Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor
dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain sebagai bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat. Sumber hidrokarbon utama di alam adalah minyak bumi. Penggunaan minyak bumi sangat luas, terutama bahan bakar dan juga bahan baku di industri petrokimia. Minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan memberikan konstitusi yang penting dalam kehidupan manusia. Gas alam sering disebut sebagai Gas Bumi atau Gas Rawa, yaitu bahan bakar berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH4). Gas tersebut ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batubara. Komponen dari gas alam adalah gas metana (CH4), yang merupakan hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam mengandung hidrokarbon berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), serta gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Yang kadarnya adalah metana (CH4) 80-95%, etana (C2H6) 5-15%,propana (C3H8) and butana (C4H10) <5%. Gas alam juga merupakan sumber utama untuk gas helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S) dan air serta merkuri yang terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya. Bensin adalah salah satu fraksi pengolahan minyak bumi yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar minyak (BBM) untuk berbagai keperluan masyarakat. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Minyak Bumi Minyak bumi yang biasanya disebut Crude Oil adalah merupakan campuran yang komplek dari senyawa Hydrocarbon, karena senyawa ini dominan oleh unsur Carbon (C) dan Hydrogen (H) dan sebagian kecil unsur lain seperti : Oksigen (O), Nitrogen (N), Sulfur (S) dan beberapa metal antara lain : Fe, Na, Va yang susunannya sebagai senyawa ikutan / impurities. Minyak bumi berwarna hitam sampai coklat kehitam-hitaman, dalam bentuk cair dan terdapat gas- gas yang melarut didalamnya, dengan berat jenis berkisar antara 0,8000 -1,0000. Unsur-unsur kimia penyusun minyak bumi adalah : 1. Unsur-unsur mayor adalah karbon dan hidrogen, dan 2. Unsur-unsur minor adalah sulfur, nitrogen, oksigen, halogen dan logam (disebut unsur-unsur non hidrokarbon) Besarnya kandungan (persen) unsur-unsur tersebut dalam berbagai macam minyak bumi, seperti ditunjukkan pada Tabel 1-1. Sifat-sifat minyak bumi antara satu dengan lainnya berbeda-beda, dari yang ringan (encer) sampai pada yang berat (kental). Hal ini sangat bergantung pada jenis dan besarnya kandungan komponen (unsur-unsur) di dalam minyak bumi tersebut.
Tabel 2.1 : Kandungan Unsur-Unsur dalam Minyak Bumi
Karbon 83,00 – 87,00 % wt
Hidrogen 10,00 – 14,00 % wt Sulfur 0,05 – 6,00 % wt Oksigen 0,05 – 1,50 % wt Nitrogen 0,10 - 2,00 % wt Logam 10-5 – 10-2 % wt 2.2 Komponen Minyak Bumi Minyak bumi merupakan campuran dari beratus-ratus senyawaan hidrokarbon, yang dikelompokkan atas hidrokarbon parafin, naften dan aromat. Jumlah atom karbon dalam minyak bumi mulai dari metana (satu atom karbon dalam molekulnya) sampai 60 atau lebih, dengan berat molekul 16 sampai 850 atau lebih. 1) Hidrokarbon Parafin Hidrokarbon parafin adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C – C dan C – H dengan struktur rantai atom C terbuka. Hidrokarbon parafin mempunyai titik didih paling rendah diantara hidrokarbon naften dan aromatik. Oleh karena itu, banyak terdapat pada fraksi ringan. 2) Hidrokarbon Naften Hidrokarbon naften mempunyai sifat-sifat diantara hidrokarbon parafin dan hidrokarbon aromat. Hidrokarbon naften disebut pula sikloparafin atau sikloalkana. Dibandingkan dengan hidrokarbon parafin, hidrokarbon ini lebih stabil karena mempunyai rantai atom C tertutup sedang hidrokarbon parafin rantai atom C nya terbuka. 3) Hidrokarbon Aromat Hidrokarbon aromat ini mempunyai struktur rantai atom C tertutup berikatan rangkap dua dan tunggal yang saling bergantian diantara kedua atom C yang berdekatan. Selain mengandung hidrokarbon, minyak bumi juga mengandung senyawa non hidrokarbon yaitu sulfur, oksigen, nitrogen, halogen atau logam. Keberadaan unsur-unsur non hidrokarbon tersebut sebagian dalam bentuk senyawa organik, yaitu organik sulfur, organik nitrogen, organik oksigen, organik halogen dan organik logam dan sebagian lagi dalam bentuk senyawa anorganik. Sebagai senyawa organik, non hidrokarbon dapat larut dalam minyak bumi, sedangkan sebagai senyawa anorganik tidak larut dalam minyak bumi melainkan larut dalam air sebagai emulsi yang di dalamnya terdapat garam-garam anorganik. 2.3 Sifat-Sifat Minyak Bumi Besarnya kandungan masing-masing komponen dalam minyak bumi akan berpengaruh terhadap sifat fisika dan sifat kimia dari suatu minyak bumi, dinyatakan sebagai karakteristik minyak bumi. Sifat-sifat minyak bumi : 1) Sifat Umum Sifat umum minyak bumi sangat erat hubungannya dengan transportasi dan transaksi jual beli. Sifat umum minyak bumi ini sangat berkaitan dengan nilai specific gravity. Specific gravity (SG) minyak bumi berkisar antara 0,8000 – 1,0000. Besarnya SG untuk setiap minyak bumi sangat erat hubungannya dengan struktur molekul hidrokarbon, kandungan sulfur dan nitrogen. Makin kecil SG minyak bumi itu akan menghasilkan produk- produk ringannya makin besar dan sebaliknya. 2) Sifat Penguapan Volatilitas atau kemudahan menguap suatu cairan atau gas yang dicairkan dapat didefiniskan sebagai kecendrungan untuk menguap dari bentuk cairan menjadi uap atau gas. Karena salah satu dari tiga sifat pembakaran bahwa bahan bakar harus diubah menjadi bentuk gas, maka volatilitas (kemudahan menguap) dari bahan bakar cair merupakan sifat yang utama. Jadi, kecenderungan kemudahan menguap merupakan salah satu sifat pokok bahan bakar cair. Yang berhubungan dengan sifat penguapan ini adalah flash point dan distilasi. Dari ketiga komponen yang terdapat pada minyak bumi, yaitu parafin, naften dan aromat maka komponen parafin lebih mudah menguap bila dibandingkan dengan naften maupun aromat. Minyak bumi yang mudah menguap berarti banyak mengandung parafin dan pada pengolahan banyak menghasilkan fraksi gas dan fraksi ringan. (Mudjirhardjo, dkk : 2006). Yang menjadi ukuran dari sifat penguapan ini adalah kadar presentasi dari komponen – komponen ringan yang terkandung dalam minyak bumi yaitu, kadar volume fraksi minyak yang dapat dikeluarkan dengan distilasi sampai pada temperatur didih (boiling point) yaitu 3000C. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibedakan 3 jenis minyak bumi berdasarkan sifat penguapannya, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Minyak Bumi Berdasarkan Sifat Penguapannya Minyak Bumi Kadar Fraksi Ringan Ringan >50 Sedang 20-50 Berat <20 3) Sifat Pengkaratan Unsur-unsur dalam minyak bumi di samping hidrokarbon, terdapat pula unsur-unsur sulfur, oksigen, nitrogen, halogen dan logam. Senyawa unsur yang bersifat korosif adalah senyawa sulfur. Senyawa-senyawa sulfur dalam minyak bumi yang korosif dapat berupa hidrogen, sulfida, dll. Pada pembakaran, senyawaan sulfur akan teroksidasi oleh oksigen dalam udara menghasilkan oksida sulfur. Bila oksida sulfur ini bereaksi dengan uap air akan menghasilkan asam sulfat. Terbentuknya asam sulfat ini dapat bereaksi dengan logam pada proses pengolahan. Terdapatnya senyawaan sulfur dalam minyak bumi dapat juga ditunjukkan oleh tingkat keasaman minyak bumi itu. Makin tinggi sifat keasaman, sifat pengkaratan minyak bumi makin besar terutama bila minyak bumi. Terdapatnya garam-garam dalam minyak bumi juga menyebabkan korosi. (Mudjirhardjo, dkk : 2006). Sulfur jumlah dalam minyak bumi sangat bervariasi, untuk minyak bumi jenis parafin ringan 0,04 % dan untuk minyak bumi berat sampai kira- kira 5,00 %. Hal ini sangat bergantung dari asal minyak bumi. 4) Sifat Kemurnian Sifat kemurnian minyak bumi yang berhubungan dengan ada atau tidaknya kotoran yang terdapat di dalam minyak bumi, sebab kotoran ini akan berpengaruh terhadap mutu, karena dapat mengakibatkan kegagalan dalam suatu operasi dan merusak mesin. Kotoran itu dapat berupa air, lumpur, endapan atau sisa pembakaran yang berupa abu dan karbon. Untuk itu semakin kecil kotoran yang terdapat di dalam minyak bumi maka semakin baik mutu bahan bakar tersebut. 5) Sifat Kemudahan Mengalir Sifat kemudahan mengalir minyak bumi dinyatakan sebagai viskositas dinamik dan viskositas kinetik. Viskositas dinamik adalah ukuran tahanan untuk mengalir dari suatu zat cair, sedang viskositas kinetik adalah tahanan zat cair untuk mengalir karena gaya berat. Bahan yang mempunyai viskositas kecil menunjukkan bahwa bahan tersebut mudah mengalir, sebaliknya bahan dengan viskositas tinggi sulit mengalir. Suatu minyak bumi atau produknya mempunyai viskositas tinggi berarti minyak itu mengandung hidrokarbon berat (berat molekul besar), sebaliknya viskositas rendah maka minyak itu banyak mengandung hidrokarbon ringan. Viskositas minyak bumi erat kaitannya dengan kemudahan mengalir pada pemompaan. Apabila minyak bumi mempunyai viskositas tinggi, maka minyak tidak mudah mengalir sehingga kerja pompa menjadi berat. 2.4 Bensin