PERSEDIAAN
NIM : 2121083
Kelas : SA501
I. Pengertian umum
Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi
yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun
perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi,
hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli
bahan-bahan bangunan.
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual
dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
membuat barang yang akan dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa
tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang
sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual). Dalam
laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan
Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan.
Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan
Rugi/Laba maupun neraca. Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir)
mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+ PEMBELIAN BERSIH – PERSEDIAAN AKHIR
b. Metode perpetual
Dalam metode perpetual ini terdapat kelemahan pada saat menentukan
nilai dan jumlah barang, karena dengan metode pencatatan yang kontinyu
ini berarti saldo persediaan setiap saat dapat diketahui, namun perlu
diperhatikan bahwa dengan hanya menghitung jumlah barang bedasarkan
catatan akan mengakibatkan nilai persediaan overstatement, karena adanya
persediaan yang rusak dsb. Oleh karena itu yang lebih tepat dalam
menentukan jumlah inventory adalah kalau menggunakan metode
gabungan antara metode perpetual dengan stock opname.
c. Metode agregatif
Dalam metode ini kesulitannya sama dengan kesulitan yang dialami
metode perpetual, kalau dalam hal pembahasannya adalah masalah
penentuan harga persediaan. Dalam metode ini juga lebih tepat kalau
penentuan jumlah dan nilai persediaan dikombinasi dengan stock opname.
b) Biaya periode
beban penjualan (selling expenses) dan, dalam kondisi yang biasa, beban umum serta
adminstrasi tidak dianggap berhubungan langsung dengan akuisisi atau produk si
brang dan, karenanya, tidak dianggap sebagai bagian dari persediaan. Biaya semacam
itu disebut dengan biaya periode secara konseptual, beban ini merupakan biaya dari
produk eperti halnya harga beli awal dan ongkos pengangkutan. Biaya bunga yang
berhubungan dengan penyiapanpersediaan agar siap dijual biasanya di bebankan pada
saat dikeluarkan. Arguman penting untuk pendekatan ini adalah bahwa biaya bunga
merupakan biaya pembiayaan.
c) Biaya manufaktur
Seperti telah dibahas sebelumnya, sebuah bisnis yang membuat barang mengunakan
persediaan- bahan baku,barang dalam proses, barang jadi. Brang dalam proses dan
brang jadi meliputi bahan, tenaga kerja langsung, da biaya overhead manufaktur.
Biaya overhead manufaktur meliputi bahan tidak langsung,tenaga kerja tidak
langsung da pos-pos seperti penyusutan , pajak,asuransi, pemanas, dan listrik yang
dibutuhkan dalam proses manufaktur
Analisis juga perlu mengerti dampak tingkat produksi pda profitabilitas. Overhead
dialokasi pada semua unit yang diproduksi, dan biaya ini dimasukan pada biaya
persediaan, bukan menjadi beban periode berjalan, dan tetap berada pada neraca
hingga prsediaan dijual,pada saat tersebut persediaan menjadi harga pokok penjualan
pada laporan laba rugi.