya saat
pencatatan pembelian barang dagangan adalah pada saat barang dagangan tersebut diterima.
Dokumen purchase invoice (tagihan dari supplier) merupakan dokumen dasar untuk mencatat
transaksi pembelian.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


a. Freight Costs (Pencatatan Biaya Angkut)

Biaya angkut atas pembelian barang dagangan dapat menjadi beban penjual atau beban
pembeli sesuai dengan kesepakatan. Dua istilah yang dikenal umum yaitu FOB Shipping
Point dan FOB Destination. FOB singkatan dari Free On Board

✓ FOB Shipping Point

Artinya penjual tidak menanggung biaya angkut barang dagangan. Pembeli harus
membayar biaya angkutnya. Pada catatan pembeli, biaya angkut ini dimasukkan
dalam perhitungan persediaan.

✓ FOB Destination

Artinya penjual menanggung biaya angkut barang sampai dengan barang tersebut
sampai di gudang pembeli.

b. Purchase Returns and Allowances

Jika barang yang diterima rusak, atau tidak sesuai permintaan pembeli dapat mengajukan
pengembalian atau pengurangan biaya (purchases return and allowances). Jika pembeli
mengembalikan barang kepada penjual disebut purchase return, sedangkan jika pembeli
memutuskan tetap mengambil barang tersebut dan meminta pengurangan harga karena
barang tersebut kualitasnya tidak sesuai dengan yang dipesan disebut purchase
allowances.

c. Purchase Discounts

Pada pembelian barang secara kredit, penjual dapat memberikan pengurangan harga
(purchase discount) jika pembeli membayar lebih cepat dari Credit Terms. Credit terms
berisikan jumlah cash discount dan periode waktu pembayaran yang ditawarkan
kekonsumen. Credit terms tersebut antara lain:
✓ 2/10, n/30 artinya penjual akan memberikan diskon sebesar 2% jika pembayaran
dilakukan dalam 10 hari setelah tanggal invoice. Sedangkan jatuh tempo
pembayaran tanpa dikenai bunga adalah pada hari ke-30.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


✓ 1/10 EOM, artinya penjual akan memberikan diskon sebesar 1% jika pembayaran
dilakukan dalam 10 hari, sedangkan jangka waktu pembayaran adalah sampai
dengan akhir bulan.
✓ n/30 artinya penjual tidak menawarkan discount, jangka waktu pembayaran adalah
30 hari.

Jika pembeli mendapat discount, karena telah membayar pada jangka waktu discount,
pencatatan discount tersebut akan mengurangi nilai persediaan.

Recording Sales of Merchandise

Perusahaan mencatat penjualan pada saat pendapatan atas penjualan itu diperoleh. Pada
umumnya pendapatan dianggap diperoleh ketika kepemilikan barang telah dipindahkan dari
penjual kepada pembeli. Penjualan dapat secara kredit maupun secara tunai. Dokumen
sumber yang diperlukan untuk mencatat sales revenuea dalah Sales Invoice.

Jika perusahaan menggunakan periodic inventory system, dalam transaksi penjualan dibuat
dua buah jurnal yaitu jurnal untuk mencatat penjualan itu sendiri dan jurnal untuk mencatat
COGS. Dengan demikian, akun inventory akan selalu menunjukkan saldo persediaan yang
tersisa.

a. Sales Returns and Allowances

Ketika pembeli mengembalikan barangnya karena rusak, atau tidak sesuai spesifikasi,
penjual akan mencatat transaksi tersebut yang merupakan kebalikan/sisi sebaliknya dari
transaksi pembeli.

b. Sales Discounts

Jika pelanggan membayar sesuai dengan jangka waktu discount (credit terms) yang
telah ditetapkan, transaksi dicatat dari sisi sebaliknya seperti ketika pembeli
memperoleh discount.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Completing the Accounting Cycle

a. Adjusting Entries

Perusahaan dagang yang system pencatatan inventorynya menggunakan perpetual system


harus memerlukan adjusting entries (jurnal penyesuaian). Jurnal penyesuaian tersebut
menyesuaikan inventory yang ada di catatan dengan inventory yang ada ditangan.
Penyesuaian dilakukan untuk akun Merchandise Inventory (Persediaan barang dagangan)
dan Cost of Goods Sold.

Dr. Cost of Goods Sold xxxx

Cr. Merchandise Inventory xxxx

b. Closing Entries

Untuk closing entries pada usaha dagang sama seperti closing entries untuk usaha jasa.
Closing entries yang diperlukan adalah menutup semua akun yang berakibat pada net
income.

Forms of Financial Statements

a. Income Statement

Terdapat dua metode penyajian laporan laba rugi/income statements yaitu


single stepincome statements dan multiple steps income statements.

a. Single step income statements


Semua data transaksi diklasifikasikan menjadi dua kategoriyaitu:
✓ revenuemeliputi operating revenue dan non operating revenue
dan gains (gain merupakanlaba yang berasaldaripenjualan asset
selainbarangdagangan)
✓ expenses (biaya-biaya) meliputi Cost of Goods Sold, Operating
Expenses, Non operating Expenses, dan Loses. (Loses yaitu
rugi yang berasal dari penjualan asset selain barang dagangan)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


- Alasan menggunakan single step:
o Simple dan mudah dipahami
o Perusahaan belum mempunyai revenue yang mengcover seluruh
expensesnya

b. Multiple step income statements


Mempunyai tiga kategori utama yaitu: Gross Profit, Income From
Operations, danNet Income
✓ Gross Profit merupakan Sales Revenue – Cost Of Goods Sold
✓ Income From Operations merupakan Gross Profit – Operating
Expenses
✓ Net Income ditentukan dengan mengurangi atau menambah
Income from operations dengan hasil aktivitas yang lain yang
tidak terkait dengan operasi.
✓ Unsur- unsur multiple steps income statements:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


- Sales revenue: merupakan pendapatan kotor (gross) dari
seluruh penjualan pada periode tersebut. Sales returns
and allowances dan sales discount merupakan kontra
account. Sales revenue gross dikurangi sales returns and
allowances menghasilkan net sales.
- Gross Profit. Gross profit merupakan selisih harga jual
dengan harga pokoknya yang belum dikurangi dengan
operating expenses. Seringkali manajemen
membutuhkan informasi gross profit untuk mengetahui
trendnya.
- Operating expenses, merupakan biaya-biaya yang
terkait dengan operasi utama perusahaan dalam operasi
utamanya yaitu penjualan. Non operating activities
merupakan pendapatan atau biaya-biaya yang tidak
terkait dengan operasi utama perusahaan. Contohnya:
o Interest revenue
o Dividend revenue
o Rent revenue
o Gain from sale of property
o Interest expenses
o Casualty losses
o Loss from sale of property, plant, and equipment

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Menentukan Cost of Goods Sold dengan periodic system
Dalam periodic system, perusahaan hanya menentukan Cost of Goods Sold pada akhir
periode akuntansi dengan menghitung secara fisik saldo inventory yang ada pada akhir
periode.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b. Classified Statement of Financial Position

Pada laporan posisi keuangan, perusahaan dagang melaporkan/menyajikan persediaan


barang dagangan sebagai current asset

Di bawah ini adalah contoh UMKM yang bergerak dalam usaha jasa bengkel pengecatan
mobil.

1. Tahap awal: transaksi yang timbul dari UMKM jasa bengkep pengecatan mobil.

Tahap awal sebelum menyusun laporan keuangan pada usaha jasa, dilakukannya
pencatatan transaksi bisnis secara teratur. Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis
dari suatu perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan maupun
hasil operasi perusahaan tersebut. setiap transaksi dalam UMKM merupakan informasi
awal yang harus dicatat, sehingga nantinya dapat menghasilkan laporan keuangan. Usaha
bengkel pengecatan mobil mempunyai transaksi selama satu bulan sebagai berikut:

Tgl Transaksi Rp
01/01/2019 Saldo kas per 1 Januari 2018 10.000.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku Modal
Modal yang ada bank 5.000.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu bank
• Buku Modal
07/01/2018 Membeli perlengkapan cat secara utang 5.000.000
• Buku utang usaha
• Buku perlengkapan
08/01/2018 Menerima perlengkapan cat secara 6.000.000
utang
• Buku utang usaha
• Buku perlengkapan
09/01/2018 Menerima pendapatan jasa pengecatan 22.000.000
mobil

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


10/01/2018 Membeli peralatan bengkel secara tunai 10.000.000
dengan umur ekonomis 5 tahun tanpa
nilai residu
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku inventaris
12/01/2018 Membayar beban karyawan 1.000.000
administrasi dan pemasaran
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya
16/01/2018 Membayar beban karyawan bengkel 1.000.000
22/01/2018 Membayar listrik, air dan telepon 500.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya
31/01/2018 Membayar biaya pemasangan baleho 1.500.000

Pada akhir bulan aset didepresiasi umur ekonomis 5 tahun dengan metode garis lurus

• Buku inventaris
• Buku biaya/beban

Akumulasi depresiasi peralatan = Rp 10.000.000 / 5 tahun / 12 bulan = Rp 166.000 per Bulan

Pada akhir bulan perlengkapan cat masih tersisa Rp 1.000.000

• Buku perlengkapan
• Buku biaya/beban

Jadi perlengkapan berupa cat sudah dipakai sebesar Rp 4.000.000

2. Tahap kedua: transaksi yang timbul dari UMKM bergerak di bidang jasa bengkel
pengecatan mobil kemudian dibukukan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Setelah proses pencatatan transaksi dalam UMKM, langkah selanjutnya adalah transaksi
tersebut dibukukan oleh bagian akuntansi dengan membuat buku kas umum, buku kas harian,
buku pembantu bank, utang usaha, buku pendapatan dan lain-lain. Adapun penyelesaiannya
Sebagai berikut:

Buku Kas Umum

Penerimaan Pengeluaran Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/01/2018 Saldo kas per Januari 2018 10,000,000 10,000,000
2 01/01/2018 Modal di bank 5,000,000 15,000,000
3 08/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 6,000,000 21,000,000
4 09/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 22,000,000 43,000,000
5 10/01/2018 Membeli peralatan bengkel 10,000,000 33,000,000
6 12/01/2018 Membayar karyawan administrasi dan pemasaran 1,000,000 32,000,000
7 16/01/2018 Membayar karyawan bengkel 1,000,000 31,000,000
8 22/01/2018 membayar listrik, air dan telepon 500,000 30,500,000
9 31/01/2018 Membayar biaya pemasangan baleho 1,500,000 29,000,000

Buku umum = Buku pembantu kas harian + Buku Pembantu Bank

Rp 29.000.000 = Rp 24.000.000 + Rp 5.000.000

BUKU PEMBANTU KAS HARIAN


Penerimaan Pengeluaran Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/01/2018 Saldo kas per Januari 2018 10,000,000 10,000,000
3 08/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 6,000,000 16,000,000
4 09/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 22,000,000 38,000,000
5 10/01/2018 Membeli peralatan bengkel 10,000,000 28,000,000
6 12/01/2018 Membayar karyawan administrasi dan pemasaran 1,000,000 27,000,000
7 16/01/2018 Membayar karyawan bengkel 1,000,000 26,000,000
8 22/01/2018 membayar listrik, air dan telepon 500,000 25,500,000
9 31/01/2018 Membayar biaya pemasangan baleho 1,500,000 24,000,000

