Anda di halaman 1dari 33

RINGKASAN MATERI

AKUNTANSI
UAS 2019

PREPARED BY
TIM 3-04
INVENTORIES

1. Pengertian
Inventories (persediaan) adalah aset :
• Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
• Dalam proses produksi dan/atau dalam perjalanan
• Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan/supplies untuk
digunakan dalam proses produksi

2. Metode Penghitungan Persediaan


a. Sistem Perpetual
 Mengecek keakuratan catatan;
 Menentukan jumlah barang persediaan yang hilang.
b. Sistem Periodik
 Menentukan persediaan yang masih ada;
 Menentukan Cost of Goods Sold (COGS) periode tersebut.

3. Menentukan Kepemilikan Barang


a. Goods in Transit (barang dalam perjalanan)
Untuk menentukan kepemilikan barang yang masih berada di
perjalanan adalah dengan mengetahui term yang digunakan dalam
penjualan barang tersebut, yaitu:
 FOB Shipping Point
Kepemilikan barang berpindah ke pembeli saat barang sudah
diterima oleh kurir/pengangkut dari pejual.
 FOB Destination
Kepemilikan barang berpindah ke pembeli saat barang sudah
diterima oleh pembeli.
b. Consigned Goods (barang titipan)
Barang titipan tidak termasuk ke dalam inventory, karena barang
tersebut adalah barang milik pihak lain yang disimpan untuk dijual agar
mendapatkan komisi.
4. Metode Pembiayaan
a. Identifikasi Spesifik
Dimana pembiayaan inventory-nya dilihat secara spesifik dari barang
yang terjual yang yang masih tersisa di gudang

Gudang

Terjual 40.000

50.000

60.000

COGS = 40.000 + 60.000 = 100.000


Ending Inventory = 50.000

b. Asumsi Arus Biaya


• First In – First Out (FIFO)
Barang yang pertama dibeli adalah yang terlebih dahulu dijual.

• Average-Cost
Mengalokasikan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual
berdasarkan biaya unit rata-rata tertimbang yang terjadi. Berasumsi
barang sama dalam sifatnya. Mengaplikasikan biaya unit rata-rata
tertimbang ke unit di tangan untuk menentukan nilai persediaan akhir.

5. Lower Cost or Net Relizable Value (LCNRV)


Inventory pada dasarnya dicatat sesuai dengan harga pokoknya.
Namun, harga barang di pasar dapat turun. Nilai persediaan yang turun
juga dapat disebabkan oleh kerusakan, maupun ketika barang tersebut
sudah turun kualitasnya. Dalam hal ini perusahaan harus memilih nilai
yang terendah antara harga pokok dan harga pasar dalam menghitung
saldo inventory. Tujuannya, agar laporan keuangan yang disajikan
dapat sesuai dengan realita yang terjadi di pasar. Apabila tidak
dilakukan, nilai Inventory perusahaan tersebut akan sangat besar
dibandingkan dengan nilai pasar.

 Net Realizable Value adalah nilai yang diekspektaksi akan diterima dari
persediaan yang akan dijual.
 LCNRV adalah metode yang digunakan untuk memilih antara cost
(historical cost) dengan NRV.

LCNRV bisa dihitung berdasarkan:


• Jenis Inventory (Individual LCNRV)
• Kelompok Inventory (Category)
• Total Inventory (Whole)

Jika cost > market  tidak perlu jurnal penyesuaian


Jika cost < market  perlu jurnal penyesuaian

Jurnal Penyesuaian:
Loss on Declining Inventory xxx
Merchandise Inventory xxx

6. Kesalahan Pencatatan

Beginning + Cost of Goods - Ending = Cost of


Inventory Purchased Inventory Goods Sold

Kesalahan dalam pencatatan inventory dapat terjadi karena:


• Salah menghitung inventory yang ada;
• Salah dalam menerapkan metode seperti FIFO, LIFO, ataupun
Average Method;
• Salah dalam mencatat inventory yang sedang dalam perjalanan.

Efek Kesalahan Pencatatan:


a. Pada Income Statement
Errors COGS Net Income
Understated Beginning Inventory Understated Overstated
Overstated Beginning Inventory Overstated Understated
Understated Ending Inventory Overstated Understated
Overstated Ending Inventory Understated Overstated
b. Pada Statement of Financial Position

Ending Inventory Errors Assets Liabilities Capital


Overstated Overstated - Overstated
Understated Understated - Understated

7. Estimasi Inventory
Jika terdapat kejadian yang tidak terduga seperti kebakaran atau banjir
maka perusahaan akan sulit menghitung persediaan akhir yang dimiliki.
Maka dari itu terdapat dua cara untuk memperkirakan persediaan tersebut.
a. Gross Profit Method
Metode ini mengestimasi nilai dari ending inventory dengan cara
membandingkan gross profit rate dengan net sales (penjualan bersih).
Dalam metode ini, kita harus mencari tahu terlebih dahulu Gross Profit Rate
dan Net Sales.

Gross Profit Gross Profit


=
Rate Net Sales

Step 1: Hitung Gross Profit Rate


Step 2: Hitung Estimasi Cost of Goods Sold
Step 3: Hitung Estimasi Ending Inventory dengan cara Cost of Goods
Available for Sale dikurangi COGS
Contoh Soal:

Hitung Ending Inventory Bulan Desember!


b. Cost to Retail Method
Metode berikutnya untuk mengestimasikan saldo inventory adalah Retail
Method. Langkah-langkah dalam metode ini adalah:
1. Hitung ending inventory pada retail
2. Hitung Cost-to Retail Ratio dengan cara membagi Goods available for
sale at cost dengan retail
3. Estimasikan saldo ending inventory dengan cara mengalikan Ending
Inventory At Retail dengan Cost to Retail Ratio
8. Inventory Turnover and Days of Inventory
a. Inventory Turnover, digunakan untuk mengetahui kecepatan
perputaran inventory di dalam suatu perusahaan. Semakin besar
Inventory Turnover, menandakan perusahaan tersebut semakin
baik. Karena semakin cepat barang tersebut terjual, biaya
penyimpanan dan tingkat kerusakan barang di dalam perusahaan
akan semakin rendah.

b. Days of Inventory, menandakan rata-rata jumlah hari yang


dibutuhkan perusahaan untuk menyimpan Inventory sebelum barang
tersebut terjual. Semakin kecil Days of Inventory menandakan
perusahaan tersebut semakin baik karena membutuhkan waktu yang
lebih sedikit untuk menjual suatu barang.
Fraud, Internal control, Cash
1. Fraud dan Internal Control
a) Fraud merupakan tindakan tidak jujur seorang karyawan demi
kepentingannya sendiri yang berdampak merugikan perusahaan. Ada
tiga hal yang mendorong terjadinya Fraud, yaitu Opportunity,
Financial Pressure, Rationalization.
b) Internal Control merupakan proses yang digunakan perusahaan untuk
melindungi aset perusahaan, mengelola informasi secara akurat, serta
memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku.

5 Komponen Utama Prinsip Internal Control Keterbatasan


dalam Internal Control Pengendalian Internal
1. Lingkungan 1. Establishment of Responsibility 1. Biaya yang
Pengendalian Pengendalian akan sangat efektif jika dikeluarkan tidak boleh
menciptakan suatu hanya satu orang bertanggung jawab melebihi manfaat yang
lingkungan yg atas suatu tugas tertentu akan didapatkan.
berintegritas Sehingga pengendalian
internal yang dapat
dilakukan perusahaan
menjadi terbatas
2. Penilaian Risiko 2. Segregation of Duties (Pemisahan 2. Elemen manusia
mengidentifikasi risikoTugas) Karena sifat manusia
dan Tugas – tugas yang berkaitan, missal yang bisa lelah, tidak
cara untuk
siapa yang manjaga asset dan siapa hati-hati, atau lala
mengatasinya yang mencatat asset, harus diberikan
pada individu yang berbeda
3. Pengendalian 3. Documentation Procedures 3. Ukuran Bisnis
Aktivitas (Prosedur Dokumentasi) Perusahaan yang kecil
membuat kebijakan Dokumen harus diberi nomor urut sulit untuk membuat
untuk tercetak dan penggunaannya pemisahan tugas
mengurangi dikendalikan ataumenyediakan
kecurangan pengawas independen
internal.
4. Informasi & 4. Physical Control (Pengendalian
Komunikasi Fisik)
mengkomunikasikan berfungsi pengamanan aset dan
informasi ke seluruh meningkatkan keakuratan dan
pihak keandalan dari pencatatan
akuntansi
5. Pengawasan 5. Independent Internal
secara rutin untuk Verification (Verifikasi Internal
ketepatan pengendalian Independen)
internal Memverifikasi catatan secara rutin,
apabila ada ketidaksesuaian
dilaporkan ke manajemen.
6. Human Resource Control
(Pengendalian Sumber Daya
Manusia)
Adanya perserikatan kerja, rotasi
tugas pegawai dan pemberian cuti
serta melakukan pengecekan
latar belakang pegawai

PENGENDALIAN KAS (CASH CONTROL)

1. Pengendalian Penerimaan Kas

1. Over – The –Counter Receipts, Untuk penerimaan melalui kasir


sendiri, penggunaan register kas atau terminal titik penjualan (point of
sale terminal) sangat diperlukan, hal ini dapat meminimalisir kecurangan
pegawai. Sistem berjalan dengan menerapkan prinsip pengendalian
internal pemisahan tugas antara yang mencatat transaksi dan yang
menyimpan kas secara fisik.
2. Mail Receipt
a) Mail yang diterima harus dibuka minimal oleh dua orang, sebuah
daftardipersiapkan, dan masing masing mengecek ke-sah-an
“For Deposit Only.”
b) Masing masing petugas mail memberi tanda pada daftar tersebut
untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap data
c) Salinan asli daftar tersebut, termasuk cek, dikirimkan ke
departemen kasir
d) Salinan dari daftar tersebut dikirimkan ke departemen akuntansi
untuk pencatatan dan Petugas juga menyimpan salinannya.
2. Pengendalian Pembayaran Kas (Cash Disbursement Controls)

1. Pengendalian dengan sistem vocher, merupakan jaringan


persetujuan oleh individu yang diberi tugas, bertindak secara
independen, untuk memastikan semua pengeluaran yang
menggunakan cek telah dilakukan secara tepat. Voucher Adalah
Formulir yang disediakan oleh perusahaan yang berisikan surat
pembayaaan faktur tertentu atau kewajiban yang harus segera dibayar.
Sistem voucher meliputi catatan,metode, dan prosedur yang digunakan
untuk menyetujui dan mencatat pengeluaran kas atas faktur yang harus
segera dilunasi.

2. Petty Cash adalah sejumlah uang yang dicadangkan oleh perusahaan


dan digunakan untuk pembayaran sejumlah pengeluaran kecil.
Operasi pada petty cash meliputi pembentukan dana, melakukan
pembayaran dari dana, dan pengisian kembali dana.
Dalam pencatatan dana kas kecil dikenal 2 metode yaitu Metode
Imprest Fund (Dana Tetap) dan Metode Fluctuation Fund (Dana
Tidak Tetap).

a) Metode Imprest Fund


Didalam sistem ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap.
Pengisian kembali kas kecil yaitu untuk mengembalikan jumlah dana
tersebut ke jumlah semula.
Pada saat pengisian kembali kas kecil, rekening kas kecil tidak perlu
dijurnal. Kas kecil didebet hanya pada saat rekening tersebut pertama
kali dibentuk atau pada saat jumlah dana ditingkatkan di kemudian hari.
Kas kecil dikredit bila jumlah dana tersebut dikurangi.

Tabel Pencatatan kas kecil (Imprest System)

Pencatatan illustrasi
Saat Cash (Dr) 5000 1 Maret , Perusahaan membentuk dana kas
pembentukan Petty Cash (Cr) 5000 kecil Rp 5000,- yang diperkirakan cukup untuk
pengeluaran selama 2 minggu.
Saat No Entry 3 Maret, Dibeli alat tulis sejumlah Rp. 2000,-
pemakaian / (Bukti atas transaksi disimpan) 5 Maret, Dibeli perangko dan materai senilai
pengeluaran Rp 1000
10 Maret, Membayar tagihan listrik sebesar Rp
1000
Saat pengisian Supplies (Dr) 2000 15 Maret, dilakukan pengisian kembali dana
kembali dana Postages exp (Dr) 1000 kas kecil, setelah dilakukan perhitungan fisik
Utility exp (Dr) 1500 atas uang tunai yang ada, ternyata berjumlah
Cash Over&Short 100 Rp 400
Cash (Cr) 4500
Pengurangan Cash (Dr) 500 24 Maret, Berhubung dana kas kecil
dana kas kecil Petty Cash (Cr) 500 diperkirakan terlalu banyak untuk waktu2
mingguan, maka kepala bagian keuangan
memutuskan untuk mengurangi dana kas kecil
menjadi Rp 4500
Penambahan Petty Cash (Dr) 1500 20 April, kepala bagian keuangan
dana kas kecil Cash (Cr) 1500 memutuskan untuk menambah dana kas kecil
(saldo kas kecil menjadi 4500 pada menjadi Rp 6000
tgl 24 Maret)
Note: Pengisian petty cash dapat dilakukan melalui akun Cash in Bank (tergantung
soal)

b) Metode Fluctuation Fund


Pada metode ini setiap ada pengeluaran perusahaan akan langsung
dijurnal dengan mengkreditkan atau mengurangi jumlah kas kecil.
Dengan begitu, jumlah kas kecil yang tersedia selalu dapat diketahui.

4. REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
penyesuaian informasi catatan kas menurut perusahaan dan menurut bank.

Catatan
Bank Statement
Rekonsiliasi
Perusahaan
A. Komponen Rekonsiliasi Bank

Beberapa komponen yang perlu dilakukan penyesuaian pencatatannya


antara Bank Statement/ Rekening Koran dengan Catatan Perusahaan
adalah sebagai berikut :

 Deposit In Transit
Setoran Kas Perusahaan yang masih dalam perjalanan sehingga belum
tercatat oleh bank, namun perusahaan telah mencatat sebagai kas
masuk.
 Outstanding Checks
Cek yang telah diterbitkan oleh perusahaan untuk melakukan
pembayaran kepada pihak ketiga, namun pihak ketiga belum
mencairkan cek tersebut ke Bank, namun perusahaan telah mencatat
sebagai kas keluar.

 Errors
Kesalahan pencatatan oleh pihak perusahaan maupun oleh pihak Bank,
sehingga perlu disesuaikan pada keadaan sebenarnya.

 Bank Memoranda
Dokumen yang memberitahu kreditur informasi tentang kas masuk atau
keluar pada rekening bank milik kreditur.

• Notes Receivable/ Accounts Receivable yang dilunasi pihak ketiga


• Not Sufficent Funds (NSF) yaitu Cek Kosong
• Biaya Bank (Service Charge)

B. Jurnal Penyesuaian Rekonsiliasi Bank


Atas komponen-komponen pada rekonsiliasi bank pada poin a, perlu
dibuatkan jurnal penyesuain agar pencatatan kas disajikan dalam keadaan
telah disesuaikan pada laporan keuangan:

1. Piutang yang dilunasi pihak ketiga melalui rekening bank

Misal, PT A memiliki piutang kepada PT B sebesar 1000 , kemudian PT


B melunasi utangnya dengan membayar melalui rekening bank milik
PT A.
PT A akan mencatat jurnal :

2. Errors ( Kesalahan Pencatatan)

Misal, PT A salah mencatat (lebih catat) kas keluar untuk pembayaran


utang kepada pihak ketiga (Andrea Co.)

PT A mencatat jurnal penyesuaian :

3. Not Suffiicient Funds (NSF)

Misal PT A menerima peluanasan piutang dari J.R. Baron, untuk


melunasi utangnya J.R. Baron memberikan Cek kepada PT A.
Sehingga PT A telah mencatat sebagai Kas Masuk.
Namun setelah dicairkan ke Bank ternyata Dana pada Rekening J.R
Baron kosong.

PT A mencatat jurnal penyesuaian :

4. Bank Service Charge (Biaya Bank)

Bank menarik dana dari rekening PT A untuk biaya bank.


PT A mencatat jurnal penyesuaian :
5. PELAPORAN KAS
Pelaporan Kas adalah menyajikan akun-akun kas pada laporan
keuangan dalam keadaan telah sebenarnya atau telah melalui proses
penyesuaian.

Dalam Laporan Keuangan, Kas dapat dilaporkan dengan menggunakan


beberapa akun yang terpisahkan. Berikut contoh pelaporan kas pada
laporan keuangan:

 Cash On Hand = Kas yang ada pada pada perusahaan


 Cash In Bank = Kas perusahaan yang disimpan di Bank
 Petty Cash = Kas kecil perusahaan
 Sinking Fund Cash = Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu

A. Cash Equivalent

Ekuivalen kas merupakan investasi yang sangat likuid dengan


syarat dapat dengan segera dikonversi menjadi kas dan pada umumnya
jatuh tempo kurang dari 3 bulan.

Contoh : treasury bill, kertas komersial, dan dana pasar uang.

B. Restricted Cash
Kas yang dibatasi (Restricted Cash) adalah kas yang
dicadangkan untuk suatu tujuan tertentu misalnya kas kecil, penggajian,
dana deviden, perluasan pabrik, pelunasan hutang jangka panjang,
pencatatan biaya deposito, dan saldo kompensasi (bagian dari rekening
giro yang diendapkan oleh bank untuk berjaga-jaga akan adanya
overdraft).
ACCOUNTS RECEIVABLE (PIUTANG)

1. PENGERTIAN PIUTANG

Piutang adalah Jumlah yang harus dibayarkan individu atau


perusahaan lain yang diperkirakan dapat ditagihkan per kas. Piutang milik
kita adalah utang milik orang lain.

2. JENIS – JENIS PIUTANG

Berikut merupakan jenis-jenis piutang dalam perusahaan :

 Piutang Usaha (Accounts Receivable) adalah Jumlah utang


konsumen sebagai hasil dari penjualan barang dan jasa.

 Piutang Wesel (Notes Receivable) adalah Klaim atas instrumen


formal yang diterbitkan sebagai bukti utang.

 Piutang Lain-lain adalah piutang lainnya yang timbul bukan atas


kegiatan usaha maupun atas penerbitan surat utang contohnya
adalah bunga (Interest Receivable), pinjaman ke pegawai, uang
muka ke pegawai, dan pengembalian pajak penghasilan.
Account Receivable(Piutang Usaha)
Pengakuan Penghapusan
Piutang Usaha

Penilaian

Persentase
Penjualan
Direct Write-off Allowance
Method Method
Persentase
Piutang

A. Pengakuan Piutang Usaha


Piutang dagang bisa diakui atau dicatat pada saat :
1. Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya
transaksi penjualan kredit.
Jurnal:
Accounts Receivable – Amanah xxx
Sales Revenue xxx
2. Terjadinya retur dan potongan penjualan.
Jurnal:
Sales Returns and Allowances xxx
Accounts Receivable – Amanah xxx
3. Adanya pelunasan piutang dagang oleh pelanggan.
Jurnal:
Cash xxx
Sales Discounts xxx
Accounts Receivable – Amanah xxx

B. Penilaian Piutang Usaha


Piutang Dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar
nilai kas bersih (cash realizable value) yang bisa di peroleh dengan jumlah
piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih.
Jurnal Terkait
Dalam menghitung Piutang Tak Tertagih, terdapat 2 (dua) metode untuk
menghitungnya, yaitu:
1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)
Metode ini tidak disarankan dalam IFRS
Kelebihan:
 Perusahaan tidak harus melakukan taksiran kerugian piutang.
Kekurangan:
 Akun kerugian piutang memperlihatkan jumlah kerugian
perusahaan yang sebenarnya dan piutang dagang yang
dilaporkan dalam neraca dengan jumlah bruto.
 Tidak bisa menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan akan
ditagih dalam neraca.
Jurnal
Bad Debt Expense xxx
Accounts Receivable xxx

2. Metode Pencadangan (Allowance Method)


Metode ini disarankan dalam IFRS
Kelebihan:
 Perusahaan menyatakan piutang dalam neraca atas nilai kas
bersih (cash realizable value).
Kekurangan:
• Perusahaan harus melakukan taksiran kerugian piutang.
Terdapat tiga hal penting dalam metode pencadangan, yaitu
a. Mencatat Estimasi Tak Tertagih
Terdapat 2 (dua) estimasi dalam mencadangkan piutang dagang,
yaitu:
1) Estimasi Persentase Penjualan
Karakteristik
• Perusahaan menerapkan persentase ini terhadap total
penjualan kredit
• Menekankan pada penandingan beban dengan
pendapatan
• Mengabaikan saldo Allowance for Doubtful Account
Contoh Soal:
Saldo penjualan total perusahaan pada tahun 2018 adalah sebesar
€1.800.000. Sedangkan, penjualan kredit neto perusahaan tahun 2018 adalah
€1.000.000. Perusahaan menyimpulkan bahwa 5% dari penjualan kredit neto
tidak dapat tertagih.
Jawab:
Estimasi Piutang tak Tertagih €1.000.000x5%= €5.000
Jurnal Penyesuaian
Bad Debt Expense 5.000
Allowance for Doubtful Accounts 5.000

Bad Debt Expense Allowance for Doubtful Account


Dec 31 Adj 5.000 Jan 1 Bal 1.700
Dec 31 Adj 5.000
Dec 31 Bal 6.700

2) Estimasi Persentase Piutang


Karakteristik
• Penilaian yang akurat dari piutang pada Laporan Posisi Keuangan
• Mempertimbangkan saldo akun Allowance for Doubtful Account

Contoh Soal:
b. Mencatat Penghapusan Piutang
Jurnal
Allowance for Doubtful Accounts xxx
Accounts Receivable xxx

c. Mencatat Pemulihan Rekening Piutang tak Tertagih


Jurnal
Accounts Receivable xxx
Allowance for Doubtful Accounts xxx

Cash xxx
Accounts Receivable xxx

C. Penghapusan Piutang Usaha


Alasan, (1) Dapat menjadi sumber kas yang masuk akal, (2) Penagihan
dan pengumpulan uang sering memakan waktu dan biaya, maka
perusahaan dapat melakukan:
1. Menjaminkan Piutang (Assignment)
2. Menggadaikan Piutang (Pledging)
3. Menjual Piutang (Factoring)
Jurnal
Cash xxx
Service Charge Expense (1-3%) xxx
Accounts Receivable xxx

Tambahan:
Penjualan barang dengan kartu kredit (Credit Card Sales)
Jurnal
Cash xxx
Service Charge Expense (1-3%) xxx
Sales Revenue xxx
Notes Receivables/ Wesel Tagih

A. Jatuh Tempo dan Bunga


1. Jatuh Tempo
Ketika menghitung hari, hilangkan tanggal ketika Notes Receivables
diterbitkan kemudian masukkan tanggal Jatuh Temponya.
2. Bunga
1 tahun = 12 bulan = 360 hari
Jika tidak ada asumsi lain dalam soal maka pembagi hari adalah 360
hari.
Contoh: Pada tanggal 19 Desember 2019 PT. A memiliki Notes
Receivable ke PT B sebesar €100.000, dengan bunga 12% dalam
jangka waktu 90 hari. Hitung Jatuh Tempo dan bunga Notes
Receivable tsb!
Jawab
Termin Wesel 90 Hari
Desember 2019 (31-19) 12
Januari 2020 (31) 31
Februari 2020 (29) 29 (72)
Tanggal JT Maret 2020 18 Maret 2020
Bunga = €100.000 x 12% x 90/360 = €3.000
Catatan: Tahun 2020 adalah tahun kabisat, jumlah hari Februari
adalah 29 Hari.
B. Pengakuan Notes Receivables
1. Untuk mengganti piutang
PT. Wanxenon mempunyai piutang kepada PT Aneka sebesar
€1.000. Dikarenakan sudah jatuh tempo PT Aneka meminta
perpanjagan waktu selama 6 bulan dengan bunga 12%. PT.
Wanxenon menjurnal sebagai berikut:
Notes Receivables – PT. Aneka 1000
Accounts Receivable – PT Aneka 1000

2. Penjualan
PT. Wanxenon menjual barang dagangan senilai €8.200 kepada PT.
Amanah. PT Amanah mendapat jangka waktu pembayaran 5 bulan
dengan bunga 14%. PT. Wanxenon menjurnal:
Notes Receivables – PT. Amanah 8.200
Sales Revenue 8.200
C. Penilaian Notes Receivables
Penilaian notes receivables sama dengan penilaian accounts
receivables (Piutang Usaha).

D. Penghapusan Notes Receivables


1. Honor of Notes Receivable
Pelunasan Notes Receivables secara penuh pada saat jatuh tempo.
a. Dalam satu Periode
Contoh:
Wolder Co. mempunyai wesel terhadap Highly Co. senilai
€10.000 yang terbit tanggal 1 Juni 2019 dengan jangka waktu 5
bulan dengan bunga 9%. Jurnal 1 November 2019:
Cash 10.375
Notes Receivable – Highly Co. 10.000
Interest Revenue 375
(€10.000x9%x5/12)
b. Melewati Masa Periode
Wolder Co. mempunyai wesel terhadap Highly Co. senilai
€10.000 yang terbit tanggal 1 September 2019 dengan jangka
waktu 5 bulan dengan bunga 9%. (Akhir Periode Desember
2019).
Jurnal Penyesuaian Desember 2019 (Mengakui Bunga)
Interest Receivable 300
Interest Revenue 300
(€10.000x9%x4/12)
Jurnal 1 Februari 2020
Cash 10.375
Notes Receivable – Highly Co. 10.000
Interest Receivable 300
Interest Revenue 75
(€10.000x9%x1/12)
2. Dishonor of Notes Receivable
Jika pada saat jatuh tempo menyatakan tidak dapat melunasi Notes
Receivables.
Accounts Receivable – Highly Co. 10.375
Notes Receivable – Highly Co. 10.000
Interest Revenue 375
(€10.000x9%x5/12)
Plant Assets
1. Plant asset atau aset tetap adalah sumber daya yang masa manfaatnya
lebih dari setahun dan memiliki tiga karakteristik yaitu berbentuk secara fisik
atau berwujud, digunakan dalam kegiatan bisnis perusahaan, dan tidak
ditujukan untuk dijual ke konsumen. Aset tetap juga disebut dengan
Property, Plant, and Equipment, Plant and Equipment, dan Fixed Asset.
Contoh dari aset tetap yaitu Land (tanah), Building (bangunan), Equipment
(peralatan), Vehicle (kendaraan), Machinery (Mesin), dan sebagainya.

Harga perolehan aset tetap merupakan semua biaya yang dibutuhkan untuk
memperoleh aset dan membuatnya siap untuk digunakan dalam kegiatan
bisnis. Contoh biaya-biaya yang termasuk dalam harga perolehan aset tetap
yaitu:

Aset Tetap Biaya-Biaya


Land Harga beli, biaya peralihan hak tanah (sertifikat),
pajak yang ditanggung pembeli, komisi broker real
estate, biaya penutupan seperti upah pengacara,
biaya meratakan tanah, pengisian (filling),
pengeringan (draining), pembersihan (clearing),
perobohan bangunan, pemadatan tanah, asumsi
hak gadai, hipotek, atau sitaan atas property, pajak
tanah terutang.
Land Pagar/dinding, biaya pembuatan tanam, tempat
Improvement parkir, pembuatan jalan setapak, landscaping, dll.

Catatan : Land Improvement memiliki masa


manfaat yang terbatas sehingga perlu
memperhitungkan penyusutannya sebagai beban.
Building Ketika bangunan dibeli, maka harga perolehan
meliputi: harga beli, biaya peralihan hak, komisi
broker, pajak terutang.
Ketika bangunan didirikan (dibangun), harga
perolehan mencakup seluruh harga kontrak
ditambah biaya arsitek, perijinan bangunan, dan
biaya penggalian/kontraktor.
Equipment Harga pembelian, pajak penjualan, biaya
pengiriman dan penanganan, asuransi peralatan
selama transit, biaya perakitan dan instalasi, dan
biaya pelaksanaan uji coba.
Vehicle Harga pembelian, biaya asuransi dalam hal
pembelian, biaya pengiriman, bea balik nama,
pajak terutang.

2. Depresiasi atau penyusutan (Depreciation) adalah proses pengalokasian


harga perolehan aset berwujud menjadi beban dengan cara yang rasional
dan sistematis pada periode masa manfaat yang telah diperkirakan sampai
dengan penggunaan aset. Penting diketahui bahwa depresiasi adalah
proses pengalokasian biaya, bukan penilaian aset. Semua aset tetap dapat
dilakukan penyusutan, kecuali Land (tanah). Faktor-faktor yang terkait
dalam penyusutan yaitu (1) Biaya; (2) Masa manfaat; (3) Nilai residu atau
sisa.

Jurnal Penyusutan
Depreciation Expense of … xxx
Accumulated Depreciation of … xxx

3. Metode Penyusutan

a. Straight-Line Method atau Metode Garis Lurus

Suatu metMetode penyusutan aktiva tetap dimana beban


penyusutan aset tetap setiap tahunnya adalah sama hingga akhir
umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
o Depreciable cost = Cost – Residual Value
o Anual Depreciation Expense = Depreciable Cost : Useful life
o Annual Rate of Depreciation = 100% : Useful life
o Book Value = Cost – Accumulated Depreciation
Selain cara di atas, kita juga bisa menentukan persentase penyusutan
per tahunnya dengan rumus 100% : masa manfaat, jadi (100%: 5 tahun
= 20%)

b. Units-of-Activity atau Metode Unit Aktivitas


Besarnya penyusutan aset tetap setiap periode ditentukan
berdasarkan total produksi yang dihasilkan ataupun jam kerja aset
tetap pada periode yang bersangkutan.

o Depreciable cost per unit = Depreciable Cost : Total unit of


activity
o Anual Depreciation Expense = Depreciable cost/unit x Unit of
activity during the year
c. Declining-Balance Method atau Metode Saldo Menurun
Besarnya penyusutan aset tetap yang ditentukan berdasarkan
persentase tertentu dihitung dari nilai buku (harga perolehan –
akumulasi penyusutan) pada tahun yang bersangkutan. Nilai residu
pada metode ini tidak diperhitungkan. Besarnya persentase
penyusutan setiap periode merupakan dua kali dari persentase pada
metode garis lurus.
o Anual Depreciation Expense = Book value at Beginning of year
x Declining balance rate

Apabila perusahaan Barb’s Florists menggunakan metode saldo


menurun, maka persentase yang digunakan adalah dua kali persentase
dengan metode garis lurus (2 x 20%).
d. Sum of Years Digit
Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar
pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan
aktiva tetap semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan
usia aktiva tetap itu sendiri.

Jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan
(angka) pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10.
Angka pembilang tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah
4,3,2, dan 1.

Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10,
tahun ketiga 2/10 serta terakhir tahun keempat 1/10.

Contoh: Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin


untuk meningkatkan produksinya. Harga perolehan mesin sebesar Rp
135.000.000 dengan taksiran nilai sisa sebesar Rp 15.000.000. Mesin
tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun.

Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan = Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00


= Rp 120.000.000,00

Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan


1. 4/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 48.000.000,00
2 3/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 36.000.000,00
3 2/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 24.000.000,00
4 1/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 12.000.000,00

4. Revaluasi Aset Tetap

Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang
diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau
karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan
yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap
dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai wajar.
Pada tanggal 1 Januari 2015 PT ABC membeli peralatan seharga $20,000
dengan perkiraan usia manfaat 5 tahun tanpa nilai residu. Jurnal untuk
mencatat penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2015, sebagai berikut:
Depreciation Expense 4,000*
Acc. Depreciation –equipment 4,000
(*20,000 : 5 = 4,000)
Setelah penyesuaian tersebut, peralatan PT ABC mempunyai nilai buku
sebesar $16,000 ($20,000 - $4,000).

• Gain Situation
Pada akhir tahun 2016, appraisal melakukan penilaian kembali aset
PT ABC, dimana nilai peralatan tersebut menjadi $18,000. Untuk
melaporkan peralatan sebesar nilai wajarnya sebesar $18,000 PT
ABC mengeliminasi/menghilangkan akumulasi penyusutan sebesar
$ 4,000 (mengurangi nilai peralatan menjadi nilai wajarnya sebesar
$2,000 ($20,000-$18,000); dan mencatat Revaluation Surplus
sebesar $ 2,000 ($4,000-$2,000).
Acc. Depreciation –equipment 4,000
Equipment 2,000
Revaluation Surplus 2,000

• Loss Situation
Pada akhir tahun 2016, appraisal melakukan penilaian kembali aset
PT ABC, dimana nilai peralatan tersebut menjadi $14,000. Untuk
melaporkan peralatan sebesar nilai wajarnya sebesar $14,000 PT
ABC mengeliminasi/menghilangkan akumulasi penyusutan sebesar
$ 4,000 (mengurangi nilai peralatan menjadi nilai wajarnya sebesar
$6,000 ($20,000-$14,000); dan mencatat Impairment Loss sebesar $
2,000 ($6,000-$4,000).
Acc. Depreciation –equipment 4,000
Imparment Loss 2,000
Equipment 6,000
5. Pengeluaran selama masa manfaat

• Ordinary Repair (Revenue Expenditures), pengeluaran (rutin) untuk


menjaga efisiensi operasi dan kehidupan unit yang produktif.
Maintenance Expense xxx
Cash xxx
• Additions and Improvement (Capital Expenditures), biaya yang
dikeluarkan untuk menambah kapasitas produksi, meningkatkan
efisiensi operasi, dan masa manfaat asset tetap.

Kapasitas/Efisiensi
Vehicle xxx
Cash xxx
Masa manfaat
Acc. Depreciation –Vehicle xxx
Cash xxx

NATURAL RESOURCES
 Sumber daya alam terdiri dari pepohonan yang tumbuh dan sumber daya
yang diambil dari tanah/bumi seperti minyak, gas, dan mineral.
 Harga perolehan dari extractable natural resources meliputi seluruh
pengeluaran yang diperlukan hingga natural resources tersebut siap
digunakan.
 Deplesiasi adalah alokasi harga perolehan kedalam masa manfaat.
 Perusahaan biasanya menggunakan metode unit of activity untuk menghitung
deplesi. Dalam tahun sebelum mereka menghasilkan, nilai aset biolojik yang
dicatat disesuaikan ke nilai wajar pada setiap periode.
 Cara menghitung nilai Deplesiasi per Unit :

 Contoh soal :
PT Lane Coal Company menginvestasi sebesar $5 juta pada sebuah tambang
yang diestimasi memiliki 10 juta batubara dan tidak memiliki nilai sisa. Pada
tahun pertama, Lane menambang dan menjual 800,000 ton batubara. Lane
menghitung beban deplesi sbb:

$5,000,000 ÷ 10,000,000 = $.50 biaya deplesi per ton


$.50 x 800,000 = $400,000 beban deplesi tahun pertama
Jurnal :

Inventory (coal) 1,250,000


Accumulated Depletion 1,250,000
INTANGIBLE ASSET

 Aset tidak berwujud adalah hak, hak istimewa, dan keuntungan kompetitif
yang tidak memiliki substansi fisik.
 Aset tidak berwujud dikategorikan memiliki umur terbatas dan umur tidak
terbatas
 Intangible assets bisa muncul dari sumber berikut:
a) Government grants seperti patent, copyrights, licenses, trademark, dan
trade name

b) Akuisisi perusahaan lainnya dimana harga pembelian termasuk


pembayaran untuk goodwill

c) Private monopolistic arrangement yang muncul akibat kontrak perjanjian


seperti franchise dan lease

 Jenis-jenis umum aset tidak berwujud (Intangibel Asset)


1. Paten

• Hak eksklusif untuk memproduksi, menjual, atau mengontrol sebuah


penemuan untuk sejumlah tahun tertentu.
• Masa legalitas di banyak negara adalah 20 tahun.
• Fee hukum yang dikeluarkan untuk keberhasilan mempertahankan
paten dikapitalisasi ke akun Paten.
• Paten tidak dapat diperbarui, tetapi dapat diperpanjang dengan
menambahkan patent baru atau improvement serta perubahan lainnya
pada design dasar.
2. Copyrights (hak cipta)

• Pemerintah memberikan pemilik hak ekslusif untuk memproduksi


kembali dan menjual karya seni atau publikasi. Contoh : drama, karya
sastra, karya musik, gambar, foto, dan video dan materi audiovisual.
• Menganugerahkan selama hidup pencipta ditambah sejumlah khusus
tahun, dimana dapat bervariasi antarnegara tetapi umumnya 70 tahun.
• Mengamortisasi beban selama masa manfaat.
• Mengkapitalisasi biaya perolehan dan mempertahankannya.
3. Franchise atau Licenses

• Kontrak perjanjian antara franchisor dan franchisee. Contoh : BP (GBR),


Taco Bell (USA), or Rent-A-Wreck (USA) adalah francise
• Franchise dengan umur tak terbatas (indefinite life) tidak mengalami
amortisasi.
• Franchise dengan umur terbatas (Limited life) mengalami amortisasi
4. Trademarks and Tradename (merk dagang)

• Kata, frase, jingle, atau simbol yang mengidentifikasi sebuah


perusahaan atau produk tertentu. Contoh : Wheaties, Game Boy,
Frappucino, tisu, Windows, Coca- Cola, dan Jetta.
• Registrasi menyediakan sejumlah tertentu tahun perlindungan, yang
dapat berbeda di setiap negara, tetapi umumnya 20 tahun.
• Mengkapitalisasi biaya akuisisi.
• Diperpanjang tanpa batas waktu, tidak diamortisasi.
5. Goodwill

• Termasuk manajemen yang luar biasa, lokasi yang diinginkan,


hubungan pelanggan yang baik, karyawan yang terampil, produk
berkualitas tinggi, dll.
• Hanya dicatat pada saat seluruh bisnis dibeli.
• Goodwill yang dibuat secara internal tidak harus dikapitalisasi.
AMORTISASI

• Biaya perolehan intangible asset dengan limited life dialokasikan ke


dalam masa manfaatnya, disebut amortisasi.
• Amortisasi memiliki proses yang sama dengan penyusutan (depresiasi).
• Intangible asset dengan indefinite life tidak dilakukan amortisasi.
• Intangible Asset biasanya diamortisasi berdasarkan garis lurus.
• Jurnal:
Amortization Expense xxx

Intangible asset xxx

• Contoh soal:
Asumsi National Labs membeli paten dengan harga perolehan sebesar
$ 60,000. National mengestimasi masa manfaat paten delapan tahun.
60.000: 8= 7.500
Jurnal:

Amortization Expense 7500

Intangible asset 7500


Statement Presentation

Statement Analysis

Anda mungkin juga menyukai