OLEH :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing Laboratorium dan Dosen Pengampu
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Teknik Gigi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PROSEDUR KERJA ........................................................................................................ 3
1. Pembuatan Model kerja ....................................................................................... 3
2. Survey Model kerja .............................................................................................. 4
3. Duplikasi ................................................................................................................ 9
4. Pembuatan Bite rim ............................................................................................ 10
5. Penanaman di okludator .................................................................................... 12
6. Penyusunan Gigi Artificial ................................................................................. 13
7. Penanaman DI Kuvet ......................................................................................... 15
8. Pembuatan Sprue ................................................................................................ 16
9. Penutupan antagonis kuvet ................................................................................ 16
10. Boiling out Serta pemberian retensi pada gigi artifisial .............................. 17
11. Injek Bahan ..................................................................................................... 19
12. De Flasking ...................................................................................................... 21
13. Finishing dan Polishing .................................................................................. 21
BAB III ............................................................................................................................ 24
PENUTUP ....................................................................................................................... 24
1. Kesimpulan .......................................................................................................... 24
2. Saran .................................................................................................................... 24
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 25
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh kecelakaan, penyakit atau proses
penuaan secara alami. Kehilangan gigi dapat berpengaruh pada senyum dan rasa
percaya diri seseorang. Penderita kehilangan gigi memiliki banyak pilihan sebelum
memperoleh perawatan, karena bidang prostetik sudah maju. Gigitiruan adalah
suatu alat yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang
hilang dan digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah. Meskipun kemajuan
dalam bidang estetika kedokteran gigi sangat pesat, namun fungsi dari gigitiruan
itu sendiri didukung oleh kondisi fisik seseorang. Tanpa adanya gigi yang
mendukung rahang dan gingiva, kulit dapat tampak kendur, dan dapat
mengakibatkan penurunan kemampuan seseorang untuk makan dan berbicara.
Komplikasi-komplikasi tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup dan
kebahagiaan seseorang. Gigitiruan harus dibuat mirip dengan gigi asli yang masih
ada, sehingga tidak terlihat perubahan yang nyata pada penampilan wajah dan
senyum pasien. Gigitiruan juga dapat membuat seseorang merasa nyaman pada saat
memakan makanan tertentu dan dapat mengurangi rasa malu akibat kehilangan
gigi.1
Untuk mengatasi hal ini ada beberapa pilihan perawatan antara lain dapat
dibuatkan gigitiruan jembatan, implan, atau gigitiruan sebagian lepasan. Pada
beberapa kasus yang tidak memungkinkan dibuatkan gigitiruan jembatan dan
implan, maka gigitiruan sebagian lepasan merupakan pilihan terbaik. Ada 3 jenis
gigitiruan sebagian lepasan yang dapat dibedakan menurut bahan basis
gigitiruannya yang pertama adalah gigitiruan kerangka logam, yang kedua adalah
akrilik dan jenis ketiga adalah gigitiruan dengan bahan nilon termoplastik yang
sering disebut dengan Flexi atau Valplast. 1
Pengenalan resin akrilik dalam kedokteran gigi merupakan sebuah revolusi.
Bahan ini disentetis dari bahan yang dapat dibentuk, packing, dan injeksi ke dalam
mold selama fase plastik awal yang akan berubah menjadi fase yang lebih padat
oleh reaksi kimia (polimerisasi). Resin akrilik lebih dikenal dengan nama
1
polimethylmetacrylate atau PMMA. Polimerisasi panas pada PMMA menghasilkan
porositas yang tinggi, absorbsi air yang tinggi, perubahan volume, dan sisa
monomer.
Selama beberapa tahun, dokter gigi kembali ke teknik tradisional gigitiruan
sebagian lepasan logam untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan edentulous
sebagian. Namun gigitiruan logam ini sering rapuh dan kaku, menyebabkan iritasi
jaringan, memiliki insiden patah yang lebih tinggi, memiliki dukungan logam dan
clasps yang buruk. Berbagai pilihan perawatan dianjurkan dalam literatur untuk
menangani kondisi-kondisi tersebut. Dengan kemajuan terbaru dalam hal bahan,
gigitiruan fleksibel memberikan pilihan yang layak untuk merawat berbagai kondisi
edentulous.
Sejak diperkenalkan pada tahun 1950-an, valplast telah memuaskan dokter
gigi dan pasien, karena lebih estetik, sangat fungsional, dan alternatif terbaik untuk
teknik tradisional casting logam pada kasus gigitiruan sebagian lepasan. 1
Kelebihan Valplast
Bahan yang flexible atau lentur
Tidak menggunakan kawat retensi
lebih tipis dan lebih translucen dari pada gigi palsu biasa
Estetik baik
Kuat tidak bisa patah .3
Kekurangan Valplast
Pengerutan
Perubahan dimensi
Penyerapan air.3.
B. Rumusan Masalah
Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Flexibel Denture Bahan Valplast
C. Tujuan
Mengetahui Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Flexibel Denture Bahan Valplast
2
BAB II
PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Model kerja
Syarat- syarat Model kerja
Dibuat dari gips keras sesuai kebutuhan (gips keras tipe III)
bebas dari bintik terutama daerah tepi gigi yang diasah
bebas distorsi
Dapat dipotong untuk memudahkan
pembuatan daerah margin model malam.7
Pada tahap ini dilakukan pencetakan model kerja menggunakan bahan
alginate dan bahan cor menggunakan dental stone tipe II.
Penyiapan sendok cetak, rubber bowl, spatel , alginate , dan dental stone
3
Tuangkan adonan alginate ke sendok cetak , letakkan model
keadonan dengan menekannya agar menghasilkan cetakan yang
sempurna.
Buat adonan dental stone di rubber bowl secara merata
Tuangkan adonan dental stone ke hasil cetakan pada sendok cetak
tuang hingga cetakan terisi penuh.
Tunggu mengering ± 15 menit
Prosedur survey
Survey dilakukan pada model studi maupun model kerja. Model dipasang pada
meja basis dengan bidang oklusal hampir sejajar dengan basis datar surveyor.
1. Evaluasi bidang bimbing (guiding plane)
Permukaan-permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama lain harus dicari,
atau bila tak ada, sengaja dibuat sehingga dapat digunakan sebagai bidang
bimbing.
Bidang bimbing diperlukan untuk mempermudah pemasangan dan pengeluaran
gigi tiruan tanpa paksaan. Bidang bimbing adalah permukaan gigi asli atau
restorasi yang dibuat diatas gigi tersebut, yamg dibuat menjadi datar dan sejajar
4
dengan arah pemasangan geligi tiruan yang sedang dibuat. Permukaan bidang
ini idealnya antara 2-4 mm dalam arah okluso-gingival dan berkontak dengan
bagian kaku rangka geligi tiruan.4
5
4. Evaluasi faktor estetik
Arah pemasangan terpilih harus dipertimbangkan lagi dari segi estetik, baik
mengenai penempatan lengan cengkeram maupun menyusun elemennya.
Langkah-langkah :
a. Pemiringan model rahang
1. Pemiringan anterior
Tepi anterior dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk kasus berujung
bebas yang lebih posterior dari gigi premolar, memberikan arah pemasangan
dari posterior ke anterior, dengan memanfaatkan gerong yang ada pada
bagian distal premolar.
2. Pemiringan posterior
Pada kasus kehilangan banyak gigi anterior, disini gerong mesial dari
premolar dan molar yang dimanfaatkan.
Pada kasus kehilangan gigi yang terjadi pada bagian anterior maupun
posterior
6
3. Pemiringan lateral
Pada kasus dengan posisi salah satu gigi penyangganya abnormal seperti gigi
molar kiri bawah sangat miring ke lingual serta gerong jaringan tertentu
seperti tuberositas yang menonjol.
b. Pengukuran retensi
Dengan mempergunakan alat undercut gauge yang besarnya 0.01-0.03 inci.
c. Pemilihan final arah pemasangan
Harus memenuhi empat syarat yaitu aspek bidang bimbing, retensi, hambatan
dan estetik.
d. Penutupan bagian model kerja
Setiap gerong yang akan dilewati bagian kaku kerangka protesa harus ditutupi
dengan cara blocking out dengan menggunakan malam.
e. Rilif bagian model kerja
Rilif dianjurkan untuk keadaan tertentu seperti lereng jaringan yang miring dan
pada semua bagian gingival yang harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya
penekanan berlebih kerangka protesa. Rilif dilakukan dengan pemasangan
selapis tipis malam pada permukaan model kerja, diatas malam baru dipasang
konektor atau bagian lain.
7
f. Rekaman hubungan model kerja dengan surveyor (recording)
1. Tripoding (tripodization)
8
Blockout adalah cara menutup area undercut baik pada gigi maupun jaringan
lunak yang menghalangi pemasangan dan pelepasan gigi tiruan. Blockout juga
dapat diartikan yaitu menghilangkan daerah undercut yang tidak diinginkan
pada model, untuk digunakan dalam pembuatan gigi tiruan sebagai lepasan,
dengan cara menutup daerah undercut menggunakan lilin cair. Daerah yang
tidak menguntungkan diblock out dengan gips. Gips diaduk hingga rata
kemudian block out pada daerah defek yang ber-undercut pada model kerja
dengan adukan gips, dibuat merata, rapih dan haluskan pada daerah yang
dianggap memiliki undercut. 5
Blockout dilakukan pada tahap surveying dalam penentuan desain dan arah
pasang GTSL. Daerah yang akan di block yaitu seluruh undercut pada gigi dan
jaringan lunak yang akan menghalangi pemasangan dan pelepasan gigi tiruan
yaitu dibawah garis survei/lingkaran terbesar. 5
Cara blocking out :
1. Model masih berada pada meja peninjau.
2. Daerah yang akan di block ditutup dengan gips putih, sesuai dengan
batas yang telah ditentukan.
3. Kelebihan gips putih dibuang dengan surveior dan trimmer.
3. Duplikasi
Prosedur pembuatan model kerja kedua agar memudahkan tekniker
melakukan prosesing.
Prosedur :
Persiapan alat dan bahan
Alginate
Dental stone tipe II
Sendok cetak
rubber bowl
spatel
Pencampuran alginate lalu letakkan adonan ke sendok cetak
9
Model di cetak di sendok cetak dengan adonan alginate sehingga
terbentuk cetakan antagonis
Buat adonan dental stone tuangkan ke cetakan antagonis sembari di
ketuk-ketuk atau digetarkan
Tunggu hingga kering.
10
Lecron digunakan untuk
mengukir bentuk atau merapikan
wax agar halus
11
5. Penanaman di okludator
12
6. Penyusunan Gigi Artificial
13
survey lines, karena survey zone dipakai untuk menghasilkan stabilitas
dan retensi. Survey zone disebut juga circumferential guide plane.8
a. Disain Clasps standar atau Clasps Utama
Seringkali disain terlalu besar dan bulky, persiapan gigi untuk
meningkatkan contact zone penting untuk menambah retensi dan
stabilitasasi. Untuk ini tidak perlu menutup sejumlah besar struktur gigi,
beberapa millimeter kontak 25 gigi dan beberapa millimeter kontak
jaringan semua diperlukan untuk retensi dan stabilitas.8
14
7. Penanaman DI Kuvet
Persiapan alat dan bahan
Kuvet flexi
Spatel dan bowl
Dental stone tipe II
Model kerja
Lecron atau pisau gips
15
8. Pembuatan Sprue
Persiapan alat dan bahan
Wax
Lampu bunsen dan spritus
Lecron
Panaskan lembaran wax hingga lentur lalu lipat-lipat hingga membentuk
seperti tangkai kayu kecil membulat.
Buat 2 sprue
Sprue utama ( besar )
Sprue kedua ( kecil )
Letakkan sprue utama pada bagian tengah kuvet
Sprue kedua di lekatkan pada sprue utama
Ujung sprue kedua dilekatkan pada wax yang ada di model kerja dan arah
sprue kedua pada daerah endolous yang dibuatkan gigi tiruan.
16
Tunggu hingga kering
17
Masukkan kuvet kedalam panci yang telah terisi air lalu panaskan
hingga ± 450C selama 30 menit.
Setelah itu angkat kuvet keluar dari panci lalu buka baut dan kuvetnya.
Jika masih terdapat wax yang melekat lakukan penyiram menggunakan
air panas agar wax benar-benar telah hilang.
18
11. Injek Bahan
Persiapan alat dan bahan
Catridge
19
Resin termoplastik valpast
20
12. De Flasking
Pembongkaran bahan tanam pada kuvet agar mengeluarkan hasil injek
menggunakan palu satau sejenisnya.
13. Finishing dan Polishing
21
NO NAMA dan GAMBAR ALAT FUNGSINYA
1. Pemotong disk Untuk memotong sprue
22
6. Polishing Untuk mengkilatkan gigi tiruan
23
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gigi tiruan yang terbuat dari bahan nilon termoplastik valplast mempunyai
estetik yang baik dan lentur , namun dari segi kekurangan harga yang lumayan
mahal dan proses pembuatan yang agak rumit karena menggunakan suhu
tertentu tergantung dari alat nya.
2. Saran
Pada proses ini harus dilakukan lagi pelatihan agar prosedur pembuatan
gigi tiruan flexi tidak mengalami kegagalan.
24
Daftar Pustaka
1. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1963/BAB%20I-
IV.pdf?sequence=1
2. Sumarsongko, Taufi, (2017). Fleksibel Denture Suatu Alternatif untuk
Mengatasi Fraktur Landasan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik pada
Pasien dengan Gigitan Dalam
3. Naini, Amiyatun (2012), perbedaan stabilitas warna bahan basis gigi
tiruan resin akrilik dengan resin nilon termoplastis terhadap penyerapan
cairan
4. Maelani ,Nurmilah (2012), Survey model rahang, Available from
https://www.scribd.com/doc/87987986/Survey-Model-Rahang
5. https://www.academia.edu/36350961/Block_Out
6. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/1e40bce5201d8a4
d24d14a4acf5d2843.pdf
7. https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/49224149/analisis_m
odel_studi.pdf?response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DAnalisis_Model_Studi_Sumber_
Informasi_Pe.pdf&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20191120%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20191120T114744Z&X-Amz-
Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=46d0e0001cae75be7ee743729f54c3acd6b5306f7caab13381330
4d1f072a39c
8. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1963/BAB%20I-
IV.pdf?sequence=1
25