Anda di halaman 1dari 5

BAB 6 PERSEDIAAN

PENGANTAR AKUTANSI
Dosen pengampu:Ulfa Rahmawati, S.E., M.Sc.

DISUSUN OLEH :
FADHILA ZAHRA SAHAJANTI
NIM (223209091)
POLITEKNIK NEGERI MADIUN

Mengklasifikasikan Persediaan
Persediaan terdiri dari banyak jenis produk yang berbeda.Contoh : pada sebuah toko
kelontong,produk kalengan,produk – produk susu,daging dan memproduksi hanya sebagian
kecil persediaan di tangan.Jenis-jenis produk ini memiliki dua karakteristik umum : 1).Produk
tersebut dimiliki oleh perusahaan,dan 2).Produk tersebut dalam bentuk yang siap untuk dijual
ke pelanggan.
Perusahaan manufaktur biasanya mengklasifikasikan persediaan menjadi tiga
kategori:Barang jadi,barang dalam proses,dan bahan baku.Persediaan barang jadi
(finished goods inventory) merupakan barang produksi yang selesai di proses dan siap
untuk dijual.Barang dalam proses (work in process) merupakan bagian persediaan barang
produksi yang telah masuk proses produksi tetapi belum selesai.Bahan baku (raw materials)
merupakan barang-barang dasar yang akan digunakan dalam produksi tetapi belum
dimasukkan ke dalam proses produksi.
Dengan mengamati tingkatan dan perubahan tingkatan dari ketiga jenis persediaan
ini,pengguna laporan keuangan dapat memperoleh wawasan mengenai rencana produksi
manajemen.Contoh : tingkat persediaan bahan baku yang rendah dan tingkat persediaan
barang jadi yang tinggi menyatakan bahwa manajemen meyakini mereka memiliki
persediaan yang cukup,dan produksi akan melambat mungkin sebagai antisipasi resesi.
Banyak perusahaan secara signifikan menurunkan tingkat dan biaya persediaannya dengan
menggunakan metode persediaan just-in-time (JIT) inventory methods.Berdasarkan
metode just-in-time,perusahaan memproduksi atau membeli barang sesaat pada waktu akan
digunakan.

Menentukan Jumlah Persediaan


1.Untuk memeriksa keakuratan catatn persediaan perpetualnya.
2.Untuk menentukan jumlah persedian yang hilang akibat bahan baku yang
terbuang,pengutilan,atau pencurian yang dilakukan karyawan.

Perhitungan Fisik Persediaan


Perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan pada akhir periode
akutansi.Perhitungan fisik persediaan mencakup menghitunh,menimbang,atau mengukur
setiap jenis persediaan yang ada.Menginventarisasi merupakan tugas yang
berat.Perhitungan fisik persediaan biasanya lebih akurat ketika barang tidak dijual atau
diterima hingga selesai dihitung.Akibatnya,perusahaan sering kali “menginventarisasi” ketika
bisnisnya tutup atau ketika bisnisnya melambat.

Menentukan Kepemilikan Barang


Salah satu tantangan dalam menghitung jumlah persediaan adalah menentukan apa saja
persediaan yang dimiliki perusahaan.

Barang Dalam Perjalanan


Menentukan kepemilikan adalah barang dalam perjalanan (goods in transit dalam perjalanan
di sebuah truk,kereta,kapal,atau pesawat) pada akhir periode.Perusahaan bisa saja telah
membeli barang yang belum diterima,atau perusahaan bisa saja telah menjual barang yang
belum dikirimkan.Untuk mendapatkan perhitungan yang akurat,perusahaan harus
menentukan kepemilikan atas barang-barang ini.
1. Apabila syarat penjualan adalah FOB (FREE ON BOARD)Shipping point,kepemilikan
barang berpindah ke pembeli ketika kurir menerima barang dari penjual.
2. Apabila syarat penjualan FOB Destination,Kepemilikan barang tetap berada pada
penjual hinga barang tersebut sampai ke pembeli.

Barang Konsinyasi
Umum untuk memegang barang dari pihak lainnya dan mencoba untuk menjual barang dari
pihak lainnya dan mencoba untuk menjual barang tersebut demi sebuah fee,tetapi tanpa
mengambil kepemilikan atas barang itu.Ini disebut dengan barang konsiyasi (consigned
goods).
Penentuan Biaya Persediaan
Perusahaan dihitung sebesar biayanya.Biaya meliputi seluruh pengeluaran yang diperlukan
untuk memperoleh barang dan menempatkannya dalam kondisi yang siap
dijual.Contoh,biaya pengiriman yang terjadi untuk memperoleh persediaan ditambahkan ke
biaya persediaan,tetapi biaya pengiriman barang ke pelanggan merupakan beban
penjualan.
Setelah perusahaan menentukan jumlah unit persediaan,perusahaan mengalihkan
biaya per unit dengan jumlahnya untuk menghitung total biaya persediaan dan beban pokok
penjualan.Prosesini bisa rumit apabila perusahaan membeli komponen-komponen
persediaan di waktu yang berbeda dan pada tingkat harga yang berbeda pula.
Identifikasi khusus
Mengharuskan perusahaan memiliki catatan biaya awal dari setiap jenis
perusahaan.Identifikasi khusus secara historis hanya masuk akal jika perusahaan menjual
jenis persediaan yang biaya per unitnya tinggi dan jenisnya terbatas yang dapat di
identifikasi secara jelas dari sejak pembelian hingga waktu penjualan.Contoh produk seperti
itu adalah mobil,piano,atau barang antik yang mahal.Justru,bukannya menjaga rekam biaya
setiap jenis persediaan tertentu yang terjual,kebanyakan perusahaan membuat asumsi-
asumsi,yang disebut asumsi arus biaya,terkait unit-unit mana yang terjual.

Asumsi Arus Biaya


Metode identifikasi khusu terkait upaya mengansumsikan arus biaya yang mungkin tidak
terkait dengan arus fisik barang.Terdapat dua metode arus biaya yang diasumsikan :
1. Masuk pertama,keluar pertama ( first in,first out FIFO)
2. Biaya rata-rata (average cost)
Tidak terdapat persyaratan akutansi bahwa asumsi arus biaya akan konsisten dengan
pergerakan fisik barang.Manajemen perusahaan memilih metode arus biaya yang
tepat.Pertama,banyak perusahaan kecil menggunakan sistem periodik dari pada
perpetual.Kedua,sangat sedikit perusahaan yang menggunakan FIFO atau biaya rata-rata
perpetual untuk menentukan biaya persediaannya dan beban pokok penjualan
terkait.Mereka menghitung kembali beban pokok penjualan menggunakan FIFO atau biaya
rata-rata periodik dan menyesuaiakan beban pokok penjualan ke nilai yang dihitung
kembali ini.
(PERSEDIAN AWAL+ PEMBELIAN) - PERSEDIAAN AKHIR = BEBAN POKOK
PENJUALAN)
FIRST IN,FIRST OUT(FIFO)
Mengansumsikan bahwa barang yang paling awal dibeli adalah yang pertama yang akan
dijual.FIFO sering kali pararel dengan arus fisik barang sebenarnya.Berdasarkan metode
FIFO,biaya dari barang yang paling awal dibeli adalah yang pertama akan diakui saat
menentukan beban pokok penjualan.(Ini tidak selalu berarti bahwa unit terlama adalah yang
terjual pertama,tetapi bahwa biaya dari unit-unit terlama diakui terlebih dahulu.

Perusahaan mendapatkan biaya persediaan akhir dengan mengambil biaya per unit dari
pembelian terbaru dan bekerja ke belakang hingga seluruh unit persediaan telah dihitung
biayanya.
Biaya Rata-Rata
Metode biaya rata-rata (average cost method) beban pokok penjualan barang yang tersedia
untuk dijual berdasarkan biaya rata-rata tertimbang per unit (weight average unit cost) yang
terjadi.
Laporan Keuangan dan Pengaruh Pajak dari Metode Arus Biaya
Perusahaan menggunakan metode arus biaya persediaan yang berbeda yaitu tiga faktor :
1).Pengaruh laporan laba rugi, 2).Pengaruh laporan posisi keuangan atau 3).Pengaruh pajak
Pengaruh Laporan Laba Rugi
Dalam periode perubahan harga,asumsi arus biaya dapat memiliki dampak signifikan pada
laba dan pada evaluasi yang didasarkan pada laba.Contoh :harga-harga mengalami
kenaikan(inflasi).Pada periode inflasi,FIFO menghasilkan laba neto yang lebih tinggi karena
biaya per unit yang lebih rendah dari unit-unit awal yang dibeli yang disesuaikan terhadap
pendapatannya.Bagi manajemen,laba neto yang lebih tinggi merupakan sebuah
keuntungan.Menyebabkan pengguna eksternal memandang perusahaan menguntungkan.
Pengaruh Laporan Posisi Keuangan
Satu keuntungan utama FIFO adalah bahwa pada periode inflasi,biaya yang dialokasikan ke
persediaan akhir akan mendekati biaya terbarunya.Kelemahan metode biaya rata-rata
adalah bahwa pada periode inflasi,biaya yang di alokasikan ke persediaan akhir bisa jadi
terlalu rendah terkait biaya terbarunya.Penyajian yang terlalu rendah ini akan menjadi lebih
besar selama periode inflasi yang berkepanjagan.
Pengaruh Pajak
Bahwa biaya rata-rata mengahsilkan pajak penghasilan yang lebih rendah (akibat laba neto
yang lebih rendah) selama waktu kenaikan harga-harga.
Menggunakan Metode Arus Biaya Persediaan Secara Konsisten
Perusahaan harus menggunakan metode tersebut secara konsisten dari satu periode
akutansi ke periode akutansi lainnya.Pendekatan sering kali disebut sebagai konsep
Konsistensi (consistency).Meningkatkan daya banding laporan keuangan selama periode
waktu yang berurutan.
Biaya Perolehan dan Nilai Realisasi Neto
Nilai persediaan bagi perusahaan yang menjual barang-barang berteknologi tinggi atau
produk produk fashion dapat cepat mengalami penurunan akibat perubahan teknologi dan
fashion.Memerlukan adanya awal dari akutansi berbasis biaya.Nilai persediaan lebih rendah
daripada biayanya,perusahaan harus menurunkan nilai persediannya ke nilai realisasi
netonya.Dilakukan dengan menilai persediaan pada mana yang lebih rendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi neto ( lower of cost or net realizable value LCNRV).Pada
periode dimana penurunan harga terjadi.LCNRV adalah sebuah contoh konsep akutansi ke
hati hatian (prudence),kemungkinan paling sedikit lebih mensajikan aset dan laba neto.Nilai
realisasi neto (net realizable value) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan di
realisasi(diterima) perusahaan dari penjualan persediaan.

Anda mungkin juga menyukai