Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH I KOMPREHENSIF II

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL


TUNNEL SYNDROME DI RSUD BAGAS WARAS KLATEN

Disusun Oleh :
Dini Indah Lestari. (520008)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................................ 4
BAB II KERANGKA TEORI ................................................................................. 5
A. Anatomi ............................................................................................................. 5
B. DEFINISI ........................................................................................................ 11
C. Etiologi ............................................................................................................ 12
D. PATOFISIOLOGI ........................................................................................... 13
E. Tanda dan Gejala ............................................................................................. 13
F. Pemeriksaan spesifik ....................................................................................... 14
G. Klasifikasi ....................................................................................................... 14
BAB III ANALISA KASUS .................................................................................. 15
III. SEGI FISIOTERAPI ...................................................................................... 16
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF ..................................................................... 16
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF........................................................................ 17
C. (CLINICAL REASONING) ........................................................................... 20
D. DIAGNOSA FISIOTERAPI ........................................................................... 21
E. PROGRAM FISIOTERAPI ............................................................................ 22
F. RENCANA EVALUASI ................................................................................. 22
G. PROGNOSIS .................................................................................................. 22
H. PELAKSANAAN TERAPI ............................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan dengan banyak melibatkan pergelangan tangan secara berlebih


memiliki beberapa risiko penyakit yang dapat diderita salah satunya adalah Carpal
Tunnel Syndrome (CTS). CTS merupakan tanda dan gejala akibat dari nervus
medianus pada pergelangan tangan yang tertekan yang disebabkan dari penyempitan
terowongan carpal hingga dapat mengakibatkan parastesia atau kesemutan, mati rasa
nyeri, hingga kelemahan pada distribusi nervus medianus pada tangan. Kejadian
tersebut mengakibatkan terjadi penurunan produktifitas dalam bekerja hingga
kelumpuhan pada tangan apabila tidak segera dilakukan pengobatan. Perkiraan
prevalensi pada CTS dari National Health Interview Study (NHIS) menyebutkan
sebanyak 1,55% dengan sebanyak 2,6 juta laporan. Pada penelitian lain didapatkan
hasil bahwa prevalensi CTS sebesar 80% yang diakibatkan dari masa kerja pekerja.
Selain itu, terdapat 49,5% pekerja menderita CTS yang disebabkan karena frekuensi
postur janggal. CTS berkaitan dengan dampak dari kegiatan kerja yang kombinasi,
yaitu antara kekuatan serta gerakan berulang secara terus menerus pada tangan dan
jari dengan periode yang lama. Salah satunya pada pekerja komputer yang banyak
terdapat di setiap sektor pekerjaan terjadi akibat posisi yang tidak sesuai dalam
jangka waktu yang lama. Serta terdapat faktor lain yang dapat mendukung terjadinya
CTS yaitu jenis kelamin, usia indeks masa tubuh (IMT) dan riwayat penyakit.
Terdapat berbagai macam pendekatan intervensi dalam penanganan CTS salah
satunya adalah pemberian intervensi fisioterapi. Pemberian TENS yang merupakan
modalitas yang dapat menghasilkan efek fisiologis yang berbeda dengan aplikasi
stimulasi elektrik pada kulit melalui permukaan eletroda untuk menstimulasi serabut
saraf. TENS berfungsi untuk mengurangi nyeri dengan menghambat nosiseptor,
memblokir jalur simpatetik, gate control dan pelepasan endogenous opiates.
Fisioterapi bermanfaat untuk meningkat ekstensibilitas jaringan lunak dan otot
disekitar tangan, penguatan pada ekstremitas atas dan latihan penguatan dan
meningkatkan aktivitas fungsional serta mengurangi dampak disablitas oleh karena
carpal tunnel syndrome. Secara tipikal, fisioterapi biasanya memberikan modifikasi
aktivitas dan tempat kerja (modifikasi ergonomi), edukasi pasien, mobilisasi saraf,
ultra sound, splinting, atau modalitas physical agent lainnya Latihan merupakan salah
satu opsi manajemen fisioterapi untuk carpal tunnel syndrome yang di
rekomendasikan. Latihan dapat mengurangi tekanan nervus medianus pada tangan.
Fisioterapi biasanya bersamaan dengan bracing dan atau splint ing, medikasi dan
perubahan aktivitas untuk mengurangi gejala-gejala. latihan dapat
meningkatkan Lingkup Gerak Sendi dan fungsi tangan. Hal terpenting dari sekedar
memberikan program latihan kepada pasien adalah fisioterapis harus memberikan
saran pada modifikasi tugas, seperti memberikan edukasi istirahat dan variasi
gerakan. Penelitian membuktikan bahwa perubahan perilaku aktivitas fisik baik
dalam kaitannya bekerja atau berolahraga dapat bermanfaat pada kondisi pasien
dengan Carpal Tunnel Syndrome.
etris yang mempunyai durasi 0,01-1ms dengan frekuensi 50-100 cy/detik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah
sebagai berikut :
1) Mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi pada kasus Carpal tunnel
syndrome?
2) Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi yang tepat pada kasus Carpal tunnel
syndrome?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui permasalahan yang timbul pada pasien dengan kondisi Carpal
tunnel syndrome
2) Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi yang tepat pada pasien dengan kondisi
Carpal tunnel syndrome
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Anatomi

Terowongan Carpal Terowongan carpal terdapat dibagian distal dari


pergelangan tangan yang dibatasi dengan dinding kaku yang dibentuk oleh tulang
dan sendi carpal serta flexi retinaculum yang tebal. Di bagian dorsal terowongan
carpal dibatasi oleh os radius, os lunatum, os capitatum. Sedangkan disisi radial
dibatasi oleh os scapoideum, jaringan fibrosus untuk terowongan flexor carpiradialis;
os triquetrum dan ligamentum pisohamatum di sisi ulnar; ligamentum carpal
transversum yang tebal membentang dari tulang pisiform ke scapoid-trapezoid disisi
volar. Carpal tunnel atau terowongan carpal berisi ligamen otot flexor digitorum
superfisial dan profundus, flexor policis longus, dan nervus medianus disisi radial.

1. Tulang-Tulang di Carpal

Terdapat beberapa tulang yang mengisi pada bagian telapak tangan seperti tulang
carpal, tulang metacarpal dan phalang.

Tulang- Tulang Carpal :


a. Os Scapoideum
Tulang ini berbentuk seperti perahu dimana diarah ulnar terdapat os capitatum dan
trapezoideum. Dan pada bagian depan terapat suatu tonjolan yang biasa disebut
tuberositas scapoideum.
b. Os Lunatum
Tulang ini berbentuk seperti bulan sabit, dimana dia memiliki permukaan konveks
yang disebelahnya berada os radius. Tulang ini juga dikelilingi beberapa tulang lain
seperti os scapoideum diarah radial, os triquetrum diarah ulnar, dan os capitatum
diarah distal.
c. Os Triquetrum
Tulang triquetrum merupakan tulang yang bebentuk seperti piramida. Tulang ini
mempunyai hubungan dengan tulang-tulang yang lain. Tulang radius di arah
proximal. Os lunatum diarah radial, 14 tulang pisiform diarah ulnar dan polar, dan os
hamatum diarah distal.
d. Os Pisiform
Tulang ini merupakan tulang terkecil dicarpal, dimana tulang ini seperti biji kacang
dan menempel langsung pada os triquetrum.
e. Os Trapesium
Tulang ini salah satu tulang yang berhubungan dengan tulang lain, dimana diarah
polar bersinggungan dengan trapezoideum, os scapoideum di arah proximal, dan
tulang metacarpal diarah distal.
f. Os Trapezoideum
Tulang ini berbentuk seperti sepatu yang datar. Tulang ini bersinggungan dengan
tulang lainnya, seperti os trapezium diarah radial, tulang capitatum diarah ulnar,
tulang metacarpal diarah distal, dan tulang scapoideum di arah proximal.
g. Os Capitatum
Tulang ini berbentuk seperti bangunan bulat dan caputnya berbentuk panjang. Tulang
capitatum bersinggungan dengan beberpa tulang. Os trapezoideum diarah radial,
scapoideum dan os lunatum diarah proximal. Os hamatum diarah ulnar, dan os
metacarpal diarah distal.
h. Os Hamatum
Tulang ini berbentuk palu. Dimana tulang ini dikelilingi beberapa tulang lainnya,
seperti os triquetrum diarah proximal, os radial diarah radial, metacarpal diarah distal.
i. Os Radius
Tulang radius terdapat dibagian lateral pada lengan bawah. Bagian proximal tulang
ini terdapat os humerus yang menghubungkan antara lengan bawah dan lengan atas,
bagian distal terdapat tulang-tulang carpal, dan bagian medial terdapat os ulna.
j. Os Ulna
Tulang ulna merupakan tulang bagian medial pada lengan bawah, tulang ini
bersinggungan dengan beberapa tulang, os radius dibagian lateral, os humerus
dibagian proximal, tulang carpal di bagian distal

2. Ligamen

Ligamen merupakan menghubung tulang satu dengan tulang yang lain. Pada wrist
joint banyak terdapat ligamen yang tersusun, ligamen yang paling umum ialah radial
collateral ligament dimana ligamen ini memanjang dari proccesus styloideus radius
sampai bagian radius os scapoideum. Dibagian medial terdapat ulnar collateral
ligament yang memanjang dari processus styloideus ulna sampai os triquetrum.
Pada bagian carpal terdapat banyak ligamen yang mengikat 8 tulang carpal dimana
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian volar dan bagian distal. Pada bagian dorsal
terdapat 5 ligamen yaitu:
1) dorsal intercarpal ligamen
2) scapholunate interosseus ligamen
3) Triquestrohamatum ligament
4) scapotriquestral ligament
5) dorsal radiocarpal ligamen.
Sedangkan dibagian volar terdapat beberapa ligamen diantara nya
1) trapeziotrapezoid ligamen,
2) capitatotrapezoid ligamen,
3) radioscapoid ligamen,
4) scapolunate ligamen,
5) lunatotriquetral ligamen,
6) radioulnar ligamen,
7) ulnartriquetral ligamen,
8) triquetrohamate ligamen,
9) capitatohamate ligamen.
3. Otot

Otot merupakan jaringan yang berfungsi sebagai stabilisasi tulang dan alat
penggerak untuk manusia. Di dalam wrist joint terdapat banyak otot sebagai alat
gerak pada tangan manusia. Beberapa otot yang terdapat pada wrist joint origo
insersio dan beserta fungsinya

1) Otot Flexor Carpi Radialis


Origo: medial epicondylus humerus Insersio metacarpal jari 2 dan 3 Fungsi: flexi dan
abduksi wrist Nervus: medianus (C6-C7)
2) Otot Flexor Digitorum Profundus
Origo: dua per tiga proximal ulna, membrane interosseous Insersio: basis phalang
jari 3,4
Fungsi: flexi finger dan wrist
Nervus: ulnar nerve (C8, T1), median nerve (C8, TI)
3) Otot Pronator Teres
Origo: epycondylus mesial humeri & processus coronoideus ulna Insersio: sepertiga
bagian tengah radius
Fungsi: pronasi
Nervus median nerve (C7-C8)
4) Otot Palmaris Longus
Origo: Medial epicondylus humerus
Insersio: Flexor retinaculum, palmar aponeurosis
Fungsi flexi wrist
Nervus: median (C7, C8)
5) Otot Flexor Policis brevis
Origo: flexor retinaculum, tuberculum trapezium dan trapezoideum
Insersio: proximal phalanx 1
Fungsi: flexi metacarpophalangeal joint dan tumb
Nerve median nerve (C7-C8), ulnar nerve (C8-T1)

4. Nervus Medianus

Nervus ini berasal dari radiks lateralis dan radiks medialis. Radiks lateralis
merupakan lanjutan dari fasikulus lateralis dari serabut C6 dan C7, untuk radiks
medialis merupakan lanjutan dari fasiculus medialis dari serabut C8 dan T1. Kedua
radiks tersebut bergabung menjadi nervus medianus dibagian lateral arteri axilaris.
Nervus medianus melewati regio brachialis mulai dari axilla kemudian berjalan
vertical ke bawah bersama arteri brachialis pada bagian medial diantara otot
brachialis dan otot 18 biceps. Saraf ini berjalan secara menyilang ke bagian anterior
dari regio brachialis dan memasuki fossa cubiti. Selanjutnya nervus ini membuat
cabang untuk regio brachialis saat melewati articularis cubiti untuk menginervasi otot
pronator teres. Nervus medianus menginervasi otot-otot flexor di regio anterobrachii
kecuali otot flexor carpi radialis.
Nervus medianus mempersarafi otot flexor digitorum dan lima otot tangan.
Nervus medianus masuk melalui fossa cubitalis dari artheri brachialis, melintas dari
caput otot pronator teres, turun melalui tengah otot digitorum profundus dan
superficial dan terletak dekat flexor retinaculum melalui canalis carpi sampai ke
tangan. Canalis carpi adalah suatu terowongan yang berada di dasar pergelangan
tangan. Ukuran dari canalis carpalis sekitar ruas jari jempol dan terletak di distal
pergelangan tangan dan berlanjut hingga 3 cm regio cubiti. Canalis carpi dibentuk
oleh tiga sisi tulang, os radius dan ulna dibagian proximal, os metacarpal dibagian
distal terdapat os metacarpal.
Secara anatomi, canalis carpi nervus medianus bercabang menjadi 2 komponen,
komponen radial manjadi cahang sensorik pada jari 1 dan jari II dan cabang motorik
pada otot abductor policis brevis, otot opponens policis, dan otot flexor policis brevis.
Sedangkan komponen ulnaris akan memberikan cabang sensorik pada jari II,III dan
sisi radial jari keempat. Nervus medianus terdiri dari serat 6% motorik dan 94%
sensorik. Namun walau cabang motorik hanya 6%, cabang ini sangat banyak
menciptakan banyak patologi yang besar dalam beberapa kasus, salah satu nya pada
kasus carpal tunnel syndrome.

5. Tendon

Tendon adalah suatu jaringan lunak yang menghubungkan antara tulang


dengan otot. Dalam tubuh manusia terdapat otot rangka yang berfungsi untuk
menggerakkan tulang, sehingga manusia bisa bergerak. Pergerakan manusia itu
diakibatkan oleh otot mengalami kontraksi dan tendon lah yang menarik tulang,
sehingga terjadi gerakan. Pada wrist joint terdapat beberapa tendon flexor. Tendon
flexor ini berjalan beriringan dengan nervus medianus masuk kedalam terowongan
carpal melewati flexor retinaculum (ligament transversal carpal). Pada terowongan
ini tendon terpisah untuk masing-masing tendon pada jari manusia.
Tendon flexor policis longus masuk melalui retinaculum flexor dengan
selubung tendon. Selubung tendon ini berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai
lubrikasi pada permukaan synovial, sehingga tendon dapat bergarak bebas pada wrist
joint. Sarung tendon terbentuk dari parietal dan visceral dan menghasilkan suatu
cairan synovium yang berfungsi pelicin tendon dan memberikan nutrisi pada tendon.

6. Persendian pada tangan

1) Carpometacarpal
Joint Sendi ini terbentuk oleh tulang carpal bagian distal dan lima tulang metacarpal.
Persendian ini dilingkupi oleh cavitas yang terdapat pada metacarpal dengan bagian
distal tulang carpal. Persendian II,III,IV adalah sendi yang berbentuk datar,
sedangkan sendi V merupakan sendi biaksial. Sendi ini diperkuat ligamen
longitudinal dan ligamen tranversal. Metacarpal IV dan V adalah tulang metacarpal
yang paling mobile.
2) Metacarpophalangeal
Joint Sendi ini terbentuk dari os metacarpal dan os phalang, jenis sendinya cordiloid
biaksial diamana setiap os metacarpal berbentuk 21 konveks sedangkan phalanges
proximal terbentuk konkav. Sendi ini diperkuat oleh ligamen volar serta ligamen
lateral dan medial

7. Biomekanika
Wrist Joint Menurut Edmond (2006) dalam Atin (2015), gerakan
arthrokinematik di wrist joint meliputi gerak traksi dan translasi. gerakan traksi ossa
carpal kearah distal searah dengan axis pada tulang radius, sedangkan gerakan
translasi selalu berlawan arah, translasi palmar flexi kearah dorsal, saat dorsal flexi
kearah palmar, dan translasi kearah radial saat ulnar deviasi dan translasi ke ulnar
saat radial deviation. Wrist joint adalah sendi yang dapat digerakkan secara maksimal
pada ulnar deviasi 5 derajat dan palmar flexi 5 derajat. Sedangkan saat dorso flexi
sendi akan mengunci maksimal. Pada wrist joint dimana terdapat pola kapsuler
extensi terbatas dibandingkan dengan flexi.Metacarpalphalangeal (MCP) merupakan
sendi dengan sendi metacarpal sebagai dasar dibagian proximal dan tulang phalanges
yang memiliki permukaan yang cekung sehingga dapat melakukan gerakan
mengepal. Pada sendi ini terdapat beberapa gerakan yang dapat dilakukan seperti
gerakan flexi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan hiperextensi. Pada wrist joint terdapat
gerakan seperti flexi dan ekstensi dimana jika dilakukan secara berulang dapat
meningkatkan resiko terjadinya CTS. Menurut penelitian penekanan pada
pergelangan tangan dan gerakan yang berulang meningkatkan resiko dua kali lipat
menyebabkan carpal tunnel syndrome

B. DEFINISI
Carpal Tunnel Syndrome Carpal tunnel syndrome atau yang dikenal
sebagai Tardy Median Nerve palsy merupakan salah satu penyakit yang paling sering
mengenai nervus medianus tepatnya di bawah flexor retinakulum dikarenakan
tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Menurut Peffer et al (1988), beliau
menjelaskan sejarah Carpal tunnel syndrome pertama kali dikenal sebagai suatu
sindroma klinik pada tahun 1854 oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut
fraktur radius bagian distal. Carpal tunnel syndrome spontan pertama kali dilaporkan
oleh Pierre Marie dan C. Foix pada tahun 1913. Syndroma ini juga disebut dengan
nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partial thenar atrophy.
Carpal tunnel syndrome merupakan suatu penyakit karena adanya
peningkatan tekanan pada terowongan carpal yang dibatasi oleh tulang dan ligament
yang kaku yang menyebabkan nervus medianus terjepit. Carpal tunnel syndrome
menyebabkan terganggunya motorik dan sensorik dikarenakan nervus mengalami
gangguan di terowongan carpal yang menyebabkan penekanan, menimbulkan
tarikan, pendarah, dan gejala neurologis lainnya. Carpal tunnel syndrome merupakan
gangguan neuropati disebabkan karena pekerjaan dengan menggunakan gerakan
tangan yang berulang- ulang posisi yang sama dalam waktu yang lama. Selain itu
terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya carpal tunnel syndrome
23 yaitu tekanan pada otot, suhu, getaran, dan postur kerja yang tidak ergonomis.
Tanda dan gejala yang ditemukan biasanya terjadi distesi hipotesia pada jari I,II,III.
Biasanya keluhan itu akan meningkat saat pasien melakukan gerakan menekuk
tangan (flexi) secara paksa dan berlangsung lama, Pekerjaan yang menggunakan
tangan memiliki resiko yang lebih besar menyebabkan carpal tunnel syndrome.

C. Etiologi

CTS terjadi karena penyempetan pada ruang tunnel atau dikarenakan


kelemahan pada saraf medianus. Gerakan yang berulang pada pergelangan tangan
merupakan faktor terbesar yang memicu terjadinya CTS. Beberapa penelitian
terdahulu menyatakan bahwa tekanan yang tinggi pada pergelangan tangan dan
pengulangan yang banyak beresiko 5,6% menyebabkan CTS dibandingkan dengan
gerakan yang pengulangan yang rendah pada tangan sekitar 0,6%. Kondisi hamil juga
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya CTS, biasanya pada trimester III dan
terjadi dikedua tangan.
Selain itu juga posisi tangan yang tidak ergonomis dapat memicu terjadinya
CTS, posisi supinasi 900 dengan MCP 24 (Metacarpophalangeal) lebih beresiko
daripada posisi pronasi 450 dan fleksi MCP 450. Posisi yang tidak ergonomis
menyebabkan perubahan pada tendon yang dapat meningkankan volume tekanan
pada terowongan carpal. Selain itu terdapat beberapa penyebab terjadinya carpal
tunnel syndrome, yaitu:
1) Trauma langsung pada carpal tunnel syndrome seperti colles fracture dan edema
akibat trauma.
2) Tumor yang menekan carpal tunnel seperti kista ganglion, gout, tuberkulosis.
Osteofit sendi karena degenerasi.
3) Kelainan sistemik seperti obesitas, diabetes melitus. disfungsi teroid, DII.

D. PATOFISIOLOGI
Carpal tunnel syndrome sebagian besar dikarenakan kompresi pada carpal
tunnel, carpal tunnel diisi oleh sembilan tendon flexor dan saraf medianus. Sebelum
masuk ke carpal tunnel, cabang yang menginervasi palmar cutaneus membawa
serabut sensorik untuk otot thenar. Setelah dari area carpal tunnel, cabang tersebut
menginervasi otot abductor pollicis longus, m lumbrical I dan II, dan m opponeus
pollicis serta m flexor pollicis brevis. Cabang yang lain menginervasi jari I,II,III, dan
setengah jari IV. Maka dari itu carpal tunnel syndrome menyebabkan gangguan
motorik dan sensorik pada palmar, phalange III,III serta lateral phalange IV.
Banyak teori yang menjelaskan tentang terjadinya carpal tunnel syndrome,
yaitu mechanical compression, microvascular insufficiency, dan 25 vibration
theories. Menurut teori mechanical compression faktor penyebab CTS adalah strain
dan overuse yang menyebabkan penekanan pada saraf medianus. Menurut teori
microvascular insufficiency bahwa kurangnya asupan darah yang berisi nutrisi dan
oksigen untuk saraf menyebabkan menurunnya transmisi. Gejala yang biasanya
dirasakan seperti tingling. numbness, dan pain. Berdasarkan penelitian sebelumnya,
iskemik menyebabkan tekanan pada carpal tunnel menjadi meningkat sehingga
menimbulkan kelemahan pada otot yang diinervasi dan berkurangnya sensibilitas
serta terasa nyeri dan paresthesia. Teori yang terakhir adalah vibration theory,
menyebutkan bahwa ets disebabkan efek dari penggunaan alat yang menimbulkan
getaran dalam jangka Panjang

E. Tanda dan Gejala


Tahap awal terjadinya carpal tunnel syndrome yaitu gangguan sensorik,
gejala awalnya berupa parastesia, numbness, tingling pada jari I,II,III dan setengah
sisi radial jari 4 sesuai dengan sesorik yang diinervasi oleh nervus medianus.
Sedangkan untuk gangguan motorik biasanya terjadi pada keadaan berat. Pada pasien
carpal tunnel syndrome akut biasanya terdapat nyeri, bengkak, gerak jari menurun.
Pada pasien kronis gejala mempunyai gejala disfungsi sensorik dan kehilangan
motorik.
Nyeri merupakan salah satu gejala yang paling dirasakan dimalam hari,
sehingga mengganggu tidur. Nyeri biasanya berkurang saat pasien memijat ataupun
menggerak-gerakkan tangannya dan meletakkan 26 tangannya pada posisi yang
tinggi. Selain itu juga nyeri akan berkurang saat mengistirahatkan tangannya.
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa nyeri yang dialami pasien CTS pada malah
hari diakibatkan numbness yang sangat intens dan menyakitnya, sehingga
digambarkan nyeri yang sangat menyakitkan oleh pasien. Saat pasien mengalami
carpal tunnel syndrome dalam waktu yang lama jika jari tidak digerakkan jari
menjadi kurang terampil pada motorik halusnya. Kelemahan pada tangan pun sering
dikeluhkan adanya kesulitan penderita saat menggenggam. Pada tahap lanjut juga
dijumpai atrofi otototot thenar (Oppones policis dan abductor pollicis brevis) dan otot
lainnya.
F. Pemeriksaan spesifik
Terdapat beberapa tes yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa carpal
tunnel syndrome :
a. Tinnel Tes
Tes ini dilakukan dengan memberikan perkusi pada terowongan carpal dengan posisi
dorsoflexi, positif jika terdapat nyeri atau parastesia pada jari I,II,III.
b. Phalen Test.
Tes ini dilakukan dengan pasien diminta untuk flexi secara maksimal. Bila
dalam waktu 60 detik timbul kelas, nyeri menjalar ataupun parastesia pada jari maka
positif terjadi carpal tunnel syndrome. Beberapa penulis menjelaskan bahwa tes ini
adalah tes yang sangat sensitif untuk menegakkan diagnose carpal tunnel syndrome.
G. Klasifikasi
Menurut Asworth carpal tunnel syndrome diklasifikasikan menjadi 3 level,
yaitu :
a. Level 1 (Ringan)
Pada level 1/ level ringan parastesia dan nyeri yang dirasakan dapat berkurang saat
istirahat atau pijat, tidak terdeteksi terdapat kerusakan syaraf.
b. Level 2 (Sedang)
Pada level ini gejala yang dirasakan lebih intensif, dari tes yang dilakukan
menandakan terjadi kerusakan saraf.
c. Level 3 (Berat)
Gejala yang dirasakan lebih parah, nyeri yang dirasakan lebih konstan. Untuk level
ini biasanya dokter lebih menyarankan untuk imobilisasi total atau pembedahan
untuk mengurangi tekanan pada saraf nya.
BAB III
ANALISA KASUS

Tanggal Pembuatan Laporan : Rabu, 7 Januari 2024


Kondisi/kasus : FT A /B / C / D / E

A. KETERANGAN UMUM PENDERITA

Nama : Ny. Urip


Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Balong, Pacitan
No. CM :

B. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT

Diagnosa Medis : Carpal Tunnel Syndrome


Catatan Klinis :-

Medika Mentosa : Obat obatan untuk kolesterol :


Gabapentin (2x1)
Mikobalamin (2x1)
Eprisol (2x1)
Methyl (2x1)
B Kompleks (2x1)

Hasil Laboratorium : Kolesterol : 227 ( abnormal)


Asam urat : 47
Gula Darah: 83

Radiologi :-

Lainnya :-
III. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan jari jari tangan kanan – kiri terasa kesemutan dan
kebas, keluham dirasakan kurang lebih sudah 4 bulan.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan pasien muncul kurang lebih 4 bulan yang lalu di saat pasien
membuat makanan (cateringan) untuk mahasiswa KKN sebanyak kurang
lebih 100 dus. Disaat parien menggunakan tangannya untuk sering
mengangkat panci, memotong bumbu, tiba-tiba tangan px terasa kebas dan
kesemutan hingga jari tangan. lalu disertai rasa nyeri pada pergelangan
tangan. Keluhan dibawa periksa ke RSBW bertemu dgn dr. Neuro
didiagnose CTS kemudian dirujuk untuk terapi ke Fisioterapi RSBW.
Setelah kurang lebih 6 kali terapi dengan US dan TENS nyerni berkurang.
dan ada peningkatan aktivitas Fungsional..

c. Riwayat Keluarga dan Status Sosial


RPK = tidak ada
Status Sosial = px merupakan ibu rumah tangga, jarak rumah px ke RSBW
lumayan jauh, px sering mengendarai motor

d. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta


Riwayat Penyalut Dahulu = pasien sempat alami kolesterol tinggi hingga
rutin minum obat.
Riwayat Penyakit Penyerta = Tidak ada RPP yg memperburuk kondisi
px saat ini.
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Vital Sign


Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut Nadi : 83x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 50 kg
Suhu Tubuh : 36’C

b. Inspeksi/Observasi
1) Inspeksi Statis :
- Kondisi umum px nampak baik.

- Tidak nampak ada tanda Inflamasi pada tangan & jari tangan.

- Pasien nampak Ramah & ceria.

- Tidak ada deformitas pada oto thenar.

2) Inspeksi Dinamis :
- Saat berjalan px nampak normal.
- Tidak menggunakan alat bantu jalan.
- Saat menggerakan tangan untuk menulis berkas px sedikit kesulitan
dan sedikit menahan nyeri.

c. Palpasi
- Adanya nyeri tekan pada pergelangan tangan & ibu jari dx
- Suhu dan tonus normal
- Tidak teraba adanya spasme
d. Auskultasi
Tidak dilakukan

e. Perkusi
Tidak dilakukan

e. Pemeriksaan Gerak
1) Aktif
Tabel 3. 1 Pemeriksaan Gerak Aktif
SENDI GERAKAN ROM NYERI
Flexi MCP Full ≠ nyeri
WRIST Ekstensi MCP Full ≠ nyeri
JOINT Fleksi wrist Terbatas Nyeri
Ekstensi wrist Terbatas Nyeri
Ulna deviasi Full ≠ nyeri
Radial deviasi Full ≠ nyeri

2) Pasif
Tabel 3. 2 Pemeriksaan Gerak Pasif

Sendi Gerakan ROM Nyeri End feel


Flexi MCP Full ≠ nyeri Soft
WRIST Ekstensi Full ≠ nyeri Soft
JOINT MCP
Fleksi wrist Terbatas Nyeri Soft

Ekstensi Terbatas Nyeri Soft


wrist
Ulna deviasi Full ≠ nyeri Soft

Radial Full ≠ nyeri Soft


deviasi
3) Isometrik
Gerakan Kontraksi Nyeri
Fleksi wrist Mampu melawan tahanan sedang +
Ekstensi wrist Mampu melawan tahanan minimal +
Ulnar dev Mampu menahan tahanan minimal +
Radial dev Mampu melawan tahanan minimal +
5. Pemeriksaan Spesifik
- Pemeriksaan nyeri (VDS) hasilnya nyeri sedang
- MMT
REGIO NILAI SX DX
Fleksi wrist 3 4
Ekstensi wrist 3 4
Ulnar dev 3 4
Radial dev 3 4

-Test spesifik : Phalen test D/S = +/+


Tinnel test D/S = +/+
- Test sensibility

Test Dextra Sinistra


Tajam dan tumpul Normal Menurun
Panas dan dingin Normal Menurun
Panas dan dingin normal Menurun

6. Kemampuan fungsional dan Lingkungan aktivitas


a) Kemampuan fungsional (WHDI)
dengan hasil skor 54 yaitu severe disability
b) Lingkungan aktivitas :
Px nampak merasa keterbatasan saat melakukan pekerjaannya yaitu
membuat catering makanan
UNDERLYING PROCESS
C. (CLINICAL REASONING)

Faktor Internal Faktor eksternal


1. usia 1. pekerjaan
2. jenis kelamin
3. anatomi tubuh

Overused wrist

Penekanan fleksor retinacillum


Penekanan tekanan terowongan carpal

Comnesi nerve mediallis

Carpal tunnel syndrome

Impuls sensoris Impuls motoris


- Radicular pain - Weakness
- Paramesia - Hypomobile

Menutup gerbang gait Kontraksi otot meningkat

Substansi analgesic segmental Body golgi meningkat

Aktivasi serabut 𝛼𝛽 ( TENS, US) Monitor unit meningkat

Sirkulasi kapiler meningkat (exc, stretching)


D. DIAGNOSA FISIOTERAPI

Tabel 3. 3 Diagnosa Fisioterapi (ICF)


Body Structure and Body Functions (Limitation in) Activity (Restrictions in) participation
BS : (5198) Structure of the nervous - (d430) lifting and carrying - d460 housework
system, (573023) ligament&fascide of objects (kesulitan mengangkat - d840-d859 work and employee (kesulitan
hand (lig. Transversum carpi), benda yang berat) bekerja secara mandiri)
(573022) muscular of hand ( tendon
- (d4451) pushing (kesulitan - d920 recheation & leisure
fleksor policis longus)
BF : (b265) touch function (paratesia menyapu dan mengepel)
numbness), (b2803) radiating pain - (d470) using transportation
In demvatone (b730) muscle power (kesulitan berkendara)
function (weakness)
GOAL/RENCANA GOAL/RENCANA GOAL/RENCANA
- Menurunkan paratesia - Meningkatkan - Meningkatkan kemampuan
- Mengurangi radicular pain kemampuan fungsional fungsional px
- Meningkatkan kelemahan otot px. Apalagi yg
melibatkan kanan dan kiri

External Factors Personal Factors


- E310 : immediate family - Px kooperatif saat diterapi
- E385 : healt profesional
E. PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan jangka pendek =
- mengurangi nyeri menjalar
- menurunkan paratesia
- meningkatkan LGS
- menambah kekuatan otot
2. Tujuan jangka panjang =
- mengembalikan fungsional px

F. RENCANA EVALUASI
- eval dengan VPS
- eval kekuatan otot dengan MMT
- eval LGS → goniometer
- eval kemampuan fungsional → WHDI

G. PROGNOSIS
- Quo ad Vitam = Bonam
- Quo ad Sanam = Bonam
- Quo ad Cosmeticam = Bonam
- Quo ad Fungsional = Bonam

H. PELAKSANAAN TERAPI

1. TENS ( utnutk mengurangi nyeri)


PSS PX : px dalam keadaan duduk diatas bed
Persiapan alat : arus continues, frekuensi 89 MHz, timer 15 menit
PLF : memasang pads TENS pada bagian yg dirasa nyeri ( elbow-wrist).
2. US (umtuk meregenerasi jaringan)
PSS PX : duduk di tepi bed
Persiapan alat : arus continues, intensitas : 1,8 MHz, time 5 menit
PLF : gerakan memutar pada pergelangan tangan.
3. Stretching
PSS terapis di hadapan px melakukan gerakan fleksi- ekstensi
Ulnar- Radial deviasi wrist dgn sedikit tarikan agar otot disekitarnya terulur
I. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
a. Eval Nyeri (VDS)
NYERI T1 T2 T3

Diam 0 0 0

Tekan 4 4 3

Gerak 5 3 4

b. MMT (kekuatan otot)


Regio T1 dx T2 dx T3 dx T1 sx T2 sx T3 sx
Flex wrist 3 3 4 4 4 4
Ekst wrist 3 3 4 4 4 4
Ulnar dev 3 3 4 4 4 4
Radial dev 3 3 4 4 4 4

c. Eval LGS (goniometer)


Regio T1 T2 T3
Radial/ulnar dev F :10-0-20 F : 10-0-20 F : 10-0-20

d. Eval kemampuan fungsional (WHDI)


T1 T2 T3
54 60 65

J. HASIL TERAPI AKHIR


Dari hasil beberapa kali terapi pada pasien Ny. S usia 52 didapatkan hasil sebagai berikut :
1) Adanya penurunan rasa nyeri
2) Peningkatan kekuatan otot (MMT)
3) Peningkatan kemampuan fungsional
DAFTAR PUSTAKA

Aziefa, N. H., & Perdana, S. S. (2022). Case Report: Penatalaksanaan Fizioterapi Pada
Kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Case Report: Penatalaksanaan Fizioterapi Pada Kasus
Carpal Tunnel Syndrome (CTS), 1137-1142.

Ghaisani, D. A. (2021). Faktor risiko kejadian carpal tunnel syndrome (cts) pada pekerjaan
pengguna komputer: literature review. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 104-111.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Handalguna, S., Rahayu, U. B., & Hidayati, A. (2022). Penatalaksanaan Fisioterapi Terhadap
Penurunan Kemampuan Fungsional Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome (Cts) Dextra. 2(7),
2733-2742.

Muawanah, S., Yulianti, R., & Ismaningsih, I. (2022). Efektivitas Intervensi Ultrasound (US)
dan Stretching Exercise untuk Meningkatkan Kemampuan Fungsional Tangan pada Pasien
Carpal Tunnel Syndrome di RSUD Mandau Duri, Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi, 6(2),
100-108. https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.163

Patel. (2019). Carpal Tunnel Sydrome. Skripsi, 9-25.

Sembiring, N. B., & Legsyanto, R. E. (2022). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus


Carpal Tunnel Syndrome (Cts) Dengan Modalitas Ultrasound (Us) Dan Terapi Latihan. 1(1),
1-5.

Putri,P.P.(2019).Nerveand Tendon Gliding Exercisesebagai Intervensi


Nonmedikamentosapada Carpal Tunnel Syndrome. Essence of Scientific Medical Journal,
17(2), 34-39. https://ojs.unud.ac.id/index.php/essential/index
Rahman, F., Prayudipta, J. S., Agnia, A. G., Handayani, A. D.& Rizki, M. (2022). Promotive
and Preventive Physiotherapy Regarding Carpal Tunnel Syndrome (CTS) for Vocational
Students, University of Indonesia, Depok, Indonesia Promotif dan Preventif Fisioterapi
Mengenai Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Terhadap Mahasiswa Vokasi Universitas
Indonesia, Depok, Indonesia. 94-100.
Utamy, R. T., Kurniawan, B., & Wahyuni, I(2020). Literature Review: Faktor Risiko
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (Cts) pada Pekerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 8(5), 601-608.

Anda mungkin juga menyukai