Jawab :
1. Pendapat saya mengenai kemiskinan yang masih terjadi di negeri ini adalah
merupakan hal yang sangat ironis karena hingga saat ini masih banyak masyarakat
Indonesia yang terbelenggu dalam masalah kemiskinan. Salah satu buktinya ialah
kasus kelaparan yang kerap kali terjadi dipelosok IndonesiaMemang sejak awal
kemerdekaan bangsa Indonesia telah menaruh perhatian khusus terhadap masalah
kemiskinan. Hal ini tertuang dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945.
Namun masalah ini tidak kunjung usai. Dan semakin berkepanjangan. Sehingga
menimbulkan berbagai dampak kronis keperti tingkat kriminalitas yang tinggi karena
kecemburuan social. Kemiskinan bukanlah hal sepele yang dapat dengan mudah
diselesaikan. Masalah ini perlu perhatian serius dari setiap warga negara Indonesia
tidak hanya dari pemerintah Hingga saat ini sudah banyak cara yang dilakukan
terutama oleh pemerintah untuk mengatasi kemiskinan.Walaupun sudah banyak
langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah, namun masalah kemiskinan tetap sulit
dihapuskan.
Sedangkan dampak korupsi bagi masyarakat miskin adalah Korupsi, tentu saja
berdampak sangat luas, terutama bagi kehidupan masyarakat miskin di desa dan kota.
Awal mulanya, korupsi menyebabkan Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional
kurang jumlahnya. Untuk mencukupkan anggaran pembangunan, pemerintah pusat
menaikkan pendapatan negara, salah satunya contoh dengan menaikkan harga BBM.
Ada beberapa dampak buruk yang akan diterima oleh kaum miskin akibat
korupsi, diantaranya. Pertama, membuat mereka (kaum miskin) cenderung menerima
pelayanan sosial lebih sedikit. Instansi akan lebih mudah ketika melayani para pejabat
dan konglomerat dengan harapan akan memiliki gengsi sendiri dan imbalan materi
tentunya, peristiwa seperti ini masih sering kita temui ditengah–tengah masyarakat.
Bagi negara yang sedang mengalami transisi dari negara agraris menuju
industrialisasi, seperti Indonesia, pengangguran banyak dijumpai. Keahlian
penduduknya dibidang agraris, sementara lapangan kerja yang ada, menuntut yang
lain. Bangkrutnya perusahaan-perusahaan pada saat krisis ekonomi turut
memperparah angka pengangguran di Indonesia.
2. Dampak yang paling nyata di bidang ekonomi dari korupsi yang dilakukan oleh
Pejabat Publik
Dampak yang paling nyata di bidang ekonomi dari korupsi yang dilakukan
oleh pejabat publik adalah pembangunan terhadap sektor - sektor publik menjadi
tersendat. Dana APBN maupun APBD dari pemerintah yang hampir semua
dialokasikan untuk kepentingan rakyat seperti fasilitas-fasilitas publik hampir tidak
terlihat realisasinya, kalaupun ada realisasinya tentunya tidak sebanding dengan biaya
anggaran yang diajukan. Walaupun belum banyak buktinya, jelas ini merupakan
indikasi terhadap korupsi. Tidak jelasnya pembangunan fasilitas - fasilitas publik ini
nantinya akan memberi efek domino yang berdampak sistemik bagi publik, yang
dalam ini adalah masyarakat. Contoh kecilnya saja, jalan - jalan yang rusak dan tidak
pernah diperbaiki akan mengakibatkan susahnya masyarakat dalam melaksanakan
mobilitas mereka termasuk juga dalam melakukan kegiatan ekonomi mereka. Jadi
akibat dari korupsi ini tidak hanya mengganggu perekonomian dalam skala makro
saja, tetapi juga mengganggu secara mikro dengan terhambatnya suplai barang dan
jasa sebagai salah satu contohnya.
Pendapat saya tentang tentang korupsi dan perilaku koruptif yang dilakukan oleh para
senator anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah sangat menarik untuk dianalisis
mengapa DPR, yang seharusnya agung terus-menerus, menunjukkan tingkah laku
koruptif dengan menjual kewenangannya. Sulit mengatakan tidak ada yang salah
dalam mekanisme ketatanegaraan perihal DPR. Secara teori, rumusan dasar korupsi
adalah adanya kewenangan yang besar tanpa adanya pengawasan yang memadai. Hal
itulah yang menjadi cikal-bakal tindakan koruptif. Di Indonesia, DPR menjadi salah
satu lembaga penuh kewenangan, tanpa pengawasan dan model checks and balances
yang berarti. DPR kemudian menjadi sarang dari kemungkinan tindakan koruptif.
Dari sinilah semangat untuk pentingnya penguatan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Pola bikameral telah hadir semenjak perubahan UUD 1945, tapi sayangnya, model
bikameral yang terbangun adalah bikameral yang "setengah hati", bahkan cenderung
"aneh". Stephen Sherlock (2005), misalnya, mengatakan DPD merupakan contoh
kamar kedua aneh yang menggabungkan limited powers dengan high legitimacy.
Perannya sangat kecil dalam proses legislasi, sedangkan pada saat yang sama, melalui
proses pemilihan umum yang sangat ketat. Hal ini merupakan kombinasi yang belum
pernah terjadi di negara mana pun, kata Sherlock.
Tidak hanya di bidang legislasi, tapi minim peran juga terjadi pada perihal
pengawasan, anggaran, maupun rekrutmen komisi dan/atau pejabat publik. DPD
hanya memiliki peran kecil, dan hampir dikatakan tidak ada. Parlemen dua kamar,
dengan DPR sebagai "kamar utama" dan DPD sebagai "kamar kecil". DPR
memegang kunci pelaksanaan kewenangan, sedangkan DPD lebih banyak hanya
menjadi penonton dalam pelaksanaan kewenangan tersebut.
Model ini harus diakhiri. Tanpa pengawasan kuat secara intraparlemen, DPR akan
terus-menerus merasa mudah menjual kewenangan yang dimiliki. Di sinilah
keniscayaan menguatkan DPD harus dilakukan. Dengan kewenangan yang dibagi ke
dalam dua kamar secara relatif seimbang, tentunya perilaku koruptif DPR dapat
dihindarkan karena adanya model checks and balances. Paling tidak, akan ada
mekanisme DPD yang akan mengawasi DPR dan begitu juga sebaliknya.
Hal kedua yang menjadi penyebab atraktifnya beberapa anggota DPR bermain
koruptif dengan kewenangannya adalah penindakan yang masih terkesan lamban dan
tidak tegas. Benar, tepukan hangat harus kita berikan kepada KPK, yang telah mampu
masuk ke wilayah yang dulunya sulit ditembus, yakni DPR. Tapi, pada saat yang
sama, harus kita ingat bahwa kemampuan KPK menembus DPR masih sangat
terbatas. Hingga saat ini, KPK terlihat rajin mengungkap perkara yang berkaitan
dengan anggota-anggota DPR, namun pada saat yang sama belum mampu
menuntaskan perkara-perkara tersebut.
Siapa pun paham, ada distingsi antara pengungkapan dan penuntasan. KPK belum
mampu menuntaskan dalam artian belum berhasil menyeret semua pelaku. Pada
skandal aliran dana Bank Indonesia, hingga saat ini KPK hanya mampu menyeret
pelaksana lapangan. Orang-orang lainnya di DPR yang menjadi pemikir, perencana,
dan penikmat dana haram dalam skandal tersebut tetap belum tersentuh. Salah satu
yang nyaris tanpa proses penegakan hukum yang berarti juga terlihat pada dugaan
bagi-bagi uang ketika Deputi Gubernur BI dipilih oleh DPR. Sang whistle-blower,
Agus Condro, secara gamblang telah menjelaskan secara detail perkara tersebut.
Anehnya, hingga saat ini tetap tanpa kejelasan arah pengungkapan dan
penuntasannya.
1. Dampak Ekonomi
Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat terhadap berbagai sisi
kehidupan bangsa dan negara,khususnya dalam sisi ekonomi sebagai pendorong utama
kesejahteraanmasyarakat. Korupsi memiliki korelasinegatif dengan tingkat
investasi, pertumbuhan ekonomi, dan dengan pengeluaran pemerintah untuk programsosial
dan kesejahteraan. Hal inimerupakan bagian dari inti ekonomimakro. Kenyataan bahwa
korupsi memilikihubungan langsung dengan hal inimendorong pemerintah
berupayamelanggulangi korupsi, baik secara preventif, represif maupun kuratif. Di sisilain
meningkatnya korupsi berakibat padameningkatnya biaya barang dan jasa, yangkemudian
dapat melonjakkan utangnegara. pada keadaan ini, inefisiensiterjadi, yaitu ketika
pemerintahmengeluarkan lebih banyak kebijakannamun disertai dengan maraknya
praktik korupsi, bukannya memberikan nilai positif misalnya perbaikan kondisi yangsemakin
tertata, namun justru memberikannilai negatif bagi perekonomian secaraumum. Misalnya,
anggaran perusahaanyang sebaiknya diputar dalam perputaranekonomi, justru dialokasikan
untuk birokrasi yang ujung-ujungnya terbuangmasuk ke kantong pribadi pejabat.Berbagai
permasalahan ekonomi lain akanmuncul secara alamiah apabila korupsisudah merajalela
yang dapatmengakibatkan lesunya pertumbuhanekonomi dan investasi, rendahnya
kualitas barang dan jasa bagi publik, menurunnya pendapatan negara dari sektor
pajak,meningkatnya hutang negara.
Korupsi, tidak diragukan, menciptakan dampak negatif terhadap kinerja suatu sistem
politik atau pemerintahan. Pertama, korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang
berlaku. Pada dasarnya, isu korupsi lebih sering bersifat personal. Namun, dalam
manifestasinya yang lebih luas, dampak korupsi tidak saja bersifat personal, melainkan juga
dapat mencoreng kredibilitas organisasi tempat si koruptor bekerja. Pada tataran tertentu,
imbasnya dapat bersifat sosial. Korupsi yang berdampak sosial sering bersifat samar,
dibandingkan dengan dampak korupsi terhadap organisasi yang lebih nyata. Kedua, publik
cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait dengan tindak
korupsi. Ketiga, lembaga politik diperalat untuk menopang terwujudnya berbagai
kepentingan pribadi dan kelompok. Ini mengandung arti bahwa lembaga politik telah
dikorupsi untuk kepentingan yang sempit (vested interest). Sering terdengar tuduhan umum
dari kalangan anti-neoliberalis bahwa lembaga multinasional seperti Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), IF, dan Bank Dunia adalah perpanjangan kepentingan kaum kapitalis dan para
hegemoni global yang ingin mencaplok politik dunia di satu tangan raksasa. Tuduhan seperti
ini sangat mungkin menimpa pejabat publik yang memperalat suatu lembaga politik untuk
kepentingan pribadi dan kelompoknya. Dalam kasus seperti ini, kehadiran masyarkat sipil
yang berdaya dan supremasi hukum yang kuat dapat meminimalisir terjadinya praktik
korupsi yang merajalela di masyarakat.
Contoh dampak-dampak yang nyata terlihat dari adanya korupsi di bidangPertahanan dan
Keamanan dapat kami sampaikan sebagai berikut:
1) Kerawanan Hankamnas Karena Lemahnya Alutsista
Indonesia adalah negara nomor 15 terluas di dunia, dengan luas daratankeseluruhan
1.919.440 km dan luas lautan 3.2 juta km2. Indonesia adalahnegara kepulauan
terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesiaterbentang antara 6 derajat
garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintangselatan, dan dari 97 derajat sampai
141 derajat garis bujur timur serta terletakantara dua benua yaitu benua Asia dan
Australia/Oceania. Posisi strategis inimempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap kebudayaan, sosial, politik,dan ekonomi.Wilayah Indonesia terbentang
sepanjang 3.977 mil antara Samudra Hindia danSamudra Pasifik. Apabila perairan
antara pulau-pulau itu digabungkan, makaluas Indonesia akan sepanjang London
sampai Iran, sebuah wilayah yang sangatbesar.Lima pulau besar di Indonesia adalah:
Sumatera dengan luas 473.606 kmpersegi, Jawa dengan luas 132.107 km persegi,
Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia) dengan luas 539.460 km persegi,
Sulawesi dengan luas 189.216km persegi, dan Papua dengan luas 421.981 km
persegi.Dengan penduduk yang 230 juta jiwa, tentara yang melindungi negara
berjumlah316.00 tentara aktif dan 660.000 cadangan, atau hanya sekitar
0,14%dibandingkan dengan jumlah penduduk. Dengan bentuk negara
kepulauanseperti ini tentunya masalah kerawanan hankam menjadi sesuatu yang
sangatpenting. Alat pertahanan dan SDM yang handal akan sangat
membantumenciptakan situasi dan kondisi hankam yang kondusif. Kondisi hankam
yangkondusif ini merupakan dasar dan penting bagi perkembangan dan
pertumbuhanekonomi di kawasan tersebut.Saat ini kita sering sekali mendapatkan
berita dari berbagai media tentangbagaimana negara lain begitu mudah menerobos
batas wilayah NegaraIndonesia, baik dari darat, laut maupun udara. Hal ini
mengindikasikan bahwasistem pertahanan dan keamanan Indonesia masih sangat
lemah. Tentunya halini sangat berhubungan dengan alat dan SDM yang ada.Sudah
seharusnya Negara Indonesia mempunyai armada laut yang kuat danmodern untuk
melindungi perairan yang begitu luasnya, serta didukung olehangkatan udara dengan
pesawat-pesawat canggih yang cukup besar yangmampu menghalau pengganggu
kedaulatan dengan cepat, tentunya juga harusdibarengi dengan kualitas dan integritas
yang tinggi dari TNI yang kitabanggakan.Tentunya ini membutuhkan anggaran yang
besar. Apabila anggarandan kekayaan negara ini tidak dirampok oleh para koruptor
maka semua itu akanbisa diwujudkan. Dengan ini Indonesia akan mempunyai
pertahanan dankeamanan yang baik yang pada akhirnya menghasilkan stabilitas
negara yangtinggi.
2) Lemahnya Garis Batas
NegaraIndonesia dalam posisinya berbatasan dengan banyak negara, seperti
Malaysia,Singapura, China, Philipina, Papua Nugini, Timor Leste dan
Australia.Perbatasan ini ada yang berbentuk perairan maupun daratan. Daerah-
daerahperbatasan ini rata-rata terisolir dan mempunyai fasilitas yang sangat
terbatas,seperti jalan raya, listrik dan energi, air bersih dan sanitasi, gedung sekolah
danpemerintahan dan sebagainya. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat yanghidup
di wilayah perbatasan harus menanggung tingginya biaya ekonomi.Kemiskinan yang
terjadi di daerah-daerah tapal batas dengan negara lain, sepertiyang terjadi di wilayah
Kalimantan Barat yang berbatasan langsung denganMalaysia, mengakibatkan
masyarakat lebih cenderung dekat dengan negaratetangga Malaysia karena negara
tersebut lebih banyak memberikan bantuandan kemudahan hidup bagi mereka.
Bahkan masyarakat tersebut rela untukberpindah kewarganegaraan menjadi warga
negara Malaysia apabila kondisikemiskinan ini tidak segera ditanggapi oleh
pemerintah Indonesia.Hal ini akan semakin menimbulkan kerawanan pada perbatasan
dan berakibatmelemahnya garis batas negara. Kondisi ini ternyata hampir merata
terjadi diwilayah perbatasan Indonesia. Perekonomian yang cenderung tidak merata
danhanya berpusat pada perkotaan semakin mengakibatkan kondisi
wilayahperbatasan semakin buruk.Sisi lain dari permasalahan perbatasan, Indonesia
mencatat kerugian yangsangat besar dari sektor kelautan, seperti yang dilansir oleh
kementerianKelautan dan Perikanan RI yang menyatakan bahwa Indonesia
mengalamikerugian 9,4 Triliun Rupiah per tahun akibat pencurian ikan oleh nelayan
asing. Nelayan asing dariMalaysia, Vietnam, Philipina, Thailand sering sekali
melanggar Zona EkonomiEksklusif (ZEE) Indonesia dan meneruk kekayaan laut yang
ada di dalamnya.Hal ini terjadi berulang kali dan sepertinya Indonesia belum mampu
mengatasimasalah ini.Kondisi ini semakin jelas, bahwa negara seluas 1,9 juta km
persegi ini ternyatahanya dijaga oleh24 kapal saja, dan dari 24 kapal tersebut hanya
17 kapalyang dilengkapi dengan senjata yang memadai, seperti yang dijelaskan
olehSyahrin Abdurahman, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan(Ditjen PSDKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Selain itu
wilayah tapal batas ini sangat rawan terhadap berbagai penyelundupanbarang-barang
illegal dari dalam maupun luar negeri, seperti bahan bakar, bahanmakanan, elektronik,
sampai penyelundupan barang-barang terlarang sepertinarkotika, dan senjata dan
amunisi gelap. Selain itu juga sangat rawan terjadinyahumantrafficking,masuk dan
keluarnya orang-orang yang tidak mempunyai izinmasuk ke wilayah Indonesia atau
sebaliknya dengan berbagai alasan.Kita bisa bayangkan,andaikan kekayaan negara
tidak dikorupsidandipergunakan untuk membangun daerah-daerah perbatasan, maka
negara iniakan semakin kuat dan makmur.
3) Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam MasyarakatKondisi kemiskinan pada akhirnya
memicu berbagai kerawanan sosial lainnyayang semakin membuat masyarakat
frustasi menghadapi kerasnya kehidupan.Kondisi ini membuat masyarakat secara
alamiah akan menggunakan instingbertahan mereka yang sering kali berakibat negatif
terhadap orang lain danlingkungan sekitarnya.
Jawab :
Meningkatnya Kemiskinan :
Korupsi dapat meningkatkan kemiskinan karena Tingkat korupsi yang tinggi dapat
menyebabkan kemiskinan setidaknya untuk dua alasan. Pertama, bukti empiris menunjukkan
bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi berkaitan dengan tingkat pengurangan
kemiskinan yang tinggi pula (Ravallion dan Chen, 1997). Oleh karena itu, korupsi akan
memperlambat laju pengurangan kemiskinan bahkan meningkatkan kemiskinan karena
korupsi akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Kedua, ketimpangan pendapatan akan
berefek buruk terhadap pertumbuhan ekonomi (Alesina dan Rodrik 1994; Persson dan
Tabellini, 1994) sehingga jumlah orang yang menjadi miskin akan bertambah. Korupsi juga
dapat menyebabkan penghindaran terhadap pajak, administrasi pajak yang lemah, dan
pemberian privilese yang cenderung berlebih terhadap kelompok masyarakat makmur yang
memiliki akses kepada kekuasaan sehingga yang kaya akan semakin kaya sedangkan yang
miskin akan semakin miskin.
Dua kategori penduduk miskin di Indonesia:
Kemiskinan kronis (chronic poverty)
Kemiskinan sementara (transient poverty)
Empat risiko tinggi korupsi:
a) Ongkos finansial (financial costs)
b) Modal manusia (human capital)
c) Kehancuran moral (moral decay)
d) Hancurnya modal sosial (loss of capital social)
3. Demoralisasi :
Demoralisasi Korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah dalam penglihatan
masyarakat umum akan menurunkan kredibilitas pemerintah yang berkuasa. Jika pemerintah
justru memakmurkan praktik korupsi, maka lenyap pula unsur hormat dan trust (kepercayaan)
masyarakat kepada pemerintah. Praktik korupsi yang kronis menimbulkan demoralisasi di
kalangan warga masyarakat. Menurut Bank Dunia, korupsi merupakan ancaman dan duri
bagi pembangunan. Korupsi mengabaikan aturan hukum dan juga menghancurkan
pertumbuhan ekonomi.
4. Kehancuran birokrasi :
Kehancuran birokrasi Birokrasi pemerintah merupakan garda depan yang behubungan
dengan pelayanan umum kepada masyarakat. Korupsi melemahkan birokrasi sebagai tulang
punggung negara. Korupsi menumbuhkan ketidakefisienan yang menyeluruh de dalam
birokrasi. Korupsi dalam birokrasi dapat dikategorikan dalam dua kecenderungan umum:
yang menjangkiti masyarakat dan yang dilakukan di kalangan mereka sendiri. Transparency
International membagi kegiatan korupsi di sektor publik ke dalam dua jenis, yaitu korupsi
administratif dan korupsi politik.
Menurut Indria Samego, korupsi menimbulkan empat kerusakan di tubuh birokrasi militer
Indonesia: Secara formal, material anggaran pemerintah untuk menopang kebutuhan
angkatan bersenjata sangat terbatas, padahal pada kenyataannya, TNI memiliki sumber dana
lain di luar APBN. Perilaku bisnis perwira militer dan kolusi yang mereka lakukan dengan
pengusaha menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang lebih banyak mudaratnya daripada
manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat dan prajurit secara keseluruhan. Orientasi komersial
pada sebagian perwira militer pada gilirannya juga menimbulkan rasa iri hati perwira militer
lain yang tidak memiliki kesempatan yang sama. Orientasi komersial akan semakin
melunturkan semangat profesionalisme militer pada sebagian perwira militer yang
mengenyam kenikmatan berbisnis, baik atas nama angkatan bersenjata maupun atas nama
pribadi
3. Hubungan Internasional
Korupsi dapat menyebabkan kurang baiknya hubungan internasional antar negara, ini
disebabkan negara yang korup akan merugikan negara lain yang memberikan modal atau
bekerjasama dalam bidang tertentu. Misalnya negara yang memberikan modal untuk
membangun sarana dan prasana berupa jalan tol untuk membantu suatu negara berkembang
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, namun karena adanya korupsi,
pembangunan sarana dan prasarana tersebut akan terhambat sehingga akan menyebabkan
ketidakpuasan dari negara pemberi modal dan akhirnya hubungan dengan negara tersebut
akan semakin merenggang.