BUKU PEMBANTU BANK


Penerimaan Pengeluaran Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/01/2018 Modal di bank 5.000.000 5.000.000

BUKU UTANG USAHA


No Tgl Uraian Jumlah barang Satuan (Rp) Total (Rp)
1 07/01/2018 Pembelian perlengkapan 5,000,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU PENDAPATAN
No Tgl Uraian Total (Rp)
1 08/01/2018 Penerimaan pendapatan 6,000,000
2 09/01/2018 Penerimaan pendapatan 22,000,000
28,000,000

BUKU PERLENGKAPAN
No Tgl Jenis Barang Jumlah barang Satuan (Rp) Total (Rp)
1 10/01/2018 Perlengkapan 5,000,000
2 31/10/2018 Perlengkapan sudah terpakai - 4,000,000
1,000,000

BUKU INVENTARIS
No Tgl Jenis Barang Jumlah barang Satuan (Rp) Total (Rp)
1 10/01/2018 Perlengkapan 1 10,000,000 10,000,000
2 31/10/2018 Akumulasi depresiasi - 166,000
9,834,000

BUKU BIAYA/BEBAN

No Tgl Uraian Total (Rp)


1 12/01/2018 Beban karyawan administrasi dan pemasaran 1,000,000
2 16/01/2018 Beban karyawan lapangan 1,000,000
3 22/01/2018 Beban listrik, air dan telepon 500,000
4 31/01/2018 Beban pemasangan baleho 1,500,000
5 31/01/2018 Beban akumulasi depresiasi 166,000
6 31/01/2018 Beban perlengkapan 4,000,000
8,166,000

BUKU MODAL

No Tgl Uraian Total (Rp)


1 01/01/2018 Saldo kas awal 10,000,000
Kas di bank 5,000,000
Total Modal 15,000,000

3. Membuat laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM

SAK EMKM mensyaratkan dalam pembuatan laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan (CALK).

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


UMKM BENGKEL MARCO

Laporan Keuangan

Januari 2018

Daftar Isi

Laporan Laba Rugi……………………………………………………………………1

Laporan Posisi Keuangan……………………………………………………………..2

Catatan Atas Laporan Keuangan……………………………………………………...3

1. Laporan Laba Rugi


Yang masuk dalam lapora laba rugi adalah akun yang ada pada buku pendapatan dan buku
biaya/beban seperti berikut ini:
UMKM Bengkel X
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Berakhir Januari 2018

Pendapatan

Pendapatan jasa bengkel Rp 28.000.000

Total Pendapatan Rp 28.000.000

Beban

Beban perlengkapan Rp 5.000.000

Beban karyawan administrasi dan pemasaran Rp 1.000.000

Beban karyawan bengkel

Beban listrik, air dan telepon Rp 1.000.000

Beban perbaikan pos Rp 500.000

Beban akumulasi peralatan Rp 1.500.000

Beban perlengkapan Rp 166.000

Jumlah Beban Rp 4.000.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Laba Bersih 31 Januari 2018 (Rp 8.166.000)

Rp 19.834.000

2. Laporan Posisi Keuangan


Yang masuk dalam neraca adalah buku pembantu kas harian, buku pembantu bank,
buku inventaris, buku utang buku modal. Untuk jumlah modal akhir.
Modal akhir = Total Modal + Laba
= Rp 15.000.000 + Rp 19.834.000
= Rp 34.834.000

UMKM Bengkel X
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Periode Berakhir Januari 2018

ASET

Kas Rp 24.000.000

Bank Rp 5.000.000

Perlengkapan Rp 1.000.000

Total Aset Lancar Rp 30.000.000

Peralatan Rp 9.834.000

Total Aset Tetap Rp 9.834.000

TOTAL ASET Rp 39.834.000

LIABILITAS

Utang usaha Rp 5.000.000

TOTAL LIABILITAS Rp 5.000.000

EKUITAS

Modal Akhir Rp 34.834.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


TOTAL EKUITAS Rp 34.834.000

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 39.834.000

Note: Akumulasi depresiasi peralatan = Rp 10.000.000 / 5 tahun / 12 bulan

3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK)


UMKM Bengkel X
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Berakhir Januari 2018

1. INFORMASI UMUM
Entitas didirikan di Yogyakarta berdasarkan tanggal 12 Maret 2017 yang
mempunyai ijin usaha PIRT No. 1090

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI


a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (EMKM).
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis dan menggunakan
asumsi dasar akrual. Mata uang yang digunakan untuk penyusunan laporan
keuangan adalah rupiah.
c. Aset Tetap
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut dimiliki
secara hukum oleh entitas. Aset tetap disusutkan dengan menggunakan
metode garis lurus tanpa nilai residu, yang dilakukan tiap bulan.
d. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui ketika tagihan diterbitkan dan beban diakui pada saat
terjadi.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Merchandising SME (usaha dagang) adalah perusahaan yang sumber pendapatannya


berasal dari penjualan barang

2. Service SME (usaha jasa) adalah perusahaan yang sumber pendapatannya berasal dari
penjualan jasa

3. Perhitungan nilai persediaan barang dagangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Beginning Inventory (Saldo persediaan awal periode) a


+ Cost of goods purchased b
Cost Of Goods Available for Sale (a+b)
- Cost of Goods Sold c
Ending Inventory (a+b)-c

4. Terdapat dua system pencatatan persediaan yang dapat digunakan perusahaan, yaitu:
perpetual inventory system dan periodic inventory system.
5. Dengan menggunakan perpetual inventory system, pada saat pembelian barang,
perusahaan akan langsung mencatatnya dengan mendebit account inventory.
6. Pada transaksi penjualan menggunakan perpetual inventory system, perusahaan mencatat
dua jurnal yaitu untuk mencatat Sales dan mencatat Cost of Goods Sold.
7. Salah satu faktor yang menentukan profitability adalah gross profit yang biasanya diukur
menggunakan gross profit rate.
8. Gross profit rate dihitung dengan gross profit dibagi dengan net sales

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd


Edition. JWS. New Jersey. Chapter 5

2. V. Wiratna Sujarweni. Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Chapter


VI, VII

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 7
Accounting for Manufacturing SME

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan aktivitas akuntansi pada perusahaan dagang, jasa
dan manufaktur sesuai dengan Standar Akuntansi UKM (LO2).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

- Manufacturing Operations

- Recording Purchases of Inventory

- Recording Sales

- Completing the Accounting Cycle

- Forms of Financial Statements

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Pengertian perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah


bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
kegiatan ini sering disebut proses produksi, contoh: usaha kue, usaha konveksi, usaha mebel.
Tidak seperti pengecer, produsen memiliki tiga kategori inventory unik: Bahan Baku/raw
materials, Barang dalam Proses/Work in Process, dan Barang Jadi/Finished Goods. Berikut
ini adalah bagian inventory dari neraca pabrikan

Inventories

Raw materials xxx

Work in process xxx

Finished goods xxx

Untuk perusahaan manufaktur, perhatikan bahwa barang jadi hanyalah sebagian kecil dari
keseluruhan persediaan. Barang jadi adalah biaya yang diberikan untuk produk jadi yang
menunggu penjualan ke pelanggan. Namun, perusahaan ini memiliki jumlah bahan baku yang
lebih signifikan (yaitu komponen yang akan digunakan di unit produksi yang belum dimulai)
dan dalam proses. Work in process adalah akun yang paling membutuhkan klarifikasi. Akun
ini untuk harga pokok produksi tetapi belum selesai; berisi akumulasi uang yang dihabiskan
untuk bahan langsung (yaitu, bahan mentah yang telah dimasukkan ke dalam produksi),
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diterapkan.

Biaya Produksi

Selain itu pada usaha manufaktur, kita akan menemukan istilah harga pokok produksi (HPP).
Laporan HPP merupakan salah satu laporan yang penting untuk dipersiapkan karena berisi
mengenai biaya yang dibutuhkan untuk sebuah produksi barang. Sebagian besar perusahaan
manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar bahan langsung (direct

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (manufacturing
overhead).

1. Bahan Langsung
Adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan baku
atau bahan mentah (raw material), yaitu bahan baku yang berkaitan dengan semua
jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi; dan produk jadi suatu
perusahaan dapat menjadi bahan baku di perusahaan lainnya. Sebagai contoh, plastik
yang diproduksi oleh DuPont adalah bahan baku yang digunakan oleh Hewlett-
Packard dalam pembuatan komputer. Bahan baku terbagi lagi menjadi bahan baku
langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung (direct material)
adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biayanya
dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Misalnya, kursi yang dibeli oleh
Airbus yang akan dipasang di pesawat, dan motor penggerak kecil yang digunakan
Panasonic dalam pemutar DVD-nya. Adanya biaya bahan baku yang tidak
berpengaruh signifikan dalam produk jadi. Bahan-bahan tersebut misalnya solder
yang digunakan untuk menghubungkan rangkaian dalam TV Sony atau lem yang
digunakan untuk membuat kursi Ethan Allen, Bahan baku seperti solder dan lem
tersebut disebut bahan baku tidak langsung (bahan tidak langsung) dan dimasukkan
ke dalam overhead pabrik yang akan didiskusikan dalam bagian ini.

2. Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah biaya karyawan yang langsung
berhubungan dengan pembuatan barangTenaga kerja langsung (tenaga kerja
langsung) termasuk biaya tenaga kerja vang dapat ditelusuri dengan mudah ke
masing-masing unit produk. Tenaga kerja langsung kadang-kadang juga tenaga kerja
manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas
produk pada saat produksi. Tenaga kerja yang tidak dapat menelusuri ke produk
tertentu karena rumit dan biaya disebut tenaga kerja tidak langsung (indirect labor).
Seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dimasukkan ke dalam
biaya overhead pabrik. Misalnya, gaji petugas kebersihan, penyelia, penanggung
jawab bahan, dan penjaga malam. Meskipun peran para pekerja tersebut sangat

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


penting, tidak mudah untuk menelusuri biayanya, sehingga dikategorikan sebagai
tenaga kerja tidak langsung.

3. Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya selain bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung yang mempunyai kaitan dengan produksi barang misalnya biaya bahan
penolong. Biaya bahan penolong merupakan bahan yang diperlukan untuk proses
produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saja. Bedanya
dengan bahan tak langsung adalah jika bahan tak langsung tidak tersedia, maka proses
produksi bisa terganggu sedangkan jika bahan penolong yang tidak tersedia, proses
produksi barang masih bisa dilakukan yang menyebabkan penurunan kualitas barang.
Contoh: jika Anda membuat ayam goreng tepung, contoh bahan baku yang diperlukan
adalah ayam, tepung, bumbu dan minyak goreng dan bahan penolongnya adalah tisu
untuk mengelap minyak dan koran Sebagai alas untuk mendinginkan sebelum
dibungkus). BOP yang lain adalah biaya listrik untuk produksi, biaya reparasi, dan
pemeliharaan mesin, biaya tenaga kerja tidak langsung. Overhead pabrik
(manufacturing overhead) merupakan elemen ketiga dari biaya produksi yang
mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung. Misalnya, bahan baku tidak langsung; Tenaga kerja tidak
langsung; pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi; listrik dan gas, pajak
properti, depresiasi, dan asuransi fasilitas produksi. Perusahaan juga mengeluarkan
biaya listrik dan gas, pajak properti, asuransi, penyusutan, dan lain-lain yang
berkaitan dengan fungsi penjualan dan administrasi. Akan tetapi, biaya-biaya tersebut
tidak termasuk dalam biaya overhead pabrik. Hanya biaya yang berhubungan dengan
operasi pabrik termasuk dalam overhead pabrik. Ada beberapa nama lain yang
digunakan untuk overhead pabrik, yaitu biaya produksi tidak langsung, overhead
pabrik, dan beban pabrik.

Biaya Non Produksi


Biaya nonproduksi umumnya dibagi menjadi dua kategori: (1) biaya penjualan dan
(2) biaya administrasi. Biaya penjualan (biaya penjualan) mencakup biaya semua
yang diperlukan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Biaya-biaya tersebut kadang-

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


kadang disebut pemerolehan pesanan (order-getting) dan pemenuhan pesanan (order-
filling). Contohnya biaya iklan, biaya pengiriman, biaya perjalanan dalam rangka
kiriman, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya gudang penyimpanan barang jadi.

Berikut ini siklus produksi untuk UMKM manufaktur

Pembelian Bahan Baku Pemakaian

Tenaga Kerja Proses Barang jadi


Pemakaian Pembebanan Produksi Penyelesaian
Langsung

Pemakaian Biaya Pembebanan


Pabrikasi

Usaha Dagang VS Usaha Manufaktur


Terdapat perbedaan penghitungan harga pokok penjualan pada kedua jenis usaha ini, namun
sebelum kita mengetahui perbedaan pada penghitungan harga pokok penjualan, kita perlu
memahami pengertian harga pokok penjualan. Dalam membuat laporan keuangan yaitu
laporan laba rugi untuk perusahaan dagang atau manufaktur terdapat akun harga pokok
penjualan. Pengertian harga pokok penjualan adalah Semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Fungsi harga
pokok penjualan yaitu:
1. Sebagai tolak ukur untuk menentukan harga jual
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan

Apabila harga jual barang > harga pokok penjualan makan akan diperoleh laba

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Apabila harga jual < dari harga pokok penjualan akan rugi.

Berikut ini perbedaan penghitungan jenis usaha dagang dan manufaktur:

Usaha Dagang:
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang Dagangan + Pembelian Bersih – Persediaan
Barang Jadi (Akhir)

Usaha Manufaktur:
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang Jadi (awal) + Harga Pokok Produksi –
Persediaan Barang Dagangan (Akhir)

Berikut adalah aliran dan klasifikasi biaya dalam usaha manufaktur

Biaya Laporan Posisi Keuangan

Pembelian bahan
baku Persediaan bahan
baku
Tenaga Kerja Bahan baku
langsung yang
Langsung digunakan
dalam produksi

Persediaan barang
Overhead pabrik dalam proses
Produk yang
selesai dikerjakan
(Harga Pokok
Laporan Laba Rugi
Produksi)
Harga Pokok Penjualan
Penjualan dan
administrasi Persediaan barang jadi

Beban Penjualan dan


administrasi

Jurnal Transaksi pada Usaha Manufaktur

1. Pembelian Bahan Baku

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Pada tanggal 1 April, usaha R memiliki bahan baku mentah sebesar $7.000. Selama Bulan
tersebut, perusahaan membeli bahan baku tambahan senilai $60.000. Pembelian tersebut
dicatat dalam jurnal:

Bahan Baku $60.000

Utang Dagang $60.000

2. Pengeluaran Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung


Selama Bulan April, bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi adalah sebesar $52.000.
bahan baku tersebut terdiri atas $50.000 bahan langsung dan $2.000 bahan tidak langsung.
Jurnal yang dibuat untuk pengeluaran bahan tersebut adalah sebagai berikut:

Barang dalam Proses 50.000


Overhead Pabrik 2.000
Bahan Baku 52.000

3. Biaya Tenaga Kerja


Pada Bulan April, kartu jam kerja karyawan mencakup biaya sebesar $60.000 untuk
tenaga kerja langsung dan $15.000 untuk tenaga kerja tidak langsung. Jurnal berikut
meringkas biaya tersebut:
Barang dalam proses 60.000
Overhead Pabrik 15.000
Utang gaji dan upah 75.000

4. Biaya Overhead Pabrik

Asumsikan pada usaha R terjadi biaya-biaya umum pabrikan Sebagai berikut:

Utilitas (pemanas, air dan listrik) $21.000

Sewa peralatan pabrik 16.000

Biaya overhead pabrik lain-lain 3.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Total $40.000

Jurnal berikut untuk mencatat biaya-biaya ini:

Overhead Pabrik 40.000


Utang usaha/Kas 40.000

Sebagai tambahan, asumsikan bahwa selama April, Usaha R mengakui adanya pajak property
sebesar $13.000 dan asuransi Gedung dan peralatan yang dibayar di muka sebesar $7.000
telah habis dibebankan. Jurnal berikut ini mencatat transaksi tersebut:

Barang dalam proses 20.000


Pajak property 13.000
Asuransi dibayar dimuka 7.000

Selain itu, asumsikan bahwa perusahaan mengakui penyusutan peralatan pabrik sebesar
$18.000 selama Bulan April. Jurnalnya adalah:

Overhead pabrik 18.000


Akumulasi penyusutan 18.000

5. Biaya non-produksi

Asumsikan bahwa usaha R memiliki biaya penjualan dan administrasi sebesar $30.000
selama Bulan April. Berikut jurnalnya:

Beban gaji 30.000


Utang gaji 30.000

Asumsikan bahwa penyusutan peralatan kantor selama Bulan April adalah $7.000. Jurnal
yang dibutuhkan adalah:

Beban penyusutan 7.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Akumulasi penyusutan 7.000

Asumsikan bahwa biaya periklanan adalah $42.000 dan beban penjualan dan administrasi
selama Bulan April adalah $8.000. Jurnalnya adalah

Beban iklan 42.000


Beban penjualan dan 8.000
administrasi
Utang usaha/Kas 50.000

6. Harga Pokok Produksi

Asumsikan bahwa pesanan A telah diselesaikan selama Bulan April. Jurnal berikut
menunjukkan biaya atas pesanan A dari Barang dalam Proses ke Barang Jadi:

Barang Jadi xxx


Barang dalam proses xxx

Di bawah ini adalah contoh UMKM yang bergerak dalam usaha produksi konveksi.

1. Tahap awal : Transaksi yang timbul dari UMKM Produksi


Setiap transaksi dalam perusahaan merupakan informasi awal yang harus dicatat,
sehingga nantinya dapat menghasilkan laporan keuangan. Usaha konveksi
mempunyai transaksi selama satu bulan sebagai berikut:
Tanggal Transaksi Rp

01/03/2018 Modal awal 5.000.000


• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku Modal
Modal awal berupa Peralatan, dengan umur ekonomis 5 5.000.000
tahun tanpa nilai residu

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• Buku inventaris
• Buku Modal
Modal awal mesin jahit secara tunai, dengan umur 10.000.000
ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu
• Buku inventaris
• Buku modal
02/03/2018 Diberi pinjaman dari bank 10.000.000
• Buku kas umum
• Buku bank
• Buku utang bank
02/03/2018 Membeli bahan baku kain kaos 100m @ Rp10.000 tunai 1.000.000
• Buku kas umum
• Buku bank
• Buku utang bank
03/03/2018 Membeli bahan baku tidak langsung tunai benang 20 roll 400.000
@Rp20.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku persediaan bahan baku tidak langsung
10/03/2018 Membayar karyawan produksi tunai 500.00012
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya produksi
12/03/2018 Bayar listrik, air dan telepon untuk produksi 120.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya produksi
12/03/2018 Mengolah bahan baku dan bahan penolong untuk 1.620.000
membuat: 230 kaos membutuhkan kain kaos 80m
@10.000 membutuhkan biaya tenaga kerja produksi Rp

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


500.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp 320.000
(biaya listrik, air, telepon, bahan penolong benang)
• Buku persediaan bahan baku
• Buku persediaan bahan baku tidak langsung
• Buku barang dalam proses (terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik)
• Buku biaya produksi
12/03/2018 Membeli kain kaos secara kredit 9.337.500
• Buku utang usaha
• Buku persediaan bahan baku
25/03/2018 Produk jadi berupa 230 kaos polos
• Buku barang dalam proses
• Buku barang jadi
25/03/2018 Biaya bensin 100.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya non produksi
27/03/2018 Penjualan kaos polos 5 @Rp 25.000 kepada Ali (kredit) 125.000
• Buku persediaan barang jadi (harga produksi)
• Buku penjualan barang kredit
• Buku piutang
• Buku HPP

31/03/2018 Membayar biaya karyawan tetap 250.000


• Buku umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya non produksi
31/03/2018 Barang terjual tunai di took Mirota 197 kaos polos @Rp 4.925.000
25.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku penjualan tunai
• Buku persediaan barang jadi (harga produksi)
• Buku HPP (harga produksi)
31/03/2018 Piutang dari konsumen Ali dibayar 125.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku penjualan kredit

Pada akhir bulan aset didepresiasi umur ekonomis 5 tahun dengan metode garis lurus
peralatan dan mesin jahit
• Buku inventaris
• Buku biaya/beban

Akumulasi depresiasi peralatan = Rp 5.000.000 / 5 tahun / 12 bulan

= Rp 83.000 per bulan

Akumulasi depresiasi mesin jahit = Rp 10.000.000 / 5 tahun / 12 bulan

= Rp 166.000 per bulan

2. Tahap kedua: transaksi yang timbul pada UMKM produksi kemudian


dibukukan
Adapun penyelesaiannya adalah Sebagai berikut:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Debet Kredit Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/03/2018 Modal awal 5,000,000 5,000,000
2 02/03/2018 Pinjaman bank 10,000,000 15,000,000
3 02/03/2018 membeli bahan baku tipe a 100m @Rp10.000 1,000,000 14,000,000
4 03/03/2018 membeli bahan penolong 14,000,000
benang biru 10 roll @Rp20.000 200,000 13,800,000
benang merah 10 roll @Rp20.000 200,000 13,600,000
5 10/03/2018 bayar karyawan produksi 500,000 13,100,000
6 12/03/2018 biaya listrik air telepon produksi 120,000 12,980,000
7 25/03/2018 biaya bensin 100,000 12,880,000
8 31/03/2018 bayar karyawan tetap 250,000 12,630,000
9 31/03/2018 penjualan ke Mirota 12,630,000
197 kaos polos @Rp 25.000 4,925,000 17,555,000
10 31/03/2018 pembayaran piutang ali 5 kaos polos @Rp 25.000 125,000 17,680,000

Buku umum = buku pembantu kas harian + buku pembantu bank

Rp 17.680.000 = 7.680.000 + 10.000.000

BUKU KAS HARIAN

Debet Kredit Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/03/2018 Modal awal 5,000,000 5,000,000
2 02/03/2018 membeli bahan baku tipe a 100m @Rp10.000 1,000,000 4,000,000
3 03/03/2018 membeli bahan penolong 4,000,000
benang biru 10 roll @Rp20.000 200,000 3,800,000
benang merah 10 roll @Rp20.000 200,000 3,600,000
4 10/03/2018 bayar karyawan produksi 500,000 3,100,000
5 12/03/2018 biaya listrik air telepon produksi 120,000 2,980,000
6 25/03/2018 biaya bensin 100,000 2,880,000
7 31/03/2018 bayar karyawan tetap 250,000 2,630,000
8 31/03/2018 penjualan ke Mirota 2,630,000
197 kaos polos @Rp 25.000 4,925,000 7,555,000
9 31/03/2018 pembayaran piutang ali 5 kaos polos @Rp 25.000 125,000 7,680,000

BUKU PEMBANTU BANK


Debet Kredit Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 02/03/2018 Mendapat pinjaman bank 10,000,000 10,000,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU PERSEDIAAN BAHAN BAKU
No Tgl Uraian Jumlah barang Harga satuan Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Saldo (Rp)
1 02/03/2018 Pembelian kaos 100m 10,000 1,000,000 1,000,000
2 12/03/2018 Pemakaian 80m 10,000 800,000 200,000
3 12/03/2018 Kain kaos 1000m 9,338 9,337,500 9,537,500

BUKU BIAYA PRODUKSI

No Tgl No. Bukti Uraian Rp


1 10/03/2018 Biaya karyawan produksi (BTKL) 500,000
2 12/03/2018 Biaya listrik air telepon produksi (BOP) 120,000
3 12/03/2018 BTKL untuk produksi - 500,000
4 12/03/2018 BOP untuk produksi - 120,000
-

BUKU BIAYA NON PRODUKSI

No Tgl No. Bukti Uraian Rp


1 25/03/2018 Biaya bensin 100,000
2 31/03/2018 Biaya karyawan tetap 250,000
350,000

BUKU PERSEDIAAN BAHAN BAKU TIDAK LANGSUNG

No Tgl Uraian Jumlah barang Harga satuan Pembelian Pemakaian Saldo (Rp)
1 03/03/2018 Pembelian benang 20 roll 20,000 400,000 400,000
2 12/03/2018 Pemakaian 80 roll 20,000 200,000 200,000

BUKU INVENTARIS

No Tgl Uraian Total (Rp)


1 01/01/2018 Modal awal peralatan 5,000,000
2 01/03/2018 Modal awal mesin jahit 10,000,000
3 31/03/2018 Akumulasi penyusutan peralatan - 83,000
4 31/03/2018 Akumulasi penyusutan mesin jahit - 166,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU BARANG DALAM PROSES

No Tgl Uraian Jumlah barang Harga satuan Pembelian Pemakaian Saldo (Rp)
1 12/03/2018 Pemakaian
- Kain kaos 80m 10,000 1,000,000 1,000,000
- Benang 100 roll 20,000 500,000 500,000
BTKL, BOP dibebankan 120,000 120,000
2 25/03/2018 230 kaos (kain kaos, BTKL, BOL 80m 10,000 1,000,000
dibebankan) -
100 roll 20,000 500,000
120,000

BUKU PENJUALAN TUNAI

No Tgl Uraian Jenis Barang Jumlah Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 31/03/2018 Penjualan ke toko Mirota Kaos polos 197 25,000 4,925,000

BUKU PENJUALAN KREDIT

No Tgl Nama Barang Jumlah Barang Harga satuan (Rp) Total (Rp)
1 27/03/2018 Penjualan konsumen Ali kaos polos 5 25,000 125,000

BUKU PIUTANG USAHA

Berkurang Saldo
No Tgl Uraian Bertambah (Rp)
(Rp) (Rp)
1 27/03/2018 Penjualan konsumen Ali kaos polos 125,000 125,000
2 31/03/2018 Dibayar konsumen Ali kaos polos 125,000 -

BUKU UTANG BANK

Pemasukan Pengeluaran Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 02/03/2018 Utang bank 10,000,000 10,000,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU UTANG USAHA

Pemasukan Pengeluaran Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 12/03/2018 Utang usaha 9,337,500 9,337,500

BUKU PERSEDIAAN BARANG JADI KAOS POLOS

Harga Pokok kaos Debet


No Tgl Uraian Jumlah
satuan Rp
1 25/03/2018 Menerima kaos polos 230 7,043 1,620,000
2 27/03/2018 Terjual kaos polos - 5 7,043 - 35,217
3 31/03/2018 Kaos polos - 197 7,043 -1,387,568
Sisa barang 28 21,130 197,215

BUKU HPP

Harga Total
No Tgl Uraian Jumlah
Rp Rp
1 27/01/2018 Kaos polos 5 7,043 35,217
2 31/01/2018 Kaos polos 197 7,043 1,387,568
Total 1,422,785

Harga pokok kaos satuan (lihat pada Buku Harga Pokok Dalam Proses)

Biaya bahan baku Rp 1.000.000

Biaya tenaga kerja langsung Rp 500.000

Biaya overhead pabrik Rp 120.000

Total HPP Rp 1.620.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


HPP per kaos = Total HPP : Jumlah kaos polos yang jadi

= Rp 1.620.000 : 230 kaos polos

= Rp 7.043, 49

HPP terjual 202 (lihat jumlah terjual di buku penjualan tunai dan kredit) = 202 barang yang
terjual x harga pokok Rp 7.043, 49 = Rp 1.422.785

BUKU MODAL

No Tgl Uraian (Rp)


1 01/03/2018 Modal awal mesin jahit 5,000,000
2 01/03/2018 Modal peralatan 5,000,000
3 31/03/2018 Modal mesin jahit 10,000,000
Total Modal 20,000,000

Modal akhir = Total Modal + Laba

= Rp 20.000.000 + Rp 3.028.215

= Rp 23.028.215

3. Tahap Ketiga : Membuat Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang dibuat minimal pada UMKM adalah laporan laba rugi, laporan
posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan

UMKM KONVEKSI MAWAR


LAPORAN LABA RUGI
Untuk Periode Berakhir Maret 2018

Pendapatan (penjualan tunai + Kredit)

Pendapatan usaha Rp 5.050.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


HPP (Rp 1.422.785)

Laba kotor Rp 3.627.215

Beban

Beban non produksi Rp 350.000

Beban penyusutan peralatan Rp 83.000

Beban penyusutan mesin Rp 166.000

Jumlah beban Rp 599.000

Laba bersih 31 Maret 2018 Rp 3.028.215

1. Laporan Posisi Keuangan

UMKM Konveksi Mawar


Laporan Posisi Keuangan
Untuk Periode Berakhir Maret 2018
ASET
Kas 7.680.000
Bank 10.000.000
Persediaan bahan baku 9.537.500
Persediaan bahan baku
tidak langsung 200.000
Persediaan bahan jadi 197.215
Total Aset Lancar 27.614.715
Peralatan 4.917.000
Mesin Jahit 9.834.000
Total Aset Lancar 14.751.000
TOTAL ASET 42.365.715
LIABILITAS
Utang usaha 10.000.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Utang bank 9.337.500
Total Liabilitas 19.337.500
EKUITAS
Modal 23.028.215
Total Ekuitas 23.028.215
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 42.365.715

2. Catatan atas Laporan Keuangan


UMKM Perlu membuat CALK yang memuat:
a. suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan ED SAK
EMKM;
b. ikhtisar kebijakan akuntansi;
c. informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting
dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan
keuangan.

Jenis informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung pada jenis kegiatan
usaha yang dilakukan oleh entitas. Catatan atas laporan keuangan disajikan secara
sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap akun dalam laporan keuangan
merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Pengertian perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya


mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi kemudian menjual barang
jadi tersebut. kegiatan ini sering disebut proses produksi, contoh: usaha kue, usaha
konveksi, usaha mebel. Tidak seperti pengecer, produsen memiliki tiga kategori
inventory unik: Bahan Baku/raw materials, Barang dalam Proses/Work in Process,
dan Barang Jadi/Finished Goods.
2. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi barang,
biaya ini terdiri dari 3 yaitu:
a. Biaya bahan baku, yaitu biaya bahan utama untuk membuat barang. Bahan baku
dibedakan menjadi dua sifat, yaitu:
✓ Bahan baku langsung, yaitu bahan yang akan menjadi bagian dari barang hasil
produksi. Contoh dari hal ini adalah pembuatan baju. Bahan langsung dalam
pembuatan baju ini adalah kain.
✓ Bahan baku tidak langsung, yaitu bahan yang berperan dalam pembuatan
barang produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang
dihasilkan. Contoh dari hal ini adalah pembuatan baju, contoh bahan tidak
langsung adalah benang untuk menjahit dan kancing Sebagai aksesoris baju.
b. Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah biaya karyawan yang langsung
berhubungan dengan pembuatan barang
c. Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya selain bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung yang mempunyai kaitan dengan produksi barang misalnya biaya
bahan penolong (bahan penolong juga merupakan bahan yang diperlukan untuk
proses produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saja.
Bedanya dengan bahan tak langsung adalah jika bahan tak langsung tidak
tersedia, maka proses produksi bisa terganggu sedangkan jika bahan penolong
yang tidak tersedia, proses produksi barang masih bisa dilakukan yang
menyebabkan penurunan kualitas barang. Contoh: jika Anda membuat ayam
goreng tepung, contoh bahan baku yang diperlukan adalah ayam, tepung, bumbu

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


dan minyak goreng dan bahan penolongnya adalah tisu untuk mengelap minyak
dan koran Sebagai alas untuk mendinginkan sebelum dibungkus). BOP yang lain
adalah biaya listrik untuk produksi, biaya reparasi, dan pemeliharaan mesin, biaya
tenaga kerja tidak langsung.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd


Edition. JWS. New Jersey. Chapter 5
2. V. Wiratna Sujarweni. Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Chapter
VIII
3. Garrison, Nooreen, Brewer (2013). Akuntansi Manajerial. Edisi 14. Penerbit Salemba
Empat. Bab 3.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 9
Fraud and Internal Control

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan metode yang berkaitan dengan persediaan dan
kecurangan serta pengendalian internal (LO3).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

- Fraud and Internal Control


- Cash Receipts Control
- Cash Disbursement Controls
- Control Features: Use of a Bank
- Reporting Cash

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Usaha kecil dan menengah paling rentan terhadap penipuan karena mereka seringkali tidak
memiliki kontrol internal yang efektif yang berujung dengan usaha akan mengalami kerugian
dan terancam tutup. Namun dengan menghilangkan peluang dan motivasi aktivitas
kecurangan seperti penipuan, pencurian, usaha perlu memiliki sistem untuk mencegah
kesalahan dan mengidentifikasi kesalahan dengan cepat. Materi ini akan membahas mengenai
pemilik usaha kecil melihat secara kritis bisnis mereka dan memeriksa apakah prosedur
mereka meminimalkan risiko secara memadai dan mempromosikan praktik terbaik dalam
perusahaan. Bisnis kecil memiliki sumber daya yang terbatas, dan pemilik harus aktif dan
waspada dalam melindungi sumber daya tersebut. Kontrol internal yang baik membantu
usaha mengelola sumber daya dan memastikan operasi yang efisien dan efektif.

Bisnis kecil dikenal memiliki kontrol internal yang lemah dan materi ini bertujuan untuk
memfokuskan perhatian pemilik pada apa yang harus dicari saat mengulas bisnis. Pemilik /
manajer memegang kunci untuk memerangi kegagalan pengendalian internal dan harus
memperhatikan konsep dan masalah pengendalian internal untuk memaksimalkan potensi
bisnis dan meminimalkan risiko penipuan, kesalahan dan kerugian.

