Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN Y DENGAN CA LARING


POST LARINGEKTOMI DI BANGSAL D3 (THT)
RUMAH SAKIT DR. SARDJITO

OLEH
Sri Sugesti Widianingsih
03/172573/EIK/00353

KULIAH PROFESI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2005
I. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung ruang sempit
antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini. Carcinoma laring
adalah keganasan pada laring

B. Anatomi laring
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring
dan trachea. Fungus utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi.
Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi dari benda asing dan
memudahkan batuk. Laring sering disebut ebagai kotak suara dan terdiri atas:
1. Epiglotis: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
2. Glotis: ostium antara pita suara dan laring
3. Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago
membentuk jakun (Adam’s apple)
4. Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
(terletak dibawah kartilago tiroid)
5. Kartilago critenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6. Pita suara: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan bunyi
suara, pita suara melekat pada lumen laring.

C. Etiologi:
 Tidak diketahui
 Berhubungan dengan karsinogen: tembakau, alcohol, polusi industri
 Laringitis kronis
 Penggunaan suara berlebihan herediter
 Herediter
 Laki-laki lebih banyak dari pada wanita
 50-70 tahun
 squamous cell carsinoma
D. Tanda dan Gejala
 Serak yang menetap
 Bengkak/benjolan ditenggorokan
 Disfagia
 Nyeri ketika bicara
 Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas
 Dyspnea, lemah
 BB menurun
 Pembesaran kelenjar limfe
 Nafas bau

E. Pemeriksaan diagnostik
 Laryngoskopi
 Biopsi
 CT scan
 Rongen dada
 Pergerakan pita suara
F. Medikal managemen
 Radiasi
- Jika hanya 1 pita suara yang terkena
- Suara normal
- Pre op untuk menurunkan ukuran tumor
- Perawatan tidak terlalu lama
 Kemoterapi
 Pembedahan
- Laser
- Parsial/total laringektomi
G. Laringektomi
1. Laringektomi parsial (Laringektomi-Tirotomi)
Laringektomi parsial direkomendasikan kanker area glotis tahap dini ketika hanya
satu pita suara yang terkena. Tindakan ini mempunyai mempunyai angka
penyembuhan yang sangat tinggi. Dalam operasi ini satu pita suara diangkat dan
semua struktur lainnya tetap utuh. Suara pasien kemungkinan akan menjadi parau.
Jalan nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
2. Laringektomi supraglotis (horisontal)
Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis.
Tulang hioid, glotis, dan pita suara palsu diangkat. Pita suara, kartilago krikoid, dan
trakea tetap utuh. Selama operasi, dilakukan diseksi leher radikal pada tempat yang
sakit. Selang trakeostomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glotis pulih.
Selang trakeostomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan
menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasogastrik sampai terdapat penyembuhan
dan tidak ada lagi bahaya aspirasi. Pasca operasi pasien akam mengalami kesulitan
menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama operasi ini adalah bahwa
suara akan kembali pulih dalam seperti biasa. Masalah utamanya adalah bahwa
kanker tersebut akan kambuh.
3. Laringektomi hemivertikal
Laringetomi hemivertikal dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi
perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam
prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian
pita suara (satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu) dengan pertumbuhan tumor
diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Kartilago
aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien beresiko mengalami aspirasi
pascaoperasi. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara (sakit tenggorok)
dan proyeksi. Namun demikian jalan nafas dan fungsi menelan tetap utuh.
4. Laringektomi total
Laringektomi total dilakukan ketika kanker meluas diluar pita suara. Lebih jauh ke
tulang hioid, epiglotis, kartilago krikoid, dan dua atau tiga cincin trakea diangkat.
Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Banyak ahli bedah yang
menganjurkan dilakukannya diseksi leher pada sisi yang sama dengan lesi bahkan
jika tidak teraba nodus limfe sekalipun. Rasional tindakan ini adalah bahwa
metastasis ke nodus limfe servical sering terjadi. Masalahnya akan lebih rumit jika
lesi mengenai struktur garis tengah atau kedua pita suara. Dengan atau tanpa diseksi
leher, laringektomi total dibutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah
aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernafasan bawah, karena laring yang
memberikan perlindungan stingfer tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai
suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total mengubah cara
dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara.
PROSES KEPERAWATAN

A. Pengakajian pada pasien post op :


 Mengkaji pasien terhadap gejala;
 Suara serak, sakit tenggorok, dispnea, disfagia atau nyeri dan rasa terbakar dalam
tenggorok. Leher pasien dipalpasi terhadap pembengkakan.
 Penting perawat mengetahui sifatdaripembedahan sehingga dapat merencanakan
asuhan yang sesuai .
 Jika pasien diperkirakan akan tidak mempunyai d suara lagi, evaluasi pascaoperatif
diperlukan terapis wicara.
 Perlu dikaji kemampuan pasien untuk mendengar, melihat, membaca, dan menulis.
 Mengkaji kesiapan psikologis pasien-

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas: sekret berlebihan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasi/pengaturan
 Resiko infeksi dengan faktor resiko tidak adekuatnya pertahanan tubuh primer (kulit
tidakutuh, trauma jaringan, penurunan kerja cilia)
 Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan trakeostomi/barier fisik
 Kurang perawatan diri makan, mandi, berpakaian dan toileting b.d kelemahan
1. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF BERHUBUNGAN DENGAN OBSTRUKSI JALAN
NAFAS: SEKRIT BERLEBIHAN

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

Setelah dilakukan perawatan NIC: airway manajement


3x24 jam klien dapat: Aktifitas:
 mempertahankan 1. Buka jalan nafas Meningkatkan efektifitas jalan nafas
kepatenan jalan nafas. 2. Atur posisi yang dengan tidak adanya obstruksi
 Mempertahankan memungkinkan ventilasi jalannafas.
ventilasi berkurang maximum
3. dengarkan suara nafa
Dg Indikator: 4. Monitor dan oksigenasi
5. pantau kelembaban
 Tidak ada spasme oksigenasi pasien
 Tidak ada cemas 6. Kaji status pernafasan
 Tidak ada suara 7. minta pasien tidur/duduk
tambahan dengan kepala fleksi, otot bahu
 RR normal rileks dan lutut menekuk
 Mampu bernafas dalam 8. Anjurkan paien nafas dalam
 Ekspansi dan simetris dan batuk efektif
 Tidakada retraksi dada 9. Berikan terapi sesuai
 Mudah bernafas program
 Tidak dyspnea

2. DX. KEPERAWATAN: NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN INJURI FISIK


NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Kontrol nyeri, setelah NIC: a. Manajement nyeri


dilkukan perawatan selama Aktifitas:
3x24 jam nyeri ps berkurang dg: 1. Lakukan penilaian terhadap 1. untuk menentukan
Indikator: nyeri, lokasi, karakteristik dan intervensi yang sesuai dan
 Menggunakan skala faktor-faktor yang dapat keefektifan dari therapi yang
nyeri untuk mengidentifikasi menambah nyeri diberikan
tingkat nyeri 2. Amati isyarat non verbal 2. Membantu dalam
tentang kegelisaan mengidentifikasi derajat
 Ps menyatakan nyeri 3. Fasilitasi linkungan nyaman ketidaknyamnan
berkurang 4. Berikan obat anti sakit 3. Meningkatkan
kenyamanan
 Ps mampu 4. Mengurangi nyeri dan
istirahan/tidur 5. Bantu pasien menemukan memungkinkan pasien untuk
posisi nyaman mobilisasi tampa nyeri
 Menggunakan tekhnik 6. Ajarkan penggunaan tehnik 5. Peninggin lengan
non farmakologi tanpa pengobatan (ct: relaksasi, menyebabkan pasie rileks
distraksi, massage, guidet 6. Meningkatkan relaksasi
imageri) dan membantu untuk
7. Tekan dada saat latihan menfokuskan perhatian shg dapat
batuk meningkatkan sumber coping
7. Memudahkan partisipasi
pada aktifitas tampa timbul rasa
b. Kelola analgetik tidak nyaman
c. Terapi relaksasi
d. Manajemen lingkungan
3. RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN
MEKANISME REGULASI/PENGATURAN

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

Manajemen cairan
o
NOC: Hidrasi, keseimbangan Hitung kebutuhan
cairan adekuat, selama cairan harian klien
dilakukan tindakan keperawatan
o Pertahankan intake
5x24 jam keseimbangan cairan
output tercatat secara adekuat
pasien adekuat o Monitor status
Indikator: hidrasi
 o
Urine output 30ml/jam Monitor nilai
 TTV dalam bataslaboratorium yang sesuai
normal o Monitor TTV
 Turgor kulit baik,
o Berikan cairan
membran mukosa lembab,secara tetap
urine jernih o Tingkatkan
masukan peroral
o Libatkan
 Memantau kondisi klien
keluargadalam membantu
terhadap perubahan status hidrasi
peningkatan masukan cairan
Monitoring cairan
1. Pantau keadaan
urine
2. Monitor nilai lab
urine
3. Monitor membran
mukosa, turgor, dan tanda haus
4. Monitor cairan per
IV line.
5. Pertahankan
pemberian terapi cairan peri infus.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO INFEKSI BD INDEKUAT PERTAHANAN
PRIMER ATAU IMONOSUPRESI
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Kontrol infeksi dan


kontrol resiko, setelah NIC: Perawatan luka
diberikan perawatan Aktifitas:
selama 3x24 jam tidak 1. Amati luka dari tanda2 1. Penanda proses infeksi
terjadi infeksi sekunder infeksi 2. Menghindari infeksi
dg: 2. Lakukan perawatan
Indikator: dengan tehnik aseptic dan
 Bebas dari tanda-tanda gunakan kassa steril untuk
infeksi merawat dan menutup luka 3. Mencegah infeksi
 Angka leukosit normal 3. Anjurkan pada ps utnuk
 Ps mengatakan tahu melaporkan dan mengenali tanda-
tentang tanda-tanda infeksi tanda infeksi 4. Mempercepat
4. Kelola th/ sesuai program penyembuhan

NIC: Kontrol infeksi


Aktifitas:
1. Batasi pengunjung 1. Mencegah infeksi sekunder
2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah INOS
sesudah merawat ps
3. Tingkatkan masukan gizi 3. Meningkatkan daya tahan
yang cukup tubuh
4. Anjurkan istirahat cukup
5. Pastikan penanganan 4. Membantu relaksasi dan
aseptic daerah IV membantu proteksi infeksi
6. Berikan PEN-KES tentang 5. Mencegah tjdnya infeksi
risk infeksi 6. Meningkatkan pengetahuan
ps

5. KERUSAKAN KOMUNIKASI VERVAL

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

 sete lah dilakukan


tindakan keperawatan NIC: perbaikan komunikasi
selama 5 hari pasien bisa
Aktifitas:
berkomunikasi dengan baik
1. libatkan keluarga untuk
membantu pasien mengerti
pembicaraan
2. anjurkan pasien untuk mengerti
pembicaraan
3. berikan pasien perintah sederhana
4. gunakan kata seerhana dan
kalimat pendek
5. saat berbicara dengan pasien tidak
dengan berteriak
6. berdiri/duduk di samping pasien
ketika berbicara dengan pasien
7. gunakan gerakan tangan saat
berkomunikasi dengan pasien
8. anjurkan pasien untuk mengulang
kata-kata
9. Berikan inforcemen positif

NIC: mendengar aktif


Aktifitas
1. tunjukkan perhatian terhadap
klien
2. Dorong klien untuk
mengekspresikan perasaannya
3. tunjukkan bahwa perawat
mengetahui dan sensitif terhadap emosi
klien
4. hati-hati terhadap sikap tubuh
yangdapat merupakan pesan non verbal
bagi klien
5. dengar dan rasakan pesan-pesan
yang tidak terekspresikan oleh klien
6. perhatikan nada, volume, tekanan
serta perubahan nada suara saat bebicara
dengan klien.
7. kaji arti dari pesan-pesan yang
disampaikan klien berdasarkan
perilaku/pengalaman masalalu dan
situasi saat ini.
8. berikan waktu bagi klien untuk
merespon sehingga dapat diketahui
tingkat pengertian.
9. berikan waktu bagi klien untuk
merespon sehingga dapat dapat
diketahui tingkatpengertian
10. klarifikasi pesan dengan
menanyakan kembali.

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN: KURANG PERAWATAN DIRI MAKAN, MANDI, BERPAKAIAN


DAN TOILETING BERHUBUNGAN DENGAN KELEMAHAN
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Perawatan diri : (mandi,


berpakaian), setelah NIC: Membantu perawatan diri
diberi motivasi pasien
perawatan selama 2x24 Aktifitas:
jam, ps mampu 1. Tempatkan alat-alat mandi
melakukan mandi dan disamping TT ps 1. Mempermudah jangkauan
berpakaian sendiri dg: 2. Libatkan keluarga dan ps 2. Melatih kemandirian
3. Berikan bantuan selama ps 3. Meningkatkan kepercayaan
Indikator:
 Tubuh bebas dari bau masih mampu mengerjakan
dan menjaga keutuhan kulit sendiri
 Menjelaskan cara
mandi dan berpakaian NIC: ADL berpakaian
secara aman Aktifitas:
1. Informasikan pd ps dlm 1. Memudahkan
memilih pakaian selama intervensi
perawatan
2. Sediakan pakaian di tempat
yg mudah dijangkau 2. Melatih
3. Bantu berpakaian yg sesuai kemandirian
4. Jaga privcy ps
5. Berikan pakaian pribadi yg 3. Menghindari
digemari dan sesuai nyeri bertambah
4. Memberikan
kenyamanan
5. Memberikan
kepercayaan diri ps

7. DX. GANGGUAN POLA TIDUR BD NYERI POST OP

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Tidur, istirahat, sehat. NIC:


Setelah dilakukan
1. Peningkatan tidur
tindakan keperawatan  pola tidur yang biasanya
selama 3x24 jam klien  Kaji aktifitas pola tidur
secara individu, dapat
dapat terpenuhi klien
dikumpulkan melalui pengkajian
kebutuhan tidurnya  Jelaskan tentang pentingnya yg komprehensif dan holistic,
dg Indikataor: tidur yang cukup selama sakit, dibutuhkan untuk menentukan
 Jumlah jam tidur cukup terapi. penyebab gangguan
 Pola tidur normal  Monitor pola tidur dan catat
 Kualitas tidur cukup keadaan fisik, psikososial yang
 Tidak sering terbangun menggangu tidur
 Merasa segar setelah  Tambah jam tidur bila perlu
bangun tidur  Diskusikan pada klien dan  suara yang berlebihan
 Bangun pada waktu keluarga tentang tehnik dapat menyebabkan gangguan
yang direncanakan peningkatan pola tidur. tidur
2. manajemen lingkungan
 TTV dalam batas  batasi pengunjung
normal  jaga lingkungan dari bising
Skala:  tidak melakukan tindakan
1. sangat bermasalah keperawatan pada saat klien
2. bermasalah tidur
3. sedang 3. mengurangi cemas  kecemasan dan depresi
4. sedikit bermasalah  tentukan tingkat kecemasan biasanya terjadi pada orang tua
5. tidak bermasalah dan dapat menyebabkan
imsomnia.
 latihan relaksasi  Relaksasi dapat membantu
klien mengurangi kecemasan

Anda mungkin juga menyukai