BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari, sering kali kita melihat dan
mendengar berita tentang korupsi, ,baik yang di peroleh melalui media cetak
maupun media eletronik. Hampir setiap hari kita di suguhi kabar berita tentang
korupsi,.hingga masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kata
korupsi.
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptus atau corruption
yang berarti menyalah gunakan atau menyimpang . Didalam kamus besar
bahasa Indonesia korupsi adalah tindakan yang menyebabkan negara
menjadi bangkrut dengan pengaruh luar biasanya seperti hancurnya
perekonomian,,pelayanan kesehatan tidak memadai , rusaknya sistem
pendidikan , dan lain sebagainya.
Korupsi di negeri Indonesia ini, sudah merambah di berbagai lembaga,
departement,instansi serta wilayah lainnya dan tidak hanya terjadi di tingkat
pusat saja tetapi sampai tingkat pedesaan ,baik dalam
bernilai ribuan rupiah sampai dalam skala besar yang bernilai triliunan
rupiah,baik dilakukan secara perorangan maupun berkelompok.
Ada yang mengibaratkan kalau dulu korupsi dilakukan di bawah meja
apa yang terjadi sekarang korupsi tidak hanya di lakukan di bawah meja tetapi
bahkan mejanyapun ikut di korupsi .
Tingkat korupsi yang sudah sampai sedemikian itu,jelas memerlukan
penanganan yang serius dari semua komponen bangsa ,tidak hanya di
tangani oleh satu kelompok / komponen saja.Jika korupsi yang sedemikian itu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak Ekonomi karena Korupsi
Korupsi tampaknya telah menjadi budaya yang mendarah daging di negeri
kita tercinta ini, Indonesia. Sebagai negara yang menggunakan adat dan budaya
ketimuran yang sangat menjunjung tinggi nilai - nilai moralitas dan kejujuran, sangat
miris rasanya bila mengetahui bahwa negara ini menempati posisi 2 sebagai negara
terkorup di Asia pasifik menurut survei dari The World Justice Project. Sebelum kita
membahas apa dampak korupsi, sebaiknya kita bahas dulu apa itu korupsi. Menurut
KBBI, korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk
keuntungan pribadi atau orang lain. Sementara dari arti kebahasaan, korupsi berasal
dari bahasa latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Menurut penulis sendiri, korupsi
berarti seseorang yang menyalahkan wewenangnya untuk kepentingan diri sendiri
tetapi merugikan institusinya dan orang banyak.
Mengapa
korupsi
dapat
tumbuh
subur
di
Indonesia?
Ada
banyak
penyebabnya. Salah satunya ialah kesejahteraan masyarakat yang kurang, hal ini
disebabkan oleh gaji dan pendapatan yang rendah dan mental orang Indonesia yang
ingin cepat kaya tanpa mau berusaha dan bekerja keras. Budaya di Indonesia
sendiri yang masih money oriented menyebabkan banyak orang berlomba-lomba
untuk mendapatkan uang tanpa memikirkan halal haramnya. Ditambah lagi sistem
birokrasi Indonesia yang merupakan warisan budaya kolonial Belanda yang rumit
membuka celah-celah bagi orang-orang yang ingin melaksanakan praktik korupsi.
Apalagi kini nilai - nilai agama yang semakin luntur membuat banyak orang mudah
tergiur dengan praktik korupsi.
Dari segi ekonomi sendiri, korupsi akan berdampak banyak perekonomian
negara kita. Yang paling utama pembangunan terhadap sektor - sektor publik
menjadi tersendat. Dana APBN maupun APBD dari pemerintah yang hampir semua
dialokasikan untuk kepentingan rakyat seperti fasilitas-fasilitas publik hampir tidak
terlihat realisasinya, kalaupun ada realisasinya tentunya tidak sebanding dengan
biaya anggaran yang diajukan. Walaupun belum banyak buktinya, jelas ini
merupakan indikasi terhadap korupsi. Tidak jelasnya pembangunan fasilitas fasilitas publik ini nantinya akan memberi efek domino yang berdampak sistemik
bagi publik, yang dalam ini adalah masyarakat. Contoh kecilnya saja, jalan - jalan
yang rusak dan tidak pernah diperbaiki akan mengakibatkan susahnya masyarakat
dalam melaksanakan mobilitas mereka termasuk juga dalam melakukan kegiatan
ekonomi mereka. Jadi akibat dari korupsi ini tidak hanya mengganggu perekonomian
dalam skala makro saja, tetapi juga mengganggu secara mikro dengan
terhambatnya suplai barang dan jasa sebagai salah satu contohnya.
Karena terhambatnya segala macam pembangunan dalam sektor-sektor
publik, Kebijakan- kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan optimal lagi.
Segala macam kebijakan-kebijakan yang pro rakyat dibuat pemerintah akan menjadi
sia - sia hanya karena masalah korupsi. Hal ini akan menambah tingkat kemiskinan,
pengangguran dan juga kesenjangan sosial karena dana pemerintah yang harusnya
untuk rakyat justru masuk ke kantong para pejabat dan orang - orang yang tidak
bertanggung jawab lainnya. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak optimal ini
akan menurunkan kualitas pelayanan pemerintah di berbagai bidang. Menurunnya
kualitas pelayanan pemerintah akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah. Kepercayaan masyarakat yang semakin berkurang dapat membuat
masyarakat menjadi marah. Kita bisa lihat contoh di Tunisia, Mesir dan Libya di
mana kemarahan masyarakat dapat menggulingkan pemerintah, mereka melakukan
hal - hal tersebut utamanya karena masalah ekonomi. Pada tahun 1998 pun
kerusuhan yang ada di dipicu oleh masalah ekonomi, yakni krisis moneter yang jika
dikaji penyebabnya ialah karena masalah korupsi. Bukan hal tersebut akan terulang
jika korupsi masih merajalela dan pemerintah tidak menanggapi masalah ini dengan
serius.
Dari segi investor sendiri, dengan adanya korupsi di dalam tubuh pemerintah
membuat produsen harus mengeluarkan cost tambahan untuk menyelesaikan
masalah birokrasi. Bertambahnya cost ini tentunya akan merugikan mereka.
Sementara bagi para investor asing, mereka akan tidak tertarik untuk berinvestasi di
Indonesia karena masalah birokrasi yang menjadi ladang korupsi ini dan beralih
untuk berinvestasi di negara lain. Hal ini akan merugikan negara karena dengan
adanya investasi asing negara kita akan mendapatkan penghasilan yang besar
melalui pajak, begitu juga dengan masyarakat, mereka akan mendapatkan lapangan
kerja dan penghasilan. Akan tetapi gara - gara korupsi, semuanya menghilang begitu
saja. Masalah tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya tingkat kesejahteraan
pun menjadi tak teratasi. Dari UKM sendiri yang merupakan tonggak perekonomian
Indonesia, adanya korupsi membuat mereka menjadi tidak berkembang. Pemerintah
menjadi tidak peduli terhadap mereka lagi karena dalam sektor UKM sendiri tidak
banyak "menguntungkan" bagi pemerintah. Padahal, lagi - lagi UKM sendiri
merupakan usaha yang sifatnya massal dan banyak menyedot lapangan kerja. Tidak
berkembangnya UKM ini juga akan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran
dan rendahnya tingkat kesejahteraan. Apalagi dengan adanya China ASEAN Free
Trade Agreement tentunya akan semakin menyulitkan bagi sektor UKM untuk
berkembang.
Kalau dari pemerintah yang merupakan tempatnya koruptor, mereka pasti
akan memindahkan uang-uang hasil korupsi yang mereka dapatkan ke rekening di
bank - bank negara asing. Padahal uang tersebut seharusnya merupakan uang
negara yang akan diinvestasikan di negara ini dan mereka malah membawa uang
tersebut ke luar negeri. Hal ini akan membuat pembangunan ekonomi menjadi
tersendat tentunya. Dengan korupsi juga, pemerintah tidak akan lagi pro kepada
masyarakat. Mereka akan pro kepada para pengusaha kotor yang memberi suap.
Kebijakan - kebijakan yang mereka lakukan akan menguntungkan para pengusaha
licik ini. Bahkan mungkin saja mereka akan tega menjual sektor-sektor vital negara,
juga membuat kebijakan - kebijakan yang tidak pro rakyat hanya untuk kepentingan
pribadi.
uang negara sebesar Rp 103 T. Tidak ada yang bisa pemerintah lakukan terhadap
hal tersebut. Kita bisa melihat bahwa tidak ada Undang - Undang yang
memberatkan para koruptor. Penegakan hukum terhadap para koruptor juga sengat
lemah. Sampai saat ini tidak ada satu pun koruptor yang menerima hukuman berat.
