Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN FLEXI BAHAN VALPLAST

OLEH :

MUHAMMAD YUSUF HIDAYAT


17 3145 124 008

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK GIGI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga laporan GIGI TIRUAN FLEKSI tentang “PROSEDUR
LABORATORIUM PEMBUATAN GIGI TIRUAN FLEXI ” ini dapat di
selesaikan. setiap pembahasan akan di bahas dalam makalah ini, terutama mengenai
GIGI TIRUAN FLEXI.
Akhirnya ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Ibu Isma
suprapti A.md.,S.km selaku dosen sekaligus pendamping saya saat mengerjakan
laporan ini Kritik dan saran yang membangun, sangat saya nantikan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 24 november 2019

Muhammad Yusuf Hidayat

i
LEMBAR PERSETUJUAN

“LAPORAN PROSEDUR LABORATORIUM PEMBUATAN GIGI TIRUAN


FLEXI (VALPLAST)

Disusun Oleh :

MUH. YUSUF HIDAYAT (173145124008)

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing Laboratorium dan Dosen Pengampu
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Makassar, November 2019

Pembimbing Laboratorium Dosen Pengampu

( Isma Suprapti, A.Md.,S.km. ) (Isma Suprapti A.md.,S.km.)

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Teknik Gigi

Umar Dg Palallo, SKM, M.Kes


NIDN : 0924088002

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PROSEDUR KERJA ........................................................................................................ 3
1. Pembuatan Model kerja ....................................................................................... 3
2. Survey Model kerja .............................................................................................. 4
3. Duplikasi ................................................................................................................ 9
4. Pembuatan Bite rim ............................................................................................ 10
5. Penanaman di okludator .................................................................................... 12
6. Penyusunan Gigi Artificial ................................................................................. 13
7. Penanaman DI Kuvet ......................................................................................... 15
8. Pembuatan Sprue ................................................................................................ 16
9. Penutupan antagonis kuvet ................................................................................ 16
10. Boiling out Serta pemberian retensi pada gigi artifisial .............................. 17
11. Injek Bahan ..................................................................................................... 19
12. De Flasking ...................................................................................................... 21
13. Finishing dan Polishing .................................................................................. 21
BAB III ............................................................................................................................ 24
PENUTUP ....................................................................................................................... 24
1. Kesimpulan .......................................................................................................... 24
2. Saran .................................................................................................................... 24
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 25

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh kecelakaan, penyakit atau proses
penuaan secara alami. Kehilangan gigi dapat berpengaruh pada senyum dan rasa
percaya diri seseorang. Penderita kehilangan gigi memiliki banyak pilihan sebelum
memperoleh perawatan, karena bidang prostetik sudah maju. Gigitiruan adalah
suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang
hilang dan digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah. Meskipun kemajuan
dalam bidang estetika kedokteran gigi sangat pesat, namun fungsi dari gigitiruan
itu sendiri didukung oleh kondisi fisik seseorang. Tanpa adanya gigi yang
mendukung rahang dan gingiva, kulit dapat tampak kendur, dan dapat
mengakibatkan penurunan kemampuan seseorang untuk makan dan berbicara.
Komplikasi-komplikasi tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup dan
kebahagiaan seseorang. Gigitiruan harus dibuat mirip dengan gigi asli yang masih
ada, sehingga tidak terlihat perubahan yang nyata pada penampilan wajah dan
senyum pasien. Gigitiruan juga dapat membuat seseorang merasa nyaman pada saat
memakan makanan tertentu dan dapat mengurangi rasa malu akibat kehilangan
gigi.1
Untuk mengatasi hal ini ada beberapa pilihan perawatan antara lain dapat
dibuatkan gigitiruan jembatan, implan, atau gigitiruan sebagian lepasan. Pada
beberapa kasus yang tidak memungkinkan dibuatkan gigitiruan jembatan dan
implan, maka gigitiruan sebagian lepasan merupakan pilihan terbaik. Ada 3 jenis
gigitiruan sebagian lepasan yang dapat dibedakan menurut bahan basis
gigitiruannya yang pertama adalah gigitiruan kerangka logam, yang kedua adalah
akrilik dan jenis ketiga adalah gigitiruan dengan bahan nilon termoplastik yang
sering disebut dengan Flexi atau Valplast. 1
Pengenalan resin akrilik dalam kedokteran gigi merupakan sebuah revolusi.
Bahan ini disentetis dari bahan yang dapat dibentuk, packing, dan injeksi ke dalam
mold selama fase plastik awal yang akan berubah menjadi fase yang lebih padat
oleh reaksi kimia (polimerisasi). Resin akrilik lebih dikenal dengan nama

1
polimethylmetacrylate atau PMMA. Polimerisasi panas pada PMMA menghasilkan
porositas yang tinggi, absorbsi air yang tinggi, perubahan volume, dan sisa
monomer.
Selama beberapa tahun, dokter gigi kembali ke teknik tradisional gigitiruan
sebagian lepasan logam untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan edentulous
sebagian. Namun gigitiruan logam ini sering rapuh dan kaku, menyebabkan iritasi
jaringan, memiliki insiden patah yang lebih tinggi, memiliki dukungan logam dan
clasps yang buruk. Berbagai pilihan perawatan dianjurkan dalam literatur untuk
menangani kondisi-kondisi tersebut. Dengan kemajuan terbaru dalam hal bahan,
gigitiruan fleksibel memberikan pilihan yang layak untuk merawat berbagai kondisi
edentulous.
Sejak diperkenalkan pada tahun 1950-an, valplast telah memuaskan dokter
gigi dan pasien, karena lebih estetik, sangat fungsional, dan alternatif terbaik untuk
teknik tradisional casting logam pada kasus gigitiruan sebagian lepasan. 1
Kelebihan Valplast
 Bahan yang flexible atau lentur
 Tidak menggunakan kawat retensi
 lebih tipis dan lebih translucen dari pada gigi palsu biasa
 Estetik baik
 Kuat tidak bisa patah .3
Kekurangan Valplast
 Pengerutan
 Perubahan dimensi
 Penyerapan air.3.
B. Rumusan Masalah
Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Flexibel Denture Bahan Valplast
C. Tujuan
Mengetahui Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Flexibel Denture Bahan Valplast

2
BAB II
PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Model kerja
Syarat- syarat Model kerja
 Dibuat dari gips keras sesuai kebutuhan (gips keras tipe III)
 bebas dari bintik terutama daerah tepi gigi yang diasah
 bebas distorsi
 Dapat dipotong untuk memudahkan
 pembuatan daerah margin model malam.7
Pada tahap ini dilakukan pencetakan model kerja menggunakan bahan
alginate dan bahan cor menggunakan dental stone tipe II.
 Penyiapan sendok cetak, rubber bowl, spatel , alginate , dan dental stone

 Tuangkan Alginate ke rubber bowl , beri air ssecara perlahan


sambal aduk hingga merata.

3
 Tuangkan adonan alginate ke sendok cetak , letakkan model
keadonan dengan menekannya agar menghasilkan cetakan yang
sempurna.
 Buat adonan dental stone di rubber bowl secara merata
 Tuangkan adonan dental stone ke hasil cetakan pada sendok cetak
tuang hingga cetakan terisi penuh.
 Tunggu mengering ± 15 menit

2. Survey Model kerja


Survey merupakan prosedur diagnostik yang dapat menganalisis hubungan
dimensional antara jaringan lunak dan keras dalam mulut. Surveyor adalah
paralelisasi yang digunakan dalam dalam pembangunan lokasi dari protesis dan
menggambarkan kontur dan posisi relatif dari gigi penyangga dan struktur
terkait. Ini adalah alat yang digunakan untuk menentukan pararelisme
relatif dari dua atau lebih permukaan gigi atau bagian lain dari tuangan pada
lengkung gigi. Selain itu juga digunakan untuk preparasi restorasi gigi seperti
lepasan dan jembatan fixed dan dentur dari model gigi dari pasien.
Surveyor gigi diperkenalkan pada tahun 1928 dan surveyor pertama
khususnya dikembangkan untuk digunakan pada prostodontik yang dibuat pada
tahun 1921.4

Prosedur survey
Survey dilakukan pada model studi maupun model kerja. Model dipasang pada
meja basis dengan bidang oklusal hampir sejajar dengan basis datar surveyor.
1. Evaluasi bidang bimbing (guiding plane)
Permukaan-permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama lain harus dicari,
atau bila tak ada, sengaja dibuat sehingga dapat digunakan sebagai bidang
bimbing.
Bidang bimbing diperlukan untuk mempermudah pemasangan dan pengeluaran
gigi tiruan tanpa paksaan. Bidang bimbing adalah permukaan gigi asli atau
restorasi yang dibuat diatas gigi tersebut, yamg dibuat menjadi datar dan sejajar

4
dengan arah pemasangan geligi tiruan yang sedang dibuat. Permukaan bidang
ini idealnya antara 2-4 mm dalam arah okluso-gingival dan berkontak dengan
bagian kaku rangka geligi tiruan.4

2. Evaluasi daerah retensi


Bagian ini dibutuhkan untuk memberikan retensi kepada cengkeram. Retensi
dinilai memuaskan bila tidak menyebabkan perubahan bentuk kepada logam
cengkeram.4

3. Evaluasi masalah hambatan (interference)


Hambatan dapat berupa gigi yang malposisi atau tonjolan tulang yang nyolok.
Interferensi dapat dikurangi atau dihilangkan dengan jalan pembedahan,
ekstraksi, mengikis permukaan atau mengubah kontur gigi dengan pemasangan
restorasi tuang.4

5
4. Evaluasi faktor estetik
Arah pemasangan terpilih harus dipertimbangkan lagi dari segi estetik, baik
mengenai penempatan lengan cengkeram maupun menyusun elemennya.

Langkah-langkah :
a. Pemiringan model rahang
1. Pemiringan anterior
Tepi anterior dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk kasus berujung
bebas yang lebih posterior dari gigi premolar, memberikan arah pemasangan
dari posterior ke anterior, dengan memanfaatkan gerong yang ada pada
bagian distal premolar.
2. Pemiringan posterior
Pada kasus kehilangan banyak gigi anterior, disini gerong mesial dari
premolar dan molar yang dimanfaatkan.
Pada kasus kehilangan gigi yang terjadi pada bagian anterior maupun
posterior

6
3. Pemiringan lateral
Pada kasus dengan posisi salah satu gigi penyangganya abnormal seperti gigi
molar kiri bawah sangat miring ke lingual serta gerong jaringan tertentu
seperti tuberositas yang menonjol.
b. Pengukuran retensi
Dengan mempergunakan alat undercut gauge yang besarnya 0.01-0.03 inci.
c. Pemilihan final arah pemasangan
Harus memenuhi empat syarat yaitu aspek bidang bimbing, retensi, hambatan
dan estetik.
d. Penutupan bagian model kerja
Setiap gerong yang akan dilewati bagian kaku kerangka protesa harus ditutupi
dengan cara blocking out dengan menggunakan malam.
e. Rilif bagian model kerja
Rilif dianjurkan untuk keadaan tertentu seperti lereng jaringan yang miring dan
pada semua bagian gingival yang harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya
penekanan berlebih kerangka protesa. Rilif dilakukan dengan pemasangan
selapis tipis malam pada permukaan model kerja, diatas malam baru dipasang
konektor atau bagian lain.

7
f. Rekaman hubungan model kerja dengan surveyor (recording)
1. Tripoding (tripodization)

2. Pemberian tanda garis pada tiga sisi berlainan pada model


3. Pemberian tanda goresan pada tiga sisi berlainan pada model
4. Pemasanagn pin yang disemen 4

8
Blockout adalah cara menutup area undercut baik pada gigi maupun jaringan
lunak yang menghalangi pemasangan dan pelepasan gigi tiruan. Blockout juga
dapat diartikan yaitu menghilangkan daerah undercut yang tidak diinginkan
pada model, untuk digunakan dalam pembuatan gigi tiruan sebagai lepasan,
dengan cara menutup daerah undercut menggunakan lilin cair. Daerah yang
tidak menguntungkan diblock out dengan gips. Gips diaduk hingga rata
kemudian block out pada daerah defek yang ber-undercut pada model kerja
dengan adukan gips, dibuat merata, rapih dan haluskan pada daerah yang
dianggap memiliki undercut. 5
Blockout dilakukan pada tahap surveying dalam penentuan desain dan arah
pasang GTSL. Daerah yang akan di block yaitu seluruh undercut pada gigi dan
jaringan lunak yang akan menghalangi pemasangan dan pelepasan gigi tiruan
yaitu dibawah garis survei/lingkaran terbesar. 5
 Cara blocking out :
1. Model masih berada pada meja peninjau.
2. Daerah yang akan di block ditutup dengan gips putih, sesuai dengan
batas yang telah ditentukan.
3. Kelebihan gips putih dibuang dengan surveior dan trimmer.

3. Duplikasi
Prosedur pembuatan model kerja kedua agar memudahkan tekniker
melakukan prosesing.
Prosedur :
 Persiapan alat dan bahan
 Alginate
 Dental stone tipe II
 Sendok cetak
 rubber bowl
 spatel
 Pencampuran alginate lalu letakkan adonan ke sendok cetak

9
 Model di cetak di sendok cetak dengan adonan alginate sehingga
terbentuk cetakan antagonis
 Buat adonan dental stone tuangkan ke cetakan antagonis sembari di
ketuk-ketuk atau digetarkan
 Tunggu hingga kering.

4. Pembuatan Bite rim


 Persiapan alat dan bahan
 Wax
 Model kerja
 Lecron
 Bunsen dan spritus
Syarat yang harus dipenuhi oleh baseplate wax yaitu:
a. Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.
b. Tidak mengiritasi jaringan mulut.
c. Tidak flaky / menyerpih dan melekat di jan.
d. Mudah diukir pada suhu 23°C.
e. Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api).
f. Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan.
g. Tidak mewarnai gigi.
Sediaan dari wax ini memiliki bentuk lembaran berukuran 7,6 X 15
X 1,3 cm, berwarna merah atau merah muda. Ada 3 tipe dari baseplate wax
ini yaitu tipe I (lunak), tipe II (sedang), tipe III (keras). Model malam ini
harus segera diproses agar akurasinya terjaga.6
Wax digunakan sebagai bahan
untuk melekatkan gigi artfisial
atau digunakan untuk modeler
malam

10
Lecron digunakan untuk
mengukir bentuk atau merapikan
wax agar halus

Untuk melelhkan wax atau


melenturkan wax

 Nyalakan Bunsen dan ambil selembar malam panaskan diatasnya


hingga lentur
 Letakkan wax yang lentur pada permukaan model kerja sesuai daerah
yang kosong.
 Lalu ambil selember wax panaskan hingga lentur lalu lipat menjadi
beberapa lipatan hingga membentuk balok.
 Tempelkan balok dengan wax yang telah terpasang di model kerja lalu
rapikan.

11
5. Penanaman di okludator

 Persiapan Alat dan Bahan


 Okludator
 Gips Putih / Gips Plaster
 Bowl dan Spatel
Digunakan untuk penanaman
model kerja agar
mempermudah penyusunan
gigi artifisial sesuai tinggi
gigitan pasien

Bahan yang digunakan


sebagai bahan pereket di
okludator maupun bahan
tanam dikuvet

Alat untuk mengaduk Gips


maupun alginate

 Prosedur Penanaman di Okludator


 Oklusikan model kerja rahang atas dan bawah lalu ikat dengak karet
agar oklusinya tetap dan tidak berubah
 Buat adonan gips plaster putih menggunakan bowl dan spatel
 Tuangkan gips putih pada bagian bawah okludator terlebih dahulu
 Lettakan model kerja pada gips yang ada di okludator lalu rapikan
pinngirannya
 Lalu berikan adonan gips putih pada bagia atas model kerja agar
okludator bagian atas melekat lalu rapikan
 Tunggu hingga kering

12
6. Penyusunan Gigi Artificial

 Persiapan alat dan bahan


 Lecron
 Bunsen
 Model kerja yang telah dibuatkan bite rim
 Gigi artifisial
 Wax
 Susun gigi artifisial satu persatu sembari mengikut oklusi gigi dan
lengkung rahang pasien agar terlihat rapi dan estetik baik.
 Setelah gigi artfisial tersusun baik lanjut prosedur berikutnya

 Prosedur Modeler Malam

Disain Clasps Valplast pada Kasus Kehilangan Gigi Sebagian.


Mula-mula dibuat model diagnostik, juga model antagonis dalam
kaitannya dengan pertimbangan disain. Kemudian dilakukan survey gigi
pada model gigi. Pada pembuatan valplast diperlukan survey zone bukan

13
survey lines, karena survey zone dipakai untuk menghasilkan stabilitas
dan retensi. Survey zone disebut juga circumferential guide plane.8
a. Disain Clasps standar atau Clasps Utama
Seringkali disain terlalu besar dan bulky, persiapan gigi untuk
meningkatkan contact zone penting untuk menambah retensi dan
stabilitasasi. Untuk ini tidak perlu menutup sejumlah besar struktur gigi,
beberapa millimeter kontak 25 gigi dan beberapa millimeter kontak
jaringan semua diperlukan untuk retensi dan stabilitas.8

 Teteskan malam didaerah yang telah di desain membentuk


cengkram baik dari arah bukal maupun palatal
 Setelah terbentuk cengkram rapikan basis dan cengkramnya ,
merapikan tepi servikal gigi arfisial hingga halus.

14
7. Penanaman DI Kuvet
 Persiapan alat dan bahan
 Kuvet flexi
 Spatel dan bowl
 Dental stone tipe II
 Model kerja
 Lecron atau pisau gips

 Terlebih dahulu gigi yang masih ada di grinding atau dihilangkan.


 Tuangkan dental stone ke wadah bowl lalu berikan air secara sedikit demi
sedikit sembari diaduk secara merata.
 Lalu tuangkan pada kuvet bagian bawah di isi secara perlahan tidak penuh
dari pada batas kuvet bawah
 Letakkan model kerja pada kuvet yang telah terisi adonan dental stone
secara teratur penempatannya
 Model yang tertanam hanya 1/3 bagian bawah model atau 1/3 modeler
malam dengan gigi yang masih ada ditutup dental stone agar bahan tidak
terbuang pada daerah yang di tidak ditutup dental stone.

15
8. Pembuatan Sprue
 Persiapan alat dan bahan
 Wax
 Lampu bunsen dan spritus
 Lecron
 Panaskan lembaran wax hingga lentur lalu lipat-lipat hingga membentuk
seperti tangkai kayu kecil membulat.
 Buat 2 sprue
 Sprue utama ( besar )
 Sprue kedua ( kecil )
 Letakkan sprue utama pada bagian tengah kuvet
 Sprue kedua di lekatkan pada sprue utama
 Ujung sprue kedua dilekatkan pada wax yang ada di model kerja dan arah
sprue kedua pada daerah endolous yang dibuatkan gigi tiruan.

9. Penutupan antagonis kuvet


 Oleskan vaselin pada permukaan model yang tertanam pada kuvet
bawah secara merata menggunakan kuas.
 Buat adonan gips dental stone
 Tuangkan adonan dental stone secara perlahan sambil di getarkan atau
di vibrator agar adonan masuk dengan sempurna dan tidak tercipta
bubble atau gelembung udara.

16
 Tunggu hingga kering

10. Boiling out Serta pemberian retensi pada gigi artifisial


 Persiapan alat dan bahan
 Panci
 Air
 Kompor dan tabung gas
 Mata bur Fissure
 Micromotor

17
 Masukkan kuvet kedalam panci yang telah terisi air lalu panaskan
hingga ± 450C selama 30 menit.
 Setelah itu angkat kuvet keluar dari panci lalu buka baut dan kuvetnya.
Jika masih terdapat wax yang melekat lakukan penyiram menggunakan
air panas agar wax benar-benar telah hilang.

Pemberian retensi pada gigi artifisial


 Ambil gigi artifisial lalu berikan lubang pada daerah mesial , distal dan
palatal/lingual menggunakan mata bur fissure.
 Setelah pemberian retensi lakukan peleman pada daerah bukal gigi agar
tidak mudah terlepas pada tempatnya.
 Setelah peleman lakukan pemberian CMS secara merata tanpa
mengenai gigi artifisial lalu satukan kuvet atas dan bawah kunci dengan
erat.

18
11. Injek Bahan
 Persiapan alat dan bahan
 Catridge

 Oven furnance flexi

 Alat Press injek

19
 Resin termoplastik valpast

 Uang koin 200 sebanyak 6 biji


 Panaskan oven terlebihan dahulu hingga mencapai suhu 2950C
 Lalu berikan tanda X pada bagian bawah catridge Lalu semprotkan spray
silicone pada catridge.
 Setelah mencapai suhu 2950C masukkan catride pada handle oven
panaskan selama 15 menit.
 Setelah 15 menit letakkan kuvet pada alat press injek lalu angkat handle
oven yang berisi catride pada bagian kuvet yang akan di aliri bahan.
 Lalu masukkan koin sebagai alat bantu pendorong ke lubang handle lalu
lakukan press sekuat tenaga agar bahan masuk secara sempurna.
 Tunggu beberapa detik lalu pisahkan kuvet dan handle oven.

20
12. De Flasking
Pembongkaran bahan tanam pada kuvet agar mengeluarkan hasil injek
menggunakan palu satau sejenisnya.
13. Finishing dan Polishing

 Pemotongan Sprue dan pembuangan permukaan kasar atau kelebihan


bahan termoplastik valplast sekaligus membentuk gigi tiruan sesuai
yang didesain.
 Pengkilapan menggunakan Brush dan rag wheel bahan pumis

21
NO NAMA dan GAMBAR ALAT FUNGSINYA
1. Pemotong disk Untuk memotong sprue

2. Frizer Untuk menghilangkan sisa-sisa bahan


valplast

3. Fissure Untuk menghilangkan sisa-sisa bahan


tanam yang melekat dan membentuk
garis servikal.

4. rubber hijau Untuk menghaluskan permukaan gigi


tiruan

5. Kertas amlas Untuk menghaluskan permukaan gigi


tiruan

22
6. Polishing Untuk mengkilatkan gigi tiruan

23
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gigi tiruan yang terbuat dari bahan nilon termoplastik valplast mempunyai
estetik yang baik dan lentur , namun dari segi kekurangan harga yang lumayan
mahal dan proses pembuatan yang agak rumit karena menggunakan suhu
tertentu tergantung dari alat nya.

2. Saran
Pada proses ini harus dilakukan lagi pelatihan agar prosedur pembuatan
gigi tiruan flexi tidak mengalami kegagalan.

24
Daftar Pustaka
1. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1963/BAB%20I-
IV.pdf?sequence=1
2. Sumarsongko, Taufi, (2017). Fleksibel Denture Suatu Alternatif untuk
Mengatasi Fraktur Landasan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik pada
Pasien dengan Gigitan Dalam
3. Naini, Amiyatun (2012), perbedaan stabilitas warna bahan basis gigi
tiruan resin akrilik dengan resin nilon termoplastis terhadap penyerapan
cairan
4. Maelani ,Nurmilah (2012), Survey model rahang, Available from
https://www.scribd.com/doc/87987986/Survey-Model-Rahang
5. https://www.academia.edu/36350961/Block_Out
6. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/1e40bce5201d8a4
d24d14a4acf5d2843.pdf
7. https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/49224149/analisis_m
odel_studi.pdf?response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DAnalisis_Model_Studi_Sumber_
Informasi_Pe.pdf&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20191120%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20191120T114744Z&X-Amz-
Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=46d0e0001cae75be7ee743729f54c3acd6b5306f7caab13381330
4d1f072a39c
8. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1963/BAB%20I-
IV.pdf?sequence=1

25

Anda mungkin juga menyukai