Fraud and Internal Control

Fraud dalam akuntansi adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan oleh pegawai
untukmemperoleh keuntungan pribadi dan kerugian bagi pemberi kerja. Contohnya: kasir
menggelapkan uang kas untuk keperluan dirinya.

Tiga faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya fraud dikenal dengan fraud triangle,
yaitu:
a. Opportunity (kesempatan)
Seseorang melakukan fraud karena ada kesempatan untuk melakukannya.
b. Financial Pressure (tekanan keuangan)
Karyawan melakukan fraud karena mempunyai masalah keuangan dan terbelit hutang
c. Rationalization (rasionalisasi)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Karyawan merasionalisasi tindakan fraud misalnya mereka berpikir bahwa
merekadibayar rendah, sedangkan perusahaan memperoleh banyak laba.

Sarbanes Oxley Act


Sarbanes Oxley Act tahun 2002 adalah suatu peraturan yang mengatur bahwa perusahaan
public di US harus membangun dan memelihara pengendalian intern yang memadai.

Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah semua metode dan ukuran yang diadopsi dalam suatu organisasi
yang tujuannya adalah untuk:
1. Mengamankan asset perusahaan dari pencurian, perampokan, dan penggunaan yangtidak
diotorisasi.
Pengendalian ini bertujuan untuk melindungi aset fisik dan non fisik serta meminimalkan
kerugian baik dari internal maupun eksternal usaha. Aset fisik termasuk uang tunai,
saham dan peralatan, dan aset non-fisik dapat mencakup debitur, intelektual properti atau
daftar pelanggan. Jenis teknik pengendalian yang digunakan untuk melindungi aset
meliputi:
a. Keamanan fisik, seperti mengunci tempat, kantor pribadi, lemari arsip dan brankas,
dll.
b. Menggunakan kamera keamanan.
c. Membatasi akses ke area dan database.
d. Menetapkan dan mengubah kata sandi komputer, kode akses dan kombinasi aman
secara teratur.
e. Menghindari memberikan kendali total kepada satu karyawan atas proses utama.
f. Memastikan hutang dagang didukung oleh faktur (asli) yang dinaikkan dengan
benar.
g. Memastikan ada pemeriksaan independen pada proses dan prosedur.
h. Memiliki firewall dan perangkat pelindung pada sistem komputer.
i. Memiliki pedoman yang jelas tentang penggunaan pribadi atas aset.
j. Memastikan pengawasan manajemen yang tepat.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Memastikan informasi keuangan akurat dan dapat diandalkan
Pengendalian internal mendukung pengumpulan informasi yang benar untuk manajemen
dan laporan keuangan. Banyak keputusan didasarkan pada informasi dalam laporan ini,
jadi informasi yang akurat sangat penting.
Ketika laporan keuangan disiapkan dan disajikan, pengguna, termasuk regulator,
berasumsi:
✓ Semua aset dan liabilitas benar-benar ada.
✓ Catatan mencakup keseluruhan aktivitas dan lengkap.
✓ Semua kewajiban, hak dan kewajiban disertakan.
✓ Semua jurnal telah dialokasikan ke akun yang benar.
✓ Semua informasi yang relevan telah diungkapkan.
Daya tahan finansial suatu bisnis bergantung pada pelaporan yang andal dan tepat waktu
tentang kabar baik dan buruk. Jenis kontrol yang digunakan untuk memastikan informasi
keuangan yang akurat dan andal meliputi:
a. Menugaskan tanggung jawab kepada siapa yang dapat membuat atau mengubah catatan
keuangan.
b. Penomoran dokumen, seperti cek, secara berurutan untuk menghindari duplikasi.
c. Rekonsiliasi akun secara teratur.
d. Kontrol otomatis, seperti rentang tanggal yang valid atau batas nilai mata uang.
e. Perbandingan antara angka yang dianggarkan dan angka aktual.
f. Pemisahan tugas.
g. Prosedur otorisasi pembayaran.
h. Pemeriksaan independen.
i. Pemeriksaan validasi.
j. Laporan pengecualian.
k. Tingkat otoritas yang disetujui.
Bisnis yang sangat kecil mungkin mempertanyakan perlunya kontrol internal atau
menganggapnya hanya berguna di perusahaan yang lebih besar bisnisnya, namun, banyak
kontrol yang dapat dimodifikasi untuk bisnis kecil. Bahkan seorang operator tunggal dapat
melakukan rekonsiliasi secara teratur rekening koran dan buku cek mereka atau cek anggaran

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


terhadap aktual. Pengamatan pribadi dan pemeriksaan rutin dapat mendeteksi kesalahan
sebelum berdampak pada bagian bisnis lainnya.
3. Memastikan kepatuhan dengan semua persyaratan keuangan dan operasional
Bisnis memiliki banyak kewajiban kepatuhan dan perlu memastikannya dipenuhi.
Beberapa contoh kontrol yang digunakan untuk memastikan kepatuhan meliputi:
a. Memberikan tanggung jawab kepada individu untuk memenuhi persyaratan
tertentu, seperti petugas keselamatan atau pemadam kebakaran
b. Pengendalian fisik untuk mencegah kecelakaan.
c. Memproses keluhan pelanggan secara adil dan tepat waktu.
d. Proses umpan balik/feedback staf.
e. Prosedur yang didokumentasikan dengan baik.
f. Pelaksanaan audit rutin.

4. Dan umumnya membantu dalam mencapai tujuan bisnis


Tanpa informasi keuangan yang akurat, pengambilan keputusan menjadi sangat sulit dan
bisnis akan menderita. Pengendalian internal membantu memastikan informasi keuangan
akurat dan tepat waktu, sehingga manajer dan pemilik dapat mengambil keputusan yang
benar untuk memenuhi tujuan dan sasaran bisnis. Pengendalian internal lainnya juga
memastikan bisnis memenuhi tujuannya. Beberapa contoh pengendalian sumber daya
manusia meliputi:
a. Melakukan pemeriksaan riwayat pekerjaan pada staf baru untuk memastikan
mereka memiliki kualifikasi penting.
b. Memastikan pelatihan yang benar untuk staf telah diberikan.
c. Supervisi staf yang tepat.
d. Pemeriksaan polisi dan kebangkrutan dapat dilakukan jika sifat pekerjaannya
membutuhkannya.

Komponen pengendalian internal menurut COSO terdiri dari:


a. Lingkungan Pengendalian
yaitu bagaimana manajemen membentuk nilai-nilai danintegritas perusahaan.
b. Penaksiran risiko

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


yaitu bagaimana perusahaan mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola faktor-
faktor yang menimbulkan risiko bagi bisnis perusahaan.

c. Pengendalian aktivitas
yaitu bagaimana manajemen mendesain kebijakan, aturan,dan prosedur untuk
memastikan aktivitas-aktivitas telah dilaksanankan untukmencapai tujuan perusahaan
dan mengurangi risiko terjadinya fraud.
d. Informasi dan Komunikasi
yaitu bahwa pengendalian intern harus memastikanbahwa informasi dan struktur
komunikasi telah didesain sedemikian sehinggainformasi dan komunikasi
tersampaikan dengan baik, baik internal maupun eksternal
e. Pemantauan
yaitu bahwa pengendalian intern harus dipantau secara periodik untukmemastikan
bahwa pengendalian intern tersebut cukup untuk perusahaan. Kelemahanpengendalian
intern dilaporkan ke top manajemen untuk ditindaklanjuti.

Prinsip-prinsip yang ada dalam pengendalian intern adalah:


1. Penetapan tanggung jawab dan wewenang
Tanggung jawab dan wewenang harus ditetapkan dengan jelas agar pengendalian
efektif.
Penetapan tanggung jawab meliputi otorisasi dan persetujuan transaksi
2. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas dan wewenang yang baik, adalah memisahkan antara:
✓ Pihak yang dapat mengotorisasi transaksi
✓ Pihak yang bertanggung jawab terhadap fisik aset
✓ Pihak yang bertangggung jawab terhadap pencatatan akuntansi
Segregation of duties yang baik juga termasuk aktivitas pembandingan antara data
dalam catatan dan asset secara fisik secara periodik, contohnya rekonsiliasi
bank,perhitungan persediaan pada periode tertentu untuk dibandingkan dengan
catatan, dsb.
3. Dokumentasi prosedur

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


✓ Dokumen yang dapat menyediakan bukti bahwa transaksi benar terjadi
✓ Dokumen sebaiknya prenumbered
4. Pengendalian fisik, mekanis, dan elektronik
✓ Pengendalian fisik untuk mengamankan asset
✓ Pengendalian mekanis dan elektronik selain untuk mengamankan asset jugauntuk
memastikan keakuratan dan keandalan catatan akuntansi.
5. Verifikasi Independen
Verifikasi internal yang independen meliputi review, perbandingan, dan
rekonsiliasidata yang disiapkan oleh karyawan.
✓ Verifikasi dilakukan secara periodik
✓ Verifikasi dilakukan oleh karyawan yang independen
✓ Perbedaan atau selisih yang ditemukan dilaporkan ke pihak yang
bertanggungjawab
✓ Pada perusahaan yang besar dilakukan oleh internal auditor
6. Pengendalian yang lain:
✓ Mengasuransikan karyawan yang memegang dana
✓ Merotasi karyawan dan memberikan cuti pada karyawan

Keterbatasan Pengendalian intern:


• Pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai (reasonable
assurance)bukan mutlak bahwa asset perusahaan aman dan catatan akuntansi akurat
dan reliable
• Komponen manusia merupakan hal yang penting dalam pengendalian
intern.Pengendalian intern tidak dapat mencegah kesalahan yang timbul karena
kelelahan,kecerobohan, dan lain-lain.
• Ukuran bisnis:semakin kompleks bisnis membutuhkan pengendalian intern
yangsemakin rumit.

Konsekuensi pengendalian internal yang buruk


1. Kecurangan/Penipuan (Fraud)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Penipuan dapat dilakukan oleh individu, sejumlah staf dan / atau pihak eksternal. Namun
penipuan tidak terjadi dalam ruang hampa, penipuan terjadi karena adanya
persepsi bahwa ada kemungkinan untuk menghindari penangkapan.

2. Keputusan buruk untuk bisnis


Tidak merekonsiliasi rekening bank secara teratur dapat mengakibatkan pengeluaran
berlebihan dan kekurangan uang tunai secara tiba-tiba, yang bahkan dapat
menyebabkannya kebangkrutan atau kesulitan keuangan

3. Keputusan yang salah dibuat oleh orang yang tidak memiliki perlengkapan untuk
menghadapi suatu situasi
Orang-orang tanpa izin dapat mengizinkan pembayaran uang tunai kecil tanpa mengikuti
prosedur dan berakhir dengan pencairan uang tunai untuk pengeluaran non-bisnis atau
tidak memiliki tanda terima yang sesuai untuk tujuan perpajakan.

4. Tidak mengambil tindakan yang tepat pada waktunya untuk memperbaiki kesalahan
Contohnya adalah kegagalan mengambil tindakan untuk mengumpulkan dana ketika
faktur dibayar dua kali.

5. Tidak mengalokasikan sumber daya bisnis dengan benar atau sangat efisien
Kesalahan/kecurangan dapat dicegah dan dihindari jika prosedur kerja lebih jelas dan lebih
teliti

Untuk mengurangi kecurangan, pemilik bisnis harus ingat bahwa penipuan membutuhkan
dua elemen untuk berhasil – peluang dan motivasi. Jadi, untuk mencegah kecurangan agar
berhasil kita perlu memahami kedua elemen ini. Pemilik bisnis harus menerima bahwa
kecurangan bisa terjadi dalam bisnis jika pemilik tidak waspada.
Sekali lagi, budaya dan lingkungan yang pemilik usaha siapkan dalam bisnis sangat penting
untuk mengurangi penipuan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Kecurangan internal
Anda harus memastikan bahwa, jika memungkinkan, Anda menghilangkan godaan - kontrol
internal yang kuat sangat penting untuk ini.
Pertimbangkan:
✓ Opportunity /Kesempatan untuk mendapatkan umpan balik positif dan negatif dari dan
ke staf Anda. Staf ingin merasa bahwa pendapat mereka tentang nilai dan kerja keras
mereka diakui.
✓ Reward/Beri penghargaan kepada staf secara adil - staf yang tidak puas
mengembangkan motivasi yang lebih kuat untuk melakukan penipuan jika mereka merasa
demikian diperlakukan tidak adil.
✓ Check/Periksa semua riwayat kerja dan belajar untuk melihat apa yang tertulis 'yang
tersirat' atau sepertinya dihilangkan. Staf dapat mengulang perilaku tertentu.
✓ Segregation/Pemisahan tugas penting di semua bidang bisnis Anda - pisahkan hak asuh
aset fisik dari akuntansi untuk mereka.

Cash Receipts Control


Kas merupakan asset yang likuid, sangat mudah untuk digelapkan, dicuri,
dandisalahgunakan. Selain itu volume transaksi yang terkait dengan kas sangat besar
sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja
terhadap kas.
Pengendalian atas penerimaan kas
✓ Kasir merupakan karyawan yang diberi tanggung jawab untuk memegang uang
✓ Pemisahan tugas diperlukan yaitu pihak yang menerima kas, mencatat
penerimaantersebut, dan menyimpan kas
✓ Dokumentasi yang penting untuk penerimaan kas misalnya remittance advise,
cashregister tapes, dan deposit slip
✓ Pengendalian fisik: kas disimpan di bank atau brankas terkunci, penggunaan cash
register
✓ Mengasuransikan pemegang kas, harus cuti secara periodik, dan verifikasi periodik

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Area penerimaan kas menjadi sasaran umum bagi karyawan untuk melakukan kecurangan
karena siap dan sifat yang tersedia dari metode pembayaran, serta kesulitan mencocokkan
uang tunai dengan transaksi tertentu.

Cash Disbursement Controls

Pengendalian atas pengeluaran kas:

Kas dikeluarkan untuk membayar beban/biaya dan utang atas pembelian aset perusahaan

✓ Penggunaan system voucher


Voucher system adalah system pengeluaran kas yang melibatkan beberapa pihakuntuk
otorisasi dan persetujuan sehingga dapat meyakinkan bahwa pengeluaran kastersebut
sah dan proper.
✓ Electronic funds transfer (EFT) adalah pemindahan dana atara beberapa pihak
tanpamenggunakan dokumen dalam bentuk kertas (paperless) misalnya check, deposit
slip,dll. Dana ditransfer secara elektronik menggunakan kabel, telepon, telegraf
ataucomputer dari satu lokasi ke lokasi lain.
✓ Penggunaan petty cash (kas kecil)
Petty cash fund digunakan untuk pembayaran biaya-biaya perusahaan yang relative
kecil, yang tidak praktis untuk dibayarkan menggunakan cek atau transfer.
Misalnyapembelian kopi, teh, dan gula untuk karyawan, snack rapat, dan sebagainya.

Uang tunai dan kemudahan akses menjadi masalah. Pengendalian yang efektif akan
mengurangi risiko penyalahgunaan di area ini dan poin-poin berikut harus dipertimbangkan.

✓ Apakah semua pembayaran kecuali uang tunai kecil dilakukan dengan cek?
✓ Apakah cek sudah diberi nomor sebelumnya dan semua nomor sudah dihitung?
✓ Apakah semua cek dicatat saat dikeluarkan?
✓ Apakah semua cek yang tidak digunakan dilindungi, dengan akses terbatas? Adalah
pelindung cek mekanis yang digunakan untuk menulis jumlah sebagai tindakan
pencegahan terhadap perubahan?
✓ Apakah cek yang dibatalkan disimpan dan dipotong?

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


✓ Apakah semua cek ditandatangani oleh pemiliknya? Ada berapa penandatangan cek?
Apakah orang yang paling banyak mengajukan faktur juga cek penandatangan?
✓ Jika cap tanda tangan digunakan, apakah itu sepenuhnya di bawah kendali pemiliknya?
✓ Apakah dokumen pendukung, faktur diproses, menerima laporan dan pesanan pembelian
disajikan dengan cek dan ditinjau oleh pemilik sebelum cek ditandatangani?
✓ Apakah dokumen pendukung untuk cek dibatalkan dengan benar untuk menghindari
pembayaran ganda?
✓ Apakah cek yang dibayarkan dengan uang tunai dilarang?
✓ Apakah cek yang ditandatangani dikirim oleh orang lain selain orang yang menulis cek?
✓ Apakah rekening koran dan cek yang dibatalkan:
- diterima langsung oleh pemiliknya?
- Ditinjau oleh pemilik sebelum diberikan kepada pemegang buku?
✓ Apakah rekonsiliasi bank sudah disiapkan:
- bulanan untuk semua akun?
- oleh orang lain selain orang yang diberi wewenang untuk menandatangani cek atau
menggunakan plat tanda tangan jika orang lain dari pada pemiliknya?

Control Features: Use of a Bank

Penggunaan bank
➢ Penggunaan jasa perbankan untuk transaksi pengeluaran kas sangat
membantuterciptanya pengendalian intern yang baik.
➢ Perusahaan akan memperoleh laporan bank (bank statement) setiap akhir bulan
atastransaksi-transaksi yang telah terjadi dalam bulan tersebut, namun dengan kaca
matabank (kebalikan dari perusahaan). Hal-hal yang terdapat dalam bank statement
adalah:
✓ Seluruh check yang dibayarkan dan pengurangan lainnya
✓ Seluruh deposit / setoran yang terjadi dan penambahan dana lainnya.
✓ Saldo akhir setiap periode
✓ Karena antara bank dan perusahaan mempunyai catatan sendiri-sendiri,
makakemungkinan terdapat perbedaan anatara catatan bank dan catatan perusahaan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Oleh karena itu, setiap akhir periode dilakukan rekonsiliasi antara catatan perusahaan
dancatatan bank disebut dengan rekonsiliasi bank. Perbedaan tersebut dapat terjadi
karena:
✓ Perbedaan waktu pencatatan.
Misalnya check untuk membayar beban telahdicatat oleh perusahaan namun
belum dicatat oleh bank karena pemegang cekbelum meng-uangkannya. Atau
penerimaan uang telah dicatat oleh perusahaannamun belum dicatat oleh bank
karena belum disetorkan (masih di tangan kasir)
✓ Kesalahan (error)
Kesalahan pencatatan baik oleh bank maupun olehperusahaan.
✓ NSF (not sufficient fund) yaitu suatu check tidak bisa dibayarkan oleh bankkarena
saldo rekening pihak terkait tidak cukup untuk membayar check tersebut.
✓ Prosedur rekonsiliasi bank
✓ Dapatkan saldo kas menurut bank dan menurut catatan perusahaan pada
akhirperiode

✓ Deposit in transit. Deposit in transit adalah setoran/penambahan kas yang


telahdicatat oleh perusahaan namun belum disetorkan. Bandingkan seluruh
setoranyang dicatat oleh perusahaan dengan yang dicatat oleh bank pada
periodetersebut dan pada periode yang lalu. Tentukan deposit in transitnya.

✓ Outstanding check. Outstanding check adalah check yang telah dicatat


sebagaipengeluaran oleh perusahaan namun belum diuangkan oleh pemegang
checksehingga bank belum mencatat. Bandingkan seluruh check yang terdapat
dalamlaporan bank dengan outstanding check yang terdapat dalam
rekonsiliasisebelumnya dan dalam catatan perusahaan. Perbedaannya kemungkinan
adalahoutstanding check.
✓ Errors atau kesalahan. Temukan dan daftar kesalahan pencatatan yang terjadibaik
pada catatan perusahaan maupun bank.
✓ Telusuri bank memoranda (memo bank) dan temukan jika terdapat NSF
check,penagihan piutang perusahaan oleh bank, dll.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Jurnal-jurnal terkait dengan rekonsiliasi bank:

a. Penagihan note receivable oleh bank


Asumsikan bahwa bunga sebesar $50 belum dicatat dan fee penagihan dibebankan
keMiscellaneous expense.

b. Mencatat kesalahan yang terjadi


Pemeriksaan atas jurnal-jurnal pengeluaran kas menunjukkan bahwa check no
443merupakan pembayaran kredit kepada andrea Company, supplier. Jurnal
koreksinyaadalah sebagai berikut:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


c. NSF Check. NSF check menjadi account receivable kembali pada depositor.

d. Bank Service Charge. Untuk mencatat biaya administrasi bank yang biasanya
belumdicatat oleh perusahaan. Oleh perusahaan akan dicatat dalam Miscellaneous
Expense

Soal 2
Informasi berikut tersedia untuk McCarthy Corp. pada tanggal 30 Juni:
a. Saldo kas seperti yang dilaporkan pada laporan bank tanggal 30 Juni adalah $5,654,98.
b. McCarthy melakukan setoran $865 pada 30 Juni yang tidak termasuk dalam bank
statement.
c. Perbandingan antara cek yang dibatalkan dikembalikan dengan rekening koran dan catatan
McCarthy menunjukkan bahwa dua cek belum dikembalikan ke bank untuk pembayaran.
Jumlah dari dua cek tersebut adalah $ 236,77 dan $116,80.
d. Akun Kas di pembukuan perusahaan melaporkan saldo pada tanggal 30 Juni sebesar
$4.165,66.
e. McCarthy menyewa beberapa ruang penyimpanan berlebih di salah satu gudangnya, dan
penyewa membayar sewa bulanannya langsung ke bank untuk disimpan di rekening
McCarthy. Pernyataan bank menunjukkan bahwa setoran $1.500 dilakukan selama bulan
Juni.
f. Bunga yang diperoleh dari rekening koran dan ditambahkan ke rekening McCarthy selama
bulan Juni adalah $11.75.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


g. Biaya layanan bank adalah $15 untuk bulan Juni seperti yang dilaporkan pada laporan
bank.
h. Perbandingan antara cek yang dikembalikan dengan laporan bank dan catatan perusahaan
mengungkapkan bahwa cek yang ditulis oleh perusahaan sebesar $56 dicatat oleh
perusahaan secara keliru sebagai cek untuk $560.

Diminta:
Siapkan rekonsiliasi bank untuk bulan Juni dalam format yang baik.