Sebagian besar koruptor hanya mendapatkan hukuman penjara yang tidak
sebanding dengan apa yang telah mereka curi. Di dalam penjara pun mereka juga
mendapatkan fasilitas yang berbeda dengan tahanan lain, fasilitas yang lebih
mewah. Pemerintah juga terlihat tidak serius mendukung KPK, bahkan beberapa
waktu yang lalu ketua DPR kita memberi usul untuk membubarkan KPK. Padahal
KPK merupakan salah satu komisi yang efektif untuk memberantas korupsi. Seperti
kita tahu, usulan pembentukan KPK di daerah serta pembangungan penjara khusus
koruptor ditolak oleh pemerintah, seharusnya hal itu tak perlu terjadi. Sudah
seharusnya pemerintah berkomitmen penuh untuk memberantas korupsi. Sudah
seharusnya DPR mendukung penuh dengan membuat Undang - Undang dan
kebijakan - kebijakan yang memudahkan KPK. Selain itu, penegakan hukum
terhdapat koruptor juga harus diperbaiki. Pemerintah juga perlu untuk mengubah
Undang - Undang yang harus memberatkan para koruptor. Pemerintah juga harus
transparan dalam melakukan segala sesuatu. Pemerintah juga harus mendukung
penuh KPK dalam melaksanakan tugasnya. Kita juga tahu yang namanya prinsipprinsip Good Corporate Governance yang meliputi transparansi, akuntabilitas,
pertanggung jawaban, independen, dan adil. Sudah sewajarnya prinsip -prinsip
tersebut dilaksanakan pemerintah. Setiap orang dari pemerintahan sendiri maupun
dari luar pemerintahan juga harus berlaku jujur. Seperti yang dikatakan oleh mantan
wakil presiden kita, Jusuf Kalla "Korupsi bisa menjamur jika atasannya sendiri yang
mencontohkan". Jadi hal paling utama yang harus dilakukan untuk memberantas
korupsi ialah mengubah perilaku kita sendiri, yakni membiasakan untuk jujur dalam
melaksanakan segala sesuatu. Karena jika semua berlaku seperti itu maka negara
kita akan bebas dari korupsi.
harga-harga
kebutuhan pokok seperti beras semakin tinggi biaya pendidikan semakin mahal, dan
pengangguran bertambah. Tanpa disadari, masyarakat miskin telah menyetor 2 kali
kepada para koruptor. Pertama, masyarakat miskin membayar kewajibannya kepada
negara lewat pajak dan retribusi, misalnya pajak tanah dan retribusi puskesmas.
Namun oleh negara hak mereka tidak diperhatikan, karena duitnya rakyat miskin
tersebut telah dikuras untuk kepentingan pejabat. Kedua, upaya menaikkan
pendapatan negara melalui kenaikan BBM, masyarakat miskin kembali menyetor
negara untuk kepentingan para koruptor, meskipun dengan dalih untuk subsidi
rakyat miskin. Padahal seharusnya negara meminta kepada koruptor untuk
mengembalikan uang rakyat yang mereka korupsi, bukan sebaliknya, malah
menambah beban rakyat miskin.
Ada beberapa dampak buruk yang akan diterima oleh kaum miskin akibat
korupsi, diantaranya. Pertama, Membuat mereka (kaum miskin) cenderung
menerima pelayanan sosial lebih sedikit. Instansi akan lebih mudah ketika melayani
para pejabat dan konglemerat dengan harapan akan memiliki gengsi sendiri dan
imbalam materi tentunya, peristiwa seperti ini masih sering kita temui ditengah
tengah masyarakat. Kedua, In
vestasi dalam prasarana cenderung mengabaikan proyekproyek yang
menolong kaum miskin, yang sering terjadi biasanya para penguasa akan
membangun
prasarana
yang
mercusuar
namun
minim
manfaatnya
untuk
masyarakat, atau kalau toh ada biasanya momen menjelang kampanye dengan niat
mendapatkan simpatik dan dukungan dari masyarakat. Ketiga, orang yang miskin
dapat terkena pajak yang regresif, hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki
wawasan dan pengetahuan tentang soal pajak sehingga gampang dikelabuhi oleh
oknum. Keempat, kaum miskin akan menghadapi kesulitan dalam menjual hasil
pertanian karena terhambat dengan tingginya biaya baik yang legal maupun yang
tidak legal, sudah menjadi rahasia umum ketika seseorang harus berurusan dengan
instansi pemerintah maka dia menyediakan uang, hal ini dilakukan agar proses
dokumentasi tidak menjadi berbelitbelit bahkan ada sebuah pepatah kalau bias
dipersulit kenapa dipermudah, sebagai contoh dalam studi LPEM tahun 1994
disana ditemukan bahwa walaupun pemerintah sudah menghapus semua biaya
untuk memperoleh izin penanaman modal, para investor masih tetap harus
membayar upeti kepada orang tertentu, ini artinya budaya demikian sudah kian
mengakar, inilah yang kemudian sebagian orang saking putus asanya mengatakan
bahwa korupsi di negeri ini sudah jadi budaya jadi sulit untuk diberantas.
Selain berdampak pada kemiskinan, tidak menutup kemungkinan juga
berdampak pada pengangguran di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang
yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong
sebagai penganggur. Terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan terjadinya
pengangguran. Penganguran timbul karena adanya ketimpangan antara jumlah
angkatan kerja dan lapangan kerja. Bagi negara yang sedang mengalami transisi
dari negara agraris menuju industrialisasi, seperti Indonesia, pengangguran banyak
dijumpai. Keahlian penduduknya dibidang agraris, sementar lapangn kerja yang ada,
menuntut yang lain. Bangkrutnya perusahaan-perusahaan pada saat krisis ekonomi
turut memperparah angka pengangguran di Indonesia.
Oleh karena itu, semakin banyaknya angka kemiskinan di Indonesia akibat
banyaknya pelaku korupsi ini, juga berdampak pada banyak sektor, seperti
banyaknya anak terlantar tidak sekolah, banyaknya pengamen di jalalanan,
pengangguran yang semakin meningkat dan seterusnya. Semua ini disebabkan
karena tidak adanya perhatian dari pemerintah, malah pada kenyataannya korupsi
justeru semakin merajalela dan nyaris tidak tertangani.
terhadap organisasi yang lebih nyata. Kedua, publik cenderung meragukan citra dan
kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait dengan tindak korupsi. Ketiga,
lembaga politik diperalat untuk menopang terwujudnya berbagai kepentingan pribadi
dan kelompok. Ini mengandung arti bahwa lembaga politik telah dikorupsi untuk
kepentingan yang sempit (vested interest). Sering terdengar tuduhan umum dari
kalangan anti-neoliberalis bahwa lembaga multinasional seperti Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), IF, dan Bank Dunia adalah perpanjangan kepentingan kaum
kapitalis dan para hegemoni global yang ingin mencaplok politik dunia di satu tangan
raksasa. Tuduhan seperti ini sangat mungkin menimpa pejabat publik yang
memperalat suatu lembaga politik untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Dalam kasus seperti ini, kehadiran masyarkat sipil yang berdaya dan supremasi
hukum yang kuat dapat meminimalisir terjadinya praktik korupsi yang merajalela di
masyarakat.
Sementara itu, dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi
pemerintah, sebagai pengampu kebijakan negara, diantaranya:
1. Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi,
2. Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan aset,
3. Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik.
10
sejak tahun 1998. Menurut Freedom House, lembaga pemeringkat demokrasi dunia,
Indonesia sudah tergolong negara bebas sepenuhnya (demokrasi) sejak 2004.
Namun, Indeks Persepsi Korupsi 2012 menempatkan Indonesia di peringkat ke-118
dengan skor 32. Artinya, masyarakat merasakan bahwa korupsi masih merajalela di
negeri ini. Mengapa di sejumlah negara, terutama negara-negara demokrasi baru,
demokrasi tampak tidak menihilkan korupsi? Jawabannya terkait dengan kualitas
demokrasi di suatu negara. Ada dua aspek penting yang terkait dengan demokrasi:
prosedur dan substansi. Negara-negara demokrasi baru seperti Indonesia umumnya
masih tergolong ke dalam demokrasi prosedural. Yang sudah berjalan adalah aspekaspek yang terkait dengan pemilihan umum. Hal ini tidak cukup menjamin
berlangsungnya demokrasi yang dapat meminimalkan korupsi. Para aktor yang
korup dalam demokrasi prosedural dapat memanipulasi pemilihan umum yang justru
membuat mereka menjadi pemegang tampuk kekuasaan.
11
pelaksanaan
produk
hukum
di
Indonesia.
Secara
tegas
terjadi
12
penyelamatan
lingkungan
hidup,
diantaranya
pertama
adalah
penyelematan air dari eksploitasi secara berlebihan dan pecemaran yang kian
meningkat, baik air tanah, sungai, danau, rawa, maupun air laut. Kedua, merosotnya
kualitas tanah dan hutan akibat tekanan penduduk dan eksploitasi besar-besaran
untuk keperluan pembangunan. Ketiga, menciutnya keanekaan hayati akibat
rusaknya habitat lingkungan berbagai tumbuh-tumbuhan dan hewan. Keempat,
perubahan iklim, dan yang terakhir adalah meningkatnya jumlah kota-kota
13
BAB III
PENUTUPAN
14
A. Kesimpulan
Tindak Korupsi sangat merugikan negara karena melumpuhkan sendi-sendi
pemerintahan. .Korupsi telah menimbulkan efek domino yang meluas terhadap
eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan
memperburuk kondisi ekonomi bangsa, harga barang-barang menjadi mahal dengan
kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit,
keamanan suatu negara terancam, citra pemerintahan yang buruk di mata
internasional akan menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing,
krisis ekonomi menjadi berkepanjangan, negara pun menjadi semakin terperosok
dalam kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
15
Nurdiansyah Eko.2015. Dampak Masif Korupsi (online).
http://ekonurdiansyah.blogspot.co.id/2015/11/dampak-masif-korupsi.html
diakses 18 juni 2016
Harinto. Dampak Korupsi terhadap perekonomian Indonesia (online).