Anda di halaman 1dari 3

CHECKLIST BLADDER TRAINING

Nama :........................................................... NIM :...........................................................

NILAI KET
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
DEFINISI :
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi
kandung kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke
fungsi optimal neurogenik
TUJUAN :
1. Klien dapat mengontrol berkemih
2. Klien dapat mengontrol buang air besar
3. Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
4. Menghindari isolasi sosial bagi klien
5. Untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal
perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air
kemih
INDIKASI :
1. Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
2. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin
3. Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama
4. Klien dengan inkontinensia urin
PELAKSANAAN
Tahap Pre Interaksi
a. Melakukan verifikasi data
b. Persiapan Alat
1. Jam
2. Air minum dalam tempatnya
3. Obat diuretic jika diperlukan
c. Mencuci tangan
d. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
e. Persiapan lingkungan
Sampiran
Tahap Orientasi
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya.
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta
tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi.
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian
serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan.
9. Membuat kontrak waktu (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan).
b. Memberikan salam terapeutik.
c. Panggil klien dengan nama yang disenangi.
d. Memperkenalkan nama perawat.
e. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada
klien.
f. Menjelaskan kerahasiaan.
Tahap Kerja
1. Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur,
setiap 2-3 jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4
jam sekali pada malam hari
2. Berikan klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu
jadwal untuk berkemih
3. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat
jika rangsangan berkemihnya tidak dapat ditahan
4. Klien disuruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang
waktu yang telah ditentukan 2-3 jam sekali
5. 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah
ditentukan mintalah klien untuk memulai berkemih dengan teknik
latihan dasar panggul
a) Latihan 1
1) Instrusikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
2) Minta klien berupaya menghentikan aliran urin selama berkemih
kemudian memulainya kembali
3) Praktikan setiap kali berkemih
b) Latihan 2
1) Minta klien untuk mengambil posisi duduk atau berdiri
2) Instruksikan klien mengencangkan oto-otot disekitar anus
c) Latihan 3
1) Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan kemudian
kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke
empat
2) Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara
keseluruhan
3) Ulangi latihan empat jam sekali, saat bangun tidur selama tiga
bulan
d) Latihan 4
1) Apabila memungkinkan anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi
(lutut ditekuk) kepada klien
e) Evaluasi
1) Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali per hari atau 3-4
jam seklai
2) Klien merasa senang dengan prosedur
f) Bila tindakan point 5 seperti tersebut dirasakan belum optimal atau
terdapat gangguan :
1) Maka metode di atas dapat ditunjang dengan metode
rangsangan dari eksternal misalnya dengan suara aliran air dan
menepuk paha pada bagian dalam
2) Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu
pengosongan kandung kemih secara total, misalnya dengan
membaca dan menarik napas dalam
3) Menghindari minuman yang mengandung kafein
4) Minum obt deuretik yang telah diprogramkan atau cairan untuk
meningkatkan deuritik
5) Sikap
 Jaga privasi klien
 Lakukan prosedur dengan teliti
 Pemberian umpan balik positif
Memberikan penghargaan atas apa yang elah
dilakukannya, memberikan penghargaan atas
keberhasilannya dalam melaksanakan program bladder
training

Tahap Terminasi
1. Meyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
2. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan.
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
5. Merapikan alat-alat.
6. Berpamitan dengan pasien.
Tahap Dokumentasi
Mencatat seluruh tindakan yang telah dilakukan dalam catatan
keperawatan.

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1 = dikerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2 = dikerjakan dengan sempurna

Anda mungkin juga menyukai