Anda di halaman 1dari 39

PROPELLER FLAP

Referat

Diajukan dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan kelulusan


Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Diajukan Oleh:
dr. Wisnu Dipoyono Budi Wiseso
15/390003/PKU/15567

Pembimbing :
Dr. dr. Ishandono Dachlan, Sp.B, Sp.BP-RE (K)

DEPARTEMEN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Referat

PROPELLER FLAP

Diajukan oleh :

dr. Wisnu Dipoyono Budi Wiseso

Telah disetujui :

Pembimbing

Dr. dr. M. Ishandono Dachlan, Sp.B, Sp. BP-RE (K)

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………….. i
Halaman Pengesahan…………………………………………………… ii
Daftar isi………………………………………………………………... iii
A. PENDAHULUAN…………………………………………….... 1
B. SEJARAH……………………………………………………… 2
C. DEFINISI………………………………………………………. 3
D. KEUNGGULAN………………………………………,………. 4
E. KLASIFIKASI..……………………………………………..…. 5
F. TEKNIK OPERASI……………………..……………………... 16
G. APLIKASI…..………………………………………………….. 20
H. KOMPLIKASI : PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN...…… 33
I. KESIMPULAN……………………………………………….... 35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 36

iii
A. PENDAHULUAN
Berbagai macam kasus dalam Bedah Plastik meliputi luka pasca trauma,
luka infeksi, luka bakar, kontraktur, kontraktur bawaan, dan ulkus dekubitus
memerlukan penanganan untuk penutupan luka. Penutupan luka dengan flap
diperlukan untuk menangani defek luka yang kompleks, mengenai tendon, tulang,
saraf, dan pembuluh darah.(1)
Flap dapat diklasifikasikan berdasarkan suplai darah ( Flap pola acak
(random flap), Flap aksial, Perforator flap,dan Flap aliran balik), berdasarkan
lokasi flap (lokal, regional, jauh/distant flap), berdasarkan metode transfer
(Advancement, transposisi, rotasi, interpolasi, Jumping, bebas/free flap), dan juga
berdasarkan jaringan yang terlibat ( Flap kutaneus, Flap fasia atau fasiokutaneus,
Flap otot atau muskulokutaneus, Flap tulang atau osteokutaneus atau
osteomuskulokutaneus, Flap omental).(10)
Karena kurangnya jaringan lokal di ekstremitas bawah, ekstremitas atas,
kepala dan daerah leher, ahli bedah plastik sering mendapatkan tantangan untuk
dapat membuat penutupan defek yang cukup pada daerah-daerah tersebut. Transfer
jaringan dengan bedah mikro merupakan solusi pada kasus ini, namun pada negara
berkembang ketersediaan alat bedah mikro dan ahli bedah yang memiliki
kompetensi dan terlatih masih terbatas. Sepertiga distal ektrimitas bawah
merupakan area yang masih menantang untuk dilakukan penutupan jaringan lunak.
Karena jaringan lunak yang tipis dan tidak dapat dikembangkan, serta presdisposisi
terjadinya edema, bahkan defek kecil dapat menjadi luka yang bermasalah dengan
ekspose tulang, tendon atau struktur neurovascular lainnya. Area ini secara
tradisional ditangani dengan free flap, lokal, dan pola yang acak menunjukkan
angka kegagalan yang tinggi. Flap otot dikaitkan dengan hilangnya fungsi, serta
jangkauan yang tidak memadai dalam aspek distal ekstremitas bawah. Demikian
pula ulkus dekubitus di sakrum dan iskium juga merupakan tantangan untuk
rekonstruksi. Kontraktur paska luka bakar pada siku diperlukan untuk pemulihan
fungsional dan pencegahan kontraktur ulang.(1)

1
Dalam 20 tahun terakhir, perkembangan operasi rekonstruktif ditandai
dengan munculnya beberapa flap baru berdasarkan pembuluh darah perforator.
Pada tahun 1989 Koshima dan Soeda menggunakan istilah "flap perforator" untuk
pertama kalinya untuk lipatan kulit paraumbilical berdasarkan perforator otot.
Penyempurnaan prosedur bedah dan penelitian mengenai pembuluh darah
perforator telah diikuti oleh penemuan jenis baru dari flap perforator yaitu flap tipe
“baling-baling” (Propeller Flap). (3)
Konsep dari “Propeller Flap” pertama kali diperkenalkan oleh Katsaros
pada tahun 1982. Dia mengangkat flap tensor fascia lata dengan dasar pedikel dan
merotasi flap 180o untuk menutupi defek defek pada dinding dada. Penggunaan kata
pertama “Propeller Flap” digunakan oleh Hyaukso et al. pada tahun 1991,
menjelaskan flap adipokutaneous berdasarkan pedikel sentral subkutaneous dengan
bentuk menyerupai baling-baling yang dirotasi 90 derajat.(1) Hallock menggunakan
nama yang sama untuk flap seperti yang dijelaskan oleh Hyakusoku, tetapi kali ini
flap ini didasarkan pada pembuluh darah perforator yang disiangi dan lembaran flap
bisa dirotasi hingga 180o.(4)
Penggunaan Propeller flap saat ini semakin popular untuk menutup defek di
ekstremitas bawah, ekstremitas atas, kepala dan daerah leher, refrat ini membahas
tentang definisi, klasifikasi dan tekhnik operasi serta komplikasi dari propeller flap.

B. SEJARAH
Sejarah dari Flap kulit dimulai pada abad ke 19, dimana karya anatomi oleh
Manchot dan Spalteholz menggambarkan wilayah vaskularisasi kulit. Pekerjaan ini
diselesaikan oleh studi radiographic oleh Salmon pada tahun 1936, yang
menunjukkan keberadaan wilayah vaskuler kulit lainnya. Satu abad kemudian
Taylor dan Palmer pada tahun 1987 menggambarkan konsep angiosom, dan
membuktikan pada tahun 2003 implikasinya dalam fisiologi flap perforator. Dia
juga membuktikan bahwa wilayah vaskular kulit didefinisikan oleh arteri
perforator, berasal dari sumber pembuluh darah. Pada tahun 1986, Nakajima et al.
sudah membedakan, secara anatomis, enam jenis arteri kulit dan menguraikan
klasifikasi flap kulit dalam enam kelompok, yang mendasar untuk pemahaman flap

2
perforator. Pada kenyataannya, langsung dari Perang Dunia pertama, Gino Pieri,
seorang ahli bedah militer Italia, menerbitkan atlasnya pada tahun 1918 peta flap
perforator tubuh manusia. Kroll dan Rosenfield mengolah gagasan yang dinyatakan
oleh Pieri dan merupakan orang pertama yang menggunakan istilah ''perforator
flap'' pada tahun 1988. Satu tahun kemudian, Koshima dan Soeda membuktikan
keandalan flap kulit yang divaskularisasi oleh arteri perforator, yang diangkat dari
arteri epigastrium inferior dalam (DIEP flap).(5)
Pada tahun 1991, Hyakusoku et al. menggambarkan sebuah pulau flap, yang
divaskularisasi oleh perforator, dan diputar dari 90o, untuk rekonstruksi kontraktur
bekas luka kulit pasien luka bakar. Skin Paddle dirancang dengan bentuk helicoïdal
oval dan penutupan secara primer, berpusat pada perforator. Bentuk dan mobilisasi
mengingatkan ini pada baling-baling; itulah alasan mengapa flap ini disebut
propeller flap. Awalnya, perforator dimasukkan dalam pedikel subkutan, yang
terletak di tengah flap. Selama 20 tahun terakhir, propeller flap telah disempurnakan
dan dimodifikasi, terkait dengan vaskularitas dan desain ruangnya. Klasifikasi
diperlukan untuk memahami prosedur diseksi dan perbedaan antara berbagai jenis
propeller flap yang saat ini dijelaskan. Flap ini menampilkan metode rekonstruksi
yang sangat andal, berdasarkan pada perforator. Tujuan utama flap ini adalah untuk
mengamankan aksis vaskular mayor dan untuk menghindari kerugian dari free flap
mikrovaskular.(5)

C. DEFINISI
Propeller flap dapat didefinisikan sebagai “Pulau flap yang dapat mencapai
tempat penerima melalui rotasi aksial”. Semua pulau flap kulit dapat menjadi
propeller flap. Namun, pulau flap yang mencapai tempat penerima melalui gerakan
advancement atau flap yang melalui gerakan rotasi tapi tidak sepenuhnya berbentuk
pulau dikeluarkan dari definisi propeller flap.(4)
Propeller flap merupakan pulau fasciokutaneous lokal flap yang didasari
oleh satu perforator yang disiangi. Berbentuk seperti baling-baling dengan 2 bilah
dengan panjang yang tidak sama dengan perforator membentuk titik poros sehingga
saat baling diputar, bilah panjang dapat menutup defek dengan baik.(6)

3
D. KEUNGGULAN
Propeller flap menggambarkan teknik rekonstruksi baru, memiliki banyak
keuntungan, keuntungan-keuntungan dari penggunaan propeller flap adalah sebagai
berikut :
A. Flap perforator memungkinkan kebebasan yang besar dalam desain dan
pemilihan lokasi donor, berdasarkan kualitas dan volume jaringan
lunak yang diperlukan dan pada orientasi parut. (7)
B. Dapat menutupi defek yang sangat besar, karena keandalan vaskular
mereka.(5)
C. Vaskularisasi dapat dipasok oleh perforator yang terletak jauh dari
daerah anatomi untuk rekonstruksi. (5)
D. Flap perforator mewakili alternatif yang lebih sederhana dan lebih cepat
untuk flap bebas dan memperluas kemungkinan merekonstruksi luka
yang sulit dengan jaringan lokal. (7)
E. Panen mudah dan cepat, asalkan dapat menerapkan teknik diseksi yang
tepat. (7)
F. Morbiditas situs donor sangat rendah, menghindari pengorbanan
jaringan yang tidak perlu. (7)
G. Tidak diperlukan anastomosis mikrovaskular, yang mengurangi waktu
operasi dan risiko kegagalan pasca operasi.(5)

Kemampuan propeller flap untuk rotasi berbagai derajat hingga 180 o


membuat flap ini sangat serbaguna untuk merekonstruksi defek trauma serta defek
lain pada distal ekstrimitas bawah. Secara bertahap penggunaannya telah diperluas
untuk merekonstruksi berbagai defek dari sebab yang bervariasi di seluruh tubuh.(6)

4
Gambar 1. Konsep Propeller Flap (A) Konsep propeller flap dapat
dianggap sebagai baling-baling dengan 2 bilah dengan panjang yang tidak
sama dengan perforator membentuk titik poros; dimana saat baling di putar,
bilah panjang dapat menutup defek dengan baik. (B) Menandai flap. Jarak
antara perforator dan ujung proksimal dari flap(a) adalah sama dengan
panjang dari defek (c) ditambah dengan jarak antara tepi proksimal defek ke
perforator (b) dengan penambahan 1 cm untuk memungkinkan retraksi
jaringan dan mempermudah penutupan tanpa tension saat flap dirotasi.
Lebar dari flap adalah sama dengan lebar dari defek dengan penambahan
0.5 cm. (C) Setelah flap dan perforator sudah dideseksi secara utuh, flap
diputar untuk menutup defek. (D) bagian pendek dari propeller flap
digunakan untuk membantu penutupan defek sekunder bisa secara lengkap
ataupun dengan skin graft.(6)

E. KLASIFIKASI
Saat Propeller flap digunakan ahli bedah harus secara spesifik menyebutkan
jenis dari sumber pedikel, derajat dari rotasi pulau flap, dan bila memungkinkan
nama arteri sumber dari perforator yang digunakan (contoh: propeller flap
berdasarkan dari perforator tunggal dari arteria posterior tibia, rotasi 180o).(4)
Klasifikasi Propeller flap dapat berdasarkan jenis sumber pedikel dan letak
pedikel pada flap.

5
1. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Pedikel
a. Subcutaneous-Pedicled Propeller Flap
Flap Subcutaneous-Pedicled Propeller Flap (SPP) adalah flap kulit
berdasarkan satu atau beberapa perforator yang termasuk dalam pedikel
flap, yang dideseksi ke dalam jaringan adiposa subkutan yang
mendasarinya (Gambar.2a ). Jika perforator yang dominan disiangi
hingga pedikel subkutan, maka flap tersebut menjadi flap propeler yang
digerakkan oleh perforator (PPP flap). Keuntungan utama flap ini adalah
untuk mengurangi waktu operasi, bila dibandingkan dengan flap PPP.
Tapi, untuk membuat flap ini dibutuhkan pengetahuan yang sempurna
tentang anatomi pembuluh darah perforator. Masalah utama flap ini
adalah kinking pedikel untuk rotasi yang lebih besar dari 90o. Itulah
sebabnya flap ini umumnya tidak dapat dimobilisasi lebih dari 90 o.
Selain itu, adanya jaringan adiposa di sekitar pembuluh perforator
mengurangi vaskularisasi flap. Dengan cara ini, kulit donor lebih kecil
dari flap PPP dan tidak bisa menutupi defek yang besar. Dengan
demikian, kerugian ini membatasi indikasi flap SPP dalam operasi
rekonstruktif. Namun demikian, flap SPP digunakan untuk pasien luka
bakar, jika lukanya dalam. Dalam hal ini, perforator mungkin rusak.
Situs donor sangat terbatas pada pasien luka bakar. Flap SPP dapat
dipanen, bahkan jika perforator dominan tidak ditemukan di sekitar
lokasi penerima. Pedikel dari flap harus menyertakan perforator kecil.(5)

6
Gambar 2a. Subcutaneous-Pedicled Propeller (SPP) Flap(4)

b. Perforator-Pedicled Propeller Flap


Flap Perforator-Pedicled Propeller (PPP) ini adalah flap kulit, yang
divaskularisasi oleh pedikel perforator, yang disiangi sepanjang
perforatornya (gambar 2b). Diseksi pembuluh perforator memiliki dua
keuntungan: memungkinkan rotasi yang aman dari flap hingga 180o;
flap juga dapat dirancang secara efektif dan aman sesuai dengan arah
perforator. Dengan cara ini, skin paddle yang lebih besar dapat dipanen,
dan defek yang lebih luas dapat ditutupi. Disarankan untuk memilih
perforator yang dominan dengan kaliber lebih dari 1 mm, tetapi, flap
PPP dapat diandalkan bahkan ketika mereka bersumber pada perforator
yang lebih kecil, yaitu antara 0,5 dan 1 mm.(5)
Wong et al menggunakan prosedur finite element untuk menganalisa
faktor yang mendukung pada patensi perforator. mereka menyimpulkan
bahwa patensi perforator yang terbaik adalah menjaga putaran sudut
pada 180o atau kurang, dengan asumsi tekanan darah pasien stabil
selama perioperatif (hindari periode hipotensi), dan dengan memilih
perforator yang berdiameter sekitar 1 mm dan setidaknya memiliki
panjang 30 mm.(9)

7
Gambar 2b. Perforator-Pedicled Propeller (PPP) flap(4)

c. Muscle-Pedicled Propeller Flaps


Dalam kasus di mana lokasi penerima membutuhkan fleksibilitas otot
untuk menutupi jaringan keras seperti tulang atau implan, propeller flap
kulit dapat dipanen dengan otot dan pedikel yang mendasarinya
(Gambar 2c). Jika flap MPP tersebut memiliki perforator
muskulokutaneus yang dominan, ia dapat secara umum dapat dianggap
sebagai flap berbasis perforator. Meskipun mungkin, tidak perlu
mengidentifikasi perforator dengan tepat. Flap muskulokutaneus
konvensional, jika berporos disekitar asal pembuluh darahnya, dapat
dianggap sebagai flap MPP, seperti dicontohkan oleh flap vertikal rectus
abdominis musculocutaneous (VRAM), yang biasanya diputar seperti
propeler disekitar pedikel vaskuler deep epigastrik superior pada batas
costa.(2)

Gambar 2c. Muscle-Pedicled Propeller (MPP) Flaps(2)

8
d. Vascular-Pedicled Propeller Flaps
Flap Vascular-Pedicled Propeller (VVP) berdasarkan perforator
langsung dari kutaneus dan septocutaneous, bersumber dari pedikel
arteriovena aksial. VPP didefiniskan dengan skin paddle dan rotasi pada
sekitar titik rotasi, dimana bersumber pada vaskular pedikel aksial
(gambar 2d). Jika perforator dominan disiangi dan digunakan sebagai
titik rotasi, flap ini akan menjadi perforator-pedicled propeller flap
(PPP flap). Pada hal sebaliknya, bila tidak dilakukan diseksi tapi hanya
termasuk dalam pedikel, flap dapat dianggap sebagai flap berdasarkan
perforator. Contoh khas pada VVP adalah pada flap berdasarkan arteri
radial distal (gambar 3). Skin paddle yang luas dapat diambil
dibandingkan pada perforator flap. Venous return sangat kuat, sehingga
tidak diragukan untuk survivalnya.(5)

Gambar 2d. Vascular-Pedicled Propeller (VVP) Flaps(2)

Gambar 3. A. Flap . Vascular-Pedicled Propeller (flap berdasarkan arteri radial


distal). B. Flap dimasukkan

9
2. Klasifikasi Berdasarkan Posisi Pedikel di Flap
a. Central-Axis Propeller Flaps
Pedikel flap terletak di tengah flap (gambar 4a). Flap ini sangat baik,
karena suplai darah dari skin paddle homogen. Indikasi utama dari
central axis propeller adalah untuk mencakup dua defek yang
berdekatan. Dengan cara ini, flap dinaikkan diantara defek dan dirotasi
hingga 90o (gambar 4b).(5)

Gambar 4a.Central-Axis Propeller Flaps.(2)

Gambar 4b. Rekontruksi dua defek secara simultan menggunakan rotasi 90o dari
Central-axis propeller flaps.(2)

10
b. Eccentric-Axis Propeller Flaps
Keuntungan untuk memindahkan lengkung rotasi flap di pinggir adalah
untuk meningkatkan jarak antara defek dan perforator, yang dipilih
sebagai titik poros. Kemudian, flap ini sangat berguna untuk menutupi
defek, yang terletak di daerah yang jauh dari daerah kaya perforator.
Dianjurkan untuk menganalisis arah perforator oleh Multi Detector
Computed Tomography (MDCT) sebelum merancang skin paddle.
Memang, hanya perforator dengan arah yang panjang, dan arah yang
sejajar dengan sumbu longitudinal dari flap, dapat dipilih untuk
menaikkan propeller flap sumbu asentrik(5)

Gambar 5. Eccentric-Axis Propeller Flaps.(2)

3. Modifikasi
a. Supercharged Propeller Flaps
Supercharged propeller flap merupakan modifikasi dari perforator
pedicled propeller flap. Jika propeller flap yang panjang diperlukan, dan
perforator yang terisolasi tidak menyediakan aliran masuk arteri yang
cukup, atau aliran keluar vena yang cukup, ekstra pedikel dapat
ditambahkan. Tehnik ini, sudah diketahui pada free perforator flaps,
dapat juga digunakan untuk prosedur efektif untuk penyelamatan. Vena
dari flap, superfisial ataupun perforator, dapat dilakukan anastomosis
secara microsurgery terhadap vena penerima untuk meningkatkan
drainase vena, atau arteri tambahan dapat dilakukan anastomosis secara
microsurgery terhadap arteri pedikel kedua dari flap.(4)

11
Gambar 6a. Supercharged propeller Flap. Arteri perforator ekstra yang melewati
distal bagian panjang dari flap telah di pisahkan selama diseksi.(4)

Gambar 6b. Rekonstruksi leher anterior menggunakan dorsal intercostal artery


perforator (DICAP) – supercharged superfcial cervical artery
perforator (SCAP) propeller flap. A, Desain flap termasuk dua pedikel
perforator. B, Flap diangkat dengan DICAP untuk digunakan untuk
supercharging. C, tiga bulan post operasi (area dibawah mandibular
telah dilakukan rekonstruksi dengan flap yang lain).(2)

12
b. Ultrathin Propeller Flaps
Propeller flap dapat juga diambil sebagai flap yang tipis. Konsep dari
“flap super tipis” memungkinkan untuk mendapatkan flap yang super
tipis dan lebar namun realible. Meskipun flap super tipis kadang-kadang
disebut sebagai Subdermal Vascular Network (SVN) masing-masing ini
dapat dianggap sebagai nama generik dan anatomi.(2)
Flap ini dapat ditipiskan hingga SVN (subdermal pleksus) benar-benar
terlihat melalui lapisan lemak minimal, yang mengkonfirmasi bahwa
flaps divaskularisasi oleh SVN.(2)
Konsep ini dapat diadaptasi oleh propeller flap. Telah disarankan bahwa
flap yang tipis merata, memiliki angka ketahanan yang tinggi
dibandingkan flap yang tebal. Chetboun dan Masquelet berspekulasi
bahwa defatting primer di daerah distal flap berfungsi untuk mencegah
"perfusion stealing" oleh jaringan adiposa.(2)

Gambar 7. Menipiskan Propeller Flap(2)

c. Multilobed Propeller Flaps


Propeller Flap multilobed dikembangkan untuk mengatasi kerugian dari
metode asli propeller flap. Dalam metode multilobed, ekstensi kecil
melekat pada blade propeler yang biasa. Ini memfasilitasi penutupan
situs donor langsung untuk mengurangi kebutuhan cangkok kulit.
Berbagai bentuk lobus dapat dipilih agar sesuai dengan geometri situs
penerima.(2)
Sebagai contoh, lobus yang lebih besar dari flap yang tidak simetris
harus dirancang untuk memperbaiki cacat yang lebih besar, seperti pada

13
pelepasan kontraktur parut, dan lobus kecil digunakan untuk menutup
lokasi donor. Propeller Flap multilobed dapat dirancang sebagai flap
bilobed, trilobed, atau quadrilobed, di mana pedikel dibuat setebal
mungkin sehingga sudut rotasi dapat dipertahankan sementara
meminimalkan ketegangan pada insetting/penyisipan flap.(2)

Gambar 8a. Multibilobed Propeller Flap (atas: asimetrikal, bawah:quadrilobed(2)

Gambar 8b. Rekonstrusi aksila menggunakan multilobed SPP flap. A, Design


Flap. B, Hasil post operasi. C, 1 tahun post operasi.(2)

14
d. Flap-in-Flap Propeller Flaps
Jika propeler flap memiliki pedikel seperti flap VPP atau MPP, pulau
kulit dapat diputar dua kali atau lebih dengan 180 derajat, pertama di
sekitar pedikel pembuluh darah atau otot, dan kemudian di sekitar
perforator itu sendiri. Dalam kasus seperti itu ujung distal flap kulit
dapat mencapai defek yang lebih jauh (Gambar 9). Sebagai pilihan lain,
jika pulau kulit dapat dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing
berdasarkan pada perforator yang berbeda, bentuk asli pulau kulit dapat
diubah menjadi bentuk situs penerima.(2)

Gambar 9. Flap-in-flap Propeller Flap.


Pertama Flap diputar pada jarak B disekitar sumber pedikel,
lalu jarak A disekitar eksentrik perforator, jarak total A+B.(2)

15
F. TEKNIK OPERASI
1. Rencana Preoperatif
Penggunaan Ultrasonografi Doppler genggam cukup untuk penilaian
vaskular pre-operatif. Seluruh area harus diperiksa untuk mendapatkan
gambaran yang jelas letak seluruh perforator atau pembuluh darah aksial.
Saat Propeller Aksial flap direncanakan, identifikasi dari pembuluh darah
lebih mudah karena posisinya konstan dan mudah ditemukan. Flap ditandai
disekitar perforator dengan pulsasi yang terbaik dan lokasi (atau disekitar
pembuluh darah aksial), memungkinkan untuk dapat melakukan penutupan
primer dari lokasi donor.(7) Opsi yang berbeda dapat dipertimbangkan jika
lebih dari satu pembuluh darah diidentifikasi. Flap alternatif selalu
direncanakan sebagai "rencana B." Insisi panjang eksplorasi direncanakan
tanpa mengganggu alternatif flap lokal atau untuk memungkinkan akses ke
pembuluh darah penerima, ketika plan B adalah free flap. Jika
memungkinkan, sayatan kulit ditempatkan di sepanjang bekas luka
sebelumnya atau lipatan alami. Kesalahan umum pada awalnya adalah insisi
eksploratif yang tidak cukup luas yang menghalangi penglihatan dan
mengganggu identifikasi akurat perforator. Sayatan adalah jendela kita ke
perforator dan harus cukup lebar.(7)

2. Diseksi Flap
Melalui insisi eksplorasi suprafascial atau diseksi subfasia di bawah
pembesar loupe digunakan untuk mengidentifikasi semua perforator di
sekitar defek. Setelah semua perforator diidentifikasi, yang terbaik adalah
dipilih berdasarkan kaliber, pulsatilitas, arah dan orientasi, jumlah dan
kaliber vena yang menyertai, dan kedekatan terhadap defek dan ke saraf
sensorik (perforator terbesar biasanya disertai saraf sensorik di seluruh
tubuh).(7)
Kemudian, dalam kasus diseksi suprafascial, pembukaan fasia melebar dan
perforator dibebaskan dari jaringan di sekitarnya dan dideseksi sepanjang
mungkin (hingga sumber pembuluh darah) untuk mencapai panjang pedikel

16
yang memadai untuk mendistribusikan torsi. Kehati-hatian harus diterapkan
dalam membebaskan perforator yang menempel dengan jaringan
sekitarnya, seperti cabang samping perforator ( harus diligasi, dan tidak
boleh di kauter untuk menghindari kerusakan perforator akibat panas) atau
jeratan fibrotik(7). Seperti yang dibuktikan oleh Wong et al(9)., resiko
pembuluh darah untuk menekuk menurun bila, untuk perforator diameter
1mm, dan panjang pembuluh darah lebih dari 3 cm. Untuk mencegah
spasme, penempatan perforator harus tanpa tegangan, dimana manipulasi
harus dilakukan sesedikit mungkin.(9)
Bila perlu, flap digambar ulang disekitar perforator yang dipilih. Berbeda
dengan tradisional flap, tradisional rasio panjang/lebar tidak dapat
diaplikasikan pada propeller flap, karena pedikel biasanya menembus flap
pada bagian tengah; ini berarti flap 25/5 seharusnya tidak dipertimbangkan
sebagai flap 5/1 tetapi sebagai 3/1 ditambah 2/1 flap. Kemungkinan untuk
mendapatkan penutupan situs donor harus menjadi perhatian untuk ukuran
flap, dibanding perhatian terhadap perfusi flap. Jika perfusi dianggap tidak
cukup, bila memungkinkan jenis flap seharusnya menggunakan
supercharged. Untuk alasan inilah, panjang vena superfisial yang adekuat
dan perforator lain yang menembus flap harus dipertahankan.(7)

3. Penempatan Flap
Langkah yang sangat penting dalam menjamin keberhasilan dari flaps
adalah menunggu sirkulasi untuk dapat paten sebelum flap dirotasi
setidaknya selama 20 menit. Setelah merotasi flap pada posisi barunya,
pedikel harus dicek apakah terpuntir atau menekuk, dan diseksi lanjutan
apabila terdapat hambatan pada pendistribusian torsi. Rotasi Clockwise dan
counterclockwise dievaluasi dan yang terbaik dalam rotasi dipilih. Arah dari
rotasi harus didokumentasi apakah flap perlu di ekplorasi ulang. Flap lalu
di fiksasi pada posisinya dan di awasi dari warna, waktu pengisian kapiler,
dan perdarahan. Jika didapatkan aliran masuk arteri yang berkurang karena
spasme arteri akibat manipulasi bedah, flap seharusnya ditempatkan ulang

17
pada posisi semula hingga spasme menghilang (biasanya sekitar 20 menit)
dan pedikel di bilas dengan lidokain atau papaverin. Jika spasme menetap
setelah dirotasi ulang, flap sebaiknya tidak dilakukan, dan diposiskan pada
posisi semula dan dilakukan penundaan beberapa hari sebelum penutupan
defek.(7)

4. Perawatan Post Operasi


Tungkai harus dijaga dengan splint untuk hari-hari awal post operasi,
penekanan pada flap harus dihindari dan elevasi harus di pertahankan untuk
flap pada tungkai dan kepala.(7)
Flap diperiksa per 2 jam selama hari-hari awal post operasi, untuk
memungkinkan identifikasi segera komplikasi yang terjadi.(7)

Gambar 10. (A,B) Propeller flap seharusnya tidak berdasarkan 2 perforator,


karena saat dirotasi 2 pedikel akan saling membelit yang akan membahayakan
suplai darah flap.(6)

18
Gambar 11. (A) Jaringan lunak hilang akibat trauma pada medial malleolus dengan
ekspos pada tibia. Setelah perforator utama berasal dari arteri posterior tibial delah
ditentukan oleh Ultrasound Doppler genggam, flap didesain disekitarnya. (B) Insisi
eksplorasi yang panjang dibuat pada tepi posterior dari flap, dan perforator yang
menjadi dasar flap divisualisasikan. (C,D) Dilakukan diseksi secara teliti terhadap
perforator. Untuk menghindari gangguan vaskular perforator harus disiangi secara
lengkap dengan memisahkan semua serat fasia yang dapat menyebabkan penekanan
dari luar, terutama pada vena comitantes pada saat flap diputar. (E,F) Flap secara
lengkap menjadi pulau flap pada satu perforator, dan di putar kearah defek. (G)
Hasil 1 bulan setelah operasi.(6)

19
G. APLIKASI
1. Propeller Flap Pada Defek Ektrimitas Inferior Distal
Pedoman
Pada ekstrimitas bawah, perforator utama yang berguna berasal dari 3
pembuluh darah besar yaitu; posterior tibial, peroneal dan anterior tibial
arteri. Pada saat melakukan desain flap sangat baik untuk mengindari
melewati batas subkutaneus tibia serta tendon Achiles. Juga sangat
diperlukan untuk menghindari kerusakan nervus saphenous atau nervus
sural tergantung disisi kaki mana flap dilakukan.(6)

Desain Flap
Sebelum operasi, Ultrasound dopler genggam 8 – 10 Mhz sangat membantu
untuk menentukan arteri perforator yang berpotensi di dekat defek.
Selanjutnya desain flap sementara dapat digambar sebagai berikut (gambar
10) dengan perforator sebagai titik poros flap. Pertama, jarak antara
perforator dan sisi distal dari defek diukur. Lalu hasilnya ditransposisi
secara proksimal sepanjang sumbu sumber pembuluh darah utama, diukur
lagi dari perforator dan ditambahkan 1 cm. ini menghasilkan batas sisi
proksimal dari flap. Selanjutnya, lebar dari proksimal flap yang diperlukan
untuk menutup defek ditentukan dengan mengukur lebar dari defek. Nilai
ini digunakan untuk menentukan lebar dari flap proksimal ditambah 0.5 cm
untuk memungkinkan penyusutan flap dan memfasilitasi agar flap dapat
disisipkan tanpa tegangan. Penting juga untuk memastikan bahwa pada titik
poros pedikel perforator memasuki flap memiliki dimensi lateral yang sama
panjang, sehingga ketika flap diputar untuk menutup defek tidak ada traksi
ke samping yang berlebihan.(6)

Pengangkatan Flap
Dilakukan torniket pada paha, dan aliran darah di kaki dikurangi dengan
elevasi kaki dan menekan arteri poplitea selama 1 menit. Prosedur ini

20
memungkinkan pengosongan darah dari kaki tetapi cukup tahan untuk
membuat arteri perforator untuk mudah diidentifikasi selama eksplorasi.(6)
Pembuluh darah perforator diketahui letaknya melalui insisi awal
eksplorasi. Ini penting untuk keamanan dan memudahkan penilaian untuk
membuat inisisi cukup lebar. Pendekatan ke pedikel dapat suprafascial atau
subfascial. Kecuali bila ahli bedah telah berpengalaman dalam mengangkat
flap perforator, pendekatan subfascial direkomendasikan sebagai cara yang
mudah dan aman untuk menvisualisasi pedikel. Dengan insisi awal ini,
beberapa perforator potensial yang dapat berguna biasanya tampak dan
pilihan terbaik dipilih berdasarkan posisi dan ukuran. Pada umumnya,
bijaksanan bila mengindari perforator yang masuk kedalam jaringan skar
atau jaringan granulasi yang berada dekat sisi luka akut atau kronis karena
diseksi akan mengalami kesulitan, dengan cedera pembuluh darah yang
rapuh mungkin akan terjadi. Di lain hal, sangat baik untuk tidak memilih
perforator yang jauh dari defek, karena akan membuat flap menjadi panjang
yang tidak semestinya.(6)
Saat keputusan dibuat, perforator yang akhirnya dipilih mungkin tidak perlu
salah satu yang ditandai saat preoperasi menggunakan Doppler
ultrasonografi dan pada saat awal desain flap dibuat. Ini tidak menjadi
masalah karena rencana dan langkah awal pada mengambilan flap
memberikan ahli bedah kebebasan untuk mendesain ulang dan
menyesuaikan ukurannya, menjadikannya pendekatan yang fleksibel dalam
mengangkat propeller flap. Setelah pedikel terbaik dipilih, desain flap harus
diperiksa ulang dan, jika perlu, disesuaikan. Secara khusus, seseorang harus
memastikan bahwa tepi proksimal flap, ketika akhirnya diputar ke
posisinya, mampu mencapai margin distal dengan nyaman dan tidak akan
menempatkan pedikel di bawah tekanan apa pun.(6)
Setelah keputusan kritis dibuat tentang perforator mana yang akan
digunakan, waktu kemudian harus digunakan dengan hati-hati dalam
mempersiapkan pedikel. Pedikel harus dibersihkan dari semua otot dan
cabang samping setidaknya 2 cm. Prosedur ini memungkinkan pedikel

21
dapat diputar hingga 180o. Jika memungkinkan, pedikel dibersihkan dari
pembuluh darah sumbernya ke titik di mana ia melewati fasia dalam ke
dalam flap. Selanjutnya, semua serat fasia halus yang berpotensi menekan
pembuluh darah setelah diputar harus disisihkan dengan cermat. Perhatian
khusus harus diberikan kepada apa-apa yang di sekitar venae comitantes,
karena sistem vena tekanan rendah yang relatif lebih rentan terhadap
kompresi ekstrinsik setelah flap diputar ke posisinya. Setelah pedikel
diamankan, pengangkatan sisa flap jadi mudah dan cepat. Saat flap telah
menjadi sebuah pulau flap, flap harus dibiarkan di posisi semula dan
torniket dilepaskan. Hal yang penting untuk membiarkan perfusi dan
melonggarkan spasme pembuluh darah selama 10 hingga 15 menit sebelum
flap dirotasi ke defek. Vasodilator topikal, seperti papaverine atau
varapramil, dapat diberikan disekitar pedikel pada saat ini.(6)

Rotasi, dan Penyisipan Flap


Setelah perfusi flap memuaskan, flap siap diputar ke defek. Flap dengan
hati-hati diangkat dari dasar luka dan diputar disekitar pedikelnya. Arah dari
rotasi tergantung dari sudit antara proksimal sumbu panjang flap dan defek.
Sudut ini dapat mencapai maksimal 180o. tidak perlu memutar flap lebih
dari 180o dikarenakan dapat secara mudah diputar ke arah sebaliknya. Pada
saat defek ada di posisi arah jam 6, dan flap harus dirotasi 180o, pedikel
terletak pada putaran maksimum. Pada situasi ini arah putaran yang diambil
pertama adalah clockwise kearah defek, dan dilihat apakah vena comitantes
pada posisi yang bagus, diperhatikan apakah ada tanda-tanda penekanan
dari luar karena sisa serat fasia, yang akan memerlukan pembersihan lebih
lanjut. Lalu dicoba juga arah counterclockwise dan melakukan pemeriksaan
yang sama terhadap pedikel. Lalu diputuskan arah rotasi yang paling baik
untuk vena comitantes, lalu flap diamankan pada posisinya dengan 2 jaihtan
kulit pada dua sisi dari sumbu pedikel. Dua jahitan ini harus secara hati-hati
agar pedikel tidak dalam keadaan tertarik baik di arah proksimal atau distal.
Bila diberi drain vakum harus diletakkan dan difiksasi jauh dari pedikel.

22
Setelah itu sisa dari flap disisipkan, dan langsung dilakukan penutupan luka.
Jika defek dari donor dapat ditutup tanpa regangan/tension yang berlebih
maka akan mempermudah operasi dan menghasilkan hasil estetik yang baik.
Namun, jangan tergoda untuk menutup luka defek donor sangat erat
sehingga membahayakan aliran darah flap atau menyebabakan edema dari
distal kaki akibat efek torniket. Pada kondisi ini lebih baik dilakukan skin
graft. (6)

Indikasi
Propeller flap dapat digunakan untuk menutup luka yang buruk pada
sepertiga distal dari ekstrimitas bawah dan sekitar sendi pergelangan kaki,
termasuk medial dan lateral malleoli, dimana merupakan tempat yang
umumnya memiliki tingkat penyembuhan yang buruk akibat fraktur
compound dan internal fiksasi (gambar 12). Kerusakan luka setelah
perbaikan tendon Achilles juga masalah luka anterior yang mempersulit
artroplasti pergelangan kaki juga bisa berhasil diatasi dengan propeller flap.
Flap dapat diperpanjang untuk mencapai defek pada batas lateral dari kaki
dimana luka dehisensi akibat komplikasi internal fiksasi dari fraktur
calcaneus yang sering terjadi. (6)
Untuk sepertiga atas dan medial kaki, serta sekitar lutut, propeller flap
dapat juga dipertimbangkan sebagai pilihan, dan desain flap yang bagus
dapat memberikan penutupan luka langsung dari defek sekunder. Propeller
flap memberikan kontur yang lebih baik dengan menghindari dog-ear dan
bulkiness yang diakibatkan dari flap peninsular fasciocutaneous proximally
based dan medial gastrocnemius flap.(6)

23
Gambar 12. Pasien dengan faktur fibula, setelah fiksasi dengan plat, mengalami
komplikasi infeksi dan kerusakan luka, setelah plat dilepas dan dilakukan
debridemen dilakukan desain propeller flap berdasarkan perforator dari arteri
Peroneal. (B) Insisi eksplorasi memungkinkan lokasi dan pemilihan perforator yang
cocok setelah itu flap dibuat pulau flap. (C,D) Flap dirotasi 180o, penutupan defek
tercapai dan defek sekunder pada proksimal dapat ditutup secara primer, dan hasil
setelah 1 bulan.(6)

2. Propeller Flap Pada Defek Ektrimitas Superior


Pedoman
Seperti pada ekstrimitas bawah, perforator utama pada ekstrimitas atas
berasal dari arteri besar – arteri brachial dan profunda brachii di lengan atas,
dan arteri radial, ulnar, anterior, dan posterior interosseous pada lengan
bawah. Di distal perforator mengikut septa intermuscular tetapi di
proksimal kadang perforator menembus belly otot. Pada lengan atas
Perforator muncul dari lateral septum antara otot triceps dan brachialis dan
dari septum medial intermuscular antara triceps dan bisep. Disekitar siku,

24
perforator muncul dari arteri brachialis menembus fasia dalam pada sisi
medial dan lateral dari tendon bisep. Perforator dari arteri radial rekuren
menembus otot brachioradialis. Perforator pada arteri radialis dapat
ditemukan proksimal di septum antara brachioradialis dan pronator teres,
dan di distal antara brachioradialis dan fleksor carpi radialis. Perforator
arteri ulnaris muncul di septum antara fleksor carpi ulnaris dan fleksor
digitorum superfisialis.(6)
Pada aspek ekstensor, perforator utama muncul dari arteri interosseous
posterior, tampak diantara ekstensor carpi ulnaris dan ekstensor digiti
minimi di 2/3 atas dari lengan bawah. Di distal lengan bawah perforator
berasal dari cabang dorsal dari arteri interosseous anterior, dan melewati
antara ekstensor digitorum komunis dan ekstensor digiti minimi untuk
mencapai kulit.(6)
Pemahaman dasar dari kemungkinan lokasi perforator sangat berguna,
terutama di distal lengan bawah, dimana arteri radialis dan ulnaris terletak
sangat superfisial dan ultrasonografi dopler terbatas dalam membedakan
pembuluh darah sumber dan perforator. Bila dimungkinkan, torniket
lengan dipakai selama operasi. Ekstemitas atas dielevasi dan arteri brachial
ditekan selama 1 menit untuk mengosongkan sebagian pembuluh darah
sambal mempertahankan cukup darah untuk memfasilitasi perforator dapat
diidentifikasi dan dideseksi. Setelah ukuran final defek ditentukan,
perforator terdekat dapat dieksplorasi secara subfascial dengan
mengangkat batas luka atau insisi eksplorasi. Insisi harus ditempatkan
teergatung dari lokasi defek, bisa di garis tengah volar atau dorsal atau
alternatif pada garis midlateral. Setelah perforator yang terbaik dipilih flap
dapat didesain dan dideseksi seperti yang dijelaskan pada sebelumnya.(6)

Indikasi
Porpeller flap dapat digunakan untuk rekonstruksi defek di lengan atas dan
tangan akibat trauma, luka bakar, dan reseksi tumor. Karena ekstrimitas
atas sering terekspos, penting untuk diingat bahwa hasil estetik yang baik

25
sama pentingnya dengan hasil fungsionalnya. Flap dengan desain yang
buruk, kombinasi dengan skin graf yang luas dapat membuat hasil yang
menyedihkan. Propeller flap dapat digunakan secara selektif untuk hasil
estetika yang baik jika dirancang sedemikian rupa sehingga defek sekunder
dapat ditutup secara langsung. Sama seperti ekstrimitas bawah, flap ini
dapat digunakan untuk membawa jaringan lunak dari proksimal ke distal
defek dari lengan bawah, pergelangan, dan tangan; serta menghindari
tejadinya dog-ear yang menghasilkan hasil kontur yang lebih baik.(6)
Pada ekstrimitas atas potensial keterbatasan untuk mengaplikasikan secara
luas propeller flap adalah pedikel relatif pendek sehingga cenderung tidak
dapat menahan rotasi ekstrem (180o) dengan baik. Salah satu solusinya
adalah menjadikan arteri radialis atau ulnaris menjadi pedikel, tetapi
mengorbankan sumber pembuluh darah utama ke tangan menimbulkan
kekhawatiran.(6)

Gambar 13. (A,B) Defek pada aspek proksimal dari lengan setelah eksisi
karsinoma basosquamous. Propeller flap diangkat dar perforator yang berasal dari
arteri profunda brachii dan dirotasi 90o kearah defek. (C) Hasil setelah 6 bulan,
defek dari donor ditutup secara primer.(6)

26
3. Propeller Flap Pada Defek Dada Dan Payudara
Pedoman
Saat merencanakan flap pada dinding dada anterior, sangat penting untuk
tidak merusak atau mengganggu Nipple areolar complex pada dada laki-
laki dan payudara pada pasien wanita. Jaringan cadangan cenderung
ditemukan pada sisi lateral dinding dada diatas atau pun dibawah struktur
tersebut. Perforator arteri mamaria interna membentuk 2 kolom vertikal
keluar dari ruang intercostal kira-kira 1 jari pada masing-masing sisi
sternum. Sumber lain dari perforator adalah arteri Thorakoacromial yang
memberikan pasokan ke otot pectoralis. Perforator ini cocok untuk
mendasari flap untuk defek di area presternal. Yang atas dapat digunakan
untuk flap yang akan mencapai leher bawah sedangkan yang lebih rendah,
timbul sebagai perforator interkostal anterior dari arteri muskulofrenik
(salah satu cabang terminal arteri mamaria interna) dapat digunakan untuk
merancang flap yang akan mencapai defek pada daerah payudara,
epigastrik, subkostal, dan perut bagian atas.(6)
Untuk abdomen, cabang terminal lain dari arteri mamaria interna, yang
menjadi arteri epigastric superior, merupakan sumber dari multipel
perforator yang menjadi dasar flap perforator lokal. Untuk separuh
kebawah abdomen, perforator berasal dari arteri epigastric inferior yang
dapat menjadi dasar flap lokal walaupun lebih sering dihubungkan dengan
flap bebas perforator epigastric inferior dalam.(6)
Pada daerah flank cabang terminal dari pembuluh darah lumbal kadang
dapat berguna sebagai dasar flap lateral, dimana dapat dirubah untuk
rekonstruksi defek pada pusat abdominal.(6)
Pada bagian atas dan tengah punggung, perforator yang memberikan
pasokan ke kulit muncul dari pembuluh darah yang memberikan pasokan
ke otot yang mendasarinya seperti thoracodorsal untuk otot latissimus
dorsi. Arteri intercostalis juga mengirimkan beberapa perforator melalui
ruang interkosta untuk memberikan pasokan ke kulit pada punggung. Di
wilayah ini, pencarian di sekitar pinggiran defek yang akan direkonstruksi

27
biasanya akan memberikan beberapa pembuluh darah yang layak untuk
flap yang cukup besar untuk diangkat.(6)
Di daerah lumbar, 4 arteri lumbar muncul dari aorta dan melewati lateral
melalui lapisan otot dinding perut posterior dan lateral. Arteri ini dapat
memasok perforator untuk flap yang dibutuhkan untuk menutupi defek
pada punggung dan panggul. Flaps di sini biasanya dirancang secara
transversal atau miring untuk memanfaatkan aksial pembuluh darah. Di sini
penutupan defek sekunder tidak cenderung menjadi masalah karena daerah
panggul biasanya memiliki kelenturan jaringan yang baik.(6)

Gambar 14. (A,B) Defek pada dinding dada anterior setelah eksisi luas dari
melanoma malinga. Flap telah dirancang dan diangkat dengan perofator arteri
mamaria interna. (C) Hasil akhir dengan penutupan primer dari defek sekunder
menghasilkan kontur yang baik.(6)

Indikasi
Pada dada anterior, propeller flap memungkinkan penutupan defek dengan
hasil contur yang lebih halus dibandingkan dengan skin graft. Walaupun
tidak diindikasikan untuk semua pasien, Perbaikan estetika yang dicapai

28
dapat membuat propeller flap sebagai pertimbangan. Perforator dari arteri
interkostalis anterior dapat digunakan sebagai dasar flap, berjalan di
sepanjang inframamaria fold, yang dapat diputar secara superior untuk
menutup defek pada aspek medial payudara. Bekas luka dari penutupan
defek sekunder dapat tersembunyi dengan baik.(6)
Pada daerah aksila, arteri thoracodorsal dan perforator arteri interkostalis
posterior sangat berguna untuk menajdi dasar flap yang dapat mengambil
jaringan dari belakang untuk menutup defek pada aspek lateral payudara.(6)
Flap tidak sering diindikasikan pada abdomen karena biasanya ada jaringan
yang cukup untuk memungkinkan penutupan luka secara langsung.
Kadang-kadang, propeller flap berdasarkan epigastrik superior atau inferior
serta arteri interkostal dapat dirancang untuk mengimpor jaringan sehat ke
cacat yang rusak oleh beberapa prosedur intra-abdomen.(6)

Gambar 15. (A,B) Basal cell carcinoma yang besar. Setelah eksisi luas lesi, 21x10
cm propeller flap, diangkat dengan perforator dari arteri interkostalis, digunakan
untuk menutup defek. (C) Hasil setelah 3 bulan .(6)

29
4. Propeller Flap Pada Defek Gluteal
Pedoman
Arteri Gluteal superior dan inferior memasok kulit melalui multipel
perforator miokutaneus pada daerah bokong, dan ini memberikan banyak
pilihan untuk perencanaan propeller flap. Setelah eksisi radikal dari luka
infeksi kronis, termasuk semua daerah yang rusak dan indurasi, defek yang
dihasilkan biasanya cukup besar. Defek ini memberikan lokasi dari
perforator di sekitar luka dengan mengangkat tepi luka disekitar defek.
Atau, irisan eksplorasi yang lebar dibuat pada satu sisi flap yang sudah
direncanakan berdasarkan lokasi perforator yang ditentukan dengan
ultrasonografi doppler sebelum operasi. Kulit diangkat pada bidang
dibawah fasia diatas otot sampai perforator dicapai dan dikonfirmasi
sesuai. Lalu perforator dideseksi dengan secara luas dengan memisahkan
otot sepanjang garis serabutnya. Tidak dapat cukup ditekankan bahwa
kunci untuk diseksi yang aman adalah untuk memastikan bahwa otot
dipisah secara luas sehingga panjang perforasi yang baik, sekitar 3 sampai
4 cm, dapat dideseksi untuk memungkinkan rotasi flap yang nyaman. Jika
otot tampak menekan pedikel maka beberapa serat di sekitarnya dapat
dengan aman dipotong tanpa kehilangan fungsinya.(6)
Dimensi flap dicek ulang sehubungan dengan posisi perforator sebelum
flap dijadikan pulau flap dan dirotasi ke defek. Baisanya luka flap
berbentuk obliq akan memudahkan dalam menutup defek sekunder.(6)

Indikasi
Propller flap digunakan untuk rekonstruksi defek di sacral dan ischial.
Propeller Flap juga dapat digunakan untuk menutup kembali defek di
wilayah trokanterika yang berasal dari ulserasi dekubitus atau komplikasi
setelah prosedur ortopedi.(6)

30
Propeller Flap yang didasarkan pada perforator gluteal superior sangat
berhasil merekonstruksi defek setelah reseksi radikal dari sinus pilonidal
yang memiliki parut dan terinfeksi.(6)

Gambar 16. (A-C) Setelah debridemen radikal dari ulkus tekan ichial , propeller
flap dengan dasar perforator arteri gluteal superiao diangkat dan dirotasi 180o ke
defek. (D) Hasil setelah 8 bulan setelah operasi.(6)

5. Propeller Flap pada Wajah dan Leher


Daerah kepala dan leher memiliki karateristik sangat kaya vaskularisasi,
dan beberapa flap lokal tersedia untuk rekonstruksi. Namun, propeller flap
memungkinkan mengubah operasi dua tahap menjadi operasi satu tahap,
sehingga menyederhanakan rekonstruksi yang biasanya memerlukan dua
prosedur atau lebih, mempercepat pemulihan, dan meminimalkan
ketidaknyamanan bagi pasien. Kebebasan dalam desain juga
memungkinkan untuk menyembunyikan bekas luka yang lebih baik.(7)

31
Gambar 17. (A,B) Pasien memiliki melanoma di hidung. (C) Defek dihidung
diukur 6x7 cm setelah debridemen. Direncanakan Flap propeller dengan pedikel
perofartor arteri supratrochlelar untuk rekonstruksi. (D) Flap dirotasi 180o. lokasi
donor ditutup secara primer. (E,F) Pasien post operasi.(2)

Free style Flap dapat didasarkan pada perforator arteri wajah dan telah
berhasil digunakan sebagai propeller flap untuk rekonstruksi ala nasal
dalam satu tahap.Satu tahap operasi rekonstruks nasal dengan perforator
propeller flap dari dahi, dinamakan flap perforator propeler arteri
supratroklear, telah dilaporkan juga (gambar 17).(7)
Flap kulit tradisional, serta mukosa intraoral, seperti flap lingual dapat
dimodifikasi menjadi propeller flap berdasarkan pedikel vaskularnya untuk
meningkatkan kemungkinan keberhasilan rekonstruktif. Kepala dan leher

32
adalah lokasi donor yang ideal untuk operasi propeller flap karena alasan
berikut:
a. Flap di daerah ini lebih mudah mentolerir dan memiliki peluang lebih
tinggi untuk bertahan hidup dibandingkan, misalnya, dengan anggota
tubuh karena jaringan pembuluh darah yang kaya dari kepala dan leher;
b. Pembuluh kepala dan leher tampaknya lebih dapat mentolerir torsi dan
rotasi kurang dari 180o bahkan jika didasarkan pada pedikel pendek;
c. Pembuluh darah perforator biasanya sangat kecil dan karenanya
membutuhkan keterampilan yang baik untuk diseksi.(7)

H. KOMPLIKASI: PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN


Propeller Flap dapat memiliki komplikasi yang sama dengan flap lainnya,
terutama flap perforator. Kongesti vena, baik di ujung flap atau, lebih jarang,
sepanjang keseluruhannya, adalah komplikasi terbanyak yang sering terjadi.(4)
berikut komplikasi yang bisa terjadi pada propeller flap :
1. Insufisiensi Arteri
Komplikasi ini sangat jarang terjadi, perencanaan flap yang akurat dan
pilihan perforator yang baik dapat mencegah komplikasi ini. Ketika,
karena spasme arteri yang menetap, flap tetap pucat karena aliran arteri
yang tidak cukup, flap dapat diputar ke posisi semula selama beberapa hari
sebelum dirotasi kembali.(7)
2. Insufisiensi Vena
Kongesti vena adalah komplikasi paling sering terjadi dari propeller flap,
karena vena lebih rentan terhadap torsio daripada arteri. Insufisiensi vena
harus dibedakan dari kongesti sementara yang sering menjadi ciri
perforator flap, dan menghilang bertahap dengan stabilnya aliran darah.
Insufisiensi vena yang sesungguhnya memberat dengan waktu dan harus
dikenali secara dini dan diterapi. Saat vena insufisensi terbatas pada bagian
apikal flap, dilakukan observasi perkembangannya. Sejumlah kecil kasus

33
berkembang menjadi nekrosis, dimana biasanya superfisial, sehingga
jaringan vital masih ada dibawahnya ditempat resepien.(7)
Dalam kasus kongesti vena ringan di flap yang tipis dapat ditangani
dengan terapi lintah.(7)
Saat kongesti vena tampak jelas dan memburuk dengan sejalannya waktu,
dilakukan eksplorasi ulang dan supercharging vena adalah pilihan yang
terbaik, pada kasus superfisial atau perforator vena dari flap telah
dipersiapkan sebelumnya selama diseksi. Jika supercharging vena tidak
memungkinkan, alternatif pilihan lain adalah merotasi ulang flap ketempat
semula selama beberapa hari untuk meringankan torsi pada pedikel, dan
membiarkan sirkulasi menetap.(7)
3. Nekrosis parsial
Kerusakan total dari flap merupakan hal yang jarang terjadi, nekrosis
parsial terjadi sekitar 5% dari semua kasus, dan sering terbatas pada kulit.
Setelah dilakukan pengangkatan eskar, sering tampak dasar luka yang
adekuat untuk skin graft. Penyembuhan luka secara sekunder merupakan
alternative untuk luka kecil.(7)

34
I. KESIMPULAN
Propeller flap merupakan sarana rekonstruksi yang berguna dan mampu
memberikan hasil kosmetik dan fungsional yang baik di berbagai bagian tubuh.(4)
Flap perforator propeler merupakan opsi rekonstruktif yang baik untuk luka yang
sulit dan dapat diperoleh dari bagian tubuh mana pun. Untuk memperolehnya cukup
mudah dan cepat, asalkan teknik diseksi yang akurat diterapkan, serta
memungkinkan kebebasan dalam desain dan pilihan lokasi donor.(7)
Propeller perforator Flap merupakan alternatif dari free flap ketika flap
tradisional bukan pilihan, yang memungkinkan untuk merekonstruksi bahkan fluka
kompleks dengan jaringan lokal dan morbiditas situs donor yang rendah, dan
menghadirkan beberapa keunggulan dibandingkan flap pedikel tradisional, antara
lain: kebebasan dalam desain yang memungkinkan untuk merekonstruksi defek
yang kompleks dan biasanya memerlukan beberapa prosedur dalam satu tahap,
mempercepat pemulihan, meminimalkan morbiditas dan ketidaknyamanan bagi
pasien, dan memungkinkan hasil estetika yang lebih baik dengan bekas luka yang
tersembunyi.(7)

35
DAFTAR PUSTAKA

1. J., V. (2014). Propeller Flaps and Its Outcomes - A Prospective Study of 15


Cases Over Two-years. JOURNAL OF CLINICAL AND DIAGNOSTIC
RESEARCH. https://doi.org/10.7860/jcdr/2014/6084.3947
2. Blondeel, Phillip N., et al. Perforator Flaps: Anatomy, Technique, & Clinical
Applications, Second Edition. CRC Press, 2013. Open WorldCat,
http://public.ebookcentral.proquest.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=1662
985.
3. Andrei R, Popescu SA, Zamfirescu D. Lower Limb Perforator Propeller Flaps
- Clinical Applications. Chir {(Bucharest,} Rom 1990). 2013;109(3):299–309.
4. Pignatti, M., Ogawa, R., Hallock, G. G., Mateev, M., Georgescu, A. V.,
Balakrishnan, G., … Hyakusoku, H. (2011). The “Tokyo” Consensus on
Propeller Flaps. Plastic and Reconstructive Surgery, 127(2), 716–722.
doi:10.1097/PRS.0b013e3181fed6b2
5. Ayestaray, B., Ogawa, R., Ono, S., & Hyakusoku, H. (2011). Propeller flaps:
Classification and clinical applications. Annales de Chirurgie Plastique
Esthétique, 56(2), 90–98. doi:10.1016/j.anplas.2010.11.004
6. Teo, T. C. (2010). The Propeller Flap Concept. Clinics in Plastic Surgery,
37(4), 615–626. doi:10.1016/j.cps.2010.06.003
7. D’Arpa S, Toia F, Pirrello R, Moschella F, Cordova A. Propeller Flaps: A
Review Of Indications, Technique And Results. Vol. 2014, BioMed Research
International. 2014.
8. Wong, C.-H., Cui, F., Tan, B.-K., Liu, Z., Lee, H.-P., Lu, C., … Song, C.
(2007). Nonlinear Finite Element Simulations to Elucidate the Determinants of
Perforator Patency in Propeller Flaps. Annals of Plastic Surgery, 59(6), 672–
678. https://doi.org/10.1097/sap.0b013e31803df4e9
9. Sears ED. Flaps. In: Brown D l, Borschel GH, Levi B, editors. Michigan
Manual of Plastic Surgery. 2nd ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014. p. 31–
46.

36

Anda mungkin juga menyukai