Anda di halaman 1dari 6

POLA PENGGUNAAN OBAT ANASTESI PADA TINDAKAN OPERASI CAESAR DI

INSTALASI BEDAH DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

Agust Dwi Djajanti *), Ummul Khatimah Arfah **)


*)
Akademi Farmasi Yamasi Makassar
**)
Program Studi S1 UIT

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat
Anestesi untuk pasien yang mendapatkan tindakan operasi caesar meliputi Jenis obat, rute
pemberian obat, dosis penggunaan obat, di Instalasi Bedah Sentral di Rumah Sakit Labuang Baji
Makassar. Jenis penelitian ini adalah peneltian survei yang bersifat deskriptif data diperoleh dari
Rekam medik dan semua resep pasien operasi caesar yang menggunakan obat anestesi di Instalasi
Bedah Sentral di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar dari bulan Januari sampai bulan Juni tahun
2016 sebanyak 149 Pasien. Hasil studi menunjukan bahwa pasien yang mendapatkan operasi caesar
yang menggunakan anestesi spinal sebanyak 145 pasien (97,32%) dan anestesi umum sebanyak 4
pasien (2,68%), dan Obat anastesi spinal yang digunakan yaitu Bupivakain, sedangkan untuk
anestesi umum digunakan saat induksi yaitu Ketamin, Fentanil, dan Propofol yang diberikan
melalui rute Intravena. Maka dapat disimpulkan bahwa anestesi spinal menjadi pilihan utama dalam
tindakan operasi caesar, dan obat anestesi lokal yang digunakan adalah Bupivakain dengan dosis
12,5 mg/kgbb yang diberikan melalui rute spinal.

Kata Kunci : Pola Penggunaan, obat Anestesi, Operasi Caesar

PENDAHULUAN
Operasi caesar adalah proses Karena itu saat ini ada kecenderungan
ketika bayi dilahirkan melalui operasi, untuk melakukan operasi ini tanpa dasar
dimana dokter bedah mengeluarkan bayi indikasi yang cukup kuat. Namun perlu di
melalui sebuah insisi (irisan) pendek ingat, bahwa seorang wanita yang telah
diperut (umumnya dibawah garis bikini) mengalami operasi pasti akan
menembus dinding rahim. Operasi ini menimbulkan cacat dan perut pada rahim
dilakukan dengan anestetik, yang dapat yang dapat membahayakan kehamilan dan
berupa anestetik spinal, epidural atau persalinan berikutnya, walaupun bahaya
kadang-kadang anestetik umum (bius tersebut relatif kecil. Indikasi operasi
total). Ada berbagai alasan mengapa Caesar bisa indikasi absolut atau relative.
kelahiran dengan operasi caesar dilakukan, Setiap keadaan yang membuat kelahiran
kadang-kadang keputusan dapat dibuat lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana
selama kehamilan yang disebut operasi merupakan indikasi absolut untuk section
caesar elektif dan kadang-kadang abdominal. Diantaranya adalah kesempitan
keputusan dibuat saat persalinan yang panggul yang sangat berat dan neoplasma
disebut operasi caesar darurat. yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi
(Parker,2010). relative, kelahiran lewat vagina bisa
Jacob Nufer tercatat sebagai orang terlaksana tetapi keadaan adalah
yang pertama kali melakukan sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat
operasi caesar pada istrinya. Dewasa ini operasi Caesar akan lebih aman bagi ibu,
operasi caesar jauh lebih aman dari pada anak ataupun keduanya. (Hakimi, 2010)
dulu berkat kemajuan dalam antibiotika, Sebagian ibu merasa yakin
transfusi darah, anestesi dan tehnik operasi memilih metode caesar (CS) sebagian
yang lebih sempurna. dengan susah payah diyakinkan untuk
menjalani bedah caesar, sedangkan yang kuat, pasien tetap sadar, relaksasi otot
sebagian lagi tiba-tiba saja disodorkan cukup, perdarahan luka operasi lebih
gagasan untuk menjalani bedah caesar sedikit, risiko aspirasi pasien dengan
tanpa diberi banyak kesempatan membuat lambung penuh lebih kecil dan juga
pilihan termaklum (informed choice). pemulihan fungsi saluran pencernaan lebih
Alasan kuat untuk melakukan bedah caesar cepat. (Nainggolan,2014)
adalah mencegah mortalitas dan morbiditas
ibu dan bayi. (Charles,2009) Obat anastesi lokal yang ideal
mempunyai mula kerja yang cepat,durasi
Bedah caesar dapat kerja dan juga tinggi blokade dapat
menyelamatkan hidup ibu dan bayi. diperkirakan sehingga dapat disesuaikan
Masalahnya, sering kali metode ini tidak dengan lama operasi, tidak neurotoksik,
diterapkan sebagaimana mestinya. serta pemulihan blokade motorik pasca
Pengambilan keputusan terkait hal ini operasi yang cepat, sehingga mobilisasi
sebagian besar terletak dalam domain dapat lebih cepat dilakukan. (Nainggolan,
dokter obstetri, diluar wewenang bidan. 2014)
Kendati demikian bidan masih memiliki Berdasarkan latar belakang
pengaruh dalam mendukung hak ibu untuk tersebut, maka permasalahan dalam
memilih dan mempertanyakan rasional penelitian ini adalah bagaimanakah pola
dibalik keputusan yang diambil dari waktu penggunaan obat anestesi dan apakah
ke waktu. (Charles,2009) sesuai dengan protab, untuk pasien yang
Menurut jurnal penelitian pada mendapatkan tindakan operasi caesar di
tahun 2014 yaitu World Health instalasi bedah RSUD Labuang Baji
Organization (WHO) mengatakan bahwa Makassar ?
caesar dapat digunakan untuk Penelitian ini bertujuan untuk
menyelamatkan 15-30% persalinan normal mengetahui pola penggunaan obat anestesi
yang berbahaya. Persentase caesar untuk pasien yang mendapatkan tindakan
dibanding persalinan normal di Inggris operasi caesar di instalasi bedah RSUD
kurang lebih sekitar 15%. WHO Labuang Baji Makassar
memperkirakan bahwa angka persalinan Dari penelitian ini diharapkan
dengan caesar sekitar 10% sampai 15% dapat memberikan informasi kepada
dari semua proses persalinan. Di Indonesia manajemen dan instalasi farmasi RSUD
sendiri operasi caesar cukup besar. Labuang Baji Makassar, sehingga dapat
Anastesi diperlukan dalam proses operasi meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri masyarakat dan dapat juga menjadi bahan
pembedahan. Operasi caesar memiliki dua referensi bagi peneliti lanjutan lainnya.
tipe anastesi umum dan spinal. Efek dari
anastesi yang sering dialami pasien pasca METODE KERJA
caesar adalah termanipulasinya organ A. Jenis Penelitian
abdomen sehingga terjadi distensi abdomen Berdasarkan bentuk permasalahan dan
dan menurunnya peristaltik usus. Hal ini bentuk data yang diteliti, maka
mengakibatkan belum munculnya penelitian ini adalah penelitian survei
peristaltik usus. Anastesi selama operasi yang bersifat deskriptif
membuat gerak pencernaan belum B. Waktu dan Tempat Penelitian
sempurna kembali. (Nainggolan,2014) Penelitian ini dilakukan pada bulan
Anastesi spinal merupakan teknik Agustus 2017 di RSUD Labuang Baji
anastesi regional yang dihasilkan dengan Makassar
menghambat saraf spinal di dalam ruang C. Populasi dan Sampel penelitian
subaraknoid oleh zat-zat anestetik lokal. 1. Populasi
Teknik anastesi spinal banyak digunakan Populasi dalam penelitian ini
karena merupakan teknik yang sederhana, adalah semua resep pasien operasi
efektif, aman terhadap sistem saraf tidak caesar di Apotek RSUD Labuang
menyebabkan konsentrasi plasma yang Baji Makassar yang berjumlah
berbahaya, memberikan tingkat analgesia 239 pasien dalam 1 tahun.
bagian yang lebih luas pada tubuh
2. Sampel atau hilangnya rasa pada daerah
Sampel dalam penelitian ini adalah tertentu yang di inginkan pada
resep pasien operasi caesar selama 6 sebagian kecil daerah tubuh.
bulan terakhir yaitu Januari, Februari, 3. Pola penggunaan meliputi jenis
Maret, April, Mei dan Juni tahun 2016 obat, rute/cara pemberian obat dan
di instalasi bedah RSUD Labuang Baji dosis penggunaan obat.
Makassar. Sampel dihitung
menggunakan rumus Slovin dengan HASIL
tingkat kesalahan 5%, sehingga Pola penggunaan obat anestesi pada
diperoleh sampel sebanyak 149 pasien. tindakan operasi caesar di instalasi bedah di
rumah sakit Labuang Baji Makassar selama
Tahun 2016 (Bulan Januari sampai Juni).

Tabel 1. Jumlah pasien yang mendapat


tindakan Operasi Caesar di Instalasi Bedah
D. Pengumpulan Data di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
Data jumlah pasien operasi caesar
diambil dari bagian rekam medik, data Jumlah Persentase
kemudian dimasukkan dengan melihat No. Bulan
pasien (100%)
lembar resep obat anestesi yang masuk 1 Januari 34 22,82
di apotek.
2 Februari 17 11,41
3 Maret 23 15,44
E. Tehnik Pengolahan Data
4 April 25 16,78
Data yang diperoleh diolah dengan
tehnik statistik deskriptif yaitu rata- 5 Mei 25 16,78
rata persentase kemudian hasilnya 6 Juni 25 16,78
dibuat dalam bentuk tabulasi dan Total 149 100
narasi.

F. Analisis Data Tabel 2. Persentase jenis anestesi pada


Data yang diperoleh dengan tindakan Operasi Caesar di instalasi bedah
menggunakan lembar observasi di rumah sakit Labuang Baji Makassar.
kemudian ditabulasi dengan
menghitung persentase setiap item.
Data akan disajikan dalam bentuk
tabel serta dengan penjelasan- Persentase
penjelasan yang diperlukan dan ditarik Jenis Jumlah (100%)
No.
kesimpulan Anestesi pasien

G. Definisi Operasional
Variabel-variabel dalam penelitian ini 97,32
Anestesi
secara operasional didefinisikan 1. 145
Spinal
sebagai berikut :
1. Pasien operasi caesar yang
dimaksud dalam penelitian ini 2,68
adalah semua pasien kandungan Anestesi
2. 4
yang dilakukan tindakan Umum
pembedahan untuk mengeluarkan
janin. 100
2. Anestesi merupakan obat yang Total 149
digunakan untuk menghilangkan
rasa nyeri yang dapat menyebabkan
hilangnya kesadaran total atau
Dosis Propof 2 – 12
N IV
Jenis Obat (mg/kgb Rute ol mg
o.
b)
Maintena Isoflur 0,5 - 3 Inhala
Anestesi 3.
nce an % si
Spinal
1. Data Sekunder, 2016
Bupivakain 12,5 mg Spinal
Berdasarkan data tabel di atas dapat
diperoleh bahwa Jenis obat anestesi yang
2. Anestesi digunakan saat induksi adalah Ketamin,
. Umum Fentanil, dan Propofol.
1-2 PEMBAHASAN
Ketamin IV
mg/kgbb Telah dilakukan penelitian Pola
Penggunaan Obat Anestesi Pada Tindakan
1-3 Operasi Caesar diinstalasi Bedah Sentral di
Fentanil IV
mg/kgbb Labuang Baji Makassar,berdasarkan data
yang diambil di bagian rekam medik
Propofol 2-12 mg IV diperoleh data Tindakan Operasi Caesar di
Instalasi Bedah Sentral di RSUD Labuang
Isofluran 0,5-3 % Spinal Baji Makassar pada bulan Januari sampai
Data Sekunder, 2016 Juni. Sampel penelitian sebanyak 149
pasien Operasi Caesar. Data dari bagian
Tabel 3. Pola Penggunaan Obat Anestesi rekam medik kemudian dicocokkan dengan
Spinal Pada Tindakan Operasi Caesar laporan anestesi di instalasi bedah sentral
sehingga diperoleh rincian data 145 orang
Berdasarkan data tabel di atas dapat (97,32%) pasien yang mendapat anestesi
diperoleh bahwa Jenis obat anestesi spinal dan 4 orang (2,68%) pasien yang
digunakan Bupivakain dengan dosis 12,5 mendapat anestesi umum (Tabel.2).
mg. Anestesi spinal menjadi pilihan utama
dalam operasi caesar,tetapi ada kasus-kasus
Tabel 4. Obat Kombinasi Yang di Berikan tertentu yang dilakukan anestesi umum
Pada Operasi Caesar. seperti perdarahan aktif sebelum
melahirkan, pasien kejang, kehamilan diluar
Jenis kandungan. Pemilihan anestesi spinal
Obat memberikan keuntungan seperti mula kerja
N dan masa pulih anestesi yang relatif mudah
Tahap Aneste Dosis Rute
o dan kualitas blokade sensorik dan motorik
si
Umum serta memungkinkan ibu tetap sadar pada
waktu melahirkan.
Antie Hasil menunjukkan bahwa untuk
metik obat anestesi spinal yang digunakan hanya
50 mg IV Bupivakain dengan dosis 12,5 mg (Tabel.3).
Ranitid
ine Walaupun banyak anestesi lokal yang lain
Premedi tetapi Bupivakain tetap menjadi pilihan
1.
kasi utama dalam anestesi lokal. Hal ini
0,05 -
Ondan 0,1 disebabkan karena Bupivakain merupakan
IV anestetik lokal yang mempunyai masa kerja
cetron mg/kgb
b yang panjang dengan efek blokade terhadap
saraf sensorik lebih besar dari pada motorik,
1–2 karena efek ini Bupivakain saat ini lebih
Ketami popular digunakan untuk memperpanjang
mg/kgb IV
n anelgesia pada tindakan operasi caesar.
b
Dari data dalam tabel 4 diatas dapat
2. Induksi
dilihat bahwa penggunaan obat anestesi
1–3
Fentan umum untuk tindakan operasi caesar
mg/kgb IV
il berbeda untuk tiap tahap. Pada tahap
b
premedikasi digunakan obat Antiemetik
yaitu Ondancetron dengan dosis 0,05-0,1 koroner juga berdilatasi dan aliran koroner
mg/kgbb, Ranitidin dengan dosis 50 mg juga dipertahankan walaupun konsumsi
secara intravena untuk menekan mual dan oksigen berkurang, sehingga isofluran
muntah. Obat-obat golongan hipnotik dipandang lebih aman untuk pasien dengan
sedatif dan anelgesik narkotik tidak riwayat penyakit jantung
digunakan pada operasi caesar karena dapat
mempengaruhi bayi dan dapat KESIMPULAN
menyebabkan bayi tertidur (sleeping baby). Berdasarkan hasil penelitian dan
Pada tahap induksi digunakan obat pembahasan maka dapat disimpulkan
anestetik intravena seperti Fentanil dengan bahwa pola penggunaan obat anestesi yang
dosis 1-3 mg/kgbb, Propofol dengan dosis diberikan pada pasien operasi caesar sesuai
2-12 mg. Ketamin dengan dosis 1-2 dengan protab yang ada di rumah sakit
mg/kgbb. Fentanil merupakan opioid yang labuang baji makassar. Anestesi spinal
banyak digunakan dibandingkan morfin tetap menjadi pilihan utama untuk tindakan
karena menimbulkan anelgesia anestesia operasi caesar dengan menggunakan obat
yang lebih kuat dengan depresi napas lebih Bupivakain dosis 12,5 mg/kgbb yang
ringan walaupun dosisnya besar, kesadaran diberikan melalui rute spinal. Pada anestesi
tidak sepenuhnya hilang, stabilitas tekanan umum digunakan obat anestesi Ketamin,
darah dan depresi napas lebih singkat Fentanil, Propofol dan Isofluran. Pada
karena itu fentanil lebih disukai dari pada tahap premedikasi digunakan obat
morfin khususnya untuk dikombinasi antiemetik seperti Ranitidin dan
dengan anestetik inhalasi. ondancetron. Pada tahap induksi digunakan
Pemilihan propofol atau ketamin Ketamin, Fentanil dan Propofol sebagai
disesuaikan dengan tekanan darah dari anestesi intravena. Pada tahap maintenance
pasien, jika tekanan darahnya tinggi maka digunakan gas anestesi Isofluran yang
digunakan propofol, tapi jika tekanan diberikan secara inhalasi.
darahnya turun maka digunakan ketamin.
Ketamin dengan dosis 1-2 mg/kgbb SARAN
mempunyai sifat anelgetik dan anestetik. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
Ketamin adalah salah satu anestetik yang untuk meneliti interaksi yang terjadi antara
merangsang kardiovaskular karena efek obat-obat yang digunakan khususnya obat-
perangsangnya pada pusat saraf simpatik. obat anestesi umum.
Tekanan darah, frekuensi nadi dan curah
jantung naik sampai 25% sehingga ketamin DAFTAR PUSTAKA
bermanfaat untuk pasien dengan resiko
hipotensi dan asma. Propofol dengan dosis Ayu Renggonowati dan Machmudah,
2-12 mg mg/kgbb dapat menimbulkan 2014,. Pengaruh mobilisasi dini
induksi anestesi yang cepat serta memiliki terhadap peristaltik usus pasca
waktu pemulihan yang lebih baik operasi dengan anestesi spinal di
dibandingkan dengan penggunaan anestetik RSUD Tugurejo Semarang.
lain juga kurang menyebabkan mual dan (online), di akses 15 Mei 2017.
muntah pasca bedah.
Pada tahap Maintenance digunakan Catharine Parker-Littler, 2010, Konsultasi
gas anestesi Isofluran. Isofluran dialirkan Kebidanan. Penerbit Erlangga.
melalui mesin anestesi dengan dosis 0,5- Jakarta
3%. Isofluran dapat menjaga kestabilan
irama jantung tetap stabil, pemulihan cepat, Dr.S.L.Purwanto Hardjosaputra, 2008,
tidak menimbulkan efek hepatotoksik, Data Obat di Indonesia. Penerbit
nefrotoksik dan berefek bronkodilatasi, PT. Muliapurna Jaya terbit
sehingga baik untuk pasien dengan riwayat
penyakit paru. Isofluran juga dapat Hunter D. Nainggolan, 2014.
merelaksasi otot rangka lebih baik, tekanan Perbandingan anestesi spinal
darah dapat turun dengan cepat dengan menggunakan hiperbarik13,5 mg
makin dalamnya anestesia, tetapi curah dengan Isobarik 13,5 mg tehadap
jantung dapat dipertahankan, pembuluh mula dan lama kerja blokade
sensorik, (online), di akses 15 Mei Siregar C.J.P, 2006, farmasi Klinik Teori
2017. dan Penerapan. Buku
Kedokteran, Jakarta.
Dinkes, 2014. Profil Rumah Sakit Labuang
Baji. Makassar, (online), Sukandar Elin Yulinah, Prof.Dr., Apt., dkk,
(http://listrumahsakit.com/profil- 2009, ISO Farmakoterapi. PT.
rsu-labuang-baji/ di akses 17 Mei ISFI Penerbitan, Jakarta.
2017)
Sulistia, Gan Gunawan, 2010, farmakologi
Ika Rahma, 2010, NSAD Analgesik dan Terapi, Edisi V, Bagian
Antipiretik.html (online) diakses Farmakologi dan Terapeutik
15 Mei 2017 Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Liu David T.Y, 2008, Manual Persalinan Tjay T.H dan Rahardja K, 2010, Obat –
edisi II. Penerbit Buku Obat Penting, Edisi Ke VI cetakan
Kedokteran, Jakarta. ketiga, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Prof. Dr. Ida Bagus, 2010, Buku Ajar
Pegantar Kuliah, Tehnik Operasi Vicky Chapman dan Cathy Charles, 2009,
Obstetri dan Keluarga Berencana. Persalinan dan Kelahiran Asuhan
Kebidanan, Penerbit Buku
Prof. Dr. Midian Sirait, Apt, 2013, Kedokteran. EGC
Informasi Spesialite Obat
Indonesia volume 47, Penerbit William R. Forte dan Oxorn Harry, 2010,
PT.ISFI Penerbitan. Ilmu kebidanan, Patologi dan
Fisiologi Persalinan.
Schmitz, Gery, dkk, 2009, Farmakologi
dan toksikologi, Edisi III. Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai