Anda di halaman 1dari 20

TONSILITIS KRONIS

TONSILITIS
Peradangan umum dan
pembengkakan dari jaringan
tonsila palatina yang biasanya
disertai dengan pengumpulan
leukosit, sel-sel epitel mati,
dan bakteri patogen dalam
kripta.
Tonsiltis Viral
• Penyebab paling sering  virus Epstein Barr.
Haemophilus influenza juga merupakan salah satu
penyebab. Gejala tonsilitis viral menyerupai
dengan gejala common cold disertai dengan nyeri
tenggorok.
Tonsilitis Bakterial
• Penyebab tersering  group A Streptokokus B
hemolitikus atau strept throat. Infiltrasi bakteri
pada lapisan epitel jaringan tonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya
leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk
detritus.
PATOFISIOLOGI
Bakteri menginfiltrasi
lapisan epitel jaringan Reaksi radang
tonsil

Keluarnya leukosit
Detritus terbentuk
polimorfonuklear

Detritus merupakan
kumpulan leukosit, bakteri Detritus mengisi
yang mati dan epitel kripta
yang terlepas
GEJALA DAN TANDA
Nyeri tenggorok Pada pemeriksaan ditemukan:
Nyeri menelan Pembengkakan tonsil
Demam dengan suhu Tonsil terlihat hiperemis dan
tubuh tinggi adanya detritus berbentuk
folikel/lakuna/tertutup membran
Rasa lesu semu
Tidak nafsu makan Nyeri tekan dan bengkak
Nyeri telinga (otalgia) pada kelenjar submandibula
TONSILITIS KRONIK
Merupakan peradangan kronis Tonsila Palatina
setelah serangan akut yang berulang atau infeksi
subklinis. Tonsilitis berulang banyak terdapat pada
anak-anak, yang diantara serangan infeksi tonsil
dapat terlihat sehat atau dapat juga terlihat
membesar.
TONSILITIS KRONIK
Etiologi
• 25% disebabkan oleh streptokokus B
hemolitikus grup A
Faktor Predisposisi
• Rangsangan menahun dari rokok
• Beberapa jenis makanan yang dapat
menyebabkan serangan berulang
• Pengaruh cuaca
• Kelelahan fisik
• Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
PATOLOGI
Epitel mukosa tonsil
Proses radang
dan jaringan limfoid
berulang
terkikis

Jaringan parut akan Jaringan limfoid


mengkerut dan kripti diganti oleh
akan melebar jaringan parut

Kripti akan terisi Proses terus berlanjut hingga


dengan detritus menembus kapsul tonsil

Perlekatan dengan
jaringan sekitar fosa
tonsilaris
GEJALA DAN TANDA
Rasa mengganjal di Pada pemeriksaan
tenggorok didapatkan:
Rasa kering di Tonsil membesar dengan
tenggorokan permukaan yang tidak
rata, kriptus melebar dan
Nafas berbau beberapa kripti terisi oleh
Tidur mengorok detritus
T0 = tonsil masuk di dalam fosa/ post
tonsilektomi
T1 = Tonsil masih berbatas dalam fosa
tonsilaris (<25%)
T2 = pembesaran tonsil sudah melewati pilar
anterior tetapi belum masuk garis paramedian
(25-50%)
T3 =pembesaran tonsil berada diantara garis
paramedian dengan garis median (50-75%)
T4 = pembesaran tonsil melewati garis
mediana (>75) (A) T1 (B) T2 (C) T3 (D) T4
DIAGNOSIS
Anamnesis=
Adanya keluhan rasa sakit di tenggorok, nyeri
menelan, rasa mengganjal pada tenggorok, nafas
berbau, terkadang ada demam, malaise
Pemeriksaan Fisik=
Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi
dan jaringan parut. Tampak kripti melebar dan terisi
oleh detritus
Pemeriksaan Penunjang=
Kultur dan uji resistensi dari sediaan apus tonsil
DIAGNOSIS BANDING
• Tonsilitis Difteri
Tonsilitis • Angina Plaut-
vincent
Membranosa • Mononucleosis
infeksiosa

• Faringitis
Penyakit tuberkulosa
Kronik Faring • Faringitis Luetika
Granulomatus • Aktinomikosis
faring
TATALAKSANA

Medikamentosa
Obat kumur
Antibiotik  sesuai dengan hasil kultur

Operatif
TONSILEKTOMI
Berdasarkan AAO-HNS tahun 1995, indikasi
tonsilektomi dibagi menjadi dua:
Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi jalan
napas yang kronis.
Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan sindroma
apnea waktu tidur.
Hipertrofi berlebihan yang menyebabkan disfagia
dengan penurunan berat badan penyerta.
Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan (limfoma).
Abses peritonsilar berulang atau abses yang meluas
pada jaringan sekitarnya.
INDIKASI RELATIF
Serangan tonsilitis berulang (4-5x/tahun) walaupun pemberian terapi adekuat.
Tonsilitis carier misalnya tonsilitis difteri.
Hiperplasia tonsil dengan obstruksi fungsional.
Riwayat demam rematik dengan kerusakan jantung yang berhubungan dengan
tonsilitis yang berulang.
Hipertrofi tonsil / adenoid.
Tonsilitis kronik menetap yang respon penatalaksanaan medisnya tidak berhasil
Tonsilitis kronik yang berhubungan dengan adenopati servikal persisten
TONSILEKTOMI
KONTRAINDIKASI
Radang akut tonsil.

Demam, albuminuria.

Penyakit paru-paru

Hipertensi.

Poliomielitis epidemic
KOMPLIKASI
Komplikasi sekitar tonsil Komplikasi organ jauh

Peritonsilitis Demam rematik dan PJR

Abses Peritonsilar (Quinsy) Glomerulonefritis

Abses Parafaringeal Artritis dan fibrositis

Abses Retrofaring Episekleritis

Kista tonsil Konjungtivitis berulang


ANALISA KASUS
Diagnosa  Tonsilitis kronis
Dysfagia 6 bulan smrs  sudah pernah berobat
Ngorok (+), Halitosis (+), Tonsil T3/T3, Krypta melebar (+), hiperemis +/+

DDx:
Tonsilitis Membranosa  membrane (-)
Tonsilitis akut  Tidak respon terhadap pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
John PC, William CS. Tonsillitis and Adenoid Infection. [online].2011 [cited, 2015 December 7].
Available from: URL: http://www.medicinenet.com
Rusmarjono, Kartoesoediro S. Tonsilitis kronik. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher ed Keenam. FKUI Jakarta: 2007
Adnan D, Ionita E. Contributions To The Clinical, Histological, Histochimical and Microbiological
Study Of Chronic Tonsillitis. Pdf.
Hansen JT. Head and Neck. NETTER’S CLINICAL ANATOMY. 2nd ed. USA: Saunders, Elsevier
2010.
Andrews BT, Hoffman HT, Trask DK. Pharyngitis/Tonsillitis. In: Head and Neck Manifestations of
Systemic Disease. USA:2007
Uğraş, Serdar & Kutluhan, Ahmet. Chronic Tonsillitis Can Be Diagnosed With Histopathologic
Findings. In: European Journal of General Medicine, Vol. 5, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai