Anda di halaman 1dari 4

Tugas Petroleum System Migration

Diketahui:

• Gambar-1 Adalah kolom stratigrafi yang disusun berdasarkan hasil pemboran


 pada sumur explorasi 1 yang posisi strukturalnya dapat dilihat pada gambar-2.

• Pemodelan pematangan berdasarkan metoda lopatin (TTI) yang di kontrol oleh


data pantulan vitrinite memberikan kesimpulan bahwa kematangan akan terjadi
 pada temperaratur 110 C, sedangkan jendela gas terjadi pada temperatur 200
derajat C. Diketahui pula bahwa temperatur dasar sumur  Bottom Hole
Temperature(BHT)=90 C dan temperatur permukaan adalah 25 C.

• Peta struktur kedalaman puncak interval B (gambar-2)

• Closure B telah dibor dan berisi minyak dengan posisi OWC=245m tvdss,
sedangkan closure D sudah dibor oleh sumur explorasi 1 hasilnya tidak
mendapatkan hidrokarbon alias dry hole.

1.Berdasarkan data tersebut dan dengan asumsi bahwa ketebalan interval B sama di semua
tempat gambarkan area kitchen (dengan diwarnai) pada gambar-2.

2.Berdasarkan penentuan kitchen tersebut gambarkan pada gambar-2model migrasi skunder


(orthocontour) dengan asumsi bahwa fault yang ada bocor dan interval A dan B menyebar
keseluruh area (jarak orthocontour1 cm dalam peta)

3.Buat analysis kenapa sumur explorasi 1 merupakan dry hole

4.Buat analisis terhadap closure-closure yang belum di bor, dan buat peringkat berdasarkan
 probabilitas ditemukanya hidrokarbon dan resiko pada masing-masing tutupan.

5.Usulkan titik pemboran eksplorasi baru berdasarkan analisis no 4 (buat rankingnya)

1
1. Terdapat 2 cara, yaitu cara Grafik dan Perhitungan.

 Cara Perhitungan:
Diketahui  :
Temperature Permukaan (Tp) = 25 oC
Bottom Hole Temperature (BHT) = 90 oC
Kematangan Jendela Minyank (JM) = 110 oC
Kematangan Jendela Gas (JG) = 200 oC
Kedalaman BHT (HBHT) = 1252 m

Ditanyakan:
Dimanakah letak kitchen area?
Kedalaman kitchen area (H kitchen)........?

Jawab:

Perhitungan Kitchen area (Minyak): Perhitungan kedalaman Jendela Gas:

 ℎ  


 =  =
(−) (−) (−) (−)

1252 ℎ 1252 


 =
(90℃−25℃) (110℃−25℃) (90℃−25℃)  = (200℃−25℃)

65 x (H kitchen) = 1252 x (85) 65 x (Hkitchen) = 1252 x (175)


106.420 219.100
H kitchen = Hkitchen =
65 65

H kitchen = 1637 m H kitchen = 3370 m

 Cara Grafik (Lampiran)

2.Model migrasi skunder (orthocontour,  jarak 1 cm dalam peta). ( Lampiran)

2
3.Sumur explorasi 1 merupakan dry hole, Berikut analisis penyebab sumur explorasi dry hole:

Sumur explorasi-1 berada pada Closure D  yang letaknya paling jauh dari kitchen sehingga
hidrokarbon membutuhkan jarak yang panjang untuk bermigrasi. Di antara kitchen  dan
Closure D terdapat Closure A dan B yang memiliki posisi lebih tinggi dari Closure D. Hal ini
menyebabkan hidrokarbon dari  Kitchen  akan bermigrasi dan mengisi dahulu Closure A
hingga mencapai  spill point  (SP), setelah Closure A terisi penuh dan mencapai  spill
point hidrokarbon akan bermigrasi dan mengisi Closure B, tidak langsung ke Closure D.

Closure B memiliki OWC pada 245m tvdss, sedangkan kemungkinan spill point pada Closure
B pada kedalaman 750m tvdss untuk dapat tumpah ke Closure D. Sehingga tidak
dimungkinkan Closure D terisi migrasi hidrokarbon dari Closure B dan Kitchen tersebut
(lihat sketsa di gambar 3.1).

 5        
 0        
 0        

1       
 0       
 0       
Y
 0       

Explorasi-1

Gambar 3.1. Sketsa penampang hubungan antara Closure B dan Closure D

3
LAMPIRAN GAMBAR

Y
X
 5        
 0        
 0        

1        
 0        
 0        
 0        

Explorasi-1

- Tl

Gambar 4.1. Sketsa penampang migrasi sekunder dari kitchen ke Closure B

 5        
 0        
 0        

1        
 0       
 0       
 0       

Explorasi-1

- k kTi l

Gambar 4.2. Sketsa penampang hubungan antara Closure A dan Closure B

X Y
 5        
 0        
 0        

1        
 0       
 0       
 0       

Explorasi-1

- T

Gambar 4.3. Sketsa penampang hubungan antara Closure A dan Closure C

Anda mungkin juga menyukai