Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TN. S DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK
DI KAMAR 304 : UNIT STROKE
RS. RK. CHARITAS

Oleh :
TIRA WULANDARI
1935031

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang selalu

melimpahkan rahmat-Nya sehingga kita selalu diberikan nikmat termasuk nikmat

bekerja, belajar serta berdoa. Atas rahmat-Nya juga penyusunan asuhan

keperawatan pada klien Tn. “S” dengan gangguan sistem persarafan di unit stroke

ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan ini penulis banyak mendapatkan dukungan, saran dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Ibu Ns.

Novita Elisabeth Daeli,M.Kep selaku dosen pengampu untuk stase keperawatan

medikal di unit stroke.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan

dalam penulisan laporan pendahuluan resume ini. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan agar dapat menjadi arahan demi proses

pembelajaran yang lebih baik lagi untuk masa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat.

Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya selalu kepada kita semua.

Palembang, Oktober 2019

(Tira Wulandari)

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Luar.................................................................................... i


Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan........................................................................... 1
C. Ruang Lingkup.............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep ......................................................................................... 3
1. Pengertian ................................................................................ 3
2. Anatomi Fisiologi..................................................................... 3
3. Etiologi..................................................................................... 5
4. Klasifikasi................................................................................. 5
5. Patofisiologi.............................................................................. 6
6. Manesfestasi Klinik.................................................................. 7
7. Komplikasi................................................................................ 8
8. Pemeriksaan Diagnostik........................................................... 8
9. Penatalaksanaan........................................................................ 8
B. Konsep Dasar Keperawatan.......................................................... 8
1. Pengkajian................................................................................. 12
2. Diagnosa Keperawatan............................................................. 12
3. Intervensi.................................................................................. 15
4. Implementasi............................................................................. 16
5. Evaluasi .................................................................................... 12
PATOFLOWDIAGRAM TEORI
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian...................................................................................... 8
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................. 8
C. Intervensi........................................................................................ 9
D. Implementasi.................................................................................. 10
E. Evaluasi ......................................................................................... 10

PATOFLOWDIAGRAM KASUS
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 12
B. Saran.............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke adalah masalah neurologic primer di AS, yang merupakan

penyebab kematian ke-3 di dunia dengan angka mortality 18 % - 37 %

(Smeltzer dan Bare, 2002). Angka kejadian stroke di Amerika Serikat mecapai

sekitar 550.000 orang setiap tahunnya (Black & Hawks,2009.,p.615). Di

Indonesia pada tahun 2014 stroke mencapai angka 21.1 dan merupakan satu

dari sepuluh penyebab kematian di Indonesia (Kemenkes RI, 2013).

Stroke adalah penyakit kronis yang harus ditangani secara cepat dan tepat,

stroke merupakan penyakit yang palling sering menyebabkan kelumpuhan

anggota gerak, proses berpikir, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat

dan bentuk kecacatan lainnya. Asuhan keperawatan yang dapat kita lakukan

harus segera dilakukan untuk menghasilkan atau meminimilasir efek sisi dari

stroke. Oleh karena itu, asuhan keperawatan ini membahas mengenai pasien

dengan penyakit terkena stroke tipe hemoragik yang di rawat di unit stroke

kamar 304.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan sistem persarafan : stroke

2. Tujuan khusus
a. Memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

persarafan yaitu stroke dengan tipe hemoragik.


2

b. Menganalis asuhan keperawatan secara teori dan kasus yang

ditemukan pada pasien tn. S dengan gangguan system

persarafan : stroke hemoragik.

C. Ruang Lingkup

Asuhan keperawatan ini adalah asuhan keperawatan yang dibuat

pada stase keperawatan medikal bedah dengan pasien gangguan sistem

persarafan di unit stroke kamar 304.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori

1. Pengertian

Stroke adalah istilah yang mempunyai gambaran perubahan

neurologis disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak (Black &

Hawks,2009.,p.615). Stroke adalah suatu kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan karena suplai otak terhenti disebabkan oleh akumulasi

penyakit serebrovaskular selama beberapa tahun (Ariani,2012,p.41)

Stroke adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh rupturnya arteri

karena perubahan-perubahan abnormal vaskular (An et al, 2017,p.3).

2. Anatomi Fisiologi

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medulla spinalis. SSP

mengandung neuron-neuron yang saling memengaruhi. Susunan saraf

manusia terdiri atas sekitar 100 milion neuron.

Otak

Otak manusia mengandung hamoir 98 % jaringan saraf tubuh

secara kesatuan fungsional. Bagian pelindung otak terdiri dari pia mater

yang berhubungan langsung dengan otak dan jaringan spinal, pia mater

merupakan lapisan vascular untuk memberi nutrisi pada jaringan saraf.

Selanjutnya adalah arachnoid, merupakan membrane fibrosa yang tipis,

halus dan avaskular. Bagian tersebut adalah sebagai tempat cairan

3
4

serebrospinal. Pelindung lainnya adalah dura mater, jaringan liat tidak

elastis membentuk bagian dalam periosteum tengkorak

(Mutaqqin,2011,p.15).

Gambar 2.1 Anatomi otak

Sumber : http;//anatomiotak.ankkdktr.com

Serebrum

Area terbesar dari otak, terletak saraf saraf pusat yang mengatur

semua kegiatan sensorik dan motoric, mengatur proses penalaran,

ingatan dan intelejensia.

Serebellum

Terletak pada fasa kranii posterior ditutupi oleh dura mater.

Serebellum terdiri atas bagian tengah, vernis dan dua hemisfer lateral

dihubungkan dengna batang otak. Fungsi utama serebellum adalah

mengatur otot-otot postural tubuh, mengoordinasi penyesuaian secara


cepat dan otomatis dengan memelihara keseimbangan tubuh. Fungsi

lainnya adalah melakukan program gerakan-gerakan dalam keadaan

sadar dan bawah sadar.

Batang Otak
Pons

Pons dalam bahasa latin berarti jembatan, berfungsi sebagai mata rantai

penghubung penting pada jarak kortikoserebelaris yang menyatukan

hemisfer serebri dan serebelum.

Medula Oblongata

Merupakan pusat reflex yang penting untuk refleks penting untuk

jantung ,vasokontriktor, pernapasan, bersin, batuk, menelan,

pengeluaran air liur, dan muntah.

3. Etiologi

Etiologi dari stroke antara lain adalah thrombosis (penggumpalan)

yang terjadi dari adanya kerusakan pada garis endothelial dari

pembuluh darah. Selanjutnya adalah embolisme dan faktor risiko lain

adalah hipertensi dan merokok (Black & Hawks,2009.,p.616).

4. Klasifikasi

a. Non-Hemoragi/iskemik/infark

1) Transient Ischemic Attack- TIA

Tampilan peristiwa berupa episode serangan dari suatu

disfungsi serebral fokal akibat gangguan vascular


dengan lama serangan sekitar 2-15 menit paling lama 24

jam.

2) Reversible Ischemic Neuorology Deficit atau Defisit

Neurologis Iskemik

Gejala gangguan neurologis berlangsung lebih lama dari

24 jam dan pulih kembali dalam jangka eaktu kurang

dari tiga minggu.

3) In Evolutional atau Progressing Stroke

Gejala gangguan neurologis progresif dalam waktu enam

jam atau lebih.

4) Completed Stroke/Permanent Stroke

Gejala gangguan neurologis dengan lesi-lesi yang stabil

selama periode waktu 18-24 jam.

b. Stroke Hemoragi

Perdarahan intrakranial dibedakan berdasarkan tempat

perdarahan yakni di rongga arachnoid yang bocor ke dalam otak

atau pun parenkim otak.

5. Patofisiologi

Infark serebri dikarenakan oleh berkurangnya suplai darah ke area

tertentu di otak. Suplai otak yang berubah dapat menyebabkan

gangguan lokal (thrombus,emboli,perdarahan, dan spasme vaskular)

atau gangguan umum (hipoksia kaena gangguan paru dan jantung).

Ateroskeloris menyebabkan sumbatan atau perdarahan karena


rupturnya asteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.

Perdarahan intraserebri yang sangat luas menyebabkan kematian

kemudian terjadi destruksi otak, peningkatan tekanan intrakranial

dan herniasi otak pada falks serebri atau foramen magnum sehingga

terjadi kompresi otak dan menyebabkan kematian

(Mutaqqin,2011,p.242).

6. Manifestasi Klinik

a. Defisit lapangan penglihatan

Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapangan

penglihatan), kehilangan penglihatan perifer, diplopia.

b. Defisit motorik

Hemiparasis, ataksia, disatria, disfagia.

c. Defisit verbal

Afasia ekspresif,afasia reseptif dan afasia global.

d. Defisit Kognitif

Penderita stroke akann kehilangan memori jangka pendek dan

panjang, penurunan lapangan perhatian, kerusakan kemampuan

untuk berkonsentrasi, alas an abstrak buruk dan perubahan

penilaian.

e. Defisit emosional

Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labiltas

emosional, penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan


stress depresi, menarik diri, takut, bermusuhan dan marah serta

perasaan isolasi.

7. Komplikasi

a. Gagal pernapasan

b. Gagal jantung

c. Dekubitus

d. kematian

8. Pemeriksaan Diagnostik

a. Computed Tomography (CT) scan untuk melihat gambaran

diagnostic stroke tidak tampak pada CT scan kepala secara

tajam.

b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

c. Pemeriksaan Darah

d. Elektrokardiografi (EKG)

9. Penatalaksanaan

a. Identifikasi awal stroke

Pengkajian awal pada klien dengan dugaan stroke meliputi

tingkat kesadaran, respons pupil terhadap cahaya, lapangan

pandang, pergerakan ekstremitas, cara berbicara, sensasi,

refleks, ataksia, dan tanda-tanda vital.

b. Mempertahankan oksigenasi serebral

c. Memperbaiki aliran darah serebral

d. Pencegahan komplikasi (Black & Hawks,2009.,p.626).


B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Tingkat kesadaran

b. Pemeriksaan saraf kranial

c. Sistem motorik

d. Sistem sensorik

2. Diagnosa Keperawatan

a. Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d Hipertensi

b. Risiko Jatuh b.d kekuatan otot menurun

c. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot

3. Intervensi

No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan Keperawatan
1. Risiko perfusi Setelah dilakukan Pemantauan Neurologis
serebral tidak efektif intervensi, perfusi
b.d Hipertensi serebral Monitor ukuran, bentuk,
meningkat, dengan kesimetrisan dan
reaktifitas pupil
kriteria hasil :
Monitor tingkat kesadaran
Sakit kepala (1)
Monitor keluhan sakit
menjadi (4) kepala
Tekanan darah Tingkatkan frekuensi
sistolik (1) pemantauan neurologis
menjadi (4) Hindari aktivitas yang
Tekanan darah dapat meningkatkan
diastolic (1) tekanan intra kranial
menjadi (4)

2. Risiko jatuh d.d Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh


kekuatan otot intervensi, maka
menurun tingkat jatuh 1. Identifikasi faktor
menurun, dengan risiko jatuh
kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor
Jatuh dari tempat lingkungan yang
tidur meningkat meningkatkan
(1) menjadi cukup risiko jatuh
menurun (4) 3. Monitor
Jatuh saat duduk kemampuan
meningkat (1) berpindah dari
menjadi cukup tempat tidur ke
menurun (4) kursi roda dan
Jatuh saat sebaliknya
4. Pasang handrail
dipindahkan
tempat tidur
meningkat (1) Anjurkan
menjadi cukup memanggil
menurun (4) perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpindah

3. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Pemantauan


fisik d.d Penurunan intervensi, maka Neurologis
kekuatan otot mobilitas fisik
meningkat, dengan 1. Monitor tingkat
kriteria hasil : kesadaran
Kekuatan otot 2. Monitor tanda-
menurun (1) tanda vital
menjadi sedang (3) 3. Monitor
Kelemahan fisik kekuatan
meningkat (1) pegangan
menjadi cukup 4. Dokumentasikan
menurun (4)
hasil
pemantauan

4. Evaluasi

Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan

meliputi :

Menunjukkan perbaikan kesadaran, mobilitas sendi fungsi kognitif

yang membaik, memperlihatkan tidak ada komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai