Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR LARING

I. KONSEP DASAR MEDIS

A. DEFINISI

Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring dan

trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring

juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.

Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:

a. Epiglotis daun katub kartilago yang menutupi ostium kearah laring selama menelan

b. Glottis, ostium antara pita suara dalam laring

c. Kartilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari ini membentuk jakun

d. Kartilago trikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring

e. Kartilago aritenoid, digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid

f. Pita Suara, ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara,

pita suara melekat pada lumen laring

Tumor laring merupakan suatu neoplasma yang ditandai dengan sebuah tumor yang

berasal dari epitel struktur laring dan merupakan massa abnormal jaringan yang

pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan

normal meskipun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Guyton &

Hall, 2008).

B. Tahapan tumor laring

Ada empat tahap utama dalam sistem ini - tahap 1 sampai 4. Tahap 0 adalah tahap awal

dan tahap 4 yang paling maju. Ada 4 tahap 'T' utama tumor laring
1. T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara mampu bergerak dengan

normal

2. T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring. Pita suara mungkin atau

mungkin tidak akan terpengaruh

3. T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih jauh dari penutup laring

4. T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar laring. Ini mungkin

telah menyebar ke tiroid, pipa udara (trakea) atau pipa makanan (esofagus)

C. Etiologi

Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan tumor

laring adalah:

1. Rokok

2. Alkohol

3. Terpapar oleh sinar radioaktif

4. Infeksi kronis (Herves simpleks)

5. Kurangnya vitamin dan gizi dan rendahnya sistem imun tubuh

6. Diet Ketat

D. Patofisiologi

Patofisiologi karsinoma laring dikaitkan dengan faktor genetik dan beberapa faktor risiko

seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, jenis kelamin laki-laki, infeksi virus, dan

paparan kerja. Namun, mekanismenya belum diketahui secara pasti. Sebagian besar

karsinoma laring adalah karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi baik. Sisanya berupa

varian sel skuamosa lain, termasuk verrucous carcinoma, sarcomatoid carcinoma,

dan neuroendocrine carcinoma. Berdasarkan bagian laring tempat dimulainya keganasan,

karsinoma sel skuamosa dapat dibedakan menjadi karsinoma supraglotis, karsinoma

glottis, dan karsinoma subglotis (Sylvia A. Price , 2009)


E. Manisfestasi klinis

 Nyeri tekan laring

gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang menyerang

kaartilago tiroid dan perikondrium

 Sulit menelan

Adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan sinus piriformis.

Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumior ganas postkrikoid.

Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya tumor ganas lanjut yang

mengenai struktur ekstra laring.

 Suara Serak

Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada

daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama berbicara. Suara

mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah

 Hemoptisis dan batuk

Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan tertekannya

hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering terjadi

pada tumor glotik dan supraglotik.

 Sesak nafas

Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas dan dapat

timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh

massatumor, penumpukkan kotoran atau sekret,maupun oleh fiksasi pita suara.

F. Pemeriksaan Penunjang

Laringoskop; Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor

Foto thoraks; Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan

metastasis di paru
CT-Scan; Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid

dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher

Biopsi laring; Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik

yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa

G. Penatalaksanaan

1. Stadium I dikirim untuk radiasi, stadium 2 dan 3 untuk operasi dan stadium 4 operasi

dengan rekonstruksi atau radiasi

2. Terapi Radiasi; Pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan

mormalnya dapat digerakkan. Terapi radiasi juga dapat digunakan secara proferatif

untuk mengurangi ukuran tumor

3. Operasi : Laringektomi

 Laringektomi Parsial: direkomendasikan pada kanker area glottis tahap dini ketika

hanya satu pita suara yang terkena

 Laringektomi Supraglotis: digunakan untuk tumor supraglotis

 Laringektomi hemivertikal: dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi

perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis

 Laringektomi Total : dilakukan ketika tumor meluas diluar pita suara

4. Pemakaian Sitostatika belum memuaskan,biasanya jadwal pemberian sitostatika tidak

sampai selesai karena keadaan umum memburuk

5. Rehabilitasi khusus (voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara/ bersuara

sehingga dapat berkomunikasi secara verbal. Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan

pertolongan alat bantu suara yakni semacam vibrator yang ditempelkan di daerah sub

