1514
Nama Pasien :
Umur/Jenis Kelamin :
No.Rekam Medis :
Kelas/Kamar :
Tgl/Jam :
TINDAKAN APENDEKTOMI
Dokter pelaksana tindakan
Pemberi Informasi
Penerima Informasi/
Pemberi Persetujuan *
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI PARAF
APPENDISITIS (radang usus buntu ) Adalah peradangan usus buntu yg
disebabkan oleh sumbatan usus yang buntu (tidak berujung) yang
mengakibatkan peningkatan jumlah kuman dan menimbulkan
peradangan yang dapat berakibat pecahnya usus buntu tersebut. Usus
buntu yang terinfeksi di terapi dengan cara operasi appendektomi
(pengangkatan usus buntu). untuk mencegah perkembangan lebih
Diagnosis (WD dan lanjut dari penyakit ini berupa usus buntu yag pecah, pembentukan
1 nanah dalam rongga perut , kerusakan organ sekitar usus buntu
DD)
termasuk usus kecil (ileum ) , usus besar (sekum ) dan organ lain yang
terletak disekitar usus buntu termasuk saluran kencing ( ureter kanan).
Perluasan usus buntu yang terinfeksi dapat terjadi 6 jam setelah timbul
gejala nyeri perut di bagian kanan bawah. Atau bisa lebih lama bila usus
buntu terletak di lokasi yang tidak lazim atau perut bagian belakang
(retroperitoneal ).
Diagnosa usus buntu dapat ditegakkan berdasarkan klinis yaitu
anamnesa (wawancara keluhan dan perjalanan penyakit dapat berupa
sakit perut, disertai mual dan muntah, nafsu makan menurun dan
demam) keluhan dapat ditemukan sebagian atau seluruhnya karena
kadar nyeri, mual atau muntah sifatnya subyektif (sangat individual),
pemeriksaan fisik (pasien sakit ditekan diperut bagian kanan bawah)
dan hasil laboratorium yang sering ditemukan peningkatan sel darah
putih (lekositosis) meskipun kadang lekositnya normal.
Dalam keadaan tertentu atau gejala yang belum jelas pemeriksaan
penunjang seperti USG dapat membantu menegakkan diagnosa usus
2 Dasar diagnosis buntu, namun hasil pemeriksaan USG yang normal tidak dapat
menghilangkan diagnosa usus buntu yang meradang (appendisitis)
karena pemeriksaan ini sifatnya menunjang bukan menghilangkan
kemungkinan diagnosa appendisitis selain itu hasil pemeriksaan sangat
tergantung dari operator (dokter yang melakukan pemeriksaan USG).
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat membantu menegakkan
diagnosa appendisitis adalah appendikografi . Appendikografi adalah
pemeriksaan radiologi yang menggunakan zat kontras untuk melihat
keadaan usus buntu. Hasil positif pemeriksaan ini berupa usus buntu
yang tidak terisi zat kontras (non filling appendix) atau gambaran
dinding usus buntu yang tidak rata (irreguler).
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI PARAF
Pengangkatan usus buntu (APPENDEKTOMI). Operasi ini dilakukan
dengan menggunakan anestesi umum ( bila usus buntu sudah pecah
atau usus buntu yang sederhana tetapi pasiennya adalah anak anak )
atau dilakukan anestesi (pembiusan) regional (pasien sadar tetapi tidak
merasakan sakit atau mati rasa dari kaki sampai setinggi umbilikus/ tali
pusat).
Setelah dinding perut dibuka maka appendiks atau usus buntu dikenali
dan dipotong untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik (patologi
anatomi), bila memungkinkan puntung usus buntu yang terletak di usus
besar (sekum) di jahit dua lapis, bila tidak memungkinkan karena
peradanag berat maka jahitan satu lapis sudah cukup. Dalam keadaan
tertentu usus buntu sulit dikenali karena peradangan yang berat
3 Tindakan Kedokteran ataupun karena letaknya yang tidak lazim ataupun pada keadaan
mencurigakan pasien menderita TBC usus maka dalam keadaan ini
usus buntu lebih aman tidak diambil mengingat resiko yang dapat
terjadi bila pengangkatan appendix dipaksakan.
Kemudian luka dijahit lapis demi lapis . Jahitan kulit dapat dipilih oleh
dokter bedah dengan jahitan benang yang tidak dicopot atau dengan
benang yang harus di copot tergantung keadaan usus buntu yang
ditemukan saat operasi. Untuk peradangan usus buntu yang lanjut baik
abses appendiks, appendiks infiltrat (perlengketan usus buntu dengan
jaringan sekitar) atau appendiks perforasi (usus buntu pecah dan perut
berisi nanah). maka dalam keadaan ini sayatan dilakukan di tengah
secara memanjang dengan tujuan mengangkat usus buntu dan
membersihkan seluruh rongga perut dari nanah sampai bersih. Karena
dalam keadaan ini nanah mengisi sebagian besar rongga perut yang
tidak mungkin dilakukan hanya dengan sayatan sebelah kanan bawah.
Setelah usus buntu diangkat dan rongga perut dicuci , dinding perut
ditutup dengan lazimnya menggunakan benang yang dicopot atau
menggunakan stappler. Operasi ini dikenal sebagai LAPAROTOMI
(membuka rongga perut dengan sayatan pada garis tengah untuk
pasien dewasa. Untuk pasien anak maka sayatan melintang di bawah
pusat).
Indikasi tindakan appendektomi adalah pasien yang didiagnosa sebagai
appenditis klinis, ataupun radiologis. Indikasi laparotomi adalah abses
4 Indikasi Tindakan
appendiks, appendiks infiltrat ataupun peritonitis yang diakibatkan oleh
appendisitis.
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI PARAF
5 Tata Cara Sesuai SPO Apendektomi
Appendektomi adalah membuaang usus buntu yang meradang. Pada
laparotomi tujuannya adalah mengangkat usus buntu (appendektomi)
6 Tujuan
yang menjadi sumber infeksi serta membersihkan perut dari
kontaminasi nanah akibat usus buntu yang sudah pecah.
Resiko dari appendisitis atau peradangan usus buntu adalah perforasi
7 Risiko (pecah) dan bila pecah ada resiko infeksi menyebar (sepsis).
Resiko ini meningkat bila operasi berlangsung lebih lama atau terjadi
kesulitan operasi karena letak usus buntu yang tidak lazim atau sulit
ditemukan biasanya berada dibelakang lapisan perut (retroperitoneal).
Bila hal ini terjadi maka dilakukan pembukaan beberapa benang jahitan
untuk memudahkan keluarnya nanah. Resiko lain adalah luka yang
susah mengering tampak adanya jaringan berwarna merah ( granuloma
). Hal ini disebabkan oleh reaksi tubuh yang berlebihan terhadap
benang yang ditanam dalam otot dinding perut. Dan biasanya luka akan
menutup setelah benang dikeluarkan baik secara spontan oleh tubuh
ataupun ditarik oleh pasien setelah tampak dari luar.