KEPERAWATAN
MATERNITAS
DI POLIKLINIK KEBIDANAN
RSUD BANYUMAS
Dosen pengampu :
Bu widya, Skp. Mkes,. Bu Weny, Skp,. Bu Ulfa, Skp,NS
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SRI SUPARTI
NIM : 03 / 167861 / EIK / 00311
I. PENGERTIAN
Kehamilan adalah hasil dari konsepsi / pembuahan antara ovum (sel telur) oleh
spermatozoon (sel mani) kemudian akan terjadi nidasi dan plasentasi (Rustam
Mochtar,1998).
II PATOFISIOLOGI
Wanita mengalami Laki-laki mengalami
peristiwa oogenesis peristiwa spermatogenesis
menghasilkan ovum menghasilkan sperma
terjadi pembuahan
zygote
pembelahan
morula
blastula
RSUD BANYUMAS
Dosen pengampu :
Bu widya, Skp. Mkes,. Bu Weny, Skp,. Bu Ulfa, Skp,NS
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SRI SUPARTI
NIM : 03 / 167861 / EIK / 00311
I. Pengertian :
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
bulan letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta tenaga ibu. (Saifuddin,
2002).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar
melalui jalan lahir. Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke duania luar ( Hanifa Wiknjosastro, 1999).
II. Etiologi Persalinan
Banyak teori yang yang menyebutkan tentang penyebab persalinan antara lain
adalah :
1. Faktor hormonal ( penurunan kadar estrogen dan progesterone).
2. Pengaruh prostaglandin.
3. Struktur uterus dan sirkulasi uterus.
4. Pengaruh syaraf, dan nutrisi disebut sebagai faktor yang mengakibatkan
partus mulai.
5. Perubahan biokimia.
Menurunnya kadar progesterone dan esterogen 1-2 minggu sebelum partus akibat
“plasenta menjadi tua”. Prostaglandin yang meningkat selama kehamilan dari minggu
ke 15 sampai dengan aterm. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot uterus. Teori berkurangnya nutrisi pada janin yang
berakibat hasil konsepsi akan segera dikeluarkan (Sarwono, 1994).
III. BENTUK-BENTUK PERSALINAN:
1. Persalinan spontan. Adalah persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri.
2. Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan buatan tenaga lain.
3. Persalinan anjuran adalah kekuatan yang diperlukan untuk persalinanyang
ditimbulkan dari luar oleh rangsangan ( Sarwono, 1994).
IX Fisiologis Persalinan :
1. Penurunan Hormon Estrogen & progesteron 1-2 mgg pre-partus.
2. Tuanya placenta.
3. Penekanan kpl janin
4. Distensi rahim
5. Penurunan estrogen & progesterone
6. Penekanan ganglion
7. Iskemia otot rahim servikal
8. Kekejangan pembuluh darah
9. Gg.sirkulasi Utero placenta
Resiko Injuri
Metabolisme His/Kontraksi rahim Maternal-Fetal
Anaerob
Nyeri
Kepala lahir Saluran nafas
terhalang lendir
dan air ketuban
Penyesuaian Seluruh badan bayi
suhu lahir
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifudin, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal, Penerbit YBPSP, Jakarta
Saifudin AB, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal, YBPSP, Jakarta
IITERVENSI KEPERAWATAN:
Kala I :
1. Nyeri Akut b.d faktor mekanik persalinan.
NOC : Kontrol Nyeri
Indikator / Client Outcome :
Menggunkan skala nyeri untuk mengidentifikasi perubahan tingkat intensitas
nyeri, durasi dan menilai tujuan kenyamanan / fungsi yang dicapai.
Menggambarkan bagaimana mengatasi nyeri
Menggambarkan dan mendemonstrasikan metode non farmakologik yang
dapat digunakan untuk mengontrol nyeri.melaporkan bahwa manajemen nyeri
akan menurunkan nyeri ke tingkat yang diharapakan / keadaan pasien rileks.
NIC : 1. Manajemen Nyeri, manajemen lingkungan.
Aktivitas :
Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas nyeri serta fajtor
pencetusnya.
Amati respon non verbal pada ketidaknyamanan, terutama ketidakmampuan
dalam mengungkapkan ketidaknyamanan.
Berikan informasi tentang nyeri yang terjadi (penyebab, berapa lama nyeri ni
akan berlangsung)
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (suhu, ruangan, sinar, kebisingan)
Kurangi faktor pencetus yang meningkatkan nyeri (ketakutan, kelelahan dan
kurang pengetahuan)
Ajarklan teknik mengurangi nyeri non farmakologik (relaksasi, gg imajeri,
distraksi).
Kaji secara terus menerus keefektifan tindakan mengontrol nyeri yang
digunakan pada saat merasakan nyeri.
Dukung pasien untuk mengungkapkan nyeri yang dialaminya
Kolaborasi dokter, jika tindakan yang dilakukan todak berhasil mengurangi
nyeri.
Berikan privacy dan ijinkan keluarga untuk mendampingi pasien.
Kala II :
1. Nyeri Akut b.d factor mekanik persalinan
NOC : Pain Control
Nyeri pasien Selma persalinan dapat ditoleransi
Pasien melaporkan perasaannya dalam mengontrol nyeri.
NIC : Manajemen nyeri
Tanya pasien untuk menggambarkan pengalaman tentang nyeri dan metode
yang efektif untuk mengatasi nyeri
Anjurkan pasien unutk merilekskan otot dasar pelvis selama kala II
Anjurkan pasien untuk merilekskan semua spinkter, mulut, bibir dan rahang.
Berikan informasi tentang nyeri (penyebab, kapan akan berakhir)
Ajarkan penggunaan teknik tanpa pengobatan (relaksasi, distraksi, massage,
guided imageri)
Kaji faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien karena
ketidaknyamanan (ruangan, temperatur, bising, cahaya)
Kurangi faktor pencetus yang meningkatkan nyeri yang dialami (kelelahan,
kecemasan dan kurang pengetahuan)
Ijinkan keluarga untuk mendampingi pasien dan memberi dukungan.
3. Bersihan jalan fetal nafas tidak efektif b.d mucus dan air ketuban berlebihan
serta posisi tidak tepat.
NOC : Respiratory Status : Airway Patency
Indikator / CO : pasien mempertahankan kepatenan jalan nafas
NIC : Airway Patency, suctionning
Aktivitas :
Hisap mulut dan nasofaring dengan penghisap lender/ suction sesuai
kebutuhan.
Tekan bulb sebelum memasukan dan menginspirasi faring, kemudian hidung
unutk mencegah aspirasi cairan
Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
Posisikan bayi miring kekanan setelah memebrikan makan unutk mencegah
aspirasi
Lakukan sesedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan
sediakan oksigen unutk digunakan bila terjadi distress pernafasan
Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu
Observasi adanya tanda-tanda distress pernafasan dan laporkan dengan segera
adanya ( takipnoe, stridor/mengorok, bunyi nafas abnormal, pernafasan
cuping hidung, cianosis atau pucat)
Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk memungkinkan
ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari terlalu panas.
Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau sesuai
indikasi.
Periksa kepatenan jalan nafas.
4. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh fetal b.d perubahan suhu dan control
suhu yang immature.
NOC : Bayi memepertahankan suhu tubuh yang stabil
NIC :
Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya.
Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
Ukur suhu bayi pada saat tiba ditempat perawatan atau kamar bayi, lakukan
sesuai kebijakan RS mengenai metode dan frekuensi pemantauan.
Pertahankan temperatur ruangan antara 24,5-25,5 derajat celcius dan
kelembaban sekitar 40% samapai 50%.
Berikan mandi awal lewat kebijakan RS (cegah menggigil pada bayi selama
mandi, tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilitas suhu tubuh, beri
pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut atau tutupi dengan
selimut)
Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi maslah
Hangatkan semua objek yang digunakan unutuk memeriksa atau menutupi
bayi
Jaga agar bayi jauh dari jendela, AC, atau kipas angina
Waspada terhadap tanda hipotermi atau hipertermi.
Kala III :
1. Resiko Infeksi b.d trauma jaringan jalan lahir
NOC : Kontrol risiko dan deteksi resiko
Indikator : Bebas dari tanda dan gejala infeksi, tanda vital dalam batas normal, pasien
mendemontrasikan tindakan hygiene yang tepat seperti cuci tangan
NOC : Status Maternal
Indikator : Mendemontrasikan tinadakan hygiene seperti perawatan perineal, Uterus
lunak dan tidak nyeri tekan
NIC : Kontrol Infeksi
Aktivitas :
Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti : kemerahan , hangat,
adanya kenaikan suhu tubuh.
Kaji suhu tubuh setiap 4 jam
Catat dan laporkan setiap hasil lab.
Anjurkan untuk intake (M / M )yang cukup dan adekuat
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Pakai sarung tangan sebagai perlindungan
Kala IV :
1. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan pada maternal
NOC : Tingkat nyeri, Kontrol Nyeri, tingkat kenyamanan
Indikator :
menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat dan intensitas nyeri
m enggambarkan bagaimana mengatasi nyeri
menggambarkan dan mendemonstrasikan metode non farmakologik yang
dapat digunakan untuk mengontrol nyeri.melaporkan bahwa manajemen nyeri
akan menurunkan nyeri ke tingkat yang diharapakan / keadaan pasien rileks.
NIC : Manajemen Nyeri, Kontrol nyeri
Aktivitas :
Kaji respon nyeri pasien.
Kontrol lingkungan pasien yang dapat memberikan kenyamanan bagi pasien :
suhu, cahaya, dan suara-suara di sekitar lingkungan.
Mengurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri : takut, cemas dan
kurang pengetahuan.
Ajarkan teknik non farmakologi : guided imagery message, rileks.
Monitor manajemen nyeri pasien pada interval tertentu.
Ajarkan pasien dan keluarga pasien untuk memonitor intensitas nyeri, kualitas
dan durasi nyeri.
Monitor tanda vital.
Kolaborasi pemberian analgetik dan monitor efek samping obat.
RSUD BANYUMAS
Dosen pengampu :
Bu widya, Skp. Mkes,. Bu Weny, Skp,. Bu Ulfa, Skp
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SRI SUPARTI
NIM : 03 / 167861 / EIK / 00311
I. Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal).
Masa Puerperium atau masa nifas mulai setelah patus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti sebelum ada kehamilan dalam wakyu 3 bulan. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)
Masa nifas adalah masa pulih kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 mg
(Rustam Mochtar, 1998).
NIFAS dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini : kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri, berjalan, dg
istilah agama dianggap telah bersih & boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial : Alat-alat genetalia telah pulih menyeluruh (6-8 mg).
3. Remote puerperium : Waktu yg diperlukan u/ pulih & sehat sempurna,
terutama yg mengalami komplikasi, bisa berminggu-minggu / berbulan-bulan
(Rustam,1998).
II. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
A. Menjaga kesehatan ibu & bayinya, baik secara fisik / psikologi.
B. Melaksanakan skrening yg komprehensif, deteksi masalah,mengobati /
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
C. Memberikan penkes tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, hygienis,
menyusui dan perawatan diri. (Saifudin, 2002).
III. PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGIS IBU NIFAS.
NIC :
1. Pertolongan menyusui
Berikan kesempatan pada ibu untuk menyusui dengan segera
Monitor kemampuan bayi untuk menghisap
Dorong ibu untuk bertanya untuk pertolongan menyususi dengan segera dibantu
perawat.
Monitor kemampuan bayi dalam mencapai putting susu
Jelaskan pada ibu tentang posisi yang tepat saat menyususi
Jelaskan teknik yang tepat untuk menghentiukan penghisapan
Jelaskan tentang perawatan putting susu agar tidak lecet.
Ajarkan ibu cara menyendawakan bayi
Jelaskan pada ibu tanda-tanda bayi lapar
Anjurkan ibu untuk banyak minum
Anjurkan untuk memakai bra yang nyaman
Dorong ibu untuk banyak istirahat
2. Konseling laktasi
Kaji pengetahuan dasar tentang menyususi
Ajarkan pasien tentang menyusui
Berikan informasi tentang keuntungan dan kerugian bila tak menyusui
Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
Evaluasi pemahaman ibu tentang isyarat menyusui bayi
Tentukan frekuensi menyusui
Monitor ketrampilan ibu membimbing bayi ke putting.
Anjurkan perawatan putting bila perlu