Anda di halaman 1dari 31

Presentasi Kuliah

Panel 1
Kelompok Tutorial B9/19
Kasus

1. Apa saja faktor resiko/predisposisi suara serak?


Anggota Kelompok : 2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk
menyingkirkan differensial diagnosis?
Abdurrahman Ghiyats G0018002
3. Apakah hubungan limfadenopati dengan kasus
Cindy Ayudia Pramaesti G0018046
Cynthia Octaviani Rahayu G0018048 tersebut?
Hamzah Haryo Prakoso G0018094 4. Penyakit apa saja yang dapat menimbulkan
Helvy Aldelina G0018098
manifestasi klinis tersebut?
Kevlar Azri Ghurafa G0018108
Maria Sekar Cahyaningrum G0018120 5. Bagaimana penegakan diagnosis untuk kelainan
Raden Rara Pandhan Budi L G0018166 laring dan faring pada kasus ini?
Roisya Nur Farhania G0018182 6. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan klinis
Thania Nur Zhahira G0018206
pada kasus ini?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?
8. Bagaimana edukasi kepada pasien terkait suara
serak?
1.
Apa saja faktor resiko/predisposisi suara serak?
Faktor Risiko Suara Serak
Kondisi Medis Faktor Lain
● Batuk kronis, ● Kebiasaan merokok,
● GERD, ● Udara tidak bersih di
● Iritasi saluran pernapasan, lingkungan sekitar,

● Alergi. ● Mengonsumsi minuman


berkafein atau alkohol,

● Penggunaan pita suara


yang berlebihan,

● Masa pubertas pada pria.


2.
Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk
menyingkirkan differensial diagnosis?
Laringoskopi
● Melihat tenggorokan bagian belakang, kotak suara,
dan pita suara.
● Mengambil benda yang menghambat saluran
napas.
● Mengambil sampel jaringan tenggorokan → biopsi.
● Laringoskopi direct :
○ Menggunakan kamera, anestesi total
● Laringoskopi indirect :
○ Menggunakan cermin dan lampu, anestesi lokal
● Dapat membantu diagnosis: unilateral vocal fold paralysis, benign
vocal fold lesions, laryngeal cancer, and laryngopharyngeal reflux.
Indirect
Direct Laryngoscopy
Laryngoscopy
Flexible Fiberoptic
Laryngoscopy
● Menggunakan fiber-optic
laryngoscope.
● Dapat dimasukkan lewat lubang
hidung atau mulut
● Dapat digunakan pada pasien
yang tidak toleran terhadap
direct-laryngoscopy
● Anestesi lokal
Laryngeal videostroboscopy

● Melihat getaran pita suara.


● Dilakukan dengan mengambil video pita suara, lalu
memperlambat video supaya getaran pita suara dapat
diamati.
● Indikasi : polip atau kista di pita suara, perdarahan pita
suara, kelemahan pita suara halus atau hipoadduksi
3.
Apakah hubungan limfadenopati dengan kasus tersebut?
LIMFADENOPATI
● Pembesaran limpa/ kelenjar getah bening
● Nodul limfa yang tidak normal ukurannya (lebih dari 1 cm)
atau pada konsistensinya
● Penyebab : (MIAMI)
1.Malignansi -> limfoma, leukemia, metastasis
2.Infeksi -> faringitis, rubela, tuberkulosis
3.Autoimun -> artritis reumatoid, SLE
4.Miscellaneous and unusual conditions -> sarkoidosis
5.Iatrogenik -> serum sickness, obat
Hubungan Limfadenopati dengan Skenario
Limfadenopati dapat disebabkan oleh infeksi dan keganasan.
Pada skenario, keluhan disebabkan adanya vocal abbuse yang
kronik. Oleh karena itu, pada skenario tidak didapatkan
adanya pembesaran kelenjar getah bening dapat digunakan
sebagai alat untuk menyingkirkan diagnosis banding.

limfadenopati
4.
penyakit apa saja yang dapat menimbulkan manifestasi
klinis tersebut?
Allergies and irritant Neoplasia or physical
● Allergies and irritants ● lesions
(alcohol, tobacco) ● Benign vocal fold lesions
● Direct trauma (intubation) ● Dysplasia
● Environmental irritants ● Laryngeal papillomatosis
● Infections (upper ● Squamous cell carcinoma
respiratory infection,
fungal laryngitis)
● Laryngopharyngeal or
gastroesophageal reflux
● Medications*
● Vocal abuse
Neuromuscular & Associated systemic
psychiatric diseases
● Age-related vocal atrophy ● Acromegaly
● Multiple sclerosis ● Amyloidosis
● Muscle tension dysphonia ● Hypothyroidism
● Myasthenia gravis ● Inflammatory arthritis
● Nerve injury (vagus or ● Lupus
recurrent laryngeal nerve) ● Sarcoidosis
● Parkinson disease
● Psychogeni
● Spasmodic dysphonia
(laryngeal dystonia)
● Stroke
*Medications That May Cause Hoarseness
Medication Mechanism of impact on voice
1. Angiotensin-converting enzyme inhibitors 1. Cough
2. Antihistamines, diuretics, anticholinergics 2. Drying effect on mucosa
3. Antipsychotics, including atypical 3. Laryngeal dystonia
antipsychotics 4. Chemical laryngitis
4. Bisphosphonates 5. Sex hormone production/utilization
5. Danazol, testosterone alteration
6. Inhaled corticosteroids 6. Dose-dependent mucosal irritation,
7. Warfarin (Coumadin), thrombolytics, candidal or fungal laryngitis
phosphodiesterase-5 inhibitors 7. Vocal fold hematoma
5.
Bagaimana penegakan diagnosis untuk kelainan laring
dan faring pada kasus ini?
Anamnesis
● Menilai kualitas, nada, dan volume vokal (minta pasien bilang
“aa” dan batuk), upaya bicara, atau tanda-tanda nyeri saat
berbicara atau menelan

● Waktu, onset, durasi, dan eksaserbasi atau faktor remitting


dapat menjadi kunci untuk menentukan etiologi

● Menanyakan riwayat sebelumnya, termasuk penggunaan suara,


perubahan spesifik dalam kualitas vokal, riwayat konsumsi obat

● Adanya gejala terkait, terutama untuk GERD, LPR (disfagia, rasa


terbakar di tenggorokan, sensasi globus, pembersihan
tenggorokan, atau sensasi drainase postnasal.), atau postnasal
drip
Pemeriksaan
● Pemeriksaan pernapasan, rongga mulut, orofaring, saraf kranial
● Palpasi pangkal lidah dan tonsil
● Palpasi leher dan kelenjar tiroid
● Laringoskopi
● Visualisasi dengan metode langsung atau tidak langsung tidak
boleh ditunda lebih dari tiga bulan untuk pasien yang tetap
bergejala.
● Studi pencitraan (computed tomography atau magnetic
resonance imaging) atau biopsi dapat diindikasikan jika
laringoskopi tidak terdiagnosis.
6.
Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan klinis pada
kasus ini?
Tonsil T1 - T1

→ Tonsil kanan dan kiri normal

→ Tonsil sedikit keluar dengan ukuran 25% dari orofaring

Granulasi (+)

→ Menandakan adanya infeksi kronis

Hiperemis

→ Peningkatan aliran darah untuk menyembuhkan luka

Tonsil Lingual Meningkat

→ Menandakan infeksi pada daerah tersebut

→ Jaringan disekitar aktif dan sel sel berproliferasi sehingga membesar


Pemeriksaan laringoskopi Indirek
● Aritenoid edema → proses inflamasi
○ Aritenoid → struktur pada laring yang
menutupi tulang rawan aritenoid
(membantu menggerakkan pita suara)
● Mukosa hiperemis → vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah karena proses
inflamasi
● Plica vocalis edema → proses inflamasi
○ gerakan plica vocalis sulit di evaluasi
○ vibrasi yang dihasilkan tidak
maksimal→ suara serak
Pemeriksaan hidung, telinga, kelenjar limfe
● Pemeriksaan hidung dan telinga → tidak terdapat kelainan
○ Hidung berhubungan dengan area faring melalui choana→ bila terdapat
infeksi bisa menyebar ke tenggorokan
○ Telinga berhubungan dengan area faring melalui tuba eustachius→ infeksi
pada faring bisa menyebar ke telinga tengah/menyebabkan tersumbatnya
ostium tuba eustachii
● Pemeriksaan kelenjar limfe → tidak didapatkan limfadenopati
○ Limfadenopati servikal dapat menunjukkan adanya infeksi atau tumor
yang bermetastasis ke daerah leher
○ Infeksi pada daerah tonsil, faring, laring→ limfadenopati servikalis
profundus
7.
Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?
tatalaksana suara serak
- Voice rest
- Mengurangi bicara, tidak berteriak maupun berbisik

- Voice therapy
- Pelatihan untuk mengurangi trauma laring, bisa bersifat preventif

- Berkumur dan minum air setelah inhalasi kortikosteroid


- Mengurangi efek samping dysphonia

- Proton Pump Inhibitor (PPI)


- Jika dysphonia disebabkan oleh reflux asam lambung
tatalaksana suara serak
- Kortikosteroid oral
- Untuk laringitis akut, tidak boleh diberikan jangka panjang

- Antibiotik
- Untuk laringitis yang disebabkan infeksi bakteri

- Pembedahan
- Untuk keganasan, obstruksi jalan napas, lesi benigna (nodul, polip, kista)

- Injeksi toxin botulinum


- Untuk adductor spasmodic dysphonia
8.
Bagaimanakah edukasi pada pasien terkait suara serak?
edukasi pasien suara serak
● Minum banyak air putih, upayakan sebanyak dua liter sehari
● Mengistirahatkan pita suara selama beberapa hari dengan mengurangi bicara dan tidak
berteriak.
● Menghindari konsumsi minuman berkafein atau beralkohol.
● Tidak merokok.
● Menjauhi faktor-faktor pemicu alergi.
● Menggunakan alat pelembab udara untuk menjaga jalan napas tetap terbuka, sehingga
mempermudah jalan pernapasan.
● Mengonsumsi permen pelega tenggorokan.
● Mandi air hangat.
● Mengkonsumsi ramuan herbal seperti kayu manis, air perasan lemon, jahe, kunyit dan ramuan
herbal lain yang dapat melegakan tenggorokan.
● Schwartz SR, Cohen SM, Dailey SH, Rosenfeld RM,
Deutsch ES, Gillespie MB, et al. Clinical practice
guideline: hoarseness (dysphonia). American Academy
of Otolaryngology–Head and Neck Surgery.
2009;141(3s2):s1-31.
● Randel, A. (2010). Guidelines for the Diagnosis and
Management of Hoarseness. American Family
Physician, 81(10), p. 1292. Available at:
https://www.aafp.org/afp/2010/0515/p1292.html

Daftar Pustaka
(Accessed: 8 April 2021).
● House, S. and Fisher, E. (2017). Hoarseness in Adults.
American Family Physician, 96(11), pp. 720-728.
Available at:
https://www.aafp.org/afp/2017/1201/p720.html
(Accessed: 8 April 2021).
● Stachler, R. J. et al. (2018). Clinical Practice Guideline:
Hoarseness (Dysphonia) (Update). Otolaryngology–
Head and Neck Surgery, 158(1_suppl), pp. S1–S42. doi:
10.1177/0194599817751030.
● Mau, Ted. (2010). Diagnostic Evaluation and
Management of Hoarseness. USA: Elseiver Inc.
● Peterson K, Ginglen JG, Desai NM, et al. Direct
Laryngoscopy. [Updated 2021 Jan 31]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513224/

Daftar Pustaka
Terimakasih !!

Anda mungkin juga menyukai