Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN TEKNIK NUKLIR DALAM BIDANG KEDOKTERAN,

KESEHATAN, HIDROLOGI, PETERNAKAN DAN PERTANIAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Nuklir yang
diampu oleh Fauzi Bakri, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh:
Nama : Dadan Sumardani
NRM : 3215150784
Kelas : Pendidikan Fisika A 2015

PRODI STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemanfaatan Teknik Nuklir Dalam Bidang Kedokteran, Kesehatan, Hidrologi,
Peternakan dan Pertanian” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Nuklir serta untuk memperdalam pemahaman mahasiswa tentang pemanfaatan
nuklir dalam berbagai bidang.
Selesainya Makalah yang kami buat tidak lepas dari berbagai pihak yang
memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Fauzi Bakri, S.Pd., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Fisika Nuklir.
2. Orang tua yang senantiasa mendukung kami khususnya dalam
menyelesaikan makalah ini;
3. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Fisika A 2015 yang telah memberi
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar dalam menyusun makalah berikutnya dapat lebih baik
lagi. Demikian makalah ini penulis buat semoga bermanfaat.

Jakarta, 25 Juni 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMANFAATAN DALAM BIDANG KESEHATAN...............................5
A. Bank Jaringan Riset BATAN.....................................................................5
B. NYAMUK JANTAN MANDUL YANG DAHSYAT................................6
C. Penentuan Kerapatan Tulang dengan Bone Densitometer.........................7
BAB III PEMANFAATAN DALAM BIDANG PERTANIAN...............................9
A. Mutasi untuk Menemukan Varietas Unggul..............................................9
B. Penanggulangan Hama pada Tanaman dengan Pemandulan...................10
C. Pengawetan Makanan dengan Iradiasi.....................................................10
BAB IV PEMANFAATAN DALAM BIDANG KEDOKTERAN........................12
A. Mendiagnosis Tumor di Otak menggunakan Single Photon Emission
Computed Tomography (SPECT)......................................................................12
B. Tes Tingkat Stress dengan menggunakan Nuklir.....................................13
C. Renograf untuk Mendeteksi Kelainan Ginjal..........................................14
BAB V PEMANFAATAN DALAM BIDANG HIDROLOGI..............................16
A. Pendeteksi Kebocoran Bendungan..........................................................16
B. Mengetahui Karakteristik Aliran Cairan di Sumur Minyak.....................16
C. Mendeteksi Zat Pencemar dalam Air.......................................................17
BAB VI PEMANFAATAN DALAM BIDANG PETERNAKAN........................18
A. UMMB.....................................................................................................18
B. RIA...........................................................................................................18
C. Pemanfaatan teknik nuklir radiasi untuk melemahkan patogenisitas......19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nuklir merupakan ilmu yang berkembang pesat sejak perang dunia kedua
selesai [ CITATION Joh00 \l 1033 ]. Perkembangan ini sangat menonjol dalam
bidang kedokteran, kesehatan, pertanian, perkebunan dan peternakan yang mampu
mengungguli produk-produk hasil proses konvensional. Nuklir sebagai teknik
yang terbilang baru sangat cepat berkembang seiring dengan ditemukannya
banyak inovasi-inovasi terbaru. Misalnya dengan adanya penelitian in vivo dan in
vitro dalam kedokteran, penggunaan Single Photon Emission Computed
Tomography atau SPECT dan Positron Emission Tomography atau PET dalam
kedokteran, aplikasi pensterilan hama, pendeteksian logam dalam air, dan masih
banyak lagi.
Dalam makalah ini, penulis akan menjabarkan sebanyak mungkin aplikasi
dari teknik nuklir dalam berbagai bidang dan menemukan kesimpulan manfat dari
nuklir dalam kehidupan modern ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja manfaat nuklir dalam bidang Kedokteran, Kesehatan, Hidrologi,
Peternakan dan Pertanian?
C. Tujuan
1. Menjelaskan manfaat nuklir dalam bidang Kedokteran, Kesehatan,
Hidrologi, Peternakan dan Pertanian

3
BAB II
PEMANFAATAN DALAM BIDANG KESEHATAN

A. Bank Jaringan Riset BATAN


1. Bank Jaringan Riset BATAN
Bank Jaringan Riset Batan (BJRB) adalah jaringan pertama di indonesia
yang menggunakan radiasi sinar gamma (γ) untuk mensterilkan jaringan
muskulaskeletal dengan kualitas tinggi untuk implantasi/transplantasi.
Penelitian pengawetan jaringan biologi dengan cara radiasi di indonesia telah
dimulai sejak tahun 1986, yaitu dengan melaksanakan penelitian pengawetan
amnion segar yang diproses secara liofilisasi kemudian disterilkan dengan
radiasi sinar γ. Produk tesrsebut selanjutnya disebut Amnion Liofiliasi Steril-
Radiasi (ALS). Amnion segar yang mengandung kolagen dan beberapa
hormon dan enzim, didapat dari plasenta bayi yang dilahirkan oleh ibu sehat,
bebas dari penyakit menular seperti HIV dan Hepatitis B/C, baik dari
kelahiran normal maupun melalui pembedahan.
Amnion Liofiliasi Steril-Radiasi (ALS) sangat baik untuk penutup luka
seperti luka bakar, luka terbuka atau luka lepra terutama untuk luka stadium I
dan II. Disamping untuk pembalut luka, mulai pada tahun 1998, ALS telah
dimanfaatkan pula untuk operasi mata seperti corneal ulcer, corneal
epithelial defects and ulcers dan severe conjuctival tumors and corneal defect
[ CITATION MSi16 \l 1033 ].
Produk bank jaringan ini tidak hanya amnion yang berasal dari plasenta
bayi, tetapi juga memanfaatkan tulang manusia (alograf) dan tulang sapi
(xenograf) untuk pembuatan graft tulang. Pemprosesan tulang adalah dengan
cara demineralisasi dan deproteinisasi, selanjutnya di liofilisasi serta diradiasi
untuk sterilisasi. Data tahun 2006 menunjukkan bahwa Amerika Serikat lebih
750.000 alograf digunakan untuk implantasi [ CITATION MSi16 \l 1033 ].
2. Manfaat Bank Jaringan
a. Meningkatkan mutu kesehatan dan kualitas masyarakat.
b. Menyediakan jaringan pengganti yang selalu tersedia untuk
digunakan oleh pasien yang membutuhkan saat diperlukan oleh

4
pakar bedah orthopedi, bedah mulut/gigi, bedah mata, bedah plastik,
dan bedah rekonstruksi.
c. Mengurangi morbiditas dari pasien akibat pengambilan jaringan
pengganti dari bagian lain dari pasien itu sendiri (autograf).
d. Menghindarkan pasien dari ketidaknormalan struktur tubuhnya
akibat pengambilan jaringan pada bagian tubuh lainnya.
e. Menurunkan biaya Rumah Sakit dan Pasien.
2. Cara Proses/Pengawetan Jaringan
a. Liofilitasi, yaitu pengeringan dengan cara sublimasi sehingga tidak
mengalami perubahan kimia dan fisika.
b. Pembekuan pad suhu -80oC, dilakukan untuk menjaga keamanan
dari jaringan alograf agar tetap awet sebelum diproses.
c. Stetilisasi Radiasi, untuk menjaga keamanan dari jaringan biologi,
jaringan disterilkan dengan cara radiasi dengan sinar γ.

B. NYAMUK JANTAN MANDUL YANG DAHSYAT


1. Pengendalian Penyakit DBD dengan Teknik Serangga Mandul (TSM).
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit kronis yang
penyababnya belum bisa diatasi secara menyeluruh. Penyakit DBD ditularkan
oleh vektor (inang penularan) nyamuk Aedes aegypti. Untuk mematangkan
telur-telurnya, nyamuk betina akan menghisap darah manusia secara berulang
atau berganti ke manusia lain sampai darah yang dibutuhkannya tercukupi.
Teknik Serangga Mandul (TSM) merupakan inovasi hasil kerjasama
PATIR, BATAN, dan B2P2VRP, Balitbangkes untuk dapat menanggulangi
masalah demam berdarah ini. Nyamuk yang sudah dimandulkan akan
dilepaskan ke rumah-rumah atau area target.
2. Cara Aplikasi TSM
Cara aplikasi penggunaan lebih mudah bahkan dari penggunaan abate.
Caranya adalah dengan melepaskan pot-pot plastik berisi 50 nyamuk untuk
dilepaskan pada lubang angin rumah target selama 5 kali setiap minggu.
Proses menghasilkan nyamuk steril adalah dengan beberapa tahaf antara lain.

5
a. Diawali dengan diternakannya nyamuk Aedes aegypti dalam
wadah di laboratorium BATAN.
b. Perawatan jentik nyamuk yang dikembangbiakan hingga berubah
menjadi kepompong dan disaring sesuai ukuran dan kriteria.
c. Melalui tahap penyaringan, kepompong yang telah dipilih
dikembalikan lagi ke dalam air.
d. Setelah menjadi nyamuk muda, jantan dipisahkan dari betina
dengan cara menandai nyamuk jantan dilihat dari antena yang
dimilikinya.
e. Setelah ditandai, nyamuk jantan muda itu dimasukkan ke dalam
pot yang sudah dimodifikasi untuk ketahanan hidup nyamuk.
f. Setelah masuk ke dalam pot, nyamuk diradiasi dalam waktu dua
hingga tiga menit dengan dosis 70 grey. Dari perlakuan radiasi
tersebut, dihasilkan nyamuk jantan steril yang siap dilepas.

C. Penentuan Kerapatan Tulang dengan Bone Densitometer


Alat Bone Densitometri digunakan untuk mengukur massa tulang terutama
bagi mereka yang rentan terhadap fraktur (patah). Pemeriksaan ini bermanfaat
dalam mengindentifikasi penurunan masa tulang seseorang sehingga
meminimalkan resiko fraktur, mencegah terjadinya fraktur di masa yang akan
datang dan dapat memonitor terapi untuk menjaga massa tulang.
Densitometer umumnya digunakan untuk mendiagnosis kepadatan tulang
yang rawan keropos (osteoporosis) dengan mengukur kepadatan mineral tulang.
Sistem kerja alat ini ada yang dapat mengukur lumbal, pangkal paha, lengan
bawah ataupun tulang tumit saja. Densitometer dapat digunakan sebagai deteksi
dini adanya patah tulang.
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan
radiasi gamma atau sinar-x. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-x
yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi
mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang
dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini bermanfaat untuk
membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering

6
menyerang wanita pada usia menopause sehingga menyebabkan tulang mudah
patah.
Pemeriksaan energi ganda X-Ray Absorpitometry (DEXA) memperkirakan
jumlah konten mineral tulang di daerah tertentu dari tubuh. Pemeriksaan DEXA
mengukur jumlah x-sinar yang diserap oleh tulang dalam tubuh. Pemeriksaan
memungkinkan ahli radiologi untuk membedakan antara tulang dan jaringan
lunak, memberikan estimasi yang sangat akurat dari kepadatan tulang. Scan
kepadatan tulang lebih cepat dan tidak memerlukan suntikan radionuklida serta
bebas rasa sakit. Tes kepadatan tulang (DEXA) juga dapat digunakan untuk
menentukan apakah obat tertentu yang meningkatkan kekuatan kepadatan tulang
dari waktu ke waktu.

7
BAB III
PEMANFAATAN DALAM BIDANG PERTANIAN

A. Mutasi untuk Menemukan Varietas Unggul


Mengubah Gen (Faktor Pembawa Sifat) dipercaya sebagai salah satu cara
untuk mendapat sifat baru yang baik. Perubahan gen yang menyebabkan
perubahan sifat makhluk hidup ini yang disebut dengan mutasi. Dalam
penggunaan teknik nuklir, sinar gamma yang dihasilkan dari Cobalt-60 adalah
yang paling sering digunakan untuk mutasi tanaman. Beberapa produk hasil
mutasi pada pangan nasional adalah Padi Atomita 1, Padi Cilosari, Padi Woyla,
Padi Kahayan, Kedelai Muria, Kedelai Tengger, dan sorgum.
Mutasi menandakan telah terjadiperubahan pada tingkat genom,kromosom,
dan DNA, sehingga proses fisiologis pada tanaman menjaditidak normal dan
menghasilkanvariasi-variasi genetik baru. Mutasi yangdiharapkan adalah yang
dapatmenimbulkan keragaman pada sifatyang akan diseleksi sehingga sifatatau
karakter yang lebih baik dapatdiseleksi, sementara karakter yang baik pada
tanaman asaltetap dipertahankan.
Dosis iradiasi yang digunakan untuk menginduksi keragaman sangat
menentukan keberhasilan terbentuknya tanaman mutan. Broertjes dan Van
Harten melaporkan kisaran dosis radiasi sinar gamma pada benih umumnya
kisaran dosis yang efektif lebih tinggi dibandingkan jika dilakukan pada bagian
tanaman lainnya. Semakin banyak kadar oksigen dan molekul air (H 2O) dalam
materi yang diiradiasi, maka akan semakin banyak pula radikal bebas yang
terbentuk sehingga tanaman menjadi lebih sensitif (Herison, et al., 2008).
Metode Pembuatan Bibit Unggul
Pertama, sejumlah bibit atau benih tanaman yang menjadi target diradiasi
terlebih dahulu dengan takaran yang tepat sesuai yang dinginkan. Jika peneliti
ingin memendekkan umur tanaman, memendekkan batang atau memperbanyak
produktivitas biji, jumlah radiasi harus diatur sedemikian rupa berdasarkan
penelitian yang telah lalu.
Kedua, setelah diradiasi dengan sinar gamma, lalu dilakukan pemilahan benih
yang bagus, karena tidak semua bibit berjalan mulus setelah diradiasi.

8
Ketiga, setelah pemilahan benih, barulah tahap perbanyakan benih.
Perbanyakan benih ini akan dilakukan di laboratorium untuk memantau aktivitas
benih.

B. Penanggulangan Hama pada Tanaman dengan Pemandulan


Sinar radioaktif digunakan untuk pemberantasan hama dengan memandulkan
hama (Male Sterile) bukan dengan mematikan. Sinar Gamma akan meradiasi
sejumlah serangga dalam dosis tertentu sehingga mengalami kemandulan
(steril)dan tidak dapat membuahi sel telur. Cara ini dikenal dengan istilah teknik
jantan mandul.
Metode IradiasiHama
Serangga dapat mandul dengan berbagai carayaitu dengan radiasi, dan dapat
juga dengan hibridisasi, yaitu dengan mengawinkan antar spesies yang dekat
hubungan kekerabatannya. Dengan syarat pemandulan tidak berpengaruh negatif
pada biologi serangga, termasuk tidak menurunkan daya saing kawinnya.
Dosis iradiasi yang dibutuhkan untuk memandulkan tergantung pada
spesiesnya. Penelitian yang dilakukan di P3TIR-BATAN menunjukkan bahwa
untuk memandulkan lalat buah Bactrocera carambolae diperlukan dosis 90 Gy.
Sementara itu, untuk ulat kubis Plutella xylostella diperlukan dosis lebih tinggi
yaitu 300 Gy dan Crocidolomia binotalis 400 Gy. Serangga iradiasi menjadi
mandul karena tidak mampu untuk kawin, karena sperma menjadi inaktif, karena
aspermia (tidak mampu memproduksi sperma).

C. Pengawetan Makanan dengan Iradiasi


Iradiasi merupakan suatu proses fisika yang dapat digunakan untuk
mengawetkan dan meningkatkan keamanan bahan pangan. Jenis radiasi yang
digunakan adalah radiasi berenergi tinggi yang disebut radiasi pengion, karena
menimbulkan ionisasi pada materi yang dilaluinya. Iradiasi dilakukan agar bahan
makanan yang disimpan tidak mudah rusak. Pengawetan makanan secara
tradisional seperti pengeringan, pemanasan, dan pengasapan masih memiliki
kekurangan karena pada jenis makanan tertentu sifat makanan dapat berubah,
ditumbuhi jamur, dan dapat diserang serangga. Penemuan cara pengawetan

9
dengan teknik iradiasi dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi pada makanan.
Energi yang dihasilkan oleh sumber radiasi dapat dimanfaatkan untuk tujuan
menghambat pertunasan dan pematangan serta membasmi serangga (dosis rendah)
dan membunuh mikroba pathogen (dosis sedang), serta membunuh seluruh jenis
bakteri yang ada (dosis tinggi), sehingga mutu bahan pangan dapat tetap
dipertahankan di dalam kemasan yang baik selama penyimpanan.
Sumber radiasi yang dapat digunakan untuk proses pengawetan bahan pangan
terdiri dari 4 macam, yaitu: Co-60, Cs-137, masing-masing menghasilkan sinar
gamma, mesin berkas elektron dan mesin generator sinar-X. Dengan
menggunakan pembatas dosis iradiasi dan batas maksimum energi dari keempat
sumber tersebut, maka bahan pangan yang diawetkan dengan iradiasi tidak
menjadi radioaktif.
Metode IradiasiPengawetan Makanan
Dalam teknologi iradiasi, terjadinya interaksi antara radiasi dengan materi/sel
hidup dapat menimbulkan berbagai proses fisika dan kimia di dalam materi
tersebut, yang diantaranya dapat menghambat sintesa DNA dalam sel hidup,
misalnya mikroba.
Proses ini yang selanjutnya dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, yaitu
menunda pertunasan, membunuh serangga dan mikroba.

10
BAB IV
PEMANFAATAN DALAM BIDANG KEDOKTERAN

Salah satu cabang ilmu kedoteran yang berkembang pesat sejak berakhirnya
perang Dunia Kedua adalah kedokteran nuklir berikut aplikasinya dalam
pelayanan kedokteran. Ilmu kedokteran nuklir mempelajari proses fisiologi dan
biokimia yang terjadi dalam organ tubuh manusia dengan menggunakan perunut
bertanda radioaktif. Aplikasinya meliputi studi in vivo, in vitro atau in vivitro dan
terapi radionuklida [ CITATION Joh00 \l 1033 ].
Begitu pula dalam peralatan telah dirancang dan mampu diwujudkan
peralatan deteksi seperti kameraSingle Photon Emission Computed Tomography
atau SPECT dan Positron Emission Tomography atau PET. Bertumpu pada
berbagai perangkat tersebut teknologi kedokteran nuklir telah dimampukan
memberi kontribusi yang berarti dalam pelayanan kesehatan dan penelitian
kedokteran dasar dan terapan, sehingga tidak berlebihan kalau seorang pakar
kedokteran nuklir terkemuka dari Jerman, Prof. Dr. L.E. Feinendegen,
mengungkapkan bahwa “nuclear medicine makes the living body biochemically
transparent”[ CITATION Joh00 \l 1033 ]. Beberapa aplikasi nuklir dalam bidang
kedokteran antara lain.
A. Mendiagnosis Tumor di Otak menggunakan Single Photon Emission
Computed Tomography (SPECT).
SPECT Scan adalah pencitraan fungsional otak dengan tomografi emisi foton
tunggal (single photon emission computed tomography/SPECT) yang
memungkinkan gambar tiga dimensi dari aliran darah serebral yang berasal dari
data dua dimensi. Tomografi emisi positron ini salah satunya digunakan untuk
mengukur metabolisme serebral regional dan karakteristik neurotransmitter
reseptor lain.
SPECT membentuk citra transversal distribusi nuklida pemancar sinar x atau
gamma dalam pasien. Citra proyeksi planar standar diperoleh dari putaran
mengitari tubuh pasien. SPECT menggunakan satu atau lebih kepala kamera yang
bergerak mengelilingi pasien.

11
SPECT memindai dengan menggunakan dua teknologi untuk melihat tubuh.
Teknologi yang berperan yaitu data tampilan computed tomography (CT) dan
bahan radioaktif (tracer) yang dimasukkan ke tubuh pasien.
Tracermerupakancairan yang memungkinkan dokter untuk
dapatmemantaukondisi darah yang mengalir ke jaringan dan organ tubuh.
CARA MEMINDAI
Sebelum pemindaian SPECT dilakukan, pasien akan disuntik dengan zat
kimia yang bersifat radioaktif yang memancarkan sinar gamma ke komputer
pemindai. Informasi yang dipancarkan oleh sinar gamma akan terekam komputer
dan mengubahnya kedalam bentuk tampilan 2 dimensi. Salah satu radioisotop
yang digunakan untuk tracer adalah yodium-123.
Radioaktif dari unsur alam akan lewat dengan aman melalui tubuh dan dapat
dideteksi oleh pemindai. Jenis pelacak yang digunakan tergantung pada apa yang
diinginkan dokter untuk kebutuhan pengukuran. Jika dokter ingin melihat
penyebab tumor, bisadigunakan glukosa radiolabled (FDG) dan melihat
bagaimana proses dimetabolisme oleh tumor.

B. Tes Tingkat Stress dengan menggunakan Nuklir


Tes stres nuklir (nuclear stress test) merupakan pemeriksaan diagnostik untuk
menilai resiko penyakit jantung seseorang. Tes ini memeriksa seberapa baik darah
mengalir ke jantung, baik saat tubuh beristirahat atau beraktivitas, atau ketika
seseorang sedang stres. Peningkatan aliran darah selama masa stres disimulasikan
menggunakan olahraga langsung atau obat yang memberikan efek yang sama. Tes
ini dilakukan dengan menyuntikkan zat radioaktif pelacak ke pembuluh darah.
Ketika zat ini bergerak melalui pembuluh darah, gerakannya dideteksi oleh
kamera gamma khusus dan diolah menjadi gambar komputer. Kelainan dalam
aliran darah, seperti penyumbatan dan otot jantung yang rusak, bisa segera
terdeteksi.
Cara Mengetahui Tingkat Stress
Tes biasanya memakan waktu 2-5 jam. Dimulai dengan persiapan bahan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian, seperti menempatkan elektroda pada
dada, lengan, dan kaki pasien untuk menghubungkannya ke mesin EKG,

12
memasukkan infus ke lengan pasien (untuk obat jika pasien tidak mampu
berolahraga), dan menyiapkan monitor tekanan darah.
Pasien yang bisa berolahraga akan diminta untuk berjalan di atas treadmill
dengan kecepatan terus meningkat. Lalu, pasien akan menggunakan sepeda
stasioner yang terus ditingkatkan kecepatannya sehingga pasien terus
meningkatkan usahanya mengayuh sepeda. Kemudian, pasien akan diminta untuk
melanjutkan berolahraga sampai tingkat detak jantung telah dipenuhi. Namun, jika
pasien mengalami gejala apapun seperti pusing, tekanan darah naik tajam atau
turun tajam, rasa sakit di dada yang ringan sampai parah, dan sesak napas parah,
tes dapat dihentikan. Pasien juga dapat meminta tes dihentikan setiap saat, jika
merasa sudah terlalu tidak nyaman. Meski begitu, pasien harus siap untuk merasa
kelelahan, kram otot pada kaki, atau setidaknya nyeri ringan pada dada selama
pengujian; ini adalah gejala normal yang dirasakan selama berolahraga dan
peningkatan aktivitas. Sakit kepala ringan dan mual juga dapat dirasakan sebagai
akibat dari dobutamin, obat yang digunakan untuk mensimulasikan efek olahraga
pada jantung.
Pasien yang baru saja menjalani tes stres nuklir dapat langsung kembali
beraktivitas seperti biasa, asalkan mereka merasa tubuhnya sehat atau tidak
mengalami gejala berat. Dokter biasanya menyarankan pasien supaya
menghindari aktivitas berat untuk sementara waktu setelah pengujian; ini akan
tergantung pada gejala yang dialami selama pengujian.

C. Renograf untuk Mendeteksi Kelainan Ginjal


1. Teknik Penggunaan
Teknik ini menggunakan dua buah detektor (probes) dengan keluaran
berupa kurva renogram pada komputer personal (PC).Renograf Dual Probes
sesuai untuk rumah sakit kecil yang belum memiliki kamera gamma, ataupun
rumah sakit sibuk yang berusaha mengurangi beban penggunaan kamera
gamma yang telah ada untuk pemeriksaan ginjal.

13
2. Metode Pemeriksaan
a. Persiapan Peralatan
Persiapkan peralatan sesuai radiofarmaka yang akan digunakan dan
telah dilakukan uji kestabilan. Berikan kepada pasien air minum
(hydrate) sebelum prosedur pemeriksaan, lalu pasien diminta buang air
kecil sebelum pengaturan posisi pemeriksaan.

Gambar 3.1. Kursi Renograf

b. Cara Penggunaan
Atur posisi pasien, arahkan masing-masing probe ke ginjal kiri dan
kanan, pasien diminta untuk tidak menggerakkan punggung selama
pemeriksaan. Kunci posisi kursi/tempat tidur pasien dan detektor probes
agar tidak berubah selama pengukuran. Injeksikan radiofarmaka secara
intravena pada lengan kanan atau lengan kiri pasien, serentak dengan
injeksi mulailah pengukuran. Pengukuran berlangsung selama 18 s/d 20
menit dan dapat diperpanjang sampai 40 menit apabila diperlukan.

14
BAB V
PEMANFAATAN DALAM BIDANG HIDROLOGI

A. Pendeteksi Kebocoran Bendungan


Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir (air dam) yang
diperkirakan sebagai tempat terjadinya rembesan. Apabila terjadi kebocoran pada
bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksidilepas, radioisotop akan masuk
mengikuti arah bocoran. Dengan mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata
air, sumur-sumur pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan dapat
diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut.

B. Mengetahui Karakteristik Aliran Cairan di Sumur Minyak


Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar sumur-
sumur minyak untuk mengetahui karakteristik aliran cairan di sekitar sumur
minyak tersebut.

Gambar 4.1. Menganalisis Aliran Cairan di Sumur Minyak

15
Evaluasi yang akurat tentang karakteristik reservoir minyak pada proyek
Enchanced OH Recovery, dengan metoda penekanan air menggunakan perunut
radioisotop yang diinjeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di
setiap sumur-sumur minyak yang ada. Hasil yang diperoleh berupa data gerakan
cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan sumur produksi.

C. Mendeteksi Zat Pencemar dalam Air


Selain menggunakan isotop buatan, pergerakan zat pencemar dalam air tanah
dapat dirunut dengan menggunakan isotop alam. Isotop alam yang digunakan
harus mempunyai nilai yang berbeda (ekstrem) dari nilainya di air tanah pada
umumnya.
Sebagai contoh adalah isotop karbon-13 dan deuterium (H-2) pada air lindi
mempunyai yang lebih tinggi daripada air tanah pada umumnya karena tingginya
aktivitas bakteri pengurai bahan organik. Berdasarkan perbedaan nilai isotop
inilah dapat dibedakan apakah air tanah telah tercemar air lindi atau belum.
Demikian juga isotop alam oksigen-18 dan deuterium dapat digunakan untuk
merunut sejauh mana instrusi air laut telah mencapai formasi daratan. Nilai kedua
isotop ini pada air laut lebih tinggi daripada air tanah, sehingga dapat diketahui
pergerakan air laut ke dalam air tanah.

16
BAB VI
PEMANFAATAN DALAM BIDANG PETERNAKAN

A. UMMB
Suplemen pakan UMMB merupakan suplemen pakan (SP) untuk ternak
ruminansia, seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lainnya. Ciri khas dari
ternak ruminansia adalah adanya rumen yang merupakan ekosistem mikroba yang
berperan dalam penguraian bahan pakan dan mikroba pun berfungsi sebagai
bahan protein bagi ternak. Agar teknologi suplemen tersebut dapat diterapkan oleh
peternak dan mudah dalam penyimpanan serta transportasinya, maka suplemen
tersebut dibuat dalam bentuk padat dari komposisi bahan tertentu (urea, dedak,
onggok, tepung tulang, lakta mineral, garam dapur, tepung kedelai, dan kapur).
UMMB memiliki lebih dari 10 formula agar saat penerapan di daerah lebih mudah
karena setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda.
Pemberian SP merupakan strategi untuk meningkatkan konsumsi pakan oleh
ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional. SP tersusun dari kombinasi bahan
limbah sumber protein dengan tingkatan jumlah tertentu yang secara efisien dapat
mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan mikroba secara efisien di
dalam rumen.
Analisis secara in vitro menggunakan isotop 32P, 35S, dan 14C sebagai
perunut radioisotop untuk mengukur sejumlah parameter. Isotop 32P dan 35S
digunakan untuk mengukur sintesa protein mikroba di dalam rumen,
sedangkan 14C untuk mengukur efisiensi pemanfaatan energi oleh mikrobarumen.
Saat ini teknologi UMMB telah banyak diterapkan di berbagai daerah sebagai
hasil introduksi teknologi melalui kerja sama litbang, koperasi, peternak langsung,
dan iptekda.

B. RIA
RIA merupakan salah satu metode deteksi yang paling sensitif yang
didasarkan pada interaksi antigen-antibodi. Antigen (hormon) yang berlabel
radioaktif dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan hormon dalam sampel.
Isotop yang dapat digunakan untuk teknikRIAadalah 3H, 14C, 125I, dan lainnya.
Pada teknik ini sejumlah antibodi dimobilisasi pada suatu fase padat, misalnya

17
dinding tabung plastik. Sampel yang mengandung antigen (hormon progesteron)
ditambahkan dengan sejumlah tertentu molekul berlabel (125I) yang akan
berinteraksi dengan antibodi pada tabung. Intensitas sinyal radiasi dari biomolekul
berlabel radioaktif yang terikat pada antibodi yang menempel pada dinding tabung
akan berbanding terbalik dengan konsentrasi biomolekul dalam sampel. Aplikasi
RIA untuk litbang peternakan adalah untuk mengukur konsentrasi hormon
progesteron dalam sampel serum darah atau susu. Tujuan pengukuran progesteron
ini adalah untuk mendeteksi pubertas ternak, mendeteksi gejala birahi, diagnosa
kebuntingan dini, mendukung program inseminasi buatan, dan diagnosa kelainan
reproduksi ternak. Dampak sosial ekonomi dari pengaplikasian teknik RIA adalah
penghematan pelayanan IB, bunting tepat waktu, produksi susu stabil, dan
perbaikan keturunan. Sekarang ini BATAN telah berhasil memproduksi RIA kit
sendiri sehingga ketergantungan pada produsen luar dapat diatasi.

C. Pemanfaatan teknik nuklir radiasi untuk melemahkan patogenisitas


penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing. Litbang
pemanfaatan radiasi telah menghasilkan radiovaksin, reagen diagnostik, dan
pengawetan.
Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Definisi
vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
tetapi telah dimodifikasi dengan cara mematikan atau menatenuasi sehingga tidak
akan menimbulkan penyakit dan dapat merangsang pembentukan
kekebalan/antibodi bila diinokulasikan.
Pembuatan radiovaksin memiliki keunggulan dibandingkan dengan cara
konvensional, yaitu mempercepat proses pembuatan vaksin dengan
memperpendek waktu pasasel. Selain itu, radiovaksin yang diproduksi memiliki
kualitas yang sama dengan vaksin buatan secara konvensional.
Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah sinar
gama yang digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi, dan patogenitas
agen penyakit, tetapi diharapkan mampu merangsang timbulnya kekebalan pada
tubuh terhadap infeksi penyakit.

18
Penelitian yang dilakukan saat ini adalah upaya pengembangan vaksin
terhadap penyakit ternak, seperti brucellosis dan mastitis. Selain penelitian
radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari mikroorganisme, dilakukan pula
penelitian radiovaksin penyakit ternak yang berasal dari cacing, seperti
Coccidiosis, Fasciolosis, dan Haemonchosis.
Salah satu hasil penelitian yang telah menjadi produk adalah vaksin koksivet
untuk penyakit Coccidiosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa Emeria
Sp pada usus yang mengakibatkan berak darah.
Ookista generasi 1 diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis optimum 125
Gy dan diinokulasikan ke ayam sehingga diperoleh ookista generasi II yang lemah
sifat infektivitas dan patogenitasnya. Selanjutnya, ookista dari generasi II
tersebutlah yang dijadikan vaksin. Vaksin ini diinokulasikan ke ayam berumur 7-
10 hari sehingga ayam memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Dari hasil uraian di atas, nuklir damai yang disandang BATAN telah
membuahkan hasil litbang yang dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh
masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik


Pertanian. 2011. Pemanfaatan Sinar Radiasi dalam Pemuliaan Tanaman.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol. 23 No. 1. h 7 – 8.
Budiyanto, M.A.K. 2010. Model Pengembangan Ketahanan Pangan Berbasis
Pisang Melalui Revitalisasi Nilai Kearifan Lokal. Jurnal Teknik
Industri.Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 170–177
Hanafiah, A. (2008). PERKEMBANGAN IPTEK NUKLIR BIDANG
KESEHATAN DI INDONESIA. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan
Radiasi , Vol. 4 No. 2, 117-129.

Herison, C., Rustikawati, Sujono H. S., Syarifah I. A. 2008. Induksi mutasi


melalui sinar gamma terhadap benih untuk meningkatkan keragaman
populasi dasar jagung (Zea mays L.). Akta Agrosia 11(1):57-62.
Masjhur, J. S. (2000). Aplikasi Teknik Nuklir Dalam Bidang Kesehatan Masa
Kini. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia , Vol. 1, No 2, 29-42.

Sidiq, M. (2016, Oktober). Pusat Diseminasi dan Kemitraan. Bank Jaringan Riset
Batan .

Sumaryanto. 2009. Diversifikasi sebagai Salah Satu Pilar Ketahanan Pangan,


Seminar Memperingati Hari Pangan Sedunia. Jakarta, l 1 Oktober 2009
Wiharto, K. (1996). KEDOKTERAN NUKLIR DAN APLIKASI TEKNIK
NUKLIR DALAM KEDOKTERAN. Prosiding Presentasi Ilmiah
Keselamatan Radiasi dan Lingkungan (pp. 8 - 15). Indonesia: PSPKR-
BATAN.

Witoro. 2003. Menemukan Kembali dan Memperkuat Sistem Pangan Lokal.


Lokakarya Forum Pendamping Petani Regio Gedepahala, Kampung
Pending, Sukabum, 2-4 September 2003

20

Anda mungkin juga menyukai