Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KLASIFIKASI MINYAK BUMI

(BENSIN)
1.1 Latar Belakang

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor


dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan
yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi
lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu,
bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas.
Selain sebagai bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang
penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut
petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen,
pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Sumber hidrokarbon utama di alam adalah minyak bumi. Penggunaan minyak
bumi sangat luas, terutama bahan bakar dan juga bahan baku di industri petrokimia.
Minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan
memberikan konstitusi yang penting dalam kehidupan manusia. Gas alam sering
disebut sebagai Gas Bumi atau Gas Rawa, yaitu bahan bakar berbentuk gas yang
terutama terdiri dari metana (CH4). Gas tersebut ditemukan di ladang minyak, ladang
gas bumi dan juga tambang batubara. Komponen dari gas alam adalah gas metana
(CH4), yang merupakan hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam
mengandung hidrokarbon berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana
(C4H10), serta gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Yang kadarnya
adalah metana (CH4) 80-95%, etana (C2H6) 5-15%,propana (C3H8) and butana
(C4H10) <5%. Gas alam juga merupakan sumber utama untuk gas helium, karbon
dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S) dan air serta merkuri yang terkandung dalam
jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Bensin adalah salah satu fraksi pengolahan minyak bumi yang dimanfaatkan
sebagai bahan bakar minyak (BBM) untuk berbagai keperluan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi yang biasanya disebut Crude Oil adalah merupakan campuran
yang komplek dari senyawa Hydrocarbon, karena senyawa ini dominan oleh
unsur Carbon (C) dan Hydrogen (H) dan sebagian kecil unsur lain seperti :
Oksigen (O), Nitrogen (N), Sulfur (S) dan beberapa metal antara lain : Fe, Na,
Va yang susunannya sebagai senyawa ikutan / impurities. Minyak bumi berwarna
hitam sampai coklat kehitam-hitaman, dalam bentuk cair dan terdapat gas- gas
yang melarut didalamnya, dengan berat jenis berkisar antara 0,8000 -1,0000.
Unsur-unsur kimia penyusun minyak bumi adalah :
1. Unsur-unsur mayor adalah karbon dan hidrogen, dan
2. Unsur-unsur minor adalah sulfur, nitrogen, oksigen, halogen dan logam
(disebut unsur-unsur non hidrokarbon)
Besarnya kandungan (persen) unsur-unsur tersebut dalam berbagai macam
minyak bumi, seperti ditunjukkan pada Tabel 1-1. Sifat-sifat minyak bumi
antara satu dengan lainnya berbeda-beda, dari yang ringan (encer) sampai pada
yang berat (kental). Hal ini sangat bergantung pada jenis dan besarnya
kandungan komponen (unsur-unsur) di dalam minyak bumi tersebut.

Tabel 2.1 : Kandungan Unsur-Unsur dalam Minyak Bumi

Karbon 83,00 – 87,00 % wt


Hidrogen 10,00 – 14,00 % wt
Sulfur 0,05 – 6,00 % wt
Oksigen 0,05 – 1,50 % wt
Nitrogen 0,10 - 2,00 % wt
Logam 10-5 – 10-2 % wt
2.2 Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran dari beratus-ratus senyawaan
hidrokarbon, yang dikelompokkan atas hidrokarbon parafin, naften dan
aromat. Jumlah atom karbon dalam minyak bumi mulai dari metana (satu
atom karbon dalam molekulnya) sampai 60 atau lebih, dengan berat molekul
16 sampai 850 atau lebih.
1) Hidrokarbon Parafin
Hidrokarbon parafin adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C – C
dan C – H dengan struktur rantai atom C terbuka. Hidrokarbon parafin
mempunyai titik didih paling rendah diantara hidrokarbon naften dan
aromatik. Oleh karena itu, banyak terdapat pada fraksi ringan.
2) Hidrokarbon Naften
Hidrokarbon naften mempunyai sifat-sifat diantara hidrokarbon
parafin dan hidrokarbon aromat. Hidrokarbon naften disebut pula sikloparafin
atau sikloalkana. Dibandingkan dengan hidrokarbon parafin, hidrokarbon ini
lebih stabil karena mempunyai rantai atom C tertutup sedang hidrokarbon
parafin rantai atom C nya terbuka.
3) Hidrokarbon Aromat
Hidrokarbon aromat ini mempunyai struktur rantai atom C tertutup
berikatan rangkap dua dan tunggal yang saling bergantian diantara kedua
atom C yang berdekatan.
Selain mengandung hidrokarbon, minyak bumi juga mengandung
senyawa non hidrokarbon yaitu sulfur, oksigen, nitrogen, halogen atau logam.
Keberadaan unsur-unsur non hidrokarbon tersebut sebagian dalam bentuk
senyawa organik, yaitu organik sulfur, organik nitrogen, organik oksigen,
organik halogen dan organik logam dan sebagian lagi dalam bentuk senyawa
anorganik. Sebagai senyawa organik, non hidrokarbon dapat larut dalam
minyak bumi, sedangkan sebagai senyawa anorganik tidak larut dalam
minyak bumi melainkan larut dalam air sebagai emulsi yang di dalamnya
terdapat garam-garam anorganik.
2.3 Sifat-Sifat Minyak Bumi
Besarnya kandungan masing-masing komponen dalam minyak bumi
akan berpengaruh terhadap sifat fisika dan sifat kimia dari suatu minyak bumi,
dinyatakan sebagai karakteristik minyak bumi. Sifat-sifat minyak bumi :
1) Sifat Umum
Sifat umum minyak bumi sangat erat hubungannya dengan
transportasi dan transaksi jual beli. Sifat umum minyak bumi ini sangat
berkaitan dengan nilai specific gravity. Specific gravity (SG) minyak bumi
berkisar antara 0,8000 – 1,0000. Besarnya SG untuk setiap minyak bumi
sangat erat hubungannya dengan struktur molekul hidrokarbon, kandungan
sulfur dan nitrogen. Makin kecil SG minyak bumi itu akan menghasilkan
produk- produk ringannya makin besar dan sebaliknya.
2) Sifat Penguapan
Volatilitas atau kemudahan menguap suatu cairan atau gas yang
dicairkan dapat didefiniskan sebagai kecendrungan untuk menguap dari
bentuk cairan menjadi uap atau gas. Karena salah satu dari tiga sifat
pembakaran bahwa bahan bakar harus diubah menjadi bentuk gas, maka
volatilitas (kemudahan menguap) dari bahan bakar cair merupakan sifat yang
utama. Jadi, kecenderungan kemudahan menguap merupakan salah satu sifat
pokok bahan bakar cair. Yang berhubungan dengan sifat penguapan ini adalah
flash point dan distilasi.
Dari ketiga komponen yang terdapat pada minyak bumi, yaitu parafin,
naften dan aromat maka komponen parafin lebih mudah menguap bila
dibandingkan dengan naften maupun aromat.
Minyak bumi yang mudah menguap berarti banyak mengandung
parafin dan pada pengolahan banyak menghasilkan fraksi gas dan fraksi
ringan. (Mudjirhardjo, dkk : 2006). Yang menjadi ukuran dari sifat penguapan
ini adalah kadar presentasi dari komponen – komponen ringan yang
terkandung dalam minyak bumi yaitu, kadar volume fraksi minyak yang dapat
dikeluarkan dengan distilasi sampai pada temperatur didih (boiling point)
yaitu 3000C.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibedakan 3 jenis minyak bumi
berdasarkan sifat penguapannya, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel Minyak Bumi Berdasarkan Sifat Penguapannya
Minyak Bumi Kadar Fraksi Ringan
Ringan >50
Sedang 20-50
Berat <20
3) Sifat Pengkaratan
Unsur-unsur dalam minyak bumi di samping hidrokarbon, terdapat
pula unsur-unsur sulfur, oksigen, nitrogen, halogen dan logam. Senyawa
unsur yang bersifat korosif adalah senyawa sulfur. Senyawa-senyawa sulfur
dalam minyak bumi yang korosif dapat berupa hidrogen, sulfida, dll. Pada
pembakaran, senyawaan sulfur akan teroksidasi oleh oksigen dalam udara
menghasilkan oksida sulfur. Bila oksida sulfur ini bereaksi dengan uap air
akan menghasilkan asam sulfat. Terbentuknya asam sulfat ini dapat bereaksi
dengan logam pada proses pengolahan. Terdapatnya senyawaan sulfur dalam
minyak bumi dapat juga ditunjukkan oleh tingkat keasaman minyak bumi itu.
Makin tinggi sifat keasaman, sifat pengkaratan minyak bumi makin besar
terutama bila minyak bumi. Terdapatnya garam-garam dalam minyak bumi
juga menyebabkan korosi. (Mudjirhardjo, dkk : 2006). Sulfur jumlah dalam
minyak bumi sangat bervariasi, untuk minyak bumi jenis parafin ringan 0,04
% dan untuk minyak bumi berat sampai kira- kira 5,00 %. Hal ini sangat
bergantung dari asal minyak bumi.
4) Sifat Kemurnian
Sifat kemurnian minyak bumi yang berhubungan dengan ada atau
tidaknya kotoran yang terdapat di dalam minyak bumi, sebab kotoran ini akan
berpengaruh terhadap mutu, karena dapat mengakibatkan kegagalan dalam
suatu operasi dan merusak mesin. Kotoran itu dapat berupa air, lumpur,
endapan atau sisa pembakaran yang berupa abu dan karbon. Untuk itu
semakin kecil kotoran yang terdapat di dalam minyak bumi maka semakin
baik mutu bahan bakar tersebut.
5) Sifat Kemudahan Mengalir
Sifat kemudahan mengalir minyak bumi dinyatakan sebagai viskositas
dinamik dan viskositas kinetik. Viskositas dinamik adalah ukuran tahanan
untuk mengalir dari suatu zat cair, sedang viskositas kinetik adalah tahanan zat
cair untuk mengalir karena gaya berat. Bahan yang mempunyai viskositas
kecil menunjukkan bahwa bahan tersebut mudah mengalir, sebaliknya bahan
dengan viskositas tinggi sulit mengalir. Suatu minyak bumi atau produknya
mempunyai viskositas tinggi berarti minyak itu mengandung hidrokarbon
berat (berat molekul besar), sebaliknya viskositas rendah maka minyak itu
banyak mengandung hidrokarbon ringan.
Viskositas minyak bumi erat kaitannya dengan kemudahan mengalir pada
pemompaan. Apabila minyak bumi mempunyai viskositas tinggi, maka
minyak tidak mudah mengalir sehingga kerja pompa menjadi berat.
2.4 Bensin

Anda mungkin juga menyukai