Anda di halaman 1dari 10

BAB II

HAKEKAT MINYAK DAN GAS BUMI

Minyak bumi adalah suatu bahan bakar yang terbuat dari fosil. Disebut suatu
bahan bakar fosil sebab dibentuk dari sisa binatang dan tumbuhan laut kecil atau
organisme-organisme yang telah punah berjuta-juta tahun yang lalu. Ketika organisme
tersebut mati, mereka tenggelam di dasar samudra. Di sini mereka terkubur oleh
lapisan-lapisan pasir dan lanau. Dari waktu ke waktu, campuran organik ini
mengalami tekanan yang sangat besar, dan panas yang meningkat. Campuran dibuat
dari atom karbon hidrokarbon dan hidrogen yang akhirnya minyak memenuhi batuan
seperti spons yang basah.
Tidak semua material organik berubah menjadi minyak. Pada kondisi tertentu
harus terdapat pada batuan oil-rich. Harus ada suatu perangkap batuan penyerap yang
mencegah minyak dari perembesan ke luar, perangkap seperti tanah liat atau lempung
misalnya. Di bawah kondisi - kondisi ini, hanya sekitar dua persen dari meterial organik
tersebut yang menjadi minyak.
Kebanyakan batuan reservoir adalah batugamping atau batupasir dimana
minyak terjebak. Minyak di dalamnya mungkin sama encer seperti bensin atau
kental seperti tar. Minyak bumi disebut sebagai sumber energi nonrenewable karena
memerlukan waktu berjuta-juta tahun untuk pembentukannya. Kita tidak dapat membuat
cadangan baru dari minyak bumi.
Minyak dan gas bumi yang merupakan senyawa hidrokarbon terdiri dari unsur
kimia sebagaimana tertera pada tabel III.1 berikut:
Tabel 2.1: Susunan kimia minyak dan gasbumi dalam persen berat
Unsur Gasbumi Aspal Minyak mentah
(Levorsen) (Levorsen) (Levorsen) (Purdy)
Karbon (C) 65 80 80 85 82.2 87.1 83 87
Hidrogen (H) 1 25 8.5 11 11.7 14.7 11 25
Belerang (S) Jejak 0.2 28 0.1 5.5 06
Nitrogen (N) 1 15 02 0.1 1.5 0 0.7
Oksigen (O) 0.1 4.5 0 0.5
Logam 0 0.1
Dari tabel diatas nampak bahwa, pada umumnya minyak bumi terdiri dari 80 hingga
85% unsur C atau karbon, 20 hingga 15% unsur H atau Hidrogen sementara unsur lain
seperti Oksigen, Nitrogen, Belerang, terdapat kurang dari 5% malah kadang-kadang kurang
1%.
Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beraneka ragam. Abraham (1945)
mengklasifikasikan zat hidrokarbon menjadi dua golongan yaitu bitumina dan nonbitumina.
Zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. jadi ada kesamaan pengertian antara
petroleum dan zat bitumina, akan tetapi tidak dengan zat hidrokarbon padat,
pirobitumina dan lain-lain.

Gambar 2.1 Diagram Klasifikasi Hidrokarbon Alam (menurut H. Abraham, 1945)

Pembagian tersebut diatas sama sekali didasarkan atas kelarutan zat hidrokarbon dalam
CS2. Dalam hal petroleum, Herberg (1964) dalam Koesoemadinata (1980)
mendefenisikannya sebagai suatu campuran kompleks yang terdiri dari zat hidrokarbon yang
terdapat secara alam dan dapat berupa cairan, gas atau padat seperti minyak mentah, gas
alam serta aspal alam yang komersil didalam industri minyak. Dapat dicatat disini bahwa
istilah petroleum dalam bahasa inggris menunjukkan suatu cairan yang biasanya
sinonim dengan minyak bumi. Tetapi menurut Levorsen (1956) dalam Koesoemadinata
(1980), istilah petroleum juga dipakai secara bersama dengan istilah bitumina yang terdiri
dari zat padat atau setengah padat yang biasanya terdiri dari hidrokarbon berat seperti aspal,
ter, albertit, gilsonit, dan lain-lain.
Dalam diagram Abraham (1945), hidrokarbon yang larut dalam karbondisulfida disebut
bitumina sedangkan yang tidak larut disebut nonbitumina. Bitumina dibagi menjadi yang
bersifat cair dan bersifat padat. Yang bersifat cair disebut sabagai petroleum atau minyak
bumi yang terdiri dari semua minyak mentah yang didapatkan dari sumur pemboran ataupun
yang keluar sendiri pada permukaan sebagai rembasan, sedangkan yang bersifat padat
terbagi menjadi dua bagian yakni yang mudah melumer dan yang sulit melumer. Yang
mudah melumer dibagi menjadi lilin mineral dan aspal sedangkan yang sukar melumer
terdiri dari apa yang dinamakan aspalit.
Golongan nonbitumina dibagi menjadi yang dapat dilumerkan dan yang tak dapat
dilumerkan. Yang tidak lumer disebut sebagai piro-bitumina yang terbagi menjadi yang
bersifat aspal dan yang bersifat non-aspal seperti batubara muda, dan batubara.
Termaksud juga dalam piro-bitumina adalah karogen yang tidak lain daripada zat
organik yang tidak larut dan terdapat dal;am batuan sedimen yang secara pirolisis
dengan temperatur yang yang sangat tinggi menghasilkan hidrokarbon.
Diagram Abraham juga memperlihatkan bahwa disebelah kiri kadar hidrogen dalam
hidrokarbon paling tinggi, sedangkan makin kekanan makin berkurang dan kadar oksigen
bertambah. Selain itu juga indeks bias dari kiri kekanan makin meningkat, sedangkan titik
lebur dan keatsirian (volatility) serta kesempatan untuk membakar secara cepat makin
kekanan makin kurang. Dari diagram tersebut jelaslah bahwa minyak bumi hanya
merupakan sebagian hanya saja dari berbagai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam.
Namun demikian minyak bumi adalah hidrokarbon yang paling penting karena
jumlahnya yang paling banyak diantara hidrokarbon lainnya.

2.1 Hidrokarbon Padat


Sebagaiana telah didiagramkan diatas, hidrokarbon padat terdiri dari golongan bitumina
dan nonbitumina. Golongan bitumina terdiri dari lilin mineral antara lain ozokerit, lilin
montan, hatcherit dan scheererit dan golongan aspal antara lain bermudez pitch, tabbyit,
gilsonit cair, dan argulit. kemudian golongan aspaltit (yaitu zat yang sukar dilumerkan)
antara lain gilsonit, grahamit, dan glance pitch.
Golongan nonbitumina antara lain adalah pirobitumina yang terdiri atas dua golongan
yaitu pirobitumina aspal dan pirobitumina nonaspal. Golongan pirobitumina aspal antara
lain wurtzelit, eleterit, albertit, impsonit, dan ingramit sedangkan pirobitumina non aspal
antara lain batubara muda, gambut, lignit dan batubara.
Hidrokarbon yang bersifat padat biasanya terdapat bersamaan satu dengan yang lain.
Misalnya lilin mineral banyak terdapat di dalam Green River Formation, yang mengandung
zat koragen. Lilin mineral biasanya terdapat dalam bentuk urat-urat, begitupun aspaltit dan
gilsonit dan juga pirobitumina non-aspal misalnya wurtzelit. Semua zat ini seolah-olah
kelihatan sebagai zat kimia yang merupakan hasil pemerasan serpih minyak dan kemudian
didesakkan secara paksa kedalam rekahan sehingga membentuk terbentuknya yang
sebenarnya daripada hidrokarbon padat tersebut. Termaksud dalam bitumina padat ini ialah
pasir-ter(tarsand) dan minyak serpih (oil shale).
Dibeberapa tempat didunia, misalnya Kanada sebelah barat dan di Venezuela, terdapat
berbagai lapisan pasir yang telah dijenuhi dengan hidrokarbon yang sudah kental dan
setengah aspal. Lapisan pasir ini meliputi luas ribuan kilometer persegi serta puluhan meter
ketebalan dan merupakan cadangan minyak terbesar didunia. Namun hidrokarbon ini sukar
sekali dipisahkan dari pasir untuk dapat ditampung. Misalnya di Kanada sebelah
barat, didapatkan lapisan pasir yang disebut Athabasca tarsand (McMurray Sand).
Cadangan minyak atau hidrokarbon yang terkandung didalam pasir-ter ini meliputi
milyaran barrel. Dewasa ini karena keadaan krisis minyak, kesulitan memprosesnya sudah
dapat diatasi dengan cara menguntungkan. Dengan pemanasan atau dengan distalasi
destruktif, minyak bumi dapat dihasilkan dari pasir ter. Juga pernah dipikirkan untuk
menggunakan suatu ledakan nuklir untuk membebaskan minyak dari tarsand yang padat
ini. Cara terbentuknya pasir-ter atau Athabasca tarsand yang padat ini tidaklah begitu
jelas tetapi diduga berasal dari minyak bumi yang dihasilkan dari rembasan dan terjadi
bersama-sama pengendapan pasir tersebut.
Serpih minyak atau oil-shale adalah suatu serpih yang mengandung zat organik yang
jika dipanaskan pada temperatur tinggi (diatas 400oC) dengan akan mengurai dan
kemudian menghasilkan hidrokarbon cair yang serupa dengan minyak bumi. Zat organik
yang menghasilkan minyak pada suatu pemanasan atau distilasi yang sifatnya destruktif
disebut juga suatu piro- bitumina, sebagaimana telah dikatakan diatas dan nama
lainnya adalah kerogen. Suatu endapan serpih minyak yang terkenal adalah formasi
Gren River yang terdapat di Uinta-Basin, dinegara bagian Colorado, Utah dan wyoming.
Serpih yang mengandung karogen ini cukup tebal dan penyebarannya sangat luas,
sehingga memberikan cadangan minyak bukan saja milyaran barrel tetapi sampai milyaran
barrel. Kadar serpih minyak ini hampir dapat mencapai 150 galon per ton, tetapi
kebanyakan adalah antara 25 dan 50 galon per ton. Kerogennya sendiri bukanlah minyak
bumi dan juga batu bara, tetapi merupakan suatu zat yang mempunyai sifat diantara kedua
hidrokarbon tersebut. Kerogen pernah dikira sebagai zat induk minyak bumi, tetapi pernah
pula diperkirakan sebagai salah satu jenis hidrokarbon lain yang tidak mempunyai
hubungan atau mempunyai sedikit hubungan dengan minyak bumi. Serpih minyak juga
menghasilkan minyak bumi bebas dan dapat dilarutkan oleh pelarut minyak seperti
kloroform dan karbontetraklorida. Susunan kimia dari pada kerogen adalah kira-kira
karbon: 69-80%, hidrogen: 7-11%, nitrogen: 1,25-2,5%, belerang: 1-8% dan oksigen: 9-
17%. Dapat dicatat bahwa perbedaan khas dengan minyak bumi adalah kadar oksigen dan
nitrogennya. Dibawah mikroskop, kerogen terlihat terdiri dari suatu masa zat organik yang
telah dihancurkan luluhkan, terutama sebagai bekas tumbuhan, ganggang, spora, pollen,
arpus, lilin dan lain-lain. Suatu serpih yang mengandung kerogen dapat secara berangsur-
angsur berubah tanpa kelihatan menjadi batubara. Beberapa tempat lain dimana minyak
serpih didapatkan antara lain diJerman utara. Di daerah itu minyak serpih dikenal dengan
sebutan Kuchersicher.

2.2 Hidrokarbon Cair


A. Hakekat Kimia
Minyak bumi merupakan zat paling penting diantara semua hidrokarbon ataupun
diantara semua bitumina. Susunan kimia minyak bumi tertera dalam tabel 1. Jelas kelihatan
disini bahwa minyak bumi terdiri dari 80 hingga 85% Karbon dan selebihnya Hidrogen.
Kadar Belerang dapat meningkat sampai 2% misalnya pada minyak bumi Timur tengah,
tetapi khususnya di Indonesia terkenal dengan kadar Belerang rendah. Kadar zat Oksigen
dan Nitrogennya sangat rendah dan hanya merupakan jejak saja. Walaupun minyak
bumi terutama hanya terdiri dari dua unsur yaitu karbon dan hidrogen, namun kedua unsur
ini dapat membentuk berbagai macam senyawa molekuler dengan rantai panjang dan
struktur lingkaran. Malah rantai yang terdiri dari pada C dan H tersebut dapat bercabang-
cabang ke berbagai arah dan dapat membentuk berbagai macam struktur tiga dimensi.
Dengan demikian C dan H ini dapat membentuk molekul yang sangat besar dan jumlah
karbon C dalam setiap molekul dapat berjumlah puluhan bahkan secara teotitis bisa
mencapai ratusan bahkan ribuan. Sifat dari pada hidrokarbon untuk membentuk molekul
yang berlainan dengan susunan atau dengan rumus kimia yang sama disebut sifat
membentuk isomer.
Walaupun hidrokarbon dapat membuat isomer secara tidak terhingga, namun ada aturan
tertentu dalam cara pembuatan rantai panjang. Selain dapat membuat rantai panjang dan
struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat jenuh dan tak jenuh. Yang dinamakan
jenuh adalah jika salah satu valensinya tidak diikat oleh atom hidrogen tetapi terdapat
ikatan rangkap antara dua atau tiga atom karbon. Contoh suatu hidrokarbon tidak jenuh
adalah alken, yang merupakan suatu ikatan valensi alkan. Misalnya etan dengan rumus
C 2H4, karena dua valensi atom karbon diikat rangkap.
Ada beberapa aturan dalam susunan minyakbumi yang memudahkan kita
mempelajarinya, antara lain:
Pada umumnya minyak bumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon yang
bersifat jenuh.
Hidrokarbon yang terdapat didalam bumi merupakan berbagai macam seri homolog.
Yang dimaksud dengan homolog adalah suatu seri susunan hidrokarbon berdasarkan
penambahan atom C membentuk suatu susunan yang hampir sama akan tetapi rantainya
menjadi lebih panjang ataupun lingkarannya menjadi ruwet.
Dalam seri homolog biasanya terdapat beberapa keluarga homolog yang disebut
golongan isomer. Golongan ini biasanya terdiri dari rantai yang yang menerus dari pada
senyawa berbagai macam jenis minyak bumi. Anggota pertama dari seri homolog selalu
terdapat secara lebih banyak terkonsentrasikan didalam minyak bumi dari pada anggota
yang lebih besar berat molekulnya. Malah pada beberapa minyak bumi anggota yang
lebih besar ini bisa hilang atau tidak ada sama sekali.
pada umumnya seri homolog dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi dua golongan
besar, yakni:
a. I golongan asiklis atau alifat, juga disebut alkan atau parafin yang dibagi menjadi 2
kelompok yakni seri parafin normal dan seri iso-parafin
b. II golongan siklis yang dibagi menjadi 3 kelompok yakni seri naften atau siklo-
parafin, seri aromat dan seri aromat-sikloparafin-polisiklis (termaksud kompleks
aspal)

Analisa dan klasifikasi minyak bumi


Distalasi berfraksi, merupakan penyulingan serta pengembunan kembali berbagai
macam cairan yang mempunyai titik didih yang berbeda-beda.
Analisa Hemple
Indeks Korelasi dan klasifikasi dasar minyak bumi

Secara umum minyak bumi diklasifikasikan:


minyak bumi berdasar parafin (paraffin base) yang menghasilkan parafin pada
pendinginan
minyak bumi berdasarkan aspal (asphalt base), jika mengandung residu aspal
minyak bumi berdasarkan peralihan (intermediate base)
B. Hakekat Fisika
Sebagaimana cairan lainnya, kuantitas minyak bumi diukur berdasarkan volumnya.
Khusus di Indonesia, ukuran yang dipergunakan adalah meter kubik atau sering juga ton.
sedangkan didunia perdagangan digunakan satuan barrel yang setara dengan 159 liter.
Berat jenis atau gravitasi jenis
Salah satu sifat minyak bumi yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan
adalah berat jenis atau gravitasi jenis. Berat jenis minyak bumi atau dalam istilah dunia
perdagangan dikenal dengan API Gravity minyak bumi, sering menunjukkan kualitas
minyak bumi yang mana makin kecil berat jenisnya atau makin tinggi derajat API
Gravitymya, minyak bumi itu semakin berharga karena lebih banyak mengandung bensin.
Sebaliknya makin rendah derajat APInya atau makin berat berat jenisnya , mutu minyak
bumi itu kurang baik karena lebih banyak mengandung lilin atau residu aspal.

Viskositas
Sifat penting lain dari pada minyak bumi adalah viskositasnya. Viskositas merupakan
daya hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda berputar pada cairan
tersebut. Satuan viskositas adalah centipoise. pada umumnya makin tinggi derajat API,
makin ringan minyak bumi tersebut maka makin kecil viskositasnya dan sebaliknya.
Titik Didih dan Titik Nyala
Titik didih minyak bumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas APInya. Kalau gravitasi
API rendah, maka titik didihnya tinggi sedangkan kalau gravitasi APInya tinggi maka titik
didihnya rendah. Hal ini disebabkan karena minyak bumi berderajat API rendah
mengandung banyak fraksi berat (berat jenis tinggi) dan dengan demikian titik didihnya
tinggi sedangkan jika derajat APInya tinggi maka lebih banyak mengandung fraksi ringan
seperti bensin degan demikian titik didihnya rendah.
Titik nyala adalah suatu titik temperatur dimana minyak bumi dapat terbakar karena
suatu percikan api. Makin tinggi gravitasi APInya titik didihnya makin rendah, maka
jelaslah flash-point juga makin rendah dan mudah dapat terbakar karena percikan api.

Warna
Minyak bumi tidak selalu memperlihatkan warna hitam adakalanya malah tidak
berwarna sama sekali. Pada umumnya warna berhubungan dengan berat jenisnya. Kalau
berat jenisnya tinggi, warna jadi hijau kehitam-hitaman sedangkan kalau berat jenisnya
rendah warna jadi cokelat kehitam-hitaman. Warna ini disebabkan karena berbagai
pengotoran misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon karena senyawa hidrokarbon sendiri
tidak memperlihatkan warna tertentu.
Flurosensi
Minyak bumi memiliki sifat flurosensi yaitu jika terkena sinar ultra-violet akan
memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna flurosensi minyak bumi adalah
kuning sampai kuning keemas-emasan dan kelihatan sangat hidup. Sifat flurosensi ini
sangat penting karena sedikit saja minyak bumi terdapat dalam kepingan batuan atau dalam
lumpur pemboran memperluhatkan flurosensi secara kuat sehingga mudah dideteksi dengan
mempergunakan lampu ultra-violet.
Indeks refraksi
Minyak bumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1.4 sampai 1.6.
Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau berat jenisnya. Makin
tinggi berat jenis atau makin rendah derajat APInya akan tinggi pula refraksinya dan
sebalknya.
Aktivitas Optik
Kebanyakan minyak bumi memperlihatkan aktivitas optik, yaitu suatu daya
memutar bidang polarisasi cahaya yang terpolarisasi. Kisaran rata-rata adalah dari 0 sampai
0.2o.
Bau
Minyak bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang biasa
disebabkan oleh p-engaruh molekul aromat. Umumnya minyak bumi yang berasal dari
Indonesia tidak berbau sedap oleh karena senyawa nitrogen ataupun belerang.
Nilai Kalori
Nilai kalori m inyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu gram
minyak bumi yaitu dengan meningkatkan temperatur satu gram air dari 3.5 derajat
celcius dan satuannya adalah kalori .

2.3 Hidrokarbon Gas ataupun Gas Bumi


Didalam reservoir gas bumi bisa terdapat sebagai larutan yang besar dalam jumlah
yang sangat sedikit sekali sampai meliputi 100% dari reservoir. Berbagai jenis gas bumi
diantaranya:
Gas bebas, yang merupakan fase bebas dari pada minyak bumi. Hanya terdapat pada
bagian atas dari reservoir yang terisi minyak bumi
Gas terlarut dalam minyak bumi. Karena gas dan minyak bumi adalah hidrokarbon,
maka wajarlah jika jumlah gas yang larut dalam minyak bumi tergantung dari sifat
kedua zat tersebut dan juga dari tekanan dan temperatur didalam reservoir.
Semua minyakbumi yang terdapat didalam reservoir, mengandung gas dalam larutan
dari hanya beberapa m 3 hingga ribuan m3. Untuk setiap m3 minyak bumi, jumlah
gasbumi yang terlarut didalamnya dinyatakan dalam jumlah sedikit saja, maka gas
dapat dipisahkan dari minyak segera setelah dihasilkan dari sumur pemboran,
dalam suatu alat yang dinamakan gas-separator dan kemudian dibakar. Tetapi jika
jumlahnya cukup banyak, gas tersebut dapat dipergunakan untuk diperdagangkan
ataupun dipompakan kembali kedalam reservoir.
Jika suatu reservoir tidak memperlihatkan topi gas bebas(gas cap), berarti bahwa
semua gas terdapat dalam larutan dan keadaan itu disebut tidak jenuh, sedangkan kalau
gas terdapat sebagai topi gas bebas diatas reservoir, didapatkan suatu reservoir yang
jenuh. Temperatur dan tekanan pada waktu gas itu mulai keluar dari larutan disebut titik
gelembung (bubble point). Jika temperatur konstan, maka tekanan titik gelembung
disebut titik jenuh. Selain itu gas dapat juga larutv dalam air, dalam jumlah yang
dapat mencapai 20 m3 setiap m3 minyak pada tekanan 5000 psi.

Gas tercairkan, dibawah kedalaman 2000 meter biasanya keadaan reservoir mempunyai
temperatur dan tekanan yang tinggi, sehingga secarac fisik gas dan minyak bumi
tidak bisa dibedakan. Dalam keadaan demikian didap[atkan reservoir kondestant.

Susunan Kimia Gas Bumi


Metan (CH4) adalah hidrokarbon yang paling stabil dan merupakan penyusun utama
bumi. Selain itu terdapat juga hidrokarbon lainnya dalam jumlah kecil seperti etan,
propan, butan, pentan, heksan, dan dalam kasus tertentu juga hekten , oktan, dan nonan.
Hidrogen bebas jarang sekali didapatkan dalam gas alam kecuali didaerah yang bersifat
volkanik sedangkan karbon monoksida dan gas yang tidak jenuh jarang sekali didapatkan.
Metan merupakan senyawa yang selalu terdapat didalamnya dan tidak dapat
dikondensasikan pada temperatur dan tekanan reservoir minyak, sedangkan yang lainnya
bisa didapatkan sebagai cairan.kerapatan gas bumi berkisar dari 0.554 (untuk metan)
terhadap udara sampai lebih tinggi dari pada udara untuk gas yang bersifat basah.
Umumnya berkisar antara 0.6 sampai 0.90 jika dibandingkan dengan udara.
Gas bumi juga dibagi atas gas kering danm gas basah tergantung dari pada kadar cairan
atau uap yang ikut didalamnya. Susunan kimia umum adalah sebagai berikut:
Metan CH4, 82.3% (aktif)
Etan C2H6, 14.4% (aktif)
Karbon dioksida CO2, 0.5%
Nitrogen N, 2.8%

Pengotoran Dalam Gas


Pengotoran utama disebabkan oleh kadar Nitrogen, Karbondioksida, dan
Hidrogensul;fisa. juga helium dapat merupakan pengotoran yang terdapat dalam
jumlah yang relatif sangat kecil. jika kadar CO2 dan Nitrogen besar maka gas tersebut
mempunyai nilai yang lebih rendah karena juga nilai kalorinya menjadi lebih rendah.
Helium merupakan gas ringan, tidak berbau, tidak berwana dan merupakan gas mulia
yang terdapat bersama-sama dengan gas alam pada keadaan temperatur normal. Kadang-
kadang didalam gas alam kadar helium cukup tinggi untuk dapat diusahakan seperti yang
didapatkan di AS yaitu dengan kadar berkisar antara 1-8%, juga di Uni Sovyet ada
kemungkinan gas tersebut didapat bersama-sama dengan gas bumi.
Nitrogen, adanya kadar nitrogen yang tinggi dida;lam gas bumi mungkin sekali
merupakan sebagian udara yang terperangkap dengan sedimen. Sedikit sekali dari nitrogen
ini merupakan gas yang terbentuk dari zat organik sebagaimana diperkirakan.
Hidrogensulfida, biasanya terdapat bersama-sama dengan gas bumi. gas ini biasanya
tidak berwarna dan memiliki bau yang tidak sedap. Gas bumi yang mengandung
Hidrogensulfida walaupun dalam jumlah kecil tidak baik untuk dipergunakan sebagai
bahan bakar umum, karena dapat meracuni dan menyebabkan korosi dalam pipa.
Pemakaian Gas Bumi Gas bumi dewasa ini diusahakan untuk tujuan komersil. Di
massa lampau gas bumi hanya dapat digunakan jika terdapat didekat daerah industri atau
diperkotan, melalui pip. Namun akhir-akhir ini dengan teknik pencairan, terutama gas
bumi yang mengandung molekul beratom C lebih besar sampai C4-C5, dapat
dimampatkan menjadi cairan yang disebut elpiji.
Berbagai Sifat Fisika Gasbumi, gas biasanya diukur dalam m3 atau kaki kubik dalam
keadaan baku yaitu pada temperatur 60.7oF dan tekanan 76 mmHg. Seringkali dipergunakan
temperatur 20oC. Volum gas biasanya dinyatakan dalam satuan ribuan yang disingkat
sebagai M.

2.3 Daftar Pustaka


Koesmadinata, P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi Edisi Kedua Jilid 1, Penerbit
ITB, Bandung.

Subroto, E.A., 1993, Penggunaan Geokimia Petroleum Dalam Eksplorasi Migas,


Laboratorium Geokimia, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, ITB
Bandung.

Yohanes, M, 1991, Pengantar Geologi Dan Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi, PPT MIGAS
Cepu.

Anda mungkin juga menyukai