Anda di halaman 1dari 10

Laporan Plenary Discussion

Blok 5 Skenario 2

Tutorial 8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Telp. (0274) 387656, Fax (0274) 387646

Website :www.umy.ac.id

2017
Nama Anggota :
Rindha Larasati (20170340032)

Hany Artamevia Adriana (20170340048)

Mitha Novianti (20170340056)

Wegig Bahri Rizqo Al Firdaus (20170340062)

Ibnu Mas’ud (20170340065)

Alba Aldama Mubarrok (20170340068)

Dea Rachnadewi Saraswati (20170340070)

Grandys Ayu Wibowo (20170340078)

Novia Silla Wardani (20170340083)

Tsabita Angger Pangestuti (20170340090)

Masayu Nur Ainun Arief (20170340098)

Eni Puji Rahayu (20170340108)

Rina Suharti (20170340109)

Asmira Rustam (20170340112)


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan diskusi pleno pada
blok 5 skenario 2 ini. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Laporan ini disusun guna melengkapi tugas dalam hasil diskusi tutorial dengan
menggunakan bahasa Indonesia pada blok 5 skenario 2 program studi Kedokteran Gigi
Fakuktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan yang mendalam
karena laporan ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, seta bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena Nya kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT
2. Orang tua penulis yang sealu mendoakan
3. drg. Edwin sebagai tutor pada kelompok tutorial 8
4. Teman teman kita tercinta
5. Dan semua yang telah membantu kita dalam pengerjaan laporan
diskusi pleno ini

Semoga Laporan Diskusi Pleno ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
menambah ilmu pengetahuan. Laporan ini disusun sebaik-baiknya, namun masih terdapat
kekurangan di dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.

Yogyakarta, 19 April 2018

Penulis (anggota kelompok tutorial 8)


BAB I

PENGENALAN

1.1 Latar Belakang Studi


Dento-craniofacial Growth and Development merupakan Blok Kelima dari
kurikulum 2017 tahap sarjana (S1) di Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam
diskusi plenary di blok ini menjelaskan bahwa Mahasiswa Kedokteran Gigi dapat
menjelaskan tentang Labiopalatoschisis

1.2 Objek Penelitian


1. Laporan ini ditulis sebagai laporan skenario 2 diskusi blok lima sehingga siswa dapat
memahami secara teoritis.
2. Penulis dapat menyelesaikan kasus yang diberikan dalam skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran dengan diskusi kelompok
3. Mencapai tujuan metode belajar tutorial.
_

2.1. Skenario
A-4-years-old female patient accompanied with her aunt come to dental clinic to
consult about her lip and palate condition. She has cleft on her upper lip and
palate since she was born. Her aunt said that her mother often got ill and took
medication without doctor’s prescription during pregnancy. Patient’s physical
examinations show that she is skinny, the size of her upper jaw is small, and
asymmetry, further more the number of her teeth are less than normal. She
feels unconfident and inferior because of her condition. According to her aunt,
both of her parents feel embarrassed due to their child condition.

2.2. Seven Jumps


2.2.1. Klarifikasi Istilah Sulit
Palate : palatum
Cleft : celah
Asymmetry : tidak simetri

2.2.2. Menetapkan Permasalahan


1. Apa diagnosis pada kasus tersebut ?
2. Etiologi kasus tersebut ?
3. Patogenesis kasus tersebut?
4. Klasifikasi kelainan
5. Akibat dari kelainan kasus tersebut pada rongga mulut
6. Perawatan terhadap kasus tersebut
7. Peran orangtua menangani kasus tersebut

2.2.3. Analisis Masalah


1. Diagnosis pada kasus tersebut adalah labiopalatoschisis
2. Etiologi
- Faktor genetic/internal :
 seperti perkawinan sedarah. Pada penelitian Schroder
missal ada perkawinan sedarah maka bila ibu memiliki
anak 4 maka 1 terkena labioschisis dan 3 normal
- Faktor eksternal
 Konsumsi obat-obatan saat hamil ex : kortison dan aspirin
 Trauma pada saat hamil trisemester pertama
 Infeksi (virus,syphilis,rubella)
 Defisiensi asam folat
 Factor sindromik
Factor yang berhubungan dengan malformasi dan sindrom
tertentu, kasusnya 30% kebanyakan sindrom van der
wounde
 Factor nonsindromik
Factor yang tidak berhubungan dengan malformasi dan
sindrom tertentu , kasusnya 70%.

3. Patogenesis
 Disebabkan oleh defek sel mesenkin yang gagal
berproliferasi dan bermigrasi,
 Jika kerusakan terjadi pada prosessus maxillaris dan
prosessus nasalis media maka celah yg akan terjadi pada
salah 1 bibir saja
 Jika defeknya terjadi diantara prosessus nasalis media saja
maka akan terjadi celah media maxilla
 Jika defeknya terjadi antara prosessus mandibula maka
akan mengakibatkan celah mandibula media
 Celah palatum diakibatkan oleh kondisi yg dapat
menghambat pertumbuhan dan fusi dari palatum shelves,
jika penghambatannya terjadi pada tahap akhir
perkembangan , maka efeknya masuk dalam kategori
ringan , tetapi jika terjadi pada awal perkembangan dapat
menyebabkan kelainan yang semakin kompleks.
4. Klasifikasi kelainan
 Hanya 1 sisi tetapi tdk sampai hidung (unilateral
incomplete)
 Hanya 1 sisi sampai hidung (unilateral complete)
 2 sisi sampai hidung ( bilateral complete) terdapat juga
bilateral incomplete.
5. Akibat dari kelainan kasus tersebut pada rongga mulut
 Kesulitan makan,minum , bicara dan menelan
 Lebih mudah terkena infeksi saluran pernapasan
 Gangguan perkembangan pembentukan wajah dan
pertumbuhan gigi
 infeksi pendengaran
 gangguan pendengaran
Masalah gigi kongenital missingteeth terutama gigi premolar ,
dan insisivus lateral ; supernumerary teeth (terjadi pd daerah
premaxilla dan dekat celah) ; fused teeth ; malformed teeth ;
erupsi gigi geligi terlambat.
6. Perawatan pada kasus
melibatkan dokter spesialis anak, dokter THT, dokter bedah
mulut, dokter gigi, dokter ahli rehabilitasi suara, prostodontis,
ahli saraf, psikolog, perawat, ahli gizi, otolaryngologist (berperan
dalam mendiagnosis dan pengaturan dari penyimpangan yg
berhubungan dg kepala dan leher). Karena ACPA menyatakan
bahwa agar perawatan kelainan celah bibir dan langit langit dpt
berjalan dengan baik , minimal melibatkan 3 spesialis : bedah
plastic( berperan dalam merekontruksi celah bibir dan langit
langit), ortodontis (berperan dlm memperbaiki oklusi untuk
mencapai fungsi yg optimal) dan speech terapist (menangani
masalah perkembangan bicara) karena pada anak dengan bibir
sumbing tdk dpt mengucapkan beberapa huruf huruf tertentu :
P,B,T,D,K,G.
7. Peran orang tua pada kasus
Edukasi untuk anak dengan baik dan benar
Memilih perawatan yang sesuai untuk anak
2.2.4. Menetapkan tujuan belajar

1. Etiologi kasus
2. Patogenesis
3. Klasifikasi kelainan
4. Perawatan pada kasus tersebut
5. Peran orang tua pada kasus tersebut

2.2.5. Mengumpulkan informasi tambahan


1.
2.2.6.

BAB III

KESIMPULAN DAN REFERENSI

3.1. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai