Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN

ENDOSKOPI LAPARASKOPI
Pengertian Endoskopi

Endoskopi yang digunakan dalam penilaian saluran pencernaan termasuk


fibroscopy / esophagogastroduodenoscopy (EGD), enteroscopy usus kecil,
kolonoskopi, sigmoidoskopi, proctoskopi, anoskopi, dan endoskopi melalui
ostomy. Esophagogastroduodenoscopy Fibroscopy dari saluran pencernaan
bagian atas memungkinkan visualisasi langsung dari esofagus, lambung, dan
mukosa duodenum melalui endoskopi menyala (gastroscope).

EGD adalah penting ketika esofagus, lambung, duodenum atau


gangguan atau inflamasi, neoplastik, atau proses infeksi yang
dicurigai. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi esophageal dan motilitas lambung dan
mengumpulkan sekresi dan spesimen jaringan untuk analisa
lebih lanjut. (Brunner & Suddarth’s, 2010 hal 991)
TUJUAN PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
Tujuan pemeriksaan endoskopi (Agus priyanto dkk,2009, hlm.14) :
(1)     Diagnostik
a)        Untuk menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada pemeriksaan radiologi
menunjukkan hasil yang meragukan atau kurang jelas.
b)        Untuk menentukan diagnosis pada klien yang sering mengeluh nyeri epigastrum,
muntah-muntah, sulit atau nyeri telan. Sedangkan radiologi menunjukkan hasil yang normal.
c)        Melaksanakan biopsi atau sitologi pada lesi-lesi di saluran pencernaan yang diduga
keganasan.
d)       Untuk menentukan sumber pendarahan secara cepat dan tepat.
e)        Memantau residif pada keganasan maupun menilai klien pasca-bedah.
f)         Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
  PERSIAPAN DAN KLIEN
DENGAN ENDOSKOPI
a.    Pra endoskopi
1.    Persiapan umum
2.      Persiapan khusus
b.   Post Endoskopi
D. PENGGUNAAN ALAT ENDOSKOPI

1.    Endoskopi atas


2.    Esofagoskopi
3.    Gastroskopi

4.    Duodenoskopi

5.    Enteroskopi
6.    Kolonoskopi
7.    Endoskopi kapsul
PERAWATAN KLIEN DENGAN ENDOSKOPI

Perawatan Klien pra-Endoskopi (Agus Priyanto, dkk,2009,Hlm. 51)


1.    Beri waktu untuk mengungkapkan rasa takut, cemas dan masalah
yang dirasakan.
2.    Mantapkan klien pada penjelasan dokter tentang prosedur
3.    Puasakan klien selama 6-8 jam sebelum tindakan
4.    Lepaskan gigi palsu dan plat parsiar bila klien memakai alat bantu
tersebut
5.    Jaga kebersihan mulut (hygiene oral)
6.    Persiapkan premedikasi
Perawatan Klien post – Endoskopi (Agus Priyanto, dkk,2009,Hlm. 52)
1.      Berikan bantuan dan atau latihan pada klien untuk membalik dan napas
dalam tiap 2 jam.
2.      Anjurkan dan siapkan untuk kumur salin hangat
3.      Siapkan dan berikan cairan hangat sampai klien mampu untuk menlan
tanpa ketidaknyamanan kemudian makan sesuai diet yang ditentukan.
4.      Jaga kebersihan mulut (hygiene oral)
5.      Berikan penjelasan mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan
pada dokter. Misalnya peningkatan nyeri / nyeri telan, pendarahan , kesulitan
bernapas , dan muntahan .
6.      Ajak tukar pendapat tentang latihan napas dalam dan kebersihan mulut.
7.      Sampaikan untuk rawat jalan terus-menerus sampai dinyatakan sembuh
LAPARASKOPI
DEFINISI
Laparoscopy adalah prosedur untuk melihat rongga perut melalui sebuah
teleskop yang dimasukkan melalui dinding perut. Melalui teleskop, prosedur
pembedahan lebih jelas terlihat karena bisa dilakukan pemaparan yang lebih
baik pada rongga panggul karena efek pembesaran dari teleskop.
Pada bidang ginekologi (kesehatan organ
reproduksi wanita),  kondisi yang dapat
ditangani dengan teknik laparoscopy
antara lain mioma uteri, tumor ovarium,
nyeri haid, endometriosis, adenomiosis,
infertilitas, sterilisasi tuba, pelengketan
saluran tuba, pelengketan organ genitalia,
kehamilan di luar kandungan,
pengangkatan rahim atau ovarian drilling
Laparoskopi, yang merupakan revolusi besar di bidang ilmu bedah, kini banyak
dipilih karena prosedurnya yang mudah serta waktu operasi yang relatif singkat
dan lama pemulihan pasca operasi yang lebih singkat ketimbang konvensional.

Ukuran lubang yang diperlukan untuk operasi


hanya kurang lebih 0,5-1,5 cm, jauh lebih kecil
dibandingkan ukuran lubang untuk operasi
konvensional. Karena alasan inilah maka
operasi laparoskopi disebut juga bandaid
surgery atau keyhole surgery. Operasi ini
disebut juga minimal invasive, karena bagian
tubuh dibuka dengan sedikit sayatan saja.
Alhasil, kerusakan pada jaringan tubuh dan
jumlah perdarahan pun dapat diminimalisir,
pasien pun dapat pulih dengan lebih cepat
Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum
dapat dibagi dalam dua kelompok yakni untuk
mengetahui penyebab dari suatu penyakit
(diagnosis) dan untuk mengatasi masalah
tersebut (terapi). Sebagai alat diagnostik,
laparoskopi seringkali digunakan untuk
mendiagnosis penyebab dari ketidaksuburan
(infertilitas), terutama untuk pasangan yang
telah lama mencoba berbagai cara untuk
mendapatkan anak.
INDIKASI
Indikasi Diagnostik
·         Diagnosis diferensiasi patologi genetalia interna
·         Infertilitas primer dan atau sekunder
·         Second look operation,apabila diperlukan tindakan berdasarkan
operasi sebelumnya
·         Mencari dan mengangkat translokasi AKDR.
·         Pemantauan pada saat dilakukan tindakan histeroskopi Indikasi terapi
·         Kistektomi ,miomektomidan histerektomi
·         Hemostasis perdarahan  pada perforasi uterus akibat tindakan sebelumnya.
Indikasi operatif terhadap adneksa
 KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi absolut
·         Kondisi pasien yang tidak memungkinkan dilakukannya anestesi
·         Diatese hemoragik sehingga mengganggu funsi pembekuan darah
·         Peritonitis akut terutama yang mengenai abdomen bagian atas ,
disertai dengan distensi dinding perut ,sebab kelainan ini merupakan
kontraindikasi untuk melakukan pneumoperitonium.
Kontraindikasi relatif
·         Tumor abdomen yang sangat besar,sehingga sulit untuk memasukkan
trokar kedalam rongga pelvis oleh karena trokar dapat melukai tumor
tersebut
PROSEDUR LAPAROSKOPI OPERATIF

Tiga atau lebih sayatan kecil (5-10 mm) dibuat di perut untuk
memungkinkan port akses untuk dimasukkan. Para laparoskop dan
instrumen bedah yang akan dimasukkan melalui port ini. Ahli bedah
kemudian menggunakan laparoskopi, yang mentransmisikan gambar
organ-organ perut pada monitor video, yang memungkinkan operasi
untuk dilakukan. Operasi Laparoskopi usus dapat digunakan untuk
melakukan operasi berikut:
1.   Proctosigmoidectomy
2.  Right colectomy atau Ileocolectomy
3. Total abdominal colectomy
4. Fecal diversion.
5. Abdominoperineal resection.
6. Rectopexy
7. Total proctocolectomy.
Pre laparoskopi
Secara umum sebelum memulai anestesi, dilakukan terlebih dulu
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Karena perubahan tekanan
hemodinamik dan respirasi terjadi pada pasien selama prosedur
laparoskopi, evaluasi sebelum operasi difokuskan untuk
mengidentifikasi pasien dengan penyakit paru berat dan gangguan fungsi
jantung serta pengkajian per sistem.
Sebelum dilakukan laparoskopi perlu dilakukan hal-hal berikut.
a.       Informed consent
b.      Pasien di rawat minimal 12 jam pra-operasi dengan membawa
hasil pemeriksaan laboratorium
c.       Puasa selama 8 jam sebelum tindakan operasi
d.      Pembersihan kulit bagian pusar
e.       Di lakukan pengosongan usus besar untuk membuang sisa-sisa
kotoran
f.       Antibiotik profilaksis
g.      Dilakukan penandaan area operasi
  Post laparoskopi
Perawat recovery room menjaga
kondisi pasien sampai pasien sadar
penuh agar bisa dikirim kembali ke
ruang rawat inap adalah satu tugas
perawat ruang pemulihan. Perawat
ruang pulih sadar bertugas
memonitoring haemodinamik
pasien selama 2 jam post operasi.
Hemodinamik dipantau terkait efek
anastesi selama operasi atau
gangguan hemodinamik akibat
nyeri yang dirasakan pasca operasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai