Makalah
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Wisna Taniyo (442 416 034)
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat,
pertolongan, petunjuk dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Kromatografi Kertas” yang mana ini merupakan bagian dari mata kuliah Kimia
Analitik 2 telah dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak
dan ibu dosen yang telah banyak memberi masukan ilmu yang bermanfaat, khususnya
kepada ibu,selaku pembimbing mata kuliah Kimia Analitik 2 dan juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu serta keluarga yang banyak
memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sifat sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................
KATAR PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................3
1.4 Manfaat............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
F. Nilai Rf .............................................................................................................8
ii
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai macam senyawa dewasa ini telah dapat dengan mudah dipisahkan
dengan menggunakan metode-metode yang sesuai. Teknologi yang canggih
setidaknya juga mampu menghasilkan suatu metode-metode pemisahan yang dapat
mempermudah memisahkan komponen-komponen dari campurannya. Adapun
metode-metode pemisahan antara lain yakni ekstraksi, destilasi dan kromatografi.
Suatu analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan salah satu dari banyak metode pemisahan yang ada.
Pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya merupakan hal yang
penting dalam semua cabang ilmu kimia, bahkan banyak juga bidang yang lain yang
telah mempergunakan teknik-teknik kimia untuk memecahkan berbagai macam
permasalahan yang luas. Maka pengaruh penemuan teknik pemisahan yang
berkemampuan tinggi akan sangat dirasakan manfaatnya dalam banyak ilmu
pengetahuan modern. Salah satu tehnik pemisahan dalam ilmu kimia adalah teknik
kromatografi.
Salah satu metode pemisahan yang sering digunakan yaitu kromatografi.
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang bekerja berdasarkan prinsip
dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Kromatografi digunakan untuk memisahkan
campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk
kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Dalam suatu bentuk
kromatografi memiliki fase diam dan gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau
cairan yang didukung dengan padatan, sedangkan fase gerak berupa cairan atau gas.
Fase gerak dapat membawa komponen-komponen campuran yang akan dipisahkan.
Kromatografi kertas merupakan metode kromatografi kertas yang paling sederhana
daripada metode kromatografi lainnya. Untuk itu perlu kita pahami bagaimana
prosedur yang benar menggunakan metode kromatografi kertas ini.
1
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi
komponen- komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip
yang sama yaitu seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan
atau cairan). Dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Berdasarkan fase gerak dan fase
diam yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi cair-padat
(kromatografi dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud cair),
kromatografi gas-padat (kromatografi dengan fase diam berwujud padat dan fase
gerak berwujud gas), kromatografi cair-cair (kromatografi dengan fase diam
berwujud cair dan fase gerak berwujud cair), dan kromatografi gas-cair (kromatografi
dengan fase diam berwujud cair dan fase gerak berwujud gas).
Berdasarkan interaksi komponen dengan fase diam dan fase gerak, kromatografi
dibedakan menjadi kromatografi adsorpsi (kromatografi dengan teknik penyerapan
komponen oleh adsorben tertentu), kromatografi partisi (kromatografi dengan partisi
terjadi antara fase gerak dan fase diam), kromatografi pertukaran ion (kromatografi
yang dapat memisahkan senyawa dengan afinitas ion yang berbeda dengan resin
penukar ion), dan kromatografi permeasi atau filtrasi (kromatografi berdasarkan
perbedaan bobot molekul).
Makalah ini akan menjelaskan mengenai secara spesifik tentang
kromatografikertas mulai dari pengertian, jenis-jenis, metoda, prinsip, nilai R f,
pelaksanaan dan hal yang perlu diperhatikan dalm kromatografi kertas serta aplikasi
penggunaan kromatografi kertas.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apapengertian kromatografi kertas?
2. Apa sajajenis-jenis kromatografi kertas?
3. Bagaimana mekanismekromatografi kertas?
4. Apa saja metoda yang terdapat pada kromatografi kertas?
5. Bagaimana prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas serta hal-
hal yang perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertiankromatografi kertas.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi kertas.
3. Untuk mengetahui mekanismekromatografi kertas.
4. Untuk mengetahui metoda yang terdapat dalam kromatografi kertas.
5. Untuk mengetahui prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas
serta hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari kromatografi kertas.
2. Pembaca dapat mengetahuijenis-jenis kromatografi kertas.
3. Pembaca dapat mengetahuimekanisme kromatografi kertas.
4. Pembaca dapat mengetahuimetoda yang terdapat dalam kromatografi kertas.
5. Pembaca dapat mengetahui prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi
kertas serta hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
C. Mekanisme Kromatografi Kertas
Pelaksanaan pemisahan dengan kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap
yaitupenotolan campuran, pengembangan dan identifikasi. Pada tahap penotolan,
campuran yang mengandung komponen-komponen yang akan dipisahkan ditotolkan
pada bagian bawah kertas (biasanya sekitar 2 cm dari tepi bawah) menggunakan
mikropipet atau pipa kapiler sehingga akan meluas membentuk noda yang bulat. Pada
tahap pengembangan, ujung kertas kromatogram yang telah terdapat noda kering
dimasukkan dalam bejana tertutup sehingga tercelup dalam pelarut yang dipilih
sebagai fasa gerak. Anda usahakan agar pencelupan tidak sampai merendam noda
totolan campuran. Pelarut (fasa gerak) akan merembes ke dalam kertas secara lambat
berdasarkan gaya kapiler. Sambil bergerak pelarut tersebut membawa komponen-
komponen campuran ikut bergerak. Komponen-komponen dalam campuran akan
bergerak pada laju yang berbeda atau mengalami migrasi diferensial karena memiliki
perbedaan kepolaran. Hal ini menyebabkan komponen-komponen dalam campuran
akan terpisah satu sama lain.Apabila komponen-komponen tersebut berwarna maka
akan langsung terlihat seperti noda-noda. Jika komponen-komponen tersebut tidak
berwarna maka dapat dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika dilakukan
dengan menyinari kertas dengan sinar UV pada panjang gelombang 370 nm dan 254
nm. Sedangkan cara-cara kimia yang seringkali digunakan adalah menyemprot kertas
dengan peraksi ditizon, ninhidrin, kalium kromat, atau ammonium sulfida dan
memberikan uap iodium.
D. Metoda Kromatografi Kertas
Pada kromatografi kertas elusidasi atau pengembangan kromatogram dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Teknik menaik (ascending), pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak
bergerak ke atas karena efek kapiler.
2. Teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak
ke bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi
sehingga rembesan berjalan lebih cepat.
5
E. Jenis - Jenis Kromatografi Kertas
a) Kromatografi satu arah
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat
seragam.Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Sampel tinta
diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa
pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di
teteskan pada garis yang sama.
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran
pelarut yang sesuai didalamnya.Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada
dibawah garis pada bercak diatasnya.Kadang-kadang kertas hanya digulungkan
secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan
bawah.Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah
wadah.Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer
dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas
kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan
pelarut pada kertas.
Prosesnya terlihat pada gambar dibawah ini.
6
( Gambar 1. Kromatografi satu arah )
b) Kromatografi dua arah
Kromatografi kertas dua arah digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan
substansi yang memiliki nilai yang sangat serupa. Pada prosesnya menggunakan dua
pelarut yang berbeda. Misalnya kita menggunakan zat warna sebagai sampel.
Prosedur yang harus dilakukan adalah:
1) Tahap pertama
Mula-mula titik tunggal campuran ditempatkan pada salah satu ujung garis dasar.
Kemudian masukkan kedalam pelarut seperti yang sebelumnya hingga pelarut
mendekati ke atas kertas.
2) Tahap kedua
Pada kromatogram, posisi depan pelarut ditandai dengan pensil sebelum kertas
mengering, diberi lebel sebagai SF1. Kemudian masukkan kedalam pelarut yang
pertama, dihasilkan titik sentral besar dalam kromatogram yaitu sebagian biru dan
sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai yang sudah hampir
sama.
3) Tahap ketiga
Menunggu kertas kering sepenuhnya, dan kemudian memutar kertas sampai 90 0
dan kemudian mengembangkan kromatografi lagi di dalam suatu pelarut yang
berbeda. Bintik-bintik akan bergerak dengan jumlah yang berbeda, hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan nilai . Jika kita ingin mengidentifikasi titik-titik
dalam campuran maka kita harus menghitung nilai nya untuk disetiap tempat, dan
kemudian membandingkannya dengan nilai-nilai yang telah diukur untuk senyawa
yang dikenal dengan kondisi yang sama persis. Apabila kita mengidentifikasinya
dengan zat pembanding pada kromatogram yang sama seperti yang dilakukan diawal
7
dengan pena, maka kita tidak bisa mengidentifikasinya. Karena campuran yang
dipisahkan pada contoh ini terpisah menjadi empat tempat yang berbeda.
Prosesnya terlihat pada gambar dibawah ini.
8
G. Faktor yang mempengaruhi harga Rf
1. Pelarut, perubahan yang sangat kecil dari komposisi pelarut akan menyebabkan
harga Rf berubah.
2. Suhu perubahan, suhu menyebabkan perubahan koefisien partisi dan kecepatan
alir.
3. Ukuran bejana, volume bejana mempengaruhi homogenitas atmosfer sehingga
mempengaruhi kecepatan penguapan pelarut dari kertas.
4. Kertas, jenis kertas akan mempengaruhi kecepatan alir dan kesetimbangan partsisi.
5. Sifat dari campuran.
H. Pelaksanaan Kromatografi Kertas
Langkah kerja pada kromatografi kertas adalah sebagai berikut:
1. Kertas (biasanya kertas saring whatmann no 1) dipotong-potong sesuai dengan
ukuran yang diinginkan, diberi tanda garis awal dan garis akhir pada ujung-ujung
kertas.
2. Sampel ditotolkan pada salah satu ujung kertas (garis awal).
3. Lakukan eludasi (pengembangan) dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan uap
fasa gerak. Waktu eludasi pada kromatografi kertas berkisar mulai dari 30 menit
hingga 12 jam, bergantung pada sifat kertas dan jarak pengembangan yang ingin
dilakukan.
4. Lembaran kertas diangkat, dikeringkan dan noda ditampakan dengan pereaksi
yang cocok.
9
(Gambar 3. Posisi kertas saring saat dilakukan eludasi)
10
Ada berbagai jenis kertas yang khusus dibuat untuk kromatografi yang berbeda
dalam susunan serat, ketebalan dan lain-lain.Jenis kertas antara lain mempengaruhi :
a. Kecepatan aliran eluen.
b. Nilai Rf, karena daya serap berbeda-beda.
c. Bentuk bercak zat.
d. Ukuran kertas yang digunakan umumnya :
Kromatografi menaik : panjang kertas sekitar 20 cm.
Kromatografi menurun : panjang kertas sampai 50 cm atau lebih.
Kromatografi mendatar sirkuler : diameter kertas 12 – 20 cm.
3. Jenis pelarut (fasa gerak)
Eluen (disebut juga pelarut) pada kromatografi kertas biasanya merupakan
campuran 2 komponen atau lebih. Pada gerak biasanya merupakan campuran yang
terdiri dari satu komponen organik utama, air dan berbagai tambahan seperti asam,
basa atau pereaksi-pereksi kompleks.
Faktor yang perlu diperhatikan terhadap fase gerak :
a. Setelah pengembangan fase gerak harus mudah diuapkan dan tidak boleh
meninggalkan sisa yang dapat mengganggu pengamatan bercak. Idealnya cairan
eluen tidak boleh bercampur dalam fase diam atau sebaliknya.
b. Fase gerak yang digunakan harus murni dan tidak boleh mengganggu pendeteksian
bercak.
c. Sebagaifase diam digunkan pelarut polar umumnya air.
Sebagai fase gerak dapat digunakan alkhohol, asam-basa, keton, ester, amia, fenol,
hidrokarbon atau campuran pelarut untuk mendapatkan pemisahan yang sempurna.
4. Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih
Bejana yang digunakan harus seimbang dengan ukuran kertas yang digunakan
serta banyaknya pelarut yang ada didalam bejana tersebut.
5. Pembuatan sampel
Pada pembuatan sampel sebaiknya sampel yang dibuat tidak terlalu encer, karena
apabila sampel yang dibuat encer maka pada saat penotolan pada kertas saring akan
11
dilakukakan berulang-ulang kali. Oleh karena itu sampel yang dibuat harus sedikit
agak kental untuk menghindari penotolan berulang-ulang kali.
6. Waktu eludasi/pengembangan
Pengembang dilakukan setelah fase gerak (eluen) ditempatkan pada bejana yang
cocok. Bejana dijenuhkan dengan fase uap gerak dengan cara menutup dan
didiamkan beberapa waktu (jam).Penjenuhan akan lebih baik dengan cara meletakan
kertas saring yang dibasahi faase gerak pada dinding bejana. Ujung kertas dicelupkan
dalam fase gerak dan dijaga agar noda agar tidak tetap tidak terendam dan kertas
tidak menyentuh dinding bejana. Jarak pengembangan, pada metode penaikan
biasanya 15 cm dan pada metode penurunan dapat bervariasi.
7. Metoda deteksi dan identifikasi
Untuk senyawa yang tidak berwarna diperlukan deteksi secara kimia atau fisika.
Secara fisika misalnya dengan sinar ultra violet (panjang gelombang 254 dan 370
mm)
Secara kimia dengan menyemprotkan pereaksi pada kertas atau mencelupkan padsa
kertas peda larutan pereaksi. Pereaksi tersebut dikenal sebagai pereaksi lokasi atau
pereaksi spesifik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan
prinsip zat terlarut yang terdistribusi antara dua fase yang digunakan, yaitu fase diam
(air yang terikat pada selulosa kertas) dan fase gerak (pelarut yang sesuai).
Kromatogarfi mampu memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-
komponennya.
Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan zat-zat
dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang
akan dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada
kertas akan bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan
lebih teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.
Teknik Kromatografi Kertas ada dua macam, yaitu teknik menaik (ascending),
pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak bergerak ke atas karena efek kapiler, dan
teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak ke
bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi sehingga
rembesan berjalan lebih cepat.
Metode/ cara kerja dari kromatografi kertas adalah tahap pertama tahap
pentotolan cuplikan, tahap kedua tahap pengembangan dan ketiga tahap identifikasi
atau penampakan noda.
13
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood. 1981.Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Harahap, Hilda Juanda. Bab I Pendahuluan.
http://hildajunandaharahap.wordpress.com/2012/05/31/bab-ipendahulua/.
Diakses pada tanggal 8 Maret 2020.
Lathifah, Kiswatul. Kromatografi
Kertas.http://kickylover.blogspot.com/2010/06/kromatografi-kertas.html.
Diakses pada tanggal 8 Maret 2020
Rasmiwetti & Roza Linda. 2006. Kimia Analitik II. Pekanbaru: Pusat Pengembangan
Pendidikan Unviversitas Riau.
Susan. 2012. Makalah Klasifikasi Metode Kromatografi.
http://susanblogs18.blogspot.com/2012/11/makalah-klasifikasi-metode-
kromatografi.html. Diakses pada tanggal 8 Maret 2020.
14