JAWABAN

McCarthy Corp.
Bank Reconciliation
June 30

Balance per bank statement, June 30 $5,654.98


Add: Deposit in transit 865.00
Deduct: Outstanding checks: $236.77
116.80 (353.57)
Adjusted balance, June 30 $6,166.41
Balance per books, June 30 $4,165.66
Add: Tenant’s rent collected by bank $1,500.00
Interest earned on checking account 11.75
Error in recording check 504.00 2,015.75
Deduct: Bank service chargers (15.00)
Adjusted balance, June 30 $6,166.41

Reporting Cash

a. Kas dilaporkan dalam neraca dan laporan arus kas.


b. Pada neraca, kas menunjukkan saldo kas pada akhir periode pelaporan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


c. Laporan arus kas menunjukkan ringkasan kas masuk dan penggunaannya pada
periodetertentu.
d. Cash dapat berupa uang koin, uang kertas, checks, money order, saldo rekening di
bank,deposit.
e. Cash terdiri dari cash on hand, cash in bank, dan petty cash
f. Beberapa perusahaan menggunakan istilah cash and cash equivalents dalam
laporannya.
g. Yang dimaksud cash equivalents adalah investasi yang sangat likuid dan dalam
jangkawaktu yang pendek. Likuid berarti dapat dikonversi dalam bentuk kas dengan
cepat.Sedangkan jangka waktunya pendek artinya mempunyai jatuh tempo yang
relativependek sehingga nilai pasarnya tidak terpengaruh oleh perubahan interest
rates.
h. Saldo negative pada kas disajikan dalam akun current liabilities
i. Restiricted cash adalah saldo kas yang tersedia hanya untuk digunakan untuk
tujuantertentu
✓ Kas yang dibatasi penggunaannya ini harus disajikan terpisah sebagai
restrictedcash
✓ Jika restricted cash hendak digunakan dalam jangka waktu yang kurang
darisetahun, penyajiannya adalah dalam current asset
✓ Sedangkan yang akan digunakan dalam jangka panjang, penyajiannya dalam non
current assets.

Managing and monitoring cash


• Treasurer/bendahara merupakan pihak yang bertugas untuk mengelola kas
perusahaan.
• Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan kasnya dengan lima
prinsippengelolaan kas:
o Meningkatkan kecepatan untuk menagih piutang
o Menjaga agar tingkat inventory rendah
o Menunda pembayaran kewajiban sampai pada saat jatuh tempo
o Perencanaan yang baik untuk pengeluaran biaya yang besar

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


o Menginvestasi kas yang idle.

Cash budget

Kas sangat penting dan perencanaan akan kebutuhan kas merupakan kunci keberhasilan
suatuperusahaan. Perencanaan kas atau cash budget menunjukkan perencanaan cash flows
dalam duaatau tiga periode. Cash budget terdiri dari:

1) Penerimaan kas – merupakan penerimaan kas yang diharapkan diperoleh


perusahaan daripendapatan utamanya yaitu dari penjualan dan penagihan piutang,
dan pendapatanlainnya seperti pendapatan bunga, dividends, penerimaan kas hasil
penjualan asset tetap,investasi dan penerbitan saham sendiri.
2) Pengeluaran kas – menunjukkan rencana pengeluaran kas perusahaan untuk
pembayaran bahan baku, tenaga kerja, overhead, beban administrasi dan
penjualan, pajak, dividend,dan asset tetap.

3) Pembiayaan – menunjukkan rencana pembiayaan yang akan dilakukan


perusahaan,perkiraan hutang yang dapat diperoleh dan bagaimana pembayaran
utang dan bunga atasutang tersebut.

Penyusunan cash budget harus dilakukan dalam periode yang berurutan, karena setiap cash
budget saldo kas awal diperoleh dari saldo kas akhir periode sebelumnya. Data penyusunan
cash budget diperoleh dari budget lain dan informasi-informasi yang diperoleh dari
manajemen.

Operation of the petty cash fund


Metode petty cash fund melibatkan tiga tahapan:

1. Pembentukan dana
a. Tahapan pembentukan dana terdiri dari dua langkah penting yaitu
i. Penunjukkan pengelola petty cash yang akan bertanggung jawab
terhadappetty cash
ii. Penentuan besarnya dana yang akan dibentuk

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b. Dana petty cash dibentuk dengan pengeluaran check dengan jumlah
yangditentukan.
c. Pada umumnya besarnya petty cash adalah jumlah pengeluaran dalam tiga
atauempat minggu
d. Ilustrasi: Laird companya memutuskan untuk membentuk petty cash
yangbesarnya adalah $100 pada tanggal 1 Maret, jurnal entry yang dibuat
adalah:

2. Pembayaran dari dana tersebut


a. Pemegang petty cash mempunyai otorisasi pemakaian petty cash
untukpembayaran beban sesuai dengan kebijakan manajemen
b. Bukti pengeluarannya disimpan dalam box petty cash sampai penggantian
dana.Jumlah dana yang ada dalam petty cash ditambah dengan total
buktipengeluarannya harus sesuai dengan dana petty cash awal.
c. Tidak ada jurnal yang dicatat pada tahapan ini
3. Penggantian dana
a. Ketika dana petty cash mencapai tingkat yang minimun, dilakukan
penggantiandana
b. Permintaan penggantian dana oleh pemegang petty cash dengan
menyiapkanringkasan pembayaran beban dan biaya yang telah terjadi
didukung dengan semuabukti pengeluaran yang ada kepada Bendahara.
Setelah disetujui oleh bendahara,bendahara kemudian mengeluarkan check
untuk penggantian dana
c. Semua bukti pengeluaran dicap “paid” agar tidak dapat diajukan
penggantiandana lagi menggunakan bukti tersebut.
d. Ilustrasi, pada tanggal 15 maret pemegang petty cash Laird Co
memintapenggantian sebesar $87 yang terdiri dari pengeluaran untuk materai

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


danperangko $44, perlengkapan kantor $38, dan beban lain-lain $5. Jumlah
danayang tersisa dalam petty cash $13

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Fraud adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan karyawan yang menghasilkan
keuntunganpribadi dan merugikan perusahaan. Segitiga fraud terdiri dari kesempatan,
tekanan keuangan,dan rasionalisasi. Pengendalian intern merupakan metode dan
prosedur yang diadopsiorganisasi untuk mengamankan assetnya dan mendorong
keakuratan dan keandalaninformasi keuangan yang dihasilkan, meningkatkan
efisiensi, dan menjamin kepatuhanterhadap hukum dan perundang-undangan.
2. Prinsip-prinsip pengendalian intern yaitu: penetapan tugas dan tanggung jawab,
pemisahantugas, prosedur pendokumentasian, pengendalian fisik, verifikasi internal
yang dindependen,dan pengendalian sumber daya manusia.
3. Penerapan pengendalian intern atas penerimaan kas meliputi: (1) penetapan personel
sebagaipemegang kas, (2) pemisahan tugas antara personel yang menerima kas,
mencatat kas, danmenyimpan kas, (3) prosedur dokumentasi penerimaan kas antara
lain remittance advices dandeposits slips, (4) penggunaan safe deposit dan bank untuk
penyimpanan kas dan membatasiaksesnya, (5) verifikasi secara periodik, (6)
background check dan perikatan dengankaryawan.
4. Penerapan pengendalian intern atas pengeluaran kas meliputi: (1) penetapan personel
sebagaibendahara untuk menandatangani pengeluaran check, (2) pemisahan tugas
antara yangmenyetujui pembayaran, yang melakukan pembayaran, dan yang mencatat
pembayaran, (3)menggunakan dokumen yang prenumbered, (4) menyimpan buku
check dan dokumenpenting lainnya pada tempat yang aman, (5) membandingkan
check dengan invoice yangsudah disetujui sebelum mengeluarkan check serta
melakukan rekonsiliasi bank secaraperiodik, (6) perikatan dengan karyawan,
mensyaratkan karyawan untuk mengambil cuti, danmelakukan background checks.
5. Dalam rekonsiliasi bank, yang perlu diperoleh adalah penentuan deposit in
transit,outstanding checks, dan kesalahan baik catatan perusahaan maupun bank, serta
informasibank dari bank memoranda
6. Cash disajikan pada current assets di neraca. Pada umumnya perusahaan menyajikan
kasbersama kas ekuivalen dalam seksi cash and cash equivalents.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


7. Prinsip-prinsip cash management: meningkatkan kecepatan penagihan piutang,
menjagatingkat persediaan yang rendah, memantau waktu pembayaran kewajiban,
merencanakanpengeluaran kas yang besar dengan baik, dan menginvest kas idle
8. Tiga komponen utama cash budget adalah penerimaan kas, pengeluaran kas,
danpembiayaan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd Edition. JWS. New
Jersey. Chapter 7

2. Internal controls for small business - CPA Australiahttps://www.cpaaustralia.com.au

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 10
Financial Statement Analysis

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa dapat menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan informasi yang


tercantum dalam laporan keuangan

OUTLINE MATERI

- Basics of Financial Statement Analysis

- Comparative Analysis (Horizontal and Vertical Analysis)

- Ratio Analysis

- Quality of Earnings

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Laporan keuangan melaporkan transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi di dalam suatu
periode tertentu. Transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi dituangkan dalam
bentuk angka-angka. Untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaannya, angka-
angka yang ada di dalam laporan keuangan akan menjadi lebih bermakna jika angka-angka
tersebut saling diperbandingkan.

Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga karakter dari perusahaan:


likuiditasnya, profitabilitasnya dan solvabilitasnya. Beragam cara digunakan untuk
mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode


waktu tertentu
2. Analisis vertical, mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos
dalam laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
3. Analisis rasio, menyatakan hubungan di antara pos-pos yang dipilih dari data laporan
keuangan.

Analisis Horizontal
Analisis horizontal, yang juga disebut analisis tren (trend analysis) adalah sebuah teknik
untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode waktu tertentu.
Tujuannya adalah untuk menentukan kenaikan atau penurunan yang telah terjadi. Perubahan
ini dapat dinyatakan dengan baik dalam jumlah maupun persentase.

Perubahan Sejak Jumlah Tahun ini - Jumlah Tahun Dasar


=
Periode Dasar
Jumlah Tahun Dasar

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Analisis Vertikal

Analisis vertical (vertical analysis), juga disebut analisis ukuran umum (common size
analysis), adalah sebuah teknik untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menyatakan
setiap pos dalam sebuah laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah dasar.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Penghitungan :

Tahun 2017

Intangible Assets : 15.000 / 1.835.000 x 100% = 0.8%

Plant Assets : 800.000/1.835.000 x 100% = 43,6%

Analisis Rasio

Rasio keuangan merupakan alat analisis laporan keuangan yang menghitung rasio dengan
menggunakan laporan keuangan yang berfungsi Sebagai alat ukur guna menilai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis rasio (ratio analysis) menyatakan hubungan di
antara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan
matematika antara kuantitas dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dinyatakan dalam

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


bentuk persentase, tingkat atau proporsi sederhana. Untuk menganalisis laporan keuangan
utama, beberapa rasio dapat digunakan guna mengevaluasi likuiditas, profitabilitas dan
solvabilitas. Berikut akan dijelaskan pengertian dan contoh – contoh dari rasio profitabilitas,
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas
yang biasanya digunakan adalah rasio lancar (current ratio). Current Ratio adalah
rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun. Liabilitas lancar (current liabilities) digunakan sebagai penyebut
(denominator) karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam
waktu satu tahun. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mensiagakan kas atau aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka
memenuhi beragam liabilitas jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan.
Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan maka dapat diintepretasikan semakin
tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Perusahaan yang dapat dengan segera memenuhi kewajiban keuangannya berarti
menandakan memiliki kinerja keuangan yang baik. Tingkat likuiditas yang tinggi
akan menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan yang kuat
akan mendorong perusahaan untuk mengungkap lebih banyak informasi sebagai
instrumen untuk meyakinkan para stakeholdernya.