mandibula, ataupun dengan suara yang dihasilkan dari esofagus (esophangeal speech)

melalui proses belajar


II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Anamnesa

Prevalensi kejadian lebih tinggi pada laki-laki (5:1), pada usia dewasa 59 tahun

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang dengan keluhan serak, sulit menelan, nyeri tenggorok

b. Riwayat kesehatan dahulu

 Tanyakan apakah klien pernah mengalami infeksi kronis

 Tanyakan pola hidup klien (merokok, minum alkohol)

c. Riwayat kesehatan keluarga

 Tanyakan pada klien apakah ada keluarga yang pernah mengalami penyakit

yang sama

3. Pemeriksaan Fisik

 Inspeksi

 Palpasi

Adanya benjolan di leher, Asimetri leher, Nyeri tekan pada leher, Adanya

pembesaran kelenjar limfe

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Laringoskop

Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor

b. Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan

metastasis di paru

c. CT-Scan

Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid

dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher

d. Biopsi laring

Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang

terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa

B. Diagnosa

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang menurun

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

5. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

berbicara

6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

7. Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif

8. Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya trakeostomi

C. Intervensi keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor

TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara

Aktivitas personal untuk mengontrol komprehensif termasuk lokasi,


nyeri karakteristik,

Indikator 2. Monitor vital sign

 Onset nyeri diketahui 3. Ajarkan dan anjurkan pasien

 Faktor penyebab terdeskripsikan untuk menggunakan tehnik

 Penggunaan pereda nyeri relaksasi nafas dalam

nonanalgesik terukur 4. Kontrol lingkungan yang dapat

 Melaporkan perubahan tingkat nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu

pada tenaga medis ruangan, pencahayaan dan

kebisingan
 Melaporkan gejala tidak terkontrol
5. Berikan analgetik untuk
pada tenaga medis
mengurangi nyeri
Pain Level

Tingkat keparahan nyeri terobservasi dan

terlaporkan

Indikator :

 Klien mampu melapornakan atau

mengekspresikan rasa nyeri, lama

episode nyeri

 Klien tidak gelisah, agitasi, iritabilitas,

menangi, berkeringat, terlalu focus.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret

TUJUAN INTERVENSI
NOC: NIC :

 Respiratory status : Ventilation 1. Auskultasi suara napas

 Respiratory status : Airway 2. Keluarkan secret dengan cara suction


patency 3. Minta klien napas dalam sebelum suction

 Aspiration Control 4. Ajarkan keluarga klien bagaimana cara

Setelah dilakukan tindakan melakukan suction

Keperawatan selama pasien 5. Gunakan alat yang steril setiap

menunjukkan keefektifan jalan melakukan tindakan

nafas dibuktikan dengan kriteria

hasil :

 Mendemonstrasikan batuk

efektif dan suara nafas yang

bersih, tidak ada sianosis dan

dyspneu (mampu mengeluarkan

sputum, bernafas dengan mudah,

tidak ada pursed lips)

 Menunjukkan jalan nafas yang

paten (klien tidak merasa

tercekik, irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam rentang

normal, tidak ada suara nafas

abnormal)

 Mampu mengidentifikasikan dan

mencegah faktor yang penyebab.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang menurun

TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


NOC: NIC: Nutrition management

 Nutritions status: food and fluid  Kaji adanya alergi makanan

 Intake  Monitor turgor kulit

 Weight control  Monitor mual muntah


KRITERIA HASIL:
 Monitor adanya penurunan berat badan
 Adanya peningkatan berat badan sesuai

dengan tujuan

 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi

badan

 Mampu mengidentifikasi kebutuhan

nutrisi

 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

 Menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dari menelan

 Tidak terjadi penurunan berat badan yang

berarti

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

TUJUAN INTERVENSI
NOC : NIC

Setelah dilakukan 1. Mengkaji aktivitas yang dapat

tindakan keperawatan dilakukan klien

selama 2x24 jam 2. Mendekatkan keperluan pasien dalam

Kebutuhan aktifitas jangkauannya

klien terpenuhi, 3. Membantu klien dalam melakukan

Kriteria hasil : mobilisasi


 Mengekspresikan pemahaman 4. Mengintruksikan klien Untuk

tentang pentingnya perubahan melakukan rentang gerak aktif/pasif

tingkat aktifitas. misalnya dengan sering mengubah

 Meningkatkan aktifitas yang posisi

dilakukan sesuai dengan 5. Mengobservasi TTV

perkembangan kekuatan otot

5. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakmampuan untuk berbicara

TUJUAN INTERVENSI
NOC: NIC:

 Coping Communication Enhancement:speech

 Sensory function: hearing & vision deficit

 Fear self control 1. Beri kalimat sederhana setiap

Kriteria hasil: bertemu

 Komunikasi:penerimaan, 2. Dorong pasien untuk

intrepretasi dan ekspresi pesan berkomunikasi secara perlahan

lisan,tulisan dan non verbal dan untuk mengulangi

meningkat permintaan

 Komunikasi ekspresif 3. Dengarkan dengan penuh

 Gerakan terkoordinasi: mampu perhatian

mengkoordinasi gerakan dalam 4. Berdiri didepan pasien ketika

menggunakan isyarat berbicara

6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

TUJUAN INTERVENSI
NOC: NIC:
 Knowledge: disease process 1. Sediakan informasi pada pasien

 Knowledge: health behavior tentang kondisi dengan cara

Kriteria hasil yang tepat

 Pasien dan keluarga menyatajan 2. Jelaskan tanda dan gejala yang

pemahaman tentang penyakit biasa muncul

 Pasien dan keluarga mampu 3. Diskusikan perubahan gaya

menjelaskan kembali apa yang hidup untuk mencegah

dijelaskan perawat komplikasi

4. Instruksikan pada pasien dan

keluarga untuk melaporkanpada

tim kesehatan jika ada tanda dan

gejala yang terjadi

7. Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif

TUJUAN INTERVENSI
NOC : NIC :

- Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan


kecemasan)
- Koping
 Kaji tingkat kecemasan klien
Setelah dilakukan tindakan
 Bantu/dorong klien mengungkapkan apa
keperawatan selama 3x24 jam.
yang di alami .
Kecemasan teratasi dengan criteria :
 Berikan penjelasan dengan sering dan
 Klien mampu mengidentifikasi
informasi tentang prosedur perawatan
dan mengungkapkan gejala
kepada klien
cemas
 Libatkan keluarga klien untuk
 Mengidentifikasi,
membantu klien dalam perawatan pasien
mengungkapkan dan
menunjukkan teknik untuk

mengontrol cemas

Vital sign dalam batas normal

8. Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya trakeostomi

TUJUAN INTERVENSI
NOC: NIC:

 Immune status 1. Batasi pengunjung

 Risk control 2. Cuci tangan setiap sebelum dan

Kriteria hasil: sesudah melakukan tindakan

 Klien bebas dari tanda dan gejala keperawatan

 Mendeskripsikan proses penularan 3. Ajarkan pasien dan keluarga

penyakit faktor yang tanda dan gejala infeksi

mempengaruhi penularan penyakit 4. Berikan antibiotic

 Jumlah leukosit dalam batas

normal

 Menunjukkan perilaku hidup sehat

PENYIMPANGAN KDM

TUMOR LARING

Faktor predisposisi

(alcohol, rokok,radiasi)

Proliferasi sel laring

Diferensiasi buruk sel laring

Tumor laring
Metastase plica vokalis menekan/mengiritasi serabut saraf

Obstruksi lumen esophagus suara parau nyeri dipersepsikan

Disfagia progresif afonia nyeri

Intake menurun hambatan komunikasi verbal

Berat badan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh obstruksi jalan napas

Mengiritasi sel laring

Tindakan trakeostomi Kelemahan fisik Infeksi

kurangnya informasi keterbatasan gerak Akumulasi secret

deficiensi pengetahuan intoleransi aktivitas Bersihan jalan napas tidak efektif

dipasang canula trakeostomi stressor meningkat koping tidak adekuat

terjadi penumpukan secret Resiko Infeksi Ansietas

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall (2008), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran

EGC, Jakarta

NANDA. 2014. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Ramamurthi, Ravi, et al. 2009. Textbook of Operative Neurosurgery. New Delhi: BI

Publications.

NANDA. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan nanda nic-noc. Jakarta: EGC
Sylvia A. Price (2009), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4 Buku 2,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai