RAHMAWITA ARMAN
BP.1110322003
RAHMAWITA ARMAN
BP.1110322003
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
pada Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
RAHMAWITA ARMAN
BP.1110322003
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat Nya
dan hidayahNya, peneliti telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada Ibu Fitra Yeni,
S.Kp, MA dan Ibu Ns. Trivini Valencia, S.Kep, M.Kep sebagai pembimbing
peneliti yang telah dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing peneliti
dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga juga disampaikan
kepada Pembimbing Akademik, Ibu Vetty Priscilla, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, MPH
yang telah banyak memberi motivasi, nasehat dan bimbingan selama peneliti
Universitas Andalas.
4. Dewan penguji yang telah memberikan kritik beserta saran demi kebaikan
skripsi ini.
6. Kedua orangtua (Idet, Iwek) dan Putri Dwita Arman calon S, Kom serta
terhingga dan do’a tulusnya kepada peneliti dalam seluruh tahapan proses
semangat, dukungan, perhatian dalam segala hal, sahabat dari masa kecil yang
selalu menjadi tempat ternyaman (zelia, uni wira, bhubhu, zainatul, miss friska,
dan lainnya), sahabat (aniel, kirun, tekong, aguih, fiko dan opi) yang selalu
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
Peneliti
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................... v
Daftar Tabel........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian................................................................................................8
B. Pengetahuan............................................................................................................19
C. Motivasi ................................................................................... 25.
A. Kerangka Teori......................................................................................................30
B. Kerangka Konsep..................................................................................................31
C. Hipotesis Penelitian..............................................................................................31
A. Jenis Penelitian......................................................................................................32
D. Variabel Penelitian...............................................................................................34
E. Instrumen Penelitian............................................................................................36
F. Etika Penelitian......................................................................................................38
H. Analisis Data..........................................................................................................41
B. Karakteristik Responden.....................................................................................42
C. Analisis Univariat.................................................................................................43
D. Analisis Bivariat....................................................................................................45
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat.................................................................................................47
B. Analisis Bivariat....................................................................................................53
A. Kesimpulan.............................................................................................................59
B. Saran.........................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................61
LAMPIRAN
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
gangguan dan menyebar endemik secara cepat (Naing dkk, 2011). Demam
penyebarannya yang paling luas berada di wilayah afrika, asia tenggara, dan
amerika (Smith, 2012). Infeksi dari virus dengue meningkat selama lima dekade
terakhir dan penyakit ini sekarang menjadi penyakit endemik di 128 negara
(Dhimal dkk, 2014). Indonesia termasuk dalam salah satu negara yang endemik
demam berdarah dengue karena jumlah penderitanya yang terus bertambah dan
adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk terutama Aedes aegypti sebagai vektor penularan utama.
Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat
pola musim dan menjadi makin meningkat selama musim hujan (Sakamoto dkk,
2009 dalam Smith, 2012). Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit menular
yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat sehingga sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) (Depkes RI,
2015).
salah satu wilayah endemik DBD dan tercatat terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa)
pada tahun 2014 dimana hampir seluruh daerah wilayah kabupaten/kota endemis
DBD termasuk Kota Padang. Sampai bulan april 2015 ini di Kota Padang sudah
tercatat sebanyak 298 kasus dengan 2 orang penderita DBD meninggal dunia
Penyebaran DBD yang tinggi karena berpengaruhnya faktor cuaca dan iklim
serta musim pancaroba yang cenderung menambah jumlah habitat vektor DBD,
yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat
penampungan air lainnya) (Suhendro dkk, 2006). Kondisi ini diperburuk dengan
RI, 2010).
DBD merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis lingkungan (Ayudhya
dkk, 2014). Perilaku individu dalam pemberantasan DBD akan menjadi lebih
terarah dan kuat apabila diikuti dengan pemahaman yang baik tentang DBD dan
dalam hal ini yaitu pengetahuan dan juga keinginan yang kuat (motivasi) untuk
membuat perubahan agar terciptanya derajat kesehatan yang lebih baik (Bahtiar,
2012).
diperlukan pengetahuan dan motivasi dari diri sendiri dan masing-masing anggota
yang tersusun secara baik seperti pendidikan formal dan informasi yang tidak
tersusun secara baik seperti membaca surat kabar, pembicaraan setiap hari dengan
pengalaman diri (Suharti, 2010). Pengetahuan tentang DBD yaitu semua yang
mencakup tentang definisi DBD, tanda dan gejala, cara penularan, cara
tujuan dari setiap keluarga. Untuk mewujudkan hal tersebut maka pengetahuan
yang baik akan memotivasi keluarga untuk mencapai tujuannya dalam kesehatan
keluarga. Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
(Suryabrata dalam Djaali, 2012). Motivasi tentang DBD yaitu keadaan yang
unit terkecil dari masyarakat sehingga dengan tingginya angka kesehatan keluarga
kurangnya SDM dan tingginya biaya maka upaya tersebut menjadi kurang
masyarakat dengan mudah dan tanpa biaya mahal yaitu dengan Pemberantasan
upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat meliputi cara melakukan
dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, tempat penampungan air
air seperti drum, kendi, dan sebagainya; dan Mengubur barang-barang bekas yang
DBD. Adapun yang dimaksud dengan plus adalah Mengganti air vas bunga,
tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali;
siang; Memasang kawat kassa, upayakan pencahayaan dan ventilasi ruangan yang
Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan lain-lain (Depkes RI, 2015).
Tidak ada yang berubah dengan bionomik atau perilaku hidup nyamuk Ae
Namun pada kenyataannya kasus DBD tetap saja ada tiap tahun dan menjadi
ancaman serius bagi keluarga dan masyarakat. Menurut penelitian (Naing dkk,
2011) Hampir semua responden pernah mendengar tentang DBD namun 50,5%
salah konsep bahwa Aedes hidup di air yang kotor dan menggigit pada senja hari.
Temuan kasus DBD di Kota Padang dengan angka tertinggi berada di wilayah
kerja Puskesmas Belimbing dengan jumlah penderita DBD tertinggi pada tahun
2013 yaitu 127 orang dengan Kelurahan Kuranji sebagai kelurahan dengan jumlah
penderita DBD tertinggi di Kota Padang yaitu 71 orang. Angka tersebut jauh lebih
yaitu Kelurahan Gunung Sarik dan Kelurahan Sungai Sapih dengan masing-
pernah sebelumnya menderita DBD lebih mengetahui gejala DBD dari keluarga
yang terkena DBD dan apabila sudah disuruh oleh dinas setempat. Dan 2 keluarga
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kuranji Padang.
DBD.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan panduan bagi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk (Aedes aegypti atau Aedes albopictus) yang terinfeksi
gigitan artropoda, misalnya nyamuk, sengkerit atau lalat (Sumarmo, 2009). Virus
ini termasuk dalam genus Flavivirus dari famili Flaviviridae. Nyamuk yang
menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat
menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus dalam darahnya)
(Widoyono, 2011).
Di daerah endemis Indonesia vektor penyakit DBD utama yaitu Ae. aegypti
yang kepadatannya akan meningkat saat musim hujan, dimana banyak terdapat
Selain itu penyakit demam berdarah juga bisa ditularkan oleh nyamuk Ae.
albopictus yang kurang berperan dalam penyebaran penyakit DBD dibanding
nyamuk Ae. aegypti. Hal ini karena nyamuk Ae. albopictus hidup dan
dengan manusia dibandingkan nyamuk Ae. aegypti yang berada di dalam dan
Virus dengue berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama
dalam kelenjer liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus
dengue akan dipindahkan bersama dengan air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia
virus dengue mengalami masa inkubasi selama 4-6 hari, virus tersebut sudah
mulai terdapat dalam darah penderita dan dalam masa ini, penderita tersebut
Orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak semuanya akan
sakit demam berdarah dengue. Ada yang mengalami demam ringan dan sembuh
dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit. Tetapi
menularkan kepada orang lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularnya.
Ae. aegypti dewasa berukuran kecil dengan warna dasar hitam. Probosis
bersisik hitam, palpi pendek dengan ujung hitam bersisik putih perak. Oksiput
bersisik lebar, berwarna putih terletak memanjang. Femur bersisik putih pada
permukaan posterior dan setengah basal anterior dan tengah bersisik putih
Gambar 2.1
Nyamuk Ae. aegypti betina suka bertelur di atas permukaan air pada dinding
bagian dalam tempat-tempat yang berisi sedikit air. Air harus jernih dan
terlindung dari cahaya matahari langsung . Tempat air yang dipilih adalah tempat
air di dalam dan dekat rumah. Larva Ae. aegypti umumnya ditemukan di drum,
pada kain yang digantung dan biasanya menggigit di dalam rumah, kadang-
menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat. Hal ini
disebabkan karena nyamuk Ae. aegypti sangat sensitif dan mudah terganggu.
Keadaan ini sangat membantu Ae. aegypti dalam memindahkan virus dengue ke
perubahan biokimia pada DBD hingga kini belum diketahui secara pasti, karena
(Rampengan, 2008).
berdarah dengue yang dialami seseorang setelah terinfeksi dengan virus dengue
pertama kali kemudian mendapat infeksi ulangan dengan tipe virus dengue yang
Infection Hypothesis yaitu akibat infeksi kedua oleh tipe virus dengue yang
berlainan pada seorang penderita dengan kadar antibodi anti dengue yang rendah,
respon antibodi anamnestik yang akan terjadi dalam waktu beberapa hari akan
tinggi antibodi IgG anti dengue. Di samping itu, replikasi virus dengue terjadi
juga dalam limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam
jumlah banyak.
5. Manifestasi klinis
a. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari tanpa sebab
yang jelas, panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi dan
dari petekie (+) dengan kriteria jumlah petekie ≥20, sampai perdarahan
d. Akral dingin, nyeri otot, nyeri perut, gelisah, letargi, tidak sadar (DSS,
Berdasarkan panduan WHO tahun 2009, infeksi virus dengue pada manusia
illness), kriteria dengue tanpa tanda bahaya (dengue fever), kriteria dengue dengan
tanda bahaya (Dengue Hemorrhagic Fever) dan kriteria berat (Dengue Shock
Syndrome).
gejala klinis yang positif dan 1 hasil laboratorium yang positif. Manifestasi klinis
dapat menyebabkan DSS (dengue shock syndrome) dan akumulasi cairan dengan
a. Derajat I : Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan gejala yang
nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit
d. Derajat IV : Derajat III ditambah syok berat dengan nadi yang tidak teraba
a. Tujuan
b. Strategi
1) Kewaspadaan dini
2) Penanggulangan KLB.
4) Penyuluhan.
yaitu nyamuk aedes aegypti. Hingga saat ini pemberantasan sarang nyamuk
merupakan cara utama yang dilakukan untuk pemberantasan DBD, karena vaksin
metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu :
a. Lingkungan
ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain. Menguras bak
tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada
tempat-tempat tersebut.
4) Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya
seminggu sekali.
digunakan.
memelihara ikan pemakan jentik contohnya ikan cupang pada kolam atau
c. Kimiawi
penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.
Membunuh jentik nyamuk Demam Berdarah di tempat air yang sulit
dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk temephos (abate) atau
altosoid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air
atau 2,5 gram altosoid untuk 100 liter air. Abate dapat di peroleh/dibeli
Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD
adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan
istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, mengubur barang
(lotion anti nyamuk), memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara
perindukan vektor demam berdarah yang ada di lingkungan rumah tangga masing-
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
pancaindera. Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
secara baik, maupun informasi yang tidak tersusun secara baik. Pengetahuan yang
sedangkan informasi yang tidak tersusun secara baik melalui membaca surat
kabar, membaca majalah, pembicaraan setiap hari dengan teman dan keluarga,
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain / hal yang sangat penting
a. Tahu (Know)
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang akan diterima. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
b. Memahami (comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
c. Aplikasi (aplication)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat
d. Analisis (analysis)
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuian pada saat ini
penelitian.
a. Tingkat Pendidikan
b. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
c. Budaya
d. Pengalaman
bersifat informal.
e. Sosial ekonomi
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
“menggerakkan”. Motivasi dalam bahasa Inggris disebut motive, yang berasal dari
kata motion artinya “gerakan” atau sesuatu yang bergerak. Dalam arti yang lebih
tingkah laku. Motivasi adalah hasil proses-proses yang bersifat internal atau
eksternal bagi seorang individu yang menimbulkan sikap antusias dan persistensi
motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan pikologis yang terdapat dalam diri
oleh Maslow (1970) dalam Slameto (2010) dimana Maslow percaya bahwa
tinggal.
bernegara.
Ditinjau dari pihak yang menggerakkan, motivasi terbagi menjadi dua yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
individu itu sendiri. Biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi
motivasi yang berasal dari dalam diri yang didorong oleh faktor kepuasan
dan rasa ingin tahu. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa adanya paksaan, dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar
b. Motivasi Ekstrinsik
perangsang ataupun stimulus dari luar. Jenis motivasi ini timbul sebagai
akibat pengaruh dari luar individu, apakah adanya ajakan, suruhan, atau
golongan, yaitu :
a. Usia
menerima informasi. Akan tetapi faktor ini tidak mutlak sebagai tolak ukur
misalnya seorang yang berumur lebih tua belum tentu memiliki motivasi
b. Jenis Kelamin
fisik dan psikologis, kemampuan fisik dan psikologis perempuan dan laki-
laki berbeda.
c. Tingkat pendidikan
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
DBD, dsb. Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
(Djaali, 2012). Motivasi keluarga dalam pencegahan DBD yaitu berupa dorongan
DBD tidak akan berarti apabila tidak diikuti dengan adanya motivasi untuk selalu
keluarga yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air, mengubur barang
nyamuk, dsb (Kemenkes RI, 2015). Kesehatan keluarga dapat dinilai dari perilaku
dalam kehidupannya yang didukung dengan pengetahuan dan motivasi yang baik
Pengetahuan
Pelaksanaan
Keluarga
Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah
Motivasi Keluarga Dengue (PSN DBD)
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya (Dahlan, 2014). Penelitian
1. Populasi
(Notoadmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang
2. Sampel
(Notoatmodjo, 2010).
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus (Dahlan, 2014) :
()
( ) ( )
Keterangan :
N= Besar populasi
Perhitungan :
( ) ( )( )
( ) ( ) ( )( )
adalah sebanyak 256 KK yang berada di Kelurahan Kuranji Kota Padang. Adapun
a. Kriteria inklusi
tahun keatas.
b. Kriteria eksklusi
kesehatan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Cluster sampling yang
dilakukan dengan randomisasi dua tahap yaitu random sampel daerah dengan
random dari populasi daerah yang telah dipilih (Hidayat, 2014) dengan rumus :
2 936 91
3 585 57
11 631 61
13 489 47
D. Variabel penelitian
Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan berisikan pertanyaan yang harus
dijawab responden. Instrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama
berupa data demografi responden yang meliputi inisial nama, usia, jenis kelamin,
Bagian kedua dari kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang terdiri dari 3
penilaian jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban salah maka
Penilaian pernyataan negatif yaitu : Sangat tidak setuju= 5, Tidak setuju= 4, Ragu-
Attitude and Practice studies (KAP) (Dhimal dkk, 2014) dimana kuesioner untuk
dalam mengukur apa yang seharusnya diukur Uji validitas yang digunakan adalah
uji korelasi Pearson Product Moment. Suatu indikator dikatakan valid jika r hasil
> r tabel. Nilai r untuk 30 responden dengan taraf kepercayaan 95% adalah 0,361.
diperoleh relatif sama setelah dilakukan beberapa kali pengukuran kepada subjek
yang sama. Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha-Cronbach’s > r tabel
(0,361). Hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan adalah 0,649 dan kuesioner
motivasi adalah 0,725. Semua kuesioner dinyatakan reliabel karena memiliki nilai
F. Etika Penelitian
manusia sehingga etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
1. Informed consent
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian sehingga tidak
wilayah tersebut.
penelitian.
c. Peneliti menemui calon responden dan menjelaskan mengenai
diperiksa kelengkapannya.
2. Pengolahan Data
H. Analisis Data
1. Analisa univariat
2. Analisa bivariat
data didapatkan p < 0,05 maka artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara kedua variabel. Analisis disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan
HASIL PENELITIAN
dibagikan kepada 256 KK yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian.
B. Karakteristik Responden
Karakteristik f %
Umur
Dewasa awal 33 12,9
Dewasa tengah 51 19,9
Dewasa akhir 172 67,2
Jenis Kelamin
Laki-laki 88 34,4
Perempuan 168 65,6
Tingkat Pendidikan
SD 13 5,1
SMP 45 17,6
SMA 164 64,1
Perguruan tinggi (PT) 34 13,3
Penkes Responden
Belum pernah 169 66,0
Pernah 87 34,0
Riwayat DBD
Ada 94 36,7
Tidak ada 162 63,3
Dari tabel 5.1 dapat dilihat lebih dari separuh (67,2%) dari 256 responden
keluarga berada pada dewasa akhir, yaitu 36-60 tahun, lebih dari separuh (65,6%)
dari 256 responden adalah perempuan, lebih dari separuh (64,1%) dari 256
responden berada pada tingkat SMA, lebih dari separuh (66,0%) dari 256
kesehatan, lebih dari separuh (63,3%) dari 256 Responden anggota keluarganya
C. Analisis Univariat
1. Pengetahuan
Tabel 5.2 menggambarkan lebih dari separuh (53,5%) dari 256 responden
DBD.
2. Motivasi
Tabel 5.3 menggambarkan lebih dari separuh (55,5%) dari 256 responden
melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD dengan baik nilai p value
yang diperoleh adalah 0,001 (p <0,05) sehingga hal ini menunjukkan bahwa ada
Nyamuk (PSN) DBD dengan baik. Sebanyak 114 keluarga dengan motivasi
Nyamuk (PSN) DBD dengan baik. Nilai p value yang diperoleh adalah 0,001
(p<0,05) sehingga hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
Selatan. Hasil penelitian lain yang sesuai yaitu penelitian Begonia &
(2014) dimana tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat
terhadap kesehatan.
Menurut (gates dkk dikutip dari Djaali, 2012) motivasi adalah suatu
kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang
dorongan yang berasal dari diri individu sendiri dan pengaruh dari luar
tingkat pendidikan.
yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudrajat (2008) yaitu
DBD merupakan masalah aktual yang selalu muncul setiap tahun dan
Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan baik. Penelitian ini sejalan dengan
Perilaku yang baik untuk menjaga lingkungan yang sehat dan bersih dari
sarang nyamuk dapat terwujud apabila seluruh anggota keluarga (laki-laki
dan parit di sekitar rumah, lebih dari separuh (53,1%) keluarga tidak
dengan 3M plus sangat tepat dan perlu dukungan luas dan partisipasi
B. Analisis Bivariat
value yang diperoleh adalah 0,001 (p<0,05). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian lain yang sesuai yaitu penelitian (Zaini dalam trisnaniyanti dkk,
nyamuk.
Berdasarkan jawaban responden pada variabel pengetahuan tentang
pengetahuan cukup baik melakukan PSN DBD dengan baik dan lebih
(Kusumawardani, 2012).
dan ibu rumah tangga yang memiliki kebiasaan yang baik dalam menjaga
2012).
2. Hubungan Motivasi keluarga dan Pelaksanaan Pemberantasan
value yang diperoleh adalah 0,001 (p<0,05). Penelitian ini sejalan dengan
statistik parsial sebesar t hitung > t tabel. Hal ini terbukti motivasi responden
dimiliki oleh seseorang dari suatu rangkaian proses yang terus menerus
motivasi tinggi melakukan PSN DBD dengan baik, lebih dari setengah
proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu yang
diinginkan.
dinilai lewat perilaku dalam kehidupannya. Hal ini pun dapat terwujud
keluarganya sendiri.
Keluarga yang memiliki motivasi tinggi dalam pelaksanaan PSN
(Suharti, 2010).
C. Keterbatasan Penelitian
langsung ke lapangan.
BAB VII
A. Kesimpulan
(PSN) DBD.
Rineka Cipta
Asniani, Dasuki, D., Kusnanto, H. (2008). Peran Media Massa terhadap Perilaku
Mada, Yogyakarta.
Begonia C.Y & Leodoro J.L. (2013). Dengue Knowledge and Preventive
Arkans.
http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/penanggulangan-demam-berdarah-
dengan-metode-pemberantasan-sarang-nyamuk-psn/
Dinkes Kota Padang. (2015). Jumlah Kasus DBD tahun 2014 dan 2013. Padang :
tahun 2014.
Hadinegoro, Sri & Satari, Hindra. (2005). Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
Hidayat, A.A. (2008). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta :
Salemba medika
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Rajawali Pers.
Medan.
Naing, Cho., dkk. (2011). Awareness of Dengue and Practice of Dengue Control
Cipta.
Putri, Prima D. (2012). Motivasi dan Partisipasi Warga dalam Mencegah Angka
Rampengan, T.H. (2008). Penyakit Infeksi Tropik pada Anak Edisi 2. Jakarta :
Diponegoro Semarang.
Rineka Cipta.
Smith, Lauren. (2012). The Cultural Conceptions of Dengue Fever in the Cayo
Soedarmo, Sumarmo S.P. (2009). Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Jakarta
Suhendro, dkk. (2006). Demam Berdarah Dengue Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta
http://ilmukesmas.com/pencegahan-demam-berdarah-melalui-metode-
pemberantasan-sarang-nyamuk-psn/
http://www.searo.who.int/LinkFiles/Dengue_update_SEA_2010.pdf.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Statistics
UMUR JENIS TINGKAT PENKES RIWAYAT
UMUR RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TINGKAT PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
RIWAYAT DBD
Cumulative
Median 42.00
Variance 14.995
Minimum 30
Maximum 50
Range 20
Interquartile Range 6
Hasil Univariat
Statistics
TINGKAT PELAKSANAAN
TINGKAT PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MOTIVASI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Hasil Bivariat
Case Processing Summary
Cases
PENGETAHUAN
% within
PENGETAHUAN
% within
PENGETAHUAN
% within
PENGETAHUAN
% within
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
PSN DBD
PSN DBD
PSN DBD
Chi-Square Tests
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TINGKAT SD Count 4 6 3 13
PENDIDIKAN Expected Count 7.0 3.5 2.6 13.0
SMP Count 24 14 7 45
Expected Count 24.1 12.0 9.0 45.0
PT Count 33 1 0 34
Expected Count 18.2 9.0 6.8 34.0
MOTIVASI
tinggi rendah Total
dewasa Count 35 16 51
tengah Expected Count 30.5 20.5 51.0
MOTIVASI
TINGKAT SD Count 6 7 13
PENDIDIKAN Expected Count 7.8 5.2 13.0
SMP Count 17 28 45
Expected Count 26.9 18.1 45.0
Perguruan Count 31 3 34
tinggi (PT) Expected Count 20.3 13.7 34.0
PSN2
PSN3
PSN4
PSN5
PSN6
PSN7
PSN8
PSN9
PSN10
PSN11
PSN12
PSN13
PSN14
PSN15
PSN16
PSN17
PSN18
PSN DBD
PSN DBD
CURICULLUM VITAE
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :