01 SelasaNOV 2011
POSTED BY LENGKU IN KEPERAWATAN INTERNA
≈ TINGGALKAN KOMENTAR
Tag
Conditions and Diseases, Dan (rank), Ear, Ear Nose and Throat, Health, Infection, Otitis
media, Pseudomonas aeruginosa
A. Pengertian
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel smatoid.
Otitis media terbagi menjadi 2 yaitu :
Otitis media superatif kronika (OMSK) atau otitis media perforata (OMP) adalah
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret
yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.
Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
(Soepadi, Arsyad, E., 1998)
Yaitu telinga penderita terdapat kolesteatoma (dengan atau tanpa infeksi) atau
perforasi membran timpani kronika dengan infeksi (tanpa kolesteatoma) dengan
gejala otore.
1. B. Etiologi
Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK
adalah P.aeruginosa dan S. aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan
dalam penelitian.Jamur biasanya jarang muncul kecuali bila terdapat super
infeksi pada liang telinga.(Buchman,2003).
Faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK yaitu :
1. Perforasi pada marginal atau pada titik atau sentral yaitu perforasi yang
terletak di pers flaksida pada membran timpany.
2. Abses / fistel netro-aurikuler (belakang telinga)
3. Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam
telinga tengah.
4. Adanya sekret berbentuk nanah dan berbau khas.
(Soepadi, Arsyad E, 1998)
D. Patofisiologi
Otitis media akut dengan perforasi membran tympani menjadi otitis media
supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan bila proses infeksi
kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif sub akut, beberapa faktor yan
menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi
yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah
(gizi kurang), letak higiene buruk. (Soepardi, Arsyad, E., 1998)
F. Komplikasi
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Labiringitis
4. Paralisis saraf fasialis yaitu adanya celah-celah tulang alami yang
menyebabkan hubungan antara saraf dengan telinga tengah, maka produk-
produk infetoksik dapat menimbulkan paralisis wajah.
5. Abses esktradural adalah suatu kumpulan pos diantara dural dan tulang yang
menutupi rongga mastoid atau telinga tengah. Gejala-gejala antara lain
telinga dan kepala yang berat.
6. Abses subdural
Suatu abses subdural dapat timbul akibat perluasan langsung abses ekstradural
atau perluasan suatu tromboflebitis lewat saluran-saluran vena. Gejala-
gejalanya antara lain demam, nyeri kepala, gangguan timbul koma pada pasien
dengan otitis media supuratif kronik.
1. G. Penatalaksanaan
Prinsip dasar penatalaksanaan medis OMSK adalah (Mills,1997) :
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dilakukan pada
OMSK :
Operasi dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif
tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang
mastoid dari jaringan patologik.
Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi pada operasi
ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang
sudah meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan
patologis dan mencegah komplikasi ke intrakranial.
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi
belum merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk membuang semua
jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran
yang masih ada.
4. Miringoplasti
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe I, rekonstruksi hanya dilakukan pada membran
timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga
tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap.
5. Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih
berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran. (Soepardi, Arsyad, 1997 55-57)
Pengkajian
1. Kaji ketajaman pendengaran dan ketrampilan berkomunikasi
Kartu pengingat
Marah, bermusuhan
Kriteria hasil :
Intervensi
1. Kaji tingkat kerusakan pendengaran
2. Beri penguatan penjelasan dokter tentang kerusakan pendengaran
3. Kaji dan buat cara berkomunikasi
2. Ansietas yang berhubungan dengan kerusakan pendengaran
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
– Menyatakan pemahaman akan perubahan dan penerimaan dari situasi yang
ada.
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Adam S, George, L., 1994, ..—– Buku Ajar THT, EGC, Jakarta.