Disusun oleh :
Stephanie Cecillia M 160112150093
Destia Utami Affandi 160112150072
Siti Mardhiyah 160112150073
Pembimbing:
drg. Nunung Rusminah, Sp. Perio (K)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
penulisan makalah ini, baik dari segi penyusunan, pengetikan, maupun isi. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna peningkatan di kemudian
hari. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2. TIPE POWER INSTRUMEN .................................................................... 58
SEMENTUM ................................................................................................. 61
5. EFISIENSI ................................................................................................. 65
5.2 WAKTU................................................................................................... 68
7. PRINSIP INSTRUMENTASI.................................................................... 71
8. RINGKASAN ............................................................................................ 71
iv
BAB 51
Scaling adalah suatu prosedur dimana plak dan kalkulus dieliminasi dari
pengambilan sisa kalkulus dan sementum pada akar gigi sehingga diperoleh
Tujuan utama dari scaling dan root planing adalah untuk memperbaiki
komposisi plak subgingiva dari yang didominasi bakteri gram negatif aerob
menjadi bakteri gram positif fakultatif anaerob. Setelah dilakukan scaling dan root
gingivalis , and Prevotella intermedia dan terjadi perubahan dalam mikrobiota yang
Scaling dan root planing bukan prosedur yang terpisah; semua prinsip dari
scaling berlaku juga untuk root planing. Perbedaan indikasi antara scaling dan
1
root planing biasanya berhubungan dengan derajat keparahan. Anatomi gigi
Enamel secara keseluruhan memiliki permukaan yang halus dan rata, kecuali
bagian groove dan pit. Plak dan kalkulus biasanya menempel pada permukaan licin
enamel. Scaling dapat menghilangkan semua plak dan kalkulus dari enamel, serta
yang berbeda. Deposit kalkulus pada permukaan akar sering melekat pada bagian
endotoksin karena itu harus dihilangkan seluruhnya. Ketika dentin terkena , bakteri
pada plak dapat menyerang tubulus dentin. Oleh karena itu, scaling saja tidak cukup
terdapat pada permukaan akan yang terkena plak dan disekitar poket. Bukti
menunjukkan bahwa zat-zat beracun hanya melekat pada superfisial akar dan tidak
tidak diperlukan untuk membuat akar bebas dari toksin dan sebaiknya dihindari.
Scaling dan root planing bukan merupakan prosedur yang terpisah. Prosedur
ini termasuk dalam fase inisial dari tahapan perawatan. Setelah dilakukan analisis
2
dengan jumlah kalkulus yang sedikit dengan keadaan jaringan di sekitar gigi
relative sehat dapat dirawat dalam satu kali kunjungan. Kebanyakan pasien lain
mulut pasien, tingkat keparahan inflamasi, jumlah dan lokasi kalkulus, kedalaman
dan aktivitas poket, adanya keterlibatan furkasi, dan dibutuhkannya anastesi lokal.
Keterampilan yang baik dalam scaling dan root planing sangat penting
untuk kesuksesan utama dari terapi periodontal. Dari semua prosedur klinis gigi,
scaling subgingiva dan root planing pada poket yang dalam adalah keterampilan
yang paling sulit dan harus dikuasai. Apabila instrumentasi tidak dapat pencapai
kedalaman probe berkisar 4 sampai 6 mm. Gingiva nampak merah muda karena
fibrosis dan peradangan jauh di dalam poket periodontal. B, Tampilan dari lingual
sebelum perawatan, dengan peradangan lebih terlihat dan deposito kalkulus yang
3
tebal. C dan D, Bagian yang sama dengan peningkatan kesehatan gingiva yang
signifikan 18 bulan setelah scaling, root planing, dan terapi kontrol plak; pasien
kembali untuk kunjungan perawatan rutin. E dan F, Gambaran radiografi dari gigi
anterior rahang bawah. Radiografi dilakukan 18 bulan setelah tahap I terapi dan
1.2 DETECTION SKILLS
Visual yang baik dan sensitifitas taktil sangat dibutuhkan untuk penilaian
awal tingkat dan sifat dari kalkulus dan akar sebelum melakukan scaling dan root
planing. Evaluasi yang benar dari hasil instrumentasi tergantung pada kemampuan
mendeteksi ini.
dibawah gingival margin tidak begitu sulit dibawah pencahayaan yang bagus dan
area yang bersih. Deposit ringan dari kalkulus supragingival seringkali sulit dilihat
ketika area kerja basah terkena saliva. Semprotan udara digunakan untuk
juga bisa diarahkan kedalam pocket dalam aliran yang stabil untuk memisahkan
marginal gingiva dari gigi sehingga deposit subgingival yang dekat ke permukaan
dapat terlihat.
supragingival. Eksplorer dan probe dipegang secara ringan namun stabil untuk
mendeteksi kalkulus subgingival dan permukaan yang tidak rata. Bagian depan ibu
4
jari dan jari-jari lainnya terutama jari tengah akan merasakan sedikit getaran melalui
vertikal pada permukaan akar. Ketika kalkulus ditemukan, ujung instrumen harus
dilanjutkan lebih ke apikal sampai akhiran kalkulus pada akar dirasakan. Jarak
antara ujung apikal dengan dasar dari pocket biasanya berkisar antara 0.2 to 1.0
mm. Ujung dari instrumen ditempatkan mendekati gigi dengan sudut yang sesuai
secara visual untuk mendeteksi kalkulus juga diperlukan. Klinisi pada awalnya sulit
dalam mendeteksi kalkulus yang tipis dan jaringan sementum yang nekrotik.
kalkulus, dan daerah yang retentif, serta kekasaran yang terasa seperti lapisan
lengket atau film yang menutupi permukaan gigi. Restorasi gigi yang Overhanging,
harus dikenali dan dibedakan dengan kalkulus subgingival. Karena itu diperlukan
5
1.3 TEKNIK SCALING SUPRAGINGIVA
Kalkulus yang terletak pada supragingiva secara umum lebih lunak dan
dibatasi oleh jaringan sekitarnya, sehingga adaptasi dan angulasi lebih mudah.
kuret, dan instrumen ultrasonic dan sonic. Hoe dan chisel jarang digunakan. Pada
teknik scaling supragingiva, sickle atau kuret dipegang dengan cara modified pen
grasp dan diberikan firm finger rest pada gigi yang berada di area yang berlawanan
dengan area kerja. Angulasi blade dengan permukaan gigi sedikit lebih kecil dari
90°. Cutting edge harus berada pada margin apikal kalkulus, dan ditarik ke arah
koronal secara vertikal atau obliq dengan tarikan yang cukup, kuat, dan
dapat merusak jaringan sekitar, sehingga adaptasi dengan permukaan gigi harus
baik. Permukaan gigi dievaluasi hingga bebas dari semua deposit supragingiva. Jika
ujung blade dapat diinsersikan dan ditarik dengan mudah, sickle mungkin dapat
digunakan sedikit di bawah free gingiva. Jika sickle digunakan dengan cara ini,
final scaling dan root planing dengan kuret harus selalu dilakukan.
6
1.4 TEKNIK SCALING SUBGINGIVAL DAN ROOT PLANING
Teknik scaling subgingiva dan root planing jauh lebih kompleks dan sulit
sulit dieliminasi daripada kalkulus supragingiva dan sering menempel pada akar
pendarahan yang mungkin terjadi, oleh karena itu sangat bergantung pada
sensitifitas taktil
Selain itu, dinding poket yang berhimpit dengan permukaan gigi akan
membatasi gerakan instrumentasi, oleh karena itu klinisi harus berhati-hati terhadap
jaringan lunak sekitar untuk mencegah terjadinya trauma. Dokter harus memahami
Morfologi dan anatomi gigi agar sensitivitas taktil selama intrumentasi dapat
diperoleh, sehingga adaptasi dan angulasi sesuai. Kuret lebih banyak digunakan
dokter untuk scaling subgingiva dan root planing karena keuntungan yang
poket dan diadapasikan pada kontur gigi dengan trauma jaringan yang minimal.
Sickle, hoe, file, dan instrumen ultrasonik juga digunakan untuk scaling
dimasukan kedasar poket untuk memecah deposit. File yang besar, hoes, sickles,
dan tips ultrasonik yang standar digunakan untuk supragingiva terlalu besar dan
tidak dapat dimasukan dengan mudah kedalam poket atau area dimana jaringan
fibrosis. Hoes dan files tidak dapat menghasilkan permukaan yang sehalus seperti
kuret. Hoes, files, dan tips ultrasonik standar semua lebih menyebabkan trauma
pada akar dan jaringan sekitarnya. Meskipun tips ultrasonik dirancang tipis agar
7
dapat dimasukan dengan mudah ke subgingiva untuk menscaling poket yang dalam
dan furkasi, alat tersebut digunakan dengan kekuatan yang lembut. Ketika scaling
dengan kekuatan yang lembut dilakukan pada kalkulus yang tebal, tips ultrasonik
Scaling subgingiva dan root planing dilakukan dengan kuret universal atau
kuret Gracey dengan mengikuti prosedur dasar berikut. Kuret dipegang dengan
teknik modified pen grasp dan firm finger rest. Cutting edge diadaptasikan dengan
lembut pada gigi dimana tangkai bagian bawah disejajarkan dengan permukaan gigi
gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket, tarikan
kelateral dengan angulasi 45o dan 90o terhadap permukaan gigi. Kalkulus
tangan yang cukup bertenaga. Cutting edge digerakan sampai tidak ada tahanan
akibat kalkulus. Gerakan root planing dilakukan dengan tekanan kearah lateral
sampai permukaan akar benar-benar halus. Intrumen harus dipegang dengan hati-
hati agar ujung blade dapat beradaptasi pada permukaan line angle gigi,
8
Gambar 51-83: Prosedur scaling subgingiva. A, kuret dimasukan dengan bagian
dari pisau mengarah ke gigi. B, angulasi kerja (45-90 derajat) dibentuk didasar
poket.C, tekanan ke lateral yang dilakukan dan gerakan scaling dilakukan kearah
koronal.
dan gerakan inisial ketika root planing. Jika gaya yang berlebihan yang diberikan
Apabila gaya kelateral terlalu kuat, struktur permukaan akar akan terkikis.
Setelah prosedur scaling yang dilakukan kemudian dilakukan prosedur root planing
Pada saat scaling, kekuatan bisa dipusatkan pada sepertiga bagian bawah
blade (Gambar 51-69). Beberapa milimeter dari ujung blade, diposisikan di apikal
lateral kalkulus, dan disgerakan secara vertikal atau miring untuk memecah
kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa menarik instrumen dari poket, blade digerakan
ke lateral untuk memecah kalkulus yang tersisa. Gerakan vertikal atau miring
dilakukan lagi, sedikit tumpang tindih dengan gerakan sebelumnya. Proses ini
9
Gambar 51-84: Instrumentasi untuk menghilangkan kalkulus. A, Kalkulus
dihilangkan dengan cara menyeret tepi apikal atau lateral dengan ujung pemotong
seperti yang terlihat pada gambar. B, Instrumen digerakan ke lateral dan bergerak
lagi ke tepi kalkulus, tumpang tindih dengan gerakan sebelumnya hingga batas
Menarik tepi kalkulus yang besar dan kuat dengan seluruh panjang ujung
dikonsentrasikan dengan baik. Tarikan lateral yang lebih besar diperlukan untuk
mengeliminasi seluruh deposit dalam satu gerakan. Satu kali gerakan biasanya tidak
sedikit.
proksimal adalah sulitnya untuk mencapai daerah interproksimal. Daerah ini relatif
tidak dapat diakses, dan membutuhkan keterampilan instrumentasi yang lebih dari
permukaan bukal atau lingual. Hal tersebut akan efektif apabila bagian bawah tetap
10
paralel dengan sumbu panjang gigi (Gambar 51-85, A). Gerakan akan terhambat
Jarak antara jari dan daerah kerja penting karena, (1) Finger rest atau titik
tumpu harus diposisikan agar tangkai bagian bawah instrumen paralel atau hampir
sejajar dengan permukaan gigi. Kesejajaran ini merupakan syarat dasar untuk
angulasi kerja yang optimal, (2) finger rest atau titik tumpu harus diposisikan agar
pergerakan pergelangan tangan operator dengan leluasa. Pada rahang atas posterior,
persyaratan ini dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan tumpuan ekstraoral atau
sebaliknya. Ketika finger rest atau titik tumpu intraoral digunakan di daerah lain di
mulut, finger rest harus cukup dekat dengan wilayah kerja untuk memenuhi dua
persyaratan tersebut. Finger rest atau titik tumpuan yang diletakan terlalu jauh dari
kesejajaran dan angulasi yang tepat. Gerak pergelangan tangan yang efektif dapat
Gambar 51-85: Posisi shank untuk scaling permukaan proximal. A, Posisi shank
yang benar, sejajar dengan sumbu panjang gigi. B, posisi shank salah, miring jauh
11
Posisi tubuh operator dan letak finger rest harus selalu disesuaikan untuk
Pencahayaan : Langsung
Finger rest : Ekstraoral, telapak tangan. Punggung jari tengah dan jari
12
Gambar 51-87: Posterior Kanan Rahang Atas: aspek fasial (Premolar)
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis berada pada permukaan
13
Penglihatan : Langsung dan tidak langsung
Retraksi :-
Finger rest : Ekstraoral, telapak tangan. Punggung jari tengah dan jari
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi :-
Finger rest : Intraoral, telapak tangan, jari. Jari telunjuk tangan yang
kanan rahang atas. Jari manis dari tangan yang bekerja pada
14
Gambar 51-90: Anterior Rahang Atas: Aspek wajah
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge pada
gigi sebelah.
15
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Retraksi :-
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
16
Gambar 51-93 Posterior Kiri Rahang Atas: aspek fasial
Figure 5194
17
Posisi operator :di samping atau belakang pasien
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi :-
Finger rest : Intraoral. Jari manis pada incisal edge dari gigi anterior
18
bawah, diperkuat dengan jari telunjuk dari tangan yang tidak
bekerja
Retraksi :-
Finger rest : ekstraoral, telapak tangan. Permukaan depan dari jari tengah
19
Gambar 51-97: Posterior Kiri Rahang Atas: aspek palatal.
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi :-
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
20
Pencahayaan : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Penglihatan : langsung
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
21
Gambar 51-100: Amterior Rahang Bawah: aspek fasial
Pencahayaan : Langsung
Penglihata : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Pencahayaan : Langsung
22
Penglihatan : Langsung
Retraksi : Jari telunjuk atau jempol dari tangan yang tidak bekerja
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
23
Gambar 51-103: Anterior Rahang Bawah: aspek lingual
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
24
Posisi Operator : Di sebelah atau depan pasien
Pencahayaan : Langsung
Penglihata : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
25
1.5 SCALING ULTRASONIK
1.5.1 INSTRUMEN
besar dan tebal, umumnya hanya cocok untuk scaling supragingiva, sedangkan tips
ultrasonik tipis dapat mengakses bagian subgingiva yang sebelumnya hanya dapat
tips lebih tipis menghasilkan permukaan akar yang halus atau lebih lembut daripada
kuret.
keterlibatan furkasi kelas II dan III. Dua penelitian in vitro menemukan bahwa
scaler ultrasonik dan sonik tidak membunuh bakteri patogen periodontal dengan
energi getaran yang dihasilkan, tetapi oleh karena adanya peningkatan suhu.
Penelitian in vitro lain menemukan Gracey Curvettes lebih efektif dibanding slim
ultrasonik dalam membersihkan saluran akar, jalan masuk furkasi, dan area furkasi
26
kombinasi ultrasonik dan instrumen konvensional untuk mencapai kebersihan yang
menyeluruh.
menghilangkan deposit kalkulus yang berat dan stain. Deposit seperti itu dapat lebih
terapi inisial pada pasien dengan kondisi nyeri akut seperti necrotizing ulcerative
alat ortodontik.
adalah pada pasien pengguna cardiac pacemakers dalam waktu yang lama. Pasien
terdapat resiko akan meningkat jika pasien lemah secara medis atau alat ultra
ultrasonik yang digunakan rusak. Pasien dengan penyakit menular melalui udara
tidak boleh dirawat dengan alat ultrasonik ataupun sonik, karena semprotan air air
yang tepat harus dilakukan menggunakan jas lab, kacamata, masker dan sarung
tangan) dan dekontaminasi area kerja yang benar dilakukan setelahnya. Pengguaan
pernapasan tidak boleh dirawat dengan alat ultrasonik maupun sonik, termasuk
27
pasien imunosupresi maupun gangguan paru-paru kronis. Penggunaan ultrasonik
dan sonik pada bahan logam seperti implan titanium merupakan kontraindikasi
karena dapat tergores atau tercungkil, dan untuk bahan restorasi porselen karena
teflon-coated sonic scaler tips juga telah dikembangkan untuk implan titanium dan
Gambar 51-106 Tip ultrasonik untuk implan. A, Plastic Piezon Implant Insert
1.5.2 TEKNIK
ringan, menjaga tip sejajar dengan permukaan gigi dan bergerak dengan konstan.
Tips scaler diaplikasikan pada satu tempat terlalu lama membuat daerah yang kasar
permukaan akar atau gigi. Penggunaan daya yang rendah dan sedikit tekanan dapat
mengurangi kedalaman dan struktur gigi yang akan hilang. Akhiran dari instrumen
28
ultrasonik harus berkontak dengan kalkulus agar dapat dipecah dan dilepaskan.
Working tip harus berkontak dengan seluruh aspek permukaan akar untuk
menghilangkan plak dan toksin. Walaupun tip vibrasi ultrasonik panjangnya 10mm
atau lebih, tetapi hanya sebagian kecil yang dapat beradaptasi terhadap permukaan
akar.
mengandung patogen pada udara dan darah yang berpotensi menyebabkan infeksi.
tuberculosis merupakan bakteri yang ditemukan pada aerosol dental. Aerosol juga
menjadi perantara patogen antara klinisi dan pasien dengan banyak virus, meliputi
virus herpes simplex, virus hepatitis, virus influenza, cold viruses, virus Epstein-
Barr dan cytomegalovirus. Perhatian khusus ditujukkan pada patogen yang bukan
berasal dari pasien tapi berasal dari saluran air pada dental unit yang terkontaminasi
pneumophila yang terdapat pada air dental unit dapat berpindah kepada pasien
darah dan menetap di udara selama ±30 menit pada daerah perawatan dan area
kerja diluar daerah perawatan. Pasien yang tidak terlindungi dapat lebih rentan
terhadap infeksi dari aerosol dibanding klinisi yang menggunakan alat pelindung
seperti masker, sarung tangan, kacamata, dan jas lab. Pembersihan high-speed,
air atau sumber air steril, disinfeksi permukaan lingkungan dan ventilasi yang
cukup serta alat penyaringan udara dengan high-efficiency particulate air (HEPA)
29
filter merupakan tindakan pencegahan yang penting untuk meminimalisir potensi
tombol kontrol dan handpiece dengan barier dari plastik atau latex. Alirkan
air pada saluran air dan handpiece selama 2 menit untuk mengurangi jumlah
bakteri pada saluran. Gunakan filter pada saluran air atau air yang steril
sebisa mungkin.
aerosol.
3. Dokter dan perawat harus menggunakan google dan masker untuk proteksi
instrumentasi
4. Nyalakan unit, pilih alat, pasang pada handpiece, kemudian atur tombol
kontrol air untuk menghasilkan sedikit semprotan air pada ujung kerja.
30
menyebabkan kerusakan pada akar saat ujungnya tidak sejajar dengan
permukaan akar.
5. Instrumen dipegang seperti pulpen atau dengan modified pen grasp, dan
ekstraoral.
7. Ujung kerja harus tetap dalam gerakan konstan, dan tip harus tetap sejajar
dengan permukaan gigi atau tidak melebihi sudut 15o untuk mencegah
1.6 EVALUASI
31
Segera setelah instrumentasi, permukaan gigi harus diperiksa secara visual
dengan hati-hati dengan pencahayaan yang optimal dan dengan bantuan kaca mulut
serta udara bertekanan. Permukaan juga harus diperiksa dengan sonde dan probe.
Permukaan subgingival harus keras dan halus. Tingkat kebersihan dari kalkulus
keberhasilan scaling dan root planing secara langsung, tetapi evaluasi yang utama
adalah respon jaringan. Evaluasi klinis mengenai respon jaringan lunak terhadap
scaling dan root planing, meliputi probing, tidak boleh dilakukan lebih awal dari 2
probing akan tetap terjadi selama 1 sampai 2 minggu, walaupun kalkulus telah
epitel. Jika setelah itu masih terjadi perdarahan maka hal itu dikarenakan inflamasi
yang persisten akibat sisa deposit yang tidak dihilangkan saat prosedur inisial atau
kontrol plak. Perubahan klinis yang membaik setelah prosedur perawatan terjadi
dalam beberapa minggu atau bulan. Untuk itu, evaluasi jangka panjang perlu
bedah.
scaling dan root planing. Jika prosedur perawatan telah dilakukan dengan benar,
32
kekasaran tersebut mungkin bukan karena kalkulus. Karena menghilangkan
kalkulus saja telah terbukti dapat memicu kesehatan jaringan, maka akan lebih tepat
dalam kasus tersebut tidak perlu menghaluskan dengan sempurna dan reevaluasi
respon jaringan (setelah 2 atau 4 minggu). Hal ini dilakukan untuk mencegah
tidak perlu dilakukan root planing. Jika jaringan mengalami inflamasi, dokter harus
menentukan penyebab terjadinya apakah akibat akumulasi plak atau adanya sisa
2. PENGASAHAN INSTRUMEN
digunakan tumpul. Instrumen yang tajam akan memecah lebih tepat dan cepat
dilaksanakan, instrumen yang tumpul harus dipegang lebih kuat dan ditekan
sensitivitas taktil serta kemungkinan instrumen tergeser. Oleh karena itu, agar
waktu efisien dan prosedur perawatan dilakukan dengan benar dokter harus mampu
menajamkan instrumen agar cutting edge dari instrumen tajam. Keterampilan ini
33
2.1 PENILAIAN KETAJAMAN INSTRUMEN
Bagian cutting edge dari instrumen terdiri dari angular junction pada dua
permukaan blade. Contohnya cutting edge pada kuret, terdiri dari permukaan fasial
Gambar 51-107 Cutting edge pada kuret terdiri dari angular junction pada
Setelah instrumen digunakan, logam pada cutting edge bisa menjadi aus,
dan angular blade menjadi tumpul (Gambar 51-108). Cutting edge menjadi
permukaan yang bundar bukan lancip. Itu alasannya kenapa instrumen yang tumpul
lebih tidak efisien dan membutuhnya tekanan yang lebih saat digunakan.
34
Gambar 51-108 Cutting edge pada kuret yang tumpul berbentuk bundar
dari cutting edge memantulkan cahaya dan akan tampak bidang yang terang
pada cutting edge (Gambar 51-109). Sudut pada cutting edge instrumen
Gambar 51-109 Pantulan cahaya dari cutting edge pada instrumen yang
memiliki cutting edge yang baik, tipis dan linear. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggerinda permukaan blade hingga angular junction memiliki sudut yang tajam.
35
Teknik penajaman dilakukan untuk menghasilkan cutting edge yang tajam tanpa
merubah bentuk aslinya. Untuk menjaga bentuk asli, operator harus mengerti lokasi
dan arah cutting edge dan sudut antar permukaan yang membentuknya. Jika bentuk
Sharpening stones dapat berasal dari deposit mineral alami atau diproduksi
secara artifisial. Permukaan batu dibuat dari kristal abrasif yang lebih tajam
partikel lebih besar dan memotong dengan cepat, sehingga digunakan pada
instrumen yang tumpul. Finer stones memiliki partikel yang lebih kecil sehingga
digunakan untuk proses akhir penajaman dan instrumen yang sedikit tumpul.
Oilstones India dan Arkansas adalah contoh batu abrasif alami. Batu carborundum,
36
Gambar 51-110 Sharpening stones. Atas ke bawah, flat India stone, flat
penggunaannya.
Batu ini dipasang pada metal mandrel dan digunakan pada motor-driven
handpiece. Batu ini dapat berbentuk silinder, kerucut atau cakram. Batu ini pada
umumnya tidak dianjurkan untuk pemakaian rutin karena (1) sulit untuk
mengontrol dengan tepat dan dapat merusak bentuk dari instrumen, (2) cenderung
untuk mengauskan instrumen dengan cepat, dan (3) dapat menghasilkan panas
berbentuk persegi panjang dengan permukaan rata atau grooved, dan berbentuk
silinder dan kerucut. Unmounted stone dapat digunakan dalam 2 cara : instrumen
instrumen, atau batu dipegang dan pertahankan agar tidak bergerak sementara
37
2.4 PRINSIP PENAJAMAN INSTRUMEN
1. Pilih batu yang cocok untuk instrumen agar instrument menjadi tajam, pilih
2. Gunakan batu yang sudah disterilisasi jika instrumen yang akan ditajamkan
3. Letakan instrumen pada sudut yang tepat terhadap sharpening stone agar
4. Pertahankan posisi yang stabil, pegangan yang kuat pada instrumen dan
sharpening stone. Hal ini untuk memastikan angulasi yang tepat tetap
instrumen dapat dikurangi dengan rata, dan cutting edge dibevel dengan
benar.
yang dihilangkan dari instrumen. Hal ini juga mengurangi panas akibat
friksi. Minyak digunakan untuk batu alami dan air untuk batu sintetik.
8. Tajamkan alat ketika instrumen mulai terasa tumpul. Instrumen yang sudah
terlalu tumpul tidak akan efisien dan butuh tekanan lebih saat digunakan,
38
cutting edge yang tajam. Hal tersebut akan mengurangi efektif dari
instrumen.
Beberapa teknik dapat menghasilkan kuret yang tajam. Sudut yang harus
dicapai saat menajamkan instrumen adalah 70o hingga 80o antara permuka fasial
dan lateral blade (Gambar 51-111). Desain tersebut paling efektif saat root planing
dan mengeliminasi kalkulus (Gambar 51-112, bagian kiri). Cutting edge kurang
dari 70o sudah cukup tajam namun tipis (Gambar 51-112, bagian tengah). Hal ini
akan membuat instrumen cepat aus dan tumpul. Cutting edge 90o atau lebih
seperti itu biasanya tidak sempurna, dan root planing tidak efektif.
39
Gambar 51-111 Sharpening stone membentuk sudut 100 hingga 110 derajat
Gambar 51-112 Kiri, Penajaman kuret yang tepat yaitu 70 hingga 80 derajat
antara permukaan fasial dan lateral. Tengah, kuret telah ditajamkan sehingga salah
satu cutting edge kurang dari 70 derajat. Bentuk edge sudah cukup tajam, tapi
mudah tumpul. Kanan, salah satu cutting edge dari kuret yang sudah ditajamkan
deposit.
Teknik berikut ini dianjurkan karena akan membentuk cutting edge dengan
Sudut yang harus dibentuk antara blade dan permukaan batu sebesar 100o-
110o (lihat gambar 51-111), agar cutting edge bersudut 70o-80o. Hal ini didapatkan
dengan menempatkan bagian depan blade sejajar dengan lantai, serta lengan tangan
40
Gambar 51-112: Kiri, kuret yang telah dipertajam dengan benar memiliki sudut
70o-80o antara permukaan depan dan lateral. Tengah, kuret yang telah dipertajam
sehingga salah satu sisi permukaan cutting edge bersudut kurang dari 70 derajat.
Permukaan ini cukup tajam namun dapat menjadi tumpul dengan mudah. Kanan,
salah satu permukaan cutting edge kuret telah dipertajam menjadi 90 derajat.
lantai. Batu membentuk sudut 100-110 derajat terhadap permukaan depan pisau.
sudut 100-110 derajat antara bagian depan blade dengan batu (gambar
41
51-113, lihat juga gambar 51-111)
membulat.
sama.
Gambar 51-114: Kiri, kuret yang belum dipertajam dilihat dari arah atas
42
sudut yang membulat. Kanan, kuret yang dipertajam dengan tidak benar,
Batu serupa yang dipasang pada handpiece dapat digunakan pada permukaan depan
blade dengan batu berotasi ke arah ujung. Metode ini tidak disarankan untuk
43
mempengaruhi ketajaman pisau.
Selain kuret universal, terdapat kuret Gracey yang memiliki sudut 70o-80o
antara permukaan depan dan lateral blade. Teknik khusus untuk mempertajam kuret
karakteristik unik yang membedakan kuret Gracey dengan kuret universal harus
Seperti sebelumnya dijelaskan, kuret Gracey memiliki blade tidak tegak lurus
terhadap gagang seperti kuret universal, namun memiliki kelengkung sudut 70o.
Kuret Gracey dapat dibedakan berdasarkan kelengkung pada cutting edge. Ketika
dilihat dari atas depan blade, permukaan cutting edge kuret universal memanjang
berada dalam satu garis lurus dari gagang hingga ke ujung, yang dapat digunakan
untuk scaling dan root planning. Permukaan cutting edge sebuah kuret Gracey,
berada dalam satu lengkung dari gagang sampai ke ujung instrumen, dan hanya
permukaan cutting edge yang berukuran lebih besar dan berada paling luar yang
44
Gambar 51-116: A, Permukaan kuret universal dengan sudut 90 derajat terhadap
gagang.
Gambar 51-117: Permukaan cutting edge kuret universal meluas lurus dari gagang
ke ujung. Permukaan cutting edge kuret Gracey melengkung halus dari gagang ke
ujung. Hanya bagian luar permukaan cutting edge yang besar pada sebelah kanan
1. Pegang kuret supaya posisi depan blade pararel terhadap lantai. Karena
bentuk blade yang melengkung, handle dari instrumen tidak tegak lurus
2. Periksa sisi permukaan yang akan dipertajam. Ingat bahwa hanya satu
yang harus dipertajam (gambar 51-119, kiri). Gunakan batu pada sisi
lateral sehingga sudut antara bagian depan blade dengan batu sebesar
100-110 derajat.
45
3. Lekukan pengasahan dengan gerakan pendek, atas-bawah, dimulai dari
mengasah yang benar, pegangannya tidak tegak lurus terhadap lantai karena sudut
dari offset-blade. Batu bertemu dengan pisau pada sudut 100-110 derajat.
Bandingkan posisi ini dengan posisi ketika mengasah kuret universal, seperti
46
Gambar 51-119: Kuret Gracey sebelah kiri telah dipertajam dengan tepat untuk
mempertahankan kurva simetris pada sisi luar cutting edge. Pada kuret sebelah
kanan, batu pengasah digunakan terlalu lama pada satu tempat, sehingga membuat
Kuret Gracey yang memiliki handle yang panjang, seperti kuret After Five,
dipertajam dengan cara yang sama seperti kuret Gracey standar. Walaupun handle
akhir lebih panjang 3 mm, ukuran blade dan bentuknya sangat serupa, sehingga
Kuret Gracey dengan cutting blade yang kecil, seperti kuret Mini Five atau
Gracey Curvettes, juga dapat dipertajam dengan teknik sama. Ukuran blade ini
hanya setengah panjangnya dari blade Gracey, namun sudut antara permukaan
depan dan lateral juga masih 70-80 derajat. Tetapi, harus diperhatikan untuk tidak
mempertajam terlalu sering atau berlebihan di sekitar ujung kuret ini, supaya
47
2.5.4 SICKLE SCALER
Ada dua tipe sickle scaler, yaitu sickle lurus dan curved sickle. Pada sickle
lurus permukaan depan blade datar dari handle sampai ke ujung, sementara pada
sickle lurus dan curved memiliki gambaran pemotongan melintang yang serupa.
Sebagaimana kuret, sudut antara bagian depan dan lateral sickle adalah sebesar 70-
80 derajat. Ketika batu asah digunakan secara tepat pada permukaan lateral untuk
mempertahankan sudut ini, sudut antara bagian depan pisau dan permukaan batu
adalah 100-110 derajat. Dengan memperhatikan hal tersebut, sickle scaler dapat
ditajamkan dengan cara yang sama dengan kuret, kecuali sickle memiliki ujung
Gambar 51-120: Permukaan depan pisau pada sickle lurus berbentuk datar dari
handle sampai ujung (kiri), sementara pada curved sickle permukaan depan pisau
48
Gambar 51-121: Pada kuret, ujung dari sickle scaler memiliki sudut 70-80 derajat
Batu besar dan datar juga dapat digunakan untuk mempertajam sickle. Batu
ini diposisikan pada meja atau kabinet dengan tangan kiri. Sickle dipegang di
tangan kanan dengan teknik modified-pen grasp dan diasah pada batu dengan sudut
100-110 derajat antara permukaan depan blade dan batu. Keempat jari diletakkan
pada pinggir batu untuk stabilisasi. Tangan kanan kemudian mendorong dan
edge atau leidge, instrumen harus ditarik dalam satu arah, untuk memastikan bahwa
Chisel memiliki satu permukaan cutting edge yang lurus dan tegak lurus
dengan tangkai instrumen, baik segaris lurus dengan tangkainya atau sedikit
49
Gambar 51-122: Batu besar dan datar dapat digunakan untuk mempertajam blade.
Batu diposisikan pada permukaan datar. Arah pengasahan searah dengan keempat
Gambar 51-123: Ketika seluruh bevel pada chisel berkontak dengan batu asah,
sudut antara instrumen dengan batu sebesar 45 derajat. Permukaan cutting akan
Untuk mempertajam chisel, posisikan batu asah pada permukan datar. Pegang
instrumen dengan teknik modified pen grasp. Posisikan finger rest dengan jari
ketiga dan keempat terhadap tepi dari batu asah. Jika seluruh permukaan bevel
berkontak dengan batu, sudut 45 derajat antara permukaan bevel dan permukaan
depan blade dapat dipertahankan, dan desain instrumen tidak akan berubah (gambar
50
51-123 dan 51-124).
Tekanan yang diberikan harus cukup dan konsisten, dengan tangan dan
lengan diposisikan stabil dan jari bersandar pada tepi batu, lalu dorong instrumen
sepanjang permukaan batu asah. Kurangi tekanan dengan perlahan, dan tarik
sebelumnya yang telah dijelaskan. Periksa instrumen secara teliti untuk memastikan
Gambar 51-124: Chisel juga dapat dipertajam pada batu asah yang datar dan tidak
bergerak.
Gambar 51-125: Back-action chisel dan hoe dipertajam dengan gerakan menarik.
51
2.5.6 BLADE PERIODONTAL
Terdapat dua tipe utama blade periodontal. Yang termasuk dalam tipe
pertama adalah scalpel sekali pakai (disposable) yang sebelumnya telah dikemas,
dipertajam, dan disterilkan oleh pabrik. Blade ini tidak perlu dipertajam ketika
Blade periodontal tipe kedua dapat digunakan kembali dan harus dipertajam
ketika sudah tumpul. Blade paling umum dari tipe ini adalah blade gingivektomi
dengan permukaan datar (contohnya pisau Kirkland #15K dan 16K) dan blade
Blade ini memiliki permukaan yang datar dan lebar, yang tegak lurus dengan
disekeliling permukaan luar blade dan membentuk bevel pada permukaan depan
yang perlu dipertajam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menarik blade
sepanjang batu asah yang rata atau dengan memegang instrumen diam dan menarik
52
Gambar 51-126: Blade gingivektomi dengan permukaan datar seperti blade
lurus dan menyatu pada ujung blade yang lancip dan tajam. Seluruh bagian blade
interproksimal yang perlu dipertajam. Hal ini dapat dilakukan dengan menarik
instrumen sepanjang batu yang diam atau dengan memegang instrument secara
Posisikan batu asah yang rata pada permukaan datar. Pegang instrumen
dengan teknik modified-pen grasp dan letakkan bevel pada permukaan belakang
53
blade pada permukaan batu asah. Dengan tekanan yang cukup, tarik instrumen ke
arah operator (gambar 51-128 dan 51-129). Lepaskan tekanan secara perlahan-
lahan dan kembalikan pada posisi semulai. Mulai pada satu sisi permukaan cutting
edge, dan lanjutkan di sekeliling blade dengan sedikit memutar gagang instrumen
antara jempol dan jari pertama dan kedua. Selesaikan setiap bagian blade dengan
dari batu asah dengan bevel pada permukaan belakang blade (gambar 51-130).
Mulai pada salah satu sisi permukaan cutting edge, dan dengan tekanan yang cukup,
tarik batu maju dan mundur sepanjang instrumen. Untuk menghindari pembentukan
memutar instrumen dan batu dengan tetap berkontak satu sama lain.
Gambar 51-128: Blade gingivektomi dapat dipertajam dengan batu asah yang rata.
54
pengasahan saat instrumen digerakan antar jari-jari supaya seluruh bagian blade
dapat ditajamkan.
Gambar 51-129: Blade interproksimal dapat dipertajam dengan batu asah yang
seukuran genggaman tangan. Instrumen digenggam oleh telapak tangan, dan batu
55
BAB 54
Sejak dahulu, dokter melakukan scaling dan root planning dengan instrumen
konvensional seperti kuret. Prosedur ini membutuhkan keterampilan, waktu dan tenaga
yang lebih. Akhir-akhir ini, beberapa scaler sonic dan ultrasonic telah dikembangkan.
Sejauh ini, sebagian besar penggunaannya terbatas hanya pada debridement supragingival
karena tips scaler yang besar. Namun, instrumen yang tipis dengan tips seperti probe telah
hadir sehingga lebih efisien terutama untuk poket periodontal yang dalam serta untuk
minimalisir kelelahan operator selama prosedur perawatan. Maka dari itu, scaler sonik dan
1. MEKANISME AKSI
Karakteristik yang dimiliki scaler sonik dan ultra sonik berpengaruh pada cara
kerjanya. Karakterisitik ini meliputi frekuensi, gerakan dan aliran air. Laju aliran air
1.1 FREKUENSI
Frekuensi diartikan sebagai jumlah pergerakan maju mundur sebuah tips selama
satu siklus dalam arah gerakan orbital, elliptiv, atau linear. Contohnya, frekuensi 25.000
(25K) sama dengan tip bergerak 25.000 kali per detik, dan frekuensi 30.000 (30K) sama
dengan tip bergerak 30.000 kali per detik. Hanya bagian aktif tip dapat mengangkat debris
keras dan lunak. Frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan area aktif tip yang lebih kecil.
56
Tip bekerja pada frekuensi 30K akan memiliki area tip aktif 4,2mm, dan tip 25K memiliki
1.2 GERAKAN
Gerakan adalah jarak maksimum tip bergerak selama satu siklus. Amplitudo adalah
satu setengah kali jarak dari gerakan. Tombol pengatur pada unit ultrasonik mengatur
panjang gerakan tip selama satu siklus. Pengaturan tenaga yang tinggi akan menghasilkan
pola gerakan yang lebih panjang, dan pengaturan tenaga yang lebih rendah memberikan
Scaler ultrasonik didesain sebagai alat yang diatur secara manual atau
otomatis (Gambar 54-1). Kedua tipe tersebut memiliki tombol pengaturan air yang
berfungsi mengatur volume air yang disalurkan ke dalam tip. Scaler ultrasonik
dengan pengaturan manual memiliki tiga tombol kontrol pada panel depan yaitu water,
tuning, dan power. Scaler ultrasonik dengan pengaturan otomatis memiliki dua tombol
kontrol, yaitu water dan power, yang mempertahankan frekuensi untuk tetap stabil.
57
Gambar 54-1: Alat ultrasonik magnetostrictive dengan tombol pengatur untuk power dan
water.
Adanya air memberikan tiga efek fisiologis yang meningkatkan keberhasilan scaler
sonik dan ultrasonik: aliran akustik, getaran akustik, dan kavitasi. Aliran akustik adalah
aliran cairan satu arah yang disebabkan oleh gelombang ultrasonik. Turbulensi akustik
dibentuk saat gerakan tip menyebabkan pendingin untuk berakselerasi, menghasilkan efek
berputar yang intens. Turbulensi ini berlanjut hingga muncul kavitasi. Kavitasi adalah
pembentukan gelembung pada air karena tingginya turbulensi. Gelembung pecah dan
sepanjang air. In vitro, kombinasi aliran akustik, turbulensi akustik, dan kavitasi telah
Power scaler terbagi dalam dua jenis: sonik dan ultrasonik. Unit sonik menempel
pada dental unit karena membutuhkan udara yang bertekanan; alat ini bekerja dengan
frekuensi 2000 hingga 6500 siklus per detik (spd). Alat ultrasonik umumnya merupakan
unit yang berdiri sendiri dengan tenaga generator elektrik. Jenis paling utama dari alat
Scaler sonik adalah scaler yang digerakan udara yang mana frekuensinya
menghasilkan getaran tip. Alat tersebut memerlukan udara berkecepatan tinggi atau rendah
dari dental unit. Air disalurkan melalui pipa yang sama untuk menyalurkan air menuju
58
handpiece. Tip scaler sonik memiliki diameter yang besar dan desain yang universal. Pola
gerakan tip scaler sonik berbentuk elliptic dan orbital yang dapat mengadaptasikan tip ke
3.2.1 Piezoelectric
tersebut berubah dimensinya saat energi listrik diberikan pada tip. Tip piezoelectric
bergerak dalam pola linear, sehingga terdapat dua permukaan tip yang aktif. Desain dan
bentuk tip tersedia dalam bebagai macam dengan menggunakan kunci untuk memasukkan
3.2.2 Magnetostrictive
Metal stacks yang berubah dimensi saat energi listrik diberikan menghasilkam
tenaga pada scaler magnetostrictive. Getaran berjalan dari Metal stacks ke penghubung tip,
dan membuat getaran pada tip. Tip bergerak dalam pola gerakan elliptic atau orbital; yang
Sebuah tinjauan sistematis literatur tentang perbandingan efikasi antara penggunaan mesin
ultrasonik / sonik scaler dibandingkan instrumen manual pada gigi dengan akar tunggal.
Hasil yang signifikan untuk gigi berakar multiple tidak dapat ditentukan karena kurangnya
data. Sebuah studi oleh American Academy of Periodontology menemukan perbedaan hasil
59
antara sonic, magnetostrictive, dan piezoelectric scalers. penggunaan power driven atau
instrumen tangan menunjukkan hasil yang serupa pada pengurangan kedalaman probing
kalkulus subgingiva yang berat. Dengan munculnya desain tips yang baru, tindakan
deplaquing dari permukaan akar dan scaling subgingiva dapat secara efektif dilakukan
mengeliminasi plak di perbatasan apikal yang lebih baik terutama pada poket yang lebih
besar dari 7 mm. Demikian juga, Gagnot et al. menemukan bahwa miniinserts ultrasonik
lebih efektif dalam mencapai zona plak apikal daripada kuret. Garnick dan Dent
kunci keberhasilan scaling dan rootplaning. Permukaan akar yang sudah halus dan
mengkilat tidak memerlukan tindakan tersebut, dan sekarang tampak bahwa beberapa
bagian akar yang kasar masih dapat ditoleransi. Kedua instrumen sonic dan ultrasonik telah
menemukan bahwa scaler sonic dan ultrasonik dapat mengambil jumlah kalkulus yang
60
sama. Pernyataan bahwa instrumen powerdriven dapat mengambil kalkulus yang lebih
SEMENTUM
Tiga puluh tahun yang lalu, masyarakat masih percaya dengan adanya "hipotesis
bakteri nonspesifik" dan percaya bahwa permukaan akar yang halus masih memerlukan
telah diidentifikasi sebagai faktor risiko dalam penyakit periodontal, dan pengeliminasian
Penggunaan instrumen power driven memiliki peran penting dalam mencapai tujuan
tersebut.
Hal tersebut juga menyatakan bahwa instrumen power driven dapat mengeliminasi
biofilm, bakteri, dan kalkulus melalui tindakan mekanis. Instrumen ultrasonik yang
dalam biofilm subgingiva. Beberapa penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa aktivitas
plak.
bakteri patogen gram negatif in vitro. O'Leary et al. menemukan bahwa 5 menit dari
61
Porphyromonas gingivalis secara signifikan. Namun, para peneliti mengakui bahwa
adanya peningkatan suhu yang disebabkan oleh "sonikasi" mungkin yang membuat
pengurangan jumlah bakteri tersebut. Sebaliknya, Schenk et al. menemukan bahwa baik
gingivalis.
konvensional, scaler sonic, dan scaler ultrasonik sama – sama dapat mengurangi bakteri.
Leon dan Vogel, yang menemukan bahwa instrumentasi ultrasonik pada furkasi kelas II
dan kelas III lebih efektif dalam pengurangan bakteri dan menjaga kondisi bakteri pada
tingkat yang sehat lebih lama daripada instrumentasi konvensional. Renvert et al.
menunjukkan bahwa baik debridemen akar gigi dengan scaler ultrasonik atau osseus flap
instrumentasi dan menemukan bahwa hal itu tidak mengurangi bakteri pathogen di
subgingiva dibandingkan dengan air. Demikian pula, Grossi et al. membandingkan air,
chlorhexidine, dan povidone-iodine dan menemukan bahwa semua memberikan hasil yang
sama.
permukaan akar dengan instrument ultrasonic. Kebanyakan hal tersebut ditemukan sangat
efektif dalam mengurangi endotoksin di permukaan akar gigi. Smart et al dan Chiew et al
menemukan bahwa penggunaan tekanan ringan dengan alat ultrasonik akan efektif
62
mengeliminasi endotoksin dan mempertahankan struktur akar. Checchi dan Pelliccioni
menemukan bahwa instrumen konvensioal lebih efektif daripada scaler ultrasonik dalam
permukaan akar tetap halus masih berkontrovensi. Ritz et al. mengukur adanya kehilangan
substansi pada gigi insisif rahang bawah setelah yang memiliki jarak apicocoronal lebih
dari 6 mm menggunakan scaler ultrasonik, scaler sonic, instrumen konvensional , dan fine-
grit diamond bur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa scaler ultrasonik dapat
untuk scaler sonic, 108,9 mikrometer untuk instrumentasi konvensional, dan 118,7
mikrometer untuk finegrit diamond bur. Demikian pula, Jacobsen et al. menunjukkan
yang besar, sedangkan scaler ultrasonik tidak. Jotikasthira et al. juga menemukan bahwa
scaler sonic meninggalkan kekasaran lebih dari sebuah scaler ultrasonik. Sebaliknya,
yang halus lebih baik dari instrumen sonic atau ultrasonic. Hunter et al. melaporkan temuan
serupa.
CLINICAL ATTACHMENT
Hasil klinis yang diharapkan dari scaling dan root planing adalah berkurangnya
63
instrument tersebut menunjukkan hasil yang sama untuk pengurangan perdarahan saat
mengurangi perdarahan dan kedalaman saku pada individu dengan periodontitis moderate
(4-7 mm) dan periodontitis severe (hingga 12 mm). Demikian juga, Boretti et al. mengamati
bahwa terjadi peningkatan yang sama pada clinical attachment baik pada instrumentasi
konvensional dan scaler ultrasonik. Kocher et al. menemukan bahwa kedua jenis
instrumentasi dapat mengurangi perdarahan saat probing dan kedalaman saku. Demikian
pula, dalam dua studi terpisah, Loos et al. menemukan bahwa kedua instrumen sonic dan
ultrasonic efektif dalam mengurangi penurunan clinical attachment dan perdarahan pada
Furkasi merupakan salah satu tantangan terbesar untuk scaling. Pada kebanyakan
kasus, akses yang tersedia ke furkasi lebih sempit daripada akses yang harus dicapai oleh
instrumen secara konvensional. Oleh karena itu, power driven scalers telah
direkomendasikan sebagai sarana untuk meningkatkan akses saat scaling area furkasi. Leon
et al menunjukkan bahwa scaler ultrasonik memberikan hasil yang sama baiknya dengan
scaler manual dalam mengurangi bakteri di furkasi kelas I tetapi lebih efektif dalam kelas
II dan III. Dalam dua studi terpisah, Sugaya et al menemukan bahwa tip ultrasonik khusus
dirancang untuk furkasi yang lebih efektif dalam mengeliminasi bakteri baik pada furkasi
kelas II atau furkasi dengan kedalaman probing horisontal lebih besar dari 2 mm. Patterson
et al menemukan bahwa kedua tip ultrasonik dan sonik sama – sama mampu untuk
64
5. EFISIENSI
dan root planing lebih ringan, lebih efisien, dan lebih "ergonomis." Modifikasi
desain tip tersebut memungkinkan adanya akses yang mudah dibeberapa area kerja
termasuk furkasi. Desain tersebut, lebih ramping serta bekerja secara efektif pada
Sonik dan ultrasonik dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk scaling dan
Di waktu lampau, tip ultrasonik memiliki gambaran sebagai tip besar, sulit
untuk beradaptasi, dan paling efisien untuk kalkulus supragingiva yang berat. Tip
saat ini berukuran lebih kecil dan dibuat untuk daerah dan penggunaan tertentu.
Terdapat jenis tips yang dapat digunakan untuk berbagai kegunaan, dari
menggunakan daya yang tinggi. Tip berdiameter kecil digunakan untuk area
tertentu pada permukaan gigi. Desain tip lurus sangat ideal untuk merawat pasien
memungkinkan akses dan adaptasi yang lebih baik dengan morfologi akar (Gambar
54-4 dan 54-5). Alat ini didesain untuk digunakan dengan daya yang rendah dan
65
bahkan dapat digunakan untuk sondasi. Desain contra-angled dan grip yang lebih
66
Gambar 54-4 Tip Microultrasonic
Penelitian menunjukkan bahwa tip baru yang berukuran kecil secara klinis
bahwa jenis tip ini memberikan akses apikal yang lebih baik. Tip didesain khusus
untuk daerah furkasi dan debridement pada keterlibatan furkasi kelas II dan III. Tips
berlapis diamond didesain untuk mengeliminasi kalkulus yang banyak pada poket
67
dengan desain spesifik area (contra-angle kiri).
5.2 WAKTU
yang lebih efisien untuk scaling dan root planing, serta lebih menguntungkan bagi
operator dan pasien. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa scaler sonic dan
Copulos et al. menyatakan bahwa waktu scaling setiap gigi dengan scaler ultrasonik
adalah 3,9 menit dibandingkan 5,9 menit untuk scaler konvensional. Kocher dan
debridasi daerah furkasi selama bedah flap dengan waktu perawatan setengah kali
scaler sonic dan ultrasonik dan menyatakan bahwa scaler sonic memerlukan waktu
68
yang lebih singkat dibandingkan dengan scaler ultrasonik, sedangkan Loos et al.
6. PERTIMBANGAN KHUSUS
Aerosol sekitar rongga mulut lebih mudah terkontaminasi sehingga pasien dengan
tersebut.
dari scaler ultrasonik pada jaringan periodontal yang terkontaminasi dengan darah
dan kontaminasi yang terjadi tidak berhubungan dengan tingkat peradangan. Gross
dan tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam jumlah aerosol yang
69
memproduksi kontaminasi aerosol dengan jumlah yang sama. Huntley et al.
menemukan jumlah kontaminasi aerosol yang lebih besar pada restorasi crown
(1) Barier pelindung diri, seperti masker, sarung tangan, dan kacamata
Klinisi harus menangani semua pasien dengan mematuhi pedoman Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) untuk pengendalian infeksi. Pembersihan high-
speed, alat pengurangan kontaminasi aerosol yang menempel pada scaler ultrasonik, dan
irigasi antiseptik telah terbukti mengurangi kontaminasi aerosol. Harrel et al. menyatakan
Hidalgo et al. menunjukkan hasil yang sama dengan alat pengurangan kontaminasi aerosol
yang melekat pada handpiece ultrasonik. Fine et al. menunjukkan bahwa irigasi sebelum
prosedur perawatan dengan menggunakan obat kumur antiseptik secara signifikan dapat
6.2 PEACEMAKER
Model yang baru dari peacemaker sebagian besar memiliki insulasi bipolar
titanium yang melindungi unit dari efek alat sonic. Namun, Miller et al. menyatakan
aliran darah dari atrium dan ventrikel dihambat oleh gangguan elektromagnetik
70
yang dihasilkan oleh scaler ultrasonik magnetostrictive. Sebuah scaler sonic juga
7. PRINSIP INSTRUMENTASI
penglihatan yang lebih mudah ke dalam rongga mulut. Titik tumpuan alternatif
menggunakan finger rests di rahang lawan adalah alternatif yang dapat dilakukan.
Tekanan ringan diperlukan pada alat listrik. Tip digerakkan dalam pola
gerakan berfrekuensi. Peningkatan tekanan oleh klinisi pada tip akan menurun
koronal sampai apikal. Pola gerakan ini memungkinkan tip untuk bekerja dengan
debris lunak untuk merawat inflamasi gingiva. Gerakan ini mengakses setiap
8. RINGKASAN
Scaler listrik telah hadir dan menjadi alat tambahan yang penting untuk
mengeliminasi kalkulus supragingiva yang berat dan alat yang dapat digunakan
71
untuk semua keperluan scaling: deplaquing, scaling supragingiva, dan scaling
subgingiva. Hasil klinis yang diperoleh sama dengan hasil dengan instrumen
yang lebih baik pada daerah subgingiva dan furkasi serta peningkatan efisiensi
waktu yang dibutuhkan untuk scaling. Scaler listrik menghasilkan aerosol lebih
akan meminimalkan risiko kontaminasi atau infeksi bagi pasien dan klinisi.
72