Rasio likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi rasio likuiditas yang tinggi
menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini akan
cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak
luar. Tetapi di pihak lain, likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja
manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas
di suatu perusahaan maka semakin baik pula perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajibannya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya atau utang jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan
yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan
tersebut dalam keadaaan “likuid” serta memiliki alat pembayaran berupa aktiva lancar
yang lebih besar dari hutang lancar. Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban utang jangka pendek berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “ilikuid.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang


jangka pendeknya. Terdapat beberapa rasio yang menggambarkan likuiditas
perusahaan diantaranya current ratio, quick ratio dan cash ratio. Beberapa contoh
rasio likuiditas diantaranya:

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
a. Current ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka


pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Semakin tinggi
tingkat likuditasnya maka perusahaan semakin baik dalam memenuhi kewajibannya.
Jika hasil perhitungan rasio lancar sebesar 1,3 artinya UMKM memiliki aset lancar
sebanyak 1,3 kali dari total utang lancar, dengan kata lain setiap Rp 1 utang lancar
dijamin oleh 1,3 aset lancar

𝑐𝑎𝑠ℎ+𝑠ℎ𝑜𝑟𝑡−𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡𝑠+𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 (𝑛𝑒𝑡)


b. Acid Test (Quick)Ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Dalam rasio ini persediaan barang dagang tidak dihitung meskipun termasuk dalam
aktiva lancar, karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang sulit diubah
menjadi kas. Agar lebih terlihat seberapa besar aset yang likuid untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek perusahaan.

𝑁𝑒𝑡 𝑐𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠


c. Account Receivable turnover = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑒𝑡 𝑎𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑆𝑜𝑙𝑑


d. Inventory turnover = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode
tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock atau rata-
rata hari persediaan tersimpan pada Gudang hingga terjual dengan rumus:

365 𝑑𝑎𝑦𝑠
Days in inventory = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan


perusahaan guna menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan perbandingan
antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk
memperoleh laba. Untuk sebagian besar dari rasio ini, memiliki nilai relatif tinggi
terhadap pesaing atau rasio yang sama dari periode sebelumnya merupakan indikasi
bahwa perusahaan baik-baik. Beberapa contoh rasio profitabilitas adalah profit
margin,return onasset dan return on equity.
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan
fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.
Hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial
adalah bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial. Dengan kepedulian terhadap masyarakat tersebut
maka diharapkan manajemen dapat membuat perusahaan menjadi profitable.
Profitabilitas adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap perusahaan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Profitabilitas
merupakan salah satu dalam analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas (Profitability
Ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Rasio laba umumnya diambil dari laporan keuangan laba rugi. Analisis profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan operasi, serta sumber daya yang tersedia untuk
melakukannya. Dengan demikian analisis profitabilitas secara umum memfokuskan
pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi,

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan, seperti yang dilaporkan dalam
neraca.
Profitabilitas merupakan ukuran penting yang sering dipakai investor dalam
pengambilan keputusan dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan dan
keputusan untuk memberikan pinjaman pada perusahaan. Perusahaan dengan
profitabilitas tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang
lebih terinci sebab mereka ingin meyakinkan investor dan kreditor terhadap
profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba serta untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola
sumber-sumber yang dimilikinya.

Contoh – contoh rasio profitabilitas diantaranya:

a. Return on Assets (ROA)


Return on Assets atau disebut juga dengan rasio pengembalian atas aset
mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang
ditanamkan dalam bentuk aset. Dalam hal ini ROA juga merupakan salah satu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba atas investasi yang telah
dilakukan oleh perusahaan. Pengambilan atas aset atau Return on Assets (ROA) ini
dapat diperoleh dengan cara:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROA = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Contoh :

Jika nilai ROA sebesar 0,64%, diartikan bahwa setiap Rp1 total aset turut
berkontribusi menciptakan Rp0,64 laba bersih. Hal ini menunjukkan tingkat kesehatan
usaha cukup baik karena nilainya berada di bawah 1.

b. Net Profit Margin (NPM)


Net Profit Margin atau margin laba bersih mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan Net Income dari setiap penjualannya. Dengan demikian NPM
diperoleh dengan cara:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
NPM = 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

3. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan membayar semua utang kepada pihak ketiga, pada
saat tanggal jatuh tempo, dengan perhitungan bahwa nilaiharta perusahaan lebih tinggi
daripada nilai semua kewajiban”. Struktur modal merupakan perbandingan atau proporsi dari
total hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan
dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat
mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba
ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
meupakan utang bagi perusahaan.

Rasio utang dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar


semua utang-utangnya (baik hutang jangka pendek maupun utang jangka panjang)”.
Pembiayaan dengan utang, memiliki 3 implikasi penting yaitu:

(1) memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan
pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas,
(2) kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan margin
pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total
pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur;
(3) jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai
dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal
pemilik akan menjadi lebih besar. Akan tetapi, jika pengembalian yang diperoleh atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka
pengembalian atas modal pemilik semakin kecil.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang


jangka panjangnya. Dalam menghitung solvabilitas perusahaan dapat diukur, dengan rasio
times interest earned, debt to total assets, debt to tangible net worth ratio dan sebagainya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Beberapa contoh rasio solvabilitas diantaranya:

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥


Times interest earned = 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

Bunga yang diperoleh (juga disebut interest coverage ratio) adalah rasio laba sebelum
bunga dan pajak ( EBIT ) bisnis terhadap beban bunga selama periode tertentu. Ini adalah
rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya.
Dengan rasio ini dapat juga digunakan untuk membandingkan kemampuan pembayaran utang
dari perusahaan.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Debt to total assets =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Rasio ini dinyatakan dalam persentase, dan dapat diartikan sebagai proporsi aset
perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula resiko
keuangan dalam perusahaan.

Debt to equity ratio adalah perhitungan lain yang menentukan utang jangka panjang
perusahaan. Debt to equity menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi semua utang-
utangnya menggunakan pendanaan yang berasal dari ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER)
diperoleh dengan cara:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Summary of Ratio

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh Soal:

Soal 1

Santo Groceries mengalami kebakaran pada tanggal 31 Desember 2017 yang menyebabkan
sebagian catatan keuangannya hancur namun telah mampu menyelamatkan beberapa catatan
dan telah memastikan saldo berikut.

December 31, 2017 December 31, 2016


Cash $ 30,000 $ 10,000
Accounts receivables (net) 84,000 126,000
Inventory 200,000 180,000
Accounts payable 50,000 90,000
Notes payable 30,000 60,000
Share capital – ordinary, $100 par 400,000 400,000
Retained earnings 130,000 101,000

Informasi tambahan:

1. Perputaran persediaan (inventory turnover) adalah 5 kali

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Pengembalian ekuitas pemegang saham biasa (return on ordinary shareholders'
equity) adalah 18%. Perusahaan tidak memiliki premi saham.
3. Perputaran piutang (account receivable turnover) adalah 9,4 kali.
4. Pengembalian aset (ROA) adalah 16%.
5. Total aset pada tanggal 31 Desember 2016 adalah $ 585.000.

Diminta:

Hitunglah:

(a) Cost of goods sold for 2017.

(b) Net sales (credit) for 2017.

(c) Net income for 2017.

(d) Total assets at December 31, 2017.

JAWABAN

Cost of goods sold


(a) Inventory turnover = 5 =
 $200,000 + $180,000 
 
 2 

5 X $190,000 = Cost of goods sold

Cost of goods sold = $950,000.

Net sales(credit)
(b) Accounts receivable turnover =9.4 =
 $84,000 + $126,000 
 
 2 

9.4 X $105,000 = Net sales (credit) = $987,000

(c) Return on ordinary shareholders' equity = 18% =

Net income
 $400,000 + $130,000 + $400,000 + $101,000 
 
 2 

.18 X $515,500 = Net income = $92,790

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


$92,790[see(c) above]
(d) Return on assets = 16% =
Average assets

$92,790
Average assets = = $579,938
.16

Total assets (Dec.31, 2017) + $585,000


= $579,938
2

Total assets (Dec. 31, 2017) = ($579,938 X 2) – $585,000 = $574,876

Soal 2

Item berikut diambil dari laporan keuangan UD. Makmur Selalu, selama periode empat
tahun:

Item 2018 2017 2016 2015

Net Sales €750,000 €650,000 €600,000 €500,000

Cost of Goods Sold 540,000 460,000 420,000 400,000

Gross Profit €210,000 €190,000 €180,000 €100,000

Diminta:

Dengan menggunakan analisis horizontal dan 2015 sebagai tahun dasar, hitung persentase
tren untuk penjualan bersih, harga pokok penjualan, dan laba kotor. Jelaskan apakah tren
tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk setiap item.

JAWABAN

Item 2018 2017 2016 2015

Net Sales 150% 130% 120% 100%

Cost of Goods Sold 135% 115% 105% 100%

Gross Profit 210% 190% 180% 100%

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Tren penjualan bersih meningkat dan menguntungkan. Tren harga pokok penjualan
meningkat yang mungkin tidak menguntungkan, tetapi penjualan meningkat setiap tahun
dengan kecepatan yang lebih cepat daripada harga pokok penjualan. Hal ini terlihat dengan
memeriksa persentase laba kotor, yang menunjukkan tren peningkatan yang menguntungkan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

Menganalisis laporan keuanga berarti mengevaluasi tiga karakter dari perusahaan:


likuiditasnya, profitabilitasnya dan solvabilitasnya. Beragam cara digunakan untuk
mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode


waktu tertentu
2. Analisis vertical, mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos
dalam laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
3. Analisis rasio, menyatakan hubungan di antara pos-pos yang dipilih dari data laporan
keuangan.

Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi


atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba. Rasio profitabilitas ini juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Untuk sebagian besar dari rasio ini, memiliki
nilai relatif tinggi terhadap pesaing atau rasio yang sama dari periode sebelumnya merupakan
indikasi bahwa perusahaan baik-baik. Beberapa contohrasio profitabilitasadalahprofit
margin,return onassetdan return on equity.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka


pendeknya. Current Ratio adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun. Liabilitas lancar (current liabilities) digunakan sebagai penyebut
(denominator) karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam waktu satu
tahun. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mensiagakan kas atau
aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi beragam liabilitas
jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan. Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan
maka dapat diintepretasikan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang
jangka panjangnya. Dalam menghitung solvabilitas perusahaan dapat diukur, dengan rasio
times interest earned, debt to total assets, debt to tangible net worth ratio dan sebagainya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd Edition. JWS. New
Jersey. Chapter 14

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise

Anda mungkin juga